PAROTITIS.docx
-
Upload
lisa-yulismi-zamyurlyn -
Category
Documents
-
view
62 -
download
0
Transcript of PAROTITIS.docx
![Page 1: PAROTITIS.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082407/55cf9a1a550346d033a07a76/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB II
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama : An. F
Usia : 7 tahun
Jenis kelamin : Laki – laki
Agama : Islam
Alamat : Tahtul Yaman
Latar Belakang Sosio-ekonomi-demografi-lingkungan-keluarga
a. Anak ke : 1 (pertama)
b. Jumlah anak/saudara : 1 orang saudara
c. Status ekonomi keluarga : Menengah bawah
d. Kondisi Rumah :
Pasien tinggal di sebuah rumah panggung papan. Rumah memiliki 3 kamar, masing-
masing berukuran kira-kira 3x4 meter.
Aspek Psikologis di Keluarga
Hubungan dengan orang tua dan antar saudara baik. Pasien saat ini sedang bersekolah
di sekolah Dasar. Orang tua pasien mempunyai pekerjaan seorang buruh dan ibu rumah
tangga.
ANAMESIS
Keluhan Utama :
Timbul benjolan di bawah rahang sebelah kiri sejak 5 hari yang lalu.
Riwayat Perjalanan Penyakit :
Sejak 3 hari yang lalu pasien terkena demam tinggi naik turun, muntah muntah 2x
sehari isi muntahan makanan, os mengeluhkan perutnya sakit, dan badan terasa lemas.
Namun pasien diberikan ibu obat penurun panas demam dan pasienpun ada perubahan dan
tidak sering demam terlalu tinggi. Pasienpun mersakan dileher kirinya ada benjolan yang
kecil. Pasien sering memegangnya diakrenakan mengganggu.
1
![Page 2: PAROTITIS.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082407/55cf9a1a550346d033a07a76/html5/thumbnails/2.jpg)
Sekarang pasien datang dengan keluhan benjolan di leher semakin besar dan opasien
mengeluh nyeri saat disentuh, os juga susah makan kerana nyeri pada saat menelan, juga
kadang tersa demam dan pegal pegal ditubuh. BAK BAB normal tidak ada keluhan.
Riwayat Penyakit Dahulu
- Pasien mempunyai riwayat sering batuk pilek .
- Pasien tidak pernah mengalami penyakit ini sebelumnya.
- Keluarga pasien tidak ada yang menderita sakit Gondongan.
I. Pemeriksaan Fisik :
Keadaan Umum
1. Keadaan sakit : tampak sakit sedang
2. Kesadaran : compos mentis
3. Suhu : 36,8 °C
4. Nadi : 72 x/menit
5. TD : 120/70 mmHg
6. Pernafasan
- Frekuensi : 18 x/menit
- Irama : reguler
- Tipe : thorakoabdominal
7. Berat badan : 23 Kg
8. Tinggi badan : 120 cm
9. Kulit
- Turgor : baik
- Lembab / kering : lembab
- Lapisan lemak : ada
Pemeriksaan Organ
- Kepala
Bentuk mesocephal, rambut warna hitam, sukar dicabut
- Mata
Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), isokor
2
![Page 3: PAROTITIS.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082407/55cf9a1a550346d033a07a76/html5/thumbnails/3.jpg)
- Telinga
Nyeri tekan (-), bengap (-), berdenging (-)
- Hidung
Hidung terasa tersumbat (-), bersin bersin (-), terasa ada lendir yang tertelan (-),
- Mulut
Mukosa basah (+), sianosis (-)
- Leher :
Pembesaran kelenjar submandibularis (-/+), nyeri telan (+), nyeri tekan (+)
- Thorax
Bentuk : normochest, retraksi (-)
Cor :
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis kuat angkat
Perkusi : batas jantung kesan tidak melebar
Auskultasi : BJ I-II intensitas normal, regular, bising (-)
Pulmo :
Inspeksi : Pengembangan dada kanan = kiri
Palpasi : Stem fremitus kanan = kiri
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Ekspirasi memanjang, Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
- Abdomen
Inspeksi : Dinding perut datar
Palpasi : Lemas, turgor kembali cepat, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan
epigastrium (+)
Perkusi : Timpani
Auskultasi : bising usus normal
- Ekstremitas
Atas : Edema (-), akral hangat, kekuatan otot 5 – 5
Bawah : Edema (-), akral hangat., kekuatan otot 5 – 5
3
![Page 4: PAROTITIS.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082407/55cf9a1a550346d033a07a76/html5/thumbnails/4.jpg)
II. Pemeriksaan Penunjang
- Darah Rutin
- Ultrasonography Leher
III.Diagnosis Kerja
Parotitis sinistra
IV. Diagnosis Banding
- Limfadenitis servikalis
- Tumor parotitis
V. Manajemen
1. Promotif :
- Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit yang dapat kambuh bila pasien
tidak menjaga kondisi tubuh dengan baik
- Menyediakan obat penurun panas di rumah
2. Preventif :
- Tidak mengganggu apapun benjolan yang timbul mendadak pada tubuh.
