PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM...

143
PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVEL TARIAN BUMI KARYA OKA RUSMINI DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (S.Pd.) Oleh FETI INDAH MAILIAH 1113013000002 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018

Transcript of PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM...

Page 1: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVEL

TARIAN BUMI KARYA OKA RUSMINI DAN IMPLIKASINYA

TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Syarat

Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (S.Pd.)

Oleh

FETI INDAH MAILIAH

1113013000002

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018

Page 2: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;
Page 3: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;
Page 4: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;
Page 5: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

i

ABSTRAK

Feti Indah Mailiah, 1113013000002, Pandangan Hidup Tokoh

Utama dalam Novel Tarian Bumi karya Oka Rusmini serta Implikasinya

terhadap Pembelajaran Sastra di Sekolah. Jurusan Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pembimbing: Ahmad Bahtiar, M. Hum.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pandangan hidup

tokoh utama yang terdapat dalam novel Tarian Bumi karya Oka Rusmini

serta implikasinya terhadap pembelajaran sastra di sekolah. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subjek Penelitian

ini, yaitu pandangan hidup tokoh utama dalam novel Tarian Bumi karya Oka

Rusmini dan sebagai objek penelitian adalah novel Tarian Bumi. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa pandangan hidup tokoh utama dalam

novel Tarian Bumi, meliputi: pandangan hidup yang berasal dari agama,

kebudayaan, dan hasil renungan. Pandangan hidup Telaga yang berasal dari

agama diikutinya dengan rasa keyakinan. Ia mempercayai hukum yang

berlaku di dalam agamanya dan melakukan berbagai ritual keagamaan.

Kemudian, pandangan hidup Telaga yang berasal dari kebudayaan, ia sangat

menghargai dan menjunjung kebudayaannya. Telaga melaksanakan ritual

khusus sesuai adat istiadat. Terakhir, pandangan hidup Telaga yang berasal

dari hasil renungan, yaitu ia berpendapat bahwa cinta dan kasih adalah

kebebasan memilih pendamping hidupnya sendiri bukan karena sistem kasta,

penderitaan baginya adalah hal yang biasa sebab ia selalu hidup di bawah

aturan yang memaksa, tanggung jawab baginya, yaitu ketika harus mengikuti

peraturan-peraturan oleh sistem untuk menjaga wibawa kebangsawanan,

maupun sebagai perempuan Sudra, dan pengharapan baginya, yaitu ketika

terlepas dari aturan-aturan yang ada di griya. Penelitian ini dapat

diimplikasikan dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di kelas XII

semester I pada kompetensi dasar menginterpretasi unsur intrinsik dan makna

teks dalam novel baik secara lisan maupun tulisan. Peserta didik mampu

menjadikan pandangan hidup tokoh utama sebagai sarana ekstrospeksi diri

dan inspirasi dalam menjalani kehidupan.

Kata Kunci: Tarian Bumi, Oka Rusmini, Pandangan Hidup, Perempuan,

Bali.

Page 6: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

ii

ABSTRACT

Feti Indah Mailiah, 1113013000002, A Life viewpoind of the Main

Character in the Novel Tarian Bumi by Oka Rusmini and Its Implication

towards the Literature Learning at the School. Department of Indonesian

Language & Literature Education Faculty of Educational Sciences Syarif

Hidayatullah State Islamic University of Jakarta Advisor: Ahmad Bahtiar, M.

Hum.

This study aims to describe the viewpoint on life of the main character

of the novel that is entitled Tarian Bumi by Oka Rusmini and analyze its

implications toward literature learning in schools. In regards to that,

qualitative descriptive method is used. The subject of this study is the life

viewpoint of the main character in Tarian Bumi by Oka Rusmini and the

object of the study is the novel Tarian Bumi. The result of this study indicates

that the way of life of the main character in the novel Tarian Bumi, include:

life view of religion, culture, and reflections. Telaga’s life view of the religion

followed with a sense of conviction. She believed the law applicable in their

religion and perform various religious rituals. Then, Telaga's view of life that

comes from cultural. Telaga’s really appreciate and respect her culture.

Telaga’s carry out a special rituals appropriate customs. Recently, Telaga's

life view that comes from reflection. She argues that love and compassion is

the freedom of choosing a companion his own life not because the caste

system, suffering for her is normal because she always lives under the rule of

force, the responsibility for her, that is when to follow the rules by the system

to maintain the authority of the nobility, as well as the Sudra woman, and

hope for her, when in spite of the existing rules in Griya. This research can be

implicated in the learning of Indonesian language and literature in the first

semester of class XII on basic competencies interpreting the intrinsic

elements and meanings of texts in novels both orally and in writing. Students

be able to make shape’s life view as medium of self extrospection and

inspiration for undergoing their life.

Key words: Tarian Bumi, Oka Rusmini, View of Life, Women, Balinese

Page 7: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil Alamin, puji syukur ke hadirat Allah Swt yang telah

melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul

“Pandangan Hidup Tokoh Utama dalam Novel Tarian Bumi Karya Oka

Rusmini dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Sastra di Sekolah” pada

akhirnya dapat terselesaikan. Salawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada

Baginda Nabi Muhammad Saw, sebagai suri teladan kita. Skripsi ini di susun untuk

memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan.

Selama proses pengerjaan skripsi, peneliti begitu banyak menemui lika-liku

yang mewarnai proses pengerjaan skripsi ini, dari beragamnya pilihan pembahasan

berkualitas untuk diteliti hingga pengubahan judul yang berulang-ulang kali. Hal

tersebut tidak menjadikan peneliti menyerah, melainkan menjadikannya motivasi

untuk segera menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Untuk itu, dengan segala

kerendahan hati peneliti ucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan;

2. Dr. Makyun Subuki, M. Hum., selaku Kepala Jurusan Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia;

3. Toto Edidarmo, M.A. selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia;

4. Ahmad Bahtiar, M. Hum., selaku pembimbing peneliti yang selalu

memberikan arahan dengan ilmu yang meningkatkan pengetahuan peneliti.

Terima kasih atas arahan, bimbingan, motivasi yang telah Bapak berikan

selama ini;

Page 8: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

iv

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

yang selama ini telah membekali peneliti berbagai ilmu pengetahuan, terima

kasih untuk kesabaran dan kasih sayang yang tercurahkan selama ini;

6. Kedua orang tua tercinta, Mamahku Hj. Maimunah dan Ayahku H.

Muhammad Ali Syahdan. Pahlawan sejati yang selalu menjadi penyemangat

yang tiada henti mengalirkan doanya, orang yang telah banyak berkorban

dalam setiap perjalanan kehidupan penulis. Semoga Mamah dan Ayah selalu

dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

7. Kakak-kakakku tercinta, Mirwan Eliza, Rizki Fardiansyah, dan Ade Nur

Fahmi serta tak pula kakak ipar tercinta, Umi Suhana, Widi Astuti, dan

Septania Harahap yang selalu memberi penyemangat. Tetaplah menjadi kakak

yang membanggakan dan memanjakan setiap waktu;

8. Seluruh mahasiswa PBSI angkatan 2013 yang selalu memberikan kisah-kasih

kebahagiaan setiap harinya selama proses pembelajaran;

9. Teman satu bimbingan yang senantiasa ada di sampingku, Windy Mulia

Jayanti;

10. Cintaku yang selalu ada dalam suka dan duka, selalu membantu penulis dalam

keadaan apapun teruntuk: Dini Latifah, Lisca Cahya Utami, Dwi Fitri Yanti,

Melda Hollidazia, Nurul Makiyah Abdiyah, Ferrara Feronica dan Sri Nita

Fauziah. Tak lupa juga sahabat yang selalu ada di kala gundah; Denok Ayu

Rahmatiah, Rizky Utami Novianti, Atthiya Prima Sari dan Putra Mulia yang

senantiasa menerima kegalauan penulis setiap saat dibutuhkan. Terima kasih

banyak tiada hingga pada kalian;

11. Kakak-Kakak dan adik serta teman seperjuangan yang senantiasa memberikan

dukungan kepada penulis, khususnya: Fikry Bermaki, M. Syakir Niamilah

Fiza, M. Ilhamul Qalbi, Annisa Rahayu, Tri Wibowo, dan Viqi Rifai yang

telah membantu penulis mendapatkan referensi serta tidak bosan memberikan

semangat kepada penulis untuk segera menyelesaikan penulisan skripsi ini;

Page 9: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

v

12. Ukhti shaleha Riry Agnes Amalia, Fanny Widyanti, Inah Janatin, Annisa

Fadhilah, dan Tasya Nanda Chinita. Semoga kalian selalu ceria dan dilindungi

Allah Swt;

13. Teruntuk seseorang yang selalu ada dalam lubuk hati, yang menjadi motivasi

terbesar juga dalam menyelesaikan skripsi ini, yang senantiasa mendoakanku

tiada hingga. Aku merindukanmu.

Semoga semua bantuan doa, motivasi serta bimbingan yang telah diberikan

mendapatkan balasan dari Allah Swt. Selain itu, peneliti berharap skripsi ini dapat

memberi manfaat bagi semua pihak agar dapat membantu meningkatkan mutu

pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.

Jakarta, September 2018

Peneliti

Feti Indah Mailiah

Page 10: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................................... i

ABSTRACT ......................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 3

C. Pembatasan Masalah ..................................................................... 4

D. Rumusan Masalah ......................................................................... 4

E. Tujuan Penelitian ........................................................................... 4

F. Manfaat Penelitian ......................................................................... 5

G. Metodologi Penelitian .................................................................... 5

BAB II LANDASAN TEORETIS

A. Pengertian Pandangan Hidup ....................................................... 9

B. Hakikat Novel ................................................................................. 22

C. Unsur Intrinsik Novel .................................................................... 24

D. Pendekatan Objektif ...................................................................... 33

E. Pengajaran Sastra .......................................................................... 34

F. Penelitian Yang Relevan ............................................................... 36

BAB III PROFIL OKA RUSMINI

A. Biografi Oka Rusmini .................................................................... 39

B. Karya-karya Oka Rusmini ........................................................... 40

C. Pemikiran Oka Rusmini ................................................................ 41

D. Bali ................................................................................................... 43

Page 11: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

vii

BAB IV TEMUAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Analisis Struktural Novel Tarian Bumi ....................................... 47

1. Tema ........................................................................................... 47

2. Tokoh Dan Penokohan ............................................................. 48

3. Latar ........................................................................................... 63

4. Alur ............................................................................................. 70

5. Sudut Pandang .......................................................................... 77

6. Gaya Bahasa .............................................................................. 78

7. Amanat ....................................................................................... 80

B. Pandangan Hidup Tokoh Utama dalam Novel Tarian Bumi .... 82

C. Implikasi terhadap Pembelajaran Sastra di Sekolah ................. 96

BAB V PENUTUP

A. Simpulan........................................................................................100

B. Saran..............................................................................................101

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................103

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Lampiran 1: RPP

2. Lampiran 2: Sinopsis Novel

LEMBAR UJI REFERENSI

Page 12: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia dan lingkungannya menjadi dua hal yang tidak bisa

dipisahkan. Lingkungan dapat membentuk karakter seorang pribadi

dalam bermasyarakat dan karakter seseorang merupakan manifestasi

dari lingkungan tempat ia tinggal. Artinya, karakter seseorang dapat

dilihat dari lingkungan tempat tinggalnya. Hal itu juga menunjukkan

bahwa lingkungan dan masyarakat yang tinggal di dalamnya memiliki

pengaruh satu sama lain. Lingkungan tidak hanya membentuk karakter

pribadi seseorang. Di samping itu, lingkungan menjadi tempat

terjadinya interaksi sosial antara masyarakat yang satu dengan yang

lainnya. Interaksi sosial antar masyarakat yang dibangun di dalam

lingkungan menjadi awal munculnya nilai-nilai dan aturan yang

kemudian mempengaruhi pandangan hidup seseorang.

Pandangan hidup itu sendiri tidak lahir begitu saja tanpa adanya

pengaruh dari lingkungan, melainkan muncul akibat pengalaman

pribadi seseorang. Jadi, pandangan hidup seseorang terhadap suatu hal

pasti berbeda karena pengalaman yang dimiliki pun berbeda. Begitu

pun dengan tingkah laku yang dihasilkan seseorang. Pandangan hidup

berpengaruh besar terhadap tingkah laku manusia. Seseorang bisa saja

bersikap sangat peduli atau bahkan tak acuh terhadap suatu peristiwa

atau keadaan karena ia memiliki pandangan hidup yang diyakininya.

Sebagaimana pandangan hidup yang tidak bisa muncul begitu

saja walaupun ia bersifat kodrati atau sudah ada sejak seorang itu lahir,

ia tetap membutuhkan proses agar pemikiran tersebut dapat diyakini

kebenarannya. Proses ini dapat dilakukan melalui berbagai macam

cara. Misalnya, melalui pencarian tehadap pengetahuan tentang hidup.

Semakin banyak pengetahuan yang dimiliki seseorang tentang suatu

Page 13: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

2

hal yang menyangkut pemikirannya, maka akan semakin besar pula

keyakinan atas kebenaran pandangan hidup yang ia miliki.

Pengetahuan yang dapat memperkuat keyakinan seseorang akan

pandangan hidup yang ia miliki bisa datang dari mana saja, salah

satunya melalui karya sastra.

Karya sastra tidak saja dijadikan sebagai media hiburan bagi

perasaan atau pemikiran pembaca. Karya sastra diperkaya dengan

pesan-pesan moral yang tanpa disadari oleh pembaca bisa

mempengaruhi kehidupannya. Karya-karya Oka Rusmini menjadi

salah satu contoh karya yang sedikit banyaknya memberikan

sumbangsih bagi kehidupan bermasyarakat khususnya terhadap

pandangan hidup pembaca. Ia merupakan pengarang perempuan

Indonesia yang begitu gigih mendobrak kekakuan tradisi kasta pada

adat Bali dalam karya-karyanya. Ia mengungkap masalah-masalah

perempuan melalui tulisan-tulisannya yang begitu menggugah. Banyak

karyanya yang membicarakan tentang perempuan dan selalu dikaitkan

dengan hegemoni patriarki di dalam adat dan budaya.

Satu hal yang menarik dari Oka Rusmini, yaitu karya-karyanya

tidak terlepas dari pandangan-pandangan hidup tentang Bali bahkan

dalam novel Tarian Bumi yang menjadi objek penelitian peneliti secara

terbuka memaparkan kesadisan aturan-aturan yang dipakemkan, baik

pada masyarakat kelas paling atas (Brahmana) maupun kelas paling

bawah (Sudra). Jika dibandingkan dengan penulis-penulis perempuan

lain yang cenderung mengangkat tema feminisme secara umum, seperti

Ayu Utami, Djenar Maesa Ayu, Dewi Lestari, dan yang lainnya, Oka

Rusmini berusaha menawarkan nuansa yang berbeda dengan

mengangkat tema posisi perempuan dalam kebudayaan Bali,

khususnya pada keluarga Griya. Hal ini terlihat dalam beberapa

karyanya, seperti Tarian Bumi, Sagra, Patiwangi, dan Kenanga.

Novel Tarian Bumi ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan

novel Oka Rusmini yang lainnya, yaitu Kenanga. Kedua novel ini

Page 14: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

3

menagngkat tema yang sama yairu posisi perempuan dalam

kebudayaan Bali. Akan tetapi, hal yang membuat peneliti tertarik

memilih Tarian Bumi sebagai objek penelitian dibandingkan dengan

Kenanga karena Tarian Bumi menyuguhkan gambaran perempuan Bali

yang cenderung masih kedaerahan dibandingkan dengan sosok

perempuan di novel Kenanga. Novel Kenanga memunculkan sosok

perempuan yang hadir di tengah kemodernan zaman yang bagi peneliti

suasana tersebut mudah dijumpai di dalam karya-karya lain saat ini.

Selain dapat dijadikan sebagai usaha untuk menemukan

pengetahuan terkait meyakinkan pandangan hidup seseorang, karya

sastra pun dapat dijadikan sebagai sarana pembelajaran karakter bagi

siswa. Saat ini, pembelajaran terkait karya sastra sudah tidak asing di

kalangan pelajar. Hal ini terkait pesan moral yang disajikan oleh setiap

karya sastra dapat memberikan pengaruh ke dalam perilaku siswa yang

membacanya. Guru sebagai tenaga kependidikan yang bertugas

membimbing dan mengarahkan siswa akan terbantu dengan masuknya

karya sastra ke dalam kurikulum sekolah.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pandangan Hidup Tokoh Utama dalam Novel

Tarian Bumi Karya Oka Rusmini dan Implikasinya terhadap

Pembelajaran Sastra di Sekolah.”

B. Identifikasi Masalah

Bertolak dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,

maka ada beberapa permasalahan yang dapat digali dari novel Tarian Bumi

karya Oka Rusmini, yaitu:

1. Rendahnya pemahaman pembaca mengenai hubungan nilai sosial dan

budaya yang terdapat dalam cerita

2. Peserta didik merasa kesulitan menafsirkan karakter dan pandangan

hidup tokoh yang diceritakan pengarang

Page 15: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

4

3. Rendahnya pemahaman budaya daerah menjadi identitas diri

seseorang terutama pelajar

4. Penanaman nilai-nilai sikap terhadap peserta didik sebagai upaya

pembentukan karakter menjadi hal yang perlu diperhatikan oleh

pendidik di sekolah

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang cukup kompleks dalam objek

penelitian, maka peneliti membatasi permasalahan yang akan diteliti

sehingga penelitian lebih terarah dan tidak menyimpang dari masalah yang

diterapkan. Peneliti lebih berfokus pada masalah pandangan hidup tokoh

utama yaitu Ida Ayu Telaga Pidada dalam novel Tarian Bumi karya Oka

Rusmini yang ditinjau melalui pandangan hidup dan diimpikasikan pada

pembelajaran sastra di sekolah.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, permasalahan dalam

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1) Bagaimana pandangan hidup tokoh utama dalam novel Tarian

Bumi karya Oka Rusmini

2) Bagaimana implikasi dari pandangan hidup tokoh utama dalam

novel Tarian Bumi karya Oka Rusmini terhadap pembelajaran

sastra di sekolah?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan pandangan hidup tokoh utama dalam novel

Tarian Bumi

2. Mendeskripsikan pandangan hidup tokoh utama dalam novel

Tarian Bumi terhadap pembelajaran sastra di sekolah.

Page 16: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

5

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

khazanah ilmu pengetahuan pembelajaran sastra Indonesia,

khususnya pandangan hidup serta adat dan budaya dalam novel

Tarian Bumi karya Oka Rusmini. Selain itu, pembahasan dalam

penelitian ini juga dapat menjadi acuan pembelajaran sastra di

sekolah.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat membantu

pembaca untuk lebih memahami struktur yang membangun novel

Tarian Bumi karya Oka Rusmini. Penelitian ini membantu

pembaca untuk memahami pandangan hidup serta nilai-nilai yang

terkandung dalam adat dan budaya dalam novel Tarian Bumi karya

Oka Rusmini. Selain itu, pembahasan novel ini sebagai acuan

dalam pembelajaran sastra di sekolah, khususnya memberikan

pemahaman terhadap siswa dari karya sastra, mencapai penerapan

dalam kehidupan sehari-hari.

G. Metodologi Penelitian

Metode penelitian merupakan alat, prosedur, dan teknik yang

dipilih dalam melaksanakan penelitian (dalam pengumpulan data).1

Metode penelitian yang yang dipakai peneliti adalah metode desktiptif

kualitatif dengan teknik content analysis atau analisi isi. Penelitian ini

mendeskripikan masalah, kemudian menganalisis, dan menafsirkan

data yang ada. Metode penelitian deskriptif adalah metode yang

bertujuan membuat deskripsi; maksudnya membuat gambaran, lukisan

secara sistematis, faktual dan akurat mengenai data, sifat-sifat serta

1

Fatimah Djajasudarma, Metode Linguistik-Ancangan Metode Penelitian dan

Kajian. (Bandung: PT Refika Aditama, 2006), h.4.

Page 17: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

6

hubungan fenomena-fenomena yang diteliti.2 Pada penelitian ini,

penulis mendeskripsikan implikasi pembahasan novel Tarian Bumi

karya Oka Rusmini terhadap pembelajaran bahasa dan sastra di

sekolah.

1. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah pandangan hidup tokoh utama

dalam novel Tarian Bumi karya Oka Rusmini dan sebagai

objek penelitian adalah novel Tarian Bumi. Novel ini pertama

kali diterbitkan pada tahun 2000, cetakan pertama pada tahun

2007, tetapi novel yang digunakan oleh penulis merupakan

cetakan kedua pada tahun 2013 dan terdapat 182 halaman.

2. Tempat dan waktu penelitian

Tempat penelitian tidak terpaku terhadap suatu tempat,

penelitian yang dilakukan dengan mengkaji suatu teks atau

naskah dapat di mana saja sehingga setiap tempat bisa

dijadikan tempat penelitian. Adapun penelitian ini dilakukan

mulai Agustus 2017 sampai September 2018.

3. Bentuk dan strategi penelitian

Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif

dengan metode analisis isi. Penelitian ini mendeskripsikan apa

yang menjadi masalah, menganalisis, dan menafsirkan data

yang didapatkan. Metode analisis isi yang digunakan dalam

menelaah isi dari suatu dokumen yaitu novel Tarian Bumi

karya Oka Rusmini.

4. Fokus penelitian

Fokus penelitian ini adalah mendeskripsikan pandangan hidup

tokoh utama dalam novel Tarian Bumi karya Oka Rusmini dan

implikasinya terhadap pembelajaran sastra di sekolah. Fokus

penelitian ini dilakukan agar penelitian lebih fokus dan terarah

sehingga dapat lebih mudah dipahami oleh pembaca.

2Ibid, h. 9.

Page 18: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

7

5. Sumber data

Sumber data dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua, yaitu

berupa data primer dan data sekunder. Sumber primer adalah

sumber data yang langsung memberikan data kepada

pengumpul data, sedangkan sekunder adalah sumber data yang

secara tidak langsung memberikan data kepada pengumpul

data. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah novel

Tarian Bumi. Sedangkan sumber data sekunder dalam

penelitian ini adalah buku-buku serta tulisan yang berkaitan

dengan penelitian ini.

6. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah teknik pustaka, simak, dan catat. Teknik pustaka adalah

teknik penelitian yang menggunakan sumber-sumber data

tertulis untuk memperoleh data. Teknik simak dalam penelitian

ini berarti penulis sebagai instrumen yang melakukan

penyimakan secara cermat, terarah, dan teliti terhadap sumber

data primer. Hasil penyimakan tersebut dicatat sebagai sumber

data.

7. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan

oleh penulis dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya

lebih mudah dan hasilnya lebih baik, cermat, lengkap serta

sistematis sehingga lebih mudah diolah dalam penelitian itu

sendiri. Penelitian kualitatif sebagai human instrumen

berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan

sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, memilih

kualitas data, analisis data, menafsirkan data, dan membuat

kesimpulan data atas temuannya. Kegiatan yang dilakukan

penulis sehubungan dengan pengambilan data dari novel

Tarian Bumi, penulis bertindak sebagai pembaca yang aktif

Page 19: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

8

membaca dan mengidentifikasi peristiwa-peristiwa yang

menyangkut sudut pandang tokoh.

8. Teknik analisis data

Teknik analisis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut.

a. Identifikasi

Setelah data terkumpul, penulis membaca secara kritis

dengan mengidentifikasi novel yang dijadikan data dalam

penelitian, dalam hal ini novel Tarian Bumi karya Oka

Rusmini.

b. Klasifikasi

Setelah diidentifikasi, data novel diseleksi dan diklasifikasi

sesuai hasil identifikasi, yaitu unsur intrinsik, pandangan

hidup tokoh utama lalu menghubungkannya dengan

pembelajaran sastra di sekolah.

c. Analisis

Teknik selanjutnya ialah analisis. Seluruh data yang

mengandung mengenai sudut pandang tokoh utama

dianalisis dan ditafsirkan secara keseluruhan.

d. Deskripsi

Dalam teknik ini hasil analisis disusun secara sistematis

sehingga memudahkan dalam mendeskripsikan pandangan

hidup tokoh utama yang terdapat dalam novel Tarian Bumi

karya Oka Rusmini.

Page 20: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

9

BAB II

LANDASAN TEORETIS

A. Pandangan Hidup

Akal dan budi sebagai milik manusia ternyata membawa ciri

tersendiri akan diri manusia itu. Sebab akal dan budi mengakibatkan

manusia memiliki keunggulan dibandingkan makhluk lain. Satu diantara

keunggulan manusia tersebut ialah pandangan hidup.1 Manusia pasti

memiliki pandangan hidup walaupun entah bagaimanapun bentuknya.

Bagaimana kita memperlakukan pandangan hidup itu tergantung pada

orang yang bersangkutan. Ada yang memperlakukan pandangan hidup itu

sebagai sarana mencapai tujuan dan ada pula yang memperlakukan sebagai

penimbul kesejahteraan, ketentraman, dan sebagainya.2 Pandangan hidup

ini didasari dari pola dasar pemikiran manusia ketika melakukan sesuatu,

baik hal mencukupi kebutuhan hidup, bersekolah, bergaul terhadap teman,

dan lain sebagainya. Pola pemikiran ini menjadi tolok ukur manusia dalam

mengambil tindakan ataupun menilai sesuatu.

Pandangan hidup tidak terlepas dari masalah nilai dalam kehidupan

manusia pada umumnya. Oleh karena itu, pandangan hidup yang

sempurna yang merupakan wujud pertama kebudayaan tidak boleh

terlepas dari nilai budaya.3 Pandangan hidup manusia tentu berbeda-beda,

faktor lingkungan sangat berpengaruh dengan berkembangnya manusia itu

sendiri, jika lingkungan itu baik maka cara pandang manusia akan menjadi

semakin baik, maka sebaliknya jika lingkungan itu tidak baik maka

manusiapun juga tidak baik. Faktor lingkungan yang mempengaruhi di sini

bukan sekedar di mana ia tinggal, tetapi juga lingkungan bergaul dengan

teman. Faktor lingkungan itu memberikan manusia cara pandang dan

berpikir terhadap sesuatu yang akan menjadikannya semakin kuat ataupun

lemah.

1 Djoko Widagdho, Ilmu Budaya Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h.141.

2 M. Habib Mustopo, Ilmu Budaya Dasar, (Surabaya: Usaha Nasional, 1989),

h.174. 3 Supartono, Ilmu Budaya Dasar, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2004), h.134.

Page 21: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

10

Pandangan hidup memiliki banyak macam dan

ragamnya, akan tetapi pandangan hidup dapat

diklasifikasikan berdasarkan asalnya yaitu terdiri atas tiga

macam: (1) Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu

pandangan hidup yang mutlak kebenarannya; (2) Pandangan

hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan

kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut;

(3) pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup

yang relatif kebenarannya.4

Banyaknya macam dan ragam pandangan hidup yang telah

dipaparkan, peneliti sangat tertarik mengenai pandangan hidup. Dimana,

ketiga macam pandangan hidup ini mencakup isi dari novel Tarian Bumi.

Peneliti membatasi penelitian pada pandangan hidup agar lebih terfokus

dan terarah. Pembahasan penelitian ini meliputi pandangan hidup yang

berasal dari agama, pandangan hidup yang berupa kebudayaan dan

pandangan hidup hasil renungan yaitu cinta kasih, penderitaan, tanggung

jawab, dan harapan. Hal ini akan dideskripsikan melalui tokoh dalam

novel Tarian Bumi yaitu “Ida Ayu Telaga Pidada/Telaga“ sebagai tokoh

utama dalam novel ini.

1. Pandangan Hidup yang Berasal dari Agama

Setiap manusia memiliki keyakinan akan Tuhan yang

menciptakan seluruh alam semesta. Manusia memiliki berbagai

macam kepercayaan terhadap Tuhan yang di sembahnya. Agama

yang tersebar di Indonesia terdapat Islam, Kristen, Katolik, Hindu,

Buddha, dan Konghucu.

Agama Hindu merupakan urutan keempat terbesar di

Indonesia. Salah satu wilayah terbesar yang menganut agama

Hindu yaitu di Bali. Dalam kehidupan keagamaan orang yang

beragama Hindu berkeyakinan bahwa mereka diciptakan oleh Ida

Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa) yang disebut

bermacam-macam misalnya: Sanghyang Widhi, Sanghyang

4 Mustopo, Op. Cit., h.173.

Page 22: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

11

Tunggal, Sanghyang Tuduh, Sanghyang Paramakawi dan

sebagainya. Manifestasi daripada Ida Sanghyang Widhi disebut

Dewa atau Bhatara.5 Orang Hindu percaya akan adanya satu

Tuhan, dalam bentuk konsep Trimurti yang Esa, Trimurti ini

mempunyai tiga wujud atau manifestasi, ialah wujud Brahmana

yang menciptakan, wujud Wisnu yang melindungi serta

memelihara, dan wujud Siwa yang melebur segala yang ada.6

Tempat melakukan ibadah di Bali pada umumnya di sebut

Pura. Tempat ibadah ini berupa sekomplek bangunan-bangunan

suci yang sifatnya berbeda-beda. Ada yang bersifat umum artinya

untuk setiap golongan Pura Besakih, ada yang berhubungan

dengan kelompok sosial yaitu Pura desa (kajangan tiga), ada yang

berhubungan dengan organisasi dan kumpulan-kumpulan khusus

seperti Subak dan Seka, kumpulan tari-tarian merupakan tempat

pemujaan leluhur dari klen-klen besar. Adapun tempat pemujaan

leluhur dan klen kecil serta keluarga-luas adalah tempat-tempat

sajian rumah yang di sebut Sanggah.7 Sanggah juga disebut

tunggun karang, yaitu penunggu pekarangan. Jadi, sejenis tentara

yang menjaga rumah.8 Demikian di Bali itu ada beribu-ribu Pura

dan Sanggah, masing-masing mempunyai hari perayaannya sendiri

yang telah ditentukan oleh sistem tanggalnya sendiri.

