Paper Makroekonomi
-
Upload
driya-primasthi -
Category
Documents
-
view
380 -
download
11
Transcript of Paper Makroekonomi
PAPER MAKROEKONOMI
PERANAN SEKTOR PUBLIK DALAM MODEL EKONOMI TA’WUN, KEADILAN
DAN PERSAMAAN
Paper ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Makroekonomi
Dosen pengampu:
Farah Wulandari Pangestuty, SE., ME.
Disusun oleh:
DRIYA PRIMASTHI
NIM 115020507111009
EKONOMI ISLAM-iB
Program Studi S1 Ekonomi Islam
Jurusan Ilmu Ekonomi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya
2012
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kewajiban merealisasikan falah (kemuliaan dan kemenangan dalam hidup)
pada dasarnya adalah kewajiban semua agen ekonomi termasuk pemerintah dan
masyarakat. Terdapat banyak unit aktivitas ekonomi yang tidak dapat dijalankan
dengan baik oleh pasar, sehingga mengharuskan adanya peran aktif dari pemerintah
dan masyarakat. Di samping pemerintah, masyarakat juga harus berperan langsung.
Terdapat fenomena market failure, government failure, dan citizen failure yaitu
kegagalan sektor-sektor ini dalam mencapai solusi optimum bagi permasalahan
ekonomi. Oleh karena itu tidak mungkin untuk merealisasikan falah hanya dengan
bertumpu pada satu pihak saja. Pasar, pemerintah dan masyarakat harus bergerak
dalam perekonomian dengan prinsip ta’wun (kerjasama), keadilan dan persamaan
untuk menyelenggarakan aktivitas perekonomian sebagai sarana mencapai
kesejahteraan umat.
Pasar pada dasarnya adalah sarana untuk mengekspresikan kebebasan individu
dalam berniaga namun harus tetap patuh terhadap berbagai peraturan yang berlaku,
dan didorong oleh motif untuk mencari keuntungan. Terdapat fenomena yang disebut
sebagai kegagalan pasar dimana mekanisme pasar gagal menyelesaikan beberapa
masalah dalam sistem perekonomian. Mekanisme kerja pasar yang mendasarkan pada
sistem harga atas dasar hukum permintaan dan penawaran tidak dapat menyelesaikan
dengan baik penyediaan barang publik, eksternalitas, keadilan, pemerataan distribusi
pendapatan dan kekayaan dan sebagainya. Dalam realitas pasar juga tidak dapat
beroperasi secara optimal karena tidak terpenuhinya syarat-syarat pasar yang
kompetitif. Untuk itu upaya merealisasikan falah tidak hanya bertumpu pada satu
sektor saja tetapi juga harus berlandaskan ta’wun (kerjasama), keadilan dan
persamaan.
Konsep ta’wun (kerjasama), keadilan dan persamaan dalam Islam
mensyaratkan adanya saling pengertian dan saling menjaga antara satu pihak dengan
pihak lain dalam rangka memperoleh mashlahah dan falah bersama-sama. Hal ini
berarti bahwa tiap agen ekonomi tidak bisa mengejar kepentingan individu untuk
memperoleh keuntungan pribadi tanpa melihat kondisi pihak-pihak lain. Agen
ekonomi muslim tidak akan merasa puas dengan kesuksesan pribadinya sementara
orang yang ada di sekitarnya mengalami kesulitan. Oleh sebab itu konsep ekonomi
dengan prinsip ta’wun (kerjasama), keadilan dan persamaan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja peranan agen publik dalam perekonomian yang berprinsip ta’wun
(kerjasama), keadilan dan persamaan?
2. Bagaimana mewujudkan konsep perekonomian ta’wun (kerjasama), keadilan dan
persamaan?
3. Apa pengaruh konsep perekonomian ta’wun (kerjasama), keadilan dan persamaan
dalam sistem perekonomian Indonesia?
4. Apa perbedaan ataupun perbandingan perekonomian ta’wun (kerjasama), keadilan
dan persamaan dengan yang lain?
5. Apa peran model perekonomian dengan prinsip ta’wun (kerjasama), keadilan dan
persamaan dalam mengatasi kegagalan pasar?
