Pancasila Sebagai Etika Politik001
Transcript of Pancasila Sebagai Etika Politik001
-
8/16/2019 Pancasila Sebagai Etika Politik001
1/12
PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pancasila adalah dasar negara sekaligus pandangan hidup
bagi setiap masyarakat Indonesia tidak peduli pemerintah atau
rakyat jelata sekalipun. Dasar berarti material pembangun
fundamental dimana segala hal atau kebijaksanaan dalam
pemerintahan harus selalu merujuk kepada Pancasila gunamenciptakan fundamental yang kuat.
Namun, sayangnya akhir-akhir ini banyak sekali oknum
yang mengabaikan nilai-nilai luhur Pancasila. Maraknya
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme merupakan bukti bahasanya
banyak masyarakat Indonesia yang telah jauh menyimpang
dari Pancasila. !anda tanya besar, mengapa hal seburuk itu
bisa terjadi" #aabannya adalah disebabkan kurangnya
pengetahuan agama sehingga tidak ada kereligiusan yang
seperti terkandung dalam Pancasila. $elain itu, minimnya
pemahaman nilai, norma dan moral semakin menambah
kuantitas penyeleengan nilai-nilai Pancasila. Dalam dunia
pemerintahan pun tidak sedikit dari masyarakat Indonesia
yang kurang memahami etika perpolitikan.
%leh karena itu, pembuatan karya-karya yang menekankan
dalam bidang nilai, norma, moral dan etika politik sangat
dibutuhkan. &ujud dari kepedulian agar masyarakat Indonesia
memahami lebih jauh Pancasila yang merupakan pandangan
hidup mereka adalah dengan mengantarkan karya sederhana
ini yang Insya 'llah dapat membantu supaya Pancasila
senantiasa teraplikasi pada setiap diri masyarakat Indonesia.
1.2 Tujuan
Pentingnya penerapan nilai, norma, moral dan etika politik
telah membuka mata hati kami sehingga ambisi yang meletup-
letup untuk menyusun sebuah karya pun muncul. (eraal dari
http://marlinara.blogspot.com/2013/04/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.htmlhttp://marlinara.blogspot.com/2013/04/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
-
8/16/2019 Pancasila Sebagai Etika Politik001
2/12
niat sederhana kemudian melahirkan karya sederhana yang
semoga saja dapat membantu saudara-saudara setanah air
untuk memahami nilai, norma, moral dan etika politik sehingga
dapat mengaplikasikannya.
-
8/16/2019 Pancasila Sebagai Etika Politik001
3/12
BAB II
PEMBAHASAN
PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK
2.1 Pengertan Nla! N"r#a $an M"ral
Pengertan Nla
Nilai atau )*alue+ termasuk bidang kajian lsafat.
Persoalan-persoalan tentang nilai dibahas dan dipelajari salah
satu cabang lsafat nilai 'iology, !heory of *alue/. 0ilsafat
sering juga diartikan sebagai ilmu tentang nilai-nilai. Istilah
nilai dalam bidang lsafat dipakai untuk menunjuk benda
abstrak yang artinya )Keberhargaan+ orth/ atau kebaikan
goodness/, dan kata kerja yang artinya suatu tindakan
kejiaan tertentu dalam menilai atau melakukan penilaian
0ranke, 12345662/.
Di dalam Dictionary %f $osciology and 7elated $ciences di
kemukakan baha nilai adalah kemampuan yang dipercayaiyang ada pada suatu benda untuk memuaskan manusia. $ifat
dari suatu benda yang menyebabkan menarik minat seseorang
atau kelompok !he belie*ed capacity of any object to statisfy
a human desire/. #adi, nilai itu pada hakikatnya adalah sifat
atau kualitas yang melekat pada suatu objek, bukan objek itu
sendiri.
Menilai berarti menimbang-nimbang dan membandingkan
sesuatu dengan yang lainnya untuk kemudian mengambil sikap
atau keputusan. 8asil pertimbangan dan perbandingan itulah
yang disebut nilai. Karena ada unsur pertimbangan dan
perbandingan maka objek yang diberi penilaian tersebut tidak
tunggal. 'rtinya, suatu objek baru dikatakan bernilai tertentu
apabila ada objek serupa sebagai pembandingnya. %bjek di sini
dapat berupa sesuatu yang bersifat sik atau psikis, seperti
benda, sikap atau tindakan seseorang.
Pengertan N"r#a
-
8/16/2019 Pancasila Sebagai Etika Politik001
4/12
Nilai pada dasarnya bersifat subjektif, sehingga nilai tidak
mudah dijadikan panutan prilaku bagi seseorang atau
masyarakat. 'gar nilai $istem nilai/ dapat diangkat
kepermukaan, maka perlu ada ujud nilai yang lebih kongkret.
Kongretisasi dari nilai inilah yang disebut sebagai
menghasilkan/ norma. Dapat terjadi baha norma tidak hanya
mengandung satu nilai saja, tetapi dapat lebih dari satu nilai.
$ekalipun demikian tidak ada norma yang tidak mengandung
nilai. Dengan demikian dapat dikatakan baha, norma adalah
penjabaran dari nilai sebagai penuntun perilaku seseorang atau
masyarakat.
Pengertian lain dari norma adalah petunjuk tingkah laku
perilaku/ yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan
dalam kehidupan sehari-hari, berdasarkan suatu alasan
moti*asi/ tertentu dengan disertai sanksi.
Pengertan M"ralIstilah moral berasal dari kata latin )mores+ yang berarti
norma-norma baik buruk yang diterima umum mengenai
perbuatan, sikap, keajiban, budi pekerti, akhlak ataupun
kesusilaan manusia. Di dalam bidang lsafat, moral
mempersoalkan kesusilaan mengenai ajaran-ajaran yang baik
dan buruk. Manusia berkeajiban mempelajari dan
mengamalkan ajaran-ajaran moral tersebut, agar di dalam
pergaulan dengan sesama manusia dapat terjalin suatu
hubungan yang baik.
Menurut Kamus (esar (ahasa Indonesia, moral adalah
ajaran tentang/ baik buruk yang diterima umum mengenai
perbuatan, sikap, keajiban, dan sebagainya9 akhlak9 budi
pekerti9 susila. #adi bermoral berarti mempunyai pertimbangan
baik buruk, berakhlak baik.
Dapat disimpulkan baha moral merupakan ajaran baik dan
buruk tentang perbuatan dan kelakuan akhlak/. #adi, moral
membicarakan tingkah laku manusia atau masyarakat yang
-
8/16/2019 Pancasila Sebagai Etika Politik001
5/12
dilakukan dengan sadar dipandang dari sudut baik dan buruk
sebagai suatu hasil penilaian.
2.2 Hu%ungan Nla! N"r#a! $an M"ral
$ebagaimana telah dijelaskan baha nilai adalah kualitas
dari sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, baik
lahir maupun bathin. Dalam kehidupan manusia nilai dijadikan
landasan, alasan, atau moti*asi dalam bersikap dan bertingkah
laku baik disadari maupun tidak.
Nilai berbeda dengan fakta di mana fakta dapat diobser*asi
melalui suatu *erikasi empiris, sedangkan nilai bersifat
abstrak yang hanya dapat dipahami, dipikirkan, dimengerti,
dan dihayati oleh manusia. Nilai dengan demikian tidak bersifat
kongkret yaitu tidak dapat ditangkap dengan indra manusia,
dan nilai dapat bersifat subjektif maupun objektif. (ersifat
subjektif manakala nilai tersebut diberikan oleh subjek dan
bersifat objektif jikalau nilai tersebut telah melekat padasesuatu, terlepas dari penilaian manusia.
'gar nilai tersebut menjadi lebih berguna dalam menuntun
sikap dan tingkah laku manusia, maka perlu lebih dikongkritkan
lagi serta diformulasikan menjadi lebih objektif sehingga
memudahkan manusia untuk menjabarkannya dalam tingkah
laku secara kongkrit. Maka ujud yang lebih kongkrit dari nilai
tersebut adalah merupakan suatu norma.
$elanjutnya, nilai dan norma senantiasa berkaitan dengan
moral dan etika. Istilah moral mengandung integritas dan
martabat pribadi manusia. Derajat kepribadian seseorang
amat ditentukan oleh moralitas yang dimilikinya. Makna moral
yang terkandung dalam kepribadian seseorang itu tercermin
dari sikap dan tingkah lakunya. Dalam pengertian inilah maka
kita memasuki ilayah norma sebagai penuntun sikap dan
tingkah laku manusia.
2.& Etka P"ltk
Pengertan Etka
-
8/16/2019 Pancasila Sebagai Etika Politik001
6/12
$ebagai suatu usaha ilmiah, lsafat dibagi menjadi
beberapa cabang menurut lingkungan bahasanya masing-
masing. :abang-cabang itu dibagi menjadi dua kelompok
bahasan pokok yaitu lsafat teoritis dan lsafat praktis. ;tika
termasuk kelompok lsafat praktis. ;tika merupakan suatu
pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan
pandangan-pandangan moral. ;tika adalah suatu ilmu yang
membahas tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti
suatu ajaran moral tertentu, atau bagaimana kita harus
mengambil sikap yang bertanggung jaab berhadapan dengan
berbagai ajaran moral $useno, 1234/.
;tika berkaitan dengan masalah nilai karena etika pada
pokoknya membicarakan masalah-masalah yang berkaitan
dengan predikat nilai )susila+ dan )tidak susila+, )baik+ dan
)buruk+. $ebagai bahasan khusus etika membicarakan sifat-
sifat yang menyebabkan orang dapat disebut susila atau bijak.
Kualitas-kualitas ini dinamakan kebijakan yang diakilkandengan kejahatan yang berarti sifat-sifat yang menunjukkan
baha orang yang memilikinya dikatakan orang yang tidak
bersusila. $ebenarnya etika lebih banyak bersangkutan dengan
prinsip-prinsip dasar pembenaran dalam hubungan dengan
tingkah laku manusia Kattso
-
8/16/2019 Pancasila Sebagai Etika Politik001
7/12
Etka P"ltk
$etelah penjelasan kedua poin di atas, maka tibalah pada
intisari penting, yaitu etika politik. $ecara substantif pengertian
etika politik tidak dapat dipisahkan dengan subjek sebagai
pelaku etika, yakni manusia. %leh karena itu etika politik
berkaitan erat dengan bidang pembahasan moral. 8al ini
berdasarkan kenyataan baha pengertian )moral+ senantiasa
menunjuk kepada manusia sebagai subjek etika. Dapat
disimpulkan baha dalam hubungannya dengan masyarakat
bangsa maupun negara, etika politik tetap meletakkan dasar
fundamental manusia sebagai manusia. Dasar ini lebih
meneguhkan akar etika politik baha kebaikan senantiasa
didasarkan kepada hakikat manusia sebagai makhluk beradab
dan berbudaya.
(erdasarkan suatu kenyataan baha masyarakat, bangsa,
maupun negara bisa berkembang ke arah keadaan yang tidak
baik dalam arti moral. Misalnya suatu negara yang dikuasaioleh penguasa atau re>im yang otoriter. Dalam suatu
masyarakat negara yang demikian ini maka seseorang yang
baik secara moral kemanusiaan akan dipandang tidak baik
menurut negara serta masyarakat negara. %leh karena itu
aktualisasi etika politik harus senantiasa mendasarkan kepada
ukuran harkat dan martabat manusia sebagai manusia
$useno, 12345 1?/.
2.' Hu%ungan Etka P"ltk $an Pan(a)la
Dalam kaitannya, pancasila merupakan sumber etika politik
itu sendiri. ;tika politik menuntut agar kekuasaan dalam
negara dijalankan sesuai dengan asas legalitas legitimasi
hukum/, secaraa demokratis legimitasi demokratis/,
berdasarkan prinsip-prinsip moral atau tidak bertentangan
dengannya legitimasi moral/. Pancasila sebagai suatu sistem
lsafat memiliki tiga dasar tersebut
Penyelenggaraan negara baik menyangkut kekuasaan,
kebijaksanaan yang menyangkut publik, pembagian serta
-
8/16/2019 Pancasila Sebagai Etika Politik001
8/12
keenangan harus berdasarkan legitimasi moral relegius sila
I/ serta moral kemanusiaan sila II/. $elain itu dalam
pelaksanaan dan penyelenggaraan negara harus berdasarkan
legitimasi hukum yaitu prinsip legalitas. Negara Indonesia
adalah negara hukum, oleh karena itu )keadilan+ dalam hidup
bersama keadilan sosial/ sebagaimana terkandung dalam sila
ke @. Negara adalah berasal dari rakyat dan segala
kebijaksanaan dan kekuasaan yang dilakukan senantiasa untuk
rakyat sila @I/.
Prinsip-prinsip dasar etika politik itu telah jelas terkandung
dalam Pancasila. Dengan demikian, Pancasila adalah sumber
etika politik yang mesti direalisasikan. Para pejabat eksekutif,
legislatif, maupun yudikatif, pelaksana aparat dan penegak
hukum harus menyadari baha selain legitimasi hukum dan
legitimasi demokratis juga harus berdasar pada legitimasi
moral yang memang pembentukan dari nilai-nilai serta
dikongkretisasi oleh norma.
-
8/16/2019 Pancasila Sebagai Etika Politik001
9/12
-
8/16/2019 Pancasila Sebagai Etika Politik001
10/12
BAB III
PENUTUP
&.1 Ke)#*ulan
Nilai adalah kualitas dari sesuatu yang bermanfaat bagi
kehidupan manusia, baik lahir maupun bathin. $edangkan
norma adalah perujudan kongkrit dari nilai. Nilai dan norma,
keduanya berkaitan dengan moral dan etika. Moral merupakan
baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap,
keajiban, dan sebagainya9 akhlak9 budi pekerti9 susila serta
etika ialah pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran
dan pandangan-pandangan moral.
;tika politik adalah suatu pemikiran kritis tentang moral
yang cakupannya kepada legitimasi hukum, legitimasi
demokratis, dan legitimasi moral. Ketiga legitimasi ini dimiliki
oleh Pancasila dimana Pancasilalah sumber etika politik itu
sendiri.
Kelima sila masing-masing merupakan prinsip-prinsip etikapolitik. Masyarakat Indonesia baik pemerintah ataupun rakyat
jelata mesti merealisasikannya. 8al yang terpenting dan tidak
boleh dilupakan dalam merealisasikannya adalah moral. !anpa
moral maka realisasi kemungkinan akan menyimpang. %leh
karena itu, moral legitimasinya/ sangat berpengaruh sebab
moral di bentuk berdasarkan nilai-nilai serta dikongkretisasi
oleh norma.
&.2 Krtk $an Saran
Deasa ini, banyak sekali penyimpangan-penyimpangan
nilai-nilai Pancasila yang terjadi. $alah satunya adalah Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme. 8ampir seluruh instansi pemerintah
menderita penyakit keuangan ini. (ahkan instansi
pemberantasnya sendiri pun tak lepas dari kasus ini.
!entu saja, realita seperti ini sangatlah memprihatinkan.
Penyebabnya tidak lain dikarenakan kurangnya kerelegiusan
dan kesadaran hukum. Dalam hal ini etika politik yang
bersumber dari Pancasila nyaris dilupakan serta diabaikan.
-
8/16/2019 Pancasila Sebagai Etika Politik001
11/12
#ikalau saja etika politik benar-benar tak berbekas lagi di
masyarakat, kita tinggal menunggu saja detik-detik
kehancuran Ibu Pertii ini. NauAd>ubillahB
Cntuk mengatasi problema di atas, masyarakat Indonesia
hendaknya kembali menyadari nilai-nilai luhur pancasila yang
merupakan pandangan hidup dan dasar negara. Mulai menata
kehidupan dengan merujuk Pancasila, mengaplikasikannya
dalam kehidupan sehari-hari. Menyadari arti kehidupan dunia
yang memang sementara dan ingat baha ada kehidupan
abadi setelahnya serta memahami hak dan keajiban yang
mesti diambil dan dituntut guna menciptakan akhlak mulia
terhadap setiap indi*idu masyarakat Indonesia.
DA+TA, PUSTAKA
8asan, M. Ibal, M.M, 6EE6, Pokok-pokok Materi Pendidikan
Pancasila, penerbit P! 7aja Frando Persada, #akarta.
(udiyono, Dr. 8. Kabul, M.$i, Nilai-nilai Kepribadian dan
Kejuangan Bangsa Indonesia, 6EE4, penerbit 'lfabeta, (andung.
-
8/16/2019 Pancasila Sebagai Etika Politik001
12/12
Drs. 8. Kaelan, M.$, 6EEE, Pendidikan Pancasila, penerbit
Paradigma, Gogyakarta.
Drs. 8. Kaelan, M.$, 6EE1, Pendidikan Pancasila, penerbit
Paradigma, Gogyakarta.
Drs. 8. Kaelan, M.$, 6E1E, Pendidikan Pancasila, penerbit
Paradigma, Gogyakarta.