Paper MET 1 Cucup

12
PAPER Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Manajemen Energi dan Teknologi Pengajar : Prof. Dr. Ir. Febri Hirnawan Disusun oleh : CUCUP CUPYADI NPM. 2501 2010 0028 UNIVERSITAS PADJADJARAN PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU LINGKUNGAN BANDUNG 2010

Transcript of Paper MET 1 Cucup

Page 1: Paper MET 1 Cucup

- 0 -

PAPER

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas

Mata Kuliah Manajemen Energi dan Teknologi

Pengajar : Prof. Dr. Ir. Febri Hirnawan

Disusun oleh :

CUCUP CUPYADI

NPM. 2501 2010 0028

UNIVERSITAS PADJADJARAN

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU LINGKUNGAN

BANDUNG

2010

Page 2: Paper MET 1 Cucup

- 1 -

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (SUSTAINABLE DEVELOPMENT)

DI INDONESIA

Oleh : Cucup Cupyadi 1)

1)

Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Lingkungan, Universitas Padjadjaran

PENDAHULUAN

Sejak diproklamasikannya Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI) tahun 1945, dimulailah tonggak pembangunan bangsa dimana Indonesia sebagai

negara yang merdeka dan berdaulat mempunyai kebebasan dalam menetukan arah

pembangunan sesuai dengan harapan dan cita-cita bangsa yang tercantum dalam

Pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945.

Pembangunan dilaksanakan di berbagai sektor dan bidang demi kemakmuran Rakyat

Indonesia sesuai dengan amanat yang tertuang pada Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945.

Perlahan-lahan bangsa Indonesia bangkit dari kemiskinan dan keterpurukan akibat

penjajahan yang dilakukan oleh kolonial Belanda dan Jepang. Jalan, insfrastruktur, sarana

umum bermunculan di berbagai wilayah Indonesia disertai dengan kemajuan roda ekonomi

dan peningkatan taraf hidup rakyat.

Sekarang, menginjak tahun 2010, sudah 65 tahun lamanya sejak bangsa Indonesia

mengecap kemerdekaannya. Akan tetapi, apakah pembangunan ini terus berjalan dengan

baik disertai dengan peningkatan taraf hidup rakyat dan lingkungan hidup yang lebih baik?

Kenapa berbagai masalah berkaitan dengan pembangunan muncul dimana-mana seperti

ketidakmerataan pembangunan, kerusakan lingkungan, kelangkaan sumber daya alam, dan

bencana alam (banjir, longsor dan kebakaran hutan).

Ditambah dengan adanya tuntutan globalisasi, pembangunan di Indonesia mengikuti

perkembangan jaman tanpa melihat arah pembangunan di masa depan. Pembangunan

dilakukan tanpa memperhatikan keseimbangan antara kepentingan ekonomi, kemerataan

pembangunan dan perhatian terhadap lingkungan yang justru dapat menghambat

pembangunan itu sendiri. Padahal hakikat pembangunan adalah pembangunan yang

berkelanjutan yang tidak parsial. Dengan adanya konsep Sustainable Development

diharapkan dapat memberikan wacana baru mengenai pentingnya melestarikan lingkungan

alam demi masa depan dan generasi yang akan datang.

PENGERTIAN

Pembangunan Berkelanjutan, jika dilihat dari asal katanya yaitu “lanjut”, secara kata

bisa diartikan dengan pembangunan yang bisa terus berlanjut sampai lintas generasi dan

kurun waktu yang panjang. Tapi tentu saja pembangunan bisa terus berlanjut jika

kelangsungan dan aspek penunjangnya terus dijaga.

Pembangunan berkelanjutan atau sustainable development memiliki berbagai arti dan

definisi, di antaranya :

Undang-undang nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup mencantumkan bahwa pembangunan berkelanjutan adalah upaya

Page 3: Paper MET 1 Cucup

- 2 -

sadar dan terencana yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke

dalam strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta

keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan

generasi masa depan.

