PANCASILA (Falsafah budaya bangsa)

33
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat dan limpahan rahmatNyalah maka kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Berikut ini kami mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “Falsafah Budaya Bangsa”, yang menurut saya dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajari kondisi kooperasi Indonesi saat ini. Melalui kata pengantar ini penulis terlebih dahulu meminta maaf dan memohon pemakluman bilamana isi makalah ini ada kekurangan dan ada penulisan yang kurang tepat. Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat bagi kita semua. 1

Transcript of PANCASILA (Falsafah budaya bangsa)

Page 1: PANCASILA (Falsafah budaya bangsa)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat dan limpahan rahmatNyalah maka kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Berikut ini kami mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “Falsafah Budaya Bangsa”, yang menurut saya dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajari kondisi kooperasi Indonesi saat ini.

Melalui kata pengantar ini penulis terlebih dahulu meminta maaf dan memohon pemakluman bilamana isi makalah ini ada kekurangan dan ada penulisan yang kurang tepat.

Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Bekasi 11 November 2014

“Penulis”

1

Page 2: PANCASILA (Falsafah budaya bangsa)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...…………………………………………………………………………………..…. 1

DAFTAR ISI ...……………………………………………………………………………...……..………… 2

BAB I : PENDAHULUAN ...……………………………...……………………….…...………..... 3

A. LATAR BELAKANG ………...…………………………………………………….... 4B. RUMUSAN MASALAH ………...……………..………………….............................. 4C. TUJUAN ………...………………………………………………..…………………... 4

BAB II : PEMBAHASAN ………...…………………………………………………………..…… 5

A. Hakikat Kebudayaan ………..………………………………………….…………….. 4B. Eksistensi Budaya di Indonesia ………...………………...………………….……….. 6C. Falsafalah Budaya Nasional ……………………………………………….…………. 9D. Proses Pembentukan Kebudayaan Nasional ...………………………………………. 16

BAB III : PENUTUP………………………………………………………………...…................... 20

A. KESIMPULAN………………………………………………………......................... 20

BAB IV : DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….... 22

2

Page 3: PANCASILA (Falsafah budaya bangsa)

BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Terlahirnya Pancasila sebagaimana tercatat dalam sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia, merupakan sublimasi dan kristalisasi dari pandangan hidup dan nilai-nilai budaya luhur bangsa yang mempersatukan keanekaragaman bangsa kita menjadi bangsa yang satu, Indonesia. Berbeda dengan Jerman, Inggris, Perancis, serta negara-negara Eropa Barat lainnya, yang menjadi suatu negara bangsa karena kesamaan bahasa. Atau negara-negara lainnya, yang menjadi satu bangsa karena kesamaan wilayah daratan. Latar belakang historis dan kondisi sosiologis, antropologis dan geografis Indonesia yang unik dan spesifik seperti, bahasa, etnik, atau suku bangsa, ras dan kepulauan menjadi komponen pembentuk bangsa yang paling fundamental dan sangat berpengaruh terhadap realitas kebangsaan Indonesia saat ini.Dengan demikian, Pancasila sebagai dasar falsafah Negara Indonesia harus diketahui dan dipahami oleh seluruh bangsa Indonesia agar menghormati, menghargai, menjaga, dan menjalankan nilai-nilai serta norma-norma positif yang terkandung dalam sila-sila pancasila hingga menjadi bangsa yang kuat dalam menghadapi kisruh dalam berbagai aspek sosial,

3

Page 4: PANCASILA (Falsafah budaya bangsa)

ekonomi, politik baik nasional maupun internasional seperti yang sedang kita alami belakangan ini.

B.RUMUSANN MASALAH1. Apa definisi kebudayaan ?2. Bagaimana eksistensi budaya di Indonesia ?3. Apa falsafalah budaya nasional itu ?4. Bagaimana proses pembentukan kebudayaan nasional ?

