parenkkim

5
PENDAHULUAN Parenkim diturunkan dari gabungan dua kata bahasa yunani para = beside sebelah/samping dan en-chein = to pour, tuang/curah, yang mengacu pada konsep parenkimyang pada mulanya dinyatakan sebagai suatu substansi setengah cair yang dituangkan disebelah jaringan- jaringan lainnya yang dibentuk lebih awal dan lebih padat. Istilah parenkim digunakan untuk mengacu pada jaringan yang menampilkan spesialisasi relatif rendah dan yang terkait dengan berbagai fungsi fisiologis tumbuhan. Jaringan parenkim tersusun dari sel-sel hidup berdinding tipis dan berbangun polihedral dan terkait dengan aktivitas vegetatif tumbuhan. Sel-sel penyusun jaringan parenkim disebut sel parenkim. Parenkim sering disebut sebagai jaringan dasar, hal ini sesuai dari aspek morfologi, fisiologi dan filogenetik jaringan ini yang mendasari jaringan-jaringan lainnya. Pada struktur primer, parenkim berkembang dari meristem dasar, sedangkan yang berhubungan dengan unsur-unsur vaskular berkembang dari prokambium atau kambium. Felogen (kambium gabus) pada banyak tumbuhan juga menghasilkan parenkim (feloderma). Parenkkim terdiri atas sel-sel hidup yang dengan berbagai bentuk dan dengan fungsi yang berbeda. Parenkim tergolong jaringan yang sederhana. Sel parenkim hidup, berdiameter kira-kira sama sehingga sel berbentuk membulat pada tampang melintangnya, berdinding tipis, mempunyai prtoplas, dan berkemampuan membelah. Pada banyak tumbuhan, parenkim merupakan penyusun sebagian besar organnya, misalnya empulur, mesofil, daun dan daging buah terutama terdiri atas parenkim. Daerah korteks dan perisikel seluruhnya atau sebagian besar tersusun dari parenkim, demikian pula halnya di bagian floem dan xilem. Sel parenkim mempertahankan kemampuannya untuk membelah, bahkan pada waktu sudah dewasa. Parenkim juga memainkan peranan penting dalam penyembuhan luka dan regenerasi. Jaringan ini merupakan tempat utama aktivitas esensial tumbuhan seperti fotosintesis, asimilasi, respirasi, penimbunan cadangan makanan, sekresi, ekskresi, atau dengan kata lain segala aktivitas yang bergantung pada kehadiran protoplas hidup. Parenkim yang mengandung kloroplas dikenal sebgai jaringan fotosintesis. Jaringan fotosintesis yang ada di batang dikenal sebagai klorenkim sedangkan

Transcript of parenkkim

Page 1: parenkkim

PENDAHULUAN

Parenkim diturunkan dari gabungan dua kata bahasa yunani para = beside sebelah/samping dan en-chein = to pour, tuang/curah, yang mengacu pada konsep parenkimyang pada mulanya dinyatakan sebagai suatu substansi setengah cair yang dituangkan disebelah jaringan-jaringan lainnya yang dibentuk lebih awal dan lebih padat.

Istilah parenkim digunakan untuk mengacu pada jaringan yang menampilkan spesialisasi relatif rendah dan yang terkait dengan berbagai fungsi fisiologis tumbuhan. Jaringan parenkim tersusun dari sel-sel hidup berdinding tipis dan berbangun polihedral dan terkait dengan aktivitas vegetatif tumbuhan. Sel-sel penyusun jaringan parenkim disebut sel parenkim.

Parenkim sering disebut sebagai jaringan dasar, hal ini sesuai dari aspek morfologi, fisiologi dan filogenetik jaringan ini yang mendasari jaringan-jaringan lainnya. Pada struktur primer, parenkim berkembang dari meristem dasar, sedangkan yang berhubungan dengan unsur-unsur vaskular berkembang dari prokambium atau kambium. Felogen (kambium gabus) pada banyak tumbuhan juga menghasilkan parenkim (feloderma). Parenkkim terdiri atas sel-sel hidup yang dengan berbagai bentuk dan dengan fungsi yang berbeda.

Parenkim tergolong jaringan yang sederhana. Sel parenkim hidup, berdiameter kira-kira sama sehingga sel berbentuk membulat pada tampang melintangnya, berdinding tipis, mempunyai prtoplas, dan berkemampuan membelah. Pada banyak tumbuhan, parenkim merupakan penyusun sebagian besar organnya, misalnya empulur, mesofil, daun dan daging buah terutama terdiri atas parenkim. Daerah korteks dan perisikel seluruhnya atau sebagian besar tersusun dari parenkim, demikian pula halnya di bagian floem dan xilem.

Sel parenkim mempertahankan kemampuannya untuk membelah, bahkan pada waktu sudah dewasa. Parenkim juga memainkan peranan penting dalam penyembuhan luka dan regenerasi.

