PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA...

147
PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Disusun Oleh : ARIS HANDRIYANTO NIM : 002114028 FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007 i PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA...

Page 1: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM

PADA PEMBEBANAN BOP DALAM

PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Disusun Oleh :

ARIS HANDRIYANTO

NIM : 002114028

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2007

i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan bagi:

Tuhan Yang Maha Kuasa

Kedua Orang Tuaku yang dengan penuh kasih sayang, cinta dan asa

memberikan kepadaku dorongan, dukungan dan doa untuk mencapai

segala harapan dan cita-citaku;

Kakakku dan adik-adikku yang dengan penuh ketulusan mendukungku

dan menemani persahabatan keluarga;

Seseorang yang menjadi tumpuan dan harapan dihatiku yang dengan

penuh kasih dan kesabaran telah membantuku dan senantiasa

mendorongku;

Almamater tercinta, Universitas Sanata Dharma

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

MOTTO

“Kasihilah sesamamu manusia

seperti engkau

mengasihi dirimu sendiri”

(Love Jesus Christ)

“Ketegaran hidup adalah cara pandang kita

untuk tidak metengadahkan kepala keatas

namun dengan melihat kebawah, karena

apapun yang kita punyai belum tentu

dimiliki orang lain”

(Yulianus Hanggono)

“Dilema kehidupan merupakan

dampak kegagalan untuk

meraih kebijaksanaan berfikir

dan cara pandang untuk menapak

satu langkah kedepan dalam pergulatan hidup

dimasa yang akan datang”

(Fransiscus Arist)

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

ABSTRAK

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BIAYA OVERHEAD PABRIK DALAM

PENGHITUNGAN UNIT COST

Studi Kasus pada PT.MONDRIAN GROUP KLATEN

ARIS HANDRIYANTO UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2006

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya perbedaan antara BOP yang dibebankan oleh perusahaan dengan BOP yang dibebankan berdasarkan Activity Based Costing System.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dokumentasi, observasi dan interview. Jenis penelitian ini adalah studi kasus pada PT.Mondrian Group, Klaten. Teknik analisa data yang dilakukan untuk menjawab rumusan masalah: dengan membandingkan pembebanan BOP yang dibebankan menurut perusahaan dengan berdasarkan ABC System. Dari hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa perbedaan biaya overhead pabrik yang dibebankan pada produk : a) BOP yang dibebankan pada kaos Dadung Dewasa (All size) sebesar Rp. 173.448.526,32, b) BOP yang dibebankan pada kaos Dadung Remaja (All size) menjadi Rp. 21.243.987,94, c) BOP yang dibebankan pada kaos Dadung Wanita (All size) menjadi Rp. 27.851.024,62, d) BOP yang dibebankan pada kaos Dadung Anak (All size) menjadi Rp. 112.490.167,04, e) BOP yang dibebankan pada kaos B-Gaya (All size) menjadi Rp. 204.646.210,96, f) BOP yang dibebankan pada kaos d,Mo Olah Raga (All size) menjadi Rp. 227.120.863,85. Perbedaan tersebut menyebabkan harga pokok produk per unit yang dibebankan pada setiap produk menjadi: a) Harga pokok produk Kaos Dadung Dewasa Rp. 21.743,14 per unit, b) Harga pokok produk Kaos Dadung Remaja menjadi Rp.22.900,46 per unit, c) Harga pokok produk Kaos Dadung Wanita menjadi Rp. 22.809,47 per unit, d) Harga pokok produk Kaos Dadung Anak menjadi Rp. 24.316,72 per unit, e) Harga pokok produk Kaos B-gaya menjadi Rp. 32.151,26 per unit, f) Harga pokok produk Kaos d,Mo Olah Raga menjadi Rp. 17.770,97 per unit. Dari hasil analisis tersebut, perusahaan dapat menerapkan Activity Based Costing System.

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

ABSTRACT

THE APPLICATION OF ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM AT FACTORY OVERHEAD COST CHARGING IN THE CALCULATION OF

UNIT COST

A Case Study at PT.MONDRIAN GROUP, KLATEN

ARIS HANDRIYANTO SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA 2006

This research goal was to know the level of difference between the BOP

charged by company and the one based on Activity Based Costing System. The techniques of data collecting were documentation, observation and

interview. This research type was case study of at PT.MONDRIAN Group, Klaten. The data analtsis technique conducted to answer the problem was by comparing the BOP charged by the by according to company and the one based on ABC System.

From the analysis result, it could be concluded that the differences of factory overhead cost charging which was charged to the product were: a) BOP which was charged to Kaos Dadung Dewasa ( All Size) equal to Rp. 173.448.526,32, b) BOP which was charged to Kaos Dadung Remaja ( All Size) became Rp. 21.243.987,94, c) BOP which was charged to Kaos Dadung Wanita ( All Size) became Rp. 27.851.024,62, d) BOP which was charged to Kaos Dadung Anak ( All Size) became Rp. 112.490.167,04, e) BOP which was charged to Kaos B-Gaya ( All Size) became Rp. 204.646.210,96, f) BOP which was charged to Kaos d,Mo Olah Raga ( All Size) became Rp. 227.120.863,85. The differences caused the unit cost of good sold charged to each product became: a) Cost of good sold of Kaos Dadung Dewasa became the Rp. 21.743,14 per unit, b) Cost of good sold of Kaos Dadung Remaja became the Rp.22.900,46 per unit, c) Cost of good sold of Kaos Dadung Wanita became the Rp. 22.809,47 per unit, d) Cost of good sold of Kaos Dadung Anak became the Rp. 24.316,72 per unit, e) Cost of good sold of Kaos B-Gaya became the Rp. 32.151,26 per unit, f) Cost of good sold of Kaos d,Mo Olah Raga became the Rp. 17.770,97 per unit. From the analysis result, the company can apply the Activity Based Costing System.

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

KATA PENGANTAR

Syukur kepada-Nyalah penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha

Esa, sejahtera dibumi dan seisinya atas limpahan berkat, karunia dan petunjuk-

Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini

disusun guna melengkapi persyaratan dalam mencapai gelar Sarjana Jurusan

Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma di Yogyakarta.

Penelitian dalam skripsi ini ditujukan untuk mengetahui perhitungan biaya

per unit yang dapat diterapkan menggunakan perhitungan biaya berbasis aktivitas.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini penulis mendapatkan bantuan,

bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan

ini dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan ucapan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Romo Dr. Ir. P. Wiryono P., S.J. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, M.S. selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma.

3. Ibu FR. Reni Retno Anggraeni, S.E., M.Si, Akt selaku dosen wali kelas.

4. Bapak Drs. Gabriel Anto Listianto, MSA., Akt. Selaku dosen pembimbing I

yang telah meluangkan waktu dan penuh kesabaran memberikan bimbingan,

masukan, dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Firma Sulistiyowati, S.E., M.Si. Selaku dosen pembimbing II yang telah

meluangkan waktunya untuk membimbing dalam penyusunan skripsi ini serta

memberikan masukan yang berarti bagi skripsi ini.

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

6. Bapak Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt. Selaku dosen penguji yang telah

meluangkan waktunya untuk membimbing dalam penyusunan skripsi ini serta

memberikan masukan yang berarti bagi skripsi ini.

7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma atas ilmu yang

telah diberikan.

8. Segenap Staf Pojok Bursa Efek Jakarta, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta (ma’kasih ya Mba’ heni atas bantuannya).

9. Staf perpustakaan Universitas Sanata Dharma

10. Kedua Orang Tuaku yang memberikan dukungan materi dan moril hingga

terselesaikannya skripsi ini.

11. Kakakku dan adik-adikku yang dengan penuh kasih memberikan bantuan,

doa, dan dorongan dalam penulisan skripsi ini.

12. Yudhianti Primastuti, yang telah memberikan motivasi dan semangat untukku,

makasih banyak atas semua yang kamu lakukan untukku hingga hidupku

seperti ini.

13. Mas Agung, Personalia PT.Mondrian Group yang telah memberikan segala

dukungan dan informasi data yang saya inginkan.

14. Keluarga besar AKT”00 khususnya kelas A : Aris Solo(Mbah Gluduk), Tian,

Dendi, Watik, Siti, Susan, Deni(Gedank), Borom, Novsi, Anto, Boni, dan

masih banyak lagi terima kasih atas kebersamaan selama ini.

15. Sahabat-sahabatku : Cemani, Gepenk, Susi, Koko, Om B’D, Januar, Robertus,

Njemblux, Firlo, Cemenk, Mithun Oi, (Anak-anak Alladien, Paingan Sepha

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA......................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... v

MOTTO ........... ............................................................................................ vi

ABSTRAK ........ ............................................................................................ vii

ABSTRACT. ..... ............................................................................................ viii

KATA PENGANTAR.................................................................................... ix

DAFTAR ISI ..... ............................................................................................ xii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................... 3

C. Batasan Masalah........................................................................ 3

D. Tujuan Penelitian....................................................................... 4

E. Manfaat Penelitian..................................................................... 4

F. Sistematika Penulisan................................................................ 5

BAB II LANDASAN TEORI..................................................................... 7

A. Konsep dan Terminologi Biaya ................................................ 7

1. Konsep Biaya...................................................................... 7

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

2. Penelusuran Biaya...............................................................11

B. Sistem Akuntansi Biaya Tradisional .........................................12

1. Penentuan Harga Pokok Produk .........................................13

2. Kelemahan Sistem Akuntansi Biaya Tradisional................20

C. Konsep Dasar Activity Based Costing System .........................22

1. Latar Belakang Timbulnya ABCS ......................................22

2. Pengertian Activity Based Costing System.........................23

3. Asumsi Activity Based Costing System..............................24

4. Manfaat Activity Based Costing System ............................26

5. Tahap-tahap Pembebanan BOP Berdasarkan ABCS ..........27

6. Kondisi yang Diperlukan dalam Penerapan ABCS.............31

D. Cost Pool ...................................................................................33

E. Cost Driver ................................................................................34

F. Cost Pool Rate...........................................................................36

G. Pembebanan BOP dalam Lingkungan

Manufaktur Tradisional.............................................................36

H. Pembebanan BOP dalam Lingkungan Manufaktur Maju .........40

BAB III METODE PENELITIAN ...............................................................43

A. Jenis Penelitian ..........................................................................43

B. Tempat dan Waktu Penelitian....................................................43

C. Subyek dan Obyek Penelitian ....................................................44

D. Data yang Diperlukan dan Dicari ..............................................44

E. Teknik Pengumpulan Data.........................................................44

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

F..Teknik Analisis Data................................................................. 45

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN........................................ 50

A. Sejarah Berdirinya Perusahaan.................................................. 50

B. Lokasi Perusahaan ..................................................................... 51

C. Misi dan Visi Perusahaan .......................................................... 52

D. Struktur Organisasi .................................................................... 53

E. Personalia .................................................................................. 61

1. Jumlah Karyawan ................................................................ 61

2. Jam Kerja............................................................................. 61

3. Penggolongan/ Status Karyawan......................................... 62

4. Sistem Penggajian ............................................................... 63

5. Fasilitas Kerja ...................................................................... 63

F. Produksi ..................................................................................... 65

1. Hasil Produksi ..................................................................... 65

2. Proses Produksi ................................................................... 66

3. Bahan Baku Produksi .......................................................... 69

4. Alat-alat Produksi ................................................................ 70

G. Pemasaran.................................................................................. 71

1. Penentuan Harga.................................................................. 71

2. Daerah Pemasaran ............................................................... 71

3. Pemasaran Produk ............................................................... 72

H. Promosi...................................................................................... 73

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .................................... 76

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

BAB VI PENUTUP .......................................................................................116

A. Kesimpulan................................................................................116

B. Keterbatasan Penelitian ............................................................117

C. Saran..........................................................................................118

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................120

LAMPIRAN

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Daftar Jumlah Produksi Tahun 2003 ............................................. 77

Tabel 5.2 Prosentase Biaya Produksi Tahun 2003......................................... 77

Tabel 5.3 Daftar Penggunaan Bahan Baku Tahun 2003. ............................... 78

Tabel 5.4 Daftar Biaya Tenaga Kerja Langsung Tahun 2003. ...................... 79

Tabel 5.5 Daftar Biaya Tenaga Kerja Langsung per Produk

Tahun 2003. .............................................................................. 79

Tabel 5.6 Daftar Prime Cost Tahun 2003 ...................................................... 80

Tabel 5.7 Anggaran BOP Tahun 2003............................................................ 81

Tabel 5.8 Daftar Perhitungan BOP Tahun 2003 ............................................ 82

Tabel 5.9 Daftar Perhitungan Unit Cost Tahun 2003 .................................... 83

Tabel 5.9 Daftar Aktivitas Tahun 2003.......................................................... 87

Tabel 5.10 Daftar Aktivitas Tahun 2003 .................................................... 89

Tabel 5.11 Pengelompokan Aktivitas Berdasarkan Tingkat Proses

Tahun 2003 .............................................................................. 90

Tabel 5.12 Pengelompokan Aktivitas Berdasarkan Tingkat Aktivitas

Tahun 2003 . ............................................................................. 92

Tabel 5.13 Pembebanan Biaya-biaya pada Berbagai Aktivitas

Tahun 2003. .............................................................................. 95

Tabel 5.14 Jenis Aktivitas, Cost Driver, dan Activity Driver

Tahun 2003............................................................................... 96

Tabel 5.15 Pengelompokan Cost Pool yang Homogen Tahun 2003 .......... 100

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

Tabel 5.16 Pengelompokan Cost Pool Rate Homogen Tahun 2003. ..........102

Tabel 5.17 Perhitungan BOP per Unit Produk Kaos Dadung Dewasa

(All Size) Dengan Sistem ABC ................................................104

Tabel 5.18 Perhitungan BOP per Unit Produk Kaos Dadung Remaja

(All Size) Dengan Sistem ABC. ...............................................105

Tabel 5.19 Perhitungan BOP per Unit Produk Kaos Dadung Wanita

(All Size) Dengan Sistem ABC ................................................106

Tabel 5.20 Perhitungan BOP per Unit Produk Kaos Dadung Anak

(All Size) Dengan Sistem ABC. ...............................................107

Tabel 5.21 Perhitungan BOP per Unit Produk Kaos Be-Gaya

(All Size) Dengan Sistem ABC ................................................108

Tabel 5.22 Perhitungan BOP per Unit Produk Kaos d,Mo Olah Raga

(All Size) Dengan Sistem ABC ................................................109

Tabel 5.23 Daftar Perhitungan Unit Cost Dengan Activity Based

Costing System Tahun 2003. .....................................................110

Tabel 5.24 Perbandingan Selisih BOP Terhadap Produk Antara BOP

Berdasarkan Sistem PT.Mondrian Group Dengan BOP

Berdasarkan ABC System. ..........................................................111

Tabel 5.25 Perbandingan Selisih Perhitungan Unit Cost Antara

Perhitungan Unit Cost Berdasarkan sistem PT.Mondrian

Dengan Perhitungan Unit Cost Berdasarkan ABC System. .......112

xvii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi informasi saat ini membawa perusahaan pada

era globalisasi, dimana persaingan semakin ketat yang membuat pangsa pasar

semakin kecil dan laba perusahaan semakin menurun. Fenomena ini

mengakibatkan perusahaan mencari alternatif dalam membangun strategi baru

untuk memperbaiki serta meningkatkan posisi pasar.

Informasi yang semakin transparan menyebabkan konsumen mendapat

informasi secara lengkap mengenai produk-produk yang dihasilkan oleh

perusahaan. Konsumen mempunyai hak untuk memilih dan menentukan

produk mana yang akan dipilih sesuai selera dan dana yang dialokasikan.

Produk yang menjadi pilihan konsumen adalah produk yang bermutu, service

yang baik, tepat waktu dan harga yang murah. Hal ini menuntut perusahaan

agar terus-menerus melakukan perbaikan terhadap kegiatan-kegiatan dalam

menghasilkan produk atau jasa yang value added bagi konsumen. Seperti

diketahui bahwa dalam proses produksi ada dua kegiatan yang mempengaruhi,

yaitu kegiatan yang bernilai tambah (value added) dan kegiatan yang tidak

bernilai tambah (non-value added) bagi konsumen.

Teknologi yang berkembang telah mempengaruhi komposisi biaya

produk atau jasa. Penggunaan Komputer dan mesin-mesin akan menurunkan

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

2

biaya tenaga kerja langsung dan sebaliknya akan meningkatkan biaya

overhead pabrik. Pada sistem akuntasi biaya tradisional, biaya overhead

pabrik dialokasikan dengan dasar alokasi yang berkaitan dengan volume

produksi. Keadaan inilah yang kadang-kadang menimbulkan distorsi pada

proses produksi yang semakin kompleks, karena tidak semua biaya overhead

pabrik berhubungan langsung dengan volume produksi. Distorsi dalam

pengalokasian biaya produk akan semakin besar pada perusahaan yang

menghasilkan beraneka produk dan jasa. Produk yang beraneka ragam

diproduksi dengan beberapa fasilitas manufaktur yang sama. Dengan demikian

timbul masalah dalam pengalokasian sumber daya yang dikonsumsi masing-

masing produk. Distorsi dalam pembebanan biaya overhead pabrik ini akan

mengakibatkan harga pokok produk yang ditetapkan tidak akurat.

Meskipun keakuratan dalam menentukan biaya overhead pabrik sulit

ditentukan, manajer harus memperkirakan biaya overhead pabrik yang paling

tepat agar dapat memenangkan persaingan. Estimasi biaya terbaik terwujud

jika semua biaya dapat ditelusuri langsung ke produk. Hal ini dilakukan

dengan menggunakan alat ukur yang valid. Biaya bahan baku dan tenaga kerja

langsung merupakan biaya yang paling mudah ditelusuri ke produk, karena

biaya ini merupakan biaya variabel. Biaya overhead pabrik merupakan unsur

biaya produksi yang sulit ditelusuri ke produk.

ABC System merupakan suatu sistem yang memfokuskan pada

aktivitas yang timbul atau diperlukan untuk menghasilkan suatu produk. ABC

System bertujuan memperbaiki keakuratan biaya produk dan jasa dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

3

mengakui bahwa beberapa biaya lebih tepat dibebankan atas dasar non volume

produksi. Biaya aktivitas dibebankan kepada suatu produk berdasarkan pada

konsumsi produk atas aktivitas tersebut. Sehingga dapat juga dikatakan bahwa

ABC System dapat memperbaiki penghitungan harga pokok produk.

B. Rumusan Masalah

Apakah ada perbedaan antara biaya overhead pabrik (BOP) yang dibebankan

didalam penghitungan unit cost yang ditetapkan perusahaan saat ini dengan

biaya overhead pabrik (BOP) yang dibebankan didalam penghitungan unit

cost berdasarkan Activity Based Costing System ?

C. Batasan Masalah

Permasalahan dibatasi pada :

1. Proses pembuatan produksi didalam industri manufaktur terdiri dari empat

tahap utama : tahap desain dan pengembangan, tahap produksi, tahap

distribusi dan tahap pelayanan konsumen. Activity Based Costing System

dapat diterapkan pada semua tahap tersebut. Dalam penelitian ini, penulis

hanya membahas penghitungan unit cost pada tahap proses produksinya

saja.

2. Dalam Activity Based Costing System dibedakan menjadi dua yaitu :

aktivitas bernilai tambah (value added) dan aktivitas tidak bernilai tambah

(non value added). Dalam penelitian tidak dilakukan identifikasi aktivitas

yang bernilai tambah dan tidak bernilai tambah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

4

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui perbedaan unit cost setiap produk antara biaya overhead

pabrik (BOP) yang dibebankan didalam penghitungan unit cost yang

diterapkan PT.Mondrian dengan biaya overhead pabrik (BOP) yang

dibebankan didalam penghitungan unit cost berdasarkan Activity Based

Costing System.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi perusahaan

Sripsi ini dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada perusahaan

dalam mengambil keputusan untuk masa yang akan datang dan sebagai

dasar pertimbangan dalam penentuan penentuan harga pokok produk per

unit.

2. Bagi universitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi perpustakaan

USD, khususnya mengenai Penerapan Activity Based Costing Dalam

Penghitungan Unit Cost.

3. Bagi penulis

Sripsi ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman serta sebagai

sarana untuk menerapkan teori-teori yang penulis peroleh selama di

bangku kuliah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

5

F. Sistematika Penulisan

Bab I. Pendahuluan

Bab ini berisikan latar belakang masalah, batasan masalah, perumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II. Landasan Teori

Bab ini akan menguraikan secara jelas dan mendasar mengenai teori-teori

yang digunakan sebagai dasar dalam mengolah data-data perusahaan yang

dijadikan objek penelitian. Dalam bab ini akan menjelaskan teori-teori tentang

pemahaman dan manfaat akuntasi biaya dan akuntansi keuangan, biaya

produksi, biaya overhead pabrik, sistem perhitungan tradisional, Activity

Based Costing System (ABC).

Bab III. Metode Penelitian

Bab ini berisikan jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subyek dan

obyek penelitian, data yang dicari, teknik analisis data, dan teknik

pengumpulan data.

Bab IV. Gambaran Umum Perusahaan

Bab ini mengemukakan gambaran umum perusahaan, yang meliputi riwayat

singkat perusahaan, misi dan visi perusahaan, lokasi perusahaan, struktur

organisasi, manajemen & pengawasan, sumber daya manusia, jenis produk

yang dihasilkan, bahan baku, proses produksi, serta daerah pemasaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

6

Bab V. Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini memuat data, penganalisisan data, dan pembahasan.

Bab VI. Penutup

Bab ini memuat kesimpulan dari hasil analisis data dan saran yang diusulkan

penulis kepada perusahaan sehubungan dengan obyek penelitian dan

keterbatasan penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep dan Terminologi Biaya

Hansen dan Mowen, (2000: 38) berpendapat bahwa biaya (cost)

adalah “kas atau ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan

barang atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat saat ini atau masa

yang akan datang. Sedangkan beban (expense) adalah biaya yang telah

digunakan untuk memperoleh pendapatan. Beban adalah biaya yang sudah

kadaluarsa”.

1. Konsep Biaya

Menurut Sugiri (1994: 21-25), terdapat tujuh klasifikasi dari

pengelompokan biaya yaitu :

1) Klasifikasi berdasarkan fungsi pokok perusahaan

a. Biaya produksi

Adalah biaya–biaya yang diperlukan untuk memperoleh bahan

baku (mentah) dari pemasok dan mengubahnya menjadi produk

selasai yang siap dijual. Elemen biaya produksi terdiri atas

biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya

overhead pabrik.

7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

8

b. Biaya penjualan

Biaya yang dikeluarkan untuk memasarkan produk selesai,

termasuk biaya iklan, biaya gaji para pramuniaga, biaya angkut

barang-barang yang dijual, dan gaji menejer pemasaran.

c. Biaya administrasi

Adalah biaya yang diperlukan untuk administrasi secara umum,

seperti gaji eksekutif, biaya penyelengarakan akuntansi, gaji

pegawai bagian administrasi, dan biaya bahan habis pakai.

2) Klasifikasi berdasarkan periode mempertemukan dengan

pendapatan:

a. Biaya produk

Adalah biaya–biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh atau

memperoduksi barang/produk.

b. Biaya periode

Adalah biaya yang diindentifikasi dengan interval waktu

tertentu karena tidak diperlakukan untuk memperoleh

barang/produk akan dijual.