- Mengkompres dengan air hangat bile mebesar dan terasa sakit
3. Kuratif :
- Non Farmakologik
Mengkompres air hangat
- Farmakologik
Paracetamol tab 500 mg x 3
Chlorpheniramin maleat 4 mg ; 3 x 1 tab
Dexametason tab 3x1 tab
Acyxclovir tab 3x1
4
![Page 5: PAROTITIS.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082407/55cf9a1a550346d033a07a76/html5/thumbnails/5.jpg)
- Tradisional
Mengkonsumsi buah buahan yang mengandung Vit. C
Meningkatkan asupan bergizi, sayur buah dan makanan bayak
serat.
Mengkompres dengan daun jarak
4. Disability Limitation
Pasien telah menggunakan kartu jamkesmas sehingga mampu berobat.
5. Rehabilitatif :
- Minum obat sesuai anjuran.
- Jika sakit semakin bertambah berat, maka segera ke RS.
5
![Page 6: PAROTITIS.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082407/55cf9a1a550346d033a07a76/html5/thumbnails/6.jpg)
Dinas Kesehatan Kota Jambi
Puskesmas Olak Kemang
Kelurahan Olak Kemang Kecamatan Pelayangan
Dokter : Yulismi
SIP : No. 1022/SIK/2013
Tanggal: Oktober 2013
R/ Paracetamol 500 mg no.XV
S3ddtab1
R/ CTM 4 mg tab no. XV
S3ddtab1
R/ Acyxclovir Tab 500mg no. XV
S3dd tab 1 _____
R/ Dexametason tab no. XV
S3ddtab 1
Pro : An. F Umur : 8 tahun
Alamat: Tahtul Yaman
6
![Page 7: PAROTITIS.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082407/55cf9a1a550346d033a07a76/html5/thumbnails/7.jpg)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Parotitis adalah penyakit infeksi kelenjar ludah akut, sangat menular dengan
pembesaran kelenjar ludah dan nyeri terutama kelenjar parotis.3
Anatomi
Glandula parotidae merupakan kelenjar saliva terbesar. Bersama sepasang glandula
submandibularis dan sublingualis serta banyak kelenjar kecil yangtersebar di dalam rongga
mulut membentuk glandulae salivatoriae. Kelenjar parotis terletak dibawah meatus acusticus
ekternus dan terletak dalam suatulekukan di belakang ramus mandibula dan di depan
m.sternocleidomasteideus. Kelenjar parotis diselubungi oleh kapsula jaringan ikat. Duktus
parotideus bemuara ke dalam vestibulum oris, pada sebuah papilla kecil, di depan gigimolar
kedua atas. Glandula submandibularis tersusun dari campuran kelenjar serosa danmukosa.
Sebagian kelenjar tertutupi oleh corpus mandibula. Terdiri dari bagian superficial yang besar
dan bagian profunda yang kecil. Duktus submandibularis muncul dari ujung anterior pars
profundus, bermuara kedalam mulut pada suatu papilla kecil yang terletak di samping
frenulumlinguae. Glandula sublingual merupakan kelenjar terkecil dari glandula salivaria.
