Paper tentang Perkembangan Display

25
A. Definisi Peralatan Display Peralatan display merupakan suatu peralatan keluaran untuk menampilkan informasi secara visual. Ketika input informasi tersebut dihasilkan dari sinyal elektris , maka dinamakan electronic display. B. System Display Layar display yang dihubungkan dengan elektronik tidak berdiri sendiri, namun sebagai bagian dari sistem informasi. Berdasarkan konteks tersebut, maka perlu menggabungkan display dengan sistem yang akan melayaninya, seperti televisi , penerbangan, medis, militer , game dan lain sebagainya. Tiap-tiap kelas display tersebut dihubungkan dengan segmen aplikasi dan memiliki persyaratan khusus berdasarkan isi dari informasinya, lingkungan dimana dia akan beroperasi dan yang paling penting adalah antarmuka antara mesin dan manusia (user). Pada bagian C akan dijelaskan bagaimana perkembangan beberapa kelas display yang umumnya digunakan oleh masyarakat yaitu display pada TV, display pada komputer dan display pada telepon seluler. Perkembangan diantara 3 macam display tersebut awal mulanya dari teknologi display CRT untuk televisi hingga dikembangkan untuk layar PC dan telepon seluler. C. Sekilas Sejarah Peralatan Display Awal dari sejarah display komputer adalah dimulai dengan adanya VDT (The Video Display Terminal) yang berupa layar yang tergabung dengan keyboard dan dihubungkan ke komputer. Tahap

description

Perkembangan display dari CRT hingga adanya piranti 3D.

Transcript of Paper tentang Perkembangan Display

Page 1: Paper tentang Perkembangan Display

A. Definisi Peralatan Display

Peralatan display merupakan suatu peralatan keluaran untuk menampilkan informasi

secara visual. Ketika input informasi tersebut dihasilkan dari sinyal elektris , maka dinamakan

electronic display.

B. System Display

Layar display yang dihubungkan dengan elektronik tidak berdiri sendiri, namun sebagai

bagian dari sistem informasi. Berdasarkan konteks tersebut, maka perlu menggabungkan display

dengan sistem yang akan melayaninya, seperti televisi , penerbangan, medis, militer , game dan

lain sebagainya. Tiap-tiap kelas display tersebut dihubungkan dengan segmen aplikasi dan

memiliki persyaratan khusus berdasarkan isi dari informasinya, lingkungan dimana dia akan

beroperasi dan yang paling penting adalah antarmuka antara mesin dan manusia (user). Pada

bagian C akan dijelaskan bagaimana perkembangan beberapa kelas display yang umumnya

digunakan oleh masyarakat yaitu display pada TV, display pada komputer dan display pada

telepon seluler. Perkembangan diantara 3 macam display tersebut awal mulanya dari teknologi

display CRT untuk televisi hingga dikembangkan untuk layar PC dan telepon seluler.

C. Sekilas Sejarah Peralatan Display

Awal dari sejarah display komputer adalah dimulai dengan adanya VDT (The Video

Display Terminal) yang berupa layar yang tergabung dengan keyboard dan dihubungkan ke

komputer. Tahap perkembangan monitor komputer Fase Pertama terjadi pada tahun 1855

ditandai dengan penemuan tabung sinar katoda oleh ilmuwan dari Jerman yang bernama

Heinrich Geibler (bapak dari monitor tabung). Teknologi tabung sejak awalnya memang

dikembangkan untuk merealisasikan monitor. Namun, Kristal cairan masih menjadi fenomena

kimiawi selama 80 tahun berikutnya. Saat itu, tampilan atau frame rate pun belum terpikirkan.

Lalu 33 tahun kemudian, ahli kimia asal Austria, Friedrich Reinitzer, meletakkan dasar

pengembangan teknologi LCD dengan menemukan kristal cairan. Waktu itulah yang

merupakan Fase Kedua dari tahap pengembangan monitor komputer. Selama ini, banyak yang

menganggap bahwa Karl Ferdinand Braun sebagai penemu tabung sinar katoda. Sebenarnya, ia

merupakan pembuat aplikasi pertama untuk tabung, yaitu osiloskop pada tahun 1897. Perangkat

inilah yang menjadi basis pengembangan perangkat lain, seperti televisi. Pada tahun yang sama,

Joseph John Thomson menemukan elektron, yang mempercepat pengembangan teknik tabung.