3) Klasifikasi biaya berdasarkan dapat ditelusurinya ke obyek biaya:

a. Biaya langsung (direct cost)

Adalah biaya yang dapat ditelusuri atau diidentifikasi ke suatu

obyek biaya tertentu karena hanya dikeluarkan untuk manfaat

obyek biaya itu sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

9

b. Biaya tidak langsung ( indirect cost)

Adalah biaya yang dikerluarkan untuk lebih dari satu obyek

biaya dan tidak dapat ditelusuri kesalahsatu obyek biaya

tertentu. Karena biaya ini bersifat umum dan disebut common

cost.

4) Klasifikasi biaya berdasarkan hubungannya dengan perubahan

volume kegiatan:

a. Biaya tetap

Adalah biaya yang jumlah totalnya tetap, tidak berubah untuk

suatu periode tertentu.

b. Biaya variabel

Adalah biaya yang jumlah totalnya bervariasi secara

proposional dengan variasi volume kegiatan, tetapi jumlah per

unitnya tetap sama.

5) Klasifikasi biaya berdasarkan kemampuan manajer untuk

mengendalikan:

a. Biaya terkendali

Adalah biaya yang secara signifikan dapat dipengaruhi dan

dikendalikan oleh manajer tertentu pada periode tertentu.

b. Biaya tak terkendali

Adalah biaya yang secara signifikan tidak dapat dipengaruhi

dan dikendalikan oleh manager tertentu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

10

6) Klasifikasi biaya berdasarkan pengendalian keputusan:

a. Biaya relevan

Adalah biaya yang akan terjadi di masa mendatang dan berbeda

diantara pelbagai alternatif keputusan.

b. Biaya tak relevan

Adalah biaya yang tidak memenuhi salah satu atau kedua-

duanya dari kriteria biaya relevan.

c. Biaya terhindarkan

Adalah biaya yang dapat dihindarkan jika suatu alternatif

keputusan diambil.

7) Klasifikasi biaya berdasarkan dampak keputusan terhadap kas

keluar:

a. Sunk cost

Adalah biaya yang telah dikeluarkan dan yang tidak dapat

diubah oleh keputusan sekarang atau masa yang akan datang.

b. Biaya tunai (out-of pocket cost)

Adalah biaya yang membutuhkan pengeluaran kas dimasa

mendatang akibat keputusan sekarang atau keputusan yang

akan datang.

2. Penelusuran Biaya

Hubungan antara biaya dan obyek biaya dapat dimanfaatkan

untuk membantu meningkatkan keakuratan pembebanan biaya. Mudah

ditelusuri berarti bahwa biaya-biaya dapat dibebankan dengan cara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

11

ekonomis dan secara akurat dapat ditelusuri berarti bahwa biaya

dibebankan dengan menggunakan hubungan penyebab. Dapat

ditelusuri adalah kemampuan untuk membebankan biaya secara

langsung pada obyek biaya dengan cara ekonomis sebagai sarana

hubungan penyebab.

Menurut Hansen dan Mowen (2000: 38-43), terdapat tiga

metode dalam penelusuran biaya yaitu :

1) Penelusuran langsung

Adalah suatu proses mengidentifikasi dan pembebanan biaya yang

berkaitan secara khusus dan secara fisik dengan obyek biaya.

2) Penelusuran penggerak/ pendorong

Adalah penggunan pendorong untuk membebankan biaya ke

obyek biaya.

3) Pembebanan biaya tidak langsung/alokasi

Karena tidak terdapat hubungan kausal, pengalokasian biaya pada

metode ini didasarkan pada kemudahan atau beberapa asumsi yang

berhubungan.

B. Sistem Akuntansi Biaya Tradisional.

Akuntansi biaya pada awalnya didefinisikan sebagai perhitungan

harga pokok persediaan yang disajikan dalam neraca laporan harga pokok

produk jadi dalam laporan rugi laba. Pandangan ini membatasi luas

jangkauan informasi yang dibutuhkan oleh manajemen dalam pengambilan

keputusan, tak lebih sebagi data product cost yang memenuhi kebutuhan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

12

pelaporan kepada pihak luar. Definisi yang sempit sebagaimana

dikemukakan diatas kini tidak sesuai lagi dan jelas bukan merupakan

deskripsi yang tepat mengenai kegunaan informasi akuntansi biaya.

Akuntansi biaya menyediakan alat yang dibutuhkan oleh manajemen

dalam perencanaan dan pengawasan aktivitas, peningkatan kualitas dan

efisiensi, serta penyusunan keputusan-keputusan rutin dan srategis (Carter

dkk, 2002: 8-9).

1. Penentuan Harga Pokok Produk dengan Sistem Akuntansi Biaya

Tradisional.

Dalam sistem akuntansi biaya tradisional, biaya-biaya dicatat,

dikumpulkan dan dikendalikan menurut elemen-elemennya yang ada

dalam pusat pertanggungjawaban. Biaya-biaya produksi ditentukan

menurut banyaknya sumberdaya yang dikonsumsi disetiap pusat biaya.

Dengan cara ini biaya-biaya produksi ditentukan menurut jumlah

sumber daya yang dikonsumsi oleh setiap pusat biaya. Selanjutnya

dengan perbedaan karakteristik prosers-proses produksi,

dikembangkan cara pencatatan, pengklasifikasian, dan penyajian biaya

yang berbeda. Pengembangan tersebut sesuai dengan proses yang

dilakukan.

Menurut Sugiri (1994: 22), Biaya produksi pada perusahaan

manufaktur terdiri atas elemen-elemen biaya sebagai berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

13

a. Bahan baku

Bahan baku adalah bahan yang digunakan untuk membuat produk

selesai. Bahan baku dapat diidentifikasi ke produk dan merupakan

bagian integral dari produk tersebut, sebagai contoh adalah kayu

yang digunakan untuk membuat daun pintu dan jendela, kertas

yang digunakan untuk membuat buku. Bahan baku disebut juga

bahan langsung, untuk membedakannya dari bahan lain yang

nilainya lebih rendah.

b. Tenaga kerja langsung

Tenaga kerja langsung adalah tenaga yang langsung menangani

proses produksi. Pembuat daun pintu dan jendela, operator mesin

foto copy, penjahit dan tukang las, serta tukang batu adalah contoh

tenaga kerja langsung. Mereka menangani langsung proses

produksi dan karenanya dapat diidentifikasi ke produk. Gaji atau

upah tenaga kerja langsung merupakan elemen biaya produksi.

c. Overhead pabrik

Overhead pabrik adalah biaya–biaya selain bahan baku dan tenaga

kerja langsung yang diperlukan untuk memproduksi barang disebut

biaya overhead pabrik (factory overhead atau manufacturing

overhead atau factory burdent). Hubungan biaya overhead terhadap

produk adalah hubungan tak langsung.

Penggolongan BOP menurut Muhadi (2001: 61-62) menyatakan

bahwa terdapat beberapa cara penggolongan biaya overhead

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

14

pabrik. Penggolongan tersebut diantaranya: penggolongan biaya

menurut sifatnya merupakan biaya produksi selain biaya bahan

baku dan biaya tenaga kerja langsung. Yang termasuk dalam BOP

adalah:

1) Biaya bahan penolong

Bahan yang tidak menjadi bagian produk jadi atau bahan yang

meskipun menjadi bagian produk jadi tetapi nilainya relatif

kecil bila dibandingkan dengan harga pokok produksinya.

2) Biaya reparasi dan pemeliharaan

Biaya suku cadang (spareparts), biaya bahan habis pakai

(factrory supplies) dan harga perolehan jasa dari luar

perusahaan untuk keperluan perbaikan dan pemeliharaan

emplesemen, mesin, kendaraan, dan aktiva tetap lainnya.

3) Biaya tenaga kerja tidak langsung

Tenaga kerja pabrik yang upahnya tidak dihitung secara

lansung kepada produk atau pesanan tertentu. Berupa upah,

tunjungan, biaya kesejahteraan.

4) Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva

tetap. Biaya-biaya depresiasi mesin dan equipment, alat kerja

dan aktiva tetap lainnya.

5) Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu

Biaya asuransi mesin dan equipment, asuransi kendaraan,

kecelakaan kerja dan biaya amortisasi kerugian trial-run.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

15

6) Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan

pengeluaran uang tunai. Yang termasuk didalamnya adalah

biaya reparasi yang diserahkan kepada pihak luar perusahaan,

biaya listrik PLN.

Menurut Hansen dan Mowen (2000: 314-315) terdapat dua

metode dalam mengalokasi biaya overhead pabrik yaitu:

a. Tarif pabrik

Untuk tarif pabrik, biaya overhead pabrik terlebih dahulu

diakumulasikan pada satu kelompok pabrik yang besar (tahap

pertama pembebanan biaya). Biaya overhead dibebankan pada

kelompok biaya hanya dengan menambahkan semua biaya

overhead yang diidentifikasi pada jurnal umum. Karena semua

biaya overhead merupakan biaya pabrik, pembebanan pada

kelompok biaya dilakukan dengan keakuratan tinggi. Pada tahap

pertama, obyek biaya adalah pabrik dan penelusuran langsung

dapat digunakan untuk membebankan biaya tersebut dibebankan

pada kegiatan makro yang sangat luas: produksi. Sekali biaya

diakumulasikan pada kelompok biaya ini, kita dapat mengitung

untuk tarif pabrik, biaya overhead terlebih dahulu diakumulasikan

tarif pabrik dengan menggunakan pendorong tunggal, yang

umumnya adalah jam tenaga kerja langsung. Produk diasumsikan

mengkonsumsi sumber daya overhead sebanding dengan

penggunaan jam tenaga kerja langsung. Karenanya, pada tahap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

16

kedua, biaya overhead dibebankan pada produk dengan

mengalihkan tarif dengan jam tenaga kerja langsung sesungguhnya

yang digunakan oleh tiap produk.

Bagan II.I

Pembebanan BOP Berdasarkan Tarif Pabrik

Penelusuran langsung

Biaya overhead

Pendorong berdasarkan unit

Kelompok di seluruh pabrik

Sumber: Hansen dan Mowen (2000: 315)

Produk

b. Tarif departemen

Untuk tarif departemen, biaya overhead dibebankan pada masing-

masing departemen produksi, menciptakan kelompok biaya

overhead departemen. Pada tahap pertama, departemen merupakan

obyek biaya dan biaya overhead dibebankan dengan menggunakan

penelusuran langsung, penelusuran pendorong dan alokasi.

Meskipun usaha dilakukan untuk membebankan biaya eksternal

dengan menggunakan faktor penyebab (penelusuran pendorong),

beberapa biaya overhead dibebankan menggunakan hubungan

asumsi (alokasi). Sekali biaya dibebankan pada masing-masing

departemen produksi, kemudian pendorong berdasarkan kegiatan

seperti jam tenaga kerja langsung (untuk departemen padat tenaga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

17

kerja) dan jam mesin (untuk departemen padat mesin) digunakan

untuk menghitung tarif departemen. Produk yang melalui

departemen tersebut diasumsikan mengkonsumsi biaya overhead

sebanding dengan pendorong departemen berdasarkan unit. Pada

tahap kedua, overhead dibebankan pada produk dengan

mengalikan tarif departemen dengan jumlah pendorong yang

digunakan pada masing-masing departemen. Seluruh overhead

yang dibebankan pada produk hanya merupakan penjumlahan dari

jumlah yang diterima dari masing-masing departemen.

Bagan II.2

Pembebanan BOP Berdasarkan Tarif Departemen

Penelusuran langsung penelusuran pendorong alokasi

Biaya overhead

Kelompok

departemen B Kelompok

departemen A

Pendorong berdasarkan unit Pendorong berdasarkan unit

Sumber: Hansen dan Mowen (2000: 315)

Produk Produk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

18

Menurut Mulyadi (1993: 213), Ada beberapa macam dasar yang

dapat dipakai untuk membebankan biaya overhead pabrik kepada

produk diantaranya adalah :

a. Satuan produk

b. Biaya bahan baku

c. Biaya tenaga kerja langsung

d. Jam kerja langsung

e. Jam mesin

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih dasar

pembebanan biaya overhead pabrik adalah:

a. Harus mempertahankan jenis biaya overhead pabrik yang dominan

jumlahnya dalam departemen produksi.

b. Harus diperhatikan sifat-sifat biaya overhead pabrik yang dominan

tersebut dan eratnya sifat-sifat tersebut dengan dasar pembebanan

yang akan dipakai.

2. Kelemahan Sistem Akuntansi Biaya Tradisional

Melihat keadaan pabrik pada masa kini, menurut Cooper dkk

(1991: 82-83), akuntansi biaya tradisional memiliki kelemahan sebagai

berikut :

a. Akuntansi biaya tradisional membebankan biaya overhead pabrik

kepada produk atas dasar kuantitas yang diproduksi. Metode

pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk atas dasar

kuantitas disebut unit-based system. Dalam unit–based system,

biaya overhead pabrik dianggap proposional dengan jumlah unit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

19

produk berdasarkan jam tenaga kerja langsung, jam mesin, biaya

bahan baku, yang dikonsumsi untuk menghasilkan suatu produk.

Pembebanan biaya overhead pabrik atas dasar jam tenaga kerja

langsung akan menghasilkan informasi biaya produk yang

mengandung distrosi yang berakibat pada ketidakakuratan

pembebanan biaya ke produk per unit. Jika harga satuan atau

kuantitas yang digunakan oleh sumber daya tidak distribusikan

secara akurat ke pusat-pusat biaya dari produk, maka ada

kemungkinan terjadinya distrosi harga dan kuantitas.

Akuntansi biaya tradisional membebankan biaya overhead pabrik

kepada produk melalui dua tahap. Tahap pertama, biaya overhead

pabrik dikumpulkan dalam pusat biaya, baik departemen produksi

maupun departemen pembantu. Tahap kedua, biaya overhead

pabrik yang telah melalui agregasi tahap pertama, dibebankan ke

produk atas dasar jam tenaga kerja langsung dan jam mesin.

Pembebanan overhead yang berdasarkan jam tenaga kerja langsung

dan jam mesin disebut sebagai pembebanan overhead berdasarkan

tarif tunggal. Biaya overhead yang dibebankan secara agregasi ini

menimbulkan distorsi harga (price distorsi) terjadi apabila dasar

alokasi kuantitas (quantity distorsi) terjadi apabila dasar alokasi

biaya tidak sesuai dengan sumber daya yang dikonsumsi oleh

produk. Penyebab distorsi antara lain:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

20

1) Beberapa biaya yang dialokasikan ke produk yang tidak ada

hubungannya dengan terjadinya biaya tersebut seperti biaya

research dan development.

2) Penghapuskan biaya yang berhubungan dengan produk yang

sedang diproduksi, seperti biaya penjualan, biaya administrasi

dan umum.

3) Alokasi yang tidak akurat dapat disebabkan karena distorsi

kuantitas.

4) Distorsi yang terjadi karena pengalokasian biaya umum dan

biaya bersama ke produk. Biaya umum adalah biaya dari

sumber yang bias dipisahkan, yang dikeluarkan untuk

menghasilkan lebih dari satu macam produk. Biaya bersama

adalah biaya yang muncul kalau suatu proses produksi

diperlukan untuk menghasilkan lebih dari satu produk.

b. Hanya menggunakan jam tenaga kerja langsung atau jam kerja

mesin sebagai dasar untuk mengalokasikan biaya overhead pabrik

dari pusat biaya pada produk dan jasa. Sistem ini telah

dikembangkan ketika jumlah biaya tenaga kerja langsung masih

memiliki proposi yang besar dari total biaya produk.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

21

C. Konsep Dasar Activity Based Costing System.

1. Latar Belakang Timbulnya Activity Based Costing System.

Activity Based Costing (ABC) System timbul sebagai akibat dari

kebutuhan manajemen akan informasi akuntansi biaya yang mampu

merefleksikan konsumsi sumberdaya dalam berbagai kegiatan untuk

menghasilkan produk.

Menurut Mulyadi (1993: 15), kebutuhan informasi biaya tersebut

didorong oleh lima penyebab, yaitu:

1) Persaingan global yang memaksa manajemen perusahaan mencari

berbagai alternatif pembuatan produk yang cost effective

manajemen harus dapat mengidentifikasi non-value added

activities dalam pembuatan produk dan menggunakan berbagai

management system untuk menghilangkan non-value added

activities.

2) Penggunaan teknologi maju dalam pembuatan produk (advanced

manufacturing technology) menyebabkan proporsi biaya Overhead

pabrik dalam produk menjadi jauh lebih tinggi dibanding dengan

biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya Overhead

dalam perusahaan yang berteknologi maju sebagian besar biaya

overhead adalah sunk cost seperti biaya deprisiasi dan equipment,

amortisasi biaya penyusunan program komputer.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

22

3) Untuk memenangkan persaingan, perusahaan harus menerapkan

driven strategi yang senantiasa harus secara terus menerus

melakukan perbaikan dalam pembuatan produk.

4) Market driven strategi menuntut manajemen perusahaan

manufaktur untuk inovatif, seperti produk life cycle menjadi

semakin pendek.

5) Pemanfaatan teknologi komputer dalam pengolahan data akuntansi

memungkinkan dilakukannya pengolahan berbagai informasi biaya

yang sebelumnya tidak terbayangkan pada waktu menggunakan

manual sistem, maupun bookeping-machine system.

2. Pengertian Activity Based Costing System.

Menurut Brimson (1991: 47), pengertian akuntansi aktivitas

adalah sebagai berikut :

“…is a process of accumulating and tracing cost and performance data a firm’s activities and providing feed back of actual result against the planned cost initiate action where required”.

Menurut Cooper dkk (1992: 266), Activity Based Costing

System memiliki pengerian-pengertian sebagai berikut :

“…is an exiting approach to product costing. It provides cost system desingners with new ways to cost product, focus managerial attention and modify behavior”.

Menurut Horgren dkk (1999: 166), Based Accounting (ABA)

atau Activity Based Costing adalah:

”…is a system that first accumulates cost overhead for each of activities to the product, service, or other cost object that causes that activity”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

23

Menurut Supriyono (1994: 230), Activity Based Costing adalah :

“sistem yang terdiri dari dua tahap yaitu pertama melacak biaya pada berbagai aktivitas dan kemudian ke berbagai produk. Tahap kedua meliputi pelacakan biaya ke berbagai produk”.

3. Asumsi Activity Based Costing System

Menurut Mulyadi (1993: 11), Ada dua pengertian dasar dalam sistem

ABC yaitu :

a. Aktivitas menimbulkan biaya

Activity based costing system berangkat dari anggapan bahwa

sumber daya pembantu atau sumber daya secara tidak langsung

menyediakan kemampuan untuk melaksanakan aktivitas bukan

sekedar menyebabkan timbulnya biaya yang harus dialokasikan.

Permintaan konsumen terhadap produk yang dihasilkan

menyebabkan perusahaan melaksanakan aktivitas produk yang

menghasilkan produk tersebut. Aktivitas yang dilaksanakan oleh

perusahaan ini menyerap sumber-sumber perusahaan. Oleh karena

itu produk harus dibebankan biaya dari sumber-sumber perusahaan

sesuai dengan aktivitas yang diserap oleh produk tersebut.

b. Produk dan pelanggan menyebabkan timbulnya permintaan atas

aktivitas.

Untuk membuat produk diperlukan berbagai aktivitas, dan setiap

kegiatan memerlukan sumber daya untuk pelaksanaan aktivitas

tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

24

Bagan II.3

Dua Anggapan yang Melandasi ABC System Tersebut Membentuk

Konsep Dasar ABC System

Value added and Non value added activities

Produk Aktivitas Sumber Daya

Sumber : Mulyadi (2000: 383)

Karena perusahaan ingin memenuhi kebutuhan konsumen, maka

perusahaan melakukan aktivitas guna menghasilkan produk atau

jasa dan proses produksi membutuhkan sumber daya perusahaan.

Penentuan biaya produk harus sesuai dengan sumber daya yang

diserapkan aktivitas yang dilaksanakan guna menghasilkan produk.

Dengan konsep dasar ABC system tersebut, biaya yang merupakan

konsumsi sumber daya (seperti bahan baku, sumber daya manusia,

teknologi, modal) dihubungkan dengan aktivitas yang

mengkonsumsi sumber daya tersebut. Dengan demikian, hanya

dengan mengelola aktivitas untuk menghasilkan produk dan jasa,

manajemen akan mampu membawa perusahaan unggul dalam

jangka panjang didalam persaingan. Untuk mampu mengelola

aktivitas perusahaan, manajemen memerlukan informasi biaya

yang mencerminkan konsumsi sumber daya dalam berbagai

aktivitas perusahaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

25

4. Manfaat Activity Based Costing System.

Manfaat dari Activity Based Costing System menurut Cooper

dkk (1991: 276-279), yaitu:

1) Memperbaiki mutu pengambilan keputusan.

2) Memungkinkan manajemen melakukan perbaikan terus menerus

terhadap kegiatan untuk mengurangi biaya overhead.

3) Memberikan kemudahan dalam penentuan biaya relevan.

Menurut Supriyono (1994: 713-715), penerapan sistem

akuntansi biaya mempunyai empat keterbatasan atau hambatan yaitu:

1) Sistem penentuan harga pokok berdasarkan aktivitas mensyaratkan

bahwa perusahaan memproduksi berbagai macam produk dan

berada didalam suatu.

2) Sistem penentuan harga pokok berdasarkan aktivitas lebih

menekankan pada permasalahan alokasi atau pembebanan biaya-

biaya, ternyata tidak menjelaskan bagaimanakah portofolio atau

komposisi produk paling optimal.

3) Secara konseptual, penentuan harga pokok berdasarkan aktivitas

mempunyai kelemahan sebagai berikut :

a. Beberapa biaya masih dialokasikan secara arbriter.

b. Dalam penentuan harga pokok produk masih terdapat

penggunaan periode waktu secara arbriter.

c. Penentuan harga pokok berdasarkan aktivitas untuk biaya-biaya

pemanufakturan mengabaikan beberapa biaya yang dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

26

diidentifikasikan terhadap produk tertentu dan analisa harga

pokok produk.

4) Sistem penentuan harga pokok produk berdasarkan aktivitas tidak

dapat menunjukkan biaya-biaya yang dapat dihindarkan jika suatu

produk, jasa atau segmen organisasi tertentu dieliminasi.

5. Tahap-tahap Pembebanan BOP Berdasarkan Activity Based

Costing System.

a. Prosedur tahap pertama (Hansen dan Mowen, 2000: 328-337) :

1) Identifikasi berbagai aktivitas

Aktivitas adalah kombinasi manusia, teknologi, bahan mentah,

metode dan lingkungan yang memproduksi barang atau jasa

tertentu.

Fokus dari perhitungan biaya berdasarkan kegiatan adalah

kegiatan. Jadi, mengidentifikasi kegiatan haruslah merupakan

langkah pertama dalam mendesain suatu sistem perhitungan

biaya berdasarkan kegiatan. Identifikasi kegiatan memerlukan

mengamati dan membuat daftar pekerjaan yang dilakukan di

dalam organisasi.

