Paper Makroekonomi

17
PAPER MAKROEKONOMI PERANAN SEKTOR PUBLIK DALAM MODEL EKONOMI TA’WUN, KEADILAN DAN PERSAMAAN Paper ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Makroekonomi Dosen pengampu: Farah Wulandari Pangestuty, SE., ME. Disusun oleh: DRIYA PRIMASTHI NIM 115020507111009 EKONOMI ISLAM-iB Program Studi S1 Ekonomi Islam

Transcript of Paper Makroekonomi

Page 1: Paper Makroekonomi

PAPER MAKROEKONOMI

PERANAN SEKTOR PUBLIK DALAM MODEL EKONOMI TA’WUN, KEADILAN

DAN PERSAMAAN

Paper ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Makroekonomi

Dosen pengampu:

Farah Wulandari Pangestuty, SE., ME.

Disusun oleh:

DRIYA PRIMASTHI

NIM 115020507111009

EKONOMI ISLAM-iB

Program Studi S1 Ekonomi Islam

Jurusan Ilmu Ekonomi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Brawijaya

2012

Page 2: Paper Makroekonomi

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kewajiban merealisasikan falah (kemuliaan dan kemenangan dalam hidup)

pada dasarnya adalah kewajiban semua agen ekonomi termasuk pemerintah dan

masyarakat. Terdapat banyak unit aktivitas ekonomi yang tidak dapat dijalankan

dengan baik oleh pasar, sehingga mengharuskan adanya peran aktif dari pemerintah

dan masyarakat. Di samping pemerintah, masyarakat juga harus berperan langsung.

Terdapat fenomena market failure, government failure, dan citizen failure yaitu

kegagalan sektor-sektor ini dalam mencapai solusi optimum bagi permasalahan

ekonomi. Oleh karena itu tidak mungkin untuk merealisasikan falah hanya dengan

bertumpu pada satu pihak saja. Pasar, pemerintah dan masyarakat harus bergerak

dalam perekonomian dengan prinsip ta’wun (kerjasama), keadilan dan persamaan

untuk menyelenggarakan aktivitas perekonomian sebagai sarana mencapai

kesejahteraan umat.

Pasar pada dasarnya adalah sarana untuk mengekspresikan kebebasan individu

dalam berniaga namun harus tetap patuh terhadap berbagai peraturan yang berlaku,

dan didorong oleh motif untuk mencari keuntungan. Terdapat fenomena yang disebut

sebagai kegagalan pasar dimana mekanisme pasar gagal menyelesaikan beberapa

masalah dalam sistem perekonomian. Mekanisme kerja pasar yang mendasarkan pada

sistem harga atas dasar hukum permintaan dan penawaran tidak dapat menyelesaikan

dengan baik penyediaan barang publik, eksternalitas, keadilan, pemerataan distribusi

pendapatan dan kekayaan dan sebagainya. Dalam realitas pasar juga tidak dapat

beroperasi secara optimal karena tidak terpenuhinya syarat-syarat pasar yang

kompetitif. Untuk itu upaya merealisasikan falah tidak hanya bertumpu pada satu

sektor saja tetapi juga harus berlandaskan ta’wun (kerjasama), keadilan dan

persamaan.

Konsep ta’wun (kerjasama), keadilan dan persamaan dalam Islam

mensyaratkan adanya saling pengertian dan saling menjaga antara satu pihak dengan

pihak lain dalam rangka memperoleh mashlahah dan falah bersama-sama. Hal ini

berarti bahwa tiap agen ekonomi tidak bisa mengejar kepentingan individu untuk

memperoleh keuntungan pribadi tanpa melihat kondisi pihak-pihak lain. Agen

ekonomi muslim tidak akan merasa puas dengan kesuksesan pribadinya sementara

Page 3: Paper Makroekonomi

orang yang ada di sekitarnya mengalami kesulitan. Oleh sebab itu konsep ekonomi

dengan prinsip ta’wun (kerjasama), keadilan dan persamaan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja peranan agen publik dalam perekonomian yang berprinsip ta’wun

(kerjasama), keadilan dan persamaan?

2. Bagaimana mewujudkan konsep perekonomian ta’wun (kerjasama), keadilan dan

persamaan?

3. Apa pengaruh konsep perekonomian ta’wun (kerjasama), keadilan dan persamaan

dalam sistem perekonomian Indonesia?

