Paper SAP-Pengakuan Aset-hampir Final

34
SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH Definisi dan Pengakuan Aset 1. ADITYA NUGRAHA 1/134060018253 2. DAENG ACHMAD A. 8/134060018267 3. I MADE SUANDI P. 14/134060018278 4. YULIA P. RAHMAN 29/134060018302 5. YUSTINA RONNY P.I.H. 30/134060018304 PROGRAM DIPLOMA IV KHUSUS BPKP SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA (STAN)

description

pengakuan aset

Transcript of Paper SAP-Pengakuan Aset-hampir Final

Page 1: Paper SAP-Pengakuan Aset-hampir Final

SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH

Definisi dan Pengakuan Aset

1. ADITYA NUGRAHA 1/134060018253

2. DAENG ACHMAD A. 8/134060018267

3. I MADE SUANDI P. 14/134060018278

4. YULIA P. RAHMAN 29/134060018302

5. YUSTINA RONNY P.I.H. 30/134060018304

PROGRAM DIPLOMA IV KHUSUS BPKP

SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA (STAN)

TAHUN 2013

Page 2: Paper SAP-Pengakuan Aset-hampir Final

Pendahuluan

Penggunaan basis akrual merupakan salah satu ciri dari praktik reformasi keuangan pada

sektor publik yang bertujuan untuk memberikan informasi yang lebih transparan mengenai

biaya (cost) pemerintah dan meningkatkan kualitas pengambilan keputusan di dalam

pemerintah dengan menggunakan informasi yang diperluas, tidak sekedar basis kas. Namun,

banyak permasalahan dan hambatan yang ditemui dalam mengimplementasikan basis

akuntansi, seperti sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang mendukung, dan lain

sebagainya sehingga memakan waktu yang tidak pendek. Mulai dari tahap awal, masa-masa

transisi, sampai dengan penerapan basis akrual secara penuh perlu memerlukan kerja keras

dan strategi yang tepat khususnya pemerintah. Step by step basis,yang saat ini diterapkan di

Indonesia yaitu mulai dari basis tradisional yaitu kas, basis kas menuju akrual saat ini, dan

basis akrual penuh yang menjadi tujuan utama juga banyak diterapkan oleh banyak negara-

negara lain.

Aset merupakan komponen utama dalam neraca berupa posisi keuangan yang juga terkait

dengan kewajiban dan ekuitas. Komponen aset sendiri merupakan hal yang sulit dalam hal

pengakuannya dan sering terjadi permasalahan. Hal ini terkait dengan banyaknya jenis aset

tetap yang dimiliki pemerintah termasuk aset budaya/sejarah, aset kemiliteran dan aset

infrastruktur yang memerlukan perlakuan yang spesifik. Sementara tuntutan penyajian laporan

keuangan negara adalah menciptakan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan

pemerintah yang akuntabel dan transparan. Oleh karena itu permasalahan-permasalahan

dalam pengakuan aset tersebut merupakan hal yang harus harus diselesaikan oleh pemerintah

guna menciptakan pengelolaan keuangan yang akuntabel dan transparan

Ruang lingkup pembahasan pada paper ini lebih terfokus pada pengertian aset, pengakuan

aset, pengukuran aset, dan penyajian menurut PP 71 Tahun 2010 dan IPSAS, serta

permasalahan yang sering terjadi dalam pengelolaan aset.

BAB I

1

Page 3: Paper SAP-Pengakuan Aset-hampir Final

DEFINISI PENGAKUAN DAN PELAPORAN ASET MENURUT IPSAS DAN PERATURAN

PEMERINTAH NOMOR 71 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

I. Definisi, Pengakuan, Pengukuran, dan Penyajian menurut IPSAS

A. Definisi Aktiva/Aset pada Sektor Publik

[IPSAS 1 Presentation of Financial Statement – par agraph 7]

“resources controlled by an entity as a result of past events and from which future

economic benefits or service potential are expected to flow to the entity”

Terjemahan bebas atas definisi aset di atas adalah:

“Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh sebuah entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi atau potensi jasa di masa depan

diharapkan mengalir ke entitas.”

B. Klasifikasi Aset-Aset Lancar dan Non Lancar

[IPSAS 1 Presentation of Financial Statement – par agraph 76 ]

Suatu aset harus diklasifikasikan sebagai current assets ketika itu memenuhi salah

satu kriteria berikut:

1. diharapkan akan direalisasikan atau dimiliki untuk dijual atau dikonsumsi, dalam

siklus operasi normal entitas;

2. dimiliki terutama untuk tujuan diperdagangkan;

3. diharapka nakan idealisasi dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal laporan,

atau

4. adalahkas atausetara kas(sebagaimana didefinisikan dalam IPSAS2, "Cash Flow

Statements") kecuali dibatasi dari yang dipertukarkan atau digunakan untuk

melunasi kewajiban untuk setidaknya dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.

Semua aset lainnya harus diklasifikasikan sebagai tidak lancar/non-current.

[IPSAS 1 Presentation of Financial Statement – par agraph 77 ]

Standar ini menggunakan istilah non-curremt assetsuntuk mencakup aset berwujud,

tidak berwujuddanfinancial assetsyang bersifatjangka panjang. Standar tidak melarang

penggunaan deskripsi alternatif asalkan artinya jelas.

[IPSAS 1 Presentation of Financial Statement – par agraph 78 ]

2

Page 4: Paper SAP-Pengakuan Aset-hampir Final

Siklus operasi entitas adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengkonversi input atau

sumber daya menjadi output. Misalnya, pemerintah mentransfer sumber daya untuk

entitas sektor publik sehingga mereka dapat mengkonversi sumber daya tersebut

menjadi barangdan jasa, atau output untuk memenuhi outcomes sosial, politik

danekonomipemerintahyang diinginkan. Ketika siklus operasi normal entitas tidak jelas

diidentifikasi, durasi diasumsikan dua belasbulan.