2) Pengelompokan berbagai aktivitas

Setelah berbagai aktivitas diidentifikasi maka langkah

selanjutnya adalah mengelompokkan berbagai aktivitas yang

ada dalam perusahaan ke dalam 2 klasifikasi:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

27

a) Klasifikasi proses

Suatu proses didefinisikan sebagai suatu seri kegiatan yang

saling terkait untuk melakukan suatu tujuan. Perhitungan

biaya proses pada proses manufaktur dengan cara-cara

membebani biaya ke produk-produk yang melewati proses

produksi tertentu. Namun, konsep proses jauh lebih luas

dari produksi.

b) Klasifikasi tingkat kegiatan

Aktivitas-aktivitas dikelompokkan ke dalam empat kategori

aktivitas (Supriyono, 1994: 237-239) yaitu:

(1) Aktivitas tingkat unit ( unit-level activities)

Aktivitas tingkat unit adalah aktivitas yang dikerjakan

setiap satu unit produk diproduksi. Besar kecilnya

aktivitas ini dipengaruhi oleh jumlah unit produk yang

diproduksi. Sebagai contoh tenaga kerja langsung, jam

mesin, dan jam listrik digunakan setiap satu unit produk

dihasilkan.

(2) Aktivitas tingkat batch ( batch level activities)

Aktivitas tingkat batch adalah aktivitas yang dikerjakan

setiap kali satu batch produk diproduksi. Besar kecilnya

aktivitas dipengaruhi oleh jumlah batch produk yang

diproduksi. Contoh aktivitas yang termasuk dalam

kelompok ini adalah aktivitas setup, aktivitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

28

penjadwalan produksi, aktivitas pengelolaan bahan

(gerak bahan dan order pembelian), aktivitas inspeksi.

(3) Aktivitas tingkat produk (product level activities)

Aktivitas tingkat produk atau penopang produk adalah

aktivitas yang dikerjakan untuk mendukung berbagai

produk yang diproduksi oleh perusahaan. Aktivitas ini

mengkonsumsi masukan untuk mengembangkan produk

atau memungkinkan produk diproduksi dan dijual.

Aktivitas ini dapat dilacak pada produk secara

individual, namun sumber-sumber yang dikonsumsi

oleh aktivitas tersebut tidak dipengaruhi oleh jumlah

produk atau batch produk yang diproduksi. Contoh nya

aktivitas penelitian dan pengembangan produk,

perekayasaan proses, spesifikasi produk, perubahan

perekayasaan, dan peningkatan produk.

(4) Aktivitas tingkat fasilitas (facillity level activities)

Aktivitas tingkat fasilitas adalah aktivitas yang

dikerjakan untuk menopang proses pemanufakturan

secara umum yang dilakukan untuk menyediakan

fasilitas dalam memproduksi produk. Besar kecilnya

aktivitas ini tidak dipengaruhi oleh jumlah produk atau

bauran produk yang diproduksi. Aktivitas ini

bermanfaat secara bersamaan oleh berbagai jenis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

29

produk yang yang berbeda. Contoh aktivitas ini

mencakupkan misalnya pemeliharaan bangunan,

keamanan, pertamanan, penerangan pabrik, kebersihan

serta depresiasi pabrik.

3) Penentuan kelompok-kelompok biaya (cost pool) yang

homogen.

Kelompok biaya yang homogen adalah sekumpulan biaya

overhead yang dihubungkan secara logis dengan tugas-tugas

yang dilaksanakan dan berbagai macam biaya tersebut dapat

diterangkan oleh cost driver yang homogen. Agar dapat

dimasukkan dalam suatu kelompok biaya yang homogen.

Aktivitas-aktivitas overhead harus dihubungkan secara logis

dan rasio konsumsi yang sama untuk semua produk

4) Penentuan tarif kelompok (cost pool rate)

Tarif kelompok adalah tarif biaya per unit dari penggerak aktivitas

(cost driver) yang dihitung dengan cara membagi biaya kelompok

dengan kapasitas praktis penggerak aktivitas.

Taksiran total biaya pada cost pool Cost pool rate = Taksiran cost drive b. Prosedur tahap kedua

Dalam tahap kedua, biaya-biaya aktivitas dibebankan keproduk

berdasarkan konsumsi atau permintaan aktivitas oleh masing-

masing produk. Jadi dalam tahap ini, biaya-biaya tiap kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

30

dan ukuran besarnya sumber daya yang yang dikonsumsi oleh

setiap produk dengan perhitungan sebagai berikut:

Overhead pabrik yang dibebankan =

Tarif kelompok x unit penggerak yang dikonsumsi oleh produk

6. Kondisi yang Diperlukan dalam Penerapan Activity Based Costing

System.

Dua hal yang mendasar menurut Supriyono (1994: 247-250),

yang harus dipenuhi sebelum kemungkinan penerapan Activity Based

Costing System, yaitu :

1) Biaya-biaya berdasar non-unit harus merupakan presentase

signifikan dari biaya Overhead. Jika biaya-biaya ini jumlahnya

kecil, maka sama sekali tidak ada masalah dalam pengalokasian

pada tiap produk.

2) Rasio-rasio konsumsi antara aktivitas-aktivitas berdasar unit dan

aktivitas berdasar non-unit harus berbeda. Jika berbagai produk

menggunakan semua aktivitas Overhead dengan rasio yang kira-

kira sama, maka tidak masalah jika cost driver berdasarkan unit

digunakan untuk mengalokasikan semua biaya overhead pada

setiap produk.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

31

Syarat Activity Based Costing System menurut Cooper dkk

(1991: 372), yaitu :

1) Diversifikasi produk tinggi.

Dengan adanya tingkat diversitas produk yang tinggi maka akan

menimbulkan masalah untuk mengalokasikan atau membebankan

biaya pada beberapa produk yang menggunakan fasilitas yang

sama.

2) Perusahaan menghadapi persaingan yang ketat.

Perusahaan yang berada pada wilayah persaingan yang ketat akan

berusaha untuk mendapatkan informasi mengenai harga pokok

yang akurat agar dapat mendukung pangambilan keputusan.

3) Biaya-biaya pengukuran untuk menghasilkan informasi biaya

produk rendah.

Activity Based Costing System menawarkan suatu metode

pembebanan biaya yang lebih akurat yang pada akhirnya dapat

mempengaruhi peningkatan laba, hal ini berarti biaya yang akan

dikeluarkan untuk perencanaan dan pengoperasian sistem ini lebih

rendah dari pada manfaat yang akan diperoleh dari penerapan

sistem ini.

4) Biaya-biaya berdasarkan non unit merupakan prosentase yang

signifikan dari biaya Overhead.

Perusahaan yang mempunyai biaya non unit yang prosentasenya

signifikan dari biaya Overhead akan menghasilkan informasi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

32

secara signifikan tidak tepat jika perusahaan tersebut melakukan

pembebanan berdasarkan unit

D. Cost Pool

Cost pool adalah kelompok biaya yang disebabkan oleh aktivitas

yang sama dengan satu dasar pembebanan (cost driver). Cost pool berisi

aktivitas yang biayanya memiliki hubungan yang kuat (korelasi positif)

antara cost driver dengan biaya aktivitas. Tiap-tiap cost pool menampung

biaya-biaya dari transaksi-transaksi yang homogen. Kelompok biaya yang

homogen (homogeneous cost pool) adalah sekumpulan biaya overhead

yang dihubungkan secara logis dengan tugas-tugas yang dialokasikan dan

berbagai macam biaya tersebut dapat diterangkan oleh cost driver tunggal.

Jadi agar dapat dimasukkan kedalam suatu kelompok biaya yang

homogen, aktivitas-aktivitas overhead harus dihubungkan secara logis dan

mempunyai rasio konsumsi yang sama untuk semua produk (Hansen dan

Mowen, 1997: 310). Semakin banyak aktivitas dalam suatu aktivitas,

menyebabkan semakin bertambahnya biaya dalam cost pool. Semakin

tinggi tingkat kesamaan aktivitas yang dilaksanakan dalam perusahaan

semakin sedikit cost pool yang dibutuhkan untuk membebankan biaya-

biaya tersebut. Langkah–langkah dalam menentukan atau perhitungan pool

rate adalah :

1. Penggolongan berbagai aktivitas dalam perusahaan.

2. Pengalokasian berbagai biaya dengan berbagai aktivitas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

33

3. Penetuan kelompok biaya yang homogen.

4. Penentuan tarif kelompok

5. Penetuan tarif biaya overhead pabrik per unit

E. Cost Driver

Cost driver adalah suatu faktor yang kejadiannya menimbulkan

biaya. Faktor tersebut merupakan penyebab utama dari tingkat aktivitas

(Wijaya, 1992: 91). ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan

cost driver yaitu (Supriyono, 1994: 245-246):

1. Biaya pengukuran

Dalam activity based costing, cost driver dapat dipilih bdan digunakan

jika memungkinkan, pemilihan cost driver dapat memanfaatkan

informasi yang tersedia. Apabila informasi pada sistem akuntansi biaya

yang sebelumnya belum tersedia, maka informasi tersebut harus

dihasilkan agar dapat dimanfaatkan untuk pemilihan cost driver.

2. Pengukuran tidak langsung dengan tingkat korelasi

Cost driver yang secara tidak langsung mengukur konsumsi aktivitas,

biasanya mengukur jumlah transaksi yang dihubungkan dengan

aktivitas tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

34

Table 11.1

Cost Driver Potensial

Pengatur peralatan jumlah pengaturan Memindahkan bahan baku jumlah perpindahan Memesan bahan baku jumlah pesanan pembelian dilakukan Mengebor jumlah jam mesin jumlah jam mesin Mendesain ulang produk jumlah pesanan perekayasaan Membayar tagihan jumlah faktur Memeriksa barang jadi jumlah bacth yang diproduksi Memelihara peralatan jumlah jam pemeliharaan Menyediakan daya jumlah jam kilowatt Mengemas produk jumlah kotak Merencanakan produksi jumlah produk yang berbeda Sumber : Hansen dan Mowen (2000: 43)

Pengidentifikasian cost driver merupakan komponen dalam

pengendalian biaya yang tidak bernilai tambah. Kinerja individual

dipengaruhi kemampuannya untuk mengendalikan biaya yang tidak

bernilai tambah maka pemilihan cost driver dan bagaiman cost driver

tersebut digunakan dapat mempengaruhi perilaku para individu.

Apabila pengidentifikasian Cost Driver ditujukan untuk menmgurangi

jumlah bahan atau komponen yang diproses oleh perusahaan, maka

perlu penyederhanan aktvitas bahan dan pemilihan pemasok. Jika

biaya dibebankan pada produk berdasarkan pada jumlah komponen

dalam produksi maka harus diciptakan intensif untuk mengurangi

jumlah komponen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

35

F. Cost Pool Rate

Untuk mebebankan biaya pada setiap cost pool digunakan tarif

tertentu yang disebut cost pool rate. Untuk menghitung cost pool rate

digunakan rumus sebagai berikut:

Taksiran total biaya pada cost pool Cost pool rate =

Taksiran cost driver

Cost Pool Taksiran Cost Driver Taksiran Tarif BOP

Aktivitas biaya

(1) (2) (3) (4) (5)=(2):(4)

set-up mesin Rp.4000.000 jlh set-up 100 Rp 40.000

Apabila suatu produk menyerapkan 5 kali set-up, maka biaya overhead

pabrik yang dibebankan:

Tarif BOP yang dibebankan = Tarif BOP x jumlah aktivitas yang diserap :

= Rp 40.000 x 5

= Rp 200.000

G. Pembebanan BOP dalam Lingkungan Manufaktur Tradisional.

Untuk lebih memahami pembebanan BOP dengan menggunakan

sistem akuntansi tradisional dapat dilihat melalui contoh kasus dibawah ini

( Hansen dan Mowen, 2000: 318-325) Goodmark Company memiliki

pabrik yang memproduksi dua produk yaitu kartu ulang tahun wangi dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

36

biasa. Terdapat dua departemen produksi yaitu departemen pemotongan

dan departemen percetakan. Departemen pemotongan bertanggung jawab

untuk membentuk kartu-kartu tersebut, sedangkan departemen percetakan

bertanggungjawab untuk desain dan pemilihan kata-kata.

Tabel II.2

Data Pembebanan Produk

BOP Kartu wangi Kartu biasa Jumlah Unit Produksi Setahun 100,000 100,000 110,000Biaya Utama $ 78,000 $ 738,000 $ 816,000JTKL 10,000 90,000 100,000Jam Mesin 5,000 45,000 50,000Produksi Berjalan 20 10 30Jumlah Perpindahan 60 30 90

Sumber: Hansen dan Mowen (2000: 319)

Tabel II.3

Data Departemen

Keterangan Dep. Pemotongan Dep. Percetakan Total Jam Kerja Langsung Kartu Wangi $ 3,000 $ 7,000 $10,000Kartu Biasa 77,000 13,000 90,000

Total $ 80,000 $ 20,000 $100,000Jam Mesin Kartu Wangi 1,000 4,000 5,000Kartu Biasa 9,000 36,000 45,000

Total $10,000 $ 40,000 50,000BOP Penyetelan $ 60,000 $60,000 $120,000Penanganan Bahan 30,000 30,000 60,000Daya 10,000 90,000 100,000Inspeksi 8,000 72,000 80,000

Total $108,000 $ 252,000 $ 360,000Sumber: Hansen dan Mowen (2000: 319)

Untuk kesederhanan, hanya empat jenis kegiatan overhead yang

dilakukan oleh empat departemen penunjang yang berbeda, yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

37

digunakan: penyetelan peralatan untuk tiap batch, perpindahan batch,

pemasokan listrik dan pemeriksaan. Biaya penyetelan dibebankan

berdasarkan jumlah produksi berjalan yang ditangani oleh tiap departemen

karena jumlahnya identik, tiap departemen menerima 50% dari

keseluruhan biaya penyetelan. Biaya penanganan bahan baku dibebankan

berdasarkan jumlah produksi berjalan yang digunakan oleh tiap

departemen (yang diasumsikan). Biaya listrik dibebankan secara

proposional berdasarkan jam mesin yang digunakan oleh tiap departemen.

terakhir, biaya pemeriksaan dibebankan secara proposional berdasarkan

jam tenaga kerja langsung yang digunakan (pengalaman menunjukan

terdapat hubungan yang nyaris sempurna antara jam pemeriksaan dengan

jam tenaga kerja langsung)

1. Tarif overhead tunggal untuk satu pabrik

Dalam sistem akuntansi tradisional BOP dapat dijelaskan oleh satu

cost driver. Dalam hal ini diasumsikan cost driver yang dipilih oleh

perusahaan adalah jam tenaga kerja langsung, maka tarif overhead

untuk setiap jam tenaga kerja langsung adalah sebesar total BOP

dibagi dengan total jam mesin.

Total BOP $ 360,000 Tarif pabrik = = = $ 3,6/ JTKL Total JTKL 100,000 JTKL

Dengan menggunakan tarif ini dan informasi lain, maka biaya per unit

untuk tiap produk dapat dihitung pada Tabel II.4 :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

38

Tabel II.4

Perhitungan Biaya Overhead Pabrik Per unit dan Biaya Unit

berdasarkan Tarif Tunggal

Keterangan Kartu Wangi Kartu Biasa Biaya Utama $ 78,000 $ 738,000 Biaya Overhead: $3,60 X 10,000 36,000 $3,60 X 90,000 324,000 Jumlah Biaya Produksi $ 114,000 $ 1,062,000 Unit Produksi 10,000 100,000 Jumlah Biaya/ Unit $11,40 $ 10,62

Sumber: Hansen dan Mowen (2000: 318)

2. Tarif overhead setiap departemen

Departemen pemotong merupakan departemen padat karya dan

departemen percetakan adalah departemen padat mesin. Lebih lanjut,

biaya overhead dari departemen pemotongan sebesar 40% dari biaya

overhead pada departemen percetakan. Berdasarkan pengamatan ini,

dapat dikatakan bahwa tarif overhead departemen akan mencerminkan

konsumsi overhead dengan lebih baik dibandingkan tarif pabrik. Jika

benar, maka biaya produk akan lebih akurat. Pendekatan ini akan

menghasilkan tarif departemen sebagai berikut:

Tarif overhead dep.Pemotongan = $ 108,000/80,000 = $1,35/JTKL

Tarif overhead dep. Percetakan = $ 252,000/40,000 = $ 6,30/JM

Dengan menggunakan tarif ini dan data dari table II.2. Maka

perhitungan biaya per unit untuk tiap produk dapat dihitung pada Tabel

II.5 sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

39

Tabel II.5

Perhitungan Biaya Overhead Pabrik Per unit dan Biaya Unit

berdasarkan Tarif Departemen

Keterangan Kartu Wangi Kartu Biasa Biaya Utama $ 78,000 $ 738,000Biaya Overhead [($1,35 X 3,000) + ($ 6,30 X 4,000)] 29,250[($1,35 X 77,000) + ($ 6,30 X 36,000)] 330,750Jumlah Biaya Produksi $ 107,250 $ 1,068,750Unit Produksi 10,000 100,000Jumlah Biaya/Unit $ 10,73 $ 10,69

Sumber: Hansen dan Mowen (2000: 319-320)

H. Pembebanan BOP dalam Lingkungan Manufaktur Maju

Untuk memahami pembebanan BOP lingkungan manufaktur maju

berdasarkan Sistem ABC dengan mengunakan kasus pada sistem

tradisional yaitu Goodmark Company.

1. Prosedur tahap I

Pada tahap pertama ini menghasilkan lima keluaran yaitu identifikasi

kegiataan, biaya dibebankan pada setiap kegiatan, kegiatan yang

berkaitan dikelompokkan bersama membentuk set-set homogen, biaya

dari kelompok kegiataan dijumlahkan untuk menentukan kelompok

biaya homogen dan tarif (overhead) kelompok dihitung. Untuk

menggambarkan proses ini, empat kegiatan overhead telah

diidentifikasi yaitu penyetelan, penanganan bahan, daya dan inspeksi.

Biaya-biaya untuk masing-masing kegiatan telah ditentukan dan

dijelaskan dalam Tabel II.3. Terdapat pula hubungan logika yaitu

kegiatan penyetelan dan kegiatan penanganan bahan dilakukan setiap

kali sekelompok (batch) produk dihasilkan. Jadi kedua kegiatan ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

40

secara logika terkait oleh kegiatan produksi tingkat batch yang lebih

umum. Dengan demikian, kegiatan inspeksi dan daya dilakukan setiap

kali suatu unit produk dihasilkan. Jadi, kedua kegiatan ini secara logika

terkait oleh kegiatan yang lebih umum untuk memproduksi suatu unit

produksi.lebih lanjut dari Tabel II.7 kita mengetahui bahwa

pengelompokan penyetelan dan penanganan bahan dan

pengelompokan daya dan inspeksi mempunyai perbandingan konsumsi

yang sama untuk kedua produk. Jadi, kita dapat mengurangi empat

kegiatan ke dalam dua set kegiataan. Ini dapat dilihat pada Tabel II.6 :

Tabel II.6

Biaya Kelompok

Kelompok Tingkat Batch Kelompok Tingkat Unit Penyetelan $120,000 Daya $100,000 Penanganan Bahan 60,000 Inspeksi 80,000 Total $ 180,000 Total $180,000

Sumber: Hansen dan Mowen (2000: 323)

Tabel II.7

Diversitas Produk : Rasio Konsumsi

Aktivitas Kartu Wangi

(A)

Kartu Biasa

(B)

Pendorong Kegiatan

Penyetelan 0,67 0,33 Proses produksi Penanganan Bahan Baku 0,67 0,33 Jumlah perpindahan Daya 0,10 0,10 Jam mesin Pemeriksaan 0,10 0,90 Jam tenaga kerja langsung

a. A 20/ 30 = 0,67 B 10/30 = 0,33 b. A 60/90 = 0,67 B 30/90 = 0,33 c. A 5,000/50,000 = 0,10 B 45,000/50,000 = 0,90 d. A 10,000/100,000 = 0,10 B 90,000/100,000 = 0,90

Sumber: Hansen dan Mowen (2000: 325)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

41

Tabel II.8

Prosedur Tahap Pertama dalam Menentukan Biaya Overhead Pabrik

Keterangan Jumlah Kelompok Tingkat Bacth: Biaya Penyetelan $ 120,000Biaya Penanganan Bahan 60,000 Jumlah Biaya $ 180,000Produksi Berjalan 30Tarif Kelompok ( Biaya Per Produksi Berjalan ) $ 6,000Kelompok Tingkat Unit : Biaya Listrik $ 100,000Tunjangan Tambahan Tenaga Kerja Langsung 80,000 Jumlah Biaya $ 180,000Jam Mesin 50,000Tarif Kelompok (Biaya Per jam Mesin) $3,60

Sumber: Hansen dan Mowen (2000: 324)

2. Prosedur tahap II

Untuk mengetahui total BOP setiap produk, tarif sekelompok yang

dihitung melalui tahap pertama dikalikan dengan jumlah aktivitas yang

diserap.

Tabel II.9 Perhitungan Biaya Overhead Pabrik Per unit dan Biaya Unit

berdasarkan ABC System

Keterangan Kartu Wangi Kartu Biasa Biaya Utama $ 78,000 $ 738,000 Biaya Overhead: Kelompok Tingkat Batch: ($6,000 X 20) 120,000 ($6,000 X 10) 60,000 Kelompok Tingkat Unit : ($3,60 X 5,000) 18,000 ($3,60 X 45,000) 162,000 Jumlah Biaya Produksi $ 216,000 $ 960,000 Unit Produksi 10.000 100.000 BiayaUnit (Jumlah Biaya/Unit) $21,60 $9,60

Sumber: Hansen dan Mowen (2000: 325)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

42

Tabel II.7

Perbandingan BOP Per unit dan Biaya Unit

Sistem Produk A Produk B Biaya Overhead Pabrik Per unit :

Tarif Tunggal $ 3,60 $ 3,24 Tarif Departemen 2,93 3,31 Berdasarkan ABC 13,8 2,22

Unit Cost : Tarif Tunggal $ 11,40 $10,62 Tarif Departemen 10,73 10,69 Berdasarkan ABC 21,6 9,60

Sumber: Hansen dan Mowen (2000: 325)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

43

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penulisan ini, penulis melakukan studi kasus dengan metode penelitian

deskriptif analisis yaitu suatu metode yang berusaha mengumpulkan,

menyajikan, serta menganalisis data-data perusahaan sehingga dapat

memberikan gambaran yang cukup jelas dalam obyek yang diteliti dan

kemudian dapat ditarik suatu kesimpulan. Kesimpulan dan analisis yang

diperoleh berupa elemen-elemen / variabel yang berhubungan dengan

perhitungan unit cost dengan menggunakan Activity Based Costing System

pada perusahaan PT. Mondrian Group.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Perusahaan PT. Mondrian Group yang berlokasi di

KH. Hasyim Ashari No 171, Mojayan, (By Pass), Klaten.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Juni sampai dengan bulan Agustus 2005

43

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

44

C. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek Penelitian

a. Pimpinan Perusahaan

b. Kepala Bagian Produksi

c. Kepala Bagian Pemasaran

d. Kepala Bagian Akuntansi

2. Obyek Penelitian

a. Elemen-elemen Biaya Overhead Pabrik

b. Aktivitas-aktivitas produksi yang menimbulkan Biaya Overhead

Pabrik

D. Data yang Diperlukan dan Dicari

1) Gambaran umum perusahaan

2) Data produk yang diproduksi selama tahun 2003

3) Data yang berkaitan dengan elemen BOP pada tahun 2003 dari setiap jenis

produk yang diproduksi

4) Aktivitas-aktivitas yang menimbulkan BOP

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Dokumentasi

Pengumpulan data yang dilakukan penulis dengan cara mengumpulkan

dan menelaah data yang berhubungan dengan gambaran umum

perusahaan, sistem perusahaan, data produksi, data biaya overhead,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

45

laporan rugi-laba, dan data lain yang berhubungan dengan penentuan

perhitungan unit cost.

