Paper Ekonomi Teknik

14
PAPER EKONOMI TEKNIK Perbandingan Alternatif antara Subsidi Pupuk ke Pabrik Pembuatan Pupuk dan Subsidi Pupuk ke Petani secara Langsung SARTIKA 05081006006 JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA INDRALAYA

description

Semoga Bermanfaat

Transcript of Paper Ekonomi Teknik

Page 1: Paper Ekonomi Teknik

PAPER EKONOMI TEKNIK

Perbandingan Alternatif antara Subsidi Pupuk ke Pabrik Pembuatan Pupuk dan Subsidi Pupuk ke Petani secara

Langsung

SARTIKA

05081006006

JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDRALAYA

2010

Page 2: Paper Ekonomi Teknik

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Setiap kali memasuki musim tanam muncul masalah bagi petani. Pada musim

tanam, saat itu juga pupuk mulai langka. Fenomena demikian ini sudah lama terjadi.

Tidak ada bedanya ketika musim panen, harga gabah ikut anjlok. Penyimpangan yang

seharusnya tidak terjadi. Ironisnya pemerintah tidak pernah bisa menangani secara

tuntas. Tidak efektif, itulah yang mendorong timbulnya usulan mencabut subsidi pupuk

senilai Rp 1,353 triliun. Subsidi yang seharusnya dinikmati petani ternyata tidak

mencapai sasaran. Karena itu, disarankan perlu mencari pola subsidi lain targetnya tetap

petani seperti alat-alat produksi pertanian dan pembelian gabah. Dalam SK Menteri

Pertanian Nomor 106/Kpts/SR.130/2/2004 mengenai pupuk bersubsidi disebutkan

alasan pemberian subsidi adalah dalam rangka mewujudkan program ketahanan pangan

nasional melalui peningkatan produksi komoditas pertanian.

Untuk itu, perlu didukung dengan penyediaan sarana produksi (pupuk) sampai

di tingkat petani. Pemerintah berpandangan peranan pupuk sangat penting di dalam

peningkatan produktivitas dan produksi komoditas pertanian, sehingga pemerintah

menetapkan pemberian subsidi pupuk. Oleh pemerintah subsidi pupuk intinya bertujuan

agar petani mendapatkan harga pupuk dengan harga terjangkau. Akan tetapi target

untuk memberi subsidi tersebut tampaknya belum menjadi kenyataan. Lihat saja

bagaimana sistem penyaluran subsidi pupuk. Mekanisme subsidi pupuk dilakukan lewat

produsen pupuk dengan menerapkan harga eceran tertinggi (HET) ditingkat petani.

Selanjutnya, produsen wajib memenuhi kebutuhan pupuk petani tanpa batas. Sebagai

imbalannya produsen pupuk mendapat subsidi gas di bawah harga pasar atau sekitar

US$ 1/mmbtu. Dengan kata lain, subsidi pupuk sebenarnya diberikan langsung kepada

produsen untuk mendapatkan harga gas murah, bukan kepada petani.

Tak heran berbagai pihak menuding bahwa yang menikmati subsidi adalah produsen

bukan petani. Produsen mendapat keuntungan melalui harga dan kepastian pasar.

Dengan pemberian subsidi melalui pabrik pupuk menyebabkan pabrik pupuk manja

Page 3: Paper Ekonomi Teknik

untuk mendapatkan pasokan gas dengan harga murah. Padahal produktivitas tidak

ditingkatkan.

Meski diakuinya untuk mendapatkan harga gas yang disubsidi sulit. Pabrik

pupuk tidak mudah mendapatkan pasokan gas sebab perusahaan gas lebih memilih

mengekspor dan menjual pada perusahaan LNG. Akibatnya sejumlah pabrik pupuk

pengoperasiannya tersendat. Selain itu, penyimpangan distribusi menjadi poin

permasalahan yang paling mengemuka. Mulai dari ulah distributor nakal hingga

merembesnya pupuk ke perkebunan besar dan ekspor. Ketika musim tanam harga

pupuk bisa melonjak. Masalahnya harga pupuk untuk perkebunan besar dan ekspor jauh

lebih tinggi.

Kalangan petani tidak ketinggalan ikut menggugat subsidi pupuk yang dinilai

tidak sampai ke tangan mereka. Subsidi pupuk justru dimanfaatkan oleh para distributor

maupun pedagang untuk mencari keuntungan. Pola yang diterapkan pemerintah

sekarang cenderung tidak memberikan kesejahteraan bagi petani karena penetapan HET

tidak menjadi jaminan harga.

