panduan Kebijakan Teknis Ppip Dan Pnpm Perkotaaan

43
1 KEBIJAKAN TEKNIS PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERDESAAN/PERKOTAAN BERBASIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Jan 2008 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

description

pnpm mandiri pedesaan

Transcript of panduan Kebijakan Teknis Ppip Dan Pnpm Perkotaaan

1

KEBIJAKAN TEKNIS PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERDESAAN/PERKOTAAN BERBASIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Jan 2008

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

2

Latar Belakang1. Kebijakan Pemerintah melaksanakan Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri (PNPMM), dengan mensinergikan berbagai program pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan kemiskinan. Pada tahun2009, pelaksanaan PNPM Mandiri diharapkan dapat menjangkau seluruhkecamatan Indonesia yang mencapai 5.623 kecamatan, dimana 1.072 kecamatan diantaranya merupakan kecamatan perkotaan.

2. Dimulai sejak tahun 2007, PNPMM dilaksanakan dengan memperluas cakupanwilayah sasaran pelaksanaan P2KP dan PPK, dengan skema masing masingprogram, sebagai PNPMM Inti. Selanjutnya pada tahun 2008 mulai diterapkanPNPMM Perkotaan dan PNPMM Perdesaan.

3. PNPMM Perkotaan tahun 2008 akan dilaksanakan di 955 kecamatan perkotaanyang tersebar di 245 kota/kab dari 33 propinsi se Indonesia.

4. Proses Pemberdayaan masyarakat dititikberatkan pada fasilitasi penguatankelembagaan masyarakat tingkat basis kelurahan (BKM), fasilitasipengintegrasian program jangka menengah penanggulangan kemiskinantingkat kelurahan (PJM Pronangkis 3 tahun) sesuai kebutuhan masyarakatdengan perencanaan pemerintah, dan ekskalasi realisasi PJM Pronangkis.

3

GAMBARAN UMUM PNPM-MANDIRI

PNPM Mandiri pada hakekatnya adalah gerakan dan Program nasional yang dituangkan dalam kerangka kebijakan yang menjadi acuan pelaksanaan berbagai program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat.

Pemberdayaan masyarakat bertujuan menciptakan/ meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun berkelompok, untuk memutuskan berbagai persoalan pembangunan yang dihadapinya dengan baik dan benar.

PNPM Mandiri membutuhkan harmonisasi kebijakan yang berbasis pemberdayaan masyarakat melalui perbaikan pemilihan sasaran (targeting) baik wilayah maupun masyarakat penerima manfaat, prinsip dasar, strategi, pendekatan, indikator, serta berbagai mekanisme dan prosedur yang diperlukan untuk mengefektifkan penanggulangan kemiskinan dan mempercepat tercapainya peningkatan kesejahteraanmasyarakat.

4

Bagian 1

PNPMM PERKOTAAN-P2KP

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

5

TAHAP PEMBELAJARAN (Tahun 2007-2009)

TAHAP KEMANDIRIAN (Tahun 2010-2013)

TAHAP KEBERLANJUTAN(Tahun 2014-2015)

TAHAPAN EXIT STRATEGY

(Tahun 2015)

REPLIKASI MANDIRI OLEH MASY & PEMDA

• Manajemen Pemb. partisipatif secara mandiri oleh Warga

• Fasilitasi & pembinaansepenuhnya olehpemerintah kota/kab

• Replikasi & pengemba-nganProgram lebih lanjutoleh pemda & Masyarakatnya

PHASE PNPMM PERKOTAAN

• PembelajaranPembangunan partisipatif

• BLM sbg Stimulan• Integrasi Perencanaan

partisipatif dg Sistem Pe-rencanaan pemb. regular.

• Pemberdayaan Masyarakat di Kelurahan/Desa tertinggal.

• Kemitraan Masyarakat, pemda dan Kelompok Peduli

• BLM sbg salah satu akses channelling program,

• Masyarakat mampu mengakses berbagai sumber dana yang ada (pemda, lembaga, swasta, dll)

• Perencanaan partisipatif sebagai peraturan daerah

• PNPM supervisi dan penguatan kapasitas untuk mampu mandiri memfasilitasi kegiatan masyarakat di wilayahnya

• Masyarakat mampu membangun kemitraan dg berbagai pihak.