2. Observasi

Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dengan cara

mengumpulkan dan menelaah data melalui pengamatan dan peninjauan

secara langsung terhadap aktivitas yang dilakukan oleh suatu fungsi dalam

perhitungan biaya produk per unit. Tujuan secara khusus dari teknik ini

adalah untuk memperkuat dan menegaskan kebenaran dari data yang ada

didalam PT. Mondrian.

3. Wawancara

Dengan teknik ini, peneliti akan memperoleh data dengan cara

mengajukan pertanyaan yang berhubungan denga topik yang diajukan.

Teknik ini juga sebagai sarana untuk melengkapi data yang belum

ditemukan dalam teknik dokumentasi maupun teknik observasi.

F. Teknik Analisis Data

Untuk menjawab permasalahan yaitu apakah terdapat perbedaan antara biaya

overhead pabrik (BOP) yang dibebankan didalam perhitungan unit cost yang

ditetapkan perusahaan dengan biaya overhead pabrik (BOP) yang dibebankan

didalam perhitungan unit cost berdasarkan Activity Based Costing System,

dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

46

1. Langkah-langkah pembebanan biaya overhead pabrik (BOP) didalam

penghitungan unit cost dengan sistem perusahaan sebagai berikut :

a. Mengumpulkan seluruh biaya produksi meliputi biaya bahan baku,

biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.

b. Menghitung biaya utama (prime cost).

c. Menyajikan data anggaran biaya overhead pabrik tahun 2003 secara

keseluruhan.

d. Mendeskripsikan secara keseluruhan tentang dasar penentuan

penentuan tarif per unit didalam pembebanan BOP kepada produk.

e. Menyajikan data BOP keseluruhan untuk setiap sampel produk.

f. Menghitung tarif BOP.

g. Menyajikan jumlah total dari dasar penetuan tarif untuk setiap produk

(jam mesin, jam tenaga kerja langsung, biaya tenaga kerja langsung,

dan lain-lain) untuk setiap produk.

h. Menyajikan perhitungan BOP total untuk setiap produk dan BOP per

unit untuk setiap produk.

i. Menghitung unit cost untuk setiap jenis produk.

2. Langkah-langkah pembebanan biaya overhead pabrik (BOP) didalam

penghitungan unit cost dengan sistem ABC sebagai berikut :

Langkah I:

a. Mengidentifikasi kondisi yang ada dalam PT Mondrian Group

berkaitan dengan perancangan perhitungan unit cost dengan sistem

Activity Based Costing. Teknik yang digunakan dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

47

mengidentifikasi kondisi yang ada dalam perusahaan, yaitu penulis

mengumpulkan data yang dibutuhkan dari pihak-pihak terkait didalam

perusahaan seperti bagian akuntansi, bagian personalia dan bagian

produksi. Data tersebut meliputi jenis produk yang dihasilkan,

diversitas produk, kompleksitas produk dan jenis biaya yang

dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan produk tersebut.

b. Dari berbagai informasi yang diperoleh dengan cara pengumpulan data

dan wawancara kemudian diidentifikasi apakah kondisi perusahaan

secara teoritis sudah memenuhi syarat bagi diterapkannya sistem

perhitungan unit cost berdasarkan aktivitas atau sistem Activity Based

Costing. Langkah tersebut diikuti dengan membandingkan kondisi

yang ada dengan syarat-syarat yang diidealkan untuk merancang

sistem penentuan biaya bedasarkan sistem Activity Based Costing.

Adapun syarat-syarat secara teoritis agar perusahaan dapat menerapkan

sistem Activity Based Costing adalah :

1) Diversitas produk yang diproduksi cukup tinggi.

2) Perusahaan menghadapi persaingan yang cukup ketat dengan

perusahaan sejenis.

3) Jumlah biaya overhead pabrik cukup tinggi.

4) Biaya pengukuran dapat dikatakan rendah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

48

Langkah II:

Menentukan biaya produksi produk per unit PT Mondrian Group dengan

Activity Based Costing System. Ada beberapa tahap dalam pembebanan

biaya overhead untuk menentukan biaya produksi produk per unit yaitu:

1) Identifikasi aktivitas-aktivitas yang menimbulkan biaya

2) Mengklasifikasikan aktivitas-aktivitas ke dalam beberapa kelompok

menurut proses dan tingkat aktivitas.

3) Menentukan Activity Driver untuk setiap aktivitas.

4) Mengelompokkan biaya pada aktivitas menjadi beberap kelompok

biaya yang homogen.

5) Menghitung tarif per aktivitas masing-masing kelompok dengan cara

membagi jumlah semua biaya didalam kelompok biaya yang homogen

dengan suatu ukuran aktivitas yang dilakukan.

3. Langkah-langkah perbandingan antara pembebanan biaya overhead pabrik

(BOP) didalam penghitungan unit cost dengan sistem perusahaan dengan

pembebanan biaya overhead pabrik (BOP) didalam penghitungan unit cost

dengan sistem ABC sebagai berikut :

a. Menyajikan perbandingan total biaya overhead pabrik untuk setiap

jenis produk menurut perusahaan dengan total biaya overhead pabrik

untuk setiap jenis produk menurut sistem ABC.

b. Menghitung perbedaan antara total biaya overhead pabrik untuk setiap

jenis produk yang dihitung menurut perusahaan dan total biaya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

49

overhead pabrik untuk setiap jenis produk yang dihitung berdasarkan

sistem ABC.

c. Menyajikan perbandingan penghitungan unit cost menurut perusahaan

dengan penghitungan unit cost menurut sistem ABC.

d. Menghitung perbedaan antara perhitungan unit cost menurut

perusahaan dan perhitungan unit cost berdasarkan sistem ABC.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

50

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Berdirinya Perusahaan

PT. Mondrian Group merupakan perusahaan konveksi yang bergerak di

dalam pembuatan kaos (T-Shirt) dan pakaian muslim. Perusahaan konveksi ini

didirikan pada tanggal 19 Desember 1992 oleh beberapa orang, antara lain

Bapak Hartono, Bapak Harri Pramono, Bapak Bambang Dwi Purnomo, Bapak

Endro Sutopo, Ibu Fr. Kiswari

Awal mulanya perusahaan masih dalam bentuk perseorangan, dan

dipimpin oleh Bapak Harri Pramono. Seiring dengan perkembangan

perusahaan, beberapa tahun kemudian mampu berubah bentuk menjadi

perusahaan yang berbadan hukum tetap terhitung mulai tanggal 1 April 1998

dengan nama PT. Mondrian Group. Perusahaan ini telah mendapat

pengesahan oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan dengan No.

107/KDPP 11-11/3 UTDI/IV/98. Saat ini PT. Mondrian Group dimiliki oleh

beberapa pemegang saham, antara lain Bapak Harri Pramono, Bapak Edi

Widyanto, Bapak Andi Pranama, Bapak Endro Sutopo, Bapak Bambang Dwi

Purnomo, Bapak Ardi Wijaya dan Ibu Fr. Kiswari

50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

51

Latar belakang perusahaan ini memilih nama Mondrian sebagai nama

perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Nama “Mondrian” diambil dari nama seorang pelukis besar seangkatan

dengan Leonardo Da Vinci. Nama Lengkap pelukis tersebut adalah Piet

Mondrian, dimana memiliki pengagum yang tersebar di seluruh dunia

karena hasil lukisannya yang indah. Maka, diharapkan PT. Mondrian

Group mampu memproduksi barang yang sangat indah sehingga digemari

oleh banyak konsumennya.

2. Nama “Mondrian” oleh sebagian besar masyarakat atau konsumen yang

memiliki hubungan langsung maupun tidak langsung dengan aktivitas

perusahaan, merupakan nama yang mudah dibaca, mudah dikenal, dan

mudah diingat.

PT. Mondrian Group sampai saat ini sudah memiliki beberapa unit yang

mampu menghasilkan kaos (T-Shirt) dan pakaian khusus muslim dengan

merk, antara lain: d,MO, Dadung, Be-Gaya, dan Sekido.

B. Lokasi Perusahaan

Pemilihan lokasi merupakan hal yang cukup penting dalam menunjang

keberhasilan suatu bisnis. Pada awalnya PT. Mondrian Group didirikan di

belakang gedung Pengadilan Negeri Klaten tepatnya berada di Jl. Manahan

No 3 – 13 Kelurahan Jonggrangan, Kecamatan Klaten Utara, Kabupaten

Klaten. Perusahaan ini menempati areal seluas ± 4000 m2 yang digunakan

untuk kantor, kegiatan produksi (pabrik), gudang, dll. Namun seiring dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

52

meningkatnya perkembangan perusahaan, tepatnya pada tanggal 1 Juli 1999

dengan izin tempat usaha No. 503/1071/1999 yang dikeluarkan oleh Pemda

Klaten dan Departemen Perindustrian & Perdagangan, didirikanlah satu lokasi

pabrik baru yang berada di Jl. KH Hasyim Ashari No 171 (By Pass) Mojayan,

Kabupaten Klaten. Sekarang lokasi pabrik baru ini menjadi pabrik utama bagi

PT. Mondrian Group dalam melakukan aktivitas-aktivitasnya, termasuk

aktivitas produksi.

Beberapa alasan yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan lokasi,

antara lain:

1. Banyak tersedianya tenaga ahli di bidang konveksi (ahli desain, sablon,

potong, jahit, dll) di daerah Kabupaten Klaten dan sekitarnya.

2. Letak dari perusahaan yang berada di tepi jalan raya Yogyakarta – Solo,

sehingga dapat memudahkan konsumen untuk menjangkau perusahaan.

3. Pasar yang cukup besar, terutama kebutuhan untuk kaos santai dan kaos

olahraga di Klaten dan daerah-daerah sekitarnya.

4. Jarak yang dekat untuk penyediaan bahan baku dan bahan penolong

sehingga kelangsungan dari proses produksi bisa lancar.

5. Harga tenaga kerja yang relatif murah disekitar lokasi.

C. Visi Dan Misi Perusahaan

PT. Mondrian Group adalah sebuah perusahan yang bergerak dalam

bidang konveksi, yaitu menyediakan kebutuhan konsumen terhadap kebutuhan

pakaian. Hasil produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan ini adalah kaos

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

53

untuk pakaian santai dan olahraga serta pakaian muslim. Perusahaan ini selalu

mengutamakan kualitas produk yang baik, desain produk yang inofatif, dan

pengembangan produk baru, sehingga produk yang dihasilkan perusahaan ini

diharapkan bisa mengikuti trend atau mode pakaian yang selalu berubah. Visi

yang ingin dicapai perusahaan ini selain mengoptimalkan laba, perusahaan

juga berkeinginan meningkatkan peran serta dalam menunjang kebijakan dan

program pemerintah dibidang ekonomi dan Pembangunan Nasional,

khususnya dalam bidang penyediakan kebutuhan pakaian. Sedangkan misi

yang diapakai oleh perusahaan adalah mendayagunakan sumber daya manusia

dan dana yang tersedia bagi upaya pembangunan perusahaan yang

berkesinambungan demi terciptanya cita-cita bangsa dan negara dengan

pemberdayaan sumber daya yang optimal diharapkan dapat menghasilkan

produk yang berkualitas baik.

D. Struktur Organisasi

Struktur organisasi di dalam suatu perusahaan merupakan unsur yang

sangat penting dikarenakan terdapat pembagian wewenang dan tanggung

jawab serta tugas masing-masing anggota organisasi/perusahaan. Struktur

organisasi juga menunjukkan hubungan antar fungsi-fungsi dan departemen-

departemen atau bagian-bagian. Setiap perusahaan memiliki struktur

organisasi yang berbeda-beda, tergantung pada kebutuhan perusahaan itu

sendiri. Berikut ini merupakan bagan struktur organisasi PT. Mondrian Group

untuk tahun 2003 secara garis besarnya:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

54

SEKR PERUSAHAAN

Septedy Djoko Rendra

UNIT UMUM UNIT d,MO Nanang B.A.T

BE-GAYA Anita Nilam Sari

UNIT DADUNG

SEKR DIREKTUR

MANAGER PERSONALIA

Jaka Mulyata

MANAGER RT

Y. Jony Akon

MANAGER KEAMANAN Y. Jony Akon

MANAGER KENDARAAN Y. Jony Akon

POLIKLINIK MANAGER

KEUANGAN MANAGER

PEMASARAN DAN

PENJUALAN

MANAGER PRODUKSI

MANAGER

R & D

SEKR DIREKTUR UNIT

UNIT SEKINDO

MIS

Harri Pramono

DIREKTUR UTAMA

Edi Widyanto

KOMISARIS UTAMA

Sumber: Departemen Personalia PT. Mondrian Group.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

55

Sesuai dengan bagan struktur organisasi di atas, berikut ini merupakan tugas

dan wewenang dari masing-masing bagian, yaitu:

1. Direktur Utama:

Direktur utama saat ini dijabat oleh Bapak Harri Pramono, dimana jabatan

ini dipilih oleh para anggota komisaris pada saat diadakan Rapat Umum

Pemegang Saham (RUPS). Tugas dan wewenang Direktur Utama antara

lain:

a. Menentukan kebijakan-kebijakan pokok bagi perencanaan,

pengorganisasian, pengontrolan dan pengawasan aktivitas-aktivitas

perusahaan.

b. Membuat rencana-rencana umum dan mengkoordinasikan segala

kegiatan perusahaan.

c. Mendelegasikan sebagian wewenang kepada direktur-direktur pada

tiap-tiap unit.

d. Mengawasi segala proses dan hasil kerja, apakah telah sesuai dengan

rencana.

e. Melaporkan perkembangan perusahaan kepada pemilik dan

bertanggung jawab atas kelancaran jalannya perusahaan.

2. Sekretaris Perusahaan

Sekretaris perusahaan atau sekretaris direktur utama saat ini dipegang oleh

Bapak Septedy Djoko. Tugas dan wewenangnya, yaitu:

a. Menyiapkan semua acara atau jadwal kerja direktur utama dan

direktur-direktur di tiap unit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

56

b. Menjalin hubungan dengan instansi-instansi yang terkait.

c. Melaksanakan segala pekerjaan yang berhubungan dengan

ketatausahaan.

d. Menyediakan sarana guna membantu pekerjaan direktur utama.

3. Multimedia Information System

Pada bagian ini berisi ahli-ahli komputer yang dikepalai oleh bapak

Rendra. Tugas dan wewenang yang dimiliki, yaitu:

a. Membuat suatu sistem komputer bagi perusahaan, sehingga

mempermudah segala aktivitas yang dilakukan perusahaan.

b. Melindungi dan melakukan perawatan jaringan atau sistem komputer

perusahaan.

c. Menampung segala data dan informasi baik dari dalam maupun dari

luar perusahaan melalui jaringan komputer.

4. Direktur Unit

PT. Mondrian Group memiliki beberapa unit dengan merk yang berbeda

pula. Pertama, unit Sekindo yang memproduksi pakaian khusus muslim,

dimana unit ini dijabat oleh Bapak Endra Sutapa. Kedua, unit Dadung

yang memproduksi kaos fashion. Biasanya produk dengan merk Dadung

ini dipakai oleh kaum muda dan anak-anak, karena disitulah segmen

pasarnya. Saat ini unit Dadung dijabat oleh Bapak Hajar Bantolo. Ketiga,

unit Be-Gaya yang memproduksi kaos promosi sesuai dengan keinginan

konsumen. Saat ini unit Be-Gaya dikepalai oleh Ibu Anita Nilam Sari.

Keempat, unit d,MO yang memproduksi kaos dan pakaian olah raga,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

57

dimana dijabat oleh Bapak Nanang B.A.T. Direktur unit ini memiliki tugas

dan wewenang, antara lain:

a. Menyusun program kerja divisi perusahaan baik dari segi penyediaan,

SDM, produksi, pemasaran, keuangan dan produk.

b. Mengurus permasalahan mutasi dan promosi kepada karyawan.

c. Membantu Direktur Utama dalam mengawasi jalannya perusahaan

pada masing-masing unit kerjanya.

d. Membantu dan mengarahkan manajer-manajer yang berada di

bawahnya.

e. Menyusun rencana, koordinasi, dan pengawasan pada masing-masing

unit kerjanya.

5. Unit Umum

Unit ini dibentuk supaya dapat membantu unit-unit lain yang ada di

perusahaan. Dimana menyangkut hal-hal umum perusahaan. Tugas dan

wewenangnya, antara lain:

a. Mengembangkan sumber daya manusia (SDM) yang ada di dalam

perusahaan.

b. Recruitment dan penempatan tenaga kerja.

c. Mengatur sistem keamanan yang tepat bagi perusahaan

d. Menyediakan sarana dan prasarana bagi kelancaran aktivitas

perusahaan

e. Bertanggung jawab kepada Direktur Utama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

58

6. Sekretaris Direktur Unit

Memiliki tugas dan wewenang, antara lain:

a. Membantu direktur-direktur di tiap-tiap unit dalam melaksanakan

tugasnya.

b. Mengadakan hubungan dengan manajer-manajer di bawahnya.

c. Bertanggung jawab kepada Direktur Unit.

7. Manajer Personalia

Manajer Personalia saat ini dipegang oleh Bapak Jaka Mulyata. Tugas dan

wewenangnya antara lain:

a. Menyediakan SDM yang berkualitas dengan melakukan recruitment.

b. Mengurusi kesejahteraan karyawan (gaji, tunjangan, bonus, jamsostek,

dll).

c. Mengurusi maasalah pemberhentian, pensiun, dan kepindahan

karyawan.

d. Mengurusi masalah administrasi yang berhubungan dengan karyawan.

e. Mengurusi masalah kesehatan melalui penyediaan poliklinik bagi

karyawan dan keselamatan kerja karyawan.

8. Manajer Rumah Tangga

Pada bagian ini dijabat oleh Bapak Y. Jony Akon. Tugas dan

wewenangnya, yaitu:

a. Mengurusi dan mengatur koperasi khusus karyawan.

b. Menyediakan dan memelihara sarana peribadatan (mushola).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

59

c. Mengurusi masalah kebersihan dan keindahan lingkungan perusahaan

(kebersihan gedung, toilet, kamar mandi, kantin, dll).

9. Manager Keamanan

Bagian ini dijabat oleh Bapak Y. Jony Akon. Tugas dan wewenang pada

bagian ini, yaitu:

a. Menyediakan berbagai sarana dan prasarana yang berhubungan dengan

keamanan perusahaan.

b. Mengkoordinasikan tenaga satuan pengamanan (satpam) perusahaan.

10. Manajer Kendaraan

Bagian ini dipegang oleh Bapak Y. Jony Akon. Tugas dan wewenangnya

antara lain:

a. Menyediakan kendaraan–kendaraan guna menunjang kegiatan

perusahaan.

b. Memelihara kendaraan–kendaraan inventaris milik perusahaan.

c. Memberikan surat ijin bagi siapa saja (karyawan maupun pimpinan)

yang akan menggunakan kendaraan inventaris perusahaan.

11. Manajer Keuangan

Bagian ini merupakan bagian yang terintegrasi, dimana setiap unit

memiliki manajer keuangan sendiri-sendiri. Manajer keuangan juga

bertanggung jawab atas kondisi keuangan pada masing-masing unit. Tugas

dan wewenangnya antara lain:

a. Mengelola pendapatan dan pengeluaran perusahaan.

b. Menyelenggarakan pembukuan keuangan perusahaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

60

c. Mengurusi masalah perusahaan yang berhubungan dengan perpajakan.

d. Menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan bank.

e. Menyelesaikan masalah utang dan piutang perusahaan.

12. Manajer Pemasaran dan Penjualan

Bagian ini juga memiliki kesamaan dengan bagian keuangan, dimana

setiap unit memiliki bagian pemasaran dan penjualan masing-masing, dan

bertanggung jawab kepada masing-masing unit pula. Tugas dan

wewenangnya, yaitu:

a. Mencatat dan mengecek produk yang akan dijual atau didistribusikan

kepada konsumen.

b. Mendistribusikan produknya ke daerah-daerah yang telah ditentukan.

c. Mengadakan studi pasar.

d. Bersama dengan bagian Riset and Development, mengadakan

penelitian ke beberapa daerah untuk mengamati selera konsumen di

daerah satu dengan daerah yang lainnya.

13. Manajer Riset and Development (R & D)

Bagian ini juga berdiri sendiri-sendiri, dan bertanggung jawab terhadap

unit usahanya masing-masing. Tugas dan wewenangnya yaitu:

a. Mengadakan penelitian ke beberapa daerah untuk mengamati selera

konsumen di daerah satu dengan daerah yang lainnya.

b. Membuat atau menciptakan inovasi-inovasi baru.

c. Melakukan pengembangan produk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

61

14. Manajer Produksi

Bagian ini juga memiliki kesamaan dengan manajer keuangan, manajer

pemasaran & penjualan, dan manajer R & D, dimana berdiri sendiri dan

bertanggung jawab penuh terhadap masing-masing unit usahanya. Tugas

dan wewenangnya antara lain:

a. Mengatur selama proses produksi termasuk pengaturan tenaga kerja,

material, dan kebutuhan lainnya.

b. Mengurusi kesiapan alat-alat produksi agar dapat digunakan dengan

efektif dan efisien.

c. Memelihara kondisi alat-alat produksi.

d. Menyediakan bahan baku utama dan bahan baku penolong, untuk

kelancaran proses produksi.

e. Menyusun anggaran dan belanja bagian produksi.

E. PERSONALIA

1. Jumlah Karyawan

Tenaga kerja merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam

mencapai tujuan perusahaan. Jumlah tenaga kerja yang dimiliki oleh PT.

Mondrian Group hingga saat ini mencapai 1175 orang, dimana sebagian

besar diambil dari wilayah Klaten dan sekitarnya.

2. Jam Kerja

Dalam menjalankan segala aktivitasnya, PT. Mondrian Group menerapkan

sistem enam hari kerja yaitu: Senin – Sabtu. Lama Kerja masing-masing 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

62

jam per hari, kecuali untuk hari Sabtu hanya 5 jam. Hal tersebut sesuai

dengan Kep. Men No 72 tahun 1984, dimana karyawan tidak boleh

bekerja lebih dari 8 jam per hari dan 40 jam per minggu, namun apabila

melebihi batas waktu yang telah ditentukan maka dihitung sebagai jam

kerja lembur. Saat ini PT. Mondrian Group hanya memiliki 1 shift kerja.

a. Hari Senin – Kamis:

Masuk : 07.30 – 11.30

Istirahat : 11.30 – 12.45

b. Hari Jumat:

Masuk : 12.45 – 15.45

c. Hari Sabtu:

Masuk : 07.30 – 12.30

3. Penggolongan/ Status Karyawan

a. Karyawan Tetap

Adalah karyawan yang telah diangkat sebagai karyawan tetap dan

mendapatkan gaji secara bulanan.

b. Karyawan Harian

Adalah karyawan yang belum diangkat sebagai karyawan tetap, namun

telah dipekerjakan secara rutin dan digaji secara harian tetapi diberikan

pada akhir minggu berjalan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

63

c. Karyawan Borongan

Adalah karyawan yang menerima upah sesuai dengan kuantitas produk

yang dapat dihasilkan, semakin besar hasil pekerjaan yang dihasilkan

maka semakin besar upah yang diterima.