[IPSAS 1 Presentation of Financial Statement – par agraph 79 ]

Aktiva lancar mencakup aset (seperti piutang pajak, piutang retribusi, denda, regulatory

fees receivable, persediaan danpendapatan investasi yang masih harus dibayar)yang

direalisasi, dikonsumsiatau dijual, sebagai bagian darisiklusoperasi normalbahkan

ketikamereka tidakdiharapkan untukdiwujudkandalam waktu dua

belasbulansetelahtanggal pelaporan. Aktiva lancarjuga termasukaset yang

dimilikiterutamauntuk tujuandiperdagangkan(pedoman tentang klasifikasi asetkeuangan

dapat ditemukan distandar akuntansi nasional atau internasional yang relevan yang

berhubungan dengan pengakuan dan pengukuran instrumen keuangan) dan bagian

current dari non-current financial assets

C. Penyajian Aktiva/Aset pada Sektor Publik

[IPSAS 1 Presentation of Financial Statement – par agraph 48 ]

Aktiva dan kewajiban, dan pendapatan dan pengeluaran, tidak di-offset kecuali

diperlukan atau diizinkan oleh International Public Sector Accounting Standard.

[IPSAS 1 Presentation of Financial Statement – par agraph 49 ]

Adalah penting bahwaaset dankewajiban, serta pendapatan danpengeluaran,dilaporkan

secara terpisah. Offsettingdalam laporankinerjakeuangan ataulaporan posisikeuangan,

kecuali ketikaoffsetting mencerminkansubstansi transaksiatau peristiwalain,

mengurangikemampuanpengguna baikuntuk memahamitransaksi, peristiwa lainnyadan

kondisiyang terjadidan untukmenilaientitasmasa depanarus kas. Pengukuran asset

bersih dari penilaian allowances- misalnya, allowances pada inventories dan doubtful

debts allowances on receivables– adalah tidak offsetting

[IPSAS 1 Presentation of Financial Statement – par agraph 70 ]

Entitas harusmenyajikanaktiva lancardan tidak lancar, dan kewajiban lancar dan tidak

lancar, sebagaiklasifikasiterpisah padahalaman mukalaporan posisi 3

Page 5: Paper SAP-Pengakuan Aset-hampir Final

keuangansesuaidengan paragraf76-87kecuali saatpresentasi

berdasarkanlikuiditasmenyediakan informasiyang dapat diandalkandanlebih relevan.

Ketika pengecualianyang berlaku, semuaaktiva dan kewajibanharusdisajikansecara

luasdalam urutanlikuiditas.

[IPSAS 1 Presentation of Financial Statement – par agraph 71 ]

Apapunmetodepresentasiyang diadopsi, untuksetiap asetdankewajibanitem barisyang

menggabungkanjumlahdiharapkan dapatdipulihkanataudiselesaikan

1. Tidak lebih dari dua belasbulansetelah tanggalpelaporan dan

2. lebih dari dua belasbulansetelahtanggal pelaporan,

entitas harus mengungkapkan jumlah yang diharapkan dapat dipulihkan atau

diselesaikan setelah lebih dari dua belas bulan.

[IPSAS 1 Presentation of Financial Statement – par agraph 72 ]

Ketika entitasmenyediakanbarang ataujasa dalam siklusoperasiklasifikasi yang dapat

diidentifikasi dengan jelas, klasifikasi terpisah dariaktiva dankewajiban lancardan tidak

lancardi halaman mukalaporan posisikeuangan memberikaninformasi yang

bergunadenganmembedakanaktiva bersihyangterus menerusberedarsebagaimodal

kerjadari yang digunakan dalamoperasi entitas jangka panjang. Inijuga menyorotiaset

yangdiharapkan akandirealisasikan dalamsiklusoperasi saat ini, dan kewajibanyangjatuh

tempo untukpelunasandalamyang periode sama.

[IPSAS 1 Presentation of Financial Statement – par agraph 73 ]

Untuk beberapa entitas, seperti lembaga keuangan, presentasi aset dan kewajiban

dalam kenaikan atau penurunan urutan likuiditas menyediakan informasi yang dapat

diandalkan dan lebih relevan daripada presentasi current/non-current karena entitas

tidak menyediakan barang atau jasa dalam siklus operasi yang dapat diidentifikasi

dengan jelas

[IPSAS 1 Presentation of Financial Statement – par agraph 74 ]

Entitas diijinkan untuk menyajikan beberapaasetdan kewajibanmenggunakanklasifikasi

lancar/tidak lancardan beberapa lainnyadalam urutanlikuiditasketika dapat

memberikaninformasi yangdapat diandalkan danlebih relevan.

Kebutuhandasarcampurandari presentasimungkin timbulketikaentitasmemiliki

operasiyang beragam4

Page 6: Paper SAP-Pengakuan Aset-hampir Final

[IPSAS 1 Presentation of Financial Statement – par agraph 75 ]

Informasi tentang tanggal yang diharapkan darirealisasi aktivadankewajibanberguna

dalampenilaian likuiditas dansolvabilitassuatu entitas. IPSAS15, "Financial Instruments:

Disclosure and Presentation” mensyaratkan pengungkapantanggal jatuh tempofinancial

assets dan financial liabilities. Financial assets termasuk piutang dagang

danpiutanglainnya, dan financial liabilities termasukhutang dagang danhutang lain-lain.

Informasi tentangperkiraan tanggalpemulihan danpenyelesaianaktiva dan kewajibannon-

moneter seperti persediaan dan provisi ini juga berguna, apakah atau tidak aset dan

kewajiban diklasifikasikan lancar atau tidak lancar.

