paparan deputi regional bappenas

39
REPUBLIK INDONESIA 1 REPUBLIK INDONESIA KEBIJAKAN BAPPENAS DALAM MEWUJUDKAN SINERGITAS PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DAN DAERAH Deputi Bidang Pengembangan Regional Kementerian PPN/BAPPENAS Jakarta, 6 Desember 2016

Transcript of paparan deputi regional bappenas

Page 1: paparan deputi regional bappenas

REPUBLIK

INDONESIA

1

REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN BAPPENAS DALAM MEWUJUDKAN SINERGITAS PERENCANAAN PEMBANGUNAN

NASIONAL DAN DAERAH

Deputi Bidang Pengembangan Regional

Kementerian PPN/BAPPENAS

Jakarta, 6 Desember 2016

Page 2: paparan deputi regional bappenas

REPUBLIK

INDONESIA

2

REPUBLIK INDONESIA

2

PENDAHULUAN

Page 3: paparan deputi regional bappenas

REPUBLIK

INDONESIA

3

TANTANGAN PEMBANGUNAN DAERAH

3

• Desentralisasi politik dan fiskal saat ini sudah berjalan cukup baik. • Desentralisasi politik pemilihan kepala daerah secara serentak pemberian sebagian kewenangan pusat

kepada daerah untuk dapat melaksanakan pembangunan. • Desentraliasi fiskal peningkatan dana transfer ke daerah serta pengelolaan yang diberikan kepada daerah

untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.

• Desentralisasi ekonomi masih belum sepenuhnya terlaksana secara baik. • Analisis ekonomi belum dilakukan secara baik untuk melihat potensi dan keunggulan daerah. • Pembangunan daerah tidak dapat dikelola secara business as usual. Perlu inovasi daerah baik dari masyarakat

maupun pemimpin daerah. • Kerjasama antar Daerah belum berjalan.

• Peran Perencana sangat diperlukan tidak hanya sebagai penentu arah, namun juga mengatur kecepatan dan kualitas pembangunan. • Pembangunan tidak hanya sebatas pada pengembangan potensi daerah, namun dalam perencanaan juga

mempertimbangkan seberapa cepat suatu pembangunan dapat dilaksanakan serta berkualitas (pembangunan inklusif yaitu menurunkan kemiskinan dan pengangguran serta merata baik secara wilayah maupun individu).

• Memperhitungkan berbagai sumber daya pembangunan. Pembangunan tidak hanya bersumber dari APBD saja, namun juga APBN, Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) serta pembangunan oleh pihak swasta (proyek yang menguntungkan secara ekonomi, finansial serta bisnis)

• Melakukan sinergi perencanaan pusat dan daerah untuk menjamin efektivitas pelaksanaan pembangunan.

Page 4: paparan deputi regional bappenas

REPUBLIK

INDONESIA

4

REPUBLIK INDONESIA

4

AGENDA PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH DALAM NAWA CITA

1. Pengurangan kesenjangan antara KBI dan KTI (Pembangunan bukan Jawa Sentris tapi Indonesia Sentris)

2. Desentralisasi asimetris

3. Penguatan daya saing daerah

4. Peningkatan dana transfer ke pemerintah daerah

5. Peningkatan pelayanan publik

6. Peningkatan tata kelola pemerintahan

7. Peningkatan kapasitas aparatur pemerintahan daerah

Page 5: paparan deputi regional bappenas

REPUBLIK

INDONESIA

5

REPUBLIK INDONESIA

5

KEBIJAKAN MONEY FOLLOW PROGRAM DENGAN PENDEKATAN HOLISTIK-TEMATIK, INTEGRATIF DAN SPASIAL

UNTUK MENCAPAI SASARAN AGENDA PEMBANGUNAN NASIONAL

Page 6: paparan deputi regional bappenas

REPUBLIK

INDONESIA

6

PENDEKATAN SUBSTANSI PERENCANAAN

Sasaran dan Prioritas RPJMN dan RKP adalah Gambaran Tujuan Bernegara dalam jangka menengah dan tahunan yang harus dicapai oleh semua tingkat pemerintahan sesuai dengan tingkat kewenangannya.

Pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran, tingkat kemiskinan, tingkat partisipasi sekolah, tingkat kematian ibu, IPM, dll yang menjadi sasaran prioritas nasional, mustahil bisa dicapai dengan hanya mengandalkan SDM dan Anggaran dari Kementerian/Lembaga di pusat saja. Partisipasi Pemerintah Provinsi, Kabupaten, dan Kota mutlak diperlukan.

Dalam kerangka pencapaian tujuan bernegara tsb, maka :

o Sasaran Prioritas Pembangunan Nasional harus dijabarkan ke semua tingkat pemerintahan sesuai dengan kewenangan.

o Kebijakan anggaran belanja yang dilakukan tidak berdasarkan money follow function, tetapi money follow program.

o Pendekatan perencanaan disusun secara Holistik-Tematik, Integratif dan Spasial.

o Pendekatan penentuan Prioritas Nasional/Daerah, Program Prioritas dan Kegiatan Prioritas Nasional/Daerah dilaksanakan melalui forum-forum Multilateral Meeting, Bilateral Meeting atau Forum SKPD.

Page 7: paparan deputi regional bappenas

REPUBLIK

INDONESIA

7

MONEY FOLLOW PROGRAM SERTA PENDEKATAN HOLISTIK-TEMATIK, INTEGRATIF DAN SPASIAL (1/2)

7

Mengganti pendekatan money follow function menjadi money follow program

Pendanaan langsung mengarah pada kegiatan, sasaran hingga lokus tertentu

Pendanaan meliputi tidak hanya belanja K/L, namun juga Non K/L, Transfer Daerah dan Dana Desa, Pembiayaan BUMN dan KPBU

HOLISTIK TEMATIK

TER INTEGRASI SPASIAL

Penanganan secara menyeluruh dan

terfokus pada kegiatan yang relevan

dengan pencapaian tujuan program

prioritas

Keterpaduan seluruh kegiatan

yang saling memperkuat dan

selaras dalam mencapai

sasaran prioritas nasional

Kegiatan prioritas direncanakan

berdasarkan data dan informasi

yang baik serta lokasi yang jelas

sehingga memudahkan proses

integrasi dan pemantauan

kegiatan di lapangan.