4. Apa perbedaan ataupun perbandingan perekonomian ta’wun (kerjasama), keadilan

dan persamaan dengan yang lain?

5. Apa peran model perekonomian dengan prinsip ta’wun (kerjasama), keadilan dan

persamaan dalam mengatasi kegagalan pasar?

I.3 Tujuan Penulisan

Makalah ini disusun selain untuk memenuhi tugas mata kuliah Makroekonomi juga

bertujuan untuk:

Mendukung gagasan model perekonomian dengan prinsip ta’wun (kerjasama),

keadilan dan persamaan dan apa saja peranan agen ekonomi dalam

perekonomian model ini.

Menjelaskan potensi, dampak dan pengaruh model perekonomian dengan

prinsip ta’wun (kerjasama), keadilan dan persamaan dan bagaimana cara

mewujudkan model perekonomian ini.

Menawarkan solusi kepada pemerintah dengan konsep perekonomian ta’wun

(kerjasama), keadilan dan persamaan dalam sistem perekonomian Indonesia

sehingga terdapat sinergi antara pasar, masyarakat maupun pemerintah sendiri.

Mengkomparasikan model perekonomian ta’wun (kerjasama), keadilan dan

persamaan dengan yang lain.

Menjelaskan peran model perekonomian dengan prinsip ta’wun (kerjasama),

keadilan dan persamaan dalam mengatasi kegagalan pasar.

Page 4: Paper Makroekonomi

II. PERAN PEMERINTAH DAN MASYARAKAT DALAM

PEREKONOMIAN TA’WUN, KEADILAN DAN PERSAMAAN

Pemerintah dan masyarakat pada dasarnya adalah dua pihak yang memiliki fungsi

dasar yang sama yaitu untuk merealisasikan segala kewajiban kolektif atau kewajiban publik

dama mewujudkan falah (kemuliaan dan kemenangan dalam hidup). Dalam beberapa aspek

peran keduanya dapat saling menggantikan dan melengkapi satu sama lain dengan

menyesuaikan situasi dan kondisi. Bahkan kerjasama antara keduanya sangat diperlukan guna

membangun suatu model perekonomian yang menyejahterakan dan dapat mengatasi apa yang

disebut dengan kegagalan pasar.

2.1 Peran Pemerintah dalam Perekonomian Sistem Ekonomi Ta’wun, keadilan dan

persamaan

2.1.1 Rasionalitas Peran Pemerintah

Pada dasarnya peranan pemerintah dalam perekonomian yang Islami memiliki dasar

rasionalitass yang kokoh. Dalam Islam peranan pemerintah didasari antara lain oleh:

a. Derivasi dari konsep kekhalifahan,

b. Konsekuensi adanya kewajiban-kewajiban kolektif (fard kifayah),

c. Adanya kegagalan pasar dalam merealisasikan falah.

Pemerintah adalah pemegang amanat Allah untuk menjalankan tugas-tugas kolektif

dalam mewujudkan kesejahteraan dan keadilan (al adl wal ihsan) serta tata kehidupan yang

baik (hayyah thayyibah) bagi seluruh umat. Jadi pemerintah adalah agen dari Allah atau

khalifatullah untuk merealisasikan falah. Sebagai pemegang amanah dari Allah, eksistensi

dan peran pemerintah memiliki landasan yang kokoh dalam Alquran dan sunnah. Kehidupan

Rasulullah dan Khulafaurrasyidin merupakan teladan yang baik bagi jalannya eksistensi

pemerintah. Dasar dalam menjalankan amanah tersebut pemerintah akan menjunjung tinggi

prinsip musyawarah (syura) sebagai mekenisme dalam pengambilan keputusan serta

berprinsip Ta’wun, keadilan dan persamaan. Dengan demikian pemerintah pada dasarnya juga

memegang amanah dari masyarakatnya.

