PANDUAN PENGELOLAAN B3

68
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH AHMAD DAHLAN KOTA KEDIRI Nomor : TENTANG PANDUAN PENGELOLAAN BAHAN SERTA LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN RUMAH SAKIT DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH AHMAD DAHLAN KOTA KEDIRI --------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------- DIREKTUR RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH AHMAD DAHLAN KOTA KEDIRI Menimban g : a. bahwa lingkungan hidup yang berada di rumah sakit perlu dijaga kelestariannya sehinggga tetap mampu menunjang pelaksanaan kegiatan di dalam serta disekitar rumah sakit; b. bahwa setiap kegiatan yang dilakukan di dalam rumah sakit ada yang menggunakan bahan berbahaya dan beracun serta menghasilkan limbah bahan berbahaya dan beracun; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam butir b,perlu ditetapkan suatu Panduan tentang pengelolaan bahan dan limbah

description

peanduan B3

Transcript of PANDUAN PENGELOLAAN B3

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH AHMAD DAHLAN

KOTA KEDIRI

Nomor :

TENTANG

PANDUAN PENGELOLAAN BAHAN SERTA LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN

BERACUN RUMAH SAKIT

DI

RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH AHMAD DAHLAN KOTA KEDIRI

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

DIREKTUR RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH AHMAD DAHLAN KOTA

KEDIRI

Menimbang : a. bahwa lingkungan hidup yang berada di rumah sakit perlu dijaga

kelestariannya sehinggga tetap mampu menunjang pelaksanaan

kegiatan di dalam serta disekitar rumah sakit;

b. bahwa setiap kegiatan yang dilakukan di dalam rumah sakit ada yang

menggunakan bahan berbahaya dan beracun serta menghasilkan

limbah bahan berbahaya dan beracun;

c.

d.

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam butir

b,perlu ditetapkan suatu Panduan tentang pengelolaan bahan dan

limbah bahan berbahaya dan beracun;

bahwa sehubungan dengan hal tersebut pada konsideran butir b dan c,

perlu ditetapkan Peraturan Direktur Tentang Pemberlakukan Panduan

Pengelolaan Bahan dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun di

Rumah Sakit Muhammadiyah Ahmad Dahlan Kota Kediri;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang

Rumah Sakit;

2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1087 /Menkes/SK/I/III/2010

tentang Standart Kesehatan dan Keselamatan Kerja Di Rumah Sakit;

3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

432/Menkes/SK/IV/2007 Tentang Pedoman Manajemen Kesehatan

dan Keselamatan Kerja Di Rumah Sakit;

4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1204/Menkes/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan

Rumah sakit;

5.

6.

7.

8

9.

10.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Kesehatan Kerja;

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 85 tahun 1999

tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 13 tahun 1999

tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun;

Undang – Undang Nomor 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan

Lingkungan Hidup;

Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan

Berbahaya dan Beracun

Peraturan Pemerintah No. 85 Junto No. 18 Tahun 1999 tentang

Pengelolaan Limbah B3

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 03 Tahun 2008 tentang Tata

Cara Pemberian Simbol Bahan Berbahaya dan Beracun

M E M U T U S K A N

Menetapkan :

PERTAMA : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH

AHMAD DAHLAN KOTA KEDIRI TENTANG PANDUAN

PENGELOLAAN BAHAN DAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN

BERACUN DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH AHMAD

DAHLAN KOTA KEDIRI

KEDUA : Panduan Pengelolaan Bahan dan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun di

Rumah Sakit Muhammadiyah Ahmad Dahlan Kota Kediri sebagaimana

dimaksud dalam diktum kesatu, tercantum dalam lampiran Peraturan ini

KETIGA : Panduan Pengelolaan Bahan dan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun di

Rumah Sakit ini harus dibahas sekurang-kurangnya 3 ( tahun ) sekali dan

apabila diperlukan dapat dilakukan perubahan sesuai dengan perkembangan

yang ada

KEEMPAT : Peraturan ini berlaku sejak ditetapkan, dengan ketentuan apabila dikemudian

hari terdapat kesalahan akan diadakan perbaikan sebagaiman mestinya

Tembusan Disampaikan kepada yth :

Ditetapkan di : KediriPada tanggal :

Direktur Rumah Sakit Muhammadiyah Ahmad Dahlan Kota Kediri,

dr. Erika Widayanti Lestari, M.M.RNIK. 2006.0061

Lampiran :

Nomor :

Tanggal :

Tentang :

PANDUAN PENGELOLAAN

BAHAN SERTA LIMBAH BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)

RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH AHMAD DAHLAN KOTA KEDIRI

BAB I

DEFINISI

1. Lingkungan Rumah Sakit Muhammadiyah Ahmad Dahlan Kota Kediri adalah semua

area didalam dan diluar gedung yang merupakan tempat kegiatan dan aktifitas Rumah

Sakit Muhammadiyah Ahmad Dahlan Kota Kediri sesuai batas wilayah dan area

Rumah Sakit Muhammadiyah Ahmad Dahlan Kota Kediri.

2. Masyarakat Rumah Sakit adalah : semua orang yang berada di dalam area Rumah Sakit

tanpa terkecuali.

3. Tempat pelayanan kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan

upaya kesehatan yang dilakukan Pemerintah dan masyarakat, seperti rumah sakit,

Puskesmas, praktik dokter, praktik bidan, toko obat atau apotek, pedagang farmasi,

pabrik obat dan bahan obat, laboratorium, dan tempat kesehatan lainnya, antara lain

pusat dan/atau balai pengobatan, rumah bersalin, Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA).

4. Pegawai adalah peneliti, teknisi, atau petugas yang secara langsung atau tidak langsung

menggunakan bahan berbahaya beracun

5. Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3 adalah bahan yang

karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun

tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan atau dapat

membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta

makhluk hidup lainnya;

6. Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan, mengangkut, mengedarkan,

menyimpan, menggunakan dan atau membuang B3;

7. Penyimpanan B3 adalah teknik kegiatan penempatan B3 untuk menjaga kualitas dan

kuantitas B3 dan atau mencegah dampak negatif B3 terhadap lingkungan hidup,

kesehatan manusia, dan makhluk hidup lainnya;

8. Pengemasan B3 adalah kegiatan mengemas, mengisi atau memasukkan B3 ke dalam

suatu wadah dan atau kemasan, menutup dan atau menyegelnya;

9. Simbol B3 adalah gambar yang menunjukkan klasifikasi B3;

10. Label adalah uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan jenis B3;

11. Pengangkutan B3 adalah kegiatan pemindahan B3 dari suatu tempat ke tempat lain

dengan menggunakan sarana angkutan;

12. Kimia toksik adalah bahan kimia beracun, yang bahayanya terhadap kesehatan sangat

bergantung pada jumlah zat tersebut yang masuk ke dalam tubuh.

13. Bahan kimia korosif/iritan adalah bahan kimia yang mampu merusak berbagai peralatan

dari logam dan apabila bahan kimia ini mengenai kulit akan menimbulkan kerusakan

berupa iritasi dan peradangan kulit.

14. Bahan kimia eksplosif adalah bahan kimia mudah meledak.

15. Bahan kimia oksidator adalah bahan kimia yang dapat menghasikan oksigen dalam

penguraian atau reaksinya dengan senyawa lain, bersifat reaktif dan eksplosif serta

sering menimbulkan kebakaran.

16. Limbah bahan kimia adalah bahan kimia baik padat, cair, dan gas bekas pakai yang

karena sifatnya tidak dapat digunakan lagi.

17. Nilai Ambang Batas (NAB) adalah konsentrasi dari zat, uap atau gas dalam udara yang

dapat dihirup selama 8 jam/hari selama 5 hari/minggu, tanpa menimbulkan gangguan

kesehatan yang berarti.

18. Tempat dan sarana laboratorium adalah tempat yang digunakan untuk melakukan

kegiatan yang menggunakan bahan kimia serta dilengkapi sarana sebagai kelengkapan

laboratorium, misal ruang asam, glove box, fumehood, meja kerja, exhaust fan, dan

sebagainya.

BAB II

RUANG LINGKUP

1. Ruang Lingkup manajemen ini adalah panduan menyangkut Pengelolaan Bahan

Berbahaya dan Beracun dan Limbahnya bagi pegawai Rumah Sakit

Muhammadiyah Ahmad Dahlan Kota Kediri.