C.TUJUAN1. Memahami arti kebudayaan sesungguhnya2. Memahami eksistensi budaya di Indonesia3. Memahami falsafalah budaya nasional4. Memahami proses pembentukan kebudayaan nasional

4

Page 5: PANCASILA (Falsafah budaya bangsa)

BAB IIPEMBAHASAN

A.Hakikat KebudayaanPara pakar mendefinisikan kebudayaan sebagai berikut:1. Edward B.Taylor: kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang mengandung

pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan potensi yang diperoleh seseorang sebagai anggota masyarakat.

2. Ki Hajar Dewantara: kebudayaan adalah buah budi manusia dari hasil perjuangannya terhadap dua pengaruh kuat, yaitu zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran dalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan, ketertiban, dan kedamaian.

3. Mitchell (Dictionary of Sorib/ogy): kebudayaan adalah sebagian perulangan dari keseluruhan tindakan atau aktivitas manusia Serta produk yang dihasilkan manusia dan memasyarakat secara sosial dan bukan sekadar dialihkan secara genetikal.

4. Robert H. Lowie: kebudayaan adalah segala sesuatu yang diperoleh individu dari masyarakat, mencakup kepercayaan, adat istiadat, norma artistik, dan keahlian yang diperoleh bukan dari kreativitasnya sendiri, melainkan merupakan warisan masa Iampau yang diperoleh melalui pendidikan formal atau informal.

5

Page 6: PANCASILA (Falsafah budaya bangsa)

5. R. Seokmono: kebudayaan adalah seluruh hasil usaha manusia, baik berupa benda maupun buah pikiran dalam penghidupannya.

Dari semua definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk memahami dan menginterpretasi lingkungan serta pengalamannya, dan menjadi pedoman tingkah lakunya. Kebudayaan merupakan milik bersama anggota masyarakat yang disebarkan dan diwariskan kepada generasi berikutnya. Dengan demikian, setiap anggota masyarakat mempunyai pengetahuan mengenai kebudayaannya masing-masing.

Adapun unsur-unsur kebudayaan tersebut adalah: (1) bahasa dan komunikasi; (2) ilmu pengetahuan; (3) teknologi; (4) ekonomi; (5) organisasi sosial; (6) agama; (7) kesenian.

B.Eksistensi Budaya di Indonesia

Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki wilayah yang luas, terbentang dari Aceh sampai ke Papua. Ada 17.504 pulau yang tersebar di seluruh kedaulatan Republik Indonesia, yang terdiri atas 8.651 pulau yang bernama dan 8.853 pulau yang belum bernama. Di samping kekayaan alam dengan keanekaragaman hayati dan nabati, Indonesia dikenal dengan keberagaman budayanya. Di Indonesia terdapat beragam etnis yang memiliki budaya masing-masing. Misalnya, Pulau Sumatra: Aceh, Batak, Minang, Melayu (Deli, Riau, Jambi,

6

Page 7: PANCASILA (Falsafah budaya bangsa)

Palembang, Bengkulu, dan sebagainya), dan`Lampung; Puiau Jawa: Sunda, Badui (masyarakat tradisional yang mengisolasi diri dari dunia iuar di Provinsi Banten), Jawa, dan Madura; Bali; Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tengara Timur: Sasak, Mangarai, Sumbawa, Flores, dan sebagainya; Kalimantanz Dayak, Melayu, Banjan dan sebagainya; Sulawesi: Bugis, Makassar, Toraja, Gorontalo, Minahasa, Manado, dan sebagainya; Maluku: Ambon, Ternate, dan sebagainya; Papua: Dani, Asmat, dan sebagainya.

Ada sekitar 726 bahasa daerah yang tersebar di seluruh Nusantara. Mulai dari penutur yang hanya berjumlah belasan orang, seperti bahasa di Papua, sampai dengan penutur yang berjumiah puluhan juta orang, seperti bahasa Jawa dan Sunda.

