Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka Dan Kaitannya Dengan Penegakan Supremasi

50
MAKALAH PKN Nama: AINUN ROHMAH Kelas: XI TKJ 1 SMK NEGERI 1 GEMPOL Tahun pelajaran 2013-2014

Transcript of Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka Dan Kaitannya Dengan Penegakan Supremasi

Page 1: Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka Dan Kaitannya Dengan Penegakan Supremasi

MAKALAH PKN

Nama: AINUN ROHMAH

Kelas: XI TKJ 1

SMK NEGERI 1 GEMPOL

Tahun pelajaran 2013-2014

Page 2: Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka Dan Kaitannya Dengan Penegakan Supremasi

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA DAN KAITANNYA DENGAN

PENEGAKAN SUPREMASI HUKUM

Pendahuluan

Penyimpangan implementasi pancasila pada masa orde lama dan orde baru,

berujung menimbulkan gerakan reformasi di Indonesia, sehingga terjadilah suatu

perubahan yang cukup besar dalam berbagai bidang terutama bidang kenegaraan,

hukum maupun politik. Konsekuensinya mengharuskan kita mengkaji ulang atas

pemahaman ilmiah tentang pancasila sebagai ideologi dan sebagai paradigma

kenegaraan.

Atas dasar pemahaman yang demikian itu, maka ada dua wacana ilmiah yang

patut dikemukakan, yaitu :

Pertama, Apa yang dimaksud dengan pancasila sebagai ideologi terbuka?

Kedua, Apa yang dimaskud dengan pancasila sebagai paradigma kenegaraan?

Dan terhadap jawaban kedua pertanyaan di atas dapat dipertanyakan lebih lanjut

bagaimana analisis yuridis kenegaraan didalam UUD 1945 ? kemudian apa

kaitannya dengan supremasi hukum yang merupakan gerakan mendasar reformasi

saat ini ?

Untuk menjawab secara ilmiah kedua wacana tersebut dapat dipahami dua

pengertian pokok, pengertian ideologi dan pengertian reformasi.

1. Pengertian tentang ideologi

Istilah “Ideologi” berasal dari kata “ideo” (cita-cita) dan “logy” (pengetahuan,

ilmu faham).

Menurut W. White definisi Ideologi ialah sebagai berikut :

“The sum of political ideas of doctrines of distinguishable class of group of

people” (ideologi ialah soal cita-cita politik atau dotrin (ajaran) dari suatu lapisan

masyarakatatau sekelompok manusia yang dapat dibeda-bedakan).

Sedangkan menurut pendapat Harold H Titus definisi ideologi ialah sebagai

berikut : “A term used for any group of ideas concerning various politicaland

economic issues and social philosophies often appliedto a systematic schema of

ideas held by group classes” (suatu istilah yang dipergunakan untuk sekelompok

Page 3: Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka Dan Kaitannya Dengan Penegakan Supremasi

cita-cita mengenai berbagai macam masalah politik dan ekonomi serta filsafat

sosial yang sering dilaksanakan bagi suatu rencana yang sistematik tentang cita-

cita yang dijalanakan oleh sekelompok atau lapisan masyarakat). (Drs Ismaun,

pancasila sebagai dasar filsafat atau ideologi negara republik Indonesia dalam

Heri Anwari Ais, Bunga Rampai filsafat pancasila, 1985 : 37).

“The term “isme” something used for these system of thought” (istilah isme/aliran

kadang-kadang dipakai untuk system pemikiran ini.

Dalam pengertian ideologi negara itu termasuk dalam golongan ilmu pengetahuan

sosial, dan tepatnya pada digolongkan kedalam ilmu politik (political sciences)

sebagai anak cabangnya. Untuk memahami tentang ideologi ini, maka kita

menjamin disiplin ilmu politik.

Didalam ilmu politik, pengertian ideologi dikenal dua pengertian, yaitu :

Pertama, pengertian secara fungsional dan

Kedua, pengertian secara structural

Ideologi dalam pengertian secara fungsional adalah ideologi diartikan seperangkat

gagasan tentang kebaikan bersama atau tentang masyarakat dan negara yang

dianggap paling baik. Sedangkan pengertian ideologi secara structural adalah

ideologi diartikan sebagai system pembenaran, seperti gagasan dan formula

politik atas setiap kebijakan dan tindakan yang diambil oleh penguasa.

Lebih lanjut ideologi dalam arti fungsional secara tipologi dapat dibagi dua tipe,

yaitu ideologi yang bertipe doktriner dan ideologi yang bertipe pragmatis.

Suatu ideologi digolongkan doktriner apabila ajaran-ajaran yang terkandung

dalam ideologi itu dirumuskan secara sistematis dan terinci dengan jelas,

diindotrinasikan kepada warga masyarakat, dan pelaksanaanya diawasi secara

ketat oleh aparat partai atau aparat pemerintah, komunisme merupakan salah satu

contohnya.

Suatu ideology digolongkan pada tipe pragmatis, ketika ajaran – ajaran yag

terkandung dalam ideology tersebut tidak dirumuskan secara sistematis dan

terinci, melainkan dirumuskan secara umum (prinsup-prinsipnya saja). Dalam hal

ini, ideology itu tidak diindoktrinasikan, tetapi disosisalisasikan secara fungsional

melalui kehidupan keluarga, sistem pendidikan, sistem ekonomi, kehidupan

agama dan sistem politik. Individualisme (liberalisme) merupakan salah satu

Page 4: Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka Dan Kaitannya Dengan Penegakan Supremasi

contoh ideology pragmatis.

Untuk memahami lebih dalam lagi contoh-contoh ideology, maka berikut ini kita

mencoba mengenal pijakan pemahaman terhadap empat ideology yang kita kenal

dalam wacana politik, yaitu :

Pertama, liberalisme

Kedua, konservatisme

Ketiga, sosialisme dan komunisme

Keempat, fasisme

2. Ideologi-ideologi Dunia

2.1 Liberalisme

Liberalisme tumbuh dari konstek masyarakat Eropa pada abad pertengahan

feudal, dimana sistem sosial ekonomi dikuasai oleh kaum aristrokasi feodal dan

menindas hak-hak individu. Liberalisme tidak diciptakan oleh golongan pedagang

dan industri, melainkan diciptakan oleh golongan intelektual yang digerakan oleh

keresahan ilmiah (rasa ingin tahu da keinginan untuk mencari pengetahuan yang

baru) dan artistic umum pada zaman itu.

Ciri-ciri ideology libertalisme sebagai berikut :

Pertama, demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang lebih baik,

Kedua, anggota masyarakat memiliki kebebasan intelektual penuh, termasuk

kebebasan berbicara

Ketiga, pemerintah hanya mengatur kehidupan masyarakat secara terbatas.

Keputusan yang dibuat hanya sedikit untuk rakyat sehingga rakyat dapat belajar

membuat keputusan untuk diri sendiri.

Keempat, kekuasaan dari seseorang terhadap orang lain merupakan hal yang

buruk. Oleh karena itu pemerintahan dijalankan sedemikian rupa sehingga

penyalahgunaan kekuasaan dapat dicegah.

Kelima, suatu masyarakat dikatakan berbahagia apabila setiap individu atau

sebagian terbesar individu berbahagia, kalau masyarakat secara keseluruhan

berbahagia, kebahagiaan sebagian besar individu belum tentu maksimal.

2.2 Konservatisme

Ketika liberalisme menggoncang struktur masyarakat feudal yang mapan,

golongan feudal berusaha mencari ideology tandingan untuk menghadapi

Page 5: Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka Dan Kaitannya Dengan Penegakan Supremasi

kekuasaan persuasive liberalisme. Dari sinilah muncul ideology konservatisme

sebagai reaksi atas paham liberalisme.

Paham konservatisme itu ditanda dengan gejala-gejala sebagai berikut :

Pertama, masyarakat yang terbaik adalah masyarakat yang tertata. Masyarakat

harus memiliki struktur (tata) yang stabil sehingga setiap orang mengetahui

bagaimana ia harus berhubungan dengan orang lain.seseorang akan lebih

memperoleh kebahagiaansebagai anggota suatu keluarga anggota gereja daan

anggota masyarakat daripada yang dapat diperoleh secara individual.

Kedua, untuk menciptakan masyarakat yang tertata dan stabil diperlukan suatu

pemerintah yang memiliki kekuasaan yang mengikat tetapi bertanggung jawab.

Paam konservatif berpandangan pengatura yang tepat atas kekuasaan akan

menjamin perlakuan yang samaterhadap setiap orang.

