paitan
-
Upload
faizin-nurul -
Category
Documents
-
view
136 -
download
0
Transcript of paitan
5/16/2018 paitan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/paitan 1/11
MODEL SINKRONISASI NITROGENPADA BUDIDAYA SELADA (Lactuca sativa)
DENGAN PUPUK HIJAU PAITAN (Tithonia diversifolia )
MODEL OF NITROGEN SYNCHRONIZATION ON
CRESS CULTIVATION ( Lactuca sativa ) WITH PAITAN(Tithonia diversifolia )GREEN MANURE
Yuni Agung NugrohoFakultas Pertanian Univ. Widyagama Malang
ABSTRAK Selada ( Lactuca sativa) merupakan tanaman sayur yang dikonsumsi bagian daunnya dan dipanen padamasa vegetatif. Nitrogen berperan penting dalam pertumbuhan pada fase vegetatif. Peningkatanproduksi selada dapat dilakukan dengan cara meningkatkan sinkronisasi nitrogen, yaitu tepatnya saatpenggunaan dengan saat penyediaan N dalam waktu dan jumlahnya.
Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan pola kebutuhan nitrogen selada, pola penyediaan nitrogenoleh paitan ( Tithonia diversifolia ) dan mendesain model sinkronisasi nitrogen antara tanaman seladadengan pupuk hijau paitan.Penelitian dilaksanakan dalam dua tahap yaitu : Penelitian 1 : Penyediaan data untuk menyusun modelpelepasan hara N dan penyerapan N oleh tanaman selada. Penelitian 2 : Penyusunan modelsinkronisasi dan simulasi model.Hasil penelitian berupa model kebutuhan N oleh tanaman selada, disain model pelepasan N olehpaitan dan model sinkronisasi N antara kebutuhan N selada dengan penyediaan N oleh paitan. Darimodel dinamik dan simulasi model menunjukkan bahwa pemberian pupuk hijau Tithonia 10 ton/hayang diberikan 2 minggu sebelum pindah tanam pada tanaman selada mampu mendukung pertumbuhan dan hasil yang tinggi karena terjadi tingkat sinkronisasi yang baik.
Kata Kunci : model, sinkronisasi, pupuk hijau
ABSTRACTLettuce ( Lactuca sativa ) is vegetable crop, we consume its leaves and harvested at a phase of vegetatif.Nitrogen play important role in growth at phase of vegetativ. Product increase of lettuce can bedone by improving Nitrogen synchronization, that is precisely usage moment with ready moment of N during and amount of its.Research goals are the pattern requirement nitrogen of lettuce crop, ready pattern of nitrogen by paitan( Tithonia diversifolia ) and design nitrogen synchronization model between lettuce crop with greenmanure of paitan. Research executed in two phase that are : Research 1 : Data collecting to compile model release of Nand absorbtion of N by lettuce crop. Research 2 : Compilation of Nitrogen Synchronization Model
and Simulation Model. The result of research indicate that : requirement model of N by lettuce crop, release and availability model of N by paitan and synchronization model of N between requirement of N lettuce withrelease and availability of N by paitan. The dynamik model and model simulation indicate thatgiving 10 ton / ha of paitan which given 2 week before transplanting at lettuce crop can support highresult and growth because happened good synchronization of N.
Key words : model, sinkronisation, green manure
5/16/2018 paitan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/paitan 2/11
PENDAHULUAN
Selada merupakan sayuran yang
dipanen pada masa vegetatif, sehingga
kebutuhan unsur nitrogen harus
terpenuhi, agar mendapat hasil yang
baik. Sarief (1986) menjelaskan bahwa
nitrogen merupakan unsur hara utama
bagi pertumbuhan tanaman.
Kekurangan nitrogen akan
menyebabkan hambatan pertumbuhan
tanaman yang berakibat pada
rendahnya hasil tanaman.
