Paparan Perda Penanganan Permukiman Kumuh Kota Surakarta
-
Upload
bagus-ardian -
Category
Government & Nonprofit
-
view
2.742 -
download
5
Transcript of Paparan Perda Penanganan Permukiman Kumuh Kota Surakarta
PENYUSUNAN PERATURAN DAERAH TENTANG PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN KUMUH & PERMUKIMAN
KUMUHKOTA SURAKARTA
Pemerintah Kota Surakarta
Hal - 3
Arti Penting Perda Kumuh1. Amanah UU-PKP
• Sesuai amanah dalam Pasal 98 ayat (3) UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman perlu dibentuk Peraturan Daerah.
2. Amanah PP Pembagian Urusan• Sesuai PP No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan, Lampiran Bid PU, Sub Bid Permukiman, Sub-Sub
Bid Permukiman Kumuh, disebutkan pemerintah kabupaten/kota bertanggung jawab menetapkan Perda Kumuh.3. Komitmen Internasional
• Penanganan perumahan kumuh dan permukiman kumuh merupakan salah satu komitmen internasional dalam Deklarasi HAM, Konvenan Hak Eksosbud dan MDGs.
4. Instruksi Presiden• Pada Hari Habitat Dunia, Presiden menginstruksikan untuk melakukan pengentasan terhadap perumahan kumuh dan
permukiman kumuh hingga tahun 2020.5. Salah Satu Kewajiban Pemerintah Daerah Sesuai Semangat Otonomi Daerah
• Penetapan Perda yang berkaitan dengan penanggulangan permukiman kumuh merupakan salah satu kewajiban Pemerintah Daerah dalam bidang Pekerjaan Umum – sub bidang Permukiman – sub sub bidang Permukiman Kumuh sesuai PP 38 Tahun 2007.
6. Sebagai Dasar Alokasi APBN Keciptakaryaan• Sebagai komitmen nasional, maka program pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan
permukiman kumuh menjadi prioritas nasional, dalam hal ini Ditjen Cipta Karya dalam alokasi APBN hingga 2020. • Termasuk dalam program ini adalah terkait dengan bidang bangunan gedung dan lingkungan, pengembangan
permukiman, air minum, pengelolaan limbah dan persampahan.
Hal - 4
Kedudukan Perda KumuhUUD 1945
UU-HAM (UU 39/1999)
UU-PKP (UU 1/2011)
PP Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh(PP .../...)
UU-PR (UU 26/2007)
PP-PPR (PP 15/2010)
PP-RTRWN (PP 28/2006)
PERPRES RTR KSN
Perda RTRW Provinsi
Perda RTRW Kab/Kota
Perda RDTR Kws Perkot.
SK Bupati/Walikota tentang Penetapan Lokasi
Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Permen tentang Pedoman Teknis Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh
dan Permukiman Kumuh
Perda tentang Pencegahan dan Peningkatan Kualitas terhadap
Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Perbup/wal tentang Rencana Penanganan Perumahan Kumuh dan Permukiman
Kumuh
Hal - 6
Sistematika Naskah AkademisBAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang1.2 Identifikasi Masalah1.3 Tujuan dan Kegunaan1.4 Metode
BAB II KAJIAN TEORETIS DAN PRAKTIK EMPIRIS2.1 Kajian Teoretis2.2 Kajian Asas/Prinsip2.3 Kajian Praktik Penyelenggaraan, Kondisi Eksisting, dan Permasalahan2.4 Kajian Implikasi Penerapan Sistem Baru
BAB III EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TERKAIT
3.1 Yang Bersifat Atributif• Pasal 18 ayat (6) UUD• UU No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah• UU No...Tahun...tentang Pembentukan Daerah
3.2 Yang Bersifat Delegasi• UU No.1 Tahun 2014 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman• UU No2 Tahun 2012 tentang Penyediaan Tanah
3.3 Teknis Penyusunan Peraturan Perundangan• UU No.12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan• Permendagri No.1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk Hukum
Daerah3.4 Teknis Substansi terkait Permukiman dan Infrastruktur Permukiman
• Permen PUPR terkait Permukiman; • Permen PUPR terkait Infrastruktur Permukiman
BAB IV LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS, DAN YURIDIS4.1 Landasan Filosofis4.2 Landasan Sosiologis4.3 Landasan Yuridis
BAB V JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN, DAN RUANG LINGKUP MATERI MUATAN PERATURAN DAREAH KABUPATEN/KOTA
5.1 Ketentuan Umum;5.2 Kriteria dan Tipologi Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh;5.3 Pencegahan Terhadap Tumbuh dan Berkembangnya Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh Baru;5.4 Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh;5.5 Penyediaan Tanah;5.6 Pendanaan dan Sistem Pembiayaan;5.7 Tugas dan Kewajiban Pemerintah Daerah;5.8 Pola Kemitraan, Peran Masyarakat, dan Kearifan Lokal;5.9 Sanksi Administratif;5.10 Ketentuan Pidana;5.11 Ketentuan Penyidikan;5.12 Ketentuan Peralihan;5.13 Ketentuan Penutup
BAB VI PENUTUP6.1 Kesimpulan6.2 Rekomendasi dan Saran
Hal - 8
Pengertian Perumahan & Kawasan Permukiman
1. RUMAH
2. PERUMAHAN
Kumpulan Rumah + PSU
3. PERMUKIMAN
Lebih Dari Satu Satuan Perumahan & PSU
5. KAWASAN PERMUKIMAN
Kawasan Di luar Kawasan Lindung Dengan Fungsi sebagai Hunian
4. LINGKUNGAN HUNIAN
Lebih Dari Satu Satuan Permukiman
Sumber: Diolah dari UU 1/2011
Hal - 9
Karakteristik Perumahan & Permukiman Kumuh
• Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat dirumuskan karakteristik perumahan dan permukiman kumuh perkotaan sebagai berikut, yaitu:
1. Merupakan satuan entitas perumahan atau permukiman;2. Kondisi bangunan memiliki kepadatan tinggi, tidak teratur dan tidak memenuhi syarat;3. Kondisi sarana dan prasarana tidak memenuhi syarat (batasan sarana dan prasarana ditetapkan
dalam lingkup keciptakaryaan), yaitu: a. Jalan Lingkungan, b. Drainase Lingkungan, c. Penyediaan Air Bersih/Minum, d. Pengelolaan Persampahan, e. Pengelolaan Air Limbah,f. Pengamanan kebakaran
• Karakteristik tersebut selanjutnya menjadi dasar perumusan kriteria dan indikator dalam proses identifikasi lokasi permukiman kumuh perkotaan.
• Berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman: • Permukiman Kumuh adalah permukiman yang tidak laik huni karena ketidakteraturan bangunan,
tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat.
• Perumahan kumuh adalah perumahan yang mengalami penurunan kualitas fungsi sebagai tempat hunian.
