P䕒ANCAN䝁N⁉乔䕒I佒 STREET ART SPACE DI⁋佔A⁂ANDUNG

19
1 | Perancangan Street Art Space Di Kota Bandung PERANCANGAN INTERIOR STREET ART SPACE DI KOTA BANDUNG Oleh : Imam Buhori*), Dea Aulia Widyaevan**), Irwan Sudarisman**) Program Studi Desain Interior, Fakultas Industri Kreatif, Telkom University Jl. Telekomunikasi No. 01, Terusan Buah Batu, Dayeuhkolot, Bandung, 40257, Indonesia No. HP : +6281321495254 *) Mahasiswa Jurusan Desain Interior, Fakultas Industri Kreatif, Telkom University **) Dosen Jurusan Desain Interior, Fakultas Industri Kreatif, Telkom University [email protected] [email protected] [email protected] Abstrak Bandung merupakan salah satu kota besar di Indonesia dimana pertumbuhan seninya sangat pesat. Banyak seniman-seniman yang lahir dan mengembangkan kreativitasnya di Bandung. Seni yang berkembang di kota Bandung beragam jenis nya, mulai dari yang membawakan unsur budaya setempat sampai yang membawakan unsur kritik-kritik sosial. Street art merupakan seni rupa kontemporer yang sering membawakan kritikan-kritikan tersebut, tetapi fakta yang ada bahwa seniman jalanan tidak diwadahi oleh Art Space di Kota Bandung. Padahal hal yang diungkapkan Baudelaire menjadi fakta hingga saat ini, bahwa jalanan menjadi sebuah kumpulan sumber inspirasi. Street Art Space sendiri merupakan Art Space yang lebih ditujukan kepada seniman-seniman, maupun komunitas-komunitas yang berbasis jalanan dan masyarakat.Tujuan perancangan interior Street Art Space yaitu perancangan yang berguna sebagai wadah untuk mengekspresikan ide dan gagasan seniman jalanan dan masyarakat dalam bentuk karya maupun pertunjukkan seni tanpa adanya batasan. Sehingga dapat menciptakan ruang seni yang bersifat menginspirasi dan saling memberikan apresiasi satu sama lain. Proses perancangan interior Street Art Space menggunakan metode perancangan analisa dan sintesa. Proses analisa didapat dengan cara membuat perbandingan dari Art Space dan menarik kesimpulan dari hasil survey Art space dibeberapa Kota di Indonesia khususnya Bandung, proses wawancara, dan permasalahan desain. Proses sintesa berupa pemecahan masalah yang dari permasalahan dan fenomena. Pada proses analisa yang kemudian di evaluasi kembali terhadap tujuan perancangan. Hasil perancangan Street Art Space merupakan hasil implementasi konsep dan programming ke dalam elemen pembentuk ruang dan elemen pengisi ruang. Kata kunci: Bandung, seni, kritik sosial, Art Space, Street Art, Street Art Space INTERIOR PLANNING OF STREET ART SPACE IN BANDUNG CITY By : Imam Buhori*), Dea Aulia Widyaevan**), Irwan Sudarisman**) Interior Design, Telkom Creative Industry School, Telkom University Jl. Telekomunikasi No. 01, Terusan Buah Batu, Dayeuhkolot, Bandung, 40257, Indonesia Phone Number : +6281321495254 *) Student of Interior Design, Telkom Creative Industry School, Telkom University **) Lecturer of Interior Design, Telkom Creative Industry School, Telkom University [email protected] [email protected] [email protected] Abstract Bandung is one of the big cities in Indonesia where the growth of art is very rapid. Many artists are born and develop their creativity in Bandung. Art that develops in the city of Bandung various types, ranging from bringing elements of local culture to bring elements of social criticisms. Street art is an art that often carries these criticisms, but the existing phenomenon that street artists are not accommodated by Art Space in Bandung. But what ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.5, No.3 Desember 2018 | Page 3396

Transcript of P䕒ANCAN䝁N⁉乔䕒I佒 STREET ART SPACE DI⁋佔A⁂ANDUNG

Page 1: P䕒ANCAN䝁N⁉乔䕒I佒 STREET ART SPACE DI⁋佔A⁂ANDUNG

1 | Perancangan Street Art Space Di Kota Bandung

PERANCANGAN INTERIOR STREET ART SPACE

DI KOTA BANDUNG

Oleh : Imam Buhori*), Dea Aulia Widyaevan**), Irwan Sudarisman**)

Program Studi Desain Interior, Fakultas Industri Kreatif, Telkom University

Jl. Telekomunikasi No. 01, Terusan Buah Batu, Dayeuhkolot, Bandung, 40257, Indonesia

No. HP : +6281321495254

*) Mahasiswa Jurusan Desain Interior, Fakultas Industri Kreatif, Telkom University

**) Dosen Jurusan Desain Interior, Fakultas Industri Kreatif, Telkom University

[email protected] [email protected] [email protected]

Abstrak

Bandung merupakan salah satu kota besar di Indonesia dimana pertumbuhan seninya sangat

pesat. Banyak seniman-seniman yang lahir dan mengembangkan kreativitasnya di Bandung.

Seni yang berkembang di kota Bandung beragam jenis nya, mulai dari yang membawakan

unsur budaya setempat sampai yang membawakan unsur kritik-kritik sosial. Street art

merupakan seni rupa kontemporer yang sering membawakan kritikan-kritikan tersebut, tetapi

fakta yang ada bahwa seniman jalanan tidak diwadahi oleh Art Space di Kota Bandung.

Padahal hal yang diungkapkan Baudelaire menjadi fakta hingga saat ini, bahwa jalanan

menjadi sebuah kumpulan sumber inspirasi. Street Art Space sendiri merupakan Art Space

yang lebih ditujukan kepada seniman-seniman, maupun komunitas-komunitas yang berbasis

jalanan dan masyarakat.Tujuan perancangan interior Street Art Space yaitu perancangan

yang berguna sebagai wadah untuk mengekspresikan ide dan gagasan seniman jalanan dan

masyarakat dalam bentuk karya maupun pertunjukkan seni tanpa adanya batasan. Sehingga

dapat menciptakan ruang seni yang bersifat menginspirasi dan saling memberikan apresiasi

satu sama lain. Proses perancangan interior Street Art Space menggunakan metode

perancangan analisa dan sintesa. Proses analisa didapat dengan cara membuat perbandingan

dari Art Space dan menarik kesimpulan dari hasil survey Art space dibeberapa Kota di

Indonesia khususnya Bandung, proses wawancara, dan permasalahan desain. Proses sintesa

berupa pemecahan masalah yang dari permasalahan dan fenomena. Pada proses analisa yang

kemudian di evaluasi kembali terhadap tujuan perancangan. Hasil perancangan Street Art

Space merupakan hasil implementasi konsep dan programming ke dalam elemen pembentuk

ruang dan elemen pengisi ruang.