2. Ruang lingkup sarana kerja, sebagai tempat pengelolaan bahan berbahaya d a n

b e r a c u n peralatan,dan pekerja yang merupakan unsur dalam melaksanakan kegiatan

dengan menggunakan bahan kimia

1) Ruang lingkup pengelolaan bahan berbahaya dan beracun mencakup panduan

tentang :

1 Identifikasi B3

2 Pengadaan B3

3 Penyimpanan B3

4 Penanganan tumpahan B3

5 Penanganan terpapar B3 pada kulit

6 Penanganan terpapar B3 pada mata

7 Pemasangan simbol dan label B3

8 Pembuangan limbah B3

2) Ruang lingkup tempat Pelaksanaan Pnnduan Pengelolaan B3 dan Limbah B3

Ruangan-ruangan antara lain :

1. Instalasi Farmasi

2. Instalasi Rawat Inap

2. Instalasi Rawat Darurat

3. Instalasi Bedah Sentral

4. Instalasi Rawat Jalan

5. Radiologi

6. Instalasi Pemeliharaan Sarana

7. Instalasi Sanitasi Lingkungan

8. Gudang

BAB III

TATA LAKSANA

A. Tatalaksana

Panduan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun adalah panduan pengelolaan bahan

berbahaya dan beracun (B3) meliputi : Tatalaksana bahan berbahaya dan beracun

mencakup : Standart operasional prosedur identifikasi B3, pengadaan B3, penyimpanan

B3, pemasangan simbol dan label B3 penggunaan B3, penanganan B3, dan Standart

operasional prosedur penanganan tumpahan dan terpapar B3, hingga proses pembuangan

limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) dengan pihak ke III yang telah memperoleh

izin dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dan sesuai dengan peraturan perundang

– undangan yang berlaku.

B. Tata laksana kelola B3 adalah system manajemen pengelolaan B3 kegiatan meliputi

fungsi - fungsi sbb :

1. Identifikasi B3

2. Pengadaan B3,

3. Penyimpanan dan Penyaluran B3,

4. Penggunaan B3

5. Penanganan tumpahan B3 dan penanggulangan terpapar B3

6. Pemasangan simbol dan label B3

7. Pembuangan limbah B3

8. Pemantauan,

9. Evaluasi dan pelaporan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

(Lihat SPO masing masing kegiatan )

1. Panduan identifikasi B3

a. Tata laksana megidentifikasi atau inventarisasi bahan berbahaya dan beracun

dengan melakukan telusur tiap bahan kimia tersebut apakah termasuk dalam

daftar atau golongan B3 sebagai lampiran Peraturan Pemerintah No.:74 / Tahun

2001 , sbb :

1) Mudah meledak (explosive);

2) Pengoksidasi (oxidizing);

3) Sangat mudah sekali menyala (extremely flammable);

4) Sangat mudah menyala (highly flammable);

5) Mudah menyala (flammable);

6) Amat sangat beracun (extremely toxic);

7) Sangat beracun (highly toxic);

8) Beracun (moderately toxic);

9) Berbahaya (harmful);

10) Korosif (corrosive);

11) Bersifat iritasi (irritant);

12) Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment);

13) Karsinogenik (carcinogenic);

14) Teratogenik (teratogenic);

15) Mutagenik (mutagenic).

b. Bila bahan kimia tidak termasuk atau belum masuk dalam daftar seperti dalam

lampiran PP. No. : 74/Tahun 2001, tentang Pengelolaan B3, maka cara

Identifikasi dilakukan melalui Uji karakteristik B3 meliputi :

1) mudah meledak;

2) mudah terbakar;

3) bersifat reaktif;

4) beracun;

5) menyebabkan infeksi; dan

6) bersifat korosif.

2. Panduan pengadaan B3

Uraian tentang pengadaan dan barang / jasa sbb :

a. Pengadaan barang/Jasa adalah kegiatan untuk memperoleh barang/jasa oleh

Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Daerah/Institusi lainnya yang prosesnya

dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan

untuk memperoleh barang/jasa, yang menggunakan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (APBN) atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APB

Barang termasuk didalamnya adalah Perbekalan Farmasi)

b. Perbekalan farmasi adalah pengadaan sediaan farmasi yang terdiri dari obat, bahan

bat, alat kesehatan, reagensia, radio farmasi dan gas medis dari penyedia barang

c. Pengadaan Perbekalan Farmasi termasuk Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

Pengadaan langsung dilakukan terhadap pengadaan perbekalan farmasi sesuai

dengan Standar Prosedur Operasional (SPO) Pengadaan Barang/Jasa Rumah Sakit

Muhammadiyah Ahmad Dahlan Kota Kediri

3. Panduan penyimpanan dan pengemasan B3

a. Panduan Umum Tempat Penyimpanan  

Hal hal umum tempat penyimpanan, persyaratan mengenai lokasi penyimpanan

bahan berbahaya dan beracun

1) Lokasi tempat penyimpanan yang bebas banjir, tidak rawan bencana dan di luar

kawasan lindung serta sesuai dengan rencana tata ruang

2) Jarak dengan fasilitas umum minimum 50 meter;

3) Syarat lokasi pengolahan di luar area penghasil harus:

a) Jarak dengan jalan utama/tol minimum 150 m atau 50 m untuk jalan

lainnya;

b) Jarak dengan daerah beraktivitas penduduk dan aktivitas umum minimum

300 m;

c) Jarak dengan wilayah perairan dan sumur penduduk minimum 300 m;

d) Jarak dengan wilayah terlindungi (spt: cagar alam,hutan lindung) minimum

300 m.

4) Rancangan bangunan disesuaikan dengan jumlah, karakteristik limbah B3 dan

upaya pengendalian pencemaran lingkungan.

5) Persyaratan Fasilitas Pengelolaan B3 menerapkan sistem hal2 sbb :

a) Keamanan Fasilitas

b) Pencegahan Terhadap Kebakaran

c) Pencegahan tumpahan

d) Penanggulangan Keadaan Darurat

e) Pengujian peralatan; dan

f) Pelatihan karyawan.

b. Penyimpanan Umum B3

1) Gudang tempat penyimpanan B3 dibuat agar Aman dari pengaruh alam &

lingkungan :

a) Memiliki sirkulasi udara dan ventilasi baik

b) Suhu ruangan terjaga konstan dan aman

c) Aman dari gangguan biologis (tikus, rayap dll)

2) Tata letak dan pengaturan penempatan B3 mempertimbangkan sbb :

a) Pemisahan dan pengelompokan untuk menghindari reaktivitas

b) Penyusunan tidak melebihi batas maksimum (anjuran industri) agar tidak

roboh dan rapi

c) Dibuatkan lorong dan terjaga agar alat angkat dan angkut dapat lewat

d) Khusus bahan dalam wadah silinder / tabung gas bertekanan ditempatkan

yg aman, idak lembab, dan aman dari sumber panas (listrik, api terbuka dll)

3) Program “House keeping” secara periodik (Kebersihan, Kerapihan dan

Keselamatan)

4) Sarana K3 disiapkan dan digunakan

5) Selain petugas gudang dilarang masuk, dan harus menggunakan APD

6) Inpeksi secara periodik, pemeriksaan kondisi lingkungan, bahan, peralatan dan

sistem, segera lapor bila ada kondisi tidak aman kpd atasan.

7) Penyimpanan B3 dilengkapi dengan Simbo dan /label B3 (Label isi, safety,

resiko bahaya) serta cara pencegahan dan pertolongan pertama

c. Penyimpanan B3 golongan gas Medis

Memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1) Pewadahan dan penandaan

