Panti Werdha BK Di Lembaga Kemasyarakatan

15
panti werdha BK di Lembaga Kemasyarakatan BAB PENDAHULUAN Menua (aging=menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki/mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantinides, 1994) Banyak kasus saat ini yang menelantarkan jompo / orang yang sudah tua sehingga mereka mengalami banyak tekanan dalam menghadapi tahap akhir dalam kehidupannya. Dimana seharusnya mereka mendapatkan kasih sayang dan perhatian yang cukup dari anak cucu serta keluarga mereka. Namun, dengan adanya lembaga sosial kemasyarakatan, Panti Jompo, para lanjut usia di rawat dan diberi fasilitas serta pelayanan yang memadai supaya tidak terlantar, bagi yang tidak punya sanak saudara atau mereka ingin hidup tenang jauh dari keramaian. Dari makalah ini, kami akan melakukan penelitian di Panti Werdha yang berada di Kabupaten Tanah Datar yang berlokasi di Cubadak, Panti Jompo Kasih Sayang Ibu.

Transcript of Panti Werdha BK Di Lembaga Kemasyarakatan

Page 1: Panti Werdha BK Di Lembaga Kemasyarakatan

panti werdha BK di Lembaga Kemasyarakatan

BAB

PENDAHULUAN

Menua (aging=menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan

kemampuan jaringan untuk memperbaiki/mengganti diri dan mempertahankan struktur dan

fungsi normalnya sehingga dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki

kerusakan yang diderita (Constantinides, 1994)

Banyak kasus saat ini yang menelantarkan jompo / orang yang sudah tua sehingga

mereka mengalami banyak tekanan dalam menghadapi tahap akhir dalam kehidupannya.

Dimana seharusnya mereka mendapatkan kasih sayang dan perhatian yang cukup dari anak

cucu serta keluarga mereka.

Namun, dengan adanya lembaga sosial kemasyarakatan, Panti Jompo, para lanjut usia

di rawat dan diberi fasilitas serta pelayanan yang memadai supaya tidak terlantar, bagi yang

tidak punya sanak saudara atau mereka ingin hidup tenang jauh dari keramaian.

Dari makalah ini, kami akan melakukan penelitian di Panti Werdha yang berada di

Kabupaten Tanah Datar yang berlokasi di Cubadak, Panti Jompo Kasih Sayang Ibu.

BAB

PENUTUP

Kesimpulan

Page 2: Panti Werdha BK Di Lembaga Kemasyarakatan

“ O l d A g e : H a s b e e n commonly defined as beginning at the age of 60”. (Lansia

merupakan mereka yang berusia 60 ke atas).

Menurut UU Nomor 4 th 1965 : “Seseorang dinyatakan orang jompo atau lansia

setelah yang bersangkutan mencapai umur 55 th, tidak mempunyai atau tidak berdaya

mencari nafkah sendiri utnuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari

orang lain.”

Menurut yayasan Gerontologi ABIYOSO Jawa Timur (1999), yang dimaksud dengan

Panti Werdha adalah wadah bagi para lanjut usia atau suatu perkumpulan yang berada disuatu

pedesaan atau kelurahan atau RT/RW yang anggotanya adalah para lanjut usia.

Setiap orang meliputi : kekuatan ego, tingkat keterampilan motorik, kesehatan

biologis individu, kognitif dan sensori persepsi. Lanjut usia mungkin mengalami penurunan

kemampuan, sehingga mempengaruhi kemampuannya untuk berhubungan dengan

lingkungannya. Demikian juga jika menderita penyakit maka kemampuan akan terbatas.

(Person-Environment Fit Theory)

Masalah terbesar yang dihadapi oleh lansia yaitu dari karakter psikologi dan

spiritualnya. Sebagaimana lansia merupakan tahap / fase terakhir dalam kehidupan manusia,

maka disini terdapat dua kemungkinan :

1.      Tenang dalam menghadapi keadaan ini, karena sadar bahwa dirinya telah dekat dengan pintu

sorga / kematian serta telah dekat dengan tuhannya.

2.      Cemas dengan dunia yang akan ditinggalkannya, karena ingat anak istri serta semua harta

benda yang akan ditinggalkannya. Dan juga takut terhadap apa yang akan dihadapinya di

akhirat kelak.