Page 2: Paper tentang Perkembangan Display

Kemudian CRT Pertama (Cathode Ray Tube) dikembangkan untuk menerima siaran

televisi Milestone adalah tabung televisi pertama dari Wladimir Kosma Zworykin (1929), full

electronic frame rate dari Manfred Ardenne (1930), dan pengembangan sinar katoda pertama

yang dapat direproduksi oleh Allen B.Du Mont (1931). Yang cukup menjadi masalah adalah

bahwa resolusi monitor TV saat itu hanya mampu menampilkan 40 karakter secara horisontal

pada layar. Monitor khusus untuk komputer dikeluarkan oleh IBM PC, yang pada awalnya

memiliki resolusi 80 x 25 dengan kemampuan warnanya. Pada generasi berikutnya muncul mono

graphics (MGA/MDA) yang memiliki 720 x 350.

Selanjutnya di awal tahun 1980-an muncul jenis display CGA dari IBM dengan range

resolusi dari 160×200 sampai 640 x 200 dan kemampuan warna antara 2 sampai 16 warna.

Monitor yang menjadi perhatian saat itu adalah Taxan Vision, sebuah layar warna 14 inci dengan

resolusi 1000 x 1000 pixel dan sebesar 64 Hz. Monitor EGA muncul dengan resolusi yang lebih

bagus yaitu 640 x 350. Monitor jenis ini cukup stabil sampai berikutnya munculnya generasi

komputer Windows. Tahun 1990, monitor Nec Multiscan 4 D yang memiliki resolusi maksimal

1.024 x 768 dan frame rate sebesar 70 Hz telah hadir. Spesifikasi ini masih digunakan untuk

Graphical User Interface saat ini. Sekitar tahun 2000, monitor layar datar menyerbu pasaran

konsumer. Semua jenis monitor ini menggunakan video digital yang spesifik untuk mengatur

warna dan intensitas cahaya. Antara video adapter dan monitor memiliki 2, 4, 16, atau 64 warna

tergantung standard grafik yang dimiliki. Selanjutnya dengan diperkenalkannya standard monitor

VGA, tampilan grafis dari sebuah personal komputer menjadi nyata. VGA dan generasi –

generasi yang berhasil sesudahnya seperti PGA, XGA, atau SVGA merupakan standard video

analog dengan sinyal R (Red), G (Green) dan B (Blue) dengan pewarnaan. Secara prinsip analog

monitor memungkinkan penggunaan full color dengan intensitas tinggi.

Generasi display selanjutnya adalah Teknologi LCD yang tidak lagi menggunakan tabung

elektron CRT, tetapi menggunakan sejenis kristal liquid yang dapat berpendar. Teknologi ini

menghasilkan monitor yang dikenal dengan nama Flat Panel Display (FPD) dengan layar

berbentuk pipih, dan kemampuan resolusi yang tinggi.

Dari LCD inilah teknologi display terus dikembangkan untuk mencapai hasil yang paling

maximal untuk pengguna baik secara ketajaman layar, bahan, daya listrik hingga ukuran.

Page 3: Paper tentang Perkembangan Display

D. Hirarkri Electronics Information Display

Setelah secara umum mengenai perkembangan display dijelaskan pada bagian C, pada

makalah ini akan lebih membahas mengenai perkembangan piranti display pada generasi non

CRT yaitu Flat Panel (FPD) dan selanjutnya. Berikut untuk memahami keseluruhan sistem dari

electronics display dapat dilihat pada diagram di bawah ini :

Gambar Hirarkri Teknologi Display

E. Direct View

E.1 Non Emissive Display

Cahaya yang dihasilkan dibelakang layar dan gambar dibentuk dengan memfilter cahaya tersebut.

1. Liquid Cristal Display (LCD)

a. Prinsip Kerja LCD

LCD terdiri dari dua subtrat yang membentuk sebuah “flat bottle” yang berisi campuran

kristal cair. Di dalam permukaan bottle atau sel dibungkus dengan polimer yang disangga untuk

meluruskan/mensejajarkan molekul-molekul kristal cair. Molekul-molekul kristal cair

disejajarkan di atas permukaan dalam arah buffing. Untuk twisted nematic device, dua

Page 4: Paper tentang Perkembangan Display

permukaan disangga secara orthogonal satu sama lain, membentuk sudut 90 derajat dua kali lipat

dari permukaan satu terhadap yang lain. (lihat Gambar di bawah ini).

