paradigma sosiologi-1

23

Transcript of paradigma sosiologi-1

STATUS PARADIGMA SOSIOLOGI

Drs. Tundjung W. Drs. Tundjung W. Sutirto, M.Si.Sutirto, M.Si.

Pengertian Paradigma Sosiologi

Sebagai suatu konsep, istilah paradigma (paradigm) pertama kali diperkenalkan oleh

Thomas Kuhn dalam karyanya The Structure of Scientific Revolution (1962).

Melalui karyanya Kuhn menawarkan suatu cara bermanfaat terhadap para sosiolog dalam menawarkan disiplin ilmu mereka.

Konsep paradigma yang diperkenalkan Kuhn, kemudian dipopulerkan oleh Robert

Friedrichs melalui bukunya Sosiology of Sociology (1970).

Tujuan utama Kuhn dalam bukunya The Structure of Scientific Revolution adalah untuk menantang asumsi yang berlaku umum di kalangan ilmuwan mengenai

perkembangan ilmu pengetahuan.Kalangan ilmuwan pada umumnya

berpendirian bahwa perkembangan atau kemajuan ilmu pengetahuan itu terjadi

secara kumulatif.Inti tesis Kuhn adalah bahwa

perkembangan ilmu pengetahuan bukanlah terjadi secara kumulatif tetapi

terjadi secara revolusi.

Model perkembangan ilmu pengetahuan menurut Kuhn :

Parad. I Normal Sc. Anomalies

CrisisRevolusiParad. II

Menurut Kuhn, ilmu pengetahuan pada waktu tertentu didominasi oleh satu paradigma tertentu, yaitu suatu pandangan yang mendasar tentang apa yang menjadi pokok

persoalan (subject matter) dari suatu cabang ilmu.

Normal Science adalah suatu periode akumulasi

ilmu pengetahuan dimana para ilmuwan bekerja

mengembangkan paradigma yang sedang

berpengaruh.

Tetapi para ilmuwan tidak dapat mengelakkan pertentangan

dengan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi

(Anomalies) karena paradigma I tidak memberikan penjelasan

terhadap persoalan yang timbul secara memadai.

Selama penyimpangan memuncak, suatu crisis akan timbul dan paradigma itu sendiri mulai disangsikan validitasnya.

Bila crisis sudah sedemikian seriusnya maka suatu revolusi akan terjadi dan paradigma baru akan muncul sebagai yang mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapi oleh paradigma sebelumnya.

George Ritzer (1975) Membuat pengertian paradigma yang lebih jelas yaitu:

Merupakan pandangan yang mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari oleh salah satu cabang/disiplin ilmu pengetahuan.

Paradigma merupakan alat bantu bagi ilmuwan dalam merumuskan tentang apa yang harus : Dipelajari Persoalan-persoalan yang harus dijawab Bagaimana seharusnya menjawabnya Aturan-aturan apa yang harus diikuti

Contoh Teori-Teori Sosial dari Malthus dan Karl Marx didalam mengkaji masalah-masalah penduduk.

Perbedaan tersebut menyangkut problema penduduk, penyebab perkembangan penduduk, konsep-konsep yang digunakan dalam teori.

Malthus melihat bahwa permasalahan yang penting adalah adanya ledakan penduduk.

Ledakan penduduk tidak ada kaitannya dengan masalah politik, konflik sosial, atau pun masalah lain.

Menurut Malthus ledakan penduduk timbul sebagai proses alamiah.

Dimana dalam keadaan makmur penduduk akan berkembang dengan cepat. Sebaliknya dalam keadaan kekurangan pangan kematian akan melanda di masyarakat.

Malthus menggunakan konsep-konsep:Arithmatic RateGeometric RatePositive CheckPreventive Check

Arithmatic rate adalah pertambahan angka yang terjadi secara konstan misalnya 4,6,8,10,12 dan seterusnya.

Geometric rate adalah pertambahan angka yang terjadi secara berkelipatan misalnya 4,8,16,32,64,128.

Positive check adalah terjadinya pengurangan jumlah penduduk karena kematian sebagai akibat dari ganguan dan bencana alam

Karl Marx melihat ledakan penduduk bukanlah masalah pokok melainkan hanya merupakan produk dari adanya masalah yang lain yaitu adanya struktur masyarakat yang timpang.

Ledakan penduduk merupakan keadaan yang dipacu oleh kelas Kapitalis. Mengapa ?

Sebab dengan besarnya jumlah penduduk upah buruh akan turun dan rendah;

Akibatnya keuntungan kaum kapitalis akan semakin besar.

Kelebihan penduduk tersebut akan hilang dengan sendirinya bersamaan dengan munculnya proses transisi dari masyarakat kapitalis menuju masyarakat sosialis

Marx dalam teorinya menggunakan konsep kelas, konflik kelas, alat-alat produksi, kesadaran kelas, surplus tenaga kerja, eksploitasi dan dialektika.

Kelas adalah suatu kelompok individu yang berdasarkan kesamaan ciri-ciri tertentu.

Konflik kelas adalah kondisi di mana kelompok-kelompok yang ada saling berusaha agar kelompok lain tidak dapat mencapai apa yang direncanakan.

Alat-alat produksi adalah segala sesuatu yang bisa digunakan manusia untuk mendapatkan surplus atau kelebihan hasil dari pengorbanan yang dikeluarkan.

Kesadaran kelas adalah kesadaran individu yang mempunyai ciri-ciri yang sama dalam kaitannya dengan pemilikan faktor-faktor produksi.

Surplus tenaga kerja adalah kelebihan tenaga kerja yang ditawarkan dari kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan dalam proses produksi.

Eksploitasi adalah penghisapan atau pemerasan manusia atas manusia lain.

3 Tipe paradigma :

1.Paradigma Metafisis (metaphisical paradigm)

2.Paradigma yang bersifat sosiologis (Sosiological paradigm)

3.Paradigma konstruk (Construct paradigm)