Para lanjut usia di rawat dan diberi fasilitas serta pelayanan yang memadai supaya

tidak terlantar, bagi yang tidak punya sanak saudara atau mereka ingin hidup tenang jauh dari

keramaian.

Beberapa produk hukum telah dikembangkan, dan yang terbaru adalah Undang-

Undang Republik Indonesia no.13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia. Adanya panti

jompo ini, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan lansia dalam rangka / upaya mengatasi

masalah kesehatannya secara mandiri dan mewujudkan derajat kesehatannya secara optimal.

Pelayanan bagi geronto ini bersifat berkelanjutan, bukan episodik dan bertanggung

jawab penuh terhadap status kesehatan lansia. Adapun struktur Organisasi Panti Geronto :

1.      Kepala yayasan

Page 3: Panti Werdha BK Di Lembaga Kemasyarakatan

2.      Ketua tim pengelola

3.      Bendahara

4.      Sekretaris

5.      Pembimbing / konselor

6.      Pengasuh / pengurus sehari-hari.

7.      Geronto / jompo

DAFTAR KEPUSTAKAAN

http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2206284-pengertian-panti-werdha/

#ixzz26dWrwozd/diunduh tanggal 16 september 2012, jam 19:05 WIB

 

BAB

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Gerontologi, Geronto dan Panti Geronto

1.      Gerontologi

Merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang cukup populer. Ilmu

ini membahas mengenai masalah lanjut usia (yang sering disingkat menjadi lansia).

Menurut Kamus “Dorland”, Gerontologi = Gerontology yang terdiri dari kata : geronto

dan logy. Geronto atau gero dari bahasa Yunani : Geras (umur tua) ; Geron, gerontos (orang tua)

Page 4: Panti Werdha BK Di Lembaga Kemasyarakatan

jadi merupakan bentuk gabungan yang menunjukkan hubungan dengan umur tua atau orang

tua. Logy dari bahasa Yunani : Logos (perkataan, alasan) merupakan akhiran kata

yang be ra r t i i lmu a t au s t ud i t en t ang a t au u r a i an t en t ang sua tu subyek

yang didepannya.

J ad i Ge ron to log i ada l ah i lmu t en t ang p rob l ema umur t ua da l am

semua s eg i klinik, biologik, historik dan sosiologik.

Menurut PERGERI : Ge ron to log i ada l ah penge t ahuan yang mencakup

s ega l a b idang pe r soa l an mengenai orang berusia lanjut yang didasarkan pada

hasil-hasil penyelidikan ilmu antropologi, antropometri, sosiologi, pekerjaan sosial,

gerontologi medik, psikologi dan ekonomi.

Menurut WHO : “Gerontology : Comprenhensive study of aging and problems of the

aged”, (Ilmu yang mempe la j a r i p ro se s menua dan masa l ahnya ) .

Gerontologi adalah ilmu yang mempelajari proses menua dan semua aspek biologi,

sosiologi, dan sejarah, yang terkait dengan penuaan, termasuk penelitian ilmiah, proses

menua, pengetahuan klinis pada manusia dewasa, perspektif bidang humaniora, dan

penerapan ilmu ini untuk pelayanan para usia lanjut tersebut.

Gerontologi (Geros : lanjut usia & logos : ilmu), merupakan ilmu yang mempelajari

secara khusus mengenai faktor-faktor menyangkut lansia (Nugroho, 2002)

2.      Geronto / Werdha / Jompo

“ O l d A g e : H a s b e e n commonly defined as beginning at the age of 60”. (Lansia

merupakan mereka yang berusia 60 ke atas).

Menua (aging=menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan

kemampuan jaringan untuk memperbaiki/mengganti diri dan mempertahankan struktur dan

fungsi normalnya sehingga dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki

kerusakan yang diderita (Constantinides, 1994)

Dilihat dari fase perkembangannya, yang dimaksud dengan geronto /

Lansia / Fase terakhir (usia lanjut) : merupakan waktu untuk menghentikan mencapai cita-

cita tujuan hidup.