SEBARAN WILAYAH KEGIATAN PRIORITAS

PROGRAM PRIORITAS

PENGAMANAN PRIORITAS DAN INTEGRASI KEBIJAKAN MELALUI MONEY FOLLOW PROGRAM

Page 8: paparan deputi regional bappenas

REPUBLIK

INDONESIA

8

URAIAN MONEY FOLLOW FUNCTION MONEY FOLLOW PROGRAM

Perencanaan

Alokasi

Dimulai dari identifikasi

kebutuhan unit/K/L:

Pelaksanaan tusi

Dukungan pada prioritas

Dimulai dari penentuan

program prioritas untuk

diturunkan pada unit/K/L

yang terkait

Realokasi

anggaran

Kaku karena sekat organisasi

dengan sasarannya masing-

masing

Lebih mudah dilakukan

karena di arahkan untuk

pencapaian sasaran program

Pelaksanaan

anggaran

Penanggung jawab ada di

masing-masing unit

Berpotensi tidak terintegrasi

satu sama lainnya

(kebijakan, indikasi lokasi -

spasial maupun urutan

pembangunan)

Kebijakan kebih mudah

diintegrasikan karena

kontrol pada program

prioritas

Dapat ditunjuk

penanggung jawab

kegiatan yang bersifat

lintas unit

IMPLEMETASI MONEY FOLLOW PROGRAM DI PAGU INDIKATIF 2017

• Terjadi realokasi antar K/L untuk mengamankan prioritas dan pemenuhan amanat perundangan

• Dari keseluruahan 87 K/L, 20 K/L mengalami kenaikan belanja Non Operasionalnya, sedangkan 59 K/L mengalami penurunan di banding APBN 2016

CONTOH KASUS : PEMBANGUNAN PROYEK BENDUNGAN

JATI GEDE

Rencana awal pembangunan (2008) melibatkan 6 K/L

sesuai dengan berdasarkan tusi dan input yang diberikan

(pendekatan tusi K/L) .

Pembangunan mengalami keterlambatan akibat setiap

K/L diluar Kem PU PERA tidak melaksanakan kegiatannya.

Pada tahun 2015 dilakukan perubahan rencana, Kemen

PU & PERA diberikan kewenangan tidak hanya

pembangunan infrastruktur waduk namun juga

resettlement (pendekatan program)

Proyek diresmikan tahun 2015

MONEY FOLLOW PROGRAM SERTA PENDEKATAN HOLISTIK-TEMATIK, INTEGRATIF DAN SPASIAL (2/2)

Page 9: paparan deputi regional bappenas

REPUBLIK

INDONESIA

9

KONSEKUENSI PENDEKATAN PERENCANAAN HOLISTIK-TEMATIK, INTEGRATIF, DAN SPASIAL

PENDEKATAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Holistik - Tematik Terintegrasi Spasial

KONSEKUENSI PENDEKATAN PERENCANAAN

Kejelasan Pelaksana Kegiatan

• Siapa berbuat apa (K/L, BUMN, Pemda, Swasta) • Memiliki indikator yang jelas dan terukur • Tahapan kegiatan prioritas

Sasaran Pembangunan

•Fokus pada pencapaian prioritas nasional

Arah Kebijakan

•Kebijakan menyeluruh setiap prioritas nasional •Mainstreaming Revolusi

Mental dalam arah kebijakan prioritas nasional

Kejelasan Sumber Pembiayaan

• Belanja K/L, Belanja Non-K/L, Transfer Daerah, PMN, dan KPS

• Kebijakan baru alokasi DAK

Kerangka Regulasi Kerangka Kelembagaan

1. Memberikan kemudahan dan mengurangi beban masyarakat

2. Mendorong potensi kreatif 3. Mendorong efektivitas dan efisiensi 4. Memiliki nilai tambah atau insentif

1. Tidak ada tumpang tindih fungsi/kewenangan

2. Tata kelola dan hubungan kerja yang sinergis antarfungsi/kewenangan

3. Tersedianya ASN yang profesional 4. Memberikan daya ungkit terhadap

pencapaian hasil

PROSES PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Multilateral Meeting

Bilateral Meeting

Musrenbang Kab/Kota, Provinsi, Nasional

Trilateral Meeting

(Dukungan sistem informasi: e-Musrenbang, SIMU, e-Planning, dst)

1.Setiap kegiatan memiliki lokasi yang jelas (koordinat)

2.Keterkaitan lokasi dalam mencapai sasaran program prioritas (waduk-irigasi-sawah, KEK-jalan-pelabuhan-listrik)

3.Distribusi kegiatan antarwilayah

Kerangka Kewilayahan

Page 10: paparan deputi regional bappenas

REPUBLIK

INDONESIA

10

REPUBLIK INDONESIA

10

PENYELARASAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Page 11: paparan deputi regional bappenas

REPUBLIK

INDONESIA

11

TUJUAN DAN SASARAN PENYELARASAN

Tujuan:

1. Menjamin sinergitas sasaran pokok pembangunan dan arah kebijakan pembangunan yang tertuang dalam RPJMN menjadi prioritas dalam RPJMD terkait;

2. Harmonisasi hubungan pusat-daerah dan antar daerah dalam rangka upaya pencapaian sasaran pokok pembangunan nasional;

3. Optimalisasi penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan;

4. Penyesuaian alokasi anggaran pembangunan pusat dan daerah;

5. Optimalisasi potensi dan keanekaragaman daerah.

Sasaran: • Tersusunnya kertas kerja penyelarasan tentang isu strategis, visi, misi, tujuan, sasaran, strategi,

arah kebijakan, dan program pembangunan di dalam RPJMD yang selaras dengan RPJMN 2015-2019 yang dituangkan pada Form Penyelarasan;

• Tersusunnya butir-butir dukungan Pemerintah Daerah berupa alokasi anggaran berdasarkan penyelarasan indikator dalam Pencapaian Target Prioritas Nasional sesuai kewenangannya dan dituangkan pada Form Usulan Dukungan Penyelarasan.

• Tersusunnya butir-butir dukungan Pemerintah Pusat dalam rencana pencapaian Visi dan Misi Kepala Daerah.

Page 12: paparan deputi regional bappenas

REPUBLIK

INDONESIA

12

VISI

MISI

NAWACITA

DIMENSI PEMBANGUNAN

+ Faktor Pendukung

Pertumbuhan Ekonomi

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

PROGRAM PRIORITAS

KEGIATAN PRIORITAS

PROGRAM & KEGIATAN KL dan

URUSAN PEMERINTAHAN SKPD

MULTILATERAL

MEETING

BILATERAL MEETING

PENYEDERHANAAN

NOMENKLATUR

DOMAIN POLITIK

(GIVEN)

DOMAIN

PERENCANAAN

DOMAIN PELAKSANAAN

MONEY

FOLLOW

PROGRAM

PENDEKATAN PENYUSUNAN PERENCANAAN NASIONAL

Page 13: paparan deputi regional bappenas

REPUBLIK

INDONESIA

13

PENDEKATAN PENYUSUNAN PERENCANAAN DAERAH

VISI

MISI

PROGRAM KDH

TUJUAN DAN SASARAN

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Program dan Kegiatan Perangkat Daerah dan Lintas Perangkat Daerah

MULTILATERAL

MEETING

BILATERAL MEETING

PENYEDERHANAAN

NOMENKLATUR

DOMAIN POLITIK

(GIVEN)