• Kebijakan dan Penganggaran Pemda Pro poor

• Keberadaan fasilitator/konsultn atas permintaan masyarakat sesuai yang dibutuhkan.

• Kemitraan masyarakat, pemda dan kelompok peduli secara sinergis merupakan faktor utama penggerak pembangunan di wilayahnya

6

Strategi PelaksanaanPNPMM Perkotaan 2008

1. Melembagakan Pola Pembangunan partisipatif yang Pro-poor danberkeadilan, melalui :

Pembangunan lembaga masyarakat (BKM) yang representatif,akuntabel, dan mampu menyuarakan kepentingan masyarakatdalam proses-proses pengambilan keputusan;

Perencanaan Partisipatif dalam menyusun PJM-Pronangkis berbasis IPM-MDGs

2. Menyediakan BLM secara transparan untuk mendanai kegiatanpenanggulangan kemiskinan yang mudah dilakukan oleh masyarakatdan membuka kesempatan kerja, melalui :

Pembangunan ekonomi lokal Pembangunan sarana / prasarana lingkungan Pembangunan SDM (pelatihan2)

7

3. Memperkuat keberlanjutan program, dengan:

Menumbuhkan rasa memiliki dikalangan masyarakat melaluiproses penyadaran kritis dan pengelolaan hasil-hasilnya.

Meningkatkan kemampuan perangkat pemerintah dlmperencanaan, penganggaran, dan pengembangan paska proyek.

Meningkatkan efektifitas perencanaan dan penganggaran yang lebih pro-poor dan berkeadilan.

Strategi PelaksanaanPNPMM Perkotaan 2008

8

Komponen Program

1. Komponen Pengembangan Masyarakat dan Peningkatan KapasitasPemerintah serta Kelompok Peduli Terkait (Training, Sosialisasi, Lokakarya, Monitoring, dll).

2. Komponen Bantuan Langsung Masyarakat :

BLM Kelurahan; Pagu maksimal per kelurahan/desa bervariasiantara Rp 150 juta, Rp 200 juta dan Rp 350 juta sesuai jumlahpenduduk dan KK Miskin di wilayahnya.

3. Komponen Dukungan Bantuan Teknis Untuk Pengelolaan danPengembangan Program (Fasilitator, Konsultan, dll)

9

Lokasi PNPMM PERKOTAAN TAHUN 2008

33Propinsi

245Kota/Kabupaten

955Kecamatan

8.813Kelurahan/Desa

JUMLAHWilayah

Sekitar 1.582 Desa/Kelurahan lokasi PNPMM Perkotaan Tahun 2008 adalahkategori Desa Tertinggal

10

Alokasi BLM dan Pencairan di 2008

Rp 100 jt untuk lokasi dg KK Miskin > 100 KK

Rp. 50 jt untuk lokasi dg KK Miskin < 100 KK

Lokasi Baru dg Tingkat Kemiskinan <10%

Rp 350 JtRp 200 JtRp 150 JtAlokasi BLM per Kelurahan

Besar(> 10.000 jiwa)

Sedang(3000 s/d 10 000 jw)

Kecil (<3.000 jiwa)

Kategori Lokasi

Catatan :

• Pencairan BLM ke rekening masyarakat dilaksanakan dalam 3 tahap, yaknitahap 1 = 30%, Tahap 2 = 50% dan Tahap 3 = 20%

• Untuk Lokasi Lama, Pencairan di Tahun 2008 sebesar 80% (2 tahap) daripagu BLM, sisanya sebesar 20% (tahap ke-3) dicairkan Tahun 2009

• Untuk Lokasi Baru, Pencairan di Tahun 2008 sebesar 30% (1 tahap) daripagu BLM, sisanya sebesar 70% (tahap ke-2 & ke-3) dicairkan tahun 2009.

11

Pemanfaatan BLM

Kegiatan

TRIDAYA

• Penyantunan kepada warga sangat miskin, yatim-piatu, jompo, dsb.