Kepercayaan Agama Hindu yang terpenting adalah

kepercayaan yang disebut Panca Sradha, yaitu lima keyakinan

pokok yang mencakup yaitu: percaya akan adanya satu tuhan Ida

Sang Hyang Widhi; percaya terhadap adanya konsep atman (roh

abadi); percaya tentang Punarbhawa (kelahiran kembali dari jiwa);

percaya terhadap hukum Karma Phala (adanya buah dari setiap

5 I Wayan Widia, Isi dan Kelengkapan Rumah Tangga Traditional di Daerah

Bali. (Bali: Depdikbut 1983-1984), h. 78. 6 Koentjaraningrat, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. (Jakarta: Djambatan

1971), h. 299. 7 Ibid., h. 300.

8 Putu Setia, Bali Menggugat. (Jakarta: PT Gramedia 2014), h. 48.

Page 23: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

12

perbuatan); dan percaya akan adanya Moksa (kebebasan jiwa dari

lingkaran kelahiran kembali). Pengaruh kepercayaan dan beragama

ini tampak dalam konsepsi dan aktivitas upacara yang muncul

dalam frekuensi yang tinggi terhadap masyarakat Bali baik berupa

upacara yang dilaksanakan oleh kelompok kerabat maupun

komunitas. Keseluruhan jenis upacara di Bali digolongkan kedalam

lima macam yang disebut Panca Yadnya, yaitu:9

1) Manusia Yadnya, upacara yang meliputi perjalanan hidup

manusia menyangkut daur hidup dari masa kanak-kanak

sampai dewasa.

2) Pitra Yadnya, upacara yang ditujukan kepada roh-roh

leluhur, meliputi upacara kematian sampai pada upacara

penyucian roh leluhur.

3) Dewa Yadnya, merupakan upacara-upacara pada pura

maupun keluarga, yang dtitujukan kepada para dewa

sebagai manifestasi Hyang Widhi.

4) Rsi Yadnya, merupakan upacara yang berhubungan orang

suci yang berjasa dalam pembinaan agama Hindu.

5) Bhuta Yadnya, meliputi upacara yang ditujukan kepada

Bhuta kala yaitu roh-roh di sekitar manusia yang dapat

mengganggu.

2. Pandangan Hidup yang Berasal dari Kebudayaan

Kata kebudayaan berasal dari kata Budh dalam bahasa

Sanskerta yang berarti akal, kemudian menjadi kata Budhi

(tunggal) atau Budhaya (majemuk), sehingga kebudayaan diartikan

sebagai hasil pemikiran atau akal manusia.10

Malinowski

sebagaimana dikutip oleh Supartono dalam bukunya Ilmu Budaya

Dasar menyatakan bahwa kebudayaan pada prinsipnya

9 I Wayan Ardika, dkk. Sejarah Bali dari Prasejarah Hingga Modern. (Bali:

Udayana University Press 2013), h. 332-333. 10

Supartono, Op. Cit., h. 30.

Page 24: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

13

berdasarkan atas berbagai sistem kebutuhan manusia. Tiap tingkat

kebutuhan itu menghadirkan corak budaya yang khas.11

Menurut

KBBI Kebudayaan adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal

budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat.

Indonesia memiliki banyak macam kebudayaan, salah satunya

adalah kebudayaan Bali. Kebudayaan Bali merupakan cara hidup

yang dilakukan oleh masyarakat Bali yang terus berkembang dan

diwariskan secara turun-temurun. Kebudayaan Bali terlihat dari

segi keseniannya yang kental, kedudukan status sosial, adat istiadat

serta kepercayaannya.

Kedudukan status sosial, baik individu maupun kelompok,

bagi masyarakat Bali selalu melahirkan sumber-sumber

ketegangan. Sikap hati-hati orang Bali untuk memenuhi

pencapaian kedudukan sosialnya, sangat erat kaitannya dengan

jaring kekerabatan yang mereka bangun di atas darah keturunan,

yang pada akhirnya memolakan sebuah arena persaingan, entah

dengan kerabat sendiri maupun orang lain.12

Struktur sosial

masyarakat Bali terdapat berbagai sistem yaitu diantaranya sistem

Wangsa. Istilah bangsa (Wangsa) mempunyai arti umum “ras”,

“keluarga” atau “kerabat”. Mereka adalah golongan orang-orang

yang idealnya diduga berasal dari kelahiran nenek moyang laki-

laki.13

Sistem pelapisan sosial masyarakat Bali yang mayoritas

menganut Hindu disebut Wangsa. Di dalam Sistem Wangsa ada

satu keturunan yang dipandang lebih tinggi dan ada yang lebih

rendah. Demikian pula kelompok-kelompok yang mendapatkan

11

Ibid., h. 31. 12

I Nyoman Yoga Segara, Perkawinan Nyerod Kontestasi, Negosiasi, dan

Komodifikasi di atas Mozaik Kebudayaan Bali, (Jakarta: PT Saadah Pustaka Mandiri,

2015), h. 64. 13

Ibid., h. 66.

Page 25: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

14

hak-hak istimewa terutama dalam pergaulan adat. 14

Struktur

masyarakat Bali dibagi empat kelompok strata yang dikenal

dengan catur wangsa. Catur wangsa sebagai pengelompokan

masyarakat Bali terdiri atas kelompok atau golongan brahmana

wangsa, ksatrya wangsa, weisya wangsa dan sudra wangsa (jaba

wangsa). Tiga strata pertama termasuk dalam golongan Tri wangsa

dan golongan sudra wangsa sering disebut jaba wangsa. Keempat

wangsa ini menunjukan adanya perbedaan strata secara tradisional

yang didasarkan atas keturunan.15

Kata Wangsa berubah atau sengaja diubah pengertiannya

menjadi kasta, mengikuti sistem yang berlaku di India, dengan

memasukkan kelas sudra sebagai kelas terbawah, hina dan tidak

berkualitas.16

Sistem kemasyarakatan berdasarkan kasta ini terjadi

pemilahan struktur sosial yang sangat tajam antara kasta yang lebih

tinggi dengan kasta yang lebih rendah.

Masyarakat Bali, setiap tahap kehidupannya akan menandai

dengan sebuah ritual khusus. Mulai dari bayi dalam kandungan 5-7

bulan (magedong-gedongan), bayi lahir, usia 12 hari (ngerorasin),

usia 42 hari (macolongan), 3 bulan (nyambutin), 6 bulan (otonan),

akil balig (menek daha), potong gigi (mapandes atau masangih),

menikah (pawiwahan), hingga mati (ngaben), dan hal lain

sebagainya terlebih untuk masalah perkawinan menjadi paling

sentral dalam siklus kehidupan orang Bali.17

Sistem perkawinan

dalam adat Bali, biasanya untuk menjaga kehormatan keluarga,

umumnya orang tua pihak perempuan akan turut campur dalam

memilihkan calon suami anaknya.

14

Ibid., 15

I Nyoman Budiana, Perkawinan Beda Wangsa dalam Masyarakat Bali.

(Yogyakarta: Graha Ilmu 2009), h. 8. 16

Segara, Op. Cit., h. 66. 17

Ibid., h. 73.

Page 26: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

15

Sistem perkawinan yang dianut masyarakat Bali memiliki

berbagai macam bentuk perkawinan yaitu perkawinan biasa,

perkawinan nyeburin, perkawinan padagelahang. Masyarakat Bali

juga mempunyai larangan untuk menikah beda wangsa,

dikarenakan masyarakat Bali percaya akan adanya petaka atau

kesialan jika menikah dengan berbeda wangsa. Perempuan tri

wangsa yang menikah dengan laki-laki yang tidak sewangsa

disebut nyerod.

Nyerod berasal dari asal kata serod yang diartikan „jatuh‟,

„terjatuh‟ atau „lepas dari pegangan‟. Dalam praktiknya, istilah

nyerod hanya diperuntukkan bagi perempuan tri wangsa yang

menikah tidak dengan laki-laki sewangsa. Adapun dua bentuk

perkawinan yang dilarang oleh tri wangsa itu adalah asu pundung

dan alangkahi karang hulu. Asu pundung artinya menggendong

anjing, sebuah metafora yang menyamakan laki-laki dari wangsa

ksatria, wesya, dan jaba yang dianggap lancang menikahi

perempuan dari brahmana yang berderajat lebih tinggi, sehingga

perkawinan beda wangsa ini analog dengan perempuan yang

seperti menggendong anjing. Alangkahi karang hulu artinya

melangkahi kepala orang yang derajatnya lebih tinggi. Misalnya,

laki-laki berwangsa wesya yang menikahi perempuan ksatria, atau

laki-laki jaba menikahi perempuan ksatria dan wesya, terlebih

brahmana dianggap telah melangkahi kepala orang yang lebih

tinggi.18

Masyarakat Bali yang berani melakukan nyerod juga harus

berani melakukan upacara patiwangi agar menyetarakan wangsa.

Pasangan yang melakukan nyerod sama-sama memiliki ketakutan

yang sangat besar untuk mengarungi perkawinan. Untuk membuat

mereka tenang, dan dalam suasana batin yang damai, maka

patiwangi diperlukan dengan cara membunuh terlebih dahulu

18

Ibid., h. 9-10.

Page 27: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

16

wangsa perempuan agar setelah menikah statusnya menjadi

sederajad dengan suaminya, sehingga sederajat pula kondisi

kejiwaan mereka, karena tidak ada yang merasa lebih tinggi atau

rendah.19

Jika tidak melangsungkan upacara patiwangi, status

wangsa mereka berdua dalam satu rumah dikatakan tidak imbang.

Istrinya yang trah brahmana sebagai lambang surya masih tetap

panas membakar isi rumah tangga. Maka untuk membuat sinar

surya tidak panas lagi, harus diadakan upacara patiwangi.

3. Pandangan Hidup yang Berasal dari Hasil Renungan

a. Cinta dan Kasih

Cinta kasih bersumber pada unsur rasa, yang

merupakan ungkapan perasaan, didukung oleh unsur karsa,

yang dapat berupa tingkah laku dan dipertimbangkan dengan

akal yang menimbulkan tanggung jawab.20

Menurut KBBI,

cinta adalah perasaan yang mendalam atau amat suka sekali,

sedangkan kasih yaitu rasa sayang.

Cinta dan kasih adalah kebutuhan kodrati manusia yang

merupakan bagian yang tidak dapat diabaikan dalam kehidupan

manusia.21

Cinta dan kasih nalurinya dapat terjalin pada orang

tua, anak, lawan jenis, teman, dan lainnya. Pemberian cinta dan

kasih yang sempurna bukanlah hanya mencinta pada satu arah

saja melainkan dua arah atau sama-sama mencintai, jadi bukan

salah satu saja yang mencinta. Karena pada dasarnya setiap

orang membutuhkan kebutuhan untuk mencinta dan dicintai.

Cinta adalah sikap, sesuatu orientasi watak yang

menentukan hubungan pribadi dengan dunia keseluruhan,

bukan menuju sesuatu objek cinta. Jika seseorang pribadi

19

Ibid., h. 115. 20

Lies Sudibyo, dkk. Ilmu Sosial Budaya Dasar. (Yogyakarta: C.V Andi

OFFSET, 2013), h. 39. 21

Ibid., h. 41.

Page 28: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

17

hanya mencintai pribadi lain dan acuh tak acuh terhadap

sesamanya yang lain, cintanya bukanlah cinta, tetapi ikatan

simbolik atau egoisme yang diperluas.22

Cinta kasih adalah

ungkapan perasaan yang diwujudkan dengan tingkah laku,

seperti dengan kata-kata atau pernyataan, dengan tulisan,

dengan gerak, atau media lainnya.23

Menyatakan cinta adalah

suatu orientasi yang menunjukkan pada segalanya dan bukan

kepada salah satu hal saja. Hal itu tidak berarti bahwa tidak ada

perbedaan diantara tipe-tipe cinta berdasarkan obyeknya.24

Ungkapan perasaan cinta dan kasih itu dapat ditujukan

kepada lawan jenis, orang tua, anak, teman dan lainnya.

Misalnya mengungkapkan dengan kata-kata yaitu “aku cinta

padamu, terima kasih mencintaiku dengan tulus, aku teramat

menyayangimu nak, atau tidurlah anakku sayang.” Ungkapan

dengan tulisan misalnya surat cinta, hal ini dapat dilakukan

dengan lawan jenis, ataupun antara ibu dan anak. Ungkapan

dengan gerak atau tingkah laku, misalnya pelukan, ciuman,

mencium tangan, dan merangkul. Ungkapan dengan media

misalnya hadiah berupa barang, bunga, dan sebagainya.

b. Penderitaan

Manusia selain memiliki perasaan cinta dan kasih, juga

memiliki perasaan yang tidak menyenangkan seperti sakit hati,

hal ini dikarenakan manusia memiliki akal pikiran dan

perasaan. Perasaan yang tidak menyenangkan ini berupa

hilangnya tujuan hidup, tidak memiliki pekerjaan, rendah diri,

gagal dalam meraih cita-cita, cinta yang tak sampai dan

lainnya. Perasaan hal seperti ini yaitu perasaan derita atau

penderitaan. Dalam buku Djoko Tri Prasetya dalam Tanya

22

Mustopo, Op. Cit., h.77. 23

Sudibyo. Loc. Cit. 24

Mustopo, Loc. Cit.

Page 29: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

18

Jawab Ilmu Budaya Dasar menyatakan, bahwa “kata derita

berasal dari kata bahasa Sansekerta “dhra” artinya menahan

atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan

sesuatu yang tidak menyenangkan.”25

Penderitaan adalah beban

fisik atau jiwa manusia yang dapat menekan diri manusia.26

Abraham Maslow sebagaimana dikutip Lies Sudibyo dkk,

dalam Ilmu Sosial Budaya Dasar menyatakan sebagai berikut.

Keinginan pemenuhan kebutuhan dalam

diri manusia terkadang tidak sesuai dengan

kemampuan dirinya. Ketidaksesuaian ini manusia

akan menghadapi penderitaan. Penderitaan

manusia dapat bersumber pada jasmaniah,

disebabkan manusia tidak dapat makan, sakit

karena penderitaan yang bersumber pada

kejiwaan disebabkan tidak terpenuhinya

kebutuhan kejiwaan, misalnya frustasi kegagalan

cita-cita, kejemuan hidup, kekecewaan.

Penderitaan yang bersumber pada orang lain

(sosial) disebabkan manusia mengalami hambatan

kegagalan hubungan sosial antara manusia.

Misalnya keterasingan, penindasan, ancaman

sosial.27

Penderitaan disimpulkan yaitu perasaan yang tidak

menyenangkan yang dialami manusia dalam keadaan yang

tidak diduga-duga. Penderitaan yang dialami manusia

bersumber pada jasmaniah, kejiwaan, dan orang lain. Hal ini

biasanya dialami manusia dalam kelangsungan hidupnya

seperti kesengsaraan, rasa sakit, tertekan, tersiksa, keluh kesah,

kejemuan hidup dan lain sebagainya.

25

Djoko Tri Prasetya, dkk, Tanya Jawab Ilmu Budaya Dasar. (Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2000), h. 49. 26

Sudibyo. Op. Cit., h.120. 27

Ibid., h.123.

Page 30: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

19

c. Tanggung Jawab

Manusia memiliki pandangan tentang tanggung jawab

dan harapan. Manusia yang merupakan makhluk Tuhan dan

makhluk individu, juga merupakan makhluk sosial, yang

berada dalam ruang lingkup bermasyarakat. Manusia sebagai

makhluk individual harus bertanggung jawab terhadap dirinya

(keseimbangan jasmani dan rohani). Dalam interaksi sosial,

kehidupan manusia dibebani tanggung jawab, memiliki hak dan

kewajiban, dituntut pengabdian dan pengorbanan.

Djoko Tri Prasetya dalam Tanya Jawab Ilmu Budaya

Dasar menyatakan bahwa tanggung jawab adalah kesadaran

manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja

maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti

berbuat sebagai perwujudan kesadaran atau kewajibannya.28

Manusia pada hakikatnya makhluk yang bertanggung jawab,

karena manusia selain merupakan makhluk individual dan

individual sosial, juga merupakan makhluk Tuhan yang

memiliki tuntunan yang besar untuk bertanggung jawab

mengingat ia memberi sejumlah peranan dalam konteks

individual dan sosial. Lies Sudibyo dkk, dalam bukunya Ilmu

Sosial Budaya Dasar menyatakan bahwa terdapat definisi lain

dalam kasus bahasa inggris.

Tanggung jawab atau Responsibility =

having the character of a free moral agen capable

of determining one's own acts; capable of

deterred by consideration of sanction or

consequences. Definisi tersebut memberikan

pengertian yang dititik beratkan pada: (a) Harus

ada kesanggupan untuk menetapkan sikap

terhadap sesuatu perbuatan (b) Harus ada

kesanggupan untuk memikul resiko dari sesuatu

perbuatan.29

28

Prasetya. Op. Cit., h.79. 29

Sudibyo. Op. Cit., h.104.

Page 31: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

20

WJS. Poerwodarminto sebagaimana dikutip oleh Lies

Sudibyo dkk, menyatakan bahwa “tanggung jawab adalah

suatu yang menjadi kewajiban (keharusan) untuk dilaksanakan,

dibahas dan sebagainya.”30

Manusia yang bertanggung jawab

adalah manusia yang dapat menyatakan diri sendiri bahwa itu

baik dalam arti menurut norma umum, sebab baik menurut

seseorang belum tentu baik menurut pendapat orang lain atau

apa yang dikatakan baik menurut pendapat dirinya ternyata

ditolak oleh orang lain.31

Sebagai makhluk sosial, sejatinya manusia dapat

menilai dan dinilai untuk memilah dan menyadari apakah

perbuatan yang dilakukan baik dan benar atau tidak baik dan

salah. Hal seperti ini maka dilakukannya berbagai macam

pertimbangan agar manusia dapat menyadari akibat atau

dampak dari suatu perbuatan yang dilakukan. Karena tanggung

jawab merupakan ciri-ciri manusia yang beradab.

d. Harapan

Setiap manusia yang bernyawa pasti memiliki harapan

dan cita-cita dalam kehidupannya. Perbuatan dan tindakan yang

dilakukan manusia semata-mata mengharap akan adanya

sesuatu yang didapatkan dari jerih payah atau tindakan

tersebut. Misal, bekerja agar dapat menghidupi anggota

keluarga, mendapatkan uang, ingin menjadi guru, dokter dan

lain sebagainya. Menurut KBBI harapan adalah keinginan

untuk dijadikan kenyataan. Harapan adalah keinginan yang

timbul dari diri manusia berupa cita-cita yang dilakukannya

30

Ibid., h. 103. 31

Mustopo, Op. Cit., h.191-192.

Page 32: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

21

dalam perbuatan dan tindakan. Jika manusia tidak memiliki

harapan dan cita-cita lagi, maka manusia itu mati dalam hidup.

Manusia yang mempunyai cita-cita dan harapan dalam

hidupnya, berarti ia ingin hidup dengan segala kesadaran

membina hidupnya agar selalu meningkat martabatnya. Istilah

psikologis hal itu disebut „merealiasikan diri self relazation

artinya manusia berusaha mengembangkan dirinya, sehingga

hidupnya selalu meningkat dan lebih baik serta dapat

membantu memperkaya lingkungannya. 32

Harapan itu biasanya sesuai dengan pengetahuan,

pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan.33

Harapan

berasal dari kata harap, artinya keinginan supaya sesuatu

terjadi.34

Sedangkan harapan itu sendiri mempunyai makna

sesuatu yang terkandung dalam hati setiap orang yang

datangnya merupakan karunia Tuhan, yang sifatnya terpatri dan

sukar dilukiskan yang mempunyai harapan atau keinginan itu

hati. Putus harapan berarti putus asa. 35

Selama masih hidup,

semua orang selalu memiliki perasaan berharap. Harapan tidak

mungkin mengandung arti negatif. Abraham Maslow

sebagaimana dikutip oleh Djoko Tri Prasetya dalam bukunya

Tanya Jawab Ilmu Budaya Dasar menyatakan sebagai berikut.

Kebutuhan manusia menjadi lima macam.

Lima macam kebutuhan itu merupakan lima

harapan manusia. (1) Harapan untuk memperoleh

kelangsungan hidup (survival). (2) Harapan untuk

memperoleh keamanan (safety). (3) Harapan

untuk memiliki hak dan kewajiban untuk

mencintai dan dicintai (beloving and love). (4)

Harapan memperoleh status atau untuk diterima

atau diakui lingkungan. (5) Harapan untuk

32

Sudibyo. Op. Cit., h.159. 33

Mustopo, Op. Cit., h.223. 34

Prasetya, Op. Cit., h.100. 35

Mustopo, Op. Cit., h.224.

Page 33: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

22

memperoleh perwujudan dan cita-cita (self

actualization).36

Harapan harus berdasarkan dengan kepercayaan, baik

kepercayaan pada diri sendiri maupun kepercayaan kepada

Tuhan. Agar harapannya terwujud, maka selain berusaha

dengan sungguh-sungguh, manusia tak lepas atau tidak boleh

bosan berdoa. Hal ini disebabkan karena antara harapan dan

kepercayaan itu tidak dapat dipisahkan. Harapan dan

kepercayaan itu adalah bagian diri dari manusia.37

Selain

berusaha dalam menggapai harapan atau cita-cita, manusia

tidak luput meminta dan berdoa pada Tuhannya agar harapan

dan cita-cita dapat terwujudkan. Manusia yang hidup

mempunyai harapan dan tidak bisa dipisahkan dalam

kepercayaan untuk dapat menggapai impiannya.

B. Hakikat Novel

Istilah roman sebagai suatu bentuk prosa yang terdapat di

Indonesia. Sejak zaman penjajahan Belanda istilah tersebut dipakai

sebagai terjemahan bahasa Indonesia untuk istilah asing novel. Kemudian

perkembangan zaman menyebabkan pemakaian istilah roman tersisih oleh

istilah populer di tanah air yaitu novel. 38

Kata novel berasal dari bahasa

latin novellus yang diturunkan pula dari kata noveis yang berarti “baru”.

Dikatakan baru karena jika dibandingkan dengan jenis-jenis sastra lainnya

seperti puisi, drama, dan lain-lain maka jenis novel ini muncul

kemudian.39

Sebagai genre sastra termuda, novel ternyata telah banyak

36

Prasetya, Op. Cit., h.101. 37

Mustopo, Op. Cit., h.223. 38

Putu Arya Tirtawirya, Apresiasi Puisi dan Prosa, (Flores: Nusa Indah, 1983),

h.101.

39

Henry Guntur Tarigan, Prinsip-prinsip Dasar Sastra, (Bandung: Penerbit

Angkasa, 1993), h.164.

Page 34: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

23

menarik perhatian dan minat banyak kalangan.40

Abrams dalam Burhan

menyatakan bahwa,

Sebutan novel dalam bahasa Inggris—dan inilah yang

kemudian masuk ke Indonesia—berasal dari bahasa Italia

novella (yang dalam bahasa Jerman: novelle). Secara harfiah

novella berarti „sebuah barang baru yang kecil‟, dan

kemudian diartikan sebagai „cerita pendek dalam bentuk

prosa.41

Istilah novella dan novelle mengandung pengertian yang sama

dengan istilah Indonesia „novelet‟ (Inggris novelette), yang berarti sebuah

karya prosa fiksi yang panjangnya cukupan, tidak terlalu panjang, namun

juga tidak telalu pendek.42

Novel menyajikan cerita dan peristiwa yang

kompleks, sehingga ketika membaca novel tidak jarang pembaca seolah-

olah menjadi bagian dalam cerita. Cerita, bila diperbedakan dengan

wacana, mengacu kepada peristiwa-peristiwa dan situasi-situasi yang

dimunculkan oleh sebuah teks naratif. Bila dipertentangkan dengan alur,

cerita mengacu kepada peristiwa-peristiwa dalam urutan yang

kronologis.43

Novel bersifat naratif, artinya ia lebih bersifat “bercerita”

daripada “memperagakan.44

Berbeda dengan drama yang menjadikan teks

sebagai sebuah aksi untuk dipertunjukan atau diperagakan.

Seseorang membaca cerita rekaan dengan berbagai macam

motivasi. Kebanyakan orang membacanya sebagai pengisi waktu saja.45

Membaca sebuah novel, untuk sebagian (besar) orang hanya ingin

menikmati cerita yang disuguhkan. Mereka hanya akan mendapat kesan

pertama secara umum dan samar tentang plot dan bagian cerita tertentu

40 Furqonul Aziez dan Abdul Hasim, Menganalisis Fiksi Sebuah Pengantar,

(Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h.1. 41

Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta: Universitas

Gadjah Mada University Press, 2013) , h. 11-12.

42

Ibid., h. 12.

43

Sugihastuti, Teori Apresiasi Sastra, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), h.

134.

44

Furqonul Aziez dan Abdul Hasim, Op.Cit. h. 3.

45

Panuti Sudjiman, Memahami Cerita Rekaan, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1991), h.

12.

Page 35: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

24

yang menarik.46

Sebenarnya, jika membaca sebuah teks sastra akan

mendapatkan pembelajaran yang terkandung di dalamnya tidak hanya

sekadar membaca karyanya saja, melainkan pemikiran yang kritis

sehingga pembaca mendapatkan wawasan dan pengalaman baru setelah

membaca.

Novel adalah cerita mengenai salah satu episode dalam kehidupan

manusia, suatu kejadian yang luar biasa dalam kehidupan itu, sebuah krisis

yang memungkinkan terjadinya perubahan nasib manusia.47

Kisah atau

cerita yang disajikan dalam novel, tak jarang merupakan cuplikan dari

kehidupan nyata. Oleh karena itu, tidak heran jika ada pembaca yang

terbawa suasana oleh cerita yang ada di dalam novel.

Berbagai pemaparan tentang novel di atas bisa disimpulkan bahwa

novel adalah sebuah karya sastra yang di dalamnya mengandung kejadian

atau peristiwa dalam kehidupan manusia, kemudian mengalami perubahan

nasib atau dapat dikatakan bahwa pengarang novel mengambil inspirasi

sesuai dengan gambaran kehidupan untuk kemudian dituangkannya ke

dalam bentuk novel. Selain itu, novel juga menyajikan cerita dan peristiwa

yang kompleks dengan adanya unsur tema, tokoh, alur, latar dan

sebagainya sehingga pembaca seolah-olah menjadi bagian dalam cerita.

Bagi pembaca novel harus menjadi pembaca yang kritis, agar

mendapatkan manfaat dan hiburan secara utuh setelah membacanya.

Peristiwa yang terdapat dalam novel akan lebih bermanfaat apabila untuk

dijadikan pembelajaran dan mengaplikasinya dalam kehidupan dan

menularkan kepada orang lain.

C. Unsur Intrinsik Novel

Unsur intrinsik adalah unsur yang turut membangun karya sastra

itu sendiri. Kepaduan antar berbagai unsur intrinsik inilah yang

menyebabkan novel hadir sebagai karya sastra, unsur yang secara faktual

46 Nurgiyantoro, Op.Cit., h. 14.

47

Antilan Purba, Sastra Indonesia Kontemporer, (Yogyakarta: Graha Ilmu,

2012), h. 63.

Page 36: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

25

dijumpai jika seseorang membaca karya sastra.48

Jakob Sumardjo dan

Saini KM sebagaimana dikutip oleh Endah Tri Priyatni, mengungkapkan

unsur intrinsik prosa fiksi meliputi: alur, tema, tokoh dan ponokohan,

suasana latar, sudut pandang dan gaya. 49

Dengan unsur intrinsik inilah

novel dapat terwujud. Berikut pemaparan dari unsur-unsur yang

membangun novel adalah:

1. Tema

Tema adalah gagasan (makna) dasar umum yang menopang

sebuah karya sastra sebagai struktur semantis dan bersifat abstrak yang

secara berulang-ulang dimunculkan lewat motif-motif dan biasanya

dilakukan secara implisit.50

Mursal Esten dalam bukunya mengatakan

bahwa tema adalah sesuatu yang menjadi pikiran, sesuatu yang

menjadi persoalan yang diungkapkan dalam sebuah cipta sastra.51

Tema biasanya berkaitan dengan pengalaman kehidupan manusia yang

dipaparkan dalam bentuk pertistiwa yang dialami oleh tokoh dalam

novel. Pada dasarnnya tema merupakan ide pengarang yang mendasari

terbentuknya sebuah cerita. Tema adalah makna yang dikandung oleh

sebuah cerita.52

Makna yang terdapat di dalam sebuah karya sastra,

tidak secara langsung dijelaskan oleh pengarang, melainkan pembaca

harus mengkritisi karya sastra sehingga dapat mendeskripsikan tema

yang terkandung dalam karya sastra.

Ni Nyoman Karmini mengungkapkan bahwa, pembaca cerita

(novel) tidak semata-mata mencari dan menikmati kehebatan cerita.53

Tema sebagai pengikat terbentuknya karya sastra tidak serta merta

ditunjukkan. Ia haruslah dipahami dan ditafsirkan melalui cerita dan

48 Ni Nyoman Karmini, Teori Pengkajian Fiksi, (Bali: Pustaka Laras, 2011), h.

14.

49

Endah Tri Priyatni, Membaca dengan Ancangan Literasi Kritis, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2010), h. 109. 50

Nurgiyantoro, Op. Cit., h. 115. 51

Esten, Kesusastraan Pengantar Teori dan Sejarah, (Bandung: Angkasa,

2013), h. 20.

52

Nurgiyantoro, Op. Cit., h. 114.

53

Karmini, Op. Cit., h. 44.

Page 37: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

26

data-data (baca: unsur-unsur pembangun cerita) yang lain dan itu

merupakan kegiatan yang sering tidak mudah dilakukan.54

Pembaca

seharusnya menangkap isi cerita dengan utuh, dengan melihat unsur-

unsur yang membangun cerita, ataupun dari bahasa yang dipergunakan

pengarang dalam karyanya.