Fard kifayah merupakan suatu kewajiban yang ditujukan kepada semua masyarakat,

apabila kewajiban ini dilanggar maka seluruh masyarakat akan menanggung dosa. Namun

apabila kewajiban telah dilaksanakan meskipun hanya dilakukan oleh satu orang maka gugur

kewajiban tersebut. Dengan kata lain apabila individu gagal untuk memenuhi kewajiban

tersebut maka akan menjadi dosa (beban) publik. Selain shalat jenazah, konsep fard kifayah

mengacu pada semua kepentingan masyarakat (public interest) dimana jika tidak ada

Page 5: Paper Makroekonomi

masyarakat yang menunaikannya maka seluru masyarakat akan menderita kerugian. Sebagai

contoh sarana transportasi adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan, sehingga

jika tidak ada anggota masyarakat yang bersedia untuk mengusahakannya maka seluruh

masyarakat akan menderita kerugian. Pemerintah dapat memiliki peran penting dalam

menjalankan fard kifayah karena kemungkinan masyarakat akan gagal menjalankannya

karena disebabkan berbagai hal seperti kekurangan informasi, kekurangan sumber daya,

kesulitan teknis dan sebaginya.

Kegagalan pasar juga merupakan latar belakang perlunya campur tangan pemerintah

untuk berperan dalam sektor perekonomian. Pasar gagal dalam menyelesaikan masalah

ekonomi karena ketidaksempurnaan mekanisme kerja pasar dan tidak berjalannya mekanisme

pasar secara efisien. Selain itu mekanisme pasar juga tidak dapat beroperasi dengan optimal

karena tidak terpenuhinya syarat-syarat pasar yang Islami. Menurut Ibnu Tamiyah,

mekanisme pasar dapat berjalan dengan efisien dan menghasilkan kesejahteraan yang

optimum bagi masyarakat apabila harga yang dihasilkan adalah harta yang adil. Untuk

menghasilkan harga yang adil ini, maka harus terpenuhi syarat teknis dan syarat moral

sekaligus. Syarat teknis, mekanisme kerja pasar yang efisien dapat berlangsung apabila

terdapat informasi yang sama di antara pelaku pasar, tidak adanya hambatan untuk masuk dan

keluar dari pasar, homogenitas komoditas, serta jumlah penjual yang banyak. Dengan kata

lain pasar yang sempurna memiliki peluang untuk menghasilkan harga yang adil. Secara

moral, mekanisme kerja pasar yang efisien menuntut adanya sikap kejujuran, keterbukaan,

sportivitas dan keadilan. Moralitas akan menuntut persaingan di pasar menjadi kompetisi

yang indah dalam rangka mewujudkan mashlahah bagi masyarakat luas.

2.1.2 Peran Pemerintah untuk Menciptakan Pasar yang Efisien

Pasar yang efisien adalah pasar yang mampu menghasilkan mashlahah yang

maksimum. Pasar ini terjadi jika harga yang tercipta adalah sama dengan biaya minimum

untuk menghasilkan satu unit barang tersebut. Secara teknis, kondisi seperti ini dapat tercipta

apabila pasar dapat bersaing dengan sempurna dimana tidak ada satu individu yang mengatur

harga pasar, produsen adalah price taker. Pasar yang efisien adalah pasar dimana tiap

produsennya menetapkan harga yang konstan untuk berapa pun kuantitas yang dijual dan

besarnya harga adalah sama dengan tingkat biaya minimum. Disini pemerintah berperan

dalam intervensi kebijakan harga agar pasar tidak begitu saja dikuasai oleh produsen tertentu.

Page 6: Paper Makroekonomi

2.1.3 Peran Pemerintah dalam Mengatasi Eksternalitas

Eksternalitas adalah dampak dari aktivitas ekonomi yang diterima pihak lain, baik

positif ataupun negatif, dimana pasar tidak mampu menyediakan kompensasi yang adil

terhadap dampak eksternalitas. Eksternalitas positif terjadi apabila apabila aktivitas yang

dilakukan menimbulkan manfaat kepada pihak lain, tetapi pihak lain tersebut tidak dipungut

bayaran ataupun kompensasi atas eksternalitas tersebut. Sebaliknya, eksternalitas negatif

terjadi ketika suatu aktivitas ekonomi dan menimbulkan dampak merugikan kepada pihak lain

tanpa memberikan kompensasi. Dalam eksternalitas positif tidak ada pihak yang dirugikan

sehingga hal tersebut tidak mempengaruhi efisiensi yang terbentuk dalam perekonomian.

Sedangkan dalam kasus eksternalitas negatif akan menghambat efisiensi perekonomian. Jadi

peran pemerintah yang dominan disini adalah peran moral, dimana satu pihak harus mampu

menjaga eksternalitasnya dan mau bekerjasama dengan pihak lain sehingga tidak ada pihak

yang merasa dirugikan. Pemerintah juga berperan sebagai anggota perekonomian yang aktif

dengan adil. Pihak yang menderita kerugian akibat eksternalitas harus di motifasi dan

diberikan dukungan sehingga tidak merasa dirugikan.