Kegiatan SOSIAL

Kegiatan Pembangunan Prasarana Lingkungan

• Jalan lingkungan

• Sarana air bersih

• MCK

• Drainase lingkungan, dsb.

Kegiatan EKONOMI

• Pengembangan modal ekonomi keluarga

• Pelatihan dan praktek keterampilan bagi warga miskin dan penganggur untuk penciptaan peluang usaha

12

Ketentuan Pemanfaatan BLM

1. Prinsip Dasar Penggunaan/Pemanfaatan BLM adalah Open Menu Sesuaikebutuhan Masyarakat dengan harus memprioritaskan pada warga miskin diwilayahnya yang tercantum pada hasil Pemetaan Swadaya dan PJM Pronangkis yang disepakati Masyarakat

2. Dana BLM merupakan stimulan untuk media menggalang kepedulianbersama, solidaritas sosial, kekeluargaan dan gotong royong. Oleh karena itu, penggunaan dan pemanfaatan diprioritaskan pada program/kegiatan yang dilaksanakan dan/atau kemanfaatannya dirasakan masyarakat banyak(kepentingan umum)

3. Dana BLM, sesuai prinsip Tridaya, dapat digunakan/dimanfaatkan masyarakatuntuk membiayai sebagian kebutuhan program/kegiatan di bidang lingkungan(infrastruktur permukiman), ekonomi (termasuk revolving fund) dan kegiatansosial serta pengembangan kapasitas

4. Apabila terdapat kebutuhan masyarakat untuk Pinjaman Bergulir, Maksimaldana BLM yang dapat dialokasikan adalah 30%. Ketentuan mengenai hal iniakan ditetapkan secara khusus

13

Dana Daerah Untuk Program Bersama

Dana Daerah Untuk Program Bersama PNPMM pada komponen BLM

50% dari Total BLM di wilayahnyaSedang dan Tinggi

20% dari Total BLM di wilayahnyaRendah

Dana Daerah Untuk Program BersamaPNPM

Kapasitas Fiskal Pemda

Dana Daerah Untuk BOP PNPMM PERKOTAAN 2008

Sebesar Minimal 5% dari Pagu BLM diwilayahnya

Sebesar Minimal 1% dari Total Pagu BLM di wilayahnya

Pemerintah Kota/KabupatenPemerintah Propinsi

14

SIKLUS TAHAPAN KEGIATAN PNPMM PERKOTAAN 2008

1

2

3

4

5

6

7

Sosmap & Sosialisasi Awal

RKM & PenggalanganRelawan

RefleksiKemiskinan

Kajian PemetaanSwadaya

Perencanaan PartisipatifPJM Pronangkis (orientasiIPM-MDGs)

Koordinasi & Integrasi PJM Pronangkis sbgProg.Kelurahan/Desa

4’

Tahapan AwalMembangun KSM

Pengajuan & AdministrasiPencairan dana BLM8

Pembangunan BKM

10Pelaksanaan Kegiatan

9Pencairan dana BLM & Pendampingan UsulanKegiatan KSM/Panitia

15

TAHAPAN KEGIATAN

2. REMBUG MASYARAKAT :

1. SOSIALISASI

Penyebarluasan informasi kepadamasyarakat mengenai pelaksanaankegiatan, sekaligus penyamaanpemahaman dalam proses dialog berbagai komponen masyarakat

Ajang pembelajaran masyarakat untukterbuka, melakukan diskusi konstruktif, menyusun langkah dan saling asah-asih-asuh, dalam rangka mencari solusi ataskemiskinan yang ada di wilayahnya.

16

3. PEMETAAN SWADAYA :

4. PEMBENTUKAN LEMBAGA KOMUNITAS

Proses pembelajaran identifikasi sebab-sebab kemiskinan, menyusun danmenyepakati tolok ukur kemiskinan, menyusun data dan peta kemiskinan, dan langkah-langkah penanggulangankemiskinan.

Pembentukan lembaga komunitas yang mengakar, representatif, dan akuntabelsebagai wadah menyuarakan aspirasimasyarakat dalam rangkapenanggulangan kemiskinan secaramandiri dan berkelanjutan.