2. Tujuan

Untuk mengetahui alternatif pemberian subsidi pupuk yang paling sesuai

diterapkan pada sistem pertanian di Indonesia.

Page 4: Paper Ekonomi Teknik

TINJAUAN PUSTAKA

Subsidi adalah suatu bentuk bantuan keuangan, yang biasanya dibayar oleh

pemerintah, dengan tujuan untuk menjaga stabilitas harga, atau untuk mempertahankan

eksistensi kegiatan bisnis, atau untuk mendorong berbagai kegiatan ekonomi pada

umumnya. Istilah subsidi dapat juga digunakan untuk bantuan yang dibayar oleh non-

pemerintah, seperti individu atau institusi non-pemerintah. Namun, ini lebih sering

disebut derma atau sumbangan (charity). Subsidi dapat juga berbentuk kebijakan

proteksionisme atau hambatan perdagangan (trade barrier) dengan cara menjadikan

barang dan jasa domestik bersifat kompetitif terhadap barang dan jasa impor (ibid).

(Wikipedia).

Dalam sistem Kapitalisme, subsidi merupakan salah satu instrumen

pengendalian tidak langsung. Grossman dalam Sistem-Sistem Ekonomi (1995)

menerangkan bahwa dalam sistem Kapitalisme terdapat dua macam pengendalian

ekonomi oleh pemerintah, yaitu pengendalian langsung dan tidak langsung.

Pengendalian langsung adalah kebijakan yang bekerja dengan mengabaikan mekanisme

pasar, contohnya embargo perdagangan dan penetapan harga tertinggi suatu barang.

Adapun pengendalian tidak langsung adalah kebijakan yang bekerja melalui mekanisme

pasar, misalnya penetapan tarif serta segala macam pajak dan subsidi. (Grossman,

1995).

Subsidi dapat dikategorikan dengan berbagai macam cara, bergantung pada

alasan di balik subsidi, pihak penerima, dan sumber pembiayaan subsidi (bisa dari

pemerintah, konsumen, penerimaan pajak, dll). (wikipedia).

Negara memberikan subsidi kepada individu rakyat yang bertindak sebagai

produsen, seperti subsidi pupuk dan benih bagi petani, atau subsidi bahan baku kedelai

bagi perajin tahu dan tempe, dan sebagainya. Boleh juga negara memberikan subsidi

kepada individu rakyat yang bertindak sebagai konsumen, seperti subsidi pangan

(sembako murah), atau subsidi minyak goreng, dan sebagainya.

Page 5: Paper Ekonomi Teknik

Subsidi Pupuk

Beban subsidi ini timbul sebagai konsekuensi dari adanya kebijakan pemerintah

dalam rangka penyediaan pupuk bagi petani dengan harga jual pupuk yang lebih rendah

dari harga pasar. Tujuan utama subsidi pupuk adalah agar harga pupuk di tingkat petani

dapat tetap terjangkau oleh petani, sehingga dapat mendukung peningkatan

produktivitas petani, dan mendukung program ketahanan pangan.

Beban subsidi pupuk dipengaruhi oleh

(1) biaya pengadaan pupuk yang bersubsidi yang merupakan selisih antara harga

eceran tertinggi (HET) dengan harga pasar (Rp/kg), dan

(2) cakupan volume (ribu ton) pupuk yang memperoleh subsidi.

Khusus untuk urea, HET dipengaruhi oleh masukan bagi produsen pupuk

berupa pasokan gas. Karena harga gas diperhitungkan dalam dolar (US$/MMBTU),

besaran subsidi urea juga dipengaruhi oleh kurs dolar. Selain HET, harga gas, dan kurs,

subsidi pupuk juga dipengaruhi oleh biaya transportasi ke daerah terpencil dan biaya

pengawasan. Atau secara matematisnya, Subsidi Pupuk = (HET – Harga Pasar) x

Volume + Transportasi + Pengawasan.

Besar beban subsidi dapat dinaikkan atau diturunkan dengan cara melakukan

penyesuaian terhadap faktor-faktor tersebut di atas. Misalkan, untuk mengurangi beban

subsidi pupuk dapat dilakukan dengan cara menaikan HET, akan tetapi karena daya beli

petani yang masih rendah kenaikan HET yang terlalu tinggi akan memberatkan petani.

