Panduan Teknis Jalan Desa

download Panduan Teknis Jalan Desa

of 31

description

PWK

Transcript of Panduan Teknis Jalan Desa

PANDUAN TEKNIS JALAN DESAPENDAHULUANJalan desa adalah jalan yang dapat dikategorikan sebagai jalan dengan fungsi lokal di daerah pedesaan. Arti fungsi lokal daerah pedesaan yaitu :1. Sebagai penghubung antar desa atau ke lokasi pemasaran2. Sebagai penghubung hunian/perumahan3. Sebagaipenghubung desa ke kecamatan/kabupaten/provinsiManfaat ditingkatkan/dibangunnya jalan desa untuk masyarakat pedesaan antara lain :1. Memperlancar hubungan dan komunikasi dengan tempat lain,2. Mempermudah pengiriman sarana produksi ke desa,3. Mempermudah pengiriman hasil produksi ke pasar, baik yang di desa maupun yang di luar4. Menigkatkan jasa pelayanan sosial, termasuk kesehatan, pendidikan, dan penyuluhanHal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan jalan baru antara lain :

1. Trase jalan mudah untuk dibuat2. Pekerjaan tanahnya relatif cepat dan murah3. Tidak banyak bangunan tambahan (jembatan, gorong-gorong, dll)4. Pembebasan tanah tidak sulit5. Tidak akan merusak lingkungan dan yang perlu diperhatikan dalam peningkatan jalan lama antara lain : Lokasi memungkinkan untuk pelebaran jalan Geometri jalan harus disesuaikan dengan syarat teknis Tanjakan yang melewati batas harus diubah sesuai syarat teknis Sistem drainase dan pekerjaan tanah tidak akan merusak lingkunganPada petunjuk pelaksanaan pembangunan prasarana pedesaan, asas pemilihan teknologi harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :1. Menggunakan tenaga kerja setempat dengan jumlah yang banyak.2. Mengutamakan penggunaan bahan setempat.3. Membangun prasarana yang sederhana, agar dapat dikerjakan oleh masyarakat setempat tanpa mendatangkan tenaga ahli atau peralatan dari luar.4. Membangun prasarana yang bermutu, sesuai dengan spesifikasi dan penjelasan yang ada dibuku Petunjuk Teknis.5. Mencari harga yang relative murah,agar dapat membangun prasarana yang lebih banyak, mengingat kebutuhan prasarana jauh diatas biaya yang tersedia.6. Aparat PPK tidak terpaku pada standar yang ada di buku petunjuk teknis, namun dapat dan berhak untuk memilih teknologi lain dengan catatan masih sesuai dengan kriteria PPK.7. Larangan yang ada pada petunjuk teknis diperuntukkan untuk masalah yang dianggap kurang sesuai dengan criteria, terlalu mewah, yang diluar kemampuan.Contohnya adalah batasan-batasan dalam pengunaan jembatan beton atau permukaan aspal saja.8. Masukan teknis dapat diterima dari banyak sumber termasuk konsultan pendamping, koordinator wilayah, konsultan inti, aparat proyek maupun dari luar.Pembangunan jalan didaerah pedesaan selain perlu memperhatikan aspek teknis konstruksi jalan, juga perlu memperhatikan aspek konservasi tanah mengingat kondisi wilayah dengan topografi yang berbukit dan tanah yang peka erosi.Dari hasil survey lapangan menunjukkan bahwa tidak sedikit erosi tanah yang berasal dari jalan, khususnya berupa longsoran dari tampingan dan tebing jalan. Tujuan dari pengendalian erosi pada jalan adalah untuk mengamankan jalan dan membangun jalan yang tidak menjadi sumber erosi.Pemilihan trase jalan untuk mengurangi masalah lingkungan perlu dilakukan misalnya dengan mengurangi galian dan timbunan bilamana mungkin. Alasanya karena tidak mungkin di daerah perbukitan menghilangkan masalah erosi dengan pemilihan trase (misal dengan pemindahan trase atau mengurangi tanjakan).Contoh solusi untuk kawasan perbukitan dalam hal pengendalian erosi misalnya dengan pembangunan tembok penahan tanah dan bronjong atau penanaman bahan-bahan vegetatif untuk menstabilkan lereng atau mengurangi erosi alur kecil (erosi percik)STANDAR TEKNIS JALAN DESA1)Pertimbangan DrainaseDrainase diperlukan karena air mempunyai pengaruh yang buruk untuk