PAB L2J009062

download PAB L2J009062

of 70

Transcript of PAB L2J009062

Perencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten KebumenBAB IPENDAHULUAN1.1 LATAR BELAKANGSetiap kegiatan manusia akan menghasilkan limbah. Air limbah domestik atau air buangan merupakan air yang tidak terpakai yang berasal dari usaha atau kegiatan pemukiman, restoran, perkantoran, perniagaan, apartemen, sertaasrama. Bila tidakdikelola, air buanganakanmencemari lingkungantermasukbadanair penerima seperti sungai, danau, laut dan sebagainya yang pada akhirnya menyebabkan beberapa masalah seperti kerusakan keseimbangan ekologi di aliran sungai, mssalah kesehatan penduduk yang memanfaatkan air sungai secara langsung, sehingga menurunkan derajat kesehatan masyarakat dan meningkatkan angka kematian akibat penyakit infeksi air, bertambahnya biaya pengolahan air minum oleh Perusahaan Air Minum serta kerusakan perikanan di muara. Pengelolaan air buangan merupakan upaya penyaluran dan pengolahan air buangan sebelum dibuang ke badan air. Pengelolaan air buangan harus dapat juga menjadi prioritasdalam pembangunan seperti halnya air bersih. Dalam rangka meningkatkan taraf kesehatan untuk mencapai kualitas hidup yang optimal, maka diperlukan adanya sistem pengelolaan lingkungan secara baik dan terpadu. Dan salah satu upaya untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan pengelolaan air buangan yang dilakukan secara baik dan teratur.Perencanaansistempenyaluran airbuanganyang merupakan salah satu upaya pengelolaan air buangan dalam hal ini akan dilakukan di Kecamatan Gombong, Kabupaten Kabumen. Perencanaan ini harus dilakukan secara terpadu agar saluran air buangan bisa berjalan sesuai fungsinya, tentunya dengan mempehatikan berbagai faktor yang berkaitan dengan daerah yang akan direncanakan seperti topgrafi, kependudukan, dan pemakaian air bersih masyarakat di daerah tersebut. Iin NovitasariL2J0090621Perencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten KebumenSesuai dengan penggunaannya setiap air bekas pemakaian telah terkontaminasi oleh bahan bahan yang dipakainya, yang kemungkinan bersifat fisik (keruh, berbau, dan berwarna) maupun bersifat kimiawi (mengandung bahan bahan kimia yang dapat mengganggu kesehatan). Air bekas pemakaian tersebut juga dapat terkontaminasi oleh bakteri bakteri patogen yang dapat membahayakan kelangsungan hidup manusia. Oleh sebab itu diperlukan suatu upaya pengelolaan air bekas pakai tersebut atau yang dikenal sebagai air buangan. Pengelolaan air buangan adalah suatu usaha yang dilakukan untuk meminimalisasi dampak negatif yang ditimbulkan dari air buangan yang berasal dari suatukegiatan, yangdilakukan melaluiserangkaian teknologi yangsesuai dengan karakteristik air buangan tersebut. Pengelolaan air buangan yang kurang baik dapat menimbulkangangguan, baikterhadaplingkunganmaupunkehidupanyangada, yaitu diantaranya gangguan terhadap kesehatan, seperti sebagai media pembawa bagi penyakitkolera,radangusus,hepatitis infektiosa,serta skhistosomiasis. Selain itu dapat menimbulkan gangguan terhadap biotik karena dengan banyaknya zat pencemar yang ada dalam air limbah dapat menyebabkan menurunnya kadar oksigen yangterlarut di dalamair limbah. Dengan demikian kehidupan di dalam air yang membutuhkan oksigen akan terganggu, yang berarti akan mengurangi perkembangan biota air dan menyebabkan bau busuk karena penguraian zat organik. Pengelolaan air buangan yang tidak baik juga dapat menimbulkan gangguan terhadap estetika karena biasanya warna air limbah, baik domestik maupun industri berwarna abu-abu atau hitam, hal ini tentusajaakanmerusakpemandangan. Gangguanlainyangdapat terjadi adalah kerusakan fasilitas-fasilitas penyaluran air buangan yang terjadi akibat masuknyasampahkedalamsaluranair buangansehinggaalirandalamsaluran tersebut tidak lancar.Untukmengatasi masalahmasalahdiatas perluadanyapengolahanair buangan dari rumah tangga yang baik dan terorganisir. Untuk itu diharapkan sistem pengolahan air buangan di Kecamatan Gombongdapat meningkatkan kualitas sanitasi lingkungan, sehinggadapat menjagakesehatanmasyarakat dikelurahan tersebut.Iin NovitasariL2J0090622Perencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten Kebumen1.2 RUMUSAN MASALAHBerdasarkanlatarbelakang, identifikasi masalah, danpembatasanmasalah tersebut di atas maka dapat diajukan rumusan masalah sebagai berikut :1. Bagaimanasistempenyaluranairbuangandanpermasalahanyangmuncul di Kecamatan Gombong? 2. Bagaimanarencana penanganan permasalahan dalamsistempenyaluran air buangan?3. Bagaimana perhitungan teknis yang meliputi debit air bersih dan buangan yang dihasilkan untuk menentuan dimensi saluran Kecamatan Gombong?4. Apa sajabangunan-bangunan pelengkap yang diperlukan untuk menunjang penyaluran air buangan di Kecamatan Gombong?5. Bagaimanadesain sistem penyaluran air buangan di Kecamatan Gombongyang secara utuh dan sistematis?1.3 TUJUANBerdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya, maka dapat diajukan rumusan tujuan dari perencanaan SistemPenyaluran Air Buangan di Kecamatan Gombong adalah sebagai berikut :1. Menganalisis dan mengevaluasi sistem penyaluran air buangan dan permasalahan yang ditimbulkan.2. Menentukan rencana penanganan permasalahan dalam sistem penyaluran air buangan.3. Membuat perhitungan teknis yang meliputi debit air bersih dan buangan yang dihasilkan untuk menentuan dimensi saluran.4. Menentukan bangunan-bangunan pelengkap yang diperlukan untuk menunjang penyaluran air buangan di Kecamatan Gombong.5. Membuat desain sistem penyaluran air buangan secara utuh dan sistematis. Iin NovitasariL2J0090623Perencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten Kebumen1.4 MANFAATPerencanaanSistemPenyaluran Air Buangan diKecamatan Gombong bermanfaat untuk menyalurkan air buangan yang dihasilkan oleh penduduk agar tidak mencemari lingkungan.1.5 RUANG LINGKUPAdapun lingkup pekerjaan tugas perencanaan Sistem Penyaluran Air Buangan meliputi :A. Perencanaan jaringan saluran air buanganB. Kriteria perencanaan PAB C. Rencana