Kata kunci: Bandung, seni, kritik sosial, Art Space, Street Art, Street Art Space

INTERIOR PLANNING OF STREET ART SPACE

IN BANDUNG CITY

By : Imam Buhori*), Dea Aulia Widyaevan**), Irwan Sudarisman**)

Interior Design, Telkom Creative Industry School, Telkom University

Jl. Telekomunikasi No. 01, Terusan Buah Batu, Dayeuhkolot, Bandung, 40257, Indonesia

Phone Number : +6281321495254

*) Student of Interior Design, Telkom Creative Industry School, Telkom University

**) Lecturer of Interior Design, Telkom Creative Industry School, Telkom University

[email protected] [email protected] [email protected]

Abstract

Bandung is one of the big cities in Indonesia where the growth of art is very rapid. Many

artists are born and develop their creativity in Bandung. Art that develops in the city of

Bandung various types, ranging from bringing elements of local culture to bring elements of

social criticisms. Street art is an art that often carries these criticisms, but the existing

phenomenon that street artists are not accommodated by Art Space in Bandung. But what

ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.5, No.3 Desember 2018 | Page 3396

Page 2: P䕒ANCAN䝁N⁉乔䕒I佒 STREET ART SPACE DI⁋佔A⁂ANDUNG

2 | Perancangan Street Art Space Di Kota Bandung

Baudelaire discloses to be a fact until now, that the streets become a collection of sources of

inspiration. Street Art Space is an Art Space that is more aimed at street artists, as well as

street-based communities, and everybody. The purpose of interior planning Space Street

Space is a useful design as a container to express ideas and concepts of artists and the

public in the form of artwork and art performances without any limitations. So as to create

an art space that is inspiring and mutually give appreciation to each other. Art Space

interior planning process using analysis and synthesis method. The analysis process was

obtained by making a comparison of the Art Room and drawing conclusions from the results

of the Art room survey in several cities in Indonesia, especially Bandung, interview process,

and design issues. The synthesis process consists of problem solving of problems and

phenomena. in the analysis process which is then re-evaluated from the planning objectives.

The result of Street Art Space planning is the implementation of concept and programming

into the elements of space and furniture elements.

Keywords: Bandung, art, social criticism, Art Space, Street Art, Street Art Space

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seni dapat diartikan dengan sesuatu yang

diciptakan manusia yang mengandung unsur

keindahan. Seni tidak hanya berupa patung, lukisan,

ataupun musik, tetapi seni terdiri dari berbagai jenis

seperti seni rupa, seni kontemporer, seni pertunjukkan

dan lain sebagainya. Berkembangnya aktivitas seni

berbanding lurus dengan berkembangnya tempat-

tempat yang berfungsi sebagai wadah untuk

mencakup semua kegiatan seorang seniman. Ruang

seni atau yang biasa kita sebut sebagai Art space

semakin banyak dan berkembang di kota-kota di

Indonesia, baik dari kota kecil maupun di kota besar

seperti Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, Semarang, dan

Bandung. Konsep yang disajikannya pun berbeda-

beda, yang tujuannya untuk membuat masyarakat dan

seniman merasa nyaman, dan tentunya sebagai wadah

pelaku seni menyampaikan perasaannya kepada

masyarakat luas dalam berbentuk karya maupun suatu

pertunjukkan.

Salah satu seni yang sering terlupakan

keberadaannya yaitu seni rupa jalanan “Street Art”.

Street Art yaitu seni dikembangkan pada ruang

publik, yaitu "di jalanan", meskipun istilah

unsanctioned biasanya mengacu pada seni, sebagai

lawan dari inisiatif yang disponsori oleh pemerintah.

Pada dasaranya seorang seniman jalanan/Street Artist

memiliki tujuan sama yaitu ingin menyampaikan ide

dan gagasannya kepada masyarakat luas yang

terkadang tidak diakui keberadaaanya di masyakat

dan dianggap sebagai pelaku yang merusak kota.

Seni rupa jalanan adalah seni rupa kontemporer

yang mencoba membongkar batasan-batasan mapan

seni rupa. Seni rupa selama ini identik dengan karya-

karya di kanvas dan hanya dipamerkan di ruang-ruang

galeri. Seni rupa jalanan dengan demikian

menyodorkan konvensi, pemahaman baru, metode dan

perlengkapan teknis berkesenirupaan yang berbeda,

pilihan alternatif media yang digunakan serta model

penghadiran seni rupa di ruang publik yang sangat

berbeda. Selain itu, seni rupa jalanan juga dapat

diartikan sebagai perlawanan terhadap seni modern

yang sudah diproduksi, didistribusikan, dan

dikonsumsi secara kapitalistik.

Fenomena umum yang ada dimasyarakat

mengenai Street Art yaitu selalu dihubungkan dengan

aksi vandalisme. Yang menjadi perbedaan yaitu

bahwa street art memiliki tujuan yaitu menyampaikan

pesan tersirat kepada masyarakat. Sedangkan

vandalisme tujuannya yaitu merusak fasilitas umum

maupun merusak karya seni. Sedangkan fenomena Art

space di Bandung yaitu tidak adanya Art Space yang

benar-benar ditujukan untuk mewadahi seniman-

seniman jalanan. Tidak adanya tempat yang ditujukan

itu membuat seniman/komunitas seni menggunakan

tempat seadanya untuk melakukan pameran dan

pertujukan seperti komunitas musik punk yang kerap

menggelar street gigs di bawah jembatan layang

Pasupati, seniman tradisi yang rutin menggelar

kesenian pencak silat di taman Cikapayang, lukisan-

lukisan mural dan graffiti ditiang-tiang listrik jalan,

serta seniman-seniman jalan lain yang hanya bisa

melakukan pertunjukan di kegiatan tertentu seperti car

free day.

Berdasarkan latar belakang dan indentifikasi

masalah maka dirumuskan sebuah masalah sebagai

berikut :

a. Bagaimana Street art space yang sesuai dengan

seniman jalanan di Bandung ?

b. Bagaimana program ruang yang dibutuhkan

dalam perancangan Street art space dan

bagaimana menyatukannya terkait berbedanya

kegiatan yang ditampilkan ?

c. Bagaimana fasilitas ruang yang dapat memenuhi

segala kegiatan dan aktivitas dalam sebuah Street

art space ?

d. Bagaimana perancangan Street art space yang

bersifat fleksibel untuk semua pelaku seni baik

seniman maupun pengunjungnya ?

ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.5, No.3 Desember 2018 | Page 3397

Page 3: P䕒ANCAN䝁N⁉乔䕒I佒 STREET ART SPACE DI⁋佔A⁂ANDUNG

3 | Perancangan Street Art Space Di Kota Bandung

e. Bagaimana menciptakan suasana yang lebih

terbuka pada Street art space sehingga pelaku

seni dan masyarakat juga lebih tertarik dan tidak

merasa sungkan untuk datang dan mengetahui

proses berkesenian ?

