Panduan_Juknis P2KH 2016_web Version

download Panduan_Juknis P2KH 2016_web Version

of 90

Transcript of Panduan_Juknis P2KH 2016_web Version

  • 7/26/2019 Panduan_Juknis P2KH 2016_web Version

    1/90

    PROGRAMPENGEMBANGANKOTA

    HIJAU

    PANDUAN PENYELENGGARAAN

    2016

    KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

    DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

    DIREKTORAT BINA PENATAAN BANGUNAN

    P2KH2016

  • 7/26/2019 Panduan_Juknis P2KH 2016_web Version

    2/90

    PANDUAN PENYELENGGARAAN

    PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU

    TAHUN 2016

    KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

    DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

    DIREKTORAT BINA PENATAAN BANGUNAN

    Versi Web

  • 7/26/2019 Panduan_Juknis P2KH 2016_web Version

    3/90

    ii Panduan Penyelenggaraan

    Kata Pengantar

    Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa yang telah

    memberikan limpahan berkah dan rahmatNya sehingga buku Panduan

    penyelenggaraan Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) tahun 2016

    ini dapat diterbitkan. Buku Panduan penyelenggaraan Pelaksanaan P2KH

    ini menjadi acuan bagi para pelaksana program di tingkat pusat, provinsi,

    dan Kota/Kabupaten dalam melaksanakan kegiatan P2KH TA. 2016. Selain

    itu, juga dapat digunakan oleh Komunitas Hijau di tingkat lokal sebagai

    referensi.

    Kota Hijau merupakan suatu kota yang terencana dengan baik dan

    bercirikan ramah lingkungan yang secara efektif mampu memanfaatkan

    sumberdaya perkotaan (alamiah dan terbangun) untuk menjamin

    keberlanjutan kualitas dan daya dukungnya. P2KH adalah program untukmewujudkan kota yang berkelanjutan dengan mengacu pada Rencana Tata

    Ruang Wilayah (RTRW) Kota dan Kabupaten dalam rangka mewujudkan 8

    atribut Kota Hijau, yang meliputi : (1) perencanaan dan perancangan kota

    yang ramah lingkungan; (2) ketersediaan ruang terbuka hijau; (3) konsumsi

    energi yang efisien; (4) pengelolaan air yang efektif; (5) pengelolaan

    sampah ramah lingkungan; (6) bangunan hijau; (7) penerapan sistem

    transportasi yang berkelanjutan; dan (8) peningkatan peran masyarakat

    sebagai komunitas hijau.

    P2KH merupakan program jangka panjang yang dilaksanakan secara

    sistematis dan konsisten oleh semua pelaku baik pemerintah pusat

    maupun pemerintah daerah. Selain itu, disadari pula bahwa kondisi setiap

    Kota/Kabupaten berbeda antara satu dengan yang lain, sehingga

    diperlukan gerakan kolektif untuk mewujudkan kota beratribut hijau.

    Penyelenggaraan P2KH dilakukan secara berjenjang dan bertahap mulai

    dari persiapan, perencanaan, pelaksanaan, pengendalian,

    penyerahterimaan aset hingga pemanfaatan dan pemeliharaannya. Dalam

    penyelenggaraan P2KH, Pemerintah Provinsi selaku pelaksanapembangunan dan Pemerintah Kota/Kabupaten sebagai penerima aset

    kegiatan P2KH diharapkan dapat saling mendukung, sehingga

    penyelenggaraan P2KH di wilayah dapat berjalan secara optimal.

    Direktorat Jenderal Cipta Karya cq. Direktorat Bina Penataan Bangunan

    berperan dalam pembinaan kegiatan P2KH sehingga bersinergi dengan

    Program Permukiman Berkelanjutan Ditjen Cipta Karya.

    Buku Panduan penyelenggaraan Pelaksanaan P2KH 2016 merupakanpenyempurnaan dari pedoman sebelumnya yang disusun berdasarkan

  • 7/26/2019 Panduan_Juknis P2KH 2016_web Version

    4/90

    Panduan Penyelenggaraaniii

    hasil evaluasi, pembelajaran, dan masukan dari berbagai pihak. Kami

    berharap materi pedoman ini dapat dipahami dan dilaksanakan dengan

    konsisten, tertib, dan akuntabel oleh semua pihak yang terlibat dalam

    penyelenggaraan P2KH, sehingga tujuan, sasaran, dan kinerja yang

    diharapkan dapat tercapai.

    Jakarta, Maret 2016

    Direktur Bina Penataan Bangunan

    Ir. Adjar Prajudi, MCM, MCE

    KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

    DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

    DIREKTORAT BINA PENATAAN BANGUNAN

  • 7/26/2019 Panduan_Juknis P2KH 2016_web Version

    5/90

    iv Panduan Penyelenggaraan

    Daftar Isi

    Kata Pengantar ......................................................................................ii

    Daftar Isi ............................................................................................... iv

    Daftar Tabel ......................................................................................... vii

    Daftar Gambar .................................................................................... viii

    Daftar Singkatan ................................................................................... ix

    BAB 1 PENDAHULUAN ....................................... 11

    1.1. Latar Belakang ................................................................... 12

    1.2. Maksud dan Tujuan ........................................................... 131.2.1. Maksud ............................................................... 13

    1.2.2. Tujuan ................................................................ 131.3. Sasaran.............................................................................. 13

    1.4. Ruang Lingkup ................................................................... 13

    1.5. Dasar Hukum ..................................................................... 14

    1.6. Dasar Pelaksanaan Kegiatan............................................... 15

    BAB 2 SUBSTANSI P2KH 2016 ............................ 16

    2.1. Penjelasan Umum tentang P2KH ........................................ 172.2. Maksud dan Tujuan P2KH .................................................. 18

    2.2.1. Maksud ............................................................... 182.2.2. Tujuan ................................................................ 18

    2.3. Sasaran dan Peserta P2KH 2016 ......................................... 192.3.1. Sasaran P2KH 2016 ............................................. 192.3.2. Peserta P2KH 2016 .............................................. 19

    2.4. Atribut Kota Hijau .............................................................. 20

    2.4.1. Perencanaan dan Perancangan Kota yang RamahLingkungan(Green Planning and Design)............. 20

    2.4.2. Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau (Green OpenSpace) ................................................................. 20

    2.4.3. Konsumsi Energi yang Efisien(Green Energy)....... 212.4.4. Pengelolaan Air yang Efektif (Green Water)......... 212.4.5. Pengelolaan Sampah Ramah Lingkungan (Green

    Waste)................................................................ 212.4.6. Bangunan Hijau (Green Building)......................... 21

    2.4.7. Penerapan Sistem Transportasi yang Berkelanjutan(Green Transportation)........................................ 22

  • 7/26/2019 Panduan_Juknis P2KH 2016_web Version

    6/90

    Panduan Penyelenggaraanv

    2.4.8. Peningkatan Peran Masyarakat sebagai KomunitasHijau (Green Community)................................... 22

    2.5. Pengembangan Atribut Kota Hijau .................................... 222.5.1. StrukturdanGugusKebijakanP2KHBaru........... 222.5.2. Kebijakan dan Strategi Pengembangan P2KH ...... 242.5.3. Konsep Pengembangan RTH Perkotaan .............. 29

    2.5.4. Konsep Pengembangan Atribut Kota Hijau 2015-2019................................................................... 32

    2.5.5. Rencana&StrategiPengembanganAtributKotaHijau 2015-2019 ................................................. 32

    2.6. Strategi Menuju Kota Hijau ............................................... 342.6.1. Penyusunan Green Planning and Design............. 342.6.2. Penambahan RTH Publik Perkotaan .................... 34

    2.7. Kemitraan Kota Hijau ........................................................ 38

    2.8. Manajemen dan Keberlanjutan Kota Hijau ........................ 39

    BAB 3 MEKANISME PELAKSANAAN ................... 40

    3.1. Struktur Organisasi P2KH 2016 .......................................... 41

    3.2. Organisasi Kepemerintahan/Struktural.............................. 413.2.1. Tingkat Pusat...................................................... 413.2.2. Tim Pelaksana P2KH di Tingkat Provinsi .............. 473.2.3. Tim Pelaksana P2KH di Tingkat Kota/Kabupaten . 49

    3.3. Tata Laksana Kegiatan ....................................................... 523.3.1. Prinsip dan Pendekatan ...................................... 523.3.2. Indikator Kinerja P2KH........................................ 533.3.3. Indikator Data Input ........................................... 543.3.4. Indikator Keberhasilan Proses............................. 553.3.5. Indikator Keberhasilan Output ............................ 563.3.6. Muatan Kegiatan P2KH ....................................... 603.3.7. Rencana Pelaksanaan P2KH Tahun 2016 ............. 61

    3.3.8. Tahapan Pelaksanaan Pembangunan RTH TA. 2016 64

    3.4. Bentuk Kegiatan ................................................................ 713.4.1. Pelaksanaan di Tingkat Pusat .............................. 713.4.2. Kegiatan di Tingkat Provinsi ................................ 733.4.3. Kegiatan di Tingkat Kota/Kabupaten ................... 75

    BAB 4 PENGENDALIAN DAN PEMANTAUAN ...... 76

    4.1. Pengendalian .................................................................... 774.1.1. Pengendalian di Tingkat Pusat ............................ 774.1.2. Pengendalian di Tingkat Provinsi ........................ 77

  • 7/26/2019 Panduan_Juknis P2KH 2016_web Version

    7/90

    vi Panduan Penyelenggaraan

    4.2. Pemantauan ...................................................................... 784.2.1. Pemantauan Struktural ....................................... 784.2.2. Pemantauan di Tingkat Provinsi .......................... 784.2.3. Pemantauan Eksternal ........................................ 79

    4.3. Pelaporan .......................................................................... 804.3.1. Jalur Pelaporan Struktural ................................... 80

    4.3.2. Jalur Pelaporan Konsultansi ................................. 81

    BAB 5 PENYERAHAN HIBAH DAN PEMELIHARAAN

    ASET......................................................... 84

    5.1. Penjelasan Umum .............................................................. 85

    5.2. Pelaksanaan Hibah Barang Milik Negara............................. 855.2.1. Definisi Hibah...................................................... 855.2.2. Pemberi dan Penerima Hibah .............................. 855.2.3. Persyaratan Barang Milik Negara Yang Dihibahkan

    865.2.4. Tujuan Hibah ...................................................... 87

    5.3. Prosedur dan Tata Cara Hibah Pekerjaan P2KH 2016 .......... 87

    5.4. Operasional Pemeliharaan ................................................. 885.4.1. Definisi Operasi dan Pemeliharaan ...................... 885.4.2. Pelestarian RTH Perkotaan .................................. 88

  • 7/26/2019 Panduan_Juknis P2KH 2016_web Version

    8/90

    Panduan Penyelenggaraanvii

    Daftar Tabel

    Tabel 3.1. Tugas dan Fungsi Tim Pelaksana P2KH di Tingkat Pusat............ 42

    Tabel 3.2. Tugas dan Fungsi Tim Pelaksana P2KH di Tingkat Provinsi ........ 47

    Tabel 3.3. Tugas dan Fungsi Tim Pelaksana P2KH di Tingkat Kota/Kabupaten

    ...................................................................................... 50

    Tabel 3.4. Muatan Kegiatan P2KH ........................................................... 60

    Tabel 3.5. Kebutuhan Tim di Tingkat Kota/Kabupaten ............................. 67

  • 7/26/2019 Panduan_Juknis P2KH 2016_web Version

    9/90

    viii Panduan Penyelenggaraan

    Daftar Gambar

    Gambar 2.1. Sasaran RPJMN 2015-2019 terkait Program Kota Hijau ........ 18

    Gambar 2.2. Transformasi Atribut P2KH Lama-Baru ................................ 23

    Gambar 2.3. Kebijakan dan Strategi Pengembangan P2KH Baru .............. 24

    Gambar 2.4. Konsep Pengembangan Atribut Kota Hijau .......................... 32

    Gambar 2.5. Rencana dan Pengembangan Atribut Kota Hijau .................. 34

    Gambar 3.1. Struktur Hubungan Tata Kerja Kegiatan P2KH 2016 ............. 41

  • 7/26/2019 Panduan_Juknis P2KH 2016_web Version

    10/90

    Panduan Penyelenggaraanix

    Daftar Singkatan

    APBD Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah

    APBN Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara

    BMN Barang Milik Negara

    BPB Bina Penataan Bangunan

    DED Detailed Engineering Design

    CSR Corporate Social Responsibility

    DJCK Direktorat Jenderal Cipta Karya

    DIPA Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran

    DKH Dewan Kota Hijau

    DPRD Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

    FGD Focused Discussion Group

    FKH Forum Komunitas HijauKAK Kerangka Acuan Kerja

    KK P2KH Konsultan Koordinator Program Pengembangan Kota Hijau

    MoU Memorandum of Understanding

    P2KH Program Pengembangan Kota Hijau

    PBLK Penataan Bangunan dan Lingkungan Khusus

    POS Prosedur Operasional Standar

    PPHP Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan

    PUPR Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan RakyatRAB Rencana Anggaran Biaya

    RAKH Rencana Aksi Kota Hijau

    RDTR Rencana Detail Tata Ruang

    RTH Ruang Terbuka Hijau

    RTRW Rencana Tata Ruang Wilayah

    SKPD Satuan Kerja Perangkat Daerah

    SNVT PBL Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Penataan Bangunan

    dan Lingkungan

    SPM Standar Pelayanan MinimalSPM Surat Perintah Membayar

    SPMK Surat Perintah Mulai Kerja

    TA Tahun Anggaran

    UGF Urban Greening Forum

  • 7/26/2019 Panduan_Juknis P2KH 2016_web Version

    11/90

    x Panduan Penyelenggaraan

  • 7/26/2019 Panduan_Juknis P2KH 2016_web Version

    12/90

    Panduan Penyelenggaraan11

    BAB 1

    PENDAHULUAN

  • 7/26/2019 Panduan_Juknis P2KH 2016_web Version

    13/90

    12 Panduan Penyelenggaraan

    1.1.