Umum PAB1. Menentukan Daerah Pelayanan2. Menghitung beban aliran, meliputi penentuan sub area pelayanan dan perhitungan kapasitasalirandari perumahan, komersil, industridanlain-lain.3. Memilih sumber air baku4. Memilih alternative sistem pengaliran dengan gravitasi, pompa atau kombinasi, mulai dari sumber terpilih, reservoir distribusi, dan pola jaringan distribusi.5. Menentukan arah pengaliran, jaringan dan dimensi pipa6. Membuat peta semi layout sistem penyaluran air buangan7. Membuat peta definitif layout sistem penyaluran air buanganIin NovitasariL2J0090624Perencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten KebumenBAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 PENGERTIAN AIR BUANGAN Air buangan adalah limbah hasil buangan dari perumahan, bangunan perdagangan, pertokoandansaranasejenisnya. Air limbahdomestikjugadiartikansebagai air buangan yang tidak dapat digunakan lagi untuk tujuan semula baik yang mengandungkotoranmanusia(tinja) ataudari kamarmandi, aktivitasdapur dan mencuci, yangkualitasnyaantara60%80%dari rata-rata pemakaianair bersih (Anonim,2003).Air limbahadalah air bekas pemakaian, baik dari bekas pemakaian rumah tangga, maupun dari bekas pemakaian industri. Air bekas rumah tangga dapat disebut dengan Air Limbah Domestik berasal dari aktivitas sehari-hari manusia seperti bak cuci dapur maupuntangan, kamar mandi, kakus (WCataupeturasan) danlain sebagainya.Airlimbah domestik ini tidak hanya berasal dari rumah tinggal tetapi dapat juga berasal dari instansi-instansi seperti perkantoran, sekolah-sekolah, rumah sakit, danlainsebagainyasertadapatjugadaridaerahkomersil yaituperhotelan, tempat hiburan, mall, pasar, danlainlain-lain. Sedangkanair bekas pemakaian proses industri disebut dengan Air Limbah Industri.Sesuai dengan penggunaannya, setiap air bekas pemakaian pasti telah terkontaminasi oleh bahan-bahan yang dipakainya, yang kemungkinan bersifat fisik, air menjadi keruh, berbau, berwarna. Bersifat kimiawi, air mengandung bahan-bahan kimia yang dapat mengganggu kesehatan. Bersifat organo-biologis, air mengandung mikroba/zat organik yang bersifat pathogen dan lain sebagainya. Cemaran air limbah domestikumumnyabersifat organo-biologis, sedangkanair limbahindustri lebih cenderung bersifat fisiko-kimiawi karena didalamnya terdapat bahan-bahan berbahayadanberacun(B3) yaitulogamberat yangsebelumdibuangkebadan sungai harus diolah secara tepat agar tidak mencemari lingkungan.Iin NovitasariL2J0090625Perencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten Kebumen2.1.1. Sumber Air BuanganSumber air buangan secara umum dibedakan menjadi tiga yaitu :a. Air Buangan DomestikAir buanganyangberasal dari aktivitas kegiatanpenghunian, seperti rumah tinggal, kampus, pasar, hotel, pertokoan, sekolah dan fasilitas-fasilitas/pelayanan umum dapat dikategorikan dalam air buangan domestik (Soeparman,2000).Air buangan domestik dapat dikelompokkan menjadi :- air buangan kamar mandi- air buangan dapur dan cuci- air buangan WC : air kotor dan air tinjaAir buangan domestik didominasi oleh kontaminan organik yang langsung dapat diolahsecarabiologis(Hardjosuprapto, 2000).Menurut Tjokrokusumo (1995), air limbah domestik umumnya banyak mengandung zat organik sehingga memungkinkan timbulnya bakteri patogen. b. Air Buangan Non DomestikAir buangan non domestik adalah air bekas pemakaian yang berasal dari daerah non pemukiman, yaitu daerah komersial, institusional, perkantoran, rumah sakit, industri, laboraturium dan lainnya (Hardjosuprapto, 2000).Air buangan non domestik yang didominasi oleh bahan anorganik berasal dari industri-industri dan dapat dikategorikan sebagai air buangan domestik, yang pengolahannya tidak dapat diolah secara langsung dengan proses biologis. Karena sifatnya yang korosif, maka sistem penyaluran air buangan yang berasal dari industri menggunakan saluran khusus yang tahan terhadap korosi. Jika air buangan industrisetelah diolah dalam tingkat pra pengolahan atau pengolahan pendahuluan(pre-treatment) telah memenuhi standar yangsama dengan air domestik, maka sistempenyalirannya dapat diijinkanbersama-sama dengan saluran air buangan domestik. Namun, apabila pada tingkat pengelolaan pendahuluantidakdapat menurunkankadar kontaminansehingga memenuhi standar yang sama dengan air buangan domestik, maka air buangan industri harus Iin NovitasariL2J0090626Perencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten Kebumenditangani secara khusus dan individual oleh industri itu sendiri dengan instalasi penglolahan air limbah industri (Hardjosuprapto, 2000).c. Air Limpasan dan Rembesan Air HujanAir buangan limpasan dan rembesan air hujan adalah air buangan yang melimpas diataspermukaantanah dan meresap ke dalam tanah sebagai akibat terjadinya banjir (Sanropie, Djasio, 1984).2.1.2. Komposisi Air BuanganKomposisi umum air buangan adalah gabungan antara air kotor dan air bekas. Air kotor adalah air limbah yang mengandung kotoran manusia yang berasal darikloset.Sedangkanyangdimaksud air bekas adalah air buangan dari aktivitas dapur, mandi, cuci-mencuci dan sejenisnya (Anonim, 2003).Berdasarkansumbernya, komposisi ari limbahmempunyai komposisi yang bervariasi dari setiap tempat dan waktu. Namun secara garis besar dapat dilihat pada tabel berikut ini.Tabel 2.1 Komposisi Air Limbah DomestikKomtaminan Satuan KonsentrasiMaksimum Rata-rata MinimumPadatan total (TS)Padatan terlarut total (TDS)Padatan tersuspensi total (TSS)BODCODNitrogenFosforKloridaSulfatLemakTotal Coliformmg/lmg/lmg/lmg/lmg/lmg/lmg/lmg/lmg/lmg/lmg/l12008503504001000851510050150107 - 1097205002202205004085030100107 - 109350250100110250204302050106 107Iin NovitasariL2J0090627Perencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten Kebumen2.1.3. Karakteristik Air Buangan2.1.3.1 KuantitasPenentuan kuantitas air buangan secara tepat sangat sulit ditentukan, hal ini disebabkan karena faktor yang mempengaruhi.Faktor yang mempengaruhi air buangan adalah (Hardjosuprapto, 2000) :a. Jumlah air bersih yang dibutuhkan perkapita akan mempengaruhi jumlah air limbah yang dihasilkan.b. Keadaan masyarakat di daerah tersebut, yang dibedakan berdasarkan :- Tingkat perkembangan suatu daerah. Jumlah air limbah dikota lebih banyak dari pada di daerah pedesaaan.