Menurut Brundtland Report PBB, 1987 sebagaimana dikutip oleh Wikipedia, 2010 :

Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan (lahan, kota, bisnis,

masyarakat, dsb) yang berprinsip "memenuhi kebutuhan sekarang tanpa

mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan". Pembangunan

berkelanjutan adalah terjemahan dari Bahasa Inggris, sustainable development. Salah

satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah

bagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan

pembangunan ekonomi dan keadilan sosial.

Menurut Emil Salim (1992), yang dimaksud dengan pembangunan berkelanjutan atau

suistainable development adalah suatu proses pembangunan yang mengoptimalkan

manfaat dari sumber daya alam sumber daya manusia, dengan menyerasikan sumber

alam dengan manusia dalam pembangunan.

Dokumen PBB hasil World Summit 2005, menyebut ketiga hal dimensi (ekonomi,

sosial, dan lingkungan) yang saling terkait dan merupakan pilar pendorong bagi

pembangunan berkelanjutan.

(Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/ Pembangunan_berkelanjutan.htm)

Gambar 1. Skema sustainable development.

Beberapa butir pemahaman berkaitan dengan pembangunan berkelanjutan

diungkapkan oleh F. Hirnawan (2008)1 bahwa pembangunan berkelanjutan itu :

1) merupakan himpunan metode pembangunan yang terus berlanjut,

2) membebaskan kemiskinan,

3) menciptakan standar kemakmuran yang layak,

1 Hirnawan, Febri. 2008. Sumber Daya Geologi Basis Pembangunan Berkelanjutan, Orasi Ilmiah berkenaan

dengan penerimaan Jabatan Guru Besar dalam Ilmu Geologi Fakultas Teknik Geologi Universitas

Padjadjaran Bandung tanggal 17 Oktober 2008. Hal 13.

Page 4: Paper MET 1 Cucup

- 3 -

4) memuaskan kebutuhan dasar manusia,

5) menetapkan kebijakan dan pelaksanaan politik yang berkelanjutan untuk mencegah

kerusakan permanen modal dasar alamiah (natural capital) dalam kurun waktu yang

panjang agar proyek-proyek pengembangan menyesuaikan dengan kapasitas

pemulihan lingkungan alam.

RUANG LINGKUP DAN SASARAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Pembangunan berkelanjutan tidak hanya sebatas pembangunan yang memperhatikan

aspek dan berwawasan lingkungan saja, akan tetapi juga menekankan proses pembangunan

itu sendiri dalam menempuh sasaran akhir melalui analisis dan pengetahuan yang tidak

sederhana. Perlu kapasitas multidisiplin terpadu dan saling berhubungan dengan erat atau

dengan kata lain kapasitas interdisiplin.

Menurut F. Hirnawan (2008)2, ruang lingkup pembangunan berkelanjutan secara

konseptual meliputi empat komponen, yaitu : lingkungan (environmental sustainability),

ekonomi (economic sustainability), sosial (social sustainability), dan politik (political

sustainability) yang berarti bahwa ketercapaian tujuan pembangunan berkelanjutan adalah

konsekuensi dari sinergisme keberhasilan keempat komponen tersebut.

Febri Hirnawan (2008) juga menyatakan bahwa pembangunan berkelanjutan

memiliki empat sasaran yaitu :

1) Pertumbuhan ekonomi akibat pembangunan tidak mengorbankan lingkunga.

2) Potensi sumber daya untuk generasi mendatang tidak dihabiskan sekarang, melainkan

dibina untuk digunakan pada masa depan.

3) Pemanfaatan satu potensi tidak mengakibatkan kehilangan atau berdampak mematikan

potensi lain.

4) Memerangi kemiskinan, menciptakan standard kehidupan layak, berupaya terus

memenuhi kebutuhan dasar hidup manusia.

