panduan penerapan dan pencapaian standar pelayanan minimal
Embed Size (px)
Transcript of panduan penerapan dan pencapaian standar pelayanan minimal

PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH

Pengarah:
Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri,Sekretaris Direktorat Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri,Direktur Urusan Pemerintahan Daerah I, Direktorat Jenderal Otonomi DaerahDirektur Urusan Pemerintahan Daerah II, Direktorat Jenderal Otonomi Daerah
Tim Penyusun (Direktorat Jenderal Otonomi Daerah, Kementerian Dalam Negeri):
Ir. Diah Indrajati, Nata Irawan, SH.,M.Si., Ir. Rosihan, M.Si., Sunarto, SH., M.SI, Drs. Djuhardi, M.Si., Atik Maryatti, S.Sos., M.Si, Dra. Eny Indiriaty, Ir. Ema Budiastuti dan DR. Paudah, M.Si
Kontributor (GIZ):
Dr. Manfred Poppe, MP. Dwi Widiastuti, Wahyu Mulyana, Mukhlis Abidi
Editor (GIZ):
Hartian Silawati
Design:
Hasbi Akhir (www.aisukenet.com)

PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH

ii
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL OTONOMI DAERAH
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarakatuh.
Secara normatif upaya meningkatkan kesejahteraan dan demokratisasi telah diatur dalam kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah yang tertuang di dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Dalam koridor Undang-undang tersebut menganut sistem otonomi luas, nyata dan bertangung jawab yang mengisyaratkan Pemerintah Daerah bahwa dalam menentukan isi otonomi atau kewenangannya harus dikaitkan dengan kebutuhan riil masyarakatnya. Betapapun luasnya otonomi daerah harus mampu melahirkan pelayanan-pelayanan publik yang berkorelasi dengan kebutuhan masyarakat. Dalam koridor ini maka isi otonomi daerah diorientasikan kepada penyediaan pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan dasar (basic needs) dan pemenuhan kebutuhan dengan pengembangan sektor unggulan.
Sebagai upaya untuk mendorong pemerintah daerah dalam penyediaan pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, Pemerintah telah menyusun dan menetapkan Standar Pelayanan Minimal yang merupakan standar minimum pelayanan publik yang wajib disediakan oleh pemerintah daerah kepada masyarakat. Secara spesifi k, terdapat beberapa hal yang hendak dicapai melalui adanya SPM ini yaitu:
1. Menjamin diperolehnya minimum layanan yang dapat diakses oleh masyarakat secara merata dan yang wajib disediakan oleh Pemerintah Daerah sesuai ukuran yang ditetapkan oleh Pemeirntah di dalam setiap SPM.

iii
2. Digunakan sebagai sarana untuk menentukan jumlah anggaran yang dibutuhkan dalam menyediakan suatu layanan publik dan menentukan Standard Spending Assessment (SSA) yang bermanfaat untuk penghitungan biaya layanan, sehingga dapat dihitung kebutuhan agregat minimum pembiayaan daerah dengan lebih terukur.
3. Dapat dijadikan dasar dalam menentukan anggaran kinerja yang berbasis manajemen kinerja.
Saat ini Pemerintah telah menetapkan 15 SPM dan menjadikan SPM sebagai kebijakan prioritas nasional yang harus ditindaklanjuti oleh daerah melalui penerapan SPM di daerah.
Dalam rangka mendorong percepatan penerapan SPM di daerah, Kementerian Dalam Negeri telah menyampaikan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 100/1023/SJ tanggal 26 Maret 2012 tentang Percepatan Pelaksanaan Penerapan dan Pencapaian SPM di Daerah.
Sebagai langkah konkrit untuk mendorong percepatan penerapan SPM maka dirasakan perlu untuk menyampaikan teknis Panduan pedoman penerapan dan pencapaian SPM sebagi acuan dan petunjuk teknis bagi daerah dalam menerapkan dan mencapai SPM di daerah.
Semoga Tuhan yang Maha Esa meridhoi seluruh pengabdian kita kepada masyarakat, bangsa dan negara. Sekian dan terima kasih.Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Direktur Jenderal Otonomi Daerah,
Prof. DR. H. Djohermansyah Djohan, MA.

iv
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
DAFTAR ISI
SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL OTONOMI DAERAH ii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR SINGKATAN vii
BAB 1 PENDAHULUAN 2
Latar Belakang 2
Maksud dan Tujuan 3
Ruang Lingkup Panduan 4
Sistematika Penulisan 4
BAB 2 KERANGKAREGULASI SPM 6
Pasal-Pasal Peraturan terkait SPM dalam Perencanaan 8
Pasal-Pasal Peraturan terkait SPM dalam Penganggaran 8
Pasal-Pasal Peraturan terkait Pelaporan SPM 9
BAB 3 PENGERTIAN DAN STATUS PENETAPAN SPM 10
Pengertian SPM 10
Kedudukan SPM dalam Urusan Pemerintahan 10
Ruang Lingkup SPM 12
Status Penyusunan dan Penetapan SPM 13
BAB 4 PANDUAN PENYUSUNAN RENCANAPENERAPAN DAN
PENCAPAIAN SPM DI DAERAH
16
Ruang Lingkup 16

v
BAB 5 TAHAPAN PENYUSUNAN RENCANA PENCAPAIAN SPM
DI DAERAH
20
5.1 Pembentukan Tim Koordinasi Penerapan dan Pencapaian SPM di Daerah
21
5.2 Sosialisasi Penerapan dan Pencapaian SPM di Daerah 27
5.3 Pengumpulan Data dan Informasi 31
5.4 Reviu Program dan Kegiatan Penerapan SPM Dalam Dokumen Rencana Pembangunan Daerah
39
5.5 Penyusunan Profi l Pelayanan Dasar di Daerah 41
5.6 Penyusunan Program dan Kegiatan Pencapaian SPM 50
5.7 Penentuan Target dan Capaian SPM 56
5.8 5.8 Penghitungan Kebutuhan Pembiayaan SPM 60
5.9 Pelaksanaan Penerapan SPM Dalam Dokumen Rencana Pembangunan Daerah
65
5.10 Monitoring dan Evaluasi Pencapaian SPM 68
5.11 Pelaporan Penerapan SPM di Daerah 77
REFERENSI 82
LAMPIRAN 84
LAMPIRAN I PROFIL PELAYANAN DASAR DI PROVINSI 84
LAMPIRAN II PROFIL PELAYANAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA 98

vi
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
Daftar Gambar
Gambar 3.1 Kedudukan SPM dalam Urusan Pemerintahan 12
Gambar 4.1 Alur Penyusunan Rencana Penerapan dan Pencapaian SPM di Daerah
19
Gambar 5.1 Struktur Organisasi Tim Koordinasi Penerapan dan Pencapaian SPM di Daerah
24
Gambar 5.2 Perhitungan Target Capaian SPM 57
Gambar 5.3 Hubungan Rencana Pencapaian SPM di Daerah dan Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Penerapan
66
Daftar Tabel
Tabel 3.1 Status SPM yang Ditetapkan untuk Daerah Provinsi 14
Tabel 3.2 Status SPM yang Ditetapkan untuk Daerah Kabupaten/Kota
15
Tabe 5.1 Contoh Agenda Kerja Penerapan dan Pencapaian SPM di Daerah
26
Tabel 5.2 Menemukenali Jenis Pelayanan, Indikator, Defi nisi Operasional, Target dan Batas Waktu Capaian SPM
33
Tabel 5.3 Check-List Kebutuhan Data Indikator SPM 35
Tabel 5.4 Reviu Program dan Kegiatan Penerapan SPM dalam Dokumen Rencana Pembangunan Daerah dan SKPD
40
Tabel 5.5 Kompilasi Indikator SPM 43
Tabel 5.6 Identifi kasi Permasalahan Pencapaian SPM 46
Tabel 5.7 Profi l Pelayanan Dasar 49
Tabel 5.8 Identifi kasi Program dan Kegiatan SPM*) 55
Tabel 5.9 Penentuan Target Capaian SPM*) 59
Tabel 5.10 Formula Perhitungan Biaya Indikator SPM 61
Tabel 5.11 Pengitungan Kebutuhan Pembiayaan Pencapaian SPM di Daerah
64
Daftar Kotak
Kotak 1. Tim Koordinasi Penerapan dan Pencapaian SPM di Daerah (Usulan)
27
Kotak 2. Penyajian Laporan Kinerja Penerapan dan Pencapaian SPM di Daerah
79

vii
DAFTAR SINGKATAN
APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
ASB Analisis Standar Belanja
DPRD Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
DSF Decentralization Support Facility
EKPPD Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
GIZ Deutsche Gesellschaft fuer Internationale Zusammenarbeit
IKK Indikator Kinerja Kunci
ILPPD Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Juknis Petunjuk Teknis
K/L Kementerian/Lembaga
KUA Kebijakan Umum Anggaran
LKPJ Laporan Keterangan Pertanggungjawaban
LPND Lembaga Pemerintah Non Departemen
LPPD Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Permendagri Peraturan Menteri Dalam Negeri
PP Peraturan Pemerintah
PPA Prioritas dan Plafon Anggaran
PPAS Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara

viii
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
RAPBD Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Renja SKPD Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah
RKA SKPD Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah
RKP Rencana Kerja Pemerintah
RPJMD Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
RPJPD Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
SKPD Satuan Kerja Perangkat Daerah
SPM Standar Pelayanan Minimal
TAPD Tim Anggaran Pemerintah Daerah
UU Undang Undang


2
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
BAB 1PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah di Indonesia secara efektif dilaksanakan sejak tahun 2000 dimaksudkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat. Sejalan dengan prinsip otonomi yang nyata dan bertanggung jawab, pemerintah daerah melaksanakan urusan pemerintahan berdasarkan tugas, wewenang dan kewajiban sesuai dengan potensi dan kekhasan daerah. Berbagai perubahan mendasar pengelolaan pemerintahan telah dilakukan termasuk penyediaan pelayanan dasar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sosial, ekonomi dan pemerintahan.
Sesuai dengan UU Pemerintahan Daerah, penyediaan dan pemenuhan pelayanan dasar bagi masyarakat harus memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang ditetapkan oleh Pemerintah (Kementerian/Lembaga). Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 65 tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM)sebagai acuan penyusunan dan penetapan SPM oleh Kementerian/Lembaga dan penerapannya di daerah. Hingga pertengahan 2012 telah ditetapkan 15 SPM oleh Kementerian/Lembaga.
Penerapan dan pencapaian SPM di daerah menghadapi banyak kendala, antara lain: masih kurangnya pemahaman mengenai SPM, terbatasnya kapasitas pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pelayanan dasar,

3
tidak tersedianya data yang valid, dan belum disusunnya rencana pencapaian SPM di daerah. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah pusat adalah mendorong percepatan penerapan SPM di daerah sebagai kebijakan prioritas nasional yang perlu mendapat perhatian dan ditindaklanjuti oleh pemerintah daerah.Untuk membantu percepatan penerapan SPM di daerah, maka perlu disusun sebuah buku panduan yang dapat digunakan sebagai acuan bagi pemerintah daerah dalam menyusun rencana penerapan dan pencapaian SPM di daerah.
Maksud dan Tujuan
Buku panduan ini dimaksudkan sebagai alat bantu yang dapat memberikan tambahan pemahaman dan kapasitas pemerintah daerah dalam penyusunan rencana penerapan dan pencapaian SPM di daerah.
Sedangkan tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan panduan ini adalah untuk:
1. Meningkatkan pemahaman dan kemampuan dalam menyusun database profi l pelayanan dasar daerah;
2. Meningkatkan pemahaman tentang berbagai implikasi dari penerapan SPM dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah;
3. Memberikan panduan bagi penyelenggara pelayanan dasar di daerah dalam menyusun rencana program dan kegiatan serta kebutuhan anggaran untuk menerapkan SPM di daerah;

4
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
4
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
4. Mendorong pemerintah daerah untuk mengimplementasikan SPM dalam perencanaan dan penganggaran daerah.
Ruang Lingkup Panduan
Buku panduan ini disusun berdasarkan substansi peraturan perundangan terkait SPM yang telah diterbitkan oleh Kementerian/Lembaga dengan tambahan penjelasan tahapan dan langkah-langkah penerapan dan pencapaian SPM berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.
Sesuai dengan tujuannya, panduan ini bersifat memberikan tambahan informasi dan pengetahuan tentang bagaimana menyusun rencana pencapaian SPM di daerah dan menghitung kebutuhan pembiayaan pelaksanaan SPM. Penyajian panduan disusun dalam format dan sistematika pembahasan yang mudah dipahami pengguna (user-friendly), yaitu terutama SKPD di lingkup provinsi, kabupaten dan kota.
Lingkup materi yang disampaikan dalam panduan terdiri dari tahapan dan langkah-langkah penyusunan rencana pencapaian SPM di daerah, termasuk didalamnya batas waktu, target capaian, rangkaian kegiatan dan penghitungan kebutuhan pendanaan.
Sistematika Penulisan
Bagian I : Pendahuluan menguraikan latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup dan sistematika penulisan;
Bagian II : Kerangka Regulasi SPM menguraikan peraturan perundangan terkait SPM mulai dari Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri dan Keputusan Menteri;
Bagian III : Pengertian danStatus Penetapan SPM menguraikan pengertian, kedudukan SPM dalam urusan pemerintahan, ruang lingkup, dan status penyusunan dan penetapan SPM;
Bagian IV : Panduan Penyusunan Rencana Penerapan dan Pencapaian SPM di Daerah menguraikan ruang lingkup, tahapan dan alur penyusunan rencana pencapaian SPM di daerah;
Bagian V : Tahapan Penyusunan Rencana Penerapan dan Pencapaian SPM di Daerah menguraikan tentang tahap dan langkah-langkah yang dilakukan mulai dari: 1) Pembentukan Tim

5
BAB 1 PENDAHULUAN
5
Koordinasi Penerapan dan Pencapaian SPM di Daerah, 2) Sosialisasi Penerapan dan Pencapaian SPM di Daerah, 3) Pengumpulan Data dan Informasi, 4) Reviu Program dan Kegiatan Penerapan SPM Dalam Dokumen Rencana Pembangunan Daerah, 5) Penyusunan Profi l Pelayanan Dasar, 6) Penyusunan Program dan Kegiatan Pencapaian SPM, 7) Penentuan Target Capaian SPM di Daerah, 8) Penghitungan Kebutuhan Pembiayaan SPM, 9) Pelaksanaan Penerapan SPM Dalam Dokumen Rencana Pembangunan Daerah, 10) Monitoring dan Evaluasi Penerapan SPM di Daerah, 11) Pelaporan Penerapan dan Pencapaian SPM di Daerah

6
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
BAB 2KERANGKAREGULASI SPM
Kerangka regulasi terkait penyusunan dan penerapan SPM diurutkan mulai dari Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri dan Keputusan Menteri adalah sebagai berikut:
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah
Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal
Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Masyarakat
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah

7
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 100.05-283 Tahun 2011 tentang Pembentukan Tim Konsultasi Penyusunan Standar Pelayanan Minimal
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014*)
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2013*)
Permen Kementerian/Lembaga terkait SPM*) Dikeluarkan setiap tahun untuk tahun anggaran berikutnya

8
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
8
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
Pasal-Pasal Peraturan terkait SPM dalam Perencanaan
Standar pelayanan minimumdigunakan sebagai bahan masukan dalam menyusun Rencana Kerja Pemerintah (RKP).
PP No. 20/2004 pasal 4 (2)
Pemerintah Daerah menggunakan SPM yang telah ditetapkan Pemerintah sebagai salah satu acuan untuk menyusun perencanaan dan penganggaran.
PP No. 65/2005 pasal 9 (2)
Untuk menentukan gambaran kondisi awal rencana pencapaian dan penerapan SPM, Pemerintah Daerah wajib menyusun, mengkaji dan menganalisis database profi ll pelayanan dasar.
Permendagri No. 79/2007 pasal 4 (1)
Pemerintah Daerah menuangkan Rencana Pencapaian SPM dalam RPJMD dan Renstra SKPD.
PP No. 65/2005 pasal 9(4)Permendagri No. 79/2007 pasal 1(10)
Pemerintah Daerah menuangkan target tahunan Rencana Pencapaian SPM dalam RKP dan Renja-SKPD untuk digunakan sebagai dasar perhitungan kebutuhan biaya dalam penyelenggaraan pelayanan dasar.
PP No. 65/2005 pasal 9(5)Permendagri No. 79/2007 pasal 1(10)
Program, kegiatan, alokasi dana indikatif dan sumber pendanaan yang dirumuskan dalam RPJMD, RKPD, Renstra SKPD dan Renja SKPD disusun berdasarkan ... c) urusan wajib yang mengacu pada SPM sesuai dengan kondisi nyata daerah dan kebutuhan masyarakat, atau urusan pilihan yang menjadi tanggung jawab SKPD.
Permendagri No. 54/2010 pasal 11(1c)
Pencapaian sasaran program SKPD mempertimbangkan pencapaian SPM yang telah disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundangan.
Permendagri No. 54/2010 pasal 88(1)
Pasal-Pasal Peraturan terkait SPM dalam Penganggaran
Pemerintah Daerah menuangkan target tahunan Rencana Pencapaian SPM dalam KUA, PPA dan RKA-SKPD sesuai klasifi kasi belanja daerah dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah.
PP No. 65/2005 pasal 9(5)
Permendagri No. 79/2007 pasal 7(2)
Nota kesepakatan tentang KUA dan PPA yang disepakati bersama antara kepala daerah dengan pimpinan DPRD wajib memuat target pencapaian dan penerapan SPM.
Permendagri No. 79/2007 pasal 11

9
BAB 2 KERANGKAREGULASI SPM
9
Penyusunan rencana pencapaian SPMdan anggaran kegiatan yang terkait dengan pencapaianSPM dilakukan berdasarkan analisis kemampuan dan potensi daerah dengan mengacu pada pedoman yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri.
PP No. 65/2005 pasal 10
Penyusunan anggaran belanja untuk setiap program dan kegiatan mempedomani SPM yang telah ditetapkan, Analisis Standar Belanja (ASB) dan standar satuan harga.
Penjelasan Permendagri No. 37 Tahun 2012
Pasal-Pasal Peraturan terkait Pelaporan SPM
Rencana pencapaian target tahunan SPM serta realisasinya diinformasikan kepada masyarakat sesuai peraturan perundangan.
PP No. 65/2005 pasal 11
Pemerintah Daerah menyampaikan laporan teknis tahunan kinerja penerapan dan pencapaian SPM kepada Menteri/Pimpinan Lembaga yang bersangkutan.
Permendagri No. 6/2007 pasal 17 (1)
Bupati/Walikota menyusun dan menyampaikan laporan umum tahunan kinerja penerapan dan pencapaian SPM kepada Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur.
Gubernur menyusun laporan umum tahunan kinerja penerapan dan pencapaian SPM.
Gubernur menyampaikan ringkasan laporan umum tahunan kinerja penerapan dan pencapaian SPM kepada Menteri Dalam Negeri.
Permendagri No. 6/2007 pasal 16 (1-3)
Tingkat pencapaian standar pelayanan minimal termasuk salah satu materi dalam Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD)
PP No. 3/2007 pasal 3(4)
Rencana pencapaian target tahunan SPM dan realisasinya merupakan bagian dari LPPD, LKPJ, ILPPD.
Permendagri No. 79/2007 pasal 16
EKPPD pada tataran pelaksana kebijakan daerah meliputi aspek penilaian: c) tingkat pencapaian SPM.
PP No. 6/2008 pasal 19

10
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
BAB 3PENGERTIAN DAN STATUS PENETAPAN SPM
Pengertian SPM
Standar Pelayanan Minimal yang selanjutnya disingkat SPM adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal. Penekanan kata “minimal” dalam istilah SPM ini mengacu pada batas minimal tingkat cakupan dan kualitas pelayanan dasar yang harus mampu dicapai oleh setiap daerah pada batas waktu yang ditentukan. Dengan kata lain, jenis pelayanan dasar di daerah dapat terlaksana minimal mencapai indikator dan tingkat nilai pada batas waktu yang ditetapkan Pemerintah. Dari sisi waktu pencapaiannya, Pemerintah Daerah harus mampu mencapai tingkat cakupan yang minimal sama atau bahkan lebih cepat dibandingkan batas waktu yang telah ditetapkan Pemerintah untuk masing-masing indikator SPM yang ditetapkan oleh Kementerian/Lembaga terkait.
Kedudukan SPM dalam Urusan Pemerintahan
Urusan pemerintahan adalah fungsi-fungsi pemerintahan yang menjadi hak dan kewajiban setiap tingkatan dan/atau susunan pemerintahan untuk mengatur dan mengurus fungsi-fungsi tersebut yang menjadi kewenangannya dalam rangka melindungi, melayani, memberdayakan, dan mensejahterakan masyarakat (Pasal 1 PP Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota).

11
Urusan pemerintahan terdiri atas urusan pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah dan urusan pemerintahan yang dibagi bersama antar tingkatan dan/atau susunan pemerintahan. Urusan pemerintahan yang dibagi bersama antar tingkatan dan/atau susunan pemerintahan terdiri dari 2 (dua) jenis urusan yaitu urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota, berkaitan dengan pelayanan dasar seperti pendidikan dasar, kesehatan, lingkungan hidup, pekerjaan umum, dan kependudukan. Sedangkan urusan pemerintahan yang bersifat pilihan terkait erat dengan potensi unggulan dan kekhasan daerahuntuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Penjelasan UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah).
Tidak semua bagian dari urusan wajib adalah pelayanan dasar. Namun, setiap pelayanan dasar termasuk dalam bagian urusan wajib. SPM ditetapkan berdasarkan pelayanan dasar tertentu, dimana pelayanan dasar tersebut adalah bagian dari urusan wajib, dan urusan wajib merupakan bagian dari urusan pemerintahan. Berikut digambarkan posisi SPM dalam urusan pemerintahan:

12
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
12
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
Gambar 3.1 Kedudukan SPM dalam Urusan Pemerintahan
Pelayanan Dasar
Posisi SPM
Urusan Wajib
Urusan Pemerintahan
Standar PelayananMinimal (SPM)
adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar
Permendagri No.6/2007 pasal 1 (8)
Ruang Lingkup SPM
SPM disusun dan diterapkan dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota yang berkaitan dengan pelayanan dasar sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Urusan wajib yang harus memenuhi SPM yang telah ditetapkan antara lain bidang:
1. Kesehatan2. Lingkungan Hidup3. Pemerintahan Dalam Negeri (kependudukan dan catatan sipil; dan
pemerintahan umum)4. Sosial5. Perumahan Rakyat6. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak7. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera8. Pendidikan

13
BAB 3 PENGERTIAN DAN STATUS PENETAPAN SPM
13
9. Ketahanan Pangan10. Ketenagakerjaan11. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang12. Kesenian13. Komunikasi dan Informatika14. Perhubungan15. Penanaman Modal
Besaran dan batas waktu pencapaian SPM ditetapkan oleh masing-masing Kementerian/Lembaga yang selanjutnya menjadi salah satu acuan bagi pemerintah daerah untuk menyusun perencanaan dan penganggaran penyelenggaraan pemerintah daerah. Pemerintah daerah menyusun rencana pencapaian SPM yang memuat target tahunan pencapaian SPM berdasarkan data dasar profi l pelayanan dasar yang tersedia. Selanjutnya rencana pencapaian SPM dan target tahunan menjadi dasar untuk dimasukkan ke dalam dokumen perencanaan (RPJMD, Renstra SKPD, RKPD, Renja SKPD) dan dokumen penganggaran (KUA PPA dan RKA-SKPD).
Status Penyusunan dan Penetapan SPM
Hingga pertengahan 2012 telah ditetapkan 15 SPM oleh Kementerian/Lembaga. Beberapa K/L telah melengkapi peraturan SPM dengan petunjuk teknis/pedoman untuk pelaksanaanya.

14
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
14
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
Ta
be
l 3
.1
Sta
tus
SP
M y
an
g D
ite
tap
ka
n u
ntu
k D
ae
rah
Pro
vin
si
No
Bida
ngTa
hun
Pene
tapa
nJu
knis
/Pa
ndua
n O
pera
sion
al
Jukn
is/
Pedo
man
Pe
mbi
ayaa
n
Jeni
s Pe
laya
nan
Jum
lah
Indi
kato
rTa
rget
Pe
ncap
aian
1So
sial
2008
VV
47
2015
2Li
ngku
ngan
Hid
up20
08V
V3
320
13
3Pe
rum
ahan
Rak
yat
2008
VV
23
2025
4Ke
tena
gake
rjaan
*)20
10V
V5
820
16
5La
yana
n Te
rpad
u Ba
gi P
erem
puan
dan
A
nak
Korb
an K
eker
asan
**)
2010
VV
58
2014
6Ke
taha
nan
Pang
an20
10V
V4
420
15
7Ke
seni
an20
10V
V2
720
14
8Pe
rhub
unga
n20
11V
V4
1720
14
9Pe
nana
man
Mod
al20
11V
Dra
ft7
1020
14
To
tal
98
36
67
*) P
erub
ahan
ata
s la
mpi
ran
dite
tapk
an d
alam
Per
men
aker
tran
s N
o. 0
4/20
11**
) Tid
ak a
da p
emis
ahan
indi
kato
r SPM
unt
uk P
emer
inta
h D
aera
h Pr
ovin
si d
an P
emer
inta
h D
aera
h Ka
bupa
ten/
Kota

15
BAB 3 PENGERTIAN DAN STATUS PENETAPAN SPM
15
Ta
be
l 3
.2
Sta
tus
SP
M y
an
g D
ite
tap
ka
n u
ntu
k D
ae
rah
Ka
bu
pa
ten
/Ko
ta
No
Bida
ngTa
hun
Pene
tapa
nJu
knis
/Pa
ndua
n O
pera
sion
al
Jukn
is/
Pedo
man
Pe
mbi
ayaa
n
Jeni
s Pe
laya
nan
Jum
lah
Indi
kato
rTa
rget
Pe
ncap
aian
1Ke
seha
tan
2008
VV
418
2015
2So
sial
2008
VV
47
2015
3Li
ngku
ngan
Hid
up20
08V
V4
420
13
4Pe
mer
inta
han
Dal
am N
eger
i*)
2008
VV
36
2011
5Pe
rum
ahan
Rak
yat
2008
VV
23
2025
6La
yana
n Te
rpad
u Ba
gi P
erem
puan
dan
A
nak
Korb
an K
eker
asan
**)
2010
V
V5
820
14
7Ke
luar
ga B
eren
cana
dan
Kel
uarg
a Se
jaht
era
2010
VV
39
2014
8Pe
ndid
ikan
Das
ar**
*)20
10V
V2
279
Peke
rjaan
Um
um d
an P
enat
aan
Ruan
g20
10V
V8
2320
1410
Kete
naga
kerja
an
2010
VV
58
2016
11Ko
mun
ikas
i dan
Info
rmat
ika
2010
VD
raft
26
2014
12Ke
taha
nan
Pang
an20
10V
V4
720
1513
Kese
nian
2010
VV
27
2014
14Pe
rhub
unga
n20
11V
V4
2620
1415
Pena
nam
an M
odal
2011
VD
raft
710
2014
To
tal
15
13
65
16
9
*) P
enye
mpu
rnaa
n Pe
rmen
dagr
i No.
62/
2008
dite
tapk
an d
alam
Per
men
dagr
i No.
69
Tahu
n 20
12**
) Tid
ak a
da p
emis
ahan
indi
kato
r SPM
unt
uk P
emer
inta
h D
aera
h Pr
ovin
si d
an P
emer
inta
h D
aera
h Ka
bupa
ten/
Kota
***)
Tar
get t
ahun
pen
capa
ian
tidak
dic
antu
mka
n di
dal
am p
erat
uran

16
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
BAB 4PANDUAN PENYUSUNAN RENCANAPENERAPAN DAN PENCAPAIAN SPM DI DAERAH
Ruang Lingkup
Berdasarkan Permendagri Nomor 79 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal, pemerintah daerah menyusun Rencana Pencapaian SPM yaitu target pencapaian SPM di daerah mengacu pada batas waktu pencapaian SPM secara nasional dan memperhatikan kemampuan daerah. Rencana pencapaian SPM ini dituangkan dalam dokumen rencana perencanaan pembangunan daerah dan penganggaran untuk digunakan sebagai dasar perhitungan kebutuhan biaya dalam penyelenggaraan pelayanan dasar.
Rencana pencapaian SPM merupakan strategi operasional dalam menerapkan SPM dan bukan dokumen perencanaan tersendiri, namun menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen perencanaan pembangunan daerah terutama RPJMD. Dalam hal daerah sudah menyusun RPJMD, maka rencana pencapaian SPM di daerah menjadi ‘peta jalan’ yang menjelaskan kondisi daerah saat ini dan target pencapaian SPM sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan. Sejauh ini belum banyak daerah menyusun rencana pencapaian SPM untuk memperjelas target pencapaian SPM di daerah. Pedoman yang ada belum menjelaskan secara rinci kedudukan, fungsi dan muatan rencana pencapaian SPM di daerah.
Secara garis besar, ruang lingkup rencana penerapan danpencapaian SPM yang meliputi:

17
a. Batas waktu pencapaian SPM secara nasional dan jangka waktu pencapaian SPM di daerah;Batas waktu pencapaian SPM yang ditetapkan masing-masing Kementerian/Lembaga menjadi batas waktu maksimal dari jangka waktu rencana pencapaian dalam penerapan SPM di daerah.Pemerintah daerah dapat menetapkan rencana pencapaianSPM lebih cepat dari batas waktu yang ditetapkan oleh Menteri/Kepala LPND sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimiliki daerah. Rencana pencapaian SPM dalam batas waktu tertentu dijabarkan menjadi target tahunan pencapaian dan penerapan SPM. Target tahunan pencapaian dan penerapan SPM dituangkan dalam dokumen perencanaan dan penganggaran daerah.
b. Sinkronisasi rencana pencapaian SPM dalam dokumen perencanaan dan penganggaran;Pemerintah daerah menyusun rencana pencapaian SPM yang dituangkan dalam RPJMD dan dijabarkan dalam target tahunan pencapaian SPM. Rencana pencapaian SPM menjadi salah satu faktor dalam menyusun Kebijakan Umum APBD (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran (PPA).
c. Mekanisme pembelanjaan penerapan SPM;Nota kesepakatan tentang KUA dan PPA yang disepakati bersama antara Kepala Daerah dengan Pimpinan DPRD memuat target pencapaian

18
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
18
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
dan penerapan SPM. Selanjutnya, nota kesepakatan tentang KUA dan PPA menjadi dasar penyusunan RKA-SKPD dengan menggunakan pendekatan kerangka pengeluaran jangka menengah daerah, penganggaran terpadudan penganggaran tahunan berdasarkan tingkat prestasi kerja yang mengacu pada rencana pencapaian dan penerapan SPM.
Penyusunan RKA-SKPD program dan kegiatan yang terkait dengan pencapaian SPM mengacu pada indikator kinerja, capaian atau target kinerja, Analisis Standar Belanja (ASB), dan satuan harga. RKA-SKPD yang disahkan oleh Kepala SKPD menggambarkan progam dan kegiatan dalam rangka pencapaian dan penerapan SPM secara rinci dan jelas.
Pendanaan yang berkaitan dengan rencana pencapaian dan penerapan SPM yangmerupakan tugas dan fungsi pemerintah dibebankan pada APBN. Sedangkan pendanaan yang berkaitan dengan rencana pencapaian dan penerapan SPM yang merupakan tugas dan fungsi pemerintah daerah dibebankan pada APBD.
d. Sistem penyampaian informasi rencana dan realisasi pencapaian target tahunan SPM kepada masyarakat;Rencana pencapaian target tahunan SPM dan realisasinya merupakan bagian dari Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD), LKPJ, dan ILPPD. Rencana pencapaian target tahunan SPM dan realisasinya dipublikasikan kepada masyarakat.

19
BAB 4 PANDUAN PENYUSUNAN RENCANAPENERAPAN DAN PENCAPAIAN SPM DI DAERAH
19
Ga
mb
ar
4.1
Alu
r P
en
yu
sun
an
Re
nc
an
a P
en
era
pa
n d
an
Pe
nc
ap
aia
n S
PM
di
Da
era
h
Peng
olah
anD
ata
dan
Info
rmas
i
Pera
tura
nTe
rkai
t SPM
Pela
pora
nPe
nera
pan
dan
Penc
apai
anSP
M d
i Dae
rah
PERS
IAPA
N
Pem
bent
ukan
Tim
Koo
rdin
asi
Pene
rapa
n da
nPe
ncap
aian
SPM
Sosi
alis
asi
Pene
rapa
n &
Penc
apai
anSP
M
PEN
YUSU
NA
NPR
OFI
L PE
LAYA
NA
N D
ASA
R
Peng
umpu
lan
Dat
a da
nIn
form
asi
PEN
YUSU
NA
N R
ENCA
NA
PEN
CAPA
IAN
SPM
MO
NEV
DA
NPE
LAPO
RAN
Pene
ntua
nPr
ogra
m d
anKe
giat
an
Peng
hitu
ngan
Kebu
tuha
nPe
mbi
ayaa
n SP
M
Peny
usun
an
Das
ar
Pene
ntua
nTa
rget
Cap
aian
SPM
Mon
itorin
g da
nEv
alua
siPe
nera
pan
SPM
di D
aera
h
Pela
ksan
aan
Pene
rapa
n SP
M d
alam
Renc
ana
Pem
bang
unan
Dae
rah
(RPJ
MD
, Ren
stra
, SKP
D, R
KPD
,Re
nja
SKPD
)

20
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
Tahapan penyusunan rencana pencapaian SPM di daerah mengacu pada penjelasan Permendagri Negeri Nomor 79 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal. Pedoman tersebut menguraikan secara umum pentahapan dan pertimbangan penyusunan rencana pencapaian SPM di daerah, namun belum secara rinci menjelaskan langkah-langkah yang perlu dilaksanakan di setiap tahap. Dalam menyusun rencana pencapaian SPM di daerah diperlukan instrumen dan alat bantu yang memudahkan pemerintah daerah. Buku panduan ini menguraikan langkah-langkah penyusunan rencana pencapaian SPM di daerah berdasarkan lingkup materi.
PERSIAPANPENYUSUNAN PROFIL PELAYANAN DASAR
Pembentukan Tim Koordinasi Penerapan dan Pencapaian SPMSosialisasi
penerapan SPM di daerah
SK Tim KoordinasiRencana Kerja
Kerja TimBahan Sosialisasi
Check-List Kebutuhan Data Profi l Pelayanan
Dasar
Indikasi Program dan Kegiatan Pencapaian SPM berikut Kebutuhan Pendanaan
Laporan Pencapaian SPM di Daerah
Pengumpulan Data dan InformasiReviuProgram
dan Kegiatan Penerapan SPM dalam Dokumen RencanaPenyusunan
Profi l Pelayanan Dasar
Perumusan Program dan Kegiatan Penentuan Target
Capaian SPM Penghitungan
Kebutuhan Pembiayaan SPM
Pelaksanaan Penerapan SPM dalam Rencana Pembangunan Daerah Monitoring dan
EvaluasiPelaporan
Pencapaian SPM di Daerah
PENYUSUNAN RENCANA PENCAPAIAN SPM
PELAKSANAAN, MONITORING DAN PELAPORAN
OU
TPU
TLA
NG
KAH
TAH
AP
BAB 5TAHAPAN PENYUSUNAN RENCANA PENCAPAIAN SPM DI DAERAH

21
5.1 Pembentukan Tim Koordinasi Penerapan dan Pencapaian SPM di Daerah
Dasar Pemikiran
Penerapan dan pencapaian SPM di daerah merupakan upaya mensinergikan pencapaian SPM setiap urusan wajib yang bersifat pelayanan dasar yang dilaksanakan SKPD pengampu. Gubernur dan Bupati/Walikota bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pelayanan dasar yang sudah ditetapkan SPM-nya oleh Kementerian/Lembaga. Penyelenggaraan pelayanan dasar sesuai SPM secara operasional dikoordinasikan dan dilaksanakan oleh instansi yang bertanggung jawab sesuai dengan urusannya masing-masing.
Sampai saat ini sudah ada 15 SPM yang ditetapkan Kementerian/Lembaga untuk dilaksanakan pemerintah daerah melalui SKPD pengampu SPM. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab penerapan dan pencapaian SPM di daerah tersebar di masing-masing SKPD pengampu SPM. Untuk mewujudkan upaya penerapan dan pencapaian SPM di daerah yang efektif perlu dibentuk Tim Koordinasi Penerapan dan Pencapaian SPM di Daerah, terdiri dari SKPD pengampu SPM, Bappeda, SKPD Pengelola Keuangan Daerah dan Sekretariat Daerah. Tim ini diusulkan kepada Kepala Daerah untuk ditetapkan dengan keputusan kepala daerah.