    Latar Belakang

    Kota Hijau merupakan kota yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan

    sumberdaya air dan energi secara efektif dan efisien, mengurangi limbah,

    menerapkan sistem transportasi terpadu, menjamin kesehatan lingkungan,

    mensinergikan lingkungan alami dan buatan, berdasarkan perencanaan danperancangan kota yang berpihak pada prinsip-prinsip pembangunan

    berkelanjutan.

    Kota Hijau juga merupakan kota yang melakukan adaptasi dan mitigasi

    terhadap perubahan iklim. Pengembangan Kota Hijau juga berarti

    pembangunan manusia kota yang berinisiatif dan bekerjasama dalam

    melakukan perubahan dan prakarsa bersama seluruh pemangku kepentingan.

    Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang telah secara

    tegas mengamanatkan 30% dari wilayah kota berwujud Ruang Terbuka Hijau(RTH), yang terdiri dari 20% RTH publik dan 10% RTH privat. Pengalokasian 30%

    RTH ini ditetapkan dalam Peraturan Daerah (Perda) tentang RTRW Kota dan

    RTRW Kabupaten.

    Sejak tahun 2011 yang lalu, Kementerian Pekerjaan Umum c.q. Direktorat

    Jenderal Penataan Ruang telah menginisiasi lahirnya Program Pengembangan

    Kota Hijau (P2KH) sebagai salah satu bentuk implementasi Rencana Tata Ruang

    Wilayah (RTRW) Kota/Kabupaten dengan melibatkan partisipasi aktif

    pemangku kepentingan pada aras lokal untuk meningkatkan kualitas ruang

    perkotaan. Untuk mewujudkan kota hijau, P2KH menerapkan sub-sistem

    lingkungan kota yang diistilahkan dengan 8 (delapan) atribut Kota Hijau, yaitu

    (1) perencanaan dan perancangan kota yang ramah lingkungan; (2)

    ketersediaan ruang terbuka hijau; (3) peningkatan peran masyarakat sebagai

    komunitas hijau; (4) pengelolaan sampah ramah lingkungan; (5) pengelolaan

    air yang efektif; (6) penerapan sistem transportasi yang berkelanjutan; (7)

    konsumsi energi yang efisien; dan (8) bangunan hijau.

    Sampai dengan tahun 2016 ini sudah 165 Kota/Kabupaten yang menjadi

    anggota P2KH. Pada tahun 2016 Kementerian Pekerjaan Umum danPerumahan Rakyat c.q. Direktorat Bina Penataan Bangunan Direktorat Jenderal

    Cipta Karya akan menangani 21 (dua puluh satu) Kota/Kabupaten peserta

    penjaringan 2015 dan 40 (empat puluh) Kota/Kabupaten yang mendapat

    fasilitasi lanjutan dari 2015.

  • 7/26/2019 Panduan_Juknis P2KH 2016_web Version

    14/90

    Panduan Penyelenggaraan13

    1.2.

    Maksud dan Tujuan

    1.2.1.Maksud

    Panduan penyelenggaraan ini disusun agar pelaksanaan P2KH 2016 dapat

    berjalan secara tertib administrasi, tertib mutu, dan tertib waktu sesuai dengan

    ketentuan peraturan perundangan.

    1.2.2.Tujuan

    Panduan penyelenggaraan ini bertujuan untuk:

    a. Memberikan panduan pelaksanaan tugas yang efektif, efisien, transparan,

    dan akuntabel dalam rangka perwujudan Kota Hijau melalui

    pengembangan delapan atribut Kota Hijau, sesuai dengan target capaian

    Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;dan

    b. Memberikan panduan pelaksanaan koordinasi antara Pemerintah Pusat

    dalam hal ini Direktorat Bina Penataan Bangunan, dengan Satker Penataan

    Bangunan dan Lingkungan (PBL) yang berkedudukan di Provinsi serta Tim

    Swakelola dan Tim Teknis Kota/Kabupaten dalam pelaksanaan P2KH tahun

    2016.

    1.3.

    Sasaran

    Sasaran pelaksanaan kegiatan dalam panduan penyelenggaraan ini adalah :

    a. Tercapainya peningkatan kinerja Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan

    Pemerintah Kota/Kabupaten dalam penyelenggaraan P2KH Tahun 2016;

    dan

    b. Terselenggaranya koordinasi antara Pemerintah melalui Kementerian

    PUPR dengan Satker, Pemerintah Kota/Kabupaten dalam penyelenggaraan

    sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundangan.

    1.4.

    Ruang Lingkup

    Lingkup pelaksanaan kegiatan P2KH 2016 difokuskan pada perencanaan

    perwujudan kota hijau, pembinaan Forum Komunitas Hijau (FKH), dan

    pembangunan RTH di wilayah administratif kota dan kawasan fungsional

    perkotaan di wilayah administratif kabupaten.

  • 7/26/2019 Panduan_Juknis P2KH 2016_web Version

    15/90

    14 Panduan Penyelenggaraan

    1.5.

    Dasar Hukum

    Dasar hukum pelaksanaan P2KH meliputi:

    1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;

    2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana;

    3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

    4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

    Pengelolaan Lingkungan Hidup;

    5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

    6. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pelaksanaan

    Undang-Undang Bangunan Gedung;

    7. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Penyelenggaraan

    BMN;

    8. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan

    Penataan Ruang;

    9. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan

    Jasa;

    10. Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat atas

    Perpres Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa

    Pemerintah;

    11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/M/2007 tentangPedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan;

    12. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007 tentang

    Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Bangunan Gedung Negara;

    13. Peraturan Kementerian Keuangan Nomor 96/PMK.06/2007 tentang Tata

    Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan, dan

    Pemindahtanganan Barang Milik Negara;

    14. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008 tentang

    Pedoman Penyediaan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di KawasanPerkotaan;

    15. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 02/PRT/M/2009 tentang

    Pedoman Pelaksanaan Penetapan Status Penggunaan, Pemanfaatan,

    Penghapusan, dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara di Lingkungan

    Departemen Pekerjaan Umum;

    16. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2011 tentang

    Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum yang

    Merupakan Kewenangan Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri;

  • 7/26/2019 Panduan_Juknis P2KH 2016_web Version

    16/90

    Panduan Penyelenggaraan15

    17. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11/PRT/M/2012 tentang

    Rencana Aksi Nasional Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim Tahun

    2012-2020 Kementerian Pekerjaan Umum;

    18. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 10/PRT/M/2013 tentang

    Perubahan atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor

    02/PRT/M/2009 tentang Pedoman Pelaksanaan Penetapan Status

    Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan, dan PemindahtangananBarang Milik Negara di Lingkungan Departemen Pekerjaan Umum;

    19. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 1/PRT/M/2014 tentang

    Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan

    Ruang;

    20. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 03/PRT/M/2014 tentang

    Pedoman Perencanaan Penyediaan dan Pemanfaatan Prasarana dan

    Sarana Jaringan Pejalan Kaki di Kawasan Perkotaan;

    21. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11/PRT/M/2014 tentang

    Pengelolaan Air Hujan pada Bangunan Gedung dan Persilnya;

    22. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 02/PRT/M/2015 tentang

    Bangunan Gedung Hijau.

    1.6.

    Dasar Pelaksanaan Kegiatan

    Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2011 tentangPedoman Pelaksanaan Kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum yang

    Merupakan Kewenangan Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri pada Bab III

    pasal 3 disebutkan bahwa urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan

    kementerian meliputi kegiatan sub-bidang sumber daya air, bina marga,

    perkotaan perdesaan, air minum, air limbah, persampahan, drainase,

    permukiman, bangunan gedung dan lingkungan, jasa konstruksi serta kegiatan

    penataan ruang dapat dilaksanakan melalui SNVT yang melaksanakan urusan

    pemerintahan yang menjadi kewenangan Kementerian yang dilaksanakansendiri dan yang tidak dilaksanakan oleh Satker Tetap Pusat dan Satker Unit

    Pelaksana Teknis Pusat.

  • 7/26/2019 Panduan_Juknis P2KH 2016_web Version

    17/90

    16 Panduan Penyelenggaraan

    BAB 2

    SUBSTANSI P2KH 2016

  • 7/26/2019 Panduan_Juknis P2KH 2016_web Version

    18/90

    Panduan Penyelenggaraan17

    2.1.

    Penjelasan Umum tentang P2KH

    Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) merupakan prakarsa mulia dan

    bentuk tanggung jawab yang secara sinergi dikembangkan Pemerintah Pusat

    (Kementerian PUPR) bersama dengan pemerintah Kota/Kabupaten guna

    mewujudkan tercapainya ruang perkotaan yang lebih berkualitas bagi semuamelalui upaya perencanaan yang baik dan percontohan perwujudan 8

    (delapan) atribut kota hijau secara terpadu sesuai amanat Undang-Undang

    Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

    Kota hijau akan dapat terwujud oleh adanya kesadaran, niat baik, perencanaan

    yang cermat, kerja keras yang sungguh-sungguh oleh semua pemangku

    kepentingan secara sinergi, serta terlembaga dalam suatu sistem tatanan

    secara kuat yang didukung oleh peraturan perundang-undangan yang

    dilaksanakan secara konsisten dan bertanggung jawab.

    Karakter P2KH yang inovatif, partisipatif, dan sinergis merupakan faktor kunci

    dalam perwujudan Kota Hijau yang berkelanjutan. Inovatif dalam hal ini adalah

    berorientasi pada aksi nyata dan solusi berkelanjutan untuk masalah

    perkotaan. Partisipatif yaitu P2KH diselenggarakan melalui kolaborasi aktif

    pemerintah, swasta, komunitas, dan masyarakat (gerakan kolektif kota hijau).

    Sinergis yang dimaksud adalah P2KH sebagai platform untuk sektor-sektor,

    sekaligus pemberdayaan bagi seluruh stakeholder.

    Penyelenggaraan P2KH diharapkan dapat menjadi tonggak pembelajaran serta

    penyempurnaan konsep dan langkah-langkah dalam membangun sinergibersama pemerintah kota dan kabupaten untuk mewujudkan kota yang

    mampu menyandang delapan atribut kota hijau.

    Secara substansi P2KH bersinergi dengan Rencana Jangka Pembangunan

    Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, khususnya dalam program

    fasilitasi kota dan kawasan perkotaan dalam pemenuhan SPP dan

    pengembangan Kota Layak Huni, Kota Hijau, dan Kota Cerdas. Dengan target

    sasaran pada tahun 2019 terselnggara di 18 kota, 12 kawasan perkotaan

    metropolitan, dan 744 kota/kawasan perkotaan.

  • 7/26/2019 Panduan_Juknis P2KH 2016_web Version

    19/90

    18 Panduan Penyelenggaraan

    Gambar 2.1. Sasaran RPJMN 2015-2019 terkait Program Kota Hijau

    2.2.

