Paper Psikotik Akut Print

download Paper Psikotik Akut Print

of 26

Transcript of Paper Psikotik Akut Print

  • 7/30/2019 Paper Psikotik Akut Print

    1/26

    BAB I

    TINJAUAN PUSTAKA

    Sejarah

    Pada umumnya, gangguan psikotik singkat belum dipelajari dengan baik di psikiatrik

    amerika dikarenakan seringnya perubahan criteria diagnostic yang terjadi selama lebih dari 15

    tahun terakhir. Pasien dengan gangguan yang mirip dengan gangguan psikotik singkat

    sebelumnya telah diklasifikasikan sebagai menderita psikosis reaktif, histerikal, stress dan

    psikogenik.

    Psikosis reaktif sering kali digunakan sebagai sinonim untuk skizofrenia berprognosis

    baik, diagnosis DSM IV gangguan psikotik singkat tidak berarti menyatakan hubungan dengan

    skizofrenia. Ditahun 1913 Karl Jasper menggambarkan sejumlah cirri penting untuk diagnosis

    psikosis reaktif, termasuk adanya stressor traumatis berat yang dapat diidentifikasi, hubungan

    yang erat antara stressor dan perkembangan psikosis dan perjalanan episode psikotik yang

    ringan. Disamping itu, isi psikosis sering kali mencerminkan sifat pengalaman traumatis dan

    perkembangan psikosis dihipotesiskan sebagai memuaskan tujuan pasien, seringkali suatu tipe

    pelepasn suatu kondisi traumatis.

    Epidemiologi

    Pada umumnya gangguan ini dianggap jarang, seperti yang dinyatakan oleh suatu

    penelitian tentang perekrutan militer dimana insidens psikosis reaktif singkat diperkirakan adalah

    1,4 per 100.000 yang direkrut ( DSM III). Lebih sering pada pasien muda daripada pasien lanjut

    usia , walaupun beberapa kasus melaporkan adanya riwayat kasus yang memang mengenai orang

    lanjut usia. Beberapa klinisi mengatakan bahwa gangguan mungkin paling sering pada pasien

    dari kelas sosioekonomi rendah dan pada pasien dengan ganggaun kepribadian yang telah ada

    sebelumnya ( histrionic, narsistik, paranoid, skizotipal, dan ambang). Orang yang telah

    mengalami bencana berat atau perubahan cultural yang besar. Tetapi semua hal tersebut belum

    dibuktikan benar didalam penelitian klinis yang terkontrol baik.

    1

  • 7/30/2019 Paper Psikotik Akut Print

    2/26

    Etiologi

    Didalam DSM III R factor psikososial bermakna dianggap menyebabkan psikosis reaktif

    singkat, tetapi criteria tersebut telah dihilangkan dari DSM IV. Perubahan dalam DSM IV

    menempatkan diagnosis gangguan psikotik singkat didalam kategori yang sama dengan banyak

    diagnosis psikiatrik utama lainnya yang penyebabnya tidak diketahui dan diagnosis

    kemungkinan termasuk gangguan yang heterogen.

    Pasien dengan gangguan psikotik singkat yang pernah memiliki gangguan kepribadian

    mungkin memiliki kerentanan biologis atau psikologis kearah perkembangan gejala psikotik.

    Walaupun pasien dengan perkembangan psikotik singkat sebagai suatu kelompok mungkin tidak

    memiliki peninggian insidensi skizofren didalam keluarganya, beberapa data menyatakan bahwa

    adanya suatu peninggian insidensi gangguan mood. Perumusan psikodinamika telah menyadari

    adanya mekanisme menghadapi (coping mechanism) yang tidak adekuat dan kemungkianan

    adanya tujuan sekunder pada pasien dengan gejala psikotik. Seperti pada teori biologis tentang

    gangguan, teori psikologis belum disahkan oleh penelitian klinis yang terkontrol cermat. Teori

    psikodinamik tambahan menyatakan bahwa gejala psikotik adalah suatu pertahanan terhadap

    fantasi yang dilarang, pemenuhan harapan yang tidak dicapai, atau suatu pelepasan dari situasi

    psikososial tertentu.

    Diagnosis DSM IV memiliki rangkaian diagnosis untuk gangguan psikotik, didasarkan

    terutama atas lama gejala. Untuk gejala psikotik yang berlangsung sekurangnya satu hari tetapi

    kurang dari satu bulan dan yang tidak disertai dengan satu gangguan mood, ganggaun yang

    berhubungan dengan zat, atau suatu gangguan psikotik karena kondisi medis umum , diagnosis

    gangguan psikotik singkat kemungkianan merupakan diagnosis yang tepat. Untuk gejala psikotik

    yang lebih dari satu hari diagnosis sesuai yang harus dipertimbangkan adalah gangguan

    delusional ( jika waham merupakan gejala psikotik utama), gangguan skizofreniform (jika gejala

    berlangsung kurang dari 6 bulan) dan skizofrenia(jika gejala telah berlangsung lebih dari 6 bulan.

    Jadi gangguan psikotik singkat diklasifikasikan didalm DSM IV sebagai suatu gangguan

    psikotik dengan durasi singkat. Criteria diagnostic menentukan sekurang-kurangnya satu gejala

    yang jelas psikotik yang berlangsung selama satu hari sampai satu bulan. DSM IV menentukan

    2

  • 7/30/2019 Paper Psikotik Akut Print

    3/26

    lebih lanjut penentuan dua cirri: adanya atau tidak adanya satu atau lebih stressor yang jelas dan;

    suatu onset pasca persalinan.

    Seperti pada pasien psikiatrik akut, riwayat yang diperlukan untuk membuat diagnosis

    mungkin tidak dapat diperoleh hanya dari pasien. Walaupun adanya gejala psikotik mungkin

    jelas, informasi mengenai gejala prodromal, episode suatu gangguan mood sebelumnya, dan

    riwayat ingesti zat psikotomimetik yang belum lama mungkin tidak dapat diperoleh dari

    wawancara klinis saja. Disamping itu, klinis mungkin tidak mampu memperoleh informasi yang

    akurat tentang ada atau tidaknya stressor pencetus.

    Gambaran Klinis

    Gejala gangguan psikotik singkat selalu termasuk sekurang kurangnya satu gejala

    psikosis utama, biasanya dengan onset yang tiba-tiba, tetapi tidak selalu memasukkan

    keseluruhan pola gejala yang ditemukan pada skizofrenia. Beberapa klinisi telah mengamati

    bahwa gejala afektif, konfusi dan gangguan pemusatan perhatian mungkin lebih sering

    ditemukan pada gangguan psikotik singkat daripada gangguan psikotik kronis. Gejala

    karakteristik untuk gangguan psikotik singkat adalah perubahan emosional, pakaian atau perilaku

    yang aneh, berteriak teriak atau diam membisu dan gangguan daya ingat untuk peristiwa yang

    belum lama terjadi. Beberapa gejala tersebut ditemukan pada gangguan yang mengarahkan

    diagnosis delirium dan jelas memerlukan pemeriksaan organic yang lengkap, walaupun hasilnya

    mungkin negative.

    Criteria diagnostic untuk gangguan psikotik singkat

    A. Adanya satu atau lebih gejala berikut

    Waham

    Halusinasi

    Bicara terdisorganisasi

    Perilaku terdiorganisasi jelas atau katatonik

    B. Lamanya suatu episode gangguan adalah sekurangnya satu

    3

  • 7/30/2019 Paper Psikotik Akut Print

    4/26

    hari tetapi kurang dari satu bulan, akhirnya kembali penuh pada tingkat

    fungsi pramorbid

    C. Gangguan tidak lebih baik diterangkan oleh suatu gangguan

    mood dengan cirri psikotik, gangguan skizoafektif atau skizofrenia dan

    bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat atau kondisi umum

    medis

    Sebutkan jika:

    Dengan stressor nyata: jika gejala terjadi segera setelah dan tampak

    sebagai respon dari suatu kejadian yang, sendirian atau bersama sama,

    akan menimbulkan stress yang cukup besar bagi hamper setiap orang

    dalam keadaan yang sama dalam kultur orang tersebut

    Tanpa stressor nyata: jika gejala psikotik tidak terjadi segera

    setelah atau tampak bukan sebagai respon terhadap kejadian yang

    sendirian atau bersama sama akan menimbulkan stress yang cukup besar

    bagi hamper setiap orang dalam keadaan yang sama dalam kultur orang

    tersebut.

    Dengan onset pasca persalinan: jika onset dalam waktu empat

    minggu setelah persalinan.

    Stresos Pencetus

    Contoh yang paling jelas dari stresos pencetus adalah peristiwa kehidupan yang besar

    yang dapat menyebabkan kemarahan emosional yang bermakna pada tiap orang. Peristiwa

    tersebut adalah kematian anggota keluarga dekat dan kecelakaan kendaraan yang berat. Beberapa

    klinis berpendapat bahwa keparahan peristiwa harus dipertimbangkan didalam hubungan dengan

    4

  • 7/30/2019 Paper Psikotik Akut Print

    5/26

    kehidupan pasien. Walaupun pandangan tersebut adalah beralasan, tetapi mungkin memperluas

    definisi stressor pencetus dengan memasukkan peristiwa yang tidak berhubungan dengan episode

    psikotik. Klinisi lain berpendapat bahwa stressor mungkin merupakan urutan peristiwa yang

    menimbulkan stress sedang, bukannya peristiwa tunggal yang menimbulakan stress dengan jelas.

    Tetapi penjumlahan derajat stress yang disebabkan oleh urutan peristiwa memerlukan suatu

    derajat pertimbangan klinis yang hampir tidak mungkin.

    Diagnosis Banding

    Klinis tidak boleh menganggap bahwa diagnosis yang tepat untuk pasien yang psikotik

    singkat adalah gangguan psikotik singkat,bahkan jika factor psikosocial pencetus yang jelas

    ditemukan. Factor tersebut dapat semata-mata terjadi bersama-sama. Diagnosis lain yang

    dipertimbangkan didalam diagnosis banding adalah gangguan buatan dengan tanda dan gejala

    psikologis yang menonjol, berpura-pura, gangguan psikotik karena kondisi medis umum, dan

    gangguan psikotik akibat zat. Seorang pasien mungkin tidak mau mengakui penggunaan zat

    gelap, dengan demikian membuat pemeriksaan intoksikasi zat atau putus zat sulit tanpa

    menggunakan tes laboratorium. Pasien dengan epilepsy atau delirium dapat juga datang dengan

    gejala psikotik yang dengan ditemukan pada gangguan psikotik singkat. Gangguan psikiatrik

    tambahan yang harus dipertimbangkan didalam diagnosis banding adalah gangguan identitas

    disosiatif dan episode psikotik yang disertai dengan gangguan kepribadian ambang dan

    skizotipal.

    Perjalanan Penyakit dan Prognosis

    Menurut definisinya, perjalanan penyakit gangguan psikotik singkat adalah kurang dari

    satu bulan. Namun demikian, perkembangan gangguan psikiatrik bermakna tertentu dapat

    menyatakan suatu kerentanan mental pada pasien. Sejumlah pasien dengan persentasi yang tidak

    diketahui yang pertama kali di klasifikasikan menderita gangguan psikotik singkat selanjutnya

    menunjukkan sindroma psikiatrik kronis, seperti skizofrenia dan gangguan mood. Tetapi, pada

    umumnya pasien dengan gangguan psikotik singkat memiliki prognosis yang baik, dan penelitian

    5

  • 7/30/2019 Paper Psikotik Akut Print

    6/26

    di eropa telah menyatakan bahwa 50 sampai 80 persen dari semua pasien tidak memilki masalah

    psikiatrik berat lebih lanjut.

    Lamanya gejala akut dan residual sering kali hanya beberapa hari. Kadang-kadang, gejala

    depresif mengikuti resolusi gejala psikotik. Bunuh diri adalah suatu keprihatinan pada fase

    psikotik maupun fase depresif pascapsikotik. Sejumlah indikator telah dihubungkan dengan

    prognosis yang baik. Pasien dengan cirri-ciri tersebut kecil kemungkinannya kemudian akan

    menderita skizofrenia atau suatu gangguan mood,

    Cirri prognosis yang baik untuk gangguan psikotik singkat

    Penyesuaian premorbid yang baik sedikit trait schizoid pramorbid stressor

    pencetus yang berat onset gejala mendadak gejala afektif. Konfusi selama psikosis

    sedikit penumpulan afektif gejala singkat tidak ada saudara yang skizofrenik

    PSIKOTIK/PSYCHOTIC

    Psikotik adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidak mampuan individu menilai

    kenyataan yang terjadi, misalnya terdapat halusinasi, waham atau perilaku kacau/aneh.

    Psikotik yang dibahas pada modul ini yaitu psikotik akut dan kronik.

    Gangguan Psikotik Akut

    Gambaran utama perilaku:

    Perilaku yang diperlihatkan oleh pasien yaitu :

    Mendengar suara-suara yang tidak ada sumbernya

    Keyakinan atau ketakutan yang aneh/tidak masuk akal

    Kebingungan atau disorientasi

    Perubahan perilaku; menjadi aneh atau menakutkan seperti menyendiri,

    kecurigaan berlebihan, mengancam diri sendiri, orang lain atau lingkungan, bicara dan

    tertawa serta marah-marah atau memukul tanpa alasa2. Pedoman diagnostik

    Untuk menegakkan diagnosis gejala pasti gangguan psikotik akut adalah sebagai

    berikut :6

  • 7/30/2019 Paper Psikotik Akut Print

    7/26

    Halusinasi (persepsi indera yang salah atau yang dibayangkan : misalnya,

    mendengar suara yang tak ada sumbernya atau melihat sesuatu yang tidak ada bendanya)

    Waham (ide yang dipegang teguh yang nyata salah dan tidak dapat diterima oleh

    kelompok sosial pasien, misalnya pasien percaya bahwa mereka diracuni oleh tetangga,

    menerima pesan dari televisi, atau merasa diamati/diawasi oleh orang lain)

    Agitasi atau perilaku aneh (bizar)

    Pembicaraan aneh atau kacau (disorganisasi)

    Keadaan emosional yang labil dan ekstrim (iritabel)

    Diagnosis banding

    Selain diagnosis pasti, ada diagnosis banding untuk psikotik akut ini karena dimungkinkan

    adanya gangguan fisik yang bisa menimbulkan gejala psikotik.

    Epilepsi

    Intoksikasi atau putus zat karena obat atau alkohol

    Febris karena infeksi

    Demensia dan delirium atau keduanya

    Jika gejala psikotik berulang atau kronik, kemungkinan skizofrenia dan gangguan

    psikotik kronik lain

    Jika terlihat gejala mania (suasana perasaan meninggi, percepatan bicara atau

    proses pikir, harga diri berlebihan), pasien mungkin sedang mengalami suatu episode maniak

    Jika suasana perasaan menurun atau sedih, pasien mungkin sedang mengalami

    depresi

    Penatalaksanaan

    Pertama, saudara harus dapat memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang

    psikotik akut berikut hak dan kewajibannya

    Informasi yang perlu untuk pasien dan keluarga

    Untuk lebih memahami dan memperjelas isi dan metode pemberian informasi yang akan

    disampaikan saudara dapat dibaca lebih lengkap pada modul VI B tentang asuhan

    keperawatan pasien halusinasi, waham, isolasi sosial. Beberapa informasi yang perlu

    disampaikan pada pasien dan keluarga antara lain tentang :

    7

  • 7/30/2019 Paper Psikotik Akut Print

    8/26

    Episode akut sering mempunyai prognosis yang baik, tetapi lama perjalanan

    penyakit sukar diramalkan hanya dengan melihat dari satu episode akut saja

    Agitasi yang membahayakan pasien, keluarga atau masyarakat, memerlukan

    hospitalisasi atau pengawasan ketat di suatu tempat yang aman. Jika pasien menolak

    pengobatan, mungkin diperlukan tindakan dengan bantuan perawat kesehatan jiwa

    masyarakat dan perangkat desa serta keamanan setempat

    Menjaga keamanan pasien dan individu yang merawatnya:

    1. Keluarga atau teman harus mendampingi pasien

    2. Kebutuhan dasar pasien terpenuhi (misalnya, makan, minum, eliminasi dan

    kebersihan)

    3. Hati-hati agar pasien tidak mengalami cedera

    Konseling pasien dan keluarga

    1. Bantu keluarga mengenal aspek hukum yang berkaitan dengan pengobatan psikiatrik

    antara lain : hak pasien, kewajiban dan tanggung jawab keluarga dalam pengobatan

    pasien

    2. Dampingi pasien dan keluarga untuk mengurangi stress dan kontak dengan stresor

    3. Motivasi pasien agar melakukan aktivitas sehari-hari setelah gejala membaik

    Pengobatan

    Program pengobatan untuk psikotik akut :

    1. Berikan obat antipsikotik untuk mengurangi gejala psikotik :

    Haloperidol 2-5 mg, 1 sampai 3 kali sehari, atau

    Chlorpromazine 100-200 mg, 1 sampai 3 kali sehari

    Dosis harus diberikan serendah mungkin untuk mengurangi efek samping, walaupun

    beberapa pasien mungkin memerlukan dosis yang lebih tinggi

    (2). Obat antiansietas juga bisa digunakan bersama dengan neuroleptika untuk

    mengendalikan agitasi akut (misalnya: lorazepam 1-2 mg, 1 sampai 3 kali sehari)

    (3). Lanjutkan obat antipsikotik selama sekurang-kurangnya 3 bulan sesudah gejala hilang.

    Apabila saudara menemukan pasien gangguan jiwa di rumah dengan perilaku di bawah ini,

    8

  • 7/30/2019 Paper Psikotik Akut Print

    9/26

    lakukan kolaborasi dengan tim untuk mengatasinya.

    Kekakuan otot (Distonia atau spasme akut), bisa ditanggulangi dengan suntikan

    benzodiazepine atau obat antiparkinson

    Kegelisahan motorik berat (Akatisia), bisa ditanggulangi dengan pengurangan dosis terapi

    atau pemberian beta-bloker

    Gejala parkinson (tremor/gemetar, akinesia), bisa ditanggulangi dengan obat antiparkinson

    oral (misalnya, trihexyphenidil 2 mg 3 kali sehari)

    5). Rujukan

    Tindakan rujukan diperlukan bila terjadi kondisi-kondisi yang tidak dapat diatasi melalui

    tindakan yang sudah dilakukan sebelumnya khususnya pada :

    Kasus baru gangguan psikotik

    Kasus dengan efek samping motorik yang berat atau timbulnya demam, kekakuan,

    hipertensi, hentikan obat antipsikotik lalu rujuk

    BAB II

    STATUS PASIEN

    1. IDENTITAS PASIEN

    Nama : Tn. A

    Umur : 45 tahun

    Tanggal lahir : 28 Oktober 1970

    9

  • 7/30/2019 Paper Psikotik Akut Print

    10/26

    Agama : Islam

    Suku : Jawa

    Pendidikan : Tamat S1 jurusan Administrasi bisnis komunikasi

    Status : Menikah, Memiliki 2 orang anak

    Alamat : sumber rejo, Jawa Timur

    Pekerjaan : Staff perusahaan swasta

    Tanggal masuk RS : 6 April 2012

    2. RIWAYAT PSIKIATRI

    A. Keluhan Utama

    Pasien dibawa ke Rumah Sakit karena sering melihat mayat dan didalam hatinya

    menyuruh untuk mati

    B. Keluhan Tambahan

    Dalam 2 minggu ini pasien sering tidak masuk kerja dan selalu memegangi tangan

    istrinya jika takut

    C. Riwayat Gangguan sekarang

    Sekitar 1 bulan ini pasien sering menjadi pendiam dan ketakutan sendiri. Pasien

    sering tidak bisa tidur dan sering berbicara sendiri. Sejak 2 minggu inin pasien tidak

    pernah masuk bekerja.

    D. Riwayat Gangguan Sebelumnya

    a. Riwayat Gangguan Psikiatri

    Pasien belum pernah mengalami gejala seperti ini sebelumnya, maupun riwayat

    pengobatan psikiatri sebelumnya.

    10

  • 7/30/2019 Paper Psikotik Akut Print

    11/26

    b. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif

    Penggunaan obat-obatan dan psikotropika disangkal pasien. Pasien juga tidak

    merokok dan minum alkohol.

    c. Riwayat Medis

    Riwayat trauma kepala (-), penyakit saraf (-), riwayat kejang (-), epilepsy (-),

    tumor otak (-), riwayat nyeri kepala (-).

    3. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI

    A. Masa Prenatal dan Perinatal

    Pasien lahir secara normal dan cukup bulan ditolong oleh bidan di Rumah Sakit,

    B. Masa Kanak-Kanak (0-3 tahun)

    Menurut orang tuanya tumbuh kembang pasien berjalan normal sesuai usia.

    C. Masa Pertengahan (3-11 tahun)

    Pasien tumbuh dan berkembang normal sesuai dengan usianya. Pasien adalah anak

    yang penurut dan pendiam pada masa kanak-kanak. Jarang bermain keluar dengan

    teman-teman sebayanya karena pasien lebih suka untuk berada dirumah untuk belajar

    dan membaca buku. Hubungan dengan orang tua dan adik-adiknya cukup baik.

    D. Masa Kanak Akhir dan Remaja

    Selama masa remaja, pasien merupakan pelajar yang rajin tetapi cenderung lebih

    pendiam dari teman-teman sebayanya. Pasien pernah masuk dalam kegiatan OSIS

    dan pramuka di sekolahnya. Pasien jarang bergaul dengan teman-teman sebayanya

    karena lebih sering berada dirumah. Pasien mengaku sehabis pulang sekolah sering

    membantu ibu dan kakanya yang bekerja sebagai petani.

    E. Masa Dewasa

    11

  • 7/30/2019 Paper Psikotik Akut Print

    12/26

    a. Riwayat Pendidikan

    Pasien bersekolah di SDN daerah Lawang, melanjutkan SMP di daerah nganjuk,

    dan melanjutkan ke SMEA Negeri di Malang atas keinginan sendiri. Setelah

    pasien menjadi tentara pasien dikirim untuk melanjutkan ke jenjang sarjana dan

    mengambil jurusan administrasi bisnis komunikasi.

    b. Agama

    Pasien dibesarkan dalam lingkungan agama Islam. Ayah dan ibu pasien bukan

    termasuk penganut islam yang taat, mereka jarang sholat dan tidak menjalankan

    ibadah puasa. Pasien banyak belajar tentang agama islam dari orang-orang di

    mesjid yang kebetulan dekat dengan rumah pasien. Pasien taat dalam

    menjalankan ajaran agama, misalnya dengan selalu teratur sholat dan

    menjalankan puasa baik puasa wajib maupun puasa yang tidak wajib. Pasien juga

    menolak untuk berpacaran sebelum menikah

    c. Riwayat Pelanggaran Hukum

    Pasien tidak pernah melakukan tindakan pelanggaran hokum maupun berurusan

    dengan pihak berwajib.

    d. Aktivitas Sosial

    Pasien termasuk seorang yang suka bersosialisasi, ia sering menghadiri pengajian

    di dekat rumahnya, terkadang ia mengikuti kerja bakti di lingkungannya. Bila

    sedang tidak ada kegiatan, pasien memilih berdiam diri di rumah berkumpul

    dengan anak istrinya.

    e. Riwayat Keluarga

    Pasien adalah anak ke tiga dari tiga saudara sekandung. Pasien memiliki seorang

    kakak tiri dari pernikahan pertama ibunya. Pasien dekat dengan ayah dan ibunya,

    12

  • 7/30/2019 Paper Psikotik Akut Print

    13/26

    dan kakak laki-lakinya. Pasien tidak terlalu dekat dengan kakak perempuannya.

    Orang tua pasien tidak pernah menghukum dengan keras anak-anaknya, jika

    melakukan kesalahan, orang tua hanya menegur saja. Ayah dan ibu pasien

    berpisah ketika pasien duduk di kelas 2 SD dan bercerai resmi pada saat pasien

    kelas 4 SD. Setelah berpisah, hubungan ayah dengan anak-anaknya masih tetap

    baik, meskipun ayahnya pindah tidak jauh dr tempat ibunya tetapi pasien dan

    kakaknya masih sering bermain ke rumah ayahnya.

    Keluarga pasien tidak pernah membedakan antara anak laki-laki dan anak

    perempuannya, kedua orang tua memperlakukan anaknya sama saja. Jika ada

    yang melakukan kesalahan, pasti akan ditegur.

    Tidak ada anggota keluarga pasien lainnya yang mengalami gangguan jiwa.

    Genogram Keluarga:

    PEDIGREE (SILSILAH KELUARGA)

    Keterangan :

    : Laki-laki : Bercerai

    : Wanita : Laki-laki, gangguan jiwa, pasien

    13

  • 7/30/2019 Paper Psikotik Akut Print

    14/26

    : Wanita meninggal

    4. STATUS MENTAL ( Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 6 April 2012)

    A. Deskripsi Umum

    a. Penampilan

    Seorang laki-laki sesuai dengan usia, sedang di fiksasi di atas ranjang, mata

    tertutup, badan berkeringat. Memakai baju kaos lengan pendek dan celana

    panjang kain. Kadang-kadang tangan terlihat gemetar. Pasien menutup mata

    sepanjang wawancara.

    b. Sikap Terhadap Pemeriksa

    Pasien kurang kooperatif dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh

    pemeriksa.

    B. Mood dan Afek

    a. Mood : tumpul

    b. Afek : tumpul

    C. Bicara

    Kurang spontan, tidak lancar, hanya menjawab pertanyaan dengan kalimat singkat,

    berulang kali mengatakan mau mati saja. Volume kecil, intonasi kurang jelas. Pasien

    jg berulang kali mengatakan jangan tinggalkan saya

    D. Gangguan Persepsi

    Halusinasi auditorik (+) menyuruh pasien untuk mati saja.

    Halusinasi visual (+) pasien melihat seperti ada bayangan.

    E. Pikiran

    14

  • 7/30/2019 Paper Psikotik Akut Print

    15/26

    a. Arus pikira : Asosiasi longgar

    b. Isi pikiran : ptm(-) waham (-)

    c. Bentuk pikiran : non reslistik

    F. Kesadaran dan Kognitif

    a. Taraf Kesadaran

    Kesadaran pasien kompos mentis

    b. Orientasi

    Waktu : menurun, pasien tidak mengetahui hari, tanggal dan tahun saat

    diwawancara.

    Tempat : menurun, pasien tidak mengetahui bahwa ia berada di ruang

    periksa dokter

    Orang : baik, pasien dapat mengenali dokter pemeriksa dan

    Keluarga

    c. Daya Ingat

    Amnesia (-)

    d. Konsentrasi dan Perhatian

    Baik, pasien tidak melakukan kesalahan saat melakukan pengurangn 100-7

    kemudian hasilnya dikurang tujuh lagi dan seterusnya. Pasien juga dapat mengeja

    kata dunia dengan baik dan dapat

    e. Kemampuan Membaca dan Menulis

    Baik, pasien dapat membaca tulisan dan dapat menuliskan namanya sendiri dan

    nama anak pasien.

    15

  • 7/30/2019 Paper Psikotik Akut Print

    16/26

    f. Kemampuan Visuospasial

    Baik, pasien dapat menggambarkan jam seperti yang diminta pemeriksa, serta

    dapat memperlihatkan arah jarum panjang dan jarum pendek dengan baik.

    g. Intelegensi dan Kemampuan Informasi

    Baik, pasien dapat menjawab pertanyaan Rp 1.000,00 dikurangi Rp 250,00.

    Pasien juga dapat menyebutkan nama Presiden RI dan wakil presiden RI yang

    pertama.

    G. Kemampuan Mengendalikan Impuls

    Saat wawancara, kemampuan pengendalian impuls buruk. Perilaku pasien selama

    wawancara terlihat tidak terkendali, pasien beberapa kali mencoba berdiri dan

    memberontak.

    H. Daya Nilai dan Tilikan

    a. Daya Nilai Sosial

    Baik, pasien bersikap sopan terhadap dokter

    b. Penilaian Realita

    Terganggu

    c. Tilikan

    Derajat 1. Penyangkalan penyakit sama sekali

    5. PEMERIKSAAN DIAGNOSIS LEBIH LANJUT

    Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 4 April 2012

    A. Status Internis

    Keadaan umum : baik

    Kesadaran : compos mentis

    16

  • 7/30/2019 Paper Psikotik Akut Print

    17/26

    Tekanan darah : 130/80 mmHg

    Frekuansi nadi : 80x/menit

    Frekuensi napas : 20x/menit

    Suhu : 36,7oC

    Mata : Konjungtiva tidak anemic, sclera tidak ikterik

    THT : dalam batas normal

    Thoraks : dalam batas normal

    Abdomen : datar, bising usus normal

    Ekstremitas : akral hangat, tidak ada edema

    B. Status Neurologis

    Tanda rangsang meningeal : negative

    Tanda efek ekstrapiramidal : tidak ada

    Motorik : baik

    Sensorik : baik

    6. EVALUASI MULTIAKSIAL

    Aksis I : F23 .0 Psikotik Akut

    Aksis II : Ciri kepribadian anankastik

    Aksis III : Tidak ada diagnosis

    Aksis IV : Masalah istri yang beru melahirkan anak perempuan

    Aksis V : GAF saat masuk rumah sakit: 50-41

    GAF 1 tahun : 80-90

    7. PROGNOSIS

    17

  • 7/30/2019 Paper Psikotik Akut Print

    18/26

    dubia ad bonam

    8. TERAPI

    A. Psikofarmaka

    Resperidone 2 x 2 mg

    B. Psikoterapi

    1. Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien mengenai penyakitnya,

    pengobatan , serta hal-hal yang dapat mencegah dan mencetuskan penyakit pasien

    sehingga dapat memperpanjang remisi dan mencegah kekambuhan.

    2. Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien mengenai pentingnya

    minum obat secara teratur, adanya efek samping yang bisa timbul dari pengobatan

    ini, dan pengaturan dosis harus berdasarkan rekomendasi dokter.

    3. Memberikan psikoterapi yang bersifat supportif pada pasien mengenai

    kondisi penyakitnya, menggali dan memotivasi potensi dan kemampuan yang ada

    pada diri pasien, dan kemampuan mengatasi masalah.

    9. Resep

    18

    dr. A

    SIP : 207 121 0032

    Praktek/ Rumah :

    Hari Praktek :

    Perum Joyo Grand JJ 15 Senin- Jumat

    Malang

    Pagi 07.00-09.00 WIB

    081909000056

    Sore 16.00-20.00 WIB

    Malang, 6 April 2012

    R/ Resperidone Tab mg 2 No:XXX

    S 2 dd Tab 1 m et v

    Pro : Tn. A

    Umur :45 tahun

    Alamat : Malang

  • 7/30/2019 Paper Psikotik Akut Print

    19/26

    BAB III

    PEMBAHASAN

    A. RESPERIDONE

    KOMPOSISI

    RISPERIDONE 1 mg

    Tiap tablet salut selaput mengandung:

    Risperidone 1 mg

    RISPERIDONE 2 mg

    Tiap tablet salut selaput mengandung:

    Risperidone 2 mg

    RISPERIDONE 3 mg

    Tiap tablet salut selaput mengandung:

    Risperidone 3 mg

    19

  • 7/30/2019 Paper Psikotik Akut Print

    20/26

    FARMAKOLOGI

    Cara kerja obat

    Risperidone termasuk antipsikotik turunan benzisoxazole.Risperidone merupakan antagonismonoaminergik selektif dengan afinitas tinggi terhadap reseptor serotonergik 5-HT2 dan

    dopaminergik D2.Risperidoneberikatan dengan reseptor 1-adrenergik. Risperione tidak

    memiliki afinitas terhadap reseptor kolinergik.

    Meskipun risperidone merupakan antagonis D2 kuat, dimana dapat memperbaiki gejala positif

    skizofrenia, hal tersebut menyebabkan berkurangnya depresi aktivitas motorik dan induksi

    katalepsi dibanding neuroleptik klasik. Antagonisme serotonin dan dopamin sentral yang

    seimbang dapat mengurangi kecenderungan timbulnya efek samping ekstrapiramidal, dia

    memperluas aktivitas terapeutik terhadap gejala negatif dan afektif dari skizofrenia.

    Farmakokinetik

    Risperidone diabsorpsi sempurna setelah pemberian oral, konsentrasi plasma puncak dicapai

    setelah 1-2 jam. Absorpsi risperidone tidak dipengaruhi oleh makanan. Hidroksilasi merupakan

    jalur metabolisme terpenting yang mengubah risperidone menjadi 9-hidroxyl-risperidone yang

    aktif.

    Waktu paruh eliminasi dari fraksi antipsikotik yang aktif adalah 24 jam. Studi risperidone dosis

    tunggal menunjukkan konsentrasi zat aktif dalam plasma yang lebih tinggi dan eliminasi yang

    lebih lambat pada lanjut usia dan pada pasien dengan gangguan ginjal. Konsentrasi plasma tetap

    normal pada pasien dengan gangguan fungsi hati.

    INDIKASI

    Terapi pada skizofrenia akut dan kronik serta pada kondisi psikosis yang lain, dengan gejala-

    gejala tambahan (seperti; halusinasi, delusi, gangguan pola pikir, kecurigaan dan rasa

    permusuhan) dan atau dengan gejala-gejala negatif yang terlihat nyata (seperti; blunted affect,

    20

  • 7/30/2019 Paper Psikotik Akut Print

    21/26

    menarik diri dari lingkungan sosial dan emosional, sulit berbicara). Juga mengurangi gejala

    afektif (seperti; depresi, perasaan bersalah dan cemas) yang berhubungan dengan skizofrenia.

    KONTRAINDIKASI

    Hipersensitif terhadap risperidone.

    DOSIS

    Dosis umum

    Hari ke-1 : 2 mg/hari, 1-2 x sehari

    Hari ke-2 : 4 mg/hari, 1-2 x sehari (titrasi lebih rendah dilakukan pada beberapa pasien)

    Hari ke-3 : 6 mg/hari, 1-2 x sehari

    Dosis umum 4-8 mg per hari

    Dosis di atas 10 mg/hari tidak lebih efektif dari dosis yang lebih rendah dan bahkan mungkin

    dapat meningkatkan gejala ekstrapiramidal. Dosis di atas 10 mg/hari dapat digunakan hanya

    pada pasien tertentu dimana manfaat yang diperoleh lebih besar dibanding dengan risikonya.Dosis di atas 16 mg/hari belum dievaluasi keamanannya sehingga tidak boleh digunakan.

    Penggunaan pada penderita geriatrik, juga penderita gangguan fungsi ginjal dan hati:

    Dosis awal: 0,5 mg, 2 x sehari

    Dosis dapat disesuaikan secara individual dengan penambahan 0,5 mg, 2 x sehari (hingga

    mencapai 1-2 mg, 2 x sehari)

    Penggunaan pada anak:

    Pengalaman penggunaan pada anak-anak usia di bawah 15 tahun belum cukup.

    21

  • 7/30/2019 Paper Psikotik Akut Print

    22/26

    PERINGATAN DAN PERHATIAN

    Anak-anak usia < 15 tahun tidak dianjurkan.

    Dapat menyebabkan hipotensi ortostatik, terutama pada pemberian awal.Risperidone

    diberikan secara hati-hati pada penderita kardiovaskular. Pengurangan dosis harus

    dipertimbangkan bila terjadi hipotensi.

    Penggunaan dosis di atas 5 mg, 2x sehari tidak lebih efektif dari dosis yang lebih rendah

    dan bahkan mungkin dapat meningkatkan gejala ekstrapiramidal. Jangan melebihi dosis

    yang dianjurkan. Bila diperlukan efek sedasi yang lebih, pemberian obat seperti

    benzodiazepin lebih baik dibanding menaikkan dosis risperidone.

    Obat antagonis reseptor dopamin berhubungan dengan induksi tardive dyskinesia,

    ditandai dengan pergerakan berulang yang tidak terkendali, terutama pada lidah dan/atauwajah. Dilaporkan bahwa munculnya gejala ekstrapiramidal merupakan faktor risiko

    terjadinya tardive dyskinesia. Jika tanda dan gejala tardive dyskinesia muncul,

    pertimbangkan untuk menghentikan penggunaan semua obat antipsikotik.

    Pemberian risperidonepada pasien Parkinson secara teori dapat menyebabkan penyakit

    memburuk.

    Hati-hati penggunaan pada pasien epilepsi.

    Pasien diberitahu bahwa berat badannya dapat meningkat.

    Risperidone dapat mengganggu aktivitas yang memerlukan konsentrasi mental, pasien

    disarankan tidak menyetir atau menjalankan mesin hingga diketahui kerentanan

    individualnya.

    Pemberian pada wanita hamil dan menyusui jika keuntungannya lebih besar dari risiko.

    Penggunaan risperidone dapat menimbulkanNeuroleptic Malignant Syndrome (NMS)

    yang manifestasi klinisnya adalah: Hiperpireksia, rigiditas otot, perubahan status mental

    dan gangguan denyut nadi, tekanan darah, aritmia, takikardia dan diaforesis. Manifestasi

    lainnya dapat berupa: peningkatan kreatinin fosfatase, mioglobinemia, serta gagal ginjal

    akut. Bila timbul gejala NMS, hentikan segera penggunaan.

    Penggunaan risperidonejuga dapat menimbulkan hiperprolaktinemia (karena risperidone

    dapat meningkatkan kadar prolaktin sehingga kemungkinan efek karsinogenitasnya

    meningkat).

    22

  • 7/30/2019 Paper Psikotik Akut Print

    23/26

    Penggunaan risperidonepada penderita geriatrik serta penderita gangguan fungsi hati dan

    ginjal: Dosis awal dan dosis tambahan perlu dikurangi sampai separuh dosis normal.

    EFEK SAMPING

    Yang umum terjadi: insomnia, agitasi, rasa cemas, sakit kepala.

    Efek samping lain: somnolen, kelelahan, pusing, konsentrasi terganggu, konstipasi,

    dispepsia, mual/muntah, nyeri abdominal, gangguan penglihatan, priapismus, disfungsi

    ereksi, disfungsi ejakulasi, disfungsi orgasme, inkontinensia urin, rinitis, ruam dan reaksi

    alergi lain.

    Beberapa kasus gejala ekstrapiramidal mungkin terjadi (namun insiden dan keparahannya

    jauh lebih ringan bila dibandingkan dengan haloperidol), seperti: tremor, rigiditas,

    hipersalivasi, bradikinesia, akathisia, distonia akut. Jika bersifat akut, gejala ini biasanya

    ringan dan akan hilang dengan pengurangan dosis dan/atau dengan pemberian obat

    antiparkinson bila diperlukan.

    Seperti neuroleptik lainnya, dapat terjadi neuroleptic malignant syndrome (namun

    jarang), ditandai dengan hipertermia, rigiditas otot, ketidakstabilan otonom, kesadaran

    berubah dan kenaikan kadar CPK, dilaporkan pernah terjadi. Bila hal ini terjadi,

    penggunaan obat antipsikotik termasukrisperidone harus dihentikan.

    Kadang-kadang terjadi orthostatic dizziness, hipotensi termasuk ortostatik, takikardia

    termasuk takikardia reflek dan hipertensi.

    Risperidone dapat menyebabkan kenaikan konsentrasi prolaktin plasma yang bersifat

    dose-dependent, dapat berupagalactorrhoea, gynaecomastia, gangguan siklus menstruasi

    dan amenorrhoea.

    Kenaikan berat badan, edema dan peningkatan kadar enzim hati kadang-kadang terjadi.

    Sedikit penurunan jumlah neutrofil dan trombosit pernah terjadi.

    Pernah dilaporkan namun jarang terjadi, pada pasien skizofrenik: intoksikasi air dengan

    hiponatraemia, disebabkan oleh polidipsia atau sindrom gangguan sekresi hormon

    antidiuretik (ADH); tardive dyskinesia, tidak teraturnya suhu tubuh dan terjadinya

    serangan.

    INTERAKSI OBAT

    23

  • 7/30/2019 Paper Psikotik Akut Print

    24/26

    Hati-hati pada penggunaan kombinasi dengan obat-obat yang bekerja pada SSP dan

    alkohol.

    Risperidone mempunyai efek antagonis dengan levodopa atau agonis dopamin lainnya.

    Karbamazepin dapat menurunkan kadar plasma risperidone.

    Clozapine dapat menurunkan bersihan risperidone.

    Fluoksetin dapat meningkatkan konsentrasi plasma dari fraksi antipsikotik (risperidone

    dan 9-hydroxy-risperidone) dengan meningkatkan konsentrasi risperidone.

    KEMASAN

    RISPERIDONE 1 mg : Kotak, 5 blister @ 10 tablet salut selaput,

    No. Reg: GKL0505038917A1

    RISPERIDONE 2 mg : Kotak, 5 blister @ 10 tablet salut selaput,

    No. Reg: GKL0505038917B1

    RISPERIDONE 3 mg : Kotak, 5 blister @ 10 tablet salut selaput,

    24

  • 7/30/2019 Paper Psikotik Akut Print

    25/26

    BAB III

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Psikotik adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidak mampuan individu menilai

    kenyataan yang terjadi, misalnya terdapat halusinasi, waham atau perilaku kacau/aneh.

    Psikotik yang dibahas pada modul ini yaitu psikotik akut dan kronik.

    Gambaran utama perilaku:

    Perilaku yang diperlihatkan oleh pasien yaitu :

    Mendengar suara-suara yang tidak ada sumbernya

    Keyakinan atau ketakutan yang aneh/tidak masuk akal

    Kebingungan atau disorientasi

    Perubahan perilaku; menjadi aneh atau menakutkan seperti menyendiri,

    kecurigaan berlebihan, mengancam diri sendiri, orang lain atau lingkungan,

    bicara dan tertawa serta marah-marah atau memukul tanpa alasa2. Pedoman

    diagnostic

    B. Saran

    1. Bantu keluarga mengenal aspek hukum yang berkaitan dengan pengobatan

    psikiatrik antara lain : hak pasien, kewajiban dan tanggung jawab keluarga dalam

    pengobatan pasien

    2. Dampingi pasien dan keluarga untuk mengurangi stress dan kontak dengan

    stressor

    3. Motivasi pasien agar melakukan aktivitas sehari-hari setelah gejala membaik

    25

  • 7/30/2019 Paper Psikotik Akut Print

    26/26

    DAFTAR PUSTAKA

    American Psychiatric Association.1994.Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders.4th ed. Washington, DC.

    Charney DS, Nestler EJ. 2004.Neurobiology of Mental Illness . 2nd Oxford University Press, Inc.

    New York.

    Departemen Kesehatan R.I. 1993.Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di

    Indonesia (PPDGJ). Edisi ke III. Jakarta

    Ganong, WF. 1995.Review of Medical Physiology . 17 ed., Appleton & Lange, Norwalk,

    Connecticut. 251-261, 368-369.

    Kandel ER, Schwartz JH, Jessell TM. 1991.Disorders of Thought: Schizophrenia,Principles ofNeural Science. Third ed., Appleton & Lange, Norwalk, Connecticut 853-866

    Kasper S. 1999. Bridging the gap between psychopharmacology and clinical symptoms,

    International Journal of Psychiatry in Clinical Practise 3 [suppl 2]: S17-S20.

    Lieberman JA, 1999. Pathophysiologic Mechanisms in the Pathogenesis and Clinical Course of

    Schizophrenia,J Clin; 60 (suppl 12): 9-12

    McEwen BS.1999. Stress and hippocampal plasticity. Ann RevNeurosci.[abstract].22:105-122

    Pinel, JPJ.1993.Biopsychology. 2nd ed. Allyn and Bacon. Boston. 226, 261

    Sadock BJ, Sadock VA.2000.Comprehensive Textbook of Psychiatry, 7th ed, , Lippincott

    Williams & Wilkins, A Wolters Kluwer Company.

    Schwartz M, Silver H. 2000. Lymphocytes, autoantibodies and psychosis coincidence versus

    etiological factor : an update. IsraelJournal of Psychiatry & Related Science.[abstract]. 37 ;

    1 : 32-36.

    26