17

Proses pembelajaran masyarakat untuk melaksanakan sebagian kegiatan tridaya yang sudah direncanakan dalam PJM Pronangkis sekaligus untuk membangun akuntabilitas dalam pemanfaatan dana BLM sebagai modaluntuk melakukan kemitraan dengan berbagai pihak.

6. PENYALURAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM)

5. PEMBUATAN PJM PRONANGKIS

Proses pembelajaran masyarakat dalammenyusun program penanggulanganpenanggulangan kemiskinan secaramandiri dan berkelanjutan.

18

c. Lokasi Baru

b. Lokasi Lama (Sdh 100% di 2007)

a. Lokasi Lama (baru 20% di 2007)

PENCAIRAN BLM4

2009 201020082007

PELAKSANAAN

a. Pendampingan

b. Laporan Akhir/ICR

c. Closing Date

3

MOBILISASI

a. Lokasi Lama

b. Lokasi Baru

2

Penyiapan1

TahunKEGIATAN No

Jadwal Pelaksanaan PNPM 2008

Mrt

Jun

50% & 30%

30% & 50% 20%

30% 50% & 20%

19

Tim Koordinasi Propinsi& Tim Pengendali PNPM

KMWSNVT PBL

Prop

SNVT P2KP

KMP

KoordinatorKota/Kab

Tim Fasilitator 4-5 org utk 1 Kecamatan

BKM

PJOK Kec

LURAH

KSM

Relawan

Pusat

Tim Inter Departemen selaku Tim Koordinasi

Pusat dan Tim Pengendali PNPM

Propinsi

Tim Koordinasi Kota/Kab &Tim Pengendali PNPM.

Kepala Dinas PU/ Perumahan/Kimpraswil

Kota/Kab.

Bappeda Kota/Kab.