    Maksud dan Tujuan P2KH

    2.2.1.Maksud

    P2KH dimaksudkan untuk merespon isu pengubahan iklim dan pengurangan

    emisi gas karbon dalam skala nasional serta aksi nyata perwujudan amanat

    UUPR (Undang-Undang Penataan Ruang) tentang pencapaian 30% RTH di

    wilayah perkotaan dan amanat Perda BG di setiap daerah. Dalam skala global,

    perwujudan visi kota berkelanjutan secara jelas tertuang dalam Tujuan

    Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDG),khususnya tujuan no. 11, yakni membangun kota dan pemukiman warga yang

    inklusif, aman, dan kukuh/berkelanjutan yang juga selaras tujuan P2KH.

    2.2.2.Tujuan

    Secara umum, P2KH bertujuan untuk mewujudkan permukiman perkotaan

    yang layak huni dan berkelanjutan melalui penerapan 8 atribut kota hijau.

    Secara rinci pelaksanaan program ini terpadu dan bertahap sesuai dengankemampuan dan kebutuhan lokal bertujuan untuk:

  • 7/26/2019 Panduan_Juknis P2KH 2016_web Version

    20/90

    Panduan Penyelenggaraan19

    1. Meningkatkan kapasitas Pemerintah Kota/Kabupaten dalam mewujudkan

    perencanaan dan perancangan kota yang ramah lingkungan;

    2. Meningkatkan kapasitas Pemerintah Kota/Kabupaten dalam mewujudkan

    tersedianya RTH;

    3. Meningkatkan kapasitas Pemerintah Kota/Kabupaten dalam mewujudkan

    konsumsi energi yang efisien;

    4. Meningkatkan kapasitas Pemerintah Kota/Kabupaten dalam mewujudkan

    pengelolaan air yang efektif;

    5. Meningkatkan kapasitas Pemerintah Kota/Kabupaten dalam mewujudkan

    pengelolaan sampah ramah lingkungan;

    6. Meningkatkan kapasitas Pemerintah Kota/Kabupaten dalam mewujudkan

    bangunan hijau;

    7. Meningkatkan kapasitas Pemerintah Kota/Kabupaten dalam mewujudkan

    penerapan sistem transportasi yang berkelanjutan; dan8. Meningkatkan kapasitas Pemerintah Kota/Kabupaten dalam mewujudkan

    peningkatan peran masyarakat sebagai komunitas hijau.

    2.3.

    Sasaran dan Peserta P2KH 2016

    2.3.1.Sasaran P2KH 2016

    Secara umum, sasaran P2KH 2016 adalah terselenggaranya upaya perwujudan

    atribut Kota Hijau, melalui:

    1. Meningkatnya luasan RTH publik perkotaan yang berkualitas sehingga

    menjadi standar acuan pembangunan RTH, khususnya taman kota di

    Indonesia

    2. Tersusunnya dokumen perencanaan Taman Kota Hijau yang mengacu

    pada penerapan atribut kota hijau

    3. Tersusunnya Masterplan Kota Hijau4. Terbentuknya Forum Komunitas Hijau (FKH)

    5. Tersusunnya Peta Komunitas Hijau

    6. Terselenggaranya Festival Hijau dan Aksi Komunitas Hijau

    2.3.2.Peserta P2KH 2016

    Pada tahun anggaran 2016, peserta P2KH berjumlah 21 (dua puluh satu)

    Kota/Kabupaten peserta penjaringan 2015 dan 26 (dua puluh enam)Kota/Kabupaten yang mendapat fasilitasi lanjutan dari 2015. Syarat

  • 7/26/2019 Panduan_Juknis P2KH 2016_web Version

    21/90

    20 Panduan Penyelenggaraan

    kepesertaan P2KH khususnya peserta baru adalah Kota/Kabupaten yang telah

    memenuhi kriteria sebagai berikut:

    1. Perda RTRW Kota/Kabupaten yang sudah disahkan sesuai dengan UU

    Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

    2. Perda Bangunan Gedung

    3. Kepemimpinan daerah yang kuat dan visioner terhadap perwujudankota berkelanjutan;

    4. Komitmen untuk melaksanakan aksi nyata yang positif;

    5. Alokasi APBD untuk pendampingan P2KH; dan

    6. Prioritas penanganan pada Kota/Kabupaten untuk perwujudan sistem

    perkotaan nasional meliputi PKN, PKSN dan PKW (termasuk dalam

    lingkup koridor MP3EI); dan

    7. Prioritas penanganan pada Kota Metropolitan, Kota Besar, dan Kota

    Sedang, sebagai aksi pengendalian pertumbuhan kota yang cepatdengan tetap berlandaskan visi kota berkelanjutan.

    8.

    2.4.Atribut Kota Hijau

    Gambaran mengenai kota hijau adalah kota yang memiliki 8 (delapan) atribut

    kota hijau, meliputi:

    2.4.1.

    Perencanaan dan Perancangan Kota yang

    Ramah Lingkungan(Green Planning and Design)

    Peningkatan kualitas rencana tata ruang dan rancang kota yang lebih adaptif

    terhadap karakter lingkungan fisik alami (biofisik) kawasan, serta

    mengupayakan adaptasi dan mitigasi terhadap isu perubahan iklim. Kegiatan

    yang terkait atribut ini antara lain penyusunan Masterplan Kota Hijau, dan

    penyusunan Rencana Rinci seperti RDTR dan RTBL dengan memperhatikanketersediaan dan kualitas RTH, serta koridor hijau.

    2.4.2.Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau (Green Open

    Space)

    Peningkatan kuantitas dan kualitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) sesuai

    karakteristik kota/kabupaten dengan target minimal 30% dari seluruh luasan

    perkotaan sesuai yang direncanakan dalam RTRW. Kegiatan yang terkait atributini antara lain pembangunan taman kota hijau, hutan kota, nursery, koridor

    hijau di kawasan perkotaan untuk menambah luas RTH kota.

  • 7/26/2019 Panduan_Juknis P2KH 2016_web Version

    22/90

    Panduan Penyelenggaraan21

    2.4.3.

    Konsumsi Energi yang Efisien

    (Green Energy)

    Pemanfaatan energi yang efisien dan ramah lingkungan, seperti penurunan

    penggunaan energi tak terbarukan, atau pemanfaatan energi alternatif yang

    terbarukan (sinar matahari, aliran air, panas bumi, pasang surut laut). Misalnya

    penggunaan listrik tenaga surya dan atau listrik tenaga angin untuk lampupenerangan jalan umum, dsb.

    2.4.4.Pengelolaan Air yang Efektif (Green Water)

    Peningkatan efisiensi pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya air,

    konservasi sumberdaya air, dan cakupan akses air bersih. Antara lain

    penerapan konsep zero run-offdi taman kota/halaman RTH privat, penggunaan

    kembali air bekas pakai, pembuatan penampungan air hujan seperti rain waterharvesting, peningkatan daya serap air ke tanah, pembuatan sistem

    pengelolaan air permukaan di perkotaan, dan peningkatan kualitas lahan-lahan

    yang beresiko bencana terkait air, dsb.

    2.4.5.Pengelolaan Sampah Ramah Lingkungan

    (Green Waste)

    Penerapan pengelolaan limbah dan sampah perkotaan dengan menerapkankonsep zero waste, berpinsip 3R, yakni mengurangi sampah/limbah (Reduce),

    meningkatkan nilai tambah sampah/limbah (Reuse), dan mengembangkan

    proses daur ulang sampah/limbah (Recycle).

    2.4.6.Bangunan Hijau (Green Building)

    Penerapan persyaratan bangunan gedung dengan kinerja terukur dalam

    penghematan energi, air, dan sumber daya lainnya sesuai fungsi dan klasifikasi

    tahapan penyelenggaraannya dalam rangka perwujudan pelaksanaan

    Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung sesuai dengan UU Nomor 28

    Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan Permen PU Nomor

    02/PRT/M/2015 tentang Bangunan Gedung Hijau. Pembangunan gedung hijau

    adalah pembangunan yang baik secara konsep maupun konstruksi bertanggung

    jawab terhadap lingkungan mulai dari pemilihan tempat hingga desain,

    material dan pelaksanaan konstruksi, operasional, perawatan, renovasi, serta

    pemanfaatannya.

  • 7/26/2019 Panduan_Juknis P2KH 2016_web Version

    23/90

    22 Panduan Penyelenggaraan

    2.4.7.Penerapan Sistem Transportasi yang

    Berkelanjutan

    (Green Transportation)

    Pengembangan sistem transportasi berkelanjutan, melalui pembangunan

    transportasi publik, jalur pejalan kaki, dan jalur sepeda, serta integrasi antar

    moda.

    2.4.8.

    Peningkatan Peran Masyarakat sebagai

    Komunitas Hijau (Green Community)

    Peningkatan pastisipasi aktif masyarakat atau komunitas dan institusi swasta

    dalam perwujudan visi kota berkelanjutan. Contoh kegiatan terkait atribut ini

    adalah penyusunan Peta Komunitas hijau yang melibatkan komunitas hijau,

    sosialisasi program kota hijau (green campaign)kepada masyarakat, pelibatan

    institusi pendidikan melalui program sekolah hijau dan kampus hijau.

    2.5.Pengembangan Atribut Kota Hijau

    2.5.1.StrukturdanGugusKebijakanP2KHBaru

    Delapan atribut kota hijau patut diapresiasi. Platform Program(Green

    Planning and Design, Green Open Space dan Green Community) perlu

    dikembangkan/direinterpretasi. Incentive Program (Green Open Space,

    Green Building, Green Water, Green Waste, Green Transportation,dan

    Green Energy) perlu dilebur dan disinergiskan dalam atribut Green

    Infrastructure, yang memayungi semua sub-sektor infrastruktur.

    Kontribusi infrastruktur ke-PU-an pada RTH sangat diperlukan melalui

    pemberian manfaatnya pada pengembangan komponen RTH, ruang

    publik hijau kota, jaringan green infrastructureskala kota dan regional

    yang terintegrasi dengan infrastruktur alam sehingga infrastruktur

    perkotaan semakin hijau dan alami secara berkelanjutan.

    Dengan mempertimbangkan isu strategis, sasaran strategis, dan

    konsep pengembangan P2KH di atas, maka diperlukan model

    konstruksi gugus kebijakan P2KH baru :

    1. Penguatan Institusional dan Manajemen

    2. Green Planning and Design

    3. Infrastruktur Hijau (Green Infrastructure)

  • 7/26/2019 Panduan_Juknis P2KH 2016_web Version

    24/90

    Panduan Penyelenggaraan23

    4. Green Open Space

    5. Green Community and Movement

    Struktur gugus P2KH baru merupakan pengembangan yang

    berkesinambungan dari P2KH sebelumnya.

    Gambar 2.2. Transformasi Atribut P2KH Lama-Baru

  • 7/26/2019 Panduan_Juknis P2KH 2016_web Version

    25/90

    24 Panduan Penyelenggaraan

    2.5.2.Kebijakan dan Strategi Pengembangan P2KH

    Gambar 2.3. Kebijakan dan Strategi Pengembangan P2KH Baru

    Gugus 1 : Green Planning and Design

    Sasaran Kebijakan :

    Terwujudnya dokumen perencanaan dan perancangan RTH di seluruh kawasan

    perkotaan di Indonesia yang mampu menjadi acuan bagi percepatan pasokan

    kuantitas RTH dan peningkatan kualitas RTH untuk mewujudkan pembangunan

    kota hijau yang komprehensif dan berkelanjutan.

    Strategi :

    i. Menciptakan berbagai Pedoman Umum dan Teknis Perencanaan dan

    Perancangan RTH, menyusun rencana dan rancangan RTH Tematik dalamberbagai skala dan lokasi sesuai dengan hirarkis kota dan kebutuhan

    warga.