2. Tokoh dan Penokohan

Sudjiman sebagaimana dikutip oleh Melani Budianta, dkk

mengungkapkan bahwa, tokoh adalah individu rekaan yang mengalami

peristiwa atau berlakuan dalam berbagai peristiwa dalam cerita.55

Tokoh pada umumnya berwujud manusia, tetapi dapat juga berwujud

binatang atau benda yang diinsankan.56

Pemunculan karakter tokoh

atau mengekspresikan karakter tokoh, pada umumnya pengarang akan

menampilkannya dengan berbagai macam cara, dan pada dasarnya,

terdapat dua cara dalam memunculkan karakter tokoh, yaitu metode

secara langsung (telling) dan metode secara tidak langsung

(showing).57

Penokohan merupakan cara pengarang untuk

menyampaikan watak tokoh kepada pembaca. Penokohan dapat

mengungkapkan makna niatan si pengarang sebagai pencipta tokoh.58

Tokoh adalah figur yang dikenai dan sekaligus mengenai

tindakan psikologi. Dia adalah eksekutor dalam sastra. Jutaan rasa

akan hadir lewat tokoh. Dalam sebuah novel tokoh memegang peranan

yang sangat penting, namun tak lepas dari itu, tokoh dalam novel

memegang peranan yang berbeda-beda. Ada tokoh yang penting ada

pula tokoh tambahan.59

54 Ibid., h. 113-114.

55 Melani Budianta, dkk. Membaca Sastra Pengantar Memahami Sastra untuk

Perguruan Tinggi, (Malang: Indonesia Tera, 2002), h. 86.

56

Sudjiman, Op. Cit. h. 16. 57

Albertine Minderop, Metode Karakterisasi Telaah Fiksi, (Jakarta: Yayasan

Obor Indonesia, 2005), h. 95.

58

Sudjiman, Op.Cit., h. 28. 59

Aminuddin, Pengantar Apresiasi Karya Sastra, (Bandung: Sinar Baru, 1987),

h. 79.

Page 38: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

27

Perwatakan adalah kualitas nalar dan perasaan para tokoh di

dalam suatu karya fiksi yang dapat mencakup tidak saja tingkah laku

atau tabiat kebiasaan, tetapi juga penampilan.60

Tokoh cerita

menempati posisi strategis sebagai pembawa dan penyampai pesan,

amanat, moral atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan kepada

pembaca.61

Tokoh-tokoh yang hadir dalam novel tentulah digambarkan

berbeda satu sama lain, perbedaan tersebut menjadi ritme yang

disajikan dalam sebuah karya demi terciptanya ceritanya yang

diharapkan. Tokoh dalam cerita fiksi dapat dibedakan ke dalam

beberapa jenis penamaan berdasarkan sudut pandang penamaan itu

dilakukan sebagai berikut :

1) Tokoh utama dan tokoh tambahan

Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan

penceritaannya dalam cerita bersangkutan.62

Ia merupakan

tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku

kejadian maupun yang dikenai kejadian, karena tokoh utama

paling banyak diceritakan dan selalu berhubungan dengan

tokoh-tokoh lain, ia sangat menentukan perkembangan plot

secara keseluruhan.63

Selain tokoh utama, ada juga tokoh utama

tambahan yang berperan penting terhadap tokoh utama. Tokoh

utama tambahan dapat mempengaruhi perkembangan plot, dan

bahkan menemukan jati diri tokoh utama tersebut. Kemudian

terdapat tokoh tambahan yaitu tokoh yang ditampilkan sekali

atau beberapa kali dalam cerita, dan itupun dalam porsi

penceritaan yang relatif pendek dalam cerita.64

2) Tokoh protagonis dan tokoh antagonis

60 Minderop, Op.Cit., h. 95.

61

Nurgiyantoro, Op.Cit., h. 249.

62

Karmini, Op. Cit. 23. 63

Nurgiyantoro, Op.Cit., h. 259.

64

Karmini, Op. Cit. 23.

Page 39: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

28

Altendernd dan Lewis sebagaimana dikutip oleh

Nurgiyantoro mengungkapkan bahwa, tokoh protagonis adalah

tokoh yang dikagumi, tokoh yang mengejawantahkan norma-

norma, nilai-nilai yang ideal, tokoh yang diberi simpati dan

empati, tokoh yang menampilkan sesuatu yang sesuai dengan

pandangan dan harapan sebagai pembaca.65

Tokoh Protagonis

merupakan tokoh yang mewakili pembaca untuk berprilaku

sesuai dengan harapan-harapan dalam kehidupan nyata pada

umumnya.66

Sebuah fiksi harus mengandung konflik,

ketegangan khususnya konflik ketegangan yang dialami oleh

tokoh protagonis. Tokoh yang menjadi penyebab terjadinya

konflik disebut tokoh antagonis. Tokoh antagonis adalah tokoh

yang beroposisi dengan tokoh protagonis secara langsung

ataupun tidak langsung, bersifat fisik maupun batin.67

Tokoh dan penokohan adalah salah satu unsur yang

terpenting dalam cerita, tokoh dalam cerita yang membawa

amanat atau sudut pandang pengarang yang ini disampaikan

oleh pembaca. Hal ini merupakan amanat yang mengandung

nilai norma positif, kritikan terhadap sesuatu untuk dijadikan

pembelajaran bagi pembaca dan dapat memahami cara pandang

pengarang kemudian pembaca memberikan penilaian terhadap

sistem tersebut atau terpengaruhi begitu saja dengan cara

berpikir pengarang yang disampaikan melalui tokoh.

3. Latar

Abrams sebagaimana dikutip oleh Burhan Nurgiyantoro

menyatakan bahwa, latar atau setting disebut juga sebagai landasan

tumpu, menunjuk pada pengertian tempat, hubungan waktu sejarah,

dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang

65 Ibid., h.24.

66

Ibid. 67

Nurgiyantoro, Op.Cit., h. 261.

Page 40: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

29

diceritakan.68

Latar yakni segala keterangan mengenai waktu, ruang,

dan suasana terjadinya lakuan dalam karya sastra.69

Leo Hamalian dan

frederick R. Karell sebagaimana dikutip oleh Wahyudi Siswanto dalam

bukunya Pengantar Teori Sastra, menyatakan sebagai berikut.

Latar cerita dalam karya fiksi bukan hanya berupa

tempat, waktu, peristiwa suasana, serta benda-benda alam

lingkungan tertentu, tetapi juga dapat berupa suasana

yang berhubungan dengan sikap, jalan pikiran,

prasangka, maupun gaya hidup suatu masyarakat dalam

menanggapi suatu problema tertentu.70

Latar memberikan pijakan cerita secara konkret dan jelas. Hal

ini penting untuk memberikan kesan realistis kepada pembaca,

menciptakan suasana tertentu yang seolah-olah sungguh-sungguh ada

dan terjadi.71

Jacob Sumardjo dalam Priyatna juga berpendapat, bahwa

setting tidak hanya berupa tempat atau lokal saja, tetapi juga mencakup

suatu daerah dengan watak kehidupannya. Hal ini senada dengan

pendapat Stephen Minot yang menyatakan bahwa latar memuat: 1)

latar waktu, 2) latar alam/geografi, 3) latar sosial.72

Dari pemaparan di atas bahwa latar tidak hanya mencakup

tempat, waktu, dan suasana saja, melainkan latar alam atau kondisi

geografis dan latar sosial. Latar dalam cerita sangat berpengaruh

terhadap imajinasi pembaca sehingga pembaca seperti masuk dalam

cerita. Latar juga menjadikan cerita menjadi lebih jelas dan terarah.

4. Alur

Alur disebut juga dengan jalan cerita atau plot. Abrams

sebagaimana dikutip Burhan Nurgiyantoro mengemukakan bahwa alur

atau plot merupakan struktur peristiwa-peristiwa, yaitu sebagaimana yang

terlihat dalam pengurutan dan penyajian berbagai peristiwa tersebut untuk

68 Ibid., h.302.

69

Budianta, dkk. Op.Cit. h. 86.

70

Wahyudi Siswanto, Pengantar Teori Sastra, (Jakarta: Grasindo, 2008), h. 149. 71

Nurgiyantoro, Op. Cit. h. 303

72

Priyatni, Op. Cit. h. 112.

Page 41: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

30

mencapai efek artistik dan emosional tertentu.73

Adanya alur

menyebabkan “isi-cerita” lantas mengalir secara teratur, segala peristiwa

merentet secara runtut tidak kacau-balau.74

Brooks sebagaimana dikutip

Tarigan mengungkapkan bahwa, alur atau plot adalah struktur gerak yang

terdapat dalam fiksi atau drama.75

Memahami sebuah karya khususnya novel, maka pembaca

dituntut untuk memahami setiap peristiwa yang disajikan. Peristiwa-

peristiwa ini sanagt berkaitan dengan alur karena alur titik utama yang

mendasari peristiwa dalam cerita tersebut. Robert Stanton dalam bukunya

menyatakan bahwa, secara umum alur merupakan rangkaian peristiwa-

peristiwa dalam sebuah cerita.76

Plot merupakan unsur penting bahkan ada

yang menganggap unsur terpenting di antara berbagai unsur fiksi.77

Alur

atau plot adalah rangkaian kejadian atau peristiwa dalam cerita yang

disusun sebagai sebuah interelasi fungsional yang sekaligus menandai

urutan dalam keseluruhan fiksi.78

Alur adalah urutan peristiwa dalam sebuah cerita yang memiliki

beberapa tahapan dalam penyajian cerita. Aminuddin sebagaimana dikutip

oleh Wahyudi Siswanto membedakan beberapa tahapan peristiwa yaitu (1)

pengenalan adalah tahap peristiwa dalam suatau cerita rekaan atau drama

yang memperkenalkan tokoh-tokoh atau latar cerita. (2) konflik atau

tikaian adalah ketegangan atau pertentangan antara dua kepentingan atau

kekuatan di dalam cerita rekaan atau drama. (3) komplikasi atau rumitan

adalah bagian tengah alur cerita rekaan atau drama yang mengembangkan

tikaian. (4) klimaks adalah bagian alur cerita rekaan atau drama yang

melukiskan puncak ketegangan, terutama dipandang dari segi tanggapan

emosiaonal pembaca. (5) krisis adalah bagian alur yang mengawali

73

Nurgiyantoro, Op. Cit. h. 167-168

74

Tirtawirya, Op. Cit., h.80.

75

Tarigan, Op. Cit., h. 126.

76

Robert Stanton, Teori Pengkajian Fiksi Robert Stanton, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2012), h. 26.

77

Karmini, Op. Cit. h. 52. 78

Ibid., h. 53.

Page 42: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

31

penyelesaian. (6) leraian adalah bagian struktur alur sesudah tercapainya

klimaks (7) selesaian adalah tahapan akhir suatu cerita rekaan atau

drama.79

5. Sudut Pandang

Istilah sudut pandang yang dalam bahasa inggris point of view atau

viewpoint mengandung arti suatu hubungan dimana si pencerita berdiri,

dalam hubungan dengan ceritanya, yakni suatu sudut pandang dimana

peristiwa diceritakan.80

Sudut pandang atau titik pandang adalah tempat

sastrawan memandang cerita, dari tempat itulah sastrawan bercerita

tentang tokoh, peristiwa, tempat, waktu dengan gayanya sendiri.81

Sudut

pandang pada dasarnya merupakan strategi, teknik, siasat yang sengaja

dipilih pengarang untuk menungkapkan gagasan dan ceritanya untuk

menampilkan pandangan hidup dan tafsirannya terhadap kehidupan yang

semua ini disalurkan melalui sudut pandang tokoh.82

Sudut pandang dibedakan dengan sebutan: (1) narator

bertindak sebagai tokoh dalam cerita, yang meliputi: sebagai

tokoh utama yang menceritakan ceritanya; dan sebagai tokoh

minor yang menceritakan kisah tokoh utama; (2) narator

bertindak bukan sebagai tokoh dalam cerita, yang meliputi:

pengarang sebagai orang ketiga yang mengisahkan cerita dan

menyusupi pikiran serta perasaan tokoh utama, dan

pengarang dalam menceritakan cerita itu hanya sebagai

peninjau saja.83

Dengan teknik (baca: sudut pandang) yang dipilih pengarang

diharapkan pembaca dapat memahami gagasan-gagasan yang dituangkan

pengarang dalam karyanya. Oleh karena itu menjadi tugas penting bagi

pengarang untuk memilih sudut pandang yang efektif dan

menggunakannya secara kreatif agar ceritanya tersampaikan secara utuh.84

Jadi dapat dikatakan, pengarang dapat menjadi salah satu tokoh ataupun

79

Siswanto, Op. Cit., h. 159-160. 80

Minderop, Op. Cit., 89.

81

Siswanto, Op. Cit., h. 151. 82

Minderop, Op. Cit., 88.

83

Karmini, Op. Cit. h. 70.

84

Nurgiyantoro, Op. Cit. h. 339.

Page 43: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

32

tidak dalam karya fiksi, hal ini berkaitan dengan sudut pandang yang

dipilih pengarang dalam karya fiksi yang ditulisnya karena akan menjadi

penentu mengenai sudut pandang dalam karya fiksi tersebut.

6. Gaya Bahasa

Gaya atau gaya khususnya gaya bahasa dikenal dalam retorika

dengan istilah style. Kata style diturunkan dari kata stilus, yaitu semacam

alat untuk menulis pada lempengan lilin. Kelak pada waktu penekanan

dititikberatkan pada keahlian untuk menulis indah maka style lalu berubah

menjadi kemampuan dan keahlian untuk menulis atau mempergunakan

kata-kata secara indah.85

Dalam karya sastra istilah gaya mengandung

pengertian cara seorang pengarang menyampaikan gagasannya dengan

menggunakan media bahasa yang indah dan harmonis serta mampu

menuansakan makna dan suasana yang dapat menyentuh daya intelektual

dan emosi pembaca.86

Bahasa merupakan sarana pengungkapan sastra untuk memperoleh

efektivitas pengungkapan, bahasa dalam sastra disiasati, dimanipulasi, dan

didayagunakan secermat mungkin sehingga berbeda dengan bahasa

nonsastra. Pada umumnya bahasa yang ada dalam karya sastra berbeda

dengan bahasa nonsastra. Bahasa sastra mungkin dicirikan sebagai bahasa

yang mengandung unsur emotif dan bersifat konotatif. Sebaliknya bahasa

nonsastra bersifat ilmiah, denotatif dan rasional.87

Gaya bahasa

berdasarkan struktur kalimat dimaksud dengan struktur kalimat bagaimana

tempat sebuah unsur kalimat yang dipentingkan dalam kalimat tersebut.

Ada beberapa macam struktur kalimat yaitu periodik, kendur, dan kalimat

berimbang. Dari ketiga struktur kalimat tersebut maka dapat diperoleh

gaya bahasa sebagai berikut; klimaks, antiklimaks, paralelisme, dan

repetisi.88

85

Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, (Jakarta: PT, Gramedia Pustaka Utama,

2006), hlm.112.

86

Aminuddin, Op.Cit. 72. 87

Esten, Op.Cit., h. 273. 88

Keraf, Op.Cit., h. 124.

Page 44: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

33

Selain itu, Gaya bahasa mencakup berbagai figur bahasa antara lain

metafor, simile, antitesis, hiperbola, dan paradoks. Pada umumnya gaya

bahasa adalah semacam bahasa yang bermula dari bahasa yang biasa

digunakan dalam gaya tradisional dan literal untuk menjelaskan orang atau

objek. Dengan menggunakan gaya bahasa, pemaparan imajinatif menjadi

lebih segar dan berkesan.89

Bahasa dapat menciptakan suasana yang tepat

bagi berbagai macam adegan baik itu romatis, menegangkan,

mengharukan dan lain sebagainya. Bahasa yang digunakan oleh pengarang

dalam sebuah karya menjadi kunci terbentuknya cerita yang berkualitas

karena bahasa merupakan hal yang mencirikan dari suatu karya.

7. Amanat

Amanat dalam karya sastra dikenal sebagai pesan yang hendak

disampaikan pengarang. Pesan tersebut beragam jenisnya antara lain pesan

tentang moral, pendidikan, keagamaan, dan lain sebagainya. Amanat

adalah gagasan yang mendasari karya sastra; pesan yang ingin

disampaikan pengarang kepada pembaca atau pendengar.90

Secara umum

moral itu mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, akhlak, dan budi pekerti.

Biasanya, karya sastra senantiasa memasukan pesan moral yang

berhubungan dengan sifat kemanusiaan, memperjuangkan hak, dan

matrabat manusia. Menurut peneliti, amanat yang ingin disampaikan oleh

pengarang kepada pembaca merupakan salah satu motivasi bagi

pengarang untuk pembaca agar dapat memaknai pesan yang disampaikan

oleh pengarang dan mendapatkan pembelajaran untuk kehidupan.

D. Pendekatan Objektif

Pendekatan objektif merupakan pendekatan yang terpenting sebab

pendekatan apapun yang dilakukan pada dasarnya bertumpu atas karya

sastra itu sendiri.91

Pendekatan objektif menitikberatkan kepada isi karya

89

Minderop, Op.Cit., h. 51.

90

Siswanto, Op. Cit., h. 162. 91

Nyoman Kutha Ratna, Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra,

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), h. 73.

Page 45: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

34

sastra meliputi unsur intrinsik yaitu tema, penokohan, alur, latar, sudut

pandang dan sebagainya.

Pendekatan yang dilihat dari eksistensi sastra itu sendiri

berdasarkan konvensi sastra yang berlaku. Konvensi tersebut misalnya

kebulatan makna, diksi, rima, struktur kalimat, tema, plot, setting, karakter

dan sebagainya. Penilaian yang diberikan dilihat dari sejauhmana kekuatan

atau nilai karya sastra tersebut berdasarkan keharmonisan semua unsur-

unsur pembentuknya.92

Hal-hal yang di luar karya sastra walaupun masih

ada hubungan dengan sastra dianggap tidak perlu dicantumkan dalam

analisis, karena patokan pendekatan objektif ini sudah sangat jelas maka

seringkali juga disebut pendekatan struktural.

E. Pengajaran Sastra

Pengajaran sastra di sekolah masuk dalam kategori pembelajaran

bahasa Indonesia. Peserta didik dikenali sastra melalui karya-karya dalam

bentuk bahan bacaan seperti novel, puisi, drama dan sebagainya. Hal ini

agar peserta didik mendapatkan pengalaman baru setelah membaca dan

mempelajari karya sastra, melalui pengalaman yang didapatkannya maka

akan terbangun karakter-karakter yang berkualitas sesuai dengan tujuan

pendidikan.

Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 39 ayat (2)

menyebutkan pendidik merupakan tenaga profesional yang

bertugas merencanakan dan melaksanakan proses

pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan

pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat.93

Pendidikan haruslah terarah dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar yang efektif, efesien, dan menyenangkan. Kegiatan

92

Zainuddin Fananie, Telaah Sastra, (Surakarta: Muhammadiyah University

Press, 2001), h. 112.

93

Hamzah B. UNO, Mengelola Kecerdasan Dalam Pembelajaran, (Jakarta: PT,

Bumi Aksara, 2009), h. 25.

Page 46: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

35

pembelajaran didukung dengan adanya ketekunan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.

Karakter memberikan gambaran tentang suatu bangsa, sebagai

penanda, penciri sekaligus pembeda suatu bangsa dengan bangsa lainnya.

Karakter memberikan arahan tentang bagaimana bangsa itu menapaki dan

melewati suatu jaman dan mengantarkannya pada suatu drajat tertentu.94

Karakter merupakan sesuatu yang ada dalam diri yang merupakan dasar

bagi orang tersebut untuk berperilaku dalam kehidupan sehari-hari,

karakter merujuk pada penerapan tindakan atau tingkah laku positif

peserta didik di lingkungan masyarakat. Sekolah adalah tempat kedua

dimana peserta didik selain mendapatkan ilmu pendidikan juga dapat

membangun karakter dalam diri peserta didik masing-masing, sehingga

terciptanya pribadi yang diharapkan dan diandalkan bagi bagi kehidupan

bermasyarakat dan bernegara.

Selain sebagai pembangun karakter, pembelajaran sastra juga

merangsang peserta didik untuk berpikir kritis melalui peristiwa yang

disajikan. Tujuan pembelajaran sastra disekolah dapat memperkaya

pengalaman siswa dan menjadikannya lebih tanggap alam sekitar dan

lingkungan.95

Pembelajaran sastra terintegrasi dalam empat keterampilan

berbahasa (mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis). Integrasi

materi sastra dalam keterampilan ini tujuannya agar para peserta didik

memiliki pengalaman berapresiasi sastra secara langsung.96

Mempelajari tentang sastra peserta didik akan belajar tentang

apresiasi sastra, hal ini merupakan tujuan pengajaran sastra di sekolah agar

dapat memberikan kesempatan pada peserta didik untuk memperoleh

pengalaman sastra, sehingga sasaran akhirnya dalam wujud pembinaan

94 Akh. Muwafik Saleh, Membangun Karakter dengan Hati Nurani, (Jakarta:

Penerbit Erlangga, 2012), h. 1. 95

Ahmad Bahtiar, Apresiasi dan Kreasi Sastra, h. 1. http://googleschollar.com

diunduh pada 10 November 2017 pukul 14.38 WIB. 96

Emzir, Teori dan Pengajaran Sastra, (Jakarta: PT, RajaGrafindo Persada,

2016), h. 255.

Page 47: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

36

apresiasi sastra dapat tercapai.97

Apresiasi terhadap karya sastra

menjadikan peserta didik menambah ilmu pengetahuan serta wawasan dan

menjadi pribadi yang lebih perasa terhadap manusia maupun lingkungan

sekitar dan mempertajam perasaan sehingga mampu mengambil tindakan

sesuai nalar dan pengetahuannya. Selain itu, dengan apresiasi peserta didik

juga akan belajar untuk menghargai, dan memberikan penilaiannya

terhadap hal yang ada disekitarnya. Karena secara tidak langsung nilai-

nilai yang terkandung di dalam karya sastra akan membentuk kepribadian

peserta didik.

Dalam pengajaran sastra yang membahas jenis prosa tahap-tahap

yang bisa diacu yaitu pendahuluan, penyajian, diskusi, dan pengukuhan.98

Pendahuluan merupakan tahap awal, dimana guru sudah berencana dan

memilah bahan bacaan yang akan diapresiasikan. Langkah selanjutnya

penyajian yaitu guru mengajak siswa membaca bahan bacaan, setelah

membaca guru bertanya apakah peserta didik memahami novel tersebut

(dalam segi bahasanya, budaya maupun lainnya) setelah itu guru mengajak

untuk menentukan jumlah tokoh dalam novel. Langkah selanjutnya guru

mengajak para peserta didik untuk berdiskusi. Guru berperan menanyakan

kesan dan perasaan peserta didik tentang cerita, perasaan terhadap tokoh,

relevansi novel terhadap kehidupan sehari-hari, dan memberi komentar

terkait kemampuan pengarang dalam mengolah cerita. Kemudian yang

terakhir adalah tahap pengukuhan dimana guru memberikan tugas, misal

refleksi dari peserta didik terhadap novel.

Setiap karya sastra menghadirkan „sesuatu‟ dan kerap menyajikan

banyak hal yang apabila dihayati benar-benar akan semakin menambah

pengetahuan orang yang menghayatinya.99

Hal ini terjadi karena sastra

melekat dengan segala aspek kehidupan manusia sehingga siapapun yang

membacanya, secara tidak langsung akan memahami cerita kehidupan

97

Ibid., h. 225. 98

Ibid.

99

B. Rahmanto., Metode Pengajaran Sastra, (Yogyakarta: Kanisius, 1988), h.

17.

Page 48: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

37

yang dilukiskan. Pengajaran sastra diberikan kepada peserta didik untuk

menanamkan dan menumbuhkan hal-hal yang positif terhadap realita

kehidupan yang ada di lingkungan sosial. Sebab sastra menyuguhkan

berbagai nilai kehidupan, sehingga peserta didik dapat memahami,

menghormati, dan menemukan jalan keluar atas permasalahan sosial

karena secara sadar maupun tidak sadar, hal tersebut tentu saja akan

dilakukan peserta didik sesuai dengan karakter yang terbangun dalam diri

peserta didik masing-masing.

F. Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini jumlahnya terbilang

banyak. Akan tetapi, peneliti hanya mencantumkan beberapa diantaranya.

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Intan Nuraini dengan judul

“Potret Perempuan dalam Novel Tarian Bumi Karya Oka Rusmini.”100

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Penelitian ini

mendeskripsikan kehidupan tokoh-tokoh perempuan di dalam novel

Tarian Bumi.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Meliana Ade Kusumawati

dengan judul “Pertentangan Kasta dalam Kebudayaan Bali Kajian

Hegomoni dalam Novel Tarian Bumi Karya Oka Rusmini.”101

Mahasiswa

jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Semarang.

Penelitian ini mendeskripsikan praktik hegemoni kasta Brahmana terhadap

Sudra pada novel Tarian Bumi.

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Rany Mandrastuty dengan

judul “Novel Tarian Bumi Karya Oka Rusmini: Kajian Feminisme”.102

100 Intan Nuraini, Potret Perempuan dalam Novel Tarian Bumi Karya Oka

Rusmini. (Jakarta: Skripsi, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia,

2007) 101

Meliana Ade Kusumawati, Pertentangan Kasta dalam Kebudayaan Bali

Kajian Hegomoni dalam Novel Tarian Bumi Karya Oka Rusmini. (Semarang: Skripsi,

Universitas Negeri Semarang, 2011) 102

Rany Mandrastuty, Novel Tarian Bumi Karya Oka Rusmini: Kajian

Feminisme. (Surakarta: Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Sebelas Maret, 2010)

Page 49: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

38

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret

Surakarta. Penelitian ini mendeskripsikan perjuangan tokoh perempuan

dalam mewujudkan feminisme dalam novel Tarian Bumi.

Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Dyah Erta Damayanti

dengan judul “Novel Tarian Bumi Karya Oka Rusmini: Analisis Sosiologi

Sastra Ian Watt” .103

Mahasiswa Universitas Gadjah Mada. Penelitian ini

mendeskripsikan konteks sosial pengarang yang berkaitan dengan latar

belakang penciptaan novel dan problematika sosial sebagai cermin

masyarakat.

Kelima, artikel yang ditulis dalam jurnal Caraka, Vol.1, No.1, edisi

Desember 2014 oleh Tukur Novitasari dan Rusdian Noor Dermawan

dengan judul “Manusia Bali dalam Novel Tarian Bumi Karya Oka

Rusmini: Tinjauan Antropologi Sastra” .104

Penelitian ini mendeskripsikan

manusia Bali dengan segala kekayaan budaya.

Berdasarkan uraian di atas, terlihat persamaan dan perbedaan

antara penelitian yang dilakukan oleh para peneliti sebelumnya dengan

penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Persamaan terletak pada objek

penelitian, yaitu novel karya Oka Rusmini. Sedangkan, perbedaannya

terletak pada subjek penelitian. Kebanyakan dari mereka mengangkat

perihal gender, kajian hegomoni, kajian feminisme, sosiologi sastra,

antropologi sastra dan nilai budaya. Sementara subjek penelitian yang

dilakukan oleh peneliti, yaitu tentang pandangan hidup tokoh utama.

103

Dyah Erta Damayanti, Novel Tarian Bumi Karya Oka Rusmini: Analisis

Sosiologi Sastra Ian Watt, (Yogyakarta: Skripsi, Program Studi Sastra Indonesia UGM,

Universitas Gadjah Mada, 2014) 104

Tukur Novitasari dan Rusdian Noor Dermawan, “Manusia Bali dalam Novel

Tarian Bumi Karya Oka Rusmini: Tinjauan Antropologi Sastra”, Jurnal Caraka, Vol. 1,

no.1, 2014.

Page 50: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

39

BAB III

PROFIL OKA RUSMINI

A. Biografi Pengarang

Oka Rusmini lebih suka melepas gelar Ida Ayu dan hanya

menuliskan nama Oka Rusmini pada sajak-sajaknya. Nama lengkap

Ida Ayu Oka Rusmini kelahiran 11 Juli 1967, mempunyai keturunan

wangsa Brahmana, dimana wangsa tertinggi di kalangan masyarakat

Bali. Tetapi, Oka Rusmini lebih suka berbaur dengan rakyat biasa,

nongkrong bersama para penyair Bali, bahkan jalan-jalan di pasar dan

makan di kaki lima. Oka Rusmini lulusan dari Fakultas Sastra

Universitas Udayana yang pernah dijuluki oleh Umbu Landu Paranggi

sebagai salah satu penyair Bali terbaik pada masa itu. Selain menyair,

ia juga menulis novel dan cerpen, serta redaktur khusus Mingguan

Prima, Bali Post. Kini, Oka Rusmini tinggal di Jln. Nusakembangan,

Denpasar, Bali.1

Oka Rusmini selain dikenal sebagai novelis, ia juga penyair

dan cerpenis. Oka Rusmini pada cetakan novel pertama Tarian Bumi,

ia membuat sampul depan novel seorang penari bali dengan berwajah

Oka Rusmini sendiri, seakan hendak mewartakan bahwa protagonis

novel ini, Telaga Si Penari, adalah proyeksi dirinya sendiri. Novel ini

sebelum dibukukan pernah dimuat sebagai feuiletton di Republika pada

1997. Sebuah cerita yang berpusat pada tokoh Telaga. Ia penari yang

lahir dari ibu sudra dan ayah brahmana. Ia dihormati sebagai bagian

dari kalangan bangsawan. Namun, harkatnya diruntuhkan : lewat

sebuah upacara, ia menjadi perempuan sudra hanya karena mencintai

seseorang. 2

Novel Tarian Bumi karangan Oka Rusmini mengungkap dunia

batin perempuan Bali, di dalamnya terdapat kebimbangan antara

1 “Sajak-sajak dari Sang Ida Ayu, Republika”, 12 Juni 1994,h.13

2 “Bimbang Hati Perempuan Bali”, Detak, 14 Agustus 2000,h.23

Page 51: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

40

pemberontakan terhadap tradisi dan sikap pasrah menerima segala

paksa. Karya sastra yang lahir dari penulis Bali memang sudah banyak

tetapi umumnya ditulis oleh lelaki. Begitu pula tentang Bali,

bacaannya terbilang banyak, tetapi kebanyakan disusun oleh orang

luar. Berbeda dengan Oka Rusmini yang notabennya adalah asli orang

Bali. Hal ini yang menjadi alasan untuk menyambut novel karangan

Oka Rusmini dengan penuh suka cita. Hal lainnya merupakan kesatuan

yang utuh karena Oka pasti sudah sangat paham betul dan mengalami

bagaimana lika-liku dalam pergolakan budaya bali itu sendiri.3

B. Karya-karya Oka Rusmini

Tarian Bumi (2000) merupakan buku kedua Oka Rusmini

setelah buku pertamanya Monolog Pohon (1997) yang berupa kumpulan

puisi. Selanjutnya, karya-karya yang lain, baik berbentuk puisi ataupun

prosa terus mengalir. Beberapa di antaranya bahkan mendapat

penghargaan sebagai yang terbaik. Seperti cerita pendeknya Putu

Menolong Tuhan, terpilih sebagai cerpen terbaik Majalah Femina

(1998). Cerita pendeknya Pemahat Abad, terpilih sebagai cerpen terbaik

Majalah Sastra Horison (1999-2000). Selain itu, pada tahun 2002, Oka

Rusmini menerima penghargaan puisi terbaik dari Jurnal Puisi.