I.3 Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun selain untuk memenuhi tugas mata kuliah Makroekonomi juga
bertujuan untuk:
Mendukung gagasan model perekonomian dengan prinsip ta’wun (kerjasama),
keadilan dan persamaan dan apa saja peranan agen ekonomi dalam
perekonomian model ini.
Menjelaskan potensi, dampak dan pengaruh model perekonomian dengan
prinsip ta’wun (kerjasama), keadilan dan persamaan dan bagaimana cara
mewujudkan model perekonomian ini.
Menawarkan solusi kepada pemerintah dengan konsep perekonomian ta’wun
(kerjasama), keadilan dan persamaan dalam sistem perekonomian Indonesia
sehingga terdapat sinergi antara pasar, masyarakat maupun pemerintah sendiri.
Mengkomparasikan model perekonomian ta’wun (kerjasama), keadilan dan
persamaan dengan yang lain.
Menjelaskan peran model perekonomian dengan prinsip ta’wun (kerjasama),
keadilan dan persamaan dalam mengatasi kegagalan pasar.
II. PERAN PEMERINTAH DAN MASYARAKAT DALAM
PEREKONOMIAN TA’WUN, KEADILAN DAN PERSAMAAN
Pemerintah dan masyarakat pada dasarnya adalah dua pihak yang memiliki fungsi
dasar yang sama yaitu untuk merealisasikan segala kewajiban kolektif atau kewajiban publik
dama mewujudkan falah (kemuliaan dan kemenangan dalam hidup). Dalam beberapa aspek
peran keduanya dapat saling menggantikan dan melengkapi satu sama lain dengan
menyesuaikan situasi dan kondisi. Bahkan kerjasama antara keduanya sangat diperlukan guna
membangun suatu model perekonomian yang menyejahterakan dan dapat mengatasi apa yang
disebut dengan kegagalan pasar.
2.1 Peran Pemerintah dalam Perekonomian Sistem Ekonomi Ta’wun, keadilan dan
persamaan
2.1.1 Rasionalitas Peran Pemerintah
Pada dasarnya peranan pemerintah dalam perekonomian yang Islami memiliki dasar
rasionalitass yang kokoh. Dalam Islam peranan pemerintah didasari antara lain oleh:
a. Derivasi dari konsep kekhalifahan,
b. Konsekuensi adanya kewajiban-kewajiban kolektif (fard kifayah),
c. Adanya kegagalan pasar dalam merealisasikan falah.
Pemerintah adalah pemegang amanat Allah untuk menjalankan tugas-tugas kolektif
dalam mewujudkan kesejahteraan dan keadilan (al adl wal ihsan) serta tata kehidupan yang
baik (hayyah thayyibah) bagi seluruh umat. Jadi pemerintah adalah agen dari Allah atau
khalifatullah untuk merealisasikan falah. Sebagai pemegang amanah dari Allah, eksistensi
dan peran pemerintah memiliki landasan yang kokoh dalam Alquran dan sunnah. Kehidupan
Rasulullah dan Khulafaurrasyidin merupakan teladan yang baik bagi jalannya eksistensi
pemerintah. Dasar dalam menjalankan amanah tersebut pemerintah akan menjunjung tinggi
prinsip musyawarah (syura) sebagai mekenisme dalam pengambilan keputusan serta
berprinsip Ta’wun, keadilan dan persamaan. Dengan demikian pemerintah pada dasarnya juga
memegang amanah dari masyarakatnya.
Fard kifayah merupakan suatu kewajiban yang ditujukan kepada semua masyarakat,
apabila kewajiban ini dilanggar maka seluruh masyarakat akan menanggung dosa. Namun
apabila kewajiban telah dilaksanakan meskipun hanya dilakukan oleh satu orang maka gugur
kewajiban tersebut. Dengan kata lain apabila individu gagal untuk memenuhi kewajiban
tersebut maka akan menjadi dosa (beban) publik. Selain shalat jenazah, konsep fard kifayah
mengacu pada semua kepentingan masyarakat (public interest) dimana jika tidak ada
masyarakat yang menunaikannya maka seluru masyarakat akan menderita kerugian. Sebagai
contoh sarana transportasi adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan, sehingga
jika tidak ada anggota masyarakat yang bersedia untuk mengusahakannya maka seluruh
masyarakat akan menderita kerugian. Pemerintah dapat memiliki peran penting dalam
menjalankan fard kifayah karena kemungkinan masyarakat akan gagal menjalankannya
karena disebabkan berbagai hal seperti kekurangan informasi, kekurangan sumber daya,
kesulitan teknis dan sebaginya.