R & D/Advisory

Kecamatan

Garis pengendalianGaris fasilitasiGaris koordinasiGaris pelaporan

CAMAT

Kelurahan

Kabupaten/ Kota

Kepala PMU

DEPARTEMEN PU

Direktur PenataanBangunan dan

Lingkungan

Dirjen Cipta Karya

SATKER KOTA/KAB

Kepala Dinas PU/ Perumahan/Kimpraswil

Provinsi

Bappeda Provinsi

STRUKTUR ORGANISASI Pengelolaan PNPMM-Perkotaan

KE

20

33732305406BANTEN16

869286711627JAWA TIMUR15

16634132424D.I. YOGYAKARTA14

1883426145714435JAWA TENGAH13

1,653585106818725JAWA BARAT12

16035125436DKI JAKARTA11

533815103KEPULAUAN RIAU10

68155395BANGKA BELITUNG9

1444896184LAMPUNG8

1261111563BENGKULU7

28692194346SUMATERA SELATAN6

76175972JAMBI5

5953694RIAU4

3181461722310SUMATERA BARAT3

5001573435414SUMATERA UTARA2

329902392411NANGGROE ACEH DARUSSALAM1

TotalKel/Desa

Kel./DesaNon_P2KP

Kel./Ds P2KP

Jml KecJml

Kota/kabPropinsiN

o

Daftar Lokasi PNPMM Perkotaan 2008

21

8,8132,2926,521955245TOTAL

2214851IRIAN JAYA BARAT33

4134752PAPUA32

69591062MALUKU UTARA31

61115053MALUKU30

1601622SULAWESI BARAT29

7607672GORONTALO28

1051491134SULAWESI TENGGARA27

276821943013SULAWESI SELATAN26

58154352SULAWESI TENGAH25

242102140267SULAWESI UTARA24

952273146KALIMATAN TIMUR23

21494120159KALIMANTAN SELATAN22

3072352KALIMANTAN TENGAH21

653431115KALIMANTAN BARAT20

1372135129NUSA TENGGARA TIMUR19

14921128186NUSA TENGGARA BARAT18

1300130105BALI17

22

95,670.0 31,315 64,355.0 BANTEN16

200,140.0 75,180 124,960.0 JAWA TIMUR15

47,280.0 13,850 33,430.0 D.I. YOGYAKARTA14

390,810.0 95,265 295,545.0 JAWA TENGAH13

426,130.0 122,575 303,555.0 JAWA BARAT12

53,910.0 17,285 36,625.0 DKI JAKARTA11

9,950.0 2,985 6,965.0 KEPULAUAN RIAU10

13,860.0 4,930 8,930.0 BANGKA BELITUNG9

34,540.0 10,430 24,110.0 LAMPUNG8

24,170.0 9,575 14,595.0 BENGKULU7

66,240.0 21,580 44,660.0 SUMATERA SELATAN6

15,180.0 5,650 9,530.0 JAMBI5

12,350.0 3,705 8,645.0 RIAU4

55,780.0 20,710 35,070.0 SUMATERA BARAT3

115,470.0 42,985 72,485.0 SUMATERA UTARA2

53,400.0 16,020 37,380.0 NANGGROE ACEH DARUSSALAM1

Total BLM (Rp)APBD (Rp)PNPMM (Rp)PropinsiNo

Daftar Alokasi BLM PNPMM Perkotaan 2008

23

1,995,110.0 624,110.0 1,371,000.0 TOTAL

4,750.0 4,750 -IRIAN JAYA BARAT33

8,950.0 8,950 -PAPUA32

11,070.0 3,425 7,645 MALUKU UTARA31

12,310.0 3,175 9,135 MALUKU30

13,610.0 3,455 10,155 SULAWESI BARAT29

20,630.0 5,035 15,595 GORONTALO28

3,600.0 1,100 2,500 SULAWESI TENGGARA27

62,060.0 17,860 44,200 SULAWESI SELATAN26

12,510.0 4,320 8,190 SULAWESI TENGAH25

42,930.0 12,695 30,235 SULAWESI UTARA24

24,220.0 9,480 14,740 KALIMATAN TIMUR23

43,310.0 14,745 28,565 KALIMANTAN SELATAN22

6,050.0 1,985 4,065 KALIMANTAN TENGAH21

14,530.0 6,085 8,445 KALIMANTAN BARAT20

29,200.0 5,180 24,020 NUSA TENGGARA TIMUR19

37,780.0 8,380 29,400 NUSA TENGGARA BARAT18

32,720.0 19,450 13,270 BALI17

Total BLM (Rp)

APBD (Rp)PNPMM (Rp)PropinsiNo

24

Belum AdaAda Surat

6--6BANTEN16

27--27JAWA TIMUR15

4--4D.I. YOGYAKARTA14

35--35JAWA TENGAH13

21-425JAWA BARAT12

6--6DKI JAKARTA11

3--3KEPULAUAN RIAU10

2-35BANGKA BELITUNG9

2-24LAMPUNG8

3--3BENGKULU7

--66SUMATERA SELATAN6

2-22JAMBI5

3-14RIAU4

4-610SUMATERA BARAT3

12-214SUMATERA UTARA2

--1111NANGGROE ACEH DARUSSALAM1

TolakSetujuKota/kabPropinsiNo

STATUS SURAT KOMITMENT PEMDA DALAM PENDANAAN PNPMM-PERKOTAAN 2008-Per 26 January 2008

25

--22PAPUA32

--11IRIAN JAYA BARAT33

Belum AdaAda Surat

167-78245JUMLAH

1-12MALUKU UTARA31

--33MALUKU30

2--2SULAWESI BARAT29

1-12GORONTALO28

4--4SULAWESI TENGGARA27

8-513SULAWESI SELATAN26

2--2SULAWESI TENGAH25

1-67SULAWESI UTARA24

--66KALIMATAN TIMUR23

2-79KALIMANTAN SELATAN22

1-12KALIMANTAN TENGAH21

3-25KALIMANTAN BARAT20

3-69NUSA TENGGARA TIMUR19

5-16NUSA TENGGARA BARAT18

5BALI17

TolakSetujuKota/kabPropinsiNo

26

Bagian 2

PNPMM PPIP

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

27

Struktur Organisasi PPIPPenyelenggaraan PPIP melibatkan instansi terkait dan komponen pelaksana mulai dari tingkat desa, kabupaten, propinsi sampai tingkat pusat, yaitu terdiri dari:

1. Tim Pelaksana Pusat

2. Satuan Tugas3. Konsultan

Manajemen Pusat

Pusat

1. Tim Pelaksana Propinsi

2. Satker Propinsi3. Tenaga Ahli

Majemen Propinsi (konsultan)