Pada tahun 2003, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan

Nasional Indonesia memilihnya sebagai penerima Penghargaan Penulisan

Karya Sastra atas novelnya Tarian Bumi. Pada tahun 2012, ia menerima

Penghargaan Sastra Badan Pen

gembangan dan Pembinaan Bahasa untuk novel Tempurung,

sekaligus penghargaan S.E.A Write Award (2012) di Bangkok Thailand.

Ia juga diundang ke berbagai forum sastra nasional dan internasional, di

antaranya: Festival Sastra Winternachten di Den Haag dan Amsterdam,

Belanda, sekaligus hadis sebagai penulis tamu di Universitas Hamburg,

Jerman (2003), serta Singapore Writer Festival (2011). Bukunya yang

3 Ibid, h.23

Page 52: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

41

telah terbit: Monolog Pohon (1997), Tarian Bumi (2000), Sagra (2001),

Kenanga (2003), Patiwangi (2003), Warna Kita (2007), Erdentanz

(novel Tarian Bumi edisi bahasa Jerman, 2007). Pandora (2008),

Tempurung (2010), Earth Dance (novel Tarian Bumi edisi Bahasa

Inggris, 2011), dan Akar Pule (2012) 4

Oka Rusmini juga mendapatkan kesempatan atas karyanya yang

diterbitkan dalam bahasa Inggris. Terdapat sepuluh orang cerpenis Bali

yang ikut dibukukan karyanya dan hanya empat orang yang hadir dalam

peuncuran yaitu, Ida Ayu Oka Rusmini, Gde Aryantha Soetama, AA Mas

Ruscitadewi, dan Windhu Sancaya. Penerbitan cerpen-cerpen karya

cerpenis Bali dalam edisi bahasa inggris ini merupakan yang pertama

kalinya.5

C. Pemikiran Oka Rusmini

Perihal perempuan (Bali), Oka Rusmini menuliskan pada

bukunya tentang konteks sosial pengarang yang berkaitan dengan latar

belakang penciptaan novel dan problematika sosial sebagai cermin

masyarakat. Tarian Bumi tidak bisa terlepas dari konteks sosial

pengarang, Oka Rusmini memandang keagamaan dan adat istiadat dari

suatu budaya merupakan hal yang mutlak melekat dan tidak bisa

dipisahkan pada masyarakat. Dalam Tarian Bumi, Oka Rusmini

mencoba mendobrak hal-hal yang dianggap tidak mungkin untuk

dilakukan misal sesorang dari kasta terendah sudra ingin memiliki

kasta yang paling tinggi brahmana.

Novel Tarian Bumi juga menyajikan berbagai lukisan

etnografis. Misalnya, dilukiskan bagaimana seorang sudra mesti

menyapa seorang brahmana, atau seorang brahmana harus

4 Oka Rusmini, Tarian Bumi, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2013), h.

177. 5 Karya Cerpenis Bali Diterbitkan dalam Bahasa Inggris, Republika, 2

September 1996,h.17.

Page 53: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

42

memperlakukan seorang sudra. Pembaca juga dapat mencari tau apa

itu griya juga pura dan bagaimana keadaan di dalamnya. Orang Bali

pada aneka tari dan ragam upacara tentu memiliki arti tersendiri.6

Novel dan kumpulan cerpennya berlatar sosial dan budaya

Bali. Dalam Tarian Bumi dengan berani Oka Rusmini

mempertanyakan dan tidak setuju dengan sistem sosial masyarakat

Bali yang tidak adil terhadap perempuan Bali. Karena perlawanannya

itu, ia dikucilkan oleh keluarga dan teman-temannya. Akan tetapi, oleh

sebagian orang novel dan kumpulan cerpennya itu dianggap sebagai

wacana kebebasan dan pembebasan perempuan.

Hidup dan dibesarkan di sebuah keluarga Bali yang benar-

benar paham arti menjadi orang Bali juga mampu memperkuat

kekhasan dalam setiap novelnya, termasuk Tarian Bumi. Novel ini

juga merupakan bentuk “marah-marahnya” seorang Oka Rusmini

terhadap pakem yang ditakdirkan padanya.

Mungkin tanpa terasa semua pengalaman itu

menetes dalam karya-karya saya. Tentu pengalaman

hidup saya tak semuanya menarik. Dengan

membenturkannya pada permasalahan lain yang

dialami orang, diskusi dengan sahabat-sahabat kreatif,

membuat karya-karya saya mungkin terlihat hidup,

mungkin juga terlihat sakit,.7

Dengan kultur Bali yang kuat, apalagi tumbuh dalam

lingkungan kehidupan Griya yang menuntut prilaku tertib, sopan, dan

beradab memutuskan seorang Oka Rusmini dewasa untuk

menanggalkan gelar Ida Ayu yang disandangnya sejak lahir (sebagai

keturunan Brahmana). Oka merasa tidak pantas menyandang gelar

tersebut. Hal itu juga dilakukannya sebagai bentuk protesnya terhadap

ketidakadilan yang menimpa kaum perempuan di lingkungan Griya,

termasuk dirinya. Sementara, pemberontakannya kian semakin nyata

6 Op.Cit, h.13

7 Wayan Sunarta, Oka Rusmini, Pendobrak Tabu dari Bali, tersedia dalam

http://www.journalbali.com/women/oka-rusmini-pendobrak-tabu-dari-bali.html, diunduh

pada tanggal 15 Agustus 2017 pukul 15.30 WIB.

Page 54: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

43

ketika Oka memutuskan untuk menerima lamaran dan menikah dengan

penyair Bagus Arif Prasetyo yang ditentang oleh ayah dan keluarga

besar Griya (karena berbeda agama).

D. Bali

Masyarakat Bali sebagian besar menganut agama Hindu,

walaupun beberapa sebagian orang yang menganut agama Islam,

Kristen, dan Katolik. Biasanya kaum minoritas ini terbagi dalam

daerah pedalaman terpencil dan beberapa kota. Dalam kehidupan

keagamaan orang yang beragama Hindu berkeyakinan bahwa mereka

diciptakan oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa)

yang disebut bermacam-macam misalnya: Sanghyang Widhi,

Sanghyang Tunggal, Sanghyang Tuduh, dan sebagainya. Manifestasi

daripada Ida Sanghyang Widhi disebut Dewa atau Bhatara.8 Orang

Hindu percaya akan adanya satu Tuhan dalam bentuk konsep Trimurti

yang Esa, Trimurti ini mempunyai tiga wujud atau manifestasi, ialah

wujud Brahmana, wujud Wisnu, dan wujud Siwa.9

Sistem pelapisan sosial masyarakat Bali

dianggap amat unik sekaligus rumit, karena pelapisan

itu tidak dibangun di atas bangunan yang memiliki

pondasi yang sama. Struktur lapisan sosial

masyarakat Bali terpetakan secara berlapis-lapis,

muatan ideologi yang dibawanya juga berimplikasi

langsung terhadap hampir seluruh aspek kehidupan

orang Bali.10

Dalam kehidupan kesehariannya, perilaku masyarakat Bali

juga mendasarkan pada nilai-nilai agama Hindu yaitu menekan adanya

keharmonisan dan keseimbangan hidup antara manusia dengan

8 I Wayan Widia, Isi dan Kelengkapan Rumah Tangga Traditional di Daerah

Bali. (Bali: Depdikbut 1983-1984), h. 78. 9 Koentjaraningrat, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. (Jakarta: Djambatan

1971), h. 299. 10

I Nyoman Yoga Segara, Perkawinan Nyerod Kontestasi, Negosiasi, dan

Komodifikasi di atas Mozaik Kebudayaan Bali, (Jakarta: PT Saadah Pustaka Mandiri,

2015), h. 65.

Page 55: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

44

manusia, manusia dengan sang Pencipta, dan manusia dengan

lingkungannya. Prinsip ini terinternalisasi dalam struktur sosial

masyarakat Bali dan menjadi pandangan hidup masyarakat Bali.11

Peranan budaya dalam masyarakat Bali juga sangat kuat mulai dari

sejak lahir sampai meninggal dunia. Kekuatan keagamaan dan budaya

bersatu sangat kuat dalam setiap sisi kehidupan masyarakatnya.

Tempat melakukan ibadah di Bali pada umumnya di sebut

Pura. Tempat ibadah ini berupa sekomplek bangunan-bangunan suci

yang sifatnya berbeda-beda. Ada yang bersifat umum artinya untuk

setiap golongan Pura Besakih, ada yang berhubungan dengan

kelompok sosial yaitu Pura desa (kajangan tiga), ada yang

berhubungan dengan organisasi dan kumpulan-kumpulan khusus

seperti Subak dan Seka, kumpulan tari-tarian merupakan tempat

pemujaan leluhur dari klen-klen besar. Adapun tempat pemujaan

leluhur dan klen kecil serta keluarga-luas adalah tempat-tempat sajian

rumah yang di sebut Sanggah. Demikian di Bali itu ada beribu-ribu

Pura dan Sanggah, masing-masing mempunyai hari perayaannya

sendiri yang telah ditentukan oleh sistem tanggalnya sendiri. 12

Tarian di Bali, jika dilihat dari segi fungsinya tari-tarian Bali

dapat diklasifikasikan dalam tari Wali, tari Bebali dan tari Balih-

balihan. Tari wali yaitu tarian yang dilakukan di pura-pura dan

ditempat-tempat yang berhubungan dengan upacara keagamaan dan

pada umumnya tidak memakai lakon. Jenis tariannya antara lain; tari

Rejang, Pendet, Sang Hyang, dan Baris upacara. Selanjutnya, tari

Bebali berfungsi sebagai pengiring upacara di pura-pura ataupun di

luar pura, dan pada umumnya memakai lakon. Tari yang digolongkan

dalam seni tari Bebali yaitu seni pewayangan (termasuk wayang wong

dan wayang parwa), Topeng, Jauk, Gambuh, Barong, serta beberapa

seni tari lainnya. Kemudian, tari Balih-balihan adalah istilah untuk

11

I Made Sumada, “Peranan Kearifan Lokal Bali dalam Perspektif Kebijakan

Publik”, Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi, Vol. VII, no.1, 2017, h. 118. 12

Koentjaraningrat, Op. Cit., h. 300.

Page 56: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

45

menyebutkan seni tari sekuler di Bali. Tari Balih-balihan yaitu segala

seni tari yang mempunyai fungsi sebagai seni serius dan seni hiburan

yang mempunyai unsur dan dasar dari seni tari yang luhur, namun

tidak tergolong dari Wali. Contohnya tarian; Legong keraton, Kebyar,

Joged, dan Janger.13

Struktur sosial masyarakat Bali terdapat berbagai sistem yaitu

diantaranya sistem Wangsa. Istilah bangsa (Wangsa) mempunyai arti

umum “ras”, “keluarga” atau “kerabat”. Di dalam Sistem Wangsa ada

satu keturunan yang dipandang lebih tinggi dan ada yang lebih rendah.

Demikian pula kelompok-kelompok yang mendapatkan hak-hak

istimewa terutama dalam pergaulan adat. 14

Kata Wangsa berubah atau

sengaja diubah pengertiannya menjadi kasta, mengikuti sistem yang

berlaku di India, dengan memasukkan kelas sudra sebagai kelas

terbawah, hina dan tidak berkualitas.15

Sistem kemasyarakatan

berdasarkan kasta ini terjadi pemilahan struktur sosial yang sangat

tajam antara kasta yang lebih tinggi dengan kasta yang lebih rendah.

Masyarakat Bali, setiap tahap kehidupannya akan menandai

dengan sebuah ritual khusus. Seperti; bayi dalam kandungan 5-7 bulan

(magedong-gedongan), bayi lahir, usia 12 hari (ngerorasin), akil balig

(menek daha), potong gigi (mapandes atau masangih), menikah

(pawiwahan), hingga mati (ngaben), dan hal lain sebagainya terlebih

untuk masalah perkawinan menjadi paling sentral dalam siklus

kehidupan orang Bali.16

Sistem perkawinan dalam adat Bali, biasanya

untuk menjaga kehormatan keluarga, umumnya orang tua pihak

perempuan akan turut campur dalam memilihkan calon suami

anaknya.

13

Veny Iryanti, “Tari Bali: Sebuah Telaah Historis (Bali Dance: A Historical

Research)”, Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni, Vol. 1, no.2, 2000, h. 82-87. 14

Segara, Op. Cit., h. 66. 15

Ibid., 16

Ibid., h. 73.

Page 57: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

46

Sistem perkawinan yang dianut masyarakat Bali memiliki

berbagai macam bentuk perkawinan yaitu perkawinan biasa,

perkawinan nyeburin, perkawinan padagelahang . Masyarakat Bali

juga mempunyai larangan untuk menikah beda wangsa, dikarenakan

masyarakat Bali percaya akan adanya petaka atau kesialan jika

menikah dengan berbeda wangsa. Perempuan tri wangsa yang

menikah dengan laki-laki yang tidak sewangsa disebut nyerod.

Masyarakat Bali yang berani melakukan nyerod juga harus

berani melakukan upacara patiwangi agar menyetarakan wangsa.

Pasangan yang melakukan nyerod sama-sama memiliki ketakutan yang

sangat besar untuk mengarungi perkawinan. Untuk membuat mereka

tenang, dan dalam suasana batin yang damai, maka patiwangi

diperlukan dengan cara membunuh terlebih dahulu wangsa perempuan

agar setelah menikah statusnya menjadi setara dengan suaminya,

sehingga sederajat pula kondisi kejiwaan mereka, karena tidak ada

yang merasa lebih tinggi atau rendah.17

Jika tidak melangsungkan

upacara patiwangi, status wangsa mereka berdua dalam satu rumah

dikatakan tidak imbang. Istrinya yang trah brahmana sebagai lambang

surya masih tetap panas membakar isi rumah tangga. Maka untuk

membuat sinar surya tidak panas lagi, harus diadakan upacara

patiwangi.

17

Ibid., h. 115.

Page 58: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

47

BAB IV

TEMUAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Analisis Struktural Novel Tarian Bumi

1. Tema

Makna suatu persoalan pokok dalam sebuah cerita atau

kisahan ialah tema. Tema tidak dapat dipisahkan dari

permasalahan kehidupan yang direkam oleh karya sastra, karena

masalah dalam karya sastra merupakan sarana untuk membangun

sebuah tema. Tema adalah sesuatu yang menjadi pikiran, sesuatu

yang menjadi persoalan yang diungkapkan dalam sesbuah cipta

sastra.1

Tema yang terkandung dalam novel Tarian Bumi adalah

permasalahan nasib perempuan Bali di kalangan sistem sosial Bali

yang berbasis pada kasta dan tradisi. Hal ini yang terjadi di Bali

dan sampai saat ini masih tersimpan rapat (adat dan kasta). Dibalik

keindahan pulaunya, ternyata banyak tersingkap perjalanan berat

manusia-manusia Bali.

Luar biasa lihat! Ketika ketika perempuan itu

menari seluruh mata seperti melahap tubuhnya.

Alangkah beruntungnya perempuan itu. Sudah

bangsawan, kaya, cantik lagi. Dewa-dewa benar-

benar pilih kasih! Seorang perempuan berkata sedikit

sinis. Bau iri melukis matanya yang tajam dan sangat

tidak bersahabat itu.2

Kutipan tersebut menjelaskan mengenai pandangan

masyarakat Bali terhadap kalangan kasta brahmana, di mana kasta

ini paling tertinggi di antara kasta-kasta lainnya. Budaya Bali

menjadikannya seorang perempuan harus mengikuti pakemnya

untuk menjadi seorang penari. Penari perempuan dalam novel ini

1 Mursal Esten, Kesusastraan pengantar Teori dan Sejarah, (Bandung: Angkasa,

2013), h. 20. 2 Oka Rusmini, Tarian Bumi, (Jakarta: PT, Gramedia Pustaka, 2013), h. 4-5

Page 59: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

48

dilukiskan dalam tokoh Telaga di mana ia sering melakukan tarian

Oleg yaitu sebuah tari tentang merakit sebuah percintaan dan Joged

sebagai tari pergaulan. Pandangan masyarakat Bali terhadap tokoh

Telaga ini sangat sempurna karena kecantikan parasnya, hingga

terlahir dari kasta Brahmana sehingga para dewa memberinya

taksu. Telaga menjadi tumpuan ibunya agar impian ibunda dapat

terwujud pada Telaga.

Tugeg harus menjadi perempuan paling cantik

di griya ini. Tugeg adalah harapan Meme. Pada tugeg,

meme menyerahkan hidup. Makanya, tugeg harus

bisa jaga diri. Tugeg harus...3

Kutipan di atas menunjukan betapa besarnya pengharapan

ibunda Telaga terhadapnya, ia harus memiliki tanggung jawab

didalamnya atau hal yang harus diwujudkan oleh Telaga, agar tidak

menerima penderitaan yang dahulu ia rasakan sebagai perempuan

sudra. Baginya hal ini sangat penting karena menyangkut impian

dan keturunannya dalam kasta brahmana.

2. Tokoh Dan Penokohan

a. Tokoh Utama

Ida Ayu Telaga Pidada

Tokoh utama dalam novel Tarian Bumi adalah Ida

Ayu Telaga Pidada (Telaga). Dilihat dari segi fisiologis,

tokoh Telaga diceritakan sebagai perempuan yang berparas

cantik. Hal ini dibuktikan pada kutipan berikut.

... Luar biasa. Lihat! Ketika

perempuan itu menari seluruh mata seperti

melahap tubuhnya. Alangkah beruntungnya

perempuan itu. Sudah bangsawan, kaya,

cantik lagi. Dewa benar-benar pilih kasih!4

3 Ibid., h. 10.

4 Oka Rusmini, Op.Cit., h. 4-5.

Page 60: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

49

Kau tetap cantik, Dayu, dalam kondisi

apapun. Sekarang kecantikanmu makin

sempurna. Tubuhmu lebih indah...5

Kutipan tersebut menunjukkan bahwa Telaga

memiliki paras cantik dan tubuh yang indah. Dilihat dari

segi sosiologis, Telaga merupakan keturunan bangsawan

yang terlahir dari kasta Brahmana. Kasta tersebut

merupakan kedudukan tertinggi dalam sistem kasta di Bali.

Masyarakat Bali sangat menjunjung tinggi orang yang

berasal dari kasta Brahmana, begitupun dengan kaum

Brahmana itu sendiri, mereka akan merasa bangga dan

berkuasa. Kasta Brahmana memiliki banyak aturan/pakem

bagi masyarakatnya. Terlihat dalam kutipan berikut.

Tugeg. Kelak kau harus menikah

dengan laki-laki yang memakai nama depan

Ida Bagus. Kau harus tanam dalam-dalam

pesanku ini. Sekarang kau bukan anak kecil

lagi. Kau tidak bisa bermain bola lagi. Kau

harus mulai belajar menjadi perempuan

keturunan Brahmana. Menghafal sesaji, juga

harus tahu bagaimana mengukir janur untuk

upacara. Pegang kata-kataku Tugeg. Kau

mengerti? Suara perempuan itu lebih mirip

paksaan daripada sebuah nasihat.6

Dunia itu juga telah memberi Telaga

kekuasaan yang besar. Anak perempuan tidak

boleh duduk sembarangan, kata neneknya,

seraya memukul paha Telaga.7

Kutipan di atas menunjukkan tradisi yang harus

dipatuhi oleh Telaga. Telaga dituntut untuk mematuhi

aturan-aturan yang ada di Griya. Padahal, ia sangat

membenci aturan-aturan yang ada di Griya. Dilihat dari

segi psikologis, Telaga tidak pernah memiliki perasaan

5 Oka Rusmini, Op.Cit., h.166.

6 Oka Rusmini, Op.Cit., h. 67.

7 Ibid., h. 65.

Page 61: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

50

bangga akan kebangsawanannya. Selain itu, tak jarang ia

menuruti keinginan Ibunya dengan terpaksa.

Jangan membuat Meme kecewa.

Tiang tidak pernah mengecewakan Meme.

Meme sendiri yang sering melebih-lebihkan

persoalan.

Ada apa denganmu, Tugeg? Tidak inginkah

Tugeg membuat Meme senang?

Telaga diam. Kalau ibunya sudah berkata

dengan penuh rasa iba dan memelas seperti

itu, Telaga merasa percuma berbicara panjang

dengan perempuan itu8

Telaga seringkali mengalah dengan Ibunya. Ia

dibesarkan oleh Ibu dan Nenek yang penuh dengan tuntutan

sehingga Telaga tumbuh sebagai pribadi yang

mengharapkan suatu kebebasan. Salah satu bentuk

pemberontakan Telaga akan Ibunya dibuktikan ketika ia

akhirnya memutuskan untuk menikah dengan laki-laki

berkasta Sudra.

Telaga mulai membuka bajunya. Dia

hanya menggenakan kain sebatas dada.

Seorang pemangku mengucapkan mantra-

mantra. Kaki perempuan tua itu diletrakan

pada kepala Telaga, tepat di ubun-ubun. Air

dan bunga menyatu. Kali ini, Telaga

merasakan air dan bunga tidak bersahabat

dengannya. Air menusuk-nusuk tubuhnya,

bunga-bunga mengorek lebih dalam lukanya.

Sebuah upacara harus dilakukan demi

ketenangan keluarganya...9

Kutipan tersebut menunjukkan keadaan psikologis

Telaga saat ia melangsungkan upacara Patiwangi, upacara

meninggalkan kebangsawanan. Ia tampak menerima segala

yang sudah dan akan terjadi pada hidupnya sejak ia

8 Oka Rusmini, Op.Cit., h.109.

9 Ibid., h. 174-175.

Page 62: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

51

memutuskan untuk menikah dengan laki-laki Sudra.

Padahal, tidak mudah bagi seorang berkasta Brahmana

bersedia untuk turun kasta seperti yang dilakukan oleh

Telaga. Ia harus menerima konsekuensi yang datang tidak

hanya dari keluarga, tetapi lingkungannya.

Berdasarkan uraian di atas, Telaga termasuk tokoh

bulat dan berkembang, di karenakan memiliki watak dan

tingkah laku bermacam-macam bahkan kemungkinan

bertentangan dan sulit diduga, sehingga mengalami

perkembangan dari awal cerita, pertengahan, hingga akhir

sesuai dengan tuntutan cerita secara keseluruhan. seperti

pada kutipan berikut.

Telaga sangat berharap, kelak bocah

ini mampu memberinya tempat. Telaga juga

berharap anak perempuannya akan menjelma

menjadi penari tercantik di desa ini. Penari

yang memiliki seluruh kecantikan dewa tari.10

Kutipan tersebut menunjukkan bahwa Telaga

memiliki pengharapan besar terhadap anak perempuannya

agar mereka mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

Sementara, konsekuensi menikah dengan laki-laki Sudra

seharusnya sudah benar-benar ia terima yaitu penghidupan

yang tidak lebih baik dibandingkan jika ia menikah dengan

laki-laki kasta Brahmana.

b. Tokoh Utama Tambahan

1) Luh Sekar/Jero Kenanga

Secara fisiologis Luh Sekar digambarkan sebagai

wanita yang cantik dan disukai banyak lelaki serta memiliki

10

Ibid., h. 174-175.

Page 63: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

52

tubuh indah yang layak untuk menjadi seorang penari. Hal

ini dibuktikan pada kutipan berikut.

Dengarkan aku! Kau cantik, Sekar.

Sangat cantik! Kau pandai menari. Aku akan

memberi tahu bahwa seorang laki-laki

brahmana sering menanyakan dirimu...11

Aku tahu, kau juga tahu, orang-orang

tua di desa ini paham bahwa tubuhku tubuh

penari. Mereka tidak buta bahwa aku bisa

mengangkat nama desa ini.12

Kutipan di atas menjelaskan bagaimana fisik Luh

Sekar yang cantik serta memiliki tubuh seorang penari.

Dilihat dari segi sosiologisnya, Luh Sekar berasal dari kasta

sudra. Kasta tersebut merupakan kedudukan terendah

dalam sistem kasta di Bali. Akan tetapi, Luh Sekar sangat

mengagungakan nilai-nilai kebangsawanan, menunjukan

bahwa ia tidak menerima dari kalangan tersebut. Luh Sekar

selalu menolak cinta dari lelaki sudra, karena ingin

memperbaiki kehidupannya dengan menikah dengan lelaki

bangsawan yang bersal dari golongan brahmana. Terlihat

dalam kutipan berikut.

Apapun yang akan terjadi dengan

hidupku, aku harus menjadi seorang rabi,

seorang istri bangsawan. Kalau aku tak

menemukan laki-laki itu, aku tak akan pernah

menikah!13

Aku capek menjadi perempuan miskin,

Luh. Tidak ada orang yang menghargaiku.

Ayahku terlibat kegiatan politik, sampai kini

tak jelas hidup atau matikah dia. Orang-orang

mengucilkan aku.14

11 Ibid., h. 23. 12 Ibid., h. 28. 13 Ibid., h. 22. 14 Ibid.,

Page 64: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

53

Kutipan di atas menunjukan bahwa Luh Sekar ingin

menaikan kelas sosialnya dengan cara menikahi seorang

lelaki bangsawan/brahmana. Dari segi psikologis, Luh

Sekar merupakan sosok perempuan yang sangat ambisisus

dan pantang menyerah untuk menggapai keiinginannya. Ia

sangat menginginkan menjadi bagian dari keluarga

bangsawan agar dapat dihargai, karena baginya menjadi

seoarang bangsawan dapat mengubah hidupnya menjadi

lebih baik dan mendapatkan kebahagiaan. Terlihat dalam

kutipan berikut.

Aku layak menjadi perempuan

terhormat. Kau harus yakin bahwa

keinginanku akan terkabul. Kalau kau yakin,

dewa-dewa pasti akan menolong kita. Ayo

Kenten, konsentrasilah. Demi aku. Aku capek

jadi orang melarat. Aku capek melihat

keluargaku tidak dapat tempat di masyarakat

ini. Aku capek tersisih.15

Luh Sekar bangga diangkat sebagai

keluarga besar griya. Dia merasa dengan

menjadi keluarga besar griya derajatnya lebih

tinggi dibanding perempuan-perempuan sudra

yang lain.16

Kutipan di atas menjelaskan sosok Luh Sekar yang

sangat ambisisus dan pantang menyerah untuk menjadi

bagian dari keluarga bangsawan agar dapat dihargai dan

tidak dipandang sebelah mata. Luh sekar juga memiliki

watak yang egois dan keras kepala. Terlihat dalam kutipan

berikut.

Luh Sekar bagi Telaga adalah

perempuan yang sangat keras kepala.

Keinginannya adalah harga mati. Tidak ada

orang yang bisa membelokkannya.17

15 Ibid., h. 40. 16 Ibid., h. 21. 17 Ibid., h. 110.

Page 65: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

54

Kutipan di atas menjelaskan watak Luh Sekar yang

keras dan tidak mau mengalah karena keinginannya harus

terpenuhi. Berdasarkan uraian di atas, Luh Sekar termasuk

tokoh berkembang, di karenakan mengalami perkembangan

dari awal cerita, pertengahan, hingga akhir sesuai dengan

tuntutan cerita secara keseluruhan.

2) Ida Ayu Sagra Pidada

Ida Ayu Sagra Pidada merupakan nenek Telaga.

Dilihat dari segi fisiologis Ida Ayu Sagra Pidada

digambarkan perempuan yang cantik, selalu bersikap

lembut dan tidak sombong. Hal ini dibuktikan pada kutipan

berikut.

Kata orang-orang griya, dulu nenek

adalah perempuan tercantik di desa. Tutur

bahasa nenek lembut dan penuh penghargaan

terhadap sesama. Dia tidak sombong...18

Dilihat dari segi sosiologisnya, Ida Ayu Sagra

Pidada terlahir dari keluarga bangsawan. Sejak kecil ia

tinggal di griya yang penuh dengan kemewahan dan apapun

yang dimintanya selalu terpenuhi. Terlihat dalam kutipan

berikut.

Nenek, perempuan yang luar biasa

keras. Dia adalah seorang putri bangsawan

kaya. Sejak kecil nenek selalu bahagia.

Apapun yang dimintanya selalu terpenuhi.

Ayah nenek seorang pendeta yang mempunyai

banyak sisia, orang-orang yang setia dan

hormat pada griya. Otomatis sejak masa

mudanya nenek mempunyai kedudukan yang

lebih tinggi dan terhormat dibanding

perempuan-perempuan lain di griya.19

18

Ibid., h. 18. 19

Ibid., h. 14.

Page 66: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

55

Dari segi psikologisnya, Ida Ayu Sagra Pidada

merupakan orang yang menghormati cinta, karena cinta

merupakan sesuatu yang sakral baginya. Ia juga sangat

menjunjung tinggi adat dan mengagungkan darah

kebangsawanannya. Terlihat dalam kutipan berikut.