Sejalan dengan F. Hirnawan (2008), Sutamihardja (2004) dalam Askar jaya (2004)3

menyatakan sasaran pembangunan berkelanjutan mencakup pada upaya untuk

mewujudkan terjadinya :

1) Pemerataan manfaat hasil-hasil pembangunan antar generasi (intergenaration equity)

yang berarti bahwa pemanfaatan sumberdaya alam untuk kepentingan pertumbuhan

perlu memperhatikan batas-batas yang wajar dalam kendali ekosistem atau sistem

lingkungan serta diarahkan pada sumberdaya alam yang replaceable dan menekankan

serendah mungkin eksploitasi sumber daya alam yang unreplaceable.

2) Safeguarding atau pengamanan terhadap kelestarian sumber daya alam dan

lingkungan hidup yang ada dan pencegahan terjadi gangguan ekosistem dalam rangka

menjamin kualitas kehidupan yang tetap baik bagi generasi yang akan datang.

2 Hirnawan, F. 2008. Hal 14.

3 Jaya, A. 2004. Konsep Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development). Hal 3.

Page 5: Paper MET 1 Cucup

- 4 -

3) Pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam semata untuk kepentingan mengejar

pertumbuhan ekonomi demi kepentingan pemerataan pemanfaatan sumberdaya alam

yang berkelanjutan antar generasi.

4) Mempertahankan kesejahteraan rakyat (masyarakat) yang berkelanjutan baik masa

kini maupun masa yang mendatang (inter temporal).

5) Mempertahankan manfaat pembangunan ataupun pengelolaan sumberdaya alam dan

lingkungan yang mempunyai dampak manfaat jangka panjang ataupun lestari antar

generasi.

6) Menjaga mutu ataupun kualitas kehidupan manusia antar generasi sesuai dengan

habitatnya.

METODE – KOMPREHENSIF

Dalam orasi ilmiahnya, F. Hirnawan (2008)4 mengemukakan bahwa pembangunan

berkelanjutan memerlukan himpunan metode yang mampu menciptakan dan

memberlanjutkan pembangunan menuju upaya memberantas kemiskinan, memenuhi

standar hidup layak, memuaskan kebutuhan dasar manusia, dan memberikan kesempatan

pemulihan lingkungan alam. Himpunan penemuan baru tiga metode tersebut saat ini telah

dipatenkan dalam rangka menunjang implementasi Undang-undang nomor 26 tahun 2007,

yaitu sebagai berikut :

1) Metode pendekatan genetika wilayah untuk dasar valuasi potensi dan kendala wilayah.

Melalui pendekatan sistemik-holistik valuasi karakteristik, potensi dan kendala unit-

unit di wilayah sebagai produk dari proses kejadian pembentukannya dan genetikanya

dapat diperoleh. Valuasi genetika wilayah ini menghasilkan „matrik valuasi holistik 7

determinan untuk pembangunan infrastruktur‟ sebagai bahan masukan lengkap dan

utuh bagi penataan ruang komprehensif dan bervisi futuristik berkelanjutan yang

sebelumnya belum pernah dilakukan.

2) Metode kombinasi infiltrasi dan bendungan bawah tanah.

Merupakan salah satu solusi dalam penanganan banjir di Jakarta sekaligus

penyelamatan kerusakan lingkungan hidup melalui implementasi Geo-Infiltran yang

secara efektif-optimal dapat mengurangi banjir dan menyediakan air tanah.

3) Metode integrasi pencegahan longsor sekaligus peningkatan produktivitas lahan rawan

gerakan tanah.

SKENARIO ARAH PENGEMBANGAN/PEMBANGUNAN

Sesuai dengan pasal 4 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional

disusun sebagai penjabaran dari tujuan dibentuknya pemerintahan Negara Indonesia yang

tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dalam bentuk visi, misi, dan

arah pembangunan nasional.

4 Hirnawan, F. 2008. Hal 19-21.

Page 6: Paper MET 1 Cucup

- 5 -

Menurut E. Salim (2003)5 pembangunan berkelanjutan harus diarahkan pada

pemberantasan kemiskinan (sasaran ekonomi), perimbangan: ekuitisosial yang adil

(sasaran sosial) dan kualitas tinggi, kehidupan lingkungan hidup (sasaran lingkungan).