22
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
22
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
Pihak Yang Terlibat Dalam Penerapan dan Pencapaian SPM di Daerah
Dalam penerapan dan pencapaian SPM di daerah terdapat lima (5) pihak yang terlibat, yaitu: (1) Pemerintah Pusat dalam hal ini adalah Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian/Lembaga yang menangani urusan wajib yang bersifat pelayanan dasar, (2) Pemerintah Provinsi dalam hal ini SKPD Provinsi pengampu SPM, (3) Pemerintah Kabupaten/Kota dalam hal ini SKPD Kabupaten/Kota pengampu SPM, (4) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi/Kabupaten/Kota, serta (5) Pihak lainnya yang membantu proses penerapan dan pencapaian SPM, misalnya lembaga swadaya masyarakat, lembaga kerjasama internasional dan lain-lain.
Adapun peran dan bentuk keterlibatan masing-masing pihak adalah sebagai berikut:
Tingkatan Pihak Yang
Terlibat
Peran Bentuk Keterlibatan
Tingkat
Pusat
Kementerian Dalam Negeri
Koordinator penyelenggaraan pelayanan dasarPembina umum
Melakukan koordinasi dan supervisi penerapan dan pencapaian SPM di daerah
Kementerian/Lembaga
Pembina teknis penyelenggaraan pelayanan dasarFasilitasi penerapan
SPM di provinsi dan evaluasi pelaporan pencapaian SPM di Provinsi
Melakukan fungsi pembinaan secara teknis penerapan dan pencapaian SPM di daerahMelakukan fasilitasi
penerapan SPM di ProvinsiMelakukan evaluasi
pelaporan pencapaian SPM di Provinsi
Tingkat
Provinsi
SKPD pengampu SPM
Penanggung jawab penerapan dan pencapaian SPMFasilitasi penerapan
SPM di kabupaten/kota dan evaluasi pelaporan pencapaian SPM di kabupaten/kota
Menyusun dan melaksanakan rencana penerapan dan pencapaian SPMMelakukan fasilitasi
penerapan SPM di Kabupaten/KotaMelakukan evaluasi
pelaporan pencapaian SPM di Kabupaten/Kota
SKPD pengelola keuangan daerah
Pelaksana pembiayaan SPM di tingkat provinsi
Menyusun rencana pembiayaan penerapan SPM tingkat provinsi

23
BAB 5 TAHAPAN PENYUSUNAN RENCANA PENCAPAIAN SPM DI DAERAH
23
Bappeda Provinsi
Koordinator dalam pengintegrasian SPM dalam perencanaan tingkat provinsi
Mengintegrasikan rencana penerapan SPM dalam proses perencanaan pembangunan
Sekretariat Daerah (Biro Organisasi/Pemerintahan/Otda)
Koordinator dalam penyusunan laporan penerapan dan pencapaian SPM tingkat provinsi
Menyiapkan laporan penerapan dan pencapaian SPM
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi
Pengawas penerapan dan pencapaian SPM di Provinsi
Memastikan penerapan SPM di daerah dan dukungan anggaran
Tingkat
Kabupaten/
Kota
SKPD pengampu SPM
Pelaksana penerapan SPM di daerah
Menyusun dan melaksanakan rencana penerapan dan pencapaian SPM
SKPD pengelola keuangan daerah
Pelaksana pembiayaan SPM di daerah
Menyusun rencana pembiayaan penerapan SPM
Bappeda Kabupaten/Kota
Koordinator dalam pengintegrasian SPM dalam perencanaan
Mengintegrasikan rencana penerapan SPM dalam proses perencanaan pembangunan
Sekretariat Daerah (Bag. Organisasi/ Pemerintahan/Otda)
Koordinator dalam penyusunan laporan penerapan dan pencapaian SPM
Menyiapkan laporan penerapan dan pencapaian SPM
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten/Kota
Pengawas penerapan dan pencapaian SPM di Kabupaten/Kota
Memastikan penerapan SPM di daerah dan dukungan anggaran
Tujuan Pembentukan Tim KoordinasiPenerapan dan Pencapaian SPM di Daerah
Pembentukan Tim Koordinasi Percepatan Penerapan dan Pencapaian SPM di Daerah bertujuan untuk mengkoordinasikan dan mensinergikan langkah-langkah dan kegiatan yang dilaksanakan SKPD pengampu SPM, SKPD Pengelola Keuangan Daerah, Bappeda dan pemangku kepentingan lainnya dalam penerapan dan pencapaian SPM. Tim Koordinasi ini memiliki tugas untuk mengkoordinasikan pelaksanaan penyelenggaraan pelayanan dasar SKPD pengampu SPM.

24
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
24
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
Struktur Organisasi Tim Koordinasi Penerapan dan Pencapaian SPM di Daerah
Tim Koordinasi Penerapan dan Pencapaian SPM di Daerah dibagi menjadi dua (2) struktur utama sebagai berikut: 1) fungsi koordinasi dan 2) fungsi teknis. Struktur koordinasi memiliki tugas untuk mengkoordinasikan penerapan dan pencapaian SPM di daerah termasuk penyusunan laporan pencapaian.
Struktur koordinasi dalam Tim sekurang-kurangnya terdiri dari unsur: 1) Sekretariat Daerah dalam hal ini Bagian Organisasi/Pemerintahan/Otonomi Daerah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang diuraikan dalam Perda mengenai SOTK, 2) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) sesuai dengan tupoksinya koordinasi perencanaan pembangunan daerah, 3) SKPD Pengelola Keuangan Daerah, 4) Inspektorat.
Struktur teknis dibentuk di masing-masing SKPD pengampu SPM dan sekurang-kurangnya terdiri dari: 1) Kepala Dinas/SKPD, 2) Sub. Bagian Perencanaan/ Program, 3) Sub-Dinas terkait dalam pengampu layanan sektor yang bertanggung jawab pada indikator SPM.
Gambar 5.1 Struktur Organisasi Tim Koordinasi Penerapan dan
Pencapaian SPM di Daerah
TIM KOORDINASI PENERAPAN DAN
PENCAPAIAN SPM DI DAERAH
TIM TEKNIS SKPD
TIM TEKNIS SKPD
TIM TEKNIS SKPD
- Pendalaman SPM- Penyusunan profi l
pelayanan dasar- Penyusunan program dan
kegiatan beserta target pencapaian SPM
- Kebutuhan pembiayaan SPM
- Koordinasi kepada SKPD terkait penerapan dan pencapaian SPM
Tugas dan Tanggung Jawab
Tim Koordinasi Penerapan dan Pencapaian SPM mempunyai tugas dan fungsi untuk mengkoordinasikan kepada seluruh SKPD terkait dengan penerapan dan pencapaian SPM yang meliputi:

25
BAB 5 TAHAPAN PENYUSUNAN RENCANA PENCAPAIAN SPM DI DAERAH
25
1. Mendalami jenis pelayanan, indikator, target dan batas waktu pencapaian yang telah ditetapkan secara nasional
2. Menyiapkan database profi l pelayanan dasar berdasarkan masing-masing jenis pelayanan dan indikator yang telah ditetapkan
3. Merumuskan program dan kegiatan dalam rangka pencapaian SPM sekaligus penentuan target pencapaian SPM sesuai dengan kemampuan keuangan daerah, melalui tahapan sebagai berikut: Menyesuaikan dan mensinergikan program dan kegiatan dalam
APBD sebagai bagian dari program dan kegiatan pencapaian indikator dan target SPM;
Melakukan proyeksi kemampuan pembiayaan program kegiatan yang akan dialokasikan untuk mendukung pencapaian indikator dan target SPM; dan
Merumuskan kesenjangan kemampuan keuangan daerah dalam pencapaian indikator dan target SPM dibandingkan dengan target nasional sesuai batas waktu perencanaan yang telah ditetapkan.
4. Menyusun kebutuhan pembiayaan berdasarkan target yang telah ditetapkan secara nasional.
Untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Tim Koordinasi Penerapan dan Pencapaian SPM di Daerah, SKPD pengampu SPM membentuk Tim Teknis. Susunan keanggotaan Tim Teknis SKPD terdiri dari: unit kerja di lingkungan SKPD dan lembaga/organisasi non-pemerintah yang terkait SPM pelayanan dasar.Tim Teknis SKPD memiliki tugas dan tanggung jawab dalam menyiapkan data dan informasi serta menyusun secara teknis profi l pelayanan dasar dan rencana penerapan dan pencapaian SPM untuk pelayanan dasar yang menjadi urusan wajib SKPD tersebut.
Tim Teknis SKPD menyusun rencana kerja dan proses yang akan dilakukan, kerangka acuan pelaksanaan kegiatan, memastikan keterlibatan pemangku kepentingan dan menjaga konsistensi dan komitmen para pihak dalam proses.
Penyusunan Rencana Kerja
Dalam pelaksanaan tugasnya Tim Koordinasi Penerapan dan Pencapaian SPM menyusun rencana kerja penerapan dan pencapaian SPM di daerah yang disepakati semua pihak yang terlibat. Rencana kegiatan tim koordinasi penerapan disusun kedalam agenda kerja yang dijadikan sebagai panduan kerja mulai dari persiapan hingga disusunnya rencana penerapan dan pencapaian SPM di daerah.

26
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
26
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
Cont
oh a
gend
a ke
rja p
ener
apan
dan
pen
capa
ian
SPM
di d
aera
h ad
alah
seb
agai
ber
ikut
:
Ta
be
5.1
C
on
toh
Ag
en
da
Ke
rja
Pe
ne
rap
an
da
n P
en
ca
pa
ian
SP
M d
i D
ae
rah
NO
Kegi
atan
Bula
n I
Bula
n II
Bula
n III
Bula
n IV
Bula
n V
Bula
n VI
12
34
12
34
12
34
12
34
12
34
12
34
APE
RSIA
PAN
Pem
bent
ukan
tim
, pen
yusu
nan
agen
da k
erja
Sosi
alis
asi
BPE
NYU
SUN
AN
PRO
FIL
PELA
YAN
AN
DA
SAR
Pend
alam
an in
dika
tor S
PMPe
ngum
pula
n da
ta d
an in
form
asi
Ana
lisis
kon
disi
pel
ayan
an d
asar
CPE
MEN
UH
AN
KEB
UTU
HA
N P
ENCA
PAIA
N S
PMPe
nyus
unan
Pro
gram
dan
Keg
iata
nPe
nent
uan
Targ
et C
apai
an S
PM
Peng
hitu
ngan
Keb
utuh
an P
embi
ayaa
n
DPE
RUM
USA
N R
ENCA
NA
PEN
CAPA
IAN
SPM

27
BAB 5 TAHAPAN PENYUSUNAN RENCANA PENCAPAIAN SPM DI DAERAH
27
Kotak 1. Tim Koordinasi Penerapan dan Pencapaian SPM di Daerah
(Usulan)
Susunan keanggotaan tim koordinasi penerapan dan pencapaian SPM sekurang-kurangnya sebagai berikut:
Penanggungjawab : Kepala Daerah
Pembina : Wakil Kepala Daerah
Ketua : Sekretariat Daerah
Sekretaris : Kepala Biro Organisasi/Pemerintahan/Otda untuk provinsi atau Kepala Bagian Organisasi/Pemerintahan/Otda untuk Kabupaten/Kota*)
Anggota : a. Bappedab. Inspektorat Daerahc. SKPD yang membidangi keuangand. SKPD yang membidangi organisasi; e. SKPD yang membidangi SPM; danf. SKPD terkait lainnya
*) disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi biro dan atau bagian terkait fasilitasi SPM
5.2 Sosialisasi Penerapan dan Pencapaian SPM di Daerah
Apa itu Sosialisasi?
Sosialisasi merupakan upaya penyampaian secara interaktif substansi peraturan perundangan, termasuk petunjuk teknis dan panduan penerapan dan pencapaian SPM di daerah. Kegiatan sosialisasi dilaksanakan antara lain melalui media tatap muka dan media elektronik. Sosialisasi melalui media tatap muka antara lain dalam bentuk dialog, lokakarya, seminar dan diskusi. Sedangkan sosialisasi melalui media elektronik antara lain melalui pemberian informasi di surat kabar, radio dan televisi, rubrik tanya jawab melalui internet dan lain sebagainya.
Sosialisasi penerapan dan pencapaian SPM tidak hanya diartikan bagaimana SPM dapat dipahami oleh pemangku kepentingan baik substansi, tahapan maupun prosesnya. Begitu pula, sosialisasi bukan sekedar diseminasi atau

28
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
28
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
media publikasi, melainkan bagian dari proses pemberdayaan dan transfer pengetahuan dimana diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran dan pemahaman pemangku kepentingan dalam penerapan dan pencapaian SPM di daerah. Oleh karena itu, sosialisasi merupakan proses yang dilakukan secara terus menerus, dalam setiap tahapan dan kegiatan penerapan dan pencapaian SPM di daerah.
Pada dasarnya penerapan dan pencapaian SPM merupakan tugas dan tanggung jawab pemerintah daerah dalam rangka memastikan tercapainya pelayanan dasar bagi semua warga masyarakat. Isu dan permasalahan SPM seringkali dlihat sebagai agenda pembangunan yang berasal dari pusat untuk diterapkan di daerah. Padahal, indikator SPM menggambarkan tingkat capaian pelayanan dasar yang menjadi tugas dan kewajiban pemerintahan daerah, sesuai dengan hakikat keberadaan pemerintahan daerah untuk mendekatkan pelayanan publik kepada masyarakat.
Tujuan Yang Ingin Dicapai
Sosialisasibertujuan untuk memberikan pemahaman kepada pemangku kepentingan, yaitu SKPD, DPRD, dan masyarakat tentang substansi, tahapan, dan proses penerapan dan pencapaian SPM di daerah.
Manfaat dari pelaksanaan sosialisasi ini adalah SKPD, DPRD dan pemangku kepentingan lainnya memiliki pemahaman yang sama akan pentingnya percepatan penerapan dan pencapaian SPM di daerah serta mengetahui peran dan tanggung jawab setiap lembaga untuk mendorong penerapan SPM di daerah. Pada akhirnya, diharapkan melalui sosialisasi terjadi internalisasi penerapan indikator SPM di daerah serta terlembaganya mekanisme dalam penerapan dan pencapaian SPM beserta program dan kegiatan yang terintegrasi dalam proses perencanaan dan penganggaran pembangunan.
Bentuk Kegiatan Sosialisasi
Sosialisasi dapat dilakukan dalam berbagai bentuk kegiatan dengan melibatkan pemangku kepentingan mulai dari SKPD, DPRD dan masyarakat, antara lain: Sosialisasi melalui dialog dilakukan untuk mengkomunikasikan dan
menginformasikan berbagai peraturan dan perundangan mengenai SPM dan panduan penerapan dan pencapaian SPM di daerah, dalam hal ini dialog dapat dilakukan antara pemerintah pusat dan pemerintah

29
BAB 5 TAHAPAN PENYUSUNAN RENCANA PENCAPAIAN SPM DI DAERAH
29
daerah untuk saling bertukar informasi terkait penerapan dan pencapaian SPM di daerah.
Sosialisasi melalui seminar dilakukan dengan mengundang pakar untuk membahas isu dan permasalahan penerapan dan pencapaian SPM di daerah. Peserta seminar berasal dari SKPD, DPRD, pemangku kepentingan di daerah yang terlibat dalam pencapaian SPM pelayanan dasar. Seminar dilaksanakan dengan mengundang pembicara/narasumber dari Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian/Lembaga yang telah menetapkan SPM.
Sosialisasi melalui lokakarya dilakukan untuk membahas isu dan permasalahan terkait penerapan dan pencapaian SPM di daerah dan adanya upaya untuk mencarikan solusinya. Peserta lokakarya berasal dari SKPD pengampu SPM yang sudah ditetapkan dan lembaga atau unsur masyarakat terkait dengan penerapan SPM.
Sosialisasi melalui diskusi dilakukan untuk membahas topik tertentu antara dua orang atau lebih/kelompok sehingga meningkatkan pemahaman yang sama terhadap suatu topik, dalam hal ini, diskusi membahas topik penerapan dan pencapaian SPM di daerah agar terjadi kesamaan pandang dan pemahaman antara pemangku kepentingan di daerah.
Sosialisasi melalui pelatihan dan bimbingan teknis untuk meningkatkan pemahaman dan kapasitas aparatur pemerintahan daerah dalam perencanaan, pemrograman dan penghitungan pembiayaan penerapan SPM di daerah. Peserta pelatihan dan bimbingan teknis berasal dari SKPD pengampu SPM, Bappeda, SKPD Pengelola Keuangan Daerah serta melibatkan fasilitator pendampingan penerapan SPM di daerah.
Sosialisasi melalui media cetak (misalnya surat kabar, majalah, tabloid), media elektronik (misalnya radio, televisi, video, fi lm) dan media informasi lainnya (misalnya baliho, spanduk, fl yer, dll) dilakukan untuk menyampaikan pesan secara langsung dan meningkatkan pemahaman kepada masyarakat luas terkait penerapan dan pencapaian SPM di daerah.
Siapa Yang Menjadi Sasaran Sosialisasi
Kelompok sasaran sosialisasi penerapan dan pencapaian SPM dapat dibagi dalam beberapa kategori berikut ini: Seluruh SKPD pengampu SPM, Bappeda, SKPD Pengelola Keuangan
Daerah dan DPRD.

30
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
30
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
Para pemegang posisi kunci yang dianggap dapat mempengaruhi atau mendorong terjadinya peningkatan pemahaman penerapan SPM di daerah, antara lain: pejabat pemerintah tingkat kecamatan/kelurahan, tokoh masyarakat, tokoh agama, dll.
Kelompok masyarakat yang peduli pada pelayanan publik terdiri dari: orang dan kelompok yang memiliki kepedulian tinggi terhadap masalah penerapan dan pencapaian SPM di daerah, misalnya pemerhati masalah pembangunan, pakar, akademisi, pengusaha, kelompok/organisasi massa dan kemasyarakatan.
Masyarakat sebagai penerima manfaat utama perlu mendapatkan informasi mengenai pelayanan-pelayanan apa saja yang menjadi haknya yang dapat diperoleh dari pemerintah daerah.
Kelompok sasaran diatas memiliki peran dan kepentingan yang berbeda dalam penerapan dan pencapaian SPM di daerah. Oleh karena itu sosialisasi pada kelompok sasaran yang berbeda harus memiliki tujuan dan perlakuan yang berbeda, disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi kelompok sasaran tersebut.
Siapa Pelaku Sosialisasi
Pelaku sosialisasi adalah Kementerian/Lembaga yang menangani urusan wajib yang bersifat pelayanan dasar, pemerintah daerah (provinsi/kabupaten/kota) ataupun kelompok masyarakat yang peduli dengan peningkatan pelayanan dasar di daerah. Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan pada tingkatan nasional hingga kabupaten/kota. Pada tingkat kabupaten/kota, sosialisasi dilakukan oleh SKPD yang menangani urusan wajib bersifat pelayanan dasar bersama dengan aparat pemerintahan dan kelompok masyarakat. Pada tingkatan provinsi, sosialisasi dilakukan oleh SKPD Provinsi dengan cakupan kabupaten/kota di wilayahnya. Demikian pula pada tingkat nasional, Kementerian/Lembaga yang menangani urusan wajib bersifat pelayanan dasar diharapkan melakukan sosialisasi penerapan dan pencapaian SPM di daerah bersama dengan lembaga dan kelompok masyarakat yang peduli. Dalam melakukan sosialisasi di tingkat nasional perlu dilakukan koordinasi yang baik terutama antara K/L dan Tim Konsultasi Penyusunan SPM (terutama Kementerian Dalam Negeri selaku Koordinator, Kementerian Keuangan, BAPPENAS, dan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi) serta bersama Pemerintah Daerah untuk sosialisasi di tingkat daerah.

31
BAB 5 TAHAPAN PENYUSUNAN RENCANA PENCAPAIAN SPM DI DAERAH
31
Sosialisasi yang dilakukan pada tingkatan kabupaten/kota perlu diarahkan pada terbangunnya pemahaman dan kapasitas SKPD, DPRD dan masyarakat untuk melakukan kegiatan penerapan dan pencapaian SPMD di daerah secara terpadu dan berkesinambungan. Untuk itu diperlukan sebuah strategi sosialisasi yang efektif dengan penggunaan multi jalur komunikasi.
5.3 Pengumpulan Data dan Informasi
Pengumpulan data dan informasi pencapaian SPM dimaksudkan untuk memastikan penghitungan pencapaian SPM di daerah didukung ketersediaan data dan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan. Proses pengumpulan data dan informasi menentukan kualitas informasi dan analisis pencapaian SPM di daerah yang akan menjadi dasar dalam penentuan target capaian SPM ke depan.
Pengumpulan data dan informasi dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
Langkah 1: Menemukenali Jenis Pelayanan, Indikator SPM, Target
SPM dan Batas Waktu Yang Harus Dicapai
Pemerintah melalui Kementerian/Lembaga telah menetapkan indikator capaian SPM dan batas waktu pencapaian setiap indikator SPM yang dituangkan dalam bentuk peraturan menteri terkait. Beberapa Kementerian/Lembaga telah melengkapi peraturan SPM dengan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis untuk penerapannya di daerah.
Untuk menyusun rencana pencapaian SPM di daerah, setiap SKPD terkait perlu mendalami jenis pelayanan, indikator, target dan batas waktu pencapaian SPM. Pendalaman indikator SPM yang ditetapkan Kementerian/Lembaga dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman SKPD tentang pengertian, defi nisi operasional dari setiap indikator dan cara perhitungan/rumus.
SKPD pengampu SPM di daerah perlu memahami jenis pelayanan dan indikator SPM untuk setiap urusan yang menjadi tugas dan kewenangannya. Masing-masing indikator SPM yang ditetapkan Kementerian/Lembaga dipelajari secara seksama berkaitan dengan:

32
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
32
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
Pengertian indikator kinerja SPM adalah tolok ukur prestasi kuantitatif dan kualitatif yang digunakan untuk menggambarkan besaran sasaran yang hendak dipenuhi dalam pencapaian SPM di Kab/Kota berupa masukan, proses, hasil dan/atau manfaat pelayanan.
Defi nisi operasional indikator SPM dimaksudkan untuk menjelaskan pengertian dari indikator kinerja.
Cara perhitungan/rumus dimaksudkan untuk menyamakan cara perhitungan dalam memperoleh capaian indikator kinerja selama periode kurun waktu tertentu, dengan cara membagi pembilang dengan penyebut.
Target capaian adalah besaran yang harus dicapai sebagaimana ditentukan sampai dengan batas waktu pencapaian SPM.
Batas waktu pencapaian SPM adalah target waktu yang ditentukan dalam pencapaian SPM.

33
BAB 5 TAHAPAN PENYUSUNAN RENCANA PENCAPAIAN SPM DI DAERAH
33
Ta
be
l 5
.2
Me
ne
mu
ke
na
li J
en
is P
ela
ya
na
n,
Ind
ika
tor,
De
fi n
isi
Op
era
sio
na
l, T
arg
et
da
n B
ata
s W
ak
tu C
ap
aia
n S
PM
NO
JEN
IS
PE
LA
YA
NA
NIN
DIK
AT
OR
DE
FIN
ISI
OP
ER
AS
ION
AL
RU
MU
S
TA
RG
ET
CA
PA
IAN
BA
TA
S W
AK
TU
CA
PA
IAN
1Pe
laya
nan
Das
ar
Kese
hata
nCa
kupa
n Ku
njun
gan
Ibu
Ham
il K4
Caku
pan
ibu
ham
il ya
ng te
lah
mem
pero
leh
pela
yana
n an
tena
tal s
esua
i den
gan
stan
dar p
alin
g se
diki
t 4 k
ali d
i sa
tu w
ilaya
h ke
rja p
ada
kuru
n w
aktu
tert
entu
95%
2015
Jum
lah
Bum
il ya
ng M
empe
role
h Pe
laya
nan
Ante
nata
l K4
di sa
tu w
ilaya
h pa
da k
urun
wak
tu te
rten
tuJu
mla
h sa
sara
n Bu
mil
di sa
tu w
ilaya
h da
lam
kur
un w
aktu
yan
g sa
ma
= —
——
——
------
------
------
------
----—
——
——
—--
X 1
00%
Caku
pan
kom
plik
asi
kebi
dana
n ya
ng
dita
ngan
i
Ibu
deng
an k
ompl
ikas
i keb
idan
an d
i sua
tu w
ilaya
h ke
rja p
ada
kuru
n w
aktu
tert
entu
yan
g m
enda
pat
pena
ngan
an d
efi n
itif s
esua
i den
gan
stan
dar o
leh
tena
ga k
eseh
atan
terla
tih p
ada
tingk
at p
elay
anan
das
ar
dan
ruju
kan
(pol
inde
s, pu
skes
mas
, pus
kesm
as P
ON
ED,
rum
ah b
ersa
lin, R
SIA
/RSB
, RSU
, RSU
PO
NEK
)
80%
2015
Jum
lah
kom
plik
asi k
ebid
anan
yan
g m
enda
pat p
enan
gana
n de
fi niti
f di s
uatu
w
ilaya
h ke
rja p
ada
kuru
n w
aktu
tert
entu
Jum
lah
ibu
deng
an k
ompl
ikas
i keb
idan
an
di sa
tu w
ilaya
h ke
rja p
ada
kuru
n w
aktu
ya
ng sa
ma
= —
——
——
------
------
------
------
----—
——
——
—--
X 1
00%
2Pe
nata
an R
uang
Info
rmas
i Pen
ataa
n Ru
ang
Ters
edia
nya
info
rmas
i men
gena
i Ren
cana
Tat
a Ru
ang
(RTR
) wila
yah
kabu
pate
n/ko
ta b
eser
ta re
ncan
a rin
ciny
a m
elal
ui p
eta
anal
og d
an p
eta
digi
tal
100%
2014
(kan
/kot
a &
kec
)
Jum
lah
info
rmas
i RTR
W d
i Kab
/Kot
a pe
ta
anal
og d
an p
eta
digi
tal
Jum
lah
kelu
raha
n di
kab
/kot
a=
——
——
—---
------
------
------
------
-——
——
——
-- X
100
%
90%
2014
(k
elur
ahan
)
Peny
edia
an R
uang
Te
rbuk
a H
ijau
(RTH
) Pu
blik
Ters
edia
nya
luas
an R
TH p
ublik
seb
esar
20%
dar
i lua
s w
ilaya
h ko
ta/k
awas
an p
erko
taan
25%
2014
Luas
RTH
Pub
lik d
i wila
yah
kota
/ka
bupa
ten
Luas
wila
yah
kota
/kab
upat
en=
——
——
—---
------
------
------
------
-——
——
——
-- X
100
%
Bata
s Wak
tu
Indi
kato
r SPM
Rum
us P
erhi
tung
an
(Pem
bila
ng d
an
Peny
ebut
)
Jeni
s Pe
laya
nan
Targ
et
Capa
ian
Defi
nis
i O
pera
sion
al

34
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
34
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
NO
JEN
IS
PE
LA
YA
NA
NIN
DIK
AT
OR
DE
FIN
ISI
OP
ER
AS
ION
AL
RU
MU
S
TA
RG
ET
CA
PA
IAN
BA
TA
S W
AK
TU
CA
PA
IAN
3Li
ngku
ngan
H
idup
Pela
yana
n Pe
nceg
ahan
Pe
ncem
aran
Air
Pros
enta
se ju
mla
h us
aha
dan/
atau
keg
iata
n ya
ng
men
taat
i per
syar
atan
adm
inis
tras
i dan
tekn
is
penc
egah
an p
ence
mar
an a
ir
100%
2013
Jum
lah
usah
a da
n at
au k
egia
tan
yang
te
lah
men
taat
i per
sy a
dmin
dan
tekn
isJu
mla
h us
aha
dan
atau
keg
iata
n ya
ng
diaw
asi
= —
——
——
------
------
------
------
----—
——
——
—--
X 1
00%
Pela
yana
n Pe
nceg
ahan
Pe
ncem
aran
Uda
ra
dari
Sum
ber T
idak
Be
rger
ak
Pros
enta
se ju
mla
h us
aha
dan/
atau
keg
iata
n su
mbe
r tid
ak b
erge
rak
yang
mem
enuh
i per
syar
atan
ad
min
istr
atif
dan
tekn
is p
ence
gaha
n pe
ncem
aran
uda
ra
100%
2013
Jum
lah
usah
a da
n at
au k
egia
tan
sum
ber
tidak
ber
gera
k yg
tela
h m
emen
uhi
pers
yara
tan
adm
dan
tekn
is p
enge
ndal
ian
Jum
lah
usah
a da
n at
au k
egia
tan
sum
ber
tidak
ber
gera
k ya
ng p
oten
sial
men
cem
ari
udar
a yg
tela
h di
inve
ntar
isas
i
= —
——
——
------
------
------
------
------
------
——
——
——
-- X
100
%
4Pe
laks
anaa
n pr
ogra
m/
kegi
atan
bid
ang
sosi
al
Pem
beria
n ba
ntua
n so
sial
bag
i Pe
nyan
dang
Mas
alah
Ke
seja
hter
aan
Sosi
al
skal
a Ka
bupa
ten/
Kota
Pers
enta
se (%
) PM
KS s
kala
kab
/kot
a ya
ng m
empe
role
h ba
ntua
n so
sial
unt
uk p
emen
uhan
keb
utuh
an d
asar
.80
%20
08-2
015
Jum
lah
PMKS
skal
a ka
b/ko
ta y
ang
mem
pero
leh
bant
uan
sosi
al u
ntuk
pe
men
uhan
keb
utuh
an d
asar
Jum
lah
PMKS
skal
a ka
b/ko
ta=
——
——
—---
------
------
------
------
------
---—
—---
- X
100%
Pela
ksan
aan
kegi
atan
pe
mbe
rday
aan
sosi
al
skal
a Ka
bupa
ten/
Kota
Pers
enta
se (%
) PM
KS s
kala
kab
/kot
a ya
ng m
ener
ima
prog
ram
pem
berd
ayaa
n so
sial
mel
alui
Kel
ompo
k U
saha
Be
rsam
a (K
UBE
) ata
u ke
lom
pok
sosi
al e
kono
mi s
ejen
is
lain
nya
60%
2008
-201
5
Jum
lah
PMKS
skal
a ka
b/ko
ta y
ang
men
erim
a pr
ogra
m K
UBE
ata
u se
jeni
snya
Jum
lah
PMKS
skal
a ka
b/ko
ta=
——
——
—---
------
------
------
------
------
---—
—---
- X
100%

35
BAB 5 TAHAPAN PENYUSUNAN RENCANA PENCAPAIAN SPM DI DAERAH
35
Langkah 2: Persiapan Pengumpulan Data dan Informasi
Persiapan pengumpulan data dan informasi dilaksanakan melalui penyusunan daftar data dan informasi yang dibutuhkan (check-list) untuk masing-masing indikator SPM dirinci berdasarkan jenis dan unit data serta sumber data dan informasi. Check-list data disusun dan dikembangkan berdasarkan petunjuk teknis SPM yang dikeluarkan Kementerian/Lembaga dan tambahan data-informasi yang relevan dengan indikator SPM. Berikut disampaikan contoh daftar data dan informasi yang dibutuhkan (check-list) untuk setiap indikator SPM sebagai berikut:
Tabel 5.3 Check-List Kebutuhan Data Indikator SPM
Indikator SPM/
Jenis Data
Unit Data Sumber Data
1. SPM Bidang Kesehatan
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4.
Jumlah ibu hamil yang memperoleh pelayanan antenatal di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
Data ibu hamil yang memperoleh pelayanan antenatal pada:- Puskesmas- Rumah Sakit- Register Kader dan
Dukun Bayi- Pemantauan program
KIA
- Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) Laporan Bulanan LB3 (KIA/KB, Gizi, P2BM)
- Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) termasuk layanan swasta
- Register kohort ibu (sumber data pelayanan ibu hamil dan bersalin yang dikoleksi kader dan dukun bayi)
- Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) KIA – sistem informasi untuk melakukan pemantauan program KIA di suatu wilayah
Jumlah sasaran ibu hamil dalam suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
- Dihitung melalui estimasi dengan rumus: 1,10 x Crude Birth Rate x Jumlah Penduduk (pada tahun yang sama)
- Angka CBR dan jumlah penduduk Kab/Kota didapat dari data BPS masing-masing Kab/Kota/Provinsi pada kurun waktu tertentu
- Data Statistik CBR dari BPS
- Data Jumlah Penduduk dari BPS