Menurut UU Nomor 4 th 1965 : “Seseorang dinyatakan orang jompo atau lansia

setelah yang bersangkutan mencapai umur 55 th, tidak mempunyai atau tidak berdaya

mencari nafkah sendiri utnuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari

orang lain.”

3.      Panti Werdha / Jompo / Geronto

Page 5: Panti Werdha BK Di Lembaga Kemasyarakatan

Istilah Panti Werdha berasal dari kata Panti dan Werdha , Panti berarti tempat,

sedangkan Werdha berarti tua. Jadi Panti Werdha adalah tempat tinggal bagi orang yang

sudah tua.

Menurut yayasan Gerontologi ABIYOSO Jawa Timur (1999), yang dimaksud dengan

Panti Werdha adalah wadah bagi para lanjut usia atau suatu perkumpulan yang berada disuatu

pedesaan atau kelurahan atau RT/RW yang anggotanya adalah para lanjut usia.

B.     Karakteristik Geronto

Setiap orang meliputi : kekuatan ego, tingkat keterampilan motorik, kesehatan

biologis individu, kognitif dan sensori persepsi. Lanjut usia mungkin mengalami penurunan

kemampuan, sehingga mempengaruhi kemampuannya untuk berhubungan dengan

lingkungannya. Demikian juga jika menderita penyakit maka kemampuan akan terbatas.

(Person-Environment Fit Theory)

Selain itu, berdasar Disengagement Theory, teori ini menyatakan bahwa dengan

bertambahnya usia, seseorang secara berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan

sosialnya atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi

social lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga sering terjadi

kehilangan ganda (Triple Loss), yaitu :

1.      Kehilangan peran

2.      Hambatan Kontak Sosial (Restraction of Contacts and Relationships)

3.      Berkurangnya Komitmen (Reduced Commitment to Social Mores and Values)

Adapun mengenai jompo / lansia itu sendiri, sebagaimana penjelasan berikut ini

(batasan usianya) :

a.       Menurut WHO :

1.      Middle age (45-59 th)

2.      Elderly (60-70 th)

3.      Old / lansia (75-90 th)

4.      Very Old / sangat tua (>90 th)

b.      Menurut Dra. Ny. Jos Madani (Psikologi UI)

Lansia merupakan kelanjutan dari usia dewasa. Kedewasaan dibagi menjadi 4 bagian,

yaitu :

Pertama : fase Inventus (25-40 th)

Kedua : fase Verilitas (40-50 th)

Page 6: Panti Werdha BK Di Lembaga Kemasyarakatan

Ketiga : fase Prasenium (55-65 th)

Keempat : fase Senium (>65 th)

c.       Menurut Birren dan Jenner (1997)

1.      Usia Biologis, menunjuk kepada jangka waktu seseorang sejak lahirnya berada dalam

keadaan hidup atau mati

2.      Usia Psikologis, menunjuk kepada kemampuan seseorang untuk mengadakan penyesuaian-

penyesuaian kepeda situasi yang dihadapinya

3.      Usia Sosial, menunjuk kepada peran-peran diharapkan atau diberikan masyarakat kepada

seseorang berhubungan dengan usianya

Ada beberapa faktor yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan jiwa lansia. Faktor-

faktor tersebut hendaklah disikapi secara bijak sehingga para lansia dapat menikmati hari tua

mereka dengan bahagia.

Adapun beberapa faktor yang dihadapi para lansia yang sangat mempengaruhi

kesehatan jiwa mereka adalah sebagai berikut:

1.      Penurunan kondisi fisik

2.      Penurunan fungsi dan potensi seksual

3.      Perubahan aspek psikososial

4.      Perubahan yang berkaitan dengan pekerjaan

5.      Perubahan dalam peran sosial di masyarakat

6.      Penurunan Fungsi dan Potensi Seksual

Ini sering kali berhubungan dengan berbagai gangguan fisik seperti :

1.      Gangguan jantung

2.      Gangguan metabolisme, misal diabetes mellitus

3.      Vaginitis

4.      Baru selesai operasi : misalnya prostatektomi

5.      Kekurangan gizi, karena pencernaan kurang sempurna atau nafsu makan sangat kurang

6.      Penggunaan obat-obat tertentu, seperti antihipertensi, golongan steroid, tranquilizer, serta

Faktor psikologis yang menyertai lansia antara lain :

1.      Rasa tabu atau malu bila mempertahankan kehidupan seksual pada lansia

2.      Sikap keluarga dan masyarakat yang kurang menunjang serta diperkuat oleh tradisi dan

budaya

3.      Kelelahan atau kebosanan karena kurang variasi dalam kehidupannya

4.      Pasangan hidup telah meninggal

Page 7: Panti Werdha BK Di Lembaga Kemasyarakatan

5.      Disfungsi seksual karena perubahan hormonal atau masalah kesehatan jiwa lainnya misalnya

cemas, depresi, pikun dsb.