  • 7/26/2019 Panduan_Juknis P2KH 2016_web Version

    26/90

    Panduan Penyelenggaraan25

    ii. Merevitalisasi setiap ruang terbuka yang ada untuk dijadikan ruang hijau

    publik (dihijaukan/greening) baik pada lahan yang dimiliki swasta maupun

    pemerintah (revitalisasi).

    iii. Menyusun rencana-rencana pembangunan dengan konservasi

    (development conservation) pada area perkotaan yang masih alami dan

    masih didominasi oleh fungsi budidaya hijau, baik melalui konseprancangan Design with Nature maupun Urban Village

    iv. Menyusun rencana-rencana infrastruktur perkotaan yang bersahabat

    dengan alam dan mampu memberikan kontribusi pada penciptaan RTH

    perkotaan (green infrastructure).

    v. Menyusun rencana-rencana pemberdayaan RTH pada kawasan / desa

    adat/ tradisional, terutama yang memiliki hukum adat (customary law)

    yang kuat dalam memproteksi lingkungan alam.

    vi. Menyusun Grand Master Plan RTH perkotaan yang komprensif yang

    memadukan RTH Tematik, RTH Revitalisasi, RTH membangun dengan

    konservasi alam (development conservation), RTH Green Infrastructuredan

    RTH Desa Tradisional/RTH Desa Adat.

    vii. Menyusun rencana-rencana lanskap regional yang melewati batas-batas

    administrasi dengan menetapkan nilai-nilai dan fungsi, antara lain

    pertanian, kualitas air, konservasi alam, amenitas pemandangan,

    ekosistem, warisan budaya, rekreasi ruang luar (outdoor) dan regional

    landscape.

    Gugus 2 : Green Infrastructure

    Sasaran kebijakan :

    Memanfaatkan sistem infrastruktur yang sudah disediakan alam

    Menciptakan rekayasa infrastuktur yang menghargai siklus harmonis

    dengan alam melalui rekayasa drainase, air bersih, jalan, sanitasi,

    persampahan secara berkelanjutan, sehingga mampu memberi kontribusi

    pada terciptanya ruang publik hijau untuk meningkatkan kualitas ekologi

    manusia di perkotaan.

  • 7/26/2019 Panduan_Juknis P2KH 2016_web Version

    27/90

    26 Panduan Penyelenggaraan

    Strategi :

    Menginternalisasi konsep, komponen dan manfaat green infrastructure di

    dalam Kementerian PUPERA, pemerintah provinsi, dan kabupaten/kota.

    Mapping dan mendefinisikan infrastruktur alam yang tersisa di perkotaan

    Indonesia

    Perencanaan green infrastructure skala kota, baik rencana infrastruktur

    alam maupun rencana revitalisasi terhadap infrastruktur yang telah

    terbangun.

    Perencanaan green infrastructure skala wilayah.

    Gugus 3 : Penguatan Institusional dan Manajemen

    Sasaran kebijakan :

    Menciptakan institusi pemerintah yang kuat di berbagai tingkatan yang mampu

    menciptakan dan mengelola RTH perkotaan secara cepat dan berkualitas baik

    pada RTH buatan maupun RTH alami.

    Strategi :

    Legal

    Menyusun dan melegalkan berbagai pedoman dan panduan

    penyelenggaraan RTH baik dari aspek teknis, institusional maupun

    manajemen.

    Institusional

    Menciptakan kelembagaan yang kuat di tingkat pusat, provinsi,

    kabupaten/kota dengan kerangka konsep RTH berjangka panjang dengan

    kapasitas SDM yang memadai dan mampu menggerakkan partisipasi RTH

    di masyarakat dan swasta dalam memprogramkan, merencanakan,

    membangun secara cepat dan memelihara RTH secara berkelanjutan.

    Manajemen

    Meningkatkan kapasitas manajemen penyelenggaraan RTH berbasis IT dan

    komunitas/sektor swasta terutama di tingkat kabupaten, kota, sedemikian

    sehingga kota hijau bisa menjadi gerakan masyarakat (Green Social

    Movement).

  • 7/26/2019 Panduan_Juknis P2KH 2016_web Version

    28/90

    Panduan Penyelenggaraan27

    Gugus 4 : Green Community Movement

    Sasaran Kebijakan :

    Meningkatkan kesadaran publik (proses penyadaran) akan pentingnya kota

    hijau, sehingga masyarakat bersedia belajar meningkatkan pengatahuan dan

    keterampilan (kapasitas) dalam membangun RTH kota (societal learning) yang

    kemudian akan menciptakan suatu kemauan untuk menjadi pemangku

    kepentingan (being stakeholder) untuk berinvestasi baik pemikiran, tenaga,

    maupun biaya dlam sebuah kemitraan yang terstruktur dan produktif.

    Pada kondisi seperti terakhir ini, persyaratanpersyaratan munculnya Green

    Movement telah mulai hadir (exist) dalam kota hijau sehinggga gerakan sosial

    telah terwujud.

    Strategi :

    Green campaign

    Penyadaran masyarakat

    Penguatan kapasitas

    Kemitraan

    Pelibatan institusi pendidikan

    Gugus 5 :

    Green Space

    Sasaran kebijakan :

    Green Open Space dipahami sebagai upaya untuk membangun RTH secara fisik

    (delivery) dengan cepat dan berkualitas dan secara optimal bermanfaat bagi

    warga kota baik secara ekologis, sosial, budaya dan ekonomis. Untuk itu

    diperlukan strategi program agar RTH yang dibangun bisa bermanfaat secara

    optimal.

  • 7/26/2019 Panduan_Juknis P2KH 2016_web Version

    29/90

    28 Panduan Penyelenggaraan

    Strategi :

    1. Strategi program berdasarkan konsep pengembangan RTH vs ukuran kota

    Kota besar

    - Prioritas 1: Revitalisasi RTH

    - Prioritas 2: Development Conservation (Konservasi Alam)

    Kota sedang

    Revitalisasi RTH dan Development Conservation (Konservasi Alam)

    memiliki prioritas yang sama.

    Kota Kecil

    - Prioritas 1: Development Conservation (Konservasi Alam)

    - Prioritas 2: Revitalisasi RTH

    2. Strategi program pembangunan RTH berorientasi pada kuantitas, baik yang

    diprogramkan melalui revitalisasi untuk menciptakan berbagai RTH tematik,

    maupun yang direncanakan melalui rencana RTH tematik, desa tradisional,

    prioritas, pembangunannya harus memenuhi kriteria-kriteria sebagai

    berikut :

    - readiness criteria : lahan negara, lahan siap bangun, persyaratanadministrasi

    - biaya murah

    - mudah dibangun

    - mudah dirawat

    3. Strategi program pembangunan RTH (Green Open Space) berorientasi pada

    peningkatan kualitas -baik rencana taman tematik dan taman desatradisional- harus memenuhi kriteria program berazas pada :

    Bermanfaat bagi warga :

    - Tempat berkumpul/bersosialisasi

    - Berbudaya

    - Nyaman

    - Estetika

    - Ekologis

  • 7/26/2019 Panduan_Juknis P2KH 2016_web Version

    30/90

    Panduan Penyelenggaraan29

    4. Strategi program RTH perkotaan untuk membuat taman yang bisa menjadi

    favorit warga, maka taman tersebut memenuhi kriteria :

    RTH Buatan (ditangani dengan Revitalisasi RTH)

    - Lokasi strategis

    - Rindang / teduh

    - Indah

    - Luas

    RTH alam (ditangani dengan Development Conservation)

    - Historis

    - Simbolis

    - Mistis

    2.5.3.Konsep Pengembangan RTH Perkotaan

    Untuk mencapai tujuan strategis kebijakan P2KH yang baru, diperlukan

    pengembangan dan perubahan paradigma konseptual terhadap RTH

    perkotaan, melalui revitalisasi, konservasi, dan pengenalan konsep

    green infrastructure.

    1.

    Revitalisasi

    Pertumbuhan kota di Indonesia adalah sebuah proses urbanisasi dan

    densifikasi yang terus menerus mengikis luasan ruang terbuka yang

    ada. Dalam situasi seperti ini, upaya pemerintah membeli lahan untuk

    RTH semakin sulit karena harga lahan yang semakin tidak terjangkau.

    Di sisi lain, perencanaan kota tidak menempatkan RTH sebagai

    komponen ruang struktural terpenting kota yang harus direncanakansecara hirarkis dan tematis sehingga sebagai akibatnya ruang-ruang

    terbuka yang tercipta menjadi berhamburan tidak berbentuk (non

    figure) dan tidak berfungsi (junk space) yang terkesan sebagai lahan-

    lahan terlantar.

    Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas RTH, diperlukan upaya

    besar untuk meregistrasi dan memetakan lahan-lahan terlantar di

    setiap sudut kota baik milik pemerintah maupun swasta/masyarakatuntuk direstorasi, difungsikan kembali menjadi RTH kota dalam

  • 7/26/2019 Panduan_Juknis P2KH 2016_web Version

    31/90

    30 Panduan Penyelenggaraan

    berbagai tema. Konsep pembangunan RTH ini dirumuskan sebagai

    REVITALISASI.

    2. Membangun dengan Konservasi (Development

    Conservation)

    Di Indonesia masih terbentang alam yang indah, namun pembangunan

    kota akibat dari tingginya urbanisasi meningkatkan kebutuhan lahan

    permukiman dan perkembangan pembangunan fisik yang berakibat

    pada penurunan daya dukung lingkungan dan semakin minimnya

    ruang terbuka hijau alami.

    Padahal eksistensi bentang alam yang belum terbangun ini perlu

    dipertahankan, termasuk flora dan faunanya agar tercipta suatukualitas kelangsungan hidup yang nyaman, menyehatkan dan

    membahagiakan umat manusia secara berkelanjutan.

    Ironisnya, pemerintah berusaha menambah lahan RTH perkotaan,

    namun di sisi lain ruang terbuka hijau yang berupa lingkungan alam

    (natural environment) dan lahan budidaya hijau seperti persawahan

    di perkotaan berkurang dengan cepat.

    Sebagai akibatnya, ternyata upaya pemerintah dalam menambahcapaian luasan RTH masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan

    berkurangnya RTH lingkungan hijau alami dan lahan budidaya hijau,

    sehingga secara netto RTH kota di Indonesia sebenarnya menyusut

    dengan cepat terutama di kota-kota sedang dan kecil.

    Dengan demikian amat diperllukan konsep pembangunan RTH baru,

    yakni menambah RTH baru, yakni menambah RTH dengan cara

    mempertahankan secara maksimal eksistensi lingkungan hijau alami

    dan lahan budidaya hijau yang masih tersisa di perkotaan.

    Konsep ini intinya adalah mengharmoniskan pembangunan baru dan

    preservasi lingkungan alami, yang disebut sebagai DEVELOPMENT

    CONSERVATION (Membangun dengan Konservasi).

    Membangun dengan konservasi dilakukan dengan 2 pendekatan

    design concept:

    a. Design with Nature

    b. Urban Village

  • 7/26/2019 Panduan_Juknis P2KH 2016_web Version

    32/90

    Panduan Penyelenggaraan31

    3.

    Green Infrastructure

    Pembangunan lingkungan baru perlu memperhatikan green

    infrastructure dalam perencanaannya. Lingkungan baru tidak hanya

    direncanakan secara ekonomis namun harus pula mempertimbangkan

    hubunganya dengan alam yang menjadikan lingkungan lebihmanusiawi.

    Alam sudah menyediakan infrastruktur untuk manusia. kondisi ini

    harus dimanfaatkan dan jangan dirusak. Terutama infrastruktur ke-PU-

    an harus harmonis dengan infrastruktur alam karena infrastruktur ke-

    PU-an memiliki peranan besar untuk memberi kontribusi pada green

    infrastructureke depan.

    Infrastruktur hijau merupakan kerangka ekologis untuk keberlanjutanlingkungan, sosial, dan ekonomi, sebagai sistem kehidupan alami yang

    berkelanjutan. Infrastruktur hijau merupakan jaringan RTH kota untuk

    melindungi nilai dan fungsi ekosistem alami yang dapat memberikan

    dukungan kepada kehidupan manusia.

    Infrastruktur hijau merupakan jaringan yang saling berhubungan

    antara sungai, lahan basah, hutan, habitat kehidupan liar, dan daerah

    alami di wilayah perkotaan; jalur hijau, kawasan hijau, dan daerah

    konservasi; daerah pertanian, perkebunan, dan berbagai jenis RTH

    lain, seperti taman-taman kota. Pengembangan infrastruktur hijau

    dapat mendukung kehidupan warga, menjaga proses ekologis,

    keberlanjutan sumber daya air dan udara bersih, serta memberikan

    sumbangan kepada kesehatan dan kenyamanan warga kota (liveable

    cities).