DOMAIN PERENCANAAN

DOMAIN PELAKSANAAN

MONEY

FOLLOW

PROGRAM

PROGRAM PRIORITAS

KEGIATAN PRIORITAS

Page 14: paparan deputi regional bappenas

REPUBLIK

INDONESIA

14

PENDEKATAN PENYELARASAN PERENCANAAN NASIONAL DAN DAERAH

TUJUAN & SASARAN

STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN

PROGRAM PRIORITAS

URUSAN PEMERINTAHAN

serta PROGRAM DAN KEGIATAN PERANGKAT DAERAH

MULTILATERAL

MEETING/FORUM

PERANGKAT DAERAH

BILATERAL MEETING/

FORUM PERANGKAT

DAERAH

PENYEDERHANAAN

NOMENKLATUR

DOMAIN PERENCANAAN

DOMAIN PELAKSANAAN

MONEY

FOLLOW

PROGRAMKEGIATAN PRIORITAS

VISI

MISI

NAWACITA

DIMENSI PEMBANGUNAN

Kondisi Perlu + Faktor

Pendukung Pertumbuhan

Ekonomi

STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN

PROGRAM PRIORITAS

PROGRAM & KEGIATAN

Kementerian/Lembaga

KEGIATAN PRIORITAS

MULTILATERAL

MEETING

BILATERAL MEETING

NasionalDaerah

DOMAIN POLITIK (GIVEN)

VISI

MISI

PROGRAM KDH

DOMAIN POLITIK (GIVEN)

Page 15: paparan deputi regional bappenas

REPUBLIK

INDONESIA

15

Secara substansional penyelarasan RPJMD dengan RPJMN 2015-2019 terbagi dalam beberapa strategi, yaitu;

1. Penyelarasan Isu Strategis Pembangunan Daerah;

2. Penyelarasan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan Daerah;

3. Penyelarasan Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Daerah;

4. Penyelarasan Program Prioritas Pembangunan Daerah;

5. Penyelarasan Kerangka Pendanaan Program Pembangunan Daerah;

6. Penyelarasan Indikasi Lokasi Pelaksanaan Kegiatan Strategis Nasional di Daerah.

STRATEGI PENYELARASAN RPJMD DENGAN RPJMN 2015-2019

Page 16: paparan deputi regional bappenas

REPUBLIK

INDONESIA

16

REPUBLIK INDONESIA

16

PENAJAMAN SUBSTANSI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

Page 17: paparan deputi regional bappenas

17

REPUBLIK INDONESIA

17

FOKUS PEMBANGUNAN 2018

TEMA RENCANA KERJA PEMERINTAH 2018 : “Memacu Investasi dan Memantapkan Pembangunan Infrastruktur Untuk Percepatan Pertumbuhan Ekonomi

Yang Berkualitas”

17

Upaya Menjaga Pertumbuhan Ekonomi 2017 dan Mendorong Pertumbuhan Ekonomi 2018

• Memperbaiki Kualitas Belanja. • Peningkatan iklim usaha dan iklim investasi yang lebih kondusif • Peningkatan daya saing dan nilai tambah industri • Peningkatan peran swasta dalam pembiayaan dan pembangunan

infrastruktur

Memprioritaskan Belanja Pemerintah Untuk Pencapaian Sasaran Prioritas Nasional

melalui penyusunan program/kegiatan prioritas K/L

dilakukan dengan pendekatan Money Follow Program yang bersifat Holistik, Tematik, Integratif dan Spasial

Kebijakan Money Follow Program dan Pendekatan Holistik, Tematik, Integratif dan Spasial

I. INTEGRASI SUBSTANSI

(Hulu-Hilir/Holistik)

II. INTEGRASI SPASIAL

(Keterkaitan kegiatan dalam suatu lokasi)

III. PEMBAGIAN KEWENANGAN (Kerangka Kelembagaan)

(antar K/L, Provinsi, Kab/Kota)

IV. PEMBAGIAN SUMBER PENDANAAN (Kerangka Pendanaan)

(K/L, APBD, DAK, Pembiayaan Investasi, KPBU)

Page 18: paparan deputi regional bappenas

REPUBLIK

INDONESIA

18

PENDEKATAN PENYUSUNAN RKP : PENAJAMAN SUBSTANSI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

SASA

RA

N Y

AN

G I

NG

IN D

ITU

JU

ME

LA

LU

I P

EN

DE

KA

TA

N H

ITS

I. INTEGRASI SUBSTANSI

(Hulu-Hilir/Holistik)

II. INTEGRASI SPASIAL

(Keterkaitan kegiatan dalam suatu lokasi)

III. PEMBAGIAN KEWENANGAN (Kerangka Kelembagaan)

(antar K/L, Provinsi, Kab/Kota)

IV. PEMBAGIAN SUMBER PENDANAAN (Kerangka Pendanaan)

(K/L, APBD, DAK, PNM, KPS)

Holistik, Integratif, Tematik

Spasial

dan

Pendekatan Substansi Perencanaan “HITS”

Page 19: paparan deputi regional bappenas

REPUBLIK

INDONESIA

19

REPUBLIK

INDONESIA

19

I. INTEGRASI SUBSTANSI: Pengertian

Tahap Persiapan/Perencanaan

Tahap Pelaksanaan Tahap

Pengembangan/Monev

Penetapan Kegiatan di setiap tahapan Penetapan Sasaran di setiap tahapan Penetapan Indikator di setiap tahapan

Hulu Hilir

Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah 2017

Yang telah dilakukan : • Menterjemahkan Nawacita ke dalam Strategi Pembangunan

(Dimensi Pembangunan, Kondisi Perlu dan Faktor Pendorong Pertumbuhan Ekonomi)

• Menjabarkan strategi pembangunan ke dalam Prioritas Nasional • Implementasi Arahan Money Follow Program pendekatan “HITS” • Menterjemahkan Prioritas Nasional ke dalam Program

Prioritas beserta sasarannya • Menterjemahkan Program Prioritas ke dalam Kegiatan

Prioritas beserta sasarannya dan Penanggungjawabnya. • Memetakan lokasi pelaksanaan pembangunan.

Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah 2018

Yang perlu dilakukan: • Melakukan “integrasi substansi “ yaitu melakukan penajaman tema atau

topik prioritas nasional pembangunan lebih terstruktur dan komprehensif.

• Integrasi Substansi tema atau topik prioritas nasional secara holisik/komprehensif dari hulu ke hilir

• “Intergrasi substansi” memetakan ke dalam tahapan persiapan/perencanaan, pelaksanaan dan tahapan pengembangan.

• “Integrasi substansi” menjadi penting untuk dapat memastikan tahapan persiapan telah berjalan dengan baik sebelum tahapan pelaksanaan. Serta memastikan tahap persiapan dan pelaksanaan telah berjalan dengan baik sebelum tahap pengembangan.

• Menetapkan kegiatan, sasaran dan indikator di setiap kegiatan.

Page 20: paparan deputi regional bappenas

REPUBLIK

INDONESIA

20

REPUBLIK

INDONESIA

20

I. INTEGRASI SUBSTANSI: Contoh 1 PN: Kedaulatan Pangan, Program Prioritas: Peningkatan Produksi Pangan

Tahapan Persiapan/Perencanaan :

Tahapan Pelaksanaan

Tahapan Pengembangan

1

Perbaikan statistik (data dan informasi) Pertanian (Badan Pusat Statistik, Kemen. Pertanian, dan Badan Informasi Geospasial)

2

Pengendalian konversi lahan padi dan sertifikasi Lahan (PRONA) - Sertifikasi tanah

pertanian - Informasi

Geospasial Tematik (IGT) luas baku sawah. (Kemen ATR, Kemen. Pertanian, BIG, Pemda)

3

Pencetakan sawah baru dan Perluasan areal pangan lain (Kemen. Pertanian, Kemen LHK, Pemerintah Daerah)

a b

Survey Calon Petani Calon Lokasi - Calon lokasi tidak tumpang tindih dengan program/ proyek lain dan atau program/proyek sejenis di tahun sebelumnya. - Petani ada dan berdomisili

di desa calon lokasi atau berdekatan dengan calon lokasi serta berkeinginan

untuk bersawah.