Kegagalan pasar juga merupakan latar belakang perlunya campur tangan pemerintah
untuk berperan dalam sektor perekonomian. Pasar gagal dalam menyelesaikan masalah
ekonomi karena ketidaksempurnaan mekanisme kerja pasar dan tidak berjalannya mekanisme
pasar secara efisien. Selain itu mekanisme pasar juga tidak dapat beroperasi dengan optimal
karena tidak terpenuhinya syarat-syarat pasar yang Islami. Menurut Ibnu Tamiyah,
mekanisme pasar dapat berjalan dengan efisien dan menghasilkan kesejahteraan yang
optimum bagi masyarakat apabila harga yang dihasilkan adalah harta yang adil. Untuk
menghasilkan harga yang adil ini, maka harus terpenuhi syarat teknis dan syarat moral
sekaligus. Syarat teknis, mekanisme kerja pasar yang efisien dapat berlangsung apabila
terdapat informasi yang sama di antara pelaku pasar, tidak adanya hambatan untuk masuk dan
keluar dari pasar, homogenitas komoditas, serta jumlah penjual yang banyak. Dengan kata
lain pasar yang sempurna memiliki peluang untuk menghasilkan harga yang adil. Secara
moral, mekanisme kerja pasar yang efisien menuntut adanya sikap kejujuran, keterbukaan,
sportivitas dan keadilan. Moralitas akan menuntut persaingan di pasar menjadi kompetisi
yang indah dalam rangka mewujudkan mashlahah bagi masyarakat luas.
2.1.2 Peran Pemerintah untuk Menciptakan Pasar yang Efisien
Pasar yang efisien adalah pasar yang mampu menghasilkan mashlahah yang
maksimum. Pasar ini terjadi jika harga yang tercipta adalah sama dengan biaya minimum
untuk menghasilkan satu unit barang tersebut. Secara teknis, kondisi seperti ini dapat tercipta
apabila pasar dapat bersaing dengan sempurna dimana tidak ada satu individu yang mengatur
harga pasar, produsen adalah price taker. Pasar yang efisien adalah pasar dimana tiap
produsennya menetapkan harga yang konstan untuk berapa pun kuantitas yang dijual dan
besarnya harga adalah sama dengan tingkat biaya minimum. Disini pemerintah berperan
dalam intervensi kebijakan harga agar pasar tidak begitu saja dikuasai oleh produsen tertentu.
2.1.3 Peran Pemerintah dalam Mengatasi Eksternalitas
Eksternalitas adalah dampak dari aktivitas ekonomi yang diterima pihak lain, baik
positif ataupun negatif, dimana pasar tidak mampu menyediakan kompensasi yang adil
terhadap dampak eksternalitas. Eksternalitas positif terjadi apabila apabila aktivitas yang
dilakukan menimbulkan manfaat kepada pihak lain, tetapi pihak lain tersebut tidak dipungut
bayaran ataupun kompensasi atas eksternalitas tersebut. Sebaliknya, eksternalitas negatif
terjadi ketika suatu aktivitas ekonomi dan menimbulkan dampak merugikan kepada pihak lain
tanpa memberikan kompensasi. Dalam eksternalitas positif tidak ada pihak yang dirugikan
sehingga hal tersebut tidak mempengaruhi efisiensi yang terbentuk dalam perekonomian.
Sedangkan dalam kasus eksternalitas negatif akan menghambat efisiensi perekonomian. Jadi
peran pemerintah yang dominan disini adalah peran moral, dimana satu pihak harus mampu
menjaga eksternalitasnya dan mau bekerjasama dengan pihak lain sehingga tidak ada pihak
yang merasa dirugikan. Pemerintah juga berperan sebagai anggota perekonomian yang aktif
dengan adil. Pihak yang menderita kerugian akibat eksternalitas harus di motifasi dan
diberikan dukungan sehingga tidak merasa dirugikan.