 

Gambar Kristal cair kembar 90 derajat

Struktur helical mempunyai kemampuan untuk mengontrol cahaya. Sebuah

pemolarisasi (polarizer) digunakan pada bagian depan dan analyzer/reflector digunakan pada

bagian belakang sel. Bila cahaya polarisasi-acak melewati pemolarisasi depan (front polarizer)

maka akan dipolarisasi secara linier. Kemudian selanjutnya melewati glass depan dan dirotasi

oleh molekul-molekul kristal cair dan melewati glass belakang. Jika analyzer berotasi 90 derajat

terhadap polarizer, maka cahaya akan melewati analyzer dan terpantul kembali melalui sel.

Pengamat akan melihat latar-belakang display, dalam hal ini adalah silver gray dari reflektor.

Bila sinyal kemudi (drive signal) yang tepat dikenakan pada elektroda sel, maka medan

listrik di set-up melintasi sel. Molekul-molekul kristal cair akan berotasi dalam arah medan

listrik. Cahaya terpolarisasi linier yang datang melalui sel tidak terpengaruh dan diserap oleh

bagian belakang analyzer. Pengamat melihat sebuah karakter hitam pada latar-belakang silver

gray (lihat Gambar di bawah ini). Bila medan listrik mati (off), maka molekul-molekul relaksasi

kembali ke struktur kembarnya 90 derajat. Hal ini disebut sebagai citra positip (positive image),

reflective viewing mode.

Gambar Kristal cair dengan medan listrik

Page 5: Paper tentang Perkembangan Display

b. Jenis LCD Passive Matrix Drive dan Active Matrix Drive

Paasive sudah jarang digunakan. Kelemahan teknologi ini, monitor harus dilihat secara

tegak lurus. Jika dipandang dari sudut agak menyamping, maka tulisan pada monitor tidak akan

terlihat. Kelemahan lain, jika ada transistor yang mati, maka akan terlihat adanya garis gelap

melintang atau tegak lurus pada layar monitor. Sedangkan untuk active matrix drive.

menggunakan teknologi Thin Film Transistor (TFT). Hasil warna yang diperoleh sebagus CRT,

namun teknologinya mahal. Active matrix memiliki transistor yang memancarkan cahaya sendiri

pada masing-masing piksel, sehingga warnanya lebih cerah, dan tak harus dilihat dengan sudut

pandang tegak lurus. Namun karena adanya banyak transistor ini, mengakibatkan pemakaian

daya jenis monitor ini lebih tinggi dan kemungkinan kerusakan pada piksel lebih besar. Active

matrix drive digunakan untuk TV dan aplikasi Gambar bergerak lainnya yang memerlukan

kualitas Gambar yang tinggi dan respon yang cepat.

E.2 Emisive Display

Gambar dihasilkan secara langsung pada layar. Bisa juga fosfor mengubah sinar elektron

atau UV menjadi cahaya yang kasat mata.

1. Vacuum Fluorescence Displays (VFD)

VFD teknologi yang dikembangkan masih menggunakan prinsip penampilan isi

informasi yang sedikit pada peralatan audio/video atau peralatan rumah tangga. FED memiliki

kemiripan yang mencolok dengan CRT dalam keduanya didasarkan pada generasi elektron

dalam ruang hampa oleh katoda, dan selanjutnya produksi cahaya dari fosfor oleh

cathodoluminescence. Akan tetapi, struktur dari VFD dan CRT berbeda dan menyerupai pada

triode klasik, yaitu Elektron menguap dari katoda logam, filamen dengan sekitar 10 m ketebalan.

Mereka dipercepat oleh tegangan grid sekitar 50 V. VFD dapat diidentifikasi dengan mudah

seperti struktur sarang madu pada grid yang yang dibuat dengan etsa foil baja sangat tipis. Begitu

elektron menembus anoda sekitar 100 V, cahaya yang dipancarkan. VFD yang kuat, dapat

diandalkan, dengan rasio kontras tinggi dan umur panjang. Salah satu kelemahan adalah dimensi

ruang yang besar dibandingkan dengan area tampilan yang aktif.

