pangan fungsional
-
Upload
melania-rj -
Category
Documents
-
view
88 -
download
4
description
Transcript of pangan fungsional
“Biskuit Berbasis Konsentrat Protein Ikan yang Diperkaya Probiotik sebagai
Makanan Fungsional untuk Meningkatkan Imunitas dan Status Gizi
Anak Balita”
PANGAN FUNGSIONAL
Akhmad Nur Fauzi A1M010086Fristy Anung Anindita A1M011003Ani Octaviani A1M011006Melania RJ A1M011009Amelia Puspasari A1M011013Pozel Saputro PA1M011016
TUJUAN UMUM
• Untuk mengembangkan formula biscuit berbasis Konsentrat Protein Ikan (KPI) yang diperkaya probiotik yang ter baik dan dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan status gizianak balita
TUJUAN KHUSUS
•Membuat formula biscuit berbasis konsentrat protein ikan (KPI) plus probiotik, dan mempelajari mutu fisik dan daya terimanya.•Mempelajari dampak pemberian makanan fungsional biscuit berbasis konsentrat protein ikan (KPI) plus probiotik terhadap mutu biologis dan antibodi (IgA) tikus percobaan.•Mempelajari dampak pemberian makanan fungsional biscuit berbasis konsentrat protein ikan (KPI) plus probiotik terhadap mutu biologis dan antibodi (IgA) anak balita kurang gizi.
ALAT
ALAT DAN BAHAN
Neraca Analitik
Oven Deluxe
Drum Dryer
Hydrolic Pressure Soxled
Mesin Penggiling
labu kjeldahl Buret
Ikan teri >> tepung terigu >> susu skim bubuk >> gula bubuk >> margarine >> telur >> baking powder >> essens moca >> krim probiotik
Etanol >> bahan kimia lain untuk analisis
BAHAN
ALAT DAN BAHAN
Formula krim probiotik : 10 gram mentega + 10 gram margarine + 75 gram gula halus + 5 ml susu probiotik
Formula Biskuit KPI : 20 g konsentrat Protein Ikan + 25 g Terigu + 15 g Susu Skim + 20 g Gula Bubuk + 10 g margarine + 10 g kuning telur + 1 g Baking Powder + ½ sdt Esens Mocca
Formula Biskuit Tanpa KPI : 45 g Terigu + 15 g Susu Skim + 20 g Gula Bubuk + 10 g Margarine + 10 g Kuning Telur + 1 g Baking Powder + ½ sdt Esens Mocca
METODE
Pangan Fungsional
Faktor yang harus dipenuhi:1. Berasal dari bahan yang terdapat secara
alami produk yang dihasilkan dikonsumsi sebagian dari diet atau menu sehari-hari.
2. Produk memiliki fungsi tertentu pada waktu dicerna
3. Memberi peran dalam proses tubuh
Fungsi Pangan Fungsional:4. Sensori5. Nutrisional6. fifiologikal
TINJAUAN PUSTAKA
Protein Ikan Teri
TINJAUAN PUSTAKA
Faktor yang mempengaruhi nilai gizi protein:1. Daya cerna2. Jumlah dan komposisi asam-
asam amino esensial
SNI 01-7111.2-2005
Bermutu, bersih, aman dan sesuai untuk bayi
dan anak.
KOMPOSISI & SYARATMUTU BISKUIT
1. Serealia2. Umbi-umbian3. Bahan berpati (sagu, pati
aren)4. Kacang-kacangan5. Biji-bijian yang mengandung
minyak6. Susu, ikan, daging, unggas,
buah dan atau bahan makanan lain
BAHAN UTAMA
BISKUIT A
Bahan Tambahan Pangan
1. Pengemulsi
2. Pengatur keasaman
3. Antioksidan
4. Perisa/flavouring (ekstrak khamir)
5. Enzim dan bahan
Zat Gizi Dosis per 100 gram
Kadar airKadar abuKepadatan energyProteinKarbohidratSerat panganLemakVitamin A D E KMineral Na Fe Zn Ca Lain
5,0 gram3,5 gram 4 kkal/gram6 gram30 gram5 gram6 – 18 gram 250 – 700 retinol3-10 mikrogram4 miligram10 mikrogram 100 miligram (bayi) dan 200 miligram (anak)5 miligram2,5 miligram200 miligram10 mikrogram
Syarat mutu atau zat gizi biskuit harus dapat mencapai kecukupan gizi pada kelompok
umur tersebut.
