Panduan Praktis Pemetaan Sosial

23
PANDUAN PRAKTIS PEMETAAN SOSIAL (Social Map) DENGAN TEKNIK PRA (Participatory Rural Apraisal) (Sumber: Robert Chambers, 1992; Driyamedia, 1996; Britha Mikkelsen, 2003) A. KONSEP-KONSEP PRA No Istilah Definisi / Deskripsi 1 Apa Itu PRA 1.1 Pengkajian Keadaan dan Kehidupan Pedesaan Secara Partisipatif 1.2 Proses Pembelajaran Bersama Masyarakat 2 Prinsip PRA 2.1 Mengutamakan yang Terabaikan 2.2 Pemberdayaan (Penguatan) Masyarakat 2.3 Masyarakat Sebagai Pelaku, Orang Luar Sebagai Fasilitator 2.4 Saling Belajar dan Menghargai Perbedaan 2.5 Santai dan Informal 2.6 Pemeriksaan dan Pemeriksaan Ulang (Check and Re- Check) Informasi 2.7 Mengoptimalkan Hasil (Tepat Guna) 2.8 Orientasi Praktis (Pengembangan Kegiatan) 2.9 Keberlanjutan dan Selang Waktu (Dinamis) 2.10 Belajar dari Kesalahan (Belajar Sebaik- Baiknya) 2.11 Terbuka 3 Tujuan PRA 3.1 Tujuan Praktis : Menyelenggarakan kegiatan bersama masyarakat (proses belajar sosial) 3.2 Tujuan Strategis: Mencapai pemberdayaan masyarakat dan perubahan sosial melalui pengembangan masyarakat dengan menggunakan pendekatan pembelajaran 4 Unsur Utama PRA 4.1 Proses Pembelajaran (Berbagi Pengetahuan/Pengalaman) 4.2 Teknik-Teknik PRA 4.3 Ouput/ Keluaran (Jangka Pendek/Rencana Program dan Jangka Panjang/Pemberdayaan/Perubahan Sosial

Transcript of Panduan Praktis Pemetaan Sosial

Page 1: Panduan Praktis Pemetaan Sosial

PANDUAN PRAKTIS PEMETAAN SOSIAL (Social Map) DENGAN TEKNIK PRA (Participatory Rural Apraisal)

(Sumber: Robert Chambers, 1992; Driyamedia, 1996; Britha Mikkelsen, 2003)

A. KONSEP-KONSEP PRA

No Istilah Definisi / Deskripsi

1 Apa Itu PRA 1.1 Pengkajian Keadaan dan Kehidupan Pedesaan Secara Partisipatif1.2 Proses Pembelajaran Bersama Masyarakat

2 Prinsip PRA 2.1 Mengutamakan yang Terabaikan2.2 Pemberdayaan (Penguatan) Masyarakat2.3 Masyarakat Sebagai Pelaku, Orang Luar Sebagai Fasilitator2.4 Saling Belajar dan Menghargai Perbedaan2.5 Santai dan Informal2.6 Pemeriksaan dan Pemeriksaan Ulang (Check and Re-Check)

Informasi2.7 Mengoptimalkan Hasil (Tepat Guna)2.8 Orientasi Praktis (Pengembangan Kegiatan)2.9 Keberlanjutan dan Selang Waktu (Dinamis)2.10 Belajar dari Kesalahan (Belajar Sebaik-Baiknya)2.11 Terbuka

3 Tujuan PRA 3.1 Tujuan Praktis : Menyelenggarakan kegiatan bersama masyarakat (proses belajar sosial)

3.2 Tujuan Strategis: Mencapai pemberdayaan masyarakat dan perubahan sosial melalui pengembangan masyarakat dengan menggunakan pendekatan pembelajaran

4 Unsur Utama PRA

4.1 Proses Pembelajaran (Berbagi Pengetahuan/Pengalaman)4.2 Teknik-Teknik PRA4.3 Ouput/ Keluaran (Jangka Pendek/Rencana Program dan Jangka

Panjang/Pemberdayaan/Perubahan Sosial

5 PRA dalam Daur Program

5.1 Penjajagan/Pengenalan Kebutuhan (Kajian Masalah dan Kebutuhan)5.2 Perencanaan Kegiatan (Kajian Potensi dan Alternatif Kegiatan)5.3 Pelaksanaan/Pengorganisasian Kegiatan (Penjadwalan Kegiatan,