2.1.4 Ruang Lingkup Peran Pemerintah
Aspek ruang lingkup peran pemerintah dalam model ekonomi ta’wun, keadilan dan
persamaan dapat diklasifikasikan secara luas menjadi:
1. Upaya mewujudkan ekonomi Islam secara keseluruhan,
2. Upaya mewujudkan konsep pasar yang Islami,
Pemerintah memiliki peranan dalam mewujudkan tujuan ekonomi Islam secara keseluruhan
yang pertama adalah mencapai falah yang direalisasikan dengan optimasi mashlahah. Oleh
sebab itu tugas pemerintah adalah mewujudkan dan menciptakan ke-mashlahah-an bagi
seluruh masyarakat.
Beberapa peran yang harus dilakukan pemerintah, baik dilakukan melalui pasar
maupun bukan pasar. Peran-peran tersebut antara lain:
a. Manajemen kekayaan dan kepentingan publik,
b. Pemenuhan segala persyaratan untuk membangun negara yang mampu secara
efektif melindungi masyarakat dalam hal budaya, ekonomi, politik dan sebagainya,
c. Menggali dan menghimpun dana dari masyarakat atau sektor pemasukan lain
untuk membiayai administrasi publik dan tugas-tugas pemerintah,
d. Menjamin kebebasan dan hak individu,
e. Menjaga keseimbangan sosial dan ekonomi,
f. Melinduni ekonomi agar tetap sesuai dengan nilai dan prinsip Islam.
Intervensi pemerintah dalam pasar memiliki peran penting dalam mewujudkan pasar yang
Islami. Pemerintah tidak hanya bertindak sebagai wasit dalam perekonomian tetapi juga
berperan aktif bersama pelaku pasar yang lain. Pemerintah dapat bertindak sebagai perencana,
pengawas, pengatur, produsen sekaligus konsumen dalam aktivitas pasar.
2.1.5 Peran Pemerintah Berkaitan dengan Implementasi Moralitas Islam
Implementasi nilai dan moralitas Islam akan lebih efektif apabila ada intervensi dari
pemerintah, antara lain:
Memastikan dan menjaga implementasi nilai dan moral Islam secara
keseluruhan,
Memastikan dan menjaga agar pasar hanya memperjualbelikan barang yang
halal,
Melembagakan nilai-nilai persaingan yang sehat, jujur, terbuka dan adil
Menjaga agar pasar hanya menediakan barang dan jasa sesuai dengan prioritas
yang diajarkan Islam. Barang-barang mewah dan hanya digunakan untuk
kesenangan sangat di batasi dalam pasar.
2.1.6 Peran Pemerintah yang Berkaitan dengan Mekanisme Pasar
Pemerintah harus menjaga agar mekanisme pasar berjalan dengan baik dan berjalan
dengan kompetitif, maka peran pemerintah antara lain:
a. Secara umum memastikan dan menjaga agar mekanisme pasar dapat bersaing
dengan sempurna. Pemerintah harus menjamin kebebasan masuk dan keluar pasar,
menghilangkan hambatan yang ada di pasar seperti monopoli, menyediakan
informasi, membongkar penimbunan serta melarang kartel-kartel yang merugikan,
b. Meningkatkan daya saing dan daya beli para pelaku pasar, kerjasama antar pelaku
pasar,
c. Mengambil tindakan untuk menciptakan harga yang adil. Monopoli tidak selalu
berdampak buruk terhadap masyarakat jika harga yang dihasilkan tetap merupakan
harga yang adil
2.1.7 Instrumen Kebijakan Pemerintah
Dalam menjalankan peranannya pemerintah memiliki beberapa instrumen kebijakan
antara lain:
Manajemen produksi dan ketenagakerjaan di sektor publik, berperan dalam
megelola kekayaan publik,
Mendorong kegiatan ekonomi swasta seperti regulasi, redistribusi faktor
produksi dan sebagainya,
Regulasi harga dengan cara intervensi pasar, penetapan harga atau pun
diskriminasi harga
Kebijakan fiskal, yaitu pengelolaan APBN yang disesuaikan dengan prinsip
keuangan publik Islam,
Kebijakan moneter dan kredit,
Investasi kekayaan dan surplus sektor publik.