Pencadangan Lahan Hutan Untuk Pertanian - Air tersedia

cukup untuk menjamin pertumbuhan padi sekurang- kurangnya satu kali dalam setahun.

4

Rehabilitas dan Perluasan Jaringan Irigasi Rehabilitasi DAS Hulu, Pembangunan Waduk dan Embung - Jaringan irigasi/drainase

sudah dibangun atau akan dibangun yang selesainya bersamaan dengan selesainya sawah

dicetak kecuali sawah tadah hujan. (Kementan, Kemen.PU dan Pera, Pemerintah Daerah)

Pelaksanaan cetak sawah - pencetakan sawah

baru, ditujukan untuk peningkatan produksi padi. (Kemen. Pertanian, Pemda)

d

Optimasi dan Pemulihan Kesuburan Lahan - Pemanfaatan

lahan rawa/gambut

- Pemanfaatan lahan di bawah tegakan hutan

- Teknologi kesuburan lahan.

(Kemen. Pertanian, Kemen LHK, BPPT)

5 6 8

c

Informasi Iklim (BMKG)

Teknologi peningkatan Produktivitas Pertanian - Intensifikasi

padi - Penanaman

Padi organik - Desa pertanian

Organik (Kemen. Pertanian, LAPAN, BPPT, BATAN, LIPI)

9

Peningkatan Pengetahuan dan Ketrampilan Pertanian - Pelatihan

Pertanian Perdesaan

- Penyuluhan pertanian

- SMK Pertanian (Kemen. Pertanian, Kemen Diknas, Pemda)

Tahapan Perencanaan Cetak Sawah Baru

Bantuan alat dan mesin pertanian - Penyaluran

alat pertanian

(Kemen. Pertanian)

7

Reformasi subsidi pupuk dan benih serta Pengembangan Desa Mandiri Benih - Jumlah pupuk

bersubsidi yang disalurkan

- Desa Mandiri Benih

(KSP, Kemen. Keuangan Kemen. Pertanian)

Hulu Hilir

Hulu Hilir

Page 21: paparan deputi regional bappenas

REPUBLIK

INDONESIA

21

PENJABARAN INTEGRASI SUBSTANSI: HULU-HILIR KEGIATAN PRIORITAS KEDALAM KEGIATAN KEMENTERIAN/LEMBAGA

(WHO DOING WHAT?) (1/2) T A H A P A N P E R S I A P A N / P E R E N C A N A A N

Perbaikan statistik (data & informasi)

Pertanian

Survey Calon Petani Calon Lokasi

Pencadangan Lahan Hutan

Untuk Pertanian

Optimasi dan Pemulihan

Kesuburan Lahan

Informasi Iklim Pengendalian konversi lahan padi dan sertifikasi

lahan -PRONA

Kementerian/Lembaga

Sasaran Kegiatan

Indikator Kegiatan (penentuan

indikator utama adalah indikator yang mendukung Agenda Nawa Cita (indikator sasaran

umum))

• Badan Pusat Statistik, Kementerian Pertanian dan Badan Informasi Geospasial

• Kementerian Pertanian

• Kementerian LH dan Kehutanan

• Kemen. Pertanian, Kemen LHK, BPPT)

• Kemen Agraria dan Tata Ruang , Kemen. Pertanian, Badan Informasi Geospasial, Pemda

• Luas lahan potensi cetak sawah baru (Ha)

Indikator utama : • Jumlah penetapan

dan desain lokasi yang layak untuk cetak sawah baru dengan pertimbangan lokasi dan adanya petani per Provinsi (Jumlah Provinsi)

• pemanfaatan dan pencadangan sumber daya alam (potensi jasa regulator air dan jasa penyimpan air)

Indikator utama : • Peta Daya Dukung

Daya Tampung Lingkungan Hidup per Provinsi (Jumlah peta)

• Pra sertifikasi lahan tanah pertanian kepada petani

Indikator utama : • Jumlah sertifikasi lahan

pertanian (ribu persil) Indikator pendukung: • Jumlah review audit

lahan (dok) • Verifikasi luas baku

lahan sawah provinsi (Jumlah Provinsi)

• Informasi iklim yang akurat untuk mendukung pertanian.

Indikator utama : • Model perkiraan

iklim dengan resolusi 10 km (jumlah model)

• Layanan informasi iklim per provinsi dengan tingkat akurasi 65%-75% (Jumlah Provinsi)

- Pembangunan waduk/bendungan, embung, jaringan irigasi serta rehabilitasi jaringan irigasi dan irigasi tersier untuk mendukung sasaran kedaulatan pangan

Indikator utama : • Pembangunan waduk

/bendungan (jumlah waduk) • Rehabilitasi dan

pembangunan jaringan itigasi tersier (Ha)

• Pembangunan jaringan irigasi baru (Ha)

• Pembangunan embung (Ha) • Rehabilitasi jaringan irigasi

(Ha)

• Satu referensi data dan peta untuk perencanaan di bidang pertanian (one data dan one map policies)

Indikator utama : • Data produksi sawah

dan pangan lainnya per provinsi (Ton)

• Peta potensi cetak sawah per Provinsi. (peta Provinsi)

Indikator Pendukung : • Data lainnya di

bidang pertanian (fokus statistik produksi, konsumsi, harga, usaha tani)

TAHAPAN PELAKSANAAN

Rehabilitas dan Perluasan Jaringan Irigasi Rehabilitasi DAS Hulu,

Pembangunan Waduk dan Embung

• BMKG • Kementan, Kemen.PU dan Pera, Pemerintah Daerah

Indikator utama : • Luas Pemanfaatan

lahan rawa/gambut (Ha)

• Luas Pemanfaatan lahan di bawah tegakan hutan (Ha)

• Teknologi kesuburan lahan (Unit)

• Pemanfaatan lahan rawa/gambut

• Pemanfaatan lahan di bawah tegakan hutan

• Teknologi kesuburan lahan.

KEGIATAN PRIORITAS

CONTOH

Upaya pencapaian swasembada dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu 1) intensifikasi dengan peningkatan Indeks Pertanaman (IP), provitas sawah-sawah eksisting; dan 2) penambahan baku lahan sawah (cetak sawah baru)

Bagian tahapan dengan background warna biru merupakan tahapan yang dilakukan apabila peningkatan produksi padi dan pangan lainnya dilakukan melalui penambahan baku lahan sawah (cetak sawah baru).