jalan, antara lain sebagai berikut : Jalan menjadi jelek jika badan jalan tidak cepat kering sehabis huja Jalan akan mudah terputus (pavement erosions) bila air dibiarkan melintangi permukaan jalan Jalan menjadi rusak bila air dibiarkan mengalirdi tengah jalan Jalan menjadi bergelombang bila fondasi jalan tidak keringPertimbangan yang paling sederhana dari masalah drainase adalah : Jalan kawasan perbukitan diusahakan mengikuti punggung bukit karena jalan yang mengikuti punggung bukit tidak akan mengalami masalah drainase sebab air tidak perlu melintangi jalan. Jalan yang dibuat pada lereng bukit harus ada galian dan timbunan, selokan pinggir jalan, talud, gorong-gorong dan bangunan pelengkap lainnya. Jalan yang dibangun di lembah (cekungan) sebaiknya dihindari karena kemungkinan jalan tidak bisa dikeringkan.2)Geometri JalanJalan direncanakan untuk kecepatan 15 s.d. 20 km/jam, pandangan bebas harus memperhatikan keselamatan pemakai jalan yaitu : Tikungan vertical dengan pandangan bebas 30 m Tikungan horizontal dibuat dengan pandangan bebas 30 m Jari-jari tikungan minimal 10 m dan untuk tikungan tajam perkerasan dibuat dengan pelebaran dan kemiringan melintang miring ke dalam.3)Tempat PersimpanganPertimbangan yang harus diperhatikan adalah tempat menunggu kendaraan yang berjalan dari lain arah, tempat ini harus kelihatan dari tempat sebelumnya.4)Tanjakan Jalan Tanjakan diukur dengan rumus jumlah meter naik per setiap seratus meter horizonta (10 m naik per 100 m horizontal sama dengan tanjakan 10 %) Untuk peningkatan keselamatan dan penggunaan jalan, pilih trase jalan tanjakan yang tidak terlalu curam.Jika jalan menanjak terus, tanjakan maksimal dibatasi 7 % Pada bagian pendek, tanjakan di batasi 20 %. Setelah 150 m, harus disediakan bagian datar atau menurun.5)Tikungan pada Tanjakan CuramPada daerah perbukitan sering dijumpai pada jalan yang menanjak dengan kemiringan > 10%. Bila terdapat tikungan tajam didaerah tersebut jalan harus direncanakan sebagai berikut : Perkerasan pada tikungan diperlebar menjadi > 4 m Tikungan dibuat pada bagian datar untuk mempermudah perjalanan bagi yang naik atau turun Perencanaan drainase jalan dibuat sedemikian hingga saluran dari atas diteruskan lurus ke depan dan airnya dibuang jauh dari jalan, dan saluran pada jalan bagian bawah dimulai dari luar bagian datar (sesudah tikungan)6)Bentuk Badan JalanPenentuan bentuk badan jalan disarankan sebagai berikut :

Pada kondisi biasa badan jalan dibuat miring ke saluaran tepi dengan kemiringan badan jalan 4-5%. Untuk daerah relatife datar, badan jalan dibuat seperti punggung sapi (lebih tinggi 6-8 cm di bagian tengah) dengan catatan bila punggung sapi sudah terlihatdengan mata telanjang berarti sudah cukup miring untuk drainase. Pada tikungan jalan dibuat miring ke dalamdengan kemiringan maksimal 10% dan perlebaran perkerasan dibagian dalam tikungan demi keamanan dan kenyamanan. Pada jurang jalan dibuat miring ke arah bukit dan saluran, hal ini demi keselamatan dan drainase.7)Bentuk Badan Jalan Di Daerah CuramBadan jalan di daerah curamharus dibuat miring ke bukit dan saluran tepi jalan. Ukuran saluran minimum 50 cm dalam 30 cm lebar, dengan bentuk trapesium. Kemiringan tebing maksimum 2 : 1, dengan galian /keprasanmaksimal disarankan 4,00 meter. Timbunan maksimal 1,50 m.8)Permukaan JalanPenentuan tebal lapisan batu belah disesuaikan dengan kebutuhan (jenis dan frekuensi lalu lintas) dan ketersediaan batu. Untuk tebal lapisan 15 cm digunakan batu belah/ pecah dengan ukuran 8/15, dan untuk ukuran batu 15/20 biasanya digunakan untuk lapisan dengan tebal 20 cm. Lapisan batu belah dapat diganti dengan lapisan sirtu (pasir & batu tebal 20 cm), terutama untuk daerah kesulitan batu dan mempunyai tanah dasar yang stabil.Batu belah/pecah harus bersifat keras