Pancasila Sebagai Etika Politik
-
Upload
imade-oka-guna-antara -
Category
Documents
-
view
288 -
download
0
Transcript of Pancasila Sebagai Etika Politik
5/14/2018 Pancasila Sebagai Etika Politik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pancasila-sebagai-etika-politik-55a823b4d9c26 1/4
Pancasila sebagai Etika Politik : dalam Skandal Bank Century
Pancasila sebagai dasar Negara, pedoman dan tolok ukur kehidupan berbangsa dan bernegara di
Republik Indonesia. Tidak lain dengan kehidupan berpolitik, etika politik Indonesia tertanam
dalam jiwa Pancasila. Proses pengambilan keputusan suatu kebijakan politik mapun yang lainnya
haruslah dijiwai oleh nilai nilai Pancasila. Pancasila mempunyai definisi yang sangatfundamental, yaitu dasar falsafah Negara Indonesia sebagaimana tercantum dalam pembukaan
UUD 1945. Oleh karena itu, setiap warga Negara Indonesia harus mempelajari, mendalami,
menghayati, dan mengamalkannya dalam segala bidang kehidupan.Pengambilan keputusan danatalangan (bail out) Bank Century penuh dengan rahasia, tak banyak warga masyarakat Indonesia
yang mengetahui apa yang terjadi di Bank Century, Bank Indonesia (BI) sebagai pengawas
perbankan dan Departemen Keuangan yang menjadi pengendali keuangan Indonesia sebagaiaktor utama pengambilan keputusan pengucuran dana talangan terhdap Bank Century yang kini
menjadi skandal. Tidak bisa dipungkiri juga, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), instansi yang
menjadi penjamin simpanan para nasabah bank mempunyai peranan langsung dalam pengucuran
dana talangan ini. Mulai November 2008 pemerintah dan BI (Bank Indonesia), Sri Mulyani
(Mentri Keuangan) dan Wakil Presiden Boediono (yang pada saat itu menjabat sebagai GubernurBI) menggelontorkan dana talangan melalui LPS dan terus naik seperti diberitakan di berbagai
media masa hingga Rp. 6,7 Trilyun. Dasarnya karena masalahnya membesar dan pemerintah
harus menambah suntikan dana (sesuai Perppu Nomor 4 Tahun 2008 tentang Jaring PengamanSistem Keuangan). Kalau ini tidak dilakukan, kerugian yang ditimbulkan oleh krisis ekonomi
akan jauh lebih masif, begitulah alasan pemerintah dan BI mengeluarkan bail-out pada Bank
Century. Banyak pendapat yang muncul dari berbagai kalangan, kaum intelek, elite politik,LSM, masyarakat dan menyebabkan banyak aktivismahasiswa turun ke jalan untuk
mempertanyakan soal dana talangan yang telah mengoyak keadilan rakyat Indonesia. Skandal
Bank Century ini sudah menjadi prolem pelik yang bias Asep Rijal/Peranan Pancasila sebagai
Etika Politik ; dalam Skandal Bank Century 7 menyebabkan krisis kepercayaan seperti kasus
yang terjadi 12 tahun lalu. Dimana pemerintahan di orde tersebut lengser karena akumulasi krisiskepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.Sangat perih untuk diingat, prolem perbankan ini
kini semakin merembet ke ranah perpolitikkan, dimana ada banyak kemungkinan tujuan politik yang muncul, baik dari latar belakang hingga proses penyelesaian skandal di Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR-RI). Dengan demikian, fungsi Pancasila sebagai etika politik Indonesia semakin
minim aplikasi. Hal ini terbukti karena ternyata berbagai pengambilan keputusan politik Indonesia semakin menghimpit golongan minoritas. Cita-cita bangsa yang tertanam dalam
Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 yang kemudian dijabarkan dalam pasal-pasal UUD 1945,
yang menghendaki rakyat yang adil dan makmur sudah terancam dengan munculnya kasus Bank
Century, meskipun tidak secara langsung ke pubik. Kebijakan mengenai orang banyak seyogyanya menanamkan nila-nilai dan norma-norma yang terkandung dalam Pancasila maupun
Pembukaan UUD 1945. Karena Pancasila merupakan cita-cita bangsa dan merupakan jiwabangsa Indonesia dalam segala aspek kehidupan. Terutama dalam pengambilan keputusan yang
bersifat politik. Karena, pada hakikatnya etika politik tidak diatur dalam hokum tertulis secaralengkap, tetapi memalui moralitas yang bersumber dari hati nurani, rasa malu kepada
masyarakat, dan rasa takut pada Tuhan Yang Maha Kuasa
5/14/2018 Pancasila Sebagai Etika Politik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pancasila-sebagai-etika-politik-55a823b4d9c26 2/4
Penerapan pancasila sebagai etika politik di indonesia
Pancasila adalah sebagai dasar negara Indonesia, memegang peranan penting dalam setiap aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Pancasila banyak memegang peranan yang sangat penting bagi
kehidupan bangsa Indonesia, salah satunya adalah “Pancasila sebagai suatu sistem etika”.Di
dunia internasional bangsa Indonesia terkenal sebagai salah satu negara yang memiliki etika
yang baik, rakyatnya yang ramah tamah, sopan santun yang dijunjung tinggi dan banyak lagi,
dan pancasila memegang peranan besar dalam membentuk pola pikir bangsa ini sehingga bangsa
ini dapat dihargai sebagai salah satu bangsa yang beradab didunia.Kecenderungan menganggap
hal yang tak penting akan kehadiran pancasila diharapkan dapat ditinggalkan. Karena bangsa
yang besar adalah bangsa yang beradab. Pembentukan etika bukanlah hal yang mudah, karena
berasal dari tingkah laku dan hati nurani.
Pancasila sebagai etika , dapat kita ketahui bahwa dalam pembahasan Bab 2 ini tentang pancasila
sebagai etika. Etika merupakan kelompok filsafat praktis (filsafat yang membahas bagaimana
manusia bersikap terhadap apa yang ada ) dan dibagi mejadi kelompok. Etika merupakan
pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral. Eika juga
ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita harus belajar tentang etika danmengikuti ajaran moral. Etika pun dibagi menjadi 2 kelompok etika umum dan khusus.
Etika khusus ini terbagi dua yaitu terdari etika individual dan etika social. Etika politik adalah
cabang bagian dari etika social dengan demikian membahas kewajiban dan norma-norma dalam
kehidupan politik, yaitu bagaimana seseorang dalam suatu masyarakat kenegaraan ( yang
menganut system politik tertentu) berhubungan secara politik dengan orang atau kelompok
masyarakat lain. Dalam melaksanakan hubungan politik itu seseorang harus mengetahui dan
memahami norma-norma dan kewajiban-kewajiban yang harus dipatuhi.Dan pancasila
memegang peranan dalam perwujudan sebuah sistem etika yang baik di negara ini. Disetiap saat
dan dimana saja kita berada kita diwajibkan untuk beretika disetiap tingkah laku kita. Seperti
tercantum di sila ke dua “ kemanusian yang adil dan beadab” tidak dapat dipungkiri bahwa
kehadiran pancasila dalam membangun etika bangsa ini sangat berandil besar, Setiap sila pada
5/14/2018 Pancasila Sebagai Etika Politik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pancasila-sebagai-etika-politik-55a823b4d9c26 3/4
dasarnya merupakan azas dan fungsi sendiri-sendiri, namun secara keseluruhan merupakan suatu
kesatuan.
Maka bisa dikatakan bahwa fungsi pancasila sebagai etika itu sangatlah penting agar masyarakat
harus bisa memilih dan menentukan calon yang akan menjabat dan menjadi pimpinan mayarakat
dalam demokrasi liberal memberikan hak kepada rakyat untuk secara langsung memilih pejabat
dan pemimpin tinggi (nasional, provinsi, kabupaten/kota) untuk mewujudkan harapan rakyat … !
dengan biaya tinggi serta adanya konflik horizontal. Sesungguhnya, dalam era reformasi yang
memuja kebebasan atas nama demokrasi dan HAM, ternyata ekonomi rakyat makin terancam
oleh kekuasaan neoimperialisme melalui ekonomi liberal. Analisis ini dapat dihayati melalui
bagaimana politik pendidikan nasional (konsep : RUU BHP sebagai kelanjutan PP No. 61 /
1999) yang membuat rakyat miskin makin tidak mampu menjangkau.Bidang sosial ekonomi,silahkan dicermati dan dihayati Perpres No. 76 dan 77 tahun 2007 tentang PMDN dan PMA
yang tertutup dan terbuka, yang mengancam hak-hak sosial ekonomi bangsa !
Dalam pelaksanaan pilkada sebagai prakteknya demokrasi liberal, juga menghasilkan otoda
dalam budaya politik federalisme, dilaksanakan: dengan biaya amat mahal + social cost juga
mahal, dilengkapi dengan konflik horisontal sampai anarchisme. Pilkada dengan praktek
demokrasi liberal, menghasilkan budaya demokrasi semu (demokrasi palsu). Bagaimana tidak
semu ; bila peserta pilkada 3 – 5 paket calon; terpilih dengan jumlah suara sekitar 40%, 35%,
25%. Biasanya, yang terbanyak 40% ini dianggap terpilih sebagai mayoritas. Padahal norma
mayoritas di dunia umumnya dengan jumlah 51% ! Apa model demokrasi-semu (=demokrasi
palsu) ini yang akan dikembangkan reformasi Indonesia? atas nama demokrasi langsung dan
HAM. Bandingkan dengan demokrasi Pancasila dalam UUD Proklamasi 45 Pasal 1, 2 dan 37.
Pasal 95 (1), (2), yang menetapkan : calon terpilih bila memperoleh suara lebih dari 25 %
dari jumlah suara sah.
Dalam halnya PEMILU tahun 2009 banyak partai-partai yang belum memakai etika
politik. Bukan hanya para partai saja, melainkan masyarakat yang memilih pun terkadang tidak
memilih untuk memikirkan bangsanya melainkan hanya berfikir untuk kepentingan sendiri