Kandungan zat gizi yang ada pada biskuit KPI plus probiotik, biskuit KPI dan biskuit
tanpa KPI tidak berbeda nyata (setara)
Ketiga jenis biskuit ini telah memenuhi standar zat gizi berdasarkan SNI 01-7111.2-
200
Biskuit KPI pada kadar protein yang lebih tinggi sekitar dua kali lipat yaitu 20,5%bb. Sedangkan biskuit KPI plus
probiotik memiliki kadar protein 18,4%bb.
ANALISIS ASAM AMINO
Asam amino esensial yg penting dalam pertumbuhan anak
1. leusin2. isoleusin3. fenilalanin4. Valin 5. triptofan
Analisis Mutu Gizi Protein
Standar Codex Alimentarius (1994), nilai biologis yang
baik adalah 85.
PAG Guideline No.8 (1972) menetapkan
makanan balita sebaiknya mempunyai
NPU yang tinggi mendekati nilai NPU susu sapi yaitu 80%,
Analisis Imunoglobulin A secara In vivo pada Tikus
Tikus yang digunakan dari galur Sprague Dauley dikarenakan mudah
ditangani, dapat diperoleh dalam jumlah yang besar dan memberi nilai hasil ulangan yang cukup dipercaya
Analisis Imunoglobulin A digunakan untuk melihat sistem imun tubuh.
Kenaikan konsentrasi total serum IgA dijadikan indikator ketahanan tubuh
atau sistem imun.
Grafik hasil pengamatan yang menggambarkan perbandingan kadar IgA pada tikus yang
diberikan ransum yang berbeda-beda
Tikus yang diberi ransum biskuit KPI plus probiotik memperlihatkan perbedaan yang nyata dengan perlakuan lainnya
Pemberian kombinasi protein yang tinggi dari konsentrat protein ikan dan probiotik diduga lebih mampu mempercepat perbaikan morfologi dan fungsi intestina serta memperbaiki sistem imun balita dalam kondisi berat badan rendah.
Daya tahan tubuh (IgA) tikus yang diberi ransum biskuit KPI plus probiotik adalah lebih tinggi/baik
Analisis viabilitas bakteri Leuconostoc mesenteroides IS-
27526
Analisis viabilitas bakteri Leuconostoc mesenteroides IS-27526 hanya dilakukan pada tikus percobaan yang mengkonsumsi ransum biskuit KPI plus Probiotik yaitu biskuit dengan kandungan IgA tertinggi
Viabilitas dari bakteri probiotik dalam suatu produk merupakan hal penting yang mempengaruhi efikasi dari probiotik.
Leuconostoc mesenteroides merupakan bakteri asam laktat yang telah teruji pada hewan percobaan bersifat probiotik, yaitu bisa bertahan hidup pada kondisi yang menyerupai saluran pencernaan, khususnya di lambung yang keasamannya sangat tinggi, yaitu di bawah pH 2,0.
Ransum Biskuit KPI plus Probiotik sangat baik untuk
dikonsumsi anak balita kurang gizi karena bakteri asam laktat yang berasal
dari krim probiotik mampu bertahan hidup dalam usus
tikus percobaan.
Manfaat bakteri asam laktat
sebagai probiotik :
memperbaiki daya cerna protein
dengan mengendapkannya sebagai gumpalan
halus, memperbaiki pemanfaatan
kalsium, fosfor dan zat besi,
menstimulir sekresi asam
lambung, meningkatkan pergerakan isi lambung dan
sebagai sumber energi dalam
proses respirasi
Untuk melihat daya tahan tubuh anak
balita sebagai akibat pemberian
biskuit berbasis KPI dan probiotik, maka dilakukan analisis Imunoglobulin A (IgA) pada anak
balita.