Untuk ini secara sadar diusahakan investasi dalam modal: ekonomi (finansial, modal-

mesin, dll), modal sosial (investasi pendidikan, kesehatan dan keakraban sosial) dan modal

lingkungan (investasi-sumber daya alam diperbaharui dan daur-ulang serta substitusi

sumber daya alam yang tak terbaharui).

PELAKSANAAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Hamdi Irza (2009)6 menyatakan bahwa wujud final dari konsep pembangunan

berkelanjutan belum terlihat jelas, kendati berbagai konvensi internasional dan pertemuan-

pertemuan besar telah melahirkan berbagai gagasan maupun kesepakatan termasuk yang

mempunyai implikasi hukum secara internasional. Secara garis besar proses menuju

pelaksanaan pembangunan berkelanjutan meliputi tindakan-tindakan di bidang kebijakan

publik dan diharapkan bisa mencegah kehilangan potensi akibat pengambangan potensi

lainya, antara lain:

1. Kebijakan konservasi dan diversifikasi energi, ke arah pengurangan penggunaan

energi fosil dan makin dominannya penggunaan energi alternatif yang ramah

lingkungan.

2. Kebijakan kependudukan untuk menahan laju pertumbuhan penduduk sampai ke

tingkat yang dapat ditenggang oleh keberadaan sumber daya alam dan dapat terlayani

baik oleh fasilitas publik di bidang kesejahteraan rakyat.

3. Kebijakan spatial untuk menjamin penggunaan ruang wilayah sehingga berbagai

kegiatan ekonomi manusia dapat berjalan secara serasi didukung oleh infrastruktur

fisik yang memadai, sekaligus juga menyediakan sebagian ruang alam di darat dan di

perairan untuk konservasi sumber daya alam.

4. Kebijakan untuk menanamkan budaya dan gaya hidup hemat, bersih dan sehat,

sehingga kualitas hidup manusia dapat terjamin dengan menghindarkan pemborosan

energi, material dan mengurangi tindakan medik kuratif.

5. Kebijakan pengendalian kerusakan dan pencemaran lingkungan untuk menjamin

tersedianya kebutuhan dasar manusia akan air bersih, udara bersih, sumber-sumber

makanan dan pencegahan bencana.

6. Kebijakan di bidang hukum, informasi, pemerintahan, ekonomi, fiskal dan pendidikan

dan lainnya untuk menunjang hal-hal di atas.

Elemen-elemen kebijakan di atas telah hadir di Indonesia sejak didirikannya

kelembagaan lingkungan hidup pada tahun 1978, namun sampai hari ini pembangunan

berkelanjutan masih belum mencapai tahapan yang signifikan. Bahkan dewasa ini berbagai

masalah kronis yang mengancam integritas lingkungan masih saja terjadi, malahan

5 Salim, E. 2003. Makalah untuk Pertemuan Hukum oleh BPHN tanggal 15 Juli 2003 di Bali.

6 Irza, Hamdi. 2009. Pembangunan Berkelanjutan untuk Mengatasi Kemiskinan Sebagai Upaya

Pengembangan Wilayah Berbasis Penataan Ruang.

Page 7: Paper MET 1 Cucup

- 6 -

mengalami eskalasi seperti penebangan kayu ilegal, kebakaran hutan, kelangkaan air bersih

dan turunnya kualitas udara di daerah-daerah urban.

PENGAWASAN PEMBANGUNAN

Pembangunan berkelanjutan untuk mencapai berbagai sasaran dan tujuannya secara

efisien dan efektif serta untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa, di

samping diperlukan sistem perencanaan yang baik juga diperlukan sistem pelaksanaan dan

pengawasan yang mantap. Sistem pelaksanaan, sistem perencanaan dan pengawasan

merupakan bagian dari sistem manajemen pembangunan dalam mencapai berbagai sasaran

dan tujuan pembangunan nasional.

