PANDUAN DNR.doc

8
PANDUAN PENOLAKAN RESUSITASI (DNR) A. PENGERTIAN Resusitasi merupakan segala bentuk usaha medis, yang dilakukan terhadap mereka yang berada dalam keadaan darurat atau kritis, untuk mencegah kematian. Do Not Resusitation (DNR) adalah sebuah perintah untuk tidak dilakukan Resusitasi, yang merupakan pesan untuk tenaga kesehatan ataupun masyarakat umum untuk tidak mencoba CPR (cardiopulmonary resusitation) atau Resusitasi Jantung Paru (RJP) jika terjadi permasalahan darurat pada jantung pasien atau pernapasan berhenti. Perintah ini ditulis atas permintaan pasien atau keluarga tetapi harus ditandatangani oleh dokter yang berlaku.DNR merupakan salah satu keputusan yang paling sulit, adalah masalah etika yang menyangkut perawat ataupun dokter dan tenaga kesehatan lainnya. Hal ini akan berhadapan dengan masalah moral atau pun etik, apakah akan mengikuti sebuah perintah 'jangan dilakukan resusitasi' ataupun tidak. Bagaimana tidak jika tiba-tiba pasien henti jantung sebagai perawat yang sudah handal dalam melakukan RJP membiarkan pasien mati dengan begitu saja tapi masalahnya jika kita memiliki hati dan melakukan RJP pada pasien tersebut, kita bisa dituntut oleh pasien dan keluarga pasien tersebut.Ini adalah sebuah dilema.Jika terjadi kedaruratan jantung pasien atau pernapasan berhenti. Salah satu alasan utama orang menandatangani perintah DNR adalah karena apa yang terjadi ketika staf rumah sakit mencoba untuk melakukan RJP. Situasi ini umumnya disebut sebagai "kode."

Transcript of PANDUAN DNR.doc

Page 1: PANDUAN DNR.doc

PANDUAN

PENOLAKAN RESUSITASI (DNR)

A. PENGERTIAN Resusitasi merupakan segala bentuk usaha medis, yang dilakukan terhadap mereka yang

berada dalam keadaan darurat atau kritis, untuk mencegah kematian.

Do Not Resusitation (DNR) adalah sebuah perintah untuk tidak dilakukan Resusitasi,

yang merupakan pesan untuk tenaga kesehatan ataupun masyarakat umum untuk tidak

mencoba CPR (cardiopulmonary resusitation) atau Resusitasi Jantung Paru (RJP) jika terjadi

permasalahan darurat pada jantung pasien atau pernapasan berhenti.

Perintah ini ditulis atas permintaan pasien atau keluarga tetapi harus ditandatangani

oleh dokter yang berlaku.DNR merupakan salah satu keputusan yang paling sulit, adalah

masalah etika yang menyangkut perawat ataupun dokter dan tenaga kesehatan lainnya. Hal ini

akan berhadapan dengan masalah moral atau pun etik, apakah akan mengikuti sebuah perintah

'jangan dilakukan resusitasi' ataupun tidak. Bagaimana tidak jika tiba-tiba pasien henti jantung

sebagai perawat yang sudah handal dalam melakukan RJP membiarkan pasien mati dengan

begitu saja tapi masalahnya jika kita memiliki hati dan melakukan RJP pada pasien tersebut, kita

bisa dituntut oleh pasien dan keluarga pasien tersebut.Ini adalah sebuah dilema.Jika terjadi

kedaruratan jantung pasien atau pernapasan berhenti.

Salah satu alasan utama orang menandatangani perintah DNR adalah karena apa yang

terjadi ketika staf rumah sakit mencoba untuk melakukan RJP. Situasi ini umumnya disebut

sebagai "kode." Hal ini kadang-kadang diberikan nama samaran yang berbeda di rumah sakit

yang berbeda. Pada pasien biasa ketika kode staf pasien suatu kawanan seluruh tim resusitasi

ruangan. Dada akan dikompresi dengan tangan untuk mensimulasikan detak jantung dan

sirkulasi darah. Sebuah tabung dimasukkan ke dalam mulut dan tenggorokan dan Pasien

diletakkan pada ventilator untuk bernafas untuk Pasien.Jika hati Pasien dalam irama mematikan

Pasien terkejut dengan jumlah besar listrik untuk tersentak kembali ke irama.Obat yang

diberikan dan secara manual dipompa melalui sistem dengan penekanan dada.Jika semua ini

berhasil, hati Pasien mulai untuk mengalahkan sendiri lagi dan pasien berakhir di ventilator

untuk membuatnya / napasnya.Ini tidak biasanya datang tanpa konsekuensi.