Hal - 10
Lingkup Penyelenggaraan Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
LINGKUP PENYELENGGARAAN PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS
TERHADAP PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH
A.Pencegahan
Terhadap Perumahan Kumuh Dan Permukiman
Kumuh
B.Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh
Dan Permukiman Kumuh
C.Pengadaan Tanah
D.Pendanaan
1. Pengawasan & Pengendalian
2. Pemberdayaan Masyarakat
1. Penetapan Lokasi
2. Pola-Pola Penanganan
3. Pengelolaan
a. Pemugaran
b. Peremajaan
c. Pemukiman Kembali
a. Pendataan
b. Penetapan Lokasi
1. Pemberian Hak Atas Tanah Terhadap Tanah Yang
Langsung Dikuasai Negara
2. Konsolidasi Tanah Oleh Pemilik Tanah
3. Peralihan Atau Pelepasan Hak Atas Tanah Oleh Pemilik
Tanah
4. Pemanfaatan Dan Pemindahtanganan Tanah Barang Milik Negara Atau
Milik Daerah Sesuai Dengan Ketentuan Peraturan
Perundang-Undangan
5. Pendaya-gunaan Tanah Negara Bekas Tanah Terlantar
1. Sumber APBN
2. Sumber APBD
3. Sumber Dana Lainnya Sesuai
Dengan Ketentuan Peraturan Perundang-
Undangan
ADMINISTRATIF
Terdiri dari 5 Kecamatan, 51 Kelurahan, 604 RW dan 2.714 RT• Kec. Laweyan• Kec. Serengan• Kec. Pasar Kliwon• Kec. Jebres • Kec. Banjarsari
Luas wilayah : 44,04 km2
Utara : Kab. Karanganyar dan Boyolali
Timur : Kab. Sukoharjo dan Karanganyar
Selatan : Kab. Sukoharjo
Barat : Kab. Sukoharjo dan Karanganyar
Batas Wilayah :
DEMOGRAFI & GUNA LAHAN
Jumlah penduduk :586.978 jiwa(BPS, 2014)Kepadatan penduduk:
11.582 jiwa/km2
Jumlah KK:169.772 KKPenggunaan lahan terbesar di Kota Surakarta yaitu Permukiman, sebesar 64% (2.874,93 Ha). Sedangkan untuk kegiatan Perekonomian menggunakan tempat yang cukup luas yaitu berkisar 15% dari luas lahan yang ada.
Hal - 14
1. REGULASI a) Perda No. 1 Tahun 2012 tentang RTRW Kota
Surakarta 2011-2031b) Dokumen SSK (2007)c) Dokumen RP3KP (2012)d) Dokumen SPPIP dan RPKPP (2013)e) SK Permukiman Kumuh no. 032/97 C / 1 / 2014
(467,62 Ha)
2. BANTUAN RUMAH TIDAK LAYAK HUNI a) Bantuan Stimulan RTLH dari :b) APBD Kota 6612 rumah , c) APBD Prov 70 rumahd) APBN 450 rumah
3. RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (7 RUSUNAWA)e) Rusunawa Begalon I dan IIf) Semanggig) Jurug (Kemenpera dan PU)h) Kerkov Purwodiningratani) Minapadi (Rusunboro) Nusukanj) Mojosongok) Rumah Renteng di Keprabon
4. RELOKASI (Pasca banjir 2007)---HM 500 KK dan TN
1571 KK
5. PENINGKATAN PSUa) IPAL Terpusat Pucang Sawit (APBN)b) IPAL Komunal 88 lokasi (Sanimas, SLBM, USRI,
IUWASH, Wasap D)c) Sumur Dalam 15 Lokasi (DAK )d) Jalan, Saluran, Sanitasi (DPK APBD )e) PNPM PLPBK (APBN)f) TPS Mobil dan Lelang Investasi TPA Putri Cempog) Penataan Bantaran Sungai -----Bengawan Solo dan
Kali Pepe (Wisata Air)
PROGRAM PENANGANAN EKSISTING
Eksisting Penanganan Kawasan Kumuh di Kota Surakarta
Hal - 15
Eksisting Penanganan Kawasan Kumuh di Kota Surakarta
Strategi Penanganan Penataan Kawasan Yang Berpotensi Dijadikan Hunian/Bangunan Liar (Bantaran
Sungai, Taman Kota). Pemenuhan Atau Peningkatan Sarana-prasarana Lingkungan Di Kawasan
Permukiman Kumuh. Pemberdayaan Masyarakat Di Bidang Infrastruktur Lingkungan.
Program – Program Penanganan :a. PNPM-Mandiri Perkotaan.b. Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK).c. Kegiatan Dana Pembangunan Kelurahan (DPK).d. Penyediaan Sarana Sanitasi Berbasis Masyarakat.e. Penyediaan Sarana Air Bersih.f. Pembangunan Rusunawa.g. Penataan Bantaran Sungai.h. Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh.i. Inovasi Manajemen Perkotaan (IMP).
PROFIL KAWASAN KUMUHSK Walikota Surakarta Nomor 032/97-C/1/2014
Berdasarkan SK Walikota Surakarta Nomor 032/97-C/1/2014 tentang Penetapan Lokasi Perumahan dan Permukiman Kumuh di Kota Surakarta, luasan kawasan permukiman kumuh di Kota Surakarta adalah 467.62 Ha, terdiri atas 51 kawasan.
No KECAMATAN Luas Kawasan (Ha)
I KECAMATAN LAWEYAN 55,8 II KECAMATAN SERENGAN 36,88 III KECAMATAN PASAR KLIWON 74,24 IV KECAMATAN JEBRES 80,18 V KECAMATAN BANJARSARI 220,52
VERIFIKASI LOKASI KUMUH
SK Walikota Surakarta Nomor 032/97-C/1/2014 :
Luas Kawasan Kumuh adalah 467.62 Ha
Hasil Verifikasi: Luas Kawasan Kumuh adalah 359.53
Ha
Hasil Verifikasi dikelompokkan berdasarkan:1. kesamaan
karakteristik/ tipologi kumuh
2. Lokasi dengan jarak yang berdekatan
3. Pembentuk sistem/jaringan infrastruktur yang tidak dapat ditangani dalam bentuk spot-spot kumuh
Hasil dari pembentukan kawasan ini adalah 28 Kawasan Permukiman Kumuh Kota Surakarta yang telah disepakati bersama baik oleh pemerintah dan masyarakat
Pembentukan KawasanRKP-KP KOTA SURAKARTA TAHUN 2015
Luas Permukiman Kumuh: 359.53 HaLuas Penghubung : 679.16 HaLuas total : 1,038.69 Ha
KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH KOTA SURAKARTAHasil Verifikasi RKP-KP Kota Surakarta Tahun 2015
Kawasan Luas
Kumuh (Ha)
A Kawasan Karangasem 13.242B Kawasan Sondakan 5.471C Kawasan Pajang 2.31D Kawasan Kerten 0.677E Kawasan Sumber 8.909F Kawasan Manahan 1.722G Kawasan Laweyan 12.837H Kawasan Panularan 0.513I Kawasan Penumping 1.202J Kawasan Bantaran Kali
Anyar36.649
K Kawasan Kestalan 35.731L Kawasan Timuran 9.806M Kawasan Kratonan 17.353N Kawasan Danukusuman 26.021O Kawasan Pasar Kliwon 14.641P Kawasan Semanggi 76.03Q Kawasan Pucangsawit 17.618R Kawasan
Purwodiningratan15.588
S Kawasan Sudiroprajan 6.107T Kawasan Tegalharjo 20.527U Kawasan Bantaran Sungai
Bengawan Solo9.413
V Kawasan Mojosongo 11.886W Kawasan Nusukan 1.206X Kawasan Kadipiro Timur 0.54Y Kawasan Bantaran Rel KA
Kadipiro7.53
Z Kawasan Kadipiro Barat 0.501AA Kawasan Banyuanyar 5.277AB Kawasan Punggawan 0.226
Luas Kumuh 359.53 Ha
TANTANGAN
Road Map Menuju Bebas KumuhRKP-KP KOTA SURAKARTA TAHUN 2015
50% dari kawasan permukiman kumuh Kota Surakarta merupakan rumah tidak layak huni yang menempati tanah negara dan tidak sesuai peruntukannya (slums & squatters)
359.53 Ha permukiman kumuh
18.625 Rumah Tidak Layak Huni
Pengelolaan air limbah, pelayanan sampah dan air bersih yang tidak memadai
Kepadatan & Ketidakteraturan Bangunan
Rendahnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan lingkungan
Ketidakberdayaan masyarakat berpenghasilan rendah
PENCEGAHAN:1. Pengawasan dan pengendalian terhadap
pembangunan permukiman2. Peningkatan kesadaran masyarakat dalam
Perilaku Hidup Bersih & Sehat3. Peningkatan keberdayaan masyarakat dalam
pemenuhan rumah & lingkungan sehat
STRATEGIKetidakjelasan status lahan. Tidak semua bangunan memiliki IMB, SHM, HGB, maupun surat yang diakui oleh pemerintah. Banyak yang berdiri di tanah magersari