Beberapa strain probiotik dapat
menstimulasi produksi IgA yang merupakan pertahanan pertama tubuh (non spesifik) oleh sel-sel B yang
membantu memelihara intestinal
humoral immunity dengan mengikat antigen-antigen
Dampak Pemberian Makanan Fungsional Biskuit berbasis KPI dan
Probiotik terhadap Daya Tahan Tubuh Anak Balita
PerlakuanKadar Imunoglobulin A (IgA)
Sebelum Sesudah Perubahan
Biskuit (Kontrol) 87,79 ± 98,3 91,74 ± 2,04 3,95 ± 3,28*
Biskuit KPI 86,78 ± 5,28 95,01 ± 17,94 8,23 ± 4,62**
Biskuit KPI + Probiotik 87,79 ± 3,92107,61 ±
38,21
9,83 ±
16,35**
Tabel 6. Rata-rata nilai IgA sebelum dan sesudah intervensi pada berbagai perlakuan
perlakuan pemberian biskuit KPI plus probiotik memberikan rata-rata peningkatan kadar IgA tertinggi
salah satu fungsi protein dalam tubuh manusia adalah membentuk antibodi
NO.
Jenis
Penya
kit
Jumlah Penderita
Kel. Biskuit tanpa KPI
(n=35)
Kel. Biskuit KPI
(n=32)
Kel. Biskuit KPI +
Probiotik (n=35)
n % n % n %
1 Diare 6 5,7 8 8,3 4 3,8
2 Panas 4 3,8 2 2,1 6 5,7
3 Pilek 8 7,6 4 4,2 5 4,8
4 Kulit 3 2,9 0 0 0 0
5 Demam 6 5,7 4 4,2 0 0
6 Batuk 4 3,8 4 4,2 0 0
Total 31 29,5 21 23,0 15 14,3
Morbiditas Anak BalitaMorbiditas atau angka kesakitan yang dimaksudkan adalah untuk
mengetahui efektifitas pemberian makanan fungsional yang berbasis konsentrat protein ikan dan probiotik terhadap daya tahan tubuh
(imunitas) balita.
Kadar IgA yang meningkat inilah yang akan meningkatkan daya
tahan tubuh balita sehingga dapat menurunkan jumlah balita yang menderita sakit dibandingkan
dengan biscuit kontrol
Probiotik dapat bertahan hidup dalam saluran cerna, mampu menempel pada sel epitel usus, kolonisasi
mikroba menguntungkan yang masuk saluran cerna sehingga mencegah perkembangan bakteri pathogen,
sehingga dapat mencegah timbulnya penyakit
Dampak Pemberian Makanan Fungsional Biskuit berbasis KPI dan Probiotik terhadap Status Gizi Anak
Balita
Status Gizi anak balita ditentukan menurut indeks BB/U, indeks TB/U, dan indeks BB/TB
Berdasarkan analisis nilai Z-skor BB/U, TB/U, dan BB/TB, terlihat adanya kenaikan nilai Z-skor pada akhir intervensi (pemantauan hari ke 90). Nilai Z skor yang naik pada akhir intervensi menunjukkan adanya perbaikan status gizi.