dan minimal mempunyai tiga bidang pecah.Petunjuk pelaksanaan untuk perkerasan jalan antara lain : Tanah asli di bawah lapis pondasi harus dipadatkan dengan alat pemadat (mesin gilas, steamper, timbres) dengan kemiringan yang direncanakan untuk permukaan. Lapisan podasi paling bawah adalah lapisan pasir yang berfungsi untuk memudahkan pemasangan batu permukaan dengan rapi dan rata. Batu belah harus dipasang tegak lurus dengan as jalan (melintang), dengan ujung yang lebih runcing di atas agar bila terbebani tidak akan tembus lapisan pasir dasar, dan dikunci dengan batu kecil. Lapisan paling atas berupa campuran pasir dengan tanah terpilih, atau dapat terbuat dari sirtu dan atau krosok dengan tebal 2 cm, yang kemudian dipadatkan dengan mesin gilas roda besi (tandem roller)9)Bahu JalanFungsi bahu jalan antara lain : Pelindung permukaan jalan Perantara antara aliran air hujan yang ada di permukaan jalan menuju saluran tepi. Tempat pemberhentian sementara.Persyaratan teknis bahu jalan sebagai berikut :1. Dibuat disebelah kiri dan atau kanan sepanjang jalan, dengan lebar minimum 50 cm2. Harus dibuat dengan kemiringan yang lebih miring dari permukaan jalan, biasanya 6-8 cm (sama dengan turun 3-4 cm per 50 m)3. Material penyusunnya seharusnya terdiri dari tanah yang dapat ditembusi air, sehingga pondasi jalan dapat dikeringkan melalui proses perembesan.4. Tanah pada bahu jalan harus dipadatkan.5. Lebih baik bila ditanami rumput ditepi luar bahu, mulai 20 cm dari tepi yang berfungsi sebagai stabilisasi tepi jalan.6. Penanaman pohon perdu di luar bahu (dan saluran bila ada) untuk membantu stabilitas timbunan baru.10)Pemadatan TanahTanah pada bagian galian tidak perlu dipadatkan lagi kecuali pernah mengalami gangguan yang mengakibatkan tanah menjadi kurang padat.Sebelum kegiatan pemasangan perkerasan jalan, semua daerah timbunan harus dipadatkan dengan mesin gilas, steamper, atau trimbisan.Pemadatan ini membantu menjaga stabilitas dan daya dukung / tahan badan jalan.Proses pemadatan dilakukan pada kadar air tanah optimum yaitu tanah pada keadaan sedikit basah, tetapi kalau digenggam tidak ada air mengalir ke luar.Pelaksanaan pemadatan tanah dilakukan lapis demi lapis dengan setiap lapis mempunyai tebal maksimum 20 cm. Untuk daerah tempat tanah dasarnya jelek, maka badan jalan harus diadakan perkuatan, misalnya cerucuk atau stabilisasi.11)Perlindungan TebingCara yang digunakan untuk perlindungan tebing antara lain :1.Saluran Diversidigunakan untuk menangkap air yang mengalir dari lereng di atas menuju tebing, agar air tidak terbuang melalui tebing. Isi saluran diversi harus dibuang ke tempat yang lebih aman. Bila aliran airnya cepat, saluran diversi harus dilindungi dengan pasangan batu, batu kosong, rumput atau terjunan seperti saluran lain. Saluran diversi digunakan terutama untuk tebing dengan puncak lereng masih jauh diatas tebing jalan.2.Teras Bangkudapat dilakukan dengan syarat lahan dapat dikorbankan untuk membentuk teras dan jenis tanah dapat dibentuk dengan stabil. Teras dibuat sejajar dengan kontur (kemiringan maksimal 2%). Setiap 10 m panjang air diterjunkan dari saluran ke bawah, dan penerjunan harus diperkuat seperti bangunan terjun yang lain.Dimensi teras minimal adalah 50 cm lebar dan 1.00 m tinggi.3.Talud Batu Kosongdapat disusun pada tebing, tetapi tebing harus dikepras agar tidak tegak lurus. Aliran air dipermukaan dialihkan dari talud batu kosong melalui saluran diversi.4.Talud Pasangan Baturelative kuat, namun relatif mahal. Pasangan batu harus diberikan suling untuk membuang air tanah dari belakang tembok. Ujung dalam suling harus diberi saringan kecil dari ijuk. Pasangan batu harus dibuat dengan pondasi yang tidak akan bergerak, karena pasangan batu tidak fleksibel sama sekali. Ukuran bawah pasangan batu