Propinsi

1. Tim Pelaksana Kabupaten

2. Satker Kabupaten

3. Tenaga Ahli Manajemen Kabupaten (konsultan)

Kabupaten

1. Organisasi Masyarakat Setempat (OMS)

2. Kelompok Pemanfaat Penerima

3. Kader Desa4. Aparat Desa5. Fasilitator

(konsultan)

Desa

28

StrukturOrganisasiPPIP 2008

Tahapan Pelaksanaan1. PERSIAPAN

Penyusunan Pedoman Sosialisasi

2. PERENCANAAN KEGIATAN Musyawarah Desa Untuk memilih OMS Identifikasi permasalahan Musyawarah Desa untuk menentukan prioritas dan jenis infrastruktur Penyusunan Usulan Rencana Kerja Masyarakat (RKM) Perencanaan Teknis dan RAB Musyawarah Desa untuk memilih KPP dan menetapkan Operasi-

Pemeliharaan

3. PELAKSANAAN KEGIATAN FISIK Rencana Pelaksanaan Pelaksanaan Konstruksi Pengawasan

30

4. PASKA PELAKSANAAN Serah Terima Infrastruktur Terbangun Pengeloaan Infrastruktur Terbangun

5. PENGENDALIAN Pemantauan Monitoring Evaluasi Penanganan Pengaduan

Tahapan Pelaksanaan...lanjutan

31

1. PERSIAPAN

Penyusunan Buku Pedoman Umum dan Pedoman PPIP tahun 2008 dilaksanakan dengan melakukan penyempurnaan terhadap pedoman PPIP tahun 2007. Penyempurnaan tersebut berdasarkan pada hasil pembelajaran dari pelaksanaan program dan penerapan kebijakan PNPM Mandiri.

Desa sasaran PPIP 2008 ditetapkan melalui SK Menteri PU setelah dilakukan kesepakatan dengan DPR RI dan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal.

Sosialisasi kegiatan dilaksanakan untuk menyebarluaskan konsep, mekanisme penyelenggaraan program dan menyatukan persepsi dalam pelaksanaan kegiatan Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan. Sosialisasi dilaksanakan secara berjenjang dari tingkat propinsi, kabupaten dan desa sasaran.

32

2. PERENCANAANPerencanaan Partisipatif merupakanproses penyusunan rencanakegiatan dengan memberikan ruangyang seluas-luasnya kepadamasyarakat untuk menyampaikankebutuhan masyarakat, memberikangagasan, pengambilan keputusan, dan penyusunan rencana program.

Perencanaan dilaksanakan sepenuhnya oleh masyarakat dengan didampingi oleh Fasilitator. Pada tahap ini pemerintah daerah berperan sebagai pendorong dari seluruh kegiatan yang dilaksanakan oleh masyarakat.

Sosialisasi Tingkat Desa

Identifikasi Permasalahan

Musyawarah Desa I

Rembug Desa

Penyusunan PJM

Musyawarah Desa II

Penyusunan RKM

Musyawarah Desa III

Tahapan Perencanaan

33

a. Sosialisasi Tingkat Desa

Sosialisasi dilaksanakan dengan mengundang perangkat desa, aparat kecamatan, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, dan Kelompok/Organisasi Masyarakat, para kepala dusun serta anggota masyarakat baik laki-laki maupun perempuan secara luas. Narasumber dalam kegiatan sosialisasi tingkat desa adalah fasilitator dan Tim Pelaksana Kabupaten. Materi sosialisasi terdiri dari Pedoman Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis.

Dalam sosialisasi juga membahas tentang kesiapan masyarakat dalam menerima dan melaksanakan mekanisme dan prinsip-prinsip PPIP ini.

b. Musyawarah Desa I

Musyawarah Desa I dilaksanakan oleh Kepala Desa dengan dibantu olehFasilitator. Nara sumber dalam musyawarah desa adalah Satker TingkatKabupaten/Tim Pelaksana Kabupaten dan fasilitator.

Musyawarah Desa I bertujuan untuk membentuk kelembagaan pengelola program di tingkat desa yaitu memilih dan menetapkan OMS/Pokmas dan Kader Desa.