Pencetakan sawah baru dan Perluasan areal pangan lain

pelaksanaan cetak

sawah baru

Page 22: paparan deputi regional bappenas

REPUBLIK

INDONESIA

22

PENJABARAN INTEGRASI SUBSTANSI: HULU-HILIR KEGIATAN PRIORITAS KEDALAM KEGIATAN KEMENTERIAN/LEMBAGA

(WHO DOING WHAT?) (2/2)

Bantuan alat dan mesin pertanian

Reformasi subsidi pupuk dan benih serta Pengembangan Desa

Mandiri Benih

Peningkatan Pengetahuan dan Ketrampilan Pertanian

Teknologi peningkatan Produktivitas Pertanian

Kementerian/Lembaga

Sasaran Kegiatan

Indikator Kegiatan (penentuan

indikator utama adalah indikator yang mendukung Agenda Nawa Cita (indikator sasaran

umum))

• Kementerian pertanian

• Kementerian keuangan, KSP, Kementerian Pertanian

• Kemen. Pertanian, Kemen Diknas, Pemda

• Kemen. Pertanian, LAPAN, BPPT, BATAN, LIPI

• Tersalurkannya subsidi pupuk dan benih pertanian untuk mendukung peningkatan produksi padi dan pangan lainnya.

• Terbangunnya Desa Mandiri Benih

Indikator utama : • Jumlah pupuk dan benih yang

tersalurkan (ton) • Jumlah Desa MandiriBenih

(desa)

• Penerapan teknologi tepat guna pertanian untnuk meningkatkan produktivitas pertanian.

Indikator utama : • Jumlah penanaman padi

organik (Ha) • Intensifikasi padi dan

pangan lainnya (Ha) • Jumlah desa pertanian

organik (desa)

• Tersedianya alat pertanian untuk mendukung peningkatan produksi padi dan pangan lainnya.

Indikator utama : • Jumlah alat

pertanian yang disalurkan (unit)

TAHAPAN PELAKSANAAN

Indikator utama : • Jumlah Sertifikasi profesi di

bidang pertanian (jumlah orang)

• Jumlah Penyelenggaraan penyuluhan di bidang pertanian (Unit Badan Penyuluhan Pertanian di Kecamatan)

• Bantuan Praktek di Bidang Pertanian untuk SMK Pertanian (jumlah siswa)

• Meningkatnya ketrampilan dan pengetahuan petani di bidang pertanian

KEGIATAN PRIORITAS

CONTOH

Tujuan Integrasi Substansi adalah untuk melihat keterpaduan dan keterhubungan dilihat dari: • Kegiatan (Keterkaitan satu kegiatan dgn kegiatan lainnya (dari hulu sampai dengan hilir) • Sasaran (Sasaran yang saling mendukung antar kegiatan. Pencapaian sasaran pada tahapan sebelumnya menjadi dasar pelaksanaan kegiatan

selanjutnya untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan). • Indikator (Indikator yang jelas dan terukur)

TAHAPAN PENGEMBANGAN What Next ?

Integrasi substansi juga dilakukan dengan Program Prioritas lainnya di Kedaulatan Pangan : 1. Peningkatan Mutu Pangan, Kualitas Konsumsi Pangan

dan Gizi Masyarakat. {Misal : Integrasi dengan Tahap Pengembangan}

2. Kelancaran Distribusi Pangan dan Akses Pangan Masyarakat. {Misal : Integrasi dengan Tahap Pelaksanaan}

3. Penanganan Gangguan terhadap Produksi Pangan. {Misal : Integrasi dengan Tahap Pengembangan}

Penetapan secara spasial (Provinsi/Kabupaten /Kota) sebagai lokasi peningkatan produksi padi dan pangan lainnya serta sasaran utama dan sasaran perkegiatan. Contoh : Kedaulatan Pangan Provinsi Sumatera Selatan Sasaran Utama/Umum : Peningkatan Produksi Padi : 12,8 juta ton Pembangunan Waduk/Bendungan Waduk Komering II Sasaran Kegiatan : Cetak Sawah Baru : 13,700 Ha sawah baru Desa Mandiri Benih : 125 desa mandiri benih Bantuan praktek pertanian : 521 siswa SMK Pertanian dan seterusnya.

Page 23: paparan deputi regional bappenas

REPUBLIK

INDONESIA

23

REPUBLIK

INDONESIA

23

II. INTEGRASI SPASIAL: Kesiapan secara Spasial

Jasa ekosistem penyedia dan penyimpan air bernilai tinggi dicirikan

dan terdistribusi pada

kondisi ekoregion yang mempunyai morfologi dataran dengan hasil

pembentukan bumi

yang dipengaruhi oleh proses bekerjanya sungai dan solusional-

karst yaitu Dataran Fluvial dan

Dataran dan Perbukitan Solusional Karst dengan tutupan kondisi

lahan adalah sawah dan hutan lahan kering

Peta Indikasi Jasa Ekosistem Tinggi Ekoregion Jawa

Jasa ekosistem pengatur tata air

dan pengendali

banjir bernilai tinggi dicirikan dan

terdistribusi pada

kondisi ekoregion bermorfologi

pegunungan dan

perbukitan dengan hasil

pembentukan bumi yang

dipengaruhi oleh proses

pembentukan gunungapi

yaitu Pegunungan Vulkanik dan

Perbukitan Vulkanik

dengan kondisi tutupan lahan

adalah hutan lahan kering

Page 24: paparan deputi regional bappenas

REPUBLIK

INDONESIA

24

REPUBLIK

INDONESIA

24

II. INTEGRASI SPASIAL: Keterkaitan Fungsional Lokasi dari Kegiatan dan Sasaran

Tujuan Integrasi Spasial

• Menjabarkan sasaran nasional ke daerah (Provinsi, Kabupaten dan Kota).

• Memastikan seluruh proses tahapan yang telah disusun dari hulu ke hilir terlaksana di setiap lokasi (khususnya daerah yang menjadi lokasi cetak sawah baru).

• Jika ada satu tahapan yang terlewatkan di daerah lokasi cetak sawah baru, maka akan lebih mudah diketahui sehingga beberapa permasalahan dapat dihindari, misalnya : • Dilakukannya pembangunan waduk atau bendungan,

sementara di lokasi tersebut tidak ada rencana pengembangan sawah (tidak memiliki potensi jasa regulator air dan jasa penyimpan air atau tidak ada calon petani).

• Peningkatan penyaluran alat pertanian dan subsidi benih, sementara di lokasi tersebut pembangunan bendungan/waduk dialihkan, ditunda atau belumm selesai dibangun.

• Sementara daerah yang bukan lokasi cetak sawah baru hanya perlu dipastikan pelaksanaan kegiatan pada tahapan-tahapan berikutnya.