    Konsep pengembangan infrastruktur untuk berkontribusi dalam

    meningkatkan kuantitas dan kualitas RTH perkotaan perlu

    menekankan manfaat infrastruktur ke-PU-an bagi RTH dan ruang

    public kota, dan menekankan manfaat hasil integrasi infrastruktur ke-

    PU-an dengan green infrastructure skala kota dan regional agar

    kedepan infrastruktur perkotaan dan regional semakin harmonis, hijau

    dan alami secara berkelanjutan.

  • 7/26/2019 Panduan_Juknis P2KH 2016_web Version

    33/90

    32 Panduan Penyelenggaraan

    2.5.4.Konsep Pengembangan Atribut Kota Hijau

    2015-2019

    Konsep pengembangan atribut kota hijau dikelompokkan dalam skala

    kota dan kawasan. Atribut kota hijau skala kota meliputi Green

    Planning, Green Community, dan Green Open Space merupakan

    platform program. Atribut kota hijau skala kawasan meliputi Green

    Design dan Green (Neighbourhood) Community merupakan incentive

    program yang diwujudkan dalam bentuk Green Open Space, Green

    Building, Green Water, Green Waste, Green Transportation dan Green

    Energy.

    Gambar 2.4. Konsep Pengembangan Atribut Kota Hijau

    2.5.5.Rencana StrategiPengembanganAtributKota

    Hijau 2015-2019

    2011- 2014 difokuskan pada Platform Program yang mencakup Green

    Planning and Design, Green Open Spacedan Green Community.

    2015-2019 difokuskan pada Incentive Program yang mencakup Green

    Open Space, Green Building, Green Water, Green Waste, Green

    Transportation, dan Green Energy.

    Strategi pengembangan atribut kota hijau didasarkan pada prinsip :

    1. Berbasis Kawasan

  • 7/26/2019 Panduan_Juknis P2KH 2016_web Version

    34/90

    Panduan Penyelenggaraan33

    Pengembangan 8 atribut kota hijau dilaksanakan berbasis pada

    kawasan.

    2. Keterpaduan

    Implementasi kawasan hijau melalui keterpaduan lintas sektoral sesuai

    atribut.

    3. Replikasi

    Kota hijau terwujud dengan mereplikasi atribut hijau pada kawasan

    lainnya.

    Rencana dan strategi pengembangan atribut 2011-2019 dilihat pada

    Gambar 2.2. Rencana dan Pengembangan Atribut Kota Hijau.

  • 7/26/2019 Panduan_Juknis P2KH 2016_web Version

    35/90

    34 Panduan Penyelenggaraan

    Pengembangan atribut dilaksanakan berba sispada kawasan Kota hijau dapat terwujud deng an melakukan

    replikasi perwujudan atribut hijau padakawasan lainnya

    Implementasi kawasan hijau melaluiketerpaduan lintas sektoral sesuai denganatribut.

    Gambar 2.5. Rencana dan Pengembangan Atribut Kota Hijau

    2.6.

    Strategi Menuju Kota Hijau

    Sebagaimana dijelaskan di depan bahwa strategi menuju kota hijau adalah

    empowerment for green cities, from planning to action yang diwujudkan

    dalam Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH). Strategi tersebut dijabarkan sebagai

    berikut:

    2.6.1.Penyusunan Green Planning and Design

    Masterplan Kota Hijau penting untuk disusun sebagai pengembangan dari

    dokumen perencanaan kota/kabupaten yang telah tertuang dalam RTRW

    kota/kabupaten, khususnya dalam strategi perwujudan visi kota berkelanjutan.

    Dalam rencana yang lebih rinci, juga diperlukan penyusunan RDTR dan RTBL

    sebagai dokumen perencanaan rinci yang sebaiknya menuangkan strategiperwujudan kota hijau dalam perencanaan spasial kota/kabupaten.

    2.6.2.Penambahan RTH Publik Perkotaan

    Mengingat pentingnya fungsi RTH dalam mewujudkan ruang yang produktif

    dan berkelanjutan, maka perlu dilakukan langkah-langkah agar dapat mencapai

    pemenuhan RTH 30% bagi kota dan kabupaten yang sampai saat ini masih

    dalam upaya untuk mencapainya. Beberapa langkah berikut dapatdilaksanakan oleh pemerintah kota dan kabupaten, yaitu:

  • 7/26/2019 Panduan_Juknis P2KH 2016_web Version

    36/90

    Panduan Penyelenggaraan35

    1.

    Menetapkan Daerah Yang Tidak Boleh Dibangun

    Di dalam Perda RTRW harus ditentukan daerah-daerah yang

    diperkirakan sensitif terhadap perubahan harus dipreservasi atau

    dikonservasi agar fungsi lingkungan tetap terjaga. Daerah-daerah yang

    perlu dipreservasi, antara lain :1. Habitat satwa liar;

    2. Daerah dengan keanekaragaman hayati tinggi;

    3. Daerah genangan dan penampungan air (water retention);

    4. Daerah rawan longsor;

    5. Tepian sungai dan tepian pantai sebagai pengaman ekologis; dan

    6. Daerah-daerah yang memiliki nilai pemandangan yang bernilai

    tinggi (misalnya kawasan Kelok Sembilan, kawasan pedesaan

    Ubud, dsb) .

    2. Menambah RTH Baru

    Pemda dapat membeli lahan untuk memperbanyak pembangunan

    taman lingkungan, taman kota, taman makam, lapangan oleh raga,

    hutan kota, kebun raya, hutan mangrove, dan situ/danau.

    3.

    Meningkatkan Koridor Hijau

    Penanaman pohon-pohon secara massal untuk menciptakan koridor

    hijau di sepanjang potensi ruang hijau, misalnya :

    1. Jalur hijau dan jalan tol;

    2. Jalur pedestrian;

    3. Mendorong penanaman pohon di sempadan sungai;

    4. Mendorong penanaman pohon di tepian badan air situ dan

    waduk;

    5. Mendorong penanaman pohon di sempadan rel kereta api;

    6. Mendorong penanaman pohon di saluran umum tegangan tinggi

    (SUTT); dan

    7. Mendorong penanaman bakau di sepanjang pantai.

    Koridor hijau dikembangkan sebagai urban park connector yang

    menghubungkan RTH di seluruh kota, dilengkapi dengan jalur sepeda

    dan pejalan kaki menjadi alternatif jalur transportasi kendaraan tidak

    bermotor.

  • 7/26/2019 Panduan_Juknis P2KH 2016_web Version

    37/90

    36 Panduan Penyelenggaraan

    4.

    Mengakuisisi RTH Privat Menjadikan Bagian RTH

    Perkotaan

    Akuisisi RTH privat menjadi RTH Perkotaan melalui langkah-langkah

    sebagai berikut :

    1. Penerapan koefisien dasar hijau (KDH) pada lahan-lahan privat

    yang dimiliki masyarakat dan swasta melalui pengurusan izinmendirikan bangunan;

    2. Pemda dapat mulai mendata dan menetapkan RTH privat

    pekarangan rumah, sekolah, perkantoran, hingga pengembangan

    (kawasan terpadu, pusat perbelanjaan, hotel, apartemen) sebagai

    bagian dari RTH kota;

    3. Kepada para pengembang, diminta untuk memenuhi kewajiban

    penyediaan fasilitas sosial dan fasilitas umum. Dalam

    pengembangan kawasan dikenakan prasyarat KDH minimal 20persen berupa taman di kawasan pengembang;

    4. Warga diajak berperan serta mengelola lahan hijau pekarangan

    melalui penanaman pohon rindang dan karpet hijau tanaman dan

    pembuatan lubang biopori; dan

    5. Pemberian insentif bagi warga mengizinkan lahannya untuk

    diakuisisi berupa keringanan pajak, pajak air tanah, pembayaran

    tagihan listrik dan telpon.

    5. Peningkatan Kualitas RTH Kota Melalui

    Refungsionalisasi RTH

    RTH eksisting ditingkatkan kualitasnya sehingga fungsi ekologisnya

    dapat lebih optimal, sebagai contoh :

    1. Refungsionalisasi lahan milik Pemda yang berstatus HGU pada RTH

    eksisting jalur hijau dikembalikan menjadi taman (misalnya yang

    digunakan sebagai SPBU);

    2. Mendorong revitalisasi kawasan hutan bakau;

    3. Mendorong revitalisasi situ, danau, waduk, sebagai daerah resapan

    air; dan

    4. Penanaman rumput pada taman-taman lingkungan permukiman

    yang diperkeras (lapangan bulu tangkis, tenis, dll).

  • 7/26/2019 Panduan_Juknis P2KH 2016_web Version

    38/90

    Panduan Penyelenggaraan37

    6.

    Menghijaukan Bangunan (Green roof/Green wall)

    Dilaksanakan dalam rangka menutupi keterbatasan dan kekurangan

    lahan sehingga menumbuhkan kreativitas. Penghijauan bangunan

    terbukti mampu menurunkan suhu kota dan menyerap gas polutan.

    7.

    Menyusun Kebijakan Hijau

    Pemerintah Daerah dan DPRD perlu segera menempatkan masalah

    RTH sebagai salah satu isu penting dalam pembahasan anggaran dan

    program pembangunan yang berkelanjutan. Perlu segera didorong

    untuk penyusunan dan penetapan Perda tentang RTH dan Rencana

    Induk RTH agar perencanaan pembangunan RTH memiliki kekuatan

    hukum secara jelas dan tegas.

    8.

    Menyusun Rencana Tindak Lanjut P2KH

    UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang sejalan dengan

    Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 02/PRT/M/2015 tentang

    Bangunan Gedung Hijau mendorong disusunnya Perda Bangunan

    Gedung Hijau dan Perda RTH di masing-masing Kota/Kabupaten. Di

    dalamnya mengamanatkan penambahan RTH, kawasan hijau sudah

    ditetapkan dalam RTRW dan didetailkan dalam RTBL.

    Perlu penyusunan Rencana Tindak P2KH yang memuat langkah-

    langkah, program, tujuan, sasaran, peran dan tanggung jawabKota/Kabupaten untuk dapat mencapai pemenuhan 30% RTH dalam

    jangka waktu tertentu yang disepakati Pemerintah.

    9. Pemberdayaan Komunitas Hijau

    Sebagai salah satu pilar penyangga terwujudnya kota hijau maka

    peran masyarakat yang tergabung dalam komunitas hijau perlu segera

    untuk diberdayakan. Langkah-langkah pemberdayaan komunitas hijau

    dapat dilaksanakan sebagai berikut :

    1. Pemetaan Komunitas Hijau

    Pemerintah kota dan kabupaten perlu melakukan pemetaan

    terhadap komunitas hijau sehingga diperoleh profil masing-masing

    komunitas tersebut. Pemetaan ini sangat penting untuk

    mengidentifikasi peran dan kemampuan yang dimiliki oleh masing-

    masing komunitas hijau ini.

    Pemetaan komunitas hijau ini diharapkan dapat menghasilkanprofil atau gambaran mengenai komunitas hijau yang ada pada

  • 7/26/2019 Panduan_Juknis P2KH 2016_web Version

    39/90

    38 Panduan Penyelenggaraan

    masing-masing kota dan kabupaten peserta P2KH sehingga dapat

    disusun rencana tindak lanjut untuk pemberdayaannya.

    2.

    Penyusunan Rencana Tindak

    Penyusunan rencana tindak untuk pemberdayaan komunitas hijau

    perlu dilakukan oleh pemerintah kota dan kabupaten bersama

    dengan seluruh komunitas hijau yang ada di masing-masing kota

    dan kabupaten peserta P2KH.

    Rencana tindak untuk pemberdayaan komunitas hijau ini meliputi:

    identifikasi tujuan dan sasaran, peran dan tanggung jawab,

    program dan langkah-langkah serta jadwal kegiatan. Hendaknya di

    dalam proses penyusunan rencana tindak ini selalu mengutamakan

    partisipasi dan peran seluruh anggota komunitas hijau tersebut.

    3. Pelembagaan Peran Komunitas Hijau

    Pelembagaan peran komunitas hijau perlu dilakukan olehpemerintah kota dan kabupaten untuk memupuk dan menjamin

    keberlanjutan kontribusi masyarakat dalam mendukung

    terwujudnya kota hijau.

    Pelembagaan dapat dilakukan secara informal melalui

    pengutamaan peran masyarakat secara umum atau dapat pula

    ditetapkan secara formal melalui keputusan bupati/walikota.

    Melalui penetapan secara formal maka komunitas hijau dapat

    memperoleh kesempatan pembinaan secara lebih intensif dan

    dapat mengusulkan kegiatan melalui pendanaan APBD setempat.

    2.7.