disesuaikan dengan standar Bina Marga.5.Bronjongadalah cara yang kuat dan cukup fleksibel, tetapi relatif lebih mahal. Agar posisi bronjong stabil dan tidak lari, pancangan diberikan pada tingkat bronjong yang paling bawah, dengan jarak pancang setiap 1 1 m dan ukuran pancangan 12-15 cm. Dipancang sampai lapisan tanah keras. Kegunaan bronjong untuk menahan timbunan baru atau melindungi tebing dari aliran air.6.Perlakuan Vegetatifadalah cara yang relatif efektif dan murah , yaitu dengan menanami tebing dengan berbagai jenis tanaman.12)Saluran Pinggir JalanSaluran yang berdekatan dengan bahu jalan diperlukan disebelah kanan dan kiri jalan,kecuali : Jalan dibuat dipunggung bukit (bentuk Punggung Sapi) Jalan dibuat dilereng bukit, tidak perlu saluran di sebelah bawah Badan jalan diurug lebih dari 50 cmUntuk keadaan biasa dimensi saluran harus berukuran minimal 50 cm (dalam) dan 30 cm (lebar dasar), dengan lebar atas 50 cm (bentuk trapesium).Syarat saluran pinggir jalan : Saluran dibuat sejajar dengan jalan Dasar saluran dibuat kemiringan yang rendah untuk menghindari erosi tanah dasar saluran/plesteran dasar, namun tidak datar. Ketinggian dasar saluran harus lebih rendah dibanding lapisan pasir dibawah pondasi jalan untuk proses perembesan dan pengeringan pondasi jalan. Untuk saluran yang mudah erosi, perlindungan terdiri dari perkuatan talud dan dasar saluran serta pemberian bangunan drop struktur. Jenis perlidungan saluran antara lain dengan menggunakan rumput (gebalan), turap, batu kosong, atau pasangan. Bronjong dapat digunakan terutama pada tikungan di tanah yang peka erosi.Pertimbangan untuk pemilihan tipe perlindungan saluran pinggir adalah : Kemiringan saluran dan kecepatan air Jenis tanah Perubahan arah aliran pada belokan Debit air13)Pembuangan dari Saluran dan Gorong-gorongFungsi dari saluran ini adalah untuk mencegah kerusakan akibat pengaliran air yang tak terkendali. Syarat teknis untuk saluran ini antara lain : Direncanakan untuk mengalirkan air ke sungai atau saluran yang mampu mengalirkan volume air tanpa merusak lingkungan Diawali dari gorong-gorong, saluran pinggir yangoverlouddan berhenti pada sungai atau saluran besar yang ada. Ukuran saluran didesain dengan debit air terbesar, dengan ukuran minimal sama dengan ukuran saluran pinggir yang standar (50 30)cm. Saluran ini harus dilindungi seperti saluran-saluran lain, untuk mencegah erosi dasar dan talud saluran.14)Drainase Air TanahPerlakuan ini bertujuan untuk mencegah air tanah naik ke permukaan jalan sehingga jalan tetap dalam keadaan stabil dan tidak kehilangan agregat halusnya.Contoh rembesan dari air tanah yang memerlukan perencanaan darinase air tanah yaitu : Rembesan dari permukaan jalan Rembesan dari tebing Rembesan dari pondasi jalan Tempatrendah (lembah/cekungan) dimana tanah asli menurun ke jalan Terdapat kantong air di atas lapisan kedap air15)Perlakuan VegetatifCara ini sangat baik bila dikaitkan dengan fungsi konservasi seperti untuk mengurangi aliran permukaan dan meningkatkan infiltrasi. Nilai tambah lain dari perlakuan vegetatif yaitu : Lebih murah dibanding perlakuan sipil teknis Dapat memiliki nilai ekonomi sebagai sumber kayu bakar dan pakan ternak Mudah dilakukan dan terjangkau oleh masyarakat sekitar tanpa bantuan proyek.Perlakuan vegetatif pada jalan dari fungsi konservasi mempunyai dua sasaran utama yaitu mencegah erosi dan longsor.Contoh pengendalian erosi dan longsor yang terjadi pada jalan dengan cara perlakuan vegetatif penanaman rumput / leguminosa, karena dapat membentuk gebalan yang padat, memberi kesempatan air hujan untuk infiltrasi ke dalam tanah, mengurangi pukulan air hujan secara langsung, mengurangi erosi percikan karena ada sistem perlindungan oleh tajuk dan mulsa daun, menghambat pergerakan sedimen.Langkah-langkah untuk