Sawah dan Ladang

Pertanian Lainnya

Provinsi DI Yogyakarta

Sawah yang jaringan irigasi tersiernya dibangun/direhabilitasi 3500 Ha

Bidang tanah petani yang di prasertifikasi dan pascasertifikasi 2000 Ha

Review hasil audit lahan pertanian 5 Review

Bantuan Alat dan Mesin Pertanian 527 Unit

Pupuk Bersubsidi yang disalurkan 91850 Pupuk

Gunung Kidul

Cetaki Sawah Baru

Cetak Sawah Baru 50 Ha

Kulon Progo

Rehabilitasi Jaringan Irigasi

D.I. Kalibawang 350 Ha

Sleman

Rehabilitasi Jaringan Irigasi

D.I. Kalibawang 350 Ha

Page 25: paparan deputi regional bappenas

REPUBLIK

INDONESIA

25

REPUBLIK

INDONESIA

25

III. PEMBAGIAN KEWENANGAN Pembagian Kewenangan: Kedaulatan Pangan, Program Prioritas Peningkatan Produksi Padi

Sasaran/ Kewenangan

Pusat

Provinsi

Kab/Kota

Pangan (Pembangunan dan

Rehab Irigasi)

> 3000 ha

1000-3000 ha

<1000 ha

Kawasan Industri/KEK

Jalan Nasional, Bandara,

Pelabuhan, KA

Jalan Provinsi, SMK

Jalan Kabupaten, Tanah, Badan

Pengelola

Kesehatan (Hidup Sehat)

Kebijakan Antar K/L

Perda Anti Rokok

Lapangan OR, Taman-Taman

Banyak Sasaran dalam RPJMN 2015-2019 untuk pencapaiannya melibatkan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kab/Kota sesuai dengan kewenangannya.

Page 26: paparan deputi regional bappenas

REPUBLIK

INDONESIA

26

REPUBLIK

INDONESIA

26

III. PEMBAGIAN SUMBER PENDANAAN (Belanja K/L, APBD, Transfer Daerah, PNM, KPS, Swasta)

• Sesuai dengan Kewenangan akan berimplikasi pada sumber pendanaan.

• Kekurangan Pendanaan bagi Daerah bisa diusulkan melalui Dana Transfer Daerah (DAK)

• Bisa juga dilakukan dengan kerjasama dengan swasta (KPS)

• Memberikan tambahan modal ke BUMN/BUMD

Target RPJMN 2015-2019: Rehabilitasi 3 juta hektar jaringan irigasi. Target RKP 2017: Rehabilitasi 639,700 hektar. Kebutuhan Rehabilitasi Irigasi Kewenangan Kabupaten 2017

Rehabilitasi Irigasi Kewenangan Kabupaten 2.343 ha = Rp. 45.665,64 juta Kemampuan Pendanaan APBD = Rp. 25.000,00 juta

Rp. 20.665,64 juta

DAK Penugasan Mendanai kegiatan khusus dalam rangka pencapaian sasaran Prioritas Nasional dengan

menu terbatas dan lokus yang ditentukan

Dibiayai melalui DAK Penugasan

Ilustrasi Usulan DAK

Page 27: paparan deputi regional bappenas

REPUBLIK

INDONESIA

27

POKOK PERKUATAN PERENCANAAN DAN PENDANAAN RKP 2018

1. Penajaman Prioritas Nasional (10 Prioritas Nasional) 2. Penentuan Proyek Prioritas Nasional

− Diturunkan dari Kegiatan Prioritas (Prioritas Nasional – Program Prioritas – Kegiatan Prioritas – Proyek Prioritas Nasional)

− Untuk alat kendali pencapaian sasaran RKP 3. Penentuan Skala Prioritas

− Baik pada program prioritas, kegiatan prioritas dan proyek prioritas nasional sebagai alat alokasi

4. Diluar Prioritas Nasional dan Program Prioritas dijabarkan didalam kebijakan Pembangunan Bidang

URAIAN PERPRES RKP 2017 RENJA KL RANCANGAN RKP 2018

Prioritas Nasional 23 23 10

Program Prioritas 140 127 29

Kegiatan Prioritas 587 512 ???

Page 28: paparan deputi regional bappenas

REPUBLIK

INDONESIA

28

PRIORITAS NASIONAL – PENANGGUNG JAWAB & PROGRAM PRIORITAS

1. Pendidikan (Prioritas Nasional) (Deputi PMMK) • Pendidikan Vokasi (Program Prioritas) • Peningkatan kualitas guru

2. Kesehatan (Deputi PMMK) • Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak • Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit • Preventif dan Promotif (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat)

3. Perumahan dan Pemukiman (Deputi Regional) • Penyediaan Perumahan Layak • Air Bersih dan Sanitasi

4. Pengembangan Dunia Usaha dan Pariwisata (Deputi Ekonomi) • Pengembangan 3 Kawasan Pariwisata (dari 10) • Pengembangan 5 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) (dari

10) • Pengembangan 3 Kawasan Industri (KI) (dari 14) • Perbaikan Iklim Investasi dan Penciptaan Lapangan Kerja

5. Ketahanan Energi (Deputi Maritim SDA) • EBT dan Konservasi Energi • Pemenuhan Kebutuhan Energi

6. Ketahanan Pangan (Deputi Maritim SDA) • Peningkatan Produksi pangan • Pembangunan sarana dan prasarana pertanian (termasuk

irigasi)

7. Penanggulangan Kemiskinan (Deputi Kependudukan) • Jaminan dan Bantuan Sosial Tepat Sasaran • Pemenuhan Kebutuhan Dasar • Peningkatan Daya Saing UMKM dan Koperasi

8. Infrastruktur, Konektivitas, dan Kemaritiman (Deputi Sarpras) • Pengembangan Sarana dan Prasarana Transportasi (darat,

laut, udara, dan inter-moda) • Pengembangan Telekomunikasi dan Informatika

9. Pembangunan wilayah (Deputi Regional) • Pembangunan Wilayah Perbatasan dan Daerah Tertinggal • Pembangunan Perdesaan • Reforma Agraria • Pencegahan dan Penanggulangan Bencana (a.l Kebakaran

Hutan) • Percepatan Pembangunan Papua

10. Politik, Hukum, dan Pertahanan Keamanan (Deputi Polhukhankam) • Penguatan Pertahanan • Stabilitas Politik dan Keamanan • Kepastian Hukum • Reformasi Birokrasi

Page 29: paparan deputi regional bappenas

REPUBLIK

INDONESIA

29

PEMETAAN PRIORITAS NASIONAL

PRIORITAS NASIONAL

10 Prioritas Nasional

PROGRAM PRIORITAS

29 Program Prioritas

KEGIATAN PRIORITAS

Dalam Pembahasan

PROYEK PRIORITAS

Fokus (Sasaran), Lokus, Magnitude

• Rancangan RKP 2018: ‒ Prioritas Nasional (10) dan Program Prioritas (29)

• Langkah berikutnya merumuskan : ‒ Sasaran dan Indikator Program Prioritas ‒ Sasaran dan Indikator Kegiatan Prioritas ‒ Kegiatan Prioritas dan K/L yang terlibat ‒ Proyek Prioritas mencakup :

Output, lokus, kebutuhan pendanaan Tahapan dan kesiapan pelaksanaan

SASA

RA

N Y

AN

G I

NG

IN D

ITU

JU

ME

LA

LU

I P

EN

DE

KA

TA

N H

ITS

I. INTEGRASI SUBSTANSI

(Hulu-Hilir/Holistik)

II. INTEGRASI SPASIAL

(Keterkaitan kegiatan dalam suatu lokasi)

III. PEMBAGIAN KEWENANGAN (Kerangka Kelembagaan)

(antar K/L, Provinsi, Kab/Kota)

IV. PEMBAGIAN SUMBER PENDANAAN (Kerangka Pendanaan)

(K/L, APBD, DAK, PNM, KPS)

dibahas dalam pelaksanaan Workshop Internal dan dipertajam dalam pelaksanaan Multilateral