36
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
36
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
Indikator SPM/
Jenis Data
Unit Data Sumber Data
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
Jumlah komplikasi kebidanan yang mendapat penanganan defi nitif di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Data ibu hamil yang memperoleh pelayanan antenatal pada:- Puskesmas- Rumah Sakit- Laporan Audit
Maternal dan Perinatal
- Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS)
- Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) termasuk layanan swasta
- Laporan Audit Maternal dan Perinatal (AMP)
Jumlah ibu dengan komplikasi kebidanan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama
- Dihitung berdasarkan angka estimasi 20% dari Total Ibu Hamil disatu wilayah pada kurun waktu yang sama
- Total sasaran Ibu hamil dihitung melalui estimasi dengan rumus: 1,10 x Crude Birth Rate x Jumlah Penduduk (pada tahun yang sama)
- Angka CBR dan jumlah penduduk Kab/Kota didapat dari data BPS masing-masing Kab/Kota/Provinsi pada kurun waktu tertentu
- Data Statistik CBR dari BPS
- Data Jumlah Penduduk dari BPS
2. SPM Bidang PU dan Penataan Ruang
Informasi Penataan Ruang
Tersedianya informasi mengenai Rencana Tata Ruang (RTR) wilayah kabupaten/kota beserta rencana rincinya melalui peta analog dan peta digital
- Peta analog dapat terdiri dari peta RTRW Kabupaten/Kota dan peta Rencana Rinci Tata Ruang Wilayah Kab/Kota
- Peta analog harus memuat informasi rencana struktur dan pola ruang dengan skala minimal 1:50.000 (RTRW Kab), 1: 5.000 (rencana rinci) yang dilengkapi dengan legenda peta
- Kabupaten/Kota Dalam Angka yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik Daerah per tahun
- Peta analog yang dikeluarkan Dinas/SKPD yang membidangi penataan ruang
Penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik
Tersedianya luasan RTH publik sebesar 20% dari luas wilayah kota/kawasan perkotaan
- Jumlah luasan RTH publik yang tersedia di akhir tahun per jumlah RTH publik yang tersedia di wilayah kota akhir tahun pencapaian SPM
- Data penyebaran RTH publik yang tersedia di kabupaten/kota

37
BAB 5 TAHAPAN PENYUSUNAN RENCANA PENCAPAIAN SPM DI DAERAH
37
Indikator SPM/
Jenis Data
Unit Data Sumber Data
3. SPM Bidang Lingkungan Hidup
Pelayanan Pencegahan Pencemaran Air
Prosentase jumlah usaha dan/atau kegiatan yang mentaati persyaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran air
- Data semua jenis usaha dan atau kegiatan rumah sakit, rumah makan dan permukiman/perumahan
- Identifi kasi jenis usaha dan/atau kegiatan yang mencemari air
- Pemeriksaan kelengkapan dokumen persyaratan usaha dan/atau kegiatan
- Laporan hasil pemantauan dan inventarisasi/identifi kasi lingkungan hidup kabupaten/kota
- Laporan instansi terkait bidng lingkungan di kabupaten/kota
- Sumber lain yang relevan
Pelayanan Pencegahan Pencemaran Udara dari Sumber Tidak Bergerak
Prosentase jumlah usaha dan/atau kegiatan sumber tidak bergerak yang memenuhi persyaratan administratif dan teknis pencegahan pencemaran udara
- Inventarisasi industri yang potensial mencemari udara
- Inventarisasi cerobong yang potensial mencemari udara dalam 1 (satu) industri, serta parameter dominan yang harus diukur
- Hasil pengawasan lapangan antara lain: laporan pemerintah daerah, laporan PROPER.
- Laporan instansi yang menangani bidang perindustrian dan perdagangan.
- Sumber lain yang relevan
4. SPM Bidang Sosial
Pemberian bantuan sosial bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
skala Kabupaten/Kota
Persentase (%) PMKS skala kab/kota yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar.
- Jumlah penyandang PMKS (fakir miskin, anak terlantar dll)
- Jumlah penyandang PMKS yang memperoleh bantuan sosial
- Pendataan langsung penyandang PMKS skala kabupaten/kota
- Pendataan langsung penyandang PMKS skala kabupaten/kota yang memperoleh bantuan sosial
Pelaksanaan kegiatan pemberdayaan sosial skala Kabupaten/Kota
Persentase (%) PMKS skala kab/kota yang menerima program pemberdayaan sosial melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) atau kelompok sosial ekonomi sejenis lainnya
- Jumlah penyandang PMKS (fakir miskin, anak terlantar dll)
- Jumlah penyandang PMKS yang meneriman program KUBE dan sejenis lainnya
- Pendataan langsung penyandang PMKS skala kabupaten/kota
- Pendataan langsung penyandang PMKS skala kabupaten/kota yang menerima program KUBE dan sejenis lainnya

38
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
38
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
Langkah 3: Pengumpulan Data dan Informasi
Pengumpulan data dan informasi dilakukan melalui metoda: Pengumpulan data sekunder, dimana SKPD mengumpulkan
dokumen, laporan, data statistik yang menjadi sumber data dan informasi untuk setiap indikator SPM dari masing-masing lembaga/instansi pemilik data dan pemangku kepentingan lainnya (swasta, lembaga masyarakat, dll).
Beberapa prinsip pengumpulan data sekunder:- Dilakukan secara menyeluruh mulai dari tingkatan paling
rendah (RT/RW, Kelurahan), sampai pada tingkatan lebih tinggi (Kecamatan, Kota/Kab)
- Data dapat berasal dari berbagai sumber (Laporan Bulanan Puskesmas, Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS), Pemantauan Wilayah Setempat (PWS).
Pengumpulan data primer, dalam hal data sekunder tidak tersedia maka dilakukan pengumpulan data primer oleh SKPD sesuai dengan check-list kebutuhan data yang sudah disiapkan. Pengumpulan data primer membutuhkan waktu dan sumberdaya yang mencukupi. Pengumpulan data primer dapat dilakukan antara lain dengan cara: pencacahan, survei, interviu.
Dalam pelaksanaannya pengumpulan data seringkali dihadapkan pada tantangan sebagai berikut: Data dan informasi yang diperoleh sangat minim karena sumberdaya
untuk mengumpulkannya terbatas. Biasanya untuk memperoleh gambaran yang lebih lengkap dan detil membutuhkan survei lapangan dengan biaya yang relatif besar;
Ketiadaan data yang lengkap dan komprehensif yang seringkali menghambat proses pengumpulan;
Memanfaatkan informasi yang tersedia sebaik-baiknya, meskipun sangat kualitatif – perlu cek dan konfi rmasi mengenai kebenaran data;
Perlunya daftar kebutuhan data dan sumber yang ada agar tidak terjadi duplikasi data dengan angka yang berbeda.

39
BAB 5 TAHAPAN PENYUSUNAN RENCANA PENCAPAIAN SPM DI DAERAH
39
5.4 Reviu Program dan Kegiatan Penerapan SPM Dalam Dokumen Rencana Pembangunan Daerah
Untuk membantu penyusunan profi l pelayanan dasar terlebih dahulu dilakukan reviu terhadapprogram dan kegiatan penerapan SPM dalam dokumen rencana pembangunan daerah (RPJMD dan RKPD) dan dokumen rencana SKPD (Renstra SKPD dan Renja SKPD) untuk rencana pencapaian selama 5 (lima) tahun serta Renja SKPD untuk target pencapaian tahunan.
Reviu program dan kegiatan penerapan SPM dimaksudkan untuk mengetahui sampai seberapa jauh SPM telah dan sedang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah (SKPD pengampu SPM), baik untuk rencana pencapaian selama 5 (lima) tahun dan target pencapaian tahunan.
Reviu ini mencakup: Program dan kegiatan prioritas SKPD dalam pencapaian SPM beserta
target kinerja dan lokasi program/kegiatan prioritas. Indikator SPM yang digunakan dalam program dan kegiatan.
Reviu program dan kegiatan penerapan SPM dalam RKPD dan Renja SKPD mencakup: Target pencapaian SPM tahunan yang akan dicapai dalam jangka
waktu pelaksanaan RKPD dan Renja SKPD; Program dan kegiatan prioritas SKPD dalam pencapaian SPM beserta
target kinerja dan lokasi program/kegiatan prioritas tahun berjalan; Besaran pagu pendanaan untuk program dan kegiatan prioritas.
Langkah-langkah yang dilakukan reviu ini adalah sebagai berikut: Tim Koordinasi menyampaikan format dan tata cara pengisian laporan
penerapan SPM kepada SKPD pengampu SPM; SKPD pengampu SPM melakukan pengisian laporan penerapan SPM; SKPD pengampu SPM menyampaikan hasil pengisian laporan
penerapan SPM kepada Tim Koordinasi; Tim Koordinasi mengkompilasi hasil pengisian laporan penerapan SPM
dari semua SKPD pengampu SPM.

40
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
40
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
Ta
be
l 5
.4
Re
viu
Pro
gra
m d
an
Ke
gia
tan
Pe
ne
rap
an
SP
M d
ala
m D
ok
um
en
Re
nc
an
a P
em
ba
ng
un
an
Da
era
h d
an
SK
PD
SP
M B
ida
ng
: …
…
SK
PD
:
No
Ind
ika
tor
SP
MC
ap
aia
n
SP
M T
ah
un
20
12
Ta
rge
t C
ap
aia
n
SP
M
Pe
ne
rap
an
SP
M d
ala
m D
ok
um
en
Re
nc
an
a P
em
ba
ng
un
an
Da
era
h/S
KP
D
Na
ma
Pro
gra
m d
an
ke
gia
tan
Ta
hu
nN
ila
iR
JPM
DR
KP
DR
en
stra
SK
PD
Re
nja
SK
PD
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
1Ca
kupa
n Ku
njun
gan
Ibu
Ham
il K4
87%
2015
95%
VV
VV
Prog
ram
Pen
ingk
atan
Ke
sela
mat
an Ib
u H
amil
dan
Mel
ahirk
an2
Caku
pan
Kom
plik
asi
Kebi
dana
n Ya
ng
Dita
ngan
i
70%
2015
80%
VV
Prog
ram
Pen
ingk
atan
Ke
sela
mat
an Ib
u H
amil
dan
Mel
ahirk
an
Kolo
m 1
Diis
i den
gan
no u
rut
Kolo
m 2
Diis
i den
gan
nam
aind
ikat
or S
PMKo
lom
3D
iisi d
enga
n ca
paia
n SP
M s
esua
i den
gan
rum
us p
erhi
tung
an S
PMKo
lom
4D
iisi d
enga
n ta
hun
penc
apai
an ta
rget
SPM
Kolo
m 5
Diis
i den
gan
nila
i tar
get c
apai
an S
PMKo
lom
6D
iisi d
enga
n ta
nda
cek
(V) j
ika
indi
kato
r SPM
tela
h di
mas
ukan
dal
am R
PJM
DKo
lom
7D
iisi d
enga
n ta
nda
cek
(V) j
ika
indi
kato
r SPM
tela
h di
mas
ukan
dal
am R
enst
ra S
KPD
Kolo
m 8
Diis
i den
gan
tand
a ce
k (V
) jik
a in
dika
tor S
PM te
lah
dim
asuk
an d
alam
RKP
DKo
lom
9D
iisi d
enga
n ta
nda
cek
(V) j
ika
indi
kato
r SPM
tela
h di
mas
ukan
dal
am R
enja
SKP
DKo
lom
10
Diis
i den
gan
nam
a pr
ogra
m d
an k
egia
tan
jika
SPM
tela
h di
mas
ukan
dal
am R
PJM
D, R
enst
ra S
KPD
, RKP
D d
an R
enja
SKP
D

41
BAB 5 TAHAPAN PENYUSUNAN RENCANA PENCAPAIAN SPM DI DAERAH
41
5.5 Penyusunan Profi l Pelayanan Dasar di Daerah
Apa itu Profi l Pelayanan Dasar?
Pemahaman yang akurat mengenai kondisi/status penerapan dan pencapaian SPM di daerah akan membantu penyusunan rencana pencapaian SPM yang lebih realistis dan dapat dicapai. Hal ini dimulai dengan pengumpulan dan pengolahan data dan informasi pencapaian SPM di masing-masing SKPD yang disajikan dalam bentuk profi l pelayanan dasar di daerah.
Pengertian dari profi l pelayanan dasar adalah sekumpulan data dan informasi yang dikumpulkan, distrukturkan dan diolah untuk menggambarkan kondisi pelayanan dasar di daerah sebagai bahan masukan dalam menyusun dan mengembangkan rencana pencapaian SPM ke depan. Profi l pelayanan dasar disusun melalui pengumpulan data dan informasi pencapaian SPM di masing-masing SKPD yang sudah tersedia dan/atau data dan informasi yang dihasilkan dari proses monitoring dan evaluasi penerapan SPM yang dilakukan secara reguler dan terpadu.
Profi l pelayanan dasar menggambarkan kondisi pencapaian SPM di daerah melalui data dan informasi yang dikumpulkan oleh setiap SKPD pengampu SPM dan pemangku kepentingan. Proses pengumpulan data dan informasi melibatkan semua pemangku kepentingan terkait. Metoda pengumpulan data dan informasi secara partisipatif dapat dilakukan melalui penilaian cepat (rapid assessment), kelompok diskusi terbatas, survei dan lain-lain. Penyusunan profi l pelayanan dasar difokuskan kepada data dan informasi merujuk pada indikator-indikator SPM.
Tujuan Penyusunan
Profi l pelayanan dasar disusun dengan tujuan untuk: Mengetahui gambaran umum, status, kedudukan, dan kinerja daerah
dalam penerapan dan pencapaian SPM untuk penyelenggaraan pemerintahan daerah;
Mengetahui aspek-aspek apa saja yang perlu untuk segera ditangani dalam rangka pencapaian SPM di daerah;
Mengetahui faktor-faktor penentu keberhasilan/ketidak berhasilan termasuk potensi dan permasalahan penerapan SPM;
Mengetahui status pencapaian SPM yang dilaksanakan dalam proses perencanaan dan penganggaran daerah.

42
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
42
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
Manfaat
Profi l pelayanan dasar yang selanjutnya dapat digunakan untuk menganalisis: Penentuan status awal yang terkini dari pencapaian SPM di Daerah. Perbandingan bila terdapat kesenjangan antara status awal dengan
target pencapaian dan batas waktu pencapaian SPM yang ditetapkan oleh Pemerintah.
Perhitungan pembiayaan atas target pencapaian SPM. Perhitungan perkiraan kemampuan keuangan dan pendekatan
penyediaan pelayanan dasar yang memaksimalkan sumber daya daerah serta memproyeksikan tingkat pencapaian dan biaya pemenuhan SPM.
Siapa Yang Terlibat dalam Penyusunan Profi l Pelayanan Dasar?
Penyusunan profi l pelayanan dasar dilaksanakan oleh setiap SKPD terutama SKPD pengampu SPM dengan proses sebagai berikut: SKPD pengampu SPM, melalui Tim Teknis yang dibentuk, menyusun
profi l pelayanan dasar sesuai SPM yang menjadi urusannya dalam bentuk tabel yang disepakati bersama;
SKPD pengampu SPM menyampaikan profi l pelayanan dasar sesuai SPM yang menjadi urusannya kepada Tim Koordinasi Penerapan dan Pencapaian SPM;
Tim Koordinasi Penerapan dan Pencapaian SPM melakukan verifi kasi terhadap profi l pelayanan dasar yang disampaikan SKPD pengampu SPM untuk memastikan bahwa data dan informasi yang disampaikan dapat dipertanggungjawabkan;
Tim Koordinasi Penerapan dan Pencapaian SPM menyampaikan hasil verifi kasi profi l pelayanan dasar kepada SKPD pengampu SPM apabila memerlukan perbaikan dan penyempurnaan terhadap data dan informasi yang disampaikan;
SKPD pengampu SPM melakukan perbaikan dan penyempurnaan profi l pelayanan dasar berdasarkan masukan hasil verifi kasi dan menyampaikan kembali perbaikan profi l pelayanan dasar kepada Tim Koordinasi Penerapan dan Pencapaian SPM;
Tim Koordinasi Penerapan dan Pencapaian SPM melakukan pengumpulan profi l pelayanan dasar dari masing-masing SKPD pengampu SPM untuk dilakukan kompilasi kedalam Profi l Pelayanan Dasar Kabupaten/Kota.

43
BAB 5 TAHAPAN PENYUSUNAN RENCANA PENCAPAIAN SPM DI DAERAH
43
Apabila diperlukan dalam penyusunan profi l pelayanan dasar di setiap SKPD dan penggabungan kedalam Profi l Pelayanan Dasar Kabupaten/Kota dapat melibatkan fasilitator atau tenaga ahli yang memiliki pengetahuan dan kapasitas dalam melakukan pendampingan penyusunan profi l pelayanan dasar.
Tahapan Penyusunan Profi l Pelayanan Dasar
Langkah 1: Pengolahan data dan informasi
Pengolahan data dan informasi dimaksudkan untuk menstrukturkan data dan informasi yang diperoleh kedalam format pengolahan data, yang terdiri dari: jenis indikator SPM dan data capaian SPM. Yang perlu diperhatikan dalam kompilasi data adalah sbb: kesesuaian data yang tersedia dengan jenis data yang dibutuhkan konsistensi sumber data yang digunakan konsistensi tahun data (time-series)
Tabel 5.5 Kompilasi Indikator SPM
No Uraian Indikator 2010 2011 2012
1 SPM Bidang Kesehatan
a Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 90% 92% 94%- Jumlah ibu hamil yang memperoleh pelayanan
antenatal di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
- Jumlah sasaran ibu hamil dalam suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
b Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 68% 69% 70%- Jumlah komplikasi kebidanan yang mendapat
penanganan defi nitif di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
- Jumlah ibu dengan komplikasi kebidanan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama
Dan seterusnya ......................2 SPM Bidang PU dan Penataan Ruang
a Tersedianya informasi mengenai Rencana Tata Ruang (RTR) wilayah kabupaten/kota beserta rencana rincinya melalui peta analog dan peta digital- Jumlah informasi RTRW di kab/kota peta analog
dan peta digital- Jumlah kelurahan di kabupaten/kota

44
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
44
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
No Uraian Indikator 2010 2011 2012
b Tersedianya luasan RTH publik sebesar 20% dari luas wilayah kota/kawasan perkotaan- Luas RTH publik di wilayah kota/kawasan
perkotaan- Luas wilayah kota/kawasan perkotaanDan seterusnya .....................
3 SPM Bidang Lingkungan Hidup
a Prosentase jumlah usaha dan/atau kegiatan yang mentaati persyaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran air- Jumlah usaha dan atau kegiatan yang telah
mentaati persyaratan administrasi dan teknis- Jumlah usaha dan atau kegiatan yang diawasi
b Prosentase jumlah usaha dan/atau kegiatan sumber tidak bergerak yang memenuhi persyaratan administratif dan teknis pencegahan pencemaran udara- Jumlah usaha dan atau kegiatan sumber tidak
bergerak yang telah memenuhi persyaratan administrasi dan teknis pengendalian
- Jumlah usaha dan atau kegiatan sumber tidak bergerak yang potensial mencemari udara yang telah diinventarisasi
Dan seterusnya .................4 SPM Bidang Sosial
a Persentase (%) PMKS skala kab/kota yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar.- Jumlah PMKS skala kabupaten/kota yang
memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar
- Jumlah PMKS skala kabupaten/kotab Persentase (%) PMKS skala kab/kota yang menerima
program pemberdayaan sosial melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) atau kelompok sosial ekonomi sejenis lainnya- Jumlah PMKS skala kabupaten/kota yang
menerima program KUBE atau sejenisnya- Jumlah PMKS skala kabupaten/kotaDan seterusnya ................

45
BAB 5 TAHAPAN PENYUSUNAN RENCANA PENCAPAIAN SPM DI DAERAH
45
Langkah 2: Analisis kondisi pencapaian SPM
Analisis kondisi pencapaian SPM dilakukan setelah kompilasi dan pengolahan data indikator SPM di daerah yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar status capaian SPM pada tahun berjalan dan mengidentifi kasi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau ketidakberhasilan pencapaian SPM. Hasil dari analisis kondisi pencapaian SPM akanmenunjukan tingkat capaian SPM untuk setiap pelayanan dasar, potensi dan permasalahan terkait dengan pelayanan dasar SKPD serta kapasitas pengelolaan keuangan untuk mendukung pencapaian SPM.
Lingkup analisis kondisi pencapaian SPM meliputi:- Status capaian SPM di daerah sampai tahun berjalan
Status capaian SPM di daerah sampai tahun berjalan disajikan dalam bentuk angka atau persentase sesuai indikator SPM yang telah ditetapkan. Data yang digunakan sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun terakhir untuk menunjukan perkembangan capaian SPM dari tahun ke tahun. Status capaian SPM per-tahun merupakan tolok ukur awal (baseline) yang dapat dipergunakan untuk menentukan target capaian SPM di daerah untuk tahun selanjutnya.
- Tingkat capaian indikator SPM
Tingkat capaian SPM menjelaskan perbandingan antara capaian SPM sampai tahun berjalan dengan target pencapaian SPM nasional, dengan pertimbangan: Apabila capaian SPM tahun berjalan sesuai atau melampaui
target capaian SPM yang ditetapkan Kementerian/Lembaga, maka pemerintah daerah berkewajiban mempertahankan dan meningkatkan capaian SPM tersebut pada tahun mendatang.
Apabila capaian SPM tahun berjalan masih dibawah target capaian SPM yang ditetapkan Kementerian/Lembaga, maka pemerintah daerah berkewajiban untuk memenuhinya minimal sama dengan target capaian SPM yang ditetapkan Kementerian/Lembaga sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan.
Perbedaan tingkat capaian SPM tahun berjalan dengan target capaian SPM merupakan “gap/kesenjangan”yang harus dipenuhi oleh Pemerintah Daerah dalam tahun-tahun selanjutnya.
- Permasalahan pencapaian SPM di daerah
Permasalahan pencapaian SPM di daerah merupakan penjelasan lebih lanjut terkait “gap/kesenjangan” antara capaian SPM tahun

46
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
46
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
berjalandengan target capaian SPM yang ditetapkan Kementerian/Lembaga. Permasalahan pencapaian SPM di daerah pada umumnya timbul dari kekuatan (sumber daya manusia, perlengkapan dll) yang belum didayagunakan secara optimal, kelemahan yang tidak diatasi, peluang yang tidak dimanfaatkan, dan ancaman yang tidak diantisipasi misalnya adanya wabah penyakit yang terjadi secara meluas dalam satu wilayah.
Tujuan dari perumusan permasalahan pencapaian SPM di daerah adalah untuk mengidentifi kasi berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan/ketidakberhasilan pencapaian SPM di daerah. Identifi kasi faktor-faktor tersebut dilakukan terhadap lingkungan internal maupun eksternal dengan mempertimbangkan masukan dari SKPD.
- Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan/
ketidakberhasilan
Faktor-faktor penentu keberhasilan/ketidakberhasilan merupakan variabel yang memberikan kontribusi apakah suatu SPM pelayanan dasar dapat dicapai atau tidak. Setiap SKPD diharapkan mampu menguraikan faktor-faktor penentu untuk masing-masing indikator SPM.
Tabel 5.6 Identifi kasi Permasalahan Pencapaian SPM
No Indikator SPM Kondisi Pencapaian SPM:
Belum Tercapai (<)Sesuai (=)
Melampaui (>)
Permasalahan Faktor –Faktor Penentu
Keberhasilan
(1) (2) (3) (4) (5)1. SPM Bidang Kesehatan
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4
Belum tercapai Kurangnya penyadaran kepada ibu hamil yang berada di pelosok
Peningkatan peran bidan/perawat untuk memonitor kunjungan ibu hamil
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
Belum tercapai Kurangnya tenaga kesehatan untuk membantu persalinan
Ketersediaan tenaga kesehatan di puskesmas
Dan seterusnya ......................

47
BAB 5 TAHAPAN PENYUSUNAN RENCANA PENCAPAIAN SPM DI DAERAH
47
No Indikator SPM Kondisi Pencapaian SPM:
Belum Tercapai (<)Sesuai (=)
Melampaui (>)
Permasalahan Faktor –Faktor Penentu
Keberhasilan
(1) (2) (3) (4) (5)2. SPM Bidang PU dan Penataan Ruang
Tersedianya informasi mengenaiRencana Tata Ruang (RTR) wilayah kabupaten/kota beserta rencana rincinya melalui peta analog dan peta digitalTersedianya luasan RTH publik sebesar 20% dari luas wilayah kota/kawasan perkotaanDan seterusnya .....................
3. SPM Bidang Lingkungan Hidup
Prosentase jumlah usaha dan/atau kegiatan yang mentaati persyaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran airProsentase jumlah usaha dan/atau kegiatan sumber tidak bergerak yang memenuhi persyaratan administratif dan teknis pencegahan pencemaran udaraDan seterusnya .................

48
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
48
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
No Indikator SPM Kondisi Pencapaian SPM:
Belum Tercapai (<)Sesuai (=)
Melampaui (>)
Permasalahan Faktor –Faktor Penentu
Keberhasilan
(1) (2) (3) (4) (5)4. SPM Bidang Sosial
Persentase (%) PMKS skala kab/kota yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar.Persentase (%) PMKS skala kab/kota yang menerima program pemberdayaan sosial melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) atau kelompok sosial ekonomi sejenis lainnyaDan seterusnya ................
Langkah 3: Merumuskan Profi l Pelayanan Dasar
Berdasarkan langkah-langkah sebelumnya, selanjutnya dirumuskan profi l pelayanan dasar yang dapat disajikan dalam bentuk tabel dan uraian.

49
BAB 5 TAHAPAN PENYUSUNAN RENCANA PENCAPAIAN SPM DI DAERAH
49
Ta
be
l 5
.7
Pro
fi l
Pe
lay
an
an
Da
sar
Sta
nd
ar
Pe
lay
an
an
Min
ima
l (S
PM
)R
ea
lisa
si C
ap
aia
n T
ah
un
..
Ind
ika
tor
Ta
rge
t C
ap
aia
n S
PM
Ta
hu
n P
en
-c
ap
aia
n2
00
82
00
92
01
02
01
12
01
2
SP
M B
ida
ng
Ke
seh
ata
n
Caku
pan
Kunj
unga
n Ib
u H
amil
K4Ca
kupa
n ko
mpl
ikas
i keb
idan
an y
ang
dita
ngan
iD
an s
eter
usny
a ...
......
......
......
.S
PM
Bid
an
g P
U d
an
Pe
na
taa
n R
ua
ng
Ters
edia
nya
info
rmas
i men
gena
iRen
cana
Tat
a Ru
ang
(RTR
) wila
yah
kabu
pate
n/ko
ta b
eser
ta re
ncan
a rin
ciny
a m
elal
ui p
eta
anal
og d
an
peta
dig
ital
Ters
edia
nya
luas
an R
TH p
ublik
seb
esar
20%
dar
i lua
s w
ilaya
h ko
ta/
kaw
asan
per
kota
anD
an s
eter
usny
a ...
......
......
......
SP
M B
ida
ng
Lin
gk
un
ga
n H
idu
p
Pros
enta
se ju
mla
h us
aha
dan/
atau
keg
iata
n ya
ng m
enta
ati
pers
yara
tan
adm
inis
tras
i dan
tekn
is p
ence
gaha
n pe
ncem
aran
air
Pros
enta
se ju
mla
h us
aha
dan/
atau
keg
iata
n su
mbe
r tid
ak
berg
erak
yan
g m
emen
uhi p
ersy
arat
an a
dmin
istr
atif
dan
tekn
is
penc
egah
an p
ence
mar
an u
dara
Dan
set
erus
nya
......
......
.....
SP
M B
ida
ng
So
sia
l
Pers
enta
se (%
) PM
KS s
kala
kab
/kot
a ya
ng m
empe
role
h ba
ntua
n so
sial
unt
uk p
emen
uhan
keb
utuh
an d
asar
.Pe
rsen
tase
(%) P
MKS
ska
la k
ab/k
ota
yang
men
erim
a pr
ogra
m
pem
berd
ayaa
n so
sial
mel
alui
Kel
ompo
k U
saha
Ber
sam
a (K
UBE
) at
au k
elom
pok
sosi
al e
kono
mi s
ejen
is la
inny
aD
an s
eter
usny
a ...
......
......
.
Kolo
m N
ilai d
iisi d
enga
n Ta
rget
Cap
aian
SPM
yan
g di
teta
pkan
nas
iona
l
Kolo
m T
ahun
Pen
capa
ian
diis
i den
gan
bata
s w
aktu
pe
ncap
aian
SPM
yan
g di
teta
pkan
Kolo
m R
ealis
asi C
apai
an
Tahu
n di
isi d
enga
n ko
ndis
i/st
atus
cap
aian
SPM
pad
a ta
hun-
tahu
n ya
ng te
lah
berja
lan

50
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
50
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
Langkah 4: Verifi kasi Profi l Pelayanan Dasar
Profi l pelayanan dasar yang sudah disusun oleh SKPD pengampu SPM selanjutnya disampaikan kepada Tim Koordinasi Penerapan dan Pencapaian SPM di Daerah untuk proses verifi kasi lebih lanjut. Selain itu, SKPD pengampu SPM menyampaikan kertas kerja yang digunakan dalam menyusun profi l pelayanan dasar sebagai Lampiran.
Verifi kasi ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa data dan informasi yang disampaikan dalam Profi l Pelayanan Dasar sudah akurat, dapat dipertanggungjawabkan dan dihitung berdasarkan pendekatan dan formula yang dimuat dalam petunjuk teknis SPM yang dikeluarkan olehKementerian/Lembaga. Beberapa hal yang perlu dilihat kembali antara lain:
1. Sumber dan tahun data yang digunakan2. Penghitungan angka pembilang dan penyebut3. Nilai indikator yang dihasilkan
Tim Koordinasi Penerapan dan Pencapaian SPM di Daerah menyampaikan masukan dan catatan terhadap Profi l yang disampaikan SKPD pengampu SPM untuk diperbaiki dan disempurnakan. Selanjutnya SKPD pengampu SKPD menyampaikan kembali hasil penyempurnaan Profi l kepada Tim Koordinasi.
5.6 Penyusunan Program dan Kegiatan Pencapaian SPM
Pengertian
Pencapaian target capaian SPM dilakukan melalui serangkaian program dan kegiatan terkait. Perumusan program dan kegiatan untuk pencapaian SPM direncanakan berdasarkan tingkat urgensi dan relevansinya yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan untuk memecahkan isu-isu penting terkait pelayanan dasar di daerah.

51
BAB 5 TAHAPAN PENYUSUNAN RENCANA PENCAPAIAN SPM DI DAERAH
51
Program adalah bentuk instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD atau masyarakat yang dikoordinasikan oleh pemerintah daerah untuk mencapai sasaran dan tujuan pembangunan daerah.
Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa SKPD sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya baik yang berupa personil (sumber daya manusia), barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumber daya tersebut, sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa.
Langkah-langkah Penyusunan Program dan Kegiatan
Berkaitan dengan penyusunan program dan kegiatan pencapaian SPM, beberapa indikator SPM yang memiliki pedoman teknis sudah mengidentifi kasi rangkaian kegiatan yang perlu dilakukan untuk pencapaian SPM. Sedangkan bagi SPM yang belum teridentifi kasi rangkaian kegiatannya untuk pencapaian SPM, terlebih dahulu perlu dirumuskan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan berdasarkan kondisi dan permasalahan yang dihadapi.
1) Penyusunan program dan kegiatan untuk indikator SPM yang
sudah memiliki pedoman teknis
Peraturan SPM dari K/L terkait dilengkapi dengan petunjuk teknis yang berisi langkah-langkah kegiatan untuk pencapaian setiap indikatornya.Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam rangka penyusunan program dan kegiatan adalah sebagai berikut:
a. Mengidentifi kasi kegiatan dan rangkaian kegiatan untuk masing-masing indikator SPM berdasarkan petunjuk teknis yang ditetapkan K/L.
Misalnya untuk SPM Kesehatan rangkaian kegiatan yang telah diidentifi kasi antara lain:

52
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
52
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
Indikator SPM Rangkaian kegiatan menurut petunjuk teknis
1. SPM Bidang Kesehatan
a. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4.
Pengadaan buku KIA (dengan stiker P4K)Pendataan BumilPelayanan antenatal sesuai standarKunjungan rumah bagi yang drop-outPembuatan kantong persalinanPelatihan KIP/konselingPencatatan dan pelaporanSupervisi, monitoring dan evaluasi
b. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
Deteksi Bumil, Bulin, Bufas komplikasiRujukan kasus komplikasi kebidananPelayanan penanganan komplikasi
kebidananPenyediaan pusat pelatihan klinisPelatihan PONED bagi bidan desa dan Tim
PuskesmasPelatihan Tim PONEK di RS Kabupaten/KotaPenyediaan peralatan PONED di Puskemas
dan PONEK di RS Kabupaten/KotaPenyediaan Bank Darah Rumah Sakit
(BDRS)Pelaksanaan PONED dan PONEKPencatatan dan pelaporanPemantauan dan evaluasi
2. SPM Bidang PU dan Penataan Ruang
Tersedianya informasi mengenaiRencana Tata Ruang (RTR) wilayah Kabupaten/Kota beserta rencana rincinya melalui peta analog dan peta digital
- Pembuatan peta analog RTRW Kabupaten/Kota dan Rencana Rinci Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota
Tersedianya luasan RTH publik sebesar 20% dari luas wilayah kota/kawasan perkotaan
- Penyesuaian pemanfaatan ruang wilayah kota dengan RTRW yang ditetapkan
b) Menentukan nomenklatur program untuk rangkaian kegiatan pencapaian SPM yang ditetapkan dalam petunjuk teknis mengacu pada nomenklatur program dan kegiatan dalam Permendagri Nomor 13 Tahun 2006.
Nomenklatur program untuk setiap kegiatan ditentukan berdasarkan jenis dan karakteristik kegiatan. Nama program harus secara spesifi k memayungi dan terkait kegiatan-kegiatan yang ditetapkan. Selain itu pemilihan

53
BAB 5 TAHAPAN PENYUSUNAN RENCANA PENCAPAIAN SPM DI DAERAH
53
program dapat dilakukan dengan mengacu pada nama program dalam dokumen APBD dalam rangka pencapaian SPM di daerah.
Selama ini banyak daerah secara tidak langsung sudah menerapkan pencapaian SPM dalam program dan kegiatan APBD. Oleh karena itu selain mengacu pada nomenklatur dalam Permendagri No. 13 Tahun 2006, pemilihan program dapat mengacu pada program yang selama ini sudah dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah dalam rangka penerapan dan pencapaian SPM.
Secara lebih rinci penentuan program dan kegiatan pencapaian SPM untuk indikator SPM yang sudah memiliki petunjuk teknis dapat dilihat sebagai berikut:
Rangkaian kegiatan menurut petunjuk teknis
Program dan Kegiatan dalam Permendagri 13/2006
- Pengadaan buku KIA (dgn stiker P4K)- Pendataan Bumil- Pelayanan antenatal sesuai standar- Kunjungan rumah bagi yang drop-out- Pembuatan kantong persalinan- Pelatihan KIP/konseling- Pencatatan dan pelaporan- Supervisi, monitoring dan evaluasi
xx.02.32 Program Peningkatan
Keselamatan Ibu Melahirkan
dan Anak
xx.32.02 Perawatan Berkala bagi
Ibu Hamil dari Keluarga Kurang
Mampu
2) Penyusunan program dan kegiatan untuk indikator SPM yang
belum memiliki pedoman teknis
Sedangkan bagi SPM yang belum teridentifi kasi rangkaian kegiatannya untuk pencapaian SPM, maka terlebih dahulu perlu dirumuskan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan berdasarkan kondisi dan permasalahan yang dihadapi. Perumusan program dan kegiatan dapat menggunakan alat bantu yang memudahkan misalnya problem tree analysis (analisa pohon masalah), logic model (model logika), dan lain-lain.
Pencapaian target indikator SPM harus dilakukan melalui sejumlah program dan kegiatan yang terkait dengan target indikator SPM dimaksud. Program dan kegiatan dapat diinisiasi melalui pengenalan permasalahan atau isu strategis yang dihadapi dalam mencapai target indikator SPM dimaksud. Permasalahan adalah suatu kondisi atau keadaaan negatif yang tidak diinginkan terjadi. Masalah adalah suatu kondisi yang menjadi penyebab tidak tercapainya apa yang diinginkan seperti tidak tercapainya visi, misi, tujuan, sasaran dan sebagainya. Contoh masalah misalnya tidak tercapainya tingkat cakupan kunjungan ibu hamil K4.