Pembagian Kelompok, Pembagian Tugas-Tugas)5.4 Pemantauan Kegiatan (Melihat Perkembangan Program)5.5 Evaluasi Kegiatan (Mengkaji Hasil Akhir Program)

6 Teknik PRA 6.1 Setiap teknik PRA dapat digunakan untuk mengkaji keadaan tingkat desa, tingkat kelompok tani dan tingkat dusun/kampung

6.2 Setiap teknik PRA dapat digunakan untuk menggali informasi umum (semua keadaan), informasi topik khusus (pertanian, peternakan, kesehatan, hukum, seni-budaya, informasi sub topik (aspek komunikasi, sosial, politik dsb)

Page 2: Panduan Praktis Pemetaan Sosial

B. TEKNIK-TEKNIK PRA

No Teknik Definisi dan Aplikasi

0 Tinjauan umum Pengkajian Keadaan Desa

1.1 Kajian tentang aspek-aspek kehidupan masyarakat (baik aspek sumberdaya alam, aspek sosial, ekonomi, fisik-teknis dan kelembagaan) secara partisipatif

1.2 Aspek-aspek yang dikaji: a) perekonomian masyarakat (mata pencaharian baik pertanian

maupun bukan pertanian, potensi sumberdaya alam, potensi sumberdaya manusia dan sebagainya;

b) kehidupan sosial budaya masyarakat (adat istiadat, agama, organisasi masyarakat, jejaring sosial, kesenian/kebudayaan, kerjasama/gotong-royon dan sebagainya

c) pendidikan dan kesehatan (tingkat pendidikan, pendidikan formal, pendidikan non formal, akses pendidikan, fasilitas kesehatan, akses pelayanan kesehatan, air bersih, posyandu, desa siaga, ragam penyakit, gozi buruk dan sebagainya;

d) kehidupan politik (partisipasi politik masyarakat, pemilu pemimpin lokal dsb)

1.3 Tahapan Kajian:a) persiapan pengkajian desa (kunjungan persiapan dan

sosialisasi, pengurusan prosedur dan perijinan, pembagian tugas, penyamaan pandangan, pembentukan kelompok bersama masyarakat, penentuan waktu dan tempat (schedule), persiapan alat bahan);

b) pelaksanaan pengkajian desa (pembahasan kembali maksud dan tujuan, sosialisasi, pengumpulan informasi;

c) penyusunan rencana kegiatan desa, pemilihan teknik PRA dan identifikasi sumber informasi

d) pengkajian data sekunder yang diharapkan dapat memperoleh informasi: topografi, tataguna lahan, pengairan, jenis tanaman setempat, kawasan yang dilindungi, jenis-jenis mata pencaharian masyarakat, pola produksi (jenis-jenis usaha) masyarakat, penelolaan sumberdaya untuk usahatani, jumlah dan perubahan penduduk dari tahun ke tahun, pemasaran hasil pertanian, komoditas, bangunan (sekolah, puskesmas, kantor desa, pasar dsb, sarana jalan desa, masalah sosial, kebudayaan dan politik

e) sumber data sekunde: pofil desa dan monografi desa, peta desa, peta wilayah, dan sebagainya

1.4 Hasil Kajian:a) sejumlah informasi tentang keadaan atau kondisi berbagai

aspek kehidupan desa; b) sejumlah masalah dan kebutuhan yang diungkapkan oleh

masyarakat sendiric) sejumlah potensi lokal yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber

daya pengembangan kegiatan masyarakat

Page 3: Panduan Praktis Pemetaan Sosial

No Teknik PRA Definisi dan Aplikasi

1 Penelusuran Sejarah Desa

1.1 Teknik yang digunakan untuk mengungkap kembali sejarah masyarakat dan hal-hal lain yang terkait dengan desa;

1.2 Jenis informasi yang dikaji:a) sejarah terbentuknya pemukiman, asal-usul penduduk,

perkembangan jumlah penduduk, nama tempat dan sebagainya;b) keberadaan dan penelolaan sumberdaya alamc) perubahan-perubahan dalam status pemilikan, penguasaan dan

pemanfaatan tanahd) pengenalan dan penanaman jenis tanaman dan teknologi baru;e) pembangunan jalan, listrik, telepon, jembatan dan transportasif) terjadinya wabah penyakitg) program-program pembangunan (pertanian, peternakan, perikanan,

kesehatan, pendidikan, industri, transportasi dsb)h) sejarah berdirinya desa, sistem pengoganisasian desa