Mitos-mitos lansia dan kenyataannya (Shelera Saul, 1994)

1.      Kedamaian dan ketenangan

Lansia dapat santai menikmati hasil kerja dan jerih payahnya di masa muda dan dewasanya,

badai dan berbagai goncangan kehidupan seakan-akan sudah berhasil dilewatinya.

Kenyataan : Masih sering ditemui stres karena kemiskinan dan berbagai keluhan serta

penderitaan karena penyakit :

  Depresi

  Kekhawatiran

  Paranoid

  Masalah Psikotik

2.      Konservatisme dan kemunduran

Pandangan bahwa lansia pada umumnya :

  Konservatif

  Tidak kreatif

  Menolak inovasi

  Berorientasi ke masa silam

  Merindukan masa lalu

  Kembali ke masa anak-anak

  Susah berubah

  Keras kepala dan cerewet

Kenyataan : Tidak semua lansia bersikap demikian

3.      Berpenyakitan

Lansia dipandang sebagai masa degenerasi biologis yang disertai berbagai penderitaan akibat

bermacam penyakit yang menyertai proses menua.

Kenyataan : Memang proses menua disertai menurunnya daya tahan tubuh dan metabolisme

sehingga rawan penyakit, tetapi pada saat ini sudah bisa diobati

4.      Senilitas

Lansia dipandang sebagai masa pikun, disebabkan oleh kerusakan bagian otak tertentu.

Kenyataan : Tidak semua lansia dalam proses ketuaannya diikuti dengan kerusakan bagian

otak

Page 8: Panti Werdha BK Di Lembaga Kemasyarakatan

5.      Aseksualitas

Pandangan bahwa lansia, hubungan seks, minat maupun dorongan menurun.

Kenyataan : Kehidupan seks pada lansia biasa saja (normal). Memang frekuensi menurun,

sejalan dengan meningkatnya usia.

6.      Ketidakproduktifan

Lansia dipandang sebagai usia yang tidak produktif.

Kenyataan : Masih banyak lansia yang mencapai kematangan dan produktivitas mental

maupun material saat lansia.

Masalah terbesar yang dihadapi oleh lansia yaitu dari karakter psikologi dan

spiritualnya. Sebagaimana lansia merupakan tahap / fase terakhir dalam kehidupan manusia,

maka disini terdapat dua kemungkinan :

1.      Tenang dalam menghadapi keadaan ini, karena sadar bahwa dirinya telah dekat dengan pintu

sorga / kematian serta telah dekat dengan tuhannya.

2.      Cemas dengan dunia yang akan ditinggalkannya, karena ingat anak istri serta semua harta

benda yang akan ditinggalkannya. Dan juga takut terhadap apa yang akan dihadapinya di

akhirat kelak.

C.     Pandangan Mengenai Panti Jompo

Para lanjut usia di rawat dan diberi fasilitas serta pelayanan yang memadai supaya

tidak terlantar, bagi yang tidak punya sanak saudara atau mereka ingin hidup tenang jauh dari

keramaian. Namun seperti yang dikemukakan Hurlock, ada beberapa lanjut usia yang tidak

mau tinggal di Panti Werdha, karena ada anggapan bahwa seolah-olah mereka kehilangan

kebebasan dan kemandirian. Sebagian lagi, mereka tidak suka dikelilingi oleh orang-orang

yang secara terus–menerus yang mengingatkan mereka bahwa usia mereka semakin tua. Oleh

karena itu mereka harus mengatasi dua masalah sekaligus yaitu masalah kesepian dan

ketergantungan.

