Padang Bulan Dan Cinta Dalam Gelas

26
Padang Bulan dan Cinta Dalam Gelas Judul : Padang Bulan dan Cinta Dalam Gelas Penerbit : Bentang Pustaka Penulis : Andrea Hirata Tebal : 516 halaman Kategori : Novel Roman Cetakan : 1, Juni 2010 ISBN : 978-602-8811-09-5 Teks : Bahasa Indonesia, bahasa daerah ndrea Hirata Seman Said Harun, begitu nama lengkapnya, seorang penulis sastra yang mulai mengukir prestasi tahun 2006/2007 dengan Laskar Pelangi sebagai karya perdananya yang begitu laris di pasaran. Pria asal Bangka Belitung 24 Oktober 1967, lulusan Universitas Indonesia jurusan ekonomi sudah melahirkan banyak karya di antaranya Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor, Maryamah Karpov, serta Padang Bulan dan Cinta Dalam Gelas. A Andrea begitu akrab dipanggil, cenderung memunculkan tema percintaan, perjuangan seseorang dalam kehidupan serta kebudayaan lokal yang diangkatnya dari tanah kelahirannya. Padang Bulan dan Cinta Dalam Gelas merupakan novel dwilogi yang saling berkaitan dan bisa dikatakan lanjutan dari novel berjudul Maryamah Karpov yang dikemas dengan sampul yang terbalik. Hal itu menimbulkan ketertarikan bagi penggemar novel Indonesia. Padang Bulan bertemakan perjuangan dan kecemburuan. Kiasan perjuangan ditampilkan oleh Andrea lewat sosok Enong, gadis kecil berusia 14 tahun yang harus berjuang bagi keluarganya setelah ditinggal wafat ayahnya. Enong adalah anak sulung dari 5 bersaudara. Dalam tata masyarakat Melayu, menurut Andrea, anak sulung harus menjadi tulang punggung yang harus bertanggung jawab memikul beban hidup keluarga. Maka, Enong harus merelakan masa kecil dan remajanya demi kebahagiaan Ibunda serta adik-adiknya. Maka dimulailah kisah-kisah perjuangan Enong yang penuh inspirasi. Andrea mampu menyajikan bahwa dalam diri setiap manusia terdapat kekuatan yang bahkan 1

description

novel Padang Bulan Dan Cinta Dalam Gelas

Transcript of Padang Bulan Dan Cinta Dalam Gelas

Page 1: Padang Bulan Dan Cinta Dalam Gelas

Padang Bulan dan Cinta Dalam Gelas

Judul : Padang Bulan dan Cinta Dalam GelasPenerbit : Bentang PustakaPenulis : Andrea HirataTebal : 516 halamanKategori : Novel RomanCetakan : 1, Juni 2010ISBN : 978-602-8811-09-5Teks : Bahasa Indonesia, bahasa daerah

ndrea Hirata Seman Said Harun, begitu nama lengkapnya, seorang penulis sastra yang mulai mengukir prestasi tahun 2006/2007 dengan Laskar Pelangi sebagai karya perdananya yang begitu laris di pasaran. Pria asal Bangka Belitung 24

Oktober 1967, lulusan Universitas Indonesia jurusan ekonomi sudah melahirkan banyak karya di antaranya Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor, Maryamah Karpov, serta Padang Bulan dan Cinta Dalam Gelas.

AAndrea begitu akrab dipanggil, cenderung memunculkan tema percintaan, perjuangan

seseorang dalam kehidupan serta kebudayaan lokal yang diangkatnya dari tanah kelahirannya.

Padang Bulan dan Cinta Dalam Gelas merupakan novel dwilogi yang saling berkaitan dan bisa dikatakan lanjutan dari novel berjudul Maryamah Karpov yang dikemas dengan sampul yang terbalik. Hal itu menimbulkan ketertarikan bagi penggemar novel Indonesia.

Padang Bulan bertemakan perjuangan dan kecemburuan. Kiasan perjuangan ditampilkan oleh Andrea lewat sosok Enong, gadis kecil berusia 14 tahun yang harus berjuang bagi keluarganya setelah ditinggal wafat ayahnya. Enong adalah anak sulung dari 5 bersaudara. Dalam tata masyarakat Melayu, menurut Andrea, anak sulung harus menjadi tulang punggung yang harus bertanggung jawab memikul beban hidup keluarga. Maka, Enong harus merelakan masa kecil dan remajanya demi kebahagiaan Ibunda serta adik-adiknya. Maka dimulailah kisah-kisah perjuangan Enong yang penuh inspirasi. Andrea mampu menyajikan bahwa dalam diri setiap manusia terdapat kekuatan yang bahkan tidak disadari seseorang. Lewat Enong (yang selanjutnya dikenal sebagai Maryamah), kita akan diajak untuk merasakan pahit getir perjuangan hidup seorang gadis kecil yatim. Ia rela melakukan pekerjaan apapun demi kebahagiaan keluarganya, dan demi cita-cita agungnya, menjadi guru bahasa Inggris.

Lalu, tentang kecemburuan? Nah, di sinilah jawaban atas pertanyaan pembaca tentang akhir kisah cinta Ikal dan A Ling yang agak ‘kabur’ pada ending Maryamah Karpov. Pada edisi ini, kisah cinta mereka semakin tumbuh dan berkembang layaknya sebatang pohon bunga melati. Semakin merekah, namun bunga itu menarik perhatian kumbang untuk menghisap sarinya. Di sinilah Ikal mengenal apa itu ‘cemburu’. Parodi cinta yang menyegarkan. Simak definisi Ikal akan kata ‘cemburu’ :

1

Page 2: Padang Bulan Dan Cinta Dalam Gelas

Cemburu adalah perasaan yang baru kukenal, baru pertama kali kualami. Ia adalah pendatang baru dalam register perasaanku. Sungguh ganjil rasa cemburu, sungguh berbeda rasa sakitnya. Di kepala, rasanya seperti disiram seember air es. Di mulut, rasanya seperti tergigit semut rambutan. Di dada, rasanya menggeletar.Maka, tak salah jika sampul depan menggambarkan dua burung merpati bertengger pada pohon rindang.

Cinta di Dalam Gelas pun cukup memberi teka-teki. Ada empat tokoh manusia dalam gambar itu, dengan penampilan yang berbeda cukup mencolok. Gelasnya mana? Nanti anda pun akan dapat memahaminya setelah membaca isi novel kedua ini.

Kultur budaya masyarakat Melayu dipaparkan secara jujur pada Cinta di Dalam Gelas. Lewat secangkir kopi, Andrea menuturkan berbagai kebiasaan, sifat, gaya hidup hidup orang Melayu di sekitarnya. Tentu saja, ini merupakan hasil riset budaya yang ia lakukan itu. Hingga dikisahkan, Ikal memiliki Buku Besar Peminum Kopi.