1.3 Contoh (Lampiran 1)

2 Pembuatan Bagan Kecenderugan dan Perubahan

2.1 Teknik yang menggambarkan perubahan-perubahan berbagai keadaan (baik perubahan dari dalam desa maupun dari luar desa), kejadian serta kegiatan masyarakat dari waktu ke waktu;

2.2 Perubahan-perubahan yang dikaji:a) perubahan dan perkembangan produktivitas lahan, tingkat kesuburan

lahan, curah hujan, ketersediaan air, ketersediaan bahan bakar, b) perubahan dan perkembangan tataguna lahan (luas lahan untuk

bersawah, berladang, pemikiman, hutan, olah raga, sarana umum, luas rata-rata pemilikan lahan dan sebagainya)

c) perubahan dan perkembangan penanaman pepohonan (jenis-jenis pohon, hasil dsb), keadaan hutan, keadaan sungai/sumber air dsb

d) perkembangan penduduk (kelahiran, kematian dan perpindahan)e) perubahan jumlah ternak dan peternaknya, usahatani dan petaninya,

usaha kecil dan pengusahanya, perikanan dan petaninya, dsbf) perubahan dan perkembangan budaya, kesenian dan olah ragag) perubahan dan perkembangan pola pemasaran hasil, pengolahan dsb

2.2 Bagan dibuat bersama masyarakat pada kertas plano/katron-karton2.3 Contoh (Lampiran 2)

3 Penyusunan Kalender Musim

3.1 Teknik pengkajian kegiatan-kegiatan dan keadaan-keadaan yang terjadi secara berulang dalam satu kurun waktu tertentu (musim) dalam kehidupan masyarakat. Satu kalender kegiatan = 1 musim (12 bulan).

3.2 Informasi yang biasa muncul adalah:a) penanggalan atau sistem kalender yang dipakai oleh masyarakatb) iklim, curah hujan, ketersediaan airc) pola tanam/panen, biaya, hasil pertanian dan tingkat produksid) ketersediaan pangan dan pakan ternak, juga pada musim paceklike) ketersediaan tenaga kerja,f) musim merantau (bekerja ke kota) pada masa paceklikg) masalah hama dan penyakit tanaman/ternaki) kesehatan (musim wabah penyakit) dan kebersihan lingkunganj) pola pengeluaran (konsumsi, produksi dan investasi)k) kegiatan sosial (kemasyarakatan) terkait adat dan agamal) pendidikan (musim sekolah, libur, dsb)

3.3 Kalender musiman dibuat bersama masyarakat dalam forum diskusi

Page 4: Panduan Praktis Pemetaan Sosial

terfokus denga alat bantu kertas plano dan spidol warna3.3 Contoh (Lampiran 3)

No Teknik PRA Definisi dan Aplikasi

4 Pembuatan Peta Sumber Daya Desa

4.1 Peta mengenai keadaan wilayah desa beserta lingkungannya4.2 Keadaan itu digambarkan ke dalam peta atau sketsa desa, terdiri dari:

a) peta keadaan sumberdaya umum desab) peta tata guna lahanc) peta sumberdaya pertanian, peternakan, perikanan dan kehutanand) pete penyebaran penduduk dan peta pola pemukimane) peta infrastruktur desa (kesehatan, pendidikan, transportasi, air

bersih, pasar, irigasi, koperasi, terminal dan sebagainya)4.3 Kegiatan pemetaan harus melibatkan anggota masyarakat, tua-muda,

laki-perempuan, kaya miskin, penduduk asli-pendatan dan sebagainya4.4 Berbagai peta, baik di kantor desa maupun peta dasar dapat

dimanfaatkan sebagai data sekunder untuk pemetaan4.5 Peta dibuat secara bersama dalam forum diskusi terfokus dengan alat

bantu kertas plano dan spidol warna4.6 Contoh (Lampiran 4)

5 Penelusuran Desa/Tansek

5.1 Teknik pengamatan langsung lingkungan dan sumberdaya masyarakat, dengan cara berjalan menelusuri wilayah desa atau dusun mengikuti suatu lintasan atau rute yang disepakati bersama masyarakat

5.2 Hasil pengamatan langsung bersama masyarakat kemudian dituankan ke dalam bagan atau irisan muka bumi (bentang alam berdasarkan topografi) dalam kertas plano dan kemudian dilengkapi melalui diskusi