pemilihan jenis tanaman untuk perlakuan vegetatif yang bersifat konservasi antara lain :1. Mengumpulkan data yang bersifat informasi tentang keadaan lokasi, termasuk ketinggian tempat, jumlah curah hujan dan lama musim kemarau, jenis dan tekstur tanah, dan keasaman tanah (pH).2. Mengamati jenis tumbuhan yang sudah ada di sekitar lokasi perlindungan.3. Mengetahui fungsi tanaman yang diperlukan untuk mengatasi masalah konservasi yang ada.4. Penentuan jenis tanaman yang dapat tumbuh dengan baik di lokasi, berdasarkan syarat tumbuh.5. Mencari informasi tentang persediaan bahan tanaman untuk ditanam.6. Memutuskan jenis tanaman yang layak untuk lokasi tersebut, ditinjau dari aspek teknis, ekonomi, dan sosial.Aspek yang dipertimbangkan dalam penentuan jenis tanaman :1. Sesuai dengan jenis tanah, iklim, tinggi tempat dan sifat perakaran2. Bersifat agresif (dalam waktu pendek mampu menutup tanah seluas mungkin)3. Berumur panjang4. Disukai ternak atau tidak5. Aman bagi jalan dan pemakai jalan6. Berfungsi juga dalam estetika7. Bernilai ekonomis dan bermanfaat (sebagai pakan ternak atau kayu bakar, dll)16)Permukaan Jalan Di Daerah TanjakanPerlakuan jalan untuk daerah tanjakan dilakukan dengan cara sebagai berikut :a.Pengaspalan TanjakanPerlakuan yang diisyaratkan yaitu dengan cara lapisan laburan aspal (Buras). Lapisan Buras berguna untuk menutup permukaan jalan agar kedap air, tidak berdebu, mencegah lepasnya butiran agregat halus dan idak licin.Persyaratan untuk perlakuan dengan pengaspalan adalah : Tanjakan minimal adalah 12% pada jalan lurus Tanjakan minimal 10% pada tikungan Tanjakan tidak dapat dilandaikan dengan biaya yang seimbang Panjang maksimal 150 m di satu tempat Di daerah transisi sepanjang 10 m sebelum dan sesudah tanjakan. Badan jalan dan perkerasan di bawah aspal (pondasi jalan) harus memenuhi standar kualitas yang baik, terutama masalah drainase, pemadatan, dan lebar bahu.Cara Pelaksanaan Pengaspalan dengan Lapisan Buras adalah : Pembersihan permukaan dengan sapu dan sikat Penyiraman aspal, yang dilakukan dengan cara : Aspal dipanaskan dalam drum, tetapi harus jangan terlalu panas Jalan dibasahi sedikit tapi hindari terlalu basah Aspal dosemprotkan dengan jumlah satu liter /m2 Pasir dihamparkan segera setelah proses penyemprotan sewaktu aspal masih panas. Pemadatan pasir dilakukan pada waktu aspal masih panas. Diperiksa kerataan hasil pemadatan dan diperbaiki dengan penambahan pasir dan pengulangan pemadatan.Peralatan yang digunakan adalah kereta dorong, kotak pembawa pasir, penyebar pasir, penggaruk, perata, sekop, pemadat (steamper, mesin gilas, tembiris), pemanas aspal, mistar pelurus, pengatur ketebalan lapisan, pengukur kemiringan hamparan.b.Konstruksi TelasahKonstruksi telasah komposisi materialnya sama dengan Telford, namun pemasangan batu (ukuran 15/20 atau 20/25) untuk telasah bagian runcingnya dipasang di bawah satu persatu dan langsung di pukul dengan martil seberat 5 s/d 10 kg. Pertimbangan pemakaian konstruksi Telasah antara lain : Kemiringan jalan > 15% Pemadatannya dilakukan secara manual, karena penggunaan alat berat bebannya terlau berat. Pengaspalan tidak dimungkinkan karena mahalnya konstruksiPersyaratan jalan konstruksi Telasah antara lain : Tebal lapisan pasir yang dihamparkan dalam keadaan basah adalah 5 s/d 10 cm. Batu yang dipasang untuk badan jalan (pondasi jalan) ukurannya 15/20 atau 20/25. Pemasangan batu dilakukan oleh dua orang terdiri dari satu orang memasang dan satu lagi memukul lasung satu per satu. Ukuran batu tepi minimal 20/30 cm dengan pemasangan terbalik dan dilakukan pemukulan. Ukuran batu pengunci 2/3 atau 5/7 cm, dalam pemasangannya dilakukan pemukulan dengan tembiris sampai mencapai kerataan yang disyaratkan. Lapisan penutup menggunakan sirtu yang banyak mengandung