Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
-
Upload
fair-nurfachrizi -
Category
Education
-
view
57 -
download
1
Transcript of Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
PANCASILA sebagai PANCASILA sebagai SISTEM FILSAFATSISTEM FILSAFAT
Filsafat dari bahasa Yunani: “philos” yang berarti “cinta”; dan “sophia” berarti “pengetahuan yang bijaksana” dengan demikian, secara sederhana Filsafat berarti “mencintai hal-hal yang bersifat bijaksana”.
Dalam bentuk kerja, (ber) filsafat berarti usaha ke arah keutamaan mental.
OBYEK KAJIAN FILSAFATOBYEK KAJIAN FILSAFAT
• Object materia filsafat: segala sesuatu baik yang bersifat material kongkrit maupun yang bersifat abstrak.
• Object forma filsafat: adalah cara memandang seorang peneliti (filusuf) terhadap object materia.
LINGKUP PENGERTIAN FILSAFAT (LPF)LINGKUP PENGERTIAN FILSAFAT (LPF)
• Filsafat sebagai suatu kebijaksanaan yang rasional dari segala sesuatu (memutuskan);
• Filsafat sebagai suatu sikap dan pandangan hidup(dasar pertimbangan);
• Filsafat sebagai suatu kelompok persoalan (fundamental-hakiki);
• Filsafat sebagai suatu kelompok teori dan sistem pemikiran (hasil dari kerja filusuf)
Lanjutan LPFLanjutan LPF
• Filsafat sebagai suatu proses kritis dan sistematis dari segala pengetahuan manusia;
• Filsafat sebagai usaha untuk memperoleh pandangan yang komprehensif;
SIMPULAN:• Filsafat sebagai produk• Filsafat sebagai suatu proses
CIRI-CIRI BERFIKIR SECARA CIRI-CIRI BERFIKIR SECARA KEFILSAFATANKEFILSAFATAN
• KRITIS• TERDALAM• KONSEPTUAL• KOHEREN• RASIONAL• KOMPREHENSIF
• UNIVERSAL• SPEKULATIF• SISTEMATIS• BEBAS
• Bersifat kritis: senantiasa mempertanyakan segala sesuatu, problema-problema, atau hal-hal lain yang sedang dihadapi manusia ( yang kemudian mengawali perkembangan ilmu pengetahuan ---induktif; induksi-deduksi dan verifikasi; falsifikasi).
• Bersifat mendalam: bukan hanya fakta-fakta yang sifatnya khusus dan empiris tetapi pada intinya terdalam yaitu substansinya yang bersifat universal.
• Bersifat konseptual: bukan persepsi saja tapi sampai pada pengertian yang bersifat konseptual yang merupakan hasil generalisasi serta abstraksi dari pengalaman yang bersifat khusus dan individual.
• Koheren (runtut): merupakan skema/bagan dari berbagai unsurnya dan tidak saling bertentangan.
• Bersifat rasional: bagan yang konsepsional dan runtut itu bagian-bagiannya berhubungan secara logis.
• Bersifat menyeluruh: tidak ada sesuatupun yang di luar jangkauannya.
• Bersifat universal: berusaha menemukan kenyataan kebenaran dengan berusaha untuk sampai pada suatu kesimpulan yang bersifat universal.
• Bersifat Spekulatif: pengajuan dugaan-dugaan yang masuk akal (rasional) yang melampaui batas-batas fakta. Hal ini merupakan semacam kegiatan akal budi manusia dengan melalui kemampuan imaginasi.
• Bersifat sistematis: tidak fragmentaris (terpecah-pecah) dan acak. Bagian-bagian dan diantara bagian-bagian berhubungan satu dengan lainnya, terjalin dalam suatu kerjasama dan saling tergantung.
CABANG-CABANG FILSAFAT:CABANG-CABANG FILSAFAT:
1. Metafisika: berkaitan dengan persoalan tentang hakekat yang ada
2. Epsitimologi: yang berkaitan dengan persoalan hakekat pengetahuan
3. Metodologi: yang berkaiatan dengan persoalan hakekat metode ilmiah
4. Logika: yang berkaitan dengan persoalan penyimpulan
5. Etika: yang berkaitan dengan persoalan moralitas
6. Estetika: yang berkaitan dengan persoalan keindahan
ALIRAN – ALIRAN METAFISIKAALIRAN – ALIRAN METAFISIKA
Segi Kuantitas: (berapa banyak susunan kenyataan)
• Monisme: hanya ada satu kenyataan yang terdalam
• Dualisme: adanya dua substansi pokok yang masing-masing berdiri sendiri
• Pluralisme: mengakui adanya banyak substansi
Segi kualitas: (dipandang dari segi sifatnya)
• Spiritualisme: bahwa kenyataan yang terdalam alam semesta adalah roh
• Materialisme: tidak ada hal yang nyata kecuali materi, pikiran dan kesadaran adalah hanya penjelmaan dari materi dan dapat dikembalikan pada unsur fisis.
Dari segi proses:• Mekanisme: semua gejala atau
peristiwa seluruhnya dapat diterangkan berdasarkan pada asas-asas mekanis.
• Teleologis: yang berlaku dalam kejadian alam bukanlah hukum sebab-akibat tetapi awal mulanya memang ada sesuatu kemauan atau kekuatan yang mengarah pada satu tujuan.
• Vitalisme: hidup tidak dapat dijelaskan secara fisik-kimiawi, karena berbeda dengan segala sesuatu yang tidak hidup.
EPISTIMOLOGIEPISTIMOLOGI• Cabang filsafat yang membahas
tentang hakekat pengetahuan manusia, yaitu tentang sumber, watak, dan kebenaran pengetahuan.
ALIRAN-ALIRAN : Rasionalisme: semua pengetahuan
bersumber pada pikiran atau rasio. Empirisme: semua pengetahuan
manusia diperoleh melalui pengalaman indera.
• Realisme: obyek-obyek yang kita cerap lewat indera adalah nyata dalam diri obyek tersebut.
• Kritisisme: bahwa akal menerima bahan-bahan pengetahuan dari empiri yang kemudian akal menempatkan, mengatur dan menertibkan dalam bentuk-bentuk pengamatan atas dasar ruang, dan waktu.
• Positivisme: pemikiran manusia untuk menemukan hukum-hukum dan saling hubungan lewat fakta.
• Skeptisme: penerapan indera adalah bersifat menipu atau menyesatkan. Untuk itu sebelum pengetahuan diakui benar dipersyaratkan adanya bukti.
PANCASILA SEBAGAI SUATU PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM FILSAFAT (PSF)SISTEM FILSAFAT (PSF)
• Setiap sila dari Pancasila pada hakekatnya merupakan suatu asas sendiri;
• Isi sila-sila Pancasila pada hakekatnya secara bersama-sama merupakan satu kesatuan dan keutuhan;
• Sila-sila Pancasila SECARA FILSAFATI PADA HAKEKATNYA MERUPAKAN SATU KESATUAN ORGANIK
Lanjutan PSFLanjutan PSF
• Antara sila-sila Pancasila saling berhubungan dan saling mengkualifikasi;
• Dasar pemikiran Pancasila adalah BERPUSAT PADA MANUSIA:
- Manusia – Tuhan - Manusia – diri manusia (sendiri) - Manusia – manusia lain - Manusia – bangsa
KESATUAN SILA-SILA KESATUAN SILA-SILA PANCASILAPANCASILA
•Susunan Pancasila bersifat Hierarkhis dan berbentuk Piramidal
•Rumusan hubungan Sila-sila Pancasila yang saling mengisi dan mengkualifikasi
SISTEMATIKA FILSAFAT SISTEMATIKA FILSAFAT PANCASILAPANCASILA
Bidang Ontologi: Penyelidikan tentang makna keberadaan (ada, eksistensi)
manusia, benda, alam semesta.
• Pancasila pada hakekatnya adalah manusia yang memiliki hakekat mutlak monopluralis
• Subyek pendukung pokok sila-sila Pancasila adalah manusia
• Manusia terdiri dari: susunan kodrat: raga dan jiwa sifat kodrat: sebagai makhluk individu dan makhluk sosial kedudukan kodrat: makhluk pribadi berdiri sendiri sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa
Bidang epistimologi:
Meneliti tentang sumber, syarat, susunan, metode dan validasi ilmu pengetahuan.
• Bangsa Indonesia sebagai kausa materialis Pancasila
• Akal manusia merupakan sumberdaya cipta
• Terdapat tiga tingkatan pemikiran: memoris, reseptif, kritis dan kreatif