5.3 Berdasarkan jenis informasinya, transek dibagi 3 (tiga), yaitu:a) transek sumberdaya desa/dusun (umum): pengamatan sambil

berjalan melalui daerah pemukiman desa/dusun guna mengamati dan mendiskusikan berbagai keadaan (seperti: pengaturan letak perumahan dan kondisinya, pengaturan halaman rumah, pengaturan air bersih untuk keluarga, sarana MCK, sarana umum desa, dsb.

b) transek sumberdaya alam : dilakukan untuk mengenal dan mengamati secara lebih tajam mengenai sumberdaya alam (pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan, perkebunan, pertambangan dsb). Outputnya berupa: bentuk dan keadaan topografi, kemiringan lahan, jenis dan kesuburan lahan, sungai, mata air, pemanfaatan sumberdaya tanah, pola usahatani, teknologi setempat, pemilikan sumberdaya alam dsb

c) transek topik-topik khusus : transek untuk mengamati satu aspek secara fokus, seperti sarana dan kondisi kesehatan, pendidikan, wilayah sebaran hama tanaman, sumber air, pengelolaan irigasi dsb

5.5 Transek dapat dilakukan melalui 3(tiga) lintasan:a) transek lintasan garis lurus, melalui jalan utama di pemukiman, di

wilayah pertanian, di pantai dsb;b) transek bisa dilakukan dengan berjalan menyusuri jalan-jalan yang

ada, baik secara berbelok-belok (zig-zag), berputar atau pulang pergi, dan menyapu (semua arah).

c) transek lintasan saluran air (sungai atau jaringan irigasi), dilakukan terhadap daerah di sepanjang saluran air atau tepian sungai dan pengelolaan daerah aliran sungai/irigasi oleh masyarakat/petani

5.6 Transek dilakukan oleh tim bersama masyarakat (penunjuk jalan) pada waktu dan tempat yang disepakati, membawa alat tulis, kertas plano,

Page 5: Panduan Praktis Pemetaan Sosial

spidol warna-warni, perhatikan ketinggian tempat, jarak dan pencirinya.5.7 Contoh (Lampiran 5)

No Teknik PRA Definisi dan Aplikasi

6 Sketsa Area Usaha

6.1 Peta pengkajian berbagai aspek pengelolaan usaha (bertani, beternak, berikan, berkebun, mengolah hasil pertanian, berdagang, berbisnis lainnya) di wilayah desa/dusun yang bersangkutan

6.2 Hasilnya berupa peta usaha yang berisi informasi: luas lahan, luas bangunan, jenis usaha, jenis komoditas yang diusahakan, tataletak bangunan (contoh untuk bertani: letak rumah, kandang, persemaian, sumur, jemuran, sumber dan saluran air, tempat limbah dsb) (contoh untuk usaha pengolahan: letak rumah, gudang, tempat pengolahan, tempat limbah, sumber air, dsb), alokasi penggunaan lahan, dsb

6.3 Informasi lainnya yang dituangkan di dalam peta usaha adalah pendapatan dari usaha, jumlah tenaga kerja, pembinaan dan penyuluhan, teknologi pertanian yan khas, pemasaran hasil, izin usaha, status lahan, konflik dan pasokan air iriasi.

6.4 Selain potensi usaha, informasi juga dapat berupa kebutuhan-kebutuhan dan permasalahan-permasalahan.

6.5 Teknisnya, jika usaha itu banyak dan beragam, maka ambil masing-masin satu yan terbaik (contoh: kebun terbaik, peternakan terbaik, perikanan terbaik, usaha kecil terbaik, dsb)

6.6 Pelaksanaan pembuatan sketsa kebun dilaksanakan bersama pelaku usaha (petani, peternak, pengusaha kecil dsb) sesuai kesepakatan dengan menggunakan kertas plano, spidol warna warni, dan sebagainya

6.7 Contoh (Lampiran 6)

7 Diagram Venn

7.1 Pemetaan mengenai hubungan antara masyarakat dengan lembaga-lembaga yang terdapat dilingkungan desa/dusun

7.2 Hasil pengkajian dituangkan kedalam diagram venn yang ukurannya akan menunjukkan besar manfaat, keterkaitannya menunjukkan pengaruh dan kedekatannya dengan lembaga lainnya