Jaringan ini merupakan tempat utama aktivitas esensial tumbuhan seperti fotosintesis, asimilasi, respirasi, penimbunan cadangan makanan, sekresi, ekskresi, atau dengan kata lain segala aktivitas yang bergantung pada kehadiran protoplas hidup. Parenkim yang mengandung kloroplas dikenal sebgai jaringan fotosintesis. Jaringan fotosintesis yang ada di batang dikenal sebagai klorenkim sedangkan yang ada di daun terdiferendiasi dan terspesialisasi menjadi dua tipe jaringan fotosintesis, yaitu parenim palisade dan parenkim sponsa.

Sel sel parenkim mungkin membentuk ruang-ruang yang luas sebagai tempat penyimpan udara dan jaringan ini disebut jaringan aerenkim. Aerenkim banyak ditemukan pada tumbuhan air. Pernkim dapat pula sebagai tempat penyimpan cadangan makanan di bagian-bagian tertentu pada tubuh tumbuhan, misalnya di akar, batang, biji, dan sebagainya. Parenkim air adalah parenkim yang banyak menyimpan air.

STRUKTUR DAN ISI SEL PARENKIM

Dinding sel

Dinding sel parenkim sebagai jaringan dasar yang belum terspesialisasi umumnya tipis. Klorenkim dan banyak sel parenkim penimbun mempunyai dinding primer yang tipis, namun beberapa

Page 2: parenkkim

parenkim penimbun mengmbangkan dinding tebal yang jelas. Karbohidrat yang ditimbun pada dinding ini, khususnya hemiselulose dipandang sebagai material cadangan. Meskipun sel parenkim umumnya berdinding primer saja, namun dinding sekunder relatif tebal dan sering berlignin juga terdapat pada sel-sel parenkim, khususnya sel-sel parenkim xilem sekunder.

Isi sel

Struktur internal sel parenkim beragam terkait dengan fungsinya. Sel parenkim yang terlibat dalam fotosintesis berisi kloroplas dan kemudian jaringan yang dibentuk disebut jaringan klorenkim. Parenkim fotosintesis biasanya mengandung vakuola tunggal atau banyak. Sel-sel parenkim mengandung kloroplas yang bervariasi. Pada saat-saat tertentuselama siang hari, kloroplas dapat mengandungamilum asimilasi. Klorenkim yang terspesialisasi yang paling terlihat adalah mesofil daun yang dikenal sebagai parenkim palosade dan parenkim sponsa. Sel-sel yang tidak terkait dengan fotosintesis tidak memiliki kolroplas, atau mempunyai kloroplas dengan diferensiasi sistem lameral internal yang lemah. Sel-sel parenkim yang tidak memiliki kloroplas dapat memiliki leukoplas.

Banyak substansi makanan yang berbeda disintesis dan disimpan oleh sel-sel parenkim. Protoplas yang sama dapat menyimpan satu atau lebih macam substansi. Substansi ini mungkin terlarut dalam cairan vakuola, atau mungkin dalam bentuk badan-badan padat yang terpisah atau badan-badan cair dalam sitoplasma. Badan-badan atau massa material mungkin terdiri atas substansi ergastik, misalnya butir-butir tepung, granula atau kristaloid protein, dan globul-globul lemak dan minyak. Cairan sel dapat menjadi penimbun gula dan karbohidrat terlarut lainnya dan penyumpan substansi bernitrogen dalam bentuk amida dan protein. Makanan cadangan yang disimpan yang paling luas penyebarannya adalah tepung. Tepung terdapat pada parenkim korteks dan empulur, parenkim jaringan vaskuler (xilem, floem dan parenkim jejari), dan di parenkim daun berdaging (sisik umbi), rizoma, umbi buah, daun lembaga dan endosperm biji. Pada daun, karbohidrat simpanan yang terbanyak pada tumbuhan dikotil adalah berupa tapung sedangkan pada tumuhan monokotil berupa gula.

Aktivitas fisiologi protoplas beragam pada macam parenkim penimbun yang berbeda. Pada batang dan akar spesies berkayu, akumulasi tepung mengalami fluktuasi musiman. Tepung ditimbun pada satu waktu dan dibongkar pada saat yang lain. Perubahan-perubahan secara periodik demikian itu menunjukkan vahwa sel-sel parenkim penimbun mempunyai protoplas aktif. Organ-organ penimbun terspesialisasi itu misalnya umbi lapis dan rizoma, mungkin melayani untuk penyimpanan hanya seklai, karena protoplasnya menjadi mati setelah pembongkaran cadangan tersebut untuk organ-organ yang sedang tumbuh. Selama perkembangan jaringan penimbun, sel-sel itu membelah karena adanya tepung.