2. Light Emiting Diode (LED)

2.1 Mekanisme LED

Page 6: Paper tentang Perkembangan Display

LED itu sendiri menggunakan cahaya pancaran diode (Light Emitting Diode) sebagai

sumber cahaya. LED menggunakan diode untuk membuat banyak image yang berwarna – warni.

Warna hitam akan menjadi benar – benar hitam, bukan hitam abu-abu, dan warna LED lebih

realistic dibandingkan monitor LCD. Monitor LED memiliki refresh rate yang tinggi. Di dalam

LED terdapat sejumlah zat kimia yang akan mengeluarkan cahaya jika elektron-elektron

melewatinya. Dengan mengganti zat kimia ini, kita dapat mengganti panjang gelombang cahaya

yang dipancarkan, seperti infrared, hijau atau biru atau merah dan ultraviolet.

Sebenarnya LED adalah dioda, sehingga memiliki kutub. Arah arus konvensional hanya

dapat mengalir dari anoda ke katoda. 2 kawat pada LED memiliki panjang yang berbeda. Kawat

yang panjang adalah anoda sedangkan yang pendek adalah katoda. Arus menentukan seberapa

terang sebuah LED. Lebih besar arus maka lebih terang pula LED itu. Arus pada LED

seharusnya sekitar 10 – 20 mA. Ketika arus melewati sebuah LED, jatuh tegangan pada LED

sekitar 1,6 V, sebenarnya tergantung pada arus yang ada. Tegangan pada LED tidak hanya

sebuah fungsi dari arus, tetapi juga warna LED dan suhu yang disebabkan perbedaan zat kimia

pada LED .Datasheet LED merupakan sudut pandang yang lebar berarti cahaya tidak akan

sampai jauh, tetapi akan menyebar. Lampu flash pada kamera memiliki sudut pandang yang

lebar. Datasheet biasanya akan memberikan berupa angka tunggal, tetapi beberapa akan

menjelaskan lebih detail dalam distribusi cahaya per sudut. Dan tentunya pada grafik panjang

gelombang, terdapat nilai puncaknya. grafik ini sangat penting karena grafik inilah yang

berfungsi menghubungkan LED dengan sensor warna.

2.2 Kelebihan LED

a. Lebih hemat listrik daripada LCD

b. Monitor ini memiliki kemampuan menghasilkan detail gambar yang lebih halus dan

lebih sempurna dibandingkan dengan monitor LCD. 

c. Pencahayaan yang dihasilkan oleh monitor LED lebih stabil dibandingan dengan

monitor LCD, sehingga kestabilan cahaya dan warna, serta ketajamannya bisa terjaga

selama monitor digunakan.

2.3 Kelemahan LED

a. Tergantung pencahayaan dari LED-nya yang menyebabkan kurang maksimalnya

tampilan nantinya pada monitor.

Page 7: Paper tentang Perkembangan Display

b. Besar kecilnya arus yang melintasi LED juga akan menyebabkan perubahan kecerahan

pada tampilannya.

3. Field Emission Display (FED)

3.1 Mekanisme FED

Ditemukan pada tahun 1991 oleh Candescent yang bekerja sama dengan SONY.

Elektron-elektron dari jutaan katoda yang tipis bergerak pada keadaan vakum ke layar banyak

warna untuk membuat gambar. Elektron mencapai lapisan fosfor dan memicu mereka untuk

memancarkan pada warna yang berbeda. Dan Tiga sub piksel ditambahkan menjadi satu piksel.

Gambar Prinsip dasar FED

Gambar struktur FED

3.2 Kelebihan FED

a. Lebih efisien daripada LCD karena tidak ada sistem backlighting dan ekstra active

matriks seperti TFT sehingga sangat tipis tampilannnya

b. Kualitas gambar lebih baik

Page 8: Paper tentang Perkembangan Display

c. Waktu respon cepat

3.3 Kelemahan FED

a. Masalah produksi karena harus ada proses vakum yang memiliki high reability

b. Aliran arus yang tidak cukup besar untuk cukup memicu fosfor

c.Kontaminasi dan kerusakan merupakan resiko yang tinggi pada pemrosesan.

4. Panel Display Plasma (PDP)

4.1 Mekanisme PDP

Plasma adalah sebuah layar datar emisif dimana cahaya dihasilkan oleh fosfor yang

tereksitasi oleh sebuah pelepasan muatan plasma antara dua layar datar. Tampilan plasma

diciptakan di Universitas Illionis oleh Donald L. Bitzer dan H. Gene Slottow pada 1964 untuk

system computer PLATO. Dimulai dari dissertasi PhD Larry Weber dari Universitas Illionis

pada 1975 yang berhasil membuat tampilan plasma berwarnaa, dan akhirnya berhasil mencapai

tujuan tersebut pada 1995.