Agar berbagai sasaran dan tujuan pembangunan nasional dalam Repelita VI dan

Pembangunan Jangka Panjang (PJP) II dapat tercapai secara efisien dan efektif, diperlukan

peningkatan pendayagunaan sistem pelaksanaan dan pengawasan pembangunan secara

menyeluruh dan terpadu. Penyempurnaan sistem dan pelaksanaan pengawasan

pembangunan mencakup pengawasan internal yang meliputi pengawasan fungsional dan

pengawasan melekat serta pengawasan eksternal yang meliputi pengawasan oleh lembaga

konstitusional maupun pengawasan masyarakat. (Anonymous, 2010)7.

Sistem pengawasan keuangan negara dan pembangunan, baik pengawasan melekat

maupun pengawasan fungsional, termasuk pengawasan oleh masyarakat, dimantapkan

secara terpadu dan konsisten agar tercapai peningkatan efisiensi dalam penyelenggaraan

negara dan pembangunan. Dalam Repelita VI, sesuai dengan amanat GBHN 1993, untuk

meningkatkan efisiensi pelaksanaan pembangunan nasional, peranan lembaga yang melak-

sanakan fungsi pemeriksaan, pengawasan, dan pengendalian perlu makin dikembangkan.

Dalam hubungan itu, terutama Badan Pemeriksa Keuangan, wajib meningkatkan

kegiatannya sesuai dengan wewenang dan fungsinya yang ditetapkan dalam Undang-

Undang Dasar 1945. (Anonymous, 2010).

Pendayagunaan pengawasan pembangunan meliputi upaya penyempurnaan,

peningkatan dan pemantapan sistem, sarana, dan pelaksanaan pengawasan melekat,

pengawasan fungsional, dan pengawasan masyarakat. Hasil pengawasan pada semua

jajaran dan tingkatan aparatur pemerintah, ditindaklanjuti dengan kegiatan penertiban, baik

berupa penyempurnaan kelembagaan maupun penindakan terhadap berbagai

penyelewengan dan penyalahgunaan wewenang.

Meningkatnya intensitas dan kompleksitas pembangunan menyebabkan makin besar

dan kompleksnya tantangan yang dihadapi di bidang pengawasan. Kendala yang dihadapi

dalam sistem pelaksanaan dan pengawasan pembangunan antara lain masih berlakunya

beberapa peraturan perundang-undangan yang sudah tidak sesuai lagi atau tidak memadai

lagi dengan kebutuhan pembangunan sehingga menghambat kelancaran pelaksanaan dan

pengawasan pembangunan di berbagai bidang. (Anonymous, 2010).

Secara umum kendala lain yang dihadapi dalam pelaksanaan dan pengawasan pem-

bangunan adalah masih terbatasnya jumlah tenaga profesional yang memiliki kemampuan

teknis dan manajerial dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, baik

7Anonymous. 2010. Sistem Pelaksanaan dan Pengawasan Pembangunan. Bappenas

Page 8: Paper MET 1 Cucup

- 7 -

di pusat maupun di daerah. Kemampuan teknis dan manajerial yang harus ditingkatkan

terutama mengenai kebijakan dan ketentuan perundang-undangan terkait serta kondisi

lingkungan, khususnya dalam rangka pelaksanaan program dan proyek pembangunan serta

dibekali pengetahuan teknologi informasi guna memudahkan pengelolaan data pengawasan

STRATEGI MENUJU KEBERHASILAN PEMBANGUNAN

Sesuai dengan arahan Presiden RI, strategi pembangunan juga mengacu pada

paradigma Pembangunan untuk Semua (Development for All). Paradigma ini bertumpu

pada enam strategi dan arah kebijakan (Anonymous, 2010)8, yaitu :

Pertama, strategi pembangunan inklusif yang mengutamakan keadilan, keseimbangan

dan pemerataan. Semua pihak harus dan ikut berpartisipasi dalam proses

pembangunan melalui penciptaan iklim kerja untuk meningkatkan harkat hidup keluar

dari kemiskinan. Seluruh kelompok masyarakat harus dapat merasakan dan menikmati

hasil-hasil pembangunan terutama masyarakat yang tinggal di kawasan perbatasan,

kawasan perdesaan, daerah pedalaman, daerah tertinggal dan daerah pulau terdepan.