0 30 60 90
-2.5
-2
-1.5
-1
-0.5
0
-2.03
-2.02-2.12
-1.8
-2.23
-1.97-2.09
-1.79
-2.12
-1.88-2.01
-1.59
Biskuit Biskuit KPI Biskuit KPI + Probiotik
Pemantauan Hari ke-
Z Sk
or
nilai Z skor ≥ - 3.0 sampai < -2.0 menunjukkan status gizi kurangnilai Z-skor ≥ - 2.0 sampai ≤ 2.0. menunjukkan status gizi normal atau baik
Gambar 2. Rata-rata Nilai Z-skor BB/U setiap pemantauan
Jenis
Sakit
Hari ke-
Biskuit Biskuit + KPI Biskuit KPI + Probiotik
0 30 60 90 0 30 60 90 0 30 60 90
Diare 5 2 3 1 3 2 4 2 6 4 0 0
Panas - 2 2 0 0 1 1 0 0 2 3 1
Pilek 1 2 3 3 4 2 2 0 3 3 1 1
Kulit 1 1 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0
Demam 4 2 2 1 4 2 2 0 5 0 0 0
Batuk 5 1 2 1 6 2 2 0 6 0 0 0
Campak 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
Total1
611 12 8 18 9 11 2 20 9 4 2
Tabel 8. Jumlah orang yang menderita sakit selama pengamatan 90 hari
Hasil pengamatan sebelum dan selama intervensi menunjukkan bahwa jumlah responden yang sakit sebelum intervensi (pemantauan hari ke 0) relative lebih tinggi dibandingkan selama intervensi, bahkan pada akhir intervensi
0 30 60 90
-2.5
-2
-1.5
-1
-0.5
0
-2.08-1.77 -1.66 -1.83
-1.72 -1.71-1.54 -1.59
-2.35-2.08
-1.76 -1.84
Biskuit Biskuit KPIBiskuit KPI + Probiotik
Pemantauan Hari ke
Z S
kor
Gambar 3. Rata-rata nilai Z skor (TB/U) pada setiap pemantauan
nilai Z skor ≥ - 3.0 sampai < -2.0 menunjukkan status gizi kurang (kategori pendek)nilai Z-skor ≥ - 2.0 sampai ≤ 2.0 menunjukkan statuz gizi normal atau baik
0 30 60 90
-1.5
-1
-0.5
0
-0.93 -0.9
-0.82000000000000
1
-0.61000000000000
1
-1.39
-1.1-1.28
-0.93
-0.75000000000000
1
-0.48 -0.56
-0.16
Biskuit Biskuit KPIBiskuit KPI + Probiotik
Pemantauan Hari ke
Z S
kor
nilai Z-skor ≥ - 2.0 sampai ≤ 2.0. menunjukkan statuz gizi normal
Gambar 4. Rata-rata nilai Z skor (BB/TB) pada setiap pemantauan
Nilai biskuit KPI plus probiotik sebesar dua kali lipat dari nilai protein biskuit tanpa KPI dan nilai protein biskuit KPI paling tinggi yaitu dua kali lipat lebih dari nilai protein pada biskuit tanpa KPI.
Analisis evaluasi mutu gizi protein secara biologis menunjukan bahwa NB, DC dan NPU dari ransum biskuit KPI dan biskuit KPI plus probiotik tidak berbeda nyata namun berbeda nyata dengan biskuit tanpa KPI. Sedangkan nilai NPR berbeda nyata untuk semua perlakuan ransum biskuit. Rata-rata nilai NPR, NB, DC dan NPU yang tertinggi adalah pada ransum biskuit KPI plus probiotik, yang kedua pada biskuit KPI dan yang terendah pada biskuit tanpa KPI.
Pemberian kombinasi protein yang tinggi dari konsentrat protein ikan dan probiotik diduga lebih mampu mempercepat perbaikan morfologi dan fungsi intestina serta memperbaiki sistem imun balita dalam kondisi berat badan rendah.
Ransum Biskuit KPI plus Probiotik sangat baik untuk dikonsumsi anak balita kurang gizi karena bakteri asam laktat yang berasal dari krim probiotik mampu bertahan hidup dalam usus tikus percobaan.
Biskuit KPI plus probiotik (dengan kandungan protein tinggi dan kualitas asam amino lengkap) adalah yang terbaik di antara ketiga kelompok perlakuan untuk mempertahankan daya tahan tubuh anak balita terhadap gangguan gangguan penyakit yang berhubungan dengan masalah kurang energy protein.
Adanya tambahan konsumsi berupa biskuit fungsional berbasis KPI plus probiotik yang mengandung protein yang bermutu tinggi dapat menyebabkan perbaikan penyerapan gizi, penekanan jumlah mikrobia pathogen yang tumbuh dan peningkatan respon imunitas humoral sebagai efek dari probiotik biskuit fungsional.
KESIMPULAN