Ketiga, paham ini menekankan tanggung jawab pada pihak penguasa dalam

masyarakat untuk membantu pihak yang lemah. Posisi ini bertentangan dengan

pahamliberal yang berpandangan pihak yang lemah harus bertanggung jawab atas

urusan dan hidupnya. Sisi konservatif inilah yang menimbulkan untuk pertama

kali negara keseahteraan (welfare state) dengan program-program jaminan sosial

bagi yang berpenghasilan rendah.

Ciri lain yang membedakan antara liberalisme dan konservatisme adalah

menyangkut hubungan ekonomi dengan negara lain. Paham konservatif tidak

menghendaki pengaturan ekonomi (proteksi), melainkan menganut paham

ekonomi internasional yang bebas (persaingan bebas), sedangkan paham liberal

cenderung mendukung pengaturan ekonomi internasional sepanjang hal itu

membantu buruh, konsumen dan golongan menengah domestik.

2.3 Sosialisme dan komunisme

Sosialisme merupakan reaksi terhadap revolusi industri dan akibat-akibatnya.

Awal sosialisme yang muncul pada bagian pertama abad ke-19 dikenal sosialis

utopia. Sosialisme ini lebih didasarkan pada pandangan kemanusiaan

(humanitarian), dan meyakini kesempurnaan watak manusia. Penganut paham ini

berharap dapat menciptakan masyarakat sosialis yang dicita-citakan dengan

kejernihan dan kejelasan argumen, bukan dengan cara-cara kekerasan dan

revolusi. Sedang paham komunisme berkeyakinan perubahan system kapitalis

Page 6: Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka Dan Kaitannya Dengan Penegakan Supremasi

harus dicapai dengan revolusi, dan pemerintahan oleh dictator proletariat sangat

diperlukan pada masa transisi. Dalam masa transisi dengan bantuan negara

dibawah dictator proletariat, seluruh hak milik pribadi dihapuskan dan diambil

untuk selanjutnya berada pada kontrol negara.

Perbedaan sosialisme dan komunisme terletak pada sarana yang digunakan untuk

mengubah kapitalisme menjadi sosialisme. Paham sosialis berkeyakinan

perubahan dapat dan seyogyanya dilakukan dengan cara-cara damai dan

demokratis.

2.4 Fasisme

Fasisme merupakan tipe nasionalisme yang romantis dengan segala kemegahan

upacara dan symbol-simbol yang mendukungnya untuk mencapai kebesaran

negara.

Hal itu akan dapat dicapai apabila terdapat seorang pemimpin kharismatis sebagai

symbol kebesaran negara yang didukung oleh massa rakyat.. dukungan massa

yang fanatik ini tercipta berkat indoktrinasi, slogan-slogan dan symbol-simbol

yang ditanamkan sang pemimpin besar dan aparatnya. Fasisme ini pernah

diterapkan di Jerman (Hitler), Jepang, Italia (Mossolini), dan Spanyol.

Dewasa ini pemikiran fasisme cenderung muncul sebagai kekuatan reaksioner

(right wing) dinegara-negara maju, seperti skin ilead dan kluk-kluk klan di

Amerika Serikat yang berusaha mencapai dan mempertahankan supremasi kulit

putih.

3. Pengertian tentang reformasi

Makna serta pengertian reformasi dewasa ini banyak disalah artikan sehingga

gerakan masyarakat yang melakukan perubahan yang mengatasnamakan gerakan

reformasi juga tidak sesuai dengan gerakan reformasi itu sendiri. Hal ini terbukti

dengan maraknya gerakan masyarakat dengan mengatasnamakan gerakan

reformasi, melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan makna reformasi itu

sendiri, misalnya dengan pemaksaan kehendak dengan menduduki kantor suatu

instansi atau lembaga baik negeri atau swasta, dan tindakan lain yang justru tidak

mencerminkan sebagai reformis.

Makna “reformasi” secara etimologis berasal dari kata “reformation” dengan akar

kata “reform” yang secara semantic bermakna “make or become better by

Page 7: Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka Dan Kaitannya Dengan Penegakan Supremasi

removing or putting right what is bad or wrong” (oxford advanced leaner’s

dictionary of current English, 1980, dalam Wibisono 1998 : 1).

Secara harfiah reformasi memiliki makna : suatu gerakan untuk memformat

ulang, menata ulang atau menata kembali hal-hal yang menyimpang untuk

dikembalikan pada format atau bentuk semula sesuai dengan nilai-nilai ideal yang

dicita-citakan rakyat(Riswanda, 1998).

Oleh karena itu suatu gerakan reformasi memiliki kondisi syarat-syarat sebagai

berikut :

Pertama, suatu gerakan reformasi dilakukan karena adanya suatu penyimpangan-

penyimpangan. Masa pemerintahan ORBA banyak terjadi suatu penyimpangan –

penyimpangan, misalnya asas kekeluargaan menjadi “nepotisme” kolusi dan

korupsi yang tidak sesuai dengan makna dan semangat pembukaan UUD 1945

serta batang tubuh UUD 1945.

Kedua, suatu gerakan reformasi dilakukan harus dengan suatu cita-cita yang jelas

(landasan ideologis) tertentu, dalam hal ini pancasila sebagai ideology bangsa dan

negara Indonesia. Jadi reformasi pada prinsipnya suatu gerakan untuk

mengembalikan pada dasar nilai-nilai sebagaimana dicita-citakan oleh bangsa

Indonesia. Tanpa landasan visi dan misi ideology yang jelas maka gerakan

reformasi akan mengarah anarkisme, disintegrasi bangsa dan akhirnya jatuh pada

kehancuran bangsa dan negara Indonesia, sebagaimana yang telah terjadi di Uni

Soviet dan Yugoslavia.

Ketiga, suatu gerakan reformasi dilakukan dengan berdasar pada suatu acuan

reformasi. Reformasi pada prinsipnya gerakan untuk mengadakan suatu

perubahan untuk mengembalikan pada suatu tatanan structural yang ada, karena

adanya suatu penyimpangan. Maka reformasi akan mengembalikan pada dasar

serta sistem negara demokrasi, bahwa kedaulatan adalah ditangan rakyat

sebagaimana terkandung dalam pasal 1 ayat (2) UUD 1945. Reformasi harus

mengembalikan dan melakukan perubahan ke arah sistem negara hukum dalam

arti yang sebenarnya sebagaimana terkandung dalam penjelasan UUD 1945, yaitu

harus adanya perlindungan hak-hak asasi manusia, peradilan yang bebas dari

pengaruh penguasa, serta legalitas dalam arti hukum. Oleh karena itu reformasi itu

sendiri harus berdasarkan pada kerangka hukum yang jelas. Selain itu reformasi

Page 8: Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka Dan Kaitannya Dengan Penegakan Supremasi

harus diarahkan pada suatu perubahan ke arah transparasi dalam setiap

kebijaksanaan dalam penyelenggaraan negara karena hal ini sebagai manesfestasi

bahwa rakyatlah sebagai asal mula kekuasaan negara dan rakyatlah segaa aspek

kegiatan negara. Atau dengan prinsip, bahwa “Tiada Reformasi dan Demokrasi

tanpa supremasi hukum dan tiada supremasi hukum tanpa reformasi dan

demokrasi”.

Keempat, Reformasi diakukan ke arah suatu perubahan kearah kondisi serta

keadaan yang lebih baik dalam segala aspeknya antara lain bidang politik,

ekonomi, sosial budaya, serta kehidupan keagamaan. Dengan lain perkataan

reformasi harus dilakukan ke arah peningkatan harkat dan martabat rakyat

Indonesia sebagai manusia democrat, egaliter dan manusiawi.

Kelima, Reformasi dilakukan dengan suatu dasar moral dan etik sebagai manusia

yang berketuhanan yang maha esa, serta terjaminnya persatuan dan kesatuan

bangsa.

Atas dasar lima syarat-syarat di atas, maka gerakan reformasi harus tetap

diletakkan dalam kerangka perspektif pancasila sebagai landasan cita-cita dan

ideology, sebab tanpa adanya suatu dasar nilai yang jelas, maka reformasi akan

mengarah kepada disintegrasi, anarkisme,brutalisme, dengan dmikian hakekat

reformasi itu adalah keberanian moral untuk membenahi yang masih terbengkalai,

meluruskan yang bengkok, mengadakan koreksi dan penyegaran secara terus-

menerus, secara gradual, beradab dan santun dalam koridor konstitusional dan

atas pijakan/tatanan yang berdasarkan pada moral religius.