D. Klasifikasi Aktiva/Aset pada IPSAS

1. Inventories ( IPSAS 12 )

a. Persediaan adalah aset:

1) Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk dikonsumsi dalam proses

produksi;

5

Page 7: Paper SAP-Pengakuan Aset-hampir Final

2) Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk dikonsumsi atau

didistribusikan dalam pemberian jasa;

3) Dimiliki untuk dijual atau didistribusikan dalam perjalanan biasa operasi, atau

4) Dalam proses produksi untuk dijual atau didistribusikan.

b. Persediaan di sektor publik meliputi:

1) Amunisi;

2) Consumable stores;

3) bahan Pemeliharaan;

4) Suku cadang untuk pabrik dan peralatan selain yang dibahas di Standar

PPE;

5) stok Strategis (misalnya, cadangan energi);

6) Saham unissued currency;

7) Layanan pos persediaan yang dimiliki untuk dijual (misalnya, stempel);

8) Work in progress, termasuk:

a) bahan-bahan kursus Pendidikan / pelatihan, dan

b) Klien layanan (misalnya, jasa audit) di mana jasa mereka yang dijual

dengan harga wajar, dan

9) Tanah / properti yang dimiliki untuk dijual.

c. Persedian diukur dalam biaya terendah dan net realizable value, atau

d. Persediaan diukur dalam biaya terendah dan current replacement cost untuk

persediaan yang diadakan untuk

1) distribusi tanpa biaya atau untuk biaya nominal

2) Konsumsi dalam proses produksi barang yang akan didistribusikan secara

gratis atau dengan biaya nominal

2. Financial Instruments: Disclosure and Presentation( IPSAS 15 )

a. Aset keuangan adalah setiap aset yang:

1) Kas;

2) hak kontraktual untuk menerima uang tunai atau aset keuangan lain dari

entitas lain;

3) hak kontraktual untuk pertukaran instrumen keuangan dengan entitas lain

dalam kondisi yang berpotensi menguntungkan; atau6

Page 8: Paper SAP-Pengakuan Aset-hampir Final

4) instrumen ekuitas entitas lain.

b. Sebuah instrumen keuangan adalah setiap kontrak yang menimbulkan baik aset

keuangan dari satu entitas dan kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas

entitas lain.

3. Investasi Property ( IPSAS 16 )

a. Properti investasi adalah properti (tanah atau bangunan - atau bagian dari

membangun - atau keduanya) diadakan untuk mendapatkan rental/sewa atau

untuk kenaikan modal atau keduanya, bukan untuk:

1) digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk

administrasi tujuan, atau

2) penjualan dalam kegiatan operasi.

b. Properti investasi diakui sebagai aset jika, dan hanya bila:

1) Ini adalah kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa depan atau potensial

layanan yang berhubungan dengan properti investasi akan mengalir ke

entitas, dan

2) biaya atau nilai wajar dari properti investasi dapat diukur andal.

c. Properti investasi harus diukur pada awalnya pada biaya (biaya transaksi akan

termasuk dalam pengukuran awal). Dimana properti investasi diperoleh melalui

pertukaran non- transaksi, biaya harus diukur pada nilai wajar sebagai pada

tanggal akuisisi.

4. Property, Plant and Equipment ( IPSAS 17 )

a. Properti, pabrik dan peralatan adalah barang berwujud yang:

1) yang diadakan untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang

atau jasa, untuk sewa kepada orang lain, atau untuk tujuan administratif; dan

2) yang diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode pelaporan.

b. Biaya item properti, pabrik dan peralatan harus diakui sebagai aset jika, dan

hanya jika:

1) Ini adalah kemungkinan bahwa masa depan manfaat ekonomi atau potensi

jasa terkait dengan item tersebut akan mengalir ke entitas, dan

2) biaya perolehan atau nilai wajar item dapat diukur secara andal.

7

Page 9: Paper SAP-Pengakuan Aset-hampir Final

c. Item properti, pabrik dan peralatan harus diukur pada awalnya pada biaya (biaya

transaksi akan termasuk dalam pengukuran awal). Dimana item properti, pabrik

dan peralatan diperoleh melalui pertukaran non- transaksi, biaya harus diukur

pada nilai wajar sebagai pada tanggal akuisisi.

5. Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets ( IPSAS 19 )

a. Sebuah aset kontingen merupakan aset kemungkinan yang timbul dari peristiwa

masa lalu dan keberadaan yang akan dikonfirmasikan hanya oleh terjadinya atau

tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa masa depan yang pasti tidak seluruhnya

dalam pengendalian entitas.

b. Sebuah entitas tidak harus mengakui aset kontingen. Aset kontingen biasanya

muncul dari kejadian tak terduga yang tidak direncanakan atau yang tidak

sepenuhnya dalam kendali entitas dan menimbulkan kemungkinan arus masuk

manfaat ekonomi atau jasa potensial untuk entitas. Contohnya adalah klaim

bahwa entitas adalah mengejar proses hukum, dimana hasilnya tidak pasti.

c. Aset kontinjensi tidak diakui dalam laporan keuangan karena ini dapat

mengakibatkan pengakuan pendapatan yang mungkin tidak akan pernah

terwujud. Namun, ketika realisasi pendapatan hampir tertentu, maka aktiva

tersebut bukan aset kontingen dan pengakuan adalah tepat.

II. Definisi, Pengakuan, Pengukuran, dan Penyajian Aset menurut PP Nomor 71 Tahun

2010

A. Definisi

Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah

sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaatekonomi dan/atau sosial

di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat,

serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang

diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya

yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.

Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aset adalah potensi aset tersebut

untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung, bagi kegiatan

8

Page 10: Paper SAP-Pengakuan Aset-hampir Final

operasional pemerintah, berupa aliran pendapatan atau penghematan belanja bagi

pemerintah.