    Kemitraan Kota Hijau

    Perwujudan kota hijau merupakah upaya sinergi semua pihak dan pemangku

    kepentingan, sehingga perwujudan kota hijau memerlukan kemitraan antara

    pemerintah, masyarakat dan dunia usaha. Perwujudan kemitraan dalam

    mencapai 8 atribut kota hijau ini sangatlah penting dan strategis bagipemerinta Kota/Kabupaten. Kemitraan tersebut dibutuhkan dalam tahap

    perencanaan, pelaksanaan, operasi dan pengelolaan, serta evaluasi dan tindak

    lanjut.

    Kemitraan dalam mewujudkan kota hijau dapat dilakukan dalam berbagai

    bentuk yang dapat dikreasikan oleh masing-masing Kota/Kabupaten dengan

    penuh dedikasi dan tanggung jawab. Dapat saja kemitraan berbentuk

    kemitraan yang bersifat tanggung gugat produsen-konsumen bagi perusahaan

    yang beroperasi di wilayah tersebut, berbentuk Corporate Social Responsibility

    (CSR)dalam berbagai bentuk dan manfaatnya dalam rangka mewujudkan kota

    hijau serta kemitraan bersama masyakat komunitas hijau, dunia pendidikan

  • 7/26/2019 Panduan_Juknis P2KH 2016_web Version

    40/90

    Panduan Penyelenggaraan39

    atau organisasi keagamaan dengan sentuhan program kota hijau. Misalnya

    inisiasi program Taman Kanak-kanak hijau, Sekolah Dasar Hijau, Pesantren

    Hijau, Perkantoran Hijau sampai dengan Perguruan Tinggi Hijau (Green

    College).

    2.8.

    Manajemen dan Keberlanjutan

    Kota Hijau

    Manajemen kota hijau pada dasarnya adalah penguatan dari manajemen

    penyelenggaraan penataan ruang di tiap-tiap kota dan kabupaten yang telah

    mampu menyandang atribut kota hijau. Melalui inisiasi pelaksanaan P2KH, di

    tiap-tiap Kota/Kabupaten peserta P2KH telah dibentuk Tim Pelaksana Kegiatan

    Swakelola.

    Kota hijau pada dasarnya bukanlah tujuan akhir, namun merupakan suatu

    kondisi yang harus senantiasa terkelola secara baik dalam suatu sistem yang

    berkelanjutan. Manajemen keberlanjutan Kota Hijau ini perlu diwujudkan

    dalam bentuk collaborative community based management (CCBM). Secara

    prinsip, CCBM ini adalah menempatkan masyarakat sebagai pelaku dan

    masyarakat sebagai pemberdaya (enabler).

  • 7/26/2019 Panduan_Juknis P2KH 2016_web Version

    41/90

    40 Panduan Penyelenggaraan

    BAB 3

    MEKANISME

    PELAKSANAAN

  • 7/26/2019 Panduan_Juknis P2KH 2016_web Version

    42/90

    Panduan Penyelenggaraan41

    3.1.

    Struktur Organisasi P2KH 2016

    Gambar 3.1. Struktur Hubungan Tata Kerja Kegiatan P2KH 2016

    3.2.Organisasi

    Kepemerintahan/Struktural

    3.2.1.

    Tingkat Pusat

    Pemerintah Pusat dalam hal ini adalah Kementerian Pekerjaan Umum dan

    Perumahan Rakyat c.q. Direktorat Jenderal Cipta Karya sebagai pembina

    pelaksanaan P2KH, memiliki perangkat pelaksana sebagai berikut :

  • 7/26/2019 Panduan_Juknis P2KH 2016_web Version

    43/90

    42 Panduan Penyelenggaraan

    3.2.1.1.

    Tim Pembina P2KH

    Susunan Tim Pembina P2KH adalah sebagai berikut :

    Ketua : Direktur Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum

    dan Perumahan Rakyat

    Anggota : 1. Sekretaris Direktorat Jenderal Cipta Karya

    2. Direktur Bina Penataan Bangunan

    3. Kasubdit Penataan Bangunan dan Lingkungan Khusus

    Tim Pembina P2KH memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut :

    1. Menetapkan rancangan program P2KH, menetapkan kriteria lokasi, dan

    jumlah alokasi dana, serta mekanisme pelaksanaan kegiatan;

    2. Mensosialisasikan program pada tingkat nasional; dan

    3. Menyampaikan laporan penyelenggaraan dan evaluasi program kepada

    Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

    3.2.1.2.

    Tim Pelaksana P2KH di Tingkat Pusat

    Tim Pelaksana P2KH di Tingkat Pusat memegang peranan dalam hal

    pendampingan dan pemantauan dimana secara substansi berada di Direktorat

    Bina Penataan Bangunan cq. Subdit Penataan Bangunan dan LingkunganKhusus (PBLK) dan Konsultan Koordinator Program Pengembangan Kota Hijau

    (KK P2KH).

    Tabel 3.1. Tugas dan Fungsi Tim Pelaksana P2KH di Tingkat Pusat

    No Pelaku Tugas Utama Deskripsi

    1. Subdit

    PenataanBangunan

    dan

    Lingkungan

    Khusus

    (PBLK)

    Direktorat

    Bina

    Penataan

    Bangunan

    a.Menyiapkan

    panduanpenyelenggara

    an P2KH

    1. Menetapkan konsep dan

    substansi pelaksanaanP2KH, termasuk di

    dalamnya adalah rencana

    kerja, metode kerja, jadwal

    kerja, indikator kerja,

    milestone, tolak ukur serta

    kelengkapan program

    lainnya.

    2. Menyusun substansi

    Panduan penyelenggaraan,

    manual kegiatan, bahan

  • 7/26/2019 Panduan_Juknis P2KH 2016_web Version

    44/90

    Panduan Penyelenggaraan43

    No Pelaku Tugas Utama Deskripsi

    sosialisasi, bahan

    pendampingan dan

    bimbingan teknis

    pelaksanaan P2KH.

    3. Menyusun ProsedurOperasional Standar (POS)

    pelaksanaan monitoring

    dan evaluasi pelaksanaan

    P2KH TA 2016.

    b. Koordinasi

    pelaksanaan

    P2KH

    4. Mengkoordinasikan

    pelaksanaan P2KH di tingkat

    pusat bersama KK P2KH

    c. Monitoring

    dan evaluasi

    pelaksanaan

    P2KH

    5. Memandu dan mengelola

    penyelenggaraan P2KH

    secara nasional dalam

    rangka mencapai tujuan

    dan sasaran yang telah

    ditetapkan.

    6. Melaksanakan pemantauan

    dan penilaian terhadap

    proses pelaksanaan sertahasil-hasil yang dicapai

    bersama KK P2KH dalam

    rangka penyelenggaraan

    P2KH.

    7. Melakukan evaluasi

    terhadap pelaksanaan dan

    hasil P2KH tahun 2016.

    d. Monitoringdan evaluasi

    pelaksanaan

    administrasi

    P2KH

    8. Berkoordinasi denganSatker Provinsi dalam

    pelaksanaan monitoring

    dan evaluasi pelaksanaan

    administrasi P2KH.

    9. Membuat laporan tahunan

    pelaksanaan P2KH

    10.Melaporkan kegiatan

    pelaksanaan P2KH kepadaDirjen Cipta Karya.

  • 7/26/2019 Panduan_Juknis P2KH 2016_web Version

    45/90

    44 Panduan Penyelenggaraan

    No Pelaku Tugas Utama Deskripsi

    e. Pengendalian

    pelaksanaan

    P2KH

    11.Mengendalikan

    pelaksanaan P2KH sesuai

    jadwal yang telah

    ditetapkan.

    12.Menyampaikan peringatandan/atau teguran atas

    pencapaian kinerja,

    pelanggaran-pelanggaran

    tata tertib dan aturan

    terkait penyelenggaraan

    P2KH.

    13.Melakukan pengawasan

    terhadap kinerja KonsultanKoordinator (KK) P2KH

    f. Peningkatan

    kapasitas

    daerah dan

    pengembanga

    n P2KH

    14.Memberikan bimbingan

    teknis kepada pemerintah

    Kota/Kabupaten dalam hal

    pengembangan P2KH.

    15.Mengembangkan konsep

    kemitraan dan upaya

    pelibatan pihak terkaitdalam rangka menunjang

    penyelenggaraan P2KH.

    g. Pembinaan

    P2KH

    16.Melakukan pembinaan

    kepada Kota/Kabupaten

    dalam hal P2KH dengan

    memberikan fasilitasi fisik,

    fasilitasi perencanaan

    h. Pengolahan

    data dan

    penyebarluas

    an informasi

    17.Mengembangkan database

    pelaksanaan P2KH

    18.Mengembangkan media

    publikasi dalam rangka

    penyebarluasan informasi

    19.Mengelola data dan

    informasi sebagai bahan

    evaluasi program

  • 7/26/2019 Panduan_Juknis P2KH 2016_web Version

    46/90

    Panduan Penyelenggaraan45

    No Pelaku Tugas Utama Deskripsi

    2 KK P2KH a. Membantu

    Direktorat

    BPB dan

    Subdit PBLK

    1. Melakukan pemantauan

    dan pengendalian melalui

    Satker PBL terhadap

    kualitas Perencanaan RTH

    (Masterplan Kota Hijau danDED Taman Kota Hijau),

    baik kualitas dalam hal

    proses, produk, maupun

    substansial

    2. Melakukan pemantauan

    dan pengendalian terhadap

    kualitas pelaksanaan

    festival hijau dan aksi

    komunitas di

    Kota/Kabupaten peserta

    P2KH melalui Satker PBL

    3. Mengembangan database

    Forum Komunitas Hijau,

    keanggotaan P2KH,

    Perusahan Lokal yang miliki

    program CSR dalam bidang

    Lingkungan Hidup

    4. Membantu Direktorat BPB

    dalam penjaring Peserta

    Baru Program

    Pengembangan Kota Hijau

    dan melakukan

    pemantauan dan

    pengendalian terhadap

    dokumen Rencana AksiKota Hijau yang disusun

    oleh Kota/Kabupaten

    peserta baru P2KH

    5. Mengembangkan database

    lokasi RTH Publik di

    Kawasan Perkotaan,

    sehingga dapat terpantau

    persentase RTH di Kawasan

    Perkotaan di Indonesia

    sesuai amanat Undang-

  • 7/26/2019 Panduan_Juknis P2KH 2016_web Version

    47/90

    46 Panduan Penyelenggaraan

    No Pelaku Tugas Utama Deskripsi

    Undang Nomor 26 Tahun

    2007 tentang Penataan

    Ruang

    6. Melaksanakan fungsi

    manajemen teknik padasetiap tahapan

    pembangunan RTH

    (persiapan, perencanaan,

    dan pelaksanaan)

    7. Memberi rekomendasi dan

    solusi ke Subdit PBLK terkait

    teknis operasional

    Penyelenggaraan

    Pembangunan RTH

    b. Membantu

    Kota/Kabupat

    en Peserta

    P2KH

    8. Memberikan supervisi

    awal/konsultasi terkait

    proses penyelesaian output

    P2KH (Perencanaan RTH,

    Pembangunan RTH,

    Pembentukan FKH,

    Penyusunan Peta

    Komunitas Hijau,

    Penyelenggaraan Festival

    Hijau dan Aksi Komunitas

    Hijau), dengan

    berkoordinasi dengan

    Satker PBL

    9. Memberikan masukan

    teknis kepada Tim

    Swakelola dan Tim TeknisP2KH di Kota/Kabupaten

    melalui PPK PELAKSANAAN

    c. Membantu

    dalam

    penyelenggar

    an

    pelaksanaan

    10.Membantu kinerja PPK

    PELAKSANAAN di Provinsi

    dalam Perencanaan RTH

    dan Pembangunan RTH

    penyelenggaran

    pelaksanaan Pembangunandan perencanaan Fisik RTH

  • 7/26/2019 Panduan_Juknis P2KH 2016_web Version

    48/90

    Panduan Penyelenggaraan47

    No Pelaku Tugas Utama Deskripsi

    d. Melakukan

    koordinasi

    dengan

    pemangku

    kepentingan

    11.Koordinasi dengan

    Direktorat BPB, yaitu

    dengan Subdit PBLK

    12.Koordinasi dengan pihak

    pemangku kepentinganKota Hijau dalam rangka

    pelaksanaan Kegiatan

    Forum Kota (Urban

    Greening Forum)

    e. Memfasilitasi

    rangkaian

    kegiatan

    P2KH skalaNasional

    13.Memfasilitasi kegiatan

    pertemuan Lokalatih Forum

    Komunitas Hijau (FKH)

    14.Menfasilitasi pelaksanaanKegiatan Forum Kota

    (Urban Greening Forum)

    f. Pelaporan

    pelaksanaan

    kegiatan

    15.Berkewajiban melakukan

    pelaporan pelaksanaan

    kegiatan kepada Subdit

    PBLK

    3.2.2.

    Tim Pelaksana P2KH di Tingkat Provinsi

    Subdit PBLK memiliki Satker/SNVT Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL) di

    Tingkat Provinsi yang ditunjuk sebagai Pejabat Pembuat Komitmen

    Pelaksanaan berperan sebagai Pelaksana Kegiatan P2KH di Tingkat Provinsi.

    Dalam melaksanakan fungsi pemantauan dan evaluasi, Satker Provinsi akan

    dibantu oleh Konsultan Koordinator (KK) P2KH dan Konsultan Supervisi.

    Tabel 3.2. Tugas dan Fungsi Tim Pelaksana P2KH di Tingkat Provinsi

    No Pelaku Tugas Utama Deskripsi

    1. Satker PBL

    Provinsi

    a. Sosialisasi dan

    pembinaan

    P2KH

    1.Mensosialisasikan P2KH di

    tingkat provinsi untuk

    Kota/Kabupaten calon

    peserta P2KH baru.

    b. Koordinasi

    pelaksanaanP2KH

    2.Melakukan koordinasi

    secara reguler dengan TimPelaksana P2KH di Tingkat

  • 7/26/2019 Panduan_Juknis P2KH 2016_web Version

    49/90

    48 Panduan Penyelenggaraan

    No Pelaku Tugas Utama Deskripsi

    Pusat dalam pelaksanaan

    P2KH

    c.Monitoring dan

    evaluasi

    pelaksanaan

    P2KH

    3.Menyelenggarakan Rakor

    Monev sesuai dengan

    tahapan pelaksanaan P2KH.

    4.Melakukan pemantauan dan

    koordinasi pelaksanaan

    P2KH di Kota/Kabupaten

    untuk menjamin mutu

    produk dan

    penyelenggaraan

    administrasi P2KH.

    5.Melakukan proses

    pengadaan barang dan jasa.

    6.Melaporkan hasil monitoring

    progres pelaksanaan

    kegiatan P2KH di

    Kota/Kabupaten secara

    reguler, baik secara fisik dan

    keuangan kepada Direktur

    Bina Penataan Bangunanmelalui Subdit PBLK

    7.Membuat laporan dengan

    Sistem Akuntansi Instansi

    (SAI) dan Simak;

    d.Pengendalian

    pelaksanaan

    P2KH

    8.Membuat dan

    menyampaikan laporan

    khusus sebagai tindakan

    antisipatif apabiladitemukan permasalahan

    dan hambatan di lapangan,

    serta membantu upaya

    penyelesaian atas

    permasalahan yang

    dihadapi, baik yang sifatnya

    teknis maupun administratif.

  • 7/26/2019 Panduan_Juknis P2KH 2016_web Version

    50/90

    Panduan Penyelenggaraan49

    No Pelaku Tugas Utama Deskripsi

    e.Serah terima

    hibah

    9.Melakukan serah terima

    hibah aset Taman Kota Hijau

    kepada Kota/Kabupaten.

    f.PembentukanTim PPHP (Panitia

    Penerima Hasil

    Pekerjaan)

    10.Membentuk Tim PPHPdalam kegiatan kontraktual

    yang terdiri dari unsur

    Satker PBL Provinsi dan

    unsur SKPD Kota/Kabupaten

    Peserta P2KH

    2 PPK

    Pelaksanaan

    a.Sebagai PPK

    Pelaksanaan

    1.Melakukan koordinasi

    dengan Subdit PBLK

    2.Menyelenggarakan kegiatanP2KH di Kota/Kabupaten

    3.Menjamin keterbukaan

    informasi pelaksanaan P2KH

    pada tingkat

    Kota/Kabupaten.

    4.Menjaga data teknis dan

    akuntansi.

    5.Melaporkan seluruh hasilpelaksanaan kegiatan pada

    Satker Provinsi yang

    ditembuskan kepada

    walikota/bupati setempat.

    3.2.3.Tim Pelaksana P2KH di Tingkat

    Kota/Kabupaten

    Penyelenggara P2KH 2016 di tingkat Kota/Kabupaten terdiri dari Tim Swakelola

    Kota/Kabupaten yang ditetapkan oleh Walikota/Bupati yang berkoordinasi

    dengan Satker PBL di Provinsi dan PPK Pelaksana, serta Konsultan Perencana

    maupun Kontraktor Pembangunan RTH setelah melalui proses pengadaan.

  • 7/26/2019 Panduan_Juknis P2KH 2016_web Version

    51/90

    50 Panduan Penyelenggaraan

    Tabel 3.3. Tugas dan Fungsi Tim Pelaksana P2KH di Tingkat Kota/Kabupaten

    No Pelaku Tugas Utama Deskripsi

    1. Bupati/

    Walikota

    a.Pembentukan

    Tim

    SwakelolaKota/Kabupat

    en

    1.Membentuk Tim Swakelola

    yang terdiri dari unsur-unsur

    Satuan Kerja PerangkatDaerah (SKPD) dan Forum

    Komunitas Hijau (FKH)

    2. Tim Teknis

    Kota/

    Kabupaten

    b.Bertugas

    membantu

    PPK

    2.Melakukan monitoring

    perencanaan kegiatan mulai

    dari penyusunan DED hingga

    penyusunan RAB sebelum

    disahkan oleh PPK

    3.Melaksanakan koordinasi,sinkronisasi, dan konsultasi

    kegiatan dengan instansi

    terkait dlam rangkaian

    kegiatan yang ada di

    Kota/Kabupaten

    4.Melakukan monitoring,

    evaluasi dan melaporkan hasil

    monev pelaksanaan kegiatansedang berlangsung kepada

    PPK Pelaksanaan

    c.Bertugas

    sebagai PPHP

    5.melakukan pemeriksaan hasil

    pekerjaan Pengadaan

    Barang/Jasa sesuai dengan

    ketentuan yang tercantum

    dalam Kontrak

    6.menerima hasil PengadaanBarang/Jasa setelah melalui

    pemeriksaan/ pengujian

    7.membuat dan

    menandatangani Berita Acara

    Serah Terima Hasil Pekerjaan

    3. Tim Swakelola

    Kota/

    Kabupaten

    a.Persiapan

    penyelenggar

    aan P2KH

    1.Menyiapkan penyelenggaraan

    P2KH pada tingkat

    Kota/Kabupaten;

  • 7/26/2019 Panduan_Juknis P2KH 2016_web Version

    52/90

    Panduan Penyelenggaraan51

    No Pelaku Tugas Utama Deskripsi

    b.Pelaksanaan

    kegiatan

    P2KH

    2.Melakukan koordinasi dengan

    Satker Provinsi, dan PPK P2KH

    Kota/Kabupaten, terkait

    kegiatan Perencanaan RTH

    (Masterplan Kota Hijau danDED Taman Kota Hijau)

    3.Melakukan kegiatan

    Pembentukan FKH dan

    berkonsolidasi dengan FKH

    untuk melaksanakan kegiatan

    swakelola (Peta Komunitas

    Hijau, Festival Hijau, dan Aksi

    Komunitas Hijau)

    4.Mengurus dan

    mengkoordinasikan pencairan

    ke Satker Provinsi untuk

    kegiatan swakelola FKH (Peta

    Komunitas Hijau, Festival

    Hijau, dan Aksi Komunitas

    Hijau) demi lancarnya

    pelaksanaan kegiatan

    5.Berdiskusi intens dengan FKH

    untuk aktivasi penyadaran

    masyarakat untuk

    mewujudkan kota hijau

    4. Forum

    Komunitas

    Hijau (FKH)

    a.Pelaksanaan

    kegiatan

    P2KH

    1.Setelah FKH terbentuk oleh

    Tim Swakelola, FKH

    melakukan penyusunan Peta

    Komunitas Hijau

    2.Melaksanakan kegiatan

    Festival Hijau dan Aksi

    Komunitas Hijau

  • 7/26/2019 Panduan_Juknis P2KH 2016_web Version

    53/90

    52 Panduan Penyelenggaraan

    3.3.

    Tata Laksana Kegiatan

    3.3.1. Prinsip dan Pendekatan

    3.3.1.1.

    Prinsip-prinsip

    Penyelenggaraan P2KH dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip sebagaiberikut:

    1. PPK Pelaksanaan pada Satker PBL bekerjasama dengan Tim Swakelola

    P2KH Kota/Kabupate adalah pelaku utama sedangkan Pemerintah Pusat

    berperan sebagai fasilitator dalam mewujudkan tercapainya atribut kota

    hijau;

    2. Transparansi dan akuntabilitas, artinya penyelenggaraan kegiatan

    dilaksanakan secara terbuka dan dapat dipertanggung jawabkan, serta

    masyarakat dan pihak terkait berhak mendapatkan informasi yangdibutuhkan;

    3. Kesetaraan, artinya penyelenggaraan P2KH dilaksanakan dengan tidak

    membedakan kepentingan kelompok tertentu, masyarakat tertentu, dan

    ras atau agama tertentu;

    4. Tanggap bencana, artinya penyelenggaraan P2KH selalu mengedepankan

    tindakan pencegahan akan timbulnya bencana baik berupa langkah

    antisipatif terhadap bencana alam maupun bencana yang ditimbulkan dari

    praktik-praktik kesalahan penyelenggaraan penataan ruang;5. Harmoni dan estetik, artinya penyelenggaraan P2KH harus dilaksanakan

    dengan mengedepankan keharmonisan lingkungan sehingga menghasilkan

    estetika yang tinggi;

    6. Berjatidiri, artinya penyelenggaraan P2KH harus berdampak kepada

    tumbuh dan berkembangnya kehidupan sosial dan budaya serta

    keunggulan-keunggulan daerah yang ada; dan

    7. Berkelanjutan, artinya penyelenggaraan P2KH harus berdampak pada

    tumbuh dan berkembangnya biota dan plasma nutfah endemik dalamrangka mencapai keseimbangan tingkat produksi dan konsumsi terhadap

    sumberdaya alam dan lingkungan.

    3.3.1.2. Pendekatan

    Penyelenggaraan P2KH dilaksanakan menggunakan pendekatan pelaksanaan

    sebagai berikut :

    1. Regulatif, penyelenggaraan P2KH dilaksanakan melalui peraturan-peraturan yang efektif guna menjamin terciptanya keadilan, kesetaraan,

  • 7/26/2019 Panduan_Juknis P2KH 2016_web Version

    54/90

    Panduan Penyelenggaraan53

    dan harmoni dalam pemanfaatan ruang ruang yang berjatidiri dan

    berkelanjutan;

    2. Partisipatif, penyelenggaraan P2KH melibatkan seluruh unsur masyarakat

    mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan sampai dengan

    pemeliharaan hasil-hasil kegiatannya;

    3. Keterpaduan, program yang dilaksanakan dalam P2KH memiliki

    keterkaitan secara sinergi dengan program lainnya;

    4. Penguatan Kapasitas Kelembagaan, pelaksanaan P2KH diupayakan dapat

    mendorong sinergi serta terbentuknya kelembagaan yang efektif dan

    berkelanjutan; dan

    5. Kemitraan, pelaksanaan P2KH diupayakan agar dapat mendorong

    terwujudnya kemitraan tiga pihak (pemerintah, masyarakat, dan dunia

    usaha) dalam rangka mewujudkan kota hijau.

