Pakar IPB di “ Siaran Pedesaan RRI “ 93,75 FM Setiap...

2
Setiap Selasa, Pukul : 19.30 - 20.00 WIB Kantor Hukum, Promosi dan Humas IPB Pakar IPB di “ Siaran Pedesaan RRI “ 93,75 FM IPB P a r i w a r a Penanggung Jawab : Yatri Indah Kusumastuti Pimpinan Redaksi: Siti Nuryati Redaktur Pelaksana: Dedeh Hartati Editor: Nabiela Rizki Alifa Reporter : Siti Zulaedah, Nunung Munawaroh, Rio Fatahilah, Awaludin, Waluya S Layout : Devi Fotografer: Cecep AW, Bambang A, Sirkulasi: Agus Budi P, Endih M, Untung Alamat Redaksi: Humas IPB Gd. Andi Hakim Nasoetion, Rektorat Lt. 1, Kampus IPB Darmaga Telp. : (0251) 8425635, Email: [email protected] PARIWARA IPB/ Juni 2014/ Volume 92 Terbit Setiap Senin-Rabu-Jum’at DENGARKAN...! ejak tahun 2009, Institut Pertanian Bogor (IPB) menggelar Jum'at Keliling (Jumling) ke S desa-desa lingkar kampus IPB. Tahun ini, IPB kembali menggelar Jumling perdana tahun 2014 di Kelurahan Situ Gede, Kecamatan Bogor Barat (30/5). IPB memaknai Jumling sebagai bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi di bidang Pengabdian kepada Masyarakat. Sejak awal digulirkan, Jumling IPB telah memberdayakan desa-desa disekitarnya mulai dari kegiatan penyuluhan, pendampingan, pemberdayaan masyarakat, posdaya, guru pemantau jentik nyamuk, pelatihan operator fogging, dan lain-lain. Salah satu upaya yang sukses dilakukan dalam kemitraan yang terjalin antara IPB dengan desa sekitarnya adalah dengan adanya posdaya. Posdaya yang ada di Kelurahan Situ Gede adalah Posdaya Kenanga. Di Posdaya Kenangan, warga bisa dengan mudah mengakses pelayanan posyandu bagi Balita dan Lansia, kurikulum PAUD, dan para gurunya pun mendapat pembinaan langsung dari IPB, produk-produk dari UMKM mendapatkan pelatihan pengurusan PIRT, pemetaan kesehatan warga, penanaman sayuran vertikultur, budidaya jamur tiram juga berbagai kegiatan lainnya.“Yang terbaru adalah adanya Taman Terapi Mandiri Diabetes di Posdaya Kenanga. Ini merupakan bentuk dukungan IPB terhadap program pemerintah Kota Bogor yang mencanangkan Kota Sejuta Taman. Melalui Jumling dan Posdaya IPB berencana untuk mengembangkan taman serupa di desa-desa lainnya,” ujar Dr.drh. Rachmat Hidayat, selaku Koordinator Jumling 2014. Taman ini didesain khusus bagi penderita Diabetes Melitus dimana tanaman yang dibudidayakan adalah tanaman obat untuk penderita diabetes. Adapun beberapa tanaman yang bisa ditanam dalam taman ini adalah Asam Kandis, Brotowali, Bawang Merah, Bawang Putih, Buncis, Daun Kari, Daun Sendok, Jagung, Jahe, Jambu Biji, Jeruk Purut, Jombang, Keji Beling, Kumis Kucing, Kunyit, Labu Parang, Lamtoro, Lidah Buaya, Mahoni, Maja, Mengkudu, Pare, Pulai, Rambutan, Salam, Sambiloto, Sirih dan Tapak Dara.Selaku Ketua Yayasan Damandiri, Prof. Haryono Suyono mengapresiasi keberhasilan posdaya yang dibina IPB, salah satunya Posdaya Kenanga di Situ Gede. “Melihat keberhasilan yang ada di Posdaya Kenanga ini, saya berani memberikan pelatihan bagi 16 kelurahan di Bogor Barat agar bisa mereplikasi Posdaya Kenanga binaan IPB ini,” ujarnya. Hadir pula dalam kegiatan ini Rektor IPB, Prof. Dr. Ir. Herry Suhardiyanto, Sekretaris Camat Bogor Barat, Budiman, Lurah Situ Gede, Andi, S.IP, Kepala LPPM IPB, Dr. Ir. Prastowo, penggagas Taman Terapi Mandiri Diabetes dari Pusat Studi Biofarmaka IPB, Ir. Qodarian Pramukanto, MSi dan tim.(zul) Dukung Kota Sejuta Taman, IPB Inisiasi Taman Terapi Mandiri Diabetes

Transcript of Pakar IPB di “ Siaran Pedesaan RRI “ 93,75 FM Setiap...

Setiap Selasa, Pukul : 19.30 - 20.00 WIB

Kantor Hukum, Promosi dan Humas IPB

Pakar IPB di “ Siaran Pedesaan RRI “ 93,75 FMIPBP a

r i

w a

r a

Penanggung Jawab : Yatri Indah Kusumastuti Pimpinan Redaksi: Siti Nuryati Redaktur Pelaksana: Dedeh Hartati Editor:

Nabiela Rizki Alifa Reporter : Siti Zulaedah, Nunung Munawaroh, Rio Fatahilah, Awaludin, Waluya S Layout : Devi Fotografer:

Cecep AW, Bambang A, Sirkulasi: Agus Budi P, Endih M, Untung Alamat Redaksi: Humas IPB Gd. Andi Hakim Nasoetion,

Rektorat Lt. 1, Kampus IPB Darmaga Telp. : (0251) 8425635, Email: [email protected]

PARIWARA IPB/ Juni 2014/ Volume 92Terbit Setiap Senin-Rabu-Jum’at

DENGARKAN...!

ejak tahun 2009, Institut Pertanian Bogor (IPB) menggelar Jum'at Keliling (Jumling) ke Sdesa-desa lingkar kampus IPB. Tahun ini, IPB kembali menggelar Jumling perdana tahun 2014 di Kelurahan Situ Gede, Kecamatan Bogor Barat (30/5). IPB memaknai Jumling

sebagai bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi di bidang Pengabdian kepada Masyarakat. Sejak awal digulirkan, Jumling IPB telah memberdayakan desa-desa disekitarnya mulai dari kegiatan penyuluhan, pendampingan, pemberdayaan masyarakat, posdaya, guru pemantau jentik nyamuk, pelatihan operator fogging, dan lain-lain.

Salah satu upaya yang sukses dilakukan dalam kemitraan yang terjalin antara IPB dengan desa sekitarnya adalah dengan adanya posdaya. Posdaya yang ada di Kelurahan Situ Gede adalah Posdaya Kenanga. Di Posdaya Kenangan, warga bisa dengan mudah mengakses pelayanan posyandu bagi Balita dan Lansia, kurikulum PAUD, dan para gurunya pun mendapat pembinaan langsung dari IPB, produk-produk dari UMKM mendapatkan pelatihan pengurusan PIRT, pemetaan kesehatan warga, penanaman sayuran vertikultur, budidaya

jamur tiram juga berbagai kegiatan lainnya.“Yang terbaru adalah adanya Taman Terapi Mandiri Diabetes di Posdaya Kenanga. Ini merupakan bentuk dukungan IPB terhadap program pemerintah Kota Bogor yang mencanangkan Kota Sejuta Taman. Melalui Jumling dan Posdaya IPB berencana untuk mengembangkan taman serupa di desa-desa lainnya,” ujar Dr.drh. Rachmat Hidayat, selaku Koordinator Jumling 2014.

Taman ini didesain khusus bagi penderita Diabetes Melitus dimana tanaman yang dibudidayakan adalah tanaman obat untuk penderita diabetes. Adapun beberapa tanaman yang bisa ditanam dalam taman ini adalah Asam Kandis, Brotowali, Bawang Merah, Bawang Putih, Buncis, Daun Kari, Daun Sendok, Jagung, Jahe, Jambu Biji, Jeruk Purut, Jombang, Keji Beling, Kumis Kucing, Kunyit, Labu Parang, Lamtoro, L idah Buaya , Mahoni , Maja , Mengkudu, Pare, Pulai, Rambutan, Salam, Sambiloto, Sirih dan Tapak Dara.Selaku Ketua Yayasan Damandiri, Prof. Haryono Suyono mengapresiasi keberhasilan posdaya yang dibina IPB, salah satunya Posdaya Kenanga di Situ Gede. “Melihat keberhasilan yang ada di Posdaya Kenanga ini, saya berani memberikan pelatihan bagi 16 kelurahan di Bogor Barat agar bisa mereplikasi Posdaya Kenanga binaan IPB ini,” ujarnya.

Hadir pula dalam kegiatan ini Rektor IPB, Prof. Dr. Ir. Herry Suhardiyanto, Sekretaris Camat Bogor Barat, Budiman, Lurah Situ Gede, Andi, S.IP, Kepala LPPM IPB, Dr. Ir. Prastowo, penggagas Taman Terapi Mandiri Diabetes dari Pusat Studi Biofarmaka IPB, Ir. Qodarian Pramukanto, MSi dan tim.(zul)

Dukung Kota Sejuta Taman, IPB Inisiasi Taman Terapi Mandiri Diabetes

nternational Center For Applied Finance And Economics (InterCAFE), ILembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Pertanian Bogor (IPB), bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar

Seminar Nasional dengan tajuk “Pengembangan dan Pengawasan Lembaga Keuangan Mikro” (30/5). Dalam kegiatan ini juga digelar Launching Program Magister Joint Degree Financial Crime yang diselenggarakan antara Program Pascasarjana Ilmu Ekonomi, Departemen Ilmu Ekonomi IPB dengan AIX Marseille, Perancis.

Dalam seminar ini, Dr. Firdaus Djaelani, MA (Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non-Blok OJK) memberikan keynote speech. Acara dilanjutkan dengan diskusi panel yang menghadirkan Prof. Dr. Ir. Hermanto Siregar, M.Ec sebagai moderator. Beberapa narasumber yang dihadirkan diantaranya Prof. Dr. Giles Duteil (Aix Marseille University), Dr. Ir. Arif Budimanta, M.Sc (Anggora DPR RI Komisi XI), dan Dr. Ir. Nunung Nuryartono, M.Si (Direktur InterCAFE).

Wakil Rektor Bidang Riset dan Kerjasama, Prof. Dr. Ir. Anas Miftah Fauzi. M.Eng menyatakan, “Berbicara mengenai Lembaga Keuangan Mikro di Indonesia merupakan hal yang menarik untuk disimak bersama, mengingat bahwa Indonesia merupakan the most diverse microfinance institutions in the world. Hal ini bisa kita lihat dari beragamnya institusi keuanganmikro di Indonesia mulai dari formal, semi formal hingga informal. Perkembangan jumlah LKM di Indonesia menurut catatan Bappenas sampai dengan tahun 2011 telah mencapai 94.000 unit yang tersebar di berbagai daerah diseluruh Indonesia”.

Sementara itu, Launching Program Magister Joint Degree Financial Crime secara simbolik dilakukan oleh Prof. Dr. Ir. Anas Miftah Fauzi. M.Eng dengan penayangan film. “IPB memiliki komitmen yang tinggi untuk mengembangkan keilmuan yang sifatnya frontier. Berbagai perstiwa yang terjadi beberapa tahun terakhir ini menunjukkan bahwa persoalan kejahatankeuangan yang diantaranya mencakup korupsi, penyuapan, money laundering menyeruak cukup serius di Indonesia. Hal tersebut memberikan kejelasan bagi IPB yang harus menjadi institusipendidikan terdepan yang mengembangkan ilmu-ilmu yang dibutuhkan oleh bangsa dan negara”, ujar Prof. Dr. Ir. Anas Miftah Fauzi. M.Eng.

Kejahatan keuangan merupakan salah satu tantangan dalam pembangunan berkelanjutan dan korupsi adalah bentuk kejahatan finansial yang menjadi isu penting di Indonesia. StudiInternationalTransparency menunjukkan bahwa tingkat korupsi Indonesia menempati peringkat 114 dari 177 negara. Upaya mengatasi kejahatan keuangan baik oleh individual dan perusahaan menjadi isu penting dalam perekonomian global.

IPB turut serta aktif dalam upaya mengatasi kejahatan keuangan dengan merintis kerjasama dengan Universitas Aix Marseilles Perancis dalam kerja sama program "Joint Degree" program "Master of Economics" dengan kosentrasi “Financial Crime”. Kerjasama pendidikan non degree juga ditawarkan berupa short courses in financial crime. Program short coursesdimulai tahun 2014, sedangkan program master joint degree in financial crime ditawarkan pada tahun akademik 2015/2016. Dalam kegiatan ini juga dilakukan kuliah umum dengan tajuk “Money Laundering and Bribery” oleh Prof. Dr. Gilles Duteil dari AIX Marseille University. (RF)

IPB Gelar Seminar Nasional Terkait LKM dan Buka Program Magister Joint Degree Financial Crime

irektorat Kajian Strategis dan Kebijakan DPertanian Institut Pertanian Bogor (KSKP-IPB) memiliki tugas mengkomunikasikan

hasil-hasil kajian IPB kepada masyarakat. Menurut Direktur KSKP, Dr. Dodik Ridho Nurrochmat, tantangan yang dihadapi adalah bagaimana ide-ide IPB ini dapat didiseminasikan ke publik dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti. “Untuk mencapai tujuan tersebut kami selalu m e l a k u k a n b e b e r a p a p r o g r a m a k s i d a n menggandeng media massa," ujarnya. Terobosan lainnya adalah dengan meluncurkan Jurnal Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan di Ruang Sidang Rektor Gedung Andi Hakim Nasoetion Kampus IPB Darmaga (28/5).

Jurnal ini nantinya dapat memberikan informasi berdasarkan hasil-hasil penelitian yang dilakukan IPB a ga r b i s a m e m b e r i ka n wa r n a l a i n d a l a m pengembalian kebijakan dan keputusan. Kajian yang diulas dalam jurnal edisi pertama ini membahas mengenai pengelolaan hutan Indonesia dari berbagai aspek. Selain itu, kegiatan ini juga melakukan bedah buku Policy Paper bertajuk “Peran Pengelolaan Hutan Produksi Alam dalam Perubahan Iklim (REDD+, Pengelolaan Hutan Lestari dan RIL-C)”.

Mengelola hutan dengan baik dalam prespektif REDD+ adalah mengurangi emisi akibat deforestasi dan degradasi hutan juga meningkatkan serapan karbon atau stok karbon dari hutan yang sudah terlanjur rusak. Caranya melalui kegiatan rehabilitasi hutan, penanaman, dan restorasi ekosistem.

Hasil penelitian di Sembilan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dari Hutan Alam (IUPHHK-HA) di Kalimantan Timur menunjukkan bahwa penerapan teknik-teknik pembalakan ramah lingkungan beremisi rendah karbon (RIL-C) dapat mengurangi kerusakan hutan hingga 50 persen dan mengurangi emisi karbon sampai sekitar 30 persen dibandingkan pembalakan konvensional yang berjalan saat ini.

“Namun sekarang ini isu REDD+ sudah tidak sexy lagi, mulai dari tapak sampai pusat. Saat ini isu yang booming adalah Green Economy, Low Emission Development Strategy dan Forestry Development Goal,” ujar Dr. Irsyal Yasman dari Natural Resources Development Center saat menjadi narasumber.

Menurutnya REDD+ sebagai isu penting perubahan iklim harus diposisikan pada konteks yang benar dan jangan dijadikan disinsentif bagi pembangunan nasional.(zul)

Launching Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan IPB