lempung (clay) agar dimusim hujan tidak mudah terbawa oleh air, dan pemadatan dilakukan.c.Jalan BetonMerupakan perkerasan kaku (rigid) tersusun dari bahan semen, pasir, kerikil. Konstruksi ini dipakai didaerah dengan struktur tanahnya labil, mudah pecah, lembek, dan pada turunan/tanjakan diatas singkapan batu. Kualitas campuran sama dengan standar beton yaitu 1pc : 2ps : 3krPersyaratan material antara lain : Pasir maupun krikil harus bebas dari bahan lain seperti tanah lempung, sampah, dan kotoran lainnya. Krikil harus keras dengan bidang pecah minimal 3 bidang Tebal konstruksi 15 cm Fas (faktor air semen) kecil / proses percampuan penggunaan air jangan terlalu banyak.Pelaksanaan :(1)Pada tanah labil Tanah dasar dibentuk punggug sapi Pasir beton dihampar setebal 5 cm dan dipadatkan Dipasang papan cetakan untuk membatasi ketebalan yang disaratkan Adukan beton dituang ke permukaan dan dipadatkan dengan penggetar atau ditusuk-tusuk dengan kayu. Permukaan dibuat kasar dengan menggunakan sapu lidi kea rah menyamping. Setiap 1 m memanjang dibuat dengan lebar 1 cm dan dalam 2 cm Setiap 2 m panjang diberi delatasi/pemisah selebar 1 cm Pemakaian setelah umur beton minimal 21 hari dihitung dari akhir pengecoran.(2)Pada Singkapan Batu Badan jalan dibentuk seperti punggung sapi dengan alat blencong/gancu/pahat. Bila terdapat bagian yang susah dibentuk misalnya cekungan, maka dibagian ini dibentuk batas persegi dan diisi dengan beton yang sudahdipersiapkan. Untuk jenis badan jalan seperti ini di bawah beton tidak perlu menggunakan pasir.d.Alternatif Penanganan Tanjakan Dengan Kondisi Setempat Berupa SingkapanBatu

Persyaratan : Daerah singkapan harus bersih dari kotoran organik maupun anorganik Daerah yang akan diaspal harus kering dan dibuat rata Penggunaan aspal sand sheet dengan ketentuan sebagai berikut : Disemprotkan tack eoaf tipe MC (medium current) atau RC (rapid current) : 0,2 0,35 kg/m2, Komposisi sand sheet adalah 0, 68 0,90 lt/m2(aspal institute), 5,5 8,0 kg/m2pasir (Manual series No 19 (MS 19)), Ketebalan sand sheet antara 1 2 mCara pelaksanaan :Bila menggunakan cara sederhana dilakukan dengan system Aspal Goreng, yaitu :-Pasir digoreng agar kering-Aspal drum yang sudah dipanaskan dicampur dengan pasir dengan kapasitas seperti yang tercamtum diatas.-Diaduk dengan sekop hingga rata-Diangkut dengan kotak pengangkut-Dihamparkan dilokasi yang akan diaspal dan diratakan dengan alat perata aspal-Ketebalan diukur dengan besi pengukur dengan perkiraan ketebalan sebagai berikut :PadatLoose2 cm2,5 cm1 cm1,5 cm-Digilas dengan alas penggilas dari tepi14)StabilisasiProses ini dilakukan dengan menambah sedikit bahan tertentu pada tanah asli.Bila tanah dilokasi ini (subgrade) labil dan tidak mempunyai bahan lokal lain yang layak, maka teknik ini dnilai sebagai alternative yang terbaik. Perlakuan tanah dengan teknik ini berbeda untuk tiap jenis tanah, dan mempunyai zona efisiensi yang berbeda pula.Bahan tambah semen digunakan untuk stabilisasi tanah jenis pasir kasar dan pasir halus, dan untuk bahan kapur digunakan pada jenis tanah lanau halus, lempung kasar, dan lempung halus.15)Pembangunan Jalan Di Daerah RawaPada proses pembangunan jalan desa teknik untuk membuat jalan didaerah rawa dianjurkan dengan menggunakan teknologi penggantian sebagian subbase (lapisan pondasi jalan diatas subgrade), kemudian dipasang matras galar kayu, cerucuk kayu, cerucuk dari papan atas, atau yang lain dengan memperhatikan ketinggian air minimum agar kayu selalu dalam keadaan terendam. Timbunan biasa tidak termasuk tanah lempung dengan plastisitas tinggi, tidak termasuk bahan organik, dan mempunyai CBR diatas 6%. Timbunan terpilih mempunyai CBR diatas 10% dan PI diatas 6%. Teknogi lain yang dianjurkan yaitu Tiang Turap Kayu atau Stabilisasi dengan Cerucuk.