Meeting dan Bilateral Meeting di tingkat pusat

dibahas dalam pelaksanaan Triwulanan Bappenas – Bappeda dan dipertajam dalam pelaksanaan Rakortek Daerah

dengan Kemendagri dan Bappenas dan Musrenbangprov

Page 30: paparan deputi regional bappenas

REPUBLIK

INDONESIA

30

KEGIATAN PRIORITAS DI SETIAP K/L Contoh : PN Pendidikan

• Program Prioritas : Peningkatan Kualitas Guru ‒ Kegiatan Prioritas : Pendidikan dan Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Kementerian Pendidikan

RKA KL Kementerian Pendidikan:

Program K/L : Program Guru dan Tenaga Kependidikan Kegiatan K/L : Pendidikan dan Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan 1.1.1 Diklat Guru 1.1.2. Pengembangan Bengkel/Laboraturium 1.1.3. Diklat Teknisi Bengkel/Manajemen Bengkel 1.1.4. Penyusunan Modul untuk Moda Daring 1.1.5. Diklat Pembelajaran Guru Kombinasi SMK …... ...... .....

PROYEK PRIORITAS PENINGKATAN KOMPETENSI GURU VOKASI • Proyek :

• Peningkatan kompetensi guru bidang pariwisata di Sumatera Utara

• Peningkatan kompetensi guru bidang mesin dan teknik industri di Jawa Timur

• Peningkatan kompetensi guru bidang kelautan dan perikanan di Maluku

• Peningkatan kompetensi guru bidang otomotif dan elektronika di Banten

• ....... • ....... • .......

• Lainnya PROYEK PRIORITAS NASIONAL : bersifat Strategis untuk pencapaian sasaran nasional

• Dalam kasus tertentu, nomenklatur kegiatan prioritas dapat dimungkinkan sama atau tidak sama dengan nomenklatur Kegiatan K/L • Penempatan lokasi (lokus) untuk beberapa Prioritas Nasional non-spasial dapat dipertajam dalam nomenklatur Proyek

Page 31: paparan deputi regional bappenas

REPUBLIK

INDONESIA

31

KEGIATAN PRIORITAS DI SETIAP K/L Contoh : PN Pengembangan Dunia Usaha dan Pariwisata

• Program Prioritas : Pengembangan 5 Kawasan Ekonomi Khusus ‒ Kegiatan Prioritas : Percepatan Pembangunan KEK Morotai

K/L Pelaksana : Kemen.PU dan Pera, Kemen. Perhubungan, Kemen. ESDM

RKA KL Kemen. PU dan Pera Program K/L : Program Penyelenggaraan Jalan Kegiatan K/L : Pelaksanaan Preservasi dan Peningkatan Kapasitas Jalan Nasional Komponen : Pembangunan Jalan

PROYEK PRIORITAS NASIONAL PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS MOROTAI KEMEN. PU DAN PERA • Proyek :

• Proyek Penyelesaian Jalur Akses dan Peningkatan Status Jalan Eksisting Lingkar Luar Morotai (Trans Morotai) 15 Km

• Proyek Pembangunan Rumah Susun Untuk Karyawan 1 tower

KEMEN. PERHUBUNGAN • Proyek :

• Proyek Pengembangan Pelabuhan Wayabula • Proyek Pengembangan Pelabuhan Daruba

KEMEN. ESDM • Proyek :

• Proyek Pembangunan PLTS 2 x 50 Watt

PROYEK PRIORITAS NASIONAL : bersifat Strategis untuk pencapaian sasaran nasional

RKA KL Kemen. PU dan Pera Program K/L : Program Pengembangan Perumahan Kegiatan K/L : Penyediaan Rumah Susun Komponen : Pembangunan Rumah Susun (Sewa Reguler)

RKA KL Kemen. Perhubungan Program K/L : Program Pengelolaan dan Penyelenggaraan Transportasi Laut Kegiatan K/L : Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pelabuhan dan Pengerukan Komponen : pembangunan/ rehabilitasi fasilitas pendukung kegiatan kepelabuhanan

RKA KL Kemen. ESDM Program K/L : Program Pengelolaan Energi Baru Terbarukan Dan Konservasi Energi Kegiatan K/L : Pembinaan, Pengawasan dan Pengusahaan Aneka Energi Baru Terbarukan Komponen : Pembangunan PLTS Terpusat di Provinsi Maluku Utara dan Papua

• Dalam kasus tertentu, nomenklatur kegiatan prioritas kemungkinan sama atau tidak sama dengan nomenklatur Kegiatan K/L • Untuk beberapa Prioritas Nasional yang telah dapat ditentukan lokasinya, penamaan lokasi dicantumkan pada Kegiatan Prioritas

Page 32: paparan deputi regional bappenas

REPUBLIK

INDONESIA

32

REPUBLIK INDONESIA

32

PENGEMBANGAN SISTEM DAN PROSEDUR PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

DALAM PENYUSUNAN RKP 2018

Page 33: paparan deputi regional bappenas

REPUBLIK

INDONESIA

33

APLIKASI e-Musrenbang RKP 2018

Proyek Prioritas Nasional (Komponen)

Program K/L

Indikator Kinerja Keg (IKK)

Output Kegiatan

Kegiatan K/L

MULTILATERAL BILATERAL

• Ruang Lingkup Kegiatan • Output/Keluaran Kegiatan

• Lokasi Prov/Kab/Kota • Alokasi Dana

WORKSHOP INTERNAL

Kementerian/Lembaga Prioritas Nasional (PN)

Program Prioritas (PP)

Kegiatan Prioritas (KP)

Sasaran KP

Indikator KP

FORM 06 SEB PENYELARASAN RPJMD DAN RPJMN

FORM Daftar Isian - UPPN

• Kegiatan Pendukung • Kesesuaian RTRW

• Usulan Prioritas Nasional

MUSRENBANGNAS

Pembangunan Bidang

APLIKASI SIMURKP 2017

FORM Daftar Isian – UPPD

• Usulan Prioritas Daerah

FORM Daftar Isian – DAK

RAKORTEK K/L - PEMDA

KONSEP PENGEMBANGAN APLIKASI SIMU DAN E-MUSRENBANG SERTA INTEGRASI DENGAN APLIKASI RENJA-KL

PUSAT

DAERAH

Usulan DAK Penugasan untuk mendukung pencapaian Prioritas Nasional

APLIKASI SIMU RKP 2018

Page 34: paparan deputi regional bappenas

REPUBLIK

INDONESIA

34

No. Data Input RKP 2017 Data Input RKP 2018

1. No Urut No. Kode Usulan Kegiatan

2. Nama Kegiatan Judul Kegiatan

3. - Jenis Kewenangan

4. - Instansi Pengusul

5. - Instansi Pelaksana

6. - Durasi Pelaksanaan

7. - Prakiraan Tahun Pelaksanaan

8. Alokasi Dana Nilai Pembiayaan : • PHLN • BUMN/D • APBN • APBD Provinsi • APBD Kab/Kota

PENYEMPURNAAN PENYAMPAIAN DATA USULAN PROYEK PRIORITAS DALAM APLIKASI e-MUSRENBANG

No. Data Input RKP 2017 Data Input RKP 2018

9. - Indikasi Sumber Pembiayaan

10. - Latar Belakang Kegiatan

11. - Ruang Lingkup Kegiatan

12. Lokasi Lokasi Kegiatan

13. - Sasaran Kegiatan (output)

