pacuan

download pacuan

of 7

Transcript of pacuan

  • 8/18/2019 pacuan

    1/7

  • 8/18/2019 pacuan

    2/7

    4. Komplikasi atau Risiko Melakukan Induksi Persalinan

    /omplikasi dapat ditemukan selama pelaksanaan induksi persalinan maupun setelah bayi

    lahir. /omplikasi yang dapat ditemukan antara lain atonia uteri, hiperstimulasi, fetal distress, prolaps tali pusat, rupture uteri, solusio plasenta, hiperbilirubinemia, hiponatremia, infeksiintra uterin, perdarahan post partum, kelelahan ibu dan krisis emosional, serta dapatmeningkatkan pelahiran #aesar pada induksi elektif. ( unningham, 20!" 1 inkjosastro,2002).

    5. Persyaratan

    'ntuk dapat melaksanakan induksi persalinan perlu dipenuhi beberapakondisi3persyaratan sebagai berikut

    a. idak ada disproporsi sefalopelvik ( * )b. Sebaiknya serviks uteri sudah matang, yakni serviks sudah mendatardanmenipis, hal ini dapat dinilai menggunakan tabel skor Bishop . Jikakondisitersebut belum terpenuhi maka kita dapat melakukan pematanganserviks denganmenggunakan metode farmakologis atau dengan metode mekanis.

    c. Presentasi harus kepala, atau tidak terdapat kelainan letak janin.d. Sebaiknya kepala janin sudah mulai turun kedalam rongga panggul.

    (Oxorn, !"!#.

    $pabila kondisi%kondisi diatas tidak terpenuhi maka induksi persalinanmungkin tidak memberikan hasil yang diharapkan. &ntuk menilai keadaanserviksdapat dipakai skor Bishop . berdasarkan kriteria Bishop, yakni'a. Jika kondisi serviks baik (skor atau lebih#, persalinan biasanya

    berhasil diinduksi dengan hanya menggunakan induksi.b. Jika kondisi serviks tidak baik (skor ) #, matangkan serviks terlebih

    dahulu sebelum melakukan induksi. (*ulianti, !!+ -unningham,!" #

    Pada kebanyakan kasus, teknik yang digunakan untukmeningkatkan favorability atau kematangan serviks juga menstimulasi

    kontraksi. Jadi teknik tersebut dapat digunakan untuk menginduksi persalinan. 4etode yang digunakan untuk mematangkan serviks meliputi preparatfarmakologis dan berbagai bentuk distensi serviks mekanis. ( unningham, 20!") 4etode farmakologis diantaranya yaitu pemberian prostaglandin 52(dinoprostone, #ervidil, dan prepidil), prostaglandin 5! (4isoprostol atau #ytote#), dandonor nitrit oksida. Sedangkan ynag termasuk kedalam metode mekanis yakni kateter

  • 8/18/2019 pacuan

    3/7

    transservikal (kateter foley), ekstra amnionik salin infusion (5ASI), dilator servikalhigroskopik, dan stripping membrane. ( unningham, 20!")

    Proses Induksi Ada dua #ara yang biasanya dilakukan untuk memulai proses induksi, yaitu kimia

    dan mekanik. 6amun pada dasarnya, kedua #ara ini dilakukan untuk mengeluarkan 7at prostaglandin yang berfungsi sebagai 7at penyebab otot rahim berkontraksi.a. Se#ara kimia atau medi#inal3farmakologis

    !). *rostaglandin 52 (*852) *852 tersedia dalam bentuk gel atau pesarium yang dapat dimasukkanintravaginal atau intraserviks. 8el atau pesarium ini yang digunakan se#ara lo#al akanmenyebabkan pelonggaran kolagen serviks dan peningkatan kandungan air di dalam

    jaringan serviks. *852 memperlunak jaringan ikat serviks dan merelaksasikan serabutotot serviks, sehingga mematangkan serviks. *852 ini pada umumnya digunakan untuk

    mematangkan serviks pada &anita dengan nilai bishop 9: dan digunakan untuk induksi persalinan pada &anita yang nilai bishopnya antara : $ ;. (Sin#lair, 20!0, %le&ellyn,2002)

