PAPER ACARA WENNER ALPHA KELAS.docx

8
PENGOLAHAN DATA GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI WENNER ALPHA DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE RES2DINV BAGAS RIZKI WIBOWO 115.130.080 Progam Studi Teknik Geofisika, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta Jalan SWK 104 Condongcatur Yogyakarta [email protected] INTISARI Pengolahan data geolistrik merupakan suatu proses mengolah data lapangan berupa nilai potensial dan arus, hingga didapatkannya nilai resistivitas bawah permukaan. Pada pengolahan ini menggunakan konfigurasi geolistrik wenner alpha dengan software Microsoft excel untuk perhitungan data dan Res2dinv yang berguna untuk menginversi nilai resistivitas semu hingga didapatkan model 2D bawah permukaan. Pengolahan data menggunakan data sintetik dan dilakukan di ruang NAS D 3.6. UPNV Yogyakarta. Data diolah menggunakan laptop dengan memanfaatkan software ms excel dan res2dinv. Pengolahan meliputi penghitungan nilai RHO (Ohm-m) kemudian diolah pada res2dinv untuk dibuat pemodelan 2D pseudosection dari nilai apparent resistivity yang di inversikan. Pengolahan ini didapatkan nilai resistivitas semu terendah 87 Ωm dengan kedalaman sekitar 18 hingga 20 meter. Nilai Resisitivitas semu tertinggi yaitu 989,57 Ωm dengan kedalaman 14 hingga 16 meter. Pada pengoalahan ini didapatkan nilai kedalaman terdangkal sebesar 5,19 meter dan terdalam hingga 31.14 meter. Kata Kunci : Geolistrik, Wenner alpha, Res2dinv, Resistivity 1. PENDAHULUAN Metode geolistrik merupakan merupakan metode yang umum digunakan dalam pendugaan bawah permukaan berdasarkan nilai resistivitas dan konduktivitas suatu bahan dibawah permukaan bumi. Metode Geolistrik dibagi menjadi metode geolistrik aktif dan metode geolistrik pasif. Metode geolistrik aktif yaitu metode yang memanfaatkan sumber tegangan dari alat yang diinjeksikan kebawah

Transcript of PAPER ACARA WENNER ALPHA KELAS.docx

Page 1: PAPER ACARA WENNER ALPHA KELAS.docx

PENGOLAHAN DATA GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI WENNER ALPHA DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE RES2DINV

BAGAS RIZKI WIBOWO115.130.080

Progam Studi Teknik Geofisika, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta

Jalan SWK 104 Condongcatur [email protected]

INTISARIPengolahan data geolistrik merupakan suatu proses mengolah data lapangan

berupa nilai potensial dan arus, hingga didapatkannya nilai resistivitas bawah permukaan. Pada pengolahan ini menggunakan konfigurasi geolistrik wenner alpha dengan software Microsoft excel untuk perhitungan data dan Res2dinv yang berguna untuk menginversi nilai resistivitas semu hingga didapatkan model 2D bawah permukaan. Pengolahan data menggunakan data sintetik dan dilakukan di ruang NAS D 3.6. UPNV Yogyakarta. Data diolah menggunakan laptop dengan memanfaatkan software ms excel dan res2dinv. Pengolahan meliputi penghitungan nilai RHO (Ohm-m) kemudian diolah pada res2dinv untuk dibuat pemodelan 2D pseudosection dari nilai apparent resistivity yang di inversikan. Pengolahan ini didapatkan nilai resistivitas semu terendah 87 Ωm dengan kedalaman sekitar 18 hingga 20 meter. Nilai Resisitivitas semu tertinggi yaitu 989,57 Ωm dengan kedalaman 14 hingga 16 meter. Pada pengoalahan ini didapatkan nilai kedalaman terdangkal sebesar 5,19 meter dan terdalam hingga 31.14 meter.Kata Kunci : Geolistrik, Wenner alpha, Res2dinv, Resistivity