Mengikuti pola pewadahan dan penandaan yang berlaku dengan benar dan

akurat sesuai dengan jenis dan tingkat bahaya

2) Kondisi ruangan

a) Bahan konstruksi tahan terhadap api, getaran, tersedia penangkal petir

b) Pengaturan suhu/panas/ cahaya

(1) Suhu sejuk dan kering

(2) Hindari cahaya langsung matahari

(3) Hindarkan instalasi listrik, sumber panas

(4) Hindarkan kenaikan suhu

c) Pengaturan udara

Fentilasi baik sehingga udara tersalur dengan baik dan suhu ruangan

tetap optimal

3) Tata penyimpanan

a) Wadah disimpan pada posisi tegak

b) Jarak antara wadah dengan dinding ½ dari tinggi wadah

c) Cukup jarak antara 1 dengan lainnya

d) Jumlah wadah dalam tiap ruangan dibatasi

e) Wadah kosong diberi tanda dan dipisahkan dari ada isinya

4) Kesiapan penanggulangan

a) Dilakukan oleh petugas yang ahli dalam penanggulangan bahaya gas

Medik

b) Tersedia alat pemadam kebakaran

c) Tersedia P3K dan antidotum

d) Tersedia alat komunikasi

5) Lokasi

a) Lebih kurang 3x radius yang dapat dijangkau gas tersebut tanpa tiupan

angin kuat

b) Jauh dari pemukiman penduduk, jalan raya yang padat

6) Penanganan tekhnis pada bongkar muat

Mengikuti pola penanganan tehnis B3 yang berlaku sesuai dengan jenis dan

tingkat bahaya

7) Penanggulangan kasus bahan berbahaya

8) Bila terjadi tumpah, bocor hingga mencemari lingkungan, korban langsung dsb

maka harus mengikuti pola penanganan yang berlaku sesuai dengan jenis dan

tingkat bahaya

d. Penyimpanan B3 Explosif

1) Pewadahan dan penandaan

Mengikuti Pola pewadaan dan penandaan B3 dengan benar dan teliti

sesuai dengan macam dan tingkat bahaya

2) Kondisi ruangan

a) Bahan & kondisi bangunan memiliki kontruksi yang kuat, tahan ledakan,

tahan api, tahan gempa

b) Lantai tidak lembab, bersih, bebas karat, bebas debu

c) Kedap air

d) Pintu dari bahan yg baik dan kuat disertai kunci

e) Terhindar dan terlindung dari getaran, dilengkapi dengan penangkal petir

f) Ruangan diberi tanda peringatan untuk B3 gol Eksplosif dan

pemberitahuan dilarang merokok

e. Penyimpanan B3 Gas Mampat

1) Pewadahan dan penandaan

Mengikuti polapewadahan dan penandaan yang berlaku dengan benar & akurat

sesuai dengan jenis dan tingkat bahaya

2) Kondisi ruangan

a) Bahan kontruksi tahan terhadap api, getaran, tersedia penangkal petir

(1) Pengaturan suhu / panas / cahaya

(a) suhu sejuk dan kering

(b) hindari cahaya langsung matahari

(c) hindarkan instalasi litrik, sumber panas

(d) Hindarkan kenaikan suhu

(2) Pengaturan udara

Fentilasi baik sehingga udara tersalur dengan baik dan suhu ruangan

tetap optimal

f. Penyimpanan B3 Cairan Mudah Menyala

1) Pewadahan dan penandaan

a) Wadah/pembukus/kemasan harus dapat melindungi isinya terhadap saluran

dari luar

b) Wadah/pembungkus/kemasan harus dapat bertahan terhadap daya kemas

isinya

c) Wadah harus tertutup dengan kedap / disegel

2) Kondisi ruangan

a) Bahan & konstruksi bangunan :

b) Tahan terhadap B3 yang disimpan (tidak interaksi)

c) Mempunyai ventilasi secukupnya

d) Udaranya harus terisolir dari udara zat atau cairan mudah menyala

3) Beban dari sumber penyebab terjadinya bahaya

a) Wadah, tutup, kran, kemasan harus berfungsi baik

b) Mencegah terjadinya gangguan mekanik

c) Mencegah kotak langsung dengan B3

d) Mencegah kenaikan suhu dan cahaya yang berlebihan

g. Penyimpanan B3 Beracun

1) Pewadahan dan penandaan

Menggunakan kemasan anti bocor / mengikuti pola pewadaan dan penandaan

B3 yang berlaku sesuai dengan jenis dan tingkat bahaya

2) Kondisi ruangan

a) Bahan dan konstruksi bangunan

b) Tahan terhadapB3 yang disimpan

c) Kedap air

d) Lantai cekung agar limbah tidak mengalir keluar

e) Tertutup rapat dan dapat dikunci

4. Panduan penggunaan B3

a. Perencanaan dan penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dalam

penggunaan B3 harus memperhatikan sbb :

1) Alat Pelindung Diri (APD) yg sesuai dg faktor resiko bahaynya, Alat Pemadam

Api Ringan (APAR) dan P3K harus siap dan cukup

2) Kondisi kerja dan lingkungan dinyatakan aman oleh yang berwenang

3) Peralatan kerja harus layak pakai

4) Metode kerja/cara pelaksanaan kerja /protap sudah aman dan efektif

5) Kelengkapan adinistrasi sudah siap kan (perintah kerja , daftar B3 dll)

b. Selama penggunaan B3 hindari tindakan tidak aman. dan sesuai dengan SOP

c. Bila penggunaan pada transisi shift jaga, maka tiap serah terima dan tanggung

jawab dilakukan sebaik baiknya, laporkan situasi kondisi kerja terlebih hal yang

tidak aman

d. Bila selesai, amankan dan bersihkan alat2 kerja, lingkungan kerja, wadah sisa B3

hingga aman.

e. Lakukan P3K bila ada kecelekaan dan penanganan lebih lanjut

5. Panduan penanganan B3

a. Penanganan Kecelakaan kerja dan darurat B3

Panduan ini sebagai petunjuk bagi pegawai untuk penyelamatan apabila terjadi

kecelakaan ditempat kerja dengan tujuan agar korban menjadi atau merasa aman

dan tenang serta mencegah kondisi yang lebih buruk sambil menunggu

pertolongan dokter.

b. Ruang lingkup

Ruang lingkup panduan ini meliputi petunjuk umum :pertolongan pertama yang

berhubungan dengan Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) . Dampak

dan Resiko akibat pengelolaan B3 berupa ledakan gas dan kebakaran bahan kimia,

bahan kimia tumpah, terpapar bahan kimia kepada petugas , sarana dan

lingkungan rumah sakit

c. Pengertian yang dimaksud dalam panduan ini adalah sebagai berikut :

1) Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak direncanakan yang dapat

menyebabkan luka atau kerugian pada manusia dan benda yang disebabkan

oleh suatu kejadian atau kondisi yang tidak terduga

2) Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang dialami oleh seorang karyawan

semenjakia meninggalkan rumah kediaman sampai menuju ketempat

pekerjaannya, selama jam kerja, maupun sekembalinya dari tempat kerja

menuju rumah kediamannya melalui jalan yang biasa ditempuh, sedemikian

rupa sehingga karyawan tersebut dalam waktu 2 x 24 jam setelah kejadian

kecelakaan itu tidak dapat melakukan pekerjaan.

3) Perlemahan (impairment) adalah setiap gangguan atau ketidaknormalan

psikologik dan atau fisiologik dan atau struktur anatomi dan atau fungsi.

4) Ketidakmampuan (disability) adalah setiap keterbatasan atau berkurangnya

kemampuan (sebagai akibat dari perlemahan) untuk melakukan aktivitas

dengan cara atau dalam batas–batas yang dianggap normal untuk manusia.

5) Cacat (handicap) adalah kerugian yang diderita oleh seseorang sebagai akibat

dari perlemahan atau ketidakmampuan yang membatasi atau mencegah orang

itu untuk melakukan perannya yang normal untuk ukuran orang itu

d. Hal Umum Penanggulangan Kecelakaan dan Keadaan Darurat

1) Setiap orang yang melakukan kegiatan pengelolaan B3 wajib menanggulangi

terjadinya kecelakaan dan atau keadaan darurat akibat B3.

2) Melakukan kegiatan pengelolaan B3 sebagaimana dimaksud 4.a. wajib

mengambil langkah-langkah :

a) Mengamankan (mengisolasi) tempat terjadinya kecelakaan;

b) menanggulangi kecelakaan sesuai dengan prosedur tetap penanggulangan

kecelakaan;

c) melaporkan kecelakaan dan atau keadaan darurat kepada aparat

Pemerintah Kabupaten/Kota setempat; dan

d) Aparat Pemerintah Kabupaten/Kota setempat, setelah menerima laporan

tentang terjadinya kecelakaan dan atau keadaan darurat akibat B3

sebagaimana dimaksud wajib segera mengambil langkah-langkah

penanggulangan yang diperlukan.

3) Kewajiban sebagaimana dimaksud, tidak menghilangkan kewajiban setiap

orang yang melakukan kegiatan pengelolaan B3 untuk :

a) Mengganti kerugian akibat kecelakaan dan atau keadaan darurat; dan atau

b) Memulihkan kondisi lingkungan hidup yang rusak atau tercemar; yang

diakibatkan oleh B3.

6. Panduan penanganan tumpahan B3

a. Ketentuan Umum mengatasi Tumpah

Harus dipahami bahwa tumpahan pada area kerja harus dibersihkan karena dapat

menyebabkan kecelakaan akibat kontak dengan bahan tum pahan. Kecelakaan yang

ditimbulkan antara lain : keracunan akibat menghirup uap bahan tersebut, korosif

dan dapat menimbulkan kebakaran dan ledakan jika bereaksi dengan bahan-bahan

mudah terbakar, serta menyebabkan kontaminasi oleh mikroba (untuk bahanbahan

mikrobiologi).

b. Penanganan B3 tumpah secara umum adalah :

1) Identifikasi / Kenali lokasi terjadinya tumpah, jumlah bahan yang tumpah ,

sifat kimia dan fisika tumpahan, sifat bahaya dan risiko tumpahan dan

mengetahui teknik aman penanganannya.

2) Pastikan penggunaan alat pengaman diri (khususnya sarung tangan, pelindung

mata/muka dan pelindung pernafasan bila perlu).

3) Cegah tumpahan meluas dan hentikan sumber tumpahan jika hal tersebut aman

dilakukan.