  • 8/18/2019 pacuan

    4/7

    lama dari 2 menit.#) iperstimulasi uterus jika salah satu kondisi menyebabkan pola denyut jantung

    janin yang meresahkan./arena hiperstimulasi yang dapat menyebabkan masalah bagi janin bisa berkembang jika

    prostaglandin diberikan sebelum adanya persalinan spontan, maka penggunaannya tidak

    direkomendasikan. /ontra indikasi untuk agen prostaglandin se#ara umum meliputiasma, glau#oma, peningkatan tekanan intra$okular. (Sin#lair, 20!0, unningham, 20!")2). *rostaglandin 5! (*85!) 4isoprostol atau #ytote# adalah *85! sintetik, diakui sebagai tablet !00 atau 200Bg. -bat ini telah digunakan se#ara off label (luas) untuk pematangan serviks prainduksidan dapat diberikan per oral atau per vagina. ablet ini lebih murah daripada *852 danstabil pada suhu ruangan. Sekarang ini, prostaglandin 5! merupakan prostaglandin

    pilihan untuk induksi persalinan atau aborsi pada *arkland ospital dan

  • 8/18/2019 pacuan

    5/7

    kehamilan atau saat #ukup bulan dan tidak mempersingkat &aktu pelahiran pervaginam.( unningham, 20!")>). *emberian oksitosin intravena ujuan induksi atau augmentasi adalah untuk menghasilkan aktifitas uterusyang #ukup untuk menghasilkan perubahan serviks dan penurunan janin. Sejumlah

    regimen oksitosin untuk stimulasi persalinan direkomendasikan oleh American Collegeof Obstetricians and Gynecologists (!???a). -ksitosin diberikan dengan menggunakan

    protokol dosis rendah (! C > m'3menit) atau dosis tinggi (= C >0m'3menit), a&alnya hanya variasi protokol dosis rendah yang digunakan di AmerikaSerikat, kemudian dilakukan per#obaan dengan membandingkan dosis tinggi, danhasilnya kedua regimen tersebut tetap digunakan untuk induksi dan augmentasi

    persalinan karena tidak ada regimen yang lebih baik dari pada terapi yang lain untuk memperpendek &aktu persalinan. ( unningham, 20!")

    -ksitosin digunakan se#ara hati$hati karena ga&at janin dapat terjadi darihiperstimulasi. alaupun jarang, rupture uteri dapat pula terjadi, lebih$lebih pada

    multipara. 'ntuk itu senantiasa lakukan observasi yang ketat pada ibu yang mendapatoksitosin. ublin (tahun !?D>) menguraikan protokol untuk penatalaksanaan aktif

    persalinan yang menggunakan oksitosin dosis a&al dan tambahan = m'3menit. an di*arkland ospital, Satin, dkk (!??2) mengevaluasi regimen oksitosin dengan dosistersebut, peningkatan dengan interval 20 menit jika diperlukan, menghasilkan rata$rata&aktu masuk ke persalinan yang lebih singkat, lebih sedikit induksi yang gagal, dan tidak ada kasus sepsis neonatus. an dengan per#obaan pada sampel yang berbeda, merekayang mendapat regimen = m'3menit memiliki durasi &aktu persalinan yang lebihsingkat, persalinan forseps yang lebih sedikit, pelahiran aesar karena distosia yang lebihsedikit, dan menurunnya korioamnionitis intrapartum atau sepsis neonatorum. engandemikian, manfaat yang lebih banyak didapatkan dengan memberikan regimen dosisyang lebih tinggi dibandingkan dosis yang lebih rendah. i *arkland hospital penggunaanregimen oksitosin dengan dosis a&al dan tambahan = m'3menit se#ara rutin telahdilakukan hingga saat ini. Sedangkan di , D, !2, !=, 20, 2:, dan "0 m'3menit. alaupun regimen yang

    pertama tampaknya sangat berbeda, jika tidak ada aktifitas uterus, kedua regimen tersebutmengalirkan !2 m'3menit selama >: menit ke dalam infuse. ( unningham, 20!")+ika masih tidak terbentuk kontraksi yang baik pada dosis maksimal, lahirkanlah janin

    melalui sectio caesar . alam pemberian infuse oksitosin, selama pemberian ada beberapahal yang harus diperhatikan oleh petugas kesehatan yaitua) -bservasi ibu selama mendapatkan infuse oksitosin se#ara #ermat.

    b) +ika infuse oksitosin menghasilkan pola persalinan yang baik, pertahankan ke#epataninfuse yang sama sampai pelahiran.#) Ibu yang mendapat oksitosin tidak boleh ditinggal sendirid) +angan menggunakan oksitosin !0 unit dalam :00 ml (20 mI'3ml) pada multigravidadan pada ibu dengan ri&ayat se#tion #aesar.