Penyaluran subsidi pupuk melalui beberapa BUMN produsen pupuk. Ada lima BUMN

produsen pupuk yang menerima subsidi pupuk urea (PT Pupuk Sriwijaya, PT Pupuk

Kalimantan Timur, PT Pupuk Petrokimia Gresik, PT Pupuk Kujang, dan PT Pupuk

Iskandar Muda) dan satu BUMN produsen pupuk yang mendapat subsidi pupuk non-

urea yaitu PT Pupuk Petrokimia Gresik. Pola pemberian subsidi pada tahun 2006

direncanakan dilakukan melalui pemberian subsidi atas harga gas sebagai bahan baku

produksi pupuk, dan diberikan untuk jenis pupuk urea, ZA, SP-36, dan NPK yang

diproduksi BUMN produsen pupuk bersubsidi. Perubahan pola dari subsidi gas ke

subsidi harga diharapkan akan dapat mencegah kenaikan HET pupuk serta mengatasi

persoalan pasokan gas yang sering dialami oleh industri pupuk.

Page 6: Paper Ekonomi Teknik

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil

Tabel perbandingan harga pupuk yang disubsidi secara langsung dan melalui subsidi gas untuk pabrik pupuk

Jenis Pupuk Harga pupuk subsidi langsung (/kg)

Harga pupuk subsidi ke pabrik pupuk (/kg)

Urea Rp 1200 Rp 5250

SP-36 Rp 1550 Rp 7225

NPK Phonska Rp 1750 Rp 8000

ZA Rp 1050 Rp 5000

Pupuk organik Rp 500 Rp 4000

2. Pembahasan

Dari hasil diatas dapat diketahui subsidi pupuk yang sekarang diberikan

pemerintah ke pabrik-pabrik pupuk yang ada dengan tujuan pabrik dapat mendapatkan

pasokan gas yang berguna dalam proses pembuatan pupuk, dianggap hanya

menguntungkan pabrik tersebut dan tidak berdampak baik pada petani. Petani membeli

pupuk dengan harga yang sama dengan pupuk tak bersubsidi. Hal ini tidak lah sesuai

dengan kebijakan subsidi itu sendiri dimana subsidi itu diciptakan untuk keperluan

rakyat agar mencapai keuntungan maksimal. Untuk itu pemerintah akan mengubah

kebijakan subsidi pupuk tersebut menjadi subsidi pupuk secara langsung ke petani.

Kebijakan subsidi pupuk dari subsidi gas bagi pabrik pupuk menjadi subsidi

harga pupuk bagi petani merupakan keputusan yang tepat dan bijaksana. Subsidi harga

Page 7: Paper Ekonomi Teknik

pupuk bagi petani berkaitan langsung dengan harga beli pupuk yang menjadi tujuan

kebijakan. Karena subsidi harga pupuk lebih menguntungkan petani yang memang

lebih patut memperoleh subsidi pemerintah dari pada pabrik pupuk yang lebih

diuntungkan dengn kebijakan subsidi gas.

Rancangan dasar pola pelaksanaan subsidi pupuk secara langsung :

1. Target kebijakan adalah terjaminnya harga eceran tertinggi (HET) ditingkat

petani,

2. Yang berhak membeli pupuk bersubsidi ialah petani tanaman pangan,

perkebunan, dan perikanan rakyat (skala kecil),

3. Besaran subsidi harga bervariasi menurut jenis,

4. Alokasi nilai subsidi dihitung sebagai hasil kali subsidi harga dan volume

penyaluran,

5. Subsidi dibayarkan kepada pabrik atau pengelola distribusi pupuk

6. Pabrik ataau pengelola distribusi menjamin ketersediaan pupuk,

7. Pupuk bersubsidi dijual per karung dan diberi label.

Dengan rancangan diatas yang paling diuntungkan oleh kebijakan tersebut adalah

pabrik pupuk, bukan petani. HET dihitung berdasarkan patokan harga pokok penjualan

pabrik ditambah margin laba dan ongkos pemasaran.

