PAMERAN DAN PROGRAM PUBLIK Galeri Nasional Indonesia dan ...

33
Paweł Althamer, Marta Frank, Robert Kuśmirowski, Alicja Rogalska, Iza Rutkowska, Maciej Siuda, Magdalena Starska, Agnieszka Tarasiuk, Jaśmina Wójcik & Igor Stokfiszewski (Ursus Factory Project), Piotr Wysocki & Dominik Jałowiński, Yayasan Razem Pamoja dengan Justyna Górowska & Adam Gruba. Berkolaborasi dengan Jatiwangi Art Factory, Serrum dan para mahasiswa dari Jakarta PAMERAN DAN PROGRAM PUBLIK Galeri Nasional Indonesia dan sekitarnya DIKURATORI OLEH Marianna Dobkowska dan Krzysztof Łukomski DESAINER PAMERAN: Maciej Siuda KOORDINATOR: Irma Chantily, Aleksandra Knychalska PRODUSER PAMERAN: MG Pringgotono ISBN 978-83-65240-20-0 PANDUAN PAMERAN Galeri Nasional Indonesia dan sekitarnya

Transcript of PAMERAN DAN PROGRAM PUBLIK Galeri Nasional Indonesia dan ...

Page 1: PAMERAN DAN PROGRAM PUBLIK Galeri Nasional Indonesia dan ...

Paweł Althamer, Marta Frank, Robert Kuśmirowski, Alicja Rogalska, Iza Rutkowska, Maciej Siuda, Magdalena Starska, Agnieszka Tarasiuk, Jaśmina Wójcik & Igor Stokfiszewski (Ursus Factory Project), Piotr Wysocki & Dominik Jałowiński, Yayasan Razem Pamoja dengan Justyna Górowska & Adam Gruba. Berkolaborasi dengan Jatiwangi Art Factory, Serrum dan para mahasiswa dari Jakarta

PAMERAN DAN PROGRAM PUBLIKGaleri Nasional Indonesia

dan sekitarnya

DIKURATORI OLEH Marianna Dobkowska dan Krzysztof ŁukomskiDESAINER PAMERAN: Maciej Siuda

KOORDINATOR: Irma Chantily, Aleksandra KnychalskaPRODUSER PAMERAN: MG Pringgotono

ISBN 978-83-65240-20-0

PANDUAN PA

MERAN

Galeri N

asion

al Ind

ones

ia

dan s

ekita

rnya

Page 2: PAMERAN DAN PROGRAM PUBLIK Galeri Nasional Indonesia dan ...

Paweł Althamer, Marta Frank, Robert Kuśmirowski, Alicja Rogalska, Iza Rutkowska, Maciej Siuda, Magdalena Starska, Agnieszka Tarasiuk, Jaśmina Wójcik & Igor Stokfiszewski (Ursus Factory Project), Piotr Wysocki & Dominik Jałowiński, Yayasan Razem Pamoja dengan Justyna Górowska & Adam Gruba. Berkolaborasi dengan Jatiwangi Art Factory, Serrum dan para mahasiswa dari Jakarta

PAMERAN DAN PROGRAM PUBLIK Galeri Nasional Indonesia dan sekitarnya

SOCIAL DESIGN FOR SOCIAL LIVING

28.06–1.07 dan 12–22.07.2016

DIKURATORI OLEH Marianna Dobkowska dan Krzysztof Łukomski

DIORGANISIR OLEH Yayasan Art and Present Time bekerja sama dengan Centre for Contemporary Art Ujazdowski Castle Warsaw

DIBIAYAI OLEHKementrian Kebudayaan dan Warisan Nasional Republik Polandia

DIDUKUNG OLEH Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dan Kedutaan Besar Polandia di Indonesia

PEMBINA KEHORMATANYang Mulia Duta Besar Republik Polandia untuk Indonesia Mr. Tadeusz Szumowski

Page 3: PAMERAN DAN PROGRAM PUBLIK Galeri Nasional Indonesia dan ...

4 5

SOCIAL DESIGN FOR SOCIAL LIVING.PAMERAN DAN TEMU MUKA.Marianna Dobkowska

jasama dengan JaF sejak tahun 2015. Mereka berkolaborasi dengan caranya masing-masing sambil mengacu pada konteks aktual daripada fungsi JaF tersebut. Sebagai hasil observasi yang teliti saat berkunjung ke Jatiwangi dalam rangka kerjasama dengan komunitas JaF dan sebagai jawaban atas kebutuhan mereka, kami membuat proyek-proyek di lokasi desa Jatisura. Konsep--konsep dan karya yang tercipta dengan cara itu kemudian kami tampilkan dalam pameran ini.

Kami bercita-cita agar karya-karya seni seniman Polandia, proyeksi dan presentasi Cinema Lectu-res serta beragam program publik ini dapat men-jadi sebuah titik awal bagi diskusi tentang peran seni dalam proses pembangunan komunitas dengan berbagai cara di berbagai tempat yang terpencil. Seni itulah yang mampu memungkin-kan pertemuan antara kelompok-kelompok yang sedang berkonflik (Run Free, Piotr Wysocki dan Dominik Jałowiński), memungkinkan para te-tangga bersama-sama membangun karya seni yang monumental (Bródno 2000, Paweł Altham-her), dan mampu mengarahkan kreasi para se-niman dan masyarakat pada pelestarian ingat-an atas momen yang penting bagi masyarakat luas. Jika pelestarian ini tidak ada, ingatan itu pasti hilang demi profit (Proyek Ursus, Jaśmina Wójcik dan Igor Stokfiszewski). Melalui seni ini juga dalam kolaborasi pembuatan video artistik diciptakan solusi-solusi yang nyata untuk situasi ekonomi yang sulit [Untitled (Broniów Song), Ali-cja Rogalska]. Produksi seni bisa memberi efek sosial yang berkesinambungan.

Social Design for Social Living adalah proyek yang berlangsung selama dua tahun. Dasar proyek tersebut adalah kerjasama antara komunitas--komunitas kreatif dari Indonesia dan Polandia berupa kunjungan berkreasi dan penelitian, kegiatan-kegiatan seni dalam lingkup seni vi-sual,desain dan arsitektur serta acara pameran di Galeri Nasional Indonesia di Jakarta. Dalam program pameran tersebut, kami menampilkan beberapa kegiatan peduli sosial dalam seni kon-temporer Polandia yang diiringi konteks histo-ris dan kemasyarakatan yang luas yang menjadi dasar dalam berkarya, dan juga proyek-proyek khusus yang masih berjalan di Indonesia.

Sejak awal dibentuknya proyek ini pada tahun 2014 hingga pengembangan program-program kegiatan selanjutnya yang tersebar dalam wak-tu dan ruang yang berbeda, potensi pertemuan selalu menjadi pusat perhatian kami. Kami men-cari ruang dan kondisi bagi kerjasama antara beberapa komunitas seni dari berbagai bidang dan konteks budaya yang berbeda dengan cara menilai potensinya untuk bersinergi. Di Indone-sia kami mendapatkan partner untuk berdiskusi dan beraktivitas, terutama para seniman yang tergabung dalam Jatiwangi Art Factory (JaF). De-sainer Marta Frank, seniman seni visual Robert Kuśmierowski dan arsitek Maciej Siuda beker-

Page 4: PAMERAN DAN PROGRAM PUBLIK Galeri Nasional Indonesia dan ...

6 7

kerjasama. Pameran diadakan karena banyak perkenalan yang menjadi persahabatan yang luar biasa. Mudah-mudahan pameran ini bisa menjadi ruang yang ramah buat banyak perke-nalan baru yang mungkin akan berubah menjadi persahabatan nyata.

Program kegiatan yang terbuka untuk umum adalah hasil kerja Akademi Desain Sosial yang terdiri dari para mahasiswa dari Jakarta, para se-niman yang diundang dari Polandia serta para aktivis dan kelompok-kelompok seni dari Indo-nesia. Ruang pameran dan presentasi di dalam dan di sekeliling Galeri diatur secara bergantian sesuai konteks kegiatan Akademi, baik yang dila-kukan secara terencana atau pun yang spontan. Kegiatan Akademi dimulai sebelum pameran de-ngan mengajak pada mahasiswa untuk menge-nal secara luas konteks sejarah dan budaya yang melatari karya-karya yang ditampilkan dalam pameran. Kegiatan ini dilakukan oleh tuan ru-mah, para pemandu dan narator pameran. Para pengunjung dapat bertemu dengan mereka se-tiap hari di ruang Akademi/ Workshop.

Selama pameran ini, para seniman dan aktivis akan bekerja dengan penduduk-penduduk Ja-karta di ruang publik. Hasil karya-karya mereka akan dipamerkan di luar dan di dalam Galeri. Proyek-proyek umum akan dipandu: Serrum bersama Alicja Rogalska dan Iza Rutkowska, Magdalena Starska dan Jaśmina Wójcik. Bin-cang Seni dan Workshop akan diadakan oleh seorang arsitek, Maciej Siuda, dan kurator Agni-eszka Tarasiuk. Dalam ruang Workshop, Yayasan Razem Pamoja Foundation bekerjasama dengan Justyna Górowska dan Adam Gruba bersama tamu-tamu.

Pameran ini adalah hasil dari proses yang leng-kap yang meliputi banyak perjalanan, pem-bicaraan, penemuan bersama-sama dan be-

Page 5: PAMERAN DAN PROGRAM PUBLIK Galeri Nasional Indonesia dan ...