2.2 Peran Masyarakat dalam Model Ekonomi Ta’wun, Keadilan dan Persamaan
2.2.1 Rasionalitas Peran Masyarakat
konsekuensi fard kifayah
Mengacu pada tanggung jawab masyarakat dalam melaksanakan kewajiban ini,
apabila pemerintah telah mampu melaksanakan kewajiban ini maka masyarakat
terbebas dari tanggung jawab. Namum apabila kewajiban ini belum terpenuhi
maka kerjasama antara masing-masing pihak sangat diperlukan dalam
menyelenggarakan kewajiban ini.
Adanya hak milik publik
Peranan masyarakat juga muncul karena adanya konsep hak milik publik dalam
Islam seperti waqf. Waqf adalah kekayaan masyarakat secara keseluruhan,
berlaku sepanjang masa dan tidak tergantung kepada pemerintah. Waqf akan
dikelola oleh masyarakat sendiri.
Kegagalan pasar
Kegagalan pasar tidak cukup hanya dengan diselesaikan oleh pemerintah. Pasar
berjalan dengan mekanisme permintaan dan penawaran dimana mensyaratkan
suatu komoditas yang dapat diperdagangkan (tradeable). Komoditas seperti ini
juga harus memilik harga (priceable) dan dapat diukur (measureable).
Kegagalan pemerintah
Pemerintah seringkali tidak tepat dalam mengidentifikasi kebutuhan masyarakat
yang sesungguhnya sehingga terkadang formulasi kebijakan juga tidak tepat.
Pemerintah seringkali dihadapkan pada masalah yang dapat menghambat
efisiensi dan efektifitas kebijakan seperti masalah birokrasi dan politik.
Keterlibatan pemerintah juga seringkali menimbulkan peraturan yang berlebihan
terhadap aktivitas perekonomian sehingga malah menghambat mekanisme pasar
dan peran masyarakat secara langsung. Karena kelemahan-kelemahan tersebut
maka diperlukan peran masyarakat secara langsung.
2.2.2 Ruang Lingkup dan Instrumen Peranan Masyarakat
Peranan masyarakat dalam perekonomian memiliki lingkup yang luas, baik berkaitan
secara langsung dengan kegiatan perekonomian maupun yang tidak berkaitan secara
langsung.
1. Menjaga Kebutuhan ekonomi keluarga,
2. Mengelola zakat, infaq dan sedekah,
3. Menyediakan pelayanan sosial,
4. Pengelolaan waqf.
III. PERBANDINGAN MODEL EKONOMI TA’WUN, KEADILAN DAN
PERSAMAAN DENGAN MODEL YANG LAIN
Karena ketiadaan persamaan dalam hasrat konsumsi maka tiap pelaku dalam pasar akan
terdorong untuk berlomba-lomba untuk memenuhi hasrat konsumsi masing-masing tanpa
mempertimbangkan kepentingan orang lain. Akan terjadi perebutan atas mashlahah di
kalangan masyarakat dimana tidak ada pemerataan dan keadilan dalam perolehan mashlahah.
Tiap pelaku ekonomi tidak lagi mampu untuk ta’wun (kerjasama) karena berusaha memenuhi
kebutuhannya masing-masing. Hal ini akan menimbulkan ketidakseimbangan dalam
masyarakat.
IV. KESIMPULAN
1. Kewajiban merealisasikan falah dalam model ekonomi ta’wun, keadilan dan
persamaan seharusnya menjadi kewajiban bersama agen ekonomi yaitu pemerintah
dan masyarakat.
a. Peran pemerintah antara lain:
Manajemen kekayaan dan kepentingan publik,
Pemenuhan segala persyaratan untuk membangun negara yang mampu secara
efektif melindungi masyarakat dalam hal budaya, ekonomi, politik dan
sebagainya,
Menggali dan menghimpun dana dari masyarakat atau sektor pemasukan lain
untuk membiayai administrasi publik dan tugas-tugas pemerintah,
Menjamin kebebasan dan hak individu,
Menjaga keseimbangan sosial dan ekonomi,
Melinduni ekonomi agar tetap sesuai dengan nilai dan prinsip Islam.
b. Peran masyarakat antara lain:
Menjaga Kebutuhan ekonomi keluarga,
Mengelola zakat, infaq dan sedekah,
Menyediakan pelayanan sosial,
Pengelolaan waqf.