luas permukiman kumuh kota
Rumah yang layak dalam permukiman
yang sehat dan bebas kumuh
0%
PENINGKATAN KUALITAS:1. Penataan kembali kawasan sesuai
peruntukannya2. Perbaikan RTLH menjadi rumah layak huni3. Peremajaan lingkungan kumuh menjadi sehat4. Kerjasama lintas sektor dan kemitraan
Road Map Menuju Bebas KumuhRKP-KP KOTA SURAKARTA TAHUN 2015
PROGRAM 2016-2020STRATEGI
Pengawasan dan pengendalian terhadap pembangunan permukiman
1. Penataan dan penegasan kepemilikan lahan2. Meningkatkan kerjasama pembangunan
antara pemerintah dengan pihak lain dalam pengawasan pembangunan permukiman
Peningkatan kesadaran masyarakat dalam Perilaku Hidup Bersih & Sehat
1. Sosialisasi, edukasi dan promosi rumah dan lingkungan sehat
2. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan dan pemeliharaan lingkungan sehat
Peningkatan keberdayaan masyarakat dalam pemenuhan rumah & lingkungan sehat
1. Fasilitasi pengembangan kelembagaan dalam penyediaan rumah dan infrastrukturnya
2. Penyuluhan dan pelatihan peningkatan SDM3. Membangun kemitraan dengan pihak lain
terkait kemudahan penyediaan rumah sehat bagi masyarakat berpenghasilan rendah
Road Map Menuju Bebas KumuhRKP-KP KOTA SURAKARTA TAHUN 2015
PROGRAM 2016-2020STRATEGI
Penataan kembali kawasan sesuai peruntukannya
1. Relokasi permukiman di lokasi ilegal (squatters)
2. Konsolidasi lahan bagi penyediaan lahan relokasi
3. Pembangunan Rusunawa4. Penataan kembali lokasi ex-permukiman
ilegalPerbaikan RTLH menjadi rumah layak huni
1. Stimulan perbaikan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah
2. Bantuan rehabilitasi RTLH, Sanitasi dan Air Bersih
Kerjasama lintas sektor dan kemitraan
1. Meningkatkan kerjasama pembangunan antara pemerintah dengan pihak keraton dalam konsolidasi status lahan
2. Meningkatkan kemitraan dengan pihak swasta dalam pembangunan lingkungan sehat
Peremajaan lingkungan kumuh menjadi sehat
1. Penataan infrastruktur jalan dan saluran drainase
2. Perbaikan dan peningkatan akses sanitasi, air bersih dan persampahan
3. Penyediaan proteksi kebakaran4. Peningkatan ruang terbuka hijau5. Rehabilitasi Rusunawa
Konsideran (Menimbang & Mengingat)Menimbang:a. bahwa Pemerintah Daerah wajib melaksanakan
pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh;
b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 98 ayat (3) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh;
Mengingat:a. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;b. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-
daerah Kota Besar Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Dalam Daerah Istimewa Yogyakarta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1955 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 859);
c. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7);
d. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
e. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
Hal - 25
Hal - 26
Bab I Ketentuan Umum
1. Daerah 2. Pemerintah Daerah 3. Walikota 4. DPRD 5. Pemerintah Pusat 6. Rumah 7. Perumahan 8. Perumahan Swadaya9. Perumahan Formal10. Permukiman 11. Lingkungan hunian 12. Kawasan permukiman 13. Perumahan kumuh 14. Permukiman kumuh 15. Pencegahan 16. Peningkatan kualitas 17. MBR 18. Prasarana 19. Sarana 20. Utilitas 21. IMB 22. Pelaku pembangunan 23. Setiap orang 24. Badan hukum 25. Kelompok swadaya masyarakat
Bagian Kesatu - PengertianPasal 1
Tujuan:• mencegah tumbuh dan berkembangnya perumahan kumuh dan permukiman kumuh baru
dalam mempertahankan perumahan dan permukiman yang telah dibangun agar tetap terjaga kualitasnya;
• meningkatkan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh dalam mewujudkan perumahan dan kawasan permukiman yang layak huni dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur
Lingkup:a. kriteria dan tipologi perumahan kumuh dan permukiman kumuh;b. pencegahan terhadap tumbuh dan berkembangnya perumahan kumuh dan permukiman
kumuh baru;c. peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh;d. penyediaan tanah;e. pendanaan dan sistem pembiayaan;f. tugas dan kewajiban pemerintah daerah; sertag. pola kemitraan, peran masyarakat, dan kearifan loka
Maksud:Sebagai pengaturan lebih lanjut dan operasionalisasi di daerah dari Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, yang merupakan landasan upaya pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh.
Bagian Kedua - Maksud, Tujuan & Lingkup
Pasal 2
Pasal 3
Pasal 4
Hal - 27
Bab II Kriteria Dan Tipologi Perumahan Kumuh Dan Permukiman Kumuh
Kriteria Kekumuhan ditinjau dari:
• Bangunan Gedung;
• Jalan Lingkungan;
• Penyediaan Air Minum;
• Drainase Lingkungan;
• Pengelolaan Air Limbah;
• Pengelolaan Persampahan; dan
• Proteksi Kebakaran.
Pasal 5• Kriteria kekumuhan ditinjau dari bangunan:
• Ketidakteraturan bangunan;• Tingkat kepadatan bangunan yang tinggi yang tidak sesuai dengan ketentuan
rencana tata ruang; dan/atau• Ketidaksesuaian terhadap persyaratan teknis bangunan
• Dalam hal kota belum memiliki RDTR dan/atau RTBL, maka penilaian ketidakteraturan dan kepadatan bangunan dilakukan dengan merujuk pada persetujuan mendirikan bangunan untuk jangka waktu sementara.
• Dalam hal bangunan tidak memiliki IMB dan persetujuan mendirikan bangunan untuk jangka waktu sementara, maka penilaian ketidakteraturan dan kepadatan bangunan dilakukan oleh pemerintah daerah dengan mendapatkan pertimbangan dari Tim Ahli Bangunan Gedung (TABG).
Pasal 6 – Pasal 7
Kriteria kekumuhan ditinjau dari jalan lingkungan:• jaringan jalan lingkungan tidak
melayani seluruh lingkungan perumahan atau permukiman; dan/atau
• kualitas permukaan jalan lingkungan buruk
Pasal 8Kriteria kekumuhan ditinjau dari jalan penyediaan air minum:• Ketidaktersediaan akses aman air
minum; dan/atau• Tidak terpenuhinya kebutuhan air
minum setiap individu sesuai standar yang berlaku
Pasal 9
Bagian Kesatu Kriteria Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Hal - 28
Bab II Kriteria Dan Tipologi Perumahan Kumuh Dan Permukiman Kumuh
Kriteria kekumuhan ditinjau dari drainase lingkungan:• drainase lingkungan tidak mampu mengalirkan limpasan air hujan
sehingga menimbulkan genangan; • ketidaktersediaan drainase; • tidak terhubung dengan sistem drainase perkotaan; • tidak dipelihara sehingga terjadi akumulasi limbah padat dan cair di
dalamnya; dan/atau• kualitas konstruksi drainase lingkungan buruk.