http://villastructures.blogspot.co.id/2008/06/panduan-teknis-jalan-desa.html

4.2 | Standar Teknis Untuk Program lnfrastruktura) Kriteria untuk Prasarana Jalan, Jembatan, dan Jalan SetapakKriteria umum Infrastruktur Jalan dan JembatanPembangunan jalan dan jembatan perdesaan mempertimbangkan kriteria umum sebagai berikut:1. Lahan untuk ruang milik jalan telah tersedia2. Berorientasi pada pengembangan wilayah dan dapat berperan untuk membuka isolasi desa (jalan poros/penghubung desa)3. Menghubungkan pusat kegiatan (pasar, TPI, sentra produksi) ke outlet (jalan poros desa lain/jalan dengan fungsi lebih/sungai/laut/ feri)4. Jalan yang akan memberikan kemudahan akses ke sarana kesehatan dan sarana pendidikan (terutama untuk perempuan hamil, orang berkebutuhan khusus, anak-anak, dan lanjut usia)5. Memenuhi standar teknis infrastruktur jalan dan jembatan perdesaan6. Disain teknis yang memperhatikan masalah gender, misalnya fitur-fitur yang meningkatkan keselamatan dan kenyamanan bagi pengguna infrastruktur7. Harus fungsional8. Dimanfaatkan oleh sebagian besar masyarakat miskin dan berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat.Landasan Teknis untuk Seleksi atau Prioritas adalah sebagai berikut:1. Kebutuhan dan prioritas yang berbeda antara laki-laki dan perempuan untuk jalan, jembatan, dan tambatan telah ditetapkan dengan baik (misalnya kebutuhan untuk akses ke pasar atau yang lebih penting akses ke pelayanan kesehatan dan pendidikan)2. Masyarakat telah membahas dan menyetujui pada prioritas kriteria (misalnya nilai ekonomis tinggi dari layanan harus menjadi salah satu kriteria tetapi tidak menjadi satu-satunya kriteria dalam prioritas)3. Desain teknis harus berisi fitur yang memperhatikan masalah gender misalnya penyediaan lampu untuk meningkatkan keselamatan pengguna fasilitas, terutama perempuan dan anak-anak)4. Konstruksi sederhana dengan mempertimbangkan sumber daya setempat (tenaga kerja, bahan, peralatan dan teknologi) dan dapat dilaksanakan serta dipelihara oleh OMS dan KPP.Untuk konstruksi yang khusus dan tidak terdaftar dalam Pedoman PPIP:Pembangunan jembatan dengan panjang > 10 meter, OMS harus menyiapkan proposal teknis dan rencana teknis, yang disetujui oleh Kepala Dinas Teknis Kabupaten.Komponen Modul dan Spesifikasi Teknis adalah sebagai berikut:Jenis Konstruksi jalan yang dapat dipilih untuk pelaksanaan: Jalan Tanah yang dipadatkan Jalan dengan Lapis Pasir-Batu / Kerikil (sirtu) Jalan dengan Lapis Telford Jalan dengan Laburan Aspal (Buras) Jalan dengan Lapis Penetrasi Makadam (Lapen) Untuk jenis konstruksi jalan selain dari yang telah disebutkan di atas, diperlukan konsultasi mendetail dengan Tim Pelaksana Kabupaten Dilengkapi dengan drainase (saluran tepilgorong-gorong/got) Konstruksi jembatan berupa konstruksi sederhana Pembangunan jembatan baru dengan konstruksi sederhana dapat berupa jembatan pelat, jembatan kayu, jembatan beton dan jembatan gantung (gelagar sederhana)Pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan perdesaan dapat berupa pilihan lain dan tidak terbatas hanya pada pilihan di atas (tidak diperkenankan jalan aspal hotmix).Penggunaan alat berat untuk perkerasan jalan diminimalisir penggunaannyab) Kriteria Untuk Tambatan PerahuTambatan perahu merupakan terminal yang menghubungkan jalan darat dengan sistem transportasi sungai, laut dan danau. Tambatan perahu juga dapat berupa bagian kelengkapan sistem pelayanan masyarakat, baik yang sudah ada maupun yang akan dibangun mencakup tempat pelelangan ikan, dermaga bongkar muat, tempat rekreasi, lokasi parkir umum, gudang dan jalan penghubung antar tambatan perahu dengan perumahan dan permukiman.Persyaratan penentuan lokasi: Tidak mudah erosi Pada bagian sungai yang Iurus Lalu Iintas perahu dan kegiatan berada di sekitar tambatan perahu Sekitar lokasi harus bersih Lokasi untuk penempatan bahan bangunan, tempat kerja dan tambatan perahu harus tersedia Menguntungkan masyarakat miskin di desa.Spesifikasi teknis jalan desa dan jembatan desa dapat dilihat pada Buku Petunjuk Teknis Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP).Untuk