54
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
54
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
Dengan menggunakan analisis pohon masalah akan dapat diidentifi kasi berbagai faktor penyebab tidak tercapainya target SPM di daerah. Sebagai misal, tidak tercapainya tingkat cakupan kunjungan ibu hamil K4 di daerah tertentu bisa disebabkan oleh:
- Pendataan ibu hamil kurang akurat dan ketinggalan;- Fasilitas pendukung kegiatan K4 penyebarannya tidak merata;- Masyarakat merasa terlalu jauh dari lokasi pemeriksaan;- Jumlah tenaga kesehatan terbatas;- Tenaga kesehatan tersedia, tapi kurang ramah;- Tenaga kesehatan tersedia, tapi kurang terampil;- Ibu hamil tidak punya waktu untuk memeriksanakan diri ke puskesmas
karena terlalu sibuk mengurus rumah tangga;- Ibu hamil enggan memeriksakan diri ke puskesmas karena lebih percaya
pada dukun beranak;- Masyarakat masih kurang paham tentang pentingnya melakukan
pemeriksaan ketika hamil;- Ibu hamil merasa tidak ada perbedaan penting apakah memeriksakan
kehamilan atau tidak;- Suami kurang mendukung keharusan ibu hamil untuk memeriksakan
diri;- Tingginya biaya konsultasi.
Berdasarkan analisis permasalahan tersebut di atas, selanjutnya dapat dirancang beberapa kegiatan dalam upaya meningkatkan cakupan kunjungan ibu hamil K4, misalnya sebagai berikut:
a) Pendataan ibu hamil;b) Pembangunan fasilitas pendukung kegiatan K4 di lokasi-lokasi tertentu;c) Penempatan tenaga kesehatan di daerah tertentu;d) Pelatihan teknis keperawatan bagi tenaga kesehatan;e) Sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat (ibu hamil dan suami)
tentang pentingnya pemeriksaan K4; f ) Pemberian makanan pendukung jika memungkinkan.
Disamping kegiatan-kegiatan yang diinisiasi melalui identifi kasi akar permasalahan, juga terdapat beberapa kegiatan yang bersifat rutin, sehingga akan terdapat banyak kegiatan yang dapat dilakukan. Untuk itu, SKPD membuat skala prioritas usulan kegiatan dengan mempertimbangkan keterbatasan sumber daya yang dimiliki untuk melaksanakan SPM.

55
BAB 5 TAHAPAN PENYUSUNAN RENCANA PENCAPAIAN SPM DI DAERAH
55
Selanjutnya program dan kegiatan untuk masing-masing indikator SPM disajikan dalam Tabel V.8 berikut ini.
Tabel 5.8 Identifi kasi Program dan Kegiatan SPM*)
Program/Kegiatan
Indikator SPM
Capaian SPM
Tahun 2012
Target Capaian dan Kerangka Pendanaan
Tahun 2013
Tahun 2014
Tahun 2015
Target Rp. Target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)Urusan Kesehatan
Program Peningkatan Keselamatan Ibu dan Anak Melahirkan
Cakupan kunjungan bumil K4
94%(22.414 bumil)
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
70%(3.353 bumil)
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
93%(21.254
ibu bersalin)
Cakupan pelayanan nifas
92%(21.026
ibu nifas)Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Cakupan desa siaga aktif
Program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
Cakupan desa/kelurahan UCI
Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan PE kurang dari 24 jam
*) Pada tabel identifi kasi program dan kegiatan untuk mengisi kolom (1), (2) dan (3)
Program/Kegiatan
IndikatorSPM
CapaianSPM
Tahun2012
(1) (2) (3)Urusan Kesehatan
Program PeningkatanKeselamatanIbu dan Anak Melahirkan
Cakupankunjunganbumil K4
94%(22.414bumil)
Cakupankomplikasi kebidananyangditangani
70%(3.353bumil)
Cakupanpertolongan persalinanoleh tenaga kesehatan
93%(21.254
ibubersalin)
Cakupanpelayanan nifas
92%(21.026
ibu nifas)Program Promosi Kesehatan danPemberdayaanMasyarakat
Cakupandesa siagaaktif
Program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
Cakupandesa/kelurahan UCI
Cakupandesa/kelurahan mengalamiKLB yang dilakukan PE kurang dari24 jam

56
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
56
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
5.7 Penentuan Target dan Capaian SPM
Apa itu Target Capaian SPM?
Analisis kondisi pencapaian SPM di daerah memberikan gambaran mengenai kondisi awal tingkat pencapaian pelayanan dasar dan permasalahan yang dihadapi di daerah. Dalam hal pencapaian SPM masih belum memenuhi target yang ditetapkan secara nasional maka perlu disusun dan ditetapkan rencana pencapaian SPM.
Rencana Pencapaian SPM adalah target pencapaian SPM yang dituangkan dalam dokumen perencanaan daerah yang dijabarkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), RKPD, Renstra-SKPD, dan Renja-SKPD untuk digunakan sebagai dasar perhitungan kebutuhan biaya dalam penyelenggaraan urusan wajib yang menyangkut pelayanan dasar untuk masyarakat.
Bagaimana Menentukan Target Capaian SPM?
Target capaian SPM merupakan rencana capaian indikator SPM pada waktu tertentu yang akan dicapai daerah dengan mempertimbangkan tingkat capaian SPM saat ini. Penentuan target capaian SPM dihitung dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Tingkat capaian SPM tahun sebelumnya;- Target capaian SPM berdasarkan ketetapan peraturan menteri terkait;- Laju pencapaian SPM tahun terakhir;- Analisis kemampuan pendanaan daerah;- Potensi dan permasalahan yang dihadapi daerah.
Target capaian SPM diuraikan untuk periode waktu tahunan dan jangka menengah mengacu pada batas waktu pencapaian SPM yang ditetapkan Kementerian/Lembaga. Bagi daerah yang telah memenuhi SPM lebih cepat dari batas waktu, maka dimungkinkan untuk menentukan target capaian indikator melebihi target yang berlaku secara nasional. Begitu pula, daerah yang belum memenuhi target capaian secara nasional, diwajibkan untuk mencapai minimal setingkat dengan target yang ditetapkan dengan batas waktu pencapaian yang juga sudah ditetapkan.
Langkah-langkah untuk menentukan target capaian SPM, antara lain sebagai berikut:

57
BAB 5 TAHAPAN PENYUSUNAN RENCANA PENCAPAIAN SPM DI DAERAH
57
1. Periksa realisasi capaian kinerja untuk setiap jenis indikator SPM sampai dengan kondisi tahun berjalan;
2. Bandingkan terhadap target capaian SPM secara nasional sampai dengan tahun berjalan, seberapa besar kesenjangan yang terjadi, lihat ilustrasi berikut:
Gambar 5.2 Perhitungan Target Capaian SPM
Target capaian SPM
Target Capaian SPM
Realisasi capaian SPM
Proyeksi mengikuti trend
Proyeksi sesuai target capaian SPM
Proyeksi alternatif
2009 2010 2011 2012 2013 tahun
95
90
85
80
75
Misalnya:- Target capaian SPM yang ditetapkan secara nasional adalah 95
pada tahun 2013- Capaian SPM pada tahun 2009 mencapai 75 (sesuai dengan target
capaian SPM pada tahun tsb)- Capaian SPM tahun 2011 mencapai angka 80 (dibawah target
capaian SPM pada tahun 2011 yaitu 82)- Proyeksi capaian SPM tahun 2012 dapat dihitung berdasarkan:
i) proyeksi mengikuti trend sebelumnya (artinya kemungkinan target SPM tidak tercapai), ii) proyeksi sesuai target capaian SPM (artinya diharapkan dapat mencapai target SPM pada tahun rencana), iii) proyeksi alternatif (artinya proyeksi dilakukan dengan memperhatikan trend dan juga target capaian SPM)
3. Periksa target capaian SPM, kemudian bandingkan dengan perkiraan realisasi capaian SPM sampai dengan tahun berjalan;
4. Kaji permasalahan pencapaian kinerja pelayanan tersebut dikaitkan dengan tugas pokok dan fungsi serta kewenangan SKPD provinsi/kabupaten/kota;
5. Lakukan analisis kapasitas/kemampuan SKPD dalam melaksanakan program dan kegiatan sesuai dengan kewenangannya.

58
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
58
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
Analisis kemampuan dan potensi daerah ini disusun berdasarkan data, statistik dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan, baik yang bersifat khusus maupun umum. Pengertian khusus dalam hal ini adalah data, statistik dan informasi yang secara langsung terkait dengan penerapan SPM, misalkan data teknis, sarana dan prasarana fi sik, personil, alokasi anggaran untuk pelaksanaan SPM. Sedangkan pengertian umum dalam hal ini adalah data, statistik, dan informasi yang secara tidak langsung terkait dengan penerapan SPM, namun keberadaannya menunjang pelaksanaan SPM secara keseluruhan (misalkan kondisi geografi s, kondisi demografi s, pendapatan daerah, sarana prasarana umum, kondisi sosial ekonomi). Analisis Kemampuan dan Potensi Daerah dilakukan menggunakan instrumen evaluasi penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

59
BAB 5 TAHAPAN PENYUSUNAN RENCANA PENCAPAIAN SPM DI DAERAH
59
Tabel 5.9 Penentuan Target Capaian SPM*)
Program/Kegiatan
Indikator SPM Capaian SPM
Tahun
Target Capaian dan Kebutuhan Pendanaan
Tahun n+1 Tahun n+2 Tahun n+3
Target Rp. Target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)Urusan Kesehatan
Program Peningkatan Keselamatan Ibu dan Anak Melahirkan
Cakupan kunjungan bumil K4
94%(22.414 bumil)
94,2% 95% 95,2%
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
78%(3.353 bumil)
79,7% 80% 80,3%
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
93%(21.254
ibu bersalin)
95% 95,8% 96,2%
Cakupan pelayanan nifas
92%(21.026
ibu nifas)
95% 96% 97%
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Cakupan desa siaga aktif
Program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
Cakupan desa/kelurahan UCI
Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan PE kurang dari 24 jam
*) Pada tabel penentuan target capaian SPM untuk mengisi kolom (4), (6) dan (8)
Kolom ini diisi realisasi capaian SPM tahun yang telah berjalan
Kolom ini diisi proyeksi capaian SPM pada tahun yang direncanakan
)
Targe
Tahun n+
Target R
(4) (
94,2%
79,7%
95%
95%
ngisi kolom (4
KolomrealisaSPM tatelah b
KcyyyccKKKK
bbaa
mm
((((RR
++
ee
))
44nn
M
Capaian daPendan
1 Tahun n
p. Target
5) (6)
95%
80%
95,8%
96%
(6) dan (8)
ini diisi capaian un yang
erjalan
olom ini diisipaian SPM png direncan
o
e
5p
5p
1
t
o
e
5)p
5)p
1
nnppiiii
nn
nnaa
t Kebutuhan
Tahun n
Target R
(8)
95,2%
80,3%
96,2%
97%
yeksi a tahunn
ao
nK
nay
K
RR
n
KK

60
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
60
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
5.8 Penghitungan Kebutuhan Pembiayaan SPM
Apa itu Penghitungan Kebutuhan Pembiayaan SPM?
Salah satu faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan target dan waktu pencapaian indikator SPM adalah seberapa besar anggaran atau dana yang dibutuhkan untuk melaksanakan berbagai program dan kegiatan dalam mencapai target SPM yang telah ditetapkan. Setiap indikator pencapaian SPM dilengkapi dengan defi nisi, pengertian dan langkah-langkah kegiatan.
Beberapa Kementerian/Lembaga telah menetapkan indikator SPM Provinsi maupun Kabupaten/Kota serta menetapkan Petunjuk Teknis Perencanaan Pembiayaan SPM. Masing-masing langkah kegiatan disusun rincian kegiatan dilengkapi cara perhitungan volume kegiatan dikalikan dengan unit-cost yang ditetapkan oleh Bupati/Walikota.
Perhitungan anggaran atau dana yang dibutuhkan untuk melaksanakan berbagai program dan kegiatan dalam mencapai target SPM dilakukan dengan melihat volume kegiatan dan unit-cost. Perhitungan volume kegiatan dilakukan dengan mengacu pada target capaian yang ditetapkan dengan memperhatikan kondisi daerah, terutama berkaitan dengan kondisi kepegawaian SKPD yang melaksanakan SPM, kondisi kelembagaan SKPD pelaksana SPM, kondisi sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan SPM, dan kondisi keuangan daerah.
Petunjuk Teknis Perencanaan Pembiayaan SPM
Prinsip perhitungan pembiayaan SPM dilakukan sebagai berikut:- Hanya menghitung biaya operasional kegiatan dan biaya investasi yang
mutlak dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan;- Setiap langkah kegiatan untuk mencapai indikator SPM dihitung
volumenya dan dikalikan dengan unit-cost setempat;- Menghitung kebutuhan untuk semua kegiatan yang akan dilakukan
(rincian langkah kegiatan);- Menghitung kebutuhan untuk pencapaian target yang ditetapkan
setiap tahunnya, terutama untuk kebutuhan dana yang berasal dari anggaran Pemerintah Daerah;
- Penghitungan biaya SPM tidak memasukan biaya rutin, misalnya gaji, sarana umum, pemeliharaan;

61
BAB 5 TAHAPAN PENYUSUNAN RENCANA PENCAPAIAN SPM DI DAERAH
61
- Penghitungan biaya SPM tidak memasukkan investasi besar yang tidak memiliki kaitan langsung dengan kegiatan pelayanan;
- Prinsipnya bukan menghitung belanja kesehatan per SKPD, tapi menghitung belanja pada skala Provinsi/Kabupaten/Kota.
Tabel 5.10 Formula Perhitungan Biaya Indikator SPM
No Langkah
Kegiatan
Variabel Komponen Formula
Biaya
Pelayanan Kesehatan DasarCakupan Kunjungan Ibu Hamil K4
1 Pengadaan Buku KIA
Biaya pengadaan buku KIA
A. Jumlah Bumil TargetB. Harga Satuan Buku KIA
A x B
2 Pendataan Ibu Hamil
Transport petugas
Transport petugas (dilakukan di sarkes)
Formulir/desa A. Jumlah Bumil target yang datang ke sarkes
B. Harga selembar formulirC. Selembar formulir untuk
20 bumil
A x B/20
3 Pelayanan Antenatal
Transport petugas
Transport petugas (dilakukan di sarkes)
Penyediaan tablet Fe
A. Jumlah Bumil target 90 FeB. Harga tablet FeC. Jumlah paket Fe 90 tablet
per bumil
A x B x C
Faktor-Faktor Perhitungan Pembiayaan
Semakin banyak program dan kegiatan yang direncanakan untuk mencapai satu target SPM tertentu, semakin besar anggaran yang dibutuhkan untuk mencapai target SPM tersebut. Pada dasarnya besar kecilnya kebutuhan anggaran untuk mencapai target SPM tertentu di satu daerah, di samping dipengaruhi oleh banyak tidaknya program dan kegiatan dalam mencapai target SPM, juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya, seperti:
Kondisi geografi sDaerah dengan kondisi geografi s yang cenderung sulit diakses, membutuhkan biaya pelayanan yang relatif lebih besar dibandingkan dengan daerah yang mudah diakses.

62
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
62
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
Jumlah dan penyebaran kelompok sasaranBesar kecilnya kelompok sasaran (target group) yang harus dilayani dalam pencapaian target SPM, akan mempengaruhi besar kecilnya biaya yang dibutuhkan untuk pencapaian target SPM dimaksud. Demikian juga semakin tersebarnya kelompok sasaran, akan membutuhkan biaya penyelenggaraan pelayanan dasar yang semakin besar pula.
Tingkat kemahalanDaerah dengan tingkat kemahalan yang relatif tinggi, membutuhkan biaya yang relatif besar pula dibandingkan dengan daerah lain.
Jumlah, sebaran dan kualitas SDM pelaksana pelayanan dasarKondisi SDM pelaksana pelayanan dasar terkait SPM, baik kuantitas, tingkat penyebaran maupun kualitas akan menentukan anggaran pencapaian target SPM. Besar kecilnya target SPM yang akan dicapai akan mempengaruhi beban kerja yang akan akan diwujudkan melalui penyediaan SDM yang mencukupi, penyebaran yang merata dan kualitas yang sesuai dengan kebutuhan. Kebutuhan akanjumlah, tingkat penyebaran dan kualitas SDM penyelenggara pelayanan dasar yang ada di satu daerah, akan mempengaruhi besar kecilnya anggaran untuk pencapaian target SPM.
Jumlah, sebaran dan kualitas sarana dan prasarana pendukungKondisi sarana dan prasarana pendukung pelayanan dasar terkait SPM, baik kuantitas, tingkat penyebaran maupun kualitas akan menentukan anggaran pencapaian target SPM. Kondisi sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan target SPM akan menentukan seberapa besar tingkat cakupan dan kualitas pelayanan dasar terkait SPM yang mampu diberikan kepada masyarakat. Semakin terbatas sarana dan prasarana pendukung pelayanan dasar terkait SPM yang ada di satu daerah, makasemakin tinggi biaya yang dibutuhkan untuk mencapai target SPM.

63
BAB 5 TAHAPAN PENYUSUNAN RENCANA PENCAPAIAN SPM DI DAERAH
63
Penghitungan Kebutuhan Pembiayaan SPM di Daerah
Penghitungan kebutuhan pembiayaan SPM dilakukan berdasarkan juknis perencanaan pembiayaan SPM dari masing-masing Kementerian/Lembaga. Menteri/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non-Kementerian telah menyusun dan menetapkan petunjuk teknis perencanaan pembiayaan SPM sebagai acuan dalam perhitungan pembiayaan. SKPD/Daerah dalam menghitung pembiayaan SPM disesuaikan dengan perkiraan kemampuan keuangan serta memproyeksikan tingkat pencapaian SPM.Dalam melaksanakan perhitungan SPM dimaksud diatas adalah dengan pendekatan perhitungan per kegiatan berdasarkan biaya langsung terkait indikator SPM atau Activity Base Direct Costing, yang artinya bukan perhitungan full costing.
Merumuskan Kebutuhan Pembiayaan Tahunan
Selanjutnya berdasarkan perhitungan kebutuhan pembiayaan untuk setiap kegiatan penerapan SPM dilakukan perhitungan dan kompilasi kebutuhan biaya per tahun sesuai dengan target capaian SPM yang ditentukan.
Dalam pelaksanaan pencapaian target prestasi kerja pelayanan dasar dalam pencapaian dan penerapan SPM, maka SKPD sesuai dengan tugas dan fungsinya memuat program dan kegiatan prioritas pembangunan daerah sesuai misi SKPD dengan menganalisis dan mengolah data dan informasi menyangkut kapasitas dan sumber daya yang dimiliki Daerah serta menghitung pembiayaan pencapaian SPM.
Dalam kerangka pencapaian target indikator SPM yang dapat dilakukan oleh SKPD secara bertahap, yang artinya sesuai dengan kemampuan dan potensi kondisi keuangan daerah dan sumber daya yang dimiliki daerah dalam rangka pembelanjaan dan membiayai penerapan SPM, perlu dihitung secara lebih efi sien dan efektip setiap pemenuhan target indikator SPM.

64
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
64
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
Tabel 5.11 Pengitungan Kebutuhan Pembiayaan Pencapaian SPM di
Daerah
Program/Kegiatan
Indikator SPM
Capaian SPM
Tahun 2012
Target Capaian dan Kebutuhan Pendanaan
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
Target Rp. Target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)Urusan Kesehatan
Program Peningkatan Keselamatan Ibu dan Anak Melahirkan
Cakupan kunjungan bumil K4
94%(22.414 bumil)
94,2% 60 juta
95% 65 juta
95,2% 75 juta
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
78%(3.353 bumil)
79,7% 100 juta
80% 103 jt
80,3% 110 juta
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
93%(21.254
ibu bersalin)
95% 70 juta
95,8% 75 juta
96,2% 80 juta
Cakupan pelayanan nifas
92%(21.026
ibu nifas)
95% 50 juta
96% 55 juta
97% 65 juta
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Cakupan desa siaga aktif
94%(22.414
desa siaga aktif )
94,2% 70 juta
95% 75 juta
95,2% 80 juta
Program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
Cakupan desa/kelurahan UCI
Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan PE kurang dari 24 jam
*) Pada tabel penghitungan kebutuhan pembiayaan SPM untuk mengisi kolom (5), (7) dan (9)
Kolom ini diisi perkiraan kebutuhan biaya untuk pencapaian target pada tahun yang direncanakan
rget Cap
2013 T
Rp. T
(5)
60 juta
100 juta
70 juta
50 juta
70 juta
ini diisi pntuk pe
yang direynii
r
ynii
2
r
ee
pp
TT
TT
pp dan Kebanaan
2014
t Rp.
(7)
65 juta
103 jt
75 juta
55 juta
75 juta
aan kebuian targeakanai
a
t
ad
ai
a
t
ad
eeuu
bbbbdd an
n 2015
t Rp.
(9)
% 75 juta
% 110 juta
% 80 juta
65 juta
% 80 juta
aa
%
%
%
%
t
n
a
a
%
%
%
%
t
n
a

65
BAB 5 TAHAPAN PENYUSUNAN RENCANA PENCAPAIAN SPM DI DAERAH
65
SKPD yang telah menghitung dan memproyeksikan target SPM dan kebutuhan biaya dalam pemenuhan setiap target SPM, maka selanjutnya perlu menuangkannya dalam dokumen perencanaan daerah yang dijabarkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), RKPD, Renstra-SKPD, Renja-SKPD dan KUA&PPAS serta menganggarkan dalam RKA SKPD. Perhitungan kebutuhan biaya tahunan dituangkan dalam tabel berikut ini:
5.9 Pelaksanaan Penerapan SPM Dalam Dokumen Rencana Pembangunan Daerah
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman dan Penyusunan Standar Pelayanan Minimal, dalam Pasal 9 dinyatakan bahwa: “penyusunan rencana lima tahunan pencapaian SPM di tingkat Pemerintah Daerah dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Strategi Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD)”.
Penerapan SPM dalam perencanaan pembangunan daerah meliputi penyusunan dokumen RPJMD, Renstra SKPD, RKPD, dan Renja SKPD sesuai dengan tahapan dan tata cara penyusunan dokumen rencana pembangunan daerah dan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010.
Dalam proses penganggaran, dengan menggunakan instrumen pendukung anggaran yang lain seperti standar satuan harga dan analisa standar belanja (ASB) selanjutnya target tahunan pencapaian SPM yang telah dimuat dalam dokumen RKPD dan Renja SKPD dituangkan dalam Prioritas dan Plafon Anggaran (PPA) dan Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD). Tingkat pencapaian target SPM di daerah ditetapkan dengan mempertimbangkan batas waktu pencapaian SPM sesuai dengan Peraturan Menteri terkait dan kemampuan keuangan di masing-masing daerah.

66
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
66
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
Gambar 5.3 Hubungan Rencana Pencapaian SPM di Daerah dan
Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Penerapan
Penetapan SPM oleh K/L
RPJMD
Renstra SKPD
RKPD
Renja SKPD
KUA & PPA
RKA SKPD
RAPBD
Rencana Pencapaian SPM
di Daerah
APBD
RPJPD
SPM dalam Dokumen RPJMD
Penerapan SPM dalam penyusunan RPJMD diterapkan dalam:a. Analisis Gambaran Umum Kondisi Daerah yang menggambarkan Profi l
Pelayanan Dasar;b. Analisis gambaran pengelolaan keuangan daerah;c. Analisis Permasalahan Pembangunan Daerah dengan menekankan
identifi kasi kesenjangan pencapaian target SPM;d. Analisis Isu-Isu Strategis dengan menekankan aspek pelayanan dasar;e. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran;f. Perumusan Strategi dan Arah Kebijakan dengan menekankan pada
aspek pelayanan dasar;g. Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah yang memuat
program, indikator dan target pencapaian SPM;h. Perumusan Indikasi Rencana Program yang disertai kebutuhan
pendanaan dengan memperhatikan pemenuhan kebutuhan pencapaian SPM, terdiri dari:1) Perumusan program jangka menengah berikut target capaian SPM;2) Penghitungan Kebutuhan Pembiayaan SPM, berdasarkan juknis
perencanaan pembiayaan SPM dari masing-masing kementerian teknis;
3) Batas waktu pencapaian target SPM; 4) Masukan data dan informasi dari rancangan awal Renstra SKPD;5) Memperhatikan kode rekening urusan dan program sesuai dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011;

67
BAB 5 TAHAPAN PENYUSUNAN RENCANA PENCAPAIAN SPM DI DAERAH
67
6) Memperhitungkan pagu indikatif berdasarkan analisis gambaran pengelolaan keuangan daerah.
i. Penetapan indikator kinerja daerah termasuk indikator, target, dan batas waktu pencapaian SPM.
Penerapan SPM dalam Dokumen Renstra SKPD
Penerapan SPM dalam penyusunan Renstra SKPD diterapkan dalam:a. Analisis Gambaran Pelayanan SKPD yang menggambarkan Profi l
Pelayanan Dasar SKPD pengampu SPM;b. Analisis Permasalahan pelayanan dasar dengan menekankan identifi kasi
kesenjangan pencapaian target SPM untuk masing-masing SKPD pengampu SPM;
c. Analisis Isu-Isu Strategis dengan menekankan aspek pelayanan dasar;d. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran SKPD pengampu SPM;e. Perumusan Strategi dan Kebijakan SKPD pengampu SPM;f. Perumusan Indikasi Rencana Program dan Kegiatan SKPD yang disertai
kebutuhan pendanaandengan memperhatikan pemenuhan kebutuhan pencapaian SPM, terdiri dari:1) Perumusan program dan kegiatan jangka menengah berikut target
capaian SPM;2) Penghitungan Kebutuhan Pembiayaan SPM; 3) Batas waktu pencapaian target SPM; 4) Memperhatikan kode rekening urusan dan program sesuai dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011;
5) Memperhitungkan pagu indikatif SKPD pengampu SPM.j. Penetapan indikator kinerja daerah termasuk indikator, target, dan
batas waktu pencapaian SPM.
Penerapan SPM dalam Dokumen RKPD
Penerapan SPM dalam penyusunan RKPD diterapkan dalam:a. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan tahun sebelumnya yang
menggambarkan pencapaian pelaksanaan SPM;b. Analisis Permasalahan Pembangunan Daerah dengan menekankan
identifi kasi kesenjangan pencapaian target SPM;c. Analisis Isu-Isu Strategis dengan menekankan aspek pelayanan dasar;d. Analisis Kerangka Ekonomi Daerah dan Keuangan Daerah;e. Prioritas dan Sasaran Pembangunan Tahunan Daerah;

68
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
68
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
f. Perumusan Indikasi Rencana Program dan Kegiatan Tahunan yang disertai kebutuhan pendanaandengan memperhatikan pemenuhan kebutuhan pencapaian SPM, terdiri dari:1) Perumusan program dan kegiatan jangka menengah berikut target
capaian SPM;2) Penghitungan kebutuhan pembiayaan SPM; 3) Batas waktu pencapaian target SPM; 4) Memperhatikan kode rekening urusan dan program sesuai dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011;
5) Memperhitungkan kapasitas keuangan daerah.
Penerapan SPM dalam Dokumen Renja SKPD
Penerapan SPM dalam penyusunan Renja SKPD diterapkan dalam:a. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan SKPD pengampu SPM;b. Analisis Permasalahan Pelayanan Dasar dengan menekankan
identifi kasi kesenjangan pencapaian target SPM untuk masing-masing SKPD pengampu SPM;
c. Analisis Isu-Isu Strategis dengan menekankan aspek pelayanan dasar;d. Perumusan Indikasi Rencana Program dan Kegiatan Tahunan yang
disertai kebutuhan pendanaan dengan memperhatikan pemenuhan kebutuhan pencapaian SPM, terdiri dari:1) Perumusan program dan kegiatan jangka menengah berikut target
capaian SPM;2) Penghitungan kebutuhan pembiayaan SPM; 3) Batas waktu pencapaian target SPM; 4) Memperhatikan kode rekening urusan dan program sesuai dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011;
5) Memperhitungkan pagu indikatif SKPD pengampu SPM.
5.10 Monitoring dan Evaluasi Pencapaian SPM
Urgensi dan mekanisme terkait monitoring dan evaluasi penerapan dan pencapaian SPM di daerah telah diatur dalam peraturan perundangan terkait SPM. Dalam pasal 15, Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal disebutkan bahwa:

69
BAB 5 TAHAPAN PENYUSUNAN RENCANA PENCAPAIAN SPM DI DAERAH
69
Pemerintah melaksanakan monitoring dan evaluasi atas penerapan SPM oleh Pemerintahan Daerah dalam rangka menjamin akses dan mutu pelayanan dasar kepada masyarakat.
Pemerintah Pusat melakukan monitoring dan evaluasi untuk pemerintahan daerah provinsi.
Gubernur sebagai wakil pemerintah di daerah melakukan monitoring dan evaluasi untuk pemerintahan kabupaten/kota.
Mekanisme pelaksanaan monitoring dan evaluasi kinerja penerapan dan pencapaian SPM dilakukan mengikuti tahapan dan tata cara pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah.
Monitoring Penerapan SPM di Daerah
Monitoring penerapan dan pencapaian SPM di daerah merupakan upaya menerus yang perlu dilakukan untuk memastikan bahwa penerapan SPM dilaksanakan sesuai dengan rencana program kegiatan dan target capaian SPM yang telah ditetapkan.
Monitoring terhadap kinerja penerapan dan pencapaian SPM di daerah dilakukan sebagai berikut:
Kepala SKPD pengampu SPM melakukan monitoring terhadap kinerja penerapan dan pencapaian SPM di masing-masing SKPD berkoordinasi dengan Kementerian/Lembaga teknis di tingkat pusat.
Hasil monitoring kinerja penerapan dan pencapaian SPM dimasing-masing SKPD disampaikan kepada Kepala Daerah (Gubernur/Walikota/Bupati).
Kepala Daerah (Gubernur/Walikota/Bupati) menyampaikan laporan penerapan SPM kepada pemerintah pusat berdasarkan hasil monitoring penerapan dan pencapaian SPM.
Hasil monitoring kinerja penerapan dan pencapaian SPM dipergunakan sebagai:- Bahan masukan bagi pengembangan kapasitas daerah dalam
pencapaian SPM;- Bahan pertimbangan dalam pembinaan dan pengawasan penerapan
SPM termasuk pemberian penghargaan daerah yang berprestasi sangat baik.

70
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
70
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
Evaluasi Pencapaian SPM
Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan realisasi masukan (input), keluaran (output), dan hasil (outcome) terhadap rencana dan standar yang ditentukan. Kegiatan evaluasi dapat dilakukan pada berbagai tahapan yang berbeda:
Tahap perencanaan (ex-ante): evaluasi dilakukan sebelum ditetapkannya rencana pembangunan dengan tujuan untuk memilih dan menentukan skala prioritas dari berbagai alternatif dan kemungkinan cara mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya;
Tahap pelaksanaan (on-going): evaluasi dilakukan pada saat pelaksanaan rencana pembangunan untuk menentukan tingkat kemajuan pelaksanaan rencana dibandingkan dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya; dan
Tahap paska pelaksanaan (ex-post): evaluasi yang dilaksanakan setelah pelaksanaan rencana berakhir, yang diarahkan untuk melihat apakah pencapaian (keluaran/hasil) program mampu mengatasi masalah pembangunan yang ingin dipecahkan. Evaluasi ini digunakan untuk menilai efi siensi (keluaran/hasil dibandingkan masukan), efektivitas (hasil dan dampak terhadap sasaran), ataupun manfaat (dampak terhadap kebutuhan) dari suatu program.
Evaluasi hasil pencapaian SPM dapat dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan paska pelaksanaan. Memperhatikan ketersediaan data dan informasi pelaksanaan rencana SPM, seringkali evaluasi dilakukan paska pelaksanaan rencana berakhir. Fokus utama evaluasi untuk menilai perbandingan rencana target dan realisasi serta dampak yang dihasilkan dari suatu program. Hasil evaluasi pencapaian SPM menjadi bahan laporan pemerintah daerah.