- Daerahyangmengalami kekeringanakanberbedacaramembuang limbahnya jika dibandingkan dengan daerah yang tidak mengalami kekeringan.- Pola hidup masyarakat, terutama cara membuang limbahnya.Besaranair buanganyangseringdigunakandalamperencanaan(Hardjosuprapto, 2000) :- Amerika : 100200 liter/orang/hari- Eropa : 40225 liter/orang/hari- Indonesia : 100150 liter/orang/hariUntuk air limbah dari WC besaran yang sering digunakan dalam perencanaan tangki septikperesapanadalah25liter/orang/hari.Menurut Babbit (1969), kuantitasair limbah domestik dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :a. Jumlah Penduduk, semakin tinggi jumlah penduduk, maka jumlah air limbah yang dihasilkan semakin tinggi karena 60%-80 % dari air bersih akan menjadi air limbah.b. Jenisaktifitas, semakintinggi penggunaanair bersihdalamsuatukegiatan maka air limbah yang dihasilkan juga semakin banyak.Iin NovitasariL2J0090628Perencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten Kebumenc. Iklim, padadaerahberiklimtrofisdankuantitashujannyatinggi cenderung menghasilkan air limbah yang lebih tinggi.d. Ekonomi, pada tingkat ekonomi yang lebih tinggi kecenderungan pemakaian air bersih akan lebih tinggi. Hal ini tentu saja akan menghasilkan air limbah yang lebih tinggi pula.e. Infiltrasi, adanya infiltrasi baik dari air hujan ataupun air permukaan lainnya akan mempengaruhi jumlah air limbah yang ada pada suatu perkotaan.f. Jenis saluranpengumpul, bilasaluranpengumpul yangdigunakansaluran terbuka, maka jumlah air limbah yang dihasilkan akan banyak karena kemungkinanterjadi infilterasi dari airhujanataupundari sumber lainlebih besar. Bilajenis saluranpengumpul yangdigunakanadalahberupajaringan perpipaan maka kemungkinan terjadiinfilterasi lebih kecil.2.1.3.2KualitasMenurut Babbit (1969) faktor yang mempengaruhi kualitas air limbahadalah :a. Musim/Cuaca, negara yang mengalami 4 musimdebit maksimumterjadi biasanyapadamusimdingin,karenaterjadi penggelontoranyangcukupbesar untuk mencegah terjadinya pembekuan didalam pipa.b. Waktu harian, konsumsi air bersih tiap jamnya dalam sehari sangat bervariasi. Hal ini sangat berpengaruh terhadap debit air limbah yang diterima oleh bangunan pengolah. Konsumsi air ini mengalami puncak rata-rata ada jam 06.00-08.00 dan jam 16.00 18.30.c. Waktuperjalanan, Waktukonsumsi puncakair belumtentusamadengan waktu puncak timbulnya air limbah yang diterima oleh badan pengolahan, karena adanya waktu perjalanan dari sumber ke unit pengolahan. Semakin dekat perjalananmakasemakin dekat perbedaan puncak konsumsi air dengan waktu puncak timbulnya airlimbah.d. Jumlah Penduduk, semakin banyak populasi yang akan dilayani semakin besar pula debit air limbah yang timbul.Iin NovitasariL2J0090629Perencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten Kebumene. Jenis aktifitas atau sumber penggunaan air bersih yang dihasilkan dari suatu tempat memiliki kualitas yangbermacam-macam. Misalnyaair limbahdari pasar memiliki kandungan organik lebih tinggi dari pada air limbah dari perkantoran.f. Jenis saluran pengumpul air limbah yang digunakan, jika menggunakan sistem tercampurmakaairlimbahakanlebihburukkarenapartikulat.Dalamsistem terpisah kontaminan yang ada pada air limbah memiliki konsenterasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan dengan sistem tercampur karena adanya pengenceran oleh air hujan.Kualitas air buangan dapat diketahui dari karakteristik fisik, karakteristik kimia dan karakteristik biologi (Tchobanoglous dan Burton, 1991).a. Karateristik fisikBeberapa sifat fisik air buangan adalah :- Suhu air buangan biasanya lebih tinggi dari pada suhu air bersih.- Tercium bau busuk saat air limbah terurai secara anaerob.- Zat padat yang menyebabkan kekeruhan berupa : zat padat tersuspensi, terapung dan terlarut.- Warnaairlimbahdapat digunakanuntukmemperkirakanumurair limbah: Cokelat muda, mengindikasikan air limbah berumur 6 jam. Abu-abu tua, mengindikasikan air limbah sedang mengalami pembusukan. Hitam, mengindikasikanairlimbahyangtelahmembusuk oleh penguraian bakteri anaerob.Klasifikasi karakteristik fisik air buangan dapat dilihat pada tabel 2.2.Tabel 2.2 Karakteristik Fisik Air BuanganSifat-sifat SumberSuhu Limbah industri dan domestik.Benda padat Limbah domestik, limbah industri, erosi tanah, inflow/ infiltrasi.Iin NovitasariL2J00906210Perencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten KebumenBau Dekomposisi air limbah, limbah industri.Warna Limbah domestik dan limbah industri, penguraian material organik.Sumber: Tchobanoglous dan Burton, 1991.b. Karakteristik kimiaKlasifikasi karakteristik kimia meliputi zat organik dan zat anorganik.- Zat organikSumber utama zat organik berasal dari kotoran limbah manusia yaitu 8090 gram/orang/hari. Pada prinsipnya kategori zat organik yang dapat terdegradasi dalam air limbah adalah protein, karbohidrat, dan lipid (Sundstrom&Klei, 1979dalamHindarko,2003). Zat organikdalamair limbah jumlahnya cukup dominan, karena 75% dari zat padat tersuspensi dan 40%darizatpadattersaring merupakan bahan organik. Selanjutnya bahan organik ini dikelompokkan menjadi 40-60% berupa protein, 25-50% berupa karbohidrat,10%berupa lemak/minyak dan urea.Urea sebagaikandungan bahan terbanyak di dalam urine, merupakan bagian lain yang penting dalan bahan organik (Hindarko, 2003). Protein, senyawa kombinasi dari bermacam-macam asam amino ini dijumpai pada makanan manusia dan hewan seperti kacang-kacangan mengandung sekitar 16 % unsur nitrogen sehingga bersama dengan urea proteinmenjadi sumber nitrogendalamairlimbah. Prosespenguraian protein menimbulkan bau busuk. Karbohidrat, dijumpai dalam gula, selulosa, serat kayu dan lain-lain. Dalamair limbah terdiri atas senyawa C,H, dan O. Sejenis karbohidrat yang berbentuk gula, mudah larut dan mengalami penguraian oleh mikroba menjadi alkohol dan CO2. Lemak dan Minyak, tidak