jenis konstruksi yang spesifikasinya tidak terdapat pada Buku Pedoman Teknis dapat mengacu pada Standar Teknis Jalan dan Jembatan lainnya yang diterbitkan oleh Kementerian Pekerjaan Umumc) Kriteria Infrastruktur Air MinumPembangunan infrastruktur air minum perdesaan dilakukan dengan memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut:1. Diperuntukkan bagi masyarakat miskin yang rawan air minum, yaitu desa yang air tanah dangkalnya tidak layak minum karena payau/asin atau langka dan selalu mengalami kekeringan pada musim kemarau;2. Meringankan perempuan dari perjalanan jauh dan mengantri air untuk membebaskan waktu mereka sehingga dapat dipakai kegiatan produktif lainnya;3. Daerah tersebut memiliki potensi air tanah dalam, sungai atau mata air yang berjarak kurang lebih 3 km dari permukiman;4. Untuk daerah yang tidak mempunyai potensi sumber air baku sebagaimana disebutkan pada butir (iii) di atas, daerah tersebut memiliki curah hujan minimal 2.000 mm/tahun;5. Untuk daerah yang tidak sesuai dengan kriteria sebagaimana tertuang pada butir (iii) dan (iv) di atas dan atau merupakan daerah yang berada pada kepulauan, daerah tersebut dapat memanfaatkan potensi sumber air baku air laut melalui proses destilasi.Komponen modul berikut digunakan:a. Komponen Perlindungan mata air (PMA) Bangunan Penangkapan Mata Air: Tipe A (artesis Terpusat) atau Tipe B (artesis tersebar) atau Type C (artesis Vertikal) atau Tipe D (Gravitasi Kontak) Pompa (untuk PMA sistem pemompaan): Pompa Benam (submersible) atau pompa sentrifugal Sumber Daya Listrik (untuk PMA sistem pemompaan) PLN atau generator set Pemipaan dan Perlengkapannya: Diameter 1 sampai 4 Hidran umum (HU): Tiga tangki HU masing-masing dengan 3m kapasitas.b. Komponen Sumur Dalam (SD) Bangunan Sumur Dalam: Diameter pipa mangkuk (casing) minimal 4 Pompa Benam (submersible) atau pompa sentrifugal Sumber Daya Listrik: PLN atau generator set Pemipaan dan perlengkapannya: Diameter 1 sampai 4 Hidran umum (HU): Tiga tangki HU masing-masing kapasitas 3 m Bangunan Rumah Pompa/Generator Set.c. Komponen lnstalasi Pengolahan Air Sederhana (IPAS) Bangunan Pengambilan Air Baku Tipe Sumuran Tipe Jembatan atau Tipe Sadap Sungai atau Terapung Bangunan Pengolah air: Pengolahan Lengkap Saringan Langsung atau Saringan Pasir Lambat Saringan Pasir Cepat atau kombinasi di antaranya Pompa: Pompa Benam (submersible) atau pompa sentrifugal Sumber Daya Listrik: PLN atau generator set Pemipaan dan Perlengkapannya: Diameter 1sampai 4 Hidran umum (HU): Tiga tangki HU masing-masing Kapasitas 3 m Bangunan Rumah Pompa/Generator Set.d. Komponen Penampung Air Hujan (PAH) Bangunan Penampung Air Hujan: Kapasitas minimum 50 ms Pompa Tangan sebanyak tiga (3) unit setiap bangunan PAH atau pompa listrik Kapasitas 17 liter/menit untuk satu unit Sumber Daya Listrik: PLN atau generator set.Spesifikasi Teknis berikut digunakan:a. Bangunan Penampung Air Hujan Terbuat dari fiberglass, atau pasangan batu bata yang dilengkapi dengan geomembran/Geo-tekstilb. Pemipaan dan Perlengkapannya Untuk Pipa PVC sesuai standar SNI O6-0084-1987-A/SIL 0344-1982 Untuk pipa Poly Ethylene (PE) sesuai standar SNI O6-4829-1998/ISO 4427,96 Untuk Pipa galvanis (GIP) menggunakan kelas medium sesuai British Standard 1387c. Hidran umum Terbuat dari bahan fiberglass (FG), atau Poly Ethylene (PE) atau pasangan bata/batu Untuk bahan fiberglass (FG) tebal badan, dasar dan dinding tangki minimal 3 mmd. Pompa Kapasitas dan tekanan (head) pompa disesuaikan dengan kebutuhan setempat; 1e. Power Supply Besar daya listrik disesuaikan dengan kebutuhan setempatf. Bangunan Rumah Pompa/Generator Set Ukuran 3 x 4 m2 Konstruksi dinding tembok/bata, atap seng.Spesifikasi teknis air minum perdesaan dapat dilihat pada Pedoman Sederhana Bangunan Air Minum dan Sanitasi di Perdesaan beserta tambahannya.d) Kriteria Infrastruktur Irigasi PerdesaanPembangunan infrastruktur irigasi perdesaan dilakukan dengan memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut: Irigasi perdesaan adalah irigasi yang dikelola oleh masyarakat Luas area irigasi perdesaan sekitar