71
BAB 5 TAHAPAN PENYUSUNAN RENCANA PENCAPAIAN SPM DI DAERAH
71
CO
NT
OH
LA
PO
RA
N T
AH
UN
AN
PE
NC
AP
AIA
N D
AN
PE
NE
TA
PA
N T
AR
GE
T I
ND
IKA
TO
R S
PM
NO
I N
D I
K A
T O
R2
01
02
01
1T
AR
GE
TC
a-
pa
ian
SP
M
Ta
hu
n
20
10
Ca
-
pa
ian
SP
M
Ta
hu
n
20
11
BERI
TA
ND
A
“V” B
ILA
TE
LAH
D
IMU
AT
AN
GK
A
AB
SO
LU
T
PE
NC
A-
PA
IAN
(%)
AN
G-
GA
RA
N
(Rp
Ju
ta)
AN
GK
A
AB
SO
LU
T
RE
N-
CA
NA
N
PE
NC
A-
PA
IAN
(%)
AN
G-
GA
RA
N
(Rp
Juta
)
TA
-
HU
N
Nil
ai
RKP
REN
-JA
RP-
JMRE
N-
STRA
PE
MB
I-
LA
NG
PE
NY
E-
BU
T
PE
MB
I-
LA
NG
PE
NY
E-
BU
T
BID
AN
G K
ES
EH
AT
AN
AP
EL
AY
AN
AN
KE
SE
HA
TA
N D
AS
AR
1
Caku
pan
kunj
unga
n ib
u ha
mil
K4
11.1
78
13.3
77
84%
11.4
60,0
0 13
.783
14
.508
95
%17
.460
,0
2015
95%
8810
0
2
Caku
pan
kom
plik
asi
kebi
dana
n ya
ng
dita
ngan
i
2.45
4 2.
675
92%
20.8
21,5
0 2.
321
2.90
0 80
%58
.200
,0
2015
80%
115
100
3
Caku
pan
pert
olon
gan
pers
alin
an
oleh
bid
an
atau
tena
ga
kese
hata
n ya
ng m
emili
ki
kom
pete
nsi
kebi
dana
n.
12.2
12
12.2
26
100%
27.6
82,5
0 13
.846
13
.846
10
0%18
.697
,5
2015
90%
111
111
4
Caku
pan
pela
yana
n Ib
u N
ifas

72
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
72
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
NO
I N
D I
K A
T O
R2
01
02
01
1T
AR
GE
TC
a-
pa
ian
SP
M
Ta
hu
n
20
10
Ca
-
pa
ian
SP
M
Ta
hu
n
20
11
BERI
TA
ND
A
“V” B
ILA
TE
LAH
D
IMU
AT
AN
GK
A
AB
SO
LU
T
PE
NC
A-
PA
IAN
(%)
AN
G-
GA
RA
N
(Rp
Ju
ta)
AN
GK
A
AB
SO
LU
T
RE
N-
CA
NA
N
PE
NC
A-
PA
IAN
(%)
AN
G-
GA
RA
N
(Rp
Juta
)
TA
-
HU
N
Nil
ai
RKP
REN
-JA
RP-
JMRE
N-
STRA
PE
MB
I-
LA
NG
PE
NY
E-
BU
T
PE
MB
I-
LA
NG
PE
NY
E-
BU
T
5
Caku
pan
neon
atal
de
ngan
ko
mpl
ikas
i ya
ng
dita
ngan
i.
6
Caku
pan
kunj
unga
n ba
yi.
7
Cak
upan
D
esa/
Kelu
raha
n U
nive
rsal
Ch
ild
Imm
uniz
atio
n (U
CI).
8
Caku
pan
pela
yana
n an
ak b
alita
.

73
BAB 5 TAHAPAN PENYUSUNAN RENCANA PENCAPAIAN SPM DI DAERAH
73
NO
I N
D I
K A
T O
R2
01
02
01
1T
AR
GE
TC
a-
pa
ian
SP
M
Ta
hu
n
20
10
Ca
-
pa
ian
SP
M
Ta
hu
n
20
11
BERI
TA
ND
A
“V” B
ILA
TE
LAH
D
IMU
AT
AN
GK
A
AB
SO
LU
T
PE
NC
A-
PA
IAN
(%)
AN
G-
GA
RA
N
(Rp
Ju
ta)
AN
GK
A
AB
SO
LU
T
RE
N-
CA
NA
N
PE
NC
A-
PA
IAN
(%)
AN
G-
GA
RA
N
(Rp
Juta
)
TA
-
HU
N
Nil
ai
RKP
REN
-JA
RP-
JMRE
N-
STRA
PE
MB
I-
LA
NG
PE
NY
E-
BU
T
PE
MB
I-
LA
NG
PE
NY
E-
BU
T
9
Caku
pan
pem
beria
n m
akan
an
pend
ampi
ng
ASI
pad
a an
ak u
sia
6-24
bul
an
kelu
arga
m
iski
n.
10
Caku
pan
Balit
a gi
zi
buru
k m
enda
pat
pera
wat
an.
11
Caku
pan
penj
arin
gan
kese
hata
n si
swa
SD d
an
setin
gkat
.
12
Cak
upan
pe
sert
a KB
A
ktif.

74
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
74
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
NO
I N
D I
K A
T O
R2
01
02
01
1T
AR
GE
TC
a-
pa
ian
SP
M
Ta
hu
n
20
10
Ca
-
pa
ian
SP
M
Ta
hu
n
20
11
BERI
TA
ND
A
“V” B
ILA
TE
LAH
D
IMU
AT
AN
GK
A
AB
SO
LU
T
PE
NC
A-
PA
IAN
(%)
AN
G-
GA
RA
N
(Rp
Ju
ta)
AN
GK
A
AB
SO
LU
T
RE
N-
CA
NA
N
PE
NC
A-
PA
IAN
(%)
AN
G-
GA
RA
N
(Rp
Juta
)
TA
-
HU
N
Nil
ai
RKP
REN
-JA
RP-
JMRE
N-
STRA
PE
MB
I-
LA
NG
PE
NY
E-
BU
T
PE
MB
I-
LA
NG
PE
NY
E-
BU
T
13
Caku
pan
Pene
mua
n da
n pe
nang
anan
pe
nder
ita
peny
akit.
a. A
FP ra
te
per 1
00.0
00
pndd
k <
15 th
b. P
enem
n pe
nder
ita
pneu
mon
ia
balit
a
c. P
enem
uan
pasi
en b
aru
TB B
TA +
d. P
ende
rita
DB
yg
dita
ngan
i
e. P
enem
uan
pend
erita
di
are

75
BAB 5 TAHAPAN PENYUSUNAN RENCANA PENCAPAIAN SPM DI DAERAH
75
NO
I N
D I
K A
T O
R2
01
02
01
1T
AR
GE
TC
a-
pa
ian
SP
M
Ta
hu
n
20
10
Ca
-
pa
ian
SP
M
Ta
hu
n
20
11
BERI
TA
ND
A
“V” B
ILA
TE
LAH
D
IMU
AT
AN
GK
A
AB
SO
LU
T
PE
NC
A-
PA
IAN
(%)
AN
G-
GA
RA
N
(Rp
Ju
ta)
AN
GK
A
AB
SO
LU
T
RE
N-
CA
NA
N
PE
NC
A-
PA
IAN
(%)
AN
G-
GA
RA
N
(Rp
Juta
)
TA
-
HU
N
Nil
ai
RKP
REN
-JA
RP-
JMRE
N-
STRA
PE
MB
I-
LA
NG
PE
NY
E-
BU
T
PE
MB
I-
LA
NG
PE
NY
E-
BU
T
14
Caku
pan
pela
yana
n ke
seha
tan
dasa
r m
asya
raka
t m
iski
n
BP
ela
ya
na
n K
ese
ha
tan
Ru
juk
an
15
Caku
pan
pela
yana
n ke
seha
tan
ruju
kan
pasi
en
mas
yara
kat
mis
kin.
16
Caku
pan
pela
yana
n ga
wat
da
rura
t lev
el
1 yg
har
us
dibe
rikan
sa
rana
ke
seha
tan
(RS)
di K
ab/
Kota
.

76
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
76
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
NO
I N
D I
K A
T O
R2
01
02
01
1T
AR
GE
TC
a-
pa
ian
SP
M
Ta
hu
n
20
10
Ca
-
pa
ian
SP
M
Ta
hu
n
20
11
BERI
TA
ND
A
“V” B
ILA
TE
LAH
D
IMU
AT
AN
GK
A
AB
SO
LU
T
PE
NC
A-
PA
IAN
(%)
AN
G-
GA
RA
N
(Rp
Ju
ta)
AN
GK
A
AB
SO
LU
T
RE
N-
CA
NA
N
PE
NC
A-
PA
IAN
(%)
AN
G-
GA
RA
N
(Rp
Juta
)
TA
-
HU
N
Nil
ai
RKP
REN
-JA
RP-
JMRE
N-
STRA
PE
MB
I-
LA
NG
PE
NY
E-
BU
T
PE
MB
I-
LA
NG
PE
NY
E-
BU
T
CP
en
ye
lid
ika
n e
pid
em
iolo
gi
da
n P
en
an
gg
ula
ng
an
KL
B
17
Caku
pan
Des
a/Ke
lura
han
men
gala
mi
KLB
yang
di
laku
kan
peny
elid
ikan
ep
idem
iolo
gi
<24
jam
.
D.
Pro
mo
si k
ese
ha
tan
da
n p
em
be
rda
ya
an
ma
sya
rak
a
18
Caku
pan
Des
a Si
aga
Akt
if.
sum
ber:
inst
ansi
terk
ait K
ab. B
antu
l, 20
11.

77
BAB 5 TAHAPAN PENYUSUNAN RENCANA PENCAPAIAN SPM DI DAERAH
77
5.11 Pelaporan Penerapan SPM di Daerah
PP No. 65/2005 mengamanatkan bahwa rencana pencapaian target tahunan SPM serta realisasinya diinformasikan kepada masyarakat dan berdasarkan Permendagri No. 79/2007 merupakan bagian dari LPPD, LKPJ, ILPPD. Mekanisme pelaksanaan laporan umum dan teknis kinerja penerapan dan pencapaian SPM dilakukan mengikuti tahapan dan tatacara yang telah diatur di dalam Permendagri No. 6/2007. Untuk mendorong percepatan pelaksanaan penerapan dan pencapaian SPM d daerah, Kementerian Dalam Negeri melalui SE Mendagri No. 100/1023/SJ/2012 tentang Percepatan Pelaksanaan Penerapan dan Pencapaian SPM di Daerah, meminta kepada Gubernur dan Bupati/Walikota untuk melaporkan perkembangan pelaksanaan penerapan dan pencapaian SPM di Daerah yang meliputi tahapan sosialisasi, perhitungan pembiayaan dan penerapan SPM dalam perencanaan dan anggaran daerah serta kinerja pencapaian SPM.
Mekanisme Pelaporan Penerapan SPM di Daerah
Bupati/Walikota melaporkan perkembangan pelaksanaan penerapan dan pencapaian SPM kabupaten/kota kepada Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur dengan tembusan Direktur Jenderal Otonomi Daerah dan Sekretaris Jenderal Kementerian/Sekretaris Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK);
Gubernur melaporkan perkembangan penerapan dan pencapaian SPM di wilayah provinsi kepada Menteri Dalam Negeri dengan tembusan kepada Direktur Jenderal Otonomi Daerah, dan Sekretaris Jenderal Kementerian/Sekretaris LPNK, yang mencakup 2 (dua) hal:1. Laporan perkembangan penerapan dan pencapaian SPM Provinsi;2. Laporan rekapitulasi (hasil kajian, analisa dan evaluasi) perkembangan
percepatan penerapan SPM kabupaten/kota
Substansi laporan meliputi perkembangan, langkah-langkah penerapan dan pencapaian target SPM di daerah, kendala dan permasalahan serta tindak lanjut yang diperlukan.
Waktu Pelaporan
Laporan Semester 1 merupakan hasil monitoring dan evaluasi paling lambat pada bulan Juni, yang memuat kondisi aktual perkembangan penerapan SPM terutama dalam hal pelaksanaan sosialisasi, perhitungan anggaran dan penerapan SPM dalam perencanaan dan anggaran daerah. Subtansi laporan ini mencakup: sinergitas penerapan

78
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
78
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
SPM dalam dokumen Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) dan dokumen Kebijakan Umum Anggaran (KUA) didukung dengan uoaya dan langkah-langkah yang telah dilakukan oleh daerah;
Laporan Semester 2 disampaikan paling lambat akhir Desember, menyampaikan laporan tahunan kinerja penerapan dan pencapaian SPM. Laporan ini merupakan bahan dalam penyusunan LPPD bagi daerah dan dalam rangka penyusunan kebijakan nasional lebih lanjut oleh pemerintah.
Penyusunan Laporan Tahunan Kinerja Penerapan dan Pencapaian SPM di Daerah
Laporan tahunan kinerja penerapan dan pencapaian SPM di daerah memberikan informasi mengenai capaian kinerja pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib pemerintah daerah. Penyusunan laporan dimaksudkan untuk menyajikan informasi dalam bentuk yang mudah dipahami, bisa diperbandingkan, memenuhi kebutuhan informasi pengguna, serta membantu pengguna untuk menarik kesimpulan yang berguna. Sistem pelaporan harus mampu menyajikan apa yang diharapkan, apa yang sebenarnya dicapai serta mempertanggungjawabkan perbedaan diantara keduanya.
Laporan tahunan kinerja penerapan dan pencapaian SPM disusun berdasarkan laporan triwulanan hasil monitoring (pemantauan dan supervisi) dan hasil evaluasi setelah tahun anggaran berjalan. Materi pelaporan memfokuskan pada analisis indikator capaian SPM dengan membandingkan antara target dan realisasi capaian pada tahun berjalan.
Memasukan Laporan Penerapan dan Pencapaian SPM dalam LPPD, LKPJ dan ILPD
Laporan pencapaian SPM yang disusun pemerintah daerah selanjutnya menjadi bagian yang disampaikan dalam LPPD, LKPJ dan ILPD. Pengertian masing-masing laporan diatas adalah:
(i) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah yang selanjutnya disebut LPPD adalah laporan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah selama 1 (satu) tahun anggaran berdasarkan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) yang disampaikan oleh kepala daerah kepada Pemerintah. Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) disampaikan kepada Pemerintah Pusat, paling lambat 3 bulan setelah TA berakhir.

79
BAB 5 TAHAPAN PENYUSUNAN RENCANA PENCAPAIAN SPM DI DAERAH
79
(ii) Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD yang selanjutnya disebut LKPJ adalah laporan yang berupa informasi penyelenggaraan pemerintahan daerah selama 1 (satu) tahun anggaran atau akhir masa jabatan yang disampaikan oleh kepala daerah kepada DPRD paling lambat 3 bulan setelah TA berakhir.
(iii) Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah informasi penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada masyarakat melalui media yang tersedia di daerah. Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah informasi penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada masyarakat melalui media yang tersedia di daerah. Informasi LPPD disampaikan kepada masyarakat melalui media cetak atau elektronik.
Kotak 2. Penyajian Laporan Kinerja Penerapan dan Pencapaian
SPM di Daerah
BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang1.2 Maksud dan Tujuan1.3 Dasar Hukum Penyusunan1.4 Sistematika Penulisan
BAB II PROFIL PELAYANAN DASAR2.1 Gambaran Umum Penerapan SPM di Daerah (berisikan uraian singkat penerapan
dan pencapaian SPM di daerah serta permasalahan yang dihadapi)
Contoh TabelIdentifi kasi Permasalahan Pencapaian SPMNo Indikator SPM Kondisi
Pencapaian SPM:Belum Tercapai
(<)Sesuai (=)
Melampaui (>)
Permasalahan Faktor –Faktor Penentu
Keberhasilan
(1) (2) (3) (4) (5)1. SPM Bidang Kesehatan
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4
Belum tercapai Kurangnya penyadaran kepada ibu hamil yang berada di pelosok
Peningkatan peran bidan/perawat untuk memonitor kunjungan ibu hamil
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
Belum tercapai Kurangnya tenaga kesehatan untuk membantu persalinan
Ketersediaan tenaga kesehatan di puskesmas
Dan seterusnya ......

80
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
80
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
No Indikator SPM Kondisi Pencapaian SPM:Belum Tercapai
(<)Sesuai (=)
Melampaui (>)
Permasalahan Faktor –Faktor Penentu
Keberhasilan
2. SPM Bidang PU dan Penataan RuangTersedianya informasi mengenaiRencana Tata Ruang (RTR) wilayah kabupaten/kota beserta rencana rincinya melalui peta analog dan peta digital
2.2 SPM Bidang Kesehatan(disajikan dalam bentuk tabel/matrik kondisi capaian SPM dan target capaian SPM)2.2.1 Pelayanan Dasar Kesehatan
2.2.1.1 Indikator 1: ................- Kondisi capaian SPM- Permasalahan- Faktor-faktor penentu keberhasilan
2.2.2 Indikator 2: ........................- Kondisi capaian SPM- Permasalahan- Faktor-faktor penentu keberhasilan
2.2.3 Indikator n: ..................- Kondisi capaian SPM- Permasalahan- Faktor-faktor penentu keberhasilan
2.3 SPM Bidang Pendidikan2.3.1.1 Pelayanan Pendidikan dasar2.3.1.2 Indikator 1: ................
- Kondisi capaian SPM- Permasalahan- Faktor-faktor penentu keberhasilan
2.3.2 Indikator 2: ........................- Kondisi capaian SPM- Permasalahan
Faktor-faktor penentu keberhasilan2.4 SPM Bidang Lingkungan Hidup2.5 Dst

81
BAB 5 TAHAPAN PENYUSUNAN RENCANA PENCAPAIAN SPM DI DAERAH
81
BAB III RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN SPM DI DAERAH DISERTAI TARGET CAPAIAN SPM DAN KEBUTUHAN PENDANAAN
(berisikan tabel rencana program dan kegiatan penerapan dan pencapaian SPM di daerah disertai target capaian SPM dan kebutuhan pendanaan tahunan)
Program/Kegiatan
Indikator SPM
Capaian SPM Tahun
2012
Target Capaian dan Kebutuhan Pendanaan
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
Target Rp. Target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)Urusan Kesehatan
Program Peningkatan Keselamatan Ibu dan Anak Melahirkan
Cakupan kunjungan bumil K4
94%(22.414 bumil)
94,2% 60 juta
95% 65 juta
95,2% 75 juta
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
78%(3.353 bumil)
79,7% 100 juta
80% 103 jt
80,3% 110 juta
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
93%(21.254 ibu
bersalin)
95% 70 juta
95,8% 75 juta
96,2% 80 juta
Cakupan pelayanan nifas
92%(21.026 ibu
nifas)
95% 50 juta
96% 55 juta
97% 65 juta
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Cakupan desa siaga aktif
94%(22.414
desa siaga aktif )
94,2% 70 juta
95% 75 juta
95,2% 80 juta
Program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
Cakupan desa/kelurahan UCI
Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan PE kurang dari 24 jam

82
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
82
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
REFERENSI
Buku
Departemen Dalam Negeri, GTZ, Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. (2008). Pedoman Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal (SPM).
GTZ, PSEKP UGM, APKASI. (2009). Penyusunan Analisis Standar Belanja. Pengalaman Praktis di Pemerintah Daerah.
Kementerian Dalam Negeri. (2011). Himpunan Produk Hukum Standar Pelayanan Minimal (SPM).
Peraturan Perundangan
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah.
Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal.
Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Masyarakat.
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.

83
REFERENSI
83
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.
Bahan Presentasi dan Referensi Lain
Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, Kementerian Keuangan. (2008). Standar Pelayanan Minimum dan Perkiraan Beban pada APBD dan APBN.
Direktur UPD II, Direktorat Jenderal Otonomi Daerah, Kementerian Dalam Negeri. (2010). Konsepsi Umum Rencana Penerapan dan Pencapaian Standar Pelayanan Minimal.
Direktur UPD I, Direktorat Jenderal Otonomi Daerah, Kementerian Dalam Negeri. (2013). Sosialisasi dan Evaluasi Implementasi Standar Pelayanan Minimal (SPM).
DSF. (2011). Penerapan E-Costing.
GTZ. (2010). Rancangan Pedoman Teknis Teknis Pengintegrasian Standar Pelayanan Minimal (SPM) dalam Perencanaan dan Penganggaran.
GTZ. (2010). Notulensi Diskusi Pembahasan Rancangan Pedoman Teknis dan Policy Brief tentang Pengintegrasian Standar Pelayanan Minimal (SPM) dalam Perencanaan dan Penganggaran. Jakarta.
GIZ. (2011). Catatan dan Status Penetapan SPM.
Lewis, Blane D. (2008). Standar Pelayanan Minimum dalam Pendidikan Sekolah Dasar di Indonesia: Input, Output, Biaya dan Efi siensi Fasilitas Pendukung Desentralisasi, DSF.

84
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
84
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
LAM
PIR
AN
LAM
PIR
AN
I PR
OFI
L PE
LAYA
NA
N D
ASA
R D
I PR
OVIN
SI
No
Jen
is P
ela
ya
na
nS
tan
da
r P
ela
ya
na
n M
inim
al
(SP
M)
Ta
hu
n
Pe
nc
ap
aia
n
Re
ali
sasi
C
ap
aia
n T
ah
un
Ind
ika
tor
Ta
rge
t1
23
45
I.S
PM
Bid
an
g S
osi
al
Da
era
h
1.
Pela
ksan
aan
prog
ram
/keg
iata
n bi
dang
sos
ial
a.
Pem
beria
n ba
ntua
n so
sial
bag
i Pen
yand
ang
Mas
alah
Kes
ejah
tera
an
Sosi
al s
kala
Pro
vins
i.
Pers
enta
se (%
) PM
KS s
kala
pro
vins
i ya
ng m
empe
role
h ba
ntua
n so
sial
unt
uk
pem
enuh
an k
ebut
uhan
das
ar.
80%
2008
-201
5
b.
Peny
elen
ggar
aan
pela
yana
n da
n re
habi
litas
i sos
ial
dala
m p
anti
sosi
al s
kala
pr
ovin
si.
Pers
enta
se (%
) Pan
ti So
sial
ska
la
prov
insi
yan
g m
elak
sana
kan
stan
dar
oper
asio
nal p
elay
anan
kes
ejah
tera
an
sosi
al.
60%
2008
-201
5
2.
Peny
edia
an s
aran
a da
n pr
asar
ana
sosi
ala.
Pe
nyed
iaan
sar
ana
dan
pras
aran
a so
sial
ska
la
prov
insi
.
Pers
enta
se (%
) pan
ti so
sial
ska
la
prov
insi
yan
g m
enye
diak
an s
aran
a pr
asar
ana
pela
yana
n ke
seja
hter
aan
sosi
al.
80%
2008
-201
5
b.
Peny
edia
an s
aran
a pr
asar
ana
pela
yana
n lu
ar
pant
i ska
la p
rovi
nsi.
Pers
enta
se (%
) Org
anis
asi S
osia
l/Ya
yasa
n/LS
M y
ang
men
yedi
akan
sar
ana
pras
aran
a pe
laya
nan
kese
jaht
eraa
n so
sial
luar
pan
ti.
60%
2008
-201
5
3.
Pena
nggu
lang
an
korb
an b
enca
naa.
Ba
ntua
n so
sial
bag
i ko
rban
ben
cana
ska
la
prov
insi
.
Pers
enta
se (%
) kab
upat
en/k
ota
yang
m
enga
lam
i ben
cana
mem
berik
an
bant
uan
sosi
al b
agi k
orba
n be
ncan
a sk
ala
prov
insi
.
80%
2008
-201
5
b.
Evak
uasi
kor
ban
benc
ana
skal
a pr
ovin
si.
Pers
enta
se (%
) kab
upat
en/k
ota
yang
m
engg
unak
an s
aran
a pr
asar
ana
tang
gap
daru
rat l
engk
ap u
ntuk
ev
akua
si k
orba
n be
ncan
a sk
ala
prov
insi
.
80%
2008
-201
5

85
LAMPIRAN
85
No
Jen
is P
ela
ya
na
nS
tan
da
r P
ela
ya
na
n M
inim
al
(SP
M)
Ta
hu
n
Pe
nc
ap
aia
n
Re
ali
sasi
C
ap
aia
n T
ah
un
Ind
ika
tor
Ta
rge
t1
23
45
4.
Pela
ksan
aan
dan
peng
emba
ngan
jam
inan
sos
ial
bagi
pen
yand
ang
caca
t fi s
ik d
an m
enta
l, se
rta
lanj
ut u
sia
tidak
pot
ensi
al-
peny
elen
gara
an ja
min
an s
osia
l ska
la p
rovi
nsi
Pers
enta
se (%
) kab
upat
en/k
ota
yang
m
enye
leng
gara
kan
jam
inan
sos
ial b
agi
peny
anda
ng c
acat
fi si
k da
n m
enta
l, se
rta
lanj
ut u
sia
tidak
pot
ensi
al.
40%
2008
-201
5
II.
SP
M B
ida
ng
Lin
gk
un
ga
n H
idu
p
1.
Pela
yana
n in
form
asi s
tatu
s m
utu
air
Pros
enta
se ju
mla
h su
mbe
r air
yang
di
pant
au k
ualit
asny
a, d
iteta
pkan
sta
tus
mut
u ai
rnya
dan
diin
form
asik
an s
tatu
s m
utu
airn
ya.
100%
2013
2.
Pela
yana
n in
form
asi s
tatu
s m
utu
udar
a am
bien
Pros
enta
se ju
mla
h ka
bupa
ten/
kota
yan
g di
pant
au k
ualit
as u
dara
am
bien
nya
dan
diin
form
asik
an m
utu
udar
a am
bien
nya.
100%
2013
3.
Pela
yana
n tin
dak
lanj
ut p
enga
duan
mas
yara
kat
akib
at a
dany
a du
gaan
pen
cem
aran
dan
/ata
u pe
rusa
kan
lingk
unga
n.
Pros
enta
se ju
mla
h pe
ngad
uan
mas
yara
kat a
kiba
t ada
nya
duga
an
penc
emar
an d
an/a
tau
peru
saka
n lin
gkun
gan
hidu
p ya
ng d
itind
akla
njut
i.
100%
2013
III.
SP
M B
ida
ng
Pe
rum
ah
an
Ra
ky
at
1.
Rum
ah L
ayak
Hun
i dan
Terja
ngka
uCa
kupa
n ke
ters
edia
an ru
mah
laya
k hu
ni.
100%
2009
-202
5Ca
kupa
n la
yana
n ru
mah
laya
k hu
ni d
an
terja
ngka
u.70
%20
09-2
025
2.
Ling
kung
an Y
ang
Seha
t dan
Am
an y
ang
didu
kung
de
ngan
pra
sara
na, s
aran
a da
n ut
ilita
s um
um (P
SU)
Caku
pan
lingk
unga
n ya
ng s
ehat
dan
am
an y
ang
didu
kung
den
gan
PSU
.10
0%20
09-2
025
IV.
Bid
an
g K
ete
na
ga
ke
rja
an
1.
Pela
yana
n Pe
latih
an
Kerja
a.
Besa
ran
tena
ga k
erja
ya
ng m
enda
pat
pela
tihan
ber
basi
s ko
mpe
tens
i.
Pers
enta
se ju
mla
h te
naga
ker
ja y
ang
dila
tih d
alam
wak
tu s
atu
sam
pai l
ima
tahu
n se
cara
kum
ulat
if di
band
ingk
an
deng
an ju
mla
h or
ang
yang
men
daft
ar
pela
tihan
ber
basi
s ko
mpe
tens
i.
75%
2016
b.
Besa
ran
tena
ga k
erja
ya
ng m
enda
pat
pela
tihan
ber
basi
s m
asya
raka
t.
Pers
enta
se ju
mla
h te
naga
ker
ja y
ang
dila
tih d
alam
wak
tu s
atu
sam
pai l
ima
tahu
n se
cara
kum
ulat
if di
band
ingk
an
deng
an ju
mla
h or
ang
yang
men
daft
ar
pela
tihan
ber
basi
s m
asya
raka
t.
60%
2016

86
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
86
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
No
Jen
is P
ela
ya
na
nS
tan
da
r P
ela
ya
na
n M
inim
al
(SP
M)
Ta
hu
n
Pe
nc
ap
aia
n
Re
ali
sasi
C
ap
aia
n T
ah
un
Ind
ika
tor
Ta
rge
t1
23
45
c. Be
sara
n te
naga
ker
ja
yang
men
dapa
t pe
latih
an
kew
iraus
ahaa
n
Pers
enta
se ju
mla
h te
naga
ker
ja y
ang
dila
tih d
alam
wak
tu s
atu
sam
pai l
ima
tahu
n se
car a
kum
ulat
if di
band
ingk
an
deng
an ju
mla
h or
ang
yang
men
daft
ar
pela
tihan
kew
iraus
ahaa
n.
60%
2016
2.
Pela
yana
n Pe
nem
pata
n Te
naga
Ke
rja
Besa
ran
penc
ari k
erja
ya
ng te
rdaf
tar y
ang
dite
mpa
tkan
.
Pers
enta
se ju
mla
h pe
ncar
i ker
ja y
ang
men
daft
arka
n da
n te
rcat
at p
ada
dina
s ka
bupa
ten/
kota
yan
g m
enan
gani
bi
dang
ket
enag
aker
jaan
dan
jum
lah
penc
ari k
erja
yan
g di
terim
a be
kerja
ole
h pe
mbe
ri ke
rja d
alam
hal
ini p
erus
ahaa
n ya
ng m
enda
ftar
kan
low
onga
n pe
kerja
anny
a pa
da d
inas
kab
upat
en/
kota
.
70%
2016
3.
Pela
yana
n Pe
nyel
esai
an
Pers
elis
ihan
H
ubun
gan
Indu
stria
l
Besa
ran
kasu
s ya
ng
dise
lesa
ikan
den
gan
perja
njia
n be
rsam
a.
Jum
lah
kasu
s pe
rsel
isih
an h
ubun
gan
indu
stria
l yan
g di
sele
saik
anol
eh
Med
iato
r Hub
unga
n In
dust
rial
yang
ber
kedu
duka
n di
inst
ansi
ya
ng b
erta
nggu
ngja
wab
di b
idan
g ke
tena
gake
rjaan
pem
erin
tah
pusa
t, pe
mer
inta
h pr
ovin
si d
an k
abup
aten
/ko
ta y
ang
peny
eles
aian
nya
sam
pai
pada
ting
kat p
erja
njia
n be
rsam
a (P
B) .
50%
2016
4.
Pela
yana
n Ke
pese
rtaa
n Ja
mso
stek
Besa
ran
peke
rja/ b
uruh
ya
ng m
enja
di p
eser
ta
prog
ram
Jam
sost
ek.
Jum
lah
peke
rja/b
uruh
di p
erus
ahaa
n ya
ng m
enja
di p
eser
ta JA
MSO
STEK
.50
%20
16

87
LAMPIRAN
87
No
Jen
is P
ela
ya
na
nS
tan
da
r P
ela
ya
na
n M
inim
al
(SP
M)
Ta
hu
n
Pe
nc
ap
aia
n
Re
ali
sasi
C
ap
aia
n T
ah
un
Ind
ika
tor
Ta
rge
t1
23
45
5.
Pela
yana
n Pe
ngaw
asan
Ke
tena
gake
rjaan
a. B
esar
an P
emer
iksa
an
Peru
saha
an.
Pers
enta
se ju
mla
h pe
rusa
haan
yan
g te
rdaf
tar p
ada
dina
s pr
ovin
si d
an
kabu
pate
n/ko
ta y
ang
men
anga
ni
bida
ng k
eten
aga
kerja
an d
an ju
mla
h pe
rusa
haan
yan
g te
lah
dila
kuka
n pe
mer
iksa
an.
45%
2016
b.
Besa
ran
peng
ujia
n pe
rala
tan
di
Peru
saha
an.
Pers
enta
se ju
mla
h pe
rala
tan
yang
te
rdaf
tar p
ada
dina
s pr
ovin
si d
an
kabu
pate
n/ko
ta d
an ju
mla
h pe
rala
tan
yang
tela
h di
laku
kan
peng
ujia
n.
50%
2016
V.
SP
M B
ida
ng
Pe
lay
an
an
Te
rpa
du
Ba
gi
Pe
rem
pu
an
da
n A
na
k K
orb
an
Ke
ke
rasa
n
1.
Pena
ngan
an p
enga
duan
/lapo
ran
korb
an
keke
rasa
n te
rhad
ap p
erem
puan
dan
ana
kCa
kupa
n pe
rem
puan
dan
ana
k ko
rban
kek
eras
an y
ang
men
dapa
tkan
pe
nang
anan
pen
gadu
an o
leh
petu
gas
terla
tih d
i dal
am u
nit p
elay
anan
terp
adu.
100%
2014
2.
Pela
yana
n ke
seha
tan
bagi
per
empu
an d
an a
nak
korb
an k
eker
asan
Caku
pan
pere
mpu
an d
an a
nak
korb
an
keke
rasa
n ya
ng m
enda
patk
an la
yana
n ke
seha
tan
oleh
tena
ga k
eseh
atan
terla
tih
di P
uske
smas
mam
pu ta
tala
ksan
a Kt
P/A
da
n PP
T/PK
T di
Rum
ah S
akit.
100%
2014
3.
Reha
bilit
asi s
osia
l bag
i per
empu
an d
an a
nak
korb
an k
eker
asan
Caku
pan
laya
nan
reha
bilit
asi s
osia
l ya
ng d
iber
ikan
ole
h pe
tuga
s re
habi
litas
i so
sial
terla
tih b
agi p
erem
puan
dan
an
ak k
orba
n ke
kera
san
di d
alam
uni
t pe
laya
nan
terp
adu.
75%
2014