Suku bangsa dan etnis itu adakalanya menempati daerah atau wilayah dalam sebuah provinsi dan adakalanya menempati lintas provinsi. Etnis Jawa, misalnya, menempati tiga provinsi, yaitu Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Daerah istimewa Yogyakarta. Bahkan, suku Jawa tersebar ke seluruh pelosok indonesia hingga ke negara Suriname.

Agama pun berbeda-beda.Tidak dapat diingkari bahwa masih ada sistem religi masyarakat Indonesia yang menganut kepercayaan kepada benda-benda alam (animisme). Akan tetapi,pada umumnya masyarakat Indonesia menganut enam agama resmi, yaitu Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Semuanya hidup berdampingan yang diatur dalam kerukunan hidup beragama. Memang, konsep kerukunan Iahir pada masa Orde Baru yang sudah turhbang,

7

Page 8: PANCASILA (Falsafah budaya bangsa)

tetapi keberadaannya masih dipertahankan, yaitu kerukunan intarumat dan antarumat beragama. Apalagi sejak reformasi digulirkan pada tahun 1998 yang ditandai dengan jatuhnya pemerintahan Soeharto, mantan Presiden Kedua Republik

Indonesia, kehidupan masyarakat Indonesia Iebih transparan. Setiap orang mempunyai hak yang sama di negara Indonesia. Hal itu terbukti dengan tumbuh berkembangnya budaya Cina, termasuk pengakuan terhadap agama Konghucu bagi masyarakat keturunan Cina di Indonesia. Angin segar itu disambut bahagia oleh masyarakat keturunan Cina, yang pada masa Orde Baru agak dimarginalkan.

Dari sudut keagamaan itu, Islam di Indonesia mencapai 87%. Dengan jumlah itu, tidak berarti bahwa kehidupan sosial poiitik tidak memerhatikan keberagaman agama. Di Indonesia, tradisi keberagaman agama dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa sangat menonjol. Sebagai warga dengan jumlah mayoritas umat Islam, Indonesia sangat memerhatikan kerukunan antarumat beragama. Prinsip-prinsip agama sebagai pembawa rahmat dan kedamaian untuk seluruh isi alam sangat mereka perhatikan.  Bahkan, ada masyarakat yang begitu tinggi toleransinya sehingga gesekan apa pun yang menerpanya tidak akan menggoyahkan sendi-sendi kemasyarakatan yang toleran. Memang, tidak dapat disangkal bahwa situasi politik kadang-kadang memengaruhi kehidupanan masyarakat yang rukun dan aman. Ada upaya-upaya untuk memecah belah persatuan bangsa melalui goncangan terhadap kerukunan umat beragama dengan mencuatkan sentimen keagamaan. Hal itu sengaja diciptakan oleh orang-orang yang

8

Page 9: PANCASILA (Falsafah budaya bangsa)

tidak senang dengan kondisi pplitik yang stabil. Akibatnya, umat beragama terpengaruh ke dalam konT|ik tertentu. Kondisi itu kadang-kadang disesalkan oleh masyarakat itu sendiri mengapa mereka terjerumus ke dalam konflik yang tidak mereka inginkan. Meskipun begitu, kehidupan rukun yang telah mereka warisi secara turun-temurun mengekalkan mereka dalam kebersamaan dan kerukunan yang sejati.

C.Falsafalah Budaya Nasional

Kebudayaan didefinisikan sebagai sistem simbol dan makna dalam masyarakat yang di dalamnya terdapat norma dan nilai hubungan sosial dan perilaku yang menjadi identitas masyarakat bersangkutan.

Djojodigoena dalam bukunya Asas-asas Sosiologi mengatakan bahwa budaya adalah cipta yang merupakan kerinduan manusia untuk mengetahui rahasia segala hal yang ada dalam pengalaman Iahir dan batin. Hasil cipta berupa berbagai ilmu pengetahuan yang bersumber pada kenyataan. Budaya adalah karya, yaitu kerinduan manusia untuk menginsafi sangkan paran, yaitu asal manusia sebelum Iahir (sangkan), dan tujuan manusia sesudah mati (paran). Kemudian, muncullah berbagai sistem kepercayaan dan agama. Budaya ada|ah rasa, yaitu kerinduan manusia akan keindahan, sehingga menimbulkan dorongan untuk menikmati

9

Page 10: PANCASILA (Falsafah budaya bangsa)

keindahan. Manusia merindukan keindahan dan menolak segala keburukan. Buah perkembangan rasa berbentuk nbrma keindahan yang menghasilkan kesenian.

Secara filosofis, kebudayaan nasional mencerminkan hal-hal berikut:

1. Hidup-kebatinan manusia, yaitu menimbulkan tertib damainya hidup masyarakat dengan adat-istiadatnya yang halus dan indah; tertib damainya pemerintahan negeri; tertib  damainya agama atau ilmu kebatinan dan kesusiiaan ada harmonisasi antara jiwa dan raga;

2. Angan-angan manusia, yaitu dapat menimbuikan keiuhuran bahasa, kesusastraan, dan kesusiiaan;

3. Kepandaian manusia, yaitu menimbulkan macam-macam kepandaian tentang erusahaan tanah, perniagaan, kerajinan, pelayaran, hubungan ialu Iintas, kesenian yang berjenis-jenis; semuanya bersifat indah.

Falsafah kebudayaan nasional adalah kebudayaan yang dikemas dari beragam kebudayaan Iokal yang tersebar di seluruh wiiayah Indonesia, diperkokoh ikatannya dengan slogan  Bhineka Tunggal lka. Kebudayaan bangsa merupakan identitas nasional atau kepribadian nasional. Jati diri nasional suatu bangsa yang dikuatkan oleh latar belakang sejarah, kebudayaan, dan geograri. Jati diri nasional bangsa Indonesia terbentuk oleh pengalaman sejarah yang sama yang menumbuhkan kesadaran kebangsaan dan melahirkan identitas nasional.

10

Page 11: PANCASILA (Falsafah budaya bangsa)

Lahirnya identitas nasional bangsa tidak dapat dilepaskan dari dukungan faktor objektii yaitu faktor-faktor yang berkaitan dengan geografis ekologis dan demografis; sedangkan faktor subjektii yaitu faktor-faktor historis, politik, sosial, dan kebudayaan yang dimiliki bangsa itu.

Robert de Ventos, sebagaimana dikutip Manuel Castells mengemukaan bahwa teori tentang munculnya identitas nasional sebagai hasil interaksi historis antara empat faktor penting, yaitu faktor primer faktor pendorong, faktor penarik, dan faktor reaktif.

Faktor pertama (primn\er) mencakup etnisitas, teritorial, bahasa, agama dan yang sejenisnya. Faktor kedua (pendorong), meliputi pembangunan komunikasi dan teknoiogi, Iahirnya angkatan bersenjata modern dan sentraiiasi‘monarkis. Faktor ketiga (penarik) mencakup kodifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi, tumbuhnya birokrasi, dan pemantapan sistem pendidikan nasional. Faktor keempat (reaktif), meliputi penindasan, dominasi, dan pencarian identitas aiternatif melalui memori kolektif rakyat.

Keempat faktor tersebut pada dasarnya tercakup dalam proses pembentukan identitas nasional bangsa Indonesia, yang telah berkembang dari masa sebelum Indonesia mencapai kemerdekaan.” Misalnya, Sumpah Pemuda Oktober 1928 yang mendukung upaya pencarian nasionalisme Indonesia sekaligus penemuan identitas nasional bangsa Indonesia.“

11

Page 12: PANCASILA (Falsafah budaya bangsa)

Gagasan kebudayaan nasional sebagai identitas nasional sudah dicetuskan sejak Sumpah Pemuda tahun 1928. Gagasan itu diikuti oleh seluruh pemuda dari berbagai daerah di Indonesia yang membuiatkan tekad untuk menyatukan Indonesia dengan menyamakan pola pikir bahwa Indonesia yang berbeda budaya di setiap daerahnya, tetapi tetap dalam satu kesatuan Indonesia Raya dengan semboyan Bhineka Tunggal lka. Kebudayaan sebagai identitas nasional menunjukkan bahwa kebudayaan adalah aspek yang penting bagi bangsa karena merupakan jati diri bangsa itu sendiri. Oleh karena itu, kebudayaan yang merupakan identitas nasional adalah falsafah bangsa, artinya cara pandang masyarakat terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kebudayaan nasional bersumber pada puncak-puncak kebudayaan Iokal atau kebudayaan daerah di seluruh Indonesia yang selaras dengan norma-norma berbangsa dan bernegara.

Kebudayaan nasional Indonesia secara hakiki terdiri atas semua budaya yang terdapat dalam wiiayah Republik Indonesia.Tanpa budaya itu, tidak ada kebudayaan nasional. Kebudayan nasional merupakan realitas kesatuan nasional, yang akan semakin kuat apabila seiuruh kebudayaan Iokalnya semakin mantap dan mengembangkan diri dengan mempertahankan originaIitasnya. Kebudayaan nasional adalah gabungan dari kebudayaan daerah yang ada di negara tersebut. Kebudayaan daerah adalah kebudayaan dalam wiiayah atau daerah tertentu yang diwariskan secara turun-temurun oleh generasi terdahulu pada generasi berikutnya pada ruang Iingkup daerah tersebut. Budaya daerah ini muncul saat penduduk suatu daerah memiliki poIa pikir dan kehidupan sosial yang sama sehingga menjadi suatu kebiasaan

12

Page 13: PANCASILA (Falsafah budaya bangsa)

yang membedakan mereka dengan penduduk-penduduk yang Iain. Budaya daerah mulai terlihat berkembang di Indonesia pada zaman kerajaan-kerajaan terdahulu. Hal itu dapat dilihat dari cara hidup dan interaksi sosial yang dilakukan masing-masing masyarakat kerajaan di Indonesia yang berbeda satu sama lain.”

Kebudayaan nasional Indonesia harus bernilai dan menjadi norma nasional atau pedoman bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Termasuk nilai-nilai yang menjaga kedaulatan negara dan integritas teritorial yang menyiratkan kecintaan dan kebanggaan terhadap tanah air, Serta kelestariannya, nilai-nilai tentang kebersamaan, saling menghormati, saling mencintai, dan saling menolong antarsesama warga negara, untuk bersama-sama menjaga kedaulatan dan martabat bangsa. Kebudayaan nasional merupakan untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang berkaitan dengan jati diri bangsa lndonesia.

Clifford Geertz (1963), mencoba menyederhanakan kebudayaan yang berkembang di Indonesia dalam dua tipe yang berbeda berdasarkan ekosistemnya, yaitu kebudayaan yang berkembang di "Indonesia dalam” (Jawa, Bali) dan kebudayaan yang berkembang di ”lndonesia iuar? yaitu di luar Pulaulawa dan Bali. Kebudayaan yang berkembang di "lndonesia dalam” itu ditandai oleh tingginya intensitas pengolahan tanah secara teratur dan telah menggunakan sistem pengairan dan menghasilkan pangan padi yang ditanam di sawah.”

13

Page 14: PANCASILA (Falsafah budaya bangsa)

Dengan demikian, kebudayaan di Jawa yang menggunakan tenaga kerja manusia dalam jumlah besar disertai peralatan yang relatif Iebih kompleks itu merupakan perwujudan upaya manusia yang secara Iebih berani mengubah ekosistemnya untuk kepentingan masyarakat yang bersangkutan.

Sementara itu, kebudayaan di luar Jawa, kecuali di sekitar Danau Toba, dataran tinggi Sumatra Barat dan Sulawesi Barat Daya, berkembang atas dasar pertanian perladangan yang ditandai dengan jumlah penduduk yang jarang dan pada umumnyaisbaru beranjak dari kebiasaan hidup berburu ke arah hidup bertani. Oleh karena itu, mereka cenderung menyesuaikan diri dengan ekosistem yang ada.

Bentuk kebudayaan kategori ketiga mencakup aneka kebudayaan yang tidak termasuk ke dalam dua kategori terdahuiu. Kategori ketiga itu meliputi kebudayaan orang Toraja di Sulawesi Selatan, orang Dayak di pedalaman Kalimantan, orang Halmahera, suku-suku di pedalaman Seram, di Kepulauan Nusa Tenggara, orang Gayo di Aceh, orang Rejang di Bengkulu dan Lampung di Sumatra Selatan. Pada umumnya, kebudayaan mereka berkembang di atas sistem pencarian perladangan ataupun penanam padi ladang, sagu, jagung maupun akar-akaran. Dengan demikian, kategori tersebut. Clifford Geertz menggolongkannya pada kebudayaan tipe”lndonesia Iuaf’ yang merupakan pen/vujudan kecerdikan masyarakat menyesuaikan diri dengan ekosistemnya. Penduduk di daerah tersebut menduduki tempat yang kurang menguntungkan dalam kontak kebudayaan dan sejarah perkefnbangan kebudayaan apabila

14

Page 15: PANCASILA (Falsafah budaya bangsa)

dibandingkan dengan penduduk di "Indonesia dalam? Sementara itu, ikatan kekerabatan masih kuat apabila dibandingkan dengan ikatan wilayah ataupun ikatan politik yang feodal.

Persatuan dan kesatuan bangsa yang terwujud dari sejumlah suku bangsa yang semula merupakan masyarakat yang berdiri sendiri dan mendukung kebudayaan yang beragam itu perlu diperkokoh dengan kerangka acuan yang bersifat nasional, yaitu kebudayaan nasional. Kebudayaan yang memberi niakna bagi kehidupan berbangsa dan berkepribadian sebagai identitas nasional. Oleh karena itu, kebudayaan nasional yang hendak dikembangkan telah ditetapkan landasan dan arah tujuannya yang dituangkan dalam Penjelasan Pasal 32 UUD 1945.

"Kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budinya rakyat Indonesia seluruhnya. Kebudayaan-kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagai puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh Indonesia, terhitung sebagai kebudayaan bangsa. Usaha kebudayaan harus menuju ke arah kemajuan adab, budaya dan persatuan dengan tidak menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau memperkaya kebudayaan bangsa sendiri serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa lndonesia.”

Dengan demikian, perkembangan kebudayaan bangsa harus memerhatikan keberagaman masyarakat dengan segala kebutuhan yang timbul dalam proses perkembangan masyarakat bangsa. Penjelasan Pasal 32 memberikan empat ketentuan arah dan tujuan pengembangan

15

Page 16: PANCASILA (Falsafah budaya bangsa)

kebudayaan nasional Indonesia. Pertama, kebudayaan nasional yang hendak dikembangkan harus merupakan pen/vujudan hasil upaya dan tanggapan aktif masyarakat Indonesia dalam proses adaptasi terhadap Iingkungannya dalam arti luas. Kedua, kebudayaan nasional merupakan perpaduan puncak kebudayaan daerah, sehingga mewujudkan konfigurasi budaya bangsa. Ketiga, pengembangan kebudayaan nasional harus menuju ke arah kemajuan yang dapat memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Keempat, menyerap unsur-unsur kebudayaan asing yang dapat mengembangkan dan memperkaya kebudayaan nasional, serta mempertinggi kemanusiaan bangsa Indonesia.

Ketentuan pertama menunjukkan bahwa dalam pengembangan kebudayaan nasional harus diperhatikan oleh masyarakat pendukungnya yang mempunyai Iatar belakang kebudayaan daerah. Ketentuan kedua mengandung pengertian bahwa dalam upaya memajukan kebudayaan nasional, Indonesia harus dapat mewujudkan konfigurasi budaya yang merupakan perpaduan antarpuncak kebudayaan di daerah. Konfigurasi budaya itu sebagai inti penggerak yang akan menjiwai, memberi makna, serta mengarahkan kehidupan berbangsa dan bernegara.

D.Proses Pembentukan Kebudayaan Nasional

Perjalanan panjang sejak kemerdekaan Indonesia, memberi pengalaman kepada warga negara mengenai kehidupan berbangsa dan bernegara. Menurut Meutia" bahwa nation and

16

Page 17: PANCASILA (Falsafah budaya bangsa)

character building sebagai cita-cita membentuk kebudayaan nasional, belum dilandasi oleh strategi budaya yang nyata. Padahai, ini merupakan konsekuensi dicetuskannya Proklamasi Kemerdekaan dan diterimanya Pancasila sebagai dasar negara dan UUD 1945 sebagai hukum dasar négara.

Kesadaran nasional dipupuk dengan menanamkan gagasan nasionalisme dan patriotisme. Kesadaran nasional menjadi dasar keyakinan perlunya memelihara dan rnengembangkan harga diri bangsa, harkat, dan martabat bangsa sebagai perjuangan mencapai peradaban, sebagai upaya melepaskan bangsa dari subordinasi (ketergantungan, ketertundukan, keterhinaan) terhadap bangsa asing atau kekuatan asing.

Dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan, agama, dan suku bangsa, bersama-sama dengan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara, mewarnai "perilaku dan kegiatan kita. Berbagai kebudayaan itu beriringan, saling melengkapi dan saling mengisi, tidak berdiri sendiri-sendiri, bahkan saling menyesuaikan (fleksibel) dalam percaturan hidup sehari-hari. Dalam konteks itu pula, beragam suku bangsa yang terdapat di Indonesia merupakan aset negara karena adanya pemahaman terhadap tradisi, serta potensi budaya yang dimilikinya, yang keseluruhannya perlu didayagunakan bagi pembangunan nasional.

Setiap suku bangsa memiliki hambatan budaya masing-masing, yang berbeda antara suku bangsa yang satu dan yang |ainnya.Tugas negaralah untuk memahami, mengatasi hambatan

17

Page 18: PANCASILA (Falsafah budaya bangsa)

budaya masing-masing suku bangsa, dan secara aktif memberi dorongan dan peluang bagi munculnya potensi budaya baru sebagai kekuatan bangsa.

Dalam bidang sosial-budaya, dalam konteks mutualisme dan perasaan saling memiliki, harus ada proses alamiah yang memberikan isi pada kesadaran dan identitas nasional sebagai esensi persaudaraan (brotherhood) dan ”keluarga luas” (extended family). Hal ini karena dengan semakin meningkatnya perkawinan antarsuku bangsa di tengah masyarakat akan timbul perasaan saling menghargai dan kebersamaan, meskipun masing-masing pihak tetap memelihara identitasnya.” Akan terbentuk komunikasi yang mencerminkan mutualisine, perasaan bersama, dan sinergis (togetherness).

Dengan demikian, dalam penataan mindset untuk ”membentuk" kebudayaan nasional Indonesia, ada beberapa titik tolak utama sebagai awal yang strategis, yaitu sebagai berikut.

Pertama, rakyat Indonesia yang pluralistik merupakan kenyataan yang harus dilihat sebagai aset nasional, bukan risiko atau beban. Rakyat adalah potensi nasional harus diberdayakan, ditingkatkan potensi dan produktivitas Iisikal, mental, dan kulturalnya.

Kedua, tanah air Indonesia sebagai aset nasional yang terbentang dari Sabang sampai Merauke dan dari Miangas sampai Rote merupakan tempat bersemayamnya semangat kebhinekaan. Kewajiban politik dan intelektual kita untuk mentransformasikan ”kebhinekaan” menjadi ”ketunggaIikaan” dalam identitas dan kesadaran nasional.

18

Page 19: PANCASILA (Falsafah budaya bangsa)

Ketiga, diperlukan penumbuhan pola pikir yang dilandasi oleh prinsip mutualisme, kerja sama sinergis saling menghargai dan memiliki (shared interest) dan menghindarkan pola pikir persaingan tidak sehat yang menumbuhkan eksklusivisme, tetapi sebaliknya, perlu secara bersama-sama berlomba meningkatkan daya saing dalam tujuan peningkatan kualitas sosial-kultural sebagai bangsa.

Keempat, membangun kebudayaan nasional Indonesia harus mengarah pada suatu strategi kebudayaan untuk dapat menjawab pertanyaan, "Akan kita jadikan seperti apa bangsa kita?" yang tentu jawabannya adalah "menjadi bangsa yang tangguh dan entrepreneurial, menjadi bangsa Indonesia dengan ciri-ciri nasional Indonesia, berfalsafah dasar Pancasila, bersemangat bebas-aktif mampu rrienjadi tuan di negeri sendiri, dan mampu berperanan penting dalam percaturan global dan dalam kesetaraan juga mampu menjaga perdamaian dunia.

Kelima, yang kita hadapi adalah krisis budaya.Tanpa ditegakkannya upaya ”membentuk" identitas nasional dan kesadaran nasional, bangsa ini akan menghadapi kehancuran. Menurut C_A. van Peurseun, karena kebudayaan tidak terlaksana di luar kita sendiri, kita (manusia) sendirilah yang harus menemukan strategi kebudayaan, termasuk dalam proses melestarikan kebudayaan. Hal ini karena proses melestarikan kebudayaan itu pada hakikatnya mengarah pada perilaku kebudayaan apabila dilakukan secara terus- menerus.

19

Page 20: PANCASILA (Falsafah budaya bangsa)

BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Kebudayaan merupakan keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk memahami dan menginterpretasi lingkungan serta pengalamannya, dan menjadi pedoman tingkah lakunya. Kebudayaan merupakan milik bersama anggota masyarakat yang disebarkan dan diwariskan kepada generasi berikutnya.

Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki wilayah yang luas, terbentang dari Aceh sampai ke Papua. Ada 17.504 pulau yang tersebar di seluruh kedaulatan Repubiik Indonesia, yang terdiri atas 8.651 pulau yang bernama dan 8.853 pulau yang belum bernama. Ada sekitar 726 bahasa daerah yang tersebar di seluruh Nusantara.

Perkembangan kebudayaan bangsa harus memerhatikan keberagaman masyarakat dengan segala kebutuhan yang timbul dalam proses perkembangan masyarakat bangsa. Penjelasan Pasal 32 memberikan empat ketentuan arah dan tujuan pengembangan kebudayaan nasional Indonesia.

20

Page 21: PANCASILA (Falsafah budaya bangsa)

Dalam bidang sosial-budaya, dalam konteks mutualisme dan perasaan saling memiliki, harus ada proses alamiah yang memberikan isi pada kesadaran dan identitas nasional sebagai esensi persaudaraan (brotherhood) dan ”keluarga luas” (extended family). Hal ini karena dengan semakin meningkatnya perkawinan antarsuku bangsa di tengah masyarakat akan timbul perasaan saling menghargai dan kebersamaan, meskipun masing-masing pihak tetap memelihara identitasnya.” Akan terbentuk komunikasi yang mencerminkan mutualisine, perasaan bersama, dan sinergis (togetherness).

21

Page 22: PANCASILA (Falsafah budaya bangsa)

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

http://sopi-buldan-ansori.blogspot.com/2012/10/falsafah-budaya-bangsa.html

22