2. Konsep ta’wun (kerjasama), keadilan dan persamaan dalam Islam mensyaratkan
adanya saling pengertian dan saling menjaga antara satu pihak dengan pihak lain
dalam rangka memperoleh mashlahah dan falah bersama-sama. Hal ini berarti bahwa
tiap agen ekonomi tidak bisa mengejar kepentingan individu untuk memperoleh
keuntungan pribadi tanpa melihat kondisi pihak-pihak lain. Agen ekonomi muslim
tidak akan merasa puas dengan kesuksesan pribadinya sementara orang yang ada di
sekitarnya mengalami kesulitan.
3. Pemerintah dan masyarakat adalah dua komponen pasar yang tidak dapat dipisahkan.
Pemerintah mengatur kebijakan, teknik dan peraturan. Sedangkan masyarakat sendiri
adalah penanggung jawabnya. Kebijakan pemerintah harus berjalan beriringan dengan
kebutuhan masyarakat. Oleh sebab itu kerjasama diantara kedua pihak sangat
diperlukan guna pengambilan kebijakan dan keputusan yang tepat. Selain itu prinsip
keadilan, persamaan dapat dijalankan dengan pnghapusan monopoli dan menerapkan
sistem harga yang adil.
4. Model perekonomian di indikasikan bahwa iap pelaku ekonomi tidak lagi mampu
untuk ta’wun (kerjasama) karena berusaha memenuhi kebutuhannya masing-masing.
Hal ini akan menimbulkan ketidakseimbangan dalam masyarakat. Sedangkan model
perekonomian ta’wun (kerjasama), keadilan dan persamaan dalam Islam mensyaratkan
adanya saling pengertian dan saling menjaga antara satu pihak dengan pihak lain
dalam rangka memperoleh mashlahah dan falah bersama-sama. Hal ini berarti bahwa
tiap agen ekonomi tidak bisa mengejar kepentingan individu untuk memperoleh
keuntungan pribadi tanpa melihat kondisi pihak-pihak lain. Agen ekonomi muslim
tidak akan merasa puas dengan kesuksesan pribadinya sementara orang yang ada di
sekitarnya mengalami kesulitan.
5. Syarat teknis dalam konsep ta’wun (kerjasama), keadilan dan persamaan, mekanisme
kerja pasar yang efisien dapat berlangsung apabila terdapat informasi yang sama di
antara pelaku pasar, tidak adanya hambatan untuk masuk dan keluar dari pasar,
homogenitas komoditas, serta jumlah penjual yang banyak. Dengan kata lain pasar
yang sempurna memiliki peluang untuk menghasilkan harga yang adil. Secara moral,
mekanisme kerja pasar yang efisien menuntut adanya sikap kejujuran, keterbukaan,
sportivitas dan keadilan. Moralitas akan menuntut persaingan di pasar menjadi
kompetisi yang indah dalam rangka mewujudkan mashlahah bagi masyarakat luas.
DAFTAR PUSTAKA
- Ahmad, Zainal A. 1979. Dasar-dasar Ekonomi Islam. Jakarta: Penerbit Bulan Bintang- Karim, Adiwarman A. 2001. Ekonomi Mikro Islami. Jakarta: IIIT Indonesia- Tim P3EI UII. 2011. Ekonomi Islam. Jakarta: RajaGrafindo Persada- http://blog.umy.ac.id/ariandyarwin/2011/10/31/ta’wun/
Diakses tanggal 3 Juni 2012 pukul 19:05 WIB- http://quran.al-shia.org/id/ulumul%20quran/02.htm
Diakses tanggal 3 Juni 2012 pukul 19:07 WIB- http://dreamlandaulah.wordpress.com/2010/08/27/sistem-ekonomi-perspektif-islam/
Diakses tangal 3 Juni 2012 pukul 19:07 WIB- http://soniharsono.blogspot.com/
Diakses tanggal 3 Juni pukul 19:07 WIB