4) Tangani (di tempat) dengan cara yang tepat. (Lihat MSDS)

5) Secara umum proses yang dilakukan adalah netralisasi.

6) Netralisasi dapat menggunakan basa (soda ash/lime) untuk tumpahan yang

bersifat asam dan

7) Larutan asam asetat untuk tumpahan yang bersifat basa.

8) Bahan yang paling umum digunakan untuk keadaan darurat apabila terjadi

tumpahan adalah pasir, tanah, natrium karbonat dan kapur

9) Bekas tumpahan bahan kimia di area kerja dapat dibersihkan dengan air, sabun

detergen , atau pembersih lain yang sesuai dengan bahan pengotornya.

10) Tetapi untuk penanganan yang lebih tepat dapat dilihat di dalam “Material

Safety Data Sheet” (MSDS).

c. Langkah Selanjutnya Setelah Pembersihan tumpahan B3

1) Simpan semua limbah pada tempatnya yang sesuai kemudian tutup untuk

penanganan lebih lanjut

2) Bersihkan pastikan kembali area tersebut telah bersih dan aman.

3) Bersihkan area / meja kerja segera setelah terjadi tumpahan zat/ bahan kimia.

4) Apabila bahan kimia yang tumpah tersebut cukup/sangat berbahaya, selain

dibersihkan dengan lap, tangan harus dilindungi dengan sarung tangan dan Alat

Pelindung Diri (APD) lainnya : masker dan sepatu pelindung)

d. Panduan penanganan terpapar B3 pada kulit

1) Penanganan bila terjadi Kontaminasi Bahan-bahan Berbahaya pada Pekerja,

Bila Terkena Kulit dan Rambut

2) Membawa segera pekerja yang terkontaminasi menuju sumber air

terdekat dan lepaskan seluruh pakaian yang menutup bagian yang

terkontaminasi

3) Membasahi atau menyiram pekerja yang terkontaminasi dengan air (bila

mungkin air mengali ratau air pancuran atau shower), lihat petunjuk gambar

4) Membersihkan kontaminasi dengan sabun jika ada

5) Mempergunakan sarung tangan/baju pelindung untuk melindungi diri dari

kontaminan bahan kimia yang dibersihkan (beberapabahan kimia yang

melepas uap berbahaya bagi pernafasan, pastikan tidak menghirupnya)

6) Membawa pekerja yang terkontaminasi ke poli pegawai atau Instalasi Rawat

Darurat bila memerlukan pertolongan medis lebih jauh

7) Melaporkan kejadian kecelakaan kerja ke Panitia K3 Rumah Sakit melalui

Poli Pegawai

8) Petunjuk Gambar membersihkan B3 terpapar pada kulit atau kepala

e. Panduan penanganan terpapar B3 pada mata

1) Penanggulangan Bila Terjadi Kontaminasi Bahan-bahan Berbahaya pada

Pekerja, bila Terkena Mata :

a) Membaringkan dan memposisikan pekerja yang terkontaminasi dengan

posisi kepala menengadah dan miring ke arah mata yang terkontaminasi

b) Membersihkan segera bahan kimia yang mengenai mata dengan

sejumlah air yang dingin dan bersih selama 15–20 menit

c) Memastikan air yang di siram menjauhi muka dan tidak mengenai

mata sebelahnya

d) Memastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal ketika menyiram

di sekitar kulit, alis dan kelopak mata

e) Memastiakn pekerja yang terkontaminasi tidak menggosok matanya

f) Membawa pekerja yang terkontaminasi ke Poli Pegawai dan Instalasi

Rawat Darurat bila memerlukan pertolongan medis lebih jauh

Melaporkan kejadian kecelakaan kerja ke Panitia K3 Rumah Sakit

melalui Poli Pegawai

g) Petunjuk Gambar Membersihkan Mata dengan air Shower

7. Panduan pemasangan simbol dan label B3

Pemasangan label dan tanda dengan memakai lambang atau tulisan peringatan

pada wadah atau tempat penyimpanan untuk bahan berbahaya adalah tindakan

pencegahan yang esensial. pegawai yang bekerja pada pengelolaan B3 biasanya belum

mengetahui sifat bahaya dari bahan kimia dalam wadah/packingnya, demikian pula

para pengguna di ruaangan dari barang tersebut, dalam hal inilah pemberian label dan

tanda menjadi sangat penting.

Peringatan tentang bahaya dengan simbol dan label merupakan syarat penting

dalam perlindungan keselamatan kerja, namun hal tersebut tidak dapat dianggap

sebagai perlindungan yang sudah lengkap, usaha perlindungan keselamatan lainnya

masih tetap diperlukan.

a. Pengertiaan yang berkaitan dengan simbol B3 :

1) Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3 adalah

bahan yang karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya baik

secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak

lingkungan hidup, dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,

kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.

2) Simbol B3 adalah gambar yang menunjukkan klasifikasi B3.

3) Label adalah uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan jenis

B3.

4) Kemasan adalah wadah atau tempat yang bagian dalamnya terdapat B3 dan

dilengkapi penutup.

5) Tempat penyimpanan kemasan B3 adalah bangunan atau dalam bentuk lain

yang digunakan untuk menyimpan kemasan B3.

b. Panduan Umum pemasangan Simbol

1) Setiap kemasan B3 wajib diberikan simbol sesuai dengan klasifikasinya dan

label sesuai dengan jenis dan klasifikasinya.

2) Setiap tempat penyimpanan kemasan dan alat pengangkutan B3 wajib diberi

simbol B3.

3) Bentuk dasar, ukuran dan bahan

a) Simbol berbentuk bujur sangkar diputar 45 derajat sehingga membentuk

belah ketupat berwarna dasar putih dan garis tepi belah ketupat tebal

berwarna merah (lihat gambar A). Simbol yang dipasang pada kemasan

disesuaikan dengan ukuran kemasan. Sedangkan simbol pada kendaraan

pengangkut dan tempat penyimpanan kemasan B3 minimal berukuran 25

cm x 25 cm.

Gambar A: bentuk dasar simbol

b) Simbol harus dibuat dari bahan yang tahan terhadap air, goresan dan

bahan kimia yang akan mengenainya. Warna simbol untuk dipasang di

kendaraan pengangkut bahan berbahaya dan beracun harus dengan cat yang

dapat berpendar (fluorenscence). Jenis simbol B3

c) Simbol B3 merupakan gambar yang menunjukan klasifikasi B3 yang terdiri

dari 10 (sepuluh) jenis simbol yang dipergunakan, yaitu :

(1) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah meledak(explosive),

sebagaimana gambar (1).

Gambar (1) : Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah meledak

(explosive).

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol

berupa gambar bom meledak (explosive/exploded bomb) berwarna

hitam. Simbol ini menunjukkan suatubahan yang pada suhu dan tekanan

standar (25 oC, 760mmHg) dapat meledak dan menimbulkan kebakaran

atau melalui reaksi kimia dan/atau fisika dapat menghasilkan gas

dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak

lingkungan di sekitarnya.

(2) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat pengoksidasi (oxidizing),

sebagaimana gambar Simbol –simbol lain dapat di lihat pada lampiran :

Gambar (2) : Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat pengoksidasi

(oxidizing)

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Gambar

simbol berupa bola api berwarna hitam yang menyala. Simbol ini

menunjukkan suatu bahan yang dapat melepaskan banyak panas atau

menimbulkan api ketika bereaksi dengan bahan kimia lainnya, terutama

bahanbahan yang sifatnya mudah terbakar meskipun dalam keadaan

hampa udara.

(3) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah menyala (flammable),

sebagaimana gambar

Gambar (3) : Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah

menyala (flammable)

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Gambar

simbol berupa gambar nyala api berwarna putih dan hitam. Simbol ini

menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut:

(a) Dapat menjadi panas atau meningkat suhunya dan terbakar karena

kontak dengan udara pada temperature ambien;

(b) Padatan yang mudah terbakar karena kontak dengan sumber nyala

api;

(c) Gas yang mudah terbakar pada suhu dan tekanan normal;

(d) Mengeluarkan gas yang sangat mudah terbakar dalam jumlah yang

berbahaya, jika bercampur atau kontak dengan air atau udara

lembab;

(e) Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala di bawah 0oC dan titik

didih lebih rendah atau sama dengan 35oC;

(f) Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala 0oC – 21oC;

(g) Cairan yang mengandung alkohol kurang dari 24% volume dan/atau

pada titik nyala (flash point) tidak lebih dari 60oC (140oF) akan

menyala apabila terjadi kontak dengan api, percikan api atau sumber

nyala lain pada tekanan udara 760 mmHg. Pengujiannya dapat

dilakukan dengan metode ”Closed-Up Test”;

(h) Padatan yang pada temperatur dan tekanan standar (25oC dan 760

mmHg) dengan mudah menyebabkan terjadinya kebakaran melalui

gesekan, penyerapan uaair atau perubahan kimia secara spontan dan

apabila terbakar dapat menyebabkan kebakaran yang terus menerus

dalam 10 detik. Padatan yang hasil pengujian ”Seta Closed Cup

Flash Point Test”-nya menunjukkan titik nyala kurang dari 40oC;

(i) Aerosol yang mudah menyala;

(j) Padatan atau cairan piroforik; dan/atau

(k) Peroksida organik.