34

OMS/Pokmas/LKD dan KD dengan didampingi Fasilitator dan perangkat desa, langsung bertugas untuk mengidentifikasikan permasalahankemiskinan dan kebutuhan masyarakat desa serta mengidentifikasimasukan-masukan/data dari pemerintah kecamatan mengenai

permasalahan desa, termasuk dari hasil Musbangdes

c. Identifikasi Permasalahan

d. Rembug Desa

Rembug Desa dilaksanakan oleh kepala desa dengan dibantu oleh OMS, Kader Desa dan fasilitator. Rembug desa ini hadiri oleh Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, LSM dan wakil-wakil dari dusun di desa sasaran, serta masyarakat lainnya. Dalam rembug desa ini akan membahas tentang hasil identifikasi yang telah dilaksanakan dan membahas tentang upaya-upaya pemecahan permasalahannya serta penanganannya.

35

e. Penyusunan PJM

Program Jangka Menengah Desa disusun dengan jangka waktu 3 tahun(2008 2010). Penyusunan PJM ini didasarkan pada hasil identifikasi yang telah dibahas dalam rembug desa. Penyusunan PJM ini dilakukan oleh Kepala Desa dengan dibantu oleh fasilitator, OMS dan kader desa. Dalam penyusunan PJM ini, tugas fasilitator adalah memberikan bimbingan dan pendampingan selama penyusunan.

f. Musyawarah Desa II

Musyawarah Desa II bertujuan untuk menetapkan jenis dan lokasi kegiatan yang akan dilaksanakan oleh masyarakat. Musyawarah Desa II dilaksanakan dalam bentuk diskusi terbuka untuk merumuskan prioritas usulan yang ada dalam PJM. Prioritas pertama dari rumusan ini akan menjadi jenis kegiatan program pembangunan infrastruktur desa.

Kegiatan ini dipersiapkan oleh OMS/Pokmas/LKD dengan bantuan KD dan Fasilitator.

36

f. Penyusunan Rencana Kerja Masyarakat (RKM)

Penyusunan usulan Rencana Kegiatan Masyarakat (RKM) dilakukan oleh OMS/Pokmas/LKD dan KD dengan bimbingan Fasilitator. Usulan RKM disusun setelah jenis infrastruktur yang akan dilaksanakan sudahdisepakati dalam Mudes II. Usulan RKM akan memuat rencana kerja pelaksanaan pembangunan infrastruktur, rencana operasi dan pemeliharaan, termasuk rencana Operasi dan Pemeliharaan.

Usulan RKM setelan setujui oleh Tim Pelaksana Kabupaten, akan ditindaklanjuti dengan penyusunan Rencana Desain dan RAB.

Usulan RKM, Rencana Desain dan RAB akan menjadi dokumen Rencana Kerja Masyarakat dan menjadi lampiran dalam kontrak antara OMS dengan Satker PIP Kabupaten.

Musyawarah Desa tahap III bertujuan untuk menetapkan rencana pelaksanaan pembangunan infrastruktur, pembentukan Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara (KPP), serta penetapan rencana Operasi dan Pemeliharaan.

g. Musyawarah Desa III

37

3. PELAKSANAAN FISIK Pelaksanaan fisik infrastruktur perdesaan dimulai setelah penandatanganan

kontrak antara OMS dengan Satker PIP Kabupaten. Proses pelaksanaan fisik meliputi beberapa kegiatan yang terkait di

dalamnya, seperti penyiapan lokasi, pengadaan material, pelaksanaankonstruksi, pengadaan barang, sewa alat, dan pengendalian tenaga kerja, pengendalian waktu pelaksanaan serta pengendalian pengeluaran dana.

Selama pelaksanaan fisik berlangsung, OMS harus menyampaikan informasi status pelaksanaannya dengan membuat papan informasi atau melaporkannya dalam rembug desa yang diselenggarakan secara rutin.

4. PASKA PELAKSANAAN FISIK

Setelah tahap konstruksi fisik selesai selanjutnya dilakukan serah terima pekerjaan dari OMS/Pokmas/LKD kepada Satker PIP Kabupaten.