2.1.4 Ruang Lingkup Peran Pemerintah

Aspek ruang lingkup peran pemerintah dalam model ekonomi ta’wun, keadilan dan

persamaan dapat diklasifikasikan secara luas menjadi:

1. Upaya mewujudkan ekonomi Islam secara keseluruhan,

2. Upaya mewujudkan konsep pasar yang Islami,

Pemerintah memiliki peranan dalam mewujudkan tujuan ekonomi Islam secara keseluruhan

yang pertama adalah mencapai falah yang direalisasikan dengan optimasi mashlahah. Oleh

sebab itu tugas pemerintah adalah mewujudkan dan menciptakan ke-mashlahah-an bagi

seluruh masyarakat.

Beberapa peran yang harus dilakukan pemerintah, baik dilakukan melalui pasar

maupun bukan pasar. Peran-peran tersebut antara lain:

a. Manajemen kekayaan dan kepentingan publik,

b. Pemenuhan segala persyaratan untuk membangun negara yang mampu secara

efektif melindungi masyarakat dalam hal budaya, ekonomi, politik dan sebagainya,

c. Menggali dan menghimpun dana dari masyarakat atau sektor pemasukan lain

untuk membiayai administrasi publik dan tugas-tugas pemerintah,

d. Menjamin kebebasan dan hak individu,

e. Menjaga keseimbangan sosial dan ekonomi,

Page 7: Paper Makroekonomi

f. Melinduni ekonomi agar tetap sesuai dengan nilai dan prinsip Islam.

Intervensi pemerintah dalam pasar memiliki peran penting dalam mewujudkan pasar yang

Islami. Pemerintah tidak hanya bertindak sebagai wasit dalam perekonomian tetapi juga

berperan aktif bersama pelaku pasar yang lain. Pemerintah dapat bertindak sebagai perencana,

pengawas, pengatur, produsen sekaligus konsumen dalam aktivitas pasar.

2.1.5 Peran Pemerintah Berkaitan dengan Implementasi Moralitas Islam

Implementasi nilai dan moralitas Islam akan lebih efektif apabila ada intervensi dari

pemerintah, antara lain:

Memastikan dan menjaga implementasi nilai dan moral Islam secara

keseluruhan,

Memastikan dan menjaga agar pasar hanya memperjualbelikan barang yang

halal,

Melembagakan nilai-nilai persaingan yang sehat, jujur, terbuka dan adil

Menjaga agar pasar hanya menediakan barang dan jasa sesuai dengan prioritas

yang diajarkan Islam. Barang-barang mewah dan hanya digunakan untuk

kesenangan sangat di batasi dalam pasar.

2.1.6 Peran Pemerintah yang Berkaitan dengan Mekanisme Pasar

Pemerintah harus menjaga agar mekanisme pasar berjalan dengan baik dan berjalan

dengan kompetitif, maka peran pemerintah antara lain:

a. Secara umum memastikan dan menjaga agar mekanisme pasar dapat bersaing

dengan sempurna. Pemerintah harus menjamin kebebasan masuk dan keluar pasar,

menghilangkan hambatan yang ada di pasar seperti monopoli, menyediakan

informasi, membongkar penimbunan serta melarang kartel-kartel yang merugikan,

b. Meningkatkan daya saing dan daya beli para pelaku pasar, kerjasama antar pelaku

pasar,

c. Mengambil tindakan untuk menciptakan harga yang adil. Monopoli tidak selalu

berdampak buruk terhadap masyarakat jika harga yang dihasilkan tetap merupakan

harga yang adil

2.1.7 Instrumen Kebijakan Pemerintah

Dalam menjalankan peranannya pemerintah memiliki beberapa instrumen kebijakan

antara lain:

Page 8: Paper Makroekonomi

Manajemen produksi dan ketenagakerjaan di sektor publik, berperan dalam

megelola kekayaan publik,

Mendorong kegiatan ekonomi swasta seperti regulasi, redistribusi faktor

produksi dan sebagainya,

Regulasi harga dengan cara intervensi pasar, penetapan harga atau pun

diskriminasi harga

Kebijakan fiskal, yaitu pengelolaan APBN yang disesuaikan dengan prinsip

keuangan publik Islam,

Kebijakan moneter dan kredit,

Investasi kekayaan dan surplus sektor publik.