4. Pancasila sebagai ideologi terbuka

pancasila sebgaai filsafat bangsa / negara dihubungkan dengan fungsinya sebagai

dasar negara, yang merupakan lndasan ideal bangsa Indonesia dan negara republik

Indonesia dapat disebut pula sebagai ideologi nasional atau disebut juga sebagai

ideologi negara. Artinya pancasila merupakan ideologi yang dianut oleh negara

(penyelenggaraan negara dan rakyat) Indonesia secara keseluruhan, bukan milik

atau monopoli seseorang atau sekelompok orang, disamping masih adanya

beberapa ideologi yang dianut oleh masyarakat Indonesia yang lain, sepanjang

tidak bertentangan dengan ideologi negara, sebab Pancasila merupakan kristalisasi

nilai-nilai kebenaran yang telah dipilih oleh para pendiri negara ini, yang mana

Page 9: Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka Dan Kaitannya Dengan Penegakan Supremasi

lima dasar atau lima silanya merupakan satu rangkaian kesatuan yang tidak

terpisahkan walaupun terbedakan sebagai dasar dan ideologi pemersatu.

Sebagai suatu rumusan dasar filsafat negara atau dalam kedudukan sebagai

ideologi negara yang dikandung oleh pembukaan UUD 1945 ialah pancasila.

Rumusan pancasila itu dapat pula disebut sebagai rumusan dasar cita negara

(staatidee) dan sekaligus dasar dari cita hokum (rechtidee) negara republik

Indonesia.

Sebagai cita negara, ia dirumuskan berdasarkan cita yang hidup di dalam

masyarakat (volksgeemenshapidee) yang telah ada sebelum negara itu didirikan.

Memang sebelum negara republik Indonesia berdiri, masyarakatnya telah ada

sejak berabad-abad silam. Terbentuknya suatu masyarakat pada umumnya terjadi

secara alamiah. Masyarakat itu kemudian mengembangkan citanya sendiri, yang

berisi cita-cita, harapan-harapan, keinginan-keinginan, norma-norma dan bentuk-

bentuk ideal masyarakat yang dicita-citakannya. Cita negara dirumuskan

berdasarkan cita yang hidup dalam masyarakat tadi sebagai hasil refleksi filosofis.

Pertanyaan yang mendasar dan ilmiah adalah Apakah pancasila itu sebagai

Ideologi ? dan jika sebagai ideologi apakah sebagai ideologi tertutup atau ideologi

terbuka dan dimana letak terbukanya ?

Secara wacana akademik istilah ideologi pada walnya digunakan oleh seorang

filsuf Prancis, ANTOINE DESTUTT DE TRACY, yang diartikannya “ilmu

pengetahuan mengenai gagasan-gagasan (science of ideas). Istilah ini mula-mula

mengandung konotasi politik karena penggunaanya berhubungan dengan

epistmologi ilmu pengetahuan.

Dalam sejarahnya istilah ideologi baru berhubungan dengan kehidupan politik

setelah Napoleon Bonaparte dari Prancis menamakan semua orang yang

menentang gagasan-gagasan “patriotic” yang dikemukakannya sebagai kaum

“ideologis”. Bagi Napoleon, ideologi adalah pemikiran-pemikiran khayali kaum

idealis yang menghalang-halangi pencapaian tujuan-tujuan revolusioner.

Istilah ini semakin popular pada abad pertengahan ke 19 setelah KARL MARX

menerbitkan buku German Ideology. Menurut ideologi hanyalah kesadaran yang

palsu, ideologi adalah kesadaran sebuah kelas sosial dan ekonomi dalam

masyarakat demi mempertahankan kepentingan-kepentingan mereka.

Page 10: Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka Dan Kaitannya Dengan Penegakan Supremasi

Dan sejarah mencatat, berbagai akibat yang ditimbulkan oleh ideologi KARL

MARX, sejak kemenangan revolusi kaum Bolsjevik di Rusia pada tahun 1926

sampai masa keruntuhan kemunisme pada tahun-tahun belakangan ini.

Kajian komprehensif dari segi sosiologi pengetahuan mengenai ideologi

dipelopori oleh KARL MANNHEIM. Tokoh ini menerima dasar pemikiran Karl

Max bahwa ideologi adalah “kesadaran kelas”. Mann Heim membuat dua kategori

ideologi, yaitu :

Pertama, Ideologi yang bersifat particular

Kedua, Ideologi yang bersifat menyeluruh

Pada kategori pertama dimaksudkannya sebagai keyakinan-keyakinan yang

tersusun secara sistimatis dan terkait erat dengan kepentingan suatu kelas sosial

dalam masyarakat.

Sedangkan pada kategori kedua diartikannya sebagai suatu system pemikiran yang

menyeluruh mengenai semua aspek kehidupan sosial. Ideologi dalam kategori

kedua ini bercita-cita melakukan transformasi sosial secara besar-besaran menuju

bentuk tertentu. Jadi Mann Heim menganggap ideologi pada kategori kedua ini

tetap berada dalam batas-batas yang realistic dan berbeda dengan “utopia” yang

hanya berisi gagasan-gagasan besar yang hampir tidak mungkin dapat

diwujudkan.

Pertanyaannya adalah apakah pancasila adalah ideologi dalam kategori pertama

atau pada ideologi pada kategori kedua ?

Bagi bangsa Indonesia ideologi tentu bukan kesadaran sebuah kelas sebagaimana

dipahami KARL MARX. Cara pandang kenegaraan bangsa Indonesia menolak

penggunaan analisis kelas karena negara diciptakan untuk semua. Negara

mengatasi paham golongan dan paham perseorangan, demikian ditegaskan dalam

penjelasan umum UUD 1945, jadi ideologi negara dimaksudkan untuk mengatasi

kemungkinan adanya paham golongan-golongan di dalam masyarakat karena

keberadaan golongan-golongan itupun diakui oleh ketentuan pasal 2 UUD 1945.

penjelasan atas pasal ini menerangkan bahwa yang dimaksud dengan golongan-

golongan ialah badan-badan seperti koperasi, serikat sekerja, dan badan-badan

kolektif lain.

Dengan demikian dari dua kategori ideologi yang dikemukakan oleh Mann Heim

Page 11: Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka Dan Kaitannya Dengan Penegakan Supremasi

di atas, ideologi pancasila dapat digolongkan sebagai ideologi menyeluruh.

Memang lima sila didalam pancasila itu mengandung cirri universal sehingga

mungkin saja ia ditemukan dalam gagasan berbagai masyarakat dan bangsa di

dunia. Letak kekhasan dan orsinilitasnya sebagai dasar filsafat dan ideologi negara

republik Indonesia ialah, kelima sila itu digabungkan dalam kesatuan yang

integrative, bulat dan utuh.

Dan sebagai ideologi bersifat menyeluruh, karena pancasila yang dirumuskan

dalam pembukaan UUD 1945 pada alinea keempat itu, ditafsirkan secara otentik

oleh konstitusi / UUD 1945 dalam pokok-pokok pikiran pembukaan UUD 1945,

oleh karena pancasila sebagai ideologi juga didalamnya sekaligus sebagai cita

hukum, artinya pancasila membimbing arah pembentukan hukum dalam

masyarakat. Sebagai norma-norma mendasar (staatfundamentalnorm) rumusan

pancasila bukan rumusan hukum yang bersifat operasional yang pelaksanaanya

dikenakan sanksi. Untuk membuat operasiaonal, negara membentuk berbagai

peringkat peraturan perundang-undangan.

Penyelenggara negara dalam mengoperasionalkan ideologi pancasila, maka harus

mengacu kepada penafsiran otentik dari pancasila, dan telah menjadi kesepakatan

para ahli hukum Indonesia, bahwa pokok-pokok pikiran dalam penjelasan umum

pembukaan UUD 1945 adalah tafsir otentik dari pancasila yang dirumuskan atas

dasar kesepakatan pendiri negara dan itulah yang kemudian kita sebut

PARADIGMA PANCASILA.

Kemudian dimana letak terbukanya sebagai ideologi, hal ini dapat ditelusuri dari

pernyataan dalam penjelasan umum, bahwa kita harus ingat dengan dinamika

negara dan jangan terlalu cepat membuat kristalisasi terhadap pikiran-pikiran yang

mudah berubah.

Contoh yang paling jelas adalah tentang konsep negara hukum yang dianut oleh

negara republik Indonesia didalam kontitusinya didasari dengan satu paradigma

yaitu dengan suatu prinsip “semangat para penyelenggara negara itu baik, maka

baiklah segalanya”. Bagaimana pijakan berpikirnya, penjelasan UUD 1945

menegaskan bahwa negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa bermakna

bahwa para penyelenggara negara berkewajiban “memelihara budi pekerti

kemanusiaan yang luhur”. Kepatuhan terhadap norma-norma moral berbeda

Page 12: Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka Dan Kaitannya Dengan Penegakan Supremasi

dengan kepatuhan terhadap norma-norma hukum, karena sangat bergantung pada

keinsafan batin setiap individu dan adanya kontrol yang kuat dari masyarakat.

Inilah yang dimaksud dengan istilah “semangat para penyelenggara negara”.

Keberadaan lembaga kontrol yang terdiri dari masyarakat, para cendikiawan,

ulama, tokoh-tokoh masyarakat, dan kalangan pers menjadi sangat penting untuk

“mengawasi”, perilaku para lagislator dalam merumuskan norma-norma hukum,

maupun prilaku para penyelenggara negara.

Oleh karena itu di era reformasi ini, pancasila sebenarnya dapat dijadikan

paradigma reformasi, apabila keberadaaan civil society yang kuat dan berprilaku

democrat, egaliter dan manusiawi. Civil society adalah elemen kunci dalam

menentukan terwujudnya masyarakat demokratis yang efektif. Civil society

mungkin ada tanpa demokrasi, tetapi demokrasi tidak bias ada tanpa civil society

yang kuat.

Salah satu parameter civil society yang kuat adalah adanya gerakan masyarakat

terhadap tegaknya supremasi hukum didalam negara dmokrasi yang sekaligus

negara hukum.

Pertanyaanya adalah dapatkah pancasila sebagai paradigma reformasi hukum ?

Jawaban atas pertanyaan ini adalah tergantung pemahaman penyelenggara negara

dan pemerintah terhadap konsep negara hukum menurut paradigma UUD 1945.

5. Supremasi Hukum dalam konsep negara hukum “pancasila”

Berbicara tentang supremasi hukum, kita harus berbicara tentang masyarakat

dimana hukum itu berlaku baik yang disebut masyarakat nasional maupun

internasional. Supremasi hukum didalam masyarakat nasional kita karena

didalamnya ada aturan yang disebut hukum. Secara sederhana kita dapat

mendefinisikan hukum sebagai aturan tentang tingkah laku manusia dimasyarakat

tertentu. Aturan yang disebut hukum tadi akan terkait dengan tindakan manusia

atau tingkah laku manusia didalam suatu masyarakat nasional yang mempunyai

berbagai macam aspek atau bidang, didalamnya ada bidang politik, bidang

ekonomi, bidang sosial, bidang budaya, pendidikan dan juga keamanan. Didalam

berbagai bidang itulah manusia melakukan tingkah laku dan manusia satu dengan

yang lain melakukan interaksi dan interaksi itu berjalan secara tertib, maka

dibutuhkan aturan yang disebut hukum. Oleh karena itu ketika kita akan berbicara

Page 13: Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka Dan Kaitannya Dengan Penegakan Supremasi

tentang supremasi hukum maka timbul beberapa pertanyaan yang perlu mendapat

jawaban secara jelas yaitu apa dimaksud dengan supremasi hukum, untuk apa

supremasi hukum itu ditegakkan dan bagaimana caranya supremasi hukum itu

bisa diwujudkan. Tetapi kita pertanyaan tadi dialam kehidupan masyarakat

nasional pada akhirnya bermuara kepada apa yang disebut terwujudnya negara

hukum.

Ketika kita berbicara tentang negara hukum yang disebut supremasi hukum itu

tentu saja tidak akan lepas dari konsepsi dasar yang dipakai sebagai landasan

untuk menciptakan sebuah negara nasional yang pada tataran kenegaraan dan

hukum tertinggi disebut konstitusi atau Undang-undang dasar. Ini merupakan

dasar yang bersifat universal yang berlaku pada tiap-tiap negara. Oleh karena itu

ketika kita harus berbicara secara kongkrit tentang supremasi hukum di Indonesia

pada umumnya dan khususnya Kalimantan Barat pada khususnya, kita tidak bisa

lain kecuali kembali harus melihat kembali kepada konstitusi atau UUD 1945

sebagai hukum dasar tertulis yang berlaku seluruh republik Indonesia.

Jika berbicara dalam tataran koridor konstitusional, maka persoalan supremasi

hukum yang hanya mungkin terwujud didalam sebuah masyarakat nasional yang

disebut negara hukum konstitusional, yaitu suatu negara dimana setiap tindakan

dari penyelenggara negara : pemerintah dan segenap alat perlengkapan negara di

pusat dan didaerah terhadap rakyatnya harus berdasarkan atas hukum-hukum yang

berlaku yang ditentukan oleh rakyat / wakilnya didalam badan perwakilan rakyat.

Dan dalam wacana politik modern, maka dalam paktek negara demokrasi dengan

sendirinya negara hukum. Sesuai prinsip kedaulatan rakyat yang ada, didalam

negara demokrasi hukum dibuat untuk melindungi hak-hak azasi manusia warga

negara, melindungi mereka dari tindakan diluar ketentuan hukum dan untuk

mewujudkan tertib sosial dan kepastian hukum serta keadilan sehingga proses

politik berjalan secara damai sesuai koridor hukum/konstitusional.

UUD 1945 sebenarnya telah mempunyai ukuran-ukuran dasar yang bisa dipakai

untuk mewujudkan negara hukum dimana supremasi hukum akan diwujudkan.

Kalau kita pelajari UUD 1945 dengan seksama ada sebuah kalimat dalam kaitan

dengan apa disebut negara hukum yang secara jelas disebutkan bahwa “Indonesia

adalah negara berdasar atas negara hukum, tidak berdasar atas kekuasaan belaka”

Page 14: Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka Dan Kaitannya Dengan Penegakan Supremasi

ini sebenarnya Grundnorm yang telah diberikan oleh Fonding father yang

membangun negara ini. Bagaimana kita akan menyusun negara hukum,

bagaimana negara hukum itu akan diarahkan, dalam arti untuk apa kita wujudkan

negara hukum ini, sekaligus dituntut untuk menegakkan hukum sebagai salah satu

piranti yang bisa dipergunakan secara tepat didalam mewujudkan keinginan atau

cita-cita bangsa. Formula UUD 1945 tersebut mengandung pengertian dasar

bahwa didalam negara yang dibangun oleh rakyat Indonesia ini sebenarnya diakui

adanya dua faktor yang terkait dalam mwujudkan negara hukum, yaitu satu factor

hukum dan yang kedua factor kekuasaan. Artinya hukum tidak bisa ditegakkan

inkonkreto dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat tanpa

adanya kekuasaan dan dimanesfestasikan pada adanya apa yang UUD disebut.

Kata penyelenggara negara di bidang Legislatif, Eksekutif dan Yudikatif.

Sebaliknya pembentukan kekuasaan dan penggunaan kekuasaan sama sekali tidak

boleh meninggalkan factor hukum tersebut oleh karena hukum yang berupa

Grundnorm dalam UUD 1945 ini memberikan dasar terhadap terbentuknya

kekuasaan yaitu kedaulatan rakyat. Artinya rakyat yang berdaulat bukan negara

yang berdaulat dan hukum juga memberikan dasar terhadap penggunaan

kekuasaan tersebut hingga penggunaan kekuasaan yang ada pada negara tidak

boleh diterapkan semena-mena tanpa ada dasar hukumnya yang jelas. Dengan

demikian maka kekuasaan yang ada pada negara pada saat diterapkan harus

menghormati kewenangan-kewenangan yang sifat terbatas diberikan kepada

aparat negara. Begitu juga hukumlah yang menentukan arah kemana kekuasaan

negara itu dipergunakan dan menentukan tujuan-tujuan apa yang hendak dicapai

dengan menggunakan kekuasaan tersebut. Yang idak boleh dilupakan adalah

bahwa hukum tidak hanya memberi dasar, tidak hanya memberi arah, tidak hanya

menentukan tujuan, tetapi hukum juga menentukan cara atau prosedur bagaimana

kekuasaan itu diterapkan didalam praktek penyelenggaraan negara.

Dengan demikian dua factor hukum dan kekuasaan, tidak bisa dilepaskan satu

sama lain, bagaikan lokomotif dan relnya serta gerbong yang ditarik lokomotif.

Artinya hukum tidak bisa ditegakkan bahkan lumpuh tanpa adanya dukungan

kekuasaan. Ebaliknya kekuasaan sama sekali tidak boleh meninggalkan hukum,

oleh karena apabila kekuasaan dibangun dan tanpa mengindahkan hukum, yang

Page 15: Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka Dan Kaitannya Dengan Penegakan Supremasi

terjadi adalah satu negara yang otoriter. Fungsi kekuasaan pada hakekatnya adalah

memberikan dinamika terhadap kehidupan hukum dan kenegaraan sesuai norma-

norma dasar atau grundnorm yang dituangkan dalam UUD 1945 dan kemudian

dielaborasi lebih lanjut secara betul dalam hirarki perundang-undangan yang jelas.

Jika dipahami dengan benar pemahaman dan norma ini sebenarnya secara

konsepsional Indonesia memiliki landasan yang kuat untuk mewujudkan negara

hukum konstitusional yang demokratis dan dengan dengan demikian secara

konsepsiaonal supremasi hukum telah dijamin eksistensinya oleh UUD 1945.

Artinya secara implementasi pemecahan-pemecahan segala dibidang politik,

ekonomi, sosial, budaya, pendidikan dan lain-lain menggunakan legal approach

dan apabila mau menggunakan pendekatan kekuasaan itu harus didasarkan atas

hukum.

Dan memang setiap transisi dalam demokrasi pasti memiliki masalah khusus.

Masalah yang pokok terutama terkait dengan (1) kultur politik dan juga (2)

struktur politik. Demokrasi memerlukan adanya kultur dan struktur yang

mendukung proses-proses demokratisasi. Dua hal ini biasanya belum terbentuk

dengan baik dalam masyarkat transisi, seperti Indonesia saat ini, atau Kal-Bar

khusus saat ini. Di Indonesia, pasca orde baru, belum ada kultur demokrasi yang

kuat (misalnya tradisi berbeda pendapat, toleransi, dialog terbuka, tradisi

melakukan advokasi, prilaku yang menjunjung hukum dan moral religius dalam

menghadapi persoalan secara jernih). Struktur politik yang ada saat ini juga belum

cukup demokratis, karena diperlukan adanya perubahan structural yang harus

diawali dengan perubahan atau amandemen UUD 1945 dan atau produk-produk

hukum yang bertipe represif, ke arah otonom, dan bertipe responsive.

Dengan dmkian demokrasi modern selalu hadir dalam wadah negara hukum,

sehingga sering disebut sebagai negara hukum konstitusional. Ciri yang mendasar

dari demokrasi kontitusional yang demokratis adalah gagasan bahwa pemerintah

yang demokratis adalah pemerintah yang terbatas kekuasaannya dan tidak

dibenarkan bertindak sewenang-wenang terhadap warga negaranya. pembatasan-

pembatasan atas kekuasan pemerintah tercantum dalam konstitusi, sehingga sering

disbut “pemerintah berdasar atas konsttusi” (constitutional goverment), yang juga

sama dengan limited government atau restrained government.

Page 16: Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka Dan Kaitannya Dengan Penegakan Supremasi

Kemudian dimana letak kaitan pancasila sebagai ideology dengan supremasi

hukum ?

Supremasi hukum baru dapat ditegakkan apabilapara penyeleggara negara

berprilaku democrat, egaliter dan manusiawi yang dijiawai oleh nilai-nilai

ideology pancasila, artinya letak persoalan pokoknya belum tegaknya supremasi

hukum bukan pada konsepsi negara hukumnya, bukan konsepsi dasar ideology

negara pancasila yang tidak bisa memenuhi tantangan jaman, tetapi terletak pada

praktek penyelenggara negara disemua bidang yang telah meninggalkan unsur-

unsur iotanamkan oleh UUD 1945, yaitu semangat penyelenggara negara.

Terutama butir 4 dari pokok-pokok pikiran yang tercantum dalam

pembukaanUUD 1945 yang mengandung isi yang mewajibkan kepada pemerintah

dan lain-lain penyeleggara negara untuk budi pekerti kemanusiaan yang luhur

dengan memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur, yang digali

berdasarkan nilai-nilai ketuhan yang maha esa (moral religius), nilai-nilai

kemanusiaan yang adil dan beradab (harkat dan martabat manusia dan hakhak

azasi manusia), nilai-nilai persatuan dan kesatuan, nilai-nilai kerakyatan dan prisip

musyawarah mufakat, prinsip perwakilan, dan nilai-nilai keadilan kebenaran

untuk mewujudkan keadilan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat

Indonesia.

Page 17: Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka Dan Kaitannya Dengan Penegakan Supremasi

SISTEM PEMERINTAHAN

PENGERTIAN PEMERINTAHAN

a. Dalam arti luas : Pemerintahan adalah perbuatan memerintah yang dilakukan oleh

badab legislatif, eksekutif, dan yudikatif di suaru negara dalam mencapai tujuan

negara.

b. Dalam arti sempit : Pemerintahan adalah perbuatan memerintah yang dilakukan

oleh badan eksekutif beserta jajarannya dalam mencapai tujuan negara.

c.  Mmenurut Utrecht ada 3 pengertian :

     1. Pemerintahan adalah gabunagn dari semua badan kenegaraan yang memiliki

kekuasaan  untuk memerintah (legislatif,Eksekutif, Yudikatif).

     2. Pemerintahan adalah gabungan badan-badan kenegaraan tertinggi yang

memiliki kekuasaan memerintah (Presiden, Raja, Yang dipertuan Agung).

     3.  Pemerintahan dalam arti kepala negara (Presiden) bersama kabinetnya.

e.  Menurut Offe Pemerintahan adalah hasil dari tindakan administratif dalam

berbagai bidang, bukan  hanya hasil dari pelaksanaan tugas pemerintah dalam

melaksanakan undang-undang melainkan hasil dari kegiatan bersama antara

lembaga pemerintahan dengan klienmasing-masing.

f. Menurut Kooiman Pemerintahan adalah proses interaksi antara berbagai aktor

dalam pemerintahan dengan kelompok sasaran atau berbagai individu masyarakat.

g.  Menurut Austin Ranney pemerintahan adalah proses kegiatan pemerintah dalam

membuat dan menegakkan hukum dalam suartu negara.

h.  Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia pemerintahan berarti :

     1. Proses, cara, perbuatan memerintah.

     2. Segala urusan yang dilakukan negara dalam menyelenggarakan  kesejahteraan

rakyat dan kepentingan negara.

BENTUK PEMERINTAHAN KLASIK

a.  Ajaran Plato ada 5 bentuk pemerintahan :

     1. Aristokrasi adalah bentuk pemerintahan yang dipegang oleh kaum endekiawan

sesuai dengan pikiran keadilan.

     2. Timokrasi adalah bentuk pemerintahan yang dipegang oleh orang-orang yang

ingin mencapai kemasyhuran dan kehormatan.

     3.  Oligarki adalah bentuk pemerintahan yang dipegang oleh golongan hartawan.

Page 18: Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka Dan Kaitannya Dengan Penegakan Supremasi

     4.  Demokrasi adalah bentuk pemerintahanyang dipegang oleh rakyat jelata.

     5. Tirani adalah bentuk pemerintahan yang dipegang oleh seorang tiran

(sewenang-wenang) dan jauh dari keadilan.

b.  Ajaran Aristoteles ada 6 bentuk pemerintahan :

     1. Monarki adalah bentuk pemerintahan yang dipegang oleh satu orang demi

kepentingan umum.

     2. Tirani adalah bentuk pemerintahan yang dipegang oleh seorang demi

kepentingan pribadi.

     3. Aristokrasi adalah bentuk pemerintahan yang dipegang oleh sekelompok

cendekiawan untuk kepentingan umum.

     4. Oligarki adalah bentuk pemerintahan yang dipegang oleh sekelompok

cendekiawan demi kepentingan kelompoknya.

     5. Politeia adalh bentuk Pemerintahan yang dipegang oleh seluruh rakyat untuk

kepentingan umum.

     6. Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang dipegang oleh orang-orang

tertentu demi kepentinagn sebagian orang.

--> 

c. Ajaran POLYBIOS yanitu dikenal denagn teori siklus Polybios, yang dapat

digambarkan sbb:

Page 19: Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka Dan Kaitannya Dengan Penegakan Supremasi

 

--> 

Keterangan :

MONARKI adalah bentuk pemerintahan yang pada mulanya kekuasaannya

atas nama rakyat dengan baik dan dipercaya tapi dalam perkembangannya

penguasa (Raja)  tidak lagi menjalankan pemerintahan untuk kepentingan umum

tapi menindas rakyat dan sewenang-wenang, maka bentuk ONARKMI bergeser

menjadi TIRANI.

Dalam situasi pemerintahan TIRANI muncullah perlawanan dari kaum

bangsawan dan pemerintahan diambil alih kaum bangsawan yang memperhatikan

kepentingan umum, maka pemerintahan TIRANI  bergeser

menjadi ARISTOKRASI.

ARISTOKRASI yang semula memperhatikan kepentingan umum tidak lagi

menjalankan keadilan tapi hanya mementingkan diri dan kelompoknya sehingga

pemerintahanARISTOKRASI bergeser ke OLIGARKI.

Dalam pemerintahan OLIGARKI yang tidak memiliki keadilan, maka

rakyat mengambil alih kekuasan untuk memperbaiki nasibnya. Rakyat

menjalankan kekuasaan negara demi kepentingan rakyat, maka

pemerintahan OLIGARKI bergeser ke DEMOKRASI.

Pemerintahan DEMOKRASI yang awalnya baik, lama kelamaan banyak

diwarnai kekacauan , KKN, kebobrokan dan hukum sulit ditegakkan sehingga

pemerintahanDEMOKRASI ini berpindah ke pemerintahan OKHLOKRASI.

Page 20: Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka Dan Kaitannya Dengan Penegakan Supremasi

Dari pemerintahan OKHLOKRASI ini muncul seorang yang berani dan

kuat yang dengan kekerasan dapat memegang pemerintahan, maka

pemerintahan OKHLOKRASIbergeser ke pemerintahan OLIGARKI kembali.

Dengan demikian menurut POLYBIOS antara pemerintahan yang satu

dengan lainnya memiliki hubungan kausal (sebab dan akibat).

BENTUK PEMERINTAHAN MONARKI (KERAJAAN)

             Bentuk pemerintahan monarki dapat dibedakan sebagai berikut:

1. Monarki Absolut adalah bentuk pemerintahan suatu negara yang dikepalai oleh

seorang raja, ratu, syah, atau kaisar yang kekuasaannya tidak terbatas.  Raja

merangkap  merangkap sebagai penguasa legislatif, eksekutif dan yudikatif yang

disatukan dalam perbuatannya. Raja adalah Undang-undang itu sendiri. Contoh:

Prancis di masa Raja Louis XIV semboyannya L’ etat C’est Moi (negara adalah

aku).

2. Monarki Konstitusional adalah bentuk pemerintahan suatu negara yang dikepalai

oleh seorang raja yang kekuasaanya dibatasi oleh undang-undang dasar

(konstitusi).terjadinya monarki konstitusional ada 2 cara :

     a. Datang dari raja sendiri karena ia takut dikudeta. Contoh: Jepang dengan hak

octroi.

     b. Karena adanya revolusi rakyat kepada raja. Contoh Inggris yang

melahirkan Bill of Rights I tahun 1689, yordania, Denmark, Arab Saudi dan

Brunai Darussalam.

3. Monarki Parlementer adalah bentuk pemerintahan suatu negara yang dikepalai

oleh seorang raja dengan sistem parlemen (DPR) sebagai pemegang kekuasaan

tertinggi.  Dalam monarki perlementer kekuasaan eksekutif dipegang oleh Kabinet

(Perdana Menteri) yang bertanggung jawab kepada parlemen.  Fungsi raja sebagai

kepala negara (simbol kekuasaan) dan tidak dapat diganggu gugat. Contoh:

Inggris, Belanda, dan Malaysia.

BENTUK PEMERINTAHAN REPUBLIK

            Bentuk pemerintahan republik dapat dibedakan sebagai berikut :

Page 21: Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka Dan Kaitannya Dengan Penegakan Supremasi

1. Republik Absolut, pemerintahan bersifat diktator tanpa ada pembatasan

kekuasaan.  Parlemen kurang berfungsi, konstitusi diabaikan untuk legitimasi

kekuasaan.

2. Republik Konstitusional, presiden memegang kekuasaan sebagai kepala negara

dan kepala pemerintahan yang dibatasi oleh konstitusi, pengawasan efektif

dilakukan oleh parlemen.

3. Republik Parlementer, presiden hanya berfungsi sebagai kepala negara, tapi

presiden tidak dapat diganggu gugat.  Kepala pemerintahan dipegang oleh

Perdana Menteri yyang bertanggung jawab kepada parlemen.  Kekuasan legislatif

lebih tinggi dari kekuasaan eksekutif.

--> 

JENIS-JENIS SISTEM PEMERINTAHAN

1. Sistem Pemerintahan Parlementer adalah sistem pemerintahan dimna parlemen

atau badan legislatif memiliki peran penting dalam pemerintahan.

     Ciri-ciri atau karakteristik pemerintahan parlementer sebagai berikut :

     a.  Raja, ratu atau presiden sebagai kepala negara tidak memiliki kekuasan

pemerintahan.

     b.  Kepala pemerintahan adalah perdana menteri

     c.  Parlemen adalah satu-satunya lembaga yang anggotanya dipilih langsung

rakyat melalui    pemilihan Umum.

     d.  Eksekutif adalah kabinet bertanggung jawab kepada legislatif atau parlemen.

     e. Bila parlemen mengeluarkan mosi tak percaya kepada menteri tertentu atau

seluruh menteri maka kabinet harus menyerahkan mandatnya kepada kepala

negara.

     f.  Dalam sistem dua partai yang ditunjuk membentuk kabinet segali gus sebagai

perdana menteri adalah ketua partai politik pemenang pemilu.

     g. Dalam sistem banyak partai formatur kabinet membentuk kabinet secara koalisi

dan mendapat kepercayaan parlemen.

     h.  Bila terjadi perselisihan antara kabinet dengan parlemen maka kepala negara

menganggap kabinet yang benar maka parlemen dibubarkan oleh kepala negara.

Page 22: Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka Dan Kaitannya Dengan Penegakan Supremasi

     Catatan:

            Bila parlemen dibubarkan maka tanggung jawab pelaksanaan pemilu terletak

pada kabinet dalam tempo 30 hari.  Bila partai politik yang menguasai parlemen

menang dalam pemilu maka kabinet akan terus memerintah.  Tetapi apabila yang

menang dalam pemilu tersebut adala partai oposisi maka kabinet mengembalikan

madatnya kepada kepala negara dan partai pemenang pemilu akan membentuk

kabinet baru.

    

     Kelebihan sistem pemerintahan Parlementer :

·         Pembuatan kebijakan cepat karena mudah terjadi penyesuaian pendapat anatar

legislatif dengan eksekutif.

·         Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik

jelas.

·         Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet sehingga

kabinet berhati-hati dalam menjalankan pemerintahan.

       Kekurangan sistem pemerintahan parlementer :

·      Kedudukan eksekutif/kabinet tergantung dukungan mayoritas parlemen,

sehingga  sewaktu waktu kabinet dapat dijatuhkan oleh parlemen.

·      Kabinet sewaktu-waktu dapat bubar tergantung dukungan mayoritas parlemen.

·      Kabinet yang berasal dari partai pemenang pemilu dapat menguasai parlemen.

·      Parlemen tempat pengkaderan bagi jabatan eksekutif.  Anggota parlemen

merangkap menteri atau kabinet.

Prinsip-prinsip sistem pemerintahan Parlementer ada 2 yaitu :

1.  Rangkap jabatan karena anggota parlemen adalah para menteri.

2.  Dominasi resmi parlemen sebab merupakan lembaga legislatif tertinggi,

memiliki kekuasaan membuat UU, merivisi, mencabut suatu UU.  Parlemen dapat

menentukan suatu UU itu konstitusional atau tidak.

2. Sistem pemerintahan Presidensial, adalah keseluruhan hubungan kerja antar

lembaga negara melalui pemisahan kekuasan negara, disini presiden adalah kunci

dalam pengelolaan kekuasaan menjalankan pemerintahan negara.

            Ciri-ciri atau karakteristik sistem pemerintahan Presidensial sebagai

berikut :

Page 23: Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka Dan Kaitannya Dengan Penegakan Supremasi

  a. Presiden sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan.

  b. Kabinet atau dewan menteri dibentuk oleh presiden.

  c. Presiden tidak bertanggung jawab kepada parleme       

  d. Presiden tidak dapat membubarkan parlemen

  e. Menteri tidak boleh merangkap anggota parlemen

  f. Menteri bertanggung jawab kepada presiden

  g. Masa jabatan mebteri tergantung pada keprcayaan presiden.

  h. Peran eksekutif dan legislatif dibuat seimbang  dengan sistem check and

balances.

Kelebihan sistem Presidensial :

·         Kedudukan eksekutif stabil sebab tidak tergantung pada legislatif atau

parlemen.

·         Masa jabatan eksekutif jelas, misalnya 4 tahun, 5 tahun atau 6 tahun.

·         Penyususnan program kabinet mudah karena disesuaikan dengan masa jabatan.

·         Legislatif buakn tempat kaderisasi eksekutif sebab anggota parlemen tidak

boleh dirangkap pejabat eksekutif.

Kekurangan Sistem Presidensiasl :

·         Kekuasaan eksekutif diluar pengawasan langsung legislatif sehingga dapat

menciptakan kekuasaan mutlak.

·         Sistem pertanggungjawaban kurang jelas.

·         Pembuatan kebijakan publik hasil tawar-menawar antara eksekutif dengan

legislatif, tidak tegas dan waktu lama.

Prinsip-perinsip sistem pemerintahan presidensial adalah :

1. Pemisahan jabatan karena larangan rangkap jabatan antara anggota parlemen

dengan menteri atau kabinet.

2. Kontrol dan keseimbangan (check and balances) yaitu masing-masing cabang

kekuasaan diberi kekuasaan untuk mengontrol cabang kekuasaan lain.

3. Sistem pemerintahan di negara komunis

            Lembaga legislatif di Uni Soviet dijalankan oleh lembaga yang bernama

Soviet Tertinggi URRS (STU) yang terdiri dari 2 majelis yaitu majelis Uni dan

majelis bangsa-bangsa.  Majelis uni mencerminkan kepentingan bersama seluruh

penduduk URSS ( mirip DPR) sedangkan majelis bangsa-bangsa mencerminkan 

Page 24: Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka Dan Kaitannya Dengan Penegakan Supremasi

bangsa-bangsa dan suku bangsa yang terdapat di wilayah URSS ( semacam

Senat).  Siviet tertinggi (STU) memilih presidium soviet tertinggi (semacam

badan pekerja MPR) yang merupakan lembaga yang amat berkuasa di Uni Soviet.

            Kekuasaan Eksekutif dijalankan oleh dewan menteri yang bertanggung

jawab dan tunduk kepada Siviet Teretinggi URSS.  Kekuasan nyata pemerintahan

di Uni Soviet berada di tangan pemimpin partai komunis.

4. Sistem Pemerintahan Referendum

            Di negara Swiss pembuatan UU berada dibawah pengawasan rakyat yang

memiliki hak pilih.  Pengawasan itu dilakukan dalam bentuk referendum. 

Referendum itu ada 3 jenis :

·         Referendum Obligatoir adalah referendum yang harus lebih dulu mendapat

persetujuan langsung dari rakyat sebelum suatu UUD tertentu diberlakukan.

·         Referendun Fakultatif adalah referendunm yang dilaksanakan apabila dalam

waktu tertentu setelah UU dilaksanakan, sejumlah orang tertentu menginginka

dilaksanakannya referendum.  Apabila hasil referendum menghendaki

dilaksanakannya UU maka akan terus berlaku, tapi sebaliknya.

·         Referendum Konsultatif adalah referendum yang menyangkut soal-soal teknis. 

Biasanya rakyat kurang paham  tentangmateri UU yang diminta persetujuannya.

SISTEM PEMERINTAHAN DI AMERIKA SERIKAT

Ø  Amerika serikat adalah negara republik berbentuk Federasi (federal) terdiri dari 50

negara bagian.

Ø  Adanya pemisahan kekuasaan yang tegas antara legislatif, eksekutif dan yudikatif

yang didasarkan pada sistem check and balances.

Ø  Kekuasaan eksekutif adalah prewsiden sebgai kepala negara sekaligus kepala

pemerintahan.

Ø  Kekuasan legislatif ditangan parlemen yang beernama Kongres. Kongres terdiri

dari dua kamar yaitu senat dan badan perwakilan (The House of Representatives). 

Anggota senat dipilih melalui pemilu yang merupakan wakil dari negara-negara 

bagian, setiap negara bagian 2 orang wakil. Jadi anggota senat itu 100 senator,

masa jabatan 6 tahun. Sedangkan badan perwakilan merupakan wakil dari rakyat

amerika serikat yang dipilih langsung untuk jabatan 2 tahun.

Ø  Kekuasaan yudikatif dipegang oleh Mahkamah Agung.

Page 25: Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka Dan Kaitannya Dengan Penegakan Supremasi

Ø  Menganut sitem 2 partai yaitu Demokrat dan republik.

Ø  Pemilihan umum menganut sistem distrik

SISTEM PEMERINTAHAN DI INGGRIS

Ø  Inggris adalah negara kesatuan (United Kingdom) terdiri dari england, scotand,

wales, irlandia utara, berbentuk kerajaan (monarki).

Ø  Kekuasan pemerintahan ditangan kabinet (Perdana Menteri)

Ø  Raja adalah simbol kedaulatan dan persatuan negara.

Ø  Parlemen terdiri dari 2 kamar yaitu House of commons (majelis Rendah) dan

house of lords (majelis Tinggi).  Majelis rendah adalah badan perwakilan rakyat

dimana anggotanya dipilih oleh rakyat dari calon partai politik.  Majelis Tinggi

adalah perwakilan yang bberisi para bangsawan berdasarkan warisan.

Ø  Adanya oposisi dari partai yang kalah dalam pemilu.

Ø  Menganut sistem 2 partai yaitu konservatif dan partai buruh.

Ø  Badan peradilan ditunjuk oleh kabinet maka tidak ada  hakim yang dipilih.

SISTEM PEMERINTAHAN REPUBLIK RAKYAT CINA

Ø  Bentuk negara adalah kesatuan dengan 23 provinsi.

Ø  Bentuk pemerintahan adalah republik dengan sistem demokrasi komunis.

Ø  Kepala negara adalah presiden, dan kepala pemerintahan adalah perdana menteri.

Ø  Menggunakan sistem unikameral yaitun kongres rakyat nasional.

Ø  Lembaga negara tertinggi adalah kongres rakyat nasional sebagai badan legislatif.

Ø  Kekuasaan yudikatif dijalankan secara bertingkat dan kaku oleh pengadilan rakyat

dibawah pimpinan mahkamah agung Cina. 

           

SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

           

            Tidak satu katapun di UUD 1945 yang menyebutkan bahwa sistem

pemerintahan negara kita adalah sistem presidensial.  Negara kita menganut

presidensial dapat kita pahami dari ketentuan yang terdapat dalam UUD 45

sebagai berikut:

Ø  Pasal 4 ayat1 Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan

menurut Undang-Undang dasar.

Ø  Pasal 17 ayat 1 Presiden dibantu oleh menteri negara.

Page 26: Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka Dan Kaitannya Dengan Penegakan Supremasi

Ø  Pasal 17 ayat 2 Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh presiden.

Ø  Pasal 17 ayat 3 Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan.

Ø  Pasal 17 ayat 4 Pembentukan, pengubahan dan pembubaran kementerian negara

diatur undang-undang.

POKOK-POKOK SISTEM PEMERINTAHAN REPUBLIK INDONESIA

Ø  Bentuk negara adalah kesatuan dengan prinsip otonomi yang luas dengan 35

provinsi termasuk daerah istimewa.

Ø  Bentuk pemerintahan adalah republik dengan sistem presidensial.

Ø  Pemegang kekuasaan eksekutif adalah presiden sebagai kepala negara sekaligus

kepala pemerintahan.

Ø  Kabinet atau menteri diangkat dan diberhentikan serta bertanggungjawab kepada

presiden.

Ø  Parlemen pemegang kekuasaan Eksekutif yang terdiri dari 2 kamar yaitu DPR dan

DPD yang merupakan sekaligus anggota MPR.  Anggota DPR dipilih rakyat

melalui pemilu dengan sitem proporsional terbuka,  DPD dipilih rakyat secara

langsung melalui pemilu yang berasal dari masing-masing provinsi sejumlah 4

orang setiap provinsi dengan sistem pemilihan distrik perwakilan banyak.

Ø  Kekuasaan Yudikatif dijalankan oleh mahkamah agung dan badan peradilan di

bawahnya.

PERUBAHAN -PERUBAHAN TRHADAP KETATANEGARAAN SETELAH

AMANDEMEN UUD 1945 (Lihat UUD 1945)

            1. Negara indonesia adalah negara hukum (Jiwa pasal 1 ayat 3 UUD

1945).

            2. Sistem Konstitusional (jiwa pasal 2 ayat 1, pasal 3 ayat 3, pasal 4 ayat 1,

pasal 5 ayat

                1 dan 2 )

            3. kekuasaan negara tertinggi di tangan Majelis Permusyawaratan Rakyat

(Jiwa pasal 2

                Ayat 1).  Tugas dan wewenang MPR berdasarkan pasal 3 UUD 45,

adalah :

                                    a. megubah dan menetapkan UUD 45

                                    b. Melantik presiden dan wapres

Page 27: Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka Dan Kaitannya Dengan Penegakan Supremasi

                                    c. Dapat memberhentikan presiden dan atau wakil presiden

dalam masa

                                        jabatannya menurut UUD 45.

            4. Presiden ialah penyelenggara pemerintah negara tertinggi menurut UUD

1945, (jiwa

                Pasal 3 ayat 2, pasal 4 ayat 1 dan 2).

            5.Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR. Tentang presiden diatur

dalam pasal

               4 sampai pasal 16 UUD 45 sedangkan DPR diatur dalam pasal 19

sampai pasal 22 B.

            6. Menteri negara ialah pembantu presiden, menteri negara tidak

bertanggung jawab

                Kepada DPR (jiwa pasal 17 Uud 45).

            7. Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas (jiwa pasal 3 ayat 3, pasal 20

A ayat 2

                Dan 3).

            8. Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilakukan menurut UUD 45

(pasal 1).

            9. MPR lembaga bikameral atau sistem 2 kamar yaitu DPR dan DPD

(pasal 2 UUD 45).

          10. Masa jabatan presiden maksimal 2 periode (pasal 7 UUD 45).

          11. Pencantuman HAM (pasal 28 A sampai pasal 28 J);

          12. Presiden dan wakil presiden dipilih lansung.

          13. Penghapusan DPA diganti dengan Dewan pertimbangan di bawah

presiden.

          14. Penghapusan GBHN sebagai tugas MPR.

          15. Pembentukan Mahkamah Konstitusi dan Komisi yudisial (pasal 24 B

dan pasal 24 C).

          16. Anggaran pendidikan minimal 20% (pasal 31).

          17. Negara kesatuan tidak boleh diubah (pasal 37).

          18. Penjelasan UUD 45dihapus.

          19. Penegasan demokrasi ekonomi.

Page 28: Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka Dan Kaitannya Dengan Penegakan Supremasi

STRUKTUR KETATANEGARAAN RI SEBELUM AMANDEMEN UUD 1945

 

                                                                                              

--> --> 

STRUKTUR KRTATANEGARAAN RI SETELAH AMANDEMEN UUD 1945

 

--> 

PERBANDINGAN PELAKSANAAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA

INDONESIA DENGAN NEGARA LAIN

Page 29: Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka Dan Kaitannya Dengan Penegakan Supremasi

Negara Republik Indonesia

(presidensial)

Negara-Negara lain

Ø  Bentuk negara adalah kesatuan dengan

prinsip otonomi yang luas dengan 35

provinsi termasuk daerah istimewa.

Ø  Bentuk pemerintahan adalah republik

dengan sistem presidensial.

Ø  Pemegang kekuasaan eksekutif adalah

presiden sebagai kepala negara

sekaligus kepala pemerintahan.

Ø  Kabinet atau menteri diangkat dan

diberhentikan serta bertanggungjawab

kepada presiden.

Ø  Parlemen pemegang kekuasaan

Eksekutif yang terdiri dari 2 kamar

yaitu DPR dan DPD yang merupakan

sekaligus anggota MPR.  Anggota

DPR dipilih rakyat melalui pemilu

dengan sitem proporsional terbuka, 

DPD dipilih rakyat secara langsung

melalui pemilu yang berasal dari

masing-masing provinsi sejumlah 4

orang setiap provinsi dengan sistem

pemilihan distrik perwakilan banyak.

Ø  Kekuasaan Yudikatif dijalankan oleh

mahkamah agung dan badan peradilan

di bawahnya.

1. Prancis : (bukan parlementer resmi)

Ø  Presiden kuat karena dipilih langsung

oleh rakyat.

Ø  Kepala negara adalah presiden dengan

masa jabatan 7 tahun.

Ø  Presiden dapat bertindak dimasa darurat

untuk menyelesaikan krisis.

Ø  Bila terjadi pertentangan antara kabinet

dengan legislatif maka presiden

membubarkan legislatif.

Ø  Jika suatu UU telah disetujui legislatif

tapi tidak disetujui presiden maka

diajukan kepada rakyat melalui

referendum atau persetujuan

mahkamah konstitusional.

Ø  Mosi dan interplasi dipersukar harus

disetujui oleh 10 % dari anggota

legislatif.

Inggris : (Parlementer)

Ø  Kepala negara adalah raja, ratu sifatnya

simbolis tidak dapat diganggu gugat.

Ø  UU dalam penyekenggaraan negara

berrsifat konvensi.

Ø  Kekuasaan pemerintah ada di tangan

Perdana Menteri.

Ø  Kabinet yang tidak memperoleh

kepercayaan dari badan legislatif harus

meletakkan jabatannya.

Ø  Perdana Menteri sewaktu-waktu dapat

mengadakan pemilu.

Page 30: Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka Dan Kaitannya Dengan Penegakan Supremasi

Ø  Hanya ada 2partai besar yaitu

konservatif dan partai buruh.

India : (Parlementer)

Ø  Badan eksekutif adalah presiden

sebagai kepala negara dan perdana

menteri yang dipimpin oleh Perdana

Menteri.

Ø  Presiden dipolih oleh lembaga legislatif

baik dipusat maupoun didaerah.

Ø  Pemerintah dapat menyatakan keadaan

darurat dan pembatasan kegiatan bagi

para pelaku politik agar tidak

mengganggu usaha pembangunan.

Amerika serikat : (presidensial)

Ø  Badan eksekutif adalah presiden

bersama para menteri.

Ø  Masa jabatan presiden 4 tahun dan

maksimal 2 periode.

Ø  Presiden terpisah dari legislatif atau

kongres.

Ø  Presiden tidak dapat membubarkan

kongres begitu juga kongres tidak

dapat memberhentikan presiden.

Ø  Mayoritas UU disiapkan pemerintah

dan diajukan ke kongres.

Ø  Presiden punya wewenang untuk

membatalkan atau memveto rancangan

UU.

Ø  Veto presiden batal bila ditentang leh

2/3 anggota kongres.

Ø  Check and balances, presiden boleh 

memilih menterinya, tetapi dalam hal

Page 31: Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka Dan Kaitannya Dengan Penegakan Supremasi

penetapan hakim agung dan duta besar

dan untuk mengadakan perjanjian

internasional harus disetujui senat.

Pakistan : (parlementer kabinet)

Ø  Badan eksekutif adalah presiden dan

menterinya yang beragama islam.

Ø  Perdana menteri adalah pembantunya

tidak boleh merangkap anggota

legislatif.

Ø  Presiden punya wewenang memveto

RUU, veto gagal bila UU diterima 2/3

anggota legislatif.

Ø  Presiden berwenang membubarkan

badan legislatif dan presiden harus

mengundurkan diri dalam jangka

waktu 4 bulan dan mengadakan pemilu

baru.

Ø  Dalam keadaan darurat reiden dapat

mengeluarkan ketetapan yang diajukan

ke legislatif paling lama 6 bulan.

--> 

SIATEM CHECK AND BALANCES DALAM UUD 1945

Page 32: Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka Dan Kaitannya Dengan Penegakan Supremasi

--> 

Legislatif Eksekutif Yudikatif

-MPR memberhentikan

Presiden dan

wakilpresiden

-DPR mengawasi

Presiden dengan hak

angket,hak

interplasi,hakbudget,dll

-DPR dapat

menyetujui/menolak

perjanjian internasional

-DR memberi

pertimbangan kepada

presidendalam

pengangkatan duta dan

pemberian amnesti dan

abolisi.

-DPR memberi

persetujuan  tentang

pencalonan hakim agung

dan memilih 3 calon

hakim konstitusi.

-Presiden

mengangkat hakim

Agung.

-Presiden memilih 3

hakim konstitusi.

-Mahkamah Agung

berhak mereview

peraturan

pemerintah,dll.

-Mahkamah

Konstitusi

memutuskan apakah

presiden/wakil

presiden bersalah.

-Mahkamah

Konstitusi berhak

mereview undang-

undang.

Page 33: Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka Dan Kaitannya Dengan Penegakan Supremasi