Selain itu, pertumbuhan ekonomi harus dapat mengurangi pengangguran dan

kemiskinan. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri; serta

Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal, Kawasan Perbatasan, Pulau Terdepan

dan daerah pasca konflik dan pasca bencana merupakan program yang diarahkan

langsung untuk mendorong pembangunan yang lebih inklusif.

Kedua, strategi pembangunan berdimensi kewilayahan. Strategi pembangunan

wilayah mempertimbangkan kondisi geografis, ketersediaan sumber daya alam,

jaringan infrastruktur, kekuatan sosial budaya dan kapasitas sumber daya manusia

menyebabkan yang tidak sama untuk setiap wilayah. Strategi pembangunan wilayah

juga memperhitungkan basis daratan dan basis kepulauan atau maritim sebagai satu

kesatuan ruang yang tidak terpisahkan. Oleh sebab itu, strategi pembangunan

berdimesni kewilayahan memperhatikan tata ruang wilayah Pulau Sumatera, Pulau

Jawa-Bali, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, Kepulauan

Maluku dan Pulau Papua. Dengan strategi ini, kebijakan pembangunan diarahkan

untuk mengoptimalkan potensi dan keunggulan daerah dan membangun keterkaitan

antarwilayah yang solid termasuk mempercepat pembangunan pembangkit dan

jaringan listrik, penyediaan air bersih, serta pengembangan jaringan transportasi

(darat, laut dan udara) dan jaringan komunikasi untuk memperlancar arus barang dan

jasa, penduduk, modal dan informasi antarwilayah.

Ketiga, strategi pembangunan yang mendorong integrasi sosial dan ekonomi

antarwilayah secara baik. Dalam hal ini perhatian terhadap pengembangan pulau-pulau

besar, kecil dan terdepan harus dilakukan dengan memperhatikan poteni daerah

sebagai modal dasar yang dikelola secara terintegrasi dalam kerangka geoekonomi

8 Anonymous. 2010. Strategi Pembangunan Nasional untuk Mengurangi Kesenjangan Antarwilayah: Sinergi

Antara Pusat dan Daerah dan Antardaerah (RPJMN 2010-2014). Bappenas.

Page 9: Paper MET 1 Cucup

- 8 -

nasional yang solid dan kuat. Dengan kesatuan ekonomi nasional yang kuat untuk lima

tahun mendatang, maka posisi tawar Indonesia dalam globalisasi percaturan

perekonomian dunia, secara geo-ekonomi berada pada posisi yang lebih kuat, dan

lebih berdaya saing. Kebijakan untuk memperkuat integrasi sosial dan ekonomi

antarwilayah diarahkan pada pengembangan pusat-pusat produksi dan pusat-pusat

perdagangan di seluruh wilayah terutama di Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara,

Maluku dan Papua.

Keempat, strategi pengembangan ekonomi lokal. Pengembangan ekonomi lokal

menjadi penting dan mendesak sebagai upaya memperkuat daya saing perekonomian

nasional. Para gubernur, bupati dan walikota mempunyai kewenangan yang luas dan

peran dominan dalam pengembangan ekonomi lokal. Peran pemerintah dan

pemerintah daerah dalam mendorong pembangunan daerah pada intinya mempunyai

arah sebagai berikut: (1) menciptakan suasana atau iklim usaha yang memungkinkan

potensi masyarakat berkembang; (2) meningkatkan akses masyarakat terhadap

sumber-sumber kemajuan ekonomi seperti modal, teknologi, informasi, lapangan kerja

dan pasar; (3) mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang, dan menciptakan

kebersamaan dan kemitraan antara yang sudah maju dengan yang belum berkembang;

(4) memperkuat kerjasama antardaerah; dan (5) membentuk jaring ekonomi yang

berbasis pada kapasitas lokal dengan mengkaitkan peluang pasar yang ada di tingkat

lokal, regional dan internasional; (6) mendorong kegiatan ekonomi bertumpu pada

kelompok, termasuk pembangunan prasarana berbasis komunitas; dan (7) memperkuat

keterkaitan produksi-pemasaran dan jaringan kerja usaha kecil-menengah dan besar

yang mengutamakan keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif daerah.