1. PENDAHULUAN

Metode geolistrik merupakan merupakan metode yang umum digunakan dalam pendugaan bawah permukaan berdasarkan nilai resistivitas dan konduktivitas suatu bahan dibawah permukaan bumi. Metode Geolistrik dibagi menjadi metode geolistrik aktif dan metode geolistrik pasif. Metode geolistrik aktif yaitu metode yang memanfaatkan sumber tegangan dari alat yang diinjeksikan kebawah permukaan untuk mendapatkan nilai resistivitas bawah permukaan. Sedangkan metode geolistrik pasif yaitu metode geolistrik yang memanfaatkan nilai potensial bawah permukaan atau mudahnya nilai potensial dari dalam bumi untuk mendapatkan nilai resistivitas di bawah permukaan.

Metode Geolistrik memiliki banyak penerapan dalam duia eksplorasi, seperti eksplorasi air tanah, identifikasi

reservoir pada lapangan panas bumi, eksplorasi mineral, eksplorasi batubara, rekayas geoteknik dan lain lain. Penerapan metode ini dibedakan pada beberapa konfigurasi. Konfigurasi berfungsi sebagai pengatur geometri yang berpengaruh pada resistivitas. Pada pengolahan data ini onfigurasi yang digunakan merupakan konfigurasi wenner alpha yang cocok digunakan untuk pendugaan perlapisan.

Maksud dari pengolahan data geolsitrik ini adalah penulis mampu memahami pengolahan data geolistrik resistivity dari data geolistrik konfigurasi wenner alpha. Pada pengolahan data geolistrik juga bertujuan untuk mengubah data lapangan berupa nilai potensial dan arus yang diinjeksikan ke bawah permukaan menjadi nilai resistivitas semu bawah permukan. Pengolahan data geolistrik ini

Page 2: PAPER ACARA WENNER ALPHA KELAS.docx

juga bertujuan untuk mendapatkan resistivitas semu bawah permukaan yang di sajikan pada pseudosection dari hasil pengolahan res2dinv agar mudah untuk diinterpretasikan. 2. DASAR TEORI

2.1. Dasar TeoriGeolistrik adalah metode geofisika

yang mempelajari sifat aliran listrik dalam bumi dan bagaimana mendeteksinya di permukaan bumi. Dalam hal ini meliputi pengukuran potensial, arus, dan medan elektromagnetik yang terjadi, baik secara alamiah maupun akibat injeksi arus ke dalam bumi. Oleh karena itu metode geolistrik memiliki banyak macam, antara lain adalah:

1. Potensial diri2. Arus teluric3. Magneto teluric4. Elektromagnetik5. Induksi polarisasi ( polarisasi

terimbas)6. Resistivity ( tahanan jenis )

Secara garis besar metode geolistrik dibagi menjadi dua macam, yaitu:

1. Geolistrik yang bersifat pasifGeolistrik dimana energi yang dibutuhkan telah ada terlebih dahulu sehingga tidak di perlukan adanya injeksi atau pemasukan arus. Geolistrik semacam ini disebut self potensial (SP).

2. Geolistrik yang bersifat aktifGeolistrik dimana energi yang dibutuhkan ada karena penginjeksian arus kedalam bumi terlebih dahulu. Geolistrik ini terbagi dalam dua metode, yaitu metode Resistivitas (resistivity) dan polarisasi Terimbas.Dalam menginterpertasikan hasil pengolahan data yang didapat dari prosespengambilan data dapat digunakan tabel harga tahanan jenis batuan. Namun kita juga tidak dapat langsung begitu percaya, karena kita juga harus menyesuaikan dengan kondisi litologi daerah tempat pengambilan data.

Tabel harga tahanan jenis dari berbagai lapisan bumi

2.2. Metode ResistivityMetode resistivity konfigurasi

dipole-dipole dilakukan untuk mengetahui harga suatu resistivitas di areal tertentu. Dengan tujuan untuk mengetahui daerah penyebaran yang resistive di bawah permukaan secara tidak langsung dari harga resistivitas yang dapat diasumsikan dengan zona mineralisasi, intrusi, atau struktur geologi suatu batuan. 2.3. Konfigurasi Elektroda

Aturan konfigurasi wenner telah banyak ditereapkan dalam eksplorai lap kedalaman yang relatif dangkal. Dimana hasil akhir yang berupa profil secara vertical dan horizontal.

K = 2 π a

Data-data resistensitas yang terukur diplot pada titik-titik yang sesuai dengan harga n=1,2,3,4…… dengan kedalaman semu sehingga dapat dibuat kontur pseododepth section variasi resistivitas ke arah lateral dan vertikal.

3. METODOLOGI

LAPISAN TAHANAN JENIS (Ohm m)

AIR PERMUKAAN 80 - 200

AIR TANAH 30 - 100

SILT,LEMPUNG 10 - 200

PASIR 100 - 600

PASIR DAN KERIKIL 100 - 1000

BATULUMPUR 20 - 200

BATUPASIR 50 - 500

KONGLOMERAT 100 - 500

TUFA 20 - 200

KELOMPOK ANDESIT 100 - 2000

KELOMPOK GRANIT 1000 - 10000

KELOMPOK CHERT 200 - 2000

Page 3: PAPER ACARA WENNER ALPHA KELAS.docx

Pengolahan data geolistrik Resistivity Konfigurasi Wenner Alpha dilaksanakan di ruang NAS D 3 7 UPN Veteran Yogyakarta pada hari Rabu, 30 Oktober 2015 pada pukul 11.00. Pengolahan dibantu dengan menggunakan laptop untuk melakukan perhitungan data dan pemodelan 2D pseudosection dari data geolistrik konfigurasi wenner alpha.

Gambar 1. Diagram Alir

pengolahan data menggunakan software Res2dinv Pengolahan data diawali dengan

menyiapkan data lapangan berupa V (volt) dan I (A)

Kemudian dihitung untuk mendapatkan nilai R (Ohm) , K,

Rho (Ohm-m), DP (m) dan Depth (m).

Dari data pengolahan dibuat worksheet dari exceel kemudian dikopikan pada notepad disesuakan dengan format software res2dinv berupa nama penampang, jumlah data, konfigurasi yang digunakan dan data kedalaman dan resistivitas (Rho Ohm-m).

Kemudian data Rho yang telah didapatkan diolah dengan menggunakan software res2dinv dengan cara membuka software res2dinv kemudian read data file buka notepad yang telah dibuat. atur use finite- element method pada finite different dan trapesoidal. Kemudian atur juga apperent resistivity kemudian untuk membuat penampang gunakan inversi klik least square inversion kemudain save data menggunakan format inv. dan penampang akan muncul. Dari penampang dapat di iterasi dan gunakan display untuk memunculkan data inversi. Data yang telah di iterasi juga dilakukan inversi menggunakan topografi pada software res2dinv.

Dari penampang dapat diinterpretasikan hasil pengolahan data sintetik tergantung dari tabel respon data geolistrik terhadap bahan di bawah permukaan bumi, bila mana data tersebut adalah data suatu penelitian maka dapat diinterpretasikan sesuai dengan geologi penyusun daerah tersebut.

terakhir buat kesimpulan dari kegiatan pengolahan dtaa geolistrik konfigurasi wenner alpha.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Selesai

Kesimpulan

Interpretasi

Membuat penampang 2D denngan me Res2dinv

Membuat notepad

Pengolahan nilai R (Ohm), K, Rho (Ohm-m, DP (m)

dan Depth (m)

Data Sintetik

Mulai

Page 4: PAPER ACARA WENNER ALPHA KELAS.docx

Gambar 2. Penampang Resistivitas menggunakan Software Res2dinv

Hasil pengolahan data diatas berupa pseudosection dari Software Res2dinv berdasarkan nilai resistivitas semu data geolistrik konfigurasi wenner alpha. Dimana nilai tersebut dipengaruhi oleh nilai faktor geometri (K), Datum point (DP) dan kedalaman (Z). Pada pengolahan ini didapatkann nilai resistivitas semu terendah 87 Ωm dengan kedalama sekitar 18 hingga 20 meter ditunjukan dengan warna yang biru hingga biru tua. Nilai Resisitivitas semu tertinggi yaitu 989,57 Ωm dengan kedalaman 14 hingga 16 meter ditunjukan dengan warna merah hingga ungu. Pada pengoalahan ini didapatkan

nilai kedalaman terdangkal sebesar 5,19 meter dan terdalam hingga 31.14 meter.

Permodelan 2D Resistivitas semu ini terdiri dari 3 penampang. Penampang pertama merupakan penampang hasil sebelum dilakukan iterasi atau bisa disebut data yang didapatkan saat pengukuran. Pada penampang kedua merupakan penampang hasil perhitungan dari res2dinv. Penampang ketiga merupakan penampang hasil inversi nilai data resistivitas semu dimana asumsi dari homogen ke

Gambar 3. Penampang Resistivitas dengan topografi menggunakan Software Res2dinv

Bagas RW

Bagas RW

Page 5: PAPER ACARA WENNER ALPHA KELAS.docx

Hasil diatas merupakan hasil pseudosection 2D dari Res2dinv dengan menggunakan topografi. Penampang pemodelan diatas didapatkan dari iterasi 5 dengan error sebesar 40.5. Hasil diatas dapat nilai resistivitas semu yang rendah senilai 34.2 hingga 58.3 Ohm-m. Nilai yang sedang 169 hingga 489 Ohm-m. Nilai yang tinggi sebesar 833 hingga 1419 Ohm-m. Nilai nilai diatas dapat diinterpretasikan sesuai dengan geologi daerah penelitian. Namun dikarenakan data diatas merupakan nilai dari data sintetik maka dijelaskan tinggi rendahnya data sesuai nilai resistivitas yang didapat sesuai pemodelan 2D Res2dinv.

Hasil pengolahan data sintetik diatas dapat diinterpretasikan sesuai dengan tabel respon data geolistrik terhadap suatu bahan dibawah permukaan. Dikarenakan data diatas bukan merupakan data penelitian, data tersebut tidak diketahui geologi lokal dan regional penyusun daerah tersebut. Berdasarkan respon data geolistrik penampang 2D pseudosection diatas dapat diinterpretasikan nilai resistivitas yang rendah dengan range data sekitar 34.2-58.3 merupakan lapisan yang memiliki resistivitas rendah “otomatis” konduktivitas penyusun lapisan tersebut tinggi. Diduga pada daerah tersebut merupakan lapisan batu pasir pembawa air tanah. Sedangkan data yang sedang hingga tinggi dapat diinterpretasikan laisan yang memiliki resistivitas sedang hingga tinggi, atau dapat dijelaskan batuan penyusun di lapisan tersebut merupakan batuan yang memiliki

konduktivitas rendah seperti kelompok batuan sedimen yang tidak poros.

5. KESIMPULANDari pengolahan data geolistrik

konfigurasi wenner alpha, dapat disimpulkan sebagai berikut:

Pengolahan data geolistrik konfigurasi wenner alpha meliputi tahap penghitungan nilai resistivitas hingga pembuatan model 2D menggunakan software res2dinv.

nilai resistivitas semu terendah 87 Ωm dengan kedalama sekitar 18 hingga 20 meter.

Nilai Resisitivitas semu tertinggi yaitu 989,57 Ωm dengan kedalaman 14 hingga 16 meter.

Penampang pemodelan didapatkan dari iterasi 5 dengan error 40.5.

Dari penampang 2D hasil inversi nilai resistivitas yang rendah dengan range data sekitar 34.2-58.3 Ωm merupakan lapisan yang memiliki resistivitas rendah diduga oada daerah tersebut merupakan lapisan batupasir pembawa air.

6. DAFTAR PUSTAKA

Laboratorium Geofisika Eksplorasi. Buku Panduan Praktikum Geolistrik, Laboratorium Geofisika Eksplorasi, Program Studi Teknik Geofisika, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta. 2015.