Pancasila Sebagai Dasar Dan Filsafat Negara

17
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pancasila sebagai sebuah dasar negara, maka ibarat sebuah bangunan, agar bangunan gedung atau rumah menjadi kokoh, maka dibutuhkan fondasi sebagai dasar penopang yang kuat pula. Fondasi merupakan dasar bangunan yang paling bawah yang akan menjadi tumpuan dan memberikan kekuatan rumah yang berdiri di atasnya. Begitu juga peran dan tugas pancasila sebagai dasar atau fondasi negara. Ia diperlukan untuk memberikan kekuatan berdirinya suatu negara merdeka. Bangsa Indonesia mempunyai dasar negara yang digali dari pandangan hidup dan kepribadian bangsa yakni Pancasila. Pancasila dalam kegunaannya sebagai dasar negara juga disebut sebagai pancasila sebagai dasar falsafah dan juga ideology bangsa. Dalam hal ini pancasila berguna sebagai dasar untuk mengatur pemerintahan negara. Dengan kata lain Pancasila digunakan untuk mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara. Pemahaman Pancasila sebagai filsafat negara merupakan pemahaman pancasila sebagai sistem filsafat yang mengandung berbagai unsur berbeda. Hal ini dilihat dari sila-sila pancasila yang memiliki ragam makna yang berbeda, akan tetapi dalam Pancasila terbentuk suatu 1

Transcript of Pancasila Sebagai Dasar Dan Filsafat Negara

Page 1: Pancasila Sebagai Dasar Dan Filsafat Negara

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pancasila sebagai sebuah dasar negara, maka ibarat sebuah bangunan, agar

bangunan gedung atau rumah menjadi kokoh, maka dibutuhkan fondasi sebagai

dasar penopang yang kuat pula. Fondasi merupakan dasar bangunan yang paling

bawah yang akan menjadi tumpuan dan memberikan kekuatan rumah yang berdiri

di atasnya. Begitu juga peran dan tugas pancasila sebagai dasar atau fondasi

negara. Ia diperlukan untuk memberikan kekuatan berdirinya suatu negara

merdeka.

Bangsa Indonesia mempunyai dasar negara yang digali dari pandangan hidup

dan kepribadian bangsa yakni Pancasila. Pancasila dalam kegunaannya sebagai

dasar negara juga disebut sebagai pancasila sebagai dasar falsafah dan juga

ideology bangsa. Dalam hal ini pancasila berguna sebagai dasar untuk mengatur

pemerintahan negara. Dengan kata lain Pancasila digunakan untuk mengatur

kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pemahaman Pancasila sebagai filsafat negara merupakan pemahaman

pancasila sebagai sistem filsafat yang mengandung berbagai unsur berbeda. Hal

ini dilihat dari sila-sila pancasila yang memiliki ragam makna yang berbeda, akan

tetapi dalam Pancasila terbentuk suatu kesatuan luhur bangsa Indonesia. Sila-sila

Pancasila tidak berdiri sendiri, akan tetapi saling berkaitan, berhubungan, dan

menguatkan satu sama lain untuk mencapai tujuan bangsa.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kedudukan dan fungsi Pancasila sebagai dasar negara?

2. Bagaimana kedudukan dan fungsi Pancasila sebagai filsafat negara?

C. Tujuan Penulisan Makalah

1. Untuk mengetahui kedudukan dan fungsi Pancasila sebagai dasar

negara.

2. Untuk mengetahui kedudukan dan fungsi Pancasila sebagai dasar

negara.

1

Page 2: Pancasila Sebagai Dasar Dan Filsafat Negara

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pancasila sebagai Dasar Negara

Setiap negara harus mempunyai dasar. Dasar merupakan fundamen dari

bangunan negara. Kuatnya fundamen negara akan menguatkan berdirinya negara

tersebut. Kerapuhan fundamen negara akan berakibat lemahnya negara tersebut.

Sebagai dasar negara pancasila diartikan sebagai dasar falsafah negara. Dasar

negara juga diartikan sebagai ideologi. Negara kita Indonesia, dalam pengelolaan

atau pengaturan kehidupan bernegara dilandasi oleh filsafat atau ideologi

pancasila. Mengubah fundamen dasar atau negara berarti mengubah eksistensi dan

sifat negara proklamasi 1945. Keutuhan negara dan bangsa bertolak dari sudut

kuat atau lemahnya bangsa itu berpegang kepada dasar negara Pancasila.