Pasal 10Kriteria kekumuhan ditinjau dari jalan pengelolaan air limbah:• sistem pengelolaan air limbah tidak
sesuai dengan standar teknis yang berlaku; dan/atau
• prasarana dan sarana pengelolaan air limbah tidak memenuhi persyaratan teknis
Pasal 11
Kriteria kekumuhan ditinjau dari pengelolaan persampahan:• prasarana dan sarana persampahan tidak sesuai dengan persyaratan
teknis; • sistem pengelolaan persampahan tidak memenuhi persyaratan teknis;
dan/atau• tidak terpeliharanya sarana dan prasarana pengelolaan persampahan
sehingga terjadi pencemaran lingkungan sekitar oleh sampah, baik sumber air bersih, tanah maupun jaringan drainase.
Pasal 12Kriteria kekumuhan ditinjau dari jalan proteksi kebakaran mencakup ketidaktersediaan :• prasarana proteksi kebakaran; dan/atau• sarana proteksi kebakaran
Pasal 13
Bagian Kesatu Kriteria Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Hal - 29
Bab II Kriteria Dan Tipologi Perumahan Kumuh Dan Permukiman Kumuh
Pasal 14
Bagian Kedua Tipologi Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Tipologi perumahan kumuh dan
permukiman kumuh
merupakan pengelompokan perumahan kumuh dan
permukiman kumuh
berdasarkan letak lokasi
secara geografis.
perumahan kumuh dan permukiman
kumuh di atas air;
perumahan kumuh dan permukiman
kumuh di tepi air;
perumahan kumuh dan permukiman
kumuh di dataran;
perumahan kumuh dan permukiman
kumuh di perbukitan;
perumahan kumuh dan permukiman
kumuh di daerah rawan bencana.
Tipologi perumahan kumuh dan permukiman kumuh
disesuaikan dengan kondisi spesifik di dalam
wilayah Kota Surakarta
Tipologi perumahan kumuh dan permukiman kumuh
harus disesuaikan dengan alokasi peruntukan dalam
rencana tata ruang
Dalam hal rencana tata ruang tidak mengalokasikan
keberadaan tipologi perumahan kumuh dan
permukiman kumuh, maka keberadaannya harus
dipindahkan pada lokasi yang sesuai
Hal - 30
Bab III Pencegahan Tumbuh & Berkembangnya Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh Baru
Bagian Kesatu Umum
Pencegahan terhadap tumbuh dan berkembangnya perumahan kumuh dan permukiman kumuh baru dilaksanakan melalui: • pengawasan dan pengendalian;• pemberdayaan masyarakat.
Pasal 15
Bagian Kedua Pengawasan dan Pengendalian
Paragraf 1 Umum
• Pengawasan dan pengendalian dilakukan atas kesesuaian terhadap:
• perizinan;• standar teknis; dan• kelaikan fungsi.
• Pengawasan dan pengendalian dilaksanakan pada:• tahap perencanaan;• tahap pembangunan; dan • tahap pemanfaatan.
Pasal 16
Hal - 31
Bagian Kedua Pengawasan dan Pengendalian
Paragraf 2 Bentuk Pengawasan dan Pengendalian
Pasal 17 – Pasal 20
Tahap Perencanaan
Tahap Pemba-ngunan
Tahap Pemanfaatan
Dilakukan
atas
kesesuaian
terhadap
Perizinan
Standar
Teknis
Kelaikan
Fungsi
• izin prinsip• izin lokasi• izin pemanfaatan tanah• izin mendirikan bangunan• Izin pemanfaatan ruang• izin lain
• Standar teknis bangunan gedung• Standar teknis jalan lingkungan• Standar teknis air minum• Standar teknis drainase lingkungan• Standar teknis air limbah• Standar teknis persampahan• Standar teknis kebakaran
• Kelayakan bangunan gedung• Kelayakan jalan lingkungan• Kelayakan air minum• Kelayakan drainase lingkungan• Kelayakan air limbah• Kelayakan persampahan• Kelayakan kebakaran
Pengawasan dan
pengendalian dilakukan
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
PENGAWASAN
DAN
PENGENDALIAN
Untuk menjamin:• Kesesuaian dengan RTR• Keterpaduan rencana
pengembangan PSU
Untuk menjamin terpenuhinya:• sistem pelayanan• kuantitas kapasitas• kualitas bahan dan
pelayanan
Untuk menjamin kondisi:• sistem pelayanan,
kuantitas kapasitas & kualitas bahan
• keberfungsian• kerusakan
Bab III Pencegahan Tumbuh & Berkembangnya Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh Baru
Hal - 32
Bagian Kedua Pengawasan dan Pengendalian
Paragraf 3 Tata Cara Pengawasan dan Pengendalian
Pasal 21 – Pasal 24
Tata Cara Pengawasan & Pengendalian
Pemantauan Evaluasi Pelaporan
Langsung Tdk LangsungPengamatan
Langsung pada lokasi
Melalui data & informasi / pengaduan
(Berkala / insidental) menilai kesesuaian terhadap
perizinan pd tahap
perencanaan
standar teknis pada
tahap pemba-ngunan
kelayakan fungsi pada
tahap pemanfaatan
dasar Pemda melaksanakan upaya pencegahan tumbuh
dan berkembangnya perumahan kumuh dan
permukiman kumuh baru sesuai kebutuhan
Bab III Pencegahan Tumbuh & Berkembangnya Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh Baru
Hal - 33
Bagian Ketiga Pemberdayaan Masyarakat
Paragraf 1 Umum
Pasal 25
Pemberdayaan masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf b dilakukan terhadap pemangku kepentingan bidang perumahan dan kawasan permukiman melalui:• pendampingan; dan • pelayanan informasi.
Bab III Pencegahan Tumbuh & Berkembangnya Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh Baru
Hal - 34
Pendampingan
Penyuluhan
dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas
masyarakat melalui pembentukan dan
peningkatan kapasitas kelompok swadaya
masyarakat
kegiatan untuk memberikan informasi dalam meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
masyarakat terkait pencegahan terhadap tumbuh dan berkembangnya perumahan kumuh dan
permukiman kumuh
Pembimbingankegiatan untuk memberikan petunjuk atau
penjelasan mengenai cara untuk mengerjakan kegiatan atau hal terkait pencegahan terhadap
tumbuh dan berkembangnya perumahan kumuh dan permukiman kumuh
Bantuan Tekniskegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah
dan/atau pemerintah daerah untuk memberikan dukungan yang bersifat teknis
BENTUK:• Sosialisasi• Diseminasi
BENTUK:• pembimbingan kepada kelompok masyarakat• pembimbingan kepada masyarakat perorangan• pembimbingan kepada dunia usaha
FISIK: fasilitasi pemeliharaan, perawatan, dan/atau perbaikan:
• bangunan gedung;• jalan lingkungan;• drainase lingkungan;• sarpras air minum;• sarpras air limbah;• sarpras persampahan• sarpras persampahan• sarpras kebakaran
NON FISIK:• fasilitasi penyusunan perencanaan;• fasilitasi penyusunan NSPK;• fasilitasi penguatan kap kelemb;• fasilitasi alternatif pembiayaan; • fasilitasi persiapan pelaksanaan kerjasama pemerintah
swasta.