Kelima, strategi pembangunan disertai pemerataan (growth with equity) yang

bertumpu pada keserasaian pertumbuhan ekonomi (pro-growth) dalam menciptakan

kesempatan kerja (pro-jobs) dan mengurangi kemiskinan (pro-poor) yang tetap

berdasarkan kelestarian alam (pro-environment). Kebijakan pembangunan diarahkan

untuk memperkuat keterkaitan antarwilayah (domestic interconnectivity), membangun

dan memperkuat rantai industri hulu hilir produk unggulan berbasis sumber daya

lokal, mengembangkan pusat-pusat produksi dan perdagangan baik di Jawa-Bali

maupun di luar wilayah Jawa Bali yang didukung dengan penyediaan prasarana dan

sarana, peningkatan SDM, pusat-pusat penelitian, pembangkit listrik dan penyediaan

air bersih; serta perbaikan pelayanan sesuai standar pelayanan minimal. Sejalan

dengan arah kebijakan ini, pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)

merupakan salah satu dorong untuk menciptakan dan membangun pusat-pusat

pertumbuhan dan perdagangan di seluruh wilayah.

Keenam, strategi pengembangan kualitas manusia. Orientasi pembangunan adalah

peningkatan kualitas manusia (the quality life of the people) sebagai bagian dari

penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak dasar rakyat terutama pangan,

pendidikan, kesehatan, kesempatan kerja, sanitasi dan air bersih, perumahan, sumber

daya alam dan lingkungan, dan jaminan keamanan. Oleh sebab itu, kebijakan

pembangunan akan diarahkan pada peningkatan akses dan mutu layanan dasar

Page 10: Paper MET 1 Cucup

- 9 -

termasuk pangan, pendidikan, kesehatan, kesempatan kerja, sanitasi dan air bersih,

perumahan, sumber daya alam dan lingkungan, dan jaminan keamanan terutama bagi

masyarakat yang berada di daerah perdesaan, kawasan perbatasan, pulau-pula terluar

dan daerah pasca konflik dan pasca bencana. Dengan meningkatnya kualitas manusia,

kesejahteraan masyarakat juga akan meningkat dan membaik secara merata di seluruh

wilayah.

CONTOH PERBAIKAN LINGKUNGAN DI WILAYAH PEDATARAN JAKARTA

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sejauh ini telah mengadakan upaya-

upaya dalam perbaikan lingkungan di wilayah pedataran Jakarta seperti di antaranya

seperti pembuatan dan penambahan hutan kota Jakarta serta normalisasi sungai dan situ.

Pelestarian dan pembangunan hutan kota cukup penting untuk penyeimbangan atas

pembangunan gedung bertingkat di ibu kota Jakarta. Berikut foto hutan kota yang terletak

di kompleks gedung MPR/DPR Senayan Jakarta diantara gedung bertingkat disekitarnya.

Gambar 1. Hutan kota di sekitar gedung MPR/DPR

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan menambah hutan kota seluas enam

hektare dengan alokasi anggaran untuk ini senilai 62 miliar rupiah pada tahun 2010. Hal ini

dilakukan guna menambah Ruang Terbuka Hijau (RTH) di wilayah Jakarta, meliputi

perluasan Hutan Kota Srengseng (HKS) di Jakarta Barat seluas tiga hektare dan tiga

hektare di Jakarta Utara. Selain itu, juga direncanakan penanaman jenis pohon langka dan

pohon lindung di Hutan Kota Pondok Labu, Jakarta Selatan. (S. Saragih, 2010)9

9 Saragih, Selamat. 2010. Rp.62 Miliar untuk Tambah Enam Hektare Hutan Kota Jakarta.

Page 11: Paper MET 1 Cucup

- 10 -

Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Barat Provinsi DKI Jakarta bekerjasama dengan