Sebelum tahun anggaran 2008 berakhir, Satker PIP Kabupaten selanjutnya menyerahkan kepada Pemerintah Desa untuk dimanfaatkan, dikelola, dandilestarikan oleh masyarakat (KPP).

38

Pengendalian diperlukan agar proses pelaksanaan Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP 2008) sesuai dengan prinsip, pendekatan dan mekanisme yang telah ditetapkan. Ppengendalian program dilakukan mulai dari tahap persiapan, perencanaan dan pelaksanaan kegiatan.

Pengendalian dilaksanakan melalui pemantauan Internal dan eksternal: - Pemantauan Internal, dilakukan oleh seluruh unit pelaksana program

pelaku di dalam sistem (Aparat Pemerintah/Struktural, Konsultan/Fungsional, serta masyarakat desa sasaran) PPIP 2008;

- Pemantauan Eksternal, dilakukan oleh pelaku di luar unit pelaksanakegiatan (LSM, Perguruan Tinggi, Ormas, Media Massa, dll.) Dalampengendalian program, pengawasan dilakukan melalui pemantauan(monitoring) secara berjenjang oleh pelaku

5. PENGENDALIAN

39

Pendanaan

Penerima dana untuk pembangunan infrastruktur perdesaan adalah masyarakat desa yang nama desanya tercantum dalam Daftar Desa Sasaran yang ditetapkan oleh Menteri Pekerjaan Umum dengan jumlah dana untuk tiap desa ditetapkan sebesar Rp. 250 juta.

Sumber Dana

Penerima Dana

Sumber dana Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP) 2008 berasal dari dana APBN Tahun Anggaran 2008. Pemerintah Propinsi dan Kabupaten diminta untuk memberikan dukungan biaya operasional dalam menjalankan pendampingan, pengendalian dan pemantauan. Untuk Operasi dan Pemeliharaan dibiayai oleh masyarakat dan dukungan APBDes.

40

Tahapan Penyaluran Dana

Dana Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan untuk masing-masing Propinsi/Kabupaten disalurkan melalui dokumen anggaran/DIPA kepada Satker Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan di Propinsi dan Satker Pembangunan Infrastruktur Permukiman Kabupaten;

Penerima dana untuk pembangunan infrastruktur adalah masyarakat desa melalui OMS/Pokmas dengan penanggung jawab Ketua OMS/Pokmas/LKD yang disalurkan ke rekening masing-masing OMS/Pokmas;

Penyaluran dana kepada masyarakat dilakukan dalam 3 tahap : i. Tahap I sebesar 40 % (100 juta rupiah) setelah perencanaan disetujui, ii. Tahap II sebesar 40% (100 juta rupiah) pada saat pencapaian pekerjaan

fisik mencapai minimal 36%, dan iii. tahap III sebesar 50 juta rupiah pada saat pencapaian pekerjaan fisik

mencapai minimal 72%;

Mekanisme Penyaluran Dana

41

Ketua OMS/Pokmas dan bendahara diwajibkan membuka rekening bantuan dana sosial di Bank Umum atas nama Rekening OMS/Pokmas/LKD Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan dan memberitahukan nomor rekeningnya kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Satker Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan Kabupaten;

OMS/Pokmas mengajukan dokumen pencairan dana dengan dilampiri Kontrak Kerja, kuitansi tagihan/tanda terima bermaterai, rencanapenggunaan dana serta laporan kemajuan (khusus untuk tahap I dan II) kepada Pejabat Pembuat Komitmen. Pejabat Pembuat Komitmen mengajukan SPP kepada Penguji Pembebanan/Penerbit SPM untuk diproses penerbitan SPM-nya;

Satker Kabupaten menyampaikan Surat Perintah Membayar (SPM) sesuai dengan Peraturan Dirjen Perbendaharaan yang berlaku kepada KPPN;

Khusus untuk OMS/Pokmas, proses pencairan dana ditandatangani oleh minimum 2 (dua) orang, yaitu Ketua OMS/Pokmas dan Bendahara OMS/Pokmas

Tata cara penyaluran dan pencairan dana Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan ini, secara khusus akan diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan.

42

MekanismePenyalurandana

43

TerimaKasiH