Bagian Ketiga Pemberdayaan Masyarakat
Paragraf 2 Pendampingan
Pasal 26 – Pasal 30
Bab III Pencegahan Tumbuh & Berkembangnya Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh Baru
Hal - 35
Bagian Ketiga Pemberdayaan Masyarakat
Paragraf 3 Pelayanan Informasi
Pasal 31– Pasal 32
Pelayanan Informasimerupakan kegiatan pelayanan
kepada masyarakat dalam bentuk pemberitaan hal-hal terkait upaya
pencegahan perumahan kumuh dan permukiman kumuh
• rencana tata ruang• penataan bangunan dan lingkungan• perizinan• standar perumahan dan
permukiman
Bab III Pencegahan Tumbuh & Berkembangnya Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh Baru
Hal - 36
Bab IV Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Bagian Kesatu Umum
Pasal 33
Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh
didahului dengan penetapan lokasi dan perencanaan penanganan
Ditindaklanjuti dengan pengelolaan untuk mempertahankan dan menjaga kualitas
perumahan dan permukiman secara berkelanjutan
Peningkatan kualitas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan pada perumahan kumuh dan permukiman kumuh dengan luasan kurang di
bawah 10 Ha yang menjadi kewenangan
pemerintah daerah
Peningkatan kualitas terhadap
perumahan kumuh dan permukiman kumuh dengan
luasan di atas di atas 10 Ha menjadi
kewenangan pemerintah pusat dan pemerintah
provinsi
Hal - 37
Bagian Kedua Penetapan Lokasi
Paragraf 1 Umum
Pasal 34
Penetapan Lokasiwajib didahului proses pendataan yang dilakukan oleh pemerintah daerah dengan melibatkan peran
masyarakat
ditindaklanjuti dengan perencanaan penanganan perumahan kumuh dan permukiman kumuh yang
dilakukan oleh pemerintah daerah dengan melibatkan masyarakat
Bab IV Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Hal - 38
IDENTIFIKASI LOKASI
Identifikasi Kondisi Kekumuhanmenentukan tingkat kekumuhan pada suatu perumahan dan permukiman dengan menemukenali permasalahan bangunan
gedung, sarana dan prasarana pendukungnya.
Identifikasi Satuan Perumahan dan Permukiman
Menentukan batasan atau lingkup entitas perumahan atau permukiman dari setiap lokasi
Identifikasi Legalitas Lahanmenentukan status legalitas lahan pada setiap lokasi
perumahan kumuh dan permukiman kumuh sebagai dasar yang menentukan bentuk penanganan.
Identifikasi Pertimbangan Lainidentifikasi terhadap beberapa hal lain yang bersifat non fisik untuk menentukan skala prioritas penanganan perumahan &
permukiman kumuh.
PROSEDUR PENDATAANdilakukan oleh pemerintah daerah dengan
melibatkan masyarakat
PENILAIAN LOKASI
Kondisi Kekumuhan
Legalitas Lahan
Pertimbangan Lain
LEGALISASI DAFTAR LOKASI
Bagian Kedua Penetapan Lokasi
Paragraf 1 Umum
Pasal 35 – Pasal 41
Bab IV Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Hal - 39
Bagian Kedua Penetapan Lokasi
Paragraf 2 Ketentuan Penetapan Lokasi
Pasal 42 – Pasal 45
• Penetapan lokasi berdasarkan kondisi kekumuhan, aspek legalitas lahan, dan tipologi digunakan sebagai pertimbangan dalam menentukan pola penanganan perumahan kumuh dan permukiman kumuh
• Penetapan lokasi berdasarkan aspek pertimbangan lain digunakan sebagai dasar penentuan prioritas penanganan
Dilengkapi dengan:• tabel daftar lokasi perumahan
kumuh dan permukiman kumuh; dan
• peta sebaran perumahan kumuh dan permukiman kumuh.
Dapat Ditinjau Ulang 1 kali dalam 5 tahun oleh
Pemerintah Daerah
Ditindaklanjuti dengan perencanaan melalui tahap:• persiapan;• survei;• penyusunan data dan fakta;• analisis;• penyusunan konsep penanganan; dan• penyusunan rencana penanganan
Bab IV Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Hal - 40
Pola-Pola Penanganan
dilakukan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya dengan melibatkan peran
masyarakat
Pemugaran Peremajaan Pemukiman Kembali
Pertimbangan Pola-Pola Penanganan Berdasarkan Tipologi Perumahan Kumuh & Permukiman Kumuh
a. Kumuh di atas air memperhatikan karakteristik daya guna, daya dukung, daya
rusak air serta kelestarian air
b. Kumuh di tepi air memperhatikan karakteristik daya dukung tanah tepi air,
pasang surut air serta kelestarian air dan tanah
c. Kumuh di dataran memperhatikan karakteristik daya dukung tanah, jenis tanah,
serta kelestarian tanah.
d. Kumuh di perbukitan memperhatikan karakteristik kelerengan, daya dukung
tanah, jenis tanah serta kelestarian tanah
e. Kumuh di daerah rawan bencana memperhatikan karakteristik kelerengan, daya
dukung tanah, jenis tanah serta kelestarian tanah
Pertimbangan Pola-Pola Penanganan Berdasarkan Kondisi Kekumuhan dan Aspek Legalitas Lahan
a. Kumuh sedang & status lahan legal Peremajaan
b. Kumuh sedang & status lahan tidak legal Pemukiman Kembali
c. Kumuh ringan & status lahan legal Pemugaran
d. Kumuh ringan & status lahan tidak legal Pemukiman Kembali
Bagian Ketiga Pola – pola Penanganan
Paragraf 1 UmumPasal 46 – Pasal 48
Bab IV Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Hal - 41
Bagian Ketiga Pola – pola Penanganan
Paragraf 2 Pemugaran
Pasal 49 – Pasal 50
Dilakukan untuk perbaikan dan/atau pembangunan kembali perumahan dan
permukiman menjadi perumahan dan permukiman yang layak huni.
Merupakan kegiatan perbaikan rumah, prasarana, sarana, dan/atau utilitas umum.
Dilakukan untuk mengembalikan fungsi sebagaimana semula.
Tahap pra konstruksi:a. identifikasi permasalahan & kajian kebutuhan
pemugaran;b. sosialisasi dan rembuk warga pada masyarakat
terdampak;c. pendataan masyarakat terdampak;d. penyusunan rencana pemugaran; dane. musyawarah untuk penyepakatan
Tahap konstruksi:a. proses pelaksanaan fisik pemugaran; danb. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan fisik.
Tahap pasca konstruksi:pemanfaatan; pemeliharaan & perbaikan
Paragraf 3 Peremajaan
Pasal 51 – Pasal 52Dilakukan untuk mewujudkan kondisi rumah,
perumahan, dan permukiman yang lebih baik guna melindungi keselamatan dan keamanan penghuni
dan masyarakat sekitar.Dilakukan melalui pembongkaran dan penataan secara menyeluruh terhadap rumah, prasarana,
sarana, dan/atau utilitas umum
Harus dilakukan dengan terlebih dahulu menyediakan tempat tinggal sementara bagi
masyarakat terdampakTahap pra konstruksi:a. kajian permasalahan & kebutuhan peremajaan;b. penghunian sementara;c. sosialisasi dan rembuk warga terdampak;d. pendataan masyarakat terdampak;e. penyusunan rencana peremajaan; danf. musyawarah dan diskusi penyepakatan.
Tahap konstruksi:a. ganti rugi bagi masyarakat terdampak;b. penghunian sementara masyarakat terdampak;c. pelaksanaan fisik peremajaan; d. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan fisik; dan e. penghunian kembali masyarakat terdampak.
Tahap pasca konstruksi:pemanfaatan; pemeliharaan & perbaikan;
Dilakukan untuk mewujudkan kondisi rumah, perumahan, dan permukiman yang lebih baik guna melindungi keselamatan dan keamanan
penghuni dan masyarakat.
Tahap pra konstruksi:a. kajian pemanfaatan ruang dan/atau kajian legalitas
lahan;b. penghunian sementara;c. sosialisasi dan rembuk warga terdampak;d. pendataan masyarakat terdampak;e. penyusunan rencana pemukiman baru, rencana
pembongkaran pemukiman eksisting dan rencana pelaksanaan pemukiman kembali; dan
f. musyawarah dan diskusi penyepakatan.
Tahap konstruksi:a. ganti rugi bagi masyarakat terdampak;b. proses legalitas lahan pada lokasi baru;c. proses pelaksanaan fisik (pembangunan) baru;d. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan fisik;e. penghunian kembali masyarakat terdampak; danf. pembongkaran pada lokasi pemukiman eksisting.
Tahap pasca konstruksi:pemanfaatan; pemeliharaan & perbaikan
Paragraf 3 Permukiman Kembali
Pasal 53 – Pasal 54
Hal - 42
Pengelolaan terhadap perumahan kumuh dan
permukiman kumuh yang telah ditangani
untuk mempertahankan dan menjaga kualitas
perumahan dan permukiman secara
berkelanjutan
dilakukan melalui pemeliharaan dan perbaikan
dilakukan oleh masyarakat secara swadaya
dapat dilakukan oleh kelompok swadaya masyarakat
dapat difasilitasi oleh pemerintah daerah untuk meningkatkan keswadayaan
masyarakat dalam pengelolaan perumahan dan permukiman layak huni
Fasilitasi dilakukan antara lain dalam bentuk:a. penyediaan dan sosialisasi norma, standar,
pedoman, dan kriteria;
b. pemberian bimbingan, pelatihan/penyuluhan,
supervisi, dan konsultasi;
c. pemberian kemudahan dan/atau bantuan;
d. koordinasi antar pemangku kepentingan secara
periodik atau sesuai kebutuhan;
e. pelaksanaan kajian perumahan dan permukiman;
dan/atau
f. pengembangan sistem informasi dan komunikasi.
Bagian Keempat Pengelolaan
Paragraf 1 Umum
Pasal 55
Bab IV Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Hal - 43
Bagian Keempat Pengelolaan
Paragraf 2 Pemeliharaan
Pasal 56
Paragraf 3 Perbaikan
Pasal 57
dilakukan melalui perawatan dan pemeriksaan secara
berkala
PemeliharaanPemeliharaan rumah wajib dilakukan
oleh setiap orang
Pemeliharaan prasarana, sarana, dan utilitas umum untuk perumahan, dan
permukiman wajib dilakukan oleh pemerintah daerah dan/atau setiap orang
Pemeliharaan sarana dan utilitas umum untuk lingkungan hunian wajib dilakukan
oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan/atau badan hukum
Pemeliharaan prasarana untuk kawasan permukiman wajib dilakukan oleh
pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan/atau badan hukum
dilakukan melalui rehabilitasi atau
pemugaran
Perbaikan
Perbaikan terhadap rumah wajib dilakukan oleh setiap orang
Perbaikan prasarana, sarana, dan utilitas umum untuk perumahan dan
permukiman wajib dilakukan oleh pemerintah daerah dan/atau setiap orang
Perbaikan sarana dan utilitas umum untuk lingkungan hunian wajib dilakukan
oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan/atau setiap orang
Perbaikan prasarana untuk kawasan permukiman wajib dilakukan oleh
pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan/atau badan hukum
Bab IV Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Bab V Penyediaan Tanah
Sesuai kewenangannya, pemerintah daerah bertanggung jawab atas penyediaan tanah dalam peningkatan kualitas perumahan kumuh dan kawasan permukiman kumuh
Ketersediaan tanah termasuk penetapannya di dalam rencana tata ruang wilayah merupakan tanggung jawab pemerintahan daerah
Penyediaan tanah untuk peningkatan kualitas perumahan kumuh dan permukiman kumuh merupakan salah satu pengadaan tanah untuk pembangunan bagi kepentingan umum
Penyediaan tanah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Penyediaan tanah untuk peningkatan kualitas perumahan kumuh dan permukiman kumuh
dapat dilakukan melalui:1. pemberian hak atas tanah terhadap tanah yang langsung dikuasai negara;
2. konsolidasi tanah oleh pemilik tanah;
3. peralihan atau pelepasan hak atas tanah oleh pemilik tanah;
4. pemanfaatan dan pemindahtanganan tanah barang milik negara atau milik daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan/atau
5. pendayagunaan tanah negara bekas tanah terlantar.
Pasal 58 – Pasal 59
Hal - 44
Hal - 45
Bab VI Pendanaan dan Sistem Pembiayaan
Pendanaan dimaksudkan
untuk menjamin
kemudahan pembiayaan
pencegahan dan
peningkatan kualitas
perumahan kumuh dan
permukiman kumuh
Pendanaan merupakan
tanggung jawab
pemerintah daerah
Anggaran Pendapatan Dan
Belanja Negara (APBN)
Anggaran Pendapatan Dan
Belanja Daerah (APBD)
Sumber Dana Lain Yang Sesuai
Dengan Ketentuan Peraturan
Perundang-undangan
Pendanaan dapat
difasilitasi oleh Pemerintah
dan pemerintah provinsi
Sistem pembiayaan yang dibutuhkan dalam rangka pencegahan dan peningkatan kualitas perumahan
kumuh dan permukiman kumuh dirumuskan dalam rencana penanganan yang ditetapkan dalam
peraturan kepala daerah.
Sumber dana
berasal dari
Pasal 60
Hal - 46
Bab VII Tugas dan Kewajiban Pemerintah Daerah
Pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan
permukiman kumuh wajib dilakukan oleh Pemerintah Daerah.
Dalam melaksanakan kewajibannya, pemerintah daerah melakukan koordinasi
dengan Pemerintah, dan Pemerintah Provinsi.
Bagian Kesatu Umum
Pasal 61
Hal - 47
1. merumuskan kebijakan dan strategi kota serta rencana pembangunan kota terkait pencegahan dan peningkatan kualitas perumahan kumuh dan permukiman kumuh
2. melakukan survei dan pendataan skala kota mengenai lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh
3. melakukan pemberdayaan kepada masyarakat
4. melakukan pembangunan kawasan permukiman serta sarana dan prasarana dalam upaya pencegahan dan peningkatan kualitas perumahan kumuh dan permukiman kumuh
5. melakukan pembangunan rumah dan perumahan yang layak huni bagi masyarakat, khususnya masyarakat miskin dan masyarakat berpenghasilan rendah
6. memberikan bantuan sosial dan pemberdayaan terhadap masyarakat miskin dan masyarakat berpenghasilan rendah
7. melakukan penyediaan pertanahan dalam upaya pencegahan dan peningkatan kualitas perumahan kumuh dan permukiman kumuh
Bab VII Tugas dan Kewajiban Pemerintah Daerah
Bagian Kedua Tugas Pemerintah Daerah
Pasal 62
Hal - 48
Kewajiban Dalam Peningkatan Kualitas
• melakukan identifikasi lokasi melalui survei lapangan melibatkan masyarakat
• melakukan penilaian lokasi sesuai kriteria yang telah ditentukan
• melakukan penetapan lokasi melalui keputusan kepala daerah
• melakukan peninjauan ulang terhadap ketetapan lokasi setiap tahun
Kewajiban pada Tahap Penetapan Lokasi
• melakukan perencanaan penanganan
• melakukan sosialisasi dan konsultasi publik hasil perencanaan penanganan
• melaksanakan penanganan pola-pola pemugaran, peremajaan, dan/atau pemukiman kembali
Kewajiban pada Tahap Pola Penanganan
• melakukan pemberdayaan kepada masyarakat untuk membangun partisipasi dalam pengelolaan
• memberikan fasilitasi dalam upaya pembentukan kelompok swadaya masyarakat
• memberikan fasilitasi dan bantuan kepada masyarakat dalam upaya pemeliharaan dan perbaikan
Kewajiban pada Tahap Pengelolaan
Kewajiban Dalam Pencegahan
Melaksanakan pengawasan & pengendalian terhadap kesesuaian:• perizinan pada tahap
perencanaan • standar teknis pada
tahap pembangunan • kelaikan fungsi pada
tahap pemanfaatan
• memberikan pendampingan kepada masyarakat utk meningkatkan kesadaran dan partisipasi
• memberikan pelayanan informasi kepada masy mengenai rencana tata ruang, perizinan dan standar teknis
Kewajiban pada Tahap Pengawasan & Pengendalian
Kewajiban pada Tahap Pemberdayaan
Masyarakat
Kewajiban Pemerintah Daerah
Bagian Ketiga Kewajiban Pemerintah Daerah
Pasal 63 - Pasal 64
Hal - 49
• Pemerintah daerah dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, melakukan koordinasi dengan
pemerintah pusat, dan pemerintah provinsi.
• Koordinasi yang dilakukan oleh pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
• melakukan sinkronisasi kebijakan dan strategi;
• melakukan penyampaian hasil penetapan lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh;
• melakukan sinkronisasi rencana penanganan terhadap perumahan kumuh dan permukiman
kumuh; dan
• memberikan permohonan fasilitasi dan bantuan teknis dalam bentuk pembinaan, perencanaan
dan pembangunan terkait pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh
dan permukiman kumuh
Bab VII Tugas dan Kewajiban Pemerintah Daerah
Bagian Keempat Pola Koordinasi
Pasal 65
Hal - 50
Bab VIII Pola Kemitraan, Peran Masyarakat, Dan Kearifan Lokal
Pola Kemitraan antar pemangku kepentingan
antara Pemerintah dan/atau pemerintah daerah dengan badan usaha milik negara, daerah, atau
swasta
antara Pemerintah dan/atau pemerintah daerah dengan masyarakat
dapat dikembangkan dalam upaya peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh
Bagian Kesatu Pola Kemitraan
Dikembangkan melalui:• perencanaan dan penghimpunan dana tanggung jawab sosial
perusahaan• perencanaan dan pelaksanaan tanggung jawab sosial
perusahaan untuk mendukung pencegahan dan peningkatan kualitas kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh
dikembangkan melalui peningkatan peran masyarakat dalam pencegahan dan peningkatan
kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh
Pasal 66
Hal - 51
PERAN MASYARAKAT PADA TAHAP PENGAWASAN
DAN PENGENDALIAN1. berpartisipasi menjaga kesesuaian perizinan dari bangunan,
perumahan dan permukiman pada tahap perencanaan serta turut
membantu pemerintah daerah dalam pengawasan dan pengendalian
kesesuaian perizinan dari perencanaan bangunan, perumahan dan
permukiman di lingkungannya
2. berpartisipasi menjaga kesesuaian standar teknis dari bangunan,
perumahan dan permukiman pada tahap pembangunan serta turut
membantu pemerintah daerah dalam pengawasan dan pengendalian
kesesuaian standar teknis dari pembangunan bangunan, perumahan
dan permukiman di lingkungannya
3. berpartisipasi menjaga kesesuaian kelaikan fungsi dari bangunan,
perumahan dan permukiman pada tahap pemanfaatan serta turut
membantu pemerintah daerah dalam pengawasan dan pengendalian
kesesuaian kelaikan fungsi dari pemanfaatan bangunan, perumahan
dan permukiman di lingkungannya
PERAN MASYARAKAT PADA TAHAP PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT 1. berpartisipasi dalam berbagai kegiatan penyuluhan, pembimbingan,
dan/atau bantuan teknis yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah
provinsi dan/atau pemerintah daerah untuk meningkatkan kesadaran dan
partisipasi dalam rangka pencegahan terhadap tumbuh dan
berkembangnya perumahan kumuh dan permukiman kumuh
2. memanfaatkan dan turut membantu pelayanan informasi yang diberikan
oleh Pemerintah, pemerintah provinsi dan/atau pemerintah daerah
mengenai rencana tata ruang, perizinan dan standar teknis perumahan
dan permukiman serta pemberitaan hal-hal terkait upaya pencegahan
perumahan kumuh dan permukiman kumuh
Bagian Kedua Peran Masyarakat
Paragraf 1 Peran Masyarakat Dalam Pencegahan
Pasal 67 – Pasal 69
Hal - 52
Pada Tahap pengelolaan
a. berpartisipasi aktif pada berbagai program pemerintah dalam pemeliharaan dan perbaikan;
b. berpartisipasi aktif secara swadaya dan/atau dalam KSM pada upaya pemeliharaan dan perbaikan;
c. menjaga ketertiban dalam pemeliharaan dan perbaikan;
d. mencegah perbuatan yang dapat menghambat atau menghalangi proses pelaksanaan pemeliharaan dan perbaikan; dan/atau
e. melaporkan perbuatan sebagaimana dimaksud pada huruf d, kepada instansi berwenang
Pada Tahap Penetapan & Perencanaan
a. berpartisipasi dalam proses pendataan lokasi, dengan mengikuti survei lapangan dan/ atau memberikan data dan informasi yang dibutuhkan; dan
b. berpartisipasi dalam memberikan pendapat terhadap hasil penetapan lokasi dengan pertimbangan dokumen atau data dan informasi terkait yang telah diberikan
a. berpartisipasi aktif dalam pembahasan yang dilaksanakan pada tahapan perencanaan yang dilakukan oleh pemerintah daerah;
b. memberikan pendapat dan pertimbangan kepada instansi yang berwenang dalam penyusunan rencana;
c. memberikan komitmen dalam mendukung pelaksanaan rencana pada lokasi terkait sesuai dengan kewenangannya; dan/atau
d. menyampaikan pendapat dan pertimbangan terhadap hasil penetapan rencana dengan dasar pertimbangan berupa dokumen atau data dan informasi terkait yang telah diajukan
Tahap Penetapan Lokasi
Tahap Perencanaan Penanganan
Pada Tahap Peningkatan Kualitas
a. berpartisipasi aktif dalam sosialisasi dan rembuk warga;
b. berpartisipasi aktif dalam musyawarah dan diskusi penyepakatan rencana;
c. berpartisipasi dalam pemugaran dan peremajaan;
d. membantu pemerintah daerah dalam upaya penyediaan lahan;
e. membantu menjaga ketertiban dalam pemugaran dan peremajaan;
f. mencegah perbuatan yang dapat menghambat atau menghalangi proses pemugaran dan peremajaan; dan/atau
g. melaporkan perbuatan sebagaimana dimaksud pada huruf f, kepada instansi berwenang
a. berpartisipasi aktif dalam sosialisasi dan rembuk warga;
b. berpartisipasi aktif dalam musyawarah dan diskusi penyepakatan rencana;
c. membantu pemerintah daerah dalam penyediaan lahan;
d. membantu menjaga ketertiban dalam pemukiman kembali;
e. berpartisipasi dalam pemukiman kembali;
f. mencegah perbuatan yang dapat menghambat atau menghalangi proses pemukiman kembali; dan/atau
g. melaporkan perbuatan sebagaimana dimaksud pada huruf d, kepada instansi berwenang.
Tahap Pemugaran dan Peremajaan
Tahap Pemukiman Kembali
Paragraf 2 Peran Masyarakat Dalam Peningkatan Kualitas Pasal 70 – Pasal 73
Hal - 53
Bab VIII Pola Kemitraan, Peran Masyarakat, Dan Kearifan Lokal
• Pelibatan kelompok swadaya masyarakat merupakan upaya untuk mengoptimalkan peran masyarakat dalam peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh.
• Kelompok swadaya masyarakat dibentuk oleh masyarakat secara swadaya atau atas prakarsa pemerintah daerah.
• Pembentukan tidak perlu dilakukan dalam hal sudah terdapat kelompok swadaya masyarakat yang sejenis.
• Pembentukan kelompok swadaya masyarakat disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Bagian Kedua Peran Masyarakat
Pasal 74
Paragraf 3 Kelompok Swadaya Masyarakat
Hal - 54
Kearifan lokal merupakan ketentuan atau norma yang mengandung kebijaksanaan dalam berbagai perikehidupan
masyarakat setempat sebagai warisan turun temurun dari leluhur.
Pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap
perumahan kumuh dan permukiman kumuh yang
dilakukan oleh pemerintah daerah dan setiap orang
Dilakukan dengan mempertimbangkan kearifan
lokal dan tidak bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
Bab VIII Pola Kemitraan, Peran Masyarakat, Dan Kearifan Lokal
Bagian Ketiga Kearifan Lokal
Pasal 75
Hal - 55
Bab IX Sanksi Administratif
1. peringatan tertulis;2. pembatasan kegiatan
pembangunan;3. penghentian sementara atau
penghentian tetap pada pelaksanaan pembangunan;
4. penghentian sementara atau penghentian tetap pada pengelolaan perumahan atau permukiman;
5. penguasaan sementara oleh pemerintah daerah (segel);
6. kewajiban membongkar sendiri bangunan dalam jangka waktu tertentu;
7. pembatasan kegiatan usaha;8. pembekuan izin mendirikan
bangunan;
8. pencabutan izin mendirikan bangunan;
9. pembekuan/pencabutan surat bukti kepemilikan rumah;
10. perintah pembongkaran bangunan rumah;
11. pembekuan izin usaha;12. pencabutan izin usaha;13. pengawasan;14. pembatalan izin;15. kewajiban pemulihan fungsi
lahan dalam jangka waktu tertentu;
16. pencabutan insentif;17. pengenaan denda
administratif; dan/atau18. penutupan lokasi.
SANKSI ADMINISTRATIF
Bagian Kesatu Ketentuan Lain dan Larangan
Pasal 76 – Pasal 78
Paragraf 1 Ketentuan Lain Pasal 79
Paragraf 2 Larangan
• Ketentuan dalam Perencanaan rumah, perumahan dan permukiman serta PSU
• Ketentuan dalam Pembangunan rumah, perumahan dan permukiman serta PSU
• Tahapan Penyelenggaraan Kawasan Permukiman
• dilarang menyelenggarakan pembangunan yang tidak sesuai dengan kriteria, spesifikasi, persyaratan yang diperjanjikan.
• dilarang membangun di luar kawasan peruntukannya.
• dilarang membangun di tempat yang berpotensi dapat menimbulkan bahaya bagi barang ataupun orang.
• pejabat dilarang mengeluarkan izin pembangunan yang tidak sesuai dengan fungsi dan pemanfaatan ruang.
• dilarang menolak atau menghalang-halangi kegiatan pemukiman kembali.
• Badan Hukum dilarang mengalihfungsikan PSU di luar fungsinya.
• Badan hukum yang belum menyelesaikan status hak atas tanah, dilarang menjual satuan permukiman.
• Orang perseorangan dilarang membangun Lisiba.• Badan hukum yang membangun Lisiba dilarang
menjual kaveling tanah matang tanpa rumah.
Bagian Kedua Bentuk Sanksi Administratif
Pasal 80
Pada pasal 78 ayat 2: diubah menjadi Penyelenggaraan kawasan permukiman sebagaimana Pasal 78 ayat (1) harus mematuhi rencana dan izin sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Bab X Ketentuan Pidana
Tidak memenuhi Perda ini Penjara maks 6 bln / Denda maks Rp. 50jt
Bagian Kesatu Ketentuan Pidana Ringan
Membangun perumahan dan/atau permukiman tdk sesuai kriteria, spek, persyaratan, PSU yang dipersyaratkan
Denda maks Rp. 5 M
Membangun perumahan dan/atau permukiman di luar kawasan yang diperuntukan Penjara maks 2 thn / Denda maks Rp. 2 M
Membangun perumahan dan/atau permukiman di tempat yg berpotensi dapat menimbulkan bahaya Penjara maks 1 thn / Denda maks Rp. 50jt
Pejabat dengan sengaja mengeluarkan izin yang tidak sesuai dgn fungsi dan pemanfaatan ruang Penjara maks 5 thn / Denda maks Rp. 5 M
Sengaja menolak atau menghalang-halangi permukiman kembali Penjara maks 1 thn / Denda maks Rp. 100jt
Badan Hukum yang mengalihfungsikan PSU di luar fungsinya Denda maks Rp. 5 M
Pasal 81
Pasal 82 – Pasal 87
Bagian Kedua Ketentuan Pidana Sesuai Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Hal - 56
Hal - 57
Bab XI Ketentuan Penyidikan
• Penyidikan terhadap suatu kasus dilaksanakan setelah diketahui terjadi suatu peristiwa yang diduga merupakan tindak pidana dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman berdasarkan laporan kejadian.
• Penyidikan dugaan tindak pidana dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dilakukan oleh penyidik umum sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 88
Hal - 58
Bab XII Ketentuan Peralihan
• Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka semua ketentuan dan/atau dokumen yang telah ditetapkan atau
dikeluarkan atau diterbitkan sebelum Peraturan Daerah ini ditetapkan, selama masih sesuai dengan Peraturan
Daerah ini dinyatakan tetap berlaku.
• Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka semua ketentuan dan/atau dokumen yang telah ditetapkan atau
dikeluarkan atau diterbitkan sebelum Peraturan Daerah ini ditetapkan, namun bertentangan dan/atau tidak sesuai
dengan Peraturan Daerah ini harus disesuaikan.
Pasal 89
Hal - 59
Bab XIII Ketentuan Penutup
• Peraturan daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.
• Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya
dalam Lembaran Daerah Kabupaten/Kota.
Pasal 90
Hal - 60
Lampiran Perda Kumuh
• LAMPIRAN I - FORMAT ISIAN DAN PROSEDUR PENDATAAN IDENTIFIKASI LOKASI PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN
KUMUH
• I.1. Format Isian Pendataan
• I.2. Prosedur Pendataan
• LAMPIRAN II - FORMULASI PENILAIAN LOKASI DALAM RANGKA PENDATAAN IDENTIFIKASI LOKASI PERUMAHAN KUMUH
DAN PERMUKIMAN KUMUH
• II.1. Formulasi Kriteria, Indikator Dan Parameter
• II.2. Formulasi Penilaian, Berbagai Kemungkinan Klasifikasi Dan Skala Prioritas Penanganan
• LAMPIRAN III - FORMAT KELENGKAPAN PENETAPAN LOKASI PERUMAHAN KUMUH & PERMUKIMAN KUMUH
• III.1. Format Keputusan Kepala Daerah
• III.2. Format Tabel Daftar Lokasi
• III.3. Format Peta Sebaran Lokasi Lokasi