    3.3.2.ndikator Kinerja P2KH

    Kinerja pelaksanaan P2KH Tahun 2016 adalah peningkatan fasilitasi kota dan

    kawasan perkotaan dalam pemenuhan SPP dan pengembangan Kota Layak

    Huni, Kota Hijau, dan Kota Cerdas sesuai sasaran RPJMN 2015-2019, yang

    dapat dicapai yang diukur dengan indikator sebagai berikut:

    1. Terlaksananya penyebarluasan informasi P2KH secara efektif oleh seluruh

    pemangku kepentingan dalam P2KH;

    2. Terlaksananya kegiatan Perencanaan RTH (Masterplan Kota Hijau dan DED

    Taman Kota Hijau) di 29 Kota/Kabupaten

    3. Terbentuknya Forum Komunitas Hijau (FKH) di 21 Kota/Kabupaten;

    4. Tersusunnya Peta Komunitas Hijau di 22 Kota/Kabupaten;

    5. Terlaksananya kegiatan Aksi Komunitas Hijau di 23 Kota/Kabupaten;

    6. Terlaksananya kegiatan Festival Hijau di 23 Kota/Kabupaten;

    7. Terbangunnya RTH (Taman Kota Hijau) di 38 lokasi yang telah siap;

    8. Terbangunnya kemitraan pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha dalam

    rangka mewujudkan kota hijau pada seluruh Kota/Kabupaten peserta

    P2KH, dan;

    9. Meningkatnya kapasitas pemerintah daerah dalam mencapai delapan

    atribut Kota Hijau pada seluruh Kota/Kabupaten peserta P2KH.

  • 7/26/2019 Panduan_Juknis P2KH 2016_web Version

    55/90

    54 Panduan Penyelenggaraan

    3.3.3.ndikator Data Input

    Indikator data input adalah terjemahan dari 3 (tiga) atribut Kota Hijau utama,

    meliputi:

    1. Green Planning and Design

    Dalam implementasinya, green planning and design diwujudkan melalui

    kegiatan Perencanaan RTH, yang meliputi :

    Penyusunan Masterplan Kota Hijau, yang memuat tahapan pencapaian

    8 (delapan) atribut Kota Hijau sebagai penajaman dari Rencana Aksi

    Kota Hijau (RAKH) Kota/Kabupaten yang telah disusun sebelumnya.

    Penyusunan DED Taman Kota Hijau, berdasarkan lokasi yang

    diprioritaskan sebagai RTH dalam Masterplan Kota Hijau, sebagai acuan

    Pembangunan RTH di tahun berikutnya.

    2. Green Community

    Partisipasi masyarakat dalam mensosialisasikan pentingnya kota hijau

    secara umum dan dapat diwujudkan melalui kegiatan-kegiatan dengan

    memanfaatkan RTH untuk aktivitas bagi Forum Komunitas Hijau (FKH).

    Untuk mewujudkan kegiatan FKH tersebut dapat dilakukan dengan cara :

    Melalui penyelenggaraan Festival Hijau (Green Festival) antara lain

    kegiatan seni di ruang terbuka hijau atau di salah satu taman kota

    yang memadai; Melalui penyelenggaraan Aksi Komunitas terkait 8 (delapan) atribut

    kota hijau. Kegiatan dapat berupa lokalatih (workshop), kampanye isu

    tertentu, atau model kegiatan lain. Contoh: tanam pohon, kampanye

    naik sepeda ke kantor/sekolah, membuat sumur resapan,

    membangun mikrohidro, membuat bank sampah, lokalatih daur

    ulang, lomba lingkungan, peta jalur sepeda, peta sampah, dll. ; dan

    Ikut serta dalam Kegiatan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (FKH) yang

    dilaksanakan di pusat agar terbentuk jejaring FKH yang positif dan

    berkesinambungan serta menambah wawasan pengetahuan Forum

    Komunitas Hijau dalam pengembangan Kota Hijau

    3. Green Open Space

    Dalam implementasinya Green Open Space diwujudkan melalui pelaksanaan

    kegiatan Pembangunan RTH, berupa Taman Kota Hijau sesuai DED yang

    telah disusun. Lingkup kegiatan Green Open Spacetersebut, meliputi antara

    lain :

  • 7/26/2019 Panduan_Juknis P2KH 2016_web Version

    56/90

    Panduan Penyelenggaraan55

    Pekerjaan penanaman softscape (pepohonan, semak, bunga, dll)

    dengan rasio minimal 70% dari total luasan RTH;

    Pekerjaan pemasangan hardscape (jogging track, plaza dll) dengan

    rasio maksimal 30% dari total luasan RTH;

    Pengadaan item lansekap lain (Contoh : sumur resapan, komposter,

    bangku taman, dll); dan

    Pekerjaan pemeliharaan hingga penyerahan aset hibah RTH

    (selambat-lambatnya dalam kurun waktu 6 bulan).

    Mengalokasikan minimal 60% dari pagu yang ditentuan untuk

    pekerjaan softscape.

    3.3.4.ndikator Keberhasilan Proses

    Indikator yang harus dipenuhi terkait keberhasilan proses pelaksanaanprogram P2KH, antara lain:

    a. Kualitas dan kuantitas RTH kota/kawasan perkotaan meningkat (target

    pencapaian luasan RTH minimal 30% dari kawasan perkotaan). Untuk

    kegiatan implementasi fisik peningkatan kualitas dan kuantitas RTH,

    harus dipilih lokasi yang strategis dan representatif dalam skala

    perkotaan. Hal ini dikarenakan kegiatan pembangunan RTH tersebut

    hanya berfungsi sebagai stimulus untuk keberlangsungan pemenuhan

    luasan RTH di masa yang akan datang. Diharapkan lokasi dan desain RTH

    yang akan dibangun dapat memberikan efek pengaruh yang secara

    signifikan meningkatkan kualitas hidup masyarakat perkotaan secara

    keseluruhan. Lokasi prioritas pembangunan RTH tersebut harus

    ditetapkan melalui SK Walikota/Bupati sehingga berkekuatan hukum.

    Adapun bentuk RTH dapat berupa taman kota, hutan kota, jalur hijau,

    dll.

    b. Meningkatnya program dan anggaran APBD untuk kota hijau/ RTH.

    Kejelasan komitmen pemerintah Kota/Kabupaten untuk melaksanakan

    inisiatif P2KH di daerah dapat ditunjukkan dengan :

    Pernyataan kesiapan sharing anggaran yang ditunjukkan melalui

    pencantuman kegiatan P2KH dalam APBD (DIPA) 2016, setidaknya

    sama besarnya dengan fasilitasi Direktorat Jenderal Cipta Karya; dan

    Jaminan pemeliharaan RTH oleh pemerintah Kota/Kabupaten

    setelah proses serah terima aset hibah RTH.

    c. Keterlibatan Tim Swakelola Kota/Kabupaten yang aktif dan koordinasi

    yang intensif antara Tim Swakelola Kota/Kabupaten dan Satker Provinsi

    dalam semua kegiatan P2KH yang difasilitasi oleh APBN, termasuk

  • 7/26/2019 Panduan_Juknis P2KH 2016_web Version

    57/90

    56 Panduan Penyelenggaraan

    pelaksanaan kegiatan FKH dengan kontribusi FKH secara aktif dan

    independen (tidak bergantung pada arahan Tim Swakelola)

    3.3.5.

    ndikator Keberhasilan Output

    Indikator utama keberhasilan output kegiatan P2KH adalah pertambahan

    luasan RTH di kawasan perkotaan serta didukung beberapa keberhasilan

    output pelaksanaan kegiatan lainnya, antara lain :

    1.

    Tersusunnya Perencanaan RTH (Peserta Baru)

    Dokumen Perencanaan RTH, terdiri dari :

    a. Masterplan Kota Hijau, yang terdiri dari :

    i. Dokumen Masterplan Kota Hijau, yang memuat :

    1) Gambaran umum kota (Profil Kota/Kabupaten);

    2) Identifikasi Eksisting Kota/Kabupaten, yang terdiri dariIdentifikasi atribut kota hijau eksisting, Identifikasi

    peraturan daerah, dan Identifikasi program di daerah

    3) Tahapan pencapaian atribut kota hijau selama 5 tahun

    (2016-2021)

    4) Analisa lokasi prioritas RTH, untuk diusulkan menjadi

    lokasi perencanaan detail (DED) Taman Kota Hijau

    ii. Album peta yang disajikan dengan tingkat ketelitian skala

    minimal 1:25.000 dalam format A3 dan dilengkapi dengan

    data peta digital. Album peta tersebut terdiri dari :

    1) Peta atribut kota hijau eksisting :

    Peta penggunaan lahan (land use map) dan peta

    peruntukkan lahan yang tertera dalam dokumen

    RTRW, sebagai dasar hukum perencanaan kota

    (Green Planning and Design)

    Peta RTH eksisting (Green Open Space)

    Peta infrastruktur dan sistem persampahan eksisting

    (Green Waste)

    Peta infrastruktur dan aplikasi sistem transportasi

    yang berkelanjutan (jalur pejalan kaki, jalur sepeda,

    jalur transportasi publik, atau jika ada penerapan

    konsep Transit Oriented Development) eksisting

    (Green Transportation)

    Peta infrastruktur dan aplikasi penggunaan energiterbarukan eksisting (Green Energy)

  • 7/26/2019 Panduan_Juknis P2KH 2016_web Version

    58/90

    Panduan Penyelenggaraan57

    Peta infrastruktur sumber daya air dan sistem

    pemanfaatan sumber daya air, sistem pengolahan

    air limbah (IPAL/IPLT) eksisting (Green Water)

    Peta aplikasi penerapan bangunan eksisting yang

    berprinsip ramah lingkungan (Green Building)

    Peta keberadaan komunitas eksisting yang dapat

    mendukung kepedulian terhadap lingkungan

    (Green Community)

    2) Peta rencana pencapaian atribut 5 tahun (tahun 2021),

    yakni :

    Peta rencana pengembangan RTH (Green Open

    Space)

    Peta rencana pengembangan infrastruktur dan

    sistem persampahan (Green Waste) Peta rencana pengembangan infrastruktur dan

    aplikasi sistem transportasi yang berkelanjutan (jalur

    pejalan kaki, jalur sepeda, jalur transportasi publik

    (Green Transportation)

    Peta rencana pengembangan infrastruktur dan

    aplikasi penggunaan energi terbarukan (Green

    Energy)

    Peta rencana pengembangan infrastruktur sumber

    daya air dan sistem pemanfaatan sumber daya air,

    sistem pengolahan air limbah (IPAL/IPLT), rain

    water harvesting atau upaya pengurangan

    limpasan hujan kepada lingkungan dan sejenisnya

    (Green Water)

    Peta rencana pengembangan bangunan hijau atau

    bangunan yang berprinsip ramah lingkungan

    (Green Building)

    Peta lokasi prioritas pembangunan RTH (minimal 3

    lokasi) dengan skala peta 1 : 5000

  • 7/26/2019 Panduan_Juknis P2KH 2016_web Version

    59/90

    58 Panduan Penyelenggaraan

    b. DED Taman Kota Hijau, yang terdiri dari :

    i. Dokumen DED yang meliputi:

    Siteplan yang dilengkapi legenda dan keterangan

    gambar;

    Gambar kerja yang memadai untuk panduan

    pelaksanaan /implementasi fisik yang terdiri dari GambarRencana dan Gambar Detail Pelaksanaan;

    Format Kertas dalam ukuran kertas A3,

    landscape/mendatar dengan kop di sisi kanan kertas;

    dan

    Sebagai bukti legal, kop ditandatangani oleh : Kepala

    Satker PBL Provinsi, PPK Pelaksana, dan Perwakilan SKPD

    Kota/Kabupaten yang menjadi anggota Tim PPHP/Tim

    Teknis kegiatan Perencanaan RTH (Masterplan Kota Hijaudan DED Taman kota Hijau)

    ii. Dokumen Lelang :

    Rencana anggaran biaya (RAB);

    Rincian volume pekerjaan (Bill of Quantity);dan

    Rencana kerja dan syarat-syarat teknis (RKS).

    iii.Dokumen Kontrak untuk Pekerjaan Konstruksi PembangunanTaman Kota Hijau

    2. Kegiatan Pembangunan RTH

    Terbangunnya RTH publik yang terintegrasi dan aksesibel bagi

    lingkungan perkotaan sekitarnya serta dapat memberikan fungsi

    interaksi sosial secara aktif bagi masyarakat secara umum.

    Indikator Kinerja Utama

    a. Pertambahan luasan RTH (dalam % dan dalam luasan Ha, relatif

    terhadap RTH eksisting); dan

    b. Terbentuknya linkage antara kawasan RTH terbangun dengan

    kawasan permukiman terdekat.

    3. Supervisi Fasilitasi Implementasi Prakarsa Kota Hijau

    Dokumen hasil supervisi secara reguler kepada pemberi kerja untuk

    setiap kegiatan implementasi fisik yang dinilai kesesuaiannya dengan

    DED (waktu, mutu, biaya,