Monitor plasma atau dikenal juga dengan Panel Display Plasma (PDP) memanfaatkan

tegangan eksternal untuk menyebabkan pelepasan gas di dalam panel untuk menghasilkan sinar

ultraviolet yang akan memperoses warna-warna Merah, Hijau, dan Biru. Kualitas gambar yang

dihasilkan oleh televisi plasma sangat maksimal. Monitor plasma menggunakan warna penuh

panel datar fosfor untuk menampilkan gambar-gambar. Ia dikenal karena kombinasi dan

reproduksi warnanya yang sangat baik dan interaktif.

4.2 Kelebihan PDP

a. Display plasma hamper menyerupai kemampuan monitor CRT, dengan contrast ratio

tinggi (10.000 : 1)

b. Reproduksi warna sangat baik dan level black rendah

c. Hampir tidak ada reponse time dan sudut pandang (viewing angle) sangat baik 

d. Bentuk ramping, tidak seperti televise proyeksi yang memiliki punggung besar

4.3 Kelemahan PDP

a. Memiliki ukuran pixel pitch yang besar, artinya memiliki resolusi rendah atau meski

resolusi tinggi, ukuran monitor haruslah besar;

b. Memiliki bobot yang sangat besar;

c. Konsumsi daya dan operasional suhu yang tinggi;

Page 9: Paper tentang Perkembangan Display

d. Sel plasma untuk perwakilan tiap pixel gambar hanya memiliki fungsi on/off sehingga

reproduksi warna jauh lebih terbatasi dibandingkan tipe CRT ataupun LCD

Gambar Tampilan salah satu TV plasma

5. Organic LED (OLED)

5.1 Mekanisme Kerja OLED

Teknologi OLED ditemukan oleh ilmuwan Perusahaan Eastman Kodak, Dr. Ching W.

Tang pada tahun 1979. Riset di Indonesia mengenai teknologi ini dimulai pada tahun 2005.

OLED diciptakan sebagai teknologi aternatif yang mampu mengungguli generasi tampilan layar

sebelumnya, tampilan kristal cair (Liquid Crystal Display atau LCD). OLED terus

dikembangkan dan diaplikasikan ke dalam piranti teknologi tampilan.

OLED merupakan piranti penting dalam teknologi elektroluminensi. Teknologi tersebut

memiliki dasar konsep pancaran cahaya yang dihasilkan oleh piranti akibat adanya medan listrik

yang diberikan. Teknologi OLED dikembangkan untuk memperoleh tampilan yang luas,

fleksibel, murah dan dapat digunakan sebagai layar yang efisien untuk berbagai keperluan layar

tampilan. Jumlah warna dari cahaya yang dipancarkan oleh piranti OLED berkembang dari satu

warna menjadi multi-warna. Fenomena ini diperoleh dengan membuat variasi tegangan listrik

yang diberikan kepada piranti OLED sehingga piranti tersebut memiliki prospek untuk menjadi

piranti alternatif seperti teknologi tampilan layar datar berdasarkan kristal cair.

Struktur OLED terdiri atas lapisan kaca terbuat dari oksida timah-indium yang berfungsi

sebagai elektroda positif atau anoda, lapisan organik dari diamine aromatik dengan ketebalan

750 nm, lapisan pemancar cahaya yang terbuat dari senyawa metal kompleks misalnya 8-

hydroxyquinoline aluminium, dan lapisan elektroda negatif atau katoda terbuat dari campuran

logam magnesium dan perak dengan perbandingan atom 10:1. Konstruksi keseluruhan lapisan

tidak lebih dari 500 nm, artinya OLED sama tipis dengan selembar kertas.

Bagian penting dari piranti OLED adalah lapisan elektroda dan lapisan tipis yang terdiri

dari molekul-molekul organik sebagai pemancar cahaya dimana keduanya disusun bertumpuk.