Proses terjadinya Pancasila pandangan hidup menjadi Pancasila dasar negara

yaitu BPUPKI dibentuk oleh pemerintah Jepang pada tanggal 1 Maret 1945

dengan tugas mempelajari dan menyelidiki hal-hal penting yang berkaitan dengan

segi-segi politik, ekonomi, tata pemerintahan dan lain-lainnya. BPUPKI

mengadakan dua kali sidang paripurna.

Sidang paripurna yang pertama berlangsung pada tanggal 29 Mei 1945 – 1

Juni 1945. Sedangkan siding yang kedua berlangsung pada tanggal 10 Juli – 16

Juli 1945. Dalam sidang paripurna yang pertama para anggota berbicara tentang

syarat – syarat hukum bentuk negara terutama mengenai dasar negara.

1. 29 Mei 1945, Muh. Yamin mengemukakan dasar negara secara tertulis. Ia

mengusulkan :

a. Persatuan

b. Kekeluargaan

c. Keseimbangan lahir dan batin

d. Musyawarah

e. Keadilan rakyat

2. 31 Mei 1945, Prof. Dr. Mr. Soepomo menegemukakan tentang syarat dasar

negara yang kokoh, yaitu :

2

Page 3: Pancasila Sebagai Dasar Dan Filsafat Negara

a. Persatuan negara, negara serikat, dan persekutuan negara

b. Hubungan antara negara dan agama

c. Bentuk negara republik atau monarki

3. 01 Juni 1945, Ir. Soekarno mengusulkan lima dasar negara bagi negara

Indonesia, yaitu :

a. Kebangsaan Indonesia

b. Internasionalisme atau peri kemanusiaan

c. Mufakat, dasar perwakilan, dasar permusyawaratan atau demokrasi

d. Kesejahteraan sosial

e. Ketuhanan Yang Maha Esa

Dengan berakhirnya sidang tanggal 01 Juni 1945, maka berakhirlah sidang

BPUPKI yang pertama. Selama persidangan belum tercapai suatu kesimpulan

mengenai dasar negara. Setelah sidang pertama selesai, maka diadakan reses

selama satu bulan. Selama waktu reses BPUPKI membentuk panitia kecil yang

berjumlah 8 orang yang diketuai oleh Ir.Soekarno. Panitia kecil bertugas

menampung saran-saran, usul-usul konsepsi yang bersifat perorangan untuk

disampaikan ke sekretariat.

Tetapi pada tanggal 22 Juni 1945 berhasil mencapai kesepakatan dalam

bentuk kompromi antara golongan Islam dan nasionalis. Rumusan dasar negara

dari hasil panitia 9 kemudian diberi nama Jakarta Charter atau Piagam Jakarta.

Rumusan bersama dasar negara Indonesia merdeka berbunyi sebagai berikut :

1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-

pemeluknya

2. (menurut) dasar kemanusiaan yang adil dan beradab

3. Persatuan Indonesia

4. (dan) kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilan.

5. (serta dengan mewujudkan suatu) keadilan sosial bagi seluruh rakyat

Indonesia.

3

Page 4: Pancasila Sebagai Dasar Dan Filsafat Negara

Piagam Jakarta yang berintikan Pancasila ini merupakan perjanjian luhur

bangsa Indonesia hasil kesepakatan tokoh-tokoh bangsa Indonesia dari golongan

Islam dan nasionalis.

Pancasila telah ada dalam segala bentuk kehidupan rakyat Indonesia,

terkecuali bagi mereka yang tidak Pancasilais. Pancasila lahir 1 Juni 1945,

ditetapkan pada 18 Agustus 1945 bersama-sama dengan UUD 1945. Bunyi dan

ucapan Pancasila yang benar berdasarkan Inpres Nomor 12 tahun 1968 adalah:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa.

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.

3. Persatuan Indonesia.

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan.

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dengan disahkan Pancasila sebagai dasar negara maka pancasila berguna

sebagai dasar untuk mengatur pemerintahan negara. Segala peraturan yang

berlaku baik berupa ketetapan MPR, Undang-Undang, Peraturan Pemerintah,

maupun peraturan daerah harus sesuai dan bersumber hukum dari Pancasila. Oleh

karena itu, Pancasila dalam kedudukan ini sebagai segala sumber hukum yang ada

di Indonesia yang mengatur secara konstitusional negara Republik Indonesia

tersebut beserta seluruh unsur-unsurnya, yaitu rakyat, wilayah, dan pemerintah.

Secara hukum, Pancasila sebagai dasar negara memiliki kedudukan formal,

resmi, dan sah terdapat dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 yang berbunyi :

“…. Maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu

undang-undang dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan

negara republic Indonesia yang berkedaulatan rakyat, dengan berdasar kepada

ketuhanan yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan

Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial

bagi seluruh rakyat Indonesia. “

Dengan mengacu pada kalimat tersebut jelas bahwa pancasila sebagai dasar

negara Republik Indonesia merupakan dasar yang paling fundamental. Unsur-

4

Page 5: Pancasila Sebagai Dasar Dan Filsafat Negara

unsur pokok kaidah yang fundamental dalam Pancasila mempunyai kedudukan

yang sangat penting dalam hidup bernegara. Hal ini didasarkan karena norma-

norma atau kaidah tersebut bersifat tetap, kuat, dan tidak mudah berubah atau

sesuai perkembangan zaman. Pancasila sebagai dasar negara telah berhasil dan

mampu menjadi alat ampuh dalam mempertahankan kemerdekaan maupun dalam

menegakkan NKRI.

2. Pancasila sebagai Filsafat Negara

Secara etimologis istilah “filsafat” atau bahasa Inggrisnya disebut

“philosophi” berasal dari bahasa Yunani “philien” (cinta) dan “sophos”

(hikmah/kearifan) atau bisa juga diartikan “cinta kebijaksanaan”.

Secara ringkas Filsafat Pancasila dapat didefinisikan sebagai refleksi kritis

dan rasional Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan

tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya secara mendasar dan

menyeluruh.

Pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia pada hakikatnya adalah

sebagaimana nilai-nilainya yang bersifat fundamental menjadi suatu sumber dari

segala sumber hukum dalam negara Indonesia, menjadi wadah yang fleksibel bagi

faham-faham positif untuk berkembang dan menjadi dasar ketentuan yang

menolak faham-faham yang bertentangan seperti Atheisme dan segala bentuk

kekafiran tak beragama, Kolonialisme, Diktatorisme, Kapitalis, dan lain-lain.

Filsafat Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia sebagaimana

yang ditujukan dalam ketetapan MPR No. II/MPR/1979, maka Pancasila itu

adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, pandangan hidup bangsa Indonesia dan

dasar negara kita.

Sebagai filsafat dan pandangan hidup bangsa Indonesia, Pancasila telah

menjadi obyek aneka kajian filsafat. Antara lain terkenallah temuan Notonagoro

dalam kajian filsafat hukum, bahwa Pancasila adalah sumber dari segala sumber

hukum di Indonesia. Sekalipun nyata bobot dan latar belakang yang bersifat

politis, Pancasila telah dinyatakan dalam GBHN 1983 sebagai “satu-satunya azas”

dalam hidup bermasyarakat dan bernegara.

5

Page 6: Pancasila Sebagai Dasar Dan Filsafat Negara

Pancasila sebagai falsafah kategori pertama adalah perwujudan bentuk

bangunan yang diangan-angankan dalam penggambaran diatas kertas, dan

Pancasila sebagai falsafah kategori yang kedua adalah adanya lokasi serta tingkat

ketersediaan bahan-bahan untuk merealisasikan bangunan yang dicita-citakan.

Pancasila sebagai falsafah yang dimaksudkan adalah tiap sila didalamnya yang

(oleh karena perkembangan sejarah) selain masih tetap berfungsi sebagai landasan

ideologis, iapun telah memperoleh nilai-nilai falsafi didalam dirinya, yang dapat

kita masukkan kedalamnya adalah sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan sila

Persatuan Indonesia.

A. Pancasila sebagai Sistem Filsafat

Kedudukan dan fungsi Pancasila sebagai filsafat negara, harus dipahami

sesuai dengan konteksnya. Pancasila pada hakikatnya adalah sistem nilai (value

system) yang merupakan kristalisasi nilai-nilai luhur kebudayaan bangsa

Indonesia sepanjang sejarah, yang berakar dari unsur-unsur kebudayaan luar yang

sesuai sehingga secara keseluruhannya terpadu menjadi kebudayaan Indonesia.