Pada biiji, protoplas hidup terlibat langsung dengan akumulasi produk-produk timbunan, tetapi hubungannya denga mobilisasi selanjutnya terhadap material simpanan tidak terlalu jelas. Daun lembaga penimbun yang selama pertumbuhan kecambah muncul di atas [ermukaan tanah (epigeus) dan menjadi hijau, jelas memiliki protoplas aktif yang mampu ambil bagian dalam fotosintesis setelah perombakkan prodek-produk simpanan. Sebaliknya, daun lambaga yang tetap tinggal di bawah permukaan tanah selama perkecambahan (hipogeus) biasanya mati setelah daun lembaga itu membebaskan cadangan makanan kepada bagian-bagian yang sedang tumbuh pada kecambah.

Page 3: parenkkim

Pada kedua tipe daun lembaga tersebut, del-del penimbun sendiri mungkin mengontrolmobilisasi makanan cadangan tersebut. akan tetapi ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa epidermis daun lembaga dapat menjadi tempat produksi enzim yangg mencerna material makanan cadangan. Protoplas endosperm beberapa bijimenjadi terlibat aktif dalam proses pelarutan teoung dan cadangan makanan lainnya. Sedangkan pada biji lainnya, protoplas endosperm mati setelah akumulasi timbunan usai. Pencernaan makanan cadangan dimulai dan diatur oleh aktifitas enzimatik embrio, secara sendiri atau bersama dengan bagian-bagian endosperm. Pada gramineae misalnya, pencernaan tepung dilakukan oleh skutelum embrio dan oleh lapis terluar endosperm, yakni aleuron.

Air berlimpah pada semua parenkim aktif yang bervakuola, sehingga parenkim memainkan peran utama sebagai tandon air. Misalnya pada bambu, keragaman isi kebasahan bagian-bagian batang yang berbeda berhubungan secara nyata dengan proporsi sel-sel parenkim dalam sistem jaringan itu. Parenkim yang terspesialisasi sebagai jaringan penyimpan air banyak ditemukan pada tumbuhan sukulen. Di dalam organ-organ fotosintesisnya juga berisi sel-sel parenkim tidak berklorofil penuh air. Jaringan penyimpan air ini terdiri atas sel-sel hidup terutama berukuran besar dan biasanya berdinding tipis. Seringkali sel-sel berderet atau memanjang seperti sel-sel palisade. Masing-masing sel itu mempunyai satu lapis sitoplasma parietal yang tipis, satu nukleus, dan sebelah vakuola besar dengan isi berair atau berlendir. Sel penyimpan air mempunyai vakuola besar yang berisi cairan agak berlendir. Substansi berlendir meningkatkan kemampuan sel mempertahankan air, dan lendir itu juga terdapat pada sitoplasma dan dinding sel.

Pada organ penimbun di bawah tanah biasanya tidak memiliki jaringan penyimpan air melainkan sel-sel yang berisi tepung dan material makanan lainnya yang mempunyai kandungan air yang tinngi. Hal ini menjadi ciri bukan hanya ubtuk organ-organ penyimpan di bawah tanah, namun juga bagi tunas dan bonggolan-bonggolan berdaging pada batang di atas tanah. Pada semua struktur tersebut, penyimpanan air dikombinasi dengan penyimpanan substansi ergastik yang memasok cadangan makanan.

Banyak sel parenkim mengakumulasi derivat fenol, termasuk tanin. Sel-sel bertanin membangun sistem jaring-jaring pada tubuh tumbuhan, atau tampil secara tunggal atau dalam kelompok. Pada daun, sel-sel bertanin sering tersebar dalam zona-zona berkelanjutan. Tanpa ada keterkaitan dengan ciri-ciri struktural yang terdapat pada zona-zona itu. Pada batang sel-sel bertanin, dibangun suatu zonasi sel-sel bertanin secara konsentris. Seringkali sel-sel bertanin mencolok pada zona terluar empulur yang disebut selubung medula.sel-sel mengandung tanin mendampingi berkas pengangkutatau termasuk di dalam berkas pengangkut itu. Tanin biasanya berakumulasi dalam sel-sel terlokalisasi dekat luka atau infeksi. Sebagai timbunan yang dapat teramati, tanin terdapat pada vakuola. Metabolisme karbohidrat dan tanin saling berhubungan dalam pembentukan tepung dan tanin saling menghambat secara mutual, kecuali bila keduanya diproduksi dalam jumlah banyak. Seperti halnya sel-sel yang tidak bertanin, sel-sel yang mengandung tanin dapat dirangsang untuk tumbuh dan membelah.

Sel-sel parenkim juga menimbun substansi mineral dan membentuk macam kristal. Beberapa sel parenkim yang menimbulkan kristal tetap mempertahankan protoplasnya, sedangkan sel-sel lainnnya mati setelah perkembangan kristal. Banyak unsur-unsur yang tidak dapat digolongkan ke dalam jaringan lainnya yang dimasukkan ke dalam parenkim meskipun ciri-cirinya berbeda.

Page 4: parenkkim