PaparanPMKRevisi2011

36
Direktorat Jenderal Anggaran - Kementerian Keuangan - Tahun 2011 Pokok-pokok Pengaturan Pokok-pokok Pengaturan dalam PMK tentang dalam PMK tentang Tata Cara Tata Cara R R evisi Anggaran evisi Anggaran T T ahun Anggaran ahun Anggaran 201 201 1 1 (PMK No. 49/PMK.02/2011, tanggal 17 Maret 2011)

description

revisi

Transcript of PaparanPMKRevisi2011

Page 1: PaparanPMKRevisi2011

Direktorat Jenderal Anggaran - Kementerian Keuangan - Tahun 2011

Pokok-pokok Pengaturan Pokok-pokok Pengaturan dalam PMK tentang dalam PMK tentang Tata CaraTata Cara R Revisi evisi

Anggaran Anggaran TTahun Anggaranahun Anggaran 201 20111

(PMK No. 49/PMK.02/2011, tanggal 17 Maret 2011)

Page 2: PaparanPMKRevisi2011

1. Pendahuluan;

2. Ruang Lingkup Revisi Anggaran;

3. Batasan Revisi Anggaran;

4. Kewenangan Penyelesaian Revisi Anggaran;

5. Proses Bisnis Revisi Anggaran;

6. Batas Akhir Pengajuan Revisi Anggaran;

7. Hal-hal Khusus;

8. Penutup.

2

Page 3: PaparanPMKRevisi2011

1. Pendahuluan

a. Dasar Hukum Revisi Anggaran

1) UU No. 10 Tahun 2010 ttg APBN TA 2011 : Pasal 22 : Perubahan/pergeseran Pasal 23 : Penggunaan Hasil OptimalisasiDitetapkan oleh Pemerintah.

2) Perpres No. 26 Tahun 2010 ttg RABPP TA 2011: Pasal 2 : Perubahan/pergeseranDitetapkan oleh Menteri Keuangan.

1) Antisipasi terhadap perubahan kondisi dan prioritas kebutuhan;

2) Mempercepat pencapaian kinerja;

3) Meningkatkan efektivitas, kualitas belanja dan optimalisasi penggunaan anggaran yang terbatas.

b. Tujuan Revisi Anggaran

3

Page 4: PaparanPMKRevisi2011

Amanah UU No. 10 Tahun 2010 ttg APBN TA 2011 : Pasal 22

1. Perubahan rincian lebih lanjut dari anggaran bel. Pemerintah Pusat berupa:

a. Pergeseran anggaran belanja :

1) Dari BA 999.08 (Bel. Lainnya) ke BA K/L;

2) Antarkegiatan dalam satu Program sepanjang pergeseran tsb mrp hasil optimalisasi dan tdk mengurangi volume keluaran (output) yg telah direncanakan; dan/atau

3) Antarjenis belanja dlm satu kegiatan.

b. Perubahan anggaran belanja yg bersumber dari kelebihan realisasi di atas target PNBP;

c. Perubahan pagu pinjaman proyek dan hibah luar negeri dan pinjaman dan hibah dalam negeri (PHDN) sbg akibat dari lanjutan dan percepatan penarikan pinjaman proyek dan hibah luar negeri dan PHDN, termasuk hibah luar negeri/hibah dalam negeri setelah UU mengenai APBN ditetapkan; dan

d. Perubahan pagu pinjaman proyek luar negeri sebagai akibat pengurangan alokasi pinjaman luar negeri;

Ditetapkan oleh Pemerintah.

4

Page 5: PaparanPMKRevisi2011

Amanah Pasal 22 ….2)

2. Penggunaan anggaran belanja yg bersumber dari PNBP di atas pagu APBN untuk PTN dan BLU ditetapkan oleh Pemerintah.

3. Perubahan rincian belanja Pemerintah Pusat sbgmn dimaksud pd ayat (1) dapat dilakukan sepanjang masih dalam satu provinsi/kabupaten/ kota untuk keg yg dilaks dlm rangka Tugas Pembantuan dan Urusan Bersama (UB) atau dlm satu provinsi untk keg yg dilaks dlm rangka Dekonsentrasi.

4. Perubahan rincian belanja Pemerintah Pusat sbgmn dimaksud pd ayat (1) dapat dilakukan antarprovinsi/kabupaten/kota untuk kegiatan operasional yg dilaks oleh unit organisasi di tingkat pusat dan oleh instansi vertikalnya di daerah.

5. Perubahan sbgmn dimaksud pd ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) dilaporkan Pemerintah kepada DPR RI dlm APBN Perubahan TA 2011 dan/atau LKPP Tahun 2011.

5

Page 6: PaparanPMKRevisi2011

Amanah UU No. 10 Tahun 2010 ttg APBN TA 2011 : Pasal 23

1. Hasil optimalisasi sbgmn dimaksud dlm Pasal 22 ayat (1) huruf a.2) hanya dapat digunakan pada tahun anggaran 2012 untuk kegiatan dan program yg sama atau sbg kegiatan baru, kecuali untuk hal-hal yg bersifat prioritas, mendesak, kedaruratan atau yang tidak dapat ditunda, yg penetapannya dilakukan oleh Pemerintah.

2. Tata cara perubahan rincian anggaran belanja pemerintah pusat, termasuk penggunaan hasil optimalisasi, diatur lebih lanjut oleh Pemerintah.

6

Page 7: PaparanPMKRevisi2011

2. Ruang Lingkup Revisi Anggaran

Perubahan rincian anggaran yang disebabkan penambahan atau pengurangan pagu anggaran belanja termasuk pergeseran rincian anggaran belanjanya.

Perubahan atau pergeseran rincian anggaran belanja dalam hal pagu anggaran tetap.

Perubahan/ralat karena Kesalahan Administrasi.

1

2

3

Pada level APBN; Pada level Bagian Anggaran; Pada level Program; Pada level Kegiatan; Pada level Keluaran (output); Pada level Satuan Kerja.

Pada level APBN; Pada level Bagian Anggaran; Pada level Program; Pada level Kegiatan; Pada level Keluaran (output); Pada level Satuan Kerja.

Pada level Satuan Kerja; Pada level Eselon I; Pada level K/L.

7

10 jenis revisi

24 jenis revisi

13 jenis revisi

Page 8: PaparanPMKRevisi2011

1. Kelebihan realisasi PNBP di atas target yang direncanakan dalam APBN;2. Lanjutan pelaks. Kegiatan yang dananya bersumber dari PHLN dan/atau PHDN; 3. Percepatan penarikan PHLN dan/atau PHDN;4. Penerimaan hibah luar negeri/hibah dalam negeri termasuk hibah yang

diterushibahkan setelah UU APBN TA 2011 ditetapkan yang diterima oleh Pemerintah c.q. Kementerian Keuangan dan dilaksanakan oleh K/L/Pemda/BUMN/BUMD;

5. Penerimaan hibah luar negeri/hibah dalam negeri setelah UU APBN TA 2011 ditetapkan yang diterima dalam bentuk uang dan dilaksanakan secara langsung oleh K/L;

6. Tambahan Pinjaman Proyek Luar Negeri/Pinjaman Dalam Negeri Baru setelah APBN Tahun Anggaran 2011 ditetapkan;

7. Pengurangan alokasi PHLN dan/atau PHDN;8. Penggunaan anggaran belanja yang bersumber dari PNBP di atas pagu APBN

untuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) bukan Satker Badan Layanan Umum (BLU);

9. Penggunaan anggaran belanja yang bersumber dari PNBP di atas pagu APBN untuk Satker BLU; dan/atau

10. Perubahan parameter dalam penghitungan subsidi.

a. Revisi Anggaran dalam hal Pagu Anggaran Bertambah/Berkurang

8

Page 9: PaparanPMKRevisi2011

1. Pergeseran anggaran belanja dari BA 999.08 (Belanja Lainnya) ke BA K/L;2. Pergeseran antarprogram dalam satu Bagian Anggaran untuk memenuhi

kebutuhan Biaya Operasional;3. Pergeseran antarkegiatan dalam satu Program sepanjang pergeseran tersebut

merupakan Hasil Optimalisasi;4. Pergeseran antarjenis belanja dalam satu Kegiatan;5. Penambahan volume keluaran dalam satu keluaran dan/atau antarkeluaran

dalam satu Kegiatan dan satu Satker;6. Pengurangan volume keluaran dalam satu keluaran dalam satu Kegiatan dan

satu Satker;7. Penambahan atau pengurangan volume keluaran antarsatuan Kerja sepanjang

dalam kegiatan yang sama dan digunakan untuk keluaran yang sama;8. Pergeseran dalam satu provinsi/kabupaten/kota untuk Kegiatan dalam rangka

Tugas Pembantuan dan Urusan Bersama, atau dalam satu provinsi untuk kegiatan dalam rangka Dekonsentrasi;

9. Pergeseran antarprovinsi/kabupaten/kota untuk memenuhi Biaya Operasional yang dilaksanakan oleh unit organisasi di tingkat pusat maupun oleh instansi vertikalnya di daerah;

10. Perubahan kurs sepanjang perubahan tsb terjadi stlh kontrak ditandatangani; 11. Pencairan blokir (*) yang dicantumkan oleh Direktur Jenderal Anggaran;12. Penyelesaian kegiatan-kegiatan dalam rangka pembangunan infrastruktur serta

rehabilitasi dan rekonstruksi bencana alam tahun 2010;

b. Revisi Anggaran dalam hal Pagu Anggaran Tetap ...1)

9

Page 10: PaparanPMKRevisi2011

13. Pergeseran anggaran antarprogram selain untuk memenuhi kebutuhan biaya operasional;

14. Pergeseran anggaran antarkegiatan yang tidak berasal dari hasil optimalisasi;15. Realokasi anggaran dalam rangka tanggap darurat bencana;16. Pergeseran rincian anggaran belanja yang mengakibatkan perubahan hasil

(outcome) program;17. Penggunaan anggaran yg harus mendapat persetujuan DPR-RI terlebih dahulu;18. Pencairan blokir/tanda bintang (*) yang dicantumkan oleh DPR-RI termasuk

pencairan blokir yang tidak sesuai dengan rencana peruntukan/penggunaannya;

19. Pergeseran rincian anggaran belanja yang digunakan untuk Program/Kegiatan yang tidak sesuai dengan hasil kesepakatan antara Pemerintah dengan DPR (kesimpulan rapat kerja dalam rangka APBN);

20. Perubahan rincian belanja sebagai akibat dari penyelesaian tunggakan tahun yang lalu sepanjang dalam Program yang sama, dananya masih tersedia dan tidak mengurangi Sasaran Kinerja;

21. Pergeseran rincian anggaran untuk Satker BLU yg sumber dananya berasal dari PNBP;

22. Pergeseran antarkomponen untuk memenuhi kebutuhan Biaya Operasional;23. Pergeseran antarkomponen dalam satu Keluaran (Output) sepanjang tidak

menambah jenis honorarium baru dan besaran honorarium yang sudah ada; dan/atau

24. Pergeseran antarkomponen dan antarkeluaran (Output) dalam satu Kegiatan.

b. Revisi Anggaran dalam hal Pagu Anggaran Tetap ...2)

10

Page 11: PaparanPMKRevisi2011

1. ralat kode akun sesuai kaidah akuntansi sepanjang dalam peruntukan dan sasaran yang sama termasuk yang mengakibatkan perubahan jenis belanja dan sudah direalisasikan;

2. ralat kode Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN);3. perubahan nomenklatur Bagian Anggaran dan/atau Satuan Kerja sepanjang

kode tetap;4. ralat kode nomor register PHLN/PHDN;5. ralat kode kewenangan;6. ralat kode lokasi;7. perubahan Pejabat Perbendaharaan; 8. ralat cara penarikan PHLN/PHDN;9. ralat sumber dana;10. ralat pencantuman volume, jenis, dan satuan keluaran pada RKA-K/L dan DIPA

sesuai dengan dokumen RKP atau hasil kesepakatan DPR;11. ralat kode dan nomenklatur Satuan Kerja;12. ralat rumusan Keluaran (Output); dan/atau13. ralat rumusan selain rumusan Keluaran (Output).

c. Revisi Anggaran dalam hal Ralat/Kesalahan Administratif

11

Page 12: PaparanPMKRevisi2011

Revisi Anggaran dapat dilakukan sepanjang :

TIDAK MENGUBAH SASARAN KINERJA:

a.Mengurangi volume keluaran (output) Kegiatan Prioritas Nasional dan/atau Prioritas Bidang; atau

b.Mengurangi spesifikasi Keluaran (output).

TIDAK MENGURANGI ALOKASI ANG-GARAN UNTUK:a.Biaya Operasional Satker kecuali unt memenuhi Biaya Operasional pada Satker lain;b.Tunjangan profesi dan tunjangan kehor-matan kecuali unt memenuhi tunjangan profesi dan tunjangan kehormatan pada Satker lain;c.Kebutuhan pengadaan bahan makanan untuk tahanan/narapidana kecuali untuk memenuhi kebutuhan pengadaan bahan makanan untuk tahanan/narapidana pada Satker lain;d.Pembayaran berbagai tunggakan;e.Kegiatan yg bersifat multiyears; dan/atauf.Paket pekerjaan yg sudah dikontrakkan/ direalisasikan dananya shg menjadi minus.

3. Batasan Revisi Anggaran

12

Page 13: PaparanPMKRevisi2011

4. Kewenangan Penyelesaian Revisi Anggaran

DPR RI

PEMERINTAH

Badan Anggaran

Komisi

Menteri Keuangan

DJA

DJPBN

KPA

13

Page 14: PaparanPMKRevisi2011

a. Revisi Anggaran yang merupakan kewenangan DPR RI

1. Tambahan Pinjaman Proyek Luar Negeri/Pinjaman Dalam Negeri Baru setelah APBN Tahun Anggaran 2011 ditetapkan;

2. Pergeseran anggaran antarprogram selain untuk memenuhi kebutuhan biaya operasional;

3. Pergeseran anggaran antarkegiatan yang tidak berasal dari hasil optimalisasi;

4. Pergeseran rincian anggaran belanja yang mengakibatkan perubahan hasil (outcome) Program;

5. Penggunaan anggaran yang harus mendapat persetujuan DPR-RI terlebih dahulu;

6. Pencairan blokir/tanda bintang (*) yang dicantumkan oleh DPR-RI termasuk pencairan blokir yang tidak sesuai dengan rencana peruntukan/penggunaannya;

7. Pergeseran rincian anggaran belanja yang digunakan untuk Program/Kegiatan yang tidak sesuai dengan hasil kesepakatan antara Pemerintah dengan DPR (kesimpulan rapat kerja dalam rangka APBN).

14

Page 15: PaparanPMKRevisi2011

b. Revisi Anggaran yang merupakan kewenangan Menteri Keuangan

1. Penggunaan hasil Optimalisasi pada tahun anggaran yang sama untuk kegiatan lain yang bersifat prioritas, mendesak, kedaruratan atau yang tidak dapat ditunda;

2. realokasi rincian anggaran belanja tanggap darurat bencana dari satuan kerja pusat kepada satuan kerja di daerah atau sebaliknya dan/atau antarsatker dalam rangka penanganan tanggap darurat bencana.

15

Page 16: PaparanPMKRevisi2011

c. Revisi Anggaran yang merupakan kewenangan Direktur Jenderal Anggaran

1. Kelebihan realisasi PNBP di atas target yang direncanakan dalam APBN;2. Lanjutan pelaks. Kegiatan yang dananya bersumber dari PHLN dan/atau PHDN;3. Percepatan penarikan PHLN dan/atau PHDN;4. Penerimaan HLN/HDN setelah UU APBN TA 2011 ditetapkan yang diterima oleh

Pemerintah c.q. Kem. Keuangan dan dilaksanakan oleh K/L/Pemda/BUMN/BUMD;5. Pengurangan alokasi PHLN dan/atau PHDN;6. Penggunaan anggaran belanja yang bersumber dari PNBP di atas pagu APBN untuk

PTN bukan Satker Badan Layanan Umum (BLU);7. Perubahan parameter dalam penghitungan subsidi.8. Pergeseran anggaran belanja dari BA 999.08 (Belanja Lainnya) ke BA K/L;9. Pengurangan volume keluaran dalam satu keluaran/satu Kegiatan/satu Satker;10. Penambahan atau pengurangan volume keluaran antarsatuan Kerja sepanjang

dalam kegiatan yang sama dan digunakan untuk keluaran yang sama;11. Perubahan kurs sepanjang perubahan tsb terjadi setelah kontrak ditandatangani;12. Pencairan blokir (*) yang dicantumkan oleh Direktur Jenderal Anggaran;13. Penyelesaian kegiatan-kegiatan dalam rangka pembangunan infrastruktur serta

rehabilitasi dan rekonstruksi bencana alam tahun 2010.14. Perubahan/ralat karena kesalahan administrasi sbgm dimaksud dalam Pasal 2 ayat

(4) huruf i sampai dengan huruf m.

16

Page 17: PaparanPMKRevisi2011

d. Revisi Anggaran yang merupakan kewenangan Direktur Jenderal Perbendaharaan

1. Penerimaan hibah luar negeri/hibah dalam negeri setelah UU APBN TA 2011 ditetapkan yang diterima dalam bentuk uang dan dilaksanakan secara langsung oleh Kementerian Negara/Lembaga;

2. Penggunaan anggaran belanja yang bersumber dari PNBP di atas pagu APBN untuk Satker BLU;

3. Pergeseran antarprogram dalam satu Bagian Anggaran untuk memenuhi kebutuhan Biaya Operasional;

4. Pergeseran antarjenis belanja dalam satu Kegiatan;5. Pergeseran dalam satu provinsi/kabupaten/kota untuk Kegiatan dalam rangka Tugas

Pembantuan dan Urusan Bersama, atau dalam satu provinsi untuk kegiatan dalam rangka Dekonsentrasi;

6. Pergeseran antarprovinsi/kabupaten/kota untuk memenuhi Biaya Operasional yang dilaksanakan oleh unit organisasi di tingkat pusat maupun oleh instansi vertikalnya di daerah;

7. Pergeseran rincian anggaran untuk Satker BLU yang sumber dananya berasal dari PNBP;

8. Perubahan rincian belanja sbg akibat dari penyelesaian tunggakan tahun yang lalu sepanjang dlm Program yang sama, dananya masih tersedia dan tidak mengurangi Sasaran Kinerja;

9. Perubahan/ralat karena kesalahan administrasi sbgm dimaksud dalam Pasal 2 ayat (4) huruf a sampai dengan huruf h.

17

Page 18: PaparanPMKRevisi2011

e. Revisi Anggaran yang merupakan kewenangan Kuasa Pengguna Anggaran

1. Penambahan volume keluaran dalam satu keluaran dan/atau antarkeluaran dalam satu Kegiatan dan satu Satker;

2. Pergeseran antarkomponen untuk memenuhi kebutuhan Biaya Operasional;

3. Pergeseran antarkomponen dalam satu Keluaran (Output) sepanjang tidak menambah jenis honorarium baru dan besaran honorarium yang sudah ada;

4. Pergeseran antarkomponen dan antarkeluaran (Output) dalam satu Kegiatan.

18

Page 19: PaparanPMKRevisi2011

4. Proses Bisnis Revisi Anggaran

a. Revisi yang memerlukan persetujuan DPR RI;

b. Revisi yang memerlukan persetujuan Menteri Keuangan

c. Revisi Anggaran pada DJA;

d. Revisi Anggaran pada Kantor Pusat/Kanwil DJPBN;

e. Revisi Anggaran pada Satuan Kerja.

19

Page 20: PaparanPMKRevisi2011

a. Revisi Anggaran yang memerlukan persetujuan DPR RI

K/L (Eselon I sbg

KPA)DJA

Dokumen pendukung

Proses penelaahan unt menilai :Substansi revisi, alasan atau dasar kebijakan;Kepatuhan thd penerapan standar biaya dan kewajaran unit cost;Relevansi dgn pencapaian sasaran kinerja.

Usul Revisi RKA-K/L

Setuju?

Penetapan Revisi RKA-K/L

Penetapan Surat Pemberitahuan

Penolakan Revisi RKA-K/L

Menkeu

1 2

4

3

6

No

Yes

No

Yes

DJPBN8b

5

20

DPR Setuju?7Setuju?

Yes

No8a

Page 21: PaparanPMKRevisi2011

b. Revisi Anggaran yang memerlukan persetujuan Menkeu

K/L (Eselon I sbg KPA)

DJA

Dokumen pendukung

Proses penelaahan unt menilai :Substansi revisi, alasan atau dasar kebijakan;Kepatuhan thd penerapan standar biaya dan kewajaran unit cost;Relevansi dgn pencapaian sasaran kinerja.

Usul Revisi RKA-K/L

Setuju?

Penetapan Revisi RKA-K/L

Penetapan Surat Pemberitahuan

Penolakan Revisi RKA-K/L

Menkeu

1 2

4

3

6

No

Yes

Setuju?

No

YesDJPBN 6b

6a

5

21

Page 22: PaparanPMKRevisi2011

c. Revisi Anggaran pada DJA

K/L (Eselon I sbg KPA)

DJA

Dokumen pendukung

Proses penelaahan unt menilai :Substansi revisi, alasan atau dasar kebijakan;Kepatuhan thd penerapan standar biaya dan kewajaran unit cost;Relevansi dgn pencapaian sasaran kinerja.

Usul Revisi RKA-K/L

Setuju?

Penetapan Revisi RKA-K/L

DJPBN

1 2

4

3

6b

No

Yes

5 hari kerja

5

6a

Penetapan Surat Pemberitahuan

Penolakan Revisi RKA-K/L

7

ADK RKA-KL

Cetak DIPA Revisi

Pengesahan DIPA Revisi

8

9 22

Page 23: PaparanPMKRevisi2011

Dokumen pendukung

d. Revisi Anggaran pada KP DJPBN/Kanwil DJPBN

KPAmelakukan Revisi RKA-

SatkerADK RKA-

Satker

1 3

4

Setuju?No

Yes

Cetak DIPA Revisi

Pengesahan DIPA Revisi

7

Cetak POK

5

2

Penetapan Surat Pemberitahuan

Penolakan Revisi DIPA

65 hari kerja

melakukan penelaahan

DJPBN

23

Page 24: PaparanPMKRevisi2011

ADK RKA-Satker

KPA

e. Revisi Anggaran pada Satuan Kerja oleh KPA

melakukan perubahan RKA-

Satker sesuai dengan

kewenangannya

ADK RKA-Satker

1 2

3

DIPA berubah?

No

Yes

Cetak POK

Cetak DIPA Revisi

DJPBN4Pengesahan DIPA Revisi

6

Cetak POK5

2a

5 hari kerja

24

Page 25: PaparanPMKRevisi2011

6. Batas Akhir Pengajuan Usul Revisi Anggaran TA 2011

1. Batas akhir pengajuan revisi anggaran untuk APBN TA 2011 adalah :

a. tanggal 14 Oktober 2011, untuk Revisi Anggaran pada Direktorat Jenderal Anggaran;

b. Tanggal 28 Oktober 2011, untuk Revisi Anggaran pada Kantor Pusat/Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan;

2. Pengajuan revisi anggaran untuk PNBP, Kredit Ekspor, HLN, HDN dan/atau BA BUN mengikuti batas waktu penyampaian SPM sbgm diatur dalam ketentuan mengenai langkah-langkah akhir tahun anggaran.

3. Pada saat pengajuan revisi anggaran sebagaimana dimaksud pada angka 1 dan 2, seluruh dokumen telah diterima secara lengkap termasuk surat persetujuan dari Menteri Keuangan dan/atau DPR RI.

25

Page 26: PaparanPMKRevisi2011

7. Hal-hal Khusus

a. Dalam hal terdapat paket pekerjaan yang alokasi anggarannya diblokir/dibintang sebagai akibat belum dilengkapi TOR/RAB/dokumen pendukung terkait lainnya dan alokasi anggaran yang belum jelas peruntukannya, apabila sampai dengan akhir bulan Juni 2011 KPA tidak melengkapi dokumen yang dipersyaratkan, maka alokasi anggaran yang diblokir tersebut tidak dapat digunakan sampai dengan akhir tahun anggaran 2011.

b. Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan mempercepat proses revisi, dalam hal usulan revisi anggaran yang diajukan K/L meliputi 2 kewenangan (kewenangan DJA dan DJPBN), maka penyelesaiannya dilakukan oleh Ditjen Anggaran sekaligus.

c. Dalam hal terjadi perubahan rumusan Keluaran (Output) krn adanya perubahan tupoksi unit atau penugasan, atau dalam hal terjadi reorganisasi dan/atau dalam rangka penyempurnaan rumusan nomenklatur yang mengakibatkan perubahan rumusan nomenklatur Program, Kegiatan, IKU, Fungsi, IKK dan rumusan yang lainnya, maka usulan perubahan diajukan kepada DJA.

26

Page 27: PaparanPMKRevisi2011

8. Penutup

a. Dalam rangka memperoleh data yang akurat, Direktorat Jenderal Anggaran dan Direktorat Jenderal Perbendaharaan melakukan pemutakhiran data anggaran (rekonsiliasi) berdasarkan revisi DIPA yang telah disahkan paling sedikit 3 (tiga) bulan sekali.

b. Revisi Anggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 juga dilakukan dalam hal terjadi:

1) Perubahan atas APBN Tahun Anggaran 2011;2) Penerapan penggunaan hasil optimalisasi anggaran belanja dan

pemotongan pagu belanja (Reward and Punishment);3) Instruksi Presiden tentang penghematan Anggaran; dan/atau4) Kebijakan pemerintah lainnya.

c. Ketentuan teknis pelaksanaan Tata Cara Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2011 sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan ini apabila diperlukan ditetapkan lebih lanjut oleh Direktur Jenderal Anggaran dan Direktur Jenderal Perbendaharaan secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri sesuai dengan kewenangannya.

27

Page 28: PaparanPMKRevisi2011

28

K/L DJA DJPBN

KANPUS KANWIL KPPN

Alur perubahan database pada DJA

DB Bersama

Eselon IADK SP RKA-KL Revisi

Data SP RKA-KL

DB DJPBNDB DJA 3

Satker Pusat

ADK RKA-KL Revisi

Satker Daerah

ADK RKA-KL Revisi

4b

5

DB DJPBN

6

Data DRA

7

Revisi DIPA

ADK Revisi DIPA

Revisi DIPA

ADK Revisi DIPA

8a

DB KPPN

8b

9b

9a

10

1

2a2b

ADK Revisi

RKA-KL

4a

Page 29: PaparanPMKRevisi2011

Alur perubahan database pada DJPBN

29

K/L DJA DJPBN

KANPUS KANWIL KPPN

DB Bersama

DB DJPBNDB DJA

Satker Pusat

Satker Daerah

1a

DB DJPBN

1b

Revisi DIPA

ADK Revisi DIPA

Revisi DIPA

ADK Revisi DIPA

2a

DB KPPN

2b

3b

3a

4

Page 30: PaparanPMKRevisi2011

Alur perubahan database pada PA/KPA

30

K/L DJA DJPBN

KANPUS KANWIL KPPN

DB Bersama

DB DJPBNDB DJA

Satker Pusat

Satker Daerah

1a

DB DJPBN

1b

ADK POK

Revisi

ADK POK

Revisi

2a

DB KPPN

2b

3b

3a

4

Page 31: PaparanPMKRevisi2011

Ditjen AnggaranKementerian Keuangan

Tahun 2011

31

Terima KasihTerima Kasih

Page 32: PaparanPMKRevisi2011

TA 2010

Perubahan Struktur Penganggaran dalam RKA-K/L dan DIPA

PROGRAM

KEGIATAN

SUB KEGIATAN

JENIS BELANJA (AKUN 4 DIGIT)

PROGRAM

KEGIATAN

KELUARAN (OUTPUT)

JENIS BELANJA (AKUN 2 DIGIT)

Tdk spesifik; Dpt digunakan oleh bbrp

unit eselon I dan bbrp K/L.

Tdk spesifik; Dpt digunakan oleh bbrp

unit eselon II dan bbrp Satker.

Keluaran yg dihasilkan tdk spesifik dan terukur;

Sulit menilai efisiensinya krn isinya sangat bermacam-macam

Fleksibilitas pengunaan hanya pada 2 digit terakhir.

Spesifik unt setiap eselon I sesuai Tupoksi;

Dilengkapi dg rumusan Outcome dan IKU.

Spesifik untk setiap eselon II/Satker sesuai Tupoksi;

Dilengkapi dg rumusan Output dan IKK.

Rumusannya sangat spesi-fik jenis dan satuannya;

Target sangat jelas dituangkan dlm volume keluaran.

Fleksibilitas pengunaan pada 4 digit terakhir.

Sebelum Restrukturisasi

TA 2011

Sesudah Restrukturisasi

32

Page 33: PaparanPMKRevisi2011

Perencanaan APBN

Keterkaitan DJA dalam pengelolaan APBN (Macro Budget Process)

Perumusan draft Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal;

Exercise resources envelope; Perumusan asumsi sbg parameter APBN; Penyesuaian angka dasar sesuai Prakiraan

Maju tahun sebelumnya; Penyusunan Pagu Indikatif; Pembahasan tiga pihak (trilateral meeting);

Pembicaraan Pendahuluan Rancangan APBN;

Pembahasan KEM dan PPKF; Pembahasan RKP; Penyusunan Pagu Sementara

(Pagu Anggaran K/L); Penelaahan RKA-K/L; Penyusunan Himpunan RKA-K/L.

Penyusunan Rancangan APBN, Nota Keuangan dan RUU APBN;

Pembahasan dengan Panja dan Badan Anggaran;

Pembahasan dengan Komisi XI DPR.

Penyusunan Pagu Definitif (Pagu Anggaran K/L);

Penetapan SP RKA-K/L; Penyusunan Keppres tentang

Rincian Anggaran Belanja Pemerintah Pusat.

Penyusunan APBN

Pembahasan APBN

Pengalokasian APBN

Pelaksanaan APBN

Penyusunan dan pengesahan DIPA

Page 34: PaparanPMKRevisi2011

Kegiatan A

Output-1

Komponen-1

Komponen-2

Jenis Belanja-1

Output : volume, jenis dan satuan

Target kinerja tidak

berubah

Ketentuan : Pergeseran antar komponen dalam satu Output tdk mnmbh honorarium dan dlm jenis belanja yg sama.

Jenis Belanja-2

Jenis Belanja-3

Contoh : Pergeseran Antar Komponen dlm satu Output (kewenangan Satker)

Komponen-3

Jenis Belanja-1

Jenis Belanja-2

Jenis Belanja-3

Page 35: PaparanPMKRevisi2011

Contoh : Pergeseran antar Komponen dan antar Output (kewenangan Satker)

Kegiatan A

Output-1

Komponen-1

Komponen-2

Komponen-3

Jenis Belanja-1

Output : volume, jenis dan satuan

Target kinerja tidak

berubah

Ketentuan : Pergeseran antar komponen dan antar Output dalam satu Kegiatan dan dlm jenis belanja yg sama.

Output-2

Komponen-1

Komponen-2

Komponen-3

Output : volume, jenis dan satuan

Jenis Belanja-2

Jenis Belanja-3

Jenis Belanja-1

Jenis Belanja-2

Jenis Belanja-3

Page 36: PaparanPMKRevisi2011

Contoh : Pergeseran antar Komponen kebutuhan Operasional (pengesahan DJPBN)

Kegiatan A

Output Layanan

Perkantoran

Komponen 001

Komponen 002

Komponen-1

Komponen-2

Komponen-3

Output-2

Kegiatan B

Output Layanan

Perkantoran

Komponen 001

Komponen 002

Komponen-1

Komponen-2Output-2

Satker A

Satker B

Target kinerja tidak

berubah