Pembatas dalam pemupukan
organik adalah ketersediaan pupuk organik pada sentra-sentra produksi
tanaman sayur, sehingga perlu
dilakukan penambahan bahan organik
dalam bentuk lain yang didukung oleh
potensi bahan organik tersebut di
daerah. Pemanfaatan sisa tanaman
potensial asli daerah sebagai pupuk
hijau merupakan salah satu alternatif
untuk mensuplai bahan organik tanah
dan unsur hara N. Pratikno (2001)
melaporkan bahwa paitan ( Tithonia
diversifolia ) merupakan salah satu
pupuk hijau potensial sebagai sumber
N dan P di daerah Malang dan
sekitarnya.
Pemanfaatan sisa tanaman
potensial asli daerah sebagai pupuk
hijau merupakan salah satu alternatif
untuk mensuplai unsur hara, namunseringkali tidak tepat karena tidak
cocok antara saat dan jumlah
kebutuhan oleh tanaman selada
dengan saat dan jumlah pelepasan
hara oleh pupuk hijau. Hal ini
selanjutnya disebut sebagai
sinkronisasi rendah.
Untuk itu perlu pendeskripsian
pola pelepasan unsur hara nitrogen
dari biomasa paitan dan pola
kebutuhan unsur hara nitrogen oleh
tanaman selada, sehingga dapat
disusun model sinkronisasi nitrogen.
Simulasi pada model sinkronisasi
dilakukan untuk mendapatkan
pemanfaatan pupuk hijau yang optimal
untuk meningkatkan pertumbuhan
dan hasil tanaman selada.
METODE
Penelitian dilaksanakan pada
bulan Maret 2006 sampai dengan
bulan September 2006 di Kebun
Percobaan, Laboratorium Biologi, dankomputer di Fakultas Pertanian
Universitas Widyagama Malang.
Penelitian dilaksanakan dalam
dua tahap yaitu :
Penelitian Tahap I :
Penyediaan Data untuk menyusun
model pelepasan hara N dan
penyerapan N oleh tanamanselada.
a. Data pelepasan hara nitrogen oleh
paitan cukup tersedia sehingga
tambahan data berkaitan dinamika
N dari paitan diupayakan dari
studi literatur dan penelusuran
internet berupa data hasil
penelitian terdahulu atau
penelitian sejenis.
b. Penyediaan data penyerapan hara Noleh tanaman selada dilakukan
dengan mengadakan percobaan.
Percobaan ini disusun
menggunakan Rancangan Acak
Lengkap (RAL), dengan
perlakuan pemupukan N dan
setiap perlakuan diulang 4 kali.
5/16/2018 paitan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/paitan 3/11
Adapun perlakuan tersebut
adalah :
A. Tanpa dipupuk N
B. Pupuk Urea 100 kg/ha
C. Pupuk Urea 200 kg/ha
D. Pupuk Hijau paitan 10 ton/ha
E. Pupuk Hijau paitan 20 ton/ha
Dosis perlakuan mengacu pada
beberapa hasil penelitian baik yang
berasal dari pemupukan anorganik dan
pupuk organik, yaitu pupuk Urea
berkisar 100-200 kg/ha, sedangkan
pupuk hijau paitan dosis 10-20ton/ha.
Pengamatan dilakuan sejak
tanaman berumur 7 hari setelah
tumbuh dengan interval 4 hari sekali,
adapun peubah yang diamati adalah:
Bobot segar tanaman selada
Bobot kering selada
Data hasil pengamatan diolah lebih
lanjut untuk menentukan nilai :
Indek Luas Daun
Laju Pertumbuhan Tanaman
Analisa data dilakukan dengan
analisa ragam untuk mengetahui
perlakuan yang memberikan pengaruh
nyata tertinggi terhadap pertumbuhan
dan hasil selada. Perlakuan yang
terpilih tersebut selanjutnya dijadikanbahan untuk penyusunan model.
Penelitian Tahap II :Penyusunan Model Sinkronisasidan Simulasi model a. Penyusunan model pelepasan
N oleh paitan dan model penyerapan N oleh tanamanselada
Model pelepasan N oleh paitan
disusun dalam sektor yang terpisah
dari model penyerapan atau kebutuhan
N oleh tanaman selada. Jadi akan
diperoleh dua sektor model. Kedua
model disusun mendasarkan data
penelitian tahap I dan data dari
penelusuran pustaka secara manual
maupun internet. Sektor N selada
menggambarkan pertumbuhan bobot
kering tanaman selada yang
selanjutnya menjadi dasar dalam
menyusun tingkat kebutuhan N
tanaman selada dari waktu ke waktu
selama pertumbuhannya sampai
dengan panen. Sektor N paitanmenggambarkan pelepasan N oleh
pupuk hijau paitan selama pemupukan
dalam budidaya selada, pelepasan N
tersebut diolah lebih lanjut untuk
menentukan N tersedia dari pupuk
hijau paitan yang dapat dimanfaatkan
oleh tanaman selada.
b. Disain model sinkronisasi dan
simulasi model
Disain model sinkronisasi
dilakukan dengan menggabungkan
sektor N selada dengan sektor N
paitan , atau menghubungkan sektor
kebutuhan N tanaman selada dengan
penyediaan N oleh pupuk hijau paitan.
Simulasi model dilakukan untuk
mendapatkan ketepatan kebutuhan N
oleh tanaman selada dengan ketepatanpenyediaan N oleh pupuk hijau
paitan. Hal ini dimaksudkan untuk
mendapatkan tingat sinkronisasi
tertinggi sehingga tercapai efisiensi
penyediaan Nitrogen melalui
pemupukan organik (pupuk hijau
paitan).
Model sinkronisasi N
merupakan model dinamik sehingga
perlu alat bantu berupa software dynamic
5/16/2018 paitan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/paitan 4/11
modelling . Peneliti memilih
menggunakan software Stella untuk
mengkonstruksi model sinkronisasi
N. Simulasi model sinkronisasi
dilakukan dengan mencoba beberapa
nilai masukan pada model dengan
mendasarkan pada data, asumsi dan
referensi yang berlaku sesuai dengan
topik penelitian, sehingga didapat
model yang memberikan nilai
sinkronisasi tertinggi.
Rancangan Model Sinkronisasi N
Model Sinkronisasi dipilahdalam dua bagian atau sektor. Sektor
1 adalah sektor penyerapan atau
kebutuhan N oleh tanaman selada
sampai dengan saat panen. Sektor 2
adalah pelepasan N atau penyediaan N
oleh pupuk hijau paitan. Kemudian
kedua sektor dihubungkan untuk
dapat berinteraksi sehingga dapat
diketahui tingkat sinkronisasi N.
Simulasi model penyediaan N
dilakukan dengan merubah masukan
yang berkaitan dengan pemanfaatan
paitan sebagai pupuk hijau, dapat
berupa nilai dosis yang dipakai, saat
pemupukan atau gabungan keduanya.
Simulasi penyerapan N atau
kebutuhan N oleh tanaman selada
dilakukan dengan masukan cara tanam
yaitu: tanam langsung atau pindah
tanam setelah pembibitan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian lapang memberikandata untuk bahan penyusunan model.
Data penelitian lapang juga digunakan
sebagai pengendali model dan
simulasinya. Hasil model dan simulasi
selalu diverifikasi dengan kondisi nyata
di lapang. Adapun data dari penelitian
lapang seperti ditunjukkan pada Tabel
1.
Tabel 1. Data hasil penelitian lapang
Penelusuran pustaka secara
konvensional dan internet
menghasilkan data-data yang
digunakan sebagai data pelengkap
dalam penyusunan model. Data hasil
penelusuran pustaka ditunjukkan pada
Tabel 2.
Kebutuhan Nitrogen Tanaman
Selada
Model kebutuhan N selada
dikontrol dari hasil penelitian di lapang
yang menunjukkan bobot kering
selada yang dipupuk dengan paitan 10
ton/ha akan mempunyai bobot
sebesar 13-15 g/tanaman.
Pemanfaatan produksi selada dari
pemupukan paitan dengan dosis 10
No Peubah Nilai
1. Bobot segar selada saat panen 113,5 g/tanaman
2. Bobot kering selada saat panen 13,62 g/tanaman
3. Laju pertumbuhan tanaman selada grafik
4. Kandungan N selada 1,2 s/d 1,6 %
5/16/2018 paitan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/paitan 5/11
ton/ha dijadikan standar dalam
pembuatan model. Hal ini karena hasil
budidaya dari perlakuan tersebut
mampu menghasilkan produksi diatas
hasil produksi rata-rata petani selada di
Malang.
Tabel 2. Data hasil penelusuran pustaka
Model dinamik kebutuhan N
tanaman selada dimulai dari
pertumbuhannya yang divisualisasikan
berdasarkan perubahan bobot kering
tanaman selada. Model dinamik
kebutuhan N tanaman selada
selanjutnya dijadikan sektor 1 yang
dibuat secara terpisah dari sektor 2
(penyediaan N oleh paitan). Modeldinamik kebutuhan N slada seperti
ditunjukkan pada Gambar 3.
Kebutuhan N tanaman selada
mengikuti bentuk kurva sigmoid.
Namun karena selada dipanen
sebelum masuk pada fase vegetatif
akhir maka grafik yang ditunjukkan
belum sampai terjadi pelandaian atau
penurunan tingkat kebutuhan N.
Dinamika kebutuhan Nitrogen olehtanaman selada hasil model dinamik
ditunjukkan pada gambar 4. Bobot
kering tanaman selada hasil model
dinamik harus berada pada kisaran
bobot kering selada pada budidaya
selada. Pertumbuhan tanaman selada
mengikuti bentuk kurva sigmoid.
pada fase awal pertumbuhan terjadi
pertumbuhan yang lambat kemudian
akan semakin bertambah kecepatan
tumbuhnya, kemudian akan surut lagi
kecepatannya pada fase vegetatif akhir.
Hasil model pertumbuhan selada
sudah menunjukkan bentuk sigmoid,
namun karena masa panen pada umur
50 hari setelah sebar, maka bentuknyabelum sempurna karena masih terjadi
pertumbuhan yang semakin lama
semakin menurun.
Hasil budidaya selada
menunjukkan bahwa bobot kering
selada yang diberi pupuk paitan 10
ton/ha pada saat panen berkisar 13 –
15 gram/tanaman, sedangkan hasil
model dinamik menunjukkan bobot
kering selada sebesar 14,3 g/tanaman.Hal ini dipandang cukup sesuai antara
modeling dinamik dengan kondisi
nyata budidaya tanaman selada. Hal
ini berarti model N selada dapat
dipakai untuk keperluan selanjutnya
dalam melihat sinkronisasi N.
No Peubah Nilai
1. Kandungan N paitan 5,14%
2. Bobot kering dari 10 ton paitan segar 1420 kg/ha setara11,83 g/tnm selada
3. Kecepatan mineralisasi N paitan 0,04
4. Fraksi fiksasi N dari mineralisasi Npaitan
0,3
5/16/2018 paitan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/paitan 6/11
Gambar 3. Model dinamik kebutuhan N
Gambar 4. Grafik kebutuhan N selada.
Ketersediaan Nitrogen oleh paitan
Model N paitan disusun daribiomasa paitan sebesar 10 ton/ha atau
setara dengan 11,83 gram/tanaman
selada. Pemanfaatan pemupukan 10
ton/ha paitan tersebut dijadikan
standar model dinamik, yang
selanjutnya dapat disimulasikan
dengan mendasarkan pada perlakuan
tersebut.
Model dinamik pelepasan dan
penyediaan N oleh pupuk hijau paitan
dimulai dengan jumlah pupuk hijau 10
ton/ha atau 11,83 gram/tanamanselada. Model pelepasan N oleh pupuk
hijau paitan merupakan sektor 2 yang
dibuat secara terpisah pada awalnya
dari sektor 1
Kebutuhan N selada bersumber
dari jumlah 10 ton/ha paitan tersebut
kemudian diproses pelapukannya
dengan mengikuti kecepatan
pelapukan bahan organik paitan. Hasil
pelapukan dan mineralisasi N pupuk
4:55 AM
0.0 12.5 25.0 37.5 50.0 Day
1
1
1
2
2
2
0.0
4.0
8.0
0.0
10.0
20.0 1: Kebutuhan N 2: BIOMAS KERING
1 1
1
1
2 2
2 2
Graph 1 (Untitled
PTB
BIOMAS SELADA
~
Rasio N
N Selada
5/16/2018 paitan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/paitan 7/11
hijau paitan selanjutnya masuk pada
proses selanjutnya yaitu adanya
aktivitas fiksasi atau penambatan N di
dalam tanah.
Gambar 5. Model dinamik penyediaan N
Hasil pelepasan N setelah
dikurangi penambatan N di dalam
tanah adalah N yang tersedia dari
pemupukan organik tanaman paitan.
Model dinamik penyediaan N oleh
pupuk hijau paitan ditunjukkan pada
gambar 5.
Pelepasan N dari tanaman
paitan meningkat dengan cepat dari
saat pembenaman pupuk hijau
tersebut ke dalam tanah sampai
dengan minggu ke dua setelah
pembenaman, kemudian melandai dan
akhirnya terjadi penurunan pelepasanN seiring dengan semakin
berkurangnya stok N dalam bahan
organik paitan seiring dengan waktu
yang berjalan.
Pelepasan N oleh paitan
dengan dosis 10 ton/ha meningkat
dengan pesat pada 2 minggu setelah
pembenaman, hal ini sesuai dengan
(Pratikno, 2001; Nugroho, 2004)
bahwa pelepasan N oleh paitan
meningkat cepat dalam 2 minggu
setelah inkubasi kemudian terjadi
penurunan dengan semakin
berkurangnya sisa N dalam bahan
organik. Hal ini diperkuat Ayuke et.
al. 2002 yang melaporkan bahwa
penyediaan N dari paitan akan
meningkat sejak 2 minggu setelah
diberikan, kemudia menurun setelah
minggu ke 4.
Berdasarkan pola pelepasan N
antara model dinamik yang sudah
mendekati pola pelepasan N daribeberapa hasil penelitian sebelumnya,
maka model dinamik untuk pelepasan
N oleh pupuk hijau paitan dapat
diterima dan selanjutnya dapat dipakai
untuk melihat sinkronisasi N.
Dinamika ketersediaan
Nitrogen dari pupuk hijau paitan hasil
modeling dinamik ditunjukkan pada
gambar 6.
Biomas
N Biomas
Mineralisasi N Dari
Rasio N
N
Laju
N
Fiksasi
Fraksi jerap
N Tithonia
5/16/2018 paitan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/paitan 8/11
Gambar 6. Grafik pelepasan dan penyediaan N oleh pupuk hijau paitan
Sinkronisasi N
Model dinamik antara
kebutuhan selada dengan penyediaan
oleh pupuk hijau paitan dibentuk
dengan menghubungkan dua sektor
yang dibangun secara terpisah, yaitu
sektor kebutuhan N tanaman selada
dengan sektor penyediaan N oleh
paitan disebut model sinkronisasi N.
Sinkronisasi Nitrogen tanaman
selada dengan pupuk hijau paitan
ditunjukkan pada model sinkronisasi
N pada gambar 7.
Gambar 7. Model dinamik sinkronisasi N
PTB
BIOMAS
~ LP
Rasio N
Sinkronisasi
Biomas
N Biomas
Mineralisasi
N Dari
Rasio N
N
Laju
N
Fiksasi
Fraksi jerap
Kandungan N
Kebutuhan N
N N
4:59 AM
0.0 12.5 25.0 37.5 50.0 Day
1
1
1
2
2
2
0.0
0.3
0.7
0.0
4.0
8.0 1: N
2: N tersedia
1
1 1
1
2 2
2
2
Graph 1 (Untitled
5/16/2018 paitan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/paitan 9/11
Gambar 8. Grafik sinkronisasi N
Gambar 8 menunjukan bahwa
grafik N tersedia dari pupuk paitan
(Tithonia) sebagian besar berada diatas
grafik kebutuhan N selada. Hanya
pada awal pertumbuhnnya terjadi
kondisi ketersediaan N lebih rendah
dari kebutuhan N selada. Sinkronisasi
Kebutuhan Nitogen selada dengan
Penyediaan Nitrogen oleh pupuk hijau
paitan ( Tithonia diversifolia ) ditunjukkan
pada gambar 8.
Sinkronisasi N = N tersedia :
Kebutuhan N selada. Apabila Nilai
Sinkronisasi N = 1 maka terjadi
sinkronisasi sempurna, sedangkan jika
nilainya < 1 berarti terjadi kekurangan
N untuk kebutuhan selada, dan apabilanilai sinkronisasi N > 1 maka terjadi
kelebihan N yang disediakan oleh
pupuk hijau Tithonia diversifolia.
Nilai sinkronisasi N semakin
mendekati 1 berarti mempunyai
sinkronisasi N tinggi, apabila nilainya
menjauhi nilai 1 maka sinkronisasinya
rendah.
Dari gambar 8 menunjukkan
bahwa sebagian besar dalam fase
pertumbuhan selada dapat dicukupi
kebutuhan Nitrogennya dari pupuk
hijau paitan ( Tithonia diversifolia).
Kekurangan N terjadi pada fase awal
pertumbuhan selada. Hal ini terjadi
pada budidaya selada yang
menggunakan sistem sebar langsung.
Pada sistem budidaya selada dengan
cara pembibitan dan pindah tanam
pada umur 2 minggu setelah tanam
maka kekurangan N dapat diberikan
pada.
bedengan pembibitan,
sedangkan pada saat pindah tanam
sampai dengan panen sudah dapat
dicukupi oleh pupuk hijau paitan
( Tithonia diversifolia).Kecukupan N selada oleh
penyediaan N dari pupuk hijau paitan
dapat dilihat dari gambar 8 yang
menunjukkan bahwa grafik
penyediaan N oleh paitan sebagian
besar berada diatas grafik kebutuhan
N selada. Untuk lebih jelasnya dapat
dibuktikan dari nilai sinkronisasi N
pada tabel 1 yang menunjukkan
4:41 AM
0.0 12.5 25.0 37.5 50.0 Day
1
1
1
2
2
2
0.0
4.0
8.0 1: Kebutuhan N 2: N
1 1
1
1
2 2
2
Graph 1 (Untitled
5/16/2018 paitan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/paitan 10/11
sebagian besar nilainya berada diantara
1 atau lebih sedikit dari 1.
Hasil penelitian pada berbagai
pemupukan dengan dosis yang
bertingkat menunjukkan bahwa
pemupukan N dengan Tithonia
diversifolia 10 ton/ha mampu
menghasilkan bobot segar 113,5 gram
atau setara dengan 13,62 ton/ha.
Hasil ini berada pada kisaran potensi
produksi selada (12 – 16 ton/ha), dan
berada diatas hasil petani yang masih
dibawah 10 ton/ha (Nugroho, 2004).
Mendasarkan pada hasil panenselada yang melebihi hasil budidaya
petani da berada pada kisaran potensi
produksinya maka pemupukan
Tithonia diversifolia sebesar 10 ton/ha
dapat mencukupi kebutuhan tanaman
selada untuk kehidupannya. Hal ini
sesuai dengan prinsip sinkronisasi
menurut Myers. et al . (1995) yaitu pada
saat tanaman membutuhkan maka
dapat dicukupi dari pupuk yang
diberikan, sehingga kehilangan hara
adalah sedikit, dan tidak terjadi
kekurangan hara yang dibutuhkan
tanaman sebagaimana ditunjukkan
pada gambar 1.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Model kebutuhan nitrogentanaman selada dapat
didiskripsikan dengan baik,
walaupun masih perlu
penyempurnaan model untuk lebih
mendekati sistem nyata yang
berada dalam budidaya tanaman
selada.
2. Model penyediaan nitrogen oleh
pupuk hijau paitan ( Tithonia
diversifolia ) dapat didiskripsikan
dengan baik.
3. Model sinkronisasi nitrogen antara
tanaman selada dengan pupuk
hijau paitan ( Tithoniua diversifolia )
dapat dijalankan, sehingga tingkat
singkronisasi nitrogen dapat
disimulasikan sesuai kebutuhan.
Saran
1. Model kebutuhan selada masih
perlu penyempurnaan dalam hal
inisiasi pertumbuhannya, sehingga
lebih mendekati pertumbuhan
yang sebenarny, untuk itu masih
perlu penelitian untuk
mendiskripsikan pertumbuhan
tanaman selada yang dengan
model dinamik.
2. Model penyediaan nitrogen dapat
disempurnakan dengan
memasukkan input yang lebih
akurat dengan meminimalkan
asumsi, sehingga perlu penelitian
lebih lanjut untuk mencermati
pelepasan N oleh pupuk hijau
paitan ( Tithonia diversifolia ).
3. Model sinkronisasi N perludisempurnakan dengan
berdasarkan penyempurnaan
model kebutuhan N dan
penyediaan N.
5/16/2018 paitan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/paitan 11/11
DAFTAR RUJUKAN
Handayanto, E., dan Ismunandar, 1998, Seleksi Bahan Organik untuk Meneingkatkan Sinkronisasi Nitrogen pada Ultisol Lampung, Habitat 11.109
: 37-47.
Hannon, B., and Ruth, M., 1994, Dynamic Modelling, Springer-Verlag New York Inc. New York.
Haryanto, E., Rahayu, E., dan Suhartini (1995) Sawi dan Selada. PT. PenebarSwadaya. Jakarta.
Karam, F., O. Mounzer, F, Sarkis, and R. Lahoud. 2002. Yield and NitrogenRecovery of Lettuce Under Different Irrigation Regimes. 2002. Journal
Apllied Horticultural, 4(2) 70-76.
Myers, R. J. K., M. van Noordwijk and P. Vityakon. 1997. Synchrony of NutrientRelease and Plant Demand: Plant Litter Quality, Soil Environment andFarmer Management Options in Driven by Nature : Plant Litter Quality andDecomposition. (Eds G. Cadish and K..E. Giller). Cab International.London. P: 215-130
Nugroho, Y.A., 2004, Kajian Penambahan Dosis Beberapa Pupuk Hijau danPengaruhnya Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada ( Lactuca sativa ). Thesis S-2. Program Pasca Sarjana Universitas Brawijaya. Malang.
Nugroho, Y.A., 2004, Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Selada ( Lactuca Sativa)
Akibat Pemberian Bahan Organik Dari Biomassa Tanaman Dan Pupuk Kandang Yang Ditanam Pada Masa Tanam Kedua. Laporan PenelitianLPPM Universitas Widyagama, Malang.
Pompea, S. M., 2001. Using Biological Models and Simulations Effectively. Wheeling Jesuit University. USA.
Pratikno, H, 2002, Studi Pemanfaatan berbagai Biomasa Flora untuk PeningkatanKetersediaan P dan bahan Organik Tanah Berkapur di DAS Brantas Malang Selatan. Thesis S-2. Program Pasca Sarjana Universitas Brawijaya. Malang.
Rukmana, R (1994) Bertanam Selada dan Andewi. Kanisius. Yogyakarta.
Sitompul, S.M., 2001, Konsep Dasar Model Simulasi, Diktat Pelatihan ModelSimulasi Sistem Agroforestri WaNulCAS, Universitas Brawijaya Malang danICRAF Bogor.
Sunaryo, Prayogo, D., Lusiana, B., dan Mulia, R., 2001, Stella dan Model WaNuLCAS, Diktat Pelatihan Model Simulasi Sistem Agroforestri WaNulCAS, Universitas Brawijaya Malang dan ICRAF Bogor.