2.2 Peran Masyarakat dalam Model Ekonomi Ta’wun, Keadilan dan Persamaan

2.2.1 Rasionalitas Peran Masyarakat

konsekuensi fard kifayah

Mengacu pada tanggung jawab masyarakat dalam melaksanakan kewajiban ini,

apabila pemerintah telah mampu melaksanakan kewajiban ini maka masyarakat

terbebas dari tanggung jawab. Namum apabila kewajiban ini belum terpenuhi

maka kerjasama antara masing-masing pihak sangat diperlukan dalam

menyelenggarakan kewajiban ini.

Adanya hak milik publik

Peranan masyarakat juga muncul karena adanya konsep hak milik publik dalam

Islam seperti waqf. Waqf adalah kekayaan masyarakat secara keseluruhan,

berlaku sepanjang masa dan tidak tergantung kepada pemerintah. Waqf akan

dikelola oleh masyarakat sendiri.

Kegagalan pasar

Kegagalan pasar tidak cukup hanya dengan diselesaikan oleh pemerintah. Pasar

berjalan dengan mekanisme permintaan dan penawaran dimana mensyaratkan

suatu komoditas yang dapat diperdagangkan (tradeable). Komoditas seperti ini

juga harus memilik harga (priceable) dan dapat diukur (measureable).

Kegagalan pemerintah

Pemerintah seringkali tidak tepat dalam mengidentifikasi kebutuhan masyarakat

yang sesungguhnya sehingga terkadang formulasi kebijakan juga tidak tepat.

Pemerintah seringkali dihadapkan pada masalah yang dapat menghambat

efisiensi dan efektifitas kebijakan seperti masalah birokrasi dan politik.

Page 9: Paper Makroekonomi

Keterlibatan pemerintah juga seringkali menimbulkan peraturan yang berlebihan

terhadap aktivitas perekonomian sehingga malah menghambat mekanisme pasar

dan peran masyarakat secara langsung. Karena kelemahan-kelemahan tersebut

maka diperlukan peran masyarakat secara langsung.

2.2.2 Ruang Lingkup dan Instrumen Peranan Masyarakat

Peranan masyarakat dalam perekonomian memiliki lingkup yang luas, baik berkaitan

secara langsung dengan kegiatan perekonomian maupun yang tidak berkaitan secara

langsung.

1. Menjaga Kebutuhan ekonomi keluarga,

2. Mengelola zakat, infaq dan sedekah,

3. Menyediakan pelayanan sosial,

4. Pengelolaan waqf.

III. PERBANDINGAN MODEL EKONOMI TA’WUN, KEADILAN DAN

PERSAMAAN DENGAN MODEL YANG LAIN

Karena ketiadaan persamaan dalam hasrat konsumsi maka tiap pelaku dalam pasar akan

terdorong untuk berlomba-lomba untuk memenuhi hasrat konsumsi masing-masing tanpa

mempertimbangkan kepentingan orang lain. Akan terjadi perebutan atas mashlahah di

kalangan masyarakat dimana tidak ada pemerataan dan keadilan dalam perolehan mashlahah.

Tiap pelaku ekonomi tidak lagi mampu untuk ta’wun (kerjasama) karena berusaha memenuhi

kebutuhannya masing-masing. Hal ini akan menimbulkan ketidakseimbangan dalam

masyarakat.

Page 10: Paper Makroekonomi

IV. KESIMPULAN

1. Kewajiban merealisasikan falah dalam model ekonomi ta’wun, keadilan dan

persamaan seharusnya menjadi kewajiban bersama agen ekonomi yaitu pemerintah

dan masyarakat.

a. Peran pemerintah antara lain:

Manajemen kekayaan dan kepentingan publik,

Pemenuhan segala persyaratan untuk membangun negara yang mampu secara

efektif melindungi masyarakat dalam hal budaya, ekonomi, politik dan

sebagainya,

Menggali dan menghimpun dana dari masyarakat atau sektor pemasukan lain

untuk membiayai administrasi publik dan tugas-tugas pemerintah,

Menjamin kebebasan dan hak individu,

Menjaga keseimbangan sosial dan ekonomi,

Melinduni ekonomi agar tetap sesuai dengan nilai dan prinsip Islam.

b. Peran masyarakat antara lain:

Menjaga Kebutuhan ekonomi keluarga,

Mengelola zakat, infaq dan sedekah,

Menyediakan pelayanan sosial,

Pengelolaan waqf.

2. Konsep ta’wun (kerjasama), keadilan dan persamaan dalam Islam mensyaratkan

adanya saling pengertian dan saling menjaga antara satu pihak dengan pihak lain

dalam rangka memperoleh mashlahah dan falah bersama-sama. Hal ini berarti bahwa

tiap agen ekonomi tidak bisa mengejar kepentingan individu untuk memperoleh

keuntungan pribadi tanpa melihat kondisi pihak-pihak lain. Agen ekonomi muslim

tidak akan merasa puas dengan kesuksesan pribadinya sementara orang yang ada di

sekitarnya mengalami kesulitan.

3. Pemerintah dan masyarakat adalah dua komponen pasar yang tidak dapat dipisahkan.

Pemerintah mengatur kebijakan, teknik dan peraturan. Sedangkan masyarakat sendiri

adalah penanggung jawabnya. Kebijakan pemerintah harus berjalan beriringan dengan

kebutuhan masyarakat. Oleh sebab itu kerjasama diantara kedua pihak sangat

diperlukan guna pengambilan kebijakan dan keputusan yang tepat. Selain itu prinsip

Page 11: Paper Makroekonomi

keadilan, persamaan dapat dijalankan dengan pnghapusan monopoli dan menerapkan

sistem harga yang adil.

4. Model perekonomian di indikasikan bahwa iap pelaku ekonomi tidak lagi mampu

untuk ta’wun (kerjasama) karena berusaha memenuhi kebutuhannya masing-masing.

Hal ini akan menimbulkan ketidakseimbangan dalam masyarakat. Sedangkan model

perekonomian ta’wun (kerjasama), keadilan dan persamaan dalam Islam mensyaratkan

adanya saling pengertian dan saling menjaga antara satu pihak dengan pihak lain

dalam rangka memperoleh mashlahah dan falah bersama-sama. Hal ini berarti bahwa

tiap agen ekonomi tidak bisa mengejar kepentingan individu untuk memperoleh

keuntungan pribadi tanpa melihat kondisi pihak-pihak lain. Agen ekonomi muslim

tidak akan merasa puas dengan kesuksesan pribadinya sementara orang yang ada di

sekitarnya mengalami kesulitan.

5. Syarat teknis dalam konsep ta’wun (kerjasama), keadilan dan persamaan, mekanisme

kerja pasar yang efisien dapat berlangsung apabila terdapat informasi yang sama di

antara pelaku pasar, tidak adanya hambatan untuk masuk dan keluar dari pasar,

homogenitas komoditas, serta jumlah penjual yang banyak. Dengan kata lain pasar

yang sempurna memiliki peluang untuk menghasilkan harga yang adil. Secara moral,

mekanisme kerja pasar yang efisien menuntut adanya sikap kejujuran, keterbukaan,

sportivitas dan keadilan. Moralitas akan menuntut persaingan di pasar menjadi

kompetisi yang indah dalam rangka mewujudkan mashlahah bagi masyarakat luas.

Page 12: Paper Makroekonomi

DAFTAR PUSTAKA

- Ahmad, Zainal A. 1979. Dasar-dasar Ekonomi Islam. Jakarta: Penerbit Bulan Bintang- Karim, Adiwarman A. 2001. Ekonomi Mikro Islami. Jakarta: IIIT Indonesia- Tim P3EI UII. 2011. Ekonomi Islam. Jakarta: RajaGrafindo Persada- http://blog.umy.ac.id/ariandyarwin/2011/10/31/ta’wun/

Diakses tanggal 3 Juni 2012 pukul 19:05 WIB- http://quran.al-shia.org/id/ulumul%20quran/02.htm

Diakses tanggal 3 Juni 2012 pukul 19:07 WIB- http://dreamlandaulah.wordpress.com/2010/08/27/sistem-ekonomi-perspektif-islam/

Diakses tangal 3 Juni 2012 pukul 19:07 WIB- http://soniharsono.blogspot.com/

Diakses tanggal 3 Juni pukul 19:07 WIB