7.3 Pelaksanaan dilakukan dengan mengkaji informasi mengenai:a) lembaga-lembaga yang berhubunan dengan masyarakat desa/dusun,

baik yang berada di dalam maupun luar desa, baik lembaga lokal maupun lembaga pemerintah, lembaga sosial maupun ekonomi, termasuk lembaga swasta dan swadaya;

b) lembaga-lembaga khusus, seperti yang terkait dengan pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan, kelautan, pemuda, keagamaan dsb

c) potensi, kebutuhan-kebutuhan dan permasalahan-permasaahan kelembagaan di desa/dusun

7.4 Pelaksanaan dilakukan bersama masyarakat melalui diskusi terfokus di tempat yang disepakati, dengan menggunakan alat bantu kertas plano, spidol warna warni, karton seukuran kartu remi dsb

7.5 Contoh (Lampiran 7)

8 Pembuatan Analisis Jaringan

8.1 Pemetaan ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai jaringan (sosial, pemasaran, irigasi, komunikasi) masyarakat desa/dusun

8.2 Hasil akhirnya adalah peta jaringan sosial dan jaringan komunikasi dalam bentuk sosiogram, struktur jaringan dan klik-klik sosial.

8.3 Pelaksanaan dimulai dengan menetapkan informasi yang akan dijadikan batasan (misal: informasi harga, sarana produksi pertanian, raskin, kredit dsb), kemudian menyiapkan tabel matrik nama-nama yang akan dijadikan responden (yang akan ditanya), setelah itu ditanya siapa bertanya atau berhubunan dengan siapa (jika ingin mengetahui

Page 6: Panduan Praktis Pemetaan Sosial

informasi);8.4 Contoh (Lampiran 8)

No Teknik PRA Definisi dan Aplikasi

9 Kajian Mata Pencaharian

9.1 Pemetaan mengenai berbagai aspek mata pencaharian masyarakat9.2 Hasilnya berupa bagan jenis-jenis matapencaharian berserta aspek-

aspeknya9.3 Informasi yang dikaji meliputi: jenis-jenis kegiatan atau keterampilan

masyarakat yang bisa/telah menjadi sumber mata pencaharian, baik pertanian maupun non pertanian.a) mata pencaharian bidang pertanian (pertanian tanaman pangan,

peternakan, perikanan, perkebunan, kehutanan, dsbb) mata pencaharian bidang non pertanian (industri makanan,

kerajinan, bordir, tukang kayu, tukang batu, industri rumah tangga dsb)

c) mata pencaharian bidang jasa (buruh tani, tukang cukur, sopir, kuli bangunan, buruh pabrik, guru, distributor sarana produksi pertanian, pegawai desa, dsb

d) permasalahan-permasalahan dan kebutuhan-kebutuhan9.4 Jika mata pencahariannya berusaha (baik di pertanian maupun kerajinan

dan pengolahan), maka penelusuran informasi dapat dilanjutkan pada : jumlah pekerja, ketersediaan bahan baku, pemasaran hasil, ketersediaan tenaga kerja dan keterampilannya, dan tingkat pendapatan.

9.5 Jika masyarakat desa/dusun sering merantau, petakan pula pekerjaannya di rantau, pekerjaan tetapnya apa di desa atau di rantau?

9.6 Permasalahan-permasalahan dan kebutuhan-kebutuhan terkait dengan matapencaharian

9.6 Contoh (Lampiran 9)

10 Bagan Arus Masukan dan Keluaran

10.1 Teknik pemetaan sistem-sistem yang ada di masyarakat desa/dusun10.2 Sistem digambarkan ke dalam bagan yang memperlihatkan bagian-

bagian dalam sistem (input dan output). Input adalah sumberdaya yang membuat sistem berjalan (tenaga kerja, waktu, modal, peralatan, skill, lahan, dsb) dan Output adalah manfaat atau hasil yang diperoleh.

10.3 Ragam sistem yang dapat dipetakan adalah:a) sistem pengelolaan pertanian dan pemasarannya b) sistem pengelolaan peternakan dan pemasarannyac) sistem pengelolaan perikanan dan pemasarannyad) sistem pengelolaan perkebunan desa dan pemasarannyae) sistem pengelolaan air desaf) sistem pengelolaan usaha rumah tangga/keluarga tanig) sistem pengelolaan usaha kecil dan pemasarannyah) sistem pengelolaan informasi dan penyebarannyai) sistem pengelolaan bantuan (raskin/blt) dan pendistribusiannyaj) sistem pengelolaan bahan tambang dan pemasarannya

10.4 Pelaksanaan pemetaan arus masuk dan keluar harus rinci dan jelas arahnya. Termasuk dalam input adalah sumber input (dari mana input didapat, siapa yang memasok atau penyediakan), begitu juga output (apa outputnya, kemana saja pendistribusiannya, siapa saja yang terlibat dsb) sehingga bagan akan memetakan rantai dari hulu- hilir.