1.2. Tujuan dan Sasaran

Tujuan utama dari sebuah perancangan Street art

space yakni perancangan yang beguna sebagai wadah

untuk mengekspresikan ide dan gagasan pelaku seni

jalanan dan masyarakat dalam bentuk karya maupun

pertunjukkan seni tanpa adanya batasan. Sehingga

dapat menciptakan ruang seni yang bersifat

menginspirasi dan saling memberikan apresiasi satu

sama lain.

Dengan sasaran perancangan sebagai berikut :

a. Memahami lebih dalam tentang sebuah seni,

terutama Street Art.

b. Memanfaatkan semua sudut ruang sesuai dengan

kebutuhan Art space.

c. Menciptakan suasana ruang yang berbeda.

d. Membuat inovasi sehingga menciptakan ruang

yang dapat menginspirasi dan membangkitkan

kreativitas.

e. Tidak hanya mengutamakan estetika tetapi juga

fungsi.

f. Membawa unsur-unsur jalanan dalam sebuah

ruang.

1.3. Metodologi Perancangan

a. Pengumpulan Data

- Observasi

Pengamatan dengan melakukan survei

Kampung Dago Pojok, Car Free Day, Sangkring

Art Space, Komunitas Salihara, dan tempat-

tempat berkesenian lainnya terutama yang

berbasis Street Art dimana memiliki fungsi

sebagai Art space dengan tipologi yang berbeda,

sehingga dapat mengetahui perbedaan antar

tipologi Art Space. Objek yang diamati yaitu

lokasi site, user, aktivitas dan fasilitas, elemen

pembentuk ruang dan pengisi ruang, suasana,

perbedaan mengenai tipologi antar Art space.

- Pengukuran

Melakukan pengukuran pada Kampung Dago

Pojok, Car Free Day, Sangkring Art Space,

Komunitas Salihara, dan tempat-tempat

berkesenian lainnya terutama yang berbasis Street

Art. Pengukuran terbagi menjadi 2.

- Dokumentasi

Dokumentasi dengan melakukan pengambilan

foto maupun video Kampung Dago Pojok, Car

Free Day, Sangkring Art Space, Komunitas

Salihara, dan tempat-tempat berkesenian lainnya

terutama yang berbasis Street Art dengan tujuan

untuk mendukung kegiatan observasi,

mendapatkan keterangan secara visual,

penerangan pengetahuan dan bukti dengan

peralatan teknologi yang sudah modern.

- Wawancara

Sebagai pendukung kelengkapan data dengan

cara melakukan tanya jawab langsung dengan

narasumber yang terpercaya dengan pengelola

Kampung Dago Pojok, Car Free Day, Sangkring

Art Space, Komunitas Salihara, dan pelaku seni

lainnya terutama yang berbasis Street Art

mengenai data -data yang masih kurang dan

masih menjadi pertanyaan.

- Data Sekunder

Data literatur dapat diperoleh dari berbagai

sumber seperti buku, jurnal, laporan, website

yang dapat dipertanggung jawabkan datanya.

b. Analisa Data

Analisa data primer berdasarkan apa yang

sudah didapatkan dari pengumpulan data primer

dan data sekunder. Tujuan melakukan analisa

yaitu untuk menemukan suatu permasalahan

desain pada Street art space. Analisa berdasarkan

pada objek yang memiliki fungsi sejenis yakni

Jugglers Art Space, Sangkring Art Space dan

Komunitas Salihara, guna untuk menemukan

perbedaan tipologi antar Art space. Analisa data

yaitu dengan cara mengomparasikan

permasalahan dan kebutuhan ruang.

c. Sintesa ( Programming )

Hasil keluaran dari menganalisa data berupa

kebutuhan ruang, kedekatan ruang, zoning

blocking, dan konsep :

- Zoning dan Blocking

Keluaran dari Analisa memunculkan sebuah

gagasan dasar pembagian ruang pada denah site

yang digunakan sebagai Street art space.

Pembagian ruang ini diperoleh berdasarkan

seberapa besar ruang yang dibutuhkan tetapi

masih dalam gagasan awal sebuah desain.

- Kebutuhan Ruang

Kebutuhan ruang meliputi fasilitas apa saja

yang di butuhkan pada sebuah Street art space

agar dapat memenuhi kebutuhan seniman,

pengunjung dan pengelola. Keluaran dari

kebutuhan ruang berupa aktivitas, fasilitas,

kapasitas ruang, besaran ruang, besaran furniture,

besaran sirkulasi serta luasan.

- Kedekatan Ruang

Kedekatan ruang salah satu yang menjadi

keluaran dari sebuah analisa, dengan tujuan untuk

mengetahui kedekatan antar ruang yang

digunakan sebagai acuan penataan ruang pada

sebuah Street art space. Selain itu juga untuk

mengetahui apakah pembagian ruang benar-benar

efektif dan efisien dalam memenuhi kegiatan

seniman, pengunjung dan pengelola.

- Konsep

Konsep adalah sebuah titik awal penting

yang akan menunjukan arah dalam desain

perancangan Street art space. Konsep merupakan

peta jalan tempat kembali dan kembali lagi untuk

menentukan arah proses desain perancangan.

Konsep bersifat representatif dan sebagai solusi

ide awal dari sebuah perancangan.

ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.5, No.3 Desember 2018 | Page 3398

Page 4: P䕒ANCAN䝁N⁉乔䕒I佒 STREET ART SPACE DI⁋佔A⁂ANDUNG

4 | Perancangan Street Art Space Di Kota Bandung

d. Pengembangan Desain

Pengembangan desain yaitu dengan cara

mencari banyak referensi-referensi bangunan

maupun desain yang mempunyai fungsi sama

yaitu sebagai Street art space. Selain itu dengan

mendalami konsep utama dalam sebuah

perancangan dan melalakukan analisa dan sintesa

dengan benar mengenai creative space. dengan

menambah referensi juga menambah alternatif

desain agar desain berkembang. Pengembangan

desain ini diterapkan pada sebuah perancangan

yang terimplementasikan pada gambar kerja yang

dirancang.

2. KAJIAN LITERATUR

Street Art atau Seni Rupa Jalanan adalah adalah

seni rupa kontemporer yang mencoba membongkar

batasan-batasan mapan seni rupa. Seni rupa selama ini

identik dengan karya-karya di kanvas dan hanya

dipamerkan di ruang-ruang galeri. Seni rupa jalanan

dengan demikian menyodorkan konvensi,

pemahaman-pemahaman baru, metode dan

perlengkapan teknis berkesenirupaan lainnya, pilihan

alternatif media, model penghadiran seni rupa di

ruang publik. Hal ini akan nampak dengan jelas

misalnya dalam kasus seni mural, graffiti, dan stencil

yang mencoba menawarkan pengertian baru tentang

seni rupa di luar mainstream pengertian yang sudah

lazim diterima atau sudah menjadi pengertian modern

yang sudah mapan.

