PABRIK GULA MINI PROPOSAL

10
Page 1 of 10 PABRIK GULA MINI Kapasitas 50 ton tebu/hari extendable 100 ton tebu/hari Integrated ethanol plant

Transcript of PABRIK GULA MINI PROPOSAL

Page 1: PABRIK GULA MINI PROPOSAL

Page 1 of 10

PABRIK GULA MINI

Kapasitas 50 ton tebu/hari

extendable 100 ton tebu/hari

Integrated ethanol plant

Page 2: PABRIK GULA MINI PROPOSAL

Page 2 of 10

EXECUTIVE SUMMARY.

KILANG GULA RAKYAT KAP 50 TCD.

INVESTASI PABRIK 50 tcd : Rp 9 -10 M

100 tcd : Rp 13.5 M

LUAS LAHAN EMPLASEMEN : 1,5 HA

LUAS TANAMAN TEBU : 100 - 200 HA

MODAL KERJA TANAMAN / OPERASI : Rp 1.75 M

TENAGA KERJA

SDM LOKAL DENGAN PELATIHAN

KOMISARIS 2 ORANG

MANAGER 1 ORANG

ASS MANAGER 2 ORANG

KARY BULANAN 9 ORANG

KARY HARIAN (3 SHIFT) 48 ORANG

KARYAWAN TANAMAN 50 ORANG.

PRODUKSI

ALTERNATIF 1 : GULA PUTIH + GULA CETAK

DIVERSIFIKASI PRODUKSI

ALTERNATIF 2 : GULA CETAK

ALTERNATIF 3 : GULA CAIR INDUSTRI

ALTERNATIF 4 : GULA PUTIH + TETES

HARGA POKOK PRODUKSI (EXCL DIVESTASI) .

HPP GULA (rerata 10 tahun dgn annual eskalasi 5%-app Rp 3500/kg

(belum termasuk penyusutan)

FINANCIAL ANALISIS.

NPV SISA KAS OPERASI 10 THN : POSITIF > Rp 16 M

PAY BACK PERIOD/ROI : < 5 TAHUN IRR : 26%

Page 3: PABRIK GULA MINI PROPOSAL

Page 3 of 10

1.Pendahuluan.

Gula sebagai salah satu dari sembilan bahan pokok yang

diperlukan saat ini ada dipersimpangan jalan, kebutuhan nasional

diatas produksi nasional (mencapai 3,25 juta ton pertahun) dan akan

cenderung meningkat sementara produk gula nasional dalam kisaran

2,2-2.5 juta ton pertahun dan cenderung stagnan, sementara

kekurangan sebesar lebih dari 1juta ton masih mengandalkan pasokan

import.

Terlepas dari sejarah bahwa pada sekitar tahun 1935 -

Indonesia (Nedherland Indies) pada saat itu sebagai exporter gula

dunia dengan teknologi abad 19 (teknologi tanaman dan teknologi

prosesing), saat ini defacto mengalami kemunduran di bidang

Teknologi prosesing dan dibidang teknologi tanaman, kemunduran ini

tercermin dari rendahnya produktivitas dan kwalitas tanaman tebu

dibanding dengan produktivitas dan rendemen gula yang pernah

dicapai ,produktivitas tanaman dari 120 ton tebu/ha turun sampai rata

rata hampir 70 ton tebu per ha dan rendemen saat ini hanya bisa

dicapai sebesar rata rata dibawah 8% saja dibanding angka rendemen

gula rata rata thn 1934 diatas 11% atau tejadi penurunan sekitar 40%.

1.2.Permasalahan

1.Pasokan gula hasil industri gula nasional hanya mampu

mengisi 60% kebutuhan gula nasional, sisanya masih harus di impor,

sementara proyeksi kebutuhan nasional makin meningkat.