Seperti pada tetralogi Laskar Pelangi, dengan tokoh utama Lintang, tokoh utama yang diceritakan pada Cinta di Dalam Gelas adalah Enong alias Maryamah Karpov. Perjuangannya untuk dihargai sebagai perempuan. Hingga perkenalannya pada olahraga catur karena keinginannya yang kuat untuk belajarBerikan aku sesuatu yang paling sulit, aku akan belajar. (Maryamah)

Bagaimana dengan A Ling? Apa kabarnya gadis Tionghoa nan cantik itu? Ini mungkin dapat terus terang saya katakan bahwa kisah cinta Ikal dan A Ling menyisakan lagi-lagi pertanyaan yang belum terjawab. Sama seperti pada Maryamah Karpov. Kisah cinta mereka dikisahkan dengan tanggung pada dwilogi ini. Meski sesekali bumbu kisah percintaan mereka turut menyemarakkan isi novel ini, tapi tetap saja, pada ending-nya kita tidak akan menemukan akhir yang jelas.

2

Page 3: Padang Bulan Dan Cinta Dalam Gelas

Sinopsis Padang Bulan

Awal cerita novel Padang Bulan karya Andrea Hirata ini bermula dari kisah seorang perempuan yang bernama Syalimah yang menceritakan pengalamannya saat pertama kali dekat dengan Zamzami, dimana Zamzami adalah orang yang pertama dan terakhir yang memberikan ia sebuah kejutan. Syalimah mendapatkan sebuah kejutan berupa sepeda baru Sim King made in RRC yang sudah ia idam-idamkan sejak dulu. Zamzami yang sangat menyayangi istri, Syalimah dan anaknya. Kecintaan Zamzami kepada Enong, anak perempuan sekaligus sulung, digambarkan Andrea dengan upaya Zamzani membelikannya kamus Bahasa Inggris Satu Miliar Kata, karena Enong memang sangat senang terhadap pelajaran Bahasa Inggris. “Satu miliar itu banyak sekali Nong. Ayah pun tak tahu berapa jumlah nolnya. Tujuh belas barangkali,” (hal 12).

 Akan tetapi kebahagiaan Syalimah tidak berlangsung lama. Kecelakaan tragis menimpa suaminya, Zamzami. Zamzami tertimbun tanah. Syalimah terpaku di tempatnya berdiri. Nafasnya tercekat, ia tidak bisa berbuat apa-apa. Syalimah berlari dan menggali tanah dengan tangannya sambil tersedak-sedak memanggil-manggil suaminya. Keadaan semakin sulit karena hujan turun. Tanah yang menimbun Zamzami berubah menjadi lumpur. Galian demi galian terus dilakukan Syalimah, tiba-tiba Syalimah melihat tangan dari Zamzami suaminya. Para penambang lainnya menarik tangan Zamzami, lelaki kurus itu tampak seperti tak bertulang, Zamzami diam tak bergerak semuanya telah terlambat. Akibat dari kejaian itulah Syalimah kehilangan tulang punggung keluarga.

Akibatnya gadis kecilnya yang berusia 12 tahun, yang bernama Enong harus rela ia jadikan korban . Enong sangat gemar pada pelajaran bahasa Inggris, namun terpaksa harus berhenti sekolah lantaran ayahnya meninggal, Enong terpaksa harus berhenti dari bangku sekolah kelas 6 dan Enong harus mengambil alih seluruh tanggung jawab keluarga.  Kendati tidak meneruskan sekolah, namun semangat Enong untuk menguasai Bahasa Inggris tetap kuat. Berbagai usaha telah dilakukan Enong demi untuk memperoleh sebuah pekerjaaan. Enong sadar gadis seusia dia sangat susah untuk memperoleh pekerjaan, karena Enong sama sekali tidak memiliki keahlian. Jangankan keahlian untuk bekerja ijazah SD saja Enong belum memperolehnya.

Syalimah, ibunda Enong dari kemarin telah menyiapkan keberangkatan Enong ke Tanjung Pandan, tapi ia tak sanggup. Jika melihat tas yang akan dibawa putrinya, air matanya berlinang. Satu-satunya yang ia bisa lakukan hanyalah menyenangkan hati anaknya, dan itu mungkin ia lakukan jika ia sendiri tampak kalah atas situasi yang menjepit mereka. Maka Syalimah selalu meyembunyikan kesedihannya. Namun, pertahanan yang sesungguhnya rapuh itu runtuh hari ini waktu ia melihat Enong menyimpan buku-buku sekolahnya di bawah dipan. Enong menyimpan semua buku, kecuali Kamus Bahasa Inggris Satu Milliar Kata hadiah dari ayahnya dulu. Katanya ia akan membawa kamus itu kemana pun ia pergi. Tangis Syalimah terhambur. Ia tersedu sedan dan memohon maaf pada putri kecilnya itu. Keesokan harinya Syalimah dan putrinya Enong melintasi padang ilalang , meloncati parit –parit kecil galian tambang, memotong jalan menuju jalur truk-truk timah yang akan berangkat ke Pelabuhan Tanjung Pandan. Saat itu juga Enong berpisah dengan Syalimah ibunya.

3

Page 4: Padang Bulan Dan Cinta Dalam Gelas

Enong langsung hilir mudik di pasar menawar-nawarkan diri untuk bekerja apa saja. Namun tak semudah yang disangka. Juragan menyuruhnya pulang dan kembali ke sekolah. Banyak yang mengusirnya dengan kasar. Ketika ditanya ijazah, ia hanya bisa menjawab bahwa ia hampir tamat SD. Ia pun ditampik untuk pekerjaan rumah tangga atau pabrik karena tampak sangat kurus dan lemah. Penolakan demi penolakan ini ia alami berkali-kali selama berhari-hari. Enong tak berkecil hati. Kejadian itu memberinya pelajaran yang berharga. Bukanya sedih karena tak dipedulikan, ia malah senang sebab lain waktu ia tahu apa yang harus dilakukan.

Akhirnya Enong memutuskan bekerja menjadi pendulang timah. Pendulang timah perempuan pertama di dunia ini telah lahir. Pekerjaan mendulang timah amat kasar. Berlipat-lipat lebih kasar dari memarut kelapa, menyiangi kepiting, kerja di pabrik es, tukang cuci atau sekadar menjaga toko. Pendulang timah dipanggil kuli mentah, artinya kuli yang paling kuli. Jabatan di bawah mereka hanya kuda beban dan sapi pembajak.pendulang berendam seharian di dalam air setinggi pinggang dan ditikam langsung tajamnya sinar matahari. Berkubik tanah basah bercampur batu dan kaolin sehingga sangat berat, harus dimuat ke dalam dulang, yang juga beratnya tak kepalang. Sendi pinggang yang tak kuat dapat bergeser.