14. Kegiatan Pendukung Keterkaitan dengan Kegiatan Lainnya

15. Prog K/L, Keg K/L, Sas K/L dan Indikator K/L

Keterkaitan dengan PN, PP, KP, Sas KP dan Indikator KP

16. Kesiapan Kegiatan : • FS / DED • Amdal (KLHS) • Lahan

Readiness Kriteria : • FS / DED • Amdal (KLHS) • Pembebasan Lahan

Pemerintah Daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota) dalam melakukan usulan kepada pusat harus mengisi rincian proyek dari proyek prioritas nasional yang diusulkan kepada pemerintah pusat . Hal ini ditujukan sebagai “filter” dari usulan daerah yang sangat banyak dan sebagian besar merupakan kewenangan pemerintah daerah masing-masing serta menjamin kesiapan daerah dalam pelaksanaan proyek prioritas nasional.

Page 35: paparan deputi regional bappenas

REPUBLIK

INDONESIA

35

SEB Tentang PENYELARASAN RPJMD dengan RPJMN 2015-2019: Form 06. Keselarasan Indikasi Lokasi Pelaksanaan Kegiatan Strategis Nasional Di Daerah

Provinsi

Kabupaten/Kota

No

Pusat Kontribusi Provinsi Keterkaitan

dalam RTRW Provinsi Kegiatan Strategis

Kegiatan Prioritas Kegiatan Pendukung

Nama Kegiatan Lokasi Nama Kegiatan Lokasi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1

2

3

dst

No

Pusat Kontribusi Provinsi

Keterkaitan dalam RTRW

Provinsi

Kontribusi Kabupaten/Kota

Keterkaitan dalam RTRW

Kabupaten/Kota

Kegiatan Strategis

Kegiatan Prioritas Kegiatan Pendukung Kegiatan Prioritas Kegiatan Pendukung

Nama Kegiatan Lokasi Nama

Kegiatan Lokasi Nama Kegiatan Lokasi Nama

Kegiatan Lokasi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

1

2

3

dst

Upaya penyelasaran dilakukan berdasarkan penelaahan indikasi lokasi pelaksanaan program terhadap RTRW Kabupaten/Kota, RTRW Provinsi, RTRW Pulau, dan RTRW Nasional, dengan tingkat kedalaman rencana rinci pemafaatan ruang, dalam pola jejaring kawasan-kawasan strategis. Pada kelompok penyelasaran Provinsi indikasi lokasi pelaksanaan program berpedoman kepada RTRW Kabupaten/Kota dan RTRW Propinsi. Pada kelompok penyelasaran Pusat indikasi lokasi pelaksanaan program berpedoman kepada RTRW Propinsi, RTRW Pulau, dan RTRW Nasional.

PENYAMPAIAN DATA PENYELARASAN PROYEK PRIORITAS NASIONAL DALAM APLIKASI e-MUSRENBANG

Page 36: paparan deputi regional bappenas

REPUBLIK

INDONESIA

36

REPUBLIK

INDONESIA

36

36

YA

TDK

YA

TDK

PRO ?

PN # ?

PP # ?

KP # ?

Judul Kegiatan Jenis Kewenangan ....................... ...................... Lokasi Readiness Kriteria

INDIKATOR ?

K/L # ?

PROGRAM # ?

KEGIATAN # ?

Nama Aktivitas Kegiatan Nilai Usulan Kegiatan Lokasi Usulan Kegiatan Jangka Waktu Pelaksanaan Sumber Pendanaan

YA TDK

INDIKATOR ?

PN # ?

PP # ?

KP # ?

Nama Aktivitas Kegiatan Nilai Usulan Kegiatan Lokasi Usulan Kegiatan Jangka Waktu Pelaksanaan Sumber Pendanaan

YA TDK

YA

TDK

INDIKATOR ?

PN # ?

PP # ?

KP # ?

Nama Aktivitas Kegiatan Nilai Usulan Kegiatan Lokasi Usulan Kegiatan Jangka Waktu Pelaksanaan Sumber Pendanaan

INDIKATOR ?

K/L # ?

PROGRAM # ?

KEGIATAN # ?

Nama Aktivitas Kegiatan Nilai Usulan Kegiatan Lokasi Usulan Kegiatan Jangka Waktu Pelaksanaan Sumber Pendanaan

ALUR PIKIR PENYAMPAIAN USULAN DALAM APLIKASI e-MUSRENBANG RKP 2018 APLIKASI SIMU

RKP 2017

Aplikasi SIMU RKP 2018

melakukan konfirmasi kesiapan dan kesesuaian tata ruang atas Proyek Prioritas Nasional dalam SIMU

Page 37: paparan deputi regional bappenas

REPUBLIK

INDONESIA

37

REPUBLIK INDONESIA

37

PENUTUP

Page 38: paparan deputi regional bappenas

REPUBLIK

INDONESIA

38

PENUTUP

Kebijakan BAPPENAS dalam Mewujudkan Sinergitas Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah :

Peningkatan Peran Perencana sebagai penentu arah dalam pengembangan potensi daerah yang inklusif, dan juga sebagai pengatur kecepatan dan kualitas pembangunan melalui optimalisasi sumber daya pembangunan (Money Follow Program) dan melakukan sinergi perencanaan pusat dan daerah (Pendekatan ”HITS” dan Penyelarasan).

Mendorong agar Sasaran dan Prioritas Pembangunan Nasional menjadi alat untuk mencapai tujuan bernegara di semua tingkat pemerintahan. Dalam pencapaian sasaran dan prioritas pembangunan nasional, bisa hanya dilakukan oleh Pemerintah Pusat, seperti pertahanan, keamanan, politik luar negeri, dll. Namun juga bisa dilakukan oleh semua tingkat pemerintahan sesuai dengan kewenangan. Dalam kerangka pencapaian tujuan bernegara tsb, maka sasaran prioritas pembangunan nasional harus dijabarkan ke semua tingkat pemerintahan sesuai dengan kewenangan melalui Penyelarasan Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan.

Membuka ruang diskusi sasaran-sasaran pembangunan sebanyak mungkin antara pusat dan daerah, tidak cukup hanya mencakup sasaran atau target yang bersifat impact (pertumbuhan ekonomi, tingkat kemiskinan dan tingkat pengangguran, IPM), namun juga berbagai sasaran yang bersifat outcome (misal : produksi padi, produksi jagung, dsb) maupun output (panjang jalan, luas irigasi, dsb)

Mengoptimalkan konsep dan mekanisme Pelaksanaan Forum-Forum Musyawarah (Musrenbang Nasional/Provinsi/Kab/Kota, Rakortek K/L dan Pemda, Multilateral dan Bilateral Meeting, dsb).

Page 39: paparan deputi regional bappenas

REPUBLIK

INDONESIA

39

TERIMA KASIH