8 9

SOCIAL DESIGN FOR SOCIAL LIVINGKrzysztof Łukomski

karena itu saya mengangap cara begitu adalah sebuah fenomena yang unik dan sekaligus bi-asa bagi orang Indonesia. Karena ketertarikan saya kepada metodologi pendidikan saya ingin menelidiki aspek kebudayaan sosial itu lebih da-lam. Saya mulai cari tahu tentang Indonesia dan tentang penduduknya. Saya membaca banyak buku, artikel ilmiah dan bahkan teks sumber tentang sejarah dan etika Nusantara dan sedikit demi sedikit harapanku yang dulu hilang mun-cul kembali. Dulu saya kehilangan kepercayaan akan potensi dan kekuatan sebuah masyarakat, karena kebanyakan masyarakat modern kehi-langan identitas dan potensi nya demi budaya pop global, konsumpsionisme dan teknokrasi. Sekarang harapan saya, bahwa masih ada ma-syarakat masih terkait dengan identatitasnya kembali ada. Waktu saya pulang ke Eropa saya mau menceritakan semua pengalamanku dan observasiku dari Indonesia tetapi saya gagal, ka-rena semua itu tak mungkin terungkap dalam jawaban singkat ke pertanyaan: “Apa yang kamu paling suka di Indonesia”. Karena perbedaan kebudayaan tak dapat dijelaskan dengan detil dan dalam waktu yang singkat, dalam proses mengadakan pertukaran budaya antara Indo-nesia dan Polandia saya dan Marianna mulai fokus pada pencarian kesamaan di antara dua negara itu dan bukan lagi perbedaan yang je-las. Kami menggunakan istullah social design (desain masyarakat/ desain sosial) sebagai titik awal untuk memperlihatkan kegiatan-kegiatan berhubungan dengan seni rupa dari sekitar 12 seniman dan aktivis terpilih yang sudah lama bekerja untuk memanfaatkan etika desain yang

Good design is a verb, not just a noun. It is a sequence of steps that defines problems, discovers solutions and makes them real. Design Council (2008), “The Good Design Plan. National design strategy and Design Council delivery plan 2008–11”.

Ketika beberapa tahun yang lalu saya tiba untuk pertama kali di Jawa, saya mengalami fase yang dialami setiap mantan turis “bule”: perasaan ka-gum yang tak terungkap dan rasa cinta kepada semua yang bersifat ke-Indonesiaan. Sesudah fase phase itu saya mulai mencari tahu tentang masyarakat dan sejarah Indonesia.

Hal yang paling mengejutkan bagi saya adalah sebuah kebiasaan yang terlihat polos. Orang--orang yang saya temui berkumpul-kumpul dan membicarakan masalah yang ada dan mencoba menemukan penyelasaianbersama. Jadwal rapat non-formal itu yang mendukung jiwa team-work selalu berlanjut dalam urutan yang mirip: penje-lasan situasi dan tujuan rapat, penemuan bebera-pa opsi pengatasan masalah dalam perdebatan, pemilihan cara mengatasi masalah yang akan dilaksanakan dan pembagian tuugas-tugas.Cara itulah digunakan orang dari berbagai kelompok dan tempat selalu untuk mengatasi masalah . Hal itu terjadi di semua tempat yang saya kunjungi dalam semua perjalanan saya ke Indonesia. Oleh

Page 6: PAMERAN DAN PROGRAM PUBLIK Galeri Nasional Indonesia dan ...

10 11

untuk menjadikannya alat komunikasi yang beru antar manusia.Perang seniman dan pernag para penonton dibebaskan dari bingkaiannya yang akan memudahkan pembangunan ruang dialog dan pencarian arti baru dalam berbagai hal. * hapus salah satu** Raoul Vaneigem Rewolucja życia codziennego, Traité de savoir-vivre à l’usage des jeunes générations, Galimard, 1967

bagus dalam masyarakat. Apa ciri-ciri khas dari seorang seniman-aktivis-desainer social? Dia mendengar suara masyarakat dan menasihati mereka. Dia menyutradarai rangkaian peristiwa. Dia adalah penemu utama pemecahanmasalah sesudah pembicaran mengenai masalah tersebut dengan orang lain. Dia memenuhi kebutuhan kelompok-kelompok sekecilpun, juga hanya/pula* kebutuhan untuk bermain atau berkomu-nikasi. Kapitalisme menjadikan keinginan untuk bermain sebuah alat untuk menghasilkan uang. Rasa kebahagian yang murni karena penemuan tempat-tempat baru diganti dengan turisme. Se-buah petualangan diganti dengan kerja lapangan dan keinginan akan perubahan diganti dengan perubahan keinginan (...). Dewasa ini organisasi sosial tidak mengizinkan kita untuk benar-benar bersenang-senang. Sudah diputuskan bahwa bermain adalah kegiatan yang hanya wajar untuk anak-anak, orang-orang dewasa hanya berhak untuk bermain lancung dalam kegiatan seper-ti: piala dunia sepak bola, quiz show, pemilihan umum dan berjudi di kasino. Tak usah dikatakan lagi bahwa pengganti celaka itu tak mampu me-menuhi keinginan kita untuk bersenang-senang, juga karena dunia modern memungkingkan ke-inginan untuk tertawa dan bersantai menyebar dengan mudah**.

Pameran di Galeri Nasional adalah pameran yang interaktif dan hanya merupakan sebuah pusat untuk kegiatan-kegiatan dalam ruang publik yang akan dipandu para seniman terpi-lih. Mereka tidak hanya membawa karya-karya mereka untuk memperlihatkannya tetapi juga

Page 7: PAMERAN DAN PROGRAM PUBLIK Galeri Nasional Indonesia dan ...

AKADEMI/ WORKSHOP 14A_00 Timetable 56A_01 Alicja Rogalska 16A_02 Iza Rutkowska 18A_03 Maciej Siuda 20A_04 Magdalena Starska 22A_05 Agnieszka Tarasiuk 24A_06 Jaśmina Wójcik 26A_07 Razem Pamoja Found.

Justyna Górowska dan Adam Gruba 28

KOLABORASI DI LAPANGANB_01 Maciej Siuda 36B_02 Marta Frank 38B_03 Robert Kuśmirowski 40

VIDEO 42C_01 Jaśmina Wójcik dan Igor Stokfiszewski 44C_02 Paweł Althamer 46C_03 Alicja Rogalska 48C_04 Piotr Wysocki dan Dominik Jałowiński 50

BIOSKOP 52

A_05

A_03

A_01

A_00

B_01

B_02

BIOSKOP

C_01

C_01 C_02 C_03

C_04

B_03

A_07

A_06

A_04

A_02

TEMPATUMUM

Page 8: PAMERAN DAN PROGRAM PUBLIK Galeri Nasional Indonesia dan ...

14 15

Akademi Desain Sosial adalah program publik yang menyertai penyelenggaran pameran. Akademi ini terdiri dari beragam pertemuan, workshop, seni performans serta bincang seni yang dilakukan di dalam dan di luar ruang galeri. Akademi dimulai dengan sesi kerja kelompok tertutup antara para mahasiswa di Jakarta dengan para seniman yang berpameran. Para mahasiswa akan hadir setiap hari di tempat pameran di ruang Akademi/Workshop. Mereka adalah para tuan rumah pameran, siap memandu para pengunjung pameran berinteraksi dengan karya yang dipamerkan, konteks serta situasi yang meliputi karya—menggunakan narasi mereka sendiri. Peserta Akademi berkolaborasi dengan beragam kelompok masyarakat: seniman yang berlokasi

di Jakarta, aktivis, pengamen serta kelompok masyarakat lain yang akan mengajak pengunjung pameran dalam rangkaian kegiatan yang mengeksplorasi persoalan kolaborasi, aktivisme urban, perlawanan tanpa kekerasan dan ekonomi alternatif dari beragam perspektif disiplin yang berbeda.Detil kegiatan program publik dapat dilihat dalam Jadwal yang terpasang di pintu masuk galeri dan dapat ditemukan juga di Laman Facebook: https://www.facebook.com/socialdesign4socialliving/

AKADEMI/ WORKSHOP

Page 9: PAMERAN DAN PROGRAM PUBLIK Galeri Nasional Indonesia dan ...

17A_01

Dalam rangkaian pameran di Jakarta Alicja Rogalska bersama Serrum menyelenggarakan mengadakan workshop dan proyek seni rupa publik untuk para pengamen Jakarta. Proyek kesenian ini berupa intervensi performatif yang akan menjadi kolaborasi si seniman dengan para pengamen. Judul sementara workshop ini adalah “Kamu Sarapan Keju, Aku Cuma Dapat Singkong” (diambil dari lirik lagu Bam-bang “Ho” Mulyono). Ketika bernyanyi, para pengamen biasanya mengangkat masalah sosial dan politik yang penting. Oleh karena itulah, mereka biasanya dianggap sebagai “gangguan” dan didiskriminasi. Walaupun begitu pende-ngar mereka cukup banyak, sehingga mereka sering disebut sebagai “Radio Indonesia”. Pro-yek ini bertujuan untuk mengeksplorasi tradisi mengamen sembari merujuk pada kemiripan dalam lagu protes dan musik sebagai komentar sosio-politik. Rekaman video dari proyek ini tersedia di ruang Akademi/Workshop dalam pameran.

ALICJA ROGALSKA DAN SERRUM BERSAMA PARA PENGAMEN JAKARTAKamu Sarapan Keju, Aku Cuma Dapat Singkong

28 Juni 19.30 Performans1 Juli 17.00 Bincang Seni

Asisten: Bagus Purwoadi Arianto

Page 10: PAMERAN DAN PROGRAM PUBLIK Galeri Nasional Indonesia dan ...

19

“Ruang publik adalah tempat di mana setiap orang bisa menciptakannya dari nol, membentuknya dan memutuskan bagaimana ruang itu akan men-jadi. Yang kita butuhkan adalah ide dan alat yang tepat; sehingga membangun kota sesuai visi dan kebutuhan kita bisa terealisasi.”