Tuniangmu adalah perempuan paling

lugu. Baginya cinta itu sangat sakral. Dia juga

sangat mengagungkan nilai-nilai

kebangsawanan. Memang, dari luar dia

terlihat sangat sopan pada orang-orang di luar

griya tetapi tuniangmu sangat kukuh.

Kebangsawanan harus tetap dipertahankan

sesuai dengan tradisi yang diwarisi dari orang-

orang tua kita.20

Berdasarkan uraian di atas, nenek Telaga termasuk

tokoh tokoh berkembang, di karenakan mengalami

perkembangan, di mana ia memiliki watak dan tingkah laku

yang mengalami perubahan watak dalam cerita. seperti

pada kutipan berikut.

Tuniangmu adalah perempuan paling

lugu. Baginya cinta itu sangat sakral. Dia juga

sangat mengagungkan nilai-nilai

kebangsawananan.21

Kutipan di atas diperkuat lagi ketika nenek berubah

pikiran bahwa nilai kebangsawaanan tidak menjadi hal

yang begitu penting. Melainkan, memilih seorang lelaki

yang dicintai. Terlihat dalam kutipan berikut.

kelak, kalau kau jatuh cinta pada

seorang laki-laki, kau harus mengumpulkan

beratus-ratus pertanyaan yang kau simpan.22

Jangan pernah menikah hanya

kebutuhan atau dipaksa oleh sistem.

20

Ibid., h. 19. 21

Ibid., 22

Ibid., h. 17

Page 67: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

56

Menikahlah kau dengan laki-laki yang mampu

memberimu ketenangan, cinta, dan kasih.23

3) Luh Kambren

Luh Kambren adalah seorang guru tari Telaga yang

merupakan guru terbaik dan termahal di desa. Secara

fisiologis Luh Kambren seorang perempuan cantik yang

bermata tajam dan memiliki senyum yang dingin. Terlihat

dalam kutipan berikut.

...Tidakkah para dewa tari takut

melihat matanya yang begitu mengerikan?

Mata itu sangat menantang. Biji matanya

mirip pisau yang sangat runcing dan selalu

siap melukai orang-orang yang tidak disukai.

Senyumannya juga dingin. Seolah perempuan

tua yang tetap terlihat cantik itu tidak pernah

takut menghadapi apapun.24

Kutipan di atas menunjukan karakter fisik Luh

Kambren yang bermata tajam dan memiliki senyum yang

dingin. Jika dilihat dari sosiologis, Luh Kambren berasal

dari kasta sudra. Ia sosok perempuan yang menjunjung adat

Bali dan sangat menyukai kesenian tari, hingga ia menjadi

guru tari, serta menyerahkan hidupnya untuk menari.

Terlihat dalam kutipan berikut.

Tugeg, tugeg harus catat kata-kata

tiang ini. Bagi perempuan Bali bekerja adalah

membuat sesaji, sembahyang dan menari

untuk upacara. Itu yang membuat kesenian ini

tetap bertahan.25

Hidupku hanya untuk menari! Itulah

kata-kata Kambren. Kata-kata yang selalu

diingat Telaga.26

23

Ibid., h. 18. 24

Ibid., h. 76. 25

Ibid., h. 92. 26

Ibid., h. 94.

Page 68: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

57

Kutipan di atas menjelaskan bahwa sosok Luh

Kambren merupakan orang yang sangat menjunjung tinggi

dan patuh terhadap adat dan budayanya. Terlebih dengan

tarian yang sangat dijaga oleh Kambren, karena baginya

tarian merupakan penginggalan pradaban yang tak ternilai.

Secara psikologis Luh Kambren, perempuan yang kesepian,

ia tidak pernah menikah walau banyak lelaki yang ingin

bersamanya. Konon, Luh Kambren pernah menolak

lamaran raja untuk dijadikan selir. Terlihat pada kutipan

berikut.

Orang-orang sering heran, alangkah

beraninya perempuan itu menolak keinginan

raja. Mereka juga heran Kambren menolak

hidup mapan. Kenapa? Bukankah dengan

menjadi seorang selir kehidupannya akan

terjamin? Memiliki tanah berhektar-hektar,

rumah besar, juga anak yang diakui

kebangsawanannya oleh orang banyak.

Bukankah itu sebuah prestasi untuk

perempuan miskin seperti dirinya?27

Kutipan di atas menunjukan bahwa Luh Kambren,

bukan perempuan yang ingin terhormat, mapan, dan dapat

menaikan kelasnya dengan cara menikahi raja. Baginya

kebahagiaan tidak terukur dengan hal materi belaka, tetapi

mengenai akan adanya cinta dan kasih yang sesungguhnya.

Kambren mencintai seorang lelaki asal Prancis, tetapi lelaki

itu suka sesama jenis, hingga akhirnya cintanya masih

terkubur dalam-dalam. Terlihat dalam Kutipan berikut.

Pelukis itu memang gila. Dan yang

membuat Kambren bergidik lahi, ada rekaman

video yang mempertontonkan adegan Jean

Paupiere tengah bercinta dengan laki-laki

Jerman itu secara rakus dan liar.28

27

Ibid., 28

Ibid., h. 102.

Page 69: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

58

Anehnya, Tugeg, tiang tetap

mencintainya. Sampai hari ini. Sampai tiang

sudah berumur. Sering tiang bertanya pada

Hyang Widhi, sudah gilakah tiang?29

Kutipan di atas menjelaskan Dengan mengalami

kehidupan yang kekurangan membuat Kambren sosok yang

dingin dan enggan menjadi guru tari untuk para wisatawan

asing, wawancara, dan lain sebagainya karena merasa

dimanfaatkan saja tanpa adanya timbal balik untuk dirinya.

Jero Kenanga memang sangat tepat memilih Kambren

sebagai guru tari Telaga, bagaimana tidak keyakinannya

bahwa taksu yang dimiliki Kambren akan diberikan pada

Telaga itu terwujud.

c. Tokoh Tambahan

Tokoh tambahan dalam novel Tarian Bumi karya Oka

Rusmini yaitu Ida Bagus Tugur (kakek Telaga), Ida Bagus

Ngurah Pidada (ayah Telaga), Luh Dalem (ibu Luh Sekar),

Kerta dan Kerti (adil Luh Sekar), Luh Kenten (sahabat Luh

Sekar), Ida Bagus Ketu Pidada (orang yang dituakan di Griya),

Wayan Sasmitha (suami Telaga), Luh Gumbreg (ibu Wayan),

Luh Sadri (adik Wayan), dan Luh Sari (anak Telaga). Namun,

peneliti hanya akan menganalisis beberapa dari tokoh-tokoh

tersebut.

1) Wayan Sasmitha

Wayan Sasmitha adalah suami Telaga, dilihat dari

fisiologisnya, ia merupakan seorang lelaki yang tampan,

memiliki mata yang bulat, rambut yang gondrong,

tubuhnya gagah, dan banyak dikagumi para perempuan

terutama kalangan dayu (Ida Ayu).

29

Ibid.,

Page 70: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

59

Wayan sudah datang dari Jepang.

Rambut Wayan gondrong. Hampir satu tahun

di Jepang, laki-laki itu makin terlihat dewasa.

Kau tahu Telaga, Wayan sudah datang. Dia

makin gagah. Tubuhnya makin membuat

tiang menggigil. Matanya yang bulat semakin

terlihat menarik.30

Seluruh dayu di sini sering

menceritakan Wayan dan mengagumi seluruh

yang dia miliki dalam tubuhnya.31

Jika dilihat dari segi sosiologisnya, Wayan adalah

seorang lelaki sudra. Sejak kecil ia dididik menjadi hamba.

Untungnya Wayan sangat dekat dengan Ida Bagus Ketu

Pidada lelaki yang dituakan di griya. Jadi tidak ada yang

berani merendahkannya. Terlihat dalam kutipan berikut.

Wayan adalah kesayangan Ketu, lelaki

sepuh griya. Jadi tidak ada orang griya yang

berani menyuruh atau berkata kasar. Itulah

yang menyebabkan wujud kehambaan Wayan

berbeda dengan para sudra lainnya.32

Dia sudah kuanggap sebagai anak

angkatku. Tak seorang pun boleh

mengganggunya. Dia ada di griya ini untuk

membantu sekaligus belajar melukis. Anak itu

snagat berbakat! Suara Ketu terdengar mirip

perintah.33

Dilihat dari segi psikologisnya, Wayan merupakan

seorang lelaki yang berani, karena ia mampu menanggung

segala resiko setelah keputusannya untuk menikahi Telaga.

Menurut masyarakat Bali, seorang perempuan yang berasal

dari kasta brahmana tidak boleh menikahi lelaki sudra,

sebab akan mendatangkan kesialan. Istilah Nyerod yaitu

perempuan yang menikahi lelaki tidak sewangsa. Terlihat

pada kutipan berikut.

30 Ibid., h. 128-129. 31 Ibid., h. 131. 32 Ibid., h. 113. 33 Ibid.,

Page 71: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

60

Tiang tidak menyesali atau memaki

perasaan tiang. Ini pilihan. Tiang harus berani

melakukan untuk diri tiang sendiri. Tiang

sadar ini tidak pantas, tetapi perasaan tiang

tidak bisa tiang bohongi. Menjadi manusia

yang utuh harus berani bertanggung jawab

pada dirinya sendiri.34

Akan sial jadinya bila Wayan

mengambil Telaga sebagai istri. Perempuan

sudra itu percaya pada mitos bahwa

perempuan brahmana adalah surya, matahari

yang menerangi gelap. Kalau matahari itu

dicuri bisakah dibayangkan akibatnya?35

Kutipan di atas menjelaskan bagaimana sistem

kastalah yang membuat percintaan mereka semakin rumit.

Tetapi dengan keyakinan dan keberanian, Wayan mampu

memperjuangkan hingga sampai pada pernikahan.

Masyarakat Bali mengungkapkan pernikahan perempuan

brahmana terhadap lelaki sudra ini disebut juga pernikahan

nyerod yaitu pernikahan yang tidak sewangsa.

2) Luh Gumbreg

Luh Gumbreg adalah ibu dari Wayan Sasmitha.

Dilihat dari segi fisiologis, Luh Gumbreg seorang

perempuan yang bertinggi besar dan membuat jeje uli, ia

tinggal di gubug dan hidupnya sangat sederhana. Terlihat

pada kutipan berikut.

Wayan hidup dengan ibunya, seorang

perempuan yang bertubuh tinggi besar. Dia

membiayai sekolah Wayan dengan berjualan

jeje uli, kue yang terbuat dari ketan.36

34 Ibid., h. 135. 35

Ibid., h. 137. 36

Ibid., h. 110.

Page 72: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

61

Dari segi psikologis, Luh Gumbreg sangat seorang

yang sangat menjunjung tinggi adat, ia percaya pernikahan

Telaga dengan Wayan akan mendapat kesialan.

Seorang laki-laki sudra dilarang

meminang perempuan brahmana. Akan sial

jadinya bila Wayan mengambil Telaga

sebagai istri. Perempuan sudra itu percaya

pada mitos bahwa perempuan brahmana

adalah surya, matahari yang menerangi gelap.

Kalau matahari itu dicuri bisakah dibayangkan

akibatnya?37

Wayan! Di mana otakmu. Kau akan

mengambil junjunganmu sendiri? Orang yang

seharusnya kita lindungi dan hormati.

Keluarga kita hidup dari keluarga griya.

Mereka yang menolong keluarga ini agar bisa

tetap makan. Apa dosaku sehingga punya

anak setolol kamu!38

Kutipan di atas menjelaskan bahwa Luh Gumbreg

sangat menentang adanya pernikahan. Baginya menikah

dengan Telaga sebuah kebodohan dan menambah beban

besar Wayan sebagai tulang punggung keluarga karena

harus menghidupi ibu dan adiknya ditambah dengan lagi

dengan Telaga. Hal ini semakin memuncak ketika Wayan

meninggal.

Berkali-kali tiang berkata, menikah

dengan perempuan Ida Ayu pasti

mendatangkan kesialan. Sekarang anakku

mati! Wayan tidak pernah mau mengerti. Ini

bukan cerita dongeng. Ini kebenaran. Kalau

sudah begini jadinya aku harus bicara apa

lagi! Luh Gumbreg memukul dadanya.

Menatap Telaga dengan tajam.39

37

Ibid., h. 137. 38

Ibid. 39

Ibid., h. 152.

Page 73: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

62

Kutipan ini menjelaskan bagaimana peristiwa yang

terjadi menjadi klimaks dengan kematian Wayan. Hal ini

membuat Telaga terpukul ia hanya bisa menangis dan

mendekap Luh Sari anak semata wayangnya. Telaga tidak

menyangka Wayan meninggalkannya begitu cepat. Lelaki

yang mengajarkan arti perempuan dalam hidupnya.

3) Luh Sari

Luh Sari merupakan buah hati dari Ida Ayu Telaga

Pidada dan Wayan Sasmitha. Secara fisiologis Luh Sari

digambarkan seorang perempuan bermata bulat, tubuhnya

halus, pipinya yang gembul, dan hidunya yang bangir.

Terlihat pada kutipan berikut.

Dia lahir. Seorang perempuan.

Matanya benar-benar melambangkan mata

perempuan Bali: bulat dan sangat tajam.

Tubuhnya yang halus.pasti menjadi penari

terbaik.40

Bocah tujuh tahun ini benar-benar

menggemaskan. Rasanya, Telaga ingin

mencubit pipinya yang gembul dengan keras,

lalu menarik hidung bangirnya sampai

merah.41

Jika dilihat dari segi sosiologisnya, Luh Sari terlahir

dari kasta sudra, ia merasakan kehidupan yang kurang baik,

biaya sekolahnya pula dibiayai oleh kakek Telaga dalam

bentuk beasiswa. Kekeklah yang sering memberinya

hadiah. Terlihat dalam kutipan berikut.

Meme, laki-laki itu yang sering

memberi Sari hadiah. Sari berbisik ketika Ida

Bagus Tugur, kakek Telaga, muncul dengan

pakaian adat menyaksikan cucunya

melakukan upacara.42

40

Ibid., h. 151. 41

Ibid., h. 2. 42

Ibid., h. 2.

Page 74: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

63

Dilihat dari segi psikologis, sebagai anak-anak Luh

Sari sudah merasakan kehidupan tidak begitu baik, terlebih

ia sering melihat ibunya menderita. Hal ini membuat Luh

Sari sering muncul impian untuk keluar dari kesulitan yang

sering kali ia hadapi.

Sari akan belajar dengan baik, Meme.

Kalau Sari besar nanti, kita tinggalkan Odah.

Meme bisa hidup dengan Sari. Sari bisa

membuatkan meme rumah yang bagus. Ada

tamannya, meme bisa menanam bunga-bunga

sampai muntah.43

Telaga memiliki pengharapan sebagai seorang ibu

terhadap anaknya, yang mungkin peristiwa yang dialami

Telaga akan di rasakan oleh Luh Sari yaitu sebagai seorang

penari terkenal dalam desa.

Telaga sangat berharap, kelak bocah

ini mampu memberinya tempat. Telaga juga

berharap anak perempuannya akan menjelma

menjadi penari tercantik di desa ini. Penari

yang memiliki seluruh kecantikan dewa tari.44

3. Latar

a. Latar Tempat

Pada novel Tarian Bumi latar keseluruhan terjadinya

peristiwa yaitu di Bali (rumah, pura, griya, dan tempat lainnya).

Hal ini dapat dilihat dari banyaknya dialog yang diucapkan

para tokoh mengenai Bali, nama-nama kota di Bali, dan bahasa

Bali yang digunakan oleh tokoh-tokoh dalam novel Tarian

Bumi.

Perempuan Bali itu, Luh, perempuan yang

tidak terbiasa mengeluarkan keluhan. Mereka

43

Ibid., h. 3. 44

Ibid., h. 3.

Page 75: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

64

lebih memilih berpeluh. Hanya dengan cara itu

mereka sadar dan tahu bahwa mereka masih

hidup, dan harus tetap hidup. Keringat mereka

adalah api. Dari keringat itulah asap dapur bisa

tetap terjaga....”45

Sekarang tugeg bukan anak-anak lagi.

Tugeg tidak boleh memakai celana pendek. Kalau

tugeg ingin keluar, pakailah kain dan harus rapi.

Jangan ngawur. Jaga wibawa Meme di depan

orang-orang Griya. Walaupun Meme bukan Ida

Ayu, Meme yakin anak Meme lebih Ida Ayu dari

berpuluh bahkan beratus Ida Ayu.46

Pada kutipan di atas terlihat jelas Oka Rusmini

memasukan bahasa yang sangat kental tentang Bali. Selain

bahasa, Oka juga menggambarkan latar tempat yaitu di pura

sebagai tempat ibadah bagi umat Hindu. Terlihat dalam kutipan

berikut.

Kamu jangan bicara ngawur, Sekar. Ini di

Pura, aku takut para dewa mendengar

pernyataanmu.47

Suasana pura semakin menggelisahkan.

Sesaji sudah berada di hadapan Telaga.

Mertuanya duduk di atas balai bambu. Hari

semakin gelap bau daun beringin keras

menghantam hidung Telaga.48

Kutipan di atas menjelaskan bahwa pura adalah tempat

yang sakral. Tokoh Telaga menganggap pura adalah tempat

ibadah yang sakral, suasana pura yang dahulu ia rasai, kini

semakin keruh dan asing baginya. Dalam novel ini, juga

menggambarkan bahwa cerita ini terjadi di Bali. Hal ini terlihat

dalam kutipan berikut.

Ini kenyataannya. Tiang tidak pernah

ingin jadi sejarah. Atau dicatat sebagai manusia

yang kehidupannya mampu memberi sinar di

45

Ibid., h. 25. 46

Ibid., h. 49. 47

Ibid., h. 22. 48

Ibid., h. 174.

Page 76: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

65

tanah Bali ini. Tidak. Tiang tidak memerlukan

itu.49

Novel ini pun menceritakan kegiatan-kegiatan para

tokoh di griya. Griya adalah tempat tinggal bagi masyarakat

Bali kasta brahmana yang merupakan kelompok sosial paling

tinggi dalam tatanan masyarakat Bali dan Sanggah, yaitu Pura

keluarga yang biasa digunakan untuk tempat ibadah kalangan

sudra. Hal ini dapat kita lihat dari beberapa kutipan berikut:

Sari tunggu Meme di pura. Meme ingin

bicara dengan orang itu. Telaga berbisik pada Sari

agar keluar dari griya.50

Perempuan itu juga tidak bisa

bersembahyang di Sanggah, Pura keluarga. Dia

juga tidak bisa memakan buah-buahan yang telah

dipersembahkan untuk leluhur keluarganya.51

b. Latar Waktu

Pada novel Tarian Bumi ini, Oka Rusmini

menggunakan penunjuk waktu tidak tentu. Oka Rusmini

cenderung menggunakan kata-kata suatu hari, seminggu

kemudian, malam, pagi, siang, senja, dan sebagainya.

Siang Luh." Sebuah suara yang sangat

dikenalnya menyapa.52

Kutipan di atas menerangkan siang hari di Bali yang

diutarakan oleh Jean Paupiere kepada Kambren. Pada

keterangan waktu pagi hari juga terlihat dalam kutipan berikut.

Alangkah mujurnya makhluk bernama

laki-laki. Setiap pagi para perempuan perjualan di

pasar, tubuh mereka dijilati matahari. Hitam dan

berbau. Tubuh itu akan keriput. Dan lelaki dengan

bebasnya memilih perempuan-perempuan baru

untuk mengalirkan limbah laki-lakinya.53

49 Ibid., h. 106. 50

Ibid., h. 172. 51 Ibid., h. 55. 52

Ibid., h. 100. 53

Ibid., h. 35.

Page 77: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

66

Kutipan di atas menerangkan waktu pagi hari di Bali

yang memaparkan bagaimana kondisi perempuan yang harus

membanting tulang dan lelaki yang hanya enak-enakan saja.

Suatu hari Sekar datang malam-malam ke

biliknya. Wajah perempuan itu terlihat lembab.

Dia menubruk Kenten, dan memeluk tubuh

perempuan yang berbeda usia lima tahun itu erat-

erat. Sekar menangis sepuasnya.54

Suatu hari karena harus ikut ujian di

sekolah, sekar tidak bisa ikut ibunya menjual babi

ke pasar Kumbasari.55

Kutipan di atas memakai kata suatu hari dan kutipan

pertama juga menerangkan waktu malam hari di bilik Luh

Kenten untuk meluapkan perasaannya. Selanjutnya kutipan

yang menunjukan waktu seminggu yaitu:

Seminggu setelah bercerita panjang Luh

Kembren mati.56

Latar waktu juga terjadi pada tanggal 30 September,

ketika anak perempuan Telaga lahir yaitu Luh Sari dalam

kutipan:

30 September. Telaga mendapatkan

sebuah permainan baru. Dia lahir. Seorang

perempuan. Matanya benar-benar melambangkan

mata perempuan Bali; bulat dan sangat tajam.

Tubuhnya begitu halus. Dia pasti menjadi penari

terbaik dia akan menari di pura-pura.57

a. Latar Sosial

Dalam novel Tarian Bumi menceritakan struktur sosial

masyarakat Bali yang terbagi atas kasta-kasta. Konflik yang

terjadi dalam Tarian Bumi disebabkan oleh perbedaan latar

belakang tokoh yang mengakibatkan adanya perbenturan

kelompok sosial berdasarkan pembagian kasta di Bali.

54

Ibid., h. 36-37. 55

Ibid., h. 47. 56

Ibid., h. 104. 57

Ibid., h. 36-37

Page 78: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

67

Luh Sekar tidak boleh menyentuh mayat

ibunya sendiri. Dia juga tidak boleh memandikan

dan menyembah tubuh kaku itu. Sebagai keluarga

griya, Luh Sekar duduk di tempat yang tinggi

sehingga bisa menyaksikan jalannya upacara

dengan lengkap.58

Kutipan di atas menerangkan bahwa adanya sistem

kasta menjadikan seseorang harus mengikuti dan tunduk pada

pakem-pakemnya. Nampak jelas ketika Luh Sekar tidak bisa

menyentuh mayat ibunya sendri karena ia sudah beralih pada

kasta Brahmana. Keadaan masyarakat Bali digambarkan dalam

novel ini bagaimana susahnya menjadi seorang wanita yang

harus berjuang menghidupi anak dan suaminya, karena laki-

laki hanya sosok yang menyandarkan kehidupannya pada

istrinya. Terlihat pada kutipan berikut:

Tidak. Aku hanya tidak senang gunjingan

laki-laki yang duduk santai di kedai kopi setiap

pagi. Sementara aku harus kerja keras, kaki

mereka terangkat di kursi. Tubuh mereka hanya

tertutup kain yang lusuh. Para laki-laki itu, aku

yakin belum mandi. Aneh sekali tingkah mereka.

Setiap hari dari pagi sampai siang hanya duduk

dan mengobrol.59

Bahkan kudengar laki-laki yang sering

mencubit pantatku istrinya dua. Laki-laki tukang

kawin. Padahal dia tidak punya pekerjaan yang

bisa menopang keluarganya.60

b. Latar Suasana

Latar suasana menceritakan bagaimana kondisi tokoh

atau sekitar kejadian yang terdapat di dalam sebuah cerita.

Dalam novel ini latar suasana yang digambarkan Oka Rusmini

yaitu tentang kebudayaan Bali, di mana adat dan sistem

perkastaan masih sangat dijunjung dan berlaku di Bali. Suasana

58

Ibid., h. 63. 59

Ibid., h. 31. 60

Ibid., h. 32.

Page 79: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

68

yang muncul dengan adanya kebudayaan yaitu suasana sedih,

tegang, tenang, gelisah, dan senang. Latar suasana dapat

dibuktikan dalam kutipan-kutipan berikut:

Hanya suara tangis Ibu yang terdengar

dari pintu samping. Tangisan seorang perempuan

sudra, perempuan yang tidak bisa berbuat apa-apa

ketika harus berhadapan dengan perempuan

senior.61

Sambil menuruti perintah Nenek, Ibu

hanya bisa menatap dengan perasaan yang tidak

pernah Telaga mengerti. Tatapan Ibu terlihat

aneh, penuh keprihatinan. Sering juga mata Ibu

terlihat kosong. Dalam kondisi seperti itu, hanya

suara Nenek yang terdengar keras memaki-maki

dan terus-menerus mengutuk.62

Kutipan di atas sebagai contoh adanya suasana sedih

yang dialami tokoh dalam novel ini. Dalam kutipan ini

menceritakan bagaimana sosok seorang perempuan Sudra yang

berpindah kasta di perlakukan sama saja, walaupun sudah

berpindah kasta Brahmana, ia tetap rendah di mata perempuan

Brahmana seutuhnya. Latar susana menegangkan juga terlihat

dalam kutipan berikut:

Ketika Telaga dan Wayan meminta restu

kepada Luh Gumbreng (Ibu Wayan) dan seketika

itu pula Luh Gumbreng marah.63

Wayan! Di mana otakmu. Kau akan

mengambil junjunganmu sendiri? Orang yang

seharusnya kita lindungi dan hormati. Keluarga

kita hidup dari keluarga Griya. Mereka yang

menolong keluarga ini agar bisa tetap makan. Apa

dosaku sehingga punya anak setolol kamu!64

Kutipan di atas contoh adanya suasana menegangkan

yang dialami tokoh dalam novel ini. Dalam kutipan ini

menceritakan bagaimana Wayan dan Telaga memberanikan diri

61

Ibid., h. 12. 62

Ibid., h. 13. 63

Ibid., h. 136. 64

Ibid., h. 137.

Page 80: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

69

berbicara pada Luh Gumbreg (Ibu Wayan) untuk menikah.

Seketika saja Ibu Wayan sangat marah dan suasana menjadi

menegangkan. Latar susana tenang juga terdapat dalam novel

ini, terlihat dalam kutipan berikut:

Telaga ingin bicara dengan perempuan tua

yang melahirkan Ayah. Bicara dari hati ke hati.65

Perempuan tua itu menarik napas, lalu

menyentuh rambut cucu satu-satunya. Sekarang

kau sudah besar, Telaga. Aku selalu berdoa agar

nasibmu bisa lebih baik daripada nasibku.66

Kutipan di atas contoh adanya suasana tenang yang

dialami tokoh dalam novel ini. Dalam kutipan ini menceritakan

bagaimana sosok Nenek digambarkan lemah lembut pada

cucunya, serta memberikan nasihat, harapan, dan doa untuk

kehidupan Telaga. Latar susana gelisah juga terdapat dalam

novel ini, terlihat dalam kutipan berikut:

Kenapa kau diam? Sekar menatap Kenten

sungguh-sungguh, berharap Kenten membantu

untuk melepaskan busana tarinya. Tangan Kenten

gemetar. Untuk pertama kalinya dia akan

menyaksikan tubuh Luh Sekar telanjang.67

Tubuh Sekar berdiri Tegak. Hanya lampu

templok menerangi tubuhnya. Suasana jadi

semakin menggelisahkan ketika angin sesekali

menggoyangkan nyala api lampu. Luh Kenten

bergetar memunguti satu demi satu busana itu.68

Kutipan di atas merupakan contoh adanya suasana

menggelisahkan yang terjadi dan dialami tokoh dalam novel

ini. Dalam kutipan ini menceritakan obsesi Luh Sekar ingin

menjadi penari yang paling cantik membuatnya menunjukan

kemolekan tubuhnya pada Kenten agar sahabatnya itu

mengakui bahwa dia yang paling cantik. Tetapi Sekar tidak

65

Ibid., h. 15. 66

Ibid., h. 17. 67

Ibid., h. 42. 68

Ibid.

Page 81: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

70

tahu bahwa Kenten memang sejak dahulu berkeinginan untuk

melihat tubuhnya. Latar susana senang juga terdapat dalam

novel ini, terlihat dalam kutipan berikut:

Kau masih tetap cantik. Suara Putu Sarma

terdengar pelan ketika kebetulan mereka bertemu

di dapur. Telaga diam. Entah mengapa, dia justru

bahagia masih ada laki-laki yang bisa melihatnya

sebagai perempuan.69

Kutipan di atas merupakan contoh adanya suasana

senang yang dialami Telaga. Dalam kutipan ini Telaga sangat

bahagia atas pujian yang didapatkannya dari Putu Sarma. Ia

merasa terlahir kembali menjadi sosok perempuan hingga

kalimat itu selalu diingatnya.

4. Alur

Alur yang digunakan dalam novel Tarian Bumi ini adalah

alur campuran. Pada awal cerita dibuka dengan kisah masa kini,

lalu kemudian Telaga menyibak tabir misteri masa lalu yang

menjadi inti permasalahan cerita, setelah itu diakhiri dengan

kehidupan telaga di masa kini.

a. Tahap Pengenalan

Tahap yang terutama berisi pelukisan dan pengenalan

situasi latar dan tokoh-tokoh cerita. Misalkan dalam novel

Tarian Bumi Karya Oka Rusmini ini adalah novel yang

bercerita tentang kehidupan masyarakat Bali di mana sangat

kental dengan nilai-nilai adat dan juga sistem kasta. Tokoh-

tokoh yang digambarkannya adalah Luh Sekar (Jero Kenanga),

Ida Ayu Telaga Pidada, Luh Sari, Wayan Sasmitha, Ida Ayu

Sagra Pidada, Ida Bagus Ngurah Pidada, dan Ida Bagus Tugur.

Karena dia seorang puteri Brahmana,

maka para dewa memberinya taksu, kekuatan

69

Ibid., h. 156.