Masalah lain yang timbul dengan subsidi pupuk secara langsung yaitu apabila

pupuk dijual dipasaran dan setiap orang akan dapat memperolehnya hal tersebut akan

dimanfaatkan oleh perusahaan pengumpul pupuk untuk membeli pupuk secara besar-

besaran dan akan menjualnya kembali dengan harga tinggi ke petani yang tidak

mendapatkan pupuk bersubsidi tersebut tentunya petani akan membeli pupuk tersebut

dengan harga tinggi karena pupuk tersebut telah habis dipasaran.

Agar subsidi tersebut dapat bermanfaat secara maksimal maka perlu dikaji lagi :

pertama yang paling mendasar, tujuan kebijakan harus dikembalikan utamanya untuk

meningkatkan pendapatan petani dan efisiensi usaha tani melalui harga pupuk yang

lebih murah dan dengan struktur subsidi biasa untuk jenis pupuk yang penggunaannya

terjauh dibawah titik optimal (KCl, SP-36) atau kondusif untuk penggunaan pupuk

berimbang (NPK).

Page 8: Paper Ekonomi Teknik

Kedua, besaran subdidi dihitung dengn acuan harga paritas internasional dan

target ditingkat petani serta dibedakan menurut beberapa wilayah (rayonisasi). Ketiga

pupuk bersubsidi disalurkan dengan sistem transfer pupuk langsung pada petani, tidak

melalui media pasar sesuai rencana saat ini, seperti pola penyaluran program beras

untuk masyarakat miskin (raskin). Petani mengajukan rencana pembelian melalui

kelompok tani dan dengan sepengetahuan kepala desa. Penyaluran dapat diserahkan

kepada pabrik pupuk yang telah memiliki jaringan distribusi luas. Subsidi diberikan

berdasarkan volume pupuk yang benar-benar tersalurkan kepada petani.

Keempat, sebelum diputuskan ada baiknya rancangan tersebut dijelaskan kepada

publik sehingga masyarakat luas dapat memberikan saran. Rancangan yang terkesan

biasa untuk kepentingan pabrik pupuk antara lain karena penyusunannya hanya

melibatkan pemerintah dan pabrik pupuk, tidak menyertakan lembaga advokasi petani

dan importir pupuk. Terakhir kebijakan subsidi tersebut haruslah ditetapkan secepat

mungkin agar petani dapat menghasilkan panen yang maksimal.

Dari hal diatas dapatlah kita dapatkan bahwa subsidi pupuk ke petani secara

langsung lebih efektif dibandingkan subsidi pupuk dengan memberikan subsidi gas

untuk pbrik pembuatan pupuk karena hal tersebut hanya menguntungkan pabrik

pembuatan pupuk tidak memberikan keuntungan pada petani karena harga pupuk relatif

sama. Berbeda jika subsidi yang langsung ke petani dengan pengawasan oleh badan

perlindungan petani akan lebih menguntungkan petani.

Page 9: Paper Ekonomi Teknik

KESIMPULAN

1. Subsidi pupuk yang diberikan pemerintah melalui pabrik pembuatan pupuk

dengan memberikan subsidi gas hanya memberikan keuntungan untuk pabrik

tidak untuk petani.

2. Kebijakan utama yang harus dicapai untuk subsidi pupuk adalah untuk

kepentingan dan kesejahteraan petani.

3. Dengan pengawasan yang baik dari pihak pemerintah dan badan perlindungan

petani Indonesia maka subsidi pupuk langsung akan berlangsung dengan

maksimal.

4. Penyaluran pupuk secara langsung ke petani akan mengurangi dampak

penyalahgunaan subsidi pupuk dari perusahaan pengumpul yang hanya

mementingkan keuntungan perusahaan.

5. Subsidi pupuk secara langsung lebih baik dibandingkan subsidi pupuk ke pabrik

pembuatan pupuk.

Page 10: Paper Ekonomi Teknik

DAFTAR PUSTAKA

Al-Jawie, Shiddiq.2008. Subsidi dalam Pandangan Islam. Jurnal Politik al-Wa’ie. Diakses pada Kamis, 25 Maret 2010.

Grossman. 1995. Sistem-Sistem Ekonomi. Jakarta : Erlangga.

Handoko, Rudi dan Pandu Patriadi. 2005. Evaluasi Kebijakan Subsidi NonBBM. Jurnal Kajian Ekonomi dan Keuangan, Volume 9, Nomor 4. Diakses pada Kamis, 25 Maret 2010.

http:/www.wikipedia.com/subsidi(diakses pada Kamis, 25 Maret 2010)