B. Klasifikasi Aset

Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah

menyebutkan bahwa setiap entitas pelaporan mengklasifikasikan asetnya ke dalam aset

lancar dan nonlancar dalam neraca. Apabila suatu entitas pelaporan menyediakan

barang-barang yang akan digunakan dalam menjalankan kegiatann pemerintahan,

perlu adanya klasifikasi terpisah antara aset lancar dan non lancar dalam neraca untuk

memberikan infoemasi mengenai barang-barang yang akan digunakan dalam periode

akuntansi berikutnya dan yang akan digunakan untuk keperluan jangka panjang.

Suatu aset diklasifikasikan sebagai aset lancar jika diharapkan segera untuk dapat

direalisasikan atau dimiliki untuk dipakai atau dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan

sejak tanggal pelaporan. Aset yang tidak dapat dimasukkan dalam kriteria tersebut

diklasifikasikan sebagai aset nonlancar.

1. Aset Lancar

a. Kas dan Setara Kas

Setara kas ditujukan untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek atau untuk

tujuan lainnya. Untuk memenuhi persyaratan setara kas, investasi jangka pendek

harus dapat diubah menjadi kas dalam jumlah yang dapat diketahui tanpa ada

resiko perubahan nilai yang signifikan.

b. Investasi Jangka Pendek

Pos-pos investasi jangka pendek antara lain deposito berjangka 3 (tiga) sampai

12 (dua belas) bulan dan surat berharga yang mudah diperjualbelikan.

c. Piutang

Pos-pos piutang antara lain piutang pajak, retribusi, denda, penjualan

angsuran, tuntutan ganti rugi, dan piutang lainnya yang diharapkan diterima

dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan.

d. Persediaan.

Persediaan merupakan aset yang berupa:

9

Page 11: Paper SAP-Pengakuan Aset-hampir Final

Barang atau perlengkapan yang digunakan dalam rangka kegiatan

operasional pemerintah.

Bahan atau perlengkapan yang akan digunakan dalam proses produksi.

Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau

diserahkan kepada masyarakat.

Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat

dalam rangka kegiatan pemerintahan.

Persediaan mencakup barang atau perlengkapan yang dibeli dan disimpan untuk

digunakan, misalnya barang pakai habis seperti alat tulis kantor, barang tak

habis pakai seperti komponen peralatan dan pipa, dan barang bekas pakai

seperti komponen bekas.

2. Aset Nonlancar

Aset nonlancar mencakup aset yang bersifat jangka panjang, dan aset tak berwujud

yang digunakan baik langsung maupun tidak langsung untuk kegiatan pemerintah

atau yang digunakan masyarakat umum.

Aset nonlancar diklasifikasikan menjadi

a. Investasi jangka panjang,

Investasi jangka panjang adalah investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki

selama lebih dari 12 (dua belas) bulan dengan maksud untuk mendapatkan

manfaat ekonomi dan manfaat sosial. Investasi jangka panjang terdiri dari

investasi nonpermanen dan investasi permanen.

1) Investasi nonpermanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan

untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan.

Investasi nonpermanen terdiri dari:

Investasi dalam Surat Utang Negara;

Pembelian obligasi atau surat utang jangka panjang yang dimaksudkan

untuk dimiliki sampai dengan tanggal jatuh temponya oleh pemerintah.

Dana yang disisihkan pemerintah dalam rangka pelayanan masyarakat.

Penanaman modal dalam proyek pembangunan yang dapat dialihkan

kepada fihak ketiga; dan

10

Page 12: Paper SAP-Pengakuan Aset-hampir Final

Investasi nonpermanen lainnya yang sifatnya tidak dimaksudkan untuk

dimiliki pemerintah secara berkelanjutan.

2) Investasi permanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan

untuk dimiliki secara berkelanjutan., tidak dimaksudkan untuk diperjualbelikan

tetapi untuk mendapatkan dividen dan/atau pengaruh yang signifikan dalam

jangka panjang dan/atau menjaga hubungan kelembagaan.

Investasi permanen terdiri dari:

Penyertaan Modal Pemerintah pada perusahaan negara/perusahaan

daerah, lembaga keuangan negara, badan hukum milik negara, badan

internasional dan badan hukum lainnya bukan milik negara.

Investasi permanen lainnya yang dimiliki pemerintah untuk menghasilkan

pendapatan atau meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

b. Aset tetap

Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari dua

belas bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh

masyarakat umum.

Aset tetap terdiri dari:

1. Tanah

Ialah tanah yang diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan

operasional pemerintah dan dalam kondisi siap pakai.

2. Peralatan dan mesin

Mencakup mesin-mesin, kendaraan bermotor, alat elektronik, inventaris

kantor dan peralatan lain yang nilainya signifikan dan masa manfaatnya lebih

dari 12 bulan dan dalam kondisi siap pakai.

3. Gedung dan bangunan

Mencakup seluruh gedung dan bangunan yang diperoleh dengan maksud

untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap

pakai.

4. Jalan, irigasi, dan jaringan

Mencakup jalan, irigasi dan jaringan yang dibangun pemerintah serta dimiliki

dan/atau dikuasai oleh pemerintah dan dalam kondisi siap pakai11

Page 13: Paper SAP-Pengakuan Aset-hampir Final

5. Aset tetap lainnya

Mencakup aset yang tidak dapat dikelompokan ke dalam kelompok aset

tetap diatas yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk kegiatan operasional

pemerintah dan dalam keadaan siap pakai.

6. Konstruksi dalam pengerjaan.

Mencakup aset tetap yang proses perolehannya dan/atau pembangunannya

pada tanggal Laporan Keuangan belum selesai seluruhnya.

c. Dana cadangan

Dana Cadangan adalah dana yang disisihkan untuk menampung kebutuhan

yang memerlukan dana relatif besar yang tidak dapat dipenuhi dalam satu tahun

anggaran. Dana cadangan dirinci menurut tujuan pembentukannya.

d. Aset lainnya.

Termasuk dalam aset lainnya adalah aset tak berwujud, tagihan penjualan

angsuran yang jatuh tempo lebih dari 12 (dua belas) bulan, aset kerjasama

dengan fihak ketiga (kemitraan), dan kas yang dibatasi penggunaannya.

C. Pengakuan Aset

Aset diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh oleh pemerintah

dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.

1. Aset dalam bentuk kas yang diperoleh pemerintah antara lain bersumber dari pajak,

bea masuk, cukai, penerimaan bukan pajak, retribusi,pungutan hasil pemanfaatan

kekayaan negara, transfer, dan setoran lain-lain, serta penerimaan pembiayaan,

seperti hasil pinjaman. Proses pemungutan setiap unsur penerimaan tersebut

sangat beragam dan melibatkan banyak pihak atau instansi. Dengan demikian, titik

pengakuan penerimaan kas oleh pemerintah untuk mendapatkan pengakuan

akuntansi memerlukan pengaturan yang lebih rinci, termasuk pengaturan mengenai

batasan waktu sejak uang diterima sampai penyetorannya ke Rekening Kas Umum

Negara/Daerah. Aset tidak diakui jika pengeluaran telah terjadi dan manfaat

ekonominya dipandang tidak mungkin diperoleh pemerintah setelah periode

akuntansi berjalan.

12

Page 14: Paper SAP-Pengakuan Aset-hampir Final

2. Sejalan dengan penerapan basis akrual, aset dalam bentuk piutang atau beban

dibayar di muka diakui ketika hak klaim untuk mendapatkan arus kas masuk atau

manfaat ekonomi lainnya dari entitas lain telah atau tetap masih terpenuhi, dan nilai

klaim tersebut dapat diukur atau diestimasi.

3. Persediaan diakui saat :

pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh pemerintah dan

mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.

Pada saat diterima atau hak kepemilikannya berpindah.

Pada akhir periode akuntansi catatan persediaan disesuaikan dengan hasil

inventarisasi fisik.

4. Pengeluaran kas dan/atau aset, penerimaan hibah dalam bentuk investasi dan

perubahan piutang menjadi investasi dapat diakui sebagai investasi apabila

memenuhi kriteria sebagai berikut :

Kemungkinan manfaat ekonomi dan manfaat sosial atau jasa potensial di masa

yang akan datang atas suatu investasi tersebut dapat diperoleh pemerintah.

Nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara memadai.

5. Untuk dapat diakui sebagai aset tetap, harus memenuhi kriteria :

Berwujud

Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan

Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal

Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas

Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan.

6. Suatu benda berwujud harus diakui sebagai Konstruksi Dalam Pengerjaan jika:

Besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa yang akan datang berkaitan

dengan aset tersebut akan diperoleh.

Biaya perolehan tersebut dapat diukur secara andal.

Aset tersebut masih dalam proses pengerjaan.

Konstruksi Dalam Pengerjaan dipindahkan ke pos aset tetap yang bersangkutan jika

kriteria berikut terpenuhi:

Konstruksi secara substansi telah selesai dikerjakan.13

Page 15: Paper SAP-Pengakuan Aset-hampir Final

Dapat memberikan manfaat/jasa sesuai dengan tujuan perolehan.

D. Pengukuran aset

Pengukuran aset adalah sebagai berikut:

1. Kas dicatat sebesar nilai nominal;

2. Investasi jangka pendek dicatat sebesar nilai perolehan;

3. Piutang dicatat sebesar nilai nominal;

4. Persediaan dicatat sebesar:

Biaya Perolehan apabila diperoleh dengan pembelian;

Biaya Standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri;

Nilai wajar apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan.

5. Investasi jangka panjang dicatat sebesar biaya perolehan termasuk biaya tambahan

lainnya yang terjadi untuk memperolehkepemilikan yang sah atas investasi tersebut

6. Aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap dengan

menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap

didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan. Selain tanah dan konstruksi dalam

pengerjaan, seluruh aset tetap dapat disusutkan sesuai dengan sifat dan

karakteristik aset tersebut.Biaya perolehan aset tetap yang dibangun dengan cara

swakelola meliputi biaya langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan biaya tidak

langsung termasuk biaya perencanaan dan pengawasan, perlengkapan, tenaga

listrik, sewa peralatan, dan semua biaya lainnya yang terjadi berkenaan dengan

pembangunan aset tetap tersebut.

7. Aset moneter dalam mata uang asing dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang

rupiah. Penjabaran mata uang asing menggunakan kurs tengah bank sentral pada

tanggal neraca.

E. Penyajian Aset

Neraca menyajikan secara komparatif dengan periode sebelumnya pos-pos berikut:

1. Kas dan setara kas

2. Incvestasi jangka pendek

3. Piutang pajak dan bukan pajak

4. Persediaan

14

Page 16: Paper SAP-Pengakuan Aset-hampir Final

5. Investasi jangka panjang

6. Aset tetap

7. Kewajiban jangka pendek

8. Kewajiban jangka panjang

9. Ekuitas

Pos-pos selain diatas disajikan dalam neraca jika SAP mensyaratkan atau jika penyajian

demikian perlu untuk menyajikan secara wajar posisi keuangan suatu entitas pelaporan.

Pertimbangan disajikannya pos-pos tambahan secara terpisah berdasarkan pada faktor-

faktor berikut:

1. Sifat, likuiditas dan materialitas aset

2. Fungsi pos-pos tersebut dalam entitas pelaporan

3. Jumlah, sifat dan jangka waktu kewajiban

Suatu entitas pelaporan mengungkapkan, baik dalam neraca maupun dalam CALK

subklasifikasi pos-pos yang disajikan, diklasifikasikan dengan cara yang sesuai dengan

operasi entitas yang bersangkutan. Suatu pos disubklasifikasikan lebih lanjut, bilamana

perlu, sesuai dengan sifatnya. Rincian yang tercakup dalam subklasifikasi di Neraca

atau di CALK tergantung pada persyaratan dari Tandar Akuntansi Pemerintahan dan

materialitas jumlah pos yang bersangkutan.

Pengungkapan akan bervariasi untuk setiap pos, misalnya:

Piutang dirinci menurut jumlah piutang pajak, retribusi penjualan, pihak terkait, uang

muka dan jumlah lainnya.

Persediaan dirinci lebih lanjut sesuai dengan standar yang mengatur akuntansi untuk

persediaan.

Aset tetap diklasifikasikan berdasarkan kelompok sesuai standar.

Dana cadangan diklasifikasikan sesuai dengan peruntukannya.

Pengungkapan kepentingan pemerintah dalam perusahaan negara/daerah/lainnya

aalah jumlah penyertaan yang diberikan, tingkat pengendalian dan metode penilaian.

BAB III

PENGAKUAN DAN PELAPORAN BERDASARKAN BASIS AKUNTANSI YANG BERBEDA

DAN PERMASALAHAN TERKAIT MANAJEMEN ASET

15

Page 17: Paper SAP-Pengakuan Aset-hampir Final

I. Pengakuan dan Pelaporan Berdasarkan Basis Akuntansi yang Berbeda.

A. Basis Kas

Dalam basis kas pengakuan/pencatatan transaksi ekonomi hanya dilakukan apabila

transaksi tersebut menimbulkan perubahan pada kas.

Pengakuan aset pada basis kas hanya mengakui aset lancar berupa kas saja. Selain kas,

aset lainnya tidak diakui. Aset lainnya hanya dicatat saat pembeliannya saja, yaitu

pengeluaran kas. Oleh karena itu perubahan nilai aset tidak diakui. Penggunaan aset juga

tidak diakui sebagai biaya. Misalnya sebuah pemerintahan memiliki saldo kas awal

sebesar 10.000 tanpa memiliki kekayaan lainnya. Neraca awalnya terlihat dalam contoh di

bawah ini.

Misalnya terjadi transaksi pembelian kendaraan senilai 3.000. Pada basis kas pembelian

kendaraan tersebut dianggap sebagai belanja (biaya). Jurnal untuk mencatat transaksi

tersebut adalah:

Belanja Kendaraan Rp 3.000,00

Kas Rp 3.000,00

Pada akhir periode, semua akun belanja (biaya) akan ditutup dan mengurangi nilai

ekuitas dana. Sehingga yang akan muncul di neraca pada basis kas tetap akun kas saja

di sisi aktiva, karena fokus pengukuran basis kas hanya pada kas.

16

Page 18: Paper SAP-Pengakuan Aset-hampir Final

B. Basis Kas Modifikasi

Basis kas yang dimodifikasi hampir sama dengan basis kas, hanya saja pada basis kas

yang dimodifikasi pembukuan untuk periode tahun berjalan masih ditambah dengan

waktu tertentu misalnya 1 bulan setelah berakhirnya tahun berjalan. Penerimaan dan

pengeluaran kas yang terjadi selama waktu tertentu tersebut,yang berasal dari transaksi

tahun lalu diakui sebagai penerimaan dan pengeluaran atas periode tahun sebelumnya.

Arus kas yang telah diperhitungkan dalam periode pelaporan tahun sebelumnya tersebut

dikurangkan dari periode pelaporan tahun berjalan.

Menurut Hiltebeitel, Kenneth M, dalam “A look at the modified cash basis” menyatakan

bahwa, “The modified cash basis is a hybrid method such combines features of both the

cash basis and the accrual basis. Modifications to the cash basis accounting include such

items as the capitalization of assets and the accrual of income taxes. If these

modifications are made, the resulting balance sheet would include long-term

assets, accumulated depreciation, and a liability for income taxes. The income

statement would report depreciation expense and income tax expense. Modified cash

basis financial statements are intended to provide more information to users than cash

basis statements while continuing to avoid the complexities of GAAP”.

C. Basis Akrual

Basis akrual adalah dasar akuntansi yang mengakui transaksi dan peristiwa lainnya pada

saat transaksi dan peristiwa itu terjadi (dan bukan hanya pada saat kas atau setara kas

diterima atau dibayar). Oleh karenanya transaksi-transaksi dan peristiwa-peristiwa dicatat

dalam catatan akuntansi dan diakui dalam laporan keuangan pada periode terjadinya.

Fokus pengukurannya adalah pada semua sumber daya ekonomi. Neraca melaporkan

semua aset dan kewajiban, baik lancar maupun tidak lancar. Perubahan dalam aktiva

tetap bersih dan kewajiban jangka panjang diakui sebagai pendapatan atau beban.

Pada basis akrual semua aset diakui dan dicatat pada neraca. Nilai aset akan dicatat

pada nilai yang lebih sebenarnya karena perubahan nilai pada aset juga diakui. Misalnya

sebuah pemerintahan memiliki saldo kas awal sebesar 10.000 tanpa memiliki kekayaan

lainnya. Neraca awalnya terlihat dalam contoh di bawah ini.

17

Page 19: Paper SAP-Pengakuan Aset-hampir Final

Karena fokus pengukuran pada basis akrual adalah semua sumber daya yang dimiliki,

maka transaksi pembelian kendaraan tersebut akan dicatat dengan jurnal sebagai berikut:

Kendaraan Rp 3.000,00

Kas Rp 3.000,00

Dengan demikian, neraca pada basis akrual akan menampilkan akun Kendaraan (Aset

Tetap) selain KAS di sisi aktiva, sedangkan Ekuitas Dana di sisi pasiva tetap 10.000. Hal

tersebut menunjukkan fokus pengukuran basis akrual yang melaporkan semua

perubahan kekayaan sehingga transaksi tersebut dianggap sebagai penambahan aset

tetap.

D. Basis Akrual Modifikasi

Pengakuan aset antara basis akrual penuh dengan akrual modifikasi pada umumnya

sama. Perbedaan dari kedua basis tersebut hanya menyangkut kapan saat pengakuan

pendapatannya saja. Pada basis akrual yang dimodifikasi hanya pendapatan yang

memenuhi unsur measurable dan available yang dapat diakui sebagai pendapatan pada

saat terjadinya, sedang pendapatan yang tidak memenuhi kedua unsur tersebut baru

diakui pada saat kas sudah diterima atau diakui sebagai pendapatan ditangguhkan.

Sementara itu, belanja diakui pada periode dimana kewajiban timbul.

Kriteria “tersedia“ harus memenuhi dua hal, yaitu:

a. Secara sah dapat digunakan untuk membiayai expenditures tahun berjalan dan;

18

Page 20: Paper SAP-Pengakuan Aset-hampir Final

b. akan diterima dalam periode berjalan atau dalam waktu dekat setelah akhir tahun

untuk membayar utang (liabilities) periode berjalan.

II. Permasalahan Terkait Manajemen Aset.

A. Permasalahan dalam Kepemilikan Aset

Aset tetap yang dikuasai secara fisik namun bukti kepemilikannya tidak ada dapat diakui

sebagai aset tetap milik pemerintah, dan sebaliknya bagaimana dengan aset tetap yang

memiliki bukti kepemilikan yang sah namun dikuasai oleh pihak lain (warga).

Permasalahan ini pada umumnya terkait dengan tanah. Dalam Buletin Teknis No.9,

dijelaskan perlakuan masalah tersebut dan perluasannya sebagai berikut:

a. Dalam hal tanah belum ada bukti kepemilikan yang sah, namun dikuasai dan/atau

digunakan oleh pemerintah, maka tanah tersebut tetap harus dicatat dan disajikan

sebagai aset tetap tanah pada neraca pemerintah, serta diungkapkan secara

memadai dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

b. Dalam hal tanah dimiliki oleh pemerintah, namun dikuasai dan/atau digunakan oleh

pihak lain, maka tanah tersebut tetap harus dicatat dan disajikan sebagai aset tetap

tanah pada neraca pemerintah, serta diungkapkan secara memadai dalam Catatan

atas Laporan Keuangan, bahwa tanah tersebut dikuasai atau digunakan oleh pihak

lain.

c. Dalam hal tanah dimiliki oleh suatu entitas pemerintah, namun dikuasai dan/atau

digunakan oleh entitas pemerintah yang lain, maka tanah tersebut dicatat dan

disajikan pada neraca entitas pemerintah yang mempunyai bukti kepemilikan, serta

diungkapkan secara memadai dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Entitas

pemerintah yang menguasai dan/atau menggunakan tanah cukup mengungkapkan

tanah tersebut secara memadai dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

d. Perlakuan tanah yang masih dalam sengketa atau proses pengadilan:

1. Dalam hal belum ada bukti kepemilikan tanah yang sah, tanah tersebut dikuasai

dan/atau digunakan oleh pemerintah, maka tanah tersebut tetap harus dicatat

dan disajikan sebagai aset tetap tanah pada neraca pemerintah, serta

diungkapkan secara memadai dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

2. Dalam hal pemerintah belum mempunyai bukti kepemilikan tanah yang sah,

tanah tersebut dikuasai dan/atau digunakan oleh pihak lain,maka tanah tersebut

19

Page 21: Paper SAP-Pengakuan Aset-hampir Final

dicatat dan disajikan sebagai aset tetap tanah pada neraca pemerintah, serta

diungkapkan secara memadai dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

3. Dalam hal bukti kepemilikan tanah ganda, namun tanah tersebut dikuasai

dan/atau digunakan oleh pemerintah, maka tanah tersebut tetap harus dicatat

dan disajikan sebagai aset tetap tanah pada neraca pemerintah, serta

diungkapkan secara memadai dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

4. Dalam hal bukti kepemilikan tanah ganda, namun tanah tersebut dikuasai

dan/atau digunakan oleh pihak lain, maka tanah tersebut tetap harus dicatat dan

disajikan sebagai aset tetap tanah pada neraca pemerintah, namun adanya

sertifikat ganda harus diungkapkan secara memadai dalam Catatan atas

Laporan Keuangan.

B. Permasalahan Perlakuan Aset

Salah satu permasalahan terkait aset tetap terkait perlakuan asset tetap dalam laporan

keuangan pemerintah adalah bagaimana menentukan komponen biaya penunjang yang

dapat dikapitalisasi sebagai nilai asset tetap. Apakah honorarium panitia pelaksana

kegiatan, honorarium panitia pengadaan, dan honorarium panitia pemeriksa, serta biaya

lain yang sifatnya menunjang pelaksanaan pengadaan dan/atau pembangunan asset

tetap, dapat dikapitalisasi?

PSAP 07 Paragraf 22 menyatakan bahwa aset tetap dinilai dengan biaya perolehan.

Apabila penilaian aset tetap dengan menggunakan biaya perolehan tidak

memungkinkan, nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan.

Selanjutnya, dalam PSAP 07 paragraf 4 dinyatakan bahwa biaya perolehan adalah

jumlah kas atau setara kas yang telah dan yang masih wajib dibayarkan atau nilai wajar

imbalan lain yang telah dan yang masih wajib diberikan untuk memperoleh suatu aset

pada saat perolehan atau konstruksi sampai dengan aset tersebut dalam kondisi dan

tempat yang siap untuk dipergunakan. Artinya, biaya utama maupun biaya penunjang

yang diperlukan sampai aset tetap siap digunakan dapat dikapitalisasi sebagai biaya

perolehan.

Berikut diberikan uraian lebih rinci biaya perolehan tanah, peralatan dan mesin, serta

gedung dan bangunan.

Tanah20

Page 22: Paper SAP-Pengakuan Aset-hampir Final

Berdasarkan PSAP 07 Paragraf 31, tanah diakui pertama kali sebesar biaya perolehan.

Biaya perolehan mencakup harga pembelian atau biaya pembebasan tanah, biaya yang

dikeluarkan dalam rangka memperoleh hak seperti biaya pengurusan sertifikat, biaya

pematangan, pengukuran, penimbunan, dan biaya lainnya yang dikeluarkan sampai

tanah tersebut siap pakai. Nilai tanah juga meliputi nilai bangunan tua yang akan

dimusnahkan yang terletak pada tanah yang dibeli tersebut. Apabila perolehan tanah

pemerintah dilakukan oleh panitia pengadaan, maka termasuk dalam harga perolehan

tanah adalah honor panitia pengadaan/pembebasan tanah, belanja barang dan belanja

perjalanan dinas dalam rangka perolehan tanah tersebut.

Biaya yang terkait dengan peningkatan bukti kepemilikan tanah, misalnya dari status

tanah girik menjadi Sertifikat Hak Milik (SHM), dikapitalisasi sebagai biaya perolehan

tanah. Namun, biaya yang timbul atas penyelesaian sengketa tanah, seperti biaya

pengadilan dan pengacara tidak dikapitalisasi sebagai biaya perolehan tanah.

Pengukuran suatu aset tetap harus memperhatikan kebijakan pemerintah mengenai

ketentuan nilai satuan minimum kapitalisasi aset tetap. Namun, untuk aset tetap berupa

tanah, berapapun nilai perolehannya seluruhnya dikapitalisasi sebagai nilai tanah.

Peralatan dan Mesin

Biaya perolehan peralatan dan mesin menggambarkan jumlah pengeluaran yang telah

dilakukan untuk memperoleh peralatan dan mesin tersebut sampai siap pakai. Biaya ini

antara lain meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya instalasi, serta biaya

langsung lainnya untuk memperoleh dan mempersiapkan sampai peralatan dan mesin

tersebut siap digunakan.

Pengukuran Peralatan dan Mesin harus memperhatikan kebijakan pemerintah mengenai

ketentuan nilai satuan minimum kapitalisasi aset tetap. Kebijakan nilai satuan minimum

ini dapat berbeda-beda pada pemerintah daerah, sesuai dengan karakteristik daerah

masing-masing. Untuk Pemerintah Pusat, ketentuan mengenai nilai satuan minimum

mengacu kepada Keputusan Menteri Keuangan Nomor 01/KMK.12/2001 tentang

Pedoman Kapitalisasi Barang Milik/Kekayaan Negara dalam Sistem Akuntansi

Pemerintah, dimana nilai satuan minimum perolehan peralatan dan mesin adalah

Rp300.000. Dengan demikian jika biaya perolehan peralatan dan mesin kurang dari 21

Page 23: Paper SAP-Pengakuan Aset-hampir Final

Rp300.000, maka peralatan dan mesin tersebut tidak dapat diakui dan disajikan sebagai

aset tetap.

Gedung dan Bangunan

Biaya perolehan gedung dan bangunan meliputi seluruh biaya yang dikeluarkan untuk

memperoleh gedung dan bangunan sampai siap pakai. Biaya ini antara lain meliputi

harga pembelian atau biaya konstruksi, termasuk biaya pengurusan IMB, notaris, dan

pajak. Apabila penilaian Gedung dan Bangunan dengan menggunakan biaya perolehan

tidak memungkinkan maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar/taksiran pada

saat perolehan.

Biaya perolehan Gedung dan Bangunan yang dibangun dengan cara swakelola meliputi

biaya langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan biaya tidak langsung termasuk

biaya perencanaan dan pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan

semua biaya lainnya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan aset tetap tersebut

seperti pengurusan IMB, notaris, dan pajak. Sementara itu, Gedung dan Bangunan yang

dibangun melalui kontrak konstruksi, biaya perolehan meliputi nilai kontrak, biaya

perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan, jasa konsultan, dan pajak. Gedung dan

Bangunan yang diperoleh dari sumbangan (donasi) dicatat sebesar nilai wajar pada saat

perolehan.

Pengukuran Gedung dan Bangunan harus memperhatikan kebijakan pemerintah

mengenai ketentuan nilai satuan minimum kapitalisasi aset tetap. Untuk Pemerintah

Pusat, kebijakannya sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor

01/KMK.12/2001 tentang Pedoman Kapitalisasi Barang Milik/Kekayaan Negara dalam

Sistem Akuntansi Pemerintah, yang mengatur bahwa nilai satuan minimum perolehan

gedung dan bangunan adalah Rp10.000.000. Artinya, jika nilai perolehan gedung dan

bangunan kurang dari Rp10.000.000, maka gedung dan bangunan tersebut tidak dapat

diakui dan disajikan sebagai aset tetap, namun tetap diungkapkan dalam Catatan Atas

Laporan Keuangan dan dalam Laporan BMN.

Kesimpulannya adalah honorarium panitia pelaksana kegiatan, honorarium panitia

pengadaan, dan honorarium panitia pemeriksa, serta biaya lain yang sifatnya

menunjang pelaksanaan pengadaan

22