Radang sendi, wabah kaki gajah, penyakit kulit yang aneh karena virus lumpur, paru-paru yang hancur karena selalu menahan dingin dengan terus-menerus merokok, dan lantaran miskin, rokok yang dibeli adalah rokok murah sekali yang tak karuan asal muasalnya. Namun putri kecil Syalimah itu gembira bukan main mendapat pekerjaan baru sebagai pendulang timah karena pekerjaan itu tak mengharuskannya memoles gincu, berbedak, berdandan, dan tak perlu membuatnya berbaju berlapis-lapis dan memang karena ia memang tak punya pilihan lain. Hal itu dilakukan Enong semata-mata hanya untuk keluarganya tercinta.

Hari demi hari pasir menipu Enong. Jika ia merasa lelah, ia membuka lagi kamus bahasa Inggris Satu Miliar kata pemberian ayahnya, Zamzami. Disisi lain, lokasi tambang timah itu adalah tanah perebutan yang tak jarang menimbulkan keributan, bahkan pertumpahan darah. Ini perkara sensitive. Jika petani bergantung pada apa yang ditanam, penambang bergantung pada lahan yang dikuasai. Perjuangan Enong membuahkan hasil. Perempuan kecil yang berusia 12 tahun itu akhirnya mampu mendapatkan timah. Antara kagum, malu,  iri, mereka kesulitan memulang-mulangkan kata meremehkan mereka pada Enong selama ini. Enong tak memikul timah sekarung seperti pendulang pria lainnya. Timahnya hanya sekaleng susu kecil, tapi lebih dari  cukup membeli sepuluh kilogram beras. Enong bangga tak terkira. Ia berhasil membeli beras untuk ibu dan saudara-saudaranya.

Bersemangat setelah mendapat timah pertama, Enong semakin giat bekerja. Ia tidak tahu, di pasar, dibalik gelapnya subuh, pria-pria bermata jahat di tempat juru taksir itu telah  bersiap membuntutinya. Mereka ingin mengintai lokasi Enong mendapat timah. Siang itu, ketika tengah menggali tanah, Enong mendengar salak anjing. Salak dari begitu banyak anjing. Ia berbalik dan terkejut melihat beberapa orang pria berlari menyongsongnya dari pinggir hutan sambil mengucung-acungkan parang, panah, dan senapan rakitan. Mereka berteriak-teriak mengancam dan melepaskan tali yang mengekang leher belasan ekor anjing pemburu. Enong sadar mungkin ia telah memasuki lahan orang. Ia maklum akan bahaya besar baginya. Ia berlari menyelamatkan diri. Melihatnya kabur, orang-orang itu makin bernafsu mengejarnya. Mereka mengokang senapan rakitan, menembaki dan memanahnya. Enong pontang panting menerobos gulma. Ia panik mendengar letusan senjata dan melihat anak-anak panah berdesing di dekatnya.

Salak anjing meraung-raung. Enong diburu seperti pelanduk. Ia berlari sekuat tenaga karena takut diperkosa dan dibunuh. Ia tak memedulikan kaki telanjangnya.yang berdarah karena duri dan pokok kayu yang tajam. Malangnya, ia tak dapat berlari lebih jauh karena di

4

Page 5: Padang Bulan Dan Cinta Dalam Gelas

depannya  mengadang tebing yang curam. Di bawah tebing itu mengakir sungai yang berjeram-jeram. Enong menoleh kebelakang, anjing-anjing pemburu sudah dekat. Ia berlari menuju tebing dan tanpa ragu ia meloncat. Tubuh kecilnya melayang, lalu berdentum dipermukaan sungai. Ia tenggellam bak batu, tak muncul lagi.

Enong lolos dari orang-orang yang memburunya karena nekat terjun dari tebing hulu sungai. Harapannya untuk selamat sangat kecil, namun dimakan buaya, mati terbentur batu di dasar sungai, atau tewas tenggelam, jauh lebih baik diperkosa dan dibunuh. Ditengah hutan itu, hukum tak berlaku, tak seorangpun akan menolongnya. Kepalanya terhempas di dasar sungai. Ia pingsan. Arus yang deras mengombang-ambingnya sekaligus membuatnya terlepas dari incaran buaya. Ia terlonjak-lonjak menuju hilir. Ia masih bernafas. Ketika ia sadar ia mendapati dirinya tersangkut di akar bakau. Rembulan kelam terpantul di atas sungai yang keruh. Ia bangkit dengan susah payah, compang-camping. Kepalanya terluka dan mengeluarkan darah. Ia terseok-seok meninggalkan muara.

Sungguh mengerikan apa yang telah ia alami. Beberapa hari Enong tak berani keluar rumah. Ia tak pernah menceritakan kejadian itu kepada siapa pun. Tidak juga pada ibunya. Sejak itu Enong tak bisa mendengar suara anjing menggonggong. Jika mendengarnya, ia merinding ketakutan. Kejadia itu telah membuat Enong trauma. Namun, di rumah itu ia dihadapkan pada pilihan yang amat sulit. Ia berusaha melupakan kejadian yang menakutkan itu. Ia harus kembali menambang karena ia, adik-adik, dan ibunya, sudah memasuki tahap terancam kelaparan.

Suatu ketika, dalam perjalanan menuju ladang tambang, Enong mendadak berhenti di muka Warung Kopi Bunga Seroja. Enong tertegun disamping sepedanya. Tubuhnya gemetar melihat wajah-wajah lelaki sangar yang minggu lalu memburunya di hutan. Mereka mengelilingi seorang pria yang tampak amat disegani. Ia paham bahwa lelaki-lelaki pemburunya itu adalah orang bayaran pria itu. Dibenamkannya wajah pria itu ke dalam benaknya. Kemudian, setelah sekian lama menatap wajah lelaki itu, Enong mendengar salakan belasan ekor anjing yang ganas, memekakkan telinganya. Padahal, tak ada seekor pun anjing di situ. Enong ketakutan dan menutup telingannya dengan tangan sehingga sepedanya terjatuh. Pria itu tak menyadari bahwa Enong sedang berada di dekatnya, bahwa saat itu mereka tersiap ke dalam pusaran nasib yang sama, dan ketika nanti mereka berjumpa lagi, Enong yang teraniaya akan membatalkan pria kejam itu dari ambisi terbesarnya.

Di sisi lain novel ini menceritakan tentang perjalanan cinta antara Ikal dengan A Ling. Dalam kesendiriannya Ikal bergumam dalam hati. Bulan Oktober tahun ini, dadaku hanya berdebar untuk tanggal 23 menunggu hujan pertama, tapi juga  untuk ayahku. Tak pernah terbayangkan aku akan berada dalam situasi seperti ini aku memusuhi ayahku sendiri. Genap sebulan kutinggalkan rumah. Kecewa pada ayah. Alasannya sungguh “Absurd”; Cinta. Aku menumpang di rumah Mapangi,orang bersarung kawan lamaku. Sering sepupu-sepupuku datang diutus Ayah untuk membujukku untuk pulang kerumah.