Page 10: Paper tentang Perkembangan Display

Lapisan organik dapat dimendapkan dengan teknik yang relatif sederhana yaitu pelapisan

memutar (spin coating) sedangkan lapisan elektroda dimendapkan menggunakan teknik

penguapan (evaporation). Lapisan elektroda dibuat dari bahan logam transparan atau semi-

transparan seperti Indium Tin Oxide (ITO) atau aluminium (Al). Sifat transparan memungkinkan

cahaya yang terpancar dari struktur piranti keluar secara optimal.

Mekanisme kerja OLED yaitu jika pada elektroda diberikan medan listrik, fungsi kerja

katoda akan turun dan membuat elektron-elektron bergerak dari katoda menuju pita konduksi di

lapisan organik. Keadaan ini mengakibatkan munculnya lubang (hole) di pita valensi. Anoda

akan mendorong lubang untuk bergerak menuju pita valensi bahan organik. Keadaan ini

mengakibatkan terjadinya proses rekombinasi elektron dan lubang di dalam lapisan organik

dimana elektron akan turun dan bersatu dengan lubang lalu memberikan kelebihan energi dalam

bentuk foton cahaya dengan panjang gelombang tertentu. Pada akhirnya akan diperoleh satu

jenis pancaran cahaya dengan panjang gelombang tertentu bergantung pada jenis bahan

pemancar cahaya yang digunakan.

5.2 Jenis-jenis OLED

a. PMOLED b.AMOLED

Gambar Jenis OLED

PMOLED (Passive–Matrix OLED) menggunakan skema kontrol yang sederhana yang

mengontrol tiap baris pada display secara sekuensial (1 pada suatu waktu). PMOLED tidak

memiliki kapasitor penyimpan maka pixel pada tiap baris sesungguhnya mati pada sebagian

besar waktu. Untuk mengompensasi ini maka perlu adanya tegangan lebih untuk membuat

menjadi cerah. PMOLED jiga dibatasi oleh resolusi dan ukuran (semakin banyak baris, semakin

tinggi tegangannya). Display PMOLED biasanya kecil dan digunakan untuk menampilkan

karakter atau ikon yang kecil. AMOLED (Active-Matrix OLED) menggunakan teknologi TFT

Page 11: Paper tentang Perkembangan Display

yang memiliki kapasitor penyimpanan yang menjaga kondisi baris pixel maka memungkinakan

untuk ukuran yang luas dan resolusinya besar.

5.3 Kelebihan OLED

1. Lebih ringan, lebih tipis dan lebih fleksibel daripada LED, LCD dan Plasma.

2. Lebih cerah daripada LED karena lapisan organik di dalamnya lebih tipis berkali-kali

lipat daripada yang berhubungan dengan emitting layer di LED

3. Lebih hemat daya dikarenakan backlighting yang efisien

4. Jangkauan pandangan utnuk melihat lebih luas

5.4 Kekurangan OLED

1. Waktu hidup (cth: biru hanya memiliki waktu hidup 14.000 jam)

2. Manufakturnya mahal

3. Sensitif terhadap bahan-bahan tertentu misalnya air,udara

E3. Flexible Display

Salah satu contoh flexible display adalah penggunaan E paper. Teknologi E-paper display

yang paling terkenal adalah yang digunakan pada electrophoretic display.

1. Elecelectrophoretic displays.

menampilkan gambar terlihat secara vertikal dibebankan partikel pigmen dalam mikrokapsul

dengan bantuan sebuah medan listrik eksternal. Seperti ditunjukkan dalam Gambar di bawah ini.

Partikel hitam bermuatan positif dan partikel putih bermuatan negatif keduanya dapat pindah ke

atas permukaan bawah bidang listrik dikendalikan untuk membentuk area hitam atau putih

(pixel) pada permukaan atas. dengan memanipulasi medan listrik dengan benar, seseorang dapat

mengontrol rasio partikel hitam dan putih pada sehingga permukaan membentuk skala abu-abu

yang diinginkan.

Gambar Mekanisme kerja EPD

Page 12: Paper tentang Perkembangan Display

Salah satu keuntungan yang jelas pada EPD adalah dapat menghasilkan di stable display. Zero

power dikonsumsi untuk menjaga isi yang akan ditampilkan dan gambar yang tertampil dapat

dijaga untuk waktu yang sangat lama setelah penghapusan external drive voltage. Daya hanya

akan dikonsumsi ketika perlu diperbaharui isi diplay dan konsumsi daya akan secara cepat naik

jika sering memperbaharui. EPD dapat juga digabungkan dengan color filter untuk membuat

color display meskipun pencahayaan seperti ini tidak ideal sebagai hasil kehilangan cahaya pada

color filter. Kekurangan EPD terletak pada kerumitan untuk secara tepat menampilkan skala abu-

abu yang diinginkan menggunakan bentuk gelombang yang sederhana dan pendek. Jika

dibandingkan dengan produk LCD, maka akses refreshing speednya masih tertinggal karena

adanya drive mechanism. Selain itu untuk kompleks animasi dan video kurang tepat

menggunakan EPD.

Gambar Aplikasi E paper

F. Projection (Proyektor)

Perkembangannya terbagi menjadi 4 macam :

1. CRT

Proyektor jenis ini sama halnya jenis CRT yang telah dijelaskan pada bagian awal.

Dengan jenis proyektor ini, tiga CRT, plus lensa pembesar, digunakan untuk melemparkan

sebuah gambar ke layar. Para CRT digunakan untuk memproyeksikan warna utama, merah, biru

dan hijau. Adanya tiga tabung yang berbeda-beda warna dalam proyektor CRT, membuat

proyektor ini lumayan besar dan berat. Sehingga dianggap kurang fleksibel untuk digunakan

pada presentasi-presentasi dalam ruang yang kecil. Proyektor semacam ini bekerja dengan baik

untuk menghasilkan kontras yang besar. Secara keseluruhan, sebuah proyektor CRT memberi

pemirsa gambar yang sangat memuaskan, kualitas gambar film. Tidak seperti DLP dan model

LCD, proyektor CRT tidak memiliki bola lampu yang memerlukan penggantian, yang akan

menghemat uang konsumen. Juga, model CRT terakhir selama 20, 000 jam – hidup yang relatif

Page 13: Paper tentang Perkembangan Display

panjang. Ada beberapa kelemahan semacam ini proyektor. Model CRT biasanya cukup mahal,

besar, seringkali membutuhkan jumlah yang sama ruangan sebagai 20-inch TV. Juga, proyektor

CRT untuk bekerja secara maksimal maka kemampuan ruangan gelap diperlukan.

Gambar Proyektor jenis CRT

2. LCD

Pada dasarnya prinsipnya sama dengan LCD yang telah dijelaskan pada E.1. Gambar

yang dihasilkan proyektor LCD memiliki kedalaman warna yang baik karena warna yang

dihasilkan olah panel LCD langsung dibiaskan lensa ke layar. Selain itu gambar pada proyektor

LCD juga lebih tajam dibandingkan dengan hasil gambar proyektor DLP. Kelebihan lain dari

LCD adalah penggunaan cahaya yang lebih efisien sehingga dapat memproduksi “ansi lumens”

yang lebih tinggi dibandingkan proyektor dengan teknologi DLP. Sedangkan kelemahan

teknologi LCD adalah besar piksel yang terlihat jelas di gambar. Ini yang menyebabkan

teknologi LCD kurang cocok untuk memutar film karena akan terasa seperti melihat film dari

balik mata yang terhalang “selaput katarak”

3. DLP dan DMD

Digital Light Processing atau yang disingkat dengan DLP pertama kali dikembangkan

oleh Texas Instrument. Pada DLP, cahaya terlebih dahulu akan mengenai sebuah Color

Filter berbentuk roda. Kemudian warna yang diperoleh akan mengenai Digital Micromirror

Devices (DMD). Dari DMD inilah kemudian cahaya akan diproyeksikan dengan cara

dipantulkan ke layar. DMD adalah sebuah optical chip yang terdiri dari tiga lapis cermin-cermin

mikro yang masing-masing lapisan dipisahkan oleh rongga udara yang memungkinkan cermin

untuk miring sejauh -10 sampai +10 derajat. Kemiringan setiap cermin DMD akan diatur oleh

sebuah chip khusus yang ada pada DMD. Cermin-cermin ini dapat bergerak membelokkan

Page 14: Paper tentang Perkembangan Display

cahaya sampai 5000 kali per detik. Keunggulan teknologi DLP terdapat pada ringkasnya ruang

cahaya yang diperlukan. Hal ini tentu mempengaruhi ukuran “bodi” proyektor. Selain itu,

kontras warna yang dihasilkan proyektor DLP sangat baik dengan kualitas warna hitam yang

lebih baik. Piksel yang terlihat pada gambar yang dihasilkan oleh proyektor LCD juga dapat

diminimalisir dengan baik oleh teknologi DLP. Sedangkan kelemahan DLP terdapat pada

lingkaran warna yang merupakan salah satu komponen pentingnya. Pada beberapa kasus,

lingkaran warna ini dapat menghasilkan “efek pelangi”. Yaitu munculnya warna asing di luar 3

warna primer yang ada akibat kesalahan perputaran lingkaran warna.