Hal itu bisa dilihat dari proses terjadinya Pancasila yaitu melalui suatu proses

yang disebut kausa materialism karena nilai-nilai dalam Pancasila sudah ada dan

hidup sejak zaman dulu yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Pandangan

yang diyakini kebenarannya itu menimbulkan tekad bagi bangsa Indonesia untuk

mewujudkan dalalm sikap dantingkah laku serta perbuatannya. Di sisi lain,

pandanga itu menjadi motor penggerak bagi tindakan dan perbuatan dalam

mencapai tujuannya. Dari pandangan inilah maka dapat diketahui cita-cita yang

ingin dicapai bangsa, gagasan kejiwaan apa saja yang akan coba diwujudkan

dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Pada saat pendiri negara bersidang untuk memutuskan dasar negara, mereka

menyadari bahwa makna hidup bangsa Indonesia harus ditemukan dalam budaya

dan peradaban bangsa Indonesia sendiri yang merupakan perwujudan nilai-nilai

yang dimiliki, diyakini dan dihayati kebenarannya oleh masyarakat sepanjang

masa dalam sejarah perkembangan dan pertumbuhan bangsa sejak lahirnya.

Nilai-nilai itu adalah buah hasil pikiran dan gagasan-gagasan dasar bangsa

Indonesia tentang kehidupan yang dainggap baik. Mereka menciptakan tata niali

6

Page 7: Pancasila Sebagai Dasar Dan Filsafat Negara

yang mendukung tata kehidupan sosial dan tata kehidupan kerohanian bangsa

yang memberi corak, watak, dan cirri masyarakat dan bangsa Indonesia yang

membedakannya dengan masyarakat dan bangsa lainnya. Kenyataan yang

demikian itu merupakan suatu kenyataan objektif yang merupakan jatidiri bangsa

Indonesia.

Jadi nilai-nilai pancasila itu diungkapkan dan dirumuskan dari sumber nilai

utama yaitu :

a. Nilai-nilai yang bersifat fundamental, iniversal, mutlak, dan abadi dari

Tuhan Yang Maha Esa yang tercermin dalam inti kesamaan ajaran-ajaran

agama dalam kitab suci.

b. Nilai-nilai yang bersifat kolektif nasional yang merupakan intisari dari

nilai-nilai yang luhur budaya masyarakat (inti kesatuan adat-istiadat yang

baik) yang tersebar di seluruh nusantara.

B. Rumusan Kesatuan Sila-Sila Pancasila sebagai Suatu Sistem

Pancasila yang terdiri dari lima sila hakihatnya merupakan suatu system

filsafat. Pengertian system adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling

berhubungan, saling bekerjasama untuk satu tujuan tertentu dan secara

keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh.

Pada hakikatnya setiap sila merupakan suatu asa sendiri-sendiri, fungsi

sendiri-sendiri namun demikian secara keseluruhan adalah suatu kesatuan yang

sistematis dengan tujuan bersama yaitu sutu masyarakat yang adil dan makmur

berdasarkan Pancasila.

C. Susunan Kesatuan Sila-Sila Pancasila yang bersifat Organis

Isi sila-sila Pancasila merupakan suatu kesatuan peradaban, dalam arti, setiap

sila merupakan unsur (bagian yang mutlak) dari kesatuan Pancasila. Oleh karena

itu, Pancasila merupakan suatu kesatuan majemuk tunggal, dengan akibat setiap

sila tidak dapat berdiri sendiri-sendiri terlepas dari sila-sila lainnya. Di samping

itu, di antara sila satu dengan lainnya tidak saling bertentangan.

Kesatuan sila-sila yang bersifat organis tersebut pada hakikatnya secara

filosofis bersumber pada hakikat dasar ontologis manusia sebagai pendukung dari

7

Page 8: Pancasila Sebagai Dasar Dan Filsafat Negara

inti, isi dari sila-sila Pancasila yaitu hakikat manusia “monopluralis” yang

memiliki unsur-unsur susunan kodrat jasmani-rohani, sifat kodrat individu-

makhluk sosial, dan kedudukan kodrat sebagai pribadi berdiri sendiri-makhluk

Tuhan Yang Maha Esa. Unsur-unsur itu merupakan suatu kesatuan yang bersifat

organis-harmonis.

D. Susunan Kesatuan yang Bersifat Hierarkis dan Berbentuk Piramidal

Hieraskis dan piramidal mempunyai pengertian yang sangat matematis yang

digunakan untuk menggambarkan hubungan sila-sila Pancasila dalam hal urut-

urutan luas (kuantitas) dan juga dalam hal isi sifatnya. Susunan sila-sila Pancasila

menunjukkan suatu rangkaian tingkatan luas dan isi sifatnya dari sila-sila

sebelumnya atau di atasnya.

Dengan demikian, dasar susunan sila-sila Pancasila mempunyai ikatan yang

kuat pada setiap silanya sehingga secara keseluruhan Pancasila merupakan suatu

keseluruhan yang bulat. Oleh karena itu, sila pertama yaitu Ketuhanan Yang

Maha Esa menjadi basis dari sila-sila Pancasila berikutnya.

Secara ontologism hakikat Pancasila mendasarkan setiap silanya pada

landasan, yaitu : Tuhan, Manusia, Satu, Rakyat, dan Adil. Oleh karena itu, hakikat

itu harus selalu berkaitan dengan sifat dan hakikat negara Indonesia. Dengan

demikian maka, sila pertama adalah sifat dan hakikat Tuhan ; sila kedua sifat dan

keadaan negara harus sesuai dengan hakikat Manusia ; sila ketiga sifat dan

keadaan negara harus satu ; sial keempat adalah sifat dan keadaan negara harus

sesuai dengan hakikat rakyat ; dan sila kelima adalah sifat dan keadaan negara

harus sesuai dengan hakikat adil. Contoh rumusan Pancasila yang bersifat hirarkis

dan berbentuk pyramidal adalah : sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa adalah

meliputi dan menjiwai sila-sila kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan

Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan-perwakilan serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

8

Page 9: Pancasila Sebagai Dasar Dan Filsafat Negara

E. Rumusan Hubungan Kesatuan Sila-Sila Pancasila yang Saling Mengisi

dan Saling Mengkualifikasi

Kesatuan sila-sila Pancasila yan majemuk tunggal, hirarkis pyramidal juga

memiliki sifat saling mengisi dan saling mengkualifikasi. Hal itu dimaksudkan

bahwa dalam setiap sila terkandung nilai keempat sila lainnya, dengan kata lain,

dalam setiap sila Pancasila senantiasa dikualifikasi oleh keempat sila lainnya.

Contoh rumusan kesatuan sila-sila Pancasila yang mengisi dan saling

mengkualifikasi adalah sebagai berikut : sila Ketuhanan Yang Maha Esa adalah

berkemanusiaan yang adil dan beradab, berpersatuan Indonesia, berkerakyatan

yang dipimpin oleh hikmat kebijaksaan dalam permusyawaratan / perwakilan dan

berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

9

Page 10: Pancasila Sebagai Dasar Dan Filsafat Negara

BAB III

PENUTUP

10

Page 11: Pancasila Sebagai Dasar Dan Filsafat Negara

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. - . “Pancasila sebagai Sistem Filsafat”,

http://elearning.gunadarma.ac.id

/docmodul/pendidikan_pancasila/bab2-pancasila_sebagai_sistem_

filsafat.pdf, diakses 12 Maret 2011

Anonim. 2009. “Pancasila sebagai Falsafah Negara”, http://kamarche99.

wordpress. com /2009/02/19/pancasila-sebagai-falsafah-negara/,

diakses 12 Maret 2011

Djamal, D. 1984. Pokok-Pokok Bahasan Pancasila. Bandung: Remadja Karya CV

Bandung

Kartono dan Susi Dyah Fatmawati. - . Perumusan Pancasila. Semarang: PT.

Ghyyas Putra Semarang

Setiardja, A. Gunawan dkk. 2000. Pendidikan Pancasila Di Era Reformasi.

Semarang: UNDIP Press

Soemasdi, Hartati. 1985. Pemikiran Tentang Filsafat Pancasila. Yogyakarta:

Andi Offset

Sukarno,B. 2005 .Tinjauan Filosofis tentang Pancasila sebagai Filsafat.

Surakarta: Sebelas Maret University Press

11