Sebagai orang yang sungguh-sungguh percaya pada kutipan di atas, Iza Rutkowska mencipta-kan Construction Site (Lokasi Konstruksi), sebuah proyek yang memungkinkan orang biasa untuk memberi makna baru bagi elemen-elemen dalam sebuah kota atau mengisi potongan-potongan yang hilang. Sebagai kontribusinya dalam pro-gram publik untuk pameran ini, Iza Rutkowska bersama dengan anggota Serrum, para mahasiswa Akademi Desain Sosial dan beragam kelompok aktivis dan anggota masyarakat Jakarta menga-dakan workshop yang kontekstual dengan per-masalahan lokal. Konsep proyek ini adalah untuk menghasilkan performans koletif setelah works-hop, menggunakan alfabet berukuran besar. Ke-giatan workshop disiapkan untuk beragam kelom-pok masyarakat dengan kebutuhan akan sebuah perubahan di ruang publik yang beragam pula. Kegiatan ini menyediakan peluang bagi anggota masyarakat untuk membicarakan berbagai ma-cam sudut pandang, mencari dan menemukan tu-juan yang selaras dan untuk sama-sama mengha-silkan—menggunakan alfabet raksasa—kata kunci yang disebar di sebuah ruang publik. Kegiatan ini memungkinkan para peserta workshop untuk saling mengkomunikasikan kebutuhan mereka kepada pemerintah, media dan publik umum yang mampu membantu mereka mencapai misi sosial.

A_02

IZA RUTKOWSKA DAN SERRUMLokasi Konstruksi: Jakarta

28 Juni 19.00 Performans bersama Akademi Desain Sosial

29 Juni 17.00 Bincang Seni1 Juli 10.00 Workshop untuk umum

Asisten: David SimanjuntakJika anda ingin berpartisipasi dalam workshop oleh Iza Rutkowska tanggal 1 Juli, sila hubungi kami di [email protected] atau langsung daftar di galeri, di ruang Akademi/Workshop.

Lokasi Konstruksi: Łowicz, 2011

Page 11: PAMERAN DAN PROGRAM PUBLIK Galeri Nasional Indonesia dan ...

21A_03

Untuk program publik, Maciej Siuda—yang te-lah berkolaborasi dengan Jatiwangi Art Factory, sebuah kolektif seniman dari Indonesia selama proyek Desain Sosial Bagi Kehidupan Sosial—akan membuka praktik konsultasi arsitek untuk pub-lik dan menyelenggarakan sebuah workshop me-ngenai kekuatan berbagi sebagai alat evolusi. Hal ini bisa dianggap sebagai alternatif positif dari fenomena global di mana kompetisi dianggap sebagai menjadi bahan bakar sebuah kemajuan. Melalui serangkaian praktik, kita akan mengu-tip perkataan seorang filsuf Polandia, Zygmunt Bauman; “Jika saya memberimu satu dollar dan kamu memberikan saya satu dollar maka kita masing-masing akan memiliki satu dollar. Jika saya memberimu ide dan kamu memberikan idemu maka kita masing-masing akan memiliki dua ide.”

Dalam Bincang Seni, Siuda akan mempresenta-sikan beberapa proyek pilihan yang pernah ia buat, memperlihatkan arsitektur sebagai obyek yang mampu keluar dari elemen fisik. Proyek yang akan dipresentasikan adalah kisah lima proyek yang dilakukan di Spanyol, Italia, Haiti dan Polandia. Seluruh proyek ini memaknai ar-sitektur sebagai bidang yang lebih luas dari as-pek fisik. Masing-masing proyek menghilangkan substansi fisik dengan cara yang berbeda: PER-TAMA—oleh kerusakan fisik, KEDUA—dengan melanggar batasan antara alam dan bangunan, KETIGA— dengan mengaburkan batas antara lantai, dinding dan atap, KEEMPAT—dengan menangkap perasaan dan hubungan, KELIMA—dengan menggunakan udara sebagai bahan.

MACIEJ SIUDALima Kisah Soal Dematerialisasi ArsitekturWorkshop soal berbagi

29 Juni 12–17 Si Arsitek Hadir di Sini30 Juni 17.00 Bincang Seni1 Juli 15–17 Workshop

Konsultasi dengan arsitek untuk publik umum dilaksanakan tanggal 29 Juni 2016. Jika Anda ingin berpartisipasi dalam workshop oleh Maciej Siuda pada tanggal 1 Juli 2016, sila hubungi kami di [email protected] atau mendaftar di ruangan Akademi/Workshop.

Sketsa untuk Jatiwangi, 2015

Page 12: PAMERAN DAN PROGRAM PUBLIK Galeri Nasional Indonesia dan ...

23A_04

Magdalena mengunakan metode kerjanya yang biasa ketika bekerja sama dengan pengunjung dan seniman lain; mendesain proses komunikasi dari titik awal, membicarakan kehidupan sehari--hari, menata cerita pribadi, membangun sebuah tim kerja sementara, berbagi cerita, fokus pada masalah-masalah dan mencari solusinya. Work-shop ini akan berlangsung selama beberapa hari di Jakarta dan sebagai hasilnya para peserta akan menciptakan karya seni yang misterius serta me-mamerkannya di Galeri Nasional.

MAGDALENA STARSKA DENGAN SERRUM Selama Kita Memiliki Kekuatan

14 Juli 19.00 Bincang Seni19 Juli 19.00 Presentasi setelah workshop

Gua, TAKK, Katowice, 2011

Page 13: PAMERAN DAN PROGRAM PUBLIK Galeri Nasional Indonesia dan ...

25A_05

Dalam presentasinya, kurator dan seniman Ag-nieszka Tarasiuk akan menceritakan penga-lamannya sebagai kepala Arts Residental Center atau pusat seni dan kerajinan di Wigry, Polandia Timur-laut, jauh dari pusat-pusat kesenian be-sar; dan juga mengenai kolaborasinya dengan seniman yang ia pilih seperti Hubert Czerepok, Aleksandra Wasilkowska, Julita Wójcik, Maurycy Gomulicki, Dominik Jałowiński, dan lainnya. Arts Residental Center di Wigry adalah sebuah lemba-ga kebudayaan nasional. Sejak 1980-an sampai akhir tahun 2010, lembaga ini bergerak di lokasi yang sangat spesifik: sebuah bangunan yang be-kas kediaman ordo Camaldolese yang terletak di jazirah di tengah sebuah danau di lokasi yang penuh dengan keindahan alami. Biara tersebut, yang arsitekturnya menyerupai benteng perta-hanan, dibangun untuk Baira rahib Camaldolese di akhir abad 18. Seperti banyak cagar budaya lainnya di Polandia, bangunan itu telah meng-alami banyak perubahan dan dibangun ulang berkali-kali. Fungsi bagunan pun turut berubah seiring dengan perjalanan waktu; dari barak ten-tara, rumah sakit dan akhirnya menjadi tempat bagi para seniman untuk menjalani program mukiman (residency). Tempat yang terpencil ini memungkingkan para seniman untuk fokus pada pekerjaan mereka. Proyek di Arts Residental Center melibatkan seniman dan intelektual kelas dunia, juga anak-anak, kelompok amatir dan masyara-kat lokal. Program-program yang dilaksanakan di sana meliputi musik klasik kontemporer, teater dan seni visual, sampai isu ekologi dan berkebun. Nilai dari lembaga ini ada pada pertemuan-perte-muan antar-disiplin yang tak terduga.

AGNIESZKA TARASIUK Pusat Pemukiman Seni di Wigry

15 Juli 19.00 Bincang Seni

Julita Wójcik, Pelangi, 2010Karya instalasi di Arts Residential Center, Wigry

Page 14: PAMERAN DAN PROGRAM PUBLIK Galeri Nasional Indonesia dan ...

27A_06

Berdasarkan film-film karya Jaśmina Wójcik yang diputar dalam pameran ini; ditambah lagi dengan tulisannya yang menggambarkan peng-alaman dan aktivitas (artistik-animator-aktivis sosial budaya) sang seniman selama lima tahun dan beragam kolaborasi yang ia lakukan bersa-ma komunitas mantan buruh pabrik; para pe-serta workshop akan menghasilkan pesan yang didedikasikan untuk komunitas Ursus. Pesan tersebut bisa dikirim lewat berbagai kanal eks-presi: lisan atau tulisan, berupa karya seni rupa atau rekaman. Bentuk utama yang akan dihasil-kan dari workshop adalah sehelai bendera yang mirip dengan bendera tradisional pabrik Ursus, yang sampai sekarang masih membuat para be-kas buruh merasa terharu dan bangga. Bendera yang dibawa dari Ursus untuk dipresentasikan dalam pameran akan dibawa kembali ke Polan-dia, bersama dengan bendera baru yang dibuat di Jakarta, dan akan diberikan kepada Museum Ursus yang sedang akan dibangun untuk me-lestarikan ingatan akan pabrik Ursus dan para buruhnya.

foto: Igor Stokfiszewski

JAŚMINA WÓJCIK DAN SERRUM Bendera untuk Ursus

13 Juli 19.00 Bincang Seni16 Juli 10.00 Workshops untuk publik

Jika Anda ingin berpartisipasi dalam workshop oleh Jaśmina Wójcik pada tanggal 16 Juli 2016, sila hubungi kami di [email protected] atau mendaftar di ruangan Akademi/Workshop.

Page 15: PAMERAN DAN PROGRAM PUBLIK Galeri Nasional Indonesia dan ...

29A_07

Yayasan Pamoja Razem menginisiasi berbagai aktivitas yang berkaitan dengan pendidikan seni rupa yang bertujuan untuk menciptakan komu-nitas internasional yang menghubungkan orang--orang dari berbagai generasi dan latar belakang yang berbeda; seniman, kurator, pengrajin, dan aktivis sosial dari tradisi dan pengalaman hidup yang berbeda pula. Orang-orang yang terkait dengan Yayasan Pamoja Razem belajar dan ber-karya bersama. Untuk pameran dan program publik di Jakarta, perwakilan Yayasan Pamoja Razem, seniman Justyna Górowska dan Adam Gruba, bersama dengan pendiri yayasan, Bartosz Przybył-Ołowski, membuat proyek Hati-Hati Hat di area toko seni di Galeri Nasional.