  • 8/18/2019 pacuan

    6/7

    e) *eningkatan ke#epatan infus oksitosin dilakukan hanya sampai terbentuk polakontraksi yang baik, kemudian pertahankan infus pada ke#epatan tersebut. (Saifuddin,2002)

    b. Se#ara mekanis atau tindakan!). /ateter ransservikal (/ateter Foley )

    /ateter foley merupakan alternatif yang efektif disamping pemberian prostaglandin untuk mematangkan serviks dan induksi persalinan. Akan tetapi tindakan ini tidak bolehdigunakan pada ibu yang mengalami servisitis, vaginitis, pe#ah ketuban, dan terdapatri&ayat perdarahan. /ateter foley diletakkan atau dipasang melalui kanalis servikalis (osseviks interna) di dalam segmen ba&ah uterus (dapat diisi sampai !00 ml). tekanankearah ba&ah yang di#iptakan dengan menempelkan kateter pada paha dapatmenyebabkan pematangan serviks. 4odifikasi #ara ini, yang disebut dengan e tra$amnioni# saline infusion (5ASI), #ara ini terdiri dari infuse salin kontinu melalui kateter ke dalam ruang antara os serviks interna dan membran plasenta. eknik ini telahdilaporkan memberikan perbaikan yang signifikan pada skor bishop dan mengurangi&aktu induksi ke persalinan.( unningham, 20!")*enempatan kateter, dengan atau tanpa infuse salin yang kontinu, menghasilkan

    perbaikan favorability serviks dan sering kali menstimulasi kontraksi. Sherman dkk.(!??=), merangkum hasil dari !" per#obaan dengan metode ini menghasilkan

    peningkatan yang #epat pada skor bishop dan persalinan yang lebih singkat. hung dkk.(200") se#ara a#ak mengikutsertakan !": &anita untuk menjalani teknik induksi

    persalinan dengan kateter foley ekstra amnion dengan inflasi balon sampai "0 ml jugamenghasilkan &aktu rata$rata induksi ke pelahiran memendek se#ara nyata. an %evydkk. (200>) melaporkan bah&a penggunaan balon kateter foley transservikal D0 ml lebihefektif untuk pematangan serviks dan induksi dari pada yang "0 ml. ( unningham, 20!")Adapun teknik pemasangan kateter foley yaitu sebagai berikuta) *asang spe#ulum pada vagina

    b) 4asukkan kateter foley pelan$pelan melalui servik dengan menggunakan #unamtampon.#) *astikan ujung kateter telah mele&ati ostium uteri internumd) 8elembungkan balon kateter dengan memasukkan !0 ml air e) 8ulung sisa kateter dan letakkan dalam vaginaf) iamkan kateter dalam vagina sampai timbul kontraksi uterus atau maksimal !2

    jamg) /empiskan balon kateter sebelum mengeluarkannya dan kemudian lanjutkandengan infuse oksitosin.(Saifuddin, 2002)2). ilator Servikal igroskopik (

  • 8/18/2019 pacuan

    7/7

    digunakan untuk pematangan serviks sebelum induksi persalinan. *emasangan laminariadalam kanalis servikalis dan dibiarkan selama !2$!D jam, kemudian jika perlu dilanjutkandengan infus oksitosin. ( unningham, 20!")"). Stripping membrane Eang dimaksud dengan stripping membrane yaitu #ara atau teknik melepaskan

    atau mamisahkan selaput kantong ketuban dari segmen ba&ah uterus. Induksi persalinandengan F stripping G membrane merupakan praktik yang umum dan aman sertamengurangi insiden kehamilan lebih bulan. Stripping dapat dilakukan dengan #aramanual yakni dengan jari tengah atau telunjuk dimasukkan dalam kanalis servikalis.( unningham, 20!")>). Induksi Amniotomi Huptur membrane artifisial atau terkadang disebut dengan induksi pembedahan,teknik ini dapat digunakan untuk menginduksi persalinan. *eme#ahan ketuban buatanmemi#u pelepasan prostaglandin. Amniotomi dapat dilakukan sejak a&al sebagaitindakan induksi, dengan atau tanpa oksitosin. *ada uji a#ak,