Seni rupa jalanan merupakan salah satu Urban

art dimana seni yang mencirikan sebuah

perkembangan kota, dimana perkembangan itu

kemudian melahirkan sistem di masyarakat yang

secara struktur dan kultur berbeda dengan struktur dan

kultur masyarakat pedesaan. Saat ini seni bukan lagi

sekedar berlatar belakang tradisi tapi justru lebih

merespon tradisitradisi baru terutama di daerah

perkotaan yang secara demografis dihuni oleh anggota

masyarakat yang sangat heterogen.

Urban art lahir karena adanya kerinduan untuk

merespon kreativitas masyarakat yang tinggal di

daerah perkotaan dengan segala problematikanya.

Maka munculah usaha dari sekelompok orang untuk

memamerkan dan mendatangkan seni ditengah-tengah

masyarakat dengan cara melakukan kebebasan

berekspresi di ruang publik. Urban art berhasil

memangkas hubungan yang berjarak antara publik

sebagai apresiator dengan sebuah karya seni.

Menggantikan fungsi seni rupa yang awalnya agung,

klasik, murni, tinggi serta tradisional. Urban art

sendiri yaitu berakar pada sebuah perbedaan sikap

politik, anti kemapanan, vandalism, dan pelawanan

terhadap sistem dominan dimasyarakat.

Street Art Space adalah art space yang lebih

ditujukan kepada seniman-seniman, maupun

komunitas-komunitas yang berbasis jalanan bertujuan

untuk memberdayakan dan mengembangakan

kreativitas tentang seni yang tidak hanya berguna

dirinya sendiri (seniman) tetapi juga untuk

masyarakat.

Beberapa contoh Street Art di Bandung :

Lokasi Jenis & Media Foto/Gambar

Siliwangi Mural

- Pilok

- Cat

Jl. Ir

Juanda

Sticker Art

- Stiker plastik

Graffiti

- Pilok

- Cat

- Spidol

permanen

Mural

- Pilok

- Cat

Taman

Pasupati

Graffiti

- Pilok

- Cat

- Spidol

permanen

Mural

- Pilok

- Cat

Stencil Graffiti

- Pilok

- Cat

ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.5, No.3 Desember 2018 | Page 3399

Page 5: P䕒ANCAN䝁N⁉乔䕒I佒 STREET ART SPACE DI⁋佔A⁂ANDUNG

5 | Perancangan Street Art Space Di Kota Bandung

Jl. Taman

Sari

Graffiti

- Spidol

permanen

Guerrilla Art

- Pilok

- Spidol

permanen

Taman

Dago

Sticker Art

- Stiker plastik

Graffiti

- Pilok

- Cat

- Spidol

permanen

Mural

- Pilok

- Cat

Jl. Layang

Antapani

Mural

- Potongan

keramik

Alun-alun

Bandung

Mural

- Pilok

- Cat

Graffiti

- Pilok

- Cat

Samping

paskal

Mural

- Pilok

- Cat

Graffiti

- Pilok

- Cat

Kesimpulan :

Street Art yang paling banyak di Bandung :

1. Graffiti

Graffiti berada diurutan pertama dengan jumlah yang

sangat banyak, jenis Graffiti yang banyak dibawakan

yaitu jenis bubble, wildstyle, 3D dan tagging.

2. Mural

Mural menduduki peringkat kedua dibawah graffiti

dengan jenis yang dibawakan yaitu mural wajah

wanita, ilustrasi manusia dan pop art.

3. Stencil graffiti dan Stiker Art

Stencil graffiti dan stiker Art berada di posisi ketiga,

perbedaan banyak jumlahnya kurang lebih hampir

sama. Maka dari itu Stencil dan Stiker Art berada

diposisi ketiga. Jenis yang dibawakan biasanya berupa

kritik-kritik sosial.

Tempat yang paling banyak sebagai media Street Art

di Bandung :

1. Dinding Jalan

Dinding jalan paling banyak dibuat Street Art seperti :

dinding rumah kosong, dinding flyover, dinding

rumah dan dinding penutup jalan seng.

2. Box Arus Listrik

Box Arus Listrik cukup banyak dijadikan sebagai

tempat untuk dibuat Street Art, Street Art yang

banyak di box ini yaitu graffiti jenis tagging dan stiker

art.

3. Pintu ruko

Pintu pagar ruko berada di urutan ketiga tempat yang

paling banyak di buat Street Art baik ruko yang pintu

ruko yang masih di gunakan maupun yang kosong.

Graffiti jenis bubble, Wildstlye, 3D graffiti dan mural

yang paling banyak.

3. TEMA DAN KONSEP PERANCANGAN

3.1. Deskripsi Proyek

Nama : Street Art Space di Kota

Bandung

Pemilik Proyek : Swasta

Sifat Proyek : Fiktif

Arsitek : Ira Agustina

Luas lahan : ± 6500 m²

Luas Bangunan : ± 3000 m²

Lokasi : Jl. Ir. H Juanda, Dago, Kota

Bandung

Batas Utara : Lahan tetangga

Batas Barat : Jl. Rangga Malela

Batas Timur : Jl. Ir. H Juanda

Batas Selatan : Taman Publik

KDB : 40% - 60%

KLB : 1,8 – 2,3

GSB

Tabel 1 Contoh Street Art di Bandung (Sumber: Dokumen Pribadi )

Gambar 1 Lokasi Street Art Space (Sumber: www.google maps.com; diakses pada

Selasa 1 Mei 2018, 19.00 WIB)

ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.5, No.3 Desember 2018 | Page 3400

Page 6: P䕒ANCAN䝁N⁉乔䕒I佒 STREET ART SPACE DI⁋佔A⁂ANDUNG

6 | Perancangan Street Art Space Di Kota Bandung

Jl. Ir H Juanda : 15m

Jl. Rangga Malela : 8m

Jl. Taman : 8m

3.2. Analisa Site

Dago merupakan salah satu destinasi utama

berkunjung masyarakat ketika mengunjungi Kota

Bandung, karena terletak dipusat kota. Dago memiliki

banyak pusat kegiatan seperti perkembangan sejarah,

perkembangan seni, perkembangan budaya, dll.

Perkembangan seni di Kota Bandung sangat pesat

tetapi tidak diiringi perkembangan ruang seni sebagai

fasilitasnya. Terletak di Jalan Ir. H Juanda, Dago,

Kota Bandung bangunan ini digunakan sebagai ruang

publik untuk menampung semua kegiatan yang

berkaitan dengan seni bagi masyarakat Kota Bandung

dan masyarakat umum yang ingin mengekspresikan

ide dan gagasan mereka. Kawasan ini sangat strategis

sebagai pusat sebuah kegiatan seni karena lokasinya

yang dekat dengan pusat-pusat kegiatan lainnya.

Bangunan Street Art Space ini menghadap kerah

timur dimana pencahayaan dan sirkulasi udara yang

didapatkan secara alami sangat bagus. Karena

idealnya sebuah bangunan yaitu menghadap kerah

timur dengan keuntungan, pencahayaan alami yang

didapatkan sangat maksimal dan ideal karena

matahari bergerak dari timur kearah barat. Sedangkan

alur sirkualsi udara yaitu dari dan menuju ke utara,

dimana bangunan ini banyak menggunakan bukaan

untuk mendapatkan sirkulasi yang baik.

3.3. Konsep Perancangan

Tema : “Spirit Urban”

Tema perancangan “Spirit Urban”, Urban memiliki

arti bersifat kekotaan Sedangkan Spirit memiliki arti

semangat. Street Art sendiri lahir tumbuh dan

berkembang didaerah perkotaan, adanya kerinduan

untuk merespon kreativitas masyarakat yang tinggal

di daerah perkotaan dengan segala problematikanya.

Maka munculah spirit usaha dari sekelompok orang

untuk memamerkan dan mendatangkan seni ditengah-

tengah masyarakat dengan cara melakukan kebebasan

berekspresi di ruang publik.

Seni rupa selama ini identik dengan karya-karya di

kanvas dan hanya dipamerkan di ruang-ruang galeri.

Street Art dengan demikian menyodorkan konvensi,

pemahaman baru, metode dan perlengkapan teknis

berkesenirupaan yang berbeda, pilihan alternatif

media yang digunakan serta model penghadiran seni

rupa di ruang publik yang sangat berbeda.

Tujuan tema perancangan ini adalah untuk

memaparkan kepada masyarakat luas bahwa Street

Art memiliki peran besar dalam sebuah

perkembangan seni rupa di era modern seperti saat ini,

sehingga perlu diberi sebuah apresiasi dengan cara

mewadahinya dalam sebuah Art Space

.

3.4. Konsep Bentuk

Metode pengambilan konsep bentuk yaitu dengan

metode programatik dimana pada metode ini

membutuhkan analisa identifikasi permasalahan pada

sebuah bangunan yang ada.”Tegas” yang berarti

kokoh dan kuat, sedangkan “Dimanis” mengadung

arti fleksibel dan dapat mengikuti perkembangan

zaman yaitu menciptakan ruang yang fleksibel dan

dinamis tetapi sangat kokoh dan kuat.

3.5. Konsep Warna

Segi warna, konsep yang diterapkan yaitu berasal

dari penggayaan suasana jalan yang menggunakan

warna-warna netral (gradasi hitam ke putih) maupun

warna coklat dengan alasan warna ini dapat diterima

oleh semua orang. Warna-warna yang

menggambarkan kedewasaan masyarakat urban yang

fleksibel dan simpel tetapi juga masih terlihat menarik

dan kekinian. Objek sebuah warna pop art street art

menjadi suatu karya yang menjadi focal point sebuah

bangunan.

3.6. Konsep Material

Untuk dapat mendukung tema desain, konsep

material yang digunakan dalam perancangan adalah

pemilihan material yang mencirikan sebuah karakter

jalan yaitu mengggunakan material yang

mengesankan sebuah kasarnya jalanan. Selain itu juga

menggunakan material yang dapat memberikan

nuansa yang lebih terasa natural, netral dan tampil apa

adanya. Material ini seperti batu bata tempel ekspose,

beton ekspose, kayu solid, beton pracetak, besi

finishing doff dll. Penyelesaian material yaitu dibuat

lebih halus dengan alasan mementingkan aspek

keamanan dan kenyamanan ruang.

3.7. Konsep Furnitur

Furniture yang dirancangan yaitu mengambil

analogi dari sebuah jalanan, yang dibuat untuk

memecahkan masalah yang ada yaitu untuk

menciptakan suasana jalan pada sebuah ruangan, serta

bersifat fleksibel.

Gambar 2 Konsep Bentuk (Sumber: Dokumen Pribadi )

Gambar 3 Konsep Warna (Sumber: Dokumen Pribadi )

Gambar 4 Konsep Material (Sumber: Dokumen Pribadi )

ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.5, No.3 Desember 2018 | Page 3401

Page 7: P䕒ANCAN䝁N⁉乔䕒I佒 STREET ART SPACE DI⁋佔A⁂ANDUNG

7 | Perancangan Street Art Space Di Kota Bandung

3.8. Konsep Pencahayaan

Konsep pencahayaan terbagi menjadi 2 yaitu

pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Konsep

pencahayaan alami tidak banyak berbicara banyak

karena hanya bergantung dengan pencahayaan dari

luar ruangan pada siang hari.

Sedangkan konsep pencahayaan buatan merupakan

sebuah elemen pendukung penggayaan yaitu

industrial kontemporer, pencahayaan yang diadopsi

dari jalan yang di desain ulang agar dapat

menyesuaikan dengan ruangan. Seperti lampu jalan

yang di letakkan di ruangan tetapi dengan sebuah

pengubahan desain bentuk tanpa menghilangkan

karkater atau ciri khas dari lampu jalanan.

Tidak terlalu banyaknya konsep pada perancangan

pada street art space ini dengan tujuan agar tidak

hilangnya karakter jalanan yang berada didalam

ruangan sehingga tetap terlihat menarik meskipun apa

adanya dan tidak menjadikan seniman ataupun

masyarakat untuk datang dan beraktivitas di street art

space.

Konsep task lighting atau arah pencahayaan yang

di hanya difokuskan ke suatu objek atau bidang

tertentu diterapkan pada area-area yang membutuhkan

pencahayaan khusus, seperti sebuah workshop yang

menggunakan sistem pencahayaan ini karena untuk

memfokuskan pada kegiatannya tetapi tetap tanpa

menyamarkan konsep utama pencahayaan yaitu

konsep jalanan yang sederhana.

3.9. Konsep Penghawaan

Konsep penghawaan alami yaitu dengan

memfaatkan banyaknya jendela dan bukaan sebagai

sirkulasi udara pada bangunan. Perencanaan desain

bukaannya yaitu bukaan yang dapat dibuka pada suatu

waktu ketika ruangan banyak membutuhkan

penghawaan alami yang banyak contohnya seperti

jendela, pintu dan bukaan lainnya. Sehingga sirkulasi

udara yang masuk tidak tertahan pada ruangan dan

langsung diteruskan ke bukaan sirkulasi yang lain.

Sedangkan pada penghawaan buatan yaitu

bergantung pada ac dan exhaust fan yang ditempatkan

pada ceiling. Penempatan ini bertujuan agar tidak

mengganggu aktivitas yang ada didalam ruangnya,

sehingga dibagian dinding dan lantai lebih leluasa

digunakan untuk fungsi utama Street Art Space.

3.10. Konsep Penghawaan

Gambar 6 Konsep Pencahayaan Alami (Sumber: Dokumen Pribadi )

Gambar 5 Konsep Furnitur (Sumber: : https://www.greeners.co/ide-

inovasi/furnitur-modern-dari-drum-minyak-bekas/;

diakses pada Rabu 2 Mei 2018, 09.00 WIB)

Gambar 7 Contoh Konsep Pencahayaan Utama (Sumber: https://homeisd.com/21-beautiful-lamp-designs-

that-light-up-the-entire-room-decor/; diakses pada Rabu 2

Mei 2018, 09.00 WIB)

Gambar 8 Contoh Pencahayaan Task Lighting (Sumber: https://www.sparksdirect.co.uk/jake-dyson-csys-

led-task-light-in-black-dimmable-8w-led-desk-table-

lamp#.W2oh2flEnGg; diakses pada Rabu 2 Mei 2018, 09.00 WIB)

Gambar 9 Konsep Penghawaan Alami (Sumber: Dokumen Pribadi )

Gambar 10 Contoh Desain Bukaan Penghawaan Buatan (Sumber: https://id.pinterest.com/pin/782289397

742936793/; diakses pada Rabu 2 Mei 2018, 09.00 WIB)

Gambar 11 Contoh Penghawaan Buatan (Sumber: https://id.pinterest .com /pin/ 50707723928760

0101/; diakses pada Rabu 2 Mei 2018, 09.00 WIB)

ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.5, No.3 Desember 2018 | Page 3402

Page 8: P䕒ANCAN䝁N⁉乔䕒I佒 STREET ART SPACE DI⁋佔A⁂ANDUNG

8 | Perancangan Street Art Space Di Kota Bandung

Konsep organisasi ruang pada Street Art Space ini

yaitu menggunakan sistem organisasi terklaster,

dengan pembagian ruang berdasarkan kedekatan

ruang yang memiliki fungsi sejenis atau sama.

Pembagian ruang dengan cara ini lebih memudahkan

pengunjung saat berada pada art space. Siskulasinya

dengan pencapaian yang langsung dengan konfigurasi

jalur nya menyebar dengan cara radial.

3.11. Konsep Keamanan

Konsep keamanan ruang yaitu selain sistem utilitas

yang dirancang selengkap mungkin juga dibuat

menjadi salah satu nilai estetika ruangan. Tujuannya

sebagai pengamanan ruang jika terjadi hal-hal yang

diinginkan dan menjadi sebuah objek keindahan yang

lain agar dapat mencerminkan ruang yang

mengispirasi. Contohnya seperti kamera cctv 360º,

fire detector, springkler digunakan. Sebagai contoh

yaitu seperti gambar dibawah yaitu adanya murah

anak kecil yang menghadap ke bawah pada sebuah

tangga yg selain difungsikan sebagai sebuah penanda

juga memiliki nilai seni yang sangat menarik.

Gambar 12 Sirkulasi Lantai Bawah (Sumber: Dokumen Pribadi)

Gambar 13 Sirkulasi Lantai Dasar (Sumber: Dokumen Pribadi)

Gambar 14 Sirkulasi Lantai 1 (Sumber: Dokumen Pribadi)

Gambar 15 Sirkulasi Lantai 2 & Lantai 3 (Sumber: Dokumen Pribadi)

Gambar 16 Contoh Konsep Sistem Keamanan Sebagai

Estetik Ruang

(Sumber:http://www.brooklynstreetart.com/theblog/201

4/05/25/bsa-images-of-the-week-05-25-14/; diakses

pada Jumat 20 Juni 2018, 09.00 WIB)

ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.5, No.3 Desember 2018 | Page 3403

Page 9: P䕒ANCAN䝁N⁉乔䕒I佒 STREET ART SPACE DI⁋佔A⁂ANDUNG

9 | Perancangan Street Art Space Di Kota Bandung

3.12. Konsep Sign System

Seperti pada konsep keamanan, konsep sign

system dibuat berdasarkan tema yang diambil yaitu

untuk menambah kesan artistik dalam sebuah ruang,

dimana selain memiliki fungsi juga memiliki nilai

estetika. Sign system ini berupa sebuah petunjuk alur

ruang yang dibuat sedetail mungkin dan dapat

menjadi sebuah nilai estetika lain pada ruangan.

3.13. Konsep Akustik

Konsep akustik sistem pada ruang yaitu dengan

dengan konsep bangun datar geometris yang dibuat

membentuk garis yang melengkung, sehingga

karakter tegas dan dinamis pada tema utama masih

sangat terasa kental. Sistemnya yaitu dengan dibuat

rongga-rongga atau celah yang berfungsi sebagai

sistem akustiknya. Sistem akustik ini banyak

dilekakkan diceilingnya dengan tujuan agar tidak

mengurangi luas ruang.

4. KONSEP PERANCANGAN VISUAL

DENAH KHUSUS

4.1. Pemilihan Denah Khusus

Pemilihan denah khusus pada Street Art Space di

Bandung ini yaitu ruang-ruang yang menggambarkan

karakter Street Art dan menjadikannya sebagai

identitas dari Street Art Space di Bandung. Area

denah khusus ini meliputi ruang lobby, art retail dan

performance studio yang berada di lantai ground dan

galeri vandal atau vandalism gallery yang berada di

lantai 1. Luas total denah khusus ini sekitar 900m2

dengan karakter ruang yang memanjang linier.

4.2. Konsep Tata Ruang

Konsep tata ruang pada denah khusus yaitu dengan

organisasi ruang linier dengan penataan layout

furniture yang diletakkan di pinggir ruang dengan

maksud untuk mendapatkan suasana yang lebih terasa

seperti duduk dijalan tetapi berada di dalam ruangan.

Penataan layout ini dibuat berdasarkan pemecahan

masalah Street Art Space dengan tema “Spirit Urban”

Gambar 17 Contoh Estetika Sign System (Sumber: https://id.pinterest.com/pin/1569223682495 70866//;

diakses pada Rabu 2 Mei 2018, 09.00 WIB)

Gambar 18 Contoh Estetika Sign System (Sumber: https://id.pinterest.com/pin/295830269264 772676/;

diakses pada Rabu 2 Mei 2018, 09.00 WIB)

Gambar 19 Pemilihan Denah Khusus Lantai Dasar (Sumber: Dokumen Probadi)

Gambar 20 Pemilihan Denah Khusus Lantai 1 (Sumber: Dokumen Probadi)

Gambar 21 Denah Khusus Lantai Dasar (Sumber: Dokumen Probadi)

ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.5, No.3 Desember 2018 | Page 3404

Page 10: P䕒ANCAN䝁N⁉乔䕒I佒 STREET ART SPACE DI⁋佔A⁂ANDUNG

10 | Perancangan Street Art Space Di Kota Bandung

dimana seorang Street Artist maupun masyarakat

umum tidak merasa canggung untuk berkreasi dan

menyalurkan ide dan gagasannya pada Street Art

Space ini sehingga gairah dan semangat untuk

berkreasi menjadi lebih besar.

4.3. Penyelesaian Lantai

Pada denah khusus terdapat 4 material yang

berbeda yaitu beton finishing epoxy warna merah,

beton finishing epoxy motif jalan, beton finishing

poles dengan warna natural dan parquet kayu tanpa

finishing yang berukuran 80x10cm. Pola lantai dapat

dilihat seperti pada gambar dibawah :

4.4. Penyelesaian Dinding

Penyelesaian dinding pada denah yaitu ada 3

macam : dinding plester, dinding yang di mural dan

dinding batu bata tempel. Penyelesaian ini merupakan

sebuah elemen pendung dari konsep dan penggayaan

utama yang diambil selain itu juga dilandasi dengan

perancangan yang ada yaitu street art agar suasana

yang tercipta dalam ruangan terasa netral dan natural

apa adanya. Penerapannya seperti pada gambar

dibawah :

4.5. Penyelesaian Plafon

Penyelesaian plafon yaitu dengan material grc

board tanfa finishing dengan tekstur cukup kasar dan

metal expanda yang di bikin dengan frame besi

hollow ukuran 5x10cm yang dibuat rata dengan

plafon grc. Pengggunaan material hanya 2 jenis

dikarenakan sudah cukup ramainya pola lantai

Gambar 22 Denah Khusus Lantai 1 (Sumber: Dokumen Probadi)

Gambar 23 Penyelesaian Lantai (Sumber: Dokumen Probadi)

Gambar 24 Penyelesaian Dinding (Sumber: Dokumen Probadi)

ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.5, No.3 Desember 2018 | Page 3405

Page 11: P䕒ANCAN䝁N⁉乔䕒I佒 STREET ART SPACE DI⁋佔A⁂ANDUNG

11 | Perancangan Street Art Space Di Kota Bandung

sehingga ceiling yang dibuat tidak rumit agak tidak

membuat susana malah berubah menjadi tidak enak.

4.6. Penyelesaian Furniture

Konsep Furniture yang dibuat yaitu dengan

mengadopsi bentukan dan karakter sebuah furniture

yang ada dijalan, sehingga penyelesaian akhir

furniture cukup simpel seperti plat besi yang hanya di

cat hitam doff atau hanya stiker mural, selain itu juga

material material kayu bahkan tanpa finishing dan

hanya diamepelas aagar memiliki tektur yang halus

sehingga tidak berbahaya dan lebih rapi.

4.7. Sistem Penghawaan

Sistem Penghawaan ruang pada Street Art Space

ini yaitu dengan banyaknya penggunaan Exhaust Fan

yang dibawa oleh ducting-ducting yang saling

terhubung keatas plafon. Sedikitnya penghawaan

buatan seperti Air Conditioner dikarenakan

banyaknya bukaan-bukaan yang ada pada bangunan

ini.Selain itu banyaknya penggunaan Exhaust Fan

karena didasari oleh pengguna yang rata-rata seniman

jalanan yang sudah terbiasa di jalan meskipun

ditengah terik matahari langsung mereka masih bisa

berkarya.

4.8. Sistem Pencahayaan

Sistem pencahayaan buatan pada denah khusus

ini yaitu menggunakan lampu LED selian hemat daya

juga dapat menerangi ruang dengan baik. Jenis lampu

yang digunakan yaitu lampu downlight outbow yg

terletak dibawah plafon. Selain lampu downlight juga

terdapat task lighting yang terdapat pada studio

perform dimaksudkan untuk lebih mengfokuskan

kepada Street Artis yang sedang melakukan perform

maupun latihan. Jenis Standing lamp juga terdapat

pada beberapa area di denah khusus ini, peletakan

dibeberapa ruang yang memiliki nuansa jalanan

karean sebagai pendukung tercapainya suasana.

Terdapat 2 jenis warna lampu yaitu white 6000k dan

white warm 6500k dengan diletakkan sesuai

kebutuhan yang ada.

Sistem pencahayaan alami pada Street Art Space

ini yaitu dengan memanfaatkan banyaknya jendela

dan bukaan yang banyak.

4.9. Sistem Keamanan

a. Sistem Keamanan kebakaran

Sistem keamanan ruang dari kebakaran yaitu

deilengkapi dengan Springkler dan Smoke

Detector. Dimana smoke detector akan berkerja

ketika ada asap yang berasal dari api yang

kemudian akan dideteksi oleh springkler sehingga

springkler berkerja menyemprotkan air

kebawahnya, selain springkler pemadaman api

juga dilengkapi dengan APAR.

b. Sistem keamanan Privasi

Keamanan privasi yaitu dilengkapi dengan

cctv yang diletakkan dibeberapa titik. CCTV

yang digunakan yaitu memiliki derat yang besar

yaitu 360 derajat sehingga keamanan ruang

benar-benar terjaga.

4.10. Perspektif

Gambar 25 Perspektif Lobby (Sumber: Dokumen Probadi)

Gambar 26 Perspektif Art Retail (Sumber: Dokumen Probadi)

Gambar 27 Perspektif Performance Studio (Sumber: Dokumen Probadi)

Gambar 28 Perspektif Vandalism Gallery (Sumber: Dokumen Probadi)

ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.5, No.3 Desember 2018 | Page 3406

Page 12: P䕒ANCAN䝁N⁉乔䕒I佒 STREET ART SPACE DI⁋佔A⁂ANDUNG

12 | Perancangan Street Art Space Di Kota Bandung

Gambar 29 Perspektif Area Amphiteater (Sumber: Dokumen Probadi)

Gambar 30 Perspektif Area Transisi (Sumber: Dokumen Probadi)

ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.5, No.3 Desember 2018 | Page 3407

Page 13: P䕒ANCAN䝁N⁉乔䕒I佒 STREET ART SPACE DI⁋佔A⁂ANDUNG

13 | Perancangan Street Art Space Di Kota Bandung

ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.5, No.3 Desember 2018 | Page 3408

Page 14: P䕒ANCAN䝁N⁉乔䕒I佒 STREET ART SPACE DI⁋佔A⁂ANDUNG

14 | Perancangan Street Art Space Di Kota Bandung

ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.5, No.3 Desember 2018 | Page 3409

Page 15: P䕒ANCAN䝁N⁉乔䕒I佒 STREET ART SPACE DI⁋佔A⁂ANDUNG

15 | Perancangan Street Art Space Di Kota Bandung

ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.5, No.3 Desember 2018 | Page 3410

Page 16: P䕒ANCAN䝁N⁉乔䕒I佒 STREET ART SPACE DI⁋佔A⁂ANDUNG

16 | Perancangan Street Art Space Di Kota Bandung

ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.5, No.3 Desember 2018 | Page 3411

Page 17: P䕒ANCAN䝁N⁉乔䕒I佒 STREET ART SPACE DI⁋佔A⁂ANDUNG

17 | Perancangan Street Art Space Di Kota Bandung

ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.5, No.3 Desember 2018 | Page 3412

Page 18: P䕒ANCAN䝁N⁉乔䕒I佒 STREET ART SPACE DI⁋佔A⁂ANDUNG

18 | Perancangan Street Art Space Di Kota Bandung

5. KESIMPULAN DAN SARAN

Perancangan interior street art space ini dilatar

belakangi oleh beberapa aspek yaitu berkembang

pesatnya seni yang ada di Bandung tetapi hanya untuk

seniman-seniman yang bersifat formal tanpa

memperdulikan seniman-seniman jalanan yang juga

membutuhkan wadah untuk menuangkan ide dan

gagasannya. Perancangan ini dibuat dengan tujuan

untuk memfasilitasi seniman-seniman yang ada di

Bandung terutama untuk seniman yang berbasis

dijalanan dan tanpa dibatasi oleh faktor usia gender

maupun yang lainnya. Selain memfasilitasi seniman

jalanan dengan street art nya juga dapat memberikan

ilmu pengetahuan lebih mengenai seni dari sudut

pandang yang berbeda.

Dalam perancangan street art space ini akan lebih

bermakna apabila dalam berkarya dapat saling

menghargai meskipun dalam bentuk apapun, dapat

saling mengapresiasi karya satu sama lain, perlu

adanya kesadaran dari kesadaran dari masing-masing

pihak untuk tidak saling merusak karya.

DAFTAR PUSTAKA

a. Panero, J., & Zelnic, M. (1979). Human

Dimension & Interior Space. Jakarta: Erlangga.

b. Neufert, Ernst. (1996) Data Arsitek Jilid 1 Edisi

33. Jakarta: Erlangga.

c. Neufert, Ernst. (2002) Data Arsitek Jilid 2 Edisi

33. Jakarta: Erlangga.

d. Neufert, P., & Ernst. Achitects’ Data Third

Edition. Blackwell.

e. Ching, Francis DK. (2008). Arsitektur, Bentuk,

Ruang, dan Susunannya. Jakarta: Erlangga.

f. Ham, Roderick. (1974). Theatre Planning. The

Architectural Press: London.

g. Appleton, Ian. (2008). Buildings for the

Performing Arts: A Design and Development

Guide. The Architectural Press: London.

h. Doelle, Leslie L. (1990). Akustik Lingkungan.

Jakarta: Erlangga.

i. Oren,. Parker W,. (1976). Scene Desing and

Stage Lighting.

j. Village, Judy. (2010). Ergonomic Design

Guidelines For Libraries.

k. Syah Muhibbin,. (2006). Psikologi Belajar ,

Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada.

l. Trimo, S. (1986). Pengetahuan dasar Dalam

Perencanaan Gedung Perpustakaan.

Bandung:Angkasa.

m. Fajar, M. Irsyat, (2013) : Pusat Desain Seni

Visual.

n. Carr, S. (1992). Publik space. Cambridge:

Cambridge University Press.

o. Ghirardo, Diane. (1996). Architecture After

Modernism.

p. DeChiara. J., Panero. J., And Zelnik. M. (2001).

Time-saver Standards for Interior Design and

Space Planning Second Edition. McGraw-Hill

Education

q. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan

Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2007 tentang

Satndar Sarana dan Prasarana Sekolah/Madrasah

Pendidikan Umum

r. Karlen, Mark, James Benya. (2007). Dasar-Dasar

Desain Pencahayaan. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Jurnal :

Maharani N. Yuni. (2011). Pengembangan alur

sirkulasi, sistem display dan pencahayaan pada

Bandung Contemporary Art Space. Jurnal tingkat

Sarjana bidang Senirupa dan Desain ITB.

Windy C,. Sesilia. (2016). Perancangan Galeri Seni

Visual Kontemporer (Video Art dan Instalasi Art Kota

Bandung). Fakultas Industri Kreatif Telkom

University.

Ramita S, Desi., Elfida Agus., et. all. Perancangan

Pusat Seni dan Budaya Di Kota Padang. Fakultas

Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Bung Hatta.

Hanifati, Khusnul., et. all. (2015) Orat Oret Art

Space. Undergraduate thesis, Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro.

Suminar L., Setiawan B., Her N.,Widyasari. (2017).

Pemanfaatan Galeri Seni sebagai Ruang Publik di

Yogyakarta. Departemen Teknik Arsitektur dan

Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Gadjah

Mada Yogyakarta.

Novianto I. (2015). Surakarta Contemporary Art

Space. Tugas akhir dasar program perencanaan dan

perangcanga arsitektur Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

Kartika W. Myra. (2011). Galeri Seni Rupa

Kontemporer Di D.I.Yogyakarta. Tugas akhir

program studi arsitektur Universitas Atmajaya

Yogyakarta.

Website :

www.id.wikipedia.org (diakses dari 10 januari 2018,

pukul 09.00 WIB)

www.maps.google.com (diakses dari 10 januari 2018,

pukul 09.00 WIB)

www.salihara.org/ (diakses dari 1 Februari 2018,

pukul 09.00 WIB)

www.sangkringart.com/ (diakses dari 1 Februari

2018, pukul 09.00 WIB)

www.jugglers.org.au/ (diakses dari 1 Februari 2018,

pukul 09.00 WIB)

www.artspacenc.org/ (diakses dari 1 Februari 2018,

pukul 09.00 WIB)

ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.5, No.3 Desember 2018 | Page 3413

Page 19: P䕒ANCAN䝁N⁉乔䕒I佒 STREET ART SPACE DI⁋佔A⁂ANDUNG

19 | Perancangan Street Art Space Di Kota Bandung

www.bowsarts.com/ (diakses dari 1 Februari 2018,

pukul 09.00 WIB)

www.artspace.org.uk/ (diakses dari 1 Februari 2018,

pukul 09.00 WIB)

www.artgallery.yale.edu/ (diakses dari 1 Februari

2018, pukul 09.00 WIB)

www.summitartspace.org/ (diakses dari 1 Februari

2018, pukul 09.00 WIB)

www.theconcourse.com.au/ (diakses dari 1 Februari

2018, pukul 09.00 WIB)

ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.5, No.3 Desember 2018 | Page 3414