Gambar Proyektor jenis DLP

4. Liquid crystal on silicon (LCOS)

Teknologi yang terakhir ini memanfaatkan keunggulan dua teknologi yang sudah hadir

sebelumnya, yaitu LCD dan DLP. Teknologi LCOS lebih mudah diproduksi dan ringan

dibandingkan LCD. Resolusi yang dihasilkan juga lebih baik dari LCD.

Bahkan resolusi teknologi ini d iperhitungkan dapat mencapai QXGA, yaitu 2048×1536 pixel.

Sangat tinggi, bahkan yang tertinggi. Teknologi ini juga mengurangi artefak yang muncul pada

LCD.

Selain itu, LCOS memiliki kontrol analog seperti layaknya LCD dengan gradasi warna

yang lebih baik dibandingkan DLP. Contrast ratio teknologi ini juga lebih baik dibandingkan

LCD meskipun tidak terlalu lebih baik dari DLP. Namun, nilai brightness-nya sejajar dengan

LCD yang artinya lebih baik dari DLP.

Page 15: Paper tentang Perkembangan Display

Gambar Proyektor jenis LCOS

G. 3D display

1. Volumetrik Display

Menampilkan volumetrik adalah mereka yang memancarkan, mengarahkan,

menyebarkan, atau re-image light dari volume yang benar yang terintegrasi melalui proses

memperbaharui sistem. Contoh volume displays termasuk sweep-screen multi-planar display ,

proyeksi ke tumpukan panel LC, dua operasi langkah konversi pada doped solids, dan bahkan

proyeksi ke kabut.

Gambar Contoh Volumetrik Display Rotating LED

2. Holographic displays

Menggunakan laser untuk menginstruksi ulang obyek yang menghamburkan cahaya oleh

photographic plate selama perekaman. Bagian depan , samping dan belakang dari obyek dapat

direkam pada tiga, empat atau lebih photographic plates. Seperti hologram dapat memberikan

360 derajat pandangan dari obyek. Kesukaran utamanya pada display tertentu karena informasi

yang besar pada isi hologram sebanding dengan kesukaran dalam menampilkan spektrum penuh

warna.

Page 16: Paper tentang Perkembangan Display

Gambar Proses pembentukan Holographic display

3. Stereoscopic Display

Membuat pandangan mata kanan dan mata kiri yang direkonstruksi dengan menggunakan

kacamata khusus, yang dapat didasarkan pada perbedaan warna, waktu, atau urutan. Stereoscopic

display saat ini yang paling umum dan tersedia secara komersial di LCD, PDP, dan sebagai

kedua sistem proyeksi belakang dan depan.

Gambar Cara Kerja Stereoscopic Display

4. Autostereoscopic display

Membuat banyak titik pandangan supaya pengguna tidak perlu memakai kacamata tertentu. Ini

dapat terjadi dengan melakukan solusi headtracking atau mengurangi resolusi untuk

memugkinkan banyak titik pandangan.

Daftar Pustaka

1. CogInfoCom 2011.Péter Tamás Kovács, Tibor Balogh. 3D Display Technologies and

effects on the Human Vision System.

Page 17: Paper tentang Perkembangan Display

2. Syahrul . LCD, LIQUID CRYSTAL DISPLAY: Teknologi, Perkembangan dan Drive Circuit.

Jurusan Teknik Komputer Universitas Komputer Indonesia

3. http://www.vinnova.se/upload/dokument/Verksamhet/Internationell_samverkan/Sweden-

Korea/2EPD_HJ%20Kim.pdf

4. http://id.wikipedia.org/wiki/Tampilan_plasma

5. http://www.oled-info.com/pmoled-vs-amoled-whats-difference

6. https://www.fh-muenster.de/fb1/downloads/personal/juestel/juestel/Em.andnon-

em.RGBDisplays_DierkesHuebner_.pdf

.