4. Sistem Penggajian

a. Upah Harian

Sistem upah ini berlaku untuk karyawan harian dan diberikan pada

akhir minggu berjalan.

b. Upah Bulanan

Sistem upah ini berlaku untuk karyawan tetap dan diberikan pada akhir

bulan berjalan.

c. Upah Borongan

Upah ini diberikan kepada karyawan dengan memperhitungkan hasil

kerja yang dicapai, semakin besar hasil pekerjaannya maka semakin

besar pula upah yang diterima, dan diberikan pada akhir minggu

berjalan.

5. Fasilitas Kerja

Dalam hal memberikan motivasi kepada karyawan, PT. Mondrian Group

memberikan jaminan sosial selain gaji. Jaminan sosial adalah pemberian

dari perusahaan yang diberikan kepada karyawan menurut keadaan, waktu

dan kebutuhan masing-masing karyawan, antara lain :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

64

a. Menjadi peserta Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsosotek)

sesuai dengan ketentuan Undang- Undang N0.03 Tahun 1992 junto

Peraturan Pemerintah No.14 Tahun 1993.

b. Seluruh karyawan diikutsertakan dalam wadah SPSI (Serikat Pekerja

Seluruh Indonesia)

c. Karyawan yang mendapat musibah, misalnya kematian orang

tua/anak/istri/suami/saudara sekandung, akan mendapat bantuan sosial

dan uang duka dari perusahaan.

d. Cuti bagi karyawati yang melahirkan dan mendapat sumbangan

sekadarnya dari perusahaan.

e. Apabila pekerja tertimpa kecelakaan kerja, maka segala yang timbul

menjadi tanggung jawab perusahaan.

f. Karyawan tetap akan mendapatkan seragam dari perusahaan.

g. Memberikan tunjangan hari raya, misalnya Lebaran atau Natal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

65

F. PRODUKSI

Pada bagian ini dibahas beberapa hal yang berhubungan dengan kegiatan

perusahaan yang meliputi hasil produksi, proses produksi, bahan baku

produksi dan alat-alat produksi

1. Hasil Produksi

PT. Mondrian Group memiliki 4 unit usaha yang menghasilkan produk

yang berbeda-beda, antara lain:

a. Kaos fashion

Jenis kaos ini memiliki variasi model dan warna yang beraneka macam

sesuai dengan perkembangan mode yang digemari konsumen saat ini.

Jenis kaos seperti ini dihasilkan oleh Unit Dadung dengan kategori

produk, seperti:

1) Dewasa (original), terdiri dari: reguler, kombinasi lengan pendek,

lengan panjang, dan lengan ¾.

2) Remaja (funkies), terdiri dari: reguler, kombinasi lengan pendek,

lengan panjang, dan lengan ¾.

3) Wanita (female), terdiri dari: kombinasi lengan pendek, lengan

panjang, dan lengan ¾.

4) Anak (kids), terdiri dari: reguler, kombinasi lengan pendek, lengan

panjang, dan lengan ¾.

b. Kaos promosi

Jenis kaos seperti ini hanya dibuat karena pesanan dari konsumen,

biasanya dalam rangka mempromosikan produk atau perusahaan atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

66

kegiatan tertentu. Bentuk atau model serta warna dipilih sesuai dengan

keinginan konsumen. Untuk bisa memesan kaos seperti ini, konsumen

minimal harus memesan 30 kaos. Kaos ini diproduksi oleh unit Be-

Gaya.

c. Kaos olah raga

Kaos ini diproduksi oleh unit d,MO. Ada beberapa macam kaos yang

diproduksi, antara lain: kaos untuk tenis, bulu tangkis, dan kaos untuk

sepak bola.

d. Pakaian muslim

Untuk pakaian jenis ini diproduksi oleh unit Sekindo. Produk-produk

yang dihasilkan unit ini, antara lain: baju koko, baju muslim wanita,

jilbab, dll.

2. Proses Produksi

Kegiatan produksi merupakan kegiatan utama dalam seluruh aktivitas

perusahaan. PT. Mondrian Group termasuk perusahaan manufakturing,

yang artinya mengolah bahan baku atau bahan mentah atau setengah jadi

menjadi bahan jadi. Adapun proses produksinya dapat digambarkan

sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

67

SKEMA PROSES PRODUKSI PT. MONDRIAN GROUP

TAHAP PERSIAPAN

TAHAP PENYELESAIAN

PROSES PRODUKSI

Pemotongan Benang

Pemotongan Bahan

Pembuatan Desain

Penyetrikaan Penyablonan Pembuatan Klise Film

Pengemasan Penjahitan Screen

Sumber: Departemen Produksi PT. Mondrian Group.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

68

Dari Skema Proses Produksi PT. Mondrian Group dapat diketahui bahwa

dalam memproses bahan baku menjadi bahan jadi, ada tiga tahap utama

yaitu:

a. Tahap persiapan produksi

Yang termasuk dalam tahap ini, antara lain:

1) Pembuatan desain

Pembuatan desain / gambar/ tulisan untuk kaos maupun pakaian,

dilakukan oleh para desainer yang sudah ahli dan berpengalaman.

Desain juga disesuaikan dengan perkembangan mode/ trend

2) Pembuatan klise

Setelah desain dibuat, maka dilanjutkan dengan pembuatan klise

untuk sablon. Pembuatan klise ini dibedakan menurut jumlah

warna pada desain kaos dan pakaian.

3) Screen

Screen kemudian dibuat untuk proses penyablonan.

b. Tahap proses produksi

Yang termasuk ke dalam tahap ini, antara lain:

1) Pemotongan bahan

Gulungan-gulungan kain atau bahan kaos kemudian dipotong-

potong sesuai dengan model dan ukurannya.

2) Penyablonan

Bahan yang telah terpotong-potong kemudian disablon menurut

desain, gambar, atau tulisan yang telah dibuat sebelumnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

69

3) Penjahitan

Bahan yang telah dipotong-potong dan telah disablon, kemudian

diobras sebelum dijahit agar terlihat lebih rapi. Setelah bahan

dijahit, kemudian dilakukan pemasangan label, kancing, dan zipper

bila diperlukan.

c. Tahap penyelesaian

Urut-urutan pada tahap ini, antara lain:

1) Pemotongan benang sisa

Kaos atau pakaian yang sudah jadi kemudian dibersihkan dari

benang jahitan yang tersisa. Kegiatan tersebut sering dinamakan

dengan bradil.

2) Penyetrikaan

Setelah kaos atau pakaian di bradil, kemudian dilakukan proses

penyetrikaan, hal ini dilakukan agar kaos atau pakaian lebih terlihat

rapi.

3) Pengemasan

Kaos atau pakaian yang telah disetrika kemudian dimasukkan ke

dalam plastik pembungkus agar tetap bersih.

3. Bahan Baku Produksi

Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi sangat bermacam-

macam, antara lain:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

70

a. Benang 100 % Cotton Combed 24 S Mercerized yang dirajut menjadi

kaos 100 % Cotton Combed Single Net (CTCBSK), sehingga

menghasilkan kaos yang bersifat dingin, menyerap keringat, dan

terlihat rapi.

b. Kain Cotton Cardet Single Net (CTCDSK) atau kain semi katun.

c. Bahan sablon seperti: rubber, akrafon, foam, dan mutiara untuk

menghasilkan warna sablon yang betul-betul sempurna.

4. Alat-alat Produksi

a. Mesin potong

Mesin ini digunakan untuk memotong kain atau bahan sesuai dengan

ukuran atau model yang telah ditentukan.

b. Mesin jahit

Mesin ini digunakan untuk menjahit kain atau bahan setelah dipotong-

potong sesuai dengan pola atau bentuk.

c. Mesin obras

Mesin ini digunakan untuk mengobras kain atau bahan setelah

disablon.

d. Alat sablon

Alat ini digunakan untuk mencetak gambar atau tulisan sesuai dengan

desain ke kaos yang akan disablon.

e. Gunting

Alat ini digunakan untuk membersihkan sisa-sisa benang atau untuk

membradil.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

71

f. Mesin pelobang dan pemasang kancing

Mesin ini digunakan untuk melobangi kaos atau pakaian yang

kemudian dipasangi kancing sesuai dengan pola atu modelnya.

g. Setrika (uap)

Alat ini digunakan untuk merapikan kaos atau pakaian sebelum

didistribusikan ke konsumen.

G. PEMASARAN

1. Penentuan Harga

Penentuan harga bertujuan untuk memberikan harga jual yang

layak bagi hasil produksi agar dapat bersaing dengan produk perusahan

lain dan laku terjual di pasar, sekaligus mendapatkan keuntungan.

Dalam penentuan harga hasil produksinya, PT. Mondrian Group

menggunakan metode “ Cost Plus Pricing “, yaitu metode dengan

berdasarkan harga pokok produksi ditambah dengan suatu jumlah tertentu

dan seberapa besar keuntungan yang akan diharapkan.

2. Daerah Pemasaran

Daerah pemasaran PT. Mondrian Group tersebar luas di seluruh

Indonesia, antara lain:

a. Daerah Jawa Barat dan DKI, yaitu: Jakarta, Bandung, Cirebon,

Tangerang, Bogor.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

72

b. Daerah Jawa Tengah dan DIY, yaitu: Yogyakarta, Tegal, Semarang,

Pekalongan, Kudus, Surakarta, Magelang.

c. Daerah Jawa Timur, yaitu: Surabaya, Kediri, Madiun, Malang, Jember,

Sidoarjo.

d. Daerah Luar Jawa, yaitu: Jambi, Palembang, Medan, Lampung, Bali,

NTB, Kalimantan.

3. Pemasaran Produk

PT. Mondrian Group memiliki beberapa cara memasarkan

produknya hingga ke konsumen, antara lain:

1. Langsung ke konsumen, caranya konsumen langsung datang ke

perusahaan, kemudian konsumen dapat membeli produk di situ

(koperasi karyawan).

2. Melalui counter-counter sebanyak 386 buah yang tersebar di seluruh

Indonesia. Melalui counter-counter tersebut, PT. Mondrian Group

menjamin ketersediaan produk, pemeliharaan yang konsisten,

kemudahan transaksi, dan pemberian informasi yang cepat dan tidak

berbelit-belit, diharapkan akan menambah loyalitas dan kuantitas

konsumen pada produk-produk PT. Mondrian Group.

3. Melalui pesanan, dimana konsumen bisa memesan kaos atau pakaian

langsung kepada perusahaan. Untuk kaos pesanan minimal 30 buah

kaos.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

73

H. PROMOSI

Untuk dapat lebih mengenalkan produknya kepada masayarakat, PT

Mondrian melakukan berbagai cara yang diharapkan masyarakat yang berada

diluar kota ataupun luar daerah dapat mengenal produk yang dihasilkan.

Aspek-aspek bauran promosi yang dilakukan oleh PT Mondrian saling

melengkapi satu sama lain. Meliputi:

1. Periklanan

Pemasaran yang dilakuakna oleh PT Mondrian dalam memasarakan

produk melalui media, meliputi :

a. Media cetak (Majalah)

Pertimbangan-pertimbangan PT Mondrian menggunakan majalah

sebagai salah satu media periklanan antara lain:

1) PT Mondrian adalah perusahaan konveksi yang produk utamanya

adalah kaos fashion dimana jenis dan bentuk kaos ini bervariasi

dalam model dan warna.

2) Dalam majalah terdapat kualitas cetak, gambar dan warna yang

bagus sehingga dapat memperlihatkan keunikan desain dari setiap

kaos yang diproduksi oleh PT Mondrian

3) Iklan yang dilakukan melalui majalah dinilai sebagai alat promosi

yang lebih efisien karena dapat mencapai golongan konsumen yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

74

menjadi sasaran produk perusahaan yaitu pembaca yang

diharapkan menjadi calon pembeli yang potensial.

b. Media Elektronik (Televisi)

Pertimbangan-pertimbangan PT Mondrian dalam usaha

memperkenalkan produk melalui televisi adalah:

1) Televisi menjangkau pangsa pasar yang luas, dalam hal ini sangat

penting bagi PT Mondrian mengingat target pemasaran yang luas

hampir diseluruh wilayah Indonesia

2) Televisi merupakan alat komunikasi audio visual yang dapat

menampilkan dengan jelas keunikan desain kaos fashion produksi

PT Mondrian yang beraneka ragam.

2. Promosi Penjualan

Promosi penjualan yang diterapkan oleh PT Mondrian antara lain:

a. Peragaan/display

Alat promosi yang digunakan dalam penjualan adalah promosi

penjualan konsumen yaitu berupa demonstrasi ditempat pembelian

b. Discount

Perusahaan seringkali memberikan discount pada waktu-wakru

tertentu.

3. Publisitas

Kegiatan publisitas yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempengaruhi

sikap atau golongan konsumen antara lain:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

75

a. Pelayanan penelitian

Dilakukan sebagai upaya perusahaan untuk menunjukkan

keberadaannya, yaitu dengan memberi kesempatan bagi pihak-pihak

yang ingin meneliti tentang perusahaan dan penelitian ditujukan untuk

kepentingan studi guna pengembangan ilmu pengetahuan.

b. Pemberian sponsor

PT Mondrian seringkali memberikan sponsor selain sebagai media

promosi juga titik target penjualan pada berbagai event organizer.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

76

BAB V

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

A. Pembebanan Biaya Overhead Pabrik pada PT. Mondrian Group

Perusahaan PT. Mondrian Group dalam menentukan biaya overhead pabrik

menggunakan sistem akuntansi biaya tradisional yaitu sistem perhitungan tarif

overhead tunggal untuk seluruh produk. Dalam pendekatan ini perusahaan

mengganggap bahwa semua variasi biaya overhead dapat dijelaskan oleh satuan

cost driver. Cost driver yang digunakan oleh perusahaan PT. Mondrian Group

yaitu satuan produk dasar pembebanan biaya overhead pabrik yang lebih murah

dan sederhana dalam penerapan. Untuk memahami pembebanan biaya overhead

pabrik kepada produk, dengan mengasumsikan konsumsi biaya overhead pabrik

yang berhubungan erat dengan jumlah unit yang diproduksi, maka dilakukan

langkah-langkah sebagai berikut :

76

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

77

Produk yang diproduksi PT.Mondrian Group Klaten pada tahun 2003 dapat dilihat

pada tabel 5.1 dibawah ini:

Tabel 5.1 Daftar Jumlah Produksi

Tahun 2003 Produk Jumlah (unit)

Kaos Dadung Dewasa (All Size) 180.000 Kaos Dadung Remaja (All Size) 150.000 Kaos Dadung Wanita (All Size) 137.500 Kaos Dadung Anak (All Size) 121.500 Kaos Be-Gaya (All Size) 18.000 Kaos d,Mo Olah Raga (All Size) 100.000

Jumlah 707.000 Sumber: PT. Mondrian Group Klaten

Sedangkan biaya produksi PT.Mondrian Group Klaten pada tahun 2003

dapat dilihat pada table 5.2 dibawah ini:

Tabel 5.2 Prosentase Biaya Produksi

Tahun 2003

Biaya Jumlah (Rp) %

Biaya Bahan Baku Langsung 9.618.250.000,00 59,52

Biaya Tenaga Kerja Langsung 1.243.200.000,00 7.69

Biaya Overhead Pabrik 5.299.008.965,13 32,79

Total 16.160.458.965,13 100

Sumber: PT. Mondrian Group Klaten

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

78

Menghitung total prime cost dan prime cost per unit masing-masing produk,

dengan cara:

1. Menghitung total biaya bahan baku masing-masing produk.

PT.Mondrian Group dalam pemakaian bahan baku untuk proses produksi,

menggunakan satuan kilogram (kg). Total biaya bahan baku masing-masing

produk dapat dihitung dengan cara mengalikan biaya bahan baku dengan jumlah

pemakain bahan baku masing-masing produk.

Tabel 5.3 Daftar Penggunaan Bahan Baku

Tahun 2003

Produk Jumlah Harga Jumlah Pemakaian (Rp) (Rp)

Kaos Dadung Dewasa (All Size) 43.466 kilo 55.000/kg 2.390.625.000Kaos Dadung Remaja (All Size) 36.364 kilo 55.000/kg 2.000.000.000Kaos Dadung Wanita (All Size) 34.545 kilo 55.000/kg 1.900.000.000Kaos Dadung Anak (All Size) 35.836 kilo 55.000/kg 1.971.000.000Kaos Be-Gaya (All Size) 3.600 kilo 60.000/kg 216.000.000Kaos d,Mo Olah Raga (All Size) 22.812,5 kilo 50.000/kg 1.140.625.000

Jumlah 9.618.250.000Sumber: PT. Mondrian Group Klaten

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

79

2. Menghitung total biaya tenaga kerja masing-masing produk.

Tabel 5.4 Daftar Biaya Tenaga Kerja Langsung

Tahun 2003

Aktivitas Jumlah Upah per

bulan Total BTKL TKL (Rp)

Desain 34 12.580.000 150.960.000 Klise Film 34 12.580.000 150.960.000 Screen 34 12.580.000 150.960.000 Pemotongan Bahan 36 13.320.000 159.840.000 Penyablonan 24 8.880.000 106.560.000 Penjahitan & Label 42 15.540.000 186.480.000 Pemotongan Benang 26 9.620.000 115.440.000 Penyetrikaan 16 5.920.000 71.040.000 Pengemasan 34 12.580.000 150.960.000

Total 280 103.600.000 1.243.200.000 Sumber: PT. Mondrian Group Klaten

Keterangan : Untuk aktivitas pada bangian Pengemasan ini dilakukan inspeksi

Tabel 5.5 Daftar Biaya Tenaga Kerja Langsung Per Produk

Tahun 2003 Produk Jumlah Alokasi Biaya BTKL

(unit) per produk K.Dadung D (All Size) 180.000 180.000/644.000 x 1.243.200.000 347.478.260,87K.Dadung R (All Size) 150.000 150.000/644.000 x 1.243.200.000 289.565.217,39K.Dadung W (All Size) 121.000 121.000/644.000 x 1.243.200.000 233.582.608,70K.Dadung A (All Size) 96.000 96.000/644.000 x 1.243.200.000 185.321.739,13K.Be-Gaya (All Size) 12.000 12.000/644.000 x 1.243.200.000 23.165.217,39K.d,Mo OR (All Size) 85.000 85.000/644.000 x 1.243.200.000 164.086.956,52

Jumlah 644.000 1.243.200.000,00Sumber: PT. Mondrian Group Klaten

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

80

3. Menjumlahkan total biaya bahan baku dengan biaya tenaga kerja masing-masing

produk, sehingga akan didapatkan hasil total prime cost dari masing produk

seperti pada table 5.6

Tabel 5.6 Daftar Prime Cost

Tahun 2003

Produk Total BBB Total BTKL Total Volume Prime Cost Prime Cost Produksi Per unit (Rp) (Rp) (Rp) (unit) (Rp)

K.Dadung D 2.390.625.000 347.478.260,87 2.738.103.260,87 180.000 15.211,68K.Dadung R 2.000.000.000 289.565.217,39 2.289.565.217,39 150.000 15.263,77K.Dadung W 1.900.000.000 233.582.608,70 2.133.582.608,70 137.500 15.516,96K.Dadung A 1.971.000.000 185.321.739,13 2.156.321.739,13 121.500 17.747,50K.Be-Gaya 216.000.000 23.165.217,39 239.165.217,39 18.000 13.286,96K.d,Mo OR 1.140.625.000 164.086.956,52 1.304.711.956,52 100.000 13.047,12

Jumlah 9.618.250.000 1.243.200.000 707.000 Sumber: PT. Mondrian Group Klaten

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

81

Tabel 5.7 Anggaran Biaya Overhead Pabrik

Tahun 2003 No Komponen BOP Jumlah (Rp) 1 Pembelian Bahan Baku SOT Combed 24 SN 815.521.145,81 SOT Cardet 24 SN 703.451.254,58 BR 21C 435.564.328,42 Pewarna RAFM 143.518.579,45 Cat Dasar RAFM 95.679.052,97 Klise Film 58.725.949,97 Screen 25.168.264,28 Kertas Sablon 21.474.299,71 Pengering 14.128.671,41 Label + Zippler 6.564.418,53 2 Listrik 558.000.000,00 3 Telepone 81.270.000,00 4 Baha Bakar Minyak + Pelumas 160.380.000,00 5 Spareparts 98.125.000,00 6 Barang Teknik 67.400.000,00 7 Inspeksi 12.750.000,00 8 Desain dan Perancangan Produk 52.650.000,00 9 Pemeliharaan Mesin 365.580.000,00

10 Penyusutan Mesin 127.953.000,00 11 Pemeliharaan Bangunan 272.700.000,00 12 Penyusutan Bangunan 95.445.000,00 13 Kesejahteraan Karyawan 736.725.000,00 14 Asuransi Karyawan 193.875.000,00 15 Asuransi Pabrik 15.500.000,00 16 Keamanan 27.900.000,00 17 Kebersihan 22.500.000,00 18 Pemrosesan Order Pembelian Bahan 19.750.000,00 19 Penerimaan Bahan Baku 17.225.000,00 20 Pembungkusan Produk Jadi 21.485.000,00 21 Penelitian dan Pengembangan Produk 32.000.000,00

Total BOP 5.299.008.965,13 Sumber: PT. Mondrian Group Klaten

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

82

Total produk yang diproduksi PT. Mondrian Group selama tahun 2003

adalah 707.000 unit. Tarif biaya overhead pabrik per unit dapat dihitung sebagai

berikut :

Total Biaya Overhead Pabrik Tahun 2003 Tarif BOP =

Total Unit Konveksi yang diproduksi selama Tahun 2003 Rp. 5.299.008.965.13

707.000 unit =

= Rp. 7.495,062 / unit

Setelah tariff BOP diketahui, maka selanjutnya perhitungan pokok produk

untuk masing-masing produk, dengan cara menjumlahkan total prime cost dengan

BOP per unit untuk setiap produk.

Tabel 5.8 Daftar Perhitungan Biaya Overhead Pabrik

Tahun 2003

Produk Volume BOP / Unit Total BOP Produksi (per unit) (Rp) (Rp)

Kaos Dadung Dewasa (All Size) 180.000 7495,062 1.349.111.193,39Kaos Dadung Remaja (All Size) 150.000 7495,062 1.124.259.327,82Kaos Dadung Wanita (All Size) 137.500 7495,062 1.030.571.050,50Kaos Dadung Anak (All Size) 121.500 7495,062 910.650.055,54Kaos Be-Gaya (All Size) 18.000 7495,062 134.911.119,34Kaos d,Mo Olah Raga (All Size) 100.000 7495,062 749.506.218,55

Jumlah 707.000 5.299.008.965,13Sumber: PT. Mondrian Group Klaten

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

83

Tabel 5.9 Daftar Perhitungan Unit Cost

Tahun 2003

Produk Prime Cost BOP / Unit HPP / unit Per unit (Rp) (Rp) (Rp)

Kaos Dadung Dewasa (All Size) 15.211,68 7.495,062 22.706,75Kaos Dadung Remaja (All Size) 15.263,77 7.495,062 22.758,83Kaos Dadung Wanita (All Size) 15.516,96 7.495,062 23.012,03Kaos Dadung Anak (All Size) 17.747,50 7.495,062 25.242,57Kaos Be-Gaya (All Size) 13.286,96 7.495,062 20.782,02Kaos d,Mo Olah Raga (All Size) 13.047,12 7.495,062 20.542,18

Sumber: PT. Mondrian Group Klaten

B. Penentuan Biaya Overhead Pabrik Menggunakan Activity Based Costing

System (ABC)

Activity Based Costing System dalam penerapan perhitungannya sangat

berbeda dengan sistem tradisional. Perbedaan yang paling mendasar adalah

bahwa Activity Based Costing menelusuri cost tidak langsung pada objek cost atas

dasar faktor-faktor (cost driver) dan berkorelasi tinggi dengan cost tidak

langsung. Activity Based Costing memperkenalkan hubungan sebab akibat “cost

driver” dengan aktivitas, dimana dasar pendekatan yang dilakukan Activity Based

Costing adalah sumber daya dibebankan ke aktivitas, kemudian aktivitas

dibebankan ke objek biaya berdasarkan pengggunaannya.