mudah diuraikan oleh mikroba melainkan oleh asam mineral sehingga terjadi gliserin dan asam jenuh. Minyakdanolieyangberasal dari hasiltambangmasukkedalamair limbah melalui bengkel kendaraan bermotor dan tidak dapat diuraikan Iin NovitasariL2J00906211Perencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten Kebumenoleh mikroba serta menutupi permukaan air limbah sehingga menganggu proses selanjutnya. Sehingga minyak dan olie harus disingkirkan melalui bangunan penangkap minyak/olie. Surfactant (surface active agent) yangberasal dari detergen pencuci pakaian. Deterjenadalahgolongandari molekul organikyang digunakan sebagai penganti sabun untuk pembersih supaya mendapatkan hasil yang lebih baik.Pada IPAL membentuk busa yang stabil sehingga sangatmengangguoperasiinstalasi ini.Keberadaannyadapatdideteksi oleh methylene blue. Pestisida, penggunaandalamtanamanharus dikendalikanagar tidak terbawa oleh limpasan air hujan. Zat organik ini tergolong beracun dan bisa mematikan ikan dan mencemari sumber air bersih.- Zat anorganikSumber dari zat anorganik meliputi : pH, Klorida, Nitrogen, Phospor, Kebasaan (Alkalinitas) dan Belerang (Hindarko, 2003). pH, parameter ini sangat penting untuk menentukan kehidupan mikroorganisme di dalam air limbah, pH pada pengolahan air digunakansebagaikontrol korosi pada pipa dan bangunan pengolahan. Pada pengolahan air limbah yang menggunakan proses biologipH perlu dikontrol agar berada pada kisaran yang memungkinkan organisme berkembang. Pada kondisi asam ( pH < 4) atau alkali (pH > 9,5) bakteri akan mati.Menurut PP No.82 tahun 2001 tentang pengelolan kualitas air dan pengendalian pencemaran air kisaranpH yang diperbolehkan adalah 6 9. Nitrogen,dalam pengolahan air limbah diperlukan zat hara dalam bentukprotein yang elemen utamanya adalah nitrogen, phospor, danzat besi. Nitrogen yangterkandung dalamtubuh mahluk hidup diuraikan oleh bakteri menjadi ammonia, tetapi ada juga yang mengambil bentuk urea dalam air kencing yang diuraikan menjadi ammonia. Phosfor, bila kandungannya dalamair permukaan tidak terkontrol maka phosfor merupakan nutrien bagi tumbuhan seperti eceng Iin NovitasariL2J00906212Perencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten Kebumengondok, ganggangsehinggapermukaanairitudipenuhi tumbuhanair. Halinimenganggukegiatanpelayaran,perikanan.Kandungan phospor dibatasi antara 4 15 mg/liter. Logam berat dan senyawa beracun, seperti Hg, Pb, Ni, Cr, danlain-lain.Kehadiranunsur ini perluuntukmenunjangkehidupan biota, danganggang. Namunkadar yangtinggi dapat menebarkanzat beracun. Crom dan Nikel sebaiknya tidak melebihi kadar 500 mg/liter. Belerang, unsur ini dibutuhkan untuk sintesa protein. Disamping itu pada kondisi anaerobik bakteridesulfovibriodapat menguraikan zat organik bersamasulfat menjadi sulfida reaksinya Zat organik + SO4-2 S-2+H2O+ CO2S-2+ 2 H + H2SGas H2S biasanya berkumpul pada bagian atas pipa air limbah dan bila terdapat cukup bakteri Thiobacillus, maka gas ini dapat dioksidasi menjadi asam sulfat. Reaksinya : H2S +O2 H2SO4H2SO4yangterbentukdapatmerusakmahkotapipayangterbuat dari beton, asbes, dan besi. Gas H2S yang tercampur bersama gas CH4dan gasCO2bersifat sangat korosifterhadappipadanbilaterbakardalam mesin dapat menimbulkan letupan yang dapat merusak mesin tersebut.

KloridaMasuknya klorida dalam air limbah bisa berasal dari intrusi air laut yang berinfiltrasi ke dalam pipa, tinja manusia yang mengandung 6 gram/orang/hari. Pengolahanairlimbahtidakdapatmenurunkankadar klorida. Sehinggapencegahandini masuknyakloridalebihbermanfaat daripada mengeluarkan klorida yang ada.c. Karakteristik biologiAspek biologi ini mencakup mikroorganisme yang ditemukan pada air limbah. Organisme ini digunakan sebagai indikator polusi dan untuk mengetahui metode pengolahan yang tepat. Setiap manusia mengeluarkan 100-400 milyar Iin NovitasariL2J00906213Bakteri hiobacillusPerencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten Kebumencoliform/hari. Coliformdigunakan sebagaiindikator mikroorganismepathogen (Anomin, 1998). Beberapa macam mikroorganisme yang banyak terdapat dalam air limbah domestik adalah :- Jamur, membutuhkan zat asamdanmendapatkanmakanandari mahluk yangtelah mati. Tugas utamanya menguraikan senyawa karbon bila di alam ini tidak ada jamur maka siklus senyawa karbon akan terhenti dan zat organik akan menumpuk.- Ganggang, banyakterlihat didalamsungai, danaudimanaada limpahanair limbah. Limpahanini membawazat nutrient biologis yang menyebabkan pertumbuhan ganggang dengan pesat yang diikuti bau tertentu. - Organismepatogen, dalamair limbahyangberasal dari tubuh manusia yang terinfeksi penyakit, seperti typhus, kolera, disentri dan sebagainya.Dan bila sanitasi daerah kurang sehat standar yang ada, maka organisme ini akan menimbulkan angka kesakitan yang cukup tinggi.- Bakteri coli sebagai indikator bibit penyakit, berasal dari tinja manusiayangmemasuki air limbah. Untukmenganalisabakteri patogen digunakan parameter mikrobiologis dengan perkiraan terdekat jumlah golongan coliform dalam 100 ml air limbah serta perkiraan terdekat jumlah golongan coliform tinja dalam 100 ml air limbah.2.2 PEDOMAN PEMILIHAN SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAHSistempengelolaanairlimbah domestik secara garis esar dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu sistem pengelolaan air limbah terpusat (off site system) dan sistem pengelolaan air limbah setempat (on site system). 2.2.1 SistemPengelolaan Air Limbah Terpusat (Off Site System )Sistem pengelolaan air limah terpusat adalah sistem pengelolaan air limbah dengan menggunakan suatu sistem jaringan perpipaan untuk menampung dan mengalirkan Iin NovitasariL2J00906214Perencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten Kebumenair limbahkesuatutempat untukselanjutnyadiolah.Sistempenyaluranterpusat adalah fasilitas sanitasi yang berada duluar persil. Contoh sistem ini adalah sistem penyaluran air limbah yang kemudian dibuang ke suatu tempat pembuangan (disposal site) yang aman dan pembuangan air limbah domestik di daerah kepadatan penduduktinggi, kemiringantanahdi daerahtersebut >1%, rumahyangsudah dilengkapi dengan tangki septik tetapi tidak mempunyai cukup lahan untuk bidang resapanataubidangresapantidakefektif ataukarenapermeabilitas tanahtidak memenuhi syarat (Anomin, 2003).SedangkanJaringansistempipa pengumpul terpusat (Off Site System) terdiri dari: (Hardjosuprapto, 2000) :1. Conventional SewerMerupakan jaringan penyaluran air limbah domestik yang terdiri dari pipa persil, pipa service, pipa lateral dan pipa induk. Sistem ini melayani daerah pelayanan yang cukup luas. Karena pembangunan sistem penyaluran secara konvensional merupakan pilihan yang memerlukan biaya tinggi, maka hanya cocok bila tidak ada pilihan lain. Penerapan untuk sistem ini adalah:- Pusat kota dengan kepadatan tinggi.- Penduduk umumnya menggunakan air tanah, permeabilitas tanah rendah, air tanah sudah tercemar dan lahan terbatas.- Pendapatanpenduduktinggi sehinggamampumemikul biayaoperasi dan pemeliharaan.2. Shallow SewerShallowsewerpadaprinsipnyasamadenganconventional sewer,hanyapada pemasangan pipa kemiringannya lebih landai daripadaconventional sewer. Sistemini bergantung pada pembilasan air limbah yang diperlukan untuk mendorong limbah padat. Biaya pembuatan shallow sewerlebih rendah dari pada conventional sewer dan lebihcocoksebagai saluransekunder di daerahkampungdengankepadatan tinggi. Sistem ini melayani air limbah dari kamar mandi, cuci, dapur dan kakus. Iin NovitasariL2J00906215DAPURKAKUS KAMAR MANDICAIR( SUNGAI )SEWERAGE(TRANSPORT)INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH TERPUSAT PADAT( PUPUK )Perencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten KebumenJaringan salurannya terdiri dari pipa persil, pipa service dan pipa lateral, tetapi tanpa pipa induk. Penerapan sistem ini adalah:- Pada daerah yang mempunyai kemiringan kurang dari 2 %.- Luas satuunit pelayananmaksimumsekitar 4unit luas daerahlayanan retikulasi. Setiap unit daerah rekulasi jumlah sambungan rumah maksimum 800 rumah dengan ukuran riol terbesar 225 mm. Jadi ada 4 lajur pipa induk dengan diameter 225 mm dari 4 x 800 rumah.- Daerah pelayanan shallow sewer mempunyai luas maksimum 4 x 25 Ha = 100 Ha dengan kepadatan penduduk rata-rata 160 jiwa/Ha- Daerah pemukiman yang masyarakatnya mendapatkan pelayanan dari PDAM, permeabilitas tanah rendah, air tanah sudah tercemar dan sulit memperoleh lahan untuk pembuatan prasarana sanitasi setempat.3. Small Bore SewerageSistemini merupakan penyaluran air limbah dengan menggunakan saluran berdiameter kecil.Saluran ini digunakan untuk menerima air limbah dari kamar mandi, cuci, dapurdanlimpahanairdari tangki septik(bukantinjanya)serta bebas dari benda padat.Sistem ini cocok diterapkan untuk daerah pelayanan yang relatif lebih kecil dari jaringan saluran konvensional sewerage. Sistem ini tepat untuk menangani pembuangan air limbah domestik di daerah kepadatan penduduk tinggi, kemiringan tanah di daerah tersebut > 1%, rumah yang sudah dilengkapi dengan tangki septiktetapi tidakmempunyai cukuplahanuntukbidangresapanatau bidangresapantidakefektif ataukarenapermeabilitastanahtidakmemenuhi syarat.Iin NovitasariL2J00906216Perencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten KebumenSumber : Anonim ,1999Gambar 2.2 Sistem Pembuangan Air Limbah Off-SiteKelebihan sistem pengelolaan air limbah terpusat yaitu : menyediakan pelayanan yang terbaik sesuai untuk daerah dengan kepadatan tinggi pencemaran terhadapa air tanah dan badan air dapat dihindari memiliki masa guna yang lebih lama dapat menampung semua air limbahKekurangan dari sisem pengelolaan air limbah terpusat yaitu: memerlukan biaya investasi, operasi dan pemeliharaan tinggi menggunakan teknologi tinggi tidak dapat dilakukan perseorangan waktu yang, lama dalam perencanaan dan pelaksanaan memerlukan pengelolaan, operasi dan pemeliharaan yang baik( Hardjosuprapto, 2000).2.2.2. SistemPengelolaan Air Limbah Setempat (On Site System )Sistem pengelolaan air limbah setempat sebagai sistem dimana fasilitas pengolahanairlimbahberada dalam persil atau batas tanah yang dimiliki.Sistem setempat (on site) merupakan sistem penyaluran air buangan yang dialirkan ke dalam suatu tempat penampungan seperti tangki septik sebagai tempat pengolahan. Sistem ini biasanya digunakan dalam skala kecil (keluarga), tetapi ada juga yang digunakan dalam skala besar (WC Umum). Sistem ini biasanya digunakan pada daerah yang Iin NovitasariL2J00906217Perencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten Kebumentidak ada riol kota. Untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat maka jenis yang baik untuk digunakan adalah jenis tangki septik (septik tank). Tetapi bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah masih menggunakan sistem pembangunan yang sederhana yaitu cubluk (Anomin, 2003).Kriteria perencanaan untuk sistem setempat (on site) meliputi :a. Kemampuan ekonomi rendah.b. Pemakaian air kurang dari 120 liter/orang/hari.c. Jumlah penduduk yang terlayani kurang dari 200 juwa/ha.d. Pendapatan ekonomi penduduk rendah.e. Persyaratan badan air penerima rendah.Dalam pemilihan sistem ini harus mempengaruhi hal-hal di bawah ini :a. Waktudetensi adalahwaktutinggal dalamsuatutangki septiksekurang-kurangnya 1 (satu) hari dan maksimal 3 (tiga) hari.b. Periode pengurasan lumpur 2-5 tahun.c. Banyaknya lumpur yang mengendap antara 30-40 liter/orang/hari.d. Kuantitas air limbah yang dibuang ke dalam tangki sesuai dengan penggunaan air bersihnya.Beberapahal yangperludiperhatikandalampembuatantangki septik yang baik agar tidak mecemari air tanah di sekitarnya, yaitu (Anomin, 2003) :a. Dinding tangki septik hendaknya dibuat dari bahan yang rapat air.b. Untuk membuang air limbah hasil pencemaran dari tangki septik perlu dibuat daerah peresapan.c. Tangki septik derencanakan untuk membuang kotoran rumah tangga dengan volume sebesar 100 liter/orang/hari.d. Waktutinggal airdi dalamtangki septikdiperkirakanminimalselama24 jam.e. Besarnya ruang lumpur diperkirakan untuk menampung lumpur yang dihasilkan proses pencerna dengan standar banyaknya lumpur sebesar 30 Iin NovitasariL2J00906218PENGOSONGANLUMPURTINJADILAKUKANDENGANBANTUANTRUKTINJABIASATANGKI SEPTIK&BIDANGREMBESANDIKOSONGKANMANUALSEMENTARASATUCUBLUKDIKOSONGKANYANGLAINBISADIGUNAKANDAPATDIKOSONGKANDENGANTRUK"VACUM" MANUALSEMENTARACUBLUKDIKOSONGKANCUBLUKTIDAKBISADIGUNAKANSANITASI SETEMPATCUBLUKPRASARANATRANSPORTAIRLIMBAHDARI KAKUSKETANGKI SEPTIKKAKUSDAPURTANGKI SEPTIKINSTALASIPENGOLAHANTINJASARANATRANSPORTASI TINJAPerencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten Kebumenliter/orang/tahun, sedangkan pengambilan lumpur diperhitungkan minimal selama 4 tahun.f. Lantai dasar tangki septik harus dibuat miring kearah ruang lumpur.g. Pipa air masuk (inlet) ke dalam tangki septik hendaknya selalu lebih tinggi 2,5 cm dari pipa keluarnya.h. Tangki septik hendaknya dilengkapi dengan lubang pemeriksa (manhole) dan lubang udara (vent) untuk membuang gas hasil pencemaran.i. Untukmenjamintercapainyabidangperesapan, makapemasangansiphon otomatis adalahsangat bermanfaat agar air limbahyangdibuangkedaerah peresapan terbuang secara berkala.Jarak minimum suatu bangunan, sumur maupun pipa air bersih dari tangki septik dan bangunan peresapan dapat dilihat pada tabel 2.3.Tabel 2.3 Jarak Minimum Bangunan dengan Tangki Septik dan PeresapanNo. JarakTangki Septik Banguan Peresapan1 Bangunan peresapan 1,5 m 1,5 m2 Sumur 10,0 m 10,0 m3 Pipa air bersih 3,0 m 3,0 mSumber : Anonim, 2003Iin NovitasariL2J00906219Perencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten KebumenGambar 2.1 Sistem Pembuangan Air LimbahOn-SiteSumber : Anonim ,1999Kelebihan sistem pengelolaan air limbah setempat yaitu : Menggunakan teknologi sederhana Memerlukan biaya yang rendah Masyarakat dan tiap-tiap keluarga dapat menyediakan sendiri Pengoperasian dan pemeliharaan oleh masyarakatKekurangan sistem pengelolaan air limbah setempat yaitu : Tidak dapat diterapkan pada tiap daerah, bergantung pada sifat permeabilitas tanah, tingkat kepadatan, dan lain-lain Fungsi terbatas hanya dari buangan kotoran manusia, tidak melayani air limbah kamar mandi dan air bekas mesin cuci Operasi dan pemeliharaan sulit dilaksanakan (Hardjosuprapto, 2000).2.2.3. Pemilihan Sistem Pengelolaan Air LimbahIin NovitasariL2J00906220Perencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten KebumenHal-hal yangperludiperhatikandalampemilihansistempengelolaanair limbah adalah :a. Kepadatan PendudukKepadatan penduduk merupakan hal yang paling menentukan dalamhal penyediaan lahan untuk pembangunan fasilitas pengolahan air limbah aik dalam sistemterpusat maupunpadasistemsetempat.Makintinggi angkakepadatan penduduknya, teknologi yangdipakai juga akan semakinmahal baik dalah investasi maupunoperasi danpemeliharaannya. Strategi nasional juga telah mengklasifikasikan tingkat kepadatan sebagai berikut :- tingkat kepadatan sangat tinggi : 500 jiwa/Ha- tingkat kepadatan penduuk tinggi : 300-400 jiwa/Ha- tingkat kepadatan sedang : 150-300 jiwa/Ha- tingkat kepadatan rendah : < 150 jiwa/HaTingkat kepadatanini berkaitanerat dengantingkat pencemaranyangdapat ditimbulkan pada air permukaan.- kepadatan rendah 100 jiwa/Ha= BOD 0-30 mg/L- kepadatan sedang 100-300 jiwa/Ha= BOD 30-8- mg/L- kepadatan tinggi 300 jiwa/Ha = BOD 80-200 mg/Lb. Sumber Air yang AdaMerupakan faktor penting dalam perencanaan pemakaan sewerage terutama yang diencanakan membawa buangan padat disampinglimbah airnya.Pemakaian seweragelebihdisarankanuntukdaerahyangmempunyai jaringanair bersih dengan pemakaian > 60 liter/orang/haric. Permeabilitas TanahKisaran permeabilitas yang efektif adalah 2,7 x 10-4 L/m2/dt 4,2 x 10-3 L/m2/dtd. Kedalaman Muka Air TanahPerludipertimbangkanuntukmenghindarikemungkinan pencemaranairtanah oleh fasilitas sanitasi yang diperlukane. Kemiringan TanahDaerah dengan kemiringan 1 %lebih memberikan biaya ekonomis dalam pembangunannya dibandingkan dengan aerah yang datarIin NovitasariL2J00906221Perencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten Kebumenf. Kemampuan MembiayaiAdanya potensi peran serta masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembiayaan operasi dan pemeliharaan ( Hardjosuprapto, 2000).2.3 SISTEM PENYALURAN AIR BUANGAN Sistempenyaaluranair buangan dipengaruhi oleh letak dan topografi daerah yang dilayani. Menurut Soeparman (2002), berdasarkan sistem pengalirannya penyaluran air limbah dibagi menjadi 3, yaitu :a. Sistem gravitasi, sistem ini digunakan bila badan air berada dibawah elevasi daerah penyerapan dan memberikan energi potensial yang tinggi terhadap derah pelayanan terjauh.b. Sistem pemompaan, sistem pemompaan digunakan apabila elevasi badan air diatas elevasi daerah pelayanan.c. Sistemkombinasi, sistemkombinasi digunakan apabila air limbah dari daerah pelayanan dialirkan ke bangunan pengolahan dengan bantuan pompa/reservoir.Menurut Fair Gordon, 1966, sistempengaliranair limbahdomestikdapat dibagi menjadi 4, yaitu :a. Pola Interceptor Pola interceptor adalah pola sistem campuran terkendali ke dalam pipa riol hulu dimasukkan porsi tertentu air hujan dengan pemasukan terkendali. Pada waktu air hujan masuk, aliran pipa riol hulu penuh dan bertekanan dari awal hingga pipa riol interceptor. Karena tidak ada gradien hidrolis maka terjadi peluapan air balik pada pelengkapan saniter pada daerah pelayanannya. Ujungakhir riol hulu didesain melintasi atas riol interceptor. Pada perlintasan itu keduanya dihubungkan dengan pipa tegak. Kecepatan aliran padamusim kering didesain agar tidak dapat meloncati lubang pipa tegak dan seluruhaliran, masukkedalampipariol interceptor. Kecepatanaliransaat musim hujan menjadi besar. Air limbah domestik didesain dapat meloncati pipa lubang tegak langsung menuju ke badan air penerima terdekat. Jadi riol Iin NovitasariL2J00906222District boundary or divideIntercepteroverflowoverflowoutfallPumpingstationoverflowTidal estuaryoverflow PumpingstationHigh level interceptorLow level interceptorIntermediate level interceptorRiverTreatmentworksPerencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten Kebumeninterceptor hanyaterisi sewaktutidakair hujanatausaat kecepatannyatidak dapat meloncati lubangpipategak. Riol interceptor dipandangsejajardengan sungai besar sebagai badan air penerima dan berakhir pada bangunan pengolahan air limbah domestik.Gambar 2.3Pola InterseptorSumber : Fair Gordon, 1966

b. Pola ZonaPola zona merupakan pola yang biasa diaplikasikan pada daerah pelayanan yang terbagi oleh sungai, sehingga pipa penyeberangan atau pelintasannya sulit dibangun. Bangunan pengolahan air limbah domestik dibangun pada akhir riol. Iin NovitasariL2J00906223o u t f a l ll a k es u b m a i nt r u n ks e w e rT r e a t m e n t w o r k soutfal sewerl a t e r a lTreatment worksRiverTreatment worksIrrigation fieldsIrrigation fieldsTreatment worksPerencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten KebumenSumber : Fair Gordon, 1966Gambar 2.4 Pola Zonac. Pola KipasPolakipasadalahpolayangbiasadiaplikasikanpadadaerahpelayananyang terletak disuatu lembah. Gambar 2.5 Pola KipasSumber : Fair Gordon,1966d. Pola RadialPolaradial adalahpolayangbiasadiaplikasikanpadadaerahpelayananyang terletak didaerah bukit.Iin NovitasariL2J00906224Perencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten Kebumen

Gambar 2.6 Pola Radial Sumber : Fair Goordon,19662.4.DASAR PERENCANAANHal-hal yang perlu diperhatikan dan menjadi bahan pertimbangan adalah : Jaringan sistem pengumpul harus melayani semua daerah pelayanan Sistemperpipaanmerupakansaluranyangtertutup, sehinggaterhindar dari gangguanterhadaplingkungandi sekitarnyadansalurantidakterganggu oleh kegiatan di sekitarnya. Air bekas dibuang sejauh mungkin dari pemukiman penduduk agar tidak mengganggu keindahan dan kesehatan lingkungan yang ditimbulkan oleh proses penguraian maupun lalat dan binatang lain yang mungkin di lokasi pengolahan. Waktupengaliranair buangandari titikterjauhkelokasi pengolahan tidak bolehlebihdari28 jam untuk menghindari terjadinya proses penguraian dalam saluran. Penyaluranairbuangandilakukandengancaragravitasi dalamsaluran tidak bertekanan ( Hardjosuprapto, 2000).2.4.1 Kondisi Aliran Air BuanganAda dua kondisi aliran dalam penyaluran air buangan, yaitu aliran bertekanan (under pressure flow) dan aliran tidak bertekanan. Dalamaliran air buangan, kondisi bertekanan hanya dijumpai pada instalasi perpompaan dan siphon, sedangkan dalam perpipaan disyaratkan menggunakan aliran yang tidak bertekanan.Iin NovitasariL2J00906225Perencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten KebumenPada penyaluran air buangan, kondisi aliran yang bertekanan hanya boleh diterapkan dalamkeadaan yang memaksa, seperti dikatakan di atas yaitu pada instalasi perpompaan(pumpinginstallation) yangbergunauntukmenaikkankembali head tekanan akibat terlalu dalamnya ujung saluran. Aliran bertekanan ini menyebabkan pipa penuh dengan air sehingga kondisi lingkungan dalam pipa kekurangan oksigen, hal ini memungkinkan terjadinya proses penguraian anaerob yang akan menghasilkan gas-gas yang berbahaya seperti H2S (sulfida), CH4(metan) dan lain-lain (Hardjosuprapto, 2000).2.4.2. Self Cleansing VelocityYang dimaksud dengan self cleansing velocityadalah kecepatan aliran yang dapat membersihkan sendiri saluran dari material pengganggu seperti slime (lendir), endapan, pasir dan sebagainya.Untuk mendapatkan kecepatan yang dapat membersihkansendiri itukemiringansaluranharusdihitungberdasarkankontrol sulfida dankontrol endapan. Kemiringan yangdidapat dari kedua perhitungan tersebut dibandingkan dan yang terbesar dipakai dalam perencanaan saluran (Metcalf and Eddy, 1976).2.4.3. Kontrol SulfidaKontrol sulfida dilakukan untuk mendapatkan kemiringan saluran yang dapat mengikis lendir (slime) yang ditimbulkan oleh bakteri sulfida yang menempel pada dindingsaluran.Formulayangdigunakandalamperhitungankemiringansaluran adalah :S = ( )23 / 1. . 31]1

W Qp ZP EBODS = Kemiringan saluran (m/m)EBOD = BOD efektif (mg/l)Dirumuskan sebagai BOD (5,20) . 1,07T-20P = keliling basah saluran pada debit puncak (m)Iin NovitasariL2J00906226Perencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten KebumenW = lebar saluran bagian atas (top width) pada debit puncakZ = indeks Paneroy, menunjukkan besarnya slime yang terjadiZ = 10.000 : banyak lendir= 7.500 : cukup (biasanya dipakai dalam perencanaan)= 5.000 : bersih sekali(Metcalf and Eddy, 1976)2.4.4. Kontrol EndapanSeperti halnya kontrol sulfida, kontrol endapan dilakukan untuk memperoleh kemiringanyangmemberikan kecepatanself cleansing, yang dapat membersihkan endapanyangada pada dasar saluran.Kemiringansaluran berdasarkan kontrol endapan diformulasikan sebagai :S = 13 / 168 / 3 ) ( /. 1094 , 01]1

Qp Rf RmS = kemiringan saluran (m/m) = gaya geser kritis (0,33 < < 0,38 kg/m2)Rm = jari-jari hidrolis saluran pada kedalaman minimum (m)Rf = jari-jari hidrolis saluran pada aliran penuh (m)(Metcalf and Eddy, 1976)2.4.5. Aliran Tidak MenggerusUntuk mengamankan saluran dari penggerusan yang disebabkan oleh aliran, maka disyaratkan agar kecepatan aliran berkisar antara 0,6 3,0 meter per detik (WPFC). Batasan kecepatan itu adalah optimasi dari dua keadaan yaitu di satu pihak aliran harusdapat mengikisperintangyangadadalamsaluran, di lainpihakkecepatan aliran tersebut tidak boleh mengakibatkan terjadinya penggerusan pada dasar saluran.Iin NovitasariL2J00906227Perencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten KebumenKecepatanminimum0,6m/s mampu membersihkanaliran yang self cleasingdan kecepatanmaksimum3,0m/s tidakakanmenimbulkanpenggerusanpadadasar saluran (Metcalf and Eddy, 1976).2.4.6. Prinsip Dasar Dalam Penyaluran Air BuanganPrinsip-prinsip yang mendasari dalam penyaluran air buangan tidak berbeda dengan prinsip dalam penyaluran air bersih, prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan adalah persamaan kontinuitas dan persamaan energi.a. Prinsip KontinuitasPrinsipkontinuitas menyatakan bahwa debit pada suatu penampangsaluran merupakanperkalianantaraluas penampangsalurandengankecepatanpada penampang saluran tersebut, dan besarnya sama di setiap titik pada suatu saluran.Persamaan kontinuitas diformulasikan dalam bentuk matematik sebagai :Q = A1.V1 = A2. V2 = konstanQ = debit aliran (m3/dt)A = luas penampang saluran (m2)V = kecepatan aliran (m/dt)b. Persamaan EnergiPersamaan umum energi adalah sebagai berikut :( ) ( ) Hl z g p g v Ha z g p g v + + + + + +2212/ 2 / / 2 / v2/2g = head kecepatan (m)p/g = head tekanan (m)z = ketinggian saluran dari datum (m)Ha = energi tambahan (m)Hl = kehilangan energi (m) (Hardjosuprapto, 2000).2.4.7. Persamaan Aliran dari ManningIin NovitasariL2J00906228Perencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten KebumenPersamaanManningdapat dipergunakanbaikdalamaliranpenuhmaupunaliran tidak penuh. Manning menampilkan formulasi sebagai berikut :2 / 1 3 / 21S Rnv v = kecepatan aliran rata-rata (m/dt)R = jari-jari hidrolis saluran (m)S = slope saluran (m/m)N = koefisien kekasaran Manning Penggunaanpersamaan Manning dalam perhitungan disederhanakan dalam bentuk nomogram. Nomogramhanya dipakai dalammengecek hasil perhitungan atau memperkirakan dimensi (Hardjosuprapto, 2000).2.4.8. Debit Air BuanganAda beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam penyaluran air buangan, yaitu : sumber atau asal air buangan besar atau prosentase air buangan dari air minum besarnya curah hujanDalam air buangan dikenal beberapa istilah debit, yaitu :debit rata-rata(Qr), debit hari maksimum(Qmd), debit minimum(Qmin), debit infiltrasi (Qinf), debit puncak (Qpeak), dan debit air buangan non domestik (Qx).a. Debit Rata-Rata Air Buangan (Qr)Debit rata-rataairbuanganadalahdebitairbuanganyangberasal darirumah tangga, bangunan umum, bangunankomersial, dan bangunan industri. Dari berbagai sarana di atas, tidak semua air yang diperlukan untuk kegiatan sehari-hariterbuangkesaluranpengumpul,hal ini disebabkan beragamnya kegiatan. Berkurangnya jumlah air yang terbuang sebagai air buangan disebabkan Iin NovitasariL2J00906229Perencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten Kebumenkegiatan-kegiatan seperti mencuci kendaraan, mengepel lantai,menyiram tanaman, dan lain-lain (Hardjosuprapto, 2000).b. Debit Hari Maksimum (Qmd)Debit hari maksimumadalahdebit air buanganpadakeadaanpemakaianair maksimum. Besardebitharimaksimum merupakan perkalian faktor peakkali debit air buangan rata-rata. Harga faktor peak merupakan rasio debit maksimum dan minimum terhadap debit rata-rata. Harga faktor peak bervariasi tergantung jumlah penduduk kota yang dilayani, dan dirumuskan sebagai berikut :5 . 05 . 2418ppfp++sedangkan debit maksimum dirumuskan sebagai :Qmd = fp. QabDimana :Qmd = debit hari maksimum (l/dt)Fp = faktor peakQab = debit air buangan rata-rata (l/dt)P = jumlah penduduk dalam ribuan (jiwa)(Hardjosuprapto, 2000)c. Debit Minimum (Qmin)Debit minimum adalah debit air buangan pada saat minimum. Debit minimum ini berguna dalampenentuan kedalaman minimum, untuk menentukan apakah saluran harus digelontor atau tidak. Persamaan untuk menghitung debit minimum adalah :det) / ( 2 , 0 min2 , 1l qr p Q (1 < p < 1000)(Hardjosuprapto, 2000)Iin NovitasariL2J00906230Perencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten Kebumend. Debit Inflow / Infiltrasi (Qinf)Debit infiltrasi adalah debit air yang masuk saluran air buangan yang berasal dari air hujan, infiltrasi air tanah, dan air permukaan. Infiltrasi air dari sumber-sumber di atas biasanya masuk melalui jalur pipa dan sambungan rumah. Infiltrasi dari sumber-sumber yang disebutkan di atas tidak dapat dihindari, hal ini disebabkan oleh: pekerjaan sambungan pipa kurang sempurna jenis bahan saluran dan sambungan yang dipergunakan kondisi tanah dan air tanah adanya celah-celah pada tutup manholeBesar debit infiltrasi/inflow ditentukan berdasarkan : luas daerah pelayanan panjang saluran panjang saluran dan diameterBesarnyadebitinflowberdasarkanluasdaerahpelayananmenurutASCEdan WPCF adalah 400 200000 gpd/acre (Hardjosuprapto, 2000).e. Debit Puncak (Qpeak)Debit puncakadalahdebit airbuanganyangdipergunakandalammenghitung dimensi saluran. Debit puncak merupakan penjumlahan dari debit maksimum dan debit infiltrasi / inflow.det) / inf( . 1000 / . . 58 , 0l q L qr p Cr qmd p Qp + + =low q qmd p inf 58 , 0+Qp = debit puncak (l/dt)p = jumlah penduduk dalam ribuanQmd = debit satuan hariam maksimum (l/dt.1000 jiwa)Iin NovitasariL2J00906231Perencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten KebumenCr = koefisien infiltrasi di daerah persilqr = debit satuan harian rata-rata (l/dt.1000 jiwa)qinf = debit infiltrasi saluran (l/dt.km)(Hardjosuprapto, 2000)f. Debit Air Buangan Non Domestik (Qx)Debit air buangannondomestikadalahdebit air buanganyangberasal dari bangunan komersial, bangunan industri, bangunan umum/institusi, dan bangunan pemerintahan. Debit air buangan non domestik tergantung dari pemakaian air dan jumlah penghuni bangunan-bangunan tersebut.Kecuali air buanganyangberasal dari bangunanindustri, semuaair buangan yang berasal dari non domestik dilayani sistem penyaluran air buangan, denganalasankarakteristikair buangannyamempunyai kesamaandenganair buangan domestik.Dalamperhitungandebit puncak, debit air buanganyangberasal dari bangunannondomestikdiekivalenkan dengan jumlah penduduk yang dilayani padadaerahdomestik.Perhitunganekivalendebit air buangannondomestik adalah : qrqxpek pek= jumlah penduduk ekivalen ( jiwa )qx = total debit air minum non domestik (l/dt)qr = pemakaian air rata-rata (l/orang/hari)(Hardjosuprapto, 2000)2.4.9. Kedalaman AliranIin NovitasariL2J00906232Perencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten KebumenKedalamanaliransangat berpengaruhterhadapkelancaranaliran, oleh karena itu ditetapkan kedalaman minimum yang harus dipenuhi dalam penyaluran air buangan. Kedalaman minimum ini disamakan dengan kedalaman berenang tinja. Di Indonesia kedalaman berenang ditetapkan 5 cm pada pipa halus, dan 7,5 cm pada pipa kasar. Kedalaman minimum didapat dari nomogram Design Main Sewer dengan mengetahui debit minimum, jika kedalaman minimumkurang dari kedalaman berenang maka saluran tersