Paper Pengendalian Penc udara teknis.docx

70
2.1 Pembahasan a. Pengertian udara dan pencemaran udara Udara merupakan campuran dari gas yang terdapat pada permukaan bumi, yang terdiri dari sekitar 78 % Nitrogen, 20 % Oksigen, 0,93 % Argon, 0,03 % Karbon Dioksida (CO2) dan sisanya terdiri dari Neon (Ne), Helium (He), Metan (CH4) dan Hidrogen. udara dikatakan "Normal" dan dapat mendukung kehidupan manusia apabila komposisinya seperti diatas. Udara dimana di dalamnya terkandung sejumlah oksigen, merupakan komponen esensial bagi kehidupan, baik manusia maupun makhluk hidup lainnya. Sedangkan apabila terjadi penambahan gas-gas lain yang menimbulkan gangguan serta perubahan komposisi tersebut, maka dikatakan udara sudah tercemar/terpolusi. Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan atau zat-zat asing di udara dalam jumlah yang dapat menyebabkan perubahan komposisi atmosfer normal. b. Faktor-faktor penyebab pencemaran udara Tidak seimbangnya prasarana transportasi dengan jumlah kendaraan yang ada Pola lalu lintas perkotaan yang berorientasi memusat Masalah turunan akibat pelaksanaan kebijakan pengembangan kota yang ada, misalnya daerah pemukiman penduduk yang semakin menjauhi pusat kota Kesamaan waktu aliran lalu lintas Jenis, umur dan karakteristik kendaraan bermotor Jenis bahan bakar yang digunakan

Transcript of Paper Pengendalian Penc udara teknis.docx

2.1 Pembahasan a. Pengertian udara dan pencemaran udaraUdara merupakan campuran dari gas yang terdapat pada permukaan bumi, yang terdiri dari sekitar 78 % Nitrogen, 20 % Oksigen, 0,93 % Argon, 0,03 % Karbon Dioksida (CO2) dan sisanya terdiri dari Neon (Ne), Helium (He), Metan (CH4) dan Hidrogen. udara dikatakan "Normal" dan dapat mendukung kehidupan manusia apabila komposisinya seperti diatas. Udara dimana di dalamnya terkandung sejumlah oksigen, merupakan komponen esensial bagi kehidupan, baik manusia maupun makhluk hidup lainnya. Sedangkan apabila terjadi penambahan gas-gas lain yang menimbulkan gangguan serta perubahan komposisi tersebut, maka dikatakan udara sudah tercemar/terpolusi.Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan atau zat-zat asing di udara dalam jumlah yang dapat menyebabkan perubahan komposisi atmosfer normal.

b. Faktor-faktor penyebab pencemaran udara Tidak seimbangnya prasarana transportasi dengan jumlah kendaraan yang ada Pola lalu lintas perkotaan yang berorientasi memusat Masalah turunan akibat pelaksanaan kebijakan pengembangan kota yang ada, misalnya daerah pemukiman penduduk yang semakin menjauhi pusat kota Kesamaan waktu aliran lalu lintas Jenis, umur dan karakteristik kendaraan bermotor Jenis bahan bakar yang digunakan

c. Jenis-jenis polutan yang mencemari Menurut bentuk : Gas, partikel Menurut tempat : Ruangan (indoor), udara bebas (outdoor) Gangguan kesehatan : Iritansia, asfiksia, anetesia, toksis Menurut asal : Primer, sekunder Pencemaran udara menurut tempat dan sumbernya dibedakan menjadi dua : Pencemaran udara bebas (Out door air pollution) yang sumber pencemarnya yaitu sebagai berikut: Alamiah, berasal dari letusan gunung berapi, pembusukan, dll. Kegiatan manusia, misalnya berasal dari kegiatan industri, rumah tangga, asap kendaraan, dll. Pencemaran udara ruangan (In door air pollution), berupa pencemaran udara di dalam ruangan yang berasal dari pemukiman, perkantoran ataupun gedung tinggi.

d. Usaha-usaha yang dilakukan dalam mereduksi pencemaran udara dengan memanfaatkan tumbuhanUsaha-usaha yang dilakukan dalam mereduksi pencemaran udara dengan menggunakan tumbuhan yaitu dengan cara melakukan program penanaman sejuta pohon atau tanaman pembersih udara baik tanaman yang termasuk kelompok pohon maupun kelompok semak

2.2 Mekanisme reduksi pencemaran udara oleh tumbuhana. Kebutuhan tumbuhan terhadap udaraPada siang hari tumbuhan menghasilkan Oksigen (O2) dan menghirup Karbondioksida (CO2), sedangkan pada malam hari sebaliknya, tumbuhan menghasilkan Karbondioksida (CO2) dan menghirup Oksigen (O2). Timbul dilematis bahwa Oksigen (O2) yang dihasilkan tumbuhan pada siang hari diambil kembali pada malam hari. Kenyataannya tidak demikian, pada siang hari tumbuhan melakukan aktivitas optimum dengan bantuan sinar matahari tumbuhan melakukan fotosintesis, menghasilkan Oksigen (O2) dan zat gula. Pada malam hari aktivitas tumbuhan sangat rendah, sehingga Oksigen (O2) yang diperlukanpun sangat rendah dan bahkan kurang dari setengah oksigen yang dihasilkan pada siang hari.

b. Proses reaksi reduksi pencemaran udara oleh tumbuhanGas-gas di udara akan didifusikan ke dalam daun melalui stomata (mulut daun) pada proses fotosintesis atau terdeposisi oleh air hujan kemudian didifusikan oleh akar tanaman. Gas pencemar yang masuk ke jaringan daun melalui lubang stomata yang berada pada epidermis atas. Masing-masing stomata dapat membuka jika tekanan air internal berubah, yang merupakan lubang keluar masuk polutan walaupun secara umum terdapat kutin pada jaringan epidermis atas, gas pencemar dapat masuk ke jaringan daun melalui sedikit stomata. Epidermis ini adalah target utama dari polutan udara, dimana polutan pertama masuk melalui stomata dan bereaksi dalam lubang ini melalui lubang-lubang ini, polutan terlarut dalam air permukaan sel-sel daun dan mempunyai pH sel. Selanjutnya bereaksi dengan sel mesofil. Setiap tanaman mempunyai karakteristik yang berbeda dalam mengabsorbsi gas-gas tertentu di udara, sehingga dapat merupakan penyangga yang baik terhadap pencemaran udara. Beberapa tanaman mampu memproduksi polutan menjadi asam organik, gula, dan beberpa senyawa asam amino.

2.3 Kriteria dan klasifikasi jenis tumbuhan pereduksi pencemaran udaraa. Kriteria tumbuhan pereduksi polutanMenurut Iwan (2011) karakter umum tanaman yang mempunyai kemampuan tinggi menyerap polutan indoor maupum outdoor, secara umum serupa. Tanaman memiliki tajuk rimbun, tidak gugur daun, tanamannya tinggi. Karakter khusus tanaman yang mempunyai kemampuan tinggi mengurangi polutan partikel memiliki ciri daun, memiliki bulu halus, permukaan daun kasar, daun bersisik, tepi daun bergerigi, daun jarum, daun yang permukaannya bersifat lengket, ini efektif untuk menyerap polutan. Ciri spesifik pada tanaman sansevieria diantaranya mampu hidup pada rentang suhu dan cahaya yang luas, sangat resisten terhadap gas udara yang berbahaya (polutan).

b. Klasifikasi/inventarisasi tumbuhan pereduksi polutanBunga Matahari dan Kersen mempunyai kemampuan menyerap debu lebih tinggi dibanding daun dengan permukaan halus. Selain bunga matahari dan kersen, juga terdapat beberapa tanaman yang mampu menyerap debu. Tanaman-tanaman tersebut adalah tanaman yang terdapat pada tabel di bawah ini.Nama TanamanKemampuan Menyerap Debu

(g/m3)

Asam Keranji 76,3

Trengguli 48

Kembang Merak46,3

Sonokeling41,6

Mindi37,5

Sengon *34,6

Jambu Air34,1

Sumber : Tanjung, 2003

Tumbuhan yang dapat menyerap logam timbal antara lain adalah pohon asam, pohon angsana, bougenville, dan puring. Timbal berasal dari gas buangan kendaraan bermotor yang berbahan bakar bensin. Jenis bensin yang beredar di Indonesia masih banyak yanmengandung logam timbal, sehingga gas atau partikel yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor juga mengandung partikel timbal. Pohon asam cocok ditanam di tepi jalan di kota, karena mampu menyerap timbal dalam jumlah yang cukup besar. Pohon asam mempunyai batang pohon yang besar, dengan bentuk daun kecil dan rimbun. Biasanya jika telah jenuh dengan pencemar, maka tanaman tersebut akan merontokkan daunnya. Selain tanaman yang tumbuh di jalan, beberapa tanaman hias juga memiliki kemampuan menyerap pencemar udara. Fraser dalam Smith (1981) mengemukakan bahwa tanaman yang mampu mereduksi karbon monoksida (CO) adalah seperti yang terdapat dalam tabel dibawahNama TanamanKemampuan Menyerap CO

(ppm/hari)

Puring 125 ppm/hari

(Codiaeum interuptum)

Tanaman Kacang Merah12-120 ppm/hari

(Phaseolus vulgaris)

Sirih Belanda113 ppm/hari

(Epipremnum Aureum)

Angsana 109 ppm/hari

(Pterocarpus indicus)

Sumber = Bidwell dan Fraser dalam Smith (1981)

Tanaman pereduksi CO2 sangatlah dibutuhkan untuk mengurangi kadar CO2 di udara. Berikut ini tabel yang menyebutkan jenis tanaman yang dapat mereduksi CO2.No.Nama LokalNama IlmiahDaya Serap CO2

(Kg/pohon/tahun)

1.Trembesi Samanea saman28.448,39

2.Cassia Cassia sp5.295,47

3.Kenanga Canangium756,59

odoratum

4.PingkuDysoxylum720,49

excelsum

5.Beringin Ficus535,90

benyamina

6.Krey payungFellicium404,83

decipiens

7.MatoaPornetia329,76

pinnata

8.Mahoni Swettiana295,73

mahagoni

9.Saga Adenanthera221,18

pavoniana

10.Bungkur Lagerstroema160,14

speciosa

11.JatiTectona grandis135,27

12.NangkaArthocarpus126,51

heterophyllus

13.JoharCassia grandis116,25

14.SirsakAnnona75,29

muricata

15.PuspaSchima63,31

wallichii

16.AkasiaAcacia48,68

Sumber : Trubus, 2009Berikut ini disajikan tabel yang berisi tanaman penyerap NO2Serapan

No.Nama LatinNama LokalNO2

(g/g

1.Jacobina carneaLolipop merah *100,02

2.Malphigia sp.Kihujan93,28

3.Acalypha wilkesianaAkalipa merah *64,8

4.Pachystachys luteaLolipop kuning61,7

5.MussaendahNusa indah53,53

erythrophyllamerah *

6.NotophanaxDaun46,07

scultellariummangkokan

7.Bougainvillea glabraBougenvil merah45,44

*

8.Gardenia augustaKaca piring45,29

9.Coleus blumeiMiana41,7

10.Cordilyne terminalisHanjuang merah36,34

*

11.Rhododendron indicumAzalea35,95

12.Lantana camaraLantana ungu35,14

13.Acalypha wilkesianaAkalipa hijau31,24

putih *

14.Scindapsus aureusSirih belanda25,63

15.Alpinia purpurataLengkuas merah24,55

16.Ixora javanicaIxora daun besar23,86

17.NotophanaxKedondong laut20,95

sarcofagus

18.Crinum asiaticumBakung *20,03

19.Nerium oleanderBunga mentega20,03

20.ChrysalidocarpusPalm kuning *19,48

lutescens

21.Canna indicaKana18,91

22.Iresine herbstiiBayam merah18,86

23.Caladium hortulanumKeladi putih18,5

24.Dracaena fragransDrasena17,74

25.Allamanda catharticaAlamanda17,63

26.Mirabilis jalapaBunga pukul17,51

empat

27.Heliconia psittacorumHeliconia merah16,86

28.Cycas revulataSikas16,28

29.Gendarusa vulgarisGendarusa16,27

30.Arundinaria pumilaBambu pangkas15,97

31.Costus speciosusPacing15,27

32.Acalypha macrophyllateh-tehan15,1

33.Carmona retusaSerut13,67

34.Heliconia sp.Helikonia13,6

Oranye

35.ClerodendronNona makan13,58

thomsonaesirih

36.Vinca roseaTapak dara12,41

37.Plumbago indicaPlumbago12,39

38.Licuala grandisPalm kol11,93

39.Ficus repensDollar-dollaran11,76

40.Mussaendah albaNusa indah putih10,9

*

41.Agaye sisalanaAgave hijau9,99

42.Pleomele variegataPleomele8,56

43.Passiflora cocineaPassiflora8,46

44.BougainvilleaBougenvil7,89

spectabilisoranye

45.Hippeastrum amarylisAmarilis7,71

46.Agave americanaAgave kuning7,61

47.Aglonema nitidumSri rejeki7,59

48.Caladium bicolorKeladis hias7,47

49.Stephanotis floribundaStepanut7,44

50.Heliconia rosrataPisang hias6,83

51.Rosa chinensisMawar6,6

52.Cycas rumphiiPakis haji6,22

53.Malphigia coccigyeraMirten5,53

54.Duranta repensDuranta kuning4,48

55.Excoecaria bicolorSambang darah4,77

56.Muraya paniculataKemuning4,56

57.Salvia splendensSalvia merah4,23

58.Duranta variegataTerang bulan4,11

59.Ixora chinensisIxora daun kecil4,11

60.Rhapis excelsaPalm wregu3,4

61.Phyllanthus niruriCendrawasih2,57

62.Hibiscus rosa sinensisKembang sepatu2,03

63.Eugenia unifloraSianto1,97

Sumber : Nasrullah, dkk (2000)Tabel Serapan NO2.pada Tanaman PohonSerapan

No.Nama LatinNama LokalNO2

(g/g

1.Erythrina variegataDadap kuning *68,31

2.Caliandra surinamensisKaliandra *41,01

3.Samanea samanKi hujan *35,37

4.Psidium guajavaJambu biji30,8

5.Bambusa vulgarisBambu jepang25,33

6.Eucaliptus albaKayu putih23,65

7.Cassia bifloraKasia golden22,85

8.Cassia sp.Ayoga21,91

9.Lansium domesticumDuku20,28

10.CinnamomumKayu manis13,06

zeylanicumhijau

11.Nephelium lappaceumRambutan12,44

12.Acacia auriculiformisAkasia *12,39

13.Nephelium longanumKelengkeng12,35

14.Laucaena glaucaLamtoro *12,2

15.Cassia siameaJohar *8,82

16.Ficus elasticaBeringin karet *8,86

17.Cyrtostachys lakkaPalem merah7,79

18.Cupressus papuanaCemara papua7,8

19.Cyanometra caulifloraNam-nam7,31

20.Lagerstromia loudoniiBungur *6,13

21.Phyllostachys sulphureaBambu kuning5,11

22.Polyaltia longifoliaGlodogan tiang3,61

Sumber : Nasrullah, dkk (2000)Tabel Serapan NO2 pada Tanaman Penutup TanahSerapan

No.Nama LatinNama LokalNO2

(g/g

1.Alternanthera ficoidesKriminil merah24,06

2.Zoysia matrellaRumput manila22,58

*

3.Rhoeo discolorAdam dan hawa18,81

4.Cynodon dactylonRumput13,94

kawat/golf

5.Axonopus compressusRumput paetan13,31

6.Alternanthera amoenaKriminil putih9,96

7.Chlorophytum comosumClorophytum hijau9,5

8.Philea cardiereiMutiara7,13

9.Chlorophytum bachestiiClorophytum putih4,56

10.Ophiopogon jaburanLili paris putih2,38

Sumber : Nasrullah, dkk (2000)c. Gambaran Umum Tanaman1) Puring (Codiaeum interuptum) Menurut Krisantini (2008) tanaman puring membutuhkan intensitas sinar matahari tinggi, sehingga tanaman ditempatkan selama 3-5 jam di jendela timur atau barat. Hal ini akan memberikan jumlah sinar matahari yang cukup untuk kelangsungan hidupnya. Tanaman puring akan kehilangan warna daunnya jika kekurangan sinar matahari yang dibutuhkan. Tanaman ini lebih suka tumbuh pada suhu sekitar 30C. Fluktuasi suhu dianggap menjadi faktor masalah bagi tanaman. Jika suhu terlalu panas atau terlalu dingin, bisa menjadi alasan bagi daun untuk gugur. Penyiraman berat dan lingkungan kelembaban tinggi juga mendukung pertumbuhan tanaman puring. Namun, penyiraman berat tidak berarti penyiraman secara terus menerus. Jika tanaman tidak mendapatkan cukup air, maka daun akan gugur dan ujung daun berwarna coklat. Penyiraman tanaman dapat dilakukan sekali atau dua kali sehari. Tidak ada patokan pasti mengenai volume penyiraman.

2) Akalipa Merah (Acalypa wilkesiana) Akalipa adalah kelompok semak berkayu yang mempunyai pertumbuhan cepat. Tanaman ini tidak cocok diletakkan dalam ruangan. Tanaman ini butuh kelembaban tinggi. Kondisi udara yang kering akan menyebabkan daun gugur dan munculnya serangan tungau merah. Agar tanaman tetap dalam kondisi vigor perlu dilakukan pemangkasan secara teratur setiap tahun, pemangkasan dilakukan sampai ukuran.

2.4 Rancangan Studi Kasus Rancangan studi kasus dilakukan oleh Suci Normaliani Santoso, studi kasus dilakukan di jalan Ahmad Yani, Surabaya. Terdapat 15 buah tanaman Akalipa Merah (Acalypa wilkesiana) yang digunakan untuk pemantauan NO2 dan 15 buah tanaman Puring (Codiaeum interuptum) yang digunakan untuk pemantauan SO2 digunakan dalam studi kasus ini. Dalam reaktor terdapat 5 buah tanaman Akalipa Merah (Acalypa wilkesiana) dan 5 buah tanaman Puring (Codiaeum interuptum). Di dalam jalur tengah trotoar Ahmad Yani terdapat 5 buah Akalipa Merah (Acalypa wilkesiana) dan 5 buah tanaman Puring (Codiaeum interuptum), dan sebagai tanaman kontrol yaitu 5 buah tanaman Akalipa Merah (Acalypa wilkesiana) dan 5 buah tanaman Puring (Codiaeum interuptum). Variabel-variabel yang diamati yaitu tinggi tanaman, panjang daun, jumlah daun, keliling batang. Terdapat 3 kelompok perlakuan, yaitu kelompok 1 (diberi pemaparan gas selama 0 jam, tanaman yang digunakan merupakan tanaman kontrol), kelompok 2 (diberi pemaparan gas selama 7 jam, tanaman yang digunakan adalah tanaman yang berada dalam reaktor yang dihubungkan dengan asap sepeda motor selama 7 jam/hari) dan kelompok 3 (diberi pemaparan gas selama 24 jam, tanaman yang digunakan adalah tanaman yang berada di Jalan Ahmad Yani).Sebagai media tanam dari tumbuhan pereduksi diberikan tanah, pupuk kandang, pasir dan sekam dengan perbandingan 2:1:1:1 yang telah diaduk merata. Tanaman Puring (Codiaeum interuptum) didapatkan dari Pasar Bunga Kayoon Surabaya dengan umur tanaman 1 bulan, Sedangkan Tanaman Akalipa Merah (Acalypa wilkesiana) diperoleh dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya yang masih berumur 1 bulan.Kedua tanaman dipilih dengan kriteria tinggi tanaman, panjang daun, jumlah daun, dan juga keliling batang yang relatif sama, sehingga sebelum perlakuan pemaparan dianggap semua ukuran dari parameter tersebut dianggap sama untuk masing-masing jenis tanaman.Pelaksanaan Perlakuana. Dalam satu media tanam (polibag) ditanam satu tanaman. b. Pemberian label (nomer urut) pada setiap polibag sesuai dengan kelompok perlakuanc. Pemberian tanda dengan melingkarkan karet gelang pada tangkai daun yang akan diamati.d. Pemasangan karet gelang diusahakan tidak terlalu erat sehingga tidak mengganggu pertumbuhan daun. e. Penyiraman tanaman dilakukan setiap hari pada waktu sore hari dengan volume 250 ml/hari. f. Penyiangan terhadap gulma dilakukan apabila terdapat dalam polibag. Bentuk rumah tanaman adalah prisma segi empat dengan tinggi 75 cm, panjang 150 cm dan lebar 150 cm. Spesifikasi dari rumah tanaman adalah sebagai berikut : 1. Rangka reaktor menggunakan kayu yang sudah dipotong sedemikian rupa. 2. Seluruh dinding terbuat dari plastik transparan, dengan bagian tengah atas dilobangi untuk jalan masuk pipa dari knalpot sepeda motor. 3. Pipa gas menggunakan pipa PVC dengan ukuran diameter 1.5 cm. 4. Pada bagian bawah dinding plastik diberikan ruang ventilasi dengan tinggi 5 cm.

1) Pengukuran Udara Ambien di Dalam ReaktorPada studi kasus di dalam reaktor tanaman terdapat reduksi udara ambien SO2 dan NOx. Polutan udara influent SO2 sebesar 0,006 ppm, polutan udara effluent SO2 sebesar 0,005 ppm, sehingga terdapat reduksi polutan SO2 sebesar 0,001 ppm oleh tanaman puring. Sedangkan polutan udara influent NOx sebesar 0,053 ppm, polutan udara effluent NOx sebesar 0,033 ppm, sehingga terdapat reduksipolutan NOx sebesar 0,02 ppm oleh akalipa merah.

2) Hasil Pengamatan Pertumbuhan TanamanPertumbuhan tanaman puring dan akalipa merah yang terpapar selama 24 jam sedikit lebih tinggi daripada tanaman kontrol. Hal ini dimungkinkan oleh melimpahnya karbondioksida yang bersumber dari kendaraan bermotor yang diserap oleh tanaman untuk proses fotosintesis. Pertumbuhan tanaman puring dan akalipa merah yang terpapar 7 jam/hari di dalam reaktor tingkat pertumbuhannya lebih rendah dibandingkan dengan tanaman kontrol dikarenakan asap motor sendiri tidak hanya mengandung polutan SO2 saja melainkan juga polutan lainnya seperti CO, CO2, Debu, Hidrokarbon, dan Pb. Dimungkinkan tanaman puring dan akalipa merah pada paparan polutan 7 jam/hari mengalami tingkat pertumbuhan yang lebih rendah daripada tanaman kontrol disebabkan oleh pengaruh dari polutan-polutan lainnya yang dalam studi kasus ini tidak dimasukkan dalam ruang lingkup alias diabaikan. Selain itu, posisi tanaman terpapar 7 jam/hari yang berada di dalam reaktor mengurangi/menghalangi intensitas cahaya yang diterima oleh tanaman, sehingga proses fotosintesis terhambat yang berdampak langsung pada pertumbuhan tanaman.

3. Kesimpulana. Usaha-usaha yang dilakukan dalam mereduksi pencemaran udara dengan menggunakan tumbuhan yaitu dengan cara melakukan program penanaman sejuta pohon atau tanaman pembersih udara baik tanaman yang termasuk kelompok pohon maupun kelompok semak.b. Proses penyerapan polutan terhadap tanaman yaitu gas di udara akan didifusikan ke dalam daun melalui stomata pada proses fotosintesis atau terdeposisi oleh air hujan kemudian didifusikan oleh akar tanaman. Kemudian polutan terlarut dalam air permukaan sel-sel daunc. Kriteria tumbuhan yang dapat mereduksi pencemaran udara adalah yang memiliki bulu halus, permukaan daun kasar, daun bersisik, tepi daun bergerigi, daun jarum, daun yang permukaannya bersifat lengket, ini efektif untuk menyerap polutan. Tumbuhan yang dapat menyerap SO2 adalah Puring (Codiaeum interuptum), Tembakau (Nicotianae tabacum L), Kayu manis (cinamomun sp). Tanaman yang memiliki serapan NO2 yang tinggi dari kelompok semak meliputi Lolipop merah, kihujan, akalipa merah, lolipop kuning, nusa indah merah, daun mangkokan, bugenvil ungu dan merah, kaca piring, miana, hanjuang merah, azalea, lantana ungu, dan akalipa hijau putih. Sedangkan tanaman yang memiliki serapan NO2 yang tinggi dari kelompok pohon adalah dadap kuning, kaliandra, kihujan, dan jambu biji.

DAFTAR PUSTAKA

Nasrullah, N., Heny, S., Soertini, G., Marietje W., dan Andi, G. 2000. Penggunaan Gas NO2berlabel 15 N dalam Mengukur Absorbsi Polutan NO2 oleh Tanaman. Jakarta : Badan Tenaga Atom Nasional, Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi

Suci Normaliani Santoso. Penggunaan Tumbuhan Sebagai Pereduksi Pencemaran Udara Jurusan Teknik Lingkungan-Ftsp-ITS. Surabaya

Krisantini. 2008. Galeri Tanaman Hias Daun. Depok Jakarta : Penebar Swadaya.

Asni. 2010. Keanekaragaman Hayati Tumbuhan. Jurusan Kesehatan Masyarakat

Iwan, Zoeraini D. 2011. Tantangan Lingkungan dan Lansekap Hutan Kota. Jakarta : Bumi Aksara.

Slamet, Juli S, 1996, Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.