88
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
88
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
No
Jen
is P
ela
ya
na
nS
tan
da
r P
ela
ya
na
n M
inim
al
(SP
M)
Ta
hu
n
Pe
nc
ap
aia
n
Re
ali
sasi
C
ap
aia
n T
ah
un
Ind
ika
tor
Ta
rge
t1
23
45
Caku
pan
laya
nan
bim
bing
an ro
hani
ya
ng d
iber
ikan
ole
h pe
tuga
s bi
mbi
ngan
ro
han
terla
tih b
agi p
erem
puan
dan
an
ak k
orba
n ke
kera
san
di d
alam
uni
t pe
laya
nan
75%
2014
4.
Pene
gaka
n da
n ba
ntua
n hu
kum
bag
i per
empu
an
dan
anak
korb
an k
eker
asan
Caku
pan
pene
gaka
n hu
kum
dar
i tin
gkat
pe
nyid
ikan
sam
pai d
enga
n pu
tusa
n pe
ngad
ilan
atas
kas
us-k
asus
kek
eras
an
terh
adap
per
empu
an d
an a
nak.
80%
2014
Caku
pan
laya
nan
pere
mpu
an d
an a
nak
korb
an k
eker
asan
yan
g m
enda
patk
an
laya
nan
bant
uan
huku
m.
50%
2014
5.
Pem
ulan
gan
dan
rein
tegr
asi s
osia
l bag
i pe
rem
puan
dan
ana
k ko
rban
kek
eras
an.
Caku
pan
laya
nan
pem
ulan
gan
bagi
pe
rem
puan
dan
ana
k ko
rban
kek
eras
an.
50%
2014
Caku
pan
laya
nan
rein
tegr
asi s
osia
l bag
i pe
rem
puan
dan
ana
k ko
rban
kek
eras
an.
100%
2014
VI.
Bid
an
g K
eta
ha
na
n P
an
ga
n
1.
Kete
rsed
iaan
dan
Ca
dang
an P
anga
na.
Ke
ters
edia
an e
nerg
i dan
pr
otei
n pe
r kap
itaPe
nyed
iaan
pan
gan
terd
iri d
ari
kom
pone
n pr
oduk
si, p
erub
ahan
sto
k,
impo
r dan
eks
por.
90%
2015
b.
Peng
uata
n Ca
dang
an
pang
anTe
rsed
iany
a ca
dang
an p
emer
inta
h di
tin
gkat
pro
vins
i min
imal
seb
esar
200
to
n ek
uiva
len
bera
s
60%
2015

89
LAMPIRAN
89
No
Jen
is P
ela
ya
na
nS
tan
da
r P
ela
ya
na
n M
inim
al
(SP
M)
Ta
hu
n
Pe
nc
ap
aia
n
Re
ali
sasi
C
ap
aia
n T
ah
un
Ind
ika
tor
Ta
rge
t1
23
45
2.
Dis
trib
usi d
an a
kses
pa
ngan
a.
Kete
rsed
iaan
info
rmas
i pa
soka
n, h
arga
dan
ak
ses
pang
an d
i dae
rah
kum
pula
n d
ata
harg
a pa
ngan
, pa
soka
n pa
ngan
, dan
aks
es p
anga
n ya
ng d
ipan
tau
dan
diku
mpu
lkan
ole
h
prov
insi
unt
uk d
apat
dig
unak
an s
ebag
ai
baha
n pe
mbu
atan
ana
lisis
per
umus
an
kebi
jaka
n ya
ng te
rkai
t den
gan
mas
alah
di
strib
usi p
anga
n ya
ng d
isaj
ikan
dal
am
perio
de m
ingg
uan/
bul
anan
/kua
rtal
/ta
huna
n
90%
2015
b.
Stab
ilita
s ha
rga
dan
paso
kan
pang
ana.
Har
ga d
inya
taka
n st
abil
jika
gejo
lak
harg
a pa
ngan
di s
uatu
wila
yah
kura
ng d
ari 2
5 %
dar
i kon
disi
no
rmal
b. Pa
soka
n pa
ngan
din
yata
kan
stab
il jik
a pe
nuru
nan
paso
kan
pang
an d
i su
atu
wila
yah
berk
isar
ant
ara
5 %
- 40
%
90%
2015
3.
Peng
anek
arag
aman
da
n Ke
aman
an
Pang
an
a.
Penc
apai
an s
kor P
ola
Pang
an H
arap
an (P
PH)
Pers
enta
se d
ari p
erba
ndin
gan
anta
ra
ener
gi d
ari m
asin
g-m
asin
g ko
mod
itas
pang
an d
enga
n an
gka
kecu
kupa
n gi
zi
90%
2015
b.
Peng
awas
an d
an
Pem
bina
an k
eam
anan
pa
ngan
Pers
enta
se p
erba
ndin
gna
anta
ra ju
mla
h sa
mpe
l pan
gan
yang
am
an d
ikon
sum
si
di p
edag
ang
peng
umpu
l di s
atu
tem
pat
sesu
ai s
tand
ar y
ang
berla
ku d
alam
ku
run
wak
tu te
rten
tu d
enga
n ju
mla
h to
tal s
ampe
l pan
gan
yang
dia
mbi
l di
peda
gang
di s
uatu
wila
yah
men
urut
uk
uran
yan
g te
lah
dite
tapk
an d
alam
ku
run
wak
tu te
rten
tu
80%
2015

90
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
90
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
No
Jen
is P
ela
ya
na
nS
tan
da
r P
ela
ya
na
n M
inim
al
(SP
M)
Ta
hu
n
Pe
nc
ap
aia
n
Re
ali
sasi
C
ap
aia
n T
ah
un
Ind
ika
tor
Ta
rge
t1
23
45
4.
Pena
ngan
an
Kera
wan
an P
anga
na.
Pe
nang
anan
dae
rah
raw
an p
anga
nm
emba
ndin
gkan
jum
lah
pend
uduk
m
iski
n ya
ng m
engk
onsu
msi
pan
gan
berd
asar
kan
3 kr
iteria
pro
sent
ase
angk
a ke
cuku
pan
gizi
(AKG
) seb
esar
2.0
00
Kalo
ri ya
itu:
a. P
endu
duks
anga
traw
an<
70%
AKG
b. P
endu
dukp
anga
nres
iko
seda
ng<
70%
- 89
,9%
AKG
c. P
endu
dukt
ahan
pang
an>
89,9
% A
KG
60%
2015
VII
.B
ida
ng
Ke
sen
ian
1.
Perli
ndun
gan,
Pe
ngem
bang
an, d
an
Pem
anfa
atan
Bid
ang
Kese
nian
a. C
akup
an K
ajia
n Se
niD
alam
mel
aksa
naka
n ke
giat
an d
i bi
dang
kaj
ian
seni
, pem
erin
tah
prov
insi
se
kura
ng-k
uran
gnya
1 (s
atu)
kal
i dal
am
1 (s
atu)
tahu
n be
rkew
ajib
an u
ntuk
m
enye
leng
gara
kan
7 (t
ujuh
) ata
u 8
(del
apan
) keg
iata
n da
ri 15
(lim
a be
las)
ka
jian
seni
di w
ilaya
h ke
rjany
a sa
mpa
i 20
14.
50%
2014
b. Ca
kupa
n Fa
silit
as S
eni
Pem
erin
tah
prov
insi
ber
kew
ajib
an
men
yele
ngga
ra-k
an s
elur
uh fa
silit
as
sesu
ai d
enga
n ke
mam
puan
yan
g te
rsed
ia u
ntuk
keg
iata
n-ke
giat
an
kese
nian
yan
g di
sele
ngga
raka
n m
asya
raka
t, m
inim
al 1
(sat
u) a
tau
2 (d
ua) k
egia
tan
fasi
litas
sen
i sam
pai
tahu
n 20
14.
30%
2014

91
LAMPIRAN
91
No
Jen
is P
ela
ya
na
nS
tan
da
r P
ela
ya
na
n M
inim
al
(SP
M)
Ta
hu
n
Pe
nc
ap
aia
n
Re
ali
sasi
C
ap
aia
n T
ah
un
Ind
ika
tor
Ta
rge
t1
23
45
c.
Caku
pan
Gel
ar S
eni
Pem
erin
tah
prov
insi
ber
kew
ajib
an
men
yele
ngga
ra-k
an m
inim
al 3
(tig
a)
dari
4 (e
mpa
t) k
egia
tan
gela
r sen
i sa
mpa
i tah
un 2
014.
75%
2014
d.
Mis
i Kes
enia
nPe
mer
inta
h pr
ovin
si w
ajib
men
gada
kan
mis
i kes
enia
n an
tar-
daer
ah s
ekur
ang-
kura
ngny
a sa
tu k
ali d
alam
set
ahun
da
lam
rang
ka p
ertu
kara
n bu
daya
, di
plom
asi,
dan
prom
osi k
esen
ian
di
daer
ahny
a ke
luar
dae
rah.
100%
2014
2.
Sara
na d
an P
rasa
rana
a. C
akup
an S
umbe
r Day
a M
anus
ia K
esen
ian
Pem
erin
tah
prov
insi
ber
kew
ajib
an
men
umbu
hkan
par
tisip
asi m
asya
raka
t un
tuk
mem
enuh
i keb
utuh
an S
DM
da
lam
per
lindu
ngan
, pen
gem
bang
an,
dan
pem
anfa
atan
kes
enia
n, m
inim
al 2
(d
ua) d
ari 8
(del
apan
) kua
lifi k
asi S
DM
sa
mpa
i tah
un 2
014,
yai
tu:
1. S
enim
an/ b
uday
awan
; dan
2. p
amon
g bu
daya
25%
2014
b. Ca
kupa
n Te
mpa
tPe
mer
inta
h pr
ovin
si b
erke
waj
iban
m
enye
diak
an m
inim
al:
1. T
empa
t unt
uk m
engg
elar
sen
i pe
rtun
juka
n da
n un
tuk
pam
eran
2. T
empa
t mem
asar
kan
kary
a se
ni
untu
k m
enge
mba
ngka
n in
dust
ri bu
daya
.
100%
2014
c. C
akup
an O
rgan
isas
iPe
mer
inta
h pr
ovin
si m
inim
al
mel
aksa
naka
n 1
(sat
u) d
ari 3
(tig
a)
caku
pan
orga
nisa
si s
ampa
i tah
un 2
014.
34%
2014

92
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
92
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
No
Jen
is P
ela
ya
na
nS
tan
da
r P
ela
ya
na
n M
inim
al
(SP
M)
Ta
hu
n
Pe
nc
ap
aia
n
Re
ali
sasi
C
ap
aia
n T
ah
un
Ind
ika
tor
Ta
rge
t1
23
45
VII
I.S
PM
Bid
an
g P
erh
ub
un
ga
n
1.
Ang
kuta
n Ja
lan
a.
Jarin
gan
Pela
yana
n A
ngku
tan
Jala
nTe
rsed
iany
a an
gkut
an u
mum
yan
g m
elay
ani w
ilaya
h ya
ng te
lah
ters
edia
ja
ringa
n ja
lan
untu
k ja
ringa
n ja
lan
Prov
insi
.
100%
2014
b.
Jarin
gan
Pras
aran
a A
ngku
tan
Jala
nTe
rsed
iany
a te
rmin
al a
ngku
tan
penu
mpa
ng ti
pe A
pad
a se
tiap
Prov
insi
un
tuk
mel
ayan
i ang
kuta
n um
um d
alam
tr
ayek
.
100%
2014
c.
Fasi
litas
Per
leng
kapa
n Ja
lan
Ters
edia
nya
fasi
litas
per
leng
kapa
n ja
lan
(ram
bu, m
arka
, dan
gua
rdril
l) da
n pe
nera
ngan
jala
n um
um (P
JU) p
ada
jala
n Pr
ovin
si.
60%
2014
d.
Kese
lam
atan
Terp
enuh
inya
sta
ndar
kes
elam
atan
bag
i an
gkut
an u
mum
yan
g m
elay
ani t
raye
k an
tar K
ota
Dal
am P
rovi
nsi (
AKD
P).
100%
2014
e.
Sum
ber
Day
a M
anus
ia
(SD
M)
Ters
edia
nya
Sum
ber D
aya
Man
usia
(S
DM
) yan
g m
emili
ki k
ompe
tens
i se
baga
i pen
gaw
as k
elai
kan
kend
araa
n pa
da p
erus
ahaa
n an
gkut
an u
mum
, pe
ngel
ola
term
inal
dan
pen
gelo
la
perle
ngka
pan
jala
n.
100%
2014
2.
Ang
kuta
n Su
ngai
da
n D
anau
.a.
Ja
ringa
n Pe
laya
nan
Ang
kuta
n Su
ngai
dan
D
anau
Ters
edia
nya
angk
utan
sun
gai d
an d
ana
uunt
uk m
elay
ani j
arin
gan
tray
ek a
ntar
Ka
bupa
ten/
Kota
dal
am p
rovi
nsi p
ada
wila
yah
yang
ters
edia
alu
r pel
ayar
an
sung
ai d
an d
anau
yan
g da
pat d
ilaya
ri.
75%
2014

93
LAMPIRAN
93
No
Jen
is P
ela
ya
na
nS
tan
da
r P
ela
ya
na
n M
inim
al
(SP
M)
Ta
hu
n
Pe
nc
ap
aia
n
Re
ali
sasi
C
ap
aia
n T
ah
un
Ind
ika
tor
Ta
rge
t1
23
45
b.
Jarin
gan
Pras
aran
a A
ngku
tan
Sung
ai d
an
Dan
au
Ters
edia
nya
pela
buha
n su
ngai
dan
da
nau
untu
k m
elay
ani k
apal
sun
gai d
an
dana
u ya
ng b
erop
eras
i pad
a ja
ringa
n tr
ayek
ant
ar K
abup
aten
/Kot
a da
lam
Pr
ovin
si p
ada
wila
yah
yang
ters
edia
alu
r pe
laya
ran
sung
ai d
an d
anau
yan
g da
pat
dila
yari.
60%
2014
c.
Kese
lam
atan
Terp
enuh
inya
sta
ndar
kes
elam
atan
bag
i ka
pal s
unga
i dan
dan
au y
ang
bero
pera
si
pada
tray
ek a
ntar
Kab
upat
en/K
ota
dala
m
Prov
insi
.
100%
2014
d.
Sum
ber D
aya
Man
usia
(S
DM
)Te
rsed
iany
a Su
mbe
r Day
a M
anus
ia
(SD
M) y
ang
mem
iliki
kom
pete
nsi
seba
gai a
wak
kap
al a
ngku
tan
sung
ai d
an
dana
u.
100%
2014
3.
Ang
kuta
n Pe
nyeb
eran
gan
a.
Jarin
gan
Pela
yana
n A
ngku
tan
Peny
eber
anga
n
Ters
edia
nya
kapa
l pen
yebe
rang
an
yang
ber
oper
asi p
ada
linta
s an
tar
Kabu
pate
n/Ko
ta d
alam
Pro
vins
i yan
g m
engh
ubun
gkan
jala
n Pr
ovin
si y
ang
terp
utus
ole
h pe
raira
n.
75%
2014
b.
Jarin
gan
Pras
aran
a A
ngku
tan
Peny
eber
anga
n
Ters
edia
nya
pela
buha
n pa
da s
etia
p Ib
ukot
a Pr
ovin
si d
an Ib
ukot
a Ka
bupa
ten/
Kota
yan
g m
emili
ki p
elay
anan
ang
kuta
n pe
nyeb
eran
gan
yang
ber
oper
asi p
ada
linta
s an
tar K
abup
aten
/Kot
a da
lam
Pr
ovin
si d
an ti
dak
ada
alte
rnat
if ja
lan.
75%
2014

94
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
94
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
No
Jen
is P
ela
ya
na
nS
tan
da
r P
ela
ya
na
n M
inim
al
(SP
M)
Ta
hu
n
Pe
nc
ap
aia
n
Re
ali
sasi
C
ap
aia
n T
ah
un
Ind
ika
tor
Ta
rge
t1
23
45
c.
Kese
lam
atan
Terp
enuh
inya
sta
ndar
kes
elam
atan
ka
pal p
enye
bera
ngan
den
gan
ukur
an d
i ba
wah
7 G
T da
n ka
pal y
ang
bero
pera
si
pada
lint
as p
enye
bera
ngan
ant
ar
Kabu
pate
n/Ko
ta d
alam
Pro
vins
i.
100%
2014
d.
Sum
ber D
aya
Man
usia
(S
DM
)Te
rsed
iany
a Su
mbe
r Day
a M
anus
ia
(SD
M) y
ang
mem
iliki
kom
pete
nsi
seba
gai a
wak
kap
al p
enye
bera
ngan
de
ngan
uku
ran
di b
awah
7 G
T.
100%
2014
4.
Ang
kuta
n La
uta.
Ja
ringa
n Pe
laya
nan
Ang
kuta
n La
utTe
rsed
iany
a ka
pal l
aut y
ang
bero
pera
si
pada
lint
as a
ntar
Kab
upat
en/K
ota
dala
m
Prov
insi
pad
a w
ilaya
h ya
ng m
emili
ki a
lur
pela
yara
n da
n tid
ak a
da a
ltern
atif
jala
n.
100%
2014
b.
Jarin
gan
Pras
aran
a A
ngku
tan
Laut
Ters
edia
nya
derm
aga
pada
set
iap
ibuk
ota
Keca
mat
an d
alam
Kab
upat
en/
Kota
unt
uk m
elay
ani k
apal
laut
ya
ng b
erop
eras
i pad
a tr
ayek
dal
am
Kabu
pate
n/Ko
ta p
ada
wila
yah
yang
m
emili
ki a
lur p
elay
aran
dan
tida
k ad
a al
tern
atif
angk
utan
jala
n.
100%
2014
c.
Kese
lam
atan
Terp
enuh
inya
sta
ndar
ke
sela
mat
anka
pald
enga
n uk
uran
di
baw
ah 7
GT
dan
kapa
l yan
g be
rope
rasi
an
tar K
abup
aten
/Kot
a da
lam
Pro
vins
i.
100%
2014
d.
Sum
ber D
aya
Man
usia
(S
DM
)Te
rsed
iany
a Su
mbe
r Day
a M
anus
ia
(SD
M) y
ang
mem
puny
ai k
ompe
tens
i se
baga
i aw
ak k
apal
ang
kuta
n la
ut
deng
an u
kura
n di
baw
ah 7
GT
dan
kapa
l ya
ng b
erop
eras
i ant
ar K
abup
aten
/Kot
a da
lam
Pro
vins
i.
100%
2014

95
LAMPIRAN
95
No
Jen
is P
ela
ya
na
nS
tan
da
r P
ela
ya
na
n M
inim
al
(SP
M)
Ta
hu
n
Pe
nc
ap
aia
n
Re
ali
sasi
C
ap
aia
n T
ah
un
Ind
ika
tor
Ta
rge
t1
23
45
IX.
Bid
an
g P
en
an
am
an
Mo
da
l
1.
Kebi
jaka
n Pe
nana
man
Mod
alTe
rsed
iany
a in
form
asi p
elua
ng u
saha
se
ktor
/ bid
ang
usah
a un
ggul
an1
(sat
u)
sekt
or/
bida
ng
usah
a pe
r ta
hun
2014
2.
Kerja
sam
a Pe
nana
man
Mod
alTe
rsel
engg
aran
ya fa
silit
asi
pem
erin
tahd
aera
h da
lam
rang
ka
kerja
sam
a ke
mitr
aan:
1. a
ntar
a U
saha
Mik
ro,
Keci
l, M
enen
gah
dan
Kope
rasi
(UM
KM)
tingk
at p
rovi
nsi d
an p
engu
saha
na
sion
al/ a
sing
1 (s
atu)
ka
li pe
r ta
hun
2014
2. a
ntar
a U
saha
Mik
ro, K
ecil,
Men
enga
h da
n Ko
pera
si (U
MKM
K) ti
ngka
t ka
bupa
ten/
kot
a de
ngan
pen
gusa
ha
tingk
at p
rovi
nsi/
nasi
onal
1 (s
atu)
ka
li pe
r ta
hun
2014
3.
Prom
osi P
enan
aman
M
odal
a.
Ters
elen
ggar
anya
pr
omos
i pel
uang
pe
nana
man
mod
al
prov
insi
Ters
elen
ggar
anya
pro
mos
i pel
uang
pe
nana
man
mod
al p
rovi
nsi m
enca
kup
anta
ra la
in k
egia
tan
peny
elen
ggar
aan
pam
eran
, mar
ket s
ound
ing,
inve
stm
ent
foru
m, s
emin
ar in
vest
asi,
dan
peny
ebar
luas
an b
rosu
r pen
anam
an
mod
al.
1 (s
atu)
ka
li pe
r ta
hun
2014
b.
Ters
elen
ggar
anya
pr
omos
i pel
uang
pe
nana
man
mod
al
kabu
pate
n/ k
ota
Ters
elen
ggar
anya
pro
mos
i pel
uang
pe
nana
man
mod
al k
abup
aten
/ kot
a m
enca
kup
anta
ra la
in k
egia
tan
peny
elen
ggar
aan
pam
eran
, mar
ket
soun
ding
, inv
estm
ent f
orum
, sem
inar
in
vest
asi,
dan
peny
ebar
luas
an b
rosu
r pe
nana
man
mod
al.
1 (s
atu)
ka
li pe
r ta
hun
2014

96
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
96
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
No
Jen
is P
ela
ya
na
nS
tan
da
r P
ela
ya
na
n M
inim
al
(SP
M)
Ta
hu
n
Pe
nc
ap
aia
n
Re
ali
sasi
C
ap
aia
n T
ah
un
Ind
ika
tor
Ta
rge
t1
23
45
4.
Pela
yana
n Pe
nana
man
Mod
alTe
rsel
engg
aran
ya
pela
yana
n pe
rizin
an d
an
non-
periz
inan
bid
ang
pena
nam
an m
odal
mel
alui
Pe
laya
nan
Terp
adu
Satu
Pi
ntu
(PTS
P) d
i bid
ang
Pena
nam
an M
odal
:a.
Pen
daft
aran
Pen
anam
an
Mod
al D
alam
Neg
eri,
Izin
Prin
sip
Pena
nam
an
Mod
al D
alam
Neg
eri,
Izin
Usa
ha P
enan
aman
M
odal
Dal
am N
eger
i, Pe
rpan
jang
an R
enca
na
Peng
guna
an Te
naga
Ke
rja A
sing
(RPT
KA),
Perp
anja
ngan
Izin
M
empe
kerja
kan
Tena
ga
Kerja
Asi
ng (I
MTA
) yan
g be
kerja
lebi
h da
ri 1
(sat
u) k
abup
aten
/ kot
a,
sesu
ai k
ewen
anga
n pe
mer
inta
h pr
ovin
si.
Pros
enta
se te
rsel
engg
aran
ya p
elay
anan
pe
rizin
an d
an n
on-p
eriz
inan
bid
ang
pena
nam
an m
odal
mel
alui
PTS
P PD
PPM
100%
2014

97
LAMPIRAN
97
No
Jen
is P
ela
ya
na
nS
tan
da
r P
ela
ya
na
n M
inim
al
(SP
M)
Ta
hu
n
Pe
nc
ap
aia
n
Re
ali
sasi
C
ap
aia
n T
ah
un
Ind
ika
tor
Ta
rge
t1
23
45
b. P
enda
ftar
an P
enan
aman
M
odal
Dal
am N
eger
i, Iz
in U
saha
Pen
anam
an
Mod
al D
alam
Neg
eri,
Tand
a D
afta
r Per
usah
aan
(TD
P), S
urat
Izin
Usa
ha
Perd
agan
gan
(SIU
P),
Perp
anja
ngan
Izin
M
empe
kerja
kan
Tena
ga
Kerja
Asi
ng (I
MTA
) yan
g be
kerja
lebi
h da
ri 1
(sat
u)
kabu
pate
n/ k
ota,
ses
uai
kew
enan
gan
pem
erin
tah
kabu
pate
n/ k
ota.
Pros
enta
se te
rsel
engg
aran
ya
pela
yana
n pe
rizin
an d
an n
on-p
eriz
inan
bi
dang
pen
anam
an m
odal
mel
alui
PT
SP P
DKP
M.
100%
2014
5.
Peng
enda
lian
Pela
ksan
aan
Pena
nam
an M
odal
a.
Peng
enda
lian
dan
Pela
ksan
aan
Pena
nam
an
Mod
al o
leh
PDPP
M.
Ters
elen
ggar
anya
bim
bing
an
pela
ksan
aan
Kegi
atan
Pen
anam
an
Mod
al k
epad
a m
asya
raka
t dun
ia u
saha
.
1 (s
atu)
ka
li pe
r ta
hun
2014
b.
Peng
enda
lian
dan
Pela
ksan
aan
Pena
nam
an
Mod
al o
leh
PDKP
M.
Ters
elen
ggar
anya
bim
bing
an
pela
ksan
aan
Kegi
atan
Pen
anam
an
Mod
al k
epad
a m
asya
raka
t dun
ia u
saha
.
1 (s
atu)
ka
li pe
r ta
hun
2014
6.
Peng
elol
aan
Dat
a da
n Si
stem
Info
rmas
i Pe
nana
man
Mod
al
Terim
plem
enta
sika
n-ny
a si
stem
pel
ayan
an In
form
asi
dan
Periz
inan
Inve
stas
i Se
cara
Ele
ktro
nik
(SPI
PISE
).
Pers
enta
se ju
mla
h je
nis
pela
yana
n ya
ng
dila
yani
men
ggun
akan
SPI
PISE
.10
0%20
14
7.
Peny
ebar
luas
an, P
endi
dika
n, d
an P
elat
ihan
Pe
nana
man
Mod
al.
Ters
elen
ggar
anya
sos
ialis
asi k
ebija
kan
pena
nam
an m
odal
kep
ada
mas
yara
kat
duni
a us
aha.
1 (s
atu)
ka
li pe
r ta
hun
2014

98
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
98
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
LAM
PIR
AN
II P
RO
FIL
PELA
YAN
AN
DA
SAR
DI K
AB
UPA
TEN
/KOT
A
No
Jen
is P
ela
ya
na
nS
tan
da
r P
ela
ya
na
n M
inim
al
(SP
M)
Ta
hu
n
Pe
nc
ap
aia
n
Re
ali
sasi
C
ap
aia
n
Ta
hu
n
Ind
ika
tor
Ta
rge
t1
23
45
I.S
PM
Bid
an
g K
ese
ha
tan
1.
Pela
yana
n D
asar
Kes
ehat
anCa
kupa
n ku
njun
gan
Ibu
ham
il K
495
%20
15Ca
kupa
n ko
mpl
ikas
i keb
idan
an y
ang
dita
ngan
i80
%20
15
Caku
pan
pert
olon
gan
pers
alin
an
oleh
tena
ga k
eseh
atan
yan
g m
emili
ki
kom
pete
nsi k
ebid
anan
90%
2015
Caku
pan
pela
yana
n ni
fas
90%
2015
Caku
pan
neon
atus
den
gan
kom
plik
asi
yang
dita
ngan
i80
%20
10
Caku
pan
kunj
unga
n ba
yi90
%20
10Ca
kupa
n D
esa/
Kelu
raha
n U
nive
rsal
Chi
ld
Imm
uniz
atio
n (U
CI)
100%
2010
Caku
pan
pela
yana
n an
ak b
alita
90%
2010
Caku
pan
pem
beria
n m
akan
an
pend
ampi
ng A
SI p
ada
anak
usi
a 6-
24
bula
n ke
luar
ga m
iski
n
100%
2010
Caku
pan
balit
a gi
zi b
uruk
yan
g m
enda
pat
pera
wat
an10
0%20
10
Caku
pan
penj
arin
gan
kese
hata
n si
swa
SD
dan
setin
gkat
100%
2010
Caku
pan
pese
rta
KB a
ktif
70%
2010
Caku
pan
pene
mua
n da
n pe
nang
anan
pe
nder
ita p
enya
kit
100%
2010
Caku
pan
pela
yana
n ke
seha
tan
dasa
r pa
sien
mas
yara
kat m
iski
n10
0%20
15

99
LAMPIRAN
99
No
Jen
is P
ela
ya
na
nS
tan
da
r P
ela
ya
na
n M
inim
al
(SP
M)
Ta
hu
n
Pe
nc
ap
aia
n
Re
ali
sasi
C
ap
aia
n
Ta
hu
n
Ind
ika
tor
Ta
rge
t1
23
45
2.
Pela
yana
n Ke
seha
tan
Ruju
kan
Caku
pan
pela
yana
n ke
seha
tan
ruju
kan
pasi
en m
asya
raka
t mis
kin
100%
2015
Caku
pan
pela
yana
n ga
wat
dar
urat
leve
l 1
yang
har
us d
iber
ikan
sar
ana
kese
hata
n (R
S) d
i Kab
upat
en/K
ota
100%
2015
3.
Peny
elid
ikan
Epi
dem
iolo
gi d
an P
enan
ggul
anga
n Ke
jadi
an
Luar
Bia
sa/K
LBCa
kupa
n D
esa/
Kelu
raha
n m
enga
lam
i KLB
ya
ng d
ilaku
kan
peny
elid
ikan
epi
dem
ilogi
<
24 ja
m
100%
2015
4.
Prom
osi K
eseh
atan
dan
Pem
berd
ayaa
n M
asya
raka
t Ca
kupa
n D
esa
Siag
a A
ktif
Caku
pan
Des
a Si
aga
Akt
if 80
% p
ada
tahu
n 20
1580
%20
15
II.
SP
M B
ida
ng
So
sia
l D
ae
rah
1.
Pela
ksan
aan
prog
ram
/keg
iata
n bi
dang
sos
ial
a. P
embe
rian
bant
uan
sosi
al
bagi
Peny
anda
ng
Mas
alah
Ke
seja
hter
aan
Sosi
al
skal
a Ka
bupa
ten/
Kota
Pers
enta
se (%
) PM
KS s
kala
kab
/kot
a ya
ng m
empe
role
h ba
ntua
n so
sial
unt
uk
pem
enuh
an k
ebut
uhan
das
ar.
80%
2008
-201
5
b. P
elak
sana
an k
egia
tan
pem
berd
ayaa
n so
sial
sk
ala
Kabu
pate
n/Ko
ta
Pers
enta
se (%
) PM
KS s
kala
kab
/kot
a ya
ng
men
erim
a pr
ogra
m p
embe
rday
aan
sosi
al
mel
alui
Kel
ompo
k U
saha
Ber
sam
a (K
UBE
) at
au k
elom
pok
sosi
al e
kono
mi s
ejen
is
lain
nya.
80%
2008
-201
5
2.
Peny
edia
an s
aran
a da
n pr
asar
ana
sosi
ala.
Pen
yedi
aan
sara
na
dan
pras
aran
a so
sial
sk
ala
kab/
kota
.
Pers
enta
se (%
) pan
ti so
sial
ska
la
kabu
pate
n/ko
ta y
ang
men
yedi
akan
sa
rana
pra
sara
na p
elay
anan
ke
seja
hter
aan
sosi
al.
80%
2008
-201
5
b. P
enye
diaa
n sa
rana
pr
asar
ana
pela
yana
n lu
ar p
anti
skal
a ka
bupa
ten/
kota
.
Pers
enta
se (%
) wah
ana
kese
jaht
eraa
n so
sial
ber
basi
s m
asya
raka
t (W
KBSM
) ya
ng m
enye
diak
an s
aran
a pr
asar
ana
pela
yana
n ke
seja
hter
aan
sosi
al.
60%
2008
-201
5

100
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
100
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
No
Jen
is P
ela
ya
na
nS
tan
da
r P
ela
ya
na
n M
inim
al
(SP
M)
Ta
hu
n
Pe
nc
ap
aia
n
Re
ali
sasi
C
ap
aia
n
Ta
hu
n
Ind
ika
tor
Ta
rge
t1
23
45
3.
Pena
nggu
lang
an k
orba
n be
ncan
aa.
Ban
tuan
sos
ial b
agi
korb
an b
enca
na s
kala
ka
b/ko
ta.
Pers
enta
se (%
) kor
ban
benc
ana
skal
a ka
b/ko
ta y
ang
men
erim
a ba
ntua
n so
sial
se
lam
a m
asa
tang
gap
daru
rat.
80%
2008
-201
5
b. E
vaku
asi k
orba
n be
ncan
a sk
ala
kab/
kota
.
Pers
enta
se (%
) kor
ban
benc
ana
skal
a ka
b/ko
ta y
ang
diev
akua
si d
enga
n m
engg
unak
an s
aran
a pr
asar
ana
tang
gap
daru
rat l
engk
ap.
80%
2008
-201
5
4.
Pela
ksan
aan
dan
peng
emba
ngan
jam
inan
sos
ial b
agi
peny
anda
ng c
acat
fi si
k da
n m
enta
l, se
rta
lanj
ut u
sia
tidak
po
tens
ial
- Pe
nyel
engg
ara
jam
inan
sos
ial s
kala
kab
upat
en/k
ota
Pers
enta
se (%
) pen
yand
ang
caca
t fi s
ik d
an m
enta
l ser
ta la
njut
usi
a tid
ak
pote
nsia
l yan
g te
lah
men
erim
a ja
min
an
sosi
al.
40%
2008
-201
5
III.
SP
M B
ida
ng
Lin
gk
un
ga
n H
idu
p
1.
Pela
yana
n Pe
nceg
ahan
Pen
cem
aran
Air
Pros
enta
se ju
mla
h us
aha
dan/
atau
ke
giat
an y
ang
men
taat
i per
syar
atan
ad
min
istr
asi d
an te
knis
pen
cega
han
penc
emar
an a
ir.
100%
2013
2.
Pela
yana
n Pe
nceg
ahan
Pen
cem
aran
Uda
ra d
ari S
umbe
r Ti
dak
Berg
erak
Pros
enta
se ju
mla
h us
aha
dan/
atau
ke
giat
an s
umbe
r tid
ak b
erge
rak
yang
m
emen
uhi p
ersy
arat
an a
dmin
istr
atif
dan
tekn
is p
ence
gaha
n pe
ncem
aran
uda
ra.
100%
2013
3.
Pela
yana
n In
form
asi S
tatu
s Ke
rusa
kan
Laha
n da
n/at
au
Tana
h U
ntuk
Pro
duks
i Bio
mas
saPr
osen
tase
luas
an la
han
dan/
atau
tana
h un
tuk
prod
uksi
bio
mas
sa y
ang
tela
h di
teta
pkan
dan
diin
form
asik
an s
tatu
s ke
rusa
kann
ya.
100%
2013
4.
Pela
yana
n Ti
ndak
Lan
jut P
enga
duan
Mas
yara
kat A
kiba
t Ad
anya
Dug
aan
Penc
emar
an d
an/a
tau
Peru
saka
n Li
ngku
ngan
Hid
up
Pros
enta
se ju
mla
h pe
ngad
uan
mas
yara
kat
akib
at a
dany
a du
gaan
pen
cem
aran
dan
/at
au p
erus
akan
ling
kung
an h
idup
yan
g di
tinda
klan
juti.
90%
2013