Pemkot Tangerang Provinsi Banten juga menggelar aksi pengerukan lumpur kali

Gebyuran sepanjang enam kilometer dalam rangka usaha normalisasi sungai Gebyuran

yang terletak di dua wilayah kota yang berbatasan tersebut. Aksi tersebut dilaksanakan

mulai bulan Mei tahun 2010. (Nuchasin, 2010)10

Kali Gebyuran telah mengalami pendangkalan hingga sekitar satu meter yang

mengakibatkan aliran air tidak normal sehingga pada musim hujan, air kali meluber ke

pemukiman penduduk dan membanjiri warga sepanjang bantaran kali tersebut.

Dalam rangka menjaga agar kali tersebut tetap bersih setelah dilakukan pengerukan,

kedua pemerintahan kota tersebut menyepakati untuk menjaga bersama. Sebagai tanda

kesepakatan, telah dipasang bersama pemancangan papan imbauan kepada masyarakat

agar tidak membuang sampah ke kali.

10

Nuchasin. 2010. Jakarta Barat dan Tangerang Kerjasama Normalisasi Kali Gebyuran.

Page 12: Paper MET 1 Cucup

- 11 -

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2010. Sistem Pelaksanaan dan Pengawasan Pembangunan. [on line].

http://www.bappenas.go.id/get-file-server/node/6010/. (Diakses tanggal 20

September 2010).

Anonymous. 2010. Strategi Pembangunan Nasional untuk Mengurangi Kesenjangan

Antarwilayah: Sinergi Antara Pusat dan Daerah dan Antardaerah (RPJMN 2010-

2014). [on line] http://www.bappenas.go.id/node/116/2698/strategi-

pembangunan-nasional-untuk-mengurangi-kesenjangan-antarwilayah-sinergi-

antara-pusat-dan-daerah-dan-antardaerah-rpjmn-2010-2014/. (Diakses tanggal 20

September 2010)

Hirnawan, Febri. 2008. Sumber Daya Geologi Basis Pembangunan Berkelanjutan, Orasi

Ilmiah. 36 hal.

Irza, Hamdi. 2009. Pembangunan Berkelanjutan untuk Mengatasi Kemiskinan Sebagai

Upaya Pengembangan Wilayah Berbasis Penataan Ruang. [on line].

http://ham2cupu2.wordpress.com/ 2009/09/17/ pembangunan-berkelanjutan-untuk

-mengatasi-kemiskinan-sebagai-upaya-pengembangan-wilayah-berbasis-penataan

-ruang/ (Diakses tanggal 20 September 2010).

Jaya, Askar. 2004. Konsep Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development).

Program Pascasarjana IPB. Bogor

Nuchasin. 2010. Jakarta Barat dan Tangerang Kerjasama Normalisasi Kali Gebyuran. on

line]. http://barat.jakarta.go.id/v09/index.php?option=com_content&view=article

&id=185:jakarta-barat-dan-tangerang-kerjasama-normalisasi-kali-gebyuran&catid

=17:ekonomi&Itemid=148. (Diakses tanggal 16 September 2010).

Salim, Emil. 2003. Agenda Bangsa, Seminar Pertemuan Hukum BPHN. Bali.

Saragih, Selamat. 2010. Rp.62 Miliar untuk Tambah Enam Hektare Hutan Kota Jakarta.

[on line]. http://www.mediaindonesia.com/read/2010/03/03/132293/37/5/Rp62-

Miliar-untuk-Tambah-Enam-Hektare-Hutan-Kota-Jakarta.htm. (Diakses tanggal

16 September 2010).

Wikipedia. 2010. Pembangunan Berkelanjutan. [on line]. http://id.wikipedia.org/wiki/

Pembangunan_berkelanjutan.htm. (Diakses tanggal 15 September 2010).