Justyna dan Adam mengundang banyak seni-man untuk berkolaborasi dengan mereka, dan masing-masing seniman mendapatkan sebuah topi dari Asia Tenggara. Topi itu menjadi ob-jek bagi para seniman untuk didesain ulang secara kritis dan menjadi karya seni. Koleksi topi tersebut menjadi titik awal bagi kegiatan selanjutnya di toko seni. Karya seni berupa topi tersebut kemudian akan dilelang secara online, dan ditawarkan, sejalan dengan praktik yayasan untuk menggunakan mekanika pasar untuk tu-juan yang etis.

http://www.hatihatihat.com/

YAYASAN RAZEM PAMOJA DENGAN JUSTYNA GÓROWSKA, ADAM GRUBA DAN GOZALDI NUR MOHAMMADHati Hati Hat

Jam buka toko seni: setiap hari, 12.00–17.0030 Juni 12.00 Bincang Seni30 Juni 13.00 Workshop untuk umum16 Juli 15.00 Bincang Seni

Jika anda ingin berpartisipasi dalam Hati Hati Hat workshop tanggal 30 Juni, sila hubungi kami di [email protected] atau langsung mendaftar di area toko seni Galeri Nasional.

Page 16: PAMERAN DAN PROGRAM PUBLIK Galeri Nasional Indonesia dan ...

30 31

KOLABORASI DI LAPANGAN

Rencana kerja proyek Desain Sosial bagi Kehidupan Sosial dirancang pertama kali pada musim dingin tahun 2014 dalam diskusi intens di lingkaran sawah daerah Kecamatan Jatiwangi, tempat di mana kelompok seniman dan aktivis, Jatiwangi art Factory (JaF) sudah bekerja selama 10 tahun terakhir. Pada waktu itulah kami bersama JaF memutuskan untuk mencoba mendapatkan solusi untuk permasalahan yang saat ini dialami JaF dengan cara mengajak para seniman Polandia untuk bekerjasama.

Jatiwangi Art Factory adalah sebuah organisasi kebudayaan nirlaba dari Jawa Barat yang didedikasikan untuk kegiatan seni kontemporer di konteks kehidupan pedesaan, di tengah-tengah sawah, tradisi keramik dan kerja-kerja yang berbasis komunitas.

Karya dan proyek kesenian dilakukan melalui program residensi seniman, seni performans, seni visual, musik, video, keramik, pameran, diskusi bulanan, siaran radio dan serta kegiatan pendidikan yang disertai juga oleh festival kesenian yang terkait warisan lokal — Festival Video Residensi dan Festival Musik Keramik. Kecamatan Jatiwangi memiliki sistem administrasi yang unik: area rural-urban yang terletak di Kabupaten Majalengka. Banyak desa di kebupaten ini yang memiliki pabrik genteng, baik yang modern atau pun yang tradisional. Hal ini membuat Jatiwangi dikenal sebagai produsen genteng terbesar di Indonesia. Melalui industri genteng inilah masyarakat Jatiwangi tumbuh menjadi masyarakat yang modern. Tetapi sekarang mereka menghadapi perubahan sosio-ekomi yang terburu-buru karena jalan tol yang mulai dibangun dan bandar udara internasional yang akan dibangun di area tersebut. Masyarakat Jatiwangi tidak pernah ditanya oleh pihak pemerintah mengenai perubahan yang akan memengaruhi kehidupan sehari-hari mereka

Page 17: PAMERAN DAN PROGRAM PUBLIK Galeri Nasional Indonesia dan ...

32 33

tersebut. Jatiwangi art Factory, dengan segala aktivitasnya yang unik, harus menghadapi perubahan yang akan terjadi serta hasil yang akan muncul. Transformasi tersebut, meskipun berarti modernitas, kemajuan teknologi dan bentuk baru industrialisasi di Jawa Barat yang bisa saja dipandang sebagai perubahan positif, namun juga dibuat tanpa kesadaran atas referensi sosial dan dilaksanakan tanpa jembatan antara pemerintah dengan komunitas lokal.

Kolaborasi temporer kemudian dibentuk dalam rangka proyek Desain Sosial bagi Kehidupan Sosial yang terdiri dari kerjasama antara JaF dengan Marta Frank, seorang desainer produk-dan grafis, yang karyanya merujuk pada warisan budaya dan geografis lokal; Robert Kuśmirowski, seniman visual asal Polandia yang karyanya sering mengangkat isu sejarah, memori dan objek temuan dari beragam lokasi, hubungannya dengan sejarah spesifik suatu tempat; arsitek Maciej Siuda yang mencoba menemukan solusi dari masalah yang ada di masyarakat dan

untuk memenuhi kebutuhan mereka, yang juga merupakan salah satu penggagas dari proyek pembangunan sekolah di Haiti; beserta juga kurator Marianna Dobkowska dan Krzysztof Łukomski. Sepanjang rangkaian kerja lapangan, mereka semua bekerja sama dalam beragam proyek kesenian yang dilakukan di Jatiwangi. Bersambung.

Page 18: PAMERAN DAN PROGRAM PUBLIK Galeri Nasional Indonesia dan ...

34 35

Page 19: PAMERAN DAN PROGRAM PUBLIK Galeri Nasional Indonesia dan ...

37B_01

MACIEJ SIUDA BERKOLABORASI DENGAN JaFRumah is SmallArsitektur berbasis proses untuk JaF 2015–2016

Komentar Arsitektur/Asisten Aritek Peran arsitektur telah direduksi menjadi seorang pencipta kreatif dan hening. Seorang arsitek adalah moderator yang menangkap kebutuhan dan memperlihatkan hal tersebut, menjelaskan kebutuhan tersebut melalui kata dan gambar, mendengarkan dan menambah komentar dari apa yang diceritakan kepadanya. Ia menginisiasi pertemuan dan debat, mengajukan solusi. Me-mediasi antara mimpi dan aspirasi para peserta dan keterbatasan konstruksi teknis. Dia adalah seorang asisten dari desainer utama yang adalah para penduduk Jatiwangi art Factory.

Selama kunjungannya di Jatiwangi, Maciej Si-udamemutuskan untuk mendengarkan ide, gagasan dan misi para anggota kolektif. Masa-lah yang akhir-akhir ini membuat cemas para anggota Jatiwangi Art Factory cemas adalah ke-pergian anggota muda JaF dari kolektif sesudah menikah. Pemuda-pemudi itu—kini menghadapi tantangan baru—pergi merantau, meninggalkan komunitas mereka untuk mendapatkan peker-jaan yang memungkinkan mereka menghidupi keluarga baru mereka. Solusi masalah tersebut adalah pembangunan sebuah rumah kecil untuk suami-istri muda, yang tidak berdekatan dengan rumah kolektif yang, karena sedikit terisolasi da-pat menjaga privasi penduduknya.

foto: Robert Kuśmirowski

Page 20: PAMERAN DAN PROGRAM PUBLIK Galeri Nasional Indonesia dan ...

39B_02

MARTA FRANK BERKOLABORASI DENGAN JaFSabun Tanah Proyek ekonomi alternatif, 2015–2016

Sabun Tanah adalah solusi desain unik yang di-buat berdasarkan penggunaan tradisional tanah liat yang turut membentuk identitas Kecamatan Jatiwangi. Sabun tersebut, dibentuk menyerupai batu bata, mengandung tanah liat Jatiwangi yang sangat kaya mineral dan telah digunakan di Jati-wangi selama ratusan tahun untuk memproduksi genteng tanah liat dan batu bata bermutu tinggi. Tujuan dari proyek ini terdiri dari mempromo-sikan Sabun Tanah di pasaran, meningkatkan kesadaran masyarakat atas proses dramatis moderenisasi yang terjadi di Jatiwangi sebagai hasil dari penjualan area kaya tanah liat untuk dijadikan lokasi pabrik tekstil. Prototipe Sabun Tanah yang berbentuk batu bata ini dibuat pada musim gugur 2015 dan dipresentasikan pertama kali di Jakarta Biennale 2015. Saat ini, Jatiwangi Art Factory bersama dengan Marta Frank sedang mengerjakan rencana untuk memulai produksi sabun yang akan dilakukan oleh komunitas di Jatiwangi dan akan didistribusikan dan dijual sebagai produk jadi.

Sabun Tanah adalah produk khas Jatiwangi yang telah digunakan lebih dari 100 tahun.

Dalam dunia yang mengalami perubahan global dari aspek ekomomi, tanah yang kaya akan tanah liat tiba-tiba menjadi aset yang penting.

Sekarang produk istimewa itu dijual.

Anda bisa menjadi bagian dari proses penjualannya.

Sebuah bata tanah liat dengan ukuran 4 cm³ khas Jatiwangi untuk digunakan di rumah. Untuk mandi. Untuk dibagi.

Dibuat dengan rasa cinta kepada Bumi kita.

+ Produk Organic +Tanah Liat Jatiwangi + Minyak Kelapa Ciamis

#sabuntanah #claysoap

Page 21: PAMERAN DAN PROGRAM PUBLIK Galeri Nasional Indonesia dan ...

41B_03

ROBERT KUŚMIROWSKI BERKOLABORASI DENGAN JaFMonumen seri fotografi, 2016

Dalam kunjungan seninya ke Jawa Barat, Robert bekerja dengan masyarakat tanah liat Jatiwangi dan kawan-kawan mereka. Hasil dari kolaborasi temporer ini adalah sebuah seri fotografi. Para pekerja keras itu ditampilkan dalam citra tubuh yang sempurna dan sehat melalui pose yang luar biasa. Meskipun begitu, karya mereka jadi unggul justru karena foto dibuat dengan cara tertentu. Figur-figur dalam seri foto ini merujuk pada ikonografi keluarga bangsawan yang dulu pernah dipotret dengan cara serupa, sembari tu-buh-tubuh mereka terlumuri tanah dari Jawa Ba-rat atau tepung local, sehingga mereka nampak seperti minumen pekerja dan lingkungannya.

Persembahan dari seniman

Page 22: PAMERAN DAN PROGRAM PUBLIK Galeri Nasional Indonesia dan ...

42 43

konteks sejarah kerusuhan yang terjadi di kota tersebut ketika system komunis masih berlaku. Di sebuah desa kecil bernama Broniów, Alicja Rogalska bekerja sama dengan komunitas lokal penyanyi music rakyat. Bersama-sama mereka menghasilkan video music yang merujuk pada adat dan tradisi rakyat sekaligus berkomentar soal realitas sosial kontemporer.

KARYA VIDEO

Karya video yang dipilih merupakan karya seniman Polandia yang terlahir dari beragam aktivitas social jangka panjang yang dilaksanakan di beragam tempat. Di Ibu Kota di Warsawa, Pawel Althamer kerap bekerja dengan para tetangganya di daerah Bródno, sementara Jaśmina Wójcik bersama Igor Stokfiszewski memiliki kontribusi atas pembangunan kembali saujana kebudayaan di bekas wilayah industri dari pabrik Ursus yang terkenal. Di Radom, sebuah kota di Polandia Tengah, seniman Piotr Wysocki dan Dominik Jałowiński mengorganisir sebuah workshop di lokasi pabrik yang bernilai historis, dengan mengundang dua kubu yang berseteru: polisi dan anak-anak muda yang mempraktikkan parcour—semua ini terkait dengan

Page 23: PAMERAN DAN PROGRAM PUBLIK Galeri Nasional Indonesia dan ...

45C_01

Ursus adalah sebuah distrik kecamatan di Warsa-wa. Selama hampir 100 tahun terakhir, kecamat-an tersebut merupakan lokasi dari pabrik traktor terbesar di Eropa yang mempekerjakan lebih dari 10 ribu buruh. Pabrik tersebut terpaksa ditutup karena perubahan sistem politik dan ekonomi di Polandia. Karakteristik masa kini Ursus berhu-bungan erat dengan industri tersebut dan sedang mengalami beragam kendala; seperti transformasi dari area industri menjadi area pemukiman, ba-ngunan bekas pabrik yang banyak dihancurkan, kedatangan penduduk baru sebanyak 15 ribu, dan juga persoalan untuk melestarikan kenangan atas pabrik traktor yang kini sudah tak beropera-si. Pabrik Ursus merupakan proyek yang digagas oleh Jaśmina Wójcik dan Igor Stokfiszewski untuk melestarikan kenangan dari para buruh pabrik dan untuk mengembangkan identitas masyarakat di kecamatan tersebut melalui kegiatan kesenian dan animasi, performans, parade dan aktivisme dengan menggunakan alat social untuk mempro-mosikan pengambilan keputusan bersama ten-tang kota, seperti penyusunan anggaran partisi-patif atau membeli koleksi dari Pabrik Ursus yang bernilai historis dari pemerintah kota Warsawa untuk dipamerkan di museum social yang akan dibuka dalam waktu dekat di kecamatan tersebut. Dalam pameran ini, kami menampilkan materi yang memperlihatkan sejarah kerjasama selama lima tahun antara seniman dan aktivis serta ko-munitas bekas buruh pabrik: film, pembabakan waktu yang memperlihatkan kegiatan di kecamat-an tesebut, kolase foto dokumentasi dari hamper seluruh kegiatan yang terkait dengan pabrik dan para pekerjanya, serta bendera pabrik.

JAŚMINA WÓJCIK & IGOR STOKFISZEWSKIProyek Pabrik Ursus2012–ongoing

Ursus Berarti Beruang video kanal tunggal, 2014, 30Ursus. Film essai video kanal tunggal, 10’Bendera Pabrik, kalender kegiatan, kolase foto

foto: Maciej KomorowskiPersembahan dari seniman

Page 24: PAMERAN DAN PROGRAM PUBLIK Galeri Nasional Indonesia dan ...

47

PAWEŁ ALTHAMERBródno 2000video kanal tunggal, 2000, 5’52”

C_02

Proyek Bródno 2000 adalah sebuah contoh yang luar biasa dari sebuah aliran yang disebut oleh Paweł Althamer sebagai “menyutradarai kenyataan”. Pada Februari tahun 2000, Paweł mempersuasi tatangganya di gedung apartamen yang terletak di Jalan Krasnobrodzka no. 13 (Ke-camatan Bródno di Warsawa) untuk menyala-kan dan mematikan lampu secara teratur dalam apartamen-apartamen mereka. Sebagai hasilnya, di bagian muka gedung aparamen tersebut mun-cul tulisan 2000 yang “ditulis” menggunakan jendela-jendela yang lampunya menyala. Aksi yang berlangsung selama 30 menit itu melibat-kan sekitar 200 keluarga dengan dibantu anak muda untuk mengorganisir acara. Ide Paweł yang sederhana itu kemudian memicu beragam kegiatan—aksi artistik, festival, lengkap dengan pesta dansa dan pertunjukan kembang api, serta melibatkan pemerintah lokal, animator, bahkan pendeta setempat. Komitmen sang seniman un-tuk menghidupkan komunitas tersebut berasal dari kepercayaannya dalam menentukan keku-atan dari lingkungan sekitar dan dalam mengak-tivasi peran seniman, “yang bias menggunakan bahasa sederhana untuk membuat kita berpikir berbeda”. Kapasitas signifikan dari proyek ini memperlihatkan akar yang berasal dari konsep Open Form yang digagas oleh Oskar Hansen yang masih terus digunakan hingga kini di wor-kshop di Akademi Seni Rupa di Warsaw yang dipandu oleh Grzegorz Kowalski.Aleksandra Kędziorek, Referensi: "Paweł Althamer zachęca", katalogpameran, Zachęta National Gallery of Art, Warsawa, 2005. http://artmu-seum.pl/en/filmoteka/praca/althamer-pawel-brodno-2000

Persembahan dari seniman dan Foksal Gallery Foundation

Page 25: PAMERAN DAN PROGRAM PUBLIK Galeri Nasional Indonesia dan ...

49C_03

ALICJA ROGALSKAUntitled (Broniów Song)single channel video, 2011, 4’52’’

Untitled adalah lagu rakyat kontemporer yang diciptakan Alicja Rogalska bersama kelompok penyanyi Broniowiaki yang berasal dari desa kecil Broniów di Polandia. Broniów terkenal karena musik rakyatnya dan karena memiliki tingkat pengangguran tertinggi di Polandia. Lirik lagu-nya menggambarkan situasi sosial dan pereko-nomian wilayah Broniów sekaligus berkomentar tentang situasi di Polandia dan di dunia secara umum.

Persembahan dari seniman

Page 26: PAMERAN DAN PROGRAM PUBLIK Galeri Nasional Indonesia dan ...

51C_04

PIOTR WYSOCKI & DOMINIK JAŁOWIŃSKIRun FreeSingle channel video, 2013, 14’44’’

Film Run Free adalah sebuah rekaman video dari workshop yang diadakan oleh para seniman di gedung pabrik Łucznik dan stadion olahraga Radomiak. Para seniman mengadakan kegiatan dalam konteks kerusuhan buruh tahun 1976 di Radom yang dengan brutal dipadamkan oleh polisi. Piotr dan Dominik mengajak dua kubu yang berseteru: pihak polisi dan para pemuda yang mempraktikkan free running (versi akro-batis dari parcour) yang sering dikejar polisi. Dua kelompok tersebut diminta untuk melakukan beragam kegiatan olah raga, bersama-sama, menjadi sebuah koreografi yang berdasarkan formasi taktis yang digunakan polisi ketika harus mengendalikan massa yang mengamuk. Para seniman mengubah peluang konfrontasi dari dua kubu musuh bebuyutan tersbut menjadi kegiatan kreatif dan komunal yang mengubah kejadian tahun 1976 menjadi lebih positif.

Persembahan dari seniman

Page 27: PAMERAN DAN PROGRAM PUBLIK Galeri Nasional Indonesia dan ...

52 53

BIOSKOPPILIHAN SHORT WAVES FESTIVAL: BERLANGSUNG SELAMA SELURUH PAMERAN

CERAMAH CINEMA: 12, 20, 21 Juli 19.00

Dalam program Sinema, kami akan melakukan pemutaran film pendek terpilih yang berfokus pada isu sosial. Program ini diadakan dengan bekerja sama dengan Short Waves Festival 2016 yang mendukung sektor film Polandia.

Selain itu, kami juga akan mengadakan Kuliah Film, bekerja sama dengan NinAteka—organisasi pengarsipan film National Audio Visual Institute. Lebih detil mengenai program Kuliah Film bias dilihat di jadwal program di pintu masuk Galeri dan di Laman Facebook: https://www.facebook.com/socialdesign4socialliving/

SHORT WAVES FESTIVAL: FILM PENDEK POLANDIA—DOKUMENTER

ALANGKAH MENYENANGKANsutradara: Anna Morawiec film dokumenter, 2014, 18 min.

Aleksandra adalah perempuan yang rendah hati. Itu sebabnya ia memutuskan untuk pindah ke Mars. Dia telah membuat keputusan, segera setelah ia mengetahui masa depan macam apa yang disiapkan oleh pemerintah Polandia untuknya sebagai penerima dana pension. Dalam film dokumenter yang menginspirasi ini, Anna Morawiec mengeksplorasi hubungan antara system pension Polandia dengan luar angkasa.

SUPERUNIT (Superjednostka), sutradara: Teresa Czepiecfilm dokumenter, 2014, 20 min

Superunit adalah rumah susun yang dirancang sesuai dengan teori Le Corbusier sebagai “mesin tinggal”. Di 15 lantai gedung tersebut, tinggal sekitar tiga ribu orang. Para karakter utama film ini adalah penduduk-penduduk Superunit dan saat-saat penting dalam hidup mereka.

TITIK TOLAK sutradara: Michał Szcześniak film dokumenter, 2014, 27 min

Aneta adalah seorang wanita muda yang menjalani pidana penjara karena pembunuhan. Aneta setiap hari keluar gedung penjara untuk membantu para pasien di Panti Jompo. Ternyata, pilihannya untuk menjadi sukarelawan bukanlah sebuah kebetulan.

Page 28: PAMERAN DAN PROGRAM PUBLIK Galeri Nasional Indonesia dan ...

55

DARI DESA GRUNWALD sutradara: Artur Wierzbickifilm dokumenter, 2014, 21 min

Film ini merupakan potret para penduduk desa Grunwald yang merupakan desa kecil yang bersejarah dan sangat berarti bagi Polandia. Desa yang terkenal itu, kini adalah tempat yang lindap, penuh dengan kebekuan. Hidup sehari-hari yang suram hanya diwarnai setahun sekali, dalam perayaan Hari Kemenangan Grunwald (Pada tahun 1410, pasukan Polandia berhasil mengalakan pasukan Ksatria Tautonik di lokasi desa Grunwald)

SHORT WAVES FESTIVAL:PANORAMA SINEMATOGRAFI POLANDIA

RUMAHsutradara: Agnieszka Borowaanimasi 2014, 15 min

Karakter utama dari animasi sederhana ini kembali ke rumah yang ia bangun dari kenangan. Untuk bias melangkah maju, ia harus menyelidiki masa lalunya.

AKHIR ZAMAN sutradara: Monika Pawluczukfilm dokumenter, 2015, 40 min

Dalam film ini beberapa cerita diceritakan dalam satu malam. Di kota besar orang-orang biasanya kesepian waktu malam dan mencari temang ngobrol. Radio adalah motif penghubung orang-orang dalam dunia malam itu. Radio didengarkan dalam ambulans, di pos pemantauan kota, di mana di puluhan layar hidup malam sebuah kota bias diamati.

Radio adalah motif utama file mini dan sekaligus sumber pertanyaan-pertanyaan terpenting.

SMALL ROOM SYNDROMEsutradara: Natalia Wilkfilm tari, 2014, 4,5 min

Small Room Syndrome (Sindrom Ruang Kecil) merujuk pada komunitas masyarakat Polandia yang tinggal di ruang apartemen bebrukuran kecil. Selalu ada orang disekitar kita. Kamu tidak dapat menyeruput kopi dengan tenang. Sangat tidak mungkin mandi dengan tenang. Para penduduk bermimpi untuk menyendiri atau untuk tidak menghalangi kesendirian orang lain.

HARI NENEK sutradara: Miłosz Sakowskifilm fiksi, 2015, 30 min

Tomek membutuhkan uang. Untuk mendapatkannya, dia menipu seorang wanita lanjut usia dengan berpura-pura menjadi cucu sang wanita tua itu. Ketika semua tampak berjalan sesuai rencana, wanita lansia itu tiba-tiba sadar bahwa ia tengah ditipu dan berbalik menjebak Tomek di apartemen. Ia kemudian mengusulkan perjanjian yang akan mengikatkan nasib-nasib mereka dalam cara yang mengejutkan.

BIOSKOP

Page 29: PAMERAN DAN PROGRAM PUBLIK Galeri Nasional Indonesia dan ...

57

12 Juli 19.00 Krzysztof Łukomski Kuliah Film13 Juli 19.00 Jaśmina Wójcik

Proyek Pabrik UrsusBincang seni

14 Juli 19.00 Magdalena Starska Bincang seni15 Juli 19.00 Agnieszka Tarasiuk

Pusat Pemukiman Seni di Wigry

Bincang seni

16 Juli 10–14 Jaśmina Wójcik dan SerrumBendera untuk Ursus

Workshop *

16 Juli 15.00 Yayasan Razem Pamoja dengan Justyna Górowska, Adam GrubaHati-Hati Hat

Bincang seni

19 Juli 19.00 Magdalena Starska Selama Kita Memiliki Kekuatan

Presentasi setelah workshop

20 Juli21 Juli

19.00 Krzysztof Łukomski Kuliah Film

*Jika Anda ingin berpartisipasi dalam workshop-workshop ini, sila daftar ke [email protected] atau temui tuan rumah pameran di area Akademi/Workshop.

28 Juni 19.00 Iza Rutkowska dan Akademi Desain SosialLokasi Konstruksi: Jakarta

Seni performans

28 Juni 19.30 Alicja Rogalska dan Serrum bersama dengan pengamen JakartaKamu Sarapan Keju dan Aku Hanya Dapat Singkong

Seni performans

29 Juni 12–17 Maciej SiudaSi Arsitek Hadir di Sini

Workshop dan konsultasi bebas untuk pengunjung pameran

29 Juni 17.00 Iza Rutkowska dan SerrumLokasi Konstruksi: Jakarta

Bincang seni

30 Juni 12.00 Yayasan Razem Pamoja dengan Justyna Górowska, Adam GrubaHati-Hati Hat

Bincang seni

30 Juni 13–17 Yayasan Razem Pamoja dengan Justyna Górowska, Adam GrubaHati-Hati Hat

Workshop terbuka untuk pengunjung pameran

30 Juni 17.00 Maciej SiudaLima Kisah Soal Dematerialisasi Arsitektur

Bincang seni

1 Juli 10–14 Iza Rutkowska dan SerrumLokasi Konstruksi: Jakarta

Workshop *

1 Juli 15–17 Maciej SiudaWorkshop soal berbagi

Workshop *

1 Juli 17.00 Alicja Rogalska Bincang seni

TIMETABLE

Page 30: PAMERAN DAN PROGRAM PUBLIK Galeri Nasional Indonesia dan ...

59

Paweł Althamer adalah seorang pematung dan seni-

man performance Polandia. Dia menimba ilmu dari pematung terkenal Grzegorz Ko-walski pada Akademi Seni Rupa di War-saw. Sejak lulus pada tahun 1993 Altha-mer membentuk unit kerja yang berfokus pada pembuatan portret-portret dirinya sendiri, maupun teman-teman dan anggo-ta keluarganya yang digambarkan seba-gai figur-figur mengerikan dengan ukuran satu berbanding satu. Patung-patungnya kerap menggunakan material yang tidak asing namun mengganggu pikiran, seper-ti usus binatang, jerami, rambut manusia dan resin - yang membuat masyarakat yang melihatnya dapat memikirkan kem-bali perannya sendiri dalam asal muasal munculnya seni. Althamer terkenal atas proyek-proyek kolaborasinya, khususnya bersama Grup Nowolipie, yaitu workshop seni patung mingguan yang dia pimpin sejak 1994 bagi para penderita penyakit multiple sclerosis. Sepanjang karirnya dia telah mengembangkan potensi transfor-matif dari seni, membantu para anggota workshop merenungkan inspirasi mereka sendiri dan menemukan interpretasi baru dari kehidupan sehari-hari.

Irma Chantily telah menjadi bagian dari tim kurator

Jakarta Biennale 2015. Dia adalah se-orang pencinta fotografi, walaun bukan seorang fotografer. Dia telah banyak menulis tentang fotografi untuk media cetak dan online, dan sering terlibat dalam pameran-pameran fotografi dan seni. Irma juga memiliki andil dalam pro-yek-proyek penelitian tentang fotografi di Indonesia dan menjadi salah satu pendiri sejarahfoto.com - sebuah website yang didedikasikan untuk mengarsipkan seja-rah fotografi Indonesia. Saat ini dia be-kerja sebagai program manager khusus bidang seni dan ekonomi kreatif untuk British Council serta bekerja sebagai dosen tidak tetap di Jurusan Fotografi pada Institut Seni Jakarta.

Marianna Dobkowska adalah seorang kurator untuk pro-

gram-program residence, proyek-pro-yek seni dan pameran. Dia mengedit dan mendesain material publikasi serta menangangi produksi karya-karya seni baru. Sejak 2004 dia berafiliasi dengan

program Artists-In-Residence Laboratory pada Pusat Seni Kontemporer Ujazdow-ski Castle di Warsawa - salah satu pro-gram residence yang paling terkemuka di Eropa Tengah. Dia juga telah menjadi kurator dalam proyek-proyek seperti “Public AIR”, “We Are Like Gardens”, “Porthos” dan “Aksi PRL” yang digelar di ruang-ruang publik dan melibatkan parti-sipasi aktif dari audiens yang besar. Dob-kowska meraih gelar Master di bidang Sejarah Seni dari Universitas Warsawa serta lulus studi pasca sarjana bidang kurasi seni pada Universitas Jagielloni-an di Cracow. Selama kunjungannya di Indonesia dia mengamati kegiatan-kegi-atan seni yang sensitif terhadap aspek sosial dan politik. Dia juga meneliti cara kerja beragam komunitas seni di Jawa. Saat ini Dobkowska tinggal dan bekerja di Warsawa, Polandia.

Marta Frank adalah seorang desainer dan praktisi

seni dari Silesia, bagian selatan Polan-dia, yang proyek-proyeknya berhubungan dengan material alami seperti batubara, minyak dan tanah liat, yang mengangkat isu-isu tentang identitas regional dan warisan budaya lokal. Dia adalah pen-cetus proyek Sadza Soap - yaitu sabun yang memakai bahan batubara. Selama masa tinggalnya di Indonesia, bersama Jatiwangi Art Factory, dia mengolah ba-rang-barang berbahan alami yang dipro-duksi sehari-hari (misalnya kosmetik yang berbahan alami). Dia memperkenalkan Sabun Tanah unik buatan Jatiwangi, yang diproduksi hanya dengan bahan-bahan alami dengan penggunaan minyak yang juga berasal dari perkebunan organik lokal.

Gozaldi Nur Mohammad adalah seorang musisi, komposer,

dan arranger yang berdomisili di Jakar-ta. Ia bekerja di Ensiklomusic School of Music Di Jakarta. Ia adalah penggagas Peradaban Aktivitis: proyek musik Melayu Deuthro bersama Jafuzz Cobre Group (2016),ia bekerja sebagai produser musik untuk himne music1926 mengenai revo-lusi saat itu (2015) dan sebagai kompo-ser di festival musik kontemporer (2012). Ia pernah ditugaskan oleh Kementerian Kesenian dan Kebudayaan untuk melaku-kan riset etnomusikologi mengenai musik

kuno di Indonesia bagian timur. Ia adalah lulusan Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Justyna Górowska adalah seniman performance yang

menggabungkan beragam disiplin ilmu ke dalam kegiatan seninya. Dia meraik MFA dari program studi Seni Perfor-mance pada Akademi Seni Rupa di Cra-cow. Saat ini sebagai kandidat Doktor pada program Interdisciplinary Doctoral Studies di Universitas Seni di Poznan. Sejak 2014 dia telah bekerjasama de-ngan 30 galeri di Warsawa dan menjadi anggota dewan FRSI (Intermedia Art Development Foundation).

Adam Gruba menekuni bidang seni intermedia da-

lam pengertian yang luas, menggabung-kan performance, video, obyek dan teks ke dalam kegiatan-kegiatan seninya. Dia mendapatkan gelar sarjananya dari Aka-demi Seni Rupa di Cracow dan pernah menjadi penerima program Darmasiswa, yaitu beasiswa dari Kementrian Luar Ne-geri Republik Indonesia. Dia juga sering berpartisipasi dalam pameran-pameran dan proyek individual, serta menjadi pen-cipta ideologi GOLEM yang sangat unik yang dipresentasikan dalam pameran--pameran dan pertunjukan performance di mancanegara

Dominik Jałowińskiadalah seorang pelukis dan seniman

performance. Dia tinggal dan bekerja di Warsawa.

Robert Kusmirowski adalah seorang seniman performance,

kreator seni instalasi, fotografi dan gam-bar. Sebagian besar karyanya berupa rekonstruksi atau duplikasi dari benda--benda, dokumen-dokumen, foto-foto tua, atau cenderung sebagai imitasi yang terlihat mirip namun berkarakter delusif. Seringkali karya-karyanya tidak dibuat menjadi prototip khusus, melainkan ha-nya menampilkan budaya penggunaan material pada era tertentu. Namun ciri khas dari oyek-obyek ciptaannya ialah kepresisian dan ketelitian pengerjaan detail sekelas pencipta jam tangan. Dalam instalasi yang berukuran besar, terlihat jelas kecintaan seniman ini akan pengoleksian barang. Obyek-obyeknya

terbentuk dari koleksi benda-benda yang sulit dimengerti. Dengan cara itu-lah Kuśmirowski meninjau kembali isu-isu mengenai ingatan, sejarah dan nostalgia yang mengiringi budaya visual dari masa lampau yang perlahan-lahan menghilang tertutup oleh lapisan benda-benda baru. Seni performance-nya, yang kerap diiringi musik yang khusus dibuat olehnya, juga memiliki karakter yang sama. Kuśmirow-ski adalah lulusan dari Jurusan Seni di Institut Seni Rupa pada Universitas Marie Curie-Skłodowska di Lublin. Dia tinggal dan bekerja di Lublin, Polandia.

Krzysztof Łukomski adalah seorang dosen dengan gelar

PhD dan kurator dari beragam event seni dan juga art-director daripada ShortWa-ves Film Festival. Di Polandia dia bekerja di Fakultas Intermedia pada Universitas Seni di Poznan, serta menekuni program “Media, Desain, Display” yang dia cip-takan sendiri pada sebuah universitas desain internasional School of Form. Dia mulai tertarik pada seni, desain dan kegiatan interdisiplin kontemporer Indo-nesia ketika mengunjungi negara ini pada tahun 2014 saat menjalankan program FOCUS+INDONESIA yang didukung oleh UA Foundation. Mengambil langkah lebih jauh dalam memahami konteks lokal dan kegiatan seni berbasis komunitas, dia turut mengembangkan program per-tukaran seniman antara Polandia dengan Indonesia, serta bekerjasama dengan Marianna Dobkowska dalam pameran--pameran dan program-program yang terbuka untuk umum di kedua negara tersebut. Łukomski adalah juga seorang traveller dan peneliti, dengan ketertarikan khusus pada penggabungan metodo-logi-metodologi dari pendidikan seni, psikologi pemahaman seni dan com-munication design.

Mg. Pringotonno adalah seorang seniman, pendidik

seni dan desainer. Dia menjadi salah satu pemimpin dan juga artistic director dari komunitas seni Jakarta SERRUM.org. Selama pergelaran Jakarta Bienalle 2015, Mg bertanggungjawab atas as-pek-aspek seni, teknik dan desain dari pameran-pameran tersebut. Selain se-bagai seniman yang aktif, dia juga adalah seorang aktivis, street artist dan peneliti.

CATATAN BIOGRAFI

Page 31: PAMERAN DAN PROGRAM PUBLIK Galeri Nasional Indonesia dan ...

61

Bartosz Przybył-Ołowski adalah seorang filsuf, pendidik dan

kurator independen. Dia menjadi co-foun-der daripada Razem Pamoja Foundation yang kegiatan-kegiatannya berfokus pada konsep pendidikan kerjasama. Dia juga menjadi salah satu penulis buku pelajaran filosofi berjudul „Critical Thinking”, men-jadi salah satu kurator pameran-pamer-an di Nairobi National Museum, Muse-um Etnografi di Cracow. Dia juga aktif sebagai praktisi seni dan kegiatan sosial pada Mathare Art Gallery di Nairobi serta pada Bookstore | Exhibition di Cracow.

Razem Pamoja Foundation didirikan pada tahun 2010 oleh Bar-

tosz przybył-Ołowski dan Jan Swane-wicz, ditangani juga oleh Piotr Błachut, Lucy Wambua, Justus Omondi, Dominik Kuryłek, Kamil Kuitkowski dan lain-lain. Yayasan ini membuat kegiatan-kegiatan di Kenya, Polandia dan negara-negara lain, berdasarkan pada prinsip saling bergantung, saling bekerjasama dan saling peduli, dengan membentuk komu-nitas internasional yang menghubungkan kaum pemuda dengan para guru, para seniman, para kurator dan para pengra-jin melalui kegiatan sosial berkaitan de-ngan tradisi dan pengalam hidup yang berbeda-beda. Orang-orang yang ter-hubung dengan Razem Pamoja Founda-tion bekerja, berkreasi, belajar bersama dan saling menginspirasi satu sama lain untuk mengembangkan nilai-nilai bu-daya dan sosial yang baru. Yayasan ini mengadakan proyek-proyek pendidikan seni dan kepedulian sosial, bekerjasama dengan Museum Etnografi di Cracow, beragam galeri dan institusi seni seperti Nairobi National Museum dan CCA Ujaz-dowski Castle di Warsawa.

Alicja Rogalska adalah seniman yang lahir di Polandia

namun berbasis kerja di London. Kegiat-an seninya berkarakter interdisplin yang mengembangkan penelitian dan pro-duksi dengan fokus pada struktur sosial dan kepentingan politis yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Umumnya dia me-nekuni konteks dalam proyek-proyek yang melibatkan partisipasi dan kerjasama ma-syarakat. Proyek-proyek ini direalisasikan berdasarkan keahlian khusus para anggo-ta masyarakat. Event-event yang dibuat

berlangsung hanya sehari berfungsi se-bagai katalis untuk berintrospeksi, berima-ginasi, dan berrefleksi secara kolektif, juga untuk menguji beragam cara untuk be-kerjasama. Proyek-proyeknya, baik yang dikonsep secara mendalam maupun yang spekulatif, bertujuan untuk mengisi ruang di antara sesuatu yang ada dan sesuatu yang mungkin. Alicja meraih gelar MFA dari Goldsmiths College di Universitas London (2011) dan MA di bidang Studi Budaya di Universitas Warsawa (2006).

Iza Rutkowska adalah seorang seniman, desainer

dan aktivis sosial yang bekerja dalam proyek-proyek individual maupun be-kerjasama dengan seniman-seniman yang sepemikiran dengannya. Pada tahun 2008 dia mendirikan The Forms and Shapes foundation. Dengan me-ngembangkan bentuk-bentuk baru dia mengubah sebuah tempat menjadi suatu ruang di mana masyarakat bisa berinter-aksi dengan seni. Yayasan ini juga men-ciptakan proyek-proyek interdisiplin yang mewadahi dialog antara para arsitek, tukang kebun, filsuf, pemusik, desainer grafis, petani, koki dan ahli fisika. Bebe-rapa proyek utamanya termasuk Fishing Project di Sao Paulo, Mushrooming Project di Praha dan proyek The Cuddly di Polandia, Italia, Austria dan Portugal.

Maciej Siuda adalah seorang arsitek yang meraih

sarjana Cum Laude dari Fakultas Arsi-tektur di Universitas Teknologi Wrocław. Karya diplomanya bersama karya-karya yang lain dijadikan koleksi Museum Gug-genheim di New York. Dia menjadi finalis di kompetisi arsitektur Archiprix, co-foun-der daripada workshop arsitektur inter-nasional IWAU. Dia mengajar di School of Form dan Universitas Teknologi Kielce serta juga inisiator dari sebuah workshop kolektif Balon. Siuda secara konstan ber-eksperimen dan merancang secara duo bersama Rodrigo Garcia Gonzales. Sejak 2012 dia juga mengembangkan usaha desainnya sendiri dan merealisasikan proyek-proyeknya antara lain di Spanyol, Italia, Polandia dan Haiti. Salah satu pro-yeknya yang terbaru ialah perancangan sebuah sekolah yang saat ini sedang da-lam proses pembangunan di Haiti yang dibiayai oleh Poland-Haiti Foundation un-

tuk membantu rakyat Haiti yang menjadi korban bencana gempa bumi.

Magdalena Starska adalah seniman multidisiplin (drawing,

instalasi, performance) yang nampaknya bekerja tanpa perencanaan; terbuka terhadap kenyataan yang dapat ber-ubah-ubah. Dia siap kapan pun untuk menggarap proyek yang tidak terba-yang sebelumnya. Starka secara sadar menempatkan dirinya sebagai media antara sesuatu yang bersifat internal dan personal dengan sesuatu lain yang bersifat sosial dan berdomain publik, se-hingga dia seharusnya dapat juga dilihat sebagai seorang shaman (dukun). Dia tertarik dengan ritual-ritual yang umum dalam kehidupan sehari-hari dan ingin mengembangkan sesuatu yang bersifat urban, modern dan inspirasional.

Igor Stokfiszewski adalah seorang peneliti, partisipan dan

inisiator kegiatan-kegiatan dalam bidang teater publik, teater komunitas dan seni yang bermisi khusus. Dia bekerjasama antara lain dengan Workcenter milik Jerzy Grotowski dan Thomas Richards (Pon-tedera, Italia), kelompok seniman Jerman Rimini Protokoll serta dengan seniman--seniman Artur Żmijewski, Paweł Altham-er dan Jaśmina Wójcik. Dia menjadi salah satu kurator kegiatan seni dan kegiatan sosial yang digelar di gedung-gedung bekas pabrik di Zakłady. Ursus (2014) dan Ursus - Perjalanan waktu (2015). Dia pernah menjadi anggota penyelenggara Biennale Seni Kontemporer ke 7 di Berlin (2012), menjadi penulis buku “Zwrot Po-lityczny”/”Kembali ke Panggung Politik” (2009) dan co-redaktor daripada antara lain seri buku “Built the City: Perspec-tives in Commons and Culture” (2015) dan “Jerzy Grotowski - Kumpulan Essay” (2012). Dia juga bekerja sebagai anggota tim Kritik Politik dan Komisi „Para Pekerja Seni” pada Persatuan Profesi Inicjatywa Pracownicza, dan dosen pada Institut Studi Modern di Warsawa.

Agnieszka Tarasiuk adalah seorang kurator dan seniman,

lulusan Akademi Seni Rupa di Warsawa (diploma 1996) yang aktif menekuni bi-dang pertemuan antara seni dengan kegi-atan sosial. Dia menyelenggarakan event

kesenian yang tidak lazim di Podlasie (Polandia) dengan cara menciptakan ru-ang eksperimental untuk seni di tempat--tempat yang jauh dari balai atau pusat budaya, yaitu di daerah-daerah terpencil. Pada tahun 2008 hingga 2011 pernah menjadi direktur Rumah Kreasi di Wigry. Saat ini menjabat sebagai kurator utama Museum Patung Xawery Dunikowski di bagian dari Musium Nasional di Warsawa yang terletak di Królikarnia.

Jaśmina Wójcik bekerja dengan masyarakat dalam

perpaduan antara kegiatan seni de-ngan kegiatan sosial, bertujuan untuk membuat perubahan sosial, membawa kembali ingatan tentang orang-orang dan tempat-tempat, dan mengangkat masalah-masalah ekologi. Dia adalah pembuat film, drawing, proyek-proyek seni instalasi interaktif dan ruang kota. Pada tahun 2008 dia lulus dari Akademi Seni Rupa di Warsawa, tempat di mana dia sekarang juga bekerja sebagai do-sen. Dia tinggal dan bekerja di Warsa-wa. Karya-karya Jaśmina Wójcik sangat kuat mengangkat permasalahan yang ada dalam masyarakat, baik melalui kritik maupun melalui kegiatan-kegiatan seni dengan misi sosial. Namun tidak hanya itu, lebih jauh karya-karyanya juga mem-buka horison bagi isu-isu etis dalam seni Polandia. Kontak dengannya bukan hanya sekedar pengalaman artistik, namun juga kesempatan untuk menggugah kepekaan, empati dan tanggungjawab bagi dunia.

Piotr Wysocki menekuni kreasi film-film, instalasi

video, workshops, aksi di tempat terbuka (open-air) dan happening art. Sebelum mengambil kuliah seni rupa bersama teman-temannya dia mendirikan sebuah asosiasi ekologis Pracownia, menjalankan unit pendidikan ekologi di Taman Nasional di Drawieński, di mana dia menghabiskan beberapa tahun hidup di tengah-tengah hutan belantara. Aktivitas seninya berfo-kus pada kegiatan bersama-sama ma-syarakat dan memiliki karakter kepekaan sosial yang sangat kuat. Wysocki meraih anugrah antara lain dari Samsung Art Master (2006) dan kompetisi Eugeniusz Geppert (2009) dan mendapat nominasi Paspor Politik pada tahun 2008. Saat ini dia tinggal dan bekerja di Warsawa.

CATATAN BIOGRAFI

Page 32: PAMERAN DAN PROGRAM PUBLIK Galeri Nasional Indonesia dan ...

COLOPHON COLOPHON

DESAIN SOSIAL BAGI KEHIDUPAN SOSIALPANDUAN PAMERAN

Diedit oleh: Marianna Dobkowska, Krzysztof Łukomski Teks: Marianna Dobkowska, Krzysztof Łukomski dan seniman

Alih bahasa: Daria Zozula, Irma Chantily

Desain grafis dan tata letak: Krzysztof BieleckiPercetakan: Jacek Rybicki LEGA, Warsaw

Foto milik para penulis

©Penerbit:Centre for Contemporary Art Ujazdowski CastleUl. Jazdów 200-467 Warszawawww.csw.art.pl

ISBN 978-83-65240-20-0

DESAIN SOSIAL BAGI KEHIDUPAN SOSIAL PAMERAN DAN PROGRAM PUBLIK 28.06–1.07 dan 12–22.07.2016Galeri Nasional Indonesia dan sekitarnya Jakarta

Seniman: Paweł Althamer, Marta Frank, Robert Kuśmirowski, Razem Pamoja Foundation with Justyna Górowska and Adam Gruba, Alicja Rogalska, Iza Rutkowska, Maciej Siuda, Magdalena Starska, Agnieszka Tarasiuk, Jaśmina Wójcik & Igor Stokfiszewski (Ursus Factory Project), Piotr Wysocki & Dominik Jałowiński. In collaboration with Jatiwangi Art Factory and Serrum

Dikuratori oleh: Marianna Dobkowska dan Krzysztof ŁukomskiDesain pameran: Maciej SiudaDesain grafis: Krzysztof BieleckiKoordinator: Irma Chantily,Aleksandra KnychalskaKoordinator dari Galeri Nasional: Afrina RosmaniDukungan koordinasi: Anna DąbrowaDesainer produksi pameran: MG PringgotonoAsisten: Bagus Purwoadi Arianto, DavidSimanjuntakPromosi dan PR: Hertiana Dwi Putri, Nafhan NurulDokumentasi foto dan video: Maciej LandsbergTridoso NovriantoPenggalangan dana: Agnieszka Komorowska

Tim produksi pameran:Serrum

DESAIN SOSIAL BAGI KEHIDUPAN SOSIAL 2015–2016

Program jangka panjang ini diorganisir oleh Foundation Art and Present Time bekerja sama dengan Centre for Contemporary Art Ujazdowski Castle Warsaw

Pembina Kehormatan Yang Mulia Duta Besar Republik Polandia untuk Indonesia Mr. Tadeusz Szumowski

Proyek ini turut dibiayai oleh Kementrian Kebudayaan dan Warisan Nasional Republik Polandia

Pameran ini turut didukung oleh Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dan Kedutaan Besar Polandia di Indonesia

Proyek jangka panjang, riset serta pameran bermitra dengan: Forum Lenteng, Jatiwangi Art Factory, KUNCI, Ruangrupa, Serrum, Yayasan Razem Pamoja

Proyek ini diinisiasi dalam kerangka program A-I-R Laboratory oleh CCA Ujazdowski Castle, dan turut dibiayai oleh pemerintah kota Warszawa

Proyek yang didukung oleh Filmoteka Muzeumartmuseum.pl/en/filmoteka

Program film dibuat dalam kemitraan dengan SHORT WAVES FESTIVAL, AD ARTE Foundation & NinAteka, the film Archives of the National AudioVisual Institute.

Rekan Media untuk pameran:

Galeri Nasional Indonesia Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik IndonesiaJl. Medan Merdeka Timur No. 14Central Jakarta 10110 INDONESIA

www.socialdesignforsocialliving.org

https://www.facebook.com/socialdesign4socialliving/

Page 33: PAMERAN DAN PROGRAM PUBLIK Galeri Nasional Indonesia dan ...

Terima kasih:Semua keluarga Jatiwangi Art Factory Family dan terutama: Ginggi dan Ana, Arief dan Yumma, Ismal dan Bunga, Ghorie, Pandu, Alma, Yopie, Carda, Yuga

Irwan Ahmet and Tita SalinaMs. Jorrie AndreanAntariksa and KUNCIBagus Purwoadi AriantoJustyna BartkowiakIrma ChantilyAde DarmawanMaciej Duszyński and Sława DuszyńskaCharles EscheHafizAleksandra Knychalska Agnieszka KomorowskaEmilia MazikMuseum of Modern Art WarsawŁukasz Paprotny David SimanjuntakSzymon StemplewskiHania SzutowiczTitarubiYayasan Ad Arte / Short Waves Festival