10.5 Pelaksanaan dilakukan melalui diskusi terfokus dengan masyarakat, menggunakan kertas plano dan spidol warna warni. Agar proporsional, maka libatkan semua pelaku dalam pemetaan ini.

10.5 Tampilkan permasalahan-permasalahan dan kebutuhan-kebutuhan

Page 7: Panduan Praktis Pemetaan Sosial

terkait dengan input dan output ini.10.6 Contoh (Lampiran 10)

No Teknik PRA Definisi dan Aplikasi

11 Analisis Gender

11.1 Teknik pemetaan peran laki-laki dan perempuan, baik dalam rumah tangga maupun aktivitas kemasyarakatan yang terjadi desa/dusun

11.2 Informasi yang digali dalam analisis gender adalah:a) peran laki-laki dan perempuan dalam rumah tangga (hasilnya

berupa jadwal penggunaan waktu sehari, baik untuk suami, istri, anak laki-laki maupun anak perempuan)

b) peran laki-laki dan perempuan dalam pertanian, peternakan, perikanan dan perkebunan

c) peran laki-laki dan perempuan dalam usaha kecil/industri keicild) mata pencaharian apa yang dilakukan laki-laki dan yang

dilakukan perempuane) kecenderungan perubahan peran yang dilakukan laki-laki dan

perempuan dalam 20 tahun terkahir di desa/dusunf) peran laki-laki dan perempuan dalam kelembagaan, serta dalam

kelembagaan mana saja perempuan berpartisipasi 11.3 Contoh (Lampiran 11)

12 Pembuatan Bagan Peringkat atau matrik rangking

12.1 Teknik mengkaji sejumlah topik dengan memberi nilai pada masing-masing aspek kajian berdasarkan pendapat masyarakat setempat sehingga diperoleh peringkat (urutan dari yang dianggap terpenting sampai yang terendah)

12.2 Jenis informasi yang dikaji atau dianaisis gendernya adalah:a) pilihan teknologi pertanian b) pilihan teknologi yang digunakan oleh pengusaha industri kecilc) pengurutan mata pencaharian-mata pencaharian utamad) pengurutan kelas sosial masyarakat (berdasarkan luas lahan dan

pemilikan kekayaan lainnya)e) pilihan kebutuhan-kebutuhan utama yang perlu dipenuhif) pilihan permasalahan-permasalahan utama yang perlu segera

diatasi, dan sebagainya12.3 Pembuatan bagan peringkat atau matrik rangking dilakukan setelah

kegiatan atau teknik sebelumnya (1-11) dilakukan. 12.4 Pelaksanaannya dilakukan dalam forum diskusi bersama masyarakat. 12.5 Agar pelaksanaan berjalan lancar, maka gambar matrik disiapkan

terlebih dahulu dalam kertas plano. Gunakan spidol warna-warni agar dapat dengan mudah membedakannya.

12.6 Penggunaan simbol atau nilai dilakukan berdasarkan kesepakatan dengan masyarakat (misalnya: menggunakan angka 1,2,3,4 dengan rangking tertinggi 4 dan terendah 1. Bisa juga menggunakan simbol lainnya

12.7 Contoh (Lampiran 12)

Page 8: Panduan Praktis Pemetaan Sosial

Catatan:

1. Setiap akan menyelenggarakan teknik PRA, memerlukan koordinasi dan kesepakatan waktu dengan masyarakat (termasuk dengan pihak aparat desa, jika akan melibatkannya), terutama menyangkut jam berapa (pagi, siang, sore atau malam), di mana tempatnya (di sawah, di kebun, di rumah atau di balai pertemuan). Perhatikan keragaman matapencaharian dan waktu luang masyarakat.

2. Setiap melakukan teknik PRA jangan terlampau lama, siapkan waktu diskusi 2-3 jam per teknik. Kecuali transek dan pembuatan peta desa yang memerlukan waktu khusus. Sebaiknya, satu kali pertemuan maksimal menerapkan 2 teknik PRA.

3. Sebaiknya teknik PRA dilakukan satu-satu, jangan dirangkap-rangkap. Selain itu, menimbang luasnya desa-desa, maka penerapan teknik PRA lebih efektif dilakukan per dusun. Sehingga perlu ada pengorganisasian atau pembagian kelompok-kelompok kecil.

4. Jumlah peserta diskusi terfokus jangan terlalu banyak, cukup melibatkan 10-15 orang masyarakat, sehinga dapat dilakukan di rumah masyarakat atau (biasanya) di mushola.

5. Dalam setiap diskusi, usahakan informasi fokus namun digali selengkap dan sebanyak mungkin. Informasi dapat berupa lisan, tulisan dan gambar.

6. Setiap diskusi terfokus memerlukan pemandu (fasilitator, yakni anda, mahasiswa KKNM), oleh karena itu harus disiapkan, dan dalam pelaksanaannya dibantu oleh yang lainnya;

7. Bahan-bahan yang dibutuhkan adalah:a. Kertas plano atau karton manila sebagai dasar gambar (visual), bisa digelar di lantai dan bisa

juga ditempel di dinding dengan selotip. Jika satu kertas plano tidak cukup, maka dapat disambung dua kerta plano.

b. Spidol warna-warni, kenapa warna-warni? Agar lebih mudah memberikan ciri pada objek atau informasi bahasan yang beraam.

c. Gunting, lem dan selotifd. Kamera, terutama jika mendokumentasikan momen unik, tempat unik, dokumentasi proses

penerapan teknik PRA dan sebagainya8. Istilah-istilah penting dalam penerapan PRA:

a. Fasilitator, yaitu orang yang bertugas memfasilitasi sekelompok oran lain untuk melaksanakan kegiatan. Fasilitator adalah Tim PRA atau Pemandu PRA (mahasiswa KKNM) yang harus berperan sebagai masyarakat

b. Memfasilitasi, yaitu mendampingi, memotivasi, memediasi, menginisiasi dan menginovasi masyarakat yang sedang berdiskusi.

c. Masalah, yaitu keadaan-keadaan yang tidak sesuai dengan harapan masyarakat, yang dianggap mengganggu, menghambat.

d. Kebutuhan, yaitu masalah yang paling dirasakan oleh masyarakat yang mendesak untuk segera diselesaikan (masalah prioritas).

e. Potensi, yaitu sumberdaya yang berpeluang untuk dikembangkan atau memungkinkan digunakan untuk mengatasi masalah-masalah atau kebutuhan yang dihadapi masyarakat.

Page 9: Panduan Praktis Pemetaan Sosial

Lampiran 1. Contoh Penelusuran Sejarah Desa

Lampiran 2. Contoh Bagan Kecenderungan dan Perubahan

Page 10: Panduan Praktis Pemetaan Sosial

Lampiran 3. Contoh Penyusunan Kalender Musim

Page 11: Panduan Praktis Pemetaan Sosial

Lampiran 4. Contoh Pembuatan Peta Sumber Daya Desa

Page 12: Panduan Praktis Pemetaan Sosial

Lampiran 5. Contoh Penelusuran Desa/Tansek

Lampiran 6. Contoh Sketsa Area Usaha

Page 13: Panduan Praktis Pemetaan Sosial

Lampiran 7. Contoh Diagram Venn

Lampiran 8. Contoh Pembuatan Analisis Jaringan

Gambar 6.6 Jaringan Komunikasi yang Terbentuk oleh Arus Utama Informasi Pasar dan Harga di Zona Agroekosistem Sawah Berbasis Padi

20

19

11

1

12

10

9

21

5

43

2

6

7

8

15

14

13

17 1

6

18 2

3

30

22

27

28

29

25

26

24

Pasar

Star BridgeTT

Petani atau Tokoh Tani di Luar Desa

TT

TT

TT

Page 14: Panduan Praktis Pemetaan Sosial

Lampiran 9. Contoh Kajian Mata Pencaharian

Lampiran 10. Contoh Bagan Arus Masukan dan Keluaran

Page 15: Panduan Praktis Pemetaan Sosial

Lampiran 11. Contoh Analisis Gender

Lampiran 12. Contoh Pembuatan Bagan Peringkat atau matrik rangking

Page 16: Panduan Praktis Pemetaan Sosial