101
LAMPIRAN
101
No
Jen
is P
ela
ya
na
nS
tan
da
r P
ela
ya
na
n M
inim
al
(SP
M)
Ta
hu
n
Pe
nc
ap
aia
n
Re
ali
sasi
C
ap
aia
n
Ta
hu
n
Ind
ika
tor
Ta
rge
t1
23
45
IV.
SP
M B
ida
ng
Pe
me
rin
tah
an
Da
lam
Ne
ge
ri
1.
Pela
yana
n D
okum
en
Kepe
ndud
ukan
a. C
akup
an p
ener
bita
n Ka
rtu
Tand
a Pe
ndud
uk (K
TP).
Pers
enta
se (%
) pen
dudu
k ya
ng m
emili
ki
Kart
u Ta
nda
Pend
uduk
(KTP
) den
gan
NIK
.10
0%20
11
b.
Caku
pan
pene
rbita
n ak
ta
kela
hira
n.
Pers
enta
se (%
) pen
dudu
k la
hir y
ang
mem
pero
leh
akta
kel
ahira
n pa
da ta
hun
yang
ber
sang
kuta
n.
100%
2011
2.
Pem
elih
araa
n Ke
tent
ram
an d
an
Kete
rtib
an M
asya
kat
a. C
akup
an p
etug
as
Perli
ndun
gan
Mas
yara
kat
(Lin
mas
) di
Kabu
pate
n/ K
ota.
Rasi
o ju
mla
h pe
tuga
s pe
rlind
unga
n m
asya
raka
t (Li
nmas
) di s
etia
p Ka
bupa
ten/
Kot
a D
aera
h Pe
mek
aran
Bar
u te
rhad
ap w
ilaya
h ke
rja
50%
2015
b.
Ting
kat p
enye
lesa
ian
K3 (k
eter
tiban
, ket
entr
aman
, kei
ndah
an)
di K
abup
aten
/ Kot
aPe
rsen
ase
tingk
at p
enye
lesa
ian
pela
ngga
ran
K3 (k
eter
tiban
, ke
tent
ram
an, k
eind
ahan
) di K
abup
aten
/ Kot
a
80%
2010
3.
Pena
nggu
lang
an B
enca
na
Keba
kara
na.
caku
pan
pela
yana
n be
ncan
a ke
baka
ran
kabu
pate
n/ k
ota
Pers
enta
se lu
as w
ilaya
h ya
ng te
rpro
teks
i da
ri be
ncan
a ke
baka
ran
25%
2015
b.
Ting
kat w
aktu
ta
ngga
p (r
espo
nse
rate
tim
e) d
aera
h la
yana
n W
ilaya
h M
anaj
emen
Ke
baka
ran
Rasi
o an
tara
kej
adia
n ke
baka
ran
yang
te
rtan
gani
dal
am w
aktu
tida
k le
bih
dari
15 (l
ima
bela
s) m
enit
deng
an ju
mla
h ke
jadi
an k
ebak
aran
di W
MK
75%
2015
V.
SP
M B
ida
ng
Pe
rum
ah
an
Ra
ky
at
1.
Rum
ah L
ayak
Hun
i dan
Terja
ngka
uCa
kupa
n ke
ters
edia
an ru
mah
laya
k hu
ni10
0%20
09-2
025
Caku
pan
laya
nan
rum
ah la
yak
huni
yan
g te
rjang
kau
70%
2009
-202
5
2.
Ling
kung
an Y
ang
Seha
t dan
Am
an y
ang
didu
kung
den
gan
pras
aran
a, s
aran
a da
n ut
ilita
s um
um (P
SU)
Caku
pan
lingk
unga
n ya
ng s
ehat
dan
am
an
yang
did
ukun
g de
ngan
PSU
100%
2009
-202
5

102
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
102
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
No
Jen
is P
ela
ya
na
nS
tan
da
r P
ela
ya
na
n M
inim
al
(SP
M)
Ta
hu
n
Pe
nc
ap
aia
n
Re
ali
sasi
C
ap
aia
n
Ta
hu
n
Ind
ika
tor
Ta
rge
t1
23
45
VI.
SP
M B
ida
ng
La
ya
na
n T
erp
ad
u B
ag
i P
ere
mp
ua
n d
an
An
ak
Ko
rba
n K
ek
era
san
1.
Pena
ngan
an p
enga
duan
/lapo
ran
korb
an k
eker
asan
te
rhad
ap p
erem
puan
dan
ana
kCa
kupa
n pe
rem
puan
dan
ana
k ko
rban
ke
kera
san
yang
men
dapa
tkan
pen
anga
nan
peng
adua
n ol
eh p
etug
as te
rlatih
di d
alam
un
it pe
laya
nan
terp
adu.
100%
2014
2.
Pela
yana
n ke
seha
tan
bagi
per
empu
an d
an a
nak
korb
an
keke
rasa
nCa
kupa
n pe
rem
puan
dan
ana
k ko
rban
ke
kera
san
yang
men
dapa
tkan
laya
nan
kese
hata
n ol
eh te
naga
kes
ehat
an te
rlatih
di
Pus
kesm
as m
ampu
tata
laks
ana
KtP/
A
dan
PPT/
PKT
di R
umah
Sak
it.
100%
2014
3.
Reha
bilit
asi s
osia
l bag
i per
empu
an d
an a
nak
korb
an
keke
rasa
nCa
kupa
n la
yana
n re
habi
litas
i sos
ial y
ang
dibe
rikan
ole
h pe
tuga
s re
habi
litas
i sos
ial
terla
tih b
agi p
erem
puan
dan
ana
k ko
rban
ke
kera
san
di d
alam
uni
t pel
ayan
an
terp
adu.
75%
2014
Caku
pan
laya
nan
bim
bing
an ro
hani
ya
ng d
iber
ikan
ole
h pe
tuga
s bi
mbi
ngan
ro
hani
terla
tih b
agi p
erem
puan
dan
ana
k ko
rban
kek
eras
an d
i dal
am u
nit p
elay
anan
te
rpad
u.
75%
2014
4.
Pene
gaka
n da
n ba
ntua
n hu
kum
bag
i per
empu
an d
an a
nak
korb
an k
eker
asan
.Ca
kupa
n pe
nega
kan
huku
m d
ari t
ingk
at
peny
idik
an s
ampa
i den
gan
putu
san
peng
adila
n at
as k
asus
-kas
us k
eker
asan
te
rhad
ap p
erem
puan
dan
ana
k.
80%
2014
Caku
pan
pere
mpu
an d
an a
nak
korb
an
keke
rasa
n ya
ng m
enda
patk
an la
yana
n ba
ntua
n hu
kum
.
50%
2014
5.
Pem
ulan
gan
dan
rein
tegr
asi s
osia
l bag
i per
empu
an d
an
anak
kor
ban
keke
rasa
nCa
kupa
n la
yana
n pe
mul
anga
n ba
gi
pere
mpu
an d
an a
nak
korb
an k
eker
asan
.50
%20
14
Caku
pan
laya
nan
rein
tegr
asi s
osia
l bag
i pe
rem
puan
dan
ana
k ko
rban
kek
eras
an10
0%20
14

103
LAMPIRAN
103
No
Jen
is P
ela
ya
na
nS
tan
da
r P
ela
ya
na
n M
inim
al
(SP
M)
Ta
hu
n
Pe
nc
ap
aia
n
Re
ali
sasi
C
ap
aia
n
Ta
hu
n
Ind
ika
tor
Ta
rge
t1
23
45
VII
.B
ida
ng
Ke
lua
rga
Be
ren
ca
na
da
n K
elu
arg
a S
eja
hte
ra
1.
Pela
yana
n Ko
mun
ikas
i Inf
orm
asi
dan
Eduk
asi K
elua
rga
Bere
ncan
a da
n Ke
luar
ga S
ejah
tera
(KIE
KB
dan
KS)
a. Ca
kupa
n Pa
sang
an
Usi
a Su
bur (
PUS)
ya
ng is
trin
ya d
i ba
wah
usi
a 20
ta
hun.
Pers
enta
se p
ropo
rsi P
US
yang
iste
rinya
di
baw
ah u
sia
20 ta
hun
diba
ndin
gkan
de
ngan
sel
uruh
PU
S ya
ng a
da d
alam
su
atu
wila
yah
3,5%
2014
b.
Caku
pan
sasa
ran
Pasa
ngan
Usi
a Su
bur m
enja
di
Pese
rta
KB a
ktif.
Jum
lah
pese
rta
KB a
ktif
(PA
) di
band
ingk
an d
enga
n se
luru
h PU
S da
lam
sua
tu d
i wila
yah
pada
kur
un w
aktu
te
rten
tu
65%
2014
c.
Caku
pan
PUS
yang
in
gin
ber-
KB ti
dak
terp
enuh
i (un
met
ne
ed).
Pers
enta
se P
asan
gan
Usi
a Su
bur y
ang
ingi
n an
ak d
itund
a da
n tid
ak in
gin
anak
la
gi, i
ngin
ber
KB
teta
pi b
elum
terla
yani
ya
ng b
esar
kem
ungk
inan
aka
n te
rjadi
ke
ham
ilan
yang
tida
k di
ingi
nkan
5%20
14
d.
Caku
pan
angg
ota
Bina
Kel
uarg
a Ba
lita
(BKB
) ber
-KB.
Pers
enta
se p
erba
ndin
gan
anta
ra a
nggo
ta
BKB
yang
ber
-KB
deng
an s
elur
uh P
US
angg
ota
BKB
di s
uatu
kab
upat
en/ k
ota
80%
2014
e. Ca
kupa
n PU
S pe
sert
a KB
ang
gota
Usa
ha
Peni
ngka
tan
Pend
apat
an
Kelu
arga
Sej
ahte
ra
(UPP
KS) y
ang
ber-
KB m
andi
ri.
Pers
enta
se p
erba
ndin
gan
anta
ra a
nggo
ta
UPP
KS b
er-K
B m
andi
ri de
ngan
sel
uruh
an
ggot
a U
PPKS
pes
erta
KB
87%
2014

104
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
104
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
No
Jen
is P
ela
ya
na
nS
tan
da
r P
ela
ya
na
n M
inim
al
(SP
M)
Ta
hu
n
Pe
nc
ap
aia
n
Re
ali
sasi
C
ap
aia
n
Ta
hu
n
Ind
ika
tor
Ta
rge
t1
23
45
f.
Ratio
Pen
yulu
h KB
/ Pe
tuga
s La
pang
an
KB 1
PKB
/ PLK
B un
tuk
setia
p 2
desa
/ kel
urah
an
Perb
andi
ngan
ant
ara
jum
lah
desa
/ ke
lura
han
deng
an m
empe
rhat
ikan
asp
ek
dem
ogra
fi (ju
mla
h ke
pala
kel
uarg
a),
wila
yah
(jum
lah
desa
/ kel
urah
an),
dan
aspe
k ge
ogra
fi (lu
as w
ilaya
h da
n da
erah
ke
pula
uan)
den
gan
jum
lah
PLKB
/ PKB
.
Setia
p 2
(dua
) D
esa/
Ke
lura
han
terd
apat
1
(sat
u)
PLKB
/PKB
.
2014
g.
Ratio
pet
ugas
Pe
mba
ntu
Pem
bina
KB
Des
a (P
PKBD
) se
tiap
desa
/ ke
lura
han
1 PP
KBD
Perb
andi
ngan
jum
lah
desa
/kel
urah
an
deng
an ju
mla
h PP
KBD
den
gan
mem
perh
atik
an a
spek
dem
ogra
fi (ju
mla
h ke
pala
kel
uarg
a), w
ilaya
h (ju
mla
h de
sa/
kelu
raha
n), d
an a
spek
geo
grafi
(lu
as
wila
yah
dan
daer
ah k
epul
auan
)
Setia
p D
esa/
Ke
lura
han
ada
1 (s
atu)
PP
KBD
.
2014
2.
Peny
edia
an a
lat d
an o
bat k
ontr
asep
siCa
kupa
n pe
nyed
iaan
ala
t dan
oba
t ko
ntra
seps
i unt
uk m
emen
uhi p
erm
inta
an
mas
yara
kats
ebes
ar 3
0% s
etia
p ta
hun.
30%
2014
3.
Peny
edia
an In
form
asi D
ata
Mik
ro d
i set
iap
desa
Caku
pan
peny
edia
an in
form
asi d
ata
mik
ro k
elua
rga
di s
etia
p D
esa/
Kelu
raha
n 10
0% s
etia
p ta
hun.
100%
2014

105
LAMPIRAN
105
No
Jen
is P
ela
ya
na
nS
tan
da
r P
ela
ya
na
n M
inim
al
(SP
M)
Ta
hu
n
Pe
nc
ap
aia
n
Re
ali
sasi
C
ap
aia
n
Ta
hu
n
Ind
ika
tor
Ta
rge
t1
23
45
VII
I.
SP
M B
ida
ng
Pe
nd
idik
an
Da
sar
a.
Pela
yana
n Pe
ndid
ikan
Das
arTe
rsed
ia s
atua
n pe
ndid
ikan
dal
am ja
rak
yang
terja
ngka
u de
ngan
ber
jala
n ka
ki
yaitu
mak
sim
al 3
km
unt
uk S
D/M
I dan
6
km u
ntuk
SM
P/M
Ts d
ari k
elom
pok
perm
ukim
an p
erm
anen
di d
aera
h te
rpen
cil;
Jum
lah
pes
erta
did
ik d
alam
set
iap
ro
mbo
ngan
bel
ajar
unt
uk S
D/M
I tid
ak
mel
ebih
i 32
ora
ng,
dan
untu
k SM
P/M
Ts
tidak
mel
ebih
i 36
ora
ng.
Unt
uk s
etia
p
rom
bong
an b
elaj
ar t
erse
dia
1(s
atu)
ru
ang
kel
as y
ang
dile
ngka
pi d
enga
n
mej
a d
an k
ursi
yan
g cu
kup
unt
uk
pese
rta
did
ik d
an g
uru,
ser
ta p
apan
tu
lis;
Di s
etia
p S
MP
dan
MTs
ter
sedi
a ru
ang
la
bora
toriu
m I
PA y
ang
dile
ngka
pi
deng
an m
eja
dan
kur
si y
ang
cuk
up
untu
k 3
6 pe
sert
a di
dik
dan
min
imal
sa
tu s
et p
eral
atan
pra
ktek
IPA
unt
uk
dem
onst
rasi
dan
eks
perim
en p
eser
ta
didi
k;D
i set
iap
SD
/MI
dan
SMP/
MTs
ter
sedi
a
satu
rua
ng g
uru
yan
g di
leng
kapi
de
ngan
mej
a d
an k
ur:s
i un
tuk
set
iap
or
ang
gur
u, k
epal
a se
kola
h d
an s
taf
kepe
ndid
ikan
lai
nnya
; da
n d
i set
iap
SM
P/M
T te
rsed
ia r
uang
kep
ala
sek
olah
ya
ng t
erpi
sah
dar
i ru
ang
gur
u;

106
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
106
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
No
Jen
is P
ela
ya
na
nS
tan
da
r P
ela
ya
na
n M
inim
al
(SP
M)
Ta
hu
n
Pe
nc
ap
aia
n
Re
ali
sasi
C
ap
aia
n
Ta
hu
n
Ind
ika
tor
Ta
rge
t1
23
45
Di s
etia
p S
D/M
I te
rsed
ia 1
(sa
tu)
oran
g
guru
unt
uk s
etia
p 3
2 pe
sert
a d
idik
da
n 6
(ena
m)
oran
g g
uru
untu
k s
etia
p
satu
an p
endi
dika
n, d
an u
ntuk
dae
rah
kh
usus
4 (
empa
t) o
rang
gur
uset
iap
sa
tuan
pen
didi
kan;
Di s
etia
p S
MP/
MTs
ter
sedi
a 1
(sa
tu)
oran
g g
uru
unt
uk s
etia
p m
ata
pel
ajar
an,
dan
unt
uk d
aera
h k
husu
s te
rsed
ia s
atu
or
ang
guru
unt
uk s
etia
p ru
mpu
n m
ata
pe
laja
ran;
Di s
etia
p S
D/M
I te
rsed
ia 2
(du
a)
oran
g g
uru
yan
g m
emen
uhi k
ualifi
kas
i ak
adem
ik S
1 a
tau
D-lV
dan
2 (d
ua)
oran
g g
uru
yan
g te
lah
mem
iliki
ser
tifi k
at
pend
idik
;D
i set
iap
SM
P/M
Ts t
erse
dia
gur
u d
enga
n ku
alifi
kasi
aka
dem
ik S
-1 a
tau
D-lV
se
bany
ak 7
0% d
an s
epar
uh d
iant
aran
ya
(35%
dar
i kes
elur
uhan
gur
u) t
elah
m
emili
ki s
ertifi
kat
pen
didi
k, u
ntuk
da
erah
khu
sus
mas
ing-
mas
ing
seb
anya
k
40%
dan
20%
;D
i se
tiap
SM
P/M
Ts t
erse
dia
gur
u
deng
an k
ualifi
kas
i ak
adem
ik S
-1 a
tau
D
-lV d
an t
elah
mem
iliki
ser
tifi k
at
pend
idik
mas
ing-
mas
ing
satu
ora
ng
untu
k m
ata
pela
jara
n M
atem
atik
a, l
PA,
Baha
sa In
done
sia,
dan
Bah
asa
Ingg
ris;

107
LAMPIRAN
107
No
Jen
is P
ela
ya
na
nS
tan
da
r P
ela
ya
na
n M
inim
al
(SP
M)
Ta
hu
n
Pe
nc
ap
aia
n
Re
ali
sasi
C
ap
aia
n
Ta
hu
n
Ind
ika
tor
Ta
rge
t1
23
45
Di s
etia
p K
abup
aten
/Kot
a s
emua
kep
ala
SD
/Ml
berk
ualifi
kas
i aka
dem
ik S
-1
atau
D-lV
dan
tel
ah m
emili
ki s
ertifi
kat
pe
ndid
ik;
Di s
etia
p k
abup
aten
/kot
a s
emua
kep
ala
SM
P/M
Ts b
erku
alifi
kasi
aka
dem
ik S
-1
atau
D-lV
dan
tel
ah m
emili
ki s
ertifi
kat
pe
ndid
ik;
Di
setia
p ka
bupa
ten/
kota
sem
ua
peng
awas
sek
olah
dan
Mad
rasa
h m
emili
ki k
ualifi
kas
i aka
dem
ik S
-1
atau
D.lV
dan
tel
ah m
emili
ki s
ertifi
kat
pe
ndid
ik;
Pem
erin
tah
kab
upat
en/k
ota
mem
iliki
re
ncan
a d
an m
elak
sana
kan
kegi
atan
un
tuk
mem
bant
u s
atua
n p
endi
dika
n
dala
m m
enge
mba
ngka
n k
urik
ulum
dan
pr
oses
pem
bela
jara
n y
ang
efek
tif;
Kunj
unga
n p
enga
was
ke
satu
an
pend
idik
an d
ilaku
kan
sat
u k
ali s
etia
p
bula
n d
an s
etia
p k
unju
ngan
dila
kuka
n
sela
ma
3 j
am u
ntuk
mel
akuk
an s
uper
visi
da
n p
embi
naan
.b.
Pe
laya
nan
pend
idik
an d
asar
ole
h sa
tuan
pen
didi
kan
Setia
p S
D/M
I m
enye
diak
an b
uku
teks
ya
ng s
udah
dite
tapk
an k
elay
akan
nya
ol
eh P
emer
inta
h m
enca
kup
mat
a
pela
jara
n B
ahas
a In
done
sia,
Mat
emat
ika,
lP
A,
dan
IPS
den
gan
per
band
inga
n s
atu
set
untu
k s
etia
p p
eser
ta d
idik
;

108
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
108
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
No
Jen
is P
ela
ya
na
nS
tan
da
r P
ela
ya
na
n M
inim
al
(SP
M)
Ta
hu
n
Pe
nc
ap
aia
n
Re
ali
sasi
C
ap
aia
n
Ta
hu
n
Ind
ika
tor
Ta
rge
t1
23
45
Setia
p S
MP/
MTs
men
yedi
akan
buk
u te
ks
yarig
sud
ah d
iteta
pkan
kel
ayak
anny
a
oleh
Pem
erin
tah
men
caku
p s
emua
mat
a pe
laja
ran
deng
an p
erba
ndin
gan
sat
u s
et
untu
k s
etia
p p
erse
rta
did
ik;
Setia
p S
D/M
I m
enye
diak
an s
atu
set
pe
raga
IPA
dan
bah
an y
ang
terd
iri
dari
mod
el k
eran
gka
man
usia
, m
odel
tu
buh
man
usia
, bo
la d
unia
(gl
obe)
, co
ntoh
per
alat
an o
ptik
, ki
t IP
A u
ntuk
ek
sper
imen
das
ar,
dan
pos
ter/
cart
a IP
A;
Setia
p S
D/M
I m
emili
ki 1
00 j
udul
buk
u
peng
ayaa
n d
an 1
0 bu
ku re
fere
nsi,
dan
se
tiap
SMP/
MTs
mem
iliki
200
jud
ul b
uku
peng
ayaa
n d
an 2
0 b
uku
refe
rens
i;Se
tiap
gur
u te
tap
beke
rja 3
7,5
jam
pe
r min
ggu
di
satu
an p
endi
dika
n,
term
asuk
mer
enca
naka
n p
embe
laja
ran
mel
aksa
naka
n p
embe
laja
ran,
men
ilai
hasi
l pe
mbe
laja
ran
mem
bim
bing
at
au m
elat
ih p
eser
ta d
idik
, da
n
mel
aksa
naka
n tu
gas
tam
baha
n;Sa
tuan
pen
didi
kan
men
yele
ngga
raka
n
pros
es p
embe
laja
ran
sela
ma
34
min
ggu
pe
r tah
un d
enga
n k
egia
tan
tata
p m
uka
seba
gai
berik
ut:
Kela
s l –
ll :
18 ja
m p
er m
ingg
uKe
las
lll :
27
jam
per
min
ggu
Kela
s lV
– V
l : 2
7 ja
m p
er m
ingg
u at
auKe
las
Vll
- lX
: 27
jam
per
min
ggu
Satu
an p
endi
dika
n m
ener
apka
n
kurik
ulum
ting
kat s
atua
n pe
ndid
ikan
(K
TSP)
ses
uai
kete
ntua
n y
ang
ber
laku
;

109
LAMPIRAN
109
No
Jen
is P
ela
ya
na
nS
tan
da
r P
ela
ya
na
n M
inim
al
(SP
M)
Ta
hu
n
Pe
nc
ap
aia
n
Re
ali
sasi
C
ap
aia
n
Ta
hu
n
Ind
ika
tor
Ta
rge
t1
23
45
Setia
p g
uru
men
erap
kan
renc
ana
pe
laks
anaa
n p
embe
laja
r (RP
P) y
ang
di
susu
n b
erda
sark
an s
ilabu
s u
ntuk
se
tiap
mat
a pe
laja
ran
yan
g d
iam
puny
a;Se
tiap
gur
u m
enge
mba
ngka
n d
an
men
erap
kan
pro
gram
pen
ilaia
n un
tuk
mem
bant
u m
enin
gkat
kan
kem
ampu
an
bela
jar
pese
rta
didi
k;Ke
pala
sek
olah
mel
akuk
an s
uper
visi
ke
las
dan
mem
berik
an u
mpa
n b
alik
ke
pada
gur
u d
ua k
ali
dala
m s
etia
p
sem
este
r;Se
tiap
gur
u m
enya
mpa
ikan
lap
oran
ha
sil
eval
uasi
mat
a p
elaj
aran
ser
ta h
asil
pe
nila
ian
set
iap
pes
erta
did
ik k
epad
a
kepa
la s
ekol
ah p
ada
akh
ir s
emes
ter
dala
m b
entu
k la
pora
n h
asil
pre
stas
i be
laja
r pes
erta
did
ik;
Kepa
la s
ekol
ah a
tau
mad
rasa
h
men
yam
paik
an l
apor
an h
asil
ulan
gan
ak
hir
sem
este
r (U
AS)
dan
Ula
ngan
Ke
naik
an K
elas
(UKK
) se
rta
ujia
n a
khir
(U
S/U
N)
kepa
da o
rang
tua
pes
erta
di
dik
dan
men
yam
paik
an r
ekap
itula
siny
a
kepa
da D
inas
Pen
didi
kan
Kabu
pate
n/Ko
ta a
tau
Kan
tor
Kem
ente
rian
Aga
ma
di
kab
upat
en/k
ota
pad
a s
etia
p a
khir
se
mes
ter;
dan
Setia
p s
atua
n p
endi
dika
n m
ener
apka
n
prin
sip-
prin
sip
man
ajem
en b
erba
sis
se
kola
h (M
BS).

110
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
110
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
No
Jen
is P
ela
ya
na
nS
tan
da
r P
ela
ya
na
n M
inim
al
(SP
M)
Ta
hu
n
Pe
nc
ap
aia
n
Re
ali
sasi
C
ap
aia
n
Ta
hu
n
Ind
ika
tor
Ta
rge
t1
23
45
IX.
SP
M B
ida
ng
Pe
ke
rja
an
Um
um
da
n P
en
ata
an
Ru
an
g
1.
Sum
ber D
aya
Air
Prio
ritas
uta
ma
peny
edia
an A
ir un
tuk
Kebu
tuha
n M
asya
raka
t
Ters
edia
nya
air b
aku
untu
k m
emen
uhi
kebu
tuha
n po
kok
min
imal
seh
ari h
ari.
100%
2014
Ters
edia
nya
air i
rigas
i unt
uk p
erta
nian
ra
kyat
pad
a si
stem
irig
asi y
ang
suda
h ad
a.70
%20
14
2.
Jala
n
Jarin
gan
Aks
esib
ilita
s:Te
rsed
iany
a ja
lan
yang
men
ghub
ungk
an
pusa
t-pu
sat k
egia
tan
dala
m w
ilaya
h ka
bupa
ten/
kota
.
100%
2014
Mob
ilita
s:Te
rsed
iany
a ja
lan
yang
mem
udah
kan
mas
yara
kat p
er in
divi
du m
elak
ukan
pe
rjala
nan.
100%
2014
Kese
lam
atan
:Te
rsed
iany
a ja
lan
yang
men
jam
in
peng
guna
jala
n be
rken
dara
den
gan
sela
mat
.
60%
2014
Ru
asKo
ndis
i jal
an:
Ters
edia
nya
jala
n ya
ng m
enja
min
ke
ndar
aan
dapa
t ber
jala
n de
ngan
sel
amat
da
n ny
aman
.
60%
2014
Kece
pata
n:Te
rsed
iany
a ja
lan
yang
men
jam
in
perja
lana
n da
pat d
ilaku
kan
sesu
ai d
enga
n ke
cepa
tan
renc
ana.
60%
2014
3.
Air
Min
umKl
aste
r Pel
ayan
anTe
rsed
iany
a ak
ses
air m
inum
yan
g am
an
mel
alui
Sis
tem
Pen
yedi
aan
Air
Min
um
deng
an ja
ringa
n pe
rpip
aan
dan
buka
n ja
ringa
n pe
rpip
aan
terli
ndun
gi d
enga
n ke
butu
han
poko
k m
inim
al 6
0 lit
er/o
rang
/ha
ri.
Sang
at b
uruk
40%
2014
Buru
k50
%Se
dang
70%
Baik
80%
Sang
at B
aik
Seka
li10
0%

111
LAMPIRAN
111
No
Jen
is P
ela
ya
na
nS
tan
da
r P
ela
ya
na
n M
inim
al
(SP
M)
Ta
hu
n
Pe
nc
ap
aia
n
Re
ali
sasi
C
ap
aia
n
Ta
hu
n
Ind
ika
tor
Ta
rge
t1
23
45
4.
Peny
ehat
an L
ingk
unga
n Pe
rmuk
iman
(san
itasi
ling
kung
an
dan
pers
ampa
han)
Air
Lim
bah
Perm
ukim
anTe
rsed
iany
a si
stem
air
limba
h se
tem
pat
yang
mem
adai
.60
%20
14
Ters
edia
nya
sist
em a
ir lim
bah
skal
a ko
mun
itas/
kaw
asan
/kot
a.5%
2014
Peng
elol
aan
sam
pah
Ters
edia
nya
fasi
litas
pen
gura
ngan
sam
pah
di p
erko
taan
.20
%20
14
Ters
edia
nya
sist
em p
enan
gana
n sa
mpa
h di
per
kota
an.
70%
2014
Dra
inas
eTe
rsed
iany
a si
stem
jarin
gan
drai
nase
ska
la
kaw
asan
dan
ska
la k
ota
sehi
ngga
tida
k te
rjadi
gen
anga
n (le
bih
dari
30 c
m, s
elam
a 2
jam
) dan
tida
k le
bih
dari
2 ka
li se
tahu
n.
50%
2014
5.
Pena
ngan
an P
erm
ukim
an K
umuh
Per
kota
anBe
rkur
angn
ya lu
asan
per
muk
iman
kum
uh
di k
awas
an p
erko
taan
.10
%20
14
6.
Pena
taan
Ban
guna
n da
n Li
ngku
ngan
Izin
Men
dirik
an
Bang
unan
(IM
B)Te
rlaya
niny
a m
asya
raka
t dal
am
peng
urus
an IM
B di
kab
upat
en/k
ota.
100%
2014
Har
ga S
tand
ar
Bang
unan
Ged
ung
Neg
ara
(HSB
GN
)
Ters
edia
nya
pedo
man
Har
ga S
tand
ar
Bang
unan
Ged
ung
Neg
ara
di k
abup
aten
/ko
ta
100%
2014
7.
Jasa
Kon
stru
ksi
Izin
Usa
ha Ja
sa
Kons
truk
si (I
UJK
)Pe
nerb
itan
IUJK
dal
am w
aktu
10
(sep
uluh
) ha
ri ke
rja s
etel
ah p
ersy
arat
an le
ngka
p10
0%20
14
Sist
em In
form
asi J
asa
Kons
truk
siTe
rsed
iany
a Si
stem
Info
rmas
i Jas
a Ko
nstr
uksi
set
iap
tahu
n10
0%20
14
8.
Pena
taan
Rua
ngIn
form
asi P
enat
aan
Ruan
gTe
rsed
iany
a in
form
asi m
enge
nai R
enca
na
Tata
Rua
ng (R
TR) w
ilaya
h ka
bupa
ten/
kota
be
sert
a re
ncan
a rin
ciny
a m
elal
ui p
eta
anal
og d
an p
eta
digi
tal
100%
2014
(kab
/ko
ta &
kec
)90
%20
14
(kel
urah
an)
Pelib
atan
Per
an
Mas
yara
kat D
alam
Pr
oses
Pen
yusu
nan
RTR
Terla
ksan
anya
pen
jarin
gan
aspi
rasi
m
asya
raka
t mel
alui
foru
m k
onsu
ltasi
pu
blik
yan
g m
emen
uhi s
yara
t ink
lusi
f da
lam
pro
ses
peny
usun
an R
TR d
an
prog
ram
pem
anfa
atan
ruan
g, y
ang
dila
kuka
n m
inim
al 2
(dua
) kal
i set
iap
disu
sunn
ya R
TR d
an p
rogr
am p
eman
faat
an
ruan
g
100%
2014

112
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
112
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
No
Jen
is P
ela
ya
na
nS
tan
da
r P
ela
ya
na
n M
inim
al
(SP
M)
Ta
hu
n
Pe
nc
ap
aia
n
Re
ali
sasi
C
ap
aia
n
Ta
hu
n
Ind
ika
tor
Ta
rge
t1
23
45
Izin
Pem
anfa
atan
Ru
ang
Terla
yani
nya
mas
yara
kat d
alam
pe
ngur
usan
izin
pem
anfa
atan
ruan
g se
suai
de
ngan
Per
atur
an D
aera
h te
ntan
g RT
R w
ilaya
h ka
bupa
ten/
kota
bes
erta
renc
ana
rinci
nya
100%
2014
(k
abup
aten
/ko
ta)
Pela
yana
n Pe
ngad
uan
Pela
ngga
ran
Tata
Ru
ang
Terla
ksan
anya
tind
akan
aw
al te
rhad
ap
peng
adua
n m
asya
raka
t ten
tang
pe
lang
gara
n di
bid
ang
pena
taan
ruan
g,
dala
m w
aktu
5 (l
ima)
har
i ker
ja
100%
2014
(kab
/ko
ta)
Peny
edia
an R
uang
Te
rbuk
a H
ijau
(RTH
) Pu
blik
Ters
edia
nya
luas
an R
TH p
ublik
seb
esar
20%
da
ri lu
as w
ilaya
h ko
ta/k
awas
an p
erko
taan
25%
2014
X.
Bid
an
g K
ete
na
ga
ke
rja
an
1.
Pela
yana
n Pe
latih
an K
erja
a. B
esar
an te
naga
ke
rja y
ang
men
dapa
t pe
latih
an b
erba
sis
kom
pete
nsi.
Pers
enta
si ju
mla
h te
naga
ker
ja y
ang
dila
tih d
alam
wak
tu s
atu
sam
pai l
ima
tahu
n se
cara
kum
ulat
if di
band
ingk
an
deng
an ju
mla
h or
ang
yang
men
daft
ar
pela
tihan
ber
basi
s ko
mpe
tens
i.
75%
2016
b. B
esar
an te
naga
ke
rja y
ang
men
dapa
t pe
latih
an b
erba
sis
mas
yara
kat.
Pers
enta
si ju
mla
h te
naga
ker
ja y
ang
dila
tih d
alam
wak
tu s
atu
sam
pai l
ima
tahu
n se
cara
kum
ulat
if di
band
ingk
an
deng
an ju
mla
h or
ang
yang
men
daft
ar
pela
tihan
ber
basi
s m
asya
raka
t.
60%
2016
c. B
esar
an te
naga
ke
rja y
ang
men
dapa
t pe
latih
an
kew
iraus
ahaa
n
Pers
enta
si ju
mla
h te
naga
ker
ja y
ang
dila
tih d
alam
wak
tu s
atu
sam
pai l
ima
tahu
n se
cara
kum
ulat
if di
band
ingk
an
deng
an ju
mla
h or
ang
yang
men
daft
ar
pela
tihan
kew
iraus
ahaa
n.
60%
2016