Tersusun atas kelenjar serosa dan mukosa. Terletak di bawah membrane mukosa dasar mulut
dekat garis tengah. Duktus sublingualis berjumlah 8-20 buah. Sebagian besar bermuara ke
dalam mulut pada puncak plica sublingualis, tetapi sebagian kecil dapat bermuara ke dalam
duktus submandibularis.7
7
![Page 8: PAROTITIS.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082407/55cf9a1a550346d033a07a76/html5/thumbnails/8.jpg)
ETIOLOGI
Parotitis disebabkan oleh kelompok paramiksovirus, yang juga mencakup
parainfluenza, dan campak. Virus RNA ini berantai tunggal yang terbungkus dalam selubung
protein dan lemak. Secara antigen virus ini berkaitan eratdengan virus influenza yang kadang
kadang membingungkan pemeriksaan serologi. Diameter virion kira kira 150 RNA. Virus
memiliki hemolisin,neuromidase dan hemaglutinin. Virus parotitis dapat diperbanyak dalam
berbagai biakan sel dan dalam telur berembrio 4.
EPIDEMIOLOGI
Penyebaran parotitis ada pada kebanyakan populasi perkotaan. Virustersebar dari
manusia dengan kontak langsung, tetes-tetes yang di bawa udara, benda yang terkontaminasi
ludah dan kemungkinan dengan urin. Virus initersebar keseluruh dunia. 85% infeksi terjadi
pada anak kurang dari 15 tahun, biasanya 5 – 10 thn dan mengenai laki laki dan perempuan
secara sama.Diperkirakan sampai 40% kasus subklinis, tidak menimbulkan pembekakan
parotis sehingga sulit dikenal4.
8
![Page 9: PAROTITIS.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082407/55cf9a1a550346d033a07a76/html5/thumbnails/9.jpg)
PATOGENESIS
Terdapat dua teori pathogenesis parotitid, yaitu 3 :
1. Virus masuk melalui mulut ke dalam duktus stenson kelenjar parotis dan terjadi
multiplikasi pertama pada kelenjar ini, kemudian diikutioleh viremia umum dan
lokalisasi. Organ yang dituju adalah testis,ovarium, pancreas, tiroid, ginjal, jantung atau
otak.
2. Replikasi primer terjadi dalam epitel permukaan saluran napas, kemudian diikuti oleh
viremia umum dan lokalisasi serentak dalam kelenjar saliva dan alat tubuh lainnya.
Pembengkakan kelenjar parotitis yang terinfeksi mungkin terjadi sebagai akibat dari
suatu reaksi hipersensitivitas terhadap virus yang sedang bermultiplikasi secara lokal.
Hanya terdapat sedikit keterangan mengenai lesiyang terjadi akibat parotitis pada
manusia. Pada kenyataannya, asinus kelenjar parotis masih tetap dipertahankan dengan
baik, hanya terdapat edema periduktal dan infiltrasi limfosit ke dalam jaringan ikat.
Kerusakan utama terjadi di sel epitel disertai sejumlah sel polimorfonuklear didalam
lumensehingga terjadi dekuamasi epitel yang sempurna dan lumen yang membesar
berisi debris. Pada sejumlah sel epitel terdapat pembengkakan sitoplasma,tetapi jarang
mengandung badan inklusi basofilik yang besar.2
MANIFESTASI KLINIK
Masa inkubasi parotitis berkisar antara 14 – 24 hari. Masa prodormal ditandai dengan
perasaan lesu, rasa nyeri pada otot terutama otot daerah leher, sakit kepala, nafsu makan
turun dan diikuti pembesaran cepat satu atau dua kelenjar parotis serta kelenjar ludah yang
lain. Pembesaran kelenjar disertairasa sakit dan akan membengkak secara khas yaitu dimulai
dengan pengisisan ruangan di antara batas belakang tulang rahang bawah dan tulang mastoid,
kemudian meluas dalam bentuk bulan sabit ke bawah 10dsorb depan, karena perluasan ke
atas dibatasi oleh tulang zygomatikus 3. Edema pada kulit dan jaringan lunak biasanya meluas
dan mengaburkan batas pembengkakankelenjar sehingga pembesaran tersebut lebih dapat
dinilai berdasarkan penglihat dan perabaan. Pembengkakan dapat terjadi dengansangat cepat,
mencapai besar maksimal dalam jangka waktu beberapa jamsaja, meskipun biasanya
mencapai puncak pembengkakan dibutuhkan waktu1-3 hari. Jaringan yang membengkak
akan mendorong cuping telinga ke atasdan keluar sehingga sudut rahang bawah tidak terlihat
9
![Page 10: PAROTITIS.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082407/55cf9a1a550346d033a07a76/html5/thumbnails/10.jpg)
lagi. Pembengkakanakan mereda pelahan lahan dalam waktu 3-7 hari, tetapi kadang kadang
dapat berlangsung lama6. Daerah yang mengalami pembengkakan terasa lunak dan nyeri,
perasaannyeri dibangkitkan terutama ketika mencicipi cairan asam seperti sari jeruk atau
cuka. Kulit kemerahan dan pembengkakan sering terjadi di sekitar muaraduktus stenosi.