Page 82: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

71

dari dalam yang tidak bisa dilihat mata

telanjang. Luar biasa. Lihat! Ketika

perempuan itu menari seluruh mata seperti

melahap tubuhnya. Alangkah beruntungnya

perempuan itu. Sudah bangsawan, kaya,

cantik lagi. Dewa-dewa benar-benar pilih

kasih!70

Kutipan di atas menggambarkan adanya nilai-nilai

budaya dan sistem kasta yang sangat diagungkan oleh

masyarakat Bali. Kemudian tokoh yang digambarkannya yaitu

Luh Sekar (Jero Kenanga) terlihat pada kutipan:

Pintu rumah tertutup rapat. Hanya

suara tangis Ibu yang terdengar dari pintu

samping. Tangisan seorang perempuan Sudra,

perempuan yang tidak bisa berbuat apa-apa

ketika harus berhadapan dengan seorang

perempuan senior, perempuan yang telah

lebih banyak tahu arti hidup. Perempuan yang

lebih dulu menjalani hidup! Ibu hanya seorang

perempuan junior. Tidak tahu apa-apa. Tidak

juga memahami nilai-nilai kebangsawanan.71

Selanjutnya penggambaran tokoh secara fisiologis,

sosiologis, dan psikologis dilanjut pada Ida Ayu Sagra Pidada

dan Ida Bagus Ngurah Pidada, terlihat pada kutipan:

Perempuan senior itu adalah seorang

perempuan tua yang memiliki keagungan

tinggi, karena dalam tubuhnya dewa-dewa

telah memercikkan keagungan, kecantikan,

dan keanggunan. Perempuan tua itu juga telah

melahirkan seorang laki-laki yang ditunjuk

oleh hidup untuk memiliki ibu. Laki-laki yang

memiliki Ibu adalah laki-laki paling aneh. Dia

bisa berbulan-bulan tidak pulang. Kalau

dirumah, kerjaannya hanya matajen, adu

ayam, atau duduk-duduk dekat perempatan

bersama para berandalan munum tuak,

minuman keras. Laki-laki itu juga sering

70

Ibid., h. 4. 71

Ibid., h. 12.

Page 83: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

72

membuat ulah yang sangat memalukan nenek,

ibunya sendiri72

Kutipan di atas merupakan ilustrasi pengenalan awal

sebagai pembentukan karakter tokoh-tokoh, agar pembaca

dapat merasakan dan terbawa suasana pada tahapan cerita

selanjutnya, di mana tahapan pemunculan konfik

dimunculkan.

b. Tahap Pemunculan Konflik

Masalah-masalah dan peristiwa-peristiwa yang

memasang terjadinya konflik mulai dimunculkan. Dalam

novel Tarian Bumi ini konflik yang muncul ini berawal dari

ketidaksukaan (kesirikan) Sadri terhadap Telaga karna Telaga

adalah seorang putri bangsawan yang sangat cantik. Dan juga

konflik antara Ida Ayu Sagra Pidada (Nenek Telaga) yang

tidak menerima kehadiran Sekar (menantunya) dan dia selalu

merendahkan derajat Sekar yang seorang sudra.

Ya. Sadri memang sering iri pada

Telaga, karena perempuan itu memiliki

seluruh kecantikan para perempuan di desa73

Hyang Widhi, kenapa aku tak bisa

membuang kebencian pada perempuan di atas

panggung itu? Kenapa? Padahal perempuan di

atas panggung itu telah memberi banyak

kemudahan bagi keluargaku. 74

Kutipan di atas menjelaskan awal dari pemunculan

konfik, diawali dari sikap iri Luh Sadri terhadap Telaga

kemudian konfik berlanjut antara Ida Ayu Sagra Pidada

(Nenek Telaga) dengan Jero Kenanga (Ibu Telaga) terlihat

pada kutipan:

72

Ibid. 73

Ibid., h. 6. 74

Ibid.

Page 84: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

73

Sambil menuruti perintah Nenek, Ibu

hanya bisa menatap dengan perasaan yang

tidak pernah Telaga mengerti. Tatapan ibu

terlihat aneh, penuh keprihatinan. Sering juga

mata ibu terlihat kososng. Dalam kondisi

seperti itu, hanya suara Nenek yang terdengar

keras memaki-maki dan terus-menerus

mengutuk. Kau tak pernah bisa memberi

kebahagiaan pada anakku, Kenanga! Suara

Nenek terdengar getir dan amat menusuk. Ibu

hanya bisa menelan tangisnya dalam-dalam.75

c. Tahap Peningkatan Konflik/Rumitan

Konflik yang telah dimunculkan pada tahap

sebelumnya semakin berkembang dan telah dikembangkan.

Konflik yang meningkat terjadi pada saat Wayan dan Telaga

meminta restu kepada Luh Gumbreg (Ibu Wayan) untuk

menikah, tetapi Luh Gumbreng sangat tidak setuju dan sangat

marah, dia tidak ingin memiliki menantu seorang Ida Ayu

Telaga Pidada.

Kau sadar siapa dirimu, Wayan? Kau

sudah berpikir apa terjadinya kalau kau

menikah dengan Dayu Telaga? Ada ada

dengan dirimu! Kau anak laki-laki satu-

satunya milik Meme. Jangan buat masalah

dengan orang-orang griya. Tugeg, pikirkan

lagi keputusan ini.76

Wayan! Di mana otakmu. Kau akan

mengambil junjunganmu sendiri? Orang yang

seharusnya kita lindungi dan hormati.

Keluarga kita hidup dari keluarga griya.

Mereka yang menolong keluarga ini agar bisa

tetap makan. Apa dosaku sehingga punya

anak setolol kamu!77

Kutipan di atas sangat menjelaskan kekecewaan Luh

Gumbreg terhadap anaknya. Karena baginya jika anaknya

75

Ibid., h. 13. 76

Ibid., h. 136. 77

Ibid., h. 137.

Page 85: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

74

menikah dengan seorang bangsawan hanya akan mandapatkan

cemoohan dari masyarakat dan akan mendatangkan bencana

dan kesialan.

d. Tahap Klimaks

Konflik atau pertentangan yang terjadi kepada para

tokoh mencapai titik puncak. Konflik puncak ini terjadi setelah

Telaga menikah dengan Wayan. Hidup Telaga memang sudah

sangat berubah, dia rela meninggalkan kehidupan mewahnya

hanya untuk menikah dengan Wayan, terlebih lagi dia harus

tinggal bersama mertua dan adik iparnya (Luh Sadri). Kedua

wanita itu sangat tidak menyukai Telaga, setiap hari Telaga

harus menerima cemoohan dan perlakuan yang tidak baik

kepada dirinya.

Hidup Telaga jadi berubah total.

Bangun pagi-pagi tidak ada pelayan yang

menyiapkan segelas susu dan roti bakar. Yang

ada hanya segelas air putih. Itu pun air putih

kemarin. Telaga meneguknya. Matanya

sedikit berair.78

Kutipan di atas menjelaskan tentang perpindahan

kehidupan Telaga yang sangat jauh berbeda, ia merelakan

segala kemewahan fasilitas di Griya untuk mencari

kebahagiannya, walaupun tetap harus menderita, tapi

setidaknya ada rasa kepuasan batin karena telah berani

memutuskan untuk memilih jalan bahagianya. Penderitaan

terus menghantamnya dengan kedua perempuan yang seatap

dengannya yaitu ibu mertuanya dan adik iparnya.

78

Ibid., h. 146.

Page 86: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

75

Di sini tidak ada orang yang bisa

menyiapkan makanan untukmu. Suara

mertuanya terdengar ketus.79

Jangan terlalu banyak kayu bakarnya!

Suara Gumbreg terdengar memekik. Untuk

apa kayu sebanyak itu?80

Kau tidak pernah masuk dapur. Kau

mau masak? Masak apa! Sadri tertawa keras.81

Biasanya, kalau orang menikah dengan

anak orang kaya pasti bahagia. Perkawinan

Bli kelihatan tidak bahagia. Bli masih

mengandalkan lukisannya untuk mena nggung

dua perempuan. Sekarang beban Bli makin

parah. Ada seorang perempuan lagi yang

harus diberi makan. Suara sadri sengaja

dikeraskan.82

Kutipan tersebut sekaligus menggambarkan penderitaan

yang terus menghantam Telaga setelah menikah. Ia yang

terbiasa dengan kemewahan, kini harus bisa menerima keadaan

yang berbeda termasuk diasingkan oleh ibu mertua dan adik

iparnya.

e. Tahap Leraian

Pada tahap leraian ini merupakan bagian struktur alur

sesudah tercapainya klimaks terlihat pada saat Telaga datang

ke rumahnya untuk meminta izin kepada ibu dan kakeknya

untuk pamit kepada leluhur di griya untuk menjalani proses

upacara Patiwangi, tetapi ibunya menolak bertemu

dengannya.

Meme, bicaralah pada tiang! Telaga

mengetuk pintu kamarnya. Tidak ada suara.

Perempuan itu benar-benar perempuan keras

kepala. Telaga terus berteriak.83

79

Ibid. 80 Ibid. 81 Ibid., h. 147. 82 Ibid., h. 148. 83 Ibid., h. 173.

Page 87: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

76

Meme, tiang ingin pamit. Tiang

percaya Meme mendengar kata-kata tiang.

Masih tidak ada suara.84

Kutipan di atas, menunjukan keangkuhan ibu Telaga, ia

bersikeras tidak mau melakukan upacara itu. Ia merasa

pencapaiannya pada Telaga selama ini tidak terujudkan. Malah

anak sematawayangnya itu kembali menyandang gelar kasta

yang dahulu ia perjuangkan untuk melepasnya.

f. Tahap Penyelesaian

Pada tahap ini yaitu tahap dari penyelesaian cerita.

Tergambar pada saat Telaga berbicara kepada ibunya

mengenai pilihan hidupnya yang tidak sama sekali disesalinya.

Terima kasih, Meme. Meme, harus

tahu, tiang tidak menyesal menjadi istri

Wayan. Yang tiang sesalkan, begitu banyak

orang yang merasa lebih bangsawan daripada

bangsawan yang sesungguhnya. Telaga

menjauh85

Kutipan di atas menunjukan bahwa Telaga tetap teguh

dalam pilihan dan pendiriannya. Karena baginya kebahagiaan

bukan hanya perihal materi saja. Melainkan, sesuatu yang

tidak bernilai terkadang membuatnya tentram.

Aku tidak pernah meminta peran

sebagai Ida Ayu Pidada. Kalaupun hidup terus

memaksaku memainkan peran itu, aku harus

menjadi lakon yang baik. Dan hidup harus

bertanggung jawab atas permainan

gemilangku sebagai Telaga.86

Kutipan di atas menjelaskan bahwa peran apapun yang

ditanggungnya haruslah baik dan bertanggungjawab baik

84 Ibid., h. 174. 85 Ibid,. 86 Ibid., h. 175.

Page 88: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

77

dalam kasta Brahmana maupun Sudra. Upacara Patiwangi

telah selesai ia menjadi perempuan yang baru terlahir kembali

yaitu sebagai Perempuan Sudra yang seutuhnya.

5. Sudut Pandang

Sudut pandang adalah bagaimana cara sebuah cerita

dikisahkan atau pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai

sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai

peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada

pembaca. Dalam novel Tarian Bumi ini, sudut pandang yang

digunakan adalah sudut pandang orang ketiga maha tahu (narator

luar). Narator ini menceritakan peristiwa-peristiwa yang terjadi di

luar maupun pada tokoh utama (Telaga). Sudut pandang yang

digunakan Oka Rusmini dapat ditemui di berbagai peristiwa/isi

cerita seperti kutipan berikut:

Bagi Telaga, dialah lelaki idiot yang

harus dipanggil dengan nama yang sangat

agung, Aji, ayah. Menjijikan sekali! Lelaki

yang tidak bisa bersikap! Lelaki yang hanya

bisa membanggakan kelakiannya. Bagaimana

mungkin dia bisa dipercaya? Ketololannyalah

yang membuat seorang perempuan kecil

bernama Ida Ayu Telaga Pidada menyesal

harus memanggil lelaki itu dengan panggilan

terhormat.87

Tidak ada baju, tidak ada sepatu, kue

atau permen. Tidak juga uang. Luh Sekar

melihat Ibunya dibopong orang-orang sedesa.

Tubuh perempuan itu berlumuran darah. Luh

Sekar menjerit-jerit88

87

Ibid., h. 11. 88

Ibid., h. 47.

Page 89: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

78

Kedua kutipan di atas menjadi contoh bahwa Oka Rusmini

menggunakan sudut pandang orang ketiga maha tahu, karena

terlihat amat jelas bahwa penulis seolah-olah mengetahui perasaan,

pemikiran dan tindakan yang dilakukan oleh tokoh, baik itu

Telaga, Luh Sekar dan tokoh-tokoh lainnya. Pemikiran tokoh yang

dimunculkan itu melalui sudut pandang Oka Rusmini sebagai

penulis. Penggunaan sudut pandang orang ketiga yang dipilih oleh

Oka Rusmini bertujuan agar pembaca memahami keseluruhan isi

cerita secara utuh dan Oka menyajikannya dengan sangat jelas dan

mendetail. Sajian yang dimaksud yaitu dialog, pemikiran, tindakan,

suasana, dan lain sebagainya.

6. Gaya Bahasa

Bahasa merupakan sarana pengungkapan sastra. Untuk

memperoleh efektivitas pengungkapan, bahasa dalam sastra

disiasati, dimanipulasi, dan didayagunakan secermat mungkin

sehingga berbeda dengan bahasa nonsastra. Pada umumnya bahasa

yang ada dalam karya sastra berbeda dengan bahasa nonsastra.

Bahasa sastra mungkin dicirikan sebagai bahasa yang mengandung

unsur emotif dan bersifat konotatif. Sebaliknya bahasa nonsastra

bersifat ilmiah, denotatif dan rasional.89

Gaya Bahasa yang

disajikan dalam novel ini adalah bahasa sehari-hari tetapi dalam

novel ini juga sering ditemukan istilah-istilah dalam bahasa Bali

yang disisipkan oleh Oka Rusmini. Hal ini tergambar dalam

kutipan berikut:

Sekarang Tugeg bukan anak-anak lagi.

Tugeg tidak boleh memakai celana pendek. Kalau

Tugeg ingin keluar, pakailah kain dan harus rapi.

Jangan ngawur. Jaga wibawa Meme di depan

orang-orang Griya. Walaupun Meme bukan

89

Mursal Esten, Op.Cit., h. 273.

Page 90: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

79

seorang Ida Ayu, Meme yakin anak Meme lebih

Ida Ayu dari berpuluh bahkan beratus Ida Ayu.90

Meme, ini tiang. Hari ini tiang sudah

pamit pada leluhur. Hari ini juga tiang akan

menanggalkan nama Ida Ayu. Tiang akan jadi

perempuan Sudra yang utuh. Meme, bicaralah

pada tiang!91

Kutipan di atas menerangkan bahwa bahasa yang

digunakan mudah dimengerti dan merupakan bahasa sehari-hari

yang disisipkan bahasa daerah Bali, walaupun Oka Rusmini

banyak menggunakan bahasa daerah Bali, ia mencantumkan

keterangan/arti dari kata-kata tersebut.

Oka Rusmini juga menggunakan gaya bahasa repetisi yaitu

perulangan bunyi, suku kata, kata atau bagian kalimat yang

dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks

yang sesuai.92

Selain gaya bahasa repetisi, dalam kutipan ini juga

terdapat gaya bahasa hiperbol yaitu gaya bahasa yang mengandung

suatu pernyataan yang berlebihan, dengan membesar-besarkan

sesuatu hal.93

yaitu terlihat dalam kutipan berikut:

Jaga wibawa Meme di depan orang-orang

Griya. Walaupun Meme bukan seorang Ida Ayu,

Meme yakin anak Meme lebih Ida Ayu dari

berpuluh bahkan beratus Ida Ayu.94

Kutipan di atas terdapat gaya bahasa repetisi yaitu terdapat

pada pengulangan suku kata atau bagian yang dianggap penting

yaitu pada kata ‘Ida Ayu’ karena kata ini memberikan penekanan

dalam sebuah kalimat tersebut. Selain repetisi terdapat gaya bahasa

hiperbol yaitu pada kata ‘berpuluh bahkan beratus’ kata ini

90

Oka Rusmini, Op.Cit., h. 68-69 91

Oka Rusmini, Op.Cit., h. 173. 92

Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,

2006), hlm.127. 93

Ibid., h. 135. 94

Oka Rusmini, Op.Cit., h. 68-69

Page 91: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

80

memberikan penekanan yang berlebihan untuk menjelaskan kata

‘Ida Ayu’.

Gaya bahasa lain yang digunakan Oka sebagai penulis yaitu

klimaks. Gaya bahasa klimaks ini diturunkan dari kalimat yang

bersifat periodik. Klimaks merupakan gaya bahasa yang

mengandung urutan-urutan pikiran yang setiap kali semakin

meningkat kepentingannya dari gagasan-gagasan sebelumnya.95

Terlihat dalam kutipan berikut:

Apa untungnya laki-laki itu untukmu? Kau

harus berani menjawabnya. Kau harus yakin

dengan kesimpulan-kesimpulan yang kau

munculkan sendiri. Setelah itu, endapkan!

Biarkan jawaban-jawaban dari ratusan

pertanyaanmu itu menuasai otakmu. Jangan

pernah menikah hanya karena kebutuhan atau

dipaksa oleh sistem. Menikahlah kau dengan laki-

laki yang mampu memberimu ketenangan, cinta,

dan kasih. Yakinkan dirimu bahwa kau

memerlukan laki-laki itu dalam hidupmu. Kalau

kau tak yakin jangan coba-coba mengambil

resiko.96

Kutipan di atas terdapat gaya bahasa klimaks yaitu terdapat

pada kata-kata yang beruntutan yang semakin meningkat

kepentingannya dari gagasan-gagasan sebelumnya. Pada kata-kata

ini awal runtutan sembelum menjelaskan kepentingannya ‘Apa

untungnya laki-laki itu untukmu? Kau harus berani menjawabnya.

Kau harus yakin dengan kesimpulan-kesimpulan yang kau

munculkan sendiri’ sedangkan tingkat kepentingannya dapat dilihat

pada kata-kata ‘Jangan pernah menikah hanya karena kebutuhan

atau dipaksa oleh sistem. Menikahlah kau dengan laki-laki yang

mampu memberimu ketenangan, cinta, dan kasih. Yakinkan dirimu

bahwa kau memerlukan laki-laki itu dalam hidupmu.’ Kutipan ini

95

Gorys Keraf, Op.Cit., h. 124 96

Oka Rusmini, Op.Cit., h. 17-18.

Page 92: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

81

menjelaskan gaya bahasa klimaks karena menunjukan kata-kata

yang beruntutan yang semakin meningkat maksud kepentingannya

dari gagasan-gagasan sebelumnya.

7. Amanat

Amanat atau moral merupakan sesuatu yang ingin

disampaikan oleh pengarang kepada pembaca merupakan makna

yang terkandung dalam sebuah karya.97

Secara umum moral itu

mengenai perbuatan sikap, kewajiban, dan budi pekerti. Biasanya

karya sastra, senantiasa menawarkan pesan moral yang

berhubungan dengan sifat-sifat luhur kemanusiaan,

memperjuangkan hak, dan matrabat manusia. Novel Tarian Bumi

karya Oka Rusmini yaitu memasuki ranah ajaran moral. Bahwa

untuk mencapai suatu keinginan haruslah di ikuti dengan usaha

yang sungguh-sungguh dan pantang menyerah. Tampak dalam

kutipan berikut:

Aku ingin sembahyang, Kenten. Bicara

pada para dewa agar mereka tahu aku sungguh-

sungguh ingin menjadi penari joged. Aku ingin

mengangkat sekehe joged ini. Aku ingin para

dewa berbicara dengan tetua desa ini bahwa aku

pantas menjadi penari.98

Ya! Ayo ganti baju. Aku sudah siapkan

perlengkapan sembahyang. Kita harus berada di

pura tengah malam ini. Besok pagi-pagi kita

pulang99

Dalam novel ini nampak perbedaan hak antara kaum laki-

laki dan perempuan di Bali yang seharusnya di tiadakan.

Perempuan Bali adalah perempuan pekerja keras yang patuh pada

adat dan setia pada keluarga. Pengarang memberikan pesan lewat

novel ini mengajak para perempuan untuk bangkit dan berusaha

97

Mursal Esten, Op.Cit., h. 320. 98

Oka Rusmini, Op.Cit., h. 39. 99 Ibid., h. 38.

Page 93: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

82

lebih maju dalam memperjuangkan hidup demi mendapatkan

kebahagiaanya, karena perempuan memiliki hak yang sama dengan

laki-laki untuk dihormati, dihargai, dan merasakan

kebahagiaannya.

Pada hakikatnya, setiap karya sastra berfungsi dan bersifat

mendidik, menambah pengetahuan, serta menghIbur. Kesemuanya

dapat didapatkan setelah membaca dan meresapi pesan-pesan

moral yang didapat setelah membaca suatu karya sastra. Dalam

kaitannya dengan novel Tarian Bumi, kesemuanya dapat

didapatkan setelah kita membaca keseluruhan novelnya.

Pengetahuan lain tentang sisi lain Bali tergambar jelas di novel ini,

dimulai dari kehidupan masyarakatnya, kasta, adat yang mengikat,

serta proses-proses yang membelit di dalamnya, serta pesan moral

yang amat ditekankan oleh pengarang, sangatlah jelas terlihat di

dalam novel, seperti terlihat dalam kutipan-kutipan berikut:

Hidup ini begitu dahsyat. Begitu banyak

hal-hal yang mengejutkan. Seringkali hidup

seperti mengejar Meme dengan ganasnya. Hidup

juga sering menjebak Meme. Rasanya Meme

sering main kucing-kucingan dengan hidup

Meme. Itu indahnya. Itu kesenian paling tinggi

dalam peradaban manusia100

Sering sekali Sekar bertanya pada Sang

Hidup, dosa apa sesungguhnya yang telah

diperbuat perempuan ini hingga tak ada habis-

habisnya kesialan dan penderitaan melingkari

hari-harinya. Anehnya dia tetap tabah. Tetap

pasrah 101

…Yang tiang sesalkan, begitu banyak

orang yang merasa lebih bangsawan daripada

bangsawan yang sesungguhnya102

B. Pandangan Hidup Tokoh Utama dalam Novel Tarian Bumi

1. Pandangan Hidup yang Berasal dari Agama

100 Ibid., h. 81. 101 Ibid., h. 57. 102 Ibid., h. 147.

Page 94: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

83

Pandangan hidup agama Telaga dapat dilihat melalui

beberapa hal. Hal tersebut diantaranya adalah ritual, tarian

persembahan, dan pembelian peralatan upacara. Terlihat dalam

kutipan berikut.

Pada saat menari seluruh semesta memberi

restu pada Telaga. Hanya pada tubuh Telaga para

dewa mau kompromi.103

Menjadi penari itu harus siap berbakti

kepada para dewa. Menari harus mampu

berdialog dengan jiwa.104

Tak ada perempuan bangsawan yang bisa

menghormati dirinya selain Telaga. Perempuan

itu sering membeli alat-alat upacara untuk

kepentingan Griya.105

Kepercayaan agama Hindu yang terpenting yaitu Panca

Sradha. Pertama, percaya akan adanya satu tuhan Ida Sang Hyang

Widhi atau nama lainnya Sang Hyang Hidup. Terlihat dalam

kutipan berikut.

Sayang sekali Sang Hyang Hidup sangat

berkuasa. Dia juga tidak bisa dirayu ataupun

diajak berkolusi. Aturan aturan yang ditetapkan-

Nya sangat kaku. Tidak bisa dibelokan atau

dimiringkan sedikit saja.106

Kutipan di atas menjelaskan bahwa Telaga benar-benar

mengetahui kuasa Tuhan yang tidak bisa diubah aturannya. Hal ini

membuktikan telaga meyakini Tuhannya yaitu Sang Hyang Hidup.

Kedua, percaya akan adanya konsep atman (roh abadi), tidak

ditampakkan dalam tokoh Telaga. Ketiga, percaya tentang

Punarbhawa (kelahiran kembali dari jiwa), orang Bali percaya

adanya kelahiran kembali dari jiwa, yang sering kita kenal dengan

103 Ibid., h. 4. 104 Ibid., h. 75. 105 Ibid., h. 6. 106 Ibid., h. 4.

Page 95: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

84

sebutan reinkarnasi. Namun, kepercayaan itu tidak dinampakkan

oleh Telaga di dalam novel ini.

Keempat, percaya akan adanya hukum Karma Phala

(adanya buah dari setiap perbuatan), yaitu perbuatan yang

dilakukan seseorang di dunia. Hal ini ditemukan pada Telaga saat

ia menikah dengan Wayan. Terlihat dalam kutipan berikut.

Seorang laki-laki sudra dilarang

meminang perempuan Brahmana. Akan sial

jadinya bila Wayan mengambil Telaga sebagai

istri.107

Berkali-kali tiang berkata, menikah

dengan perempuan Ida Ayu pasti mendatangkan

kesialan. sekarang anakku mati! Wayan tidak mau

pernah mengerti. Ini bukan cerita dongeng. Ini

kebenaran.108

Kutipan di atas menjelaskan bahwa Karma Phala yang

didapatkan Telaga adalah hasil dari perkawinan nyerod bersama

Wayan. Perkawinan nyerod sangat dilarang dalam adat Bali karena

mereka percaya akan datangnya suatu karma atau musibah yang

akan menimpa. Kelima, percaya akan adanya Moksa (kebebasan

jiwa dari lingkaran kelahiran kembali). Peneliti tidak dapat

mencantumkan kutipan terkait Panca Sradha kelima ini sebab

Telaga tidak menunjukkan rasa percaya dengan adanya Moksa.

Sebagaimana sudah dijelaskan di dalam bab II bahwa

pengaruh kepercayaan dan beragama ini tampak dalam konsepsi

dan aktivitas upacara yang muncul dalam frekuensi yang tinggi

terhadap masyarakat Bali, baik berupa upacara yang dilaksanakan

oleh kelompok kerabat maupun komunitas. Telaga melaksanakan

beberapa upacara yang digolongkan ke dalam Panca Yadnya, yaitu

Manusia Yadnya dan Pitra Yadnya.

107 Ibid., h. 137. 108 Ibid., h. 152.

Page 96: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

85

Upacara Manusia Yadnya yang dilakukan oleh Telaga

adalah upacara menek kelih, yaitu upacara pembaptisan lahirnya

seorang gadis baru. Upacara tersebut dilaksanakan pada saat

Telaga sudah haid.

Saat Telaga makin dewasa, terlebih

setelah menjalani upacara menek kelih, sebuah

upacara pembaptisan lahirnya seorang gadis baru,

Telaga harus melepaskan kulit kanak-kanaknya.

Kulit yang sangat dia cintai.109

Upacara selanjutnya yang dilakukan oleh Telaga adalah

Pitra Yadnya. Upacara tersebut berupa upacara Ngaben (upacara

kematian).

Upacara Ngaben berjalan sederhana.

Beberapa keluarga griya datang. Juga kakek.

Telaga sempat menatap laki-laki itu.110

Berdasarkan uraian tersebut, pandangan hidup Telaga

terhadap agama diikutinya dengan rasa keyakinan. Ia menjadi

pengikut yang baik dalam agama Hindu yang dianut sebagaimana

ia sering melakukan berbagai macam upacara adat.

2. Pandangan Hidup yang Berasal dari Kebudayaan

Budaya merupakan hal yang tidak pernah lepas dari

masyarakat. Begitu pula dengan Telaga sebagai masyarakat Bali.

Telaga terlahir dari kasta tertinggi yaitu golongan brahmana

wangsa. Kata Wangsa, kini diubah pengertiannya menjadi kasta.

terlihat dalam kutipan berikut.

Karena dia seorang puri Brahmana, maka

para dewa memberinya taksu.111

109 Ibid., h. 64-65. 110 Ibid., h. 153. 111 Ibid., h. 4.

Page 97: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

86

Kutipan di atas menunjukan Telaga yang terlahir dari

golongan brahmana. Sebagai masyarakat Bali, setiap tahap

kehidupannya akan menandai dengan sebuah ritual khusus. Dalam

tokoh Telaga, ia menjalankan ritual khusus yaitu upacara menek

kelih, sebuah upacara pembaptisan lahirnya seorang gadis baru. Di

mana, ia harus minggalkan masa kanak-kanak. Terlihat dalam

kutipan berikut.

Saat Telaga makin dewasa, terlebih

setelah menjalani upacara menek kelih, sebuah

upacara pembaptisan lahirnya seorang gadis baru,

Telaga harus melepaskan kulit kanak-kanaknya.

Kulit yang sangat dia cintai.112

Selain upacara menek kelih, Telaga juga menjalankan

upacara kematian yaitu ngaben, pada saat Wayan meninggal dunia.

Terlihat dalam kutipan berikut.

Upacara Ngaben berjalan sederhana.

Beberapa keluarga griya datang. Juga kakek.

Telaga sempat menatap laki-laki itu.113

Kutipan di atas menunjukan bahwa Telaga mengikuti

runtutan pakem-pakem yang terdapat dalam adat Bali. Dalam adat

Bali, perkawinan menjadi hal yang sentral. Sistem perkawinan ini

biasanya untuk menjaga kehormatan keluarga, umumnya orang tua

pihak perempuan akan turut campur dalam memilihkan calon

suami anaknya. Hal ini juga terjadi pada kehidupan Telaga.

Terlihat dalam kutipan berikut.

Kali ini dia harus berani melawan, karena

ibunya sangat memaksa agar Telaga mau keluar

dengan laki-lakiitu.114

Telaga benar-benar lelah menghadapi

ibunya. Suatu hari dia undang Ida Bagus Adnyana

112 Ibid., h. 64-65. 113 Ibid., h. 153. 114 Ibid., h. 123.

Page 98: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

87

untuk datang, dan membiarkan laki-laki itu masuk

langsung ke kamar Telaga.115

Perempuan itu tidak pernah sadar. Dia

selalu mendapat stok laki-laki yang berbeda.

Begitu banyak modelnya. Dan kenanga selalu

mampu menyeret mereka semua ke dalam

rumah.116

Kutipan di atas menjelaskan bahwa sistem perkawinan ini

sangat penting bagi masyarakat Bali guna mempertahankan

kehormatan keluarga dan menjaga kelas sosial yang mereka

duduki. Sebagaimana diketahui Telaga adalah golongan brahmana,

maka ibunya tidak ingin Telaga sampai melepas gelar Ida Ayu jika

menikah dengan kalangan lainnya.