Semuanya tentu akan berbeda andai saja ayah menerima A Ling. Sekarang, saban hari aku menunggu Mualim Syahbana melayarkan perahunya. Akan kubawa lari saja perempuan Tionghoa itu. Kubawa lari ke Jakarta. Meski itu terang-terangan, seterang matahari di atas ubun-ubun, bahwa aku melawan ayahku sendiri. Sungguh menyedihkan keadaan ini. Aku telah banyak mengalami peristiwa buruk, namun permusuhan dengan ayah merupakan hal terburuk yang pernah terjadi dalam hidup aku. Tak pernah, tak pernah meski hanya sekali sebelumnya menentang ayah. Aku telah dibesarkan dengan cara bahwa memusuhi orangtua adalah sesuatu yang tak mungkin terjadi. Apa yang kulakukan sekarang, seumpama burung ranggon melawan angin. Dua hal yang diciptakan tidak saling bertentangan.

5

Page 6: Padang Bulan Dan Cinta Dalam Gelas

Berulang kali kusesali mengapa ayah musti berada di tengah pilihan yang runyam ini. Mengapa ia yang tidak mengatakan tidak padaku, mengatakan tidak untuk sesuatu yang paling kuinginkan. Sungguh jiwaku tidak kuat jika harus memusuhi ayahku sendiri, namun kemungkinan lain yang tak dapat kutanggungkan adalah jika aku harus kehilangan perempuan Tionghoa itu.  Itu bak sendi pada buku-buku jemariku. Ia bak arus dalam sungaiku. Aku tak sanggup, tak sanggup.

Ikal menyadari bahwa yang bisa membantunya adalah Detektif M.Nur. segala usaha telah dilakukan oleh Ikal dan Detektif M. Nur untuk mendapatkan A Ling namun tetap saja gagal. Sesuatu telah terjadi, detektif M.Nur mengatakan kepada Ikal kalau A Ling sudah bertunangan dengan Zinar.

Namun, kebahagiaan Ikal hanya sementara, karena A Ling ternyata telah dijodohkan dengan lelaki pemilik toko kelontong yang menjual gula dan tembakau bernama  Zinar. Lelaki yang secara fisik dan finansial lebih baik dari Ikal memang berbeda kelas dengannya.

Jadi, teruslah novel Padang Bulan menjadi tempat Andrea menceritakan kegilaan Ikal yang lain karena terbakar api cemburu. Ikal yang menginginkan A Ling kembali berboncengan sepeda dengannya melakukan upaya sportif untuk mengalahkan Zinar. Caranya?bertanding dengan Zinar dalam olahraga catur dan sepakbola (Ikal gagal masuk tim voli, alasannya sebaiknya Anda baca sendiri) dalam acara lomba 17 Agustus-an.

Mengenai keinginan Ikal melawan Zinar bermain catur juga membawa kelucuan tersendiri saat ia berkata kepada Ibunya mengenai hal ini;

“Jadi, kau pikir hanya karena kau punya kawan seorang guru catur di negeri antah berantah sana, lalu kau bisa main catur?….Keluarkan ijazah-ijazahmu,”

“Aku cemas apa yang akan dilakukan ibu,,,,kupikir ia akan mencampakkannya ke tungku, dihamburkan ke pekarangan atau dilemparkan ke dalam sumur, tapi tidak. Ibu membawanya ke ambang jendela. Ia membuka map itu, lalu menerawang ijazahku satu per satu di bawah sinar matahari.”

“Kutaksir, ijazah-ijazahmu ini banyak yang palsu, Bujang.” (hal 148)Berbagai cara gila yang Ikal lakukan untuk mendapatkan kembali cinta A Ling

hampir menjadikannya menjadi bujang lapuk yang mati muda, hanya karena keteledorannya menggunakan Octoceria.

Love walks on two feet just like a human beingIt stands up on tiptoes of insanity and miseryInsanity (kegilaan) dan misery (kesengsaraan) yang menjadi kata kerja yang dialami

Ikal karena patah hati ditinggalkan A Ling. Puncaknya, A Ling datang ke rumah Ikal tepat saat ia sudah mengibarkan bendera putih kepada Zinar dan berketetapan untuk pergi merantau mencari kerja di Jakarta. Terlebih kedatangan A Ling adalah untuk memberikan undangan pernikahannya dengan Zinar. Saat Ikal datang ke pernikahan A Ling dengan Zinar, ia menyelipkan secarik puisi yang ia gubah sewaktu SD dulu saat perasaan aneh itu hinggap saat melihat kuku-kuku cantik A Ling;

Komidi berputar pelanLampu-lampu dinyalakanKomidi melingkar tenangHatiku terangTerang benderang menandingi bulanEntahlah, nampaknya Ikal memang berbakat alami sebagai penyair puisi, selain puisi

tersebut, Ikal pun secara spontan membantu Enong membuat tugas menulis puisi dalam kursus Bahasa Inggrisnya berjudul Bulan di Atas Kota Kecilku yang Ditinggalkan Zaman, yang dalam Bahasa Inggrisnya pun menurut saya tetap bernuansa klise sekaligus lucu.

6

Page 7: Padang Bulan Dan Cinta Dalam Gelas

Novel Padang Bulan juga memperkenalkan Detektif M Nur dengan hewan merpati kesayangannya bernama Jose Rizal sebagai salah satu tokoh baru yang cukup dominan selain Enong. Lelaki yang dituliskan sebagai tetangga Ikal ini memancing pertanyaan serupa dengan Arai  dalam cerita Laskar Pelangi. Kemana Detektif M Nur yang bernama Ichsanul Maimun bin Nurdin Mustamin berada saat masa kecil Ikal bersama laskarnya?

Namun, hal itu tidaklah menjadi persoalan, selain karena detektif melayu partikelir ini menjadi tokoh kunci pada novel lanjutannya di Cinta di Dalam Gelas, ia pun memiliki karakteristik yang kuat sebagai pendamping Ikal dalam dwilogi ini, lagi-lagi layaknya Arai dalam Sang Pemimpi dan Edensor. Andrea pun menaruh satu sub bab tersendiri untuk mendukung latar belakang detektif nyentrik ini;

“Badannya kecil, kulitnya gelap, rambutnya keriting kecil-kecil, alisnya hanya satu setengah,,,,,waktu kelas tiga ia terjatuh dari pohon nangka,,,,ia tidak bisa bersekolah beberapa lama, tapi saat ia sekolah lagi, ia menjadi pelupa dan sering mendengus seperti kambing bersin: nges,,nges,,”

“Alhasil, tiga tahun berturut-turut ia tidak naik kelas. Ia bosan, guru-gurunya bosan, orangtuanya bosan, menteri pendidikan pun bosan, ia berhenti sekolah,” (hal 41-42).

Singkat cerita Dalam perjalanan hidupnya, Enong kemudian bertemu dengan Ikal yang akhirnya bisa mengenalkan Enong dengan Ninochka Stronovky, seorang grand master perempuan catur internasional

“Tokoh utama dalam novel Dwilogi Padang Bulan ini ada tiga orang , yakni Enong, Ikal dan Ninochka Stronovky. Ninochka Stronovky merupakan grand master catur sekaligus teman saya sendiri,” terangnya.

7

Page 8: Padang Bulan Dan Cinta Dalam Gelas

Unsur Intrinsik Padang Bulan

Unsur Intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra. Unsur yang terdapat dalam novel ini adalah sebagai berikut :

1. Tema

- Menurut Moeliena (1990:921),Tema adalah pokok pikiran, dasar cerita (dipercakapkan) yang dipakai sebagai dasar mengarang dan mengubah sajak.

- Menurut Stanton (1965:4),Tema merupakan ide sentral atau pokok dalam karya

a.Tema sentral     Tema Sentral dalam novel ini adalah Romantis Sentimentil.b.     Tema Sampingan

1)    PersahabatanBukti :“Berdesir hatiku membuka gulungan pesan itu. Di sana tertulis :Ke hadapan kawanku, Ikal...Melalui Jose Rizal, kusampaikan betapa aku merasakan bersedih atas kesusahan

yang menimpamu. Akun tahu kalau merana. Aku tahu kau tersiksa. Cinta, memang kejam tak terperi. Tapi. Aku di sini, Kawanku, siap membantumu, dan aku punya informasi lebih mendalam soal ini. Aku telah mengenal sainganmu itu. Tegakkan badanmu, tabahkan hatimu.

Ttd,M. Nur, detektif”(hlm.81)

2)   KeluargaBukti :“Ku pikir ibu akan menghambur dan tersedu sedan memelukku, lantaran haru

mendapatkan anaknya kembali dalam keadaan sehat walafiat setelah hampir sakit saraf karena cinta. Kupikir ia akan memanjatkan syukur kepada Allah karena aku tak kurang suatu apa, dan gembira karena aku tak jadi minggat. Tapi, drama berbicara lain.”

8

Page 9: Padang Bulan Dan Cinta Dalam Gelas

2. Latar

- Menurut Nadjid (2003:25) latar ialah penempatan waktu dan tempat beserta

lingkungannya dalam prosa fiksi

- Menurut pendapat Aminuddin (1987:67), yang dimaksud dengan setting/latar adalah

latar peristiwa dalam karya fiksi baik berupa tempat, waktu maupun peristiwa, serta

memiliki fungsi fisikal dan fungsi psikologis

- Jadi, Latar / setting adalah latar peristiwa dalam karya fiksi berupa tempat, waktu, dan

suasana dalam cerita

A. TempatLatar tempat pada Novel Padang Bulan sangat beragam, berikut beberapa latar tempat

dalam novel tersebut :Ø  Penambangan Timah

Bukti : “Sirun memintanya menitipkan anak-anaknya kepada tetangga dan mengajaknya ikut ke tambang timah. Sampai di sana, Syalimah mendengar orang berteriak-teriak panik dan menggunakan alat apa saja untuk menggali tanah yang menimbun Zamzami”

Ø  Dapur rumah SyalimahBukti : “Subuh esoknya, Syalimah lekas-lekas bangun mendengar panggilan azan.Ia ke dapur dan menanggar air.”

Ø  Tempat Juru taksirBukti : “Bersemangat setelah mendapat timah pertama, Enong semakin giat bekerja, ia tidak tahu, di pasar, di balik gelapnya subuh, pria-pria bermata jahat di tempat juru taksir itu telah bersiap membuntutinya.”

Ø  Beranda Rumah MapangiBukti : “Aku terkejut, seekor merpati pos hinggap di beranda rumah Mapangi. Ia menggerung-gerung seolah aku disuruhnya mendekat.”

Ø  Toko gula dan Tembakau ZinarBukti : “Kuharap A Ling dengan cepat mendengar kemenanganku yang gilang-gemilang atas kekasih barunya itu. Kuingat bagaimana aku terpuruk di toko gula dan tembakau Zinar tempo hari. Akhirnya hari pembalasan datang juga”

Ø  Warung Kopi Bunga SerodjaBukti :  “Suatu ketika, dalam perjalanan menuju ladang tambang. Enong mendadak berhenti di muka warung kopi Bunga Serodja.”

Ø  Numpang MiskinBukti : “Beberapa hari setelah kejadian burung punai itu, aku berkunjung lagi ke Numpang Miskin, kulihat sebuah layangan ikan bulan terapung-apung di atas atap prumah A Ling.”

Ø  Rumah Syalimah

9

Page 10: Padang Bulan Dan Cinta Dalam Gelas

Bukti : “Syalimah gembira melihat seseorang bersepeda dengan cepat. Jika orang itu Sirun telah pulang, pasti suaminya segera pula pulang. Namun, Sirun berbelok menuju rumah Syalimah dengan tergesa-gesa.”

Ø  Rumah Mualim SyahbanaBukti : “Dari bantaran sungai yang menyedihkan itu, kukayuh lagi sepeda ke rumah Mualim Syahbana untuk mengatakan bahwa aku akan ikut dengannya berlayar ke Jakarta Minggu depan.”

Ø  Kantor PosBukti : “Pagi ini, kami_kami itu adalah aku, Enong, dan Detektif M.Nur bertemu di kantor pos.”

Ø  Warung Kopi A KiongBukti : “Tiba-tiba dari samping warung kopi A kiong, menikung tajam sebuah mobil Bentley berwarna hitam. Melikuk-likuk, berdecit-decit, lalu ngerem mendadak persis di depanku”

B. WaktuLatar waktu pada Novel Padang Bulan pun sangat beragam, berikut beberapa latar

tempat dalam novel tersebut:Ø  Dini hari

Bukti : “Setiap pukul dua pagi truk pengangkut buruh menjemput ayahku.Kudengar suara klakson. Ayah keluar rumah di pagi buta itu sambil menenteng rantang bekal makanan dari ibu.”

Ø  Pagi hariBukti :   “Subuh esoknya, Syalimah lekas-lekas bangun mendengar panggilan azan.Ia ke dapur dan menanggar air.”

Ø  Siang hariBukti : “Siang itu, Enong melihat toko kelontong yang tampak seperti akan bangkrut. Bangunan toko itu dari kayu, kuno dan reyot.”

Ø  Sore hariBukti : “Sore itu sepi. Kami duduk di beranda. Angkasa kosong, hampa. Menjelang pukul 4, satu persatu kawanan burung punai mulai melintasi kampong menuju hamparan buah bakung di hulu sungai, nun di utara. Saat sore mereka tiba.”

Ø  Malam hariBukti : “Malam itu, Enong tak pulang. Malam itu, Enong tidur beralaskan kardus di emper toko, di Jalan Sriwijaya, dekat kantor DPRD. Malam itu, Enong mulai menggelandang.”

C. SuasanaLatar suasana pada Novel Padang Bulan sangat bervariasi, berikut beberapa latar tempat

dalam novel tersebut :Ø  Menyenangkan

Bukti : “Senangnya Zamzami mendapati kamus yang dilihatnya dulu masih ada di pedagang kaki lima buku bekas itu.”

Ø  Mengharukan

10

Page 11: Padang Bulan Dan Cinta Dalam Gelas

Bukti : Syalimah tidak dapat menahan air matanya. Ia terharu mengenang suaminya telah menyimpan percakapan itu selama bertahun-tahun dan memegangnya sebagai sebuah permintaan. Betapa baik hati lelaki itu.”

Ø  TegangBukti : “Ketika tengah menggali tanah, Enong mendengar salak anjing. Salak dari begitu banyak anjing. Ia berbalik dan terkejut melihat beberapa orang pria berlari menyongsong dari pinggir hutan sambil mengacung-ngacungkan parang, panah, dan senapan rakitan. Mereka berteriak-teriak mengancam dan melepaskan tali yang mengekang leher belasan ekor anjing pemburu.”

Ø  PanikBukti : “Sampai di sana, Syalimah mendengar orang berteriak-teriak panik dan menggunakan alat apa saja untuk menggali tanah yang menimbun Zamzami.”

Ø  SepiBukti : “Sore itu sepi. Kami duduk di beranda. Angkasa kosong, hampa. Menjelang pukul 4, satu per satu kawanan burung punai mulai melintasi kampong menuju hamparan buah bakung di hulu sungai, nun di utara. Saat sore mereka tiba.”

Ø  Patah hatiBukti : “Namun keadaan ku kini lebih parah. Selain merasa kehilangan A Ling, aku juga didera cemburu pada Zinar. Cemburu adalah perasaan yang baru kukenal, baru pertama kali ku alami. Ia adalah pendatang baru dalam register perasaanku. Sungguh ganjil rasa cemburu, sungguh berbeda rasa sakitnya.”

3. Alur Cerita

- Menurut Virgil Scoh( 1966 : 2),Plot adalah prinsip yang isensial dalam cerita.- Menurut Morjorie Boulton( 1975 : 45),Plot adalah pengorganisasian dalam novel atau

penentu struktur novel.

Alur cerita dalam novel ini menggunakan alur Campuran.Alur majuBukti : “...Syalimah kian ingin tahu. Waktu mengantar Zamzami ke pekarangan dan menyampirkan bungkus rantang bekal makanan di setang sepeda, ia bertanya lagi, Zamzami tetap tak menjawab.”Alur mundurBukti : “...Syalimah dan Zamzami berjumpa waktu pengajian ketika mereka masih remaja dulu. Zamzami yang pemalu, begitu pula Syalimah, menyimpan rasa suka diam-diam...”

4. Penokohan- Panuti Sudjiman (1966:25), Tokoh merupakan bagian atau unsur dari suatu

kebutuhan artistik yaitu karya sastra yang harus selalu menunjang kebutuhan

artistic.

11

Page 12: Padang Bulan Dan Cinta Dalam Gelas

- Stanto(1965:17),Yang dimaksud dengan tokoh utama ialah tokoh yang aktif pada

setiap peristiwa, sedangkan tokoh utama dalam peristiwa tertentu .

- Jadi, Penokohan adalah individu yang berperan dalam suatu cerita

a) Enong : Pekerja keras, mau berusaha, pantang menyerah, teguh pendirian, suka menolongBukti : “Enong tetap teguh pendiriannya untuk menguasai bahasa Inggris…”

“Nun di ujung sana, di bantaran Sungai Linggang sebelah utara, Enong dan beberapa penambang timah lainnya mendulang timah”“Seseorang tertegun di ambang pintu: Enong! Ia membanting dulang timahnya dan menjerit sejadi-jadinya”. “Ia mengangkat kedua kakiku dan mengangkat tubuhku”“Enong memegangiku sambil mendorong sepedanya”

b) Ikal : mudah terpengaruh, iri hati, kurang percaya diri, keras kepala.Bukti : “Tinggi badan adalah persoalan laten bagiku”

                 “Sampai di rumah, tak sabar, kubuka lagi catalog Ortoceria!. Sungguh meyakinkan”“Saat itu aku menganggap : tak rela mengakui keunggulan orang lain adalah salah satu sifat paling misterius dari cemburu”“Maksudku, sebelum semuanya terlambat dan A Ling benar-benar digondol Zinar”

c) Paman : baik hati, bijaksanaBukti : “Ia merogoh kantongnya dan meminjamiku uang, melalui satu kebijakan tata  buku

seperti ini…”“Sebelum pergi, aku tak mau ada sangkut paut utang piutang denganmu. Oleh karena itu kau sangat miskin, kuputihkan utangmu sekarang juga”

d) Zinar : pintarBukti : “Zinar tidak berjaya di papan catur, namun menggondol tempat pertama kejuaraan

pingpong”“Dalam hal sepak bola, tim Zinar juga Berjaya”“Ia juga menerima piala untuk pertandingan voli karena ia juga sang kapten”

e) Detektif M.Nur : baik hati, suka menolongBukti : “Lalu, ia dan Detektif M.Nur membopong tubuhku keluar gudang”

“Detektif M.Nur mengambil sepedanya. Katanya aku harus segera dibawa ke puskesmas”)

f) Ninochka Stronovsky :g) Moi Kiun : Suka menohok

Bukti : Giliran ia menohok suaminya sendiri dengan mengatakan gigi palsunya yang terhormat, yang disayanginya lebih dari menyayangi istri, telah masuk ke dalam mulut anjing.(hlm.44)

h) Lim Phok : SembronoBukti : Keributan meletup lantaran Lim Phok menuduh istrinya sendiri, Moi Khun, yang telah mencuri gigi palsu itu...(hlm.39)

i) Syalimah : Cengeng

12

Page 13: Padang Bulan Dan Cinta Dalam Gelas

Bukti : Suara suaminya mengaji Alquran saban subuh telah menemaninya menghidupkan api dapur selama belasan tahun. Syalimah duduk termangu, berkali-kali ia mengusap air matanya.(hlm.24)

j) Zamzami : PenyayangBukti : Syalimah mendekap laki-laki penyayang itu kuat-kuat. Ia meratap-ratap memanggil-manggil suaminya.(hlm.08)

5. Sudut Pandang- Cara pengarang menampilkan para pelaku dalam cerita yang dipaparkannya disebut

sudut pandang, atau biasa diistilahkan dengan point of view (Aminuddin, 1987:90).- Pendapat tersebut dipertegas oleh Atar Semi (1988:51) yang menyebutkan istilah

sudut pandang, atau point of view dengan istilah pusat pengisahan, yakni posisi dan penobatan diri pengarang dalam ceritanya, atau darimana pengarang melihat peristiwa-peristiwa yang terdapat dalam cerita itu.

Sudut pandang orang pertama serba tahu yaitu penulis dapat menceritakan semua keadaan dalam cerita tersebut (serba tahu) sekaligus ia menjadi pelaku utamanya.Bukti : detektif menatapku dengan sedih. Aku tahu, ia seorang pria melankolis yang mudah bersimpati. Aku berdoa dalam hati.(hlm.95)

6. Amanat Cerita- Amanat yang terdapat dalam karya sastra tertuang secara implisit. Secara implisit

yaitu jika jalan keluar atau ajaran moral itu disiratkan dalam tingkah laku tokoh

menjelang cerita berakhir,Sudjiman (1986:35).

a) Novel ini memberikan amanat kepada kita untuk senantiasa bekerja keras dalam menggapai mimpi.Bukti : “Beri aku sesuatu yang paling sulit, aku akan belajar.”

b) Agar kita dapat bersabar, bersyukur, jujur dan bertawakal atas apa yang terjadi sehingga kita dapat berjiwa tegar.Bukti : “...Terima saja kekurangan kita. Anggaplah itu sebagai berkah dari yang mahatinggi, dan bersyukurlah atas apa yang ada pada kita.”(hlm.234)

c) Optimis dan pantang menyerah, karena dengan usaha sesuatu yang kita anggap tak mungkin bisa menjadi sangat mungkin.Bukti : Ini aku!. Putra ayahku! Berikan padaku sesuatu yang besar untuk kutaklukkan. Beri aku mimpi yang tak mungkin karena aku belum menyerah. Takkan pernah menyerah. Takkan pernah!(hlm.252)

13

Page 14: Padang Bulan Dan Cinta Dalam Gelas

Sinopsis Cinta di Dalam Gelas

Jika dalam novel Padang Bulan Maryamah menjadi penambang perempuan pertama, sedang di novel ini dia menjadi perempuan pertama pula yang bertanding catur di perayaan 17 Agustus di Belitong.

Permainan catur ialah hal penting di Belitong. Permainan ini telah mentradisi dan bisa mengangkat drajat seseorang apabila menjadi juara, terutama di kejuaraan 17 Agustus-an. Untuk itulah Maryamah memutuskan ikut pertandingan catur pada 17 Agustus kelak. Apa sesungguhnya motivasi dia ingin ikut perlombaan ini, padahal seumur-umur dia belum pernah menyentuh sekalipun bidak-bidak catur.

Maryamah ternyata ingin mengalahkan kepongahan mantan suaminya, Matarom, yang jago dalam bermain catur. Dia sakit hati pada Matarom yang seringkali berlaku kasar sejak dia menikah dengannya. Untuk itulah dia ingin memberi pelajaran padanya. Keinginan bermain catur kemudian dia utarakan pada Ikal. Awalnya Ikal bingung, bagaimana cara mengajari orang catur yang belum sekalipun bermain catur. Padahal mimpinya adalah mengalahkan sang jagoan catur tanah belitong, Matarom, yang telah menjadi rezim. 

Aha, Ikal ingat dengan temannya, Ninochka Stronovsky, perempuan grandmaster dunia. Ikal kemudian mengajari Maryamah sesuai petunjuk Ninochka via internet. Awalnya sulit, tapi lambat laun Maryamah ternyata dapat menyerap dengan cepat. Walhasil, dia menjadi mahir, dan siap mengikuti perlombaan. Banyak orang mencibir dan menghalangi Maryamah untuk mengikuti lomba catur. Pasalnya, lomba catur adalah hal yang tabu di tanah Belitong. Seumur-umur tidak ada perempuan yang bermain catur, terlebih ikut perlombaan. Tapi, Maryamah tidak bergeming. Dia terus maju. 

Dalam pertandingan, satu persatu dilahapnya lawan-lawan Maryamah. Di final, ia berhasil mengalahkan Matarom. Tuntas sudah misi Maryamah untuk mempermalukan Matarom, mantan suaminya, di khalayak umum. Tidak hanya itu, kemenangan Maryamah sejatinya kemenangan kaum perempuan dalam mendobrak tradisi patriarki yang masih sangat kental di tanah belitong.

14

Page 15: Padang Bulan Dan Cinta Dalam Gelas

Lewat permainan catur Maryamah berhasil mengangkat harkat dan martabatnya sebagai perempuan yang sejak remaja menjadi bulan-bulanan kaum laki-laki. Karakter dirinya terefleksikan dalam permainan caturnya, sebagaimana yang dikatakan Andrea, “…barangkali penderitaan dan tanggung jawab besar yang merundung Maryamah sejak kecil, serta sebuah perkawinan yang menyiksa, telah membentuk dirinya menjadi seorang survivor yang tangguh dan defender yang natural. Semua itu kemudian terefleksi dalam permainan caturnya. Jika ia melindungi rajanya—sebagaimana ia melindungi diri, ibu dan adik-adiknya—ia takkan pernah bisa tersentuh.”

Unsur Intrinsik Cinta di Dalam Gelas

Unsur Intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra. Unsur yang terdapat dalam novel ini adalah sebagai berikut :

1. Tema- Menurut Moeliena (1990:921),Tema adalah pokok pikiran, dasar cerita

(dipercakapkan) yang dipakai sebagai dasar mengarang dan mengubah sajak. - Menurut Stanton (1965:4),Tema merupakan ide sentral atau pokok dalam karya

a.Tema sentral     Tema Sentral dalam novel ini adalah perjuangan seorang perempuan yang menginginkan kesetaraan gender. Bukti : Pertama kali dalam kejuaraan catur hari kemerdekaan, perempuan ikut bertanding, dan akan melawan laki-laki.(hlm.122)

2. Latar- Menurut Nadjid (2003:25) latar ialah penempatan waktu dan tempat beserta

lingkungannya dalam prosa fiksi

- Menurut pendapat Aminuddin (1987:67), yang dimaksud dengan setting/latar adalah

latar peristiwa dalam karya fiksi baik berupa tempat, waktu maupun peristiwa, serta

memiliki fungsi fisikal dan fungsi psikologis

A. TempatLatar tempat pada Novel Cinta di Dalam Gelas sangat beragam, berikut beberapa latar

tempat dalam novel tersebut :

15

Page 16: Padang Bulan Dan Cinta Dalam Gelas

Ø  Belitong Bukti : Namun, ia sering hadir di pantai-pantai indah di pulau kecil kami—Belitong...(hlm.02)

Ø  Warung KopiBukti : Dalam pada itu, hari ini, kudapati diriku masih duduk di sini, sebagai pelayan Warung Kopi Usah Kau Kenang Lagi, yang tak lain punya pamanku sendiri.(hlm.04)

Ø  Rumah, ambang jendelaBukti : Aku tengah melamun di ambang jendela waktu Jose Rizal hinggap di kawat jemuran.(hlm.241)

Ø  Kios Ayam Giok NioBukti : Sore itu, aku berjumpa dengan Maryamah dan Selamot di kios ayam Giok Nio.(hlm.40)

Ø  Kantor DetektifBukti : SEMULA kami menduga, Maryamah masih berkabung sehingga kami belum mau menghubunginya. Namun, i sendiri yang datang ke kantor Detektif M.Nur.(hlm.98)

B. WaktuLatar waktu pada Novel Cinta di Dalam Gelas pun sangat beragam, berikut beberapa latar tempat dalam novel tersebut:

Ø  23 OktoberBukti : SEPERTI dugaanku, jika hujan pertama jatuh pada tanggal 23 Oktober, ia masih akan berinai-rinai sampai Maret tahun berikutnya.

Ø  Pagi hariBukti :   “Kuduga, pagi ini akan berlalu dengan damai. Ia duduk di kursi malasnya.”(hlm.31)

Ø  Siang hariBukti : “.”

Ø  Sore hariBukti : Cahaya Tuhan, sebagian orang menyebutnya, yakni semburat sinar dari langit yang menerobos celah awan gemawan, tembus sampai ke bumi berupa batang-batang cahaya, sering tampak pada sore nan megah itu(hlm.01)

Ø  Malam hariBukti : “Malam esoknya dalam perjalanan ke rumah Maryamah, aku tertarik melihat orang berkumpul di warung kopi.”

C. SuasanaLatar suasana pada Novel Padang Bulan sangat bervariasi, berikut beberapa latar tempat

dalam novel tersebut :Ø  Gembira

Bukti : “Maryamah berdiri dan menatap ke atas. Jiwanya seakan terangkat ke langit”Ø  Sedih

Bukti : Melalui pintu kamar yang terbuka, ia menatap ibunya yang terbaring lemah di atas tempat tidur. Salah satu yang paling ia sesali dari kehancuran rumah tangganya adalah karena

16

Page 17: Padang Bulan Dan Cinta Dalam Gelas

ia merasa persoalan itu telah membebani pikiran ibunya berulang kali menyatakan bahwa jodoh tak ubahnya umur, bisa panjang dan bisa pula pendek.(hlm.88)

Ø  TegangBukti : “Lulusan terbaik kelima.” Kata Bu Indri. Ia menunda menyebut namanya, mungkin karena sangat istimewa.(hlm.30)

3. Alur Cerita- Menurut Virgil Scoh( 1966 : 2),Plot adalah prinsip yang isensial dalam cerita.- Menurut Morjorie Boulton( 1975 : 45),Plot adalah pengorganisasian dalam novel

atau penentu struktur novel.

Alur cerita dalam novel ini menggunakan alur Campuran.Alur majuBukti : Satu rahasia yang kutemukan dari menyajikan ratusan gelas kopi dari pagi sampai malam. Esoknya Muhlasin kena ciduk karena sepeda yang hilang di MPB itu ditemukkan di belakang rumahnya.(hlm.65) Alur mundurBukti : Semalam satu sepeda hilang lagi dari lapangan parkir.(hlm.62)

4. Penokohan- Panuti Sudjiman (1966:25), Tokoh merupakan bagian atau unsur dari suatu

kebutuhan artistik yaitu karya sastra yang harus selalu menunjang kebutuhan

artistic.

- Stanto(1965:17),Yang dimaksud dengan tokoh utama ialah tokoh yang aktif pada

setiap peristiwa, sedangkan tokoh utama dalam peristiwa tertentu .

a) Enong atau Maryamah : Pantang menyerahBukti : : “Aku akan belajar. Pasti bisa.”(hlm.41)

b) Ikal : Keras kepala, suka menolongBukti : Ibu berhenti lagi

“Apakah Modin tahu soal ini?”“Belum tahu ibunda.”“Bagaimana kalau Maryamah tak boleh bertanding?”“Harus boleh.”“Sampai kapan kau akan mendukung Maryamah?”“Sampai akhir.”(hlm.47)“Aku akan membantu Maryamah agar bisa bertanding catur 17 Agustus nanti.”(hlm.46)

c) Paman : lembut, bijaksana, suka mengomelBukti : Sampai di warung kopi, aku disongsong oleh omelan pamanku, yang sangat tidak

suka pada pemerintah, yang menganggap masyarakat semakin amoral..(hlm.04)

17

Page 18: Padang Bulan Dan Cinta Dalam Gelas

Namun, pada saat tertentu yang tak dapat diramalkan, Paman tiba-tiba bisa menjadi sangat lembut.(hlm.05)

d) Selamot : Suka membela orang lainBukti : “Pasti bisa, menambang timah saja dia bisa.” Selamot membela Maryamah.

Mot, mana bisa kausamakan catur dengan menambang timah? Satu pakai akal, satunya lagi pakai tenaga lembu!”“Lantas bagaimana mengajarinya? Kawanmu ada di Eropa sana, kita ada di kampung ini?” Selamot membela Maryamah lagi.“Jangan risau, Nya. Sekarang ada alat yang bisa bercakap-cakap dengan orang yang jauh. Namanya internet. Alat itu sudah ada di Tanjong Pandan. Bukan begitu, Boi?”(hlm.41)

e) Detektif M.Nur : baik hati, penakut, suka meminta maafBukti : Detektif ketakutan diinterogasi Modin. Ia buka mulut.(hlm.81)

Mendapatkan Ikal, kawanku.Sudilah kiranya memaafkan kesalahanku atas kejadian Aziz Tarmizi. Memang tak

tahu adat sekali orang itu.

Ttd,M.Nur, yamg menyesal.(hlm.241)

5. Sudut Pandang- Cara pengarang menampilkan para pelaku dalam cerita yang dipaparkannya disebut

sudut pandang, atau biasa diistilahkan dengan point of view (Aminuddin, 1987:90).

- Atar Semi (1988:51) yang menyebutkan istilah sudut pandang, atau point of view

dengan istilah pusat pengisahan, yakni posisi dan penobatan diri pengarang dalam

ceritanya, atau darimana pengarang melihat peristiwa-peristiwa yang terdapat

dalam cerita itu.

Sudut pandang orang pertama serba tahu yaitu penulis dapat menceritakan semua keadaan dalam cerita tersebut (serba tahu) sekaligus ia menjadi pelaku utamanya.Bukti : Aku biasa memakai skala 2 yang lembut dan santun. Yamuna pun tampaknya nyaman. Sesekali aku meminta izin padanya untuk naik ke skala 3. Yamuna mengerling tanda setuju, namun aku tak tega.(hlm.158)

6.  Amanat Cerita- Amanat yang terdapat dalam karya sastra tertuang secara implisit. Secara implisit yaitu jika jalan keluar atau ajaran moral itu disiratkan dalam tingkah laku tokoh menjelang cerita berakhir,Sudjiman (1986:35).

a) Novel ini memberikan amanat kepada kita untuk senantiasa bekerja keras dengan cara belajar kita dapat menggapai mimpi.

18

Page 19: Padang Bulan Dan Cinta Dalam Gelas

Bukti : “Aku akan belajar. Pasti bisa.”(hlm.41)

REFERENSI

http://indonesiasmpkps.wordpress.com/2008/03/11/unsur-unsur-intrinsik-novel/

http://fauziahnormala98.blogspot.com/2013/01/pengertian-novel.html

http://bahasaindosugik.blogspot.com/2010/10/materi-bahasa-indonesia-kelas-xi-smama.html

http://rezqizone.wordpress.com/2010/11/17/unsur-penbangun-prosa-menurut-rezqi-soewarno/

19