Salah satu konsekuensi potensial utama dilakukan RJP adalah kekurangan oksigen ke

organ-organ tubuh.Meskipun penekanan dada sedang dilakukan untuk mengedarkan darah

Page 2: PANDUAN DNR.doc

melalui tubuh, masih belum seefektif detak jantung biasa.Meskipun oksigen dipompa ke paru-

paru mekanik, penyakit itu sendiri dapat mencegah beberapa oksigen dari mencapai aliran

darah.Semakin lama RJP berlangsung, semakin besar kemungkinan kerusakan pada organ-organ.

Tapi jika tidak dilakukan RJP akan berdampak dari kerusakan otak, kerusakan ginjal, hati, atau

kerusakan paru-paru. Apa pun bisa rusak berhubungan dengan kurangnya oksigenasi.

Ada juga kemungkinan trauma tubuh dari penekanan dada.Hal ini sangat normal untuk

mendengar retak tulang rusuk dan tulang.Dibutuhkan banyak kekuatan untuk kompres jantung

dengan tulang sternum dan tulang rusuk duduk di sampingnya.Terutama orang tua biasanya

mengalami kerusakan dari ini. Kejutan listrik juga dapat traumatis dalam dan dari dirinya sendiri.

Jadi bahkan jika Pasien bangkit kembali, kemungkinan Pasien pemulihan dan

kelangsungan hidup dapat berpotensi jauh lebih rendah daripada mereka sebelum resusitasi

tersebut.Biasanya Pasien berakhir pada ventilator setelah RJP.Jika Pasien memiliki organ yang

rusak, kerusakan terutama otak, ada kemungkinan Pasien mungkin bukan karena ventilator tapi

karena terlambatnya oksigen masuk ke otak.

Pasien DNR biasanya sudah memberikan tanda utuk melarang melakukan Resusitasi

biasanya terdapat pada baju, di ruaang perawatan ataupun di pintu masuk, sudah ada tanda

tulisan “DNR”.Pasien DNR tidak benar-benar mengubah perawatan medis yang diterima. Pasien

masih diperlakukan dengan cara yang sama. Semua ini berarti bahwa jika tubuh pasien

meninggal (berhenti bernapas, atau jantung berhenti berdetak) tim medis tidak akan melakukan

CPR/RJP.

Menjadi DNR tidak berarti obat berhenti untuk diberikan. Ketika dokter dan perawat

berhenti berfokus pada pengobatan dan mulai fokus pada tindakan penghiburan adalah sesuatu

yang disebut Perawatan Paliatif

B. TUJUAN

Untuk menyediakan suatu proses dimana pasien bisa memilih prosedur yang nyaman dalam hal

bantuan hidup oleh tenaga medis emergensi dalam kasus henti jantung henti nafas.

C. PERTIMBANGAN STATUS DNR

DNR diberikan dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu yaitu:

Page 3: PANDUAN DNR.doc

1. sudah tidak ada harapan hidup walaupun pasien itu masih sadar, misal pasien dengan

kanker stadium empat parah, jadi rasanya tidak perlu adanya resusitasi.

2. Pasien yang pada penyakit kronis dan terminal.

3. Pasien dengan kontra indikasi CPR ataupun pasien yang di cap eutanasia ( dibiarkan mati

ataupun suntik mati karena kehidupan yang sudah tidak terjamin).

4. Kaku mayat.

5. Dekapitas: yaitu suatu tindakan untuk memisahkan kepala janin dari tubuhnya dengan

cara memotong leher janin agar janin dapat lahir per vaginam. Dekapitasi dilakukan

pada persalinan yang macet pada letak lintang dan janin sudah meninggal.

6. Dekomposisi.

7. Lividitas dependen.

8. Jelas trauma kepala atau tubuh yang masif yang tidak memungkinkan untuk hidup

(pastikan pasien tidak memiliki tanda-tanda vital)

D. PROSEDUR MENOLAK RESUSITASI (DNR)

Untuk menentukan status DNR ini diperlukan konsultasi dan kesepakatan para dokter

yang merawat pasien dan tentu saja persetujuan dari keluarga pasien. Karena apabila walaupun

menurut para dokter yang merawat si pasien bahwa keadaan pasien sudah tidak memungkinkan

untuk dapat survive dan status DNR diperlukan, tetapi keluarga pasien tidak menghendaki status

DNR tersebut, maka status DNR tidak dapat diberikan. Karena hal itu dapat dianggap

neglectingpatient, dan pihak keluarga dapat menuntut dokter yang merawat pasien dan rumah

sakit tempat pasien dirawat.Jadi sebelum menentukan DNR, maka keluarga pasien perlu

diberitahu tentang keadaan pasien.

Tetapi terkadang, keluarga pasien sendiri yang meminta status DNR, walaupun pasien

masih sadar. Pertimbangan mereka biasanya karena mereka tidak ingin pasien mengalami

kesakitan, mengingat bagaimanapun juga keadaan pasien sudah parah, atau karena pasien

sudah lanjut usia. Karena apabila kita ingat dan bayangkan proses resusitasi itu sebenarnya

memang menyakitkan. Bayangkan saja tubuh yang sudah sakit parah atau renta diberikan

kompresi jantung, atau bahkan diberikan DCshock, pasti sakit sekali.makanya terkadang

keluarga pasien yang meminta DNR alias dibiarkan meninggal dengan tenang.

Prosedur yang direkomendasikan :

1. Meminta informed consent dari pasien atau walinya

Page 4: PANDUAN DNR.doc

2. Mengisi formulir DNR. Tempatkan kopi atau salinan pada rekam medis pasien dan serahkan

juga salinan pada pasien atau keluarga

3. Menginstruksikan pasien atau caregiver memasang formulir DNR di tempat-tempat yang

mudah dilihat seperti headboard, bedstand, pintu kamar atau kulkas

4. Dapat juga meminta pasien mengenakan gelang DNR di pergelangan tangan atau kaki (jika

memungkinkan)

5. Tinjau kembali status DNR secara berkala dengan pasien atau walinya, revisi bila ada

perubahan keputusan yang terjadi dan catat dalam rekam medis. Bila keputusan DNR

dibatalkan, catat tanggal terjadinya dan gelang DNR di musnahkan.

6. Perintah DNR harus mencakup hal-hal di bawah ini :

a. Diagnosis

b. Alas an DNR

c. Kemampuan pasien untuk membuat keputusan

d. Dokumentasi bahwa status DNR telah ditetapkan dan oleh siapa

7. Perintah DNR dapat dibatalkan dengan keputusan pasien sendiri atau dokter yang merawat,

atau oleh wali yang sah. Dalam hal ini, catatan DNR di rekam medis harus pula dibatalkan

dan gelang DNR (jika ada) di musnahkan.

Perintah Do Not Resuscitate (DNR) harus dengan dasar yang kuat. Bila keluarga pasien

memberikan surat perintah DNR dari dokter pribadinya, yaitu dengan mengikuti prosedur

berikut :

1. Hubungi komite medik.

2. Berikan keterangan yang jelas mengenai situasi yang ada.

3. Pastikan agar diagnosis yang mengakibatkan DNR sudah dijelaskan (misal : kanker).

4. Buat laporan status pasien secara jelas (tanda-tanda vital, pemaparan EKG).

5. Pastikan mengisi form DNR tertulis. Pastikan mencatat nama dokternya.

6. Dokter komite medik menentukan apakah menyetujui atau menolak perintah DNR.

7. Pikirkan potensi untuk donasi organ. Pasien dengan cedera mematikan mungkin tetap

membutuhkan tindakan gadar hingga ditentukan apakah pasien mungkin potensial

sebagai donor organ atau jaringan.

8. Bila mungkin, letakkan telapak tampak segera atau leads EKG untuk memastikan irama

asistol atau agonal dan lampirkan strip kopi pada laporan.

Page 5: PANDUAN DNR.doc

SURAT PERNYATAAN JANGAN DILAKUKAN RESUSITASI ( DO NOT RESUCITATE)

Yang bertanda tangan dibawah ini saya :

Nama :

Tanggal Lahir :

Alamat :

Telephone :

Hubungan dengan Pasien :

Nama Pasien :

No. Rekam Medis :

Dengan ini saya menyatakan bahwa saya membuat keputusan dan menyetujui perintah do not resuscitate (jangan diresusitasi).Saya menyatakan bahwa jika terjadi jantung pasien berhenti berdetak atau jika berhenti bernapas, Petugas Rumah Sakit TIDAK akan melakukan prosedur medis untuk mengembalikan bernapas atau berfungsi kembali jantung.Saya memahami memberi izin agar informasi ini diberikan kepada seluruh staf rumah sakit, Saya memahami bahwa saya dapat mencabut pernyataan ini setiap saat.

Jakarta

Yang menyatakan Saksi Saksi

Page 6: PANDUAN DNR.doc

SURAT PERNYATAAN

PENCABUTAN PERMINTAAN JANGAN DILAKUKAN RESUSITASI (DO NOT RESUSCITATE)

Yang bertanda tangan dibawah ini saya :

Nama :

Tanggal Lahir :

Alamat :

Telephone :

Hubungan dengan Pasien :

Nama Pasien :

No. Rekam Medis :

Dengan ini menyatakan bahwa saya membuat keputusan untuk membatalkan Surat Pernyataan Jangan

Dilakukan Resusitasi (Do Not Resuscitate) untuk pasien tersebut di atas.

Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta,

Yang Menyatakan Saksi Saksi