(4) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat beracun (toxic), sebagaimana

gambar (4).

Gambar (4). : Simbol B3 klasifikasi bersifat beracun (toxic)

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol

berupa gambar tengkorak dan tulang bersilang Simbol ini menunjukkan

suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut:

(a) Sifat racun bagi manusia, yang dapat menyebabkan keracunan atau

sakit yang cukup serius apabila masuk ke dalam tubuh melalui

pernafasan, kulit atau mulut. Penentuan tingkat sifat racun ini

didasarkan atas uji LD50 (amat sangat beracun, sangat beracun dan

beracun); dan/atau

(b) Sifat bahaya toksisitas akut.

(5) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat berbahaya (harmful), sebagaimana

gambar (5).

Gambar (5). : Simbol B3 klasifikasi bersifat berbahaya (harmful)

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol

berupa gambar silang berwarna hitam. Simbol ini untuk menunjukkan

suatu bahan baik berupa padatan, cairan ataupun gas yang jika terjadi

kontak atau melalu inhalasi ataupun oral dapat menyebabkan bahaya

terhadap kesehatan sampai tingkat tertentu.

(6) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat iritasi (irritant), sebagaimana

gambar (6).

Gambar (6). : Simbol B3 klasifikasi bersifat iritasi (irritant)

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah Simbol

berupa gambar tanda seru berwarna hitam. Simbol ini menunjukkan

suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut:

(a) Padatan maupun cairan yang jika terjadi kontak secara langsung

dan/atau terus menerus dengan kulit atau selaput lendir dapat

menyebabkan iritasi atau peradangan;

(b) Toksisitas sistemik pada organ target spesifik karena paparan

tunggal dapat menyebabkan iritasi pernafasan,mengantuk atau

pusing;

(c) Sensitasi pada kulit yang dapat menyebabkan reaksi alergi pada

kulit; dan/atau

(d) Iritasi/kerusakan parah pada mata yang dapat menyebabkan iritasi

serius pada mata

(7) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat korosif (corrosive), sebagaimana

gambar (7).

Gambar (7) : Simbol B3 klasifikasi bersifat korosif (corrosive)

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol

terdiri dari 2 gambar yang tertetesi cairan korosif. Simbol ini

menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut:

(a) Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit;

(b) Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja SAE 1020

dengan laju korosi > 6,35 mm/tahun dengan temperatur pengujian

55oC; dan/atau

(c) Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk B3 bersifat asam dan

sama atau lebih besar dari 12,5 untuk B3 yang bersifat basa.

(8) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat berbahaya bagi lingkungan

(dangerous for environment), sebagaimana gambar (8).

Gambar (8) : Simbol B3 klasifikasi berbahaya bagi lingkungan

(dangerous for the environment)

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol

berupa gambar pohon dan media lingkungan berwarna hitam serta ikan

berwarna putih. Simbol ini untuk menunjukkan suatu bahan yang dapat

menimbulkan bahaya terhadap lingkungan. Bahan kimia ini dapat

merusak atau menyebabkan kematian pada ikan atau organisme aquatic

lainnya atau bahaya lain yang dapat ditimbulkan, seperti merusak

lapisan ozon (misalnya CFC = Chlorofluorocarbon), persistent di

lingkungan (misalnya PCBs = Polychlorinated Biphenyls).

(9) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat karsinogenik, teratogenik dan

mutagenik (carcinogenic, tetragenic, mutagenic), sebagaimana

Gambar (9) : Simbol B3 klasifikasi bersifat karsinogenik, teratogenik

dan mutagenik (carcinogenic, tetragenic,mutagenic).

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol

berupa gambar kepala dan dada manusia berwarna hitam dengan

gambar menyerupai bintang segi enam berwarna putih pada dada.

Simbol ini menunjukkan paparan jangka pendek, jangka panjang atau

berulang dengan bahan ini dapat menyebabkan efek kesehatan sebagai

berikut:

(a) karsinogenik yaitu penyebab sel kanker;

(b) teratogenik yaitu sifat bahan yang dapat mempengaruhi

pembentukan dan pertumbuhan embrio;

(c) mutagenic yaitu sifat bahan yang menyebabkan perubahan

kromosom yang berarti dapat merubah genética;

(d) toksisitas sistemik terhadap organ sasaran spesifik;

(e) toksisitas terhadap sistem reproduksi; dan/atau

(f) gangguan saluran pernafasan.

(10) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat bahaya lain berupa gas bertekanan

(pressure gas), sebagaimana gambar (10).

Gambar (10) : Simbol B3 klasifikasi bersifat gas bertekanan

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.Simbol

berupa gambar tabung gas silinder berwarna hitam. Simbol ini untuk

menunjukkan bahaya gas bertekanan yaitu bahan ini bertekanan tinggi

dan dapat meledak bila tabung dipanaskan/terkena panas atau pecah

dan isinya dapat menyebabkan kebakaran

c. Ketentuan pemasangan simbol

Simbol pada kemasan B3 harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

1) Simbol B3 berupa sticker atau lainnya yang dapat menempel dengan baik pada

kemasan, mudah penggunaannya, tahan lama, tahan terhadap air dan tahan

terhadap tumpahan isi kemasan B3;

a) Jenis simbol yang dipasang harus sesuai dengan karakteristik bahan yang

dikemasnya atau diwadahinya;

b) Simbol dipasang pada sisi-sisi kemasan yang tidak terhalang oleh kemasan

lain dan mudah dilihat;

c) Simbol tidak boleh terlepas atau dilepas dan diganti dengan simbol lain

sebelum kemasan dikosongkan dan dibersihkan dari sisa-sisa bahan

berbahaya dan beracun; dan

d) Kemasan yang telah dibersihkan dari B3 dan akan dipergunakan kembali

untuk mengemas B3 harus diberilabel “KOSONG”

2) Simbol pada kendaraan pengangkut B3. Simbol yang dipasang pada kendaraan

pengangkut B3 harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

a) Simbol B3 berupa sticker atau lainnya yang dapat menempel dengan baik

pada alat angkut/kendaraan, mudah penggunaannya, dan tahan lama;

b) Simbol yang dipasang harus satu macam simbol yang sesuai dengan

klasifikasi B3 yang diangkutnya;

c) Ukuran minimum yang dipasang adalah 25 cm x 25 cm atau lebih besar,

sebanding dengan ukuran alat angkut yang digunakan;

d) Terbuat dari bahan yang tahan terhadap goresan, air, hujan, dan/atau bahan

kimia yang mungkin mengenainya (misalnya bahan plastik, kertas, atau plat

logam) serta menggunakan bahan warna simbolyang dapat berpendar

(flourenscence);

e) Dipasang disetiap sisi dan di bagian muka alat angkut serta harus dapat

terlihat dengan jelas dari jarak lebih kurang 30 meter; dan

f) Simbol tidak boleh dilepas dan diganti dengan symbol lain sebelum muatan

B3 dikeluarkan dan alat angkut yang digunakan dibersihkan dari sisa B3

yang tertinggal.

3) Simbol pada tempat penyimpanan kemasan B3.

Tempat penyimpanan kemasan B3 harus ditandai dengan simbol dengan

mengikuti ketentuan sebagai berikut:

a) Simbol B3 berupa sticker atau lainnya yang dapat menempel dengan baik

pada tempat penyimpanan

b) kemasan B3, mudah penggunaannya dan tahan lama. Simbol juga terbuat

dari bahan yang tahan terhadap air, goresan dan bahan kimia yang mungkin

mengenainya (misalnya bahan plastik, kertas, atau plat logam);

c) Simbol dipasang pada bagian luar tempat penyimpana kemasan B3 yang

tidak terhalang

d) Jenis simbol yang dipasang harus sesuai klasifikasi B3

d. Ketentuan pemasangan Label

Label B3 merupakan uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan

jenis B3. Penggunaan Label B3 tersebut dilakukan informasi tentang produsen B3,

identitas B3 serta kuantitas B3. Label harus mudah terbaca, jelas terlihat, tidak

mudah rusak, dan tidak mudah terlepas dari kemasannya.

1) Bentuk, warna dan ukuran.

a) Label B3 berbentuk persegi panjang dengan ukuran disesuaikan dengan

kemasan yang digunakan, ukuran perbandingannya adalah panjang : lebar =

3:1, dengan warna dasar putih dan tulisan serta garis tepi berwarna hitam,

sebagaimana gambar

b) Label diisi dengan huruf cetak yang jelas terbaca, tidak mudah terhapus dan

dipasang pada setiap kemasan B3. Pada label wajib dicantumkan informasi

Nama B3/Nama Dagang Nama B3

Komposisi

No CAS/No UN)

Produsen

Informasi Tindakan Penanganan

Pernyataan Bahaya :

Identitas Pemasok Klasifikasi B3

Fisik, Kesehatan dan Lingkungan

Gambar 6 a. Label B3

2) Pengisian Label

Label diisi dengan huruf cetak yang jelas terbaca, tidak mudah terhapus dan

dipasang pada setiap kemasan B3. Pada label wajib dicantumkan informasi

minimal sebagai berikut :

No Jenis Farmasi Penjelasan Pengisian

1 Nama B3;

Komposisi, No.CAS/No

UN;

Produsen

Nama dagang B3/Nama bahan

kimia.

Komposisi atau formulasi bahan

kimia.

Informasi lengkap mengenai

penghasil.

2 Simbol Disesuaikan dengan klasifikasi B3

3 Kata peringatan Pilih salah satu “bahaya” atau

“awas” sesuai dengan tingkat

resiko

4 Pernyataan bahaya:

- klasifikasi B3.

- fisik, kesehatan,

lingkungan.

Menjelaskan simbol secara lebih

detil sesuai dengan klasifikasi B3.

Misal: sangat mudah menyala,

sangat beracun, karsinogenik, dan

Kata peringatanKeterangan Tamabahan

lain-lain.

5 Informasi Penanganan Prosedur penanganan kecelakaan

dan darurat

6 Keterangan tambahan Tanggal kadaluarsa.

Tujuan penggunaan.

Jumlah dan isi kemasan atau

kontainer.

7 Identitas pemasok Informasi lengkap mengenai

pemasok

3) Pemasangan label B3.

Label B3 dipasang pada kemasan di sebelah bawah simbol dan harus terlihat

dengan jelas. Label ini juga harus dipasang pada wadah yang akan dimasukkan

ke dalam kemasan yang lebih besar. Contoh pemasangan simbol dan label pada

kemasan/wadah, sebagaimana gambar 6.b.

Simbol

Label

Gambar 6.b. : Kemasan B3 dengan symbol dan label

8. Panduan pembuangan limbah B3

Limbah B3 yang terdapat didalam TPS LB3 RSM dikirim ke pihak ketiga yang

telah mendapat ijin untuk melakukan pengolahan limbah B3 dari KLH.

Dalam penanganan residu abu pasca pembakaran residu abu dimasukkan kedalam

drum kemudian dilakukan solidifikasi dimana dilakukan pengecoran dengan spesi

semen dan pasir.

Panduan tentang pembuangan limbah B3 :

a. Tiap limbah baik karena rusak, pecah,kadaluarsa maupun sisa hasil proses yg

tidak digunakan harus dibuang pada saluran khusus yg disiapkan atau tempat

sampah khusus B3

b. Jika limbah asam dan Basa harus dinetralkan dahulu sebelum dibuang. Untuk

zat2 logam berbahaya harus diendapkan dahulu hingga buangan aman tidak lebih

ambang

c. Limbah sisa gas yg mudah terbakar harus diamankan

d. Semua wadah/kemasan B3 harus dibakar dg benar

e. Membuang limbah B3 secara manual harus menggunakan APD yg sesuai. Hati-

hati hindari bahaya percikan, jatuh, terpeleset, tersiram, dsb

9. Panduan penanganan pembuangan limbah B3

a Penghasil limbah B3 dapat menyimpan limbah B3 yang dihasilkannya paling

lama 90 (sembilan puluh) hari sebelum menyerahkannya kepada pengumpul atau

pemanfaat atau pengolah atau penimbun limbah B3.

b Bila limbah B3 yang yang dihasilkan kurang dari 50 (lima puluh) kilogram per

hari, penghasil limbah B3 dapat menyimpan limbah B3 yang dihasilkannya lebih

dari sembilan puluh hari sebelum diserahkan kepada pemanfaat atau pengolah

atau penimbun limbah B3, dengan persetujuan Kepala instansi yang bertanggung

jawab.

c Dalam pembuangan limbah bahan berbahaya dan beracun disertai dengan bukti

dokumen pembuangan limbah B3 berupa manifest limbah B3

BAB VI

DOKUMENTASI

Setiap petugas dalam melakukan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun wajib melakukan

administrasi yang sudah disediakan mulai dari penerimaan B3, penyimpanan, penggunaan

ataupun jika terjadi tumpahan B3.. Hal ini dilakukan sebagai bukti bahwa Rumah Sakit

Muhammadiyah Ahmad Dahlan Kota Kediri melakukan pengelolaan Bahan Berbahaya dan

Beracun dengan baik.

BAB V

PENUTUP

Buku panduan pengelolaan B3 ini dibuat dengan tujuan Rumah Sakit Muhammadiyah

Ahmad Dahlan Kota Kediri melakukan penanganan B3 yang diperlukan dalam pelayanan

medis dan limbah B3 yang dikeluarkan akibat dari proses pelayanan medis di Rumah Sakit

sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.: 74/Tahun 2001, tentang Pengelolaan Bahan

Berbahaya dan Beracun (B3) dan atau peraturan Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) agar

tidak menjadi sumber polusi dan penularan penyakit sehingga dapat memberikan perlindungan

bagi kesehatan, keselamatan manusia serta perlindungan kelestarian lingkungan hidup

sekitarnya.

Dengan melakukan kegiatan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun ini sekaligus

bisa mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja bagi petugas yang ada

dilingkungan Rumah Sakit Muhammadiyah Ahmad Dahlan Kota Kediri.

Lampiran 1.

Lampiran 1

RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH AHMAD DAHLAN KOTA KEDIRI

FORM PELAPORAN KECELAKAAN KARENA B3

1. Unit terjadinya kecelakaan :

2. Yang terlibat dalam kecelakaan :

3. B3 yang menyebabkan kecelakaan :

4. Kecelakaan yang terjadi :

5. Kronologi terjadi kecelakaan :

Lampiran 2

LOKASI B3 DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH AHMAD DAHLAN KOTA KEDIRI

No Lokasi B3 B3 Kandungan Simbol Keterangan

1 Instalasi Farmasi,

Kamar Operasi, klinik

Gigi

Alkohol 70% Sangat mudah menyala

2 Instalasi Farmasi,

Kamar Operasi, IGD

Atropin Mengiritasi mata, kulit, pencernaan dan

pernapasan

3 Instalasi Farmasi,

Kamar Operasi

Hydrogen

peroxide 3%

Mengiritasi mata, kulit, pencernaan dan

pernapasan

4 Gudang Farmasi,

Kamar Operasi,

Ruangan Perawatan,

IGD, IRJ

Oksigen

Mengoksidasi, jika kontak dengan

bahan yang dapat menimbulkan api.

5 Kamar Operasi,

Kamar Sterilisasi

Formalin

(Formaldehyde

solution 37%)

Mengiritasi mata, pencernaan, kulit.

Korosif bagi mata, kulit, dan

karsinogenik

6 Kamar Sterilisasi Paraformaldeh

yde

Mengiritasi dan korosif pada kulit dan

mata

7 Kamar Operasi Hibiscrub Chlorhexidine

gluconate 4% b/v setara

dengan Chlorhexidine

gluconate 2% b/v

Mengiritasi kulit, mata dan pernapasan

8 Instalasi Farmasi Microshield Chlorhexidine

gluconate 2% b/v

Mengiritasi kulit, mata dan pernapasan

9 Kamar Operasi Hillon Methyl methacrylate

Monomer

Sangat mudah menyala

10 Kamar Operasi,

Instalasi Farmasi

Ethylchloride Mudah Menyala

11 Kamar Operasi,

Instalasi Farmasi,

House Keeping

Presept Troclosene Sodium

(NaDCC)

\

Mengoksidasi jika kontak dengan

bahan yang menghasilkan api.

Jika kontak dengan asam liberat

menyebabkan gas yang beracun.

Mengiritasi mata dan saluran

pernapasan. Sangat berbahaya bagi

oraganisme air.

12 Kamar Sterilisasi,

Kamar Operasi

Cydex Opa ortho-Phthalaldehyde

(1,2–

benzenedicarboxaldehy

de

Mengiritasi mata, kulit dan pernapasan.

Kontak langsung dengan kulit

menyebabkan perubahan warna

sementara.

13 Kamar Sterilisasi,

Klinik Gigi, Kamar

Operasi

Stabimed Laurylpropylene

diamine

Korosif, mudah menyala, berbahaya

jika tertelan, menyebabkan luka

terbakar saat kontak dengan mata.

14 Laundry Detergent

alkali ( 9L)

Menyebabkan iritasi kulit, iritasi serius

pada mata, dapat pula mengiritasi

pernapasan. Beracun bagi kehidupan

dalam air untuk efek yang lama.

15 Laundry Bleach Klorin

( 10 L )

Korosif dan beracun bagi kehidupan

dalam air untuk efek yang lama.

16 Laundry Softener Dimethyl ammonium

chloride

Berbahaya jika tertelan, dan

menyebabkan iritasi pada mata

17 Laboratorium Xylol Sangat mudah sekali menyala

18 Laboratorium Alkohol 90% Sangat mudah menyala

19 Laboratorium Wright’s stain

Mengiritasi kulit, mata, pencernaan

dan pernapasan.

20 Laboratorium Methanol

Mengiritasi kulit, mata, pencernaan

dan pernapasan.

Teratogenik mungkin pada manusia.

21 Laboratorium Immersion Oil Benzyl Benzoate

Berbahaya jika ditelan, beracun bagi

organisme air mungkin karena efek

yang lama.

22 Laboratorium Kalium Iodida

Mengoksidasi, jika kontak dengan

bahan yang dapat menimbulkan api.

Berbahya jika ditelan.

Resiko serius jika terjadi kerusakan

mata.

Mengiritasi pernapasan dan kulit.

23 Laboratorium Sulfa Lyzer Sodium Lauryl Sulfat Mengiritasi kulit, mata, pencernaan dan

pernapasan

24 Laboratorium Stromatolyser-

4DS Dye

Ethylene Glycol

Methanol

Irritant

25 Radiologi, Klinik Gigi Fixer Ammonium

Thiosulphate

Air

Mengiritasi mata

26 Radiologi, Klinik Gigi Developer Diethylenetriamine

Pentaacetic Acid Na5

Hydroquinone

Pottasium Carbonate

Air

Dapat mengiritasi saluran pernapasan.

Berbahaya jika tertelan karena

menyebabkan rasa tidak nyaman.

Menyebabkan iritasi kulit dan paparan

yang lama menyebabkan iritasi yang

parah.

27 Radiologi Barium Sulfat

Mengiritasi kulit, mata, pencernaan dan

pernapasan. Toksik terhadap organ

target, paparan yang lama

menyebabkan kerusakan organ.

28 Instalasi Farmasi,

Radiologi,

laboratorium

Baygon Mudah menyala

29 Kamar operasi,

Instalasi Farmasi,

Laboratorium, Klinik

Gigi, Laundry, IGD

Softaman Ethanol

Propanolol

Mudah terbakar, Beresiko

menyebabkan kerusakan serius pada

mata.

30 Klinik Gigi Arsen

Berbahaya dalam kasus pencernaan dan

pernapasan.

Mengiritasi jika kontak dengan kulit,

mata dan pernapasan

31 Klinik Gigi Eugenol Dapat mengiritasi jika kontak langsung

dengan kulit, mata, pencernaan dan

pernapasan.

32 Klinik Gigi Formocresol

Sangat mudah sekali korosif dengan

kulit jika terjadi kontak.

Toksik, dapat berakibat fatal jika

diserap oleh tubuh.

Bebahaya jika dihirup.

Menyebabkan efek yang tidak dapat

kembali, berakibat karsinogenik.

33 Klinik Gigi Spritus Methyl Alkohol Mudah menyala

34 House Keeping Karbol

Sangat mudah menyala dan korosif

LAMPIRAN 3

LAPORAN DAFTAR B3 DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH AHMAD DAHLAN KOTA KEDIRI DAN PENYIMPANANNYA

NOUNIT

KERJANAMA B3 SIMBOL B3

TEMPAT PENYIMPANAN DI

UNIT KERJASTANDAR PENYIMPANAN

SESUAI

STANDAR

1 Instalasi

Farmasi

Hydrogen

peroxide 3%

Rak obat bagian bawah, untuk

pemakaian obat luar, tersedia

wastafel

Harus disimpan di tempat yang dilengkapi

dengan sumber air untuk mencuci.

Alkohol 70%

Sangat mudah menyala

Penyimpanan pada rak depan,

OTC, tidak dipisahkan dengan

sediaan farmasi yang lain, jauh dari

Apar

Harus disimpan di tempat terpisah dari

tempat penyimpanan perbekalan farmasi

lain, mudah dilokalisir bila terjadi

kebakaran, tahan gempa dan dilengkapi

dengan pemadam api.

Atropin Rak obat bagian injeksi, tersedia

wastafel

Harus disimpan di tempat yang dilengkapi

dengan sumber air untuk mencuci.

Microshield Dipisahkan dari rak obat, untuk

pemakaian luar, tersedia wastafel

Harus disimpan di tempat yang dilengkapi

dengan sumber air untuk mencuci.

Ethylchloride

Mudah Menyala

Belum dipisahkan dari rak obat

farmasi.

Harus disimpan di tempat terpisah dari

tempat penyimpanan perbekalan farmasi

lain, mudah dilokalisir bila terjadi

kebakaran, tahan gempa dan dilengkapi

dengan pemadam api.

Presept

Disimpan pada bagian terpisah

dengan obat oral, suhu ruangan

normal, ada pertukaran udara yang

baik, tersedia wastafel.

Harus disimpan ditempat yang sejuk dan

mendapat petukaran udara yang baik.

Tersedia tempat untuk mencuci.

Baygon

Mudah Menyala

Terpisah dari rak obat. Harus disimpan di tempat terpisah dari

tempat penyimpanan perbekalan farmasi

lain, mudah dilokalisir bila terjadi

kebakaran, tahan gempa dan dilengkapi

dengan pemadam api.

Softaman Dipisahkan dari rak obat, untuk

pemakaian luar. Tersedia wastafel

pada ruangan.

Harus disimpan di tempat yang dilengkapi

dengan sumber air untuk mencuci.

2 Gudang

Logistik

Oksigen

Disimpan dekat dengan infuse,

suhu ruangan normal, tidak ada

pertukaran udara yang baik

Harus disimpan ditempat yang sejuk dan

mendapat petukaran udara yang baik

2 Kamar

Operasi

Alkohol 70%

Sangat mudah menyala

Penyimpanan rak Depo farmasi di

KO, terpisah dari obat dan alkes

yang lain. Sudah tersedia Apar di

KO

Harus disimpan di tempat terpisah dari

tempat penyimpanan perbekalan farmasi

lain, mudah dilokalisir bila terjadi

kebakaran, tahan gempa dan dilengkapi

dengan pemadam api.

Atropin Rak obat bagian injeksi, tersedia

wastafel

Harus disimpan di tempat yang dilengkapi

dengan sumber air untuk mencuci.

Hydrogen

peroxide 3%

Rak obat Depo Farmasi di KO,

tersedia wastafel

Harus disimpan di tempat yang dilengkapi

dengan sumber air untuk mencuci.

Oksigen

Disimpan dekat dengan infuse,

suhu ruangan normal, ada

pertukaran udara yang baik

Harus disimpan ditempat yang sejuk dan

mendapat petukaran udara yang baik

Formalin

(Formaldehyde

solution 37%)

Disimpan pad rak yang dipisahkan,

pada tempat sejuk, mendapat

pertukaran udara yang baik, tidak

kena sinar matahari langsung dan

jauh dari sumber panas.

Tersedia wastafel pada ruangan.

Harus disimpan di tempat yang dilengkapi

dengan sumber air untuk mencuci.

Harus disimpan di tempat yang sejuk,

mendapat pertukaran udara yang baik, tidak

kena sinar matahari langsung dan jauh dari

sumber panas

Hibiscrub Disimpan pada rak, tersedia

wastafel pada ruangan.

Harus disimpan di tempat yang dilengkapi

dengan sumber air untuk mencuci.

Hillon

Sangat mudah menyala

Penyimpanan rak Depo farmasi di

KO, terpisah dari obat dan alkes

yang lain. Sudah tersedia Apar di

KO

Harus disimpan di tempat terpisah dari

tempat penyimpanan perbekalan farmasi

lain, mudah dilokalisir bila terjadi

kebakaran, tahan gempa dan dilengkapi

dengan pemadam api.

Ethylchloride

Mudah Menyala

Penyimpanan rak Depo farmasi di

KO, terpisah dari obat dan alkes

yang lain. Sudah tersedia Apar di

KO

Harus disimpan di tempat terpisah dari

tempat penyimpanan perbekalan farmasi

lain, mudah dilokalisir bila terjadi

kebakaran, tahan gempa dan dilengkapi

dengan pemadam api.

Presept Disimpan pada ruangan dengan

suhu normal, ada pertukaran udara

yang baik

Harus disimpan ditempat yang sejuk dan

mendapat petukaran udara yang baik

Cydex Opa Disimpan pada rak, tersedia

wastafel pada ruangan.

Harus disimpan di tempat yang dilengkapi

dengan sumber air untuk mencuci.

Softaman Disimpan pada rak, tersedia

wastafel pada ruangan.

Harus disimpan di tempat yang dilengkapi

dengan sumber air untuk mencuci.

Stabimed

Mudah Menyala

Disimpan pada rak, tersedia

wastafel pada ruangan.

Tersedia Apar.

Harus disimpan di tempat yang dilengkapi

dengan sumber air untuk mencuci.

Harus disimpan di tempat terpisah dari

tempat penyimpanan perbekalan farmasi

lain, mudah dilokalisir bila terjadi

kebakaran, tahan gempa dan dilengkapi

dengan pemadam api.

3 Kamar

Sterilisasi

Formalin

(Formaldehyde

solution 37%)

Disimpan pad rak yang dipisahkan,

pada tempat sejuk, mendapat

pertukaran udara yang baik, , tidak

kena sinar matahari langsung dan

jauh dari sumber panas.

Tersedia wastafel pada ruangan.

Harus disimpan di tempat yang dilengkapi

dengan sumber air untuk mencuci.

Harus disimpan di tempat yang sejuk,

mendapat pertukaran udara yang baik, tidak

kena sinar matahari langsung dan jauh dari

sumber panas

Paraformaldehyde

Disimpan pada rak, tersedia

wastafel pada ruangan.

Harus disimpan di tempat yang dilengkapi

dengan sumber air untuk mencuci.

Cydex Opa Disimpan pada rak, tersedia

wastafel pada ruangan.

Harus disimpan di tempat yang dilengkapi

dengan sumber air untuk dan mencuci.

Stabimed

Disimpan pada rak, tersedia

wastafel pada ruangan.

Tersedia Apar.

Harus disimpan di tempat yang dilengkapi

dengan sumber air untuk mencuci.

Harus disimpan di tempat terpisah dari

tempat penyimpanan perbekalan farmasi

lain, mudah dilokalisir bila terjadi

kebakaran, tahan gempa dan dilengkapi

dengan pemadam api.

4 Laundry

Detergent Alkali

( 9 L )

Tersedia wastafel pada ruangan.

Limbah langsung diolah di IPAL

Harus disimpan di tempat yang dilengkapi

dengan sumber air untuk mencuci.

Bleach Klorin

( 10 L )

Tersedia wastafel pada ruangan. Harus disimpan di tempat yang dilengkapi

dengan sumber air untuk mencuci.

Softener ( 14 L ) Tersedia wastafel pada ruangan. Harus disimpan di tempat yang dilengkapi

dengan sumber air untuk mencuci.

5 Laboratorium Xylol Letak Apar tidak jauh dari

ruangan.

Harus disimpan di tempat terpisah dari

tempat penyimpanan perbekalan lainnya,

mudah dilokalisir bila terjadi kebakaran,

tahan gempa dan dilengkapi dengan

pemadam api.

Alkohol 90% Letak Apar tidak jauh dari

ruangan.

Harus disimpan di tempat terpisah dari

tempat penyimpanan perbekalan lainnya,

mudah dilokalisir bila terjadi kebakaran,

tahan gempa dan dilengkapi dengan

pemadam api.

Wright’s stain

Tersimpan terpisah dari reagen lab

yang lain. Letak Apar tidak jauh

dari ruangan.

Harus disimpan di tempat terpisah dari

tempat penyimpanan perbekalan lainnya,

mudah dilokalisir bila terjadi kebakaran,

tahan gempa dan dilengkapi dengan

pemadam api.

Harus disimpan di tempat yang sejuk, mendapat pertukaran udara yang baik, tidak kena sinar matahari langsung dan jauh dari sumber panas

Immersion Oil

Ruangan adalah tempat yang sejuk, mendapat pertukaran udara yang baik, tidak kena sinar matahari langsung dan jauh dari sumber panas

Harus disimpan di tempat yang sejuk, mendapat pertukaran udara yang baik, tidak kena sinar matahari langsung dan jauh dari sumber panas

Methanol

Tersedia wastafel pada ruangan. Ruangan adalah tempat yang sejuk, mendapat pertukaran udara yang baik, tidak kena sinar matahari langsung dan jauh dari sumber panas

Harus disimpan di tempat yang dilengkapi

dengan sumber air untuk mencuci.

Harus disimpan di tempat yang sejuk, mendapat pertukaran udara yang baik, tidak kena sinar matahari langsung dan jauh dari sumber panas

Sulfa Lyzer Tersedia wastafel pada ruangan. Harus disimpan di tempat yang dilengkapi dengan sumber air untuk mencuci.

Stromatolyser-4DS Dye

Tersedia wastafel pada ruangan. Harus disimpan di tempat yang dilengkapi dengan sumber air untuk mencuci.

Softaman Tersedia wastafel pada ruangan. Harus disimpan di tempat yang dilengkapi dengan sumber air untuk mencuci.

Baygon

Mudah Menyala

Tersedian apar tidak jauh dari

ruangan.

Harus disimpan di tempat terpisah dari

tempat penyimpanan perbekalan farmasi

lain, mudah dilokalisir bila terjadi

kebakaran, tahan gempa dan dilengkapi

dengan pemadam api.

6

Radioloogi

Fixer Tersedia wastafel pada ruangan. Harus disimpan di tempat yang dilengkapi

dengan sumber air untuk mencuci.

Developer

Tersedia wastafel pada ruangan.

Ruangan adalah tempat yang sejuk,

mendapat pertukaran udara yang

baik, tidak kena sinar matahari

langsung dan jauh dari sumber

panas.

Harus disimpan di tempat yang dilengkapi

dengan sumber air untuk mencuci.

Harus disimpan di tempat yang sejuk,

mendapat pertukaran udara yang baik, tidak

kena sinar matahari langsung dan jauh dari

sumber panas.

Barium Sulfat

Tersedia wastafel pada ruangan.

Ruangan adalah tempat yang sejuk,

mendapat pertukaran udara yang

baik, tidak kena sinar matahari

langsung dan jauh dari sumber

panas.

Harus disimpan di tempat yang dilengkapi

dengan sumber air untuk mencuci.

Harus disimpan di tempat yang sejuk,

mendapat pertukaran udara yang baik, tidak

kena sinar matahari langsung dan jauh dari

sumber panas.

Baygon

Mudah Menyala

Tersedian apar tidak jauh dari

ruangan.

Harus disimpan di tempat terpisah dari

tempat penyimpanan perbekalan farmasi

lain, mudah dilokalisir bila terjadi

kebakaran, tahan gempa dan dilengkapi

dengan pemadam api.

Softaman Tersedia wastafel pada ruangan. Harus disimpan di tempat yang dilengkapi

dengan sumber air untuk mencuci.

Klinik Gigi Arsen

Tersedia wastafel pada ruangan.

Ruangan adalah tempat yang sejuk,

mendapat pertukaran udara yang

baik, tidak kena sinar matahari

langsung dan jauh dari sumber

panas

Harus disimpan di tempat yang dilengkapi

dengan sumber air untuk mencuci.

Harus disimpan di tempat yang sejuk,

mendapat pertukaran udara yang baik, tidak

kena sinar matahari langsung dan jauh dari

sumber panas.

Eugenol Tersedia wastafel pada ruangan. Harus disimpan di tempat yang dilengkapi

dengan sumber air untuk mencuci.

Formocresol

Ruangan adalah tempat sejuk,

mendapat pertukaran udara yang

baik, tidak kena sinar matahari

langsung dan jauh dari sumber

panas.

Tersedia wastafel pada ruangan.

Harus disimpan di tempat yang dilengkapi

dengan sumber air untuk mencuci.

Harus disimpan di tempat yang sejuk,

mendapat pertukaran udara yang baik, tidak

kena sinar matahari langsung dan jauh dari

sumber panas

6

House

Keeping

Spritus

Mudah Menyala

Tersedian apar tidak jauh dari

ruangan.

Harus disimpan di tempat terpisah dari

tempat penyimpanan perbekalan farmasi

lain, mudah dilokalisir bila terjadi

kebakaran, tahan gempa dan dilengkapi

dengan pemadam api.

Presept

Suhu ruangan normal, ada

pertukaran udara yang baik,

tersedia wastafel.

Harus disimpan ditempat yang sejuk dan

mendapat petukaran udara yang baik.

Tersedia tempat untuk mencuci.

Karbol

Sangat Mudah Menyala

Tersedia wastafel untuk mencuci

pada ruangan. Letak apar tidak

jauh dari ruangan.

Harus disimpan di tempat terpisah dari

tempat penyimpanan perbekalan farmasi

lain, mudah dilokalisir bila terjadi

kebakaran, tahan gempa dan dilengkapi

dengan pemadam api.Tersedia tempat untuk

mencuci.