Activity Based Costing tidak bias diimplementasikan begitu saja pada setiap

perusahaan. Ada beberapa syarat agar Activity Based Costing dapat dilaksanakan,

diantaranya :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

84

a. Diversitas produk yang tinggi.

Perusahaan memproduksi berbagai macam produk dan lini produk yang

pemrosesannya menggunakan beberapa alat atau fasilitas menufaktur yang

sama. Seperti yang terdapat dalam perusahaan PT.Mondrian Group,

perusahaan memproduksi 9 jenis produksi dengan 17 macam desain yang

digunakan selama setahun. Semua produk yang diproduksi menggunakan

fasilitas yang sama dan dengan cara pengolahan yang hampir sama pula.

b. Perusahaan menghadapi persaingan yang ketat.

Barang yang diproduksi beberapa perusahaan memang terdapat barang yang

sejenis. Hal ini menyebabkan masing-masing perusahaan berada dalam situasi

persaingan untuk menguasai pangsa pasar. Dan pada kenyataannya,

Perusahaan PT.Mondrian Group adalah salah satu perusahaan yang berada

pada dunia usaha yang penuh persaingan. Perusahaan PT.Mondrian group

berlokasi didaerah Mojayan (Bypass)-Klaten, dimana terdapat kurang lebih 24

- 30 perusahaan konveksi yang bergerak pada pasar yang sama. Dalam

menghadapi kondisi ini, perusahaan harus memperhatikan tingkat efisiensi

disetiap proses produksi agar dapat bersaing dengan pesaing-pesaingnya.

Yang harus dilakukan oleh perusahaan adalah memahami informasi biaya

yang akurat agar dapat membantu manajemen dalam mengambil keputusan

strategic dalam menghadapi persaingan diantara perusahaan konveksi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

85

c. Jumlah biaya overhead cukup tinggi.

Anggaran biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan PT. Mondrian Group

selama tahun 2003 dapat dilihat pada tabel 5.3.

Dalam kenyataannya, Biaya Overhead Pabrik yang digunakan prosentasenya

juga cukup besar, maka dapat dikatakan penggunaan Activity Based Costing

System kemungkinan besar dapat diterapkan untuk menghitung pembebanan

Biaya Overhead Pabrik per unitnya.

d. Kesiapan sumberdaya manusia.

Perkembangan perusahaan diukur dari kinerja personal pegawainya.

Perusahaan PT. Mondrian Group sangat memperhatikan kemampuan

karyawannya, diantaranya :

1. Setiap personal menempati posisi sesuai dengan bidangnya.

2. Terdapat pembinaan secara berkala baik untuk meningkatkan kualitas

ataupun untuk mengembangkan wawasan guna melihat perkembangan

dunia usaha dibidang konveksi.

3. Terdapat ahli-ahli dalam bidang konveksi yang mendukung.

Perusahaan PT. Mondrian Group mempunyai orientasi untuk menerima

segala perkembangan yang ada dalam dunia bisnis, yaitu perkemangan

kebutuhan sistem yang baru. Sehingga segala sesuatu mampu diserap dan

dikembangkan untuk mencapai perbaikan kualitas kerja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

86

e. Biaya pengukuran dapat dikatakan rendah

Pemahaman yang diperlukan untuk mengetahui apakah penentuan Biaya

Overhead Pabrik dengan Activity Based Costing System rendah, dijelaskan

dengan membandingkan antara biaya yang dikeluarkan dengan manfaat yang

diperoleh dimasa yang akan datang. Berdasarkan teori yang ada, maka dapat

dikatakan Perusahaan PT. Mondrian Group memenuhi syarat untuk

menerapkan Activity Based Costing System, akan tetapi perlu dilihat dari

kondisi yang berkembang saat ini.

Tahap-tahap didalam menentukan Biaya Overhead Pabrik berdasarkan Activity

Based Costing System dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut :

a. Tahap I

Mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas yang ada didalam perusahaan.

Suatu aktivitas merupakan satuan kerja yang dilakukan didalam

perusahaan. Dengan identifikasi aktivitas maka memerlukan pembuatan

daftar semua jenis aktivitas. Pengelompokan aktivitas dikelompokan

berdasarkan level produksi dan aktivitas berdasarkan proses.

Pembebanan biaya-biaya dengan berbagai aktivitas. Activity Driver yang

ditentukan perusahaan dengan mengaitkan setiap kegiatan dan jumlah

pengguna dari aktivitas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

87

Penentuan kelompok biaya ( cost pool ) yang sejenis ( homogeneous cost

pool ). Dalam menentukan kelompok biaya yang sejenis harus didasarkan

pada karakteristik :

1. Kegiatan-kegiatan produksi yang sejenis / sama.

2. Memiliki perbandingan konsumsi yang sama untuk semua produk.

Menentukan tarif kelompok ( pool rate ). Setelah biaya ditentukan, maka

biaya per satuan pendorong dihitung dengan membagi biaya kelompok

dengan kapasitas praktis pendorong kegiatan. Tarif Biaya Overhead

Pabrik dihitung dengan menggunakan rumus :

Taksiran total biaya pada cost pool

Taksiran cost driver Cost pool rate =

b. Tahap II

Biaya-biaya untuk masing-masing kelompok overhead ditelusuri keproduk

dengan menggunakan tarif kelompok yang dihitung pada tahap I dan dengan

menentukan jumlah sumber daya yang digunakan oleh setiap produk.

Penentuan ini menggunakan ukuran banyaknya pendorong kegiatan yang

digunakan oleh tiap-tiap produk dengan rumus :

Overhead yang dibebankan

(pada suatu produk) = Tarif kelompok x Penggunaan kegiatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

88

Langkah-langkah pengimplementasian dengan memasukan data-data dari

PT. Mondrian Group Tahun 2003 sebagai berikut :

a. Mengidentifikasikan Aktivitas-aktivitas Dalam Perusahaan PT. Mondrian

Group.

Dalam mengimplementasikan Activity Based Costing (ABC) untuk

menentukan pembebanan Biaya Overhead Pabrik (BOP) di Perusahaan PT.

Mondrian Group diperlukan pemahaman tentang aktivitas-aktivitas yang terjadi

didalam perusahaan tersebut. Aktivitas yang terjadi di dalam perusahaan dapat

dilihat pada tabel 5.10

b. Pengelompokan Berbagai Aktivitas Dalam Klasifikasi Proses dan Tingkat.

Setelah diketahui aktivitas yang terjadi didalam perusahaan, langkah-

langkah yang diambil adalah pengelompokan aktivitas berdasarkan proses dan

kemudian pengelompokan aktivitas berdasarkan tingkatnya dapat dilihat pada

tabel 5.11 dan tabel 5.12.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

89

Tabel 5.10 Daftar Aktivitas

Tahun 2003

Jenis Aktivitas

(A1) Pemrosesan Order Pembelian Bahan

(A2) Penerimaan Bahan Baku

(A3) Pendesainan dan Perancangan Produk

(A4) Penelitian dan Pengembangan Produk

(A5) Pemeliharaan Bangunan Proses Produksi

(A6) Penyediaan Tempat Proses Produksi

(A7) Pemeliharaan Kebersihan Proses Produksi

(A8) Pembuatan Klise Film Sablon

(A9) Pembuatan Screen Sablon

(A10) Pembuatan Motif Dengan Kertas Sablon

(A11) Pengecatan Dasar Sablon

(A12) Pengecatan Finishing Sablon

(A13) Pembordiran Motif Sablon Timbul

(A14) Pengawetan Sablon (Pengeringan)

(A15) Pengobrasan Konveksi Setengah Jadi

(A16) Pemberian Jaminan Kesejahteraan Kerja

(A17) Pemberian Jaminan Kerusakan Pabrik

(A18) Pemberian Jaminan Keselamatan Kerja

(A19) Penjahitan Bahan Baku Kain

(A20) Pemakaian Tenaga Listrik

(A21) Pemakaian Mesin

(A22) Pemeliharaan Mesin

(A23) Penyediaan Barang Teknis

(A24) Pengadaan Spareparts

(A25) Pemasangan Label dan Zippler

(A26) Pemeriksaan Proses Produksi

(A27) Pembungkusan Produk Jadi

(A28) Komunikasi Perusahaan

(A29) Pemeliharaan Keamanan Produk Jadi

(A30) Penyediaan Transportasi

Sumber: Diolah dari data PT. Mondrian Group

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

90Tabel 5.11

Pengelompokan Aktivitas Berdasarkan Tingkat Proses Tahun 2003

(A1) Pemrosesan Order

Pembelian Bahan

(A2) Penerimaan Bahan

Baku

(A3) Pendesainan dan

Perancangan Produk

(A5) Pemeliharaan Bangunan

Proses Produksi

(A6) Penyediaan Tempat

Proses Produksi

(A7) Pemeliharaan

Kebersihan

(A8) Pembuatan Klise Film

Sablon

(A9) Pembuatan Screen Sablon

(A10) Pembuatan Motif Dengan

Kertas Sablon

(A11) Pengecatan Dasar Sablon

(A12) Pengecatan Finishing

Sablon

(A13) Pembordiran Motif Sablon

Timbul

(A14) Pengawetan Sablon

(A15) Pengobrasan Konveksi

Setengah Jadi

(A16) Pemberian Jaminan

Kesejahteraan Kerja

(A17) Pemberian Jaminan

Kerusakan Pabrik

(A18) Pemberian Jaminan (A4) Penelitian dan

Pengembangan Produk

Proses Produksi

(Pengeringan)

Sumber: Diolah dari data PT. Mondrian Group Klaten

Keselamatan Kerja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

91Tabel 5.11 (Lanjutan)

Pengelompokan Aktivitas Berdasarkan Tingkat Proses Tahun 2003

Proses Jahit Proses Perlengkapan Proses Packing

(A19) Penjahitan Bahan Baku

Kain

(A20) Pemakaian Tenaga Listrik

(A25) Pemasangan Label dan

Zippler

(A21) Pemakaian Mesin

(A22) Pemeliharaan Mesin

(A23) Penyadiaan Barang Teknis

(A24) Pengadaan Spareparts

(A26) Pemeriksaan Proses

Produksi

(A27) Pembungkusan Produk Jadi

(A28) Komunikasi Perusahaan

(A29) Pemeliharaan Keamanan

Produk Jadi

(A30) Penyediaan Transportasi

Sumber: Diolah dari data PT. Mondrian Group Klaten

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

92Tabel 5.12

Pengelompokan Aktivitas Berdasarkan Tingkat Aktivitas Tahun 2003

Proses Persiapan (P1) Proses Potong (P2) Proses Sablon (P3) Proses Obras (P4)

Tingkat Bacth :

(A1) Pemrosesan order

pembelian bahan

(A2) Penerimaan bahan baku

Tingkat Produk :

(A3) Pendesainan dan

Perancangan Produk

Tingkat Unit :

(A8) Pembuatan Klise Film

Sablon

(A9) Pembuatan Screen Sablon

(A10) Pembuatan Motif Dengan

Kertas Sablon

(A11) Pengecatan Dasar Sablon

(A12) Pengecatan Finishing

Sablon

(A13) Pembordiran Motif Sablon

Timbul

(A14) Pengawetan Sablon

Tingkat Fasilitas :

(A5) Pemeliharaan Bangunan

Proses Produksi

(A6) Penyediaan Tempat

Proses Produksi

Tingkat Unit :

(A15) Pengobrasan Konveksi

Setengah Jadi

Tingkat Fasilitas :

(A16) Pemberian Jaminan

Kesejahteraan Kerja

(A17) Pemberian Jaminan

Kerusakan Pabrik

(A18) Pemberian Jaminan

(A7) Pemeliharaan Kebersihan

Proses Produksi

(A4) Penelitian dan

Pengembangan Produk

(Pengeringan)

Sumber: Diolah dari data PT. Mondrian Group Klaten

Keselamatan Kerja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

93Tabel 5.12 (Lanjutan)

Pengelompokan Aktivitas Berdasarkan Tingkat Aktivitas Tahun 2003

Sumber: Diolah dari data PT. Mondrian Group Klaten

Proses Jahit (P5) Proses Perlengkapan (P6) Proses Packing (P7)

(A28) Komunikasi Perusahaan

(A29) Pemeliharaan Keamanan

Produk Jadi

(A27) Pembungkusan Produk

Tingkat Fasilitas :

Jadi

(A25) Pemasangan Label dan

Zippler

(A26) Pemeriksaan Proses

Tingkat Bacth :

Tingkat Unit :

Produksi

(A23) Penyediaan Barang Teknis

(A19) Penjahitan Bahan Baku

Kain

(A20) Pemakaian Tenaga Listrik

(A21) Pemakaian Mesin

(A24) Pengadaan Spareparts

(A22) Pemeliharaan Mesin

Tingkat Fasilitas :

Tingkat Unit :

(A30) Penyediaan Transportasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

94

c. Pembebanan Biaya - Biaya Dengan Berbagai Aktivitas.

Pengertian cost driver sebagai faktor yang menyebabkan perubahan biaya

aktivitas / faktor yang dapat diukur dan digunakan untuk membebankan biaya

ke aktivitas dan dari aktivitas ke aktivitas lainnya. Perusahaan dapat

menentukan pendorong aktivitas (activity driver) yang berkait pada setiap

kegiatan dan jumlah penggunaan aktivitas, dapat dilihat pada tabel 5.13 dan

tabel 5.14.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

95

Jenis Aktivitas Jumlah (Rp)

(A1) Pemrosesan Order Pembelian Bahan 19.750.000,00

(A2) Penerimaan Bahan Baku 17.225.000,00

(A3) Pendesainan dan Perancangan Produk 52.650.000,00

(A4) Penelitian dan Pengembangan Produk 32.000.000,00

(A5) Pemeliharaan Bangunan Proses Produksi 95.445.000,00

(A6) Penyediaan Tempat Proses Produksi 272.700.000,00

(A7) Pemeliharaan Kebersihan Proses Produksi 22.500.000,00

(A8) Pembuatan Klise Film Sablon 58.725.949,97

(A9) Pembuatan Screen Sablon 25.168.264,28

(A10) Pembuatan Motif Dengan Kertas Sablon 21.474.299,71

(A11) Pengecatan Dasar Sablon 95.679.052,97

(A12) Pengecatan Finishing Sablon 143.518.579,45

(A13) Pembordiran Motif Sablon Timbul 435.564.328,42

(A14) Pengawetan Sablon (Pengeringan) 14.128.671,41

(A15) Pengobrasan Konveksi Setengah Jadi 703.451.254,58

(A16) Pemberian Jaminan Kesejahteraan Kerja 736.725.000,00

(A17) Pemberian Jaminan Kerusakan Pabrik 15.500.000,00

(A18) Pemberian Jaminan Keselamatan Kerja 193.875.000,00

(A19) Penjahitan Bahan Baku Kain 815.521.145,81

(A20) Pemakaian Tenaga Listrik 558.000.000,00

(A21) Pemakaian Mesin 365.580.000,00

(A22) Pemeliharaan Mesin 127.953.000,00

(A23) Peyediaan Barang Teknis 67.400.000,00

(A24) Pengadaan Spareparts 98.125.000,00

(A25) Pemasangan Label dan Zippler 6.564.418,53

(A26) Pemeriksaan Proses Produksi 12.750.000,00

(A27) Pembungkusan Produk Jadi 21.485.000,00

(A28) Komunikasi Perusahaan 81.270.000,00

(A29) Pemeliharaan Keamanan Produk Jadi 27.900.000,00

(A30) Penyediaan Transportasi 160.380.000,00

Total Aktivitas Perusahaan 5.299.008.965,13

Sumber: Diolah dari data PT. Mondrian Group Klaten

Pembebanan Biaya-biaya pada Berbagai Aktivitas

Tabel 5.13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

96

Tabel 5.14 Jenis Aktivitas, Cost Driver, dan Jumlah Activity Driver

Tahun 2003

Proses Kode / Cost Driver Jumlah Activity Driver Total

Tingkat K.D.D K.D.R K.D.W K.D.A BG d.Mo OR Activity Aktivitas Driver

P1 Batch A1 Jumlah Batch 44.36 51.96 41.50 31.04 16.99 29.57 215 A1 Jumlah Batch 44.36 51.96 41.50 31.04 16.99 29.57 215 Produk A3 Jumlah Desain 24 21 23 18 10 16 112 A4 Jumlah Desain 24 21 23 18 10 16 112

P2 Fasilitas A5 Jam Pemeliharaan 6280.57 8252.33 4838.05 7812.07 3690.59 7638.78 38512 A6 Jam Mesin 1080.92 11400.48 10576.02 6895.98 4171.44 3991.26 38116 A7 JTKL 1859.84 2934.56 2635.20 1645.76 1373.28 1415.84 11864

Sumber: Diolah dari data PT. Mondrian Group Klaten Keterangan : K.D.D : Kaos Dadung Dewasa (All size) K.D.R : Kaos Dadung Remaja (All size) K.D.W : Kaos Dadung Wanita (All size) K.D.A : Kaos Dadung Anak (All size) BG : Be-Gaya (All size) d,Mo OR : d,Mo Olah Raga (All size)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

97

Tabel 5.14 (Lanjutan) Jenis Aktivitas, Cost Driver, dan Jumlah Activity Driver

Tahun 2003

Proses Kode / Cost Driver Jumlah Activity Driver Total

Tingkat K.D.D K.D.R K.D.W K.D.A BG d.Mo OR Activity Aktivitas Driver

P3 Unit A8 Jumlah Pemakain Film Sablon 12620.20 10092.60 6857.45 4730.35 4935.05 5264.35 44500 A9 Jumlah Pemakaian Screen 10946.96 8754.48 5948.26 4103.18 4280.74 4566.38 38600 A10 Jumlah Pemakaian Kertas Sablon 9287.90 7427.70 5046.77 3481.31 3631.97 3874.35 32750 A11 Jumlah Pemakaian Cat Dasar 11548.19 9235.29 6274.95 4328.53 4515.84 4817.20 40720

A12 Jumlah Pemakaian Pewarna RAFM 12478.40 9979.20 6780.40 4677.20 4879.60 5205.20 44000

A13 Jumlah Pemakaian Benang BR 21C 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0

A14 Jumlah Pemakaian Pengering 8876.68 7098.84 4823.33 3327.19 3471.17 3702.79 31300 P4 Unit A15 Jumlah Pemakaian Benang Cardet 46346.30 48337.20 44841.55 29238.45 17686.60 16922.65 203373 Fasilitas A16 JTKL 15145.13 15795.72 14653.41 9554.59 5779.66 5530.02 66459 A17 Jam Pemeliharaan 1249.25 1302.91 1208.68 788.11 476.74 456.14 5482 A18 JTKL 4874.87 5084.28 4716.59 3075.41 1860.34 1779.98 21391

Sumber: Diolah dari data PT. Mondrian Group Klaten Keterangan : K.D.D : Kaos Dadung Dewasa (All size) K.D.R : Kaos Dadung Remaja (All size) K.D.W : Kaos Dadung Wanita (All size) K.D.A : Kaos Dadung Anak (All size) BG : Be-Gaya (All size) d,Mo OR : d,Mo Olah Raga (All size)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

98

Tabel 5.14 ( Lanjutan) Jenis Aktivitas, Cost Driver, dan Jumlah Activity Driver

Tahun 2003

Proses Kode / Cost Driver Jumlah Activity Driver Total

Tingkat K.D.D K.D.R K.D.W K.D.A BG d.Mo OR Activity Aktivitas Driver

P5 Unit

A19 Jumlah Pemakaian Benang Combed 69652.16 55702.08 37846.96 26107.28 11813.36 23798.64 224920

A20 Jumlah Pemakaian 15510.35 17568.85 18678.65 20012.20 2871.40 6909.40 81551 A21 Jam Mesin 10831.25 12268.75 13043.75 13975.00 2075.00 4825.00 57019 Fasilitas A22 Jam Pemeliharaan 4583.78 5192.14 5520.11 5914.22 878.14 2041.94 24130 A23 Jam Mesin 3197.38 3621.73 3850.51 4125.42 612.54 1424.34 16832 A24 Jumlah Pemakaian 4089.88 4632.68 4925.32 5276.96 783.52 1821.92 21530

P6 Unit A25 Jumlah Pemakaian 23737.32 18983.16 12898.17 8897.31 4025.97 8110.53 76652 Fasilitas A26 Jumlah Batch 1314.18 1726.76 1012.34 1634.64 772.24 1598.38 8059

P7 Fasilitas A27 Jumlah Batch 1669.55 2193.69 1286.08 2076.66 981.06 2030.59 10238 A28 Jumlah Pemakaian Pulsa 16016.31 12808.53 8702.79 6003.29 2716.44 5472.43 51720 A29 JTKL 5601.10 4476.30 3043.48 2099.43 949.98 1913.78 18084 A30 Jumlah Pemakaian BBM 6692.96 5352.48 3636.76 2508.68 1135.16 2286.84 21613

Sumber: Diolah dari data PT. Mondrian Group Klaten Keterangan : K.D.D : Kaos Dadung Dewasa (All size) BG : Be-Gaya (All size) K.D.R : Kaos Dadung Remaja (All size) d,Mo OR : d,Mo Olah Raga (All size) K.D.W : Kaos Dadung Wanita (All size) K.D.A : Kaos Dadung Anak (All size)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

99

d. Penentuan kelompok biaya (cost pool) yang sejenis (homogeneous cost pool).