Masyarakat Bali mempunyai larangan untuk menikah

berbeda wangsa, dikarenakan masyarakat Bali percaya akan

adanya petaka atau kesialan jika menikah dengan berbeda wangsa.

Hal ini yang dilakukan oleh Telaga ketika menikah dengan Wayan.

Telaga sebagai perempuan tri wangsa yang menikah dengan laki-

laki yang tidak sewangsa. Terlihat dalam kutipan berikut.

Seorang laki-laki sudra dilarang

meminang perempuan brahmana. Akan sila

jadinya bila wayan mengambil Telaga sebagai

istri.117

Berkali-kali tiang berkata, menikah

dengan perempuan Ida Ayu pasti mendatangkan

kesialan.118

Kutipan di atas menjelaskan bahwa karma atau mitos yang

dipercayai masyarakat Bali terbukti dengan menunjukan kematian

Wayan setelah menikah dengan Telaga. Maka, pernikahan berbeda

wangsa seperti ini sangat dilarang keras oleh masyarakat Bali.

115 Ibid., h. 122. 116 Ibid., h. 153. 117 Ibid., h. 137. 118 Ibid., h. 152.

Page 99: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

88

Perkawinan ini sering disebut perkawinan Nyerod. Istilah nyerod

hanya diperuntukkan bagi perempuan tri wangsa yang menikah

tidak dengan laki-laki sewangsa.

Masyarakat Bali yang berani melakukan nyerod juga harus

berani melakukan upacara patiwangi. Telaga melakukan upacara

patiwangi ketika Wayan telah tiada. Upacara ini dilakukan untuk

menyetarakan wangsa. Terlihat dalam kutipan berikut.

Dulu, ketika kau dikawini anak tiang, kau

belum pamit ke griya. Kau juga belum melakukan

upacara patiwangi. Aku ingin kau melakukan

semua itu. Demi keluarga ini!119

Upacara patiwangi yang dijalankan oleh Telaga, bertujuan

untuk membunuh gelar Ida Ayu agar statusnya menjadi sederajad

dengan suaminya yaitu menjadi perempuan sudra. Istrinya yang

trah brahmana sebagai lambang surya masih tetap panas

membakar isi rumah tangga. Maka untuk membuat sinar surya

tidak panas lagi, harus diadakan upacara patiwangi. Ini yang

terlihat pada kutipan berikut.

Patiwangi. Pati berarti mati, wangi berarti

keharuman. kali ini Telaga harus membunuh

nama Ida Ayu yang telah dibelikan hidup

padanya. nama Itu tidak boleh dipakai lagi. Tidak

pantas. Hanya membawa kesialan bagi orang

lain.120

Berdasarkan uraian tersebut, Telaga sangat menghargai dan

menjunjung kebudayaannya terlihat ia setia akan pakem-pakem

dari kebudayaannya tersebut. Nampak jelas pada saat ia mengikuti

upacara-upacara, mulai dari upacara menek kelih, ngaben, dan

patiwangi.

3. Pandangan Hidup yang Berasal dari Hasil Renungan

119 Ibid., h. 164. 120 Ibid., h. 172.

Page 100: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

89

a. Cinta dan Kasih

Telaga sangat membenci aturan-aturan yang ada di

Griya, Ia menginginkan kebebasan dan kebahagiaan dengan

pilihan hidupnya sendiri. Telaga menyelam dalam kehidupan

ibunya, neneknya, dan Luh Kambren (guru tari) hingga

mendapatkan sebuah pemahaman pada dirinya untuk memiliki

kebebasan dan cinta kasih itu sendiri. Karena yang ia rasakan

kurangnya rasa cinta kasih yang diberikan, melainkan

pengekangan dari ibu dan neneknya yang ingin menjadikan

Telaga perempuan Brahmana yang seutuhnya.

Jangan kau bawa cucuku ke rumahmu.

Cucuku seorang Brahmana, bukan sudra.

Bagaimana kau ini! Kalau sering kau bawa pulang

ke rumahmu, cucuku tidak akan memiliki sinar

kebangsawanan. Kau mengerti, Kenanga!121

Kau adalah harapan Meme, Tugeg. Kelak

kau harus menikah dengan laki-laki yang

memakai nama depan Ida Bagus. Kau harus

tanam dalam-dalam pesanku ini. Sekarang kau

bukan anak kecil lagi. Kau tidak bisa bermain

bola lagi. Kau harus mulai belajar menjadi

perempuan keturunan Brahmana. Menghapal

beragam sesaji, juga harus tahu bagaimana

mengukir janur untuk upacara. Pegang kata-

kataku ini, Tugeg. Kau mengerti? Suara

perempuan itu lebih mirip paksaan daripada

sebuah nasihat.122

Kutipan di atas merupakan penggambaran atuaran-

aturan atau pakem dari sebuah sistem yang selalu mengelilingi

telaga. Terlebih ketika ibunya sudah membicarakan sebuah

nasihat, pengharapan atau lebih tepatnya paksaan bagi Telaga.

Pada tokoh Telaga, Ibu, dan Nenek memiliki pandangan cinta

dan kasih yang berbeda, menurut Telaga cinta dan kasih yaitu

kebebasan, mencintai seorang laki-laki idaman untuk

121 Ibid., h. 61. 122 Ibid., h. 67.

Page 101: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

90

dinikahinya, bukan menikah karena sistem. Sedangkan

pandangan cinta kasih dari ibu untuk Telaga menjadikannya

perempuan kebangsawanan yang utuh, memilihkan sorang laki-

laki bangsawan. Tetapi berbeda dengan neneknya, menurutnya

Telaga harus bisa memilih lelaki yang ia yakini dengan

segenap hati serta terdapat keuntungan di dalamnya.

Apa untungnya laki-laki itu untukmu? Kau

harus berani menjawabnya. Kau harus yakin

dengan kesimpulan-kesimpulan yang kau

munculkan sendiri. Setelah itu, endapkan!

Biarkan jawaban-jawaban dari ratusan

pertanyaanmu itu menguasai otakmu. Jangan

pernah menikahinya hanya karena kebutuhan atau

dipaksa oleh sistem.123

Cinta dan kasih merupakan kebutuhan kodrati manusia,

cinta dan kasih tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan

manusia. Pada awalnya pandangan hidup Telaga mengenai

cinta dan kasih masih dipendam dalam dirinya.

Bagi telaga, cintanya yang dalam pada

Wayan hanya untuk dirinya sendiri. Perasaan itu

terlalu menguasai dirinya. Setiap kali kerinduan

mengintip, Telaga hanya bisa menutup wajahnya

dengan bantal.menangis sepuasnya!124

...Impian yang tiang simpan berpuluh

tahun. Sakit rasanya menyimpan terlalu lama.

Kau tahu perasaan tiang, Wayan? Ya. Sejak dulu.

Mereka berdua terdiam. Wayan menggenggam

tangan Telaga erat-erat.125

Telaga selalu takut untuk menunjukan keinginannya,

karena terlingkari oleh sebuah pakem dan sistem. Tapi,

akhirnya ia membulatkan tekad dengan meyakini cinta kasih

dan kebahagiaan yang selama ini ia impikan harus

diperjuangkan.

123 Ibid., h. 17-18. 124 Ibid., h. 133. 125 Ibid., h. 136.

Page 102: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

91

b. Penderitaan

Pandangan hidup tentang penderitaan bagi Telaga

adalah makanan sehari-harinya. Bagaimana tidak, di rumahnya

(Griya) maupun di rumah Wayan Sasmitha (suaminya) ia

merasakan penderitaan yang cukup kompleks. Telaga amat

sering memenuhi undangan-undangan Griya, jika pergi

memenuhi undangan, ibunya yang selalu otoriter terhadapnya.

Kebenaran hanya terlihat pada kaca matannya sendiri.

Sudah Tugeg siapkan baju untuk melihat

upacara perkawinan di griya Sanur? Coba Meme

lihat, harus serasi. Perempuan itu menatap mata

telaga serius. Kenapa Tugeg hanya diam saja?

Tidak bisakah Tiang memilih baju sendiri? Selera

Tugeg sering buruk! Meme... Jangan membantah.

Dengar kata-kata Meme.126

Telaga mulai menyalakan api tungku.

Asapnya memenuhi dapur yang menghitam itu.

Kuku Telaga yang runcing mulai dibalut warna

hitam. Di mana-mana hitam. Panci, atap dapur.

Telaga menggigil. Jangan terlalu banyak kayu

bakarnya! Suara Gumbreg terdengar memekik.127

Penderitaan yang dialami Telaga membuatnya semakin

kuat dalam menghadapi kehidupan. Baginya inilah jalan

kehidupan yang ia ambil, menderita memang tapi ia bahagia

bersama laki-laki satu-satunya yang amat ia cintai yaitu

Wayan.

Telaga ketika kawin dan hidup sebagai

perempuan sudra untuk pertama kalinya. Wayan

hanya bisa membelikan kebaya dan kain yang

kasar. Telaga benar-benar melatih diri untuk

menanggalkan seluruh busana

kebangsawanannya. Semua untuk cinta. Untuk

126 Ibid., h. 108. 127 Ibid., h. 146.

Page 103: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

92

perhatian, untuk kasih sayang yang tidak pernah

dia dapatkan dari laki-laki.128

Kutipan di atas sangat jelas dan gamblang menceritakan

betapa pahitnya penderitaan yang dialami Telaga, tetapi semua

sirna ketika Telaga melihat Wayan, karena pengorbanan yang

ia ambil semata-mata hanya untuk cinta. Tetapi rupanya

penderitaan tidak hanya sampai titik itu saja, beban dan

penderitaan bertambah ketika Wayan mati.

Telaga tidak pernah mengerti, tubuh

Wayan yang begitu kuat ternyata rapuh. Kata

dokter, Wayan memiliki kelainan jantung sejak

kanak-kanak. Wayan mati di studio lukisnya.

Telaga bahkan tidak tahu jam berapa laki-laki itu

sekarat. Karena bila Wayan masuk studio, Telaga

dan seluruh penghuni rumah ini tahu diri, tidak

ingin mengganggunya melukis. Cat-cat

berserakan. Tubuh Wayan beku. Telaga menjerit.

Gelas kopinya tumpah. Dalam keadaan mati,

tubuh laki-laki terlihat sinis.129

Orang selama ini selalu beranggapan,

Wayan mati karena kawin dengan seorang Ida

Ayu! Telaga terus menghibur dirinya sendiri.

Setahun. Dua tahun. Tiga tahun. Telaga selalu

berusaha semangat pada dirinya sendiri.130

Kutipan di atas sangat jelas memaparkan bagaimana

penderitaan yang dialami oleh Telaga sangat kompleks.

Baginya kehilangan Wayan seperti kehilangan semestanya, ia

harus menanggung bebannya karena itu adalah pilihannya ia

sadar itu. Hanya Luh Sari putri semata wayangnya yang

membuat Telaga tetap ingin berjuang untuk hidup.

Telaga mengahadapi beban hidupnya dan cara

menyikapi telaga terhadap beban yang dipikulnya yaitu terlihat

pada kutipan berikut:

128 Ibid., h. 149. 129 Ibid., h. 153. 130 Ibid., h. 155.

Page 104: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

93

Telaga terus menghibur dirinya sendiri.

Setahun. Dua tahun. Tiga tahun. Telaga selalu

berusaha memberi semangat pada dirinya sendiri.

Menenangkan kelaparan wujud perempuannya.

Kelaparan yang paling parah. Kelaparan wujud

perempuannya itu sering membuat Telaga merasa

tubuhnya hampir pecah.131

Kutipan di atas memaparkan tentang cara Telaga

menyikapi penderitaan yang dialaminya dengan cara

memberikan dorongan serta semangat untuk dirinya sendiri

karena baginya yang tersulit adalah ketika ia sadar

membutuhkan tubuh laki-laki untuk menenangkannya. Telaga

menerima segala beban dan penderitaan yang ia alami, karena

itu adalah pilihannya.

c. Tanggung Jawab

Manusia sebagai makhluk individual harus bertanggung

jawab terhadap dirinya baik jasmani maupun rohani. Dalam

kehidupan, manusia dibebani tanggung jawab untuk memiliki

hak dan kewajiban serta dituntut pengabdian dan pengorbanan.

Tokoh utama yang diperankan oleh Telaga menggambarkan

dirinya dibebani tanggung jawab yang sangat besar dalam

kewajibannya sebagai seorang keturunan bangsawan terbukti

pada kutipan:

Anak perempuan tidak boleh duduk

sembarangan, kata neneknya, seraya memukul

paha Telaga.132

Sekarang kau bukan anak kecil lagi. Kau

tidak bisa bermain bola lagi. Kau harus memulai

belajar menjadi perempuan brahmana.

Menghapal beragam sesaji, juga harus tahu

bagaimana mengukir janur untuk upacara. Pegang

kata-kataku ini, Tugeg. Kau mengerti?133

131 Ibid. 132 Ibid., h. 65. 133 Ibid., h. 67.

Page 105: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

94

Kalau tugeg ingin keluar, pakailah kain

dan harus rapi. Jangan ngawur. Jaga wibawa

Meme di depan orang-orang griya. Walaupun

Meme bukan seorang Ida Ayu, Meme yakin anak

meme lebih Ida Ayu dari berpuluh bahkan beratus

Ida Ayu.134

Peristiwa yang dialaminya membuatnya semakin sadar

memikul beban yang berat sebagai seorang Ida Ayu Telaga

Pidada, perempuan keturunan brahmana yang harus mengikuti

pakem dari sebuah sistem kasta. Belum lagi tuntutan untuk

menjadi seorang penari.

Jadilah perempuan tercantik diseluruh

bumi ini, Tugeg. Kau harus mampu. Setiap hari

hanya itu doa Meme. Untuk ambisi yang satu ini

ibunya mendatangkan guru tari. Telaga harus

belajar menari setiap sore hari.135

Kutipan ini menjelaskan bahwa hak dan kewajiban

yang dituntut dengan pengabdian dan pengorbanan telah

dilakoninya selama menjadi perempuan bangsawan, ditambah

lagi ketika ia memutuskan untuk menikah dengan Wayan,

tanggung jawab dan pengorbanan yang ia ambil begitu besar.

Telaga tahu, di depan orang griya dia

tidak boleh gegabah. Sekarang ini derajatnya

sudah tidak sama lagi dengan mereka. Kakek

akan menjadi omongan orang kalau sampai

kelihatan berbaik hati pada Telaga. Akan

merendahkan nama griya, martabat dan entah apa

lagi.136

Dengan berbagai macam peristiwa yang dialaminya

membuat Telaga tetap ingin berjuang hidup terlebih ketika

melihat anak yang dititipkan Wayan padanya. Ia seperti

mempunyai semangat yang baru.

134 Ibid., h. 68-69. 135 Ibid., h. 75. 136 Ibid., h. 154.

Page 106: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

95

Telaga menarik napas, hanya bocah inilah

yang membuatnya tetap ingin hidup. Luh Sari

terus meloncat-loncat kegirangan. Tawa segarnya

membuat Telaga dibawa ke alam yang

membuatnya hanyut.137

Kutipan diatas menggambarkan bahwa Luh Sari adalah

sumber hidup bagi Telaga. Tanggung jawab yang dipikul

Telaga membuatnya sedikit ringan dengan melihat senyum dari

bibir Luh Sari. Ia adalah satu-satunya kekuatan bagi Telaga

untuk mengarungi kehidupan.

d. Harapan

Setiap manusia yang bernyawa pasti memiliki harapan

dan cita-cita dalam kehidupannya. Pengharapan yaitu

keinginan yang timbul dari diri manusia berupa cita-cita yang

dilakukannya dalam perbuatan dan tindakan. Telaga selalu

ingin terlepas dari aturan-aturan yang ada di griya. Ia

menginginkan kebebasan dan kebahagiaan dengan pilihan

hidupnya sendiri. Untuk pertama kalinya ada harapan untuk

terlepas dalam belenggu-belenggu beban yang ditanggungnya

terutama paksaan ibunya dalam segi aspek apapun serta aturan

di griya dengan dimulainya percintaan Telaga dengan Wayan

Sasmitha.

Tiang harus berani melakukan untuk diri

tiang sendiri. Tiang sadar ini tidak pantas, tetapi

perasaan tiang tidak bisa tiang bohongi. Menjadi

manusia yang utuh harus berani bertanggung

jawab pada dirinya sendiri. Tugeg jangan

menangis. Wayan menyentuh pipi Telaga. Tiang

takut. Tiang juga takut dengan diri tiang sendiri.

Kita akan hadapi ini, tugeg. Tugeg harus yakin.

Tiang percaya tugeg mengerti apa yang ingin

tiang katakan. Saat ini tiang tidak bisa berjanji

apa-apa. Tetapi tiang akan berusaha mewujudkan

137 Ibid., h. 2.

Page 107: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

96

impian ini. Impian yang tiang simpan terlalu

lama. Kau tahu perasaan tiang, Wayan? Ya. Sejak

dulu.138

Kutipan di atas sangat jelas menggambarkan Wayan

memberikan pengharapan pada Telaga. Hal ini membuat telaga

semakin membulatkan tekad untuk mengarungi niatnya untuk

memilih kekasih yang ia cintai sejak kanak-kanak itu. Sampai

akhirnya Telaga memilih menikah dengan Wayan dan

meninggalkan semua kemewahan serta kebangsawanannya.

Perkawinan itu berlangsung. Hidup Telaga

jadi berubah total. Bangun pagi-pagi tidak ada

pelayan yang menyiapkan segelas susu dan roti

bakar. Yang ada hanya segelas air putih. Itupun

air putih kemarin. Telaga meneguknya. Matanya

sedikit berair.139

Kutipan di atas menjelaskan harapan yang diinginkan

Telaga telah terwujudkan dengan adanya perkawinan

membuatnya bebas dari sistem kebangsawaan. Tetapi

membuatnya memasuki fase penderitaan yang berbeda dalam

kalangan brahmana Telaga selalu dilayani dan semua

kebutuhanya terpenuhi tetapi dalam kalangan sudra, Telaga

bukan lagi puteri keturunan brahmana, ia hanya seorang wanita

yang sudah tidak memiliki apa-apa terkecuali rasa cinta dan

kasih untuk Wayan. Hidup telaga mulai kembali berbinar

ketika buah hatinya lahir yaitu Luh Sari, padanya Telaga

menaruh harapan besar.

Telaga sangat berharap, kelak bocah ini

mampu memberinya tempat. Telaga juga berharap

anak perempuannya akan menjelma menjadi

penari tercantik di desa ini. Penari yang memiliki

seluruh kecantikan dewa tari.140

138 Ibid., h. 135-136 139 Ibid., h. 146. 140 Ibid., h. 2-3.

Page 108: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

97

Kutipan di atas menunjukan betapa besarnya Telaga

menaruh harapan besar untuk Luh Sari sebagai tumpuan

kepulangannya nanti. Ia telah mengajarkan Luh Sari

menghadapi kesulitan-kesulitan hidup, yang seharusnya bisa

dijaga oleh Telaga dengan baik dan tidak merasakan

penderitaan. Telaga terus menghujat dan meyalahkan dirinya.

Ia sangat berharap pada Luh Sari agar memiliki kehidupan

yang layak dan menjelma sebagai penari tercantik di desa

seperti dahulu Telaga.

C. Implikasi Terhadap Pembelajaran Sastra di Sekolah

Pembelajaran bahasa dan sastra tingkat SMA pada kurikulum

2013 berusaha meningkatkan kemampuan literasi peserta didik melalui

kegiatan membaca karya sastra. Sebagaimana tercantum di dalam

silabus yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan, peserta didik kelas XII diharapkan mampu meningkatkan

kemampuan literasinya dengan memiliki kompetensi dasar

menginterpretasikan unsur intrinsik dan makna teks dalam novel baik

secara lisan maupun tulisan.

Peserta didik dikenalkan sastra melalui karya-karya dalam

bentuk bahan bacaan, seperti novel dengan teknik pembacaan

menyeluruh. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan pemaknaan yang

mendalam dan pengalaman baru setelah membaca karya sastra.

Melalui pengalaman tersebut maka akan terbangun karakter-karakter

yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan. Salah satu novel

yang dapat digunakan sebagai bahan ajar terkait pembelajaran sastra

dalam menemukan makna teks yaitu novel Oka Rusmini yang berjudul

Tarian Bumi. Novel ini mengisahkan perjalanan sosok perempuan

yang berjuang untuk kebebasan dari belenggu kebudayaan, adat

istiadat, serta peraturan-peraturan yang ada dalam sistem kastanya.

Page 109: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

98

Peserta didik tidak hanya diharapkan mampu menambah wawasan

mengenai kebudayaan Bali, tetapi juga mampu menjadikan pandangan

hidup tokoh utama sebagai inspirasi dalam kehidupan sehari-hari.

Di dalam kelas, proses pembelajaran disampaikan

menggunakan metode pembelajaran. Hal ini bertujuan agar kegiatan

belajar mengajar berjalan secara efektif dan efisien. Metode

pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran terkait unsur

intrinsik dan makna teks dalam novel adalah metode ceramah, diskusi,

tanya jawab, dan penugasan. Pembelajaran mengenai materi ini dapat

disampaikan selama 2 jam pelajaran. Sebelum guru memasuki

pembelajaran terkait materi ini, peserta didik sudah lebih dahulu

diminta untuk membaca secara keseluruhan novel Tarian Bumi.

Pembelajaran dapat dimulai dengan menggunakan metode

tanya jawab. Guru menanyakan terkait hasil bacaan peserta didik.

Pertanyaan yang disampaikan perihal garis besar cerita dari novel

tersebut. Selain itu, guru juga menanyakan kepada siswa mengenai

kosa kata yang sulit dimengerti dan membutuhkan penjelasan dari

guru. Hal ini dikarenakan novel Tarian Bumi adalah novel yang

mengangkat tema kebudayaan masyarakat Bali yang di dalamnya

banyak menggunakan bahasa daerah Bali. Selanjutnya, guru

menampilkan power point terkait teori unsur intrinsik novel. Setelah

itu, guru membagi peserta didik ke dalam beberapa kelompok. Metode

berikutnya adalah metode diskusi. Peserta didik sesuai dengan

kelompoknya diminta untuk menganalisis unsur intrinsik dari novel

Tarian Bumi. Analisis peserta didik dituangkan ke dalam lembar soal

yang sudah disiapkan oleh guru. Analisis yang dibuat oleh peserta

didik haruslah analisis yang disertakan bukti konkret dari novel

tersebut. Setelah selesai berdiskusi, perwakilan dari setiap kelompok

diminta untuk menyajikan hasil diskusi mereka di depan kelas.

Kemudian, guru memberikan klarifikasi terkait hasil kerja peserta

Page 110: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

99

didik. Peserta didik mencocokan jawaban mereka dengan jawaban

yang diberikan oleh guru.

Pembelajaran dilanjutkan dengan metode ceramah kembali

oleh guru. Sebelum peserta didik diminta untuk menganalisis

pandangan hidup tokoh, guru kembali menampilkan power point

terkait teori pandangan hidup. Guru menampilkan hakikat dan jenis

dari pandangan hidup seseorang melalui power point tersebut.

Berdasarkan hasil analisis unsur intrinsik novel, khususnya terkait

tokoh utama, peserta didik diminta melanjutkan analisisnya untuk

mencari pandangan hidup yang dimiliki tokoh utama novel tersebut.

Peserta didik diharapkan mendapatkan manfaat yang lebih dari

sekadar menganalisis unsur intrinsik novel dengan menganalisis

pandangan hidup tokoh utamanya. Bagi peserta didik khususnya

mereka yang sudah duduk di bangku sekolah menengah atas, mereka

sudah memiliki pandangan hidup terhadap suatu hal tanpa mereka

sadari. Melalui proses analisis pandangan hidup tokoh cerita di dalam

novel, peserta didik akan memahami hakikat pandangan hidup itu

sendiri.

Selanjutnya, peserta didik kembali diminta untuk

mempresentasikan hasil diskusi mereka terkait penugasan kedua, yaitu

menganalisis pandangan hidup tokoh utama dalam novel Tarian Bumi.

Analisis peserta didik terkait pandangan hidup dikerjakan dengan cara

mengelompokkan peristiwa-peristiwa yang dialami tokoh utama ke

dalam jenis pandangan hidup yang sudah dijelaskan oleh guru saat

menayangkan power point teori pandangan hidup.

Guru menilai ketepatan jawaban setiap kelompok dan bersama

siswa menyimpulkan hasil analisis peserta didik secara keseluruhan.

Guru tidak hanya memberikan jawaban yang benar terkait penugasan,

tetapi juga membimbing peserta didik untuk mengidentifikasi

pandangan hidup tokoh yang mengandung nilai-nilai yang baik dan

Page 111: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

100

kurang baik bagi kehidupan sehari-hari. Guru berperan menanyakan

kesan dan perasaan peserta didik selama pembelajaran berlangsung.

Secara keseluruhan, pembelajaran ini dapat memberikan kesan

terhadap peserta didik bahwa mempelajari karya sastra tidak hanya

sebatas membaca dan mengerti ceritanya saja. Akan tetapi, dapat

memaknai teksnya agar bermanfaat bagi diri peserta didik. Dengan

demikian, peserta didik dapat lebih mengerti mengenai konsep

pandangan hidup seseorang secara lebih dalam.

Page 112: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

100

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis mengenai pendangan hidup tokoh

utama dalam novel Tarian Bumi terdapat beberapa simpulan sebagai

berikut:

1. Telaga memiliki pandangan hidup yang berasal dari agama,

kebudayaan, dan hasil renungan. Pertama, pandangan hidup Telaga

yang berasal dari agama diikutinya dengan rasa keyakinan. Ia

menjadi pengikut yang baik dalam agama Hindu yang dianut

sebagaimana ia sering melakukan berbagai macam upacara adat.

Kedua, pandangan hidup Telaga yang berasal dari kebudayaan. Ia

sangat menghargai dan menjunjung kebudayaannya, selalu

mematuhi aturan, serta tradisi kebudayaannya. Hal ini tampak jelas

pada saat ia mengikuti upacara-upacara, mulai dari upacara Menek

Kelih, Ngaben, dan Patiwangi.

Ketiga, pandangan hidup Telaga yang berasal dari hasil renungan.

Ia berpendapat bahwa cinta dan kasih adalah kebebasan mencintai

seorang laki-laki idaman untuk dinikahi, bukan menikah karena

sistem. Penderitaan bagi Telaga adalah hal yang biasa sudah ia

terima. Tanggung jawab baginya, yaitu ketika ia harus mengikuti

peraturan-peraturan oleh sistem untuk menjaga wibawa

kebangsawanan, maupun sebagai perempuan Sudra. Harapan

baginya, yaitu ketika terlepas dari aturan-aturan yang ada di griya.

Telaga sangat menginginkan kebebasan dan kebahagiaan dengan

pilihan hidupnya sendiri.

Page 113: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

101

2. Pembahasan mengenai pandangan hidup dalam novel Tarian Bumi

karya Oka Rusmini dapat diimplikasikan dalam pembelajaran

sastra di sekolah, terutama sekolah menengah atas (SMA) pada

kelas XII semester 1 dalam pembelajaran kurikulum K-13. Peserta

didik memiliki kompetensi dasar menginterpretasikan unsur

intrinsik dan makna teks dalam novel baik secara lisan maupun

tulisan dengan pembacaan menyeluruh. Novel ini diharapkan tidak

hanya dijadikan bahan bacaan oleh peserta didik saja, tetapi juga

dapat memberikan inspirasi dan sebagai sarana ekstrospeksi diri

melaui pandangan hidup tokoh di dalam cerita. Berdasarkan

diskusi mengenai temuan-temuan peserta didik yang didapatkan

dalam novel, guru sebagai fasilitator diharapkan mampu

mengarahkan peserta didik memperoleh manfaat dari pembacaan

karya sastra yang terdapat dalam novel Tarian Bumi sehingga

dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

B. Saran

Berdasarkan simpulan di atas, terdapat beberapa saran yang

hendak penulis sampaikan mengenai penelitian ini, diantaranya adalah

sebagai berikut:

1. Kegiatan menganalisis sebuah karya sastra sangat membutuhkan

ketelitian dengan memperhatikan penemuan unsur-unsur intrinsik

maupun ekstrinsik.

2. Penulis sangat mengharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi

dunia pendidikan sastra maupun lainnya. Oleh karena itu,

kemampuan guru dalam menyampaikan bahan materi ajar secara

jelas, menarik, dan rinci sangat diperlukan agar peserta didik tidak

merasa jenuh dan bosan dalam membaca maupun menganalisis

karya sastra.

3. Pendidik harus mampu mengajak peserta didik untuk mengenal

dan menelaah lebih jauh tentang unsur-unsur yang terkandung

Page 114: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

102

dalam novel, tidak hanya unsur intrinsiknya saja melainkan unsur

ekstrinsiknya. Hal ini dimaksudkan agar para peserta didik

mendapatkan wawasan yang lebih luas lagi di luar teks sastra.

Selain itu, pendidik diharapkan mampu untuk mengimplikasikan

penelitian terhadap pembelajaran sastra, mulai dari spiritual,

afektif, serta sosial.

Page 115: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

103

DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: C.V. Sinar

Baru. 1987.

Ardika, I Wayan dkk., Sejarah Bali dari Prasejarah Hingga Modern. Bali:

Udayana University Press. 2013.

Aziez, Furqonul dan Abdul Hasim. Menganalisis Fiksi Sebuah Pengantar.

Bogor: Ghalia Indonesia. 2010.

Bahtiar, Ahmad. Apresiasi dan Kreasi Sastra. (http://googleschoolar.com)

diunduh pada 10 November 2017, pukul 14.38 WIB.

Budiana, I Nyoman. Perkawinan Beda Wangsa dalam Masyarakat Bali.

Yogyakarta: Graha Ilmu. 2009.

Budianta, Melani dkk,. Membaca Sastra Pengantar Memahami Sastra

untuk Perguruan Tinggi. Malang: Indonesia Tera. 2002.

----------------------------, Bimbang Hati Perempuan Bali. Detak. 14

Agustus 2000.

Damayanti, Dyah Erta. “Novel Tarian Bumi Karya Oka Rusmini: Analisis

Sosiologi Sastra Ian Watt.” Yogyakarta: Skripsi, Program Studi

Sastra Indonesia UGM, Universitas Gadjah Mada. 2014.

Djajasudarma, Fatimah. Metode Linguistik-Ancangan Metode Penelitian

dan Kajian. Bandung: PT Refika Aditama. 2006.

Emzir. Teori dan Pengajaran Sastra. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

2016.

Esten, Mursal. Kesusastraan Pengantar Teori dan Sejarah. Bandung:

Angkasa. 2013.

Iryanti, Veny. “Tari Bali: Sebuah Telaah Historis (Bali Dance: A

Historical Research)”, Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni,

2000.

Karmini, Ni Nyoman. Teori Pengkajian Fiksi. Bali: Pustaka Laras. 2011.

Keraf, Gorys. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT, Gramedia Pustaka

Utama. 2006.

Koentjaraningrat. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta:

Djambatan. 1971.

Page 116: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

104

Kusumawati, Meliana Ade. “Pertentangan Kasta dalam Kebudayaan Bali

Kajian Hegomoni dalam Novel Tarian Bumi Karya Oka Rusmini.”

Semarang: Skripsi, Universitas Negeri Semarang. 2011.

----------------, Karya Cerpenis Bali Diterbitkan dalam Bahasa Inggris.

Republika. 2 September 1996.

Mandrastuty, Rany. “Novel Tarian Bumi Karya Oka Rusmini: Kajian

Feminisme.” Surakarta: Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sebelas Maret. 2010.

Minderop, Albertine. Metode Karakterisasi Telaah Fiksi. Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia. 2005.

Mustopo, M. Habib. Ilmu Budaya Dasar. Surabaya: Usaha Nasional.

1989.

Novitasari, Tukur dan Rusdian Noor Dermawan. “Manusia Bali dalam

Novel Tarian Bumi Karya Oka Rusmini: Tinjauan Antropologi

Sastra”, Jurnal Caraka, 2014.

Nuraini, Intan. “Potret Perempuan dalam Novel Tarian Bumi Karya Oka

Rusmini.” Jakarta: Skripsi. Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya.

Universitas Indonesia. 2007.

Nurgiyantoro, Burhan. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press. 2005.

Prasetya, Djoko Tri dkk,. Tanya Jawab Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: PT

Rineka Cipta. 2000.

Priyatni, Endah Tri. Membaca dengan Ancangan Literasi Kritis. Jakarta:

Bumi Aksara. 2010.

Purba, Antilan. Sastra Indonesia Kontemporer. Yogyakarta: Graha Ilmu.

2012.

Rahmanto, B. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius. 1988.

Rusmini, Oka. Tarian Bumi, Jakarta. PT,Gramedia Pustaka Utama. 2013.

Saleh, Akh. Muwafik. Membangun Karakter dengan Hati Nurani. Jakarta:

Penerbit Erlangga. 2012.

Segara, I Nyoman Yoga. Perkawinan Nyerod Kontestasi, Negosiasi, dan

Komodifikasi di atas Mozaik Kebudayaan Bali, Jakarta: PT Saadah

Pustaka Mandiri. 2015.

Setia, Putu. Bali Menggugat. Jakarta: PT Gramedia. 2014.

Siswanto, Wahyudi. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Grasindo. 2008.

Page 117: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

105

Sudibyo, Lies dkk., Ilmu Sosial Budaya Dasar. Yogyakarta: C.V Andi

OFFSET. 2013.

Sudjiman, Panuti. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya. 1991.

Sugihastuti. Teori Apresiasi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2011.

Sumada, I Made. “Peranan Kearifan Lokal Bali dalam Perspektif

Kebijakan Publik”, Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi. 2017.

Sunarta, Wayan. Oka Rusmini, Pendobrak Tabu dari Bali.

http://www.journalbali.com/women/oka-rusmini-pendobrak-tabu-

dari-bali.html, diunduh pada 15 Agustus 2017 pukul 15.30 WIB.

Supartono. Ilmu Budaya Dasar. Bogor: Ghalia Indonesia. 2004.

Stanton, Robert. Teori Pengkajian Fiksi Robert Stanton. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar. 2012.

--------------------, Sajak-sajak dari Sang Ida Ayu. Republika. 12 Juni 1994.

Tarigan, Henry Guntur. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Penerbit

Angkasa. 1993.

Tirtawirya, Putu Arya. Apresiasi Puisi dan Prosa. Flores: Nusa Indah.

1983.

UNO, Hamzah B. Mengelola Kecerdasan Dalam Pembelajaran. Jakarta:

PT, Bumi Aksara. 2009.

Widagdho, Djoko. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara. 2008.

Widia, I Wayan. Isi dan Kelengkapan Rumah Tangga Traditional di

Daerah Bali. Bali: Depdikbut. 1983-1984.

Page 118: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Instansi : MAN 4 Jakarta

Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia

Kelas / Semester : XII/ I (Dua belas/semester ganjil)

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (1 x pertemuan)

A. Kompetensi Isi (KI)

KI.1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

KI.2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam

jangkauan pergaulan dan keberadaannya

KI.3: Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan

prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

KI.4 : Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak

(menulis, membaca, menghitung, menggambar dan mengarang) sesuai

dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam

sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar

4.3. Menginterpretasi unsur intrinsik dan makna teks dalam novel baik secara

lisan maupun tulisan.

Page 119: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

C. Tujuan Pembelajaran

1. Peserta didik mampu menentukan unsur instrinsik yang terkandung

dalam novel (tema, alur, latar, tokoh dan penokohan, sudut

pandang, gaya bahasa, dan amanat) yang disajikan.

2. Peserta didik mampu memahami menginterpretasikan makna teks

yang terkandung di dalam novel.

3. Peserta didik mampu mengaitkan nilai-nilai positif yang berhubungan

dengan pandangan hidup tokoh utama yang terkandung dalam novel

untuk dijadikan pembelajaran dan diterapkan dalam kehidupan sehari-

hari.

D. Materi Pembelajaran

1. Unsur Intrinsik

Unsur Intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari

dalam. Unsur Intrinsik terbagi menjadi:

a. Tema adalah gagasan atau pemikiran penulis yang dikembangkan

dalam bentuk tulisan.

b. Alur adalah jalan cerita. Alur dibagi menjadi tiga yaitu: alur maju, alur

mundur, dan alur campuran. Adapun tahapan alur dibagi menjadi

beberapa bagian, yaitu:

1. Tahap pengenalan : Bagian awal dalam sebuah sajian cerita

2. Tahapan Konflik : Bagian awal munculnya permasalahan

dalam sajian cerita.

3. Tahapan komplikasi : Bagian cerita yang mengembangkan

konflik.

4. Tahapan Klimaks : Bagian yang meukiskan puncak

ketegangan.

5. Tahapan Krisis : Bagian yang mengawali penyelesaian.

6. Tahapan Leraian : Bagian tahapan sebelum cerita benar-benar

tuntas.

7. Tahapan selesaian : Bagian paling akhir dalam sebuah cerita.

Page 120: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

c. Latar adalah tempat, waktu, dan suasana terjadi peristiwa dalam cerita.

d. Tokoh adalah pelaku dalam cerita.

e. Penokohan adalah sifat atau watak pelaku dalam cerita.

f. Sudut pandang adalah cara pengarang menyampaikan cerita kepada

pembaca.

g. Gaya bahasa adalah style atau ciri khas pengunaan bahasa yang dipilih

oleh penulis.

h. Amanat adalah pesan yang hendak disampaikan oleh penulis kepada

pembaca melalui tulisannya.

E. Metode Pembelajaran

a. Metode: Tanya jawab, Ceramah, Penugasan dan diskusi.

F. Media dan Sumber Belajar

Media:

a. Novel Tarian Bumi

b. PowerPoint (teori unsur intrinsik novel)

Sumber Belajar:

a. Buku guru/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,-- Edisi Revisi

Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016.

b. Buku peserta didik/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,-- Jakarta:

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014.

c. Amaliah Putri. Bahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas XII. Kurikulum

2013. Cetakan pertama (Jakarta: Quadropro). 2014.

d. Novel Tarian Bumi Karya Oka Rusmini, Cetakan Gramedia Pustaka, tahun

2013.

F. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

Pendahuluan Guru meminta salah satu peserta didik 10 menit

Page 121: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

untuk memimpin doa menurut agama dan

keyakinan masing-masing (untuk

mengawali kegiatan pembelajaran).

Guru menanyakan kabar, memeriksa

kehadiran, dan membantu peserta didik

menyiapkan diri menerima pelajaran.

Guru mengajak peserta didik mengulas

materi yang telah dibahas sebelumnya

terkait pengertian novel dan sejarah novel

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

atau kompetensi yang akan dicapai.

Guru menyampaikan garis besar cakupan

materi dan penjelasan tentang kegiatan

yang akan dilakukan peserta didik untuk

menyelesaikan latihan-latihan dan tugas

pembelajaran.

Inti

Mengamati

a. Peserta didik memperhatikan powerpoint

terkait materi unsur intrinsik novel.

b. Peserta didik dibagi menjadi beberapa

kelompok sesuai dengan jumlah.

c. Peserta didik ditugaskan untuk saling

bertukar pikiran berkenaan dengan hasil

bacaannya yakni novel Tarian Bumi

Menanya

a. Peserta didik diminta menyebutkan

macam-macam unsur intrinsik yang

terdapat dalam novel.

b. Peserta didik diminta untuk menyebutkan

pengertian dari setiap butir unsur

65 menit

Page 122: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

intrinsik dengan menggunakan bahasa

sendiri.

Mengeksplorasikan

a. Peserta didik diberi waktu untuk

mendata unsur intrinsik yang mereka

temukan dalam novel Tarian Bumi,

dibuktikan dengan kutipan .

Mengasosiasikan

a. Peserta didik secara kelompok

mendiskusikan unsur intrinsik yang

ditemukan dalam novel Tarian Bumi.

b. Peserta didik secara kelompok

mendiskusikan relevansi pada

pandangan hidup dalam novel Tarian

Bumi, untuk diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari.

Mengomunikasikan

a. Perwakilan peserta didik diminta untuk

menyampaikan hasil kerja kelompoknya

di depan kelas secara bergantian dan

mengumpulkan hasil kerja kelompok

kepada guru.

Penutup

a. Guru menyimpulkan dan memberikan

klarifikasi terkait hasil pengamatan

peserta didik.

b. Guru memberikan umpan balik atas hasil

pengamatan peserta didik.

c. Secara bersama-sama guru dan peserta

didik menyimpulkan pembelajaran yang

telah dilaksanakan.

15 menit

Page 123: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

d. Guru meminta salah satu perserta didik

untuk memimpin doa penutup untuk

mengakhiri kegiatan pembelajaran.

G. Penilaian

1. Teknik Penilaian

a. Penilaian sikap : Teknik jurnal

b. Penilaian pengetahuan : Tes tertulis

2. Instrumen Peniliaian

a. Teknik jurnal

Jurnal Pengembangan Sikap Sosial

Nama Sekolah : MAN 4 Jakarta

Kelas/ Semester : XII/1

Tahun Pelajaran : 2017/2018

No. Nama Peserta Didik Catatan Penilaian Ket.

b. Tes tertulis

Diskusikanlah beberapa hal berikut dengan teman kelompokmu!

1. Tentukanlah setiap butir unsur intrinsik yang terdapat dalam novel

Tarian Bumi, sertakan kutipan yang membuktikannya!

No. Unsur Intrinsik Pernyataan Bukti Kutipan

1 Tema

2 Alur

3 Latar

Page 124: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

4 Tokoh dan Penokohan

5 Sudut Pandang

6 Gaya Bahasa

7 Amanat

2. Tentukan minimal 3 pandangan hidup yang dapat dijadikan

pembelajaran dam kehidupan sehari-hari, yang dapat kamu dan

teman kelompokmu temukan dari dalam novel Tarian Bumi.

Catatlah oleh sekretaris kelompokmu, kemudian presentasikan dan

kumpulkan!

Catatan:

Kunci jawaban soal no.2 ini bersifat tentatif, bergantung

kepada pilihan pandangan hidup pilihan peserta didik. Oleh

karena itu, guru harus teliti ketika mengoreksi hasil kerja

peserta didik.

Kunci Jawaban Tes Tertulis No.1:

No. Unsur

Intrinsik

Pernyataan Bukti Kutipan

1 Tema Pandangan hidup

perempuan Bali yang

sampai saat ini masih

tersimpan rapat (adat

dan kasta).

“Luar biasa lihat!

Ketika ketika

perempuan itu

menari seluruh mata

seperti melahap

tubuhnya. Alangkah

beruntungnya

perempuan itu.

Sudah bangsawan,

kaya, cantik lagi.

Dewa-dewa benar-

benar pilih kasih!

Seorang perempuan

berkata sedikit sinis.

Bau iri melukis

Page 125: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

matanya yang tajam

dan sangat tidak

bersahabat itu.1

2 Alur Campuran Pengenalan:

Karena dia seorang puteri

Brahmana, maka para

dewa memberinya taksu,

kekuatan dari dalam yang

tidak bisa dilihat mata

telanjang. Luar biasa.

Lihat! Ketika perempuan

itu menari seluruh mata

seperti melahap tubuhnya.

Alangkah beruntungnya

perempuan itu. Sudah

bangsawan, kaya, cantik

lagi. Dewa-dewa benar-

benar pilih kasih!2

Konflik:

Ya. Sadri memang

sering iri pada

Telaga, karena

perempuan itu

memiliki seluruh

kecantikan para

perempuan di desa3

Komplikasi:

Wayan! Di mana

1 Oka Rusmini, Tarian Bumi, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka, 2013), h. 4-5

2 Ibid., h. 4.

3 Ibid., h. 6.

Page 126: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

otakmu. Kau akan

mengambil

junjunganmu

sendiri? Orang yang

seharusnya kita

lindungi dan

hormati. Keluarga

kita hidup dari

keluarga griya.

Mereka yang

menolong keluarga

ini agar bisa tetap

makan. Apa dosaku

sehingga punya anak

setolol kamu!4

Klimaks:

Hidup Telaga jadi

berubah total.

Bangun pagi-pagi

tidak ada pelayan

yang menyiapkan

segelas susu dan roti

bakar. Yang ada

hanya segelas air

putih. Itu pun air

putih kemarin.

Telaga meneguknya.

Matanya sedikit

berair.5

Leraian:

Meme, bicaralah pada

tiang! Telaga mengetuk

pintu kamarnya. Tidak ada

suara. Perempuan itu

4 Ibid., h. 137.

5 Ibid., h. 146.

Page 127: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

benar-benar perempuan

keras kepala. Telaga terus

berteriak.6

Selesaian:

Aku tidak pernah meminta

peran sebagai Ida Ayu

Pidada. Kalaupun hidup

terus memaksaku

memainkan peran itu, aku

harus menjadi lakon yang

baik. Dan hidup harus

bertanggung jawab atas

permainan gemilangku

sebagai Telaga.7

3 Latar Tempat:

- Griya

- Pura

- Sanggah

- Rumah Wayan

Waktu

- Pagi Hari

- Siang Hari

- Malam Hari

- 30 September

Suasana:

- Sedih

Pura:

Suasana pura semakin

menggelisahkan. Sesaji

sudah berada di hadapan

Telaga. Mertuanya duduk

di atas balai bambu. Hari

semakin gelap bau daun

beringin keras

menghantam hidung

Telaga.8

(Catatan: Guru hanya

mencantumkan satu

6 Ibid., h. 173.

7 Ibid., h. 175.

8 Ibid., h. 174.

Page 128: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

- Menegangkan

- Tenang

- Gelisah

- Senang

contoh kutipan untuk

jawaban latar, jawaban

kutipan untuk latar

lainnya disesuaikan

dengan jawaban peserta

didik)

4 Tokoh dan

Penokohan

- Telaga (cantik,

pandai menari, kuat

pendirian, dan tidak

mudah putus asa,)

- Luh Sekar/Jero

Kenanga (cantik,

ambisius, dan

pandai menari)

- Ida Ayu Sagra

Pidada/Nenek

Telaga (tegas, lemah

lembut, penyayang,

dan

bertanggungjawab)

- Luh Kambren

(pendirian kuat,

tegas, penyayang,

dan pandai menari)

- Luh Sadri

(mempunyai sikap

iri dan membenci)

Telaga:

Suasana pura

semakin

menggelisahkan.

Sesaji sudah berada

di hadapan Telaga.

Mertuanya duduk di

atas balai bambu.

Hari semakin gelap

bau daun beringin

keras menghantam

hidung Telaga.9

(Catatan: Guru hanya

mencantumkan satu

contoh kutipan untuk

jawaban Tokoh dan

penokohan, jawaban

kutipan untuk tokoh dan

penokohan lainnya

disesuaikan dengan

jawaban peserta didik)

9 Ibid., h. 174.

Page 129: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

5 Sudut Pandang Sudut pandang orang

ketiga mahatahu

Bagi Telaga, dialah

lelaki idiot yang

harus dipanggil

dengan nama yang

sangat agung, Aji,

ayah. Menjijikan

sekali! Lelaki yang

tidak bisa bersikap!

Lelaki yang hanya

bisa membanggakan

kelakiannya.

Bagaimana mungkin

dia bisa dipercaya?

Ketololannyalah

yang membuat

seorang perempuan

kecil bernama Ida

Ayu Telaga Pidada

menyesal harus

memanggil lelaki itu

dengan panggilan

terhormat.10

6 Gaya Bahasa Bahasa yang digunakan

sederhana dan mudah

dipahami, walaupun

terdapat bahasa daerah

Bali. Penulis

menggunakan beberapa

gaya bahasa untuk

menyampaikan sesuatu.

Gaya bahasa yang

digunakan antara lain:

- Repetisi

Repetisi dan hiperbol

ada dalam kutipan yang

sama;

Jaga wibawa Meme

di depan orang-orang

Griya. Walaupun

Meme bukan seorang

Ida Ayu, Meme

yakin anak Meme

lebih Ida Ayu dari

berpuluh bahkan

beratus Ida Ayu.11

10

Ibid., h. 11. 11

Ibid., h. 68-69

Page 130: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

- Hiperbol

7 Amanat Novel ini memasuki

ranah ajaran moral.

Bahwa untuk mencapai

suatu keinginan

haruslah di ikuti dengan

usaha yang sungguh-

sungguh dan pantang

menyerah. Semangat

bekerja keras, dan tidak

mudah putus asa

menjadi butir penting

untuk dapat

mempertahankan diri di

tengah kehidupan dan

arus zaman yang

berubah setiap waktu.

Aku ingin

sembahyang,

Kenten. Bicara pada

para dewa agar

mereka tahu aku

sungguh-sungguh

ingin menjadi penari

joged. Aku ingin

mengangkat sekehe

joged ini. Aku ingin

para dewa berbicara

dengan tetua desa ini

bahwa aku pantas

menjadi penari.12

3. Rubrik Penilaian

Menentukan Unsur Inrtrinsik dan Pandangan Hidup

untuk dijadikan Pembelajaran

Skor

Mentukan tema yang terdapat dalam novel 10

Mentukan alur yang terdapat dalam novel 10

Mentukan latar yang terdapat dalam novel 10

Mentukan tokoh dan penokohan yang terdapat dalam novel 10

Mentukan sudut pandang yang terdapat dalam cerita novel 10

12

Ibid., h. 39.

Page 131: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

Mentukan Gaya bahasa yang terdapat dalam cerita novel 10

Mentukan amanat yang terdapat dalam novel 10

Menentukan pandangan hidup yang yang dapat dijadikan

pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari dari dalam novel

30

Total Nilai 100

Jakarta, Januari

2018

Mengetahui,

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Feti Indah Mailiah

NIP. - NIM. 1113013000002

Page 132: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

Lampiran 2

Sinopsis Novel Tarian Bumi

Kisah Tarian Bumi diawali dengan percakapan antara Telaga

dengan putrinya, Luh Sari. Kemudian dalam alur cerita Telaga mulai

flashback tentang kehidupan sebelumnya. Telaga merupakan seorang

anak perempuan yang mengalir padanya darah bangsawan (Brahmana)

yang sangat disegani oleh masyarakat Bali pada masa itu. Ia

merupakan seorang penari yang terkenal dan sangat piawai menari

Oleg. Ia juga mempunyai seorang teman perempuan bernama Luh

Sadri, seorang sudra yang juga merupakan seorang penari tetapi

ditabiatkan sebagai orang yang selalu iri kepada Telaga, walaupun

Telaga selalu bersikap baik padanya dan keluarganya. Sebagaimana

keturunan brahmana lainnya, ia bergelar Ida Ayu, sebuah gelar

kebangsawanan bagi perempuan Bali. Nama lengkapnya adalah Ida

Ayu Telaga Pidada.

Ibu Telaga adalah seorang keturunan sudra, yang bernama Luh

Sekar. Ibu Telaga ini dahulu sangat ambisius untuk menjadi wanita

brahmana karena ia sangat ingin keluar dari kemiskinan hidup, dan

ingin menjadi seseorang yang dihormati dan disegani, tidak ingin

dianggap remeh lagi oleh masyarakat sekitar. Luh Sekar mengambil

jalan tercepat dalam menaikan kelasnya yaitu dengan cara menjadi

seorang penari yang tercantik dan tersohor agar bisa memikat dan

menikahi seorang lelaki dari kalangan brahmana. Menikah dengan

laki-laki brahmana adalah suatu pencapaian terbesarnya. Ia seorang

perempuan sudra di mana jika ingin naik kelas kalangan brahmana

maka harus dipersunting dengan lelaki brahmana.

Perjuangan Luh Sekar untuk meraih kasta Brahmana bukanlah

perjuangan yang mudah. Luh Sekar si penari yang tersohor di desa

Page 133: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

ingin mencoba menaikan kelasnya. Ia ingin mengubah nasib

kehidupannya dengan mengubah derajat kemanusiaannya di mata

masyarakat. Ia menceritakan kepada Luh Kenten agar mencarikan

untuknya seorang Ida Bagus. Apapun akan ia lakukan demi

mendapatkannya. Selain penari yang piawai, ia memiliki paras dan

tubuh yang cantik, jadi tidak sulit untuk memikat lelaki Brahmana.

Obsesi Luh Sekar terwujud kemudian ia disunting oleh seorang laki-

laki Brahmana bernama Ida Bagus Ngurah Pidada. Luh Kenten yang

diam-diam menyukai pesona tubuh sahabatnya, meminta imbalan agar

sebelum upacara perkawinan Luh Sekar dengan Ida Bagus Ngurah

Pidada, ia ingin tidur bersama Luh Sekar dan Luh Sekar

menyanggupinya.

Kemudian, Luh Sekar diberi gelar kebangsawannya dengan

mengganti nama Jero Kenanga. Luh Sekar memasuki hidup baru.

Mengubah namanya dan mengubah kehidupannya. Ternyata bukan hal

mudah menyesuaikan diri dalam Griya (sebutan rumah bagi kalangan

Brahmana) di masa-masa awal, Luh Sekar tidak mendapatkan cinta

dari suaminya, yang didapatkannya adalah derajat yang tinggi,

kekayaan dan gaya hidup yang berubah dari sebelumnya. Penderitaan

dan pandangan miring tentang keluarganya sudah terhapus. Jero

Kenanga puas mendaptkan hal itu meski ia tidak mendapatkan cinta

yang tulus dari suaminya yaitu Ida Bagus Ngurah Pidada karena,

suami yang merubah kehidupannya itu ternyata adalah seorang lelaki

penuh nafsu terhadap perempuan.

Kehidupan di Griya adalah kehidupan yang penuh aturan dan

miskin kebebasan, aturan adat yang begitu kuat dan mengikat. Dalam

hal ini Jero Kenanga harus berhadapan dengan mertuanya yang murni

seorang Brahmana. Otoritas sang mertua terus beranjut sampai Telaga

lahir. Sebagai anak yang terlahir dari keluarga Brahmana, jelas Telaga

dibesarkan dengan beragam tata krama dan aturan keagamaan. Telaga

banyak belajar tentang makna kehidupan dari dua orang terdekatnya

Page 134: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

yang masing-masing memiliki latar belakang yang berbeda. Aroma

hidup Luh Sekar (Jero Kenanga) dan neneknya akan membayangi

Telaga dalam mengarungi hidup. Selain dari kedua wanita itu, Telaga

juga banyak belajar mengenai kehidupan dari guru tarinya, Luh

Kumbren. Luh Kumbren adalah simbol idealisme penari Bali tulen

yang tak hiraukan zaman. Hidupnya hanya untuk menari, karena ia

yakin mendapat taksu yaitu kekuatan supranatural dari dewa tari untuk

hidup sebagai penari.

Pada dasarnya kehidupan Telaga di Griya juga menderita,

walau fasilitas yang sangat lengkap tapi baginya ia sangat terkekang

oleh aturan-aturan ibu dan neneknya. Ia merasa tidak bebas

berpendapat terlebih jujur akan hal-hal yang ingin di lakukan, hingga

dalam memilih pakaian sajapun harus menurut apa kata ibunya. Ketika

dewasa, Telaga mulai muncul di hatinya rasa cinta. Rasa cinta kepada

seorang laki-laki Sudra, Wayan Sasmitha. Wayan laki-laki yang

memiliki pesona bagi para gadis desa. Berbagai macam pertentangan

terjadi disini. Di mana pertentangan perkawinan antara kalangan

Brahmana dan Sudra sangat tidak disetujui oleh pakem kebudayaan

Bali. Tetapi perasaan Telaga yang sulit untuk dibendung lagi. Ia ingin

merasakan kebebasan untuk memilih jalan hidupnya. Hingga akhirnya

Telaga memilih jalannya untuk hidup bersama Wayan Sasmitha.

Telaga merasa telah siap dengan berbagai konsekuensinya, yaitu

melepas gelar kebangsawanannya dan akan hidup sebagai perempuan

Sudra.

Meskipun banyak rintangan dan penderitaan yang dialami oleh

Telaga, dari mulai ibu mertua yang dari awal tidak menyetujui

pernikahan Telaga dengan Wayan, hingga Telaga sudah menjadi istri

Wayan ia selalu bersikap kasar dan memarahinya. Ditambah lagi

dengan adik ipar yang angkuh dan tidak peduli terhadapnya.

Penderitaan dan bebannya bertambah ketika Wayan suaminya

meninggal. Tetapi Telaga selalu meyakini dirinya bahwa tidak akan

Page 135: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

menyesalkan atas pilihan hidupnya dan tetap tegar menjalani

pilihannya walau berat dan pahit ia harus kuat, tujuan hidupnya adalah

anak sematawayangnya yaitu demi masa depan Luh Sari. Karena

menurut Telaga, “Kebahagiaan itu sulit digambarkan. Juga tidak bisa

diucapkan. Kadang-kadang sesuatu yang tidak bernilai bisa membuat

kita tentram, lalu beberapa detik kemudian tenggut lagi. Tiang tidak

tahu bagaimana merasakan kebahagiaan itu sendiri. Terlalu mahal.”1

1 Op.Cit, h.170

Page 136: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;
Page 137: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;
Page 138: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;
Page 139: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;
Page 140: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;
Page 141: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;
Page 142: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;
Page 143: PANDANGAN HIDUP TOKOH UTAMA DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43185/2/FETI... · Semoga Mamah dan Ayah selalu dalam lindungan Allah dan selalu berbahagia;

PROFIL PENULIS

Feti Indah Mailiah dipanggil dengan sapaan Feti,

lahir di Jakarta, pada tanggal 14 September 1995

merupakan anak keempat dari empat bersaudara,

satu-satunya anak perempuan dari pasangan H.

Muhammad Ali Syahdan dan Hj. Maimunah.

Penulis pernah menempuh pendidikan formal di TK

Nurul Mutaalimin, MI Nurul Mutaalimin, MTS N

13 Jakarta, MAN 4 Jakarta, kemudian melanjutkan

studi di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta jurusan Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia.

Penulis adalah seorang wanita yang memilki hobi bernyanyi. Pada awalnya penulis

enggan menunjukan suara dan memendam saja, tetapi karena dorongan teman-teman

untuk ikut audisi menyanyikan puisi yang diadakan di kelas akhirnya penulis

mengiyakan dan terpilih menjadi vokalis dari grup Nada Renjana. Alhamdulillah

grup kami sering mengisi kegiatan seminar jurusan, lomba dan acara-acara besar

sastra yang dibuat jurusan. Selain bernyanyi, penulis juga gemar memasak dan merias

wajah teman-teman dalam rangka kegiatan wisuda, walau tak terlalu mahir tapi teman

percaya dan suka. Selama menjadi mahasiswa di UIN Jakarta penulis mendapatkan

banyak pengalaman antara lain; Menjadi divisi keagamaan HMJ PBSI pada tahun

2014, menjadi pengisi suara dalam Teater El-Na’ma pada pementasan Petruk dan

Hilangnya Jimat Kalimasada yang dipentaskan di Gelanggang Remaja Bulungan

Jakarta pada tahun 2016, pernah menjadi bagian dari UKM HIKMA dan PSM

walaupun memang tidak aktif, tetapi pengalaman itu sangat melekat dan berharga

bagi penulis banyak ilmu yang didapatkan. Selain itu, hal yang paling berkesan bagi

penulis adalah ketika penulis melakukan pementasan drama Operet Doel Kotjek yang

dipentaskan di Aula Student Centre pada tahun 2016. Karena penulis merasakan

kenikmatan dalam kegiatan perkuliahan dan latihan drama di mana keduanya

bercampur menjadi kesatuan yang utuh luar biasa bersama teman-teman PBSI

seperjuangan sehingga kami menjadi erat dan kompak. Terima kasih kepada teman-

teman seperjuangan yang telah menjadi warna dalam hidupku.