Bersamaan dengan pembengkakan kelenjar parotis dapatterjadi edema laring dan paaltum
molle sehingga mendorong tonsil kea rahtengah. Dapat ditemukan pula edema di atas
manubrium sterni serta dindingdada bagian atas yang mungkin terjadi akibat bendungan
cairan limfatik. Pembengkakan kelenjar parotis biasanya disertai oleh demam yang tidak
begitu tinggi tetapi sering diketemukan pula suhu badan yang normal. Tidak terdapat
hubungan antara luasnya pembengkakan dengan derajat demam yang diderita2.
Pembesaran kelenjar submandibular sering pula dijumpai dan biasanya menyertai atau
menyusul pembengkakan kelenjar paotis.
Pembengkakan menempuh dua pola, yaitu :
1. Berbentuk lonjong yang meluas kearah depan dan bawah mulai dari sudu ttulang rahang
bawah.
2. Berbentuk setengah lonjong yang meluas secara langsung kearah bawah.Kemerahan dan
pembengkakan pada muara duktus Wharton sering menyertai pembengkakan tersebut.
Pembengkakan kelenjar sublingual paling jarang terjadi, tetapi jika terjadi
pembengkakan biasanya akan mengenai kedua sisiyang dapat dilihat pada daerah
submental dan dasar mulut.
DIAGNOSIS
Diagnosis parotitis ditegakkan berdasarkan anamnesis, gejala klinis, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang.
Anamnesis
Walaupun tidak spesifik, secara umum penderita parotitis mengalami :
a. Ada riwayat keluarga atau tetangga yang juga menderita parotitis.
b. Riwayat imunisasi yang tidak adekuat.
c. Rasa sakit dan pembengkakan pada kelenjar parotis.
10
![Page 11: PAROTITIS.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082407/55cf9a1a550346d033a07a76/html5/thumbnails/11.jpg)
d. Terdapat nyeri telan
e. Malaise, anoreksia dan demam dapat terjadi.
Gejala Klinis
Gejala klinis dapat berupa:
a. Panas ringan sampai tinggi
b. Keluhan nyeri di daerah parotis salah satu atau kedua sisi disertai pembesaran
kelenjar.
c. Keluhan nyeri otot terutama di daerah leher, sakit kepala dan rasa malas.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada pasien parotitis akan didapatkan antara lain :
1. Pada inspeksi terlihat pembengkakan dan eritm pada kulit leher, baik unilateral
maupun bilateral.
2. Kelenjar parotisyang mengalami inflmasi biasanya teraba kenyal.
3. Kelenjar submandibularis dan sublingualis juga mengalami pembengkakan.
4. Adanya nyeri telan
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk membantu penegakan diagnosis parotitis
antara lain:
CT scan dan MRI
CT scan dan MRI dapat digunakan untuk menentukan ukuran, bentuk dan kualitas
pembengkakan dan digunakan terutama untuk membedakan massa padat dan kistik. CT scan
juga digunakan bila dicurigai adanya komplikasi meningoencepalitis.
11
![Page 12: PAROTITIS.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082407/55cf9a1a550346d033a07a76/html5/thumbnails/12.jpg)
Sialography
Memperlihatkan anatomi dari duktus parotis
Ultrasound
Lebih non invasive sialography, digunakan untuk membedakan massa padat dan cairan dalam
glandula parotisd. Isolasi virusVirus parotitis dapat diisolasi dari saliva, cairan serebrospinal
atau urinyang dikumpulkan 4 hari setelah permulaan sakit. Setelah pemberian antibiotic,
bahan diinokulasikan ke dalam biakan sel ginjal monyet.
DIAGNOSIS BANDING
Pada umumnya diagnosis klinik parotitis mudah ditegakkan, tetapi pada kasus tertentu
perlu dibedakan dengan penyakit lain yang member gambaran klinis hampir sama, yaitu :
1. Parotitis supurative, pada penyakit ini sering terjadi pengeluaran nanahdari dalam
kelenjar parotis bila dilakukan penekanan dan terjadileukositosis.
2. Kalkulus saliva, akibat sumbatan saluran kelenjar parotis yangmenyebabkan
pembengkakan interminten.
3. Sialolithiasis (batu parotis), gejala yang ditimbulkan diantara pembesarkan kelenjar
parotis yang berlangsung lambat dan terus menerus disertai perasaan nyeri yang
ringan sampai berat.
4. Limfadenitis preaurikuler atau servikal anterior karena sebab apapun.
5. Tumor parotis, ditandai dengan pembesaran kelenjar parotis yang berlangsung cepat
dan progresif, umumnya unilateral dan tidak disertairasa nyeri.
6. Sjorgen`s syndrome (Parotitis, keratokonjuntivitis, tidak adanya air mata)
PENATALAKSANAAN
Dalam pengobatan parotitis, terapi yang dianjurkan adalah terapi konservatif.
Perhatian yang adekuat terhadap hidrasi dan alimentasi sangat penting. Pasien bisa
mengalami kesulitan dengan makanan asam. Diet harus ringan dengan banyak mengadung
cairan.
12
![Page 13: PAROTITIS.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082407/55cf9a1a550346d033a07a76/html5/thumbnails/13.jpg)
Kadang kadang perlu analgetik untuk sakit kepala yang hebat atau ketidaknyamanan
yang disebabkan oleh parotitis. Mungkin pada orchitis perlu analgetik yang lebih kuat lagi.
Muntah jarang menjadi berat hingga membutuhkan cairan intravena. Namun, pada kejadian
ini kehilangan elektrolit harus digantiPasien yang dirawat di rumah sakit harus diisolasi
selama 9 hari sesudah mulainya pembengkakan. Juga dianjurkan interval istirahat yang sama
dirumah bagi anak sekolah.
KOMPLIKASI
Viremia bertanggung jawab atas manifestasi klinis infeksi parotitis padaorgan lain
selain kelenjar ludah.
1. Orchitis
Merupakan komplikasi yang paling ditakutkan pada laki laki. Lesi ini jarang terjadi
pada anak laki laki prepubertas tetapi sering ditemukan pada remaja dewasa, terjadi
pada 14-35% kasus. Orchitis biasanya terjadi sekitar delapan hari setelah gejala awal
parotitis tetapi dapat pula terjadi sebelum atau tanpa didahului gejala awal parotitis.
Orchitis paling sering terjadi unilateral, tapi pernah dilaporkan 17-38% terjadi
bilateral. Testis yang terserang berwarna merah, edema dan terasanyeri. Lama
penyakit rata-rata empat hari. Setelah orchitis dapat terjadiatropi dan kemandulan
timbul terutama pada orchitis bilateral.
2. Meningoensefalitis
Merupakan komplikasi yang sering terjadi selam masa anak-anak.Laki-laki terserang
3-5 kali lebih sering daripada perempuan.
Pathogenesis meningoensefalitis yang disebabkan parotitis digambarkan
sebagai suatu infeksi primer pada neuron oleh virusmaupun sebagai suatu ensefalitis
paska infeksi disertai demielinisasi. Pada tipe pertama, parotitis sering muncul pada
saat yang menyusul ensefalitis. Pada tipe kedua, ensefalitis menyusul rata-rata 10 hari
setelah terjadi parotitis. Parotitis dianggap sebagai penyebab terjadinya stenosis
aquaduktus dan hidrosephalus pada anak.
Gambaran klinis menigoensefalitis sama dengan oleh penyebab lain. Pada
awal penyakit, virus parotitis dapat diisolasi dari cairanserebrospinal.
13
![Page 14: PAROTITIS.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082407/55cf9a1a550346d033a07a76/html5/thumbnails/14.jpg)
3. Ooforitis
Dijumpai pada sekitar 7% dari semua kasus perempuan berusia prepubertas. Pada
ooforitis tidak terbukti terjadinya ganguan kesuburan.
4. Pankreatitis
Keterlibatan pancreas jarang terjadi, tetapi infeksi ringan atau subklinismungkin lebih
banyak terjadi. Keadaan ini dapat terjadi tanpa berkaitan dengan manifestasi pada
kelenjar ludah dan didiagnosis secara keliru sebagai gastroenteritis. Rasa nyeri
episgartrium dan nyeritekan memberikan petunjuk dugaan penyakit tersebut. Dapat
disertaidemam, menggigil, muntah, malaise. Pemeriksaan kadar lipase serumdapat
menolong menegakkan diagnosis.
5. Tiroiditis. Jarang ditemukan pada anak, tetapi pembengkakan difus dengan nyeri
tekan dapat terjadi kurang lebih satu minggu setelah parotitis, disusul oleh
pembentukan antibody antitiroid.
6. Miokarditis
Manifestasi pada jantung yang berat sangat jarang ditemukan, infeksiringan yang
menyerang miokardium mungkin lebih sering terjadi dansering kali diabaikan.
Perubahan EKG yang dapat ditemukan adalahdepresi segmen ST. keterlibatan jantung
pada parotitis dapat menerangkan timbulnya rasa nyeri prekordial, bradikardi serta
kadang-kadang perasaan letih.
7. Ketulian
Ketulian saraf yang terjadi setelah parotitis mungkin bersifat unilateralatau jarang
dapat pula bilateral. Meskipun kejadian ini memperlihatkan insidensi yang rendah
tapi parotitis dianggap sebagai penyebab ketulian saraf unilateral. Gangguan ketulian
dapat timbul secara mendadak atau perlahan lahan dan dapat bersifat sementara atau
menetap.
PROGNOSIS
Penderita parotitis akan mendapatkan imunitas seumur hidup apabila sembuh.
14
![Page 15: PAROTITIS.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082407/55cf9a1a550346d033a07a76/html5/thumbnails/15.jpg)
PENCEGAHAN
Pencegahan aktif yaitu dengan memberikan vaksinasi virus parotitisepidemika yang hidup
tetapi telah dilemahkan. Vaksin umum yangdiberikan adalah dalam bentuk kombinasi MMR
( mumps, measles, rubella). Vaksin MMR mulai diberikan pada umur 12-15 bulan dan
pemberianulangan diberikan pada usia 4-6 tahun, jika pemberian ulangan tidak
memungkinkan untuk dilakukan, sebaiknya diberikan sebelum usia 12tahun.
Dosis pemberian vaksin parotitis pada anak :
a. Dosis pertama : 0,5 ml subkutan pada usia 12-18 bulan.
b. Booster diberikan dua kali dengan dosis : 0,5 ml subkutan pada usia 4-
6tahun, dengan rentang waktu 4-6 minggu.
c. Catch Up dose : jika sebelumnya tidak diimunisasi pada usia 6 tahun,
berikan 2 dosis 0,5 ml subkutan dengan rentang waktu 4-6 minggu.
Kontraindikasi pemberian vaksinasi MMR adalah:
a. Anak sakit, baik itu dengan ataupun tanpa demam
b. Anak dengan riwayat atopic
c. Pasien dengan imunodefisiensi
d. Wanita hamil
e. Penderita kanker yang mempengaruhi sumsum tulang atau system limfe.
15
![Page 16: PAROTITIS.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082407/55cf9a1a550346d033a07a76/html5/thumbnails/16.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
1. Abbas Merdjani, 2002. “Parotitis Epidemika”, Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Anak :infeksi dan penyakit tropis ; Balai Penerbit FKUI Jakarta
2. Anonim, 2005, “Pediatric Clinical Practice Guideline for Parotitis”, diambil dari
http://www.hc-sc.gc.ca/fnisah-spnia/pubs/services/2001pedguide/chap18beng.php
3. Anonim,2008.”parotitis”,diambil darihttp://www.wikipedia.com/parotitis.htm
4. Brunell A. Philip, 1995. Buku Ajar pediatric Rudolph. Ed 20, Jakarta, EGC.
5. Jerry W. Templer, 2008. “Parotitis” diambil dari
http://www.emedicine.medscape.com/Parotiti/882461-print.htm
6. Komite medic, “Standar Pelayanan Medis parotitis Epidemika”, Standar Pelayanan M
edik RSUP dr.Sardjito ; Penerbit Medika fakultas KedokteranUniversitas Gajah Mada
7. Snell S. Richard, 2006. Anatomi Klinik, Ed-6. Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.
16