Disamping itu masuk Panti Werdha berarti kehilangan kebebasan, warga Panti harus

mengikuti peraturan yang bersifat monoton sehingga sering menimbulkan kebosanan.

Ada dua pendapat tentang Panti Werdha sebagai tempat tinggal orang lanjut usia.

Pendapat pertama dikemukakan oleh Sunarto, beliau menunjukkan bahwa walaupun keadaan

ekonomi susah, banyak diantara orang lanjut usia menolak bila disarankan masuk Panti

Werdha. Hal ini disebabkan karena anak menganggap orang tuanya membawa berkah dan

ketenangan bagi keluarga selain itu juga karena malu dengan anggapan tidak dapat merawat

orang tuanya sendiri.

Page 9: Panti Werdha BK Di Lembaga Kemasyarakatan

Pendapat kedua dari hasil observasi dan wawancara terhadap penghuni Panti Werdha

di Jakarta, diperoleh data bahwa pengguni Panti senang berada di Panti karena mereka tidak

mau merepotkan familinya. Bagi para lanjut usia tinggal di Panti berarti menemukan teman-

teman baru yang senasib dapat berkumpul dan berdiskusi serta melakukan kegiatan baru yang

bebas dari resiko campur tangan anak cucu.

(http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2206284-pengertian-panti-werdha/

#ixzz26dWrwozd/diunduh tanggal 16 september 2012, jam 19:05 WIB)

D.    Dasar hukum panti jompo

Hukum dan etika, psikologis dan perilaku, kesehatan, pembinaan,

perawatan, pelayanan serta jaringan kerjasama tingkat lokal, nasional, regional

bahkan g loba l . Da r i a l a san -a l a san yang sudah d i s ebu tkan d i a t a s ,

bukankah sudah saatnya kita lebih memperhatikan topik kesehatan lansia

terutama di negara-negara berkembang.

Beberapa produk hukum telah dikembangkan, dan yang terbaru adalah Undang-

Undang Republik Indonesia no.13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia. Produk

hukum tersebut dapat dijadikan pedoman guna memperbaiki kinerja  para

pelaksana sehingga diperoleh kegiatan yang lebih terarah, terpadu, efektif  dan

e f i s i en dengan t u juan akh i rnya , ya i t u membua t l an s i a dan ke lua rgany a

sejahtera.

E.     Tujuan Panti Jompo

Adanya panti jompo ini, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan lansia dalam

rangka / upaya mengatasi masalah kesehatannya secara mandiri dan mewujudkan derajat

kesehatannya secara optimal.

Ini sejalan dengan sebagaimana fungsi dari panti jompo itu sendiri, yaitu untuk

merawat masyarakat yang telah lansia serta mengatasi semua permasalahan yang dihadapi

oleh lansia.

Dari makalah ini, kami akan melakukan penelitian di Panti Werdha yang berada di

Kabupaten Tanah Datar yang berlokasi di Cubadak, Panti Jompo Kasih Sayang Ibu.

F.      Pelayanan Bagi Geronto

Pelayanan bagi geronto ini bersifat berkelanjutan, bukan episodik dan bertanggung

jawab penuh terhadap status kesehatan lansia. Antaranya yaitu :

Page 10: Panti Werdha BK Di Lembaga Kemasyarakatan

1.      Kebutuhan sehari-hari

Mencakup kebutuhan akan makan, pakaian atau semua perlengkapan yang diperlukan

sehariannya

2.      Kesehatan

Ini melingkupi pemberian gizi yang cukup.

3.      Olahraga

Ada olahraga lansia

4.      Konseling

5.      Spiritual / bimbingan mental dan keagamaan.

Dll

Adapun penekanan dari pelayanan ini, yaitu :

1.      Asah

Maksudnya disini yaitu pemberian penyuluhan.

2.      Asih

Yaitu pemberian kasih sayang, kehangatan dan motivasi / dorongan.

3.      Asuh

Yaitu saling merawat dan mengasuh.

G.    Struktur Organisasi Panti Geronto

1.      Kepala yayasan

2.      Ketua tim pengelola

3.      Bendahara

4.      Sekretaris

5.      Pembimbing / konselor

6.      Pengasuh / pengurus sehari-hari.

7.      Geronto / jompo