2.Keberadaan industri gula nasional makin memprihatinkan

sehingga kurang mampu bersaing dengan gula import (ketuaan

mesin, keterbatasan lahan tanaman tebu di Jawa, kwalitas tanaman

tebu di Jawa maupun luar Jawa , efisiensi pengelolaan dll), sehingga

tidak siap menghadapi persaingan pasar global.

Page 4: PABRIK GULA MINI PROPOSAL

Page 4 of 10

1.3.Maksud dan Tujuan.

Maksud dan tujuan penulisan proposal ini sebagai sumbang

sih alternatif solusi mengatasi permasalahan gula nasional yang serba

dilematik, atau sebagai salah satu alternative opsi menuju swa

sembada gula disamping opsi revitalisasi Pabrik Gula Besar yang

telah ada.

1.4.Visi dan Misi.

Mewujudkan Industri Gula Nasional sebagai tuan rumah

dinegeri sendiri dengan istilah Teknologi Gula Merah Putih , dengan

harga pokok produksi yang mampu bersaing dengan harga gula dunia

dan mengalihkan teknologi pergulaan dari milik institusi menjadi

teknologi yang dimiliki dan dikuasai dan dapat diterapkan masarakat

luas.

1.5.Sasaran

1.Memproduksi gula dengan harga pokok produksi yang

mampu bersaing dengan harga gula dunia, sehingga kedepan industri

gula nasional mampu bertahan pada era pasar terbuka.

2.Menuju industri gula dari industri padat modal dan padat

teknologi menjadi industri gula rakyat dengan teknologi sederhana dan

tepat guna tanpa mengurangi performance (simplifikasi teknologi).

3. Penyediaan lapangan kerja dengan konsentrasi dipedesaan

dengan segala dampak positifnya antara lain berkurangnya tingkat

urbanisasi dan sebagai pemacu pertumbuhan ekonomi setempat.

Page 5: PABRIK GULA MINI PROPOSAL

Page 5 of 10

1.6.Strategi

1. Telah dibangun sebagai model dan percontohan unit PGM

kapasaitas 50 ton tebu perhari , dari uji operasi produksi 2007

didapatkan angka performance baik rendemen gula maupun kwalitas

gula yang dihasilkan sesuai dengan standart produksi.

2. Juga dilakukan perbaikan kwalitas tanaman dengan

pemilihan varitas unggul yang telah teruji serta kembali kepada

budidaya tanaman sesuai standart baku teknis budidaya tanaman

tebu.

2.Membangun Kilang Gula Rakyat .

Konsep teknologi Pabrik Gula Mini yang telah dibangun di

Kediri adalah berangkat dari dari teknologi pengrajin gula tradisionil

dengan memberikan sentuhan teknologi pabrik gula besar yang

diaplikasikan dan dikembangkan dengan tetap mengacu pada

kesederhanaan , namun mampu menghasilkan produk yang diminta

pasar (gula cair, gula merah atau kombinasi gula putih dan gula

merah) dan mampu untuk memproses gula non tebu (misalnya diluar

musim giling tebu bisa untuk memproses gula kelapa menjadi produk

dengan nilai tambah yang lebi baik), bahkan kedepan dapat

diintegrasikan dengan ethanol plant untuk kepentingan energy dll.

FILOSOPHI PGM.

KECIL – SEDERHANA – EKONOMIS.

BUKAN PABRIK BESAR DI SCALE DOWN

BUKAN SEPERTI PABRIK DILUAR NEGERI

SESUAI DENGAN KULTUR SETEMPAT.

OPERATOR TENAGA SETEMPAT DGN PELATIHAN.

Page 6: PABRIK GULA MINI PROPOSAL

Page 6 of 10

Ringkasan inovasi dan simplifikasi.

2.1. Module Pemerahan adalah pengembangan dari

pemerahan pengrajin tradisional dimana tebu hanya digiling sekali

diinovasi dan dilengkapi dengan cane preparation (cane crusher) dan

dilakukan dua atau tiga kali giling dengan dry proses (tanpa ada

tambahan air imbibisi),sehingga kehilangan gula terikut ampas

terkendali, uji lapangan didapat ampas keluar gilingan dalam kisaran

27-30% bobot tebu (tergantung kadar sabut tebu) dan juga

dimungkinkan untuk operasi wet crushing.