Setelah diketahui kelompok aktivitas, pendorong aktvitas, proses aktivitas,

tingkat aktivitas dan jumlah penggunaan aktivitas, maka selanjutnya

mengelompokan cost pool yang homogen seperti pada tabel 5.15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

100

Tabel 5.15 Pengelompokan Cost Pool yang Homogen

Kode Kode Biaya Aktivitas Proses Pool Aktivitas CostDriver (Rp)

A1 Jml Batch 19.750.000,00

I A2 Jml Batch 17.225.000,00

P1 36.975.000,00

A3 Jml Desain 52.650.000,00

II A4 Jml Desain 32.000.000,00

84.650.000,00 P2

III A5 Jam Pemeliharaan 95.445.000,00

IV A6 Jam Mesin 272.700.000,00

V A7 JTKL 22.500.000,00

VI A8 Jml Pemakaian Film Sablon 58.725.949,97

VII A9 Jml Pemakaian Screen 25.168.264,28

VIII A10 Jml Pemakaian Kertas Sablon 21.474.299,71

P3IX A11 Jml Pemakaian Cat Dasar 95.679.052,97

X A12 Jml Pemakaian Pewarna

RAFM 143.518.579,45

XI A13 Jml Pemakaian Benang BR

21C 435.564.328,42

XII A14 Jml Pemakaian Pengering 14.128.671,41

XIII A15 Jml Pemakaian Benang Cardet 703.451.254,58

P4XIV A16 JTKL 736.725.000,00

XV A17 Jam Pemeliharaan 15.500.000,00

XVI A18 JTKL 193.875.000,00

XVII A19 Jml Pemakaian Benang

Combed 815.521.145,81

XVIII A20 Jml Pemakaian 558.000.000,00

P5XIX A21 Jam Mesin 365.580.000,00

XX A22 Jam Pemeliharaan 127.953.000,00

XXI A23 Jam Mesin 67.400.000,00

XXII A24 Jml Pemakaian 98.125.000,00

P6XXIII A25 Jml Pemakaian 6.564.418,53

XXIV A26 Jml Batch 12.750.000,00

XXV A27 Jml Batch 21.485.000,00

P7XXVI A28 Jml Pemakaian Pulsa 81.270.000,00

XXVII A29 JTKL 27.900.000,00

XXVIII A30 Jml Pemakaian BBM 160.380.000,00

Sumber: Diolah dari data PT. Mondrian Group Klaten

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

101

e. Penentuan Tarif Kelompok ( Cost Pool Rate Homogen )

Setelah penjumlahan cost driver pada tiap-tiap produk selama tahun 2003, maka

tahap selanjutnya adalah Biaya overhead Pabrik dibagi dengan cost driver.

Pembagian yang dilakukan akan menghasilkan tarif Biaya Overhead Pabrik

(BOP) per kelompok ( cost pool rate homogeneous ). Proses tersebut dapat

dilihat pada tabel 5.16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

102

Tabel 5.16 Pengelompokan Cost Pool RateHomogen

Pool Biaya Jumlah Cost Driver Tarif / Aktivitas Aktivitas Aktivity Driver Aktivitas (Rp) (1) (2) (4) = (1) / (2) I 36.975.000,00 215 Jml Batch 171.976,74 II 84.650.000,00 112 Jml Desain 755.803,57 III 95.445.000,00 38.512 Jam Pemeliharaan 2.478,32 IV 272.700.000,00 38.116 Jam Mesin 7.154,48 V 22.500.000,00 11.864 JTKL 1.896,49 VI 58.725.949,97 44.500 Jml Pemakaian Film Sablon 1.319,68 VII 25.168.264,28 38.600 Jml Pemakaian Screen 652,03 VIII 21.474.299,71 32.750 Jml Pemakaian Kertas Sablon 655,70 IX 95.679.052,97 40.720 Jml Pemakaian Cat Dasar 2.349,68 X 143.518.579,45 44.000 Jml Pemakaian Pewarna RAFM 3.261,79 XI 435.564.328,42 0 Jml Pemakaian Benang BR 21C 0,00 XII 14.128.671,41 31.300 Jml Pemakaian Pengering 451,40 XIII 703.451.254,58 203.373 Jml Pemakaian Benang Cardet 3.458,92 XIV 736.725.000,00 66.459 JTKL 11.085,41 XV 15.500.000,00 5.482 Jam Pemeliharaan 2.827,44 XVI 193.875.000,00 21.391 JTKL 9.063,39 XVII 815.521.145,81 224.920 Jml Pemakaian Benang Combed 3.625,83 XVIII 558.000.000,00 81.551 Jml Pemakaian 6.842,34 XIX 365.580.000,00 57.019 Jam Mesin 6.411,55 XX 127.953.000,00 24.130 Jam Pemeliharaan 5.302,65 XXI 67.400.000,00 16.832 Jam Mesin 4.004,28 XXII 98.125.000,00 21.530 Jml Pemakaian 4.557,59 XXIII 6.564.418,53 76.652 Jml Pemakaian 85,64 XXIV 12.750.000,00 8.059 Jml Batch 1.582,08 XXV 21.485.000,00 10.238 Jml Batch 2.098,55 XXVI 81.270.000,00 51.720 Jml Pemakaian Pulsa 1.571,35 XXVII 27.900.000,00 18.084 JTKL 1.542,80 XXVIII 160.380.000,00 21.613 Jml Pemakaian BBM 7.420,53

Sumber: Diolah dari data PT. Mondrian Group Klaten

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

103

f. Penentuan Biaya Overhead Pabrik per unit Untuk Setiap Produk

Tahap yang dilakukan dalam sistem ini adalah penentuan Biaya Overhead

Pabrik (BOP) per unit untuk tiap-tiap produk. Penentuan Total Biaya Overhead

Pabrik (BOP) setiap produk dengan mengalikan seluruh aktivitas yang diserap

dengan tarif Biaya Overhead Pabrik (BOP) yang sudah ditentukan. Untuk

mendapatkan hasil Biaya Overhead Pabrik (BOP) per unit maka Total Biaya

Overhead Pabrik (BOP) setiap produk dibagi dengan jumlah produk yang

dihasilkan selama satu tahun. Maka perhitungan Biaya Overhead Pabrik (BOP)

total dan Biaya Overhead Pabrik (BOP) per unit tiap-tiap produk dapat dilihat

pada tabel 5.17 sampai 5.22

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

104

Tabel 5.17

Perhitungan BOP per unit Kaos Dadung Dewasa (All size)

Dengan Sistem ABC (Rp)

Pool Jumlah Tarif BOP

per

Penentuan BOP

Aktivitas

yang Aktivitas Diserap Total Per unit (Rp) (Rp) (1) (2) (3)=(1)x(2) (4)=(3) : 18.0000 I 44,36 171.976,74 7.628.888,19 42,38 II 24,00 755.803,57 18.139.285,68 100,77 III 6.280,57 2.478,32 15.565.262,24 86,47 IV 10.930,92 7.154,48 78.205.048,52 434,47 V 1.859,84 1.896,49 3.527.167,96 19,60 VI 12.620,20 1.319,68 16.654.625,54 92,53 VII 10.946,96 652,03 7.137.746,33 39,65 VIII 9.287,90 655,70 6.090.076,03 33,83 IX 11.548,19 2.349,68 27.134.551,08 150,75 X 12.478,40 3.261,79 40.701.920,34 226,12 XI 0,00 0,00 0,00 0,00 XII 8.876,68 451,40 4.006.933,35 22,26 XIII 46.346,30 3.458,92 160.308.144,00 890,60 XIV 15.145,13 11.085,41 167.889.975,55 932,72 XV 1.249,25 2.827,44 3.532.179,42 19,62 XVI 4.874,87 9.063,39 44.182.848,01 245,46 XVII 69.652,16 3.625,83 252.546.891,29 1.403,04 XVIII 15.510,35 6.842,34 106.127.088,22 589,59 XIX 10.831,25 6.411,55 69.445.100,94 385,81 XX 4.583,78 5.302,65 24.306.181,02 135,03 XXI 3.197,38 4.004,28 12.803.204,79 71,13 XXII 4.089,88 4.557,59 18.639.996,19 103,56 XXIII 23.737,32 85,64 2.032.864,08 11,29 XXIV 1.314,18 1.582,08 2.079.137,89 11,55 XXV 1.669,55 2.098,55 3.503.634,15 19,46 XXVI 16.016,31 1.571,35 25.167.228,72 139,82 XXVII 5.601,10 1.542,80 8.641.377,08 48,01 XXVIII 6.692,96 7.420,53 49.665.310,47 275,92 Total 1.175.662.667,07 6.531,46

Sumber: Diolah dari data PT. Mondrian Group Klaten

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

105

Tabel 5.17 Perhitungan BOP per unit

Kaos Da ) dung Dewasa (All sizeDengan Sistem ABC (Rp)

Pool Jumlah Tarif BOP

per

Penentuan BOP

Aktivitas

yang Aktivitas Diserap Total Per unit (Rp) (Rp) (1) (2) (3)=(1)x(2) (4)=(3) : 18.0000 I 44,36 171.976,74 7.628.888,19 42,38 II 24,00 755.803,57 18.139.285,68 100,77 III 6.280,57 2.478,32 15.565.262,24 86,47 IV 10.930,92 7.154,48 78.205.048,52 434,47 V 1.859,84 1.896,49 3.527.167,96 19,60 VI 12.620,20 1.319,68 16.654.625,54 92,53 VII 10.946,96 652,03 7.137.746,33 39,65 VIII 9.287,90 655,70 6.090.076,03 33,83 IX 11.548,19 2.349,68 27.134.551,08 150,75 X 12.478,40 3.261,79 40.701.920,34 226,12 XI 0,00 0,00 0,00 0,00 XII 8.876,68 451,40 4.006.933,35 22,26 XI II 46.346,30 3.458,92 160.308.144,00 890,60 XIV 15.145,13 11.085,41 167.889.975,55 932,72 XV 1.249,25 2.827,44 3.532.179,42 19,62 XVI 4.874,87 9.063,39 44.182.848,01 245,46 XVII 69.652,16 3.625,83 252.546.891,29 1.403,04 XVIII 15.510,35 6.842,34 106.127.088,22 589,59 XIX 10.831,25 6.411,55 69.445.100,94 385,81 XX 4.583,78 5.302,65 24.306.181,02 135,03 XXI 3.197,38 4.004,28 12.803.204,79 71,13 XXII 4.089,88 4.557,59 18.639.996,19 103,56 XXIII 23.737,32 85,64 2.032.864,08 11,29 XXIV 1.314,18 1.582,08 2.079.137,89 11,55 XXV 1.669,55 2.098,55 3.503.634,15 19,46 XXVI 16.016,31 1.571,35 25.167.228,72 139,82 XXVII 5.601,10 1.542,80 8.641.377,08 48,01 XXVIII 6.692,96 7.420,53 49.665.310,47 275,92 Total 1.175.662.667,07 6.531,46

Sumb r: Diolah dari T. Mondrian Gr p Kle data P ou aten

Tabel 5.18

Perhitungan BOP per unit Kaos Dadung Remaja (All size)

Dengan Sistem ABC (Rp)

Pool Jumlah Tarif BOP

per

Penentuan BOP

Aktivitas

yang Aktivitas Diserap Total Per unit (Rp) (Rp) (1) (2) (3)=(1)x(2) (4)=(3) : 150.000 I 51,96 171.976,74 8.935.911,41 59,57 II 21,00 755.803,57 15.871.874,97 105,81 III 8.252,33 2.478,32 20.451.914,49 136,35 IV 11.400,48 7.154,48 81.564.506,15 543,76 V 2.934,56 1.896,49 5.565.363,69 37,10 VI 10.092,60 1.319,68 13.319.002,37 88,79 VII 8.754,48 652,03 5.708.183,59 38,05 VIII 7.427,70 655,70 4.870.342,89 32,47 IX 9.235,29 2.349,68 21.699.976,21 144,67 X 9.979,20 3.261,79 32.550.054,77 217,00 XI 0,00 0,00 0,00 0,00 XII 7.098,84 451,40 3.204.416,38 21,36 XIII 48.337,20 3.458,92 167.194.507,82 1.114,63 XIV 15.795,72 11.085,41 175.102.032,45 1.167,35 XV 1.302,91 2.827,44 3.683.899,85 24,56 XVI 5.084,28 9.063,39 46.080.812,51 307,21 XVII 55.702,08 3.625,83 201.966.272,73 1346,44 XVIII 17.568,85 6.842,34 120.212.045,11 801,41 XIX 12.268,75 6.411,55 78.661.704,06 524,41 XX 5.192,14 5.302,65 27.532.101,17 183,55 XXI 3.621,73 4.004,28 14.502.421,00 96,68 XXII 4.632,68 4.557,59 21.113.856,04 140,76 XXIII 18.983,16 85,64 1.625.717,82 10,84 XXIV 1.726,76 1.582,08 2.731.872,46 18,21 XXV 2.193,69 2.098,55 4.603.568,15 30,69 XXVI 12.808,53 1.571,35 20.126.683,62 134,18 XXVII 4.476,30 1.542,80 6.906.035,64 46,04 XXVIII 5.352,48 7.420,53 39.718.238,41 264,79

Total 1.145.503.315,76 7.636,69 Sumber: Diolah dari data PT. Mondrian Group Klaten

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

106

Tabel 5.19

Perhitungan BOP per unit Kaos Dadung Wanita (All size)

Dengan Sistem ABC (Rp)

Pool Jumlah Tarif BOP

per

Penentuan BOP Aktivitas

yang Aktivitas Diserap Total Per unit (Rp) (Rp) (1) (2) (3)=(1)x(2) (4)=(3) : 137.500 I 41,50 171.976,74 7.137.034,71 51,91 II 23,00 755.803,57 17.383.482,11 126,43 III 4.838,05 2.478,32 11.990.236,08 87,20 IV 10.576,02 7.154,48 75.665.923,57 550,30 V 2.635,20 1.896,49 4.997.630,45 36,35 VI 6.857,45 1.319,68 9.049.639,62 65,82 VII 5.948,26 652,03 3.878.443,97 28,21 VIII 5.046,77 655,70 3.309.167,09 24,07 IX 6.274,95 2.349,68 14.744.124,52 107,23 X 6.780,40 3.261,79 22.116.240,92 160,85 XI 0,00 0,00 0,00 0,00 XII 4.823,33 451,40 2.177.251,16 15,83 XIII 44.841,55 3.458,92 155.103.334,13 1.128,02 XIV 14.653,41 11.085,41 162.439.057,75 1.181,37 XV 1.208,68 2.827,44 3.417.470,18 24,85 XVI 4.716,59 9.063,39 42.748.294,64 310,90 XVII 37.846,96 3.625,83 137.226.642,98 998,01 XVIII 18.678,65 6.842,34 127.805.674,04 929,50 XIX 13.043,75 6.411,55 83.630.655,31 608,22 XX 5.520,11 5.302,65 29.271.211,29 212,88 XXI 3.850,51 4.004,28 15.418.520,18 112,13 XXII 4.925,32 4.557,59 22.447.589,18 163,26 XXIII 12.898,17 85,64 1.104.599,28 8,03 XXIV 1.012,34 1.582,08 1.601.602,87 11,65 XXV 1.286,08 2.098,55 2.698.903,18 19,63 XXVI 8.702,79 1.571,35 13.675.129,07 99,46 XXVII 3.043,48 1.542,80 4.695.480,94 34,15 XXVIII 3.636,76 7.420,53 26.986.686,68 196,27

Total 1.002.720.025,88 7.292,51 Sumber: Diolah dari data PT. Mondrian Group Klaten

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

107

Tabel 5.20

Perhitungan BOP per unit Kaos Dadung Anak (All size)

Dengan Sistem ABC (Rp)

Pool Jumlah Tarif BOP

per

Penentuan BOP Aktivitas

yang Aktivitas Diserap Total Per unit (Rp) (Rp) (1) (2) (3)=(1)x(2) (4)=(3) : 121.500 I 31,04 171.976,74 5.338.158,01 43,94 II 18,00 755.803,57 13.604.464,26 111,97 III 7.812,07 2.478,32 19.360.809,32 159,35 IV 6.895,98 7.154,48 49.337.150,99 406,07 V 1.645,76 1.896,49 3.121.167,38 25,69 VI 4.730,35 1.319,68 6.242.548,29 51,38 VII 4.103,18 652,03 2.675.396,46 22,02 VIII 3.481,31 655,70 2.282.694,97 18,79 IX 4.328,53 2.349,68 10.170.660,37 83,71 X 4.677,20 3.261,79 15.256.044,19 125,56 XI 0,00 0,00 0,00 0,00 XII 3.327,19 451,40 1.501.893,57 12,36 XIII 29.238,45 3.458,92 101.133.459,47 832,37 XIV 9.554,59 11.085,41 105.916.547,53 871,74 XV 788,11 2.827,44 2.228.333,74 18,34 XVI 3.075,41 9.063,39 27.873.640,24 229,41 XVII 26.107,28 3.625,83 94.660.559,04 779,10 XVIII 20.012,20 6.842,34 136.930.276,55 1.127,00 XIX 13.975,00 6.411,55 89.601.411,25 737,46 XX 5.914,22 5.302,65 31.361.038,68 258,12 XXI 4.125,42 4.004,28 16.519.336,80 135,96 XXII 5.276,96 4.557,59 24.050.220,13 197,94 XXIII 8.897,31 85,64 761.965,63 6,27 XXIV 1.634,64 1.582,08 2.586.131,25 21,29 XXV 2.076,66 2.098,55 4.357.974,84 35,87 XXVI 6.003,29 1.571,35 9.433.269,74 77,64 XXVII 2.099,43 1.542,80 3.239.000,60 26,66 XXVIII 2.508,68 7.420,53 18.615.735,20 153,22

Total 798.159.888,50 6.569,22 Sumber: Diolah dari data PT. Mondrian Group Klaten

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

108

Tabel 5.21

Perhitungan BOP per unit Kaos Be-Gaya (All size)

Dengan Sistem ABC (Rp)

Pool Jumlah Tarif BOP

per

Penentuan BOP Aktivitas

yang Aktivitas Diserap Total Per unit (Rp) (Rp) (1) (2) (3)=(1)x(2) (4)=(3) : 18.000 I 16,99 171.976,74 2.921.884,81 162,33 II 10,00 755.803,57 7.558.035,70 419,89 III 3.690,59 2.478,32 9.146.463,01 508,14 IV 4.171,44 7.154,48 29.844.484,05 1.658,03 V 1.373,28 1.896,49 2.604.411,79 144,69 VI 4.935,05 1.319,68 6.512.686,78 361,82 VII 4.280,74 652,03 2.791.170,90 155,07 VIII 3.631,97 655,70 2.381.482,73 132,30 IX 4.515,84 2.349,68 10.610.778,93 589,49 X 4.879,60 3.261,79 15.916.230,48 884,24 XI 0,00 0,00 0,00 0,00 XII 3.471,17 451,40 1.566.886,14 87,05 XIII 17.686,60 3.458,92 61.176.534,47 3.398,70 XIV 5.779,66 11.085,41 64.069.900,76 3.559,44 XV 476,74 2.827,44 1.347.953,75 74,89 XVI 1.860,34 9.063,39 16.860.986,95 936,72 XVII 11.813,36 3.625,83 42.833.235,09 2.379,62 XVIII 2.871,40 6.842,34 19.647.095,08 1.091,51 XIX 2.075,00 6.411,55 13.303.966,25 739,11 XX 878,14 5.302,65 4.656.469,07 258,69 XXI 612,54 4.004,28 2.452.781,67 136,27 XXII 783,52 4.557,59 3.570.962,92 198,39 XXIII 4.025,97 85,64 344.784,07 19,15 XXIV 772,24 1.582,08 1.221.745,46 67,87 XXV 981,06 2.098,55 2.058.803,46 114,38 XXVI 2.716,44 1.571,35 4.268.477,99 237,14 XXVII 949,98 1.542,80 1.465.629,14 81,42 XXVIII 1.135,16 7.420,53 8.423.488,83 467,97

Total 339.557.330,30 18.864,30 Sumber: Diolah dari data PT. Mondrian Group Klaten

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

109

Tabel 5.22

Perhitungan BOP per unit Kaos d,Mo Olah Raga (All size)

Dengan Sistem ABC (Rp)

Pool Jumlah Tarif BOP

per

Penentuan BOP Aktivitas

yang Aktivitas Diserap Total Per unit (Rp) (Rp) (1) (2) (3)=(1)x(2) (4)=(3) : 100.000 I 29,57 171.976,74 5.085.352,20 50,85 II 16,00 755.803,57 12.092.857,12 120,93 III 7.638,78 2.478,32 18.931.341,25 189,31 IV 3.991,26 7.154,48 28.555.389,84 285,55 V 1.415,84 1.896,49 2.685.126,40 26,85 VI 5.264,35 1.319,68 6.947.257,41 69,47 VII 4.566,38 652,03 2.977.416,75 29,77 VIII 3.874,35 655,70 2.540.411,30 25,40 IX 4.817,20 2.349,68 11.318.878,50 113,19 X 5.205,20 3.261,79 16.978.269,31 169,78 XI 0,00 0,00 0,00 0,00 XII 3.702,79 451,40 1.671.439,41 16,71 XIII 16.922,65 3.458,92 58.534.092,54 585,34 XIV 5.530,02 11.085,41 61.302.539,01 613,03 XV 456,14 2.827,44 1.289.708,48 12,90 XVI 1.779,98 9.063,39 16.132.652,93 161,33 XVII 23.798,64 3.625,83 86.289.822,87 862,90 XVIII 6.909,40 6.842,34 47.276.464,00 472,76 XIX 4.825,00 6.411,55 30.935.728,75 309,36 XX 2.041,94 5.302,65 10.827.693,14 108,28 XXI 1.424,34 4.004,28 5.703.456,18 57,03 XXII 1.821,92 4.557,59 8.303.564,37 83,04 XXIII 8.110,53 85,64 694.585,79 6,95 XXIV 1.598,38 1.582,08 2.528.765,03 25,29 XXV 2.030,59 2.098,55 4.261.294,64 42,61 XXVI 5.472,43 1.571,35 8.599.102,88 85,99 XXVII 1.913,78 1.542,80 2.952.579,78 29,53 XXVIII 2.286,84 7.420,53 16.969.564,83 169,70

Total 472.385.354,70 4.723,85 Sumber: Diolah dari data PT. Mondrian Group Klaten

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

110

g. Setelah biaya overhead pabrik per unit pada masing-masing produk diketahui,

maka perhitungan biaya per unit masing-masing produk dapat dihitung seperti

pada tabel 5.23.

Tabel 5.23 Daftar Perhitungan Unit Cost

Dengan Activity Based Costing System Tahun 2003

Produk Prime Cost BOP / Unit HPP / unit Per unit (Rp) (Rp) (Rp)

Kaos Dadung Dewasa (All Size) 15.211,68 6.531,46 21.743,14Kaos Dadung Remaja (All Size) 15.263,77 7.636,69 22.900,46Kaos Dadung Wanita (All Size) 15.516,96 7.292,51 22.809,47Kaos Dadung Anak (All Size) 17.747,50 6.569,22 24.316,72Kaos Be-Gaya (All Size) 13.286,96 18.864,30 32.151,26Kaos d,Mo Olah Raga (All Size) 13.047,12 4.723,85 17.770,97

Sumber: Diolah dari data PT. Mondrian Group Klaten

h. Setelah menghitung besarnya unit cost untuk masing-masing produk

berdasarkan sistem ABC, maka dilakukan perbandingan biaya overhead pabrik

(BOP) yang dibebankan. Perbandingan tersebut dapat dilihat pada tabel 5.24.