113
LAMPIRAN
113
No
Jen
is P
ela
ya
na
nS
tan
da
r P
ela
ya
na
n M
inim
al
(SP
M)
Ta
hu
n
Pe
nc
ap
aia
n
Re
ali
sasi
C
ap
aia
n
Ta
hu
n
Ind
ika
tor
Ta
rge
t1
23
45
2.
Pela
yana
n Pe
nem
pata
n Te
naga
Ker
jaBe
sara
n pe
ncar
i ke
rja y
ang
terd
afta
r ya
ng d
item
patk
an.
Pers
enta
si ju
mla
h pe
ncar
i ker
ja y
ang
men
daft
arka
n da
n te
rcat
at p
ada
dina
s ka
bupa
ten/
kota
yan
g m
enan
gani
bid
ang
kete
naga
kerja
an d
an ju
mla
h pe
ncar
i ke
rja y
ang
dite
rima
beke
rja o
leh
pem
beri
kerja
dal
am h
al in
i per
usah
aan
yang
m
enda
ftar
kan
low
onga
n pe
kerja
anny
a pa
da d
inas
kab
upat
en/k
ota.
70%
2016
3.
Pela
yana
n Pe
nyel
esai
an P
erse
lisih
an
Hub
unga
n In
dust
rial
Besa
ran
kasu
s ya
ng d
isel
esai
kan
deng
an p
erja
njia
n be
rsam
a.
Jum
lah
kasu
s pe
rsel
isih
an h
ubun
gan
indu
stria
l yan
g di
sele
saik
an o
leh
Med
iato
r Hub
unga
n In
dust
rial
yang
ber
kedu
duka
n di
inst
ansi
ya
ng b
erta
nggu
ng ja
wab
di b
idan
g ke
tena
gake
rjaan
pem
erin
tah
pusa
t, pe
mer
inta
h pr
ovin
si d
an k
abup
aten
/ko
ta y
ang
peny
eles
aian
nya
sam
pai p
ada
tingk
at p
erja
njia
n be
rsam
a (P
B) .
50%
2016
4.
Pela
yana
n Ke
pese
rtaa
n Ja
mso
stek
Besa
ran
peke
rja/
buru
h ya
ng m
enja
di
pese
rta
prog
ram
Ja
mso
stek
.
Jum
lah
peke
rja/b
uruh
di p
erus
ahaa
n ya
ng m
enja
di p
eser
ta JA
MSO
STEK
.50
%20
16
5.
Pela
yana
n Pe
ngaw
asan
Ke
tena
gake
rjaan
a. B
esar
an
Pem
erik
saan
Pe
rusa
haan
.
Pers
enta
se ju
mla
h pe
rusa
haan
yan
g te
rdaf
tar p
ada
dina
s pr
ovin
si d
an
kabu
pate
n/ko
ta y
ang
men
anga
ni b
idan
g ke
tena
gake
rjaan
dan
jum
lah
peru
saha
an
yang
tela
h di
laku
kan
pem
erik
saan
.
45%
2016
b. Be
sara
n pe
nguj
ian
pera
lata
n di
Pe
rusa
haan
.
Pers
enta
se ju
mla
h pe
rala
tan
yang
te
rdaf
tar p
ada
dina
s pr
ovin
si d
an
kabu
pate
n/ko
ta d
an ju
mla
h pe
rala
tan
yang
tela
h di
laku
kan
peng
ujia
n.
50%
2016

114
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
114
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
No
Jen
is P
ela
ya
na
nS
tan
da
r P
ela
ya
na
n M
inim
al
(SP
M)
Ta
hu
n
Pe
nc
ap
aia
n
Re
ali
sasi
C
ap
aia
n
Ta
hu
n
Ind
ika
tor
Ta
rge
t1
23
45
XI.
Bid
an
g K
om
un
ika
si d
an
In
form
ati
ka
1.
Pela
ksan
aan
Dis
emin
asi I
nfor
mas
i N
asio
nal
Pela
ksan
aan
dise
min
asi d
an
pend
istr
ibus
ian
info
rmas
i nas
iona
l m
elal
ui:
a. m
edia
mas
sa s
eper
ti m
ajal
ah, r
adio
, da
n te
levi
si
12 k
ali p
er
tahu
n
2014
b. m
edia
bar
u se
pert
i web
site
(med
ia
onlin
e)Se
tiap
hari
2014
c.
med
ia tr
adis
iona
l sep
erti
pert
unju
kan
raky
at12
kal
i per
ta
hun
2014
d. m
edia
inte
rper
sona
l sep
erti
sara
seha
n,
cera
mah
/ dis
kusi
, dan
loka
kary
a12
kal
i per
ta
hun
2014
e. m
edia
luar
ruan
g se
pert
i med
ia
bule
tin, l
eafl e
t, bo
okle
t, br
osur
, sp
andu
k, d
an b
alih
o
12 k
ali p
er
tahu
n20
14
2.
Peng
emba
ngan
dan
pem
berd
ayaa
n Ke
lom
pok
Info
rmas
i Mas
yara
kat
Caku
pan
peng
emba
ngan
da
n pe
mbe
rday
aan
Kelo
mpo
k In
form
asi
Mas
yara
kat d
i Tin
gkat
Ke
cam
atan
Pers
enta
se K
IM y
ang
dike
mba
ngka
n da
n di
berd
ayak
an o
leh
Pem
da K
ab/K
ota
di
tingk
at k
ecam
atan
50%
2014
XII
.B
ida
ng
Ke
tah
an
an
Pa
ng
an
1.
Kete
rsed
iaan
dan
Cad
anga
n Pa
ngan
a. Ke
ters
edia
an e
nerg
i da
n pr
otei
n pe
r ka
pita
Peny
edia
an p
anga
n te
rdiri
dar
i ko
mpo
nen
prod
uksi
, per
ubah
an s
tok,
im
por d
an e
kspo
r.
90%
2015
b.
Peng
uata
n Ca
dang
an p
anga
nTe
rsed
iany
a ca
dang
an p
emer
inta
h di
tin
gkat
kab
upat
en/k
ota
min
imal
seb
esar
10
0 to
n ek
uiva
len
bera
s.
60%
2015

115
LAMPIRAN
115
No
Jen
is P
ela
ya
na
nS
tan
da
r P
ela
ya
na
n M
inim
al
(SP
M)
Ta
hu
n
Pe
nc
ap
aia
n
Re
ali
sasi
C
ap
aia
n
Ta
hu
n
Ind
ika
tor
Ta
rge
t1
23
45
2.
Dis
trib
usi d
an a
kses
pan
gan
a. Ke
ters
edia
an
info
rmas
i pas
okan
, ha
rga
dan
akse
s pa
ngan
di d
aera
h
kum
pula
n d
ata
harg
a pa
ngan
, pa
soka
n pa
ngan
, dan
aks
es p
anga
n ya
ng d
ipan
tau
dan
diku
mpu
lkan
ole
h
kabu
pate
n/ko
ta u
ntuk
dap
at d
igun
akan
se
baga
i ba
han
pem
buat
an a
nalis
is
peru
mus
an k
ebija
kan
yang
terk
ait
deng
an m
asal
ah d
istr
ibus
i pan
gan
yang
di
sajik
an d
alam
per
iode
min
ggua
n/
bula
nan/
kuar
tal/t
ahun
an
90%
2015
b.
Stab
ilita
s ha
rga
dan
paso
kan
pang
ana.
Har
ga d
inya
taka
n st
abil
jika
gejo
lak
harg
a pa
ngan
di s
uatu
wila
yah
kura
ng d
ari 2
5 %
dar
i kon
disi
nor
mal
b. P
asok
an p
anga
n di
nyat
akan
sta
bil
jika
penu
runa
n pa
soka
n pa
ngan
di
suat
u w
ilaya
h be
rkis
ar a
ntar
a 5
% -
40 %
90%
2015
3.
Peng
anek
arag
aman
dan
Ke
aman
an P
anga
na.
Penc
apai
an s
kor P
ola
Pang
an H
arap
an
(PPH
)
Pers
enta
se d
ari p
erba
ndin
gan
anta
ra
ener
gi d
ari m
asin
g-m
asin
g ko
mod
itas
pang
an d
enga
n an
gka
kecu
kupa
n gi
zi
90%
2015
b.
Peng
awas
an
dan
Pem
bina
an
keam
anan
pan
gan
Pers
enta
se p
erba
ndin
gna
anta
ra ju
mla
h sa
mpe
l pan
gan
yang
am
an d
ikon
sum
si
di p
edag
ang
peng
umpu
l di s
atu
tem
pat
sesu
ai s
tand
ar y
ang
berla
ku d
alam
ku
run
wak
tu te
rten
tu d
enga
n ju
mla
h to
tal s
ampe
l pan
gan
yang
dia
mbi
l di
peda
gang
di s
uatu
wila
yah
men
urut
uk
uran
yan
g te
lah
dite
tapk
an d
alam
ku
run
wak
tu te
rten
tu
80%
2015

116
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
116
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
No
Jen
is P
ela
ya
na
nS
tan
da
r P
ela
ya
na
n M
inim
al
(SP
M)
Ta
hu
n
Pe
nc
ap
aia
n
Re
ali
sasi
C
ap
aia
n
Ta
hu
n
Ind
ika
tor
Ta
rge
t1
23
45
4.
Pena
ngan
an K
eraw
anan
Pan
gan
a. P
enan
gana
n da
erah
ra
wan
pan
gan
mem
band
ingk
an ju
mla
h pe
ndud
uk
mis
kin
yang
men
gkon
sum
si p
anga
n be
rdas
arka
n 3
krite
ria p
rose
ntas
e an
gka
kecu
kupa
n gi
zi (A
KG) s
ebes
ar 2
.000
Kal
ori
yaitu
:a.
Pen
dudu
k sa
ngat
raw
an <
70%
AKG
b. P
endu
duk
pang
an re
siko
sed
ang<
70
% -
89,9
% A
KGc.
Pe
ndud
uk ta
han
pang
an>
89,9
% A
KG
60%
2015
XII
I.B
ida
ng
Ke
sen
ian
1.
Perli
ndun
gan,
Pen
gem
bang
an,
dan
Pem
anfa
atan
Bid
ang
Kese
nian
a. C
akup
an K
ajia
n Se
niD
alam
mel
aksa
naka
n ke
giat
an d
i bid
ang
kajia
n se
ni, p
emer
inta
h ka
bupa
ten/
kota
sek
uran
g-ku
rang
nya
1 (s
atu)
kal
i da
lam
1 (s
atu)
tahu
n be
rkew
ajib
an
untu
k m
enye
leng
gara
kan
7 (t
ujuh
) ata
u 8
(del
apan
) keg
iata
n da
ri 15
(lim
a be
las)
ka
jian
seni
di w
ilaya
h ke
rjany
asam
pai
tahu
n 20
14.
50%
2014
b. C
akup
an F
asili
tas
Seni
Pem
erin
tah
kabu
pate
n/ko
ta
berk
ewaj
iban
men
yele
ngga
raka
n se
luru
h fa
silit
as s
esua
i den
gan
kem
ampu
an
yang
ters
edia
unt
uk k
egia
tan-
kegi
atan
ke
seni
an y
ang
dise
leng
gara
kan
mas
yara
kat,
min
imal
1 (s
atu)
ata
u 2
(dua
) ke
giat
an fa
silit
as s
enis
ampa
i tah
un 2
014.
30%
2014
c.
Caku
pan
Gel
ar S
eni
Pem
erin
tah
kabu
pate
n/ko
ta
berk
ewaj
iban
men
yele
ngga
raka
n m
inim
al 3
(tig
a) d
ari 4
(em
pat)
keg
iata
n ge
lar s
enis
ampa
i tah
un 2
014.
75%
2014

117
LAMPIRAN
117
No
Jen
is P
ela
ya
na
nS
tan
da
r P
ela
ya
na
n M
inim
al
(SP
M)
Ta
hu
n
Pe
nc
ap
aia
n
Re
ali
sasi
C
ap
aia
n
Ta
hu
n
Ind
ika
tor
Ta
rge
t1
23
45
d. M
isi K
esen
ian
Pem
erin
tah
kabu
pate
n/ k
ota
waj
ib
men
gada
kan
mis
i kes
enia
n an
tar-
daer
ah
seku
rang
-kur
angn
ya s
atu
kali
dala
m
seta
hun
dala
m ra
ngka
per
tuka
ran
buda
ya, d
iplo
mas
i, da
n pr
omos
i kes
enia
n di
dae
rahn
ya k
elua
r dae
rah.
100%
2014
2.
Sara
na d
an P
rasa
rana
a. C
akup
an S
umbe
r D
aya
Man
usia
Ke
seni
an
Pem
erin
tah
kabu
pate
n/ko
ta
berk
ewaj
iban
men
umbu
hkan
pa
rtis
ipas
i mas
yara
kat u
ntuk
mem
enuh
i ke
butu
han
SDM
dal
am p
erlin
dung
an,
peng
emba
ngan
, dan
pem
anfa
atan
ke
seni
an, m
inim
al 2
(dua
) dar
i 8
(del
apan
) kua
lifi k
asi S
DM
sam
pai t
ahun
20
14, y
aitu
:1.
Sen
iman
/ bud
ayaw
an; d
an2.
pam
ong
buda
ya
25%
2014
b. C
akup
an Te
mpa
tPe
mer
inta
h ka
bupa
ten/
kota
be
rkew
ajib
an m
enye
diak
an m
inim
al:
1. T
empa
t unt
uk m
engg
elar
sen
i pe
rtun
juka
n da
n un
tuk
pam
eran
2. T
empa
t mem
asar
kan
kary
a se
ni u
ntuk
m
enge
mba
ngka
n in
dust
ri bu
daya
.
100%
2014
c. C
akup
an O
rgan
isas
iPe
mer
inta
h ka
bupa
ten/
kota
min
imal
m
elak
sana
kan
1 (s
atu)
dar
i 3 (t
iga)
ca
kupa
n or
gani
sasi
sam
pai t
ahun
201
4.
34%
2014
XIV
.S
PM
Bid
an
g P
erh
ub
un
ga
n
1.
Ang
kuta
n Ja
lan
a. J
arin
gan
Pela
yana
n A
ngku
tan
Jala
nTe
rsed
iany
a an
gkut
an u
mum
yan
g m
elay
ani w
ilaya
h ya
ng te
lah
ters
edia
ja
ringa
n ja
lan
untu
k ja
ringa
n ja
lan
Kabu
pate
n/Ko
ta.
75%
2014

118
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
118
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
No
Jen
is P
ela
ya
na
nS
tan
da
r P
ela
ya
na
n M
inim
al
(SP
M)
Ta
hu
n
Pe
nc
ap
aia
n
Re
ali
sasi
C
ap
aia
n
Ta
hu
n
Ind
ika
tor
Ta
rge
t1
23
45
Ters
edia
nya
angk
utan
um
um y
ang
mel
ayan
i jar
inga
n tr
ayek
yan
g m
engh
ubun
gkan
dae
rah
tert
ingg
al d
an
terp
enci
l den
gan
wila
yah
yang
tela
h be
rkem
bang
pad
a w
ilaya
h ya
ng te
lah
ters
edia
jarin
gan
jala
n Ka
bupa
ten/
Kota
.
60%
2014
b. J
arin
gan
Pras
aran
a A
ngku
tan
Jala
nTe
rsed
iany
a ha
lte p
ada
setia
p Ka
bupa
ten/
Kota
yan
g te
lah
dila
yani
ang
kuta
n um
um
dala
m tr
ayek
.
100%
2014
Ters
edia
nya
term
inal
ang
kuta
n pe
num
pang
pad
a se
tiap
Kabu
pate
n/Ko
ta
yang
tela
h di
laya
ni a
ngku
tan
umum
dal
am
tray
ek.
40%
2014
c. F
asili
tas
Perle
ngka
pan
Jala
nTe
rsed
iany
a fa
silit
as p
erle
ngka
pan
jala
n (r
ambu
, mar
ka, d
an g
uard
rill)
dan
pene
rang
an ja
lan
umum
(PJU
) pad
a ja
lan
Kabu
pate
n/Ko
ta.
60%
2014
d. P
elay
anan
Pe
nguj
ian
Kend
araa
n Be
rmot
or
Ters
edia
nya
unit
peng
ujia
n ke
ndar
aan
berm
otor
bag
i Kab
upat
en/K
ota
yang
m
emili
ki p
opul
asi k
enda
raan
waj
ib u
ji m
inim
al 4
000
(em
pat r
ibu)
ken
dara
an
waj
ib u
ji.
60%
2014
e. S
umbe
r Day
a M
anus
ia (S
DM
)Te
rsed
iany
a Su
mbe
r Day
a M
anus
ia (S
DM
) di
bid
ang
term
inal
pad
a Ka
bupa
ten/
Kota
ya
ng te
lah
mem
iliki
term
inal
.
50%
2014
Ters
edia
nya
Sum
ber D
aya
Man
usia
(S
DM
) di b
idan
g pe
nguj
ian
kend
araa
n be
rmot
or p
ada
Kabu
pate
n/Ko
ta y
ang
tela
h m
elak
ukan
pen
gujia
n be
rkal
a ke
ndar
aan
berm
otor
.
100%
2014

119
LAMPIRAN
119
No
Jen
is P
ela
ya
na
nS
tan
da
r P
ela
ya
na
n M
inim
al
(SP
M)
Ta
hu
n
Pe
nc
ap
aia
n
Re
ali
sasi
C
ap
aia
n
Ta
hu
n
Ind
ika
tor
Ta
rge
t1
23
45
Ters
edia
nya
Sum
ber D
aya
Man
usia
(SD
M)
di b
idan
g M
RLL,
Eva
luas
i And
alal
in,
Peng
elol
aan
Park
ir pa
da K
abup
aten
/Kot
a.
40%
2014
Ters
edia
nya
Sum
ber D
aya
Man
usia
(SD
M)
yang
mem
iliki
kom
pete
nsi s
ebag
ai
peng
awas
kel
aika
n ke
ndar
aan
pada
set
iap
peru
saha
an a
ngku
tan
umum
100%
2014
f. Ke
sela
mat
anTe
rpen
uhin
ya s
tand
ar k
esel
amat
an b
agi
angk
utan
um
um y
ang
mel
ayan
i tra
yek
di
dala
m K
abup
aten
/Kot
a.
100%
2014
2.
Ang
kuta
n Su
ngai
dan
Dan
au.
a. J
arin
gan
Pela
yana
n A
ngku
tan
Sung
ai
dan
Dan
au
Ters
edia
nya
kapa
l sun
gai d
an d
anau
un
tuk
mel
ayan
i jar
inga
n tr
ayek
dal
am
Kabu
pate
n/Ko
ta p
ada
wila
yah
yang
te
rsed
ia a
lur s
unga
i dan
dan
au y
ang
dapa
t di
laya
ri.
75%
2014
Ters
edia
nya
kapa
l sun
gai d
an d
anau
yan
g m
elay
ani t
raye
k da
lam
Kab
upat
en/K
ota
yang
men
ghub
ungk
an d
aera
h te
rtin
ggal
da
n te
rpen
cil d
enga
n w
ilaya
h ya
ng te
lah
berk
emba
ng p
ada
wila
yah
yang
ters
edia
al
ur s
unga
i dan
dan
au y
ang
dapa
t dila
yari.
40%
2014
b. J
arin
gan
Pras
aran
a A
ngku
tan
Sung
ai
dan
Dan
au
Ters
edia
nya
pela
buha
n su
ngai
dan
da
nau
untu
k m
elay
ani k
apal
sun
gai d
an
dana
u ya
ng b
erop
eras
i pad
a tr
ayek
dala
m
Kabu
pate
n/Ko
ta p
ada
wila
yah
yang
tela
h di
laya
ri an
gkut
an s
unga
i dan
dan
au.
60%
2014
c. K
esel
amat
an
Terp
enuh
inya
sta
ndar
kes
elam
atan
bag
i ka
pal s
unga
i dan
dan
au y
ang
bero
pera
si
pada
lint
as a
ntar
pel
abuh
an d
alam
sat
u Ka
bupa
ten/
Kota
.
100%
2014

120
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
120
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
No
Jen
is P
ela
ya
na
nS
tan
da
r P
ela
ya
na
n M
inim
al
(SP
M)
Ta
hu
n
Pe
nc
ap
aia
n
Re
ali
sasi
C
ap
aia
n
Ta
hu
n
Ind
ika
tor
Ta
rge
t1
23
45
d. S
umbe
r Day
a M
anus
ia (S
DM
)Te
rsed
iany
a Su
mbe
r Day
a M
anus
ia (S
DM
) ya
ng m
empu
nyai
kom
pete
nsis
ebag
ai
awak
kap
al a
ngku
tan
sung
ai d
an
dana
uunt
uk d
aera
h ya
ng te
lah
mel
ayan
i an
gkut
an s
unga
i dan
dan
au.
50%
2014
3.
Ang
kuta
n Pe
nyeb
eran
gan
a. J
arin
gan
Pela
yana
n A
ngku
tan
Peny
eber
anga
n
Ters
edia
nya
kapa
l pen
yebe
rang
an y
ang
bero
pera
si p
ada
linta
s da
lam
Kab
upat
en/
Kota
pad
a w
ilaya
h ya
ng te
lah
dite
tapk
an
linta
s pe
nyeb
eran
gan
dala
m K
abup
aten
/Ko
ta.
60%
2014
Ters
edia
nya
kapa
l pen
yebe
rang
an y
ang
bero
pera
si p
ada
linta
s da
lam
Kab
upat
en/
Kota
unt
uk m
engh
ubun
gkan
dae
rah
tert
ingg
al d
an te
rpen
cil d
enga
n w
ilaya
h ya
ng te
lah
berk
emba
ng p
ada
wila
yah
yang
te
lah
dite
tapk
an li
ntas
pen
yebe
rang
an
dala
m k
abup
aten
/Kot
a.
100%
2014
b. J
arin
gan
Pras
aran
a A
ngku
tan
Peny
eber
anga
n
Ters
edia
nya
pela
buha
n pe
nyeb
eran
gan
pada
Kab
upat
en/K
ota
yang
mem
iliki
pe
laya
nan
angk
utan
pen
yebe
rang
an y
ang
bero
pera
si p
ada
linta
s pe
nyeb
eran
gan
dala
m K
abup
aten
/Kot
a pa
da w
ilaya
h ya
ng
mem
iliki
alu
r pel
ayar
an.
60%
2014
c. K
esel
amat
anTe
rpen
uhin
ya s
tand
ar k
esel
amat
an k
apal
pe
nyeb
eran
gan
deng
an u
kura
n di
baw
ah
7 G
T da
n ka
pal p
enye
bera
ngan
yan
g be
rope
rasi
pad
a lin
tas
peny
eber
anga
n da
lam
Kab
upat
en/K
ota.
100%
2014

121
LAMPIRAN
121
No
Jen
is P
ela
ya
na
nS
tan
da
r P
ela
ya
na
n M
inim
al
(SP
M)
Ta
hu
n
Pe
nc
ap
aia
n
Re
ali
sasi
C
ap
aia
n
Ta
hu
n
Ind
ika
tor
Ta
rge
t1
23
45
d. S
umbe
r Day
a M
anus
ia (S
DM
)Te
rsed
iany
a Su
mbe
r Day
a M
anus
ia (S
DM
) ya
ng m
empu
nyai
kom
pete
nsi s
ebag
ai
awak
kap
al p
enye
bera
ngan
den
gan
ukur
an
di b
awah
7 G
T at
au y
ang
bero
pera
si d
i lin
tas
peny
eber
anga
n da
lam
Kab
upat
en/
Kota
50%
2014
4.
Ang
kuta
n La
uta.
Jar
inga
n Pe
laya
nan
Ang
kuta
n La
utTe
rsed
iany
a ka
pal l
aut y
ang
bero
pera
si
pada
lint
as d
alam
Kab
upat
en/K
ota
pada
w
ilaya
h ya
ng m
emili
ki a
lur p
elay
aran
dan
tid
ak a
da a
ltern
atif
angk
utan
jala
n.
90%
2014
Ters
edia
nya
kapa
l lau
t yan
g be
rope
rasi
pa
da li
ntas
ata
u tr
ayek
dal
am K
abup
aten
/Ko
ta u
ntuk
men
ghub
ungk
an d
aera
h te
rtin
ggal
dan
terp
enci
l den
gan
wila
yah
yang
tela
h be
rkem
bang
pad
a w
ilaya
h ya
ng m
emili
ki a
lur p
elay
aran
dan
tida
k ad
a al
tern
atif
angk
utan
jala
n.
100%
2014
b. J
arin
gan
Pras
aran
a A
ngku
tan
Lau
tTe
rsed
iany
a de
rmag
a pa
da s
etia
p ib
ukot
a Ke
cam
atan
dal
am K
abup
aten
/Kot
a un
tuk
mel
ayan
i kap
al la
ut y
ang
bero
pera
si
pada
tray
ek d
alam
Kab
upat
en/K
ota
pada
w
ilaya
h ya
ng m
emili
ki a
lur p
elay
aran
dan
tid
ak a
da a
ltern
atif
angk
utan
jala
n.
60%
2014
c. K
esel
amat
anTe
rpen
uhin
ya s
tand
ar
kese
lam
atan
kapa
lden
gan
ukur
an d
i baw
ah
7 G
T ya
ng b
erop
eras
i pad
a lin
tas
dala
m
Kabu
pate
n/Ko
ta.
100%
2014
d. S
umbe
r Day
a M
anus
ia (S
DM
)Te
rsed
iany
a Su
mbe
r Day
a M
anus
ia (S
DM
) ya
ng m
empu
nyai
kom
pete
nsi s
ebag
ai
awak
kap
al a
ngku
tan
laut
den
gan
ukur
an
di b
awah
7 G
T
100%
2014

122
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
122
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
No
Jen
is P
ela
ya
na
nS
tan
da
r P
ela
ya
na
n M
inim
al
(SP
M)
Ta
hu
n
Pe
nc
ap
aia
n
Re
ali
sasi
C
ap
aia
n
Ta
hu
n
Ind
ika
tor
Ta
rge
t1
23
45
XV
.B
ida
ng
Pe
na
na
ma
n M
od
al
1.
Kebi
jaka
n Pe
nana
man
Mod
alTe
rsed
iany
a in
form
asi p
elua
ng u
saha
se
ktor
/ bid
ang
usah
a un
ggul
an1
(sat
u)
sekt
or/
bida
ng
usah
a pe
r ta
hun
2014
2.
Kerja
sam
a Pe
nana
man
Mod
alTe
rsel
engg
aran
ya fa
silit
asi
pem
erin
tahd
aera
h da
lam
rang
ka
kerja
sam
a ke
mitr
aan:
1.
anta
ra U
saha
Mik
ro,
Keci
l, M
enen
gah
dan
Kope
rasi
(UM
KM) t
ingk
at p
rovi
nsi
dan
peng
usah
a na
sion
al/ a
sing
1 (s
atu)
ka
li pe
r ta
hun
2014
2.
anta
ra U
saha
Mik
ro, K
ecil,
Men
enga
h da
n Ko
pera
si (U
MKM
K) ti
ngka
t ka
bupa
ten/
kot
a de
ngan
pen
gusa
ha
tingk
at p
rovi
nsi/
nasi
onal
1 (s
atu)
ka
li pe
r ta
hun
2014
3.
Prom
osi P
enan
aman
Mod
ala.
Ters
elen
ggar
anya
pr
omos
i pel
uang
pe
nana
man
mod
al
prov
insi
Ters
elen
ggar
anya
pro
mos
i pel
uang
pe
nana
man
mod
al p
rovi
nsi m
enca
kup
anta
ra la
in k
egia
tan
peny
elen
ggar
aan
pam
eran
, mar
ket s
ound
ing,
inve
stm
ent
foru
m, s
emin
ar in
vest
asi,
dan
peny
ebar
luas
an b
rosu
r pen
anam
an
mod
al.
1 (s
atu)
ka
li pe
r ta
hun
2014
b. Te
rsel
engg
aran
ya
prom
osi p
elua
ng
pena
nam
an m
odal
ka
bupa
ten/
kot
a
Ters
elen
ggar
anya
pro
mos
i pel
uang
pe
nana
man
mod
al k
abup
aten
/ kot
a m
enca
kup
anta
ra la
in k
egia
tan
peny
elen
ggar
aan
pam
eran
, mar
ket
soun
ding
, inv
estm
ent f
orum
, sem
inar
in
vest
asi,
dan
peny
ebar
luas
an b
rosu
r pe
nana
man
mod
al.
1 (s
atu)
ka
li pe
r ta
hun
2014

123
LAMPIRAN
123
No
Jen
is P
ela
ya
na
nS
tan
da
r P
ela
ya
na
n M
inim
al
(SP
M)
Ta
hu
n
Pe
nc
ap
aia
n
Re
ali
sasi
C
ap
aia
n
Ta
hu
n
Ind
ika
tor
Ta
rge
t1
23
45
4.
Pela
yana
n Pe
nana
man
Mod
alTe
rsel
engg
aran
ya
pela
yana
n pe
rizin
an
dan
non-
periz
inan
bi
dang
pen
anam
an
mod
al m
elal
ui
Pela
yana
n Te
rpad
u Sa
tu P
intu
(PTS
P) d
i bi
dang
Pen
anam
an
Mod
al:
a. P
enda
ftar
an
Pena
nam
an M
odal
D
alam
Neg
eri,
Izin
Pr
insi
p Pe
nana
man
M
odal
Dal
am
Neg
eri,
Izin
Usa
ha
Pena
nam
an M
odal
D
alam
Neg
eri,
Perp
anja
ngan
Re
ncan
a Pe
nggu
naan
Te
naga
Ker
ja
Asi
ng (R
PTKA
), Pe
rpan
jang
an Iz
in
Mem
peke
rjaka
n Te
naga
Ker
ja A
sing
(IM
TA) y
ang
beke
rja
lebi
h da
ri 1
(sat
u)
kabu
pate
n/ k
ota,
se
suai
kew
enan
gan
pem
erin
tah
prov
insi
.
Pros
enta
se te
rsel
engg
aran
ya p
elay
anan
pe
rizin
an d
an n
on-p
eriz
inan
bid
ang
pena
nam
an m
odal
mel
alui
PTS
P PD
PPM
100%
2014

124
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
124
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
No
Jen
is P
ela
ya
na
nS
tan
da
r P
ela
ya
na
n M
inim
al
(SP
M)
Ta
hu
n
Pe
nc
ap
aia
n
Re
ali
sasi
C
ap
aia
n
Ta
hu
n
Ind
ika
tor
Ta
rge
t1
23
45
b. Pe
ndaf
tara
n Pe
nana
man
M
odal
Dal
am
Neg
eri,
Izin
Usa
ha
Pena
nam
an M
odal
D
alam
Neg
eri,
Tand
a D
afta
r Pe
rusa
haan
(TD
P),
Sura
t Izi
n U
saha
Pe
rdag
anga
n (S
IUP)
, Pe
rpan
jang
an Iz
in
Mem
peke
rjaka
n Te
naga
Ker
ja A
sing
(IM
TA) y
ang
beke
rja
lebi
h da
ri 1
(sat
u)
kabu
pate
n/ k
ota,
se
suai
kew
enan
gan
pem
erin
tah
kabu
pate
n/ k
ota.
Pros
enta
se te
rsel
engg
aran
ya p
elay
anan
pe
rizin
an d
an n
on-p
eriz
inan
bid
ang
pena
nam
an m
odal
mel
alui
PTS
P PD
KPM
.
100%
2014
5.
Peng
enda
lian
Pela
ksan
aan
Pena
nam
an M
odal
a. P
enge
ndal
ian
dan
Pela
ksan
aan
Pena
nam
an M
odal
ol
eh P
DPP
M.
Ters
elen
ggar
anya
bim
bing
an
pela
ksan
aan
Kegi
atan
Pen
anam
an M
odal
ke
pada
mas
yara
kat d
unia
usa
ha.
1 (s
atu)
ka
li pe
r ta
hun
2014
b. Pe
ngen
dalia
n da
n Pe
laks
anaa
n Pe
nana
man
Mod
al
oleh
PD
KPM
.
Ters
elen
ggar
anya
bim
bing
an
pela
ksan
aan
Kegi
atan
Pen
anam
an M
odal
ke
pada
mas
yara
kat d
unia
usa
ha.
1 (s
atu)
ka
li pe
r ta
hun
2014

125
LAMPIRAN
125
No
Jen
is P
ela
ya
na
nS
tan
da
r P
ela
ya
na
n M
inim
al
(SP
M)
Ta
hu
n
Pe
nc
ap
aia
n
Re
ali
sasi
C
ap
aia
n
Ta
hu
n
Ind
ika
tor
Ta
rge
t1
23
45
6.
Peng
elol
aan
Dat
a da
n Si
stem
In
form
asi P
enan
aman
Mod
alTe
rimpl
emen
tasi
kan-
nya
sist
em p
elay
anan
In
form
asi d
an
Periz
inan
Inve
stas
i Se
cara
Ele
ktro
nik
(SPI
PISE
).
Pers
enta
se ju
mla
h je
nis
pela
yana
n ya
ng
dila
yani
men
ggun
akan
SPI
PISE
.10
0%20
14
7.
Peny
ebar
luas
an, P
endi
dika
n, d
an P
elat
ihan
Pen
anam
an
Mod
al.
Ters
elen
ggar
anya
sos
ialis
asi k
ebija
kan
pena
nam
an m
odal
kep
ada
mas
yara
kat
duni
a us
aha.
1 (s
atu)
ka
li pe
r ta
hun
2014

126
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH
126
PANDUAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DI DAERAH


Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbHMenara BCA, 46th FloorJl. MH.Thamrin No.1Jakarta 10310 - IndonesiaT. +62-21-235 87 121/122/123F. +62-21-235 87 120I. www.giz.de
Kementerian Dalam NegeriDirektorat Jenderal Otonomi Daerah (Ditjen Otda)Jl. Medan Merdeka Utara No. 7Jakarta Pusat 10110T: +62-21-384 2021F: +62-21-384 2021