2.2. Module pemurnian dipilih pengapuran dengan modifikasi

pre phosphatasi, yang sebenarnya adalah terapan pemurnian semi

rafinasi sehingga didapat produk tanpa residu sulfur (belerang) GULA

SEHAT, disamping itu biaya bahan pembantu pemurnian lebih murah

tiap ton tebu dapat dihemat 4 kg belerang seharga lebih dari Rp

6.000/ ton tebu, belum efek korosi terhadap peralatan dan yang pasti

akan meninggalkan residu belerang dalam produk yang dihasilkan

dan dimungkinkan pengembangan sampai dengan rafinasi.

2.3. Module Penguapan adalah perbaikan dari penguapan

pengrajin gula tradisional yang menggunakan open pan dengan api

langsung diinovasi menjadi penguap hampa single atau double

effect, sehingga sejak awal suhu didih tidak lebih dari 60 Celsius

,sehingga kenaikan intensitas warna gula tidak terjadi, untuk membuat

kehampaan tidak menggunakan pompa hampa yang investasai dan

operasinya cukup mahal tetapi menggunakan barometric water jet

condenser yang hanya memerlukan pompa air disirkulasikan untuk

mengkondensasi uap sekaligus sebagai pompa hampa, terapan di

Kediri menunjukkan tingkat kehampaan yang dapat dicapai 64 cm

kolom air raksa yang sudah memenuhi tuntutan proses.

2.4. Module Masakan di inovasi sangat flexible , mampu

memproduksi gula kristal dan mampu memproduksi gula merah cetak

Page 7: PABRIK GULA MINI PROPOSAL

Page 7 of 10

sesuai permintaan pasar. Kelebihan lain adalah adanya perubahan

ratio antara luas panas vs volume dari cooking pan (heating surface

vs volume) sehingga dengan hanya satu cooking pan sudah mampu

menghasilkan gula kristal standart, sementara pabrik gula besar

memerlukan minimal 3-4 unit cooking pan karena harus melakukan

beberapa kali cut over, seperti halnya pada module penguapan sistim

kevacuuman juga menerapkan barometric water jet condenser.

2.5. Module Pemisahan Gula menggunakan sentrifugal

separator dimana umumnya digunakan vertical separator dengan

pengeringan steam spray diinovasi menjadi horizontal separator

dengan pengeringan menggunakan electric heating , tidak dilakukan

double curing seperti pabrik gula besar tetapi untuk menghasilkan

gula standart cukup dilakukan single curing sehingga hanya

memerlukan separator separo dari umumnya pabrik gula.

2.6. Lain lain.

Karena kebutuhan uap hanya untuk proses maka boiler

didesign tekanan rendah 2,5 bar dengan bahan baker ampas dan

bahan baker padat lainnya , boiler yang terpasang di Kediri dilengkapi

dengan biomass gasifikasi untuk subtitusi apabila kekurangan ampas,

meski demikian semua material digunakan adalah standart dan

bersertifikat dan melalui uji DEPNAKER.

Cat / lapisan tahan asam dan panas standart food grade

diperlukan untuk pelapisan permukaan peralatan dari carbon steel

yang bersentuhan dengan nira atau syrup untuk mengurangi

sebanyak mungkin kontaminasi besi (Fe dalam bentuk Feric) yang

akan meningkatkan intensitas warna produk dll.

3.Dimana Pabrik Gula Mini, layak dibangun.

Pada kondisi saat ini Pabrik Gula Mini sangat layak dibangun dan

dikembangkan di lokasi lokasi sbb:

Page 8: PABRIK GULA MINI PROPOSAL

Page 8 of 10

- Kawasan Indonesia Timur dan luar Jawa Lainnya

Pertimbangannya adalah meskipun harga gula di Jawa dalam kisaran

Rp 5.400/kg di kawasan terpencil harga masih dalam kisaran Rp

6.500/kg. Sementara sangat memungkinkan untuk mencari lahan

hanya seluas 100-200 ha dengan tanpa menimbulkan gejolak sosial

dan yang layak untuk ditanami tebu dengan keterbatasan sdm dan

dengan infrastrukture yang ada, sekaligus sebagai pemicu

pertumbuhan ekonomi setempat.

- Kawasan fanatik tanam tebu tetapi jauh dari pabrik gula.

Beberapa kawasan petaninya sudah sangat fanatik dengan tanaman

tebu tetapi jauh dari pabrik gula (Bojonegoro, Tuban, Gresik,lamongan

dimana tebunya harus diangkut ke Pabrik Gula di Wilayah Madiun

dengan jarak lebih dari 150 km, Juga Banyuwangi yang tebunya harus

dibawa ke Situbondo dan di beberapa kawasan lainnya.

- Kawasan pengrajin gula tradisional.

Untuk meningkatkan kwalitas dan produksi mereka sehingga lebih

mempunyai daya saing (Kediri, Blitar, Tulung Agung, Madiun ,

Rembang, Pati dll). Dan tidak mustahil kwalitas produksinya akan

memenuhi standart untuk komodity export.

4. Financial analisis.

Dari operasi Pabrik Gula Kediri beberapa pertanyaan telah terjawab

antara lain:

Pabrik Gula Mini mampu menghasilkan produksi Gula putih

sesuai standart dan bahkan mampu memproduksi sesuai permintaan

pasar.

Page 9: PABRIK GULA MINI PROPOSAL

Page 9 of 10

Pabrik Gula Mini mampu memberikan rendemen tidak lebih

jelek dari rendemen pabrik gula besar dan apabila secara bertahap

dilakukan uga perbaikan budidaya tanaman tebu akan mampu

meningkatkan rendemen optimal .

Pabrik Gula Mini mampu memproduksi dengan harga pokok

produksi yang mampu bersaing.

Harga pokok Produksi PGM di Jawa.

Komponen terbesar adalah divestasi/ penyusutan disusul tingginya

sewa lahan yang rata rata Rp 7.000.000,-/ha

HARGA POKOK GULA rerata 10 thnRp 3.750,-/kgexcl penyusutan

Bhn penolong 40 1%

Energy 443 12%

Utilities 113 3%

Maintenance 158 4%

Upah harian 398 11%

Lain lain 66 2%

Upah tetap 435 12%

Bunga 62 2%

Tebu 2,032 53%

Net Presen Value 10 tahun:

Total NPV kas bersih 10 tahun 15,890,597,819

NPV Nilai sisa pabrik 20 % 1,920,000,000

Total NPV + Nilai sisa pabrik 17,810,597,819

Pay Back Period

Kurang dari lima tahun

IRR

26%

Page 10: PABRIK GULA MINI PROPOSAL

Page 10 of 10

Harga pokok Produksi PGM di Luar Jawa.

Komponen terbesar adalah divestasi/ penyusutan , tetapi sewa lahan

di yakini relative lebih murah meskipun barangkali upah kerja relative

tinggi tetapi pasaran domestic rerata lebih tinggi 5-10% di banding

harga gula di Jawa yang dekat dengan produsen.

HARGA POKOK GULA rerata 10 thnRp 3.224 ,-/kgexcl penyusutan

Bhn penolong 40 1%

Energy 443 14%

Utilities 113 3%

Maintenance 158 5%

Upah harian 398 12%

Lain lain 66 2%

Upah tetap 435 14%

Bunga 62 2%

Tebu 1,506 47%

Net Presen Value 10 tahun:

Pay Back Period

Kurang dari lima tahun

IRR

26%

Detail financial analisis kami sajikan tersendiri