PAROTITIS

5
PAROTITIS EPIDEMIKA A. DEFINISI Parotitis epidemika ialah penyakit virus yang menyerang kelenjar ludah terutama kelenjar parotis dengan gejala pembesaran kelenjar kelenjar parotis. B. EPIDEMIOLOGI - Menyerang anak-anak - Laki-laki >> perempuan C. ETIOLOGI Virus mumps (Rubulavirus) → virus RNA rantai tunggal yang termasuk dalam genus Paramyxovirus anggota family Paramyxoviridae. D. PATOGENESIS

description

parotitis

Transcript of PAROTITIS

Page 1: PAROTITIS

PAROTITIS EPIDEMIKA

A. DEFINISI

Parotitis epidemika ialah penyakit virus yang menyerang kelenjar ludah

terutama kelenjar parotis dengan gejala pembesaran kelenjar kelenjar parotis.

B. EPIDEMIOLOGI

- Menyerang anak-anak

- Laki-laki >> perempuan

C. ETIOLOGI

Virus mumps (Rubulavirus) → virus RNA rantai tunggal yang termasuk

dalam genus Paramyxovirus anggota family Paramyxoviridae.

D. PATOGENESIS

Page 2: PAROTITIS

E. PATOFISIOLOGI

F. TANDA GEJALA

1. Gejala prodromal : demam, nyeri kepala, nafsu makan menurun

2. Pembengkakan kelenjar parotis

G. PENEGAKKAN DIAGNOSIS

1. Anamnesis

– Nyeri ketika mengunyah atau menelan

– Demam

– Pembengkakan kelenjar terjadi setelah demam

– Nafsu makan berkurang

– Menggigil

– Sakit kepala

2. Pemeriksaan Fisik

– Suhu meningkat (38,9-40oC)

Page 3: PAROTITIS

– Pembengkakan di daerah temporomandibuler (antara telinga dan

rahang)

– Nyeri tekan pada kelenjar yang membengkak

– Tanda meningeal (kaku kuduk, kernig’s sign, brudzinski’s sign)

3. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan darah rutin : leukopenia dengan limfositosis

b. Amilase serum : meningkat

c. Uji serologi : antibodi mumps spesifik

d. Complement fixation antibodies (CF) : menentukan jumlah respon

antibodi terhadap komponen antigen S dan V

e. Hemagglutination inhibition antibodies (HI)

f. Virus neutralizing antibodies (VN) : menentukan imunitas parotitis

g. Isolasi virus : (+) bila terdapat hemadsorpsi dalam biakan

h. Polymerase Chain Reaction (PCR)

H. PENATALAKSANAAN

Parotitis → penyakit self-limited (sembuh sendiri)

Pengobatan bersifat suportif dan simptomatik

1. Penderita rawat jalan (tidak ada komplikasi & keadaan umum baik)

a. Istirahat cukup

b. Pemberian diet lunak dan cairan yang cukup

c. Medikamentosa (simptomatik) : antipiretik dan analgesik misalnya

Parasetamol 7,5-10 mg/kgBB/hari.

2. Penderita rawat inap (demam tinggi, keadaan umum lemah, nyeri kepala

hebat, gejala saraf perlu rawat inap di ruang isolasi)

a. Diet lunak, cair dan TKTP

b. Analgetik-antipiretik

I. KOMPLIKASI

1. Orkitis → atropi testis

2. Ooforitis

3. Meningitis

4. Tuli

J. PROGNOSIS : umumnya baik