Untuk mengetahui besarnya selisih perhitungan unit cost untuk masing-masing

produk, dilanjutkan dengan perbandingan antara perhitungan unit cost yang

ditetapkan PT.Mondrian dengan perhitungan unit cost berdasar sistem ABC

(dapat dilihat pada tabel 5.25) berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

111Tabel 5.24

Perbandingan Selisih BOP Yang Dibebankan Pada Produk Antara BOP Berdasarkan sistem PT.Mondrian Group dengan BOP Berdasarkan Activity Based Costing System

BOP Perusahaan

BOP ABC System

Produk Jumlah Produk

BOP/Unit

Produk

(1)

BOP/Total

Produk (Rp)

BOP/Unit

Produk

(2)

BOP/Total

Produk (Rp)

Selisih

BOP/Unit

Produk (Rp)

(3) = (1) – (2)

Selisih BOP/Total

Produk (Rp)

Prosentase

(%)

(4) = (3) : (1)

X 100%

Dadung Dewasa

(All size)

180.000

7495,062 1.349.111.193,39 6.531,46 1.175.662.667,07

963,61 173.448.526,32

12,86

Dadung Remaja

(All size)

150.000

7495,062 1.124.259.327,82 7.636,69 1.145.503.315,76

(141,63) (21.243.987,94)

(1,89 )

Dadung Wanita

(All size)

137.500

7495,062 1.030.571.050,50 7.292,51 1.002.720.025,88

202,56 27.851.024,62

2,70

Dadung Anak

(All size)

121.500

7495,062 910.650.055,54 6.569,22 798.159.888,50

925,85 112.490.167,04

12,35

B-Gaya

(All size)

18.000 7495,062 134.911.119.34 18.864,30 339.557.330,30 (11369,24) (204.646.210,96) (151,69 )

d,Mo

Olah Raga

(All size)

100.000

7495,062 749.506.218,55 4.723,85 472.385.354,70

2771,21 277.120.863,85

36,97

Sumber: Diolah dari data PT. Mondrian Group Klaten

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

112

Tabel 5.25

Perbandingan Selisih Perhitungan Unit Cost

Antara Perhitungan Unit Cost Berdasarkan sistem PT.Mondrian Group dengan

Perhitungan Unit Cost Berdasarkan Activity Based Costing System

Produk HPP / unit HPP / unit Selisih Prosentase

Sistem

PerusahaanSistem ABC

(Rp) (Rp) (Rp) (%) (1) (2) (3) = (1) - (2) (4)=(3):(1) x 100% Kaos Dadung Dewasa (All Size) 22.706,75 21.743,14 963,61 4,24Kaos Dadung Remaja (All Size) 22.758,83 22.900,46 (141,63) (0,62)Kaos Dadung Wanita (All Size) 23.012,03 22.809,47 202,56 0,88Kaos Dadung Anak (All Size) 25.242,57 24.316,72 925,85 3,67Kaos Be-Gaya (All Size) 20.782,02 32.151,26 (11.369,24) (54,71)Kaos d,Mo Olah Raga (All Size) 20.542,18 17.770,97 2.771,21 13,49

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

113

C. Pembahasan

PT.Mondrian Group dalam membebankan biaya overhead pabrik (BOP)

kepaca produk didasarkan atas tarif BOP tunggal. Dengan sistem tersebut

pembebanan yang dilakukan dianggap sama untuk semua jenis produk yang

dihasilkan perusahaan tanpa memperhatikan jumlah jam mesin, jam tenaga

kerja langsung, jumlah formula, jam pemeliharaan, jumlah BBM dan jumlah

batch. Padahal untuk setiap produk jumlah aktivitas dan bahan yang

dikonsumsi berbeda satu dengan yang lainnya, sehingga dengan sistem tarif

tunggal berdampak pada ketidaksesuaian BOP yang dikonsumsi sebenarnya

dengan BOP yang diperhitungkan.

Perhitungan BOP yang dibebankan dengan menggunakan ABC system secara

keseluruhan mengalami perubahan dibandingkan dengan sistem perusahaan.

Pada perhitungan tabel 5.24 diketahui bahwa selisih BOP/unit produk

menurut perusahaan dan BOP/unit produk berdasarkan ABC system untuk

produk Kaos Dadung Dewasa (All size) menunjukkan selisih sebesar Rp.

963,61 dengan prosentase selisih sebesar 12,86% ini berarti bahwa BOP yang

dibebankan lebih besar jumlahnya dibandingkan jika perusahaan

menggunakan ABC system. Untuk Kaos Dadung Remaja (All size) diperoleh

selisih sebesar Rp. 141,63 dengan prosentase selisih sebesar 1,89%. Untuk

produk ini, BOP yang dibebankan oleh perusahaan lebih kecil jumlahnya

apabila dibandingkan dengan ABC system. Dari kaos Dadung Wanita (All

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

114

size) diperoleh selisih sebesar Rp. 202,56 dengan prosentase selisih sebesar

2,70%, berarti bahwa BOP yang dibebankan lebih besar jumlahnya

dibandingkan jika perusahaan menggunakan ABC system. Dari kaos Dadung

Anak (All size) diperoleh selisih sebesar Rp. 925,85 dengan prosentase

sebesar 12,35%, berarti bahwa BOP yang dibebankan lebih besar jumlahnya

dibandingkan jika perusahaan menggunakan ABC system. Selisih yang sangat

besar didalam pembebanan BOP adalah pada produk Kaos B-Gaya (All size).

Untuk kaos B-Gaya (All size) menunjukkan selisih sebesar Rp. 11369,24

dengan prosentase sebesar 151,69%. BOP yang dibebankan oleh perusahaan

lebih kecil jumlahnya dibandingkan jika perusahaan menggunakan ABC

system. Konsumsi cost driver yang besar terletak pada jumlah formula.

Karena produk ini merupakan produk khusus sesuai keinginan konsumen,

maka waktu pemrosesannya lebih lama sehingga jam mesin merupakan salah

satu penyebab kanaikan yang tingi. Untuk Kaos d,Mo Olah Raga (All size)

diperoleh selisih Rp. 2771,21 dengan prosentase selisih sebesar 36,97% ini

berarti bahwa BOP yang dibebankan oleh perusahaan lebih besar jumlahnya

dibandingkan jika perusahaan menggunakan ABC system.

Dari hasil perbandingan perhitungan unit cost untuk setiap produk,

diketahui bahwa jumlah selisih harga pokok produk untuk setiap produk

menurut perusahaan dengan harga pokok produk untuk setiap produk menurut

ABC system seperti yang terlihat pada perhitungan pada tabel 5.24. Untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

115

Kaos Dadung Dewasa (All size) menunjukkan selisih sebesar Rp. 963,61

dengan prosentase selisih 4,24%, ini berarti bahwa harga pokok produk yang

dibebankan kepada produk lebih tinggi dibandingkan jika perusahaan

menggunakan ABC system. Kaos Dadung Remaja (All size) diperoleh selisih

sebesar Rp. 141,63 denga prosentase selisih 0,62%, ini berarti bahwa harga

pokok produk yang dibebankan kepada produk lebih rendah apabila

dibandingkan dengan ABC system. Kaos Dadung Wanita (All size) diperoleh

selisih sebesar Rp. 202,56 dengan prosentase selisih 0,88%, ini berarti bahwa

harga pokok produk yang dibebankan kepada produk lebih tinggi

dibandingkan jika perusahaan menggunakan ABC system. Kaos Dadung Anak

(All size) diperoleh selisih sebesar Rp. 925,85 dengan prosentase selisih

3,67%, ini berarti bahwa harga pokok produk yang dibebankan kepada produk

lebih tinggi dibandingkan jika perusahaan menggunakan ABC system. Kaos

B-Gaya (All size) menunjukkan selisih sebesar Rp. 11369,24 dengan

prosentase selisih 54,71%, ini berarti bahwa harga pokok produk yang

dibebankan kepada produk lebih rendah apabila dibandingkan dengan ABC

system. Sedangkan untuk Kaos d,Mo Olah Raga (All size) diperoleh selisih

Rp. 2771,21 dengan prosntase selisih 13,49%, ini berarti bahwa harga pokok

produk yang dibebankan kepada produk lebih tinggi dibandingkan jika

perusahaan menggunakan ABC system.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

116

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah diolah pada bab 5, maka dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Selisih perbedaan antara biaya overhead pabrik (BOP) yang

dibebankan didalam penghitungan unit cost yang ditetapkan

perusahaan saat ini dengan biaya overhead pabrik (BOP) yang

dibebankan didalam penghitungan unit cost berdasarkan Activity

Based Costing System sebagai berikut :

a. Selisih BOP yang dibebankan pada kaos Dadung Dewasa (All size)

sebesar Rp. 173.448.526,32

b. Selisih BOP yang dibebankan pada kaos Dadung Remaja (All size)

menjadi Rp. 21.243.987,94

c. Selisih BOP yang dibebankan pada kaos Dadung Wanita (All size)

menjadi Rp. 27.851.024,62

d. Selisih BOP yang dibebankan pada kaos Dadung Anak (All size)

menjadi Rp. 112.490.167,04

e. Selisih BOP yang dibebankan pada kaos B-Gaya (All size) menjadi

Rp. 204.646.210,96

f. Selisih BOP yang dibebankan pada kaos d,Mo Olah Raga (All

size) menjadi Rp. 227.120.863,85

116

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

117

2. Perubahan harga pokok produk per unit yang dibebankan untuk setiap

produk sebagai berikut :

a. Harga pokok produk kaos Dadung Dewasa (All size) menjadi Rp.

21.743,14 per unit.

b. Harga pokok produk kaos Dadung Remaja (All size) menjadi Rp.

22.900,46 per unit.

c. Harga pokok produk kaos Dadung Wanita (All size) menjadi Rp.

22.809,47 per unit.

d. Harga pokok produk kaos Dadung Anak (All size) menjadi Rp.

24.316,72 per unit.

e. Harga pokok produk kaos B-Gaya (All size) menjadi Rp.

32.151,26 per unit.

f. Harga pokok produk kaos d,Mo Olah Raga (All size) menjadi Rp.

17.770,97 per unit.

B. Keterbatasan Penelitian

Adapun keterbatasan dalam proses penelitian yang dilakukan di

PT.Mondrian Group yaitu :

1. Waktu dan ruang lingkup penelitian yang disediakan perusahaan

terbatas karena kasibukan operasional perusahaan.

2. Perusahaan diasumsikan memenuhi syarat penerapan Activity Based

Costing System.

3. Terdapat beberapa biaya oleh perusahaan dibebankan secara arbitery.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

118

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis mencoba memberikan

saran untuk perusahaan. Semoga saran ini dapat bermanfaat bagi

perusahaan terutama dalam pembebanan BOP yang lebih tepat dan akurat.

Saran tersebut adalah :

1. PT.Mondrian Group mempunyai komitmen untuk

mengimplementasikan Activiy Based Costing System. Meskipun

demikian, besarnya biaya overhead pabrik terhadap total biaya

produksi perlu menjadi dasar untuk memutuskan implementasi ABC

system.

2. Kondisi perusahaan yang sangat kompleks karena perusahaan

memproduksi beragam jenis produk. Dari tabel 5.3 diketahui bahwa

prosentase BOP lebih tinggi daripada biaya tenaga kerja (32,79%),

maka penulis menyarankan PT.Mondrian Group menggunakan sistem

ABC dalam pembebanan biaya overhead pabrik karena perusahaan

menggunakan mesin dalam setiap proses produksi dan dalam setiap

proses produksi tersebut perusahaan meminimalkan penggunaan

tenaga kerja manusia. Penerapan tersebut dilakukan secara bertahap

dimulai dari lingkup yang kecil dulu, seperti didalam penentuan BOP.

Dengan menerapkan sistem ABC pada perusahaan akan menjawab

permasalahan yang berkaitan dengan pengalokasian pembebanan BOP

setiap jenis produk. Ketepatan pengalokasian BOP akan mengurangi

terjadinya distorsi pengalokasian biaya overhead pabriknya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

DAFTAR PUSTAKA

Brimson, James A. (1991), Activity Accounting: ABC Approach. New York: John Wiley and Sons.

Carter,W.K., dan Usry, Milton.F. (2002). Akuntansi Biaya, Edisi 13. Jakarta:

Salemba Empat Cooper, Robin dan Robert S. Kaplan (1991). The Design of Cost Management

System Text, Casses, Readings. Engelwood Clift, New York: Prentice Hall

Cooper, Robin, Robert S. Kaplan, Maisel Lawrence S., Morrissey, and Oehm,

Ronald, M. (1992), Implementing Activity Based Cost Management: Moving from Analysys to Action, Montvale, New Jersey: Institute of Management Accountants.

Fabiola Halan, Yohanes (2002), Analisis Perhitungan Unit Cost dengan

Metode Activity Based Costing (ABC), Skripsi S-1 (Tidak dipublikasikan) Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Hansen, Don R dan Maryanne M. Mowen. (1997). Akuntansi Manajemen

(Alih bahasa: Hermawan, Ancella A). Jakarta : Erlangga

----------------------------------------------------- (2000). Manajemen Biaya (Alih bahasa: Thomson learning Asia), Buku 1. Jakarta: Salemba Empat

Harahap, Sofyan S. (2003). Teori Akuntansi, Edisi 2. Jakarta: Universitas

Trisakti

Horngren, Charles T., Gary L. Sunden dan William O. Stratton. (1999). Introduction to Management Accounting, Eleventh edition. New Jersey: Prentice Hall International Inc.

Iskandar (2001), Penerapan Activity Based Costing (ABC) dalam Perhitungan

Harga Pokok Produksi (HPP), Skripsi S-1 (Tidak dipublikasikan) Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Muhadi. (2001). Akuntansi Biaya 1 dan 2. Cetakan Pertama. Yogyakarta:

Percetakan Kanisius

Mulyadi. 1993. Akuntansi Biaya, Penentuan Harga Pokok dan Pengendalian Biaya. Yogyakarta: BPFE.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

Pedoman Penulisan skripsi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (2003). Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma

Sugiri, Slamet. (1994). Akuntansi Manajemen. Yogyakarta: UPP AMP YKPN Supriyono R.A. 1994. Akuntansi Biaya dan Akuntansi Manajemen untuk

Teknologi Maju dan Globalisasi. Yogyakarta: BPFE Wijaya, T.A. (1992). Activity Based Costing Suatu Pengantar. Jakarta:

Penerbit Rineka Cipta. ---------------------------------- (1993). Activity Based Costing System. Jakarta:

Herverindo.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

Bagan Alir Penelitian

Mulai

Survey Pendahuluan

Study Literatur

Study Lapangan

Perumusan Masalah

Penentuan Tujuan

Pengumpulan Data

Pengolahan Data Perhitungan Unit Cost

Sistem yang digunakan oleh PT.Mondrian Group - Menghitung Tarif BOP - Menghitung HPP

Perbandingan Hasil

Kesimpulan

Selesai

Sistem activity based costing: 1. Prosedur Tahap Pertama 2. Prosedur Tahap Kedua

- Menghitung HPP

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

Lampiran Pertanyaan

Berikut pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada waktu wawancara penelitian :

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah dan perkembangan perusahaan

a. Kapan perusahaan didirikan dan oleh siapa?

b. Apa bentuk perusahaan pertama kali berdiri?

c. Apa yang menjadi dasar berdirinya perusahaan?

2. Tujuan Perusahaan

a. Apa tujuan mendirikan perusahaan?

3. Lokasi Perusahaan

a. Apa yang mendasari pemilihan letak perusahaan?

b. Berapakah luas tanah yang dipakai oleh perusahaan?

4. Bentuk Perusahaan

a. Apa bentuk perusahaan saat ini?

b. Bergerak dalam bidang apakah perusahaan saat ini?

5. Struktur Organisasi

a. Bagaimana bentuk struktur organisasi perusahaan?

b. Bagaimana tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap bagian dalam

organisasi?

B. Personalia

1. Berapakah jumlah karyawan yang ada didalam perusahaan?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

2. Bagaimana pengaturan jam kerja dalam sehari?

3. Bagaimana sistem penggajian karyawan?

4. Apakah terdapat jaminan sosial bagi karyawan?

5. Usaha-usaha apakah yang dilakukan perusahaan untuk memajukan karyawan?

C. Produksi

1. Bahan baku

a. Berapa macam bahan baku yang digunakan dan apa saja jenisnya?

b. Berapa unit bahan baku yang digunakan untuk menghasilkan setiap jenis

produk?

c. Bagaimana cara perusahaan dalam memperolah bahan baku?

2. Bahan penolong

a. Bahan penolong apa saja yang dibutuhkan perusahaan dalam memproduksi

masing-masing jenis produk?

b. Berapa unit masing-masing bahan penolong yang dibutuhkan untuk

memproduksi setiap jenis produk yang terdapat didalam perusahaan?

3. Produk dan proses produksi

a. Berapa macam produk yang dihasilkan dan apa saja?

b. Bagaimana tahap-tahap proses produksi?

c. Berapa lama waktu yang dibituhkan dalam memproduksi setiap jenis produk

yang dihasilkan?

d. Bagian apa saja yang mendukung proses produksi?

e. Berapa kapasitas mesin dan apakah sudah bekerja secara penuh?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

f. Berapa jam perusahaan beroperasi setiap harinya?

4. Biaya tenaga kerja langsung

a. Upah apa saja yang termasuk dalam kategori biaya tenaga kerja langsung?

b. Bagaimana penentuan jam tenaga kerja langsung untuk setiap produk?

c. Berapa tarif per jam kerja langsung?

5. Biaya overhead pabrik

a. Biaya apa sajakah yang termasuk BOP?

b. Metode apa yang dipakai untuk menentukan tarif BOP?

c. Apa dasar pembebanan BOP terhadap produk?

d. Bagaimana penentuan BOP untuk setiap jenis produk?

e. Apakah jumlah BOP cukup tinggi?

D. Akuntansi

1. Periode pencatatan biaya produk dilakukan setiap bulan, tahun atau periode

tertentu?

2. Bagaimana bentuk laporan biaya overhead pabrik?

E. Pemasaran

1. Siapa saja konsumen yang dilayani?

2. Bagaimana sistem penjualan yang dilakukan oleh perusahaan?

3. Berapa luas daerah pemasaran yang terjangkau perusahaan?

4. Bagaimana saluran distribusi perusahaan?

5. Apakah ada potongan harga? Jika ada bagaimana penentuannya?

6. Apakah ada usaha promosi dari perusahaan?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

F. Lain-lain

1. Aktivitas-aktivitas apa saja yang terjadi di dalam setiap bagian di dalam

perusahaan?

2. Bagaiamana urutan-urutan aktivitas-aktivitas yang ada?

3. Aktivitas-aktivitas mana yang merupakan aktivitas utama perusahaan?

4. Biaya apa saja yang terjadi di dalam aktivitas-aktivitas tersebut?

5. Aktivvitas-aktivitas apa saja yang menimbulkan biaya overhead pabrik?

6. Apakah diversitas produk yang dihasilkan cukup tinggi?

7. Apakah perusahaan mengalami persaiangan yang ketat dengan perusahaan lain?

8. Apakah ratio konsumsi berdasar unit dan non unit berbeda?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM

PADA PEMBEBANAN BOP DALAM

PENGHITUNGAN UNIT COST ( Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten )

Presentasi Skripsi Rabu 21 Maret 2007, hal 1

Apakah ada perbedaan antara biaya overhead pabrik (BOP)

yang dibebankan didalam penghitungan unit cost yang

ditetapkan perusahaan saat ini dengan biaya overhead pabrik

(BOP) yang dibebankan didalam penghitungan unit cost

berdasarkan Activity Based Costing System ?

Rumusan Masalah

Presentasi Skripsi Rabu 21 Maret 2007, hal 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

Proses produksi

Tidak dilakukan identifikasi aktivitas yang bernilai

tambah dan tidak bernilai tambah

Batasan

Presentasi Skripsi Rabu 21 Maret 2007, hal 3

Untuk mengetahui perbedaan unit cost setiap produk antara

biaya overhead pabrik (BOP) yang dibebankan didalam

penghitungan unit cost yang diterapkan PT.Mondrian dengan

biaya overhead pabrik (BOP) yang dibebankan didalam

penghitungan unit cost berdasarkan Activity Based Costing

System.

Tujuan penelitian

Presentasi Skripsi Rabu 21 Maret 2007, hal 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

Biaya Overhead

Pembebanan Biaya

Kelompok Pabrik Secara Manyeluruh

Pembebanan Biaya

Produk

Unit Produksi

HPP per unit

Prime Cost

Biaya Bahan

Baku

Biaya Tenaga Kerja

Langsung

Teknik Analisa Data

Pembebanan BOP Menggunakan Sistem Konvensional

Presentasi Skripsi Rabu 21 Maret 2007, hal 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

Biaya Sumber Daya

Pembebanan Biaya

Aktivitas

Pembebanan Biaya

Produk Prime Cost

Biaya Bahan

Baku

Biaya Tenaga Kerja

Langsung

Unit Produksi

HPP per unit

Teknik Analisa Data

Pembebanan BOP Meggunakan Sistem ABC

Presentasi Skripsi Rabu 21 Maret 2007, hal 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

A1 A3A2 A4 An

Penyaring Tingkat Aktivitas

Tingkat Unit

Tingkat Bacth

Tingkat Produk

Tingkat Fasilitas

Penyaring Aktivitas

Penyaring Aktivitas

Penyaring Aktivitas

Set 1 Set 2 Set 3 Set 4 Set 5 Set 6 Set 7

Klasifikasi Aktivitas

Presentasi Skripsi Rabu 21 Maret 2007, hal 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

Produk Prime Cost

BOP / Unit

HPP / unit

Per unit (Rp) (Rp) (Rp)

Kaos Dadung Dewasa (All Size) 15.211,68 6.531,46 21.743,14Kaos Dadung Remaja (All Size) 15.263,77 7.636,69 22.900,46Kaos Dadung Wanita (All Size) 15.516,96 7.292,51 22.809,47Kaos Dadung Anak (All Size) 17.747,50 6.569,22 24.316,72Kaos Be-Gaya (All Size) 13.286,96 18.864,30 32.151,26Kaos d,Mo Olah Raga (All Size) 13.047,12 4.723,85 17.770,97

Sumber: Diolah dari data PT. Mondrian Group Klaten

Perhitungan Unit Cost Dengan Activity Based Costing System

Tahun 2003

Maret 2007, haPresentasi Skripsi Rabu 21 l 9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST · PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PEMBEBANAN BOP DALAM PENGHITUNGAN UNIT COST Studi Kasus pada PT. Mondrian Group Klaten

Perbandingan Selisih BOP Yang Dibebankan Pada Produk

Antara BOP Berdasarkan sistem PT.Mondrian Group dengan BOP Berdasarkan Activity Based Costing System

Presentasi Skripsi Rabu 21 Maret 2007, hal 8

BOP Perusahaan

BOP ABC System

Produk Jumlah Produk

BOP/Unit Produk

(1)

BOP/Total Produk

(Rp)

BOP/UnitProduk

(2)

BOP/Total Produk

(Rp)

Selisih BOP/Unit

Produk (Rp)

(3) = (1) – (2)

Selisih BOP/Total

Produk

(Rp)

Prosentase

(4) = (3) : (1) X 100%

(%)

Dadung Dewasa

(All size) 180.000

7495,062 1.349.111.193,39 6.531,46

1.175.662.667,07

963,61 173.448.526,32

12,86

Dadung Remaja

(All size) 150.000

7495,062 1.124.259.327,82 7.636,69

1.145.503.315,76

(141,63) (21.243.987,94)

(1,89 )

Dadung Wanita

(All size) 137.500

7495,062 1.030.571.050,50 7.292,51

1.002.720.025,88

202,56 27.851.024,62

2,70

Dadung Anak

(All size) 121.500

7495,062 910.650.055,54 6.569,22

798.159.888,50

925,85 112.490.167,04

12,35

B-Gaya

(All size) 18.000 7495,062 134.911.119.34 18.864,30 339.557.330,30 (11369,24) (204.646.210,96) (151,69 )

d,Mo

Olah Raga (All size)

100.000

7495,062 749.506.218,55 4.723,85

472.385.354,70

2771,21 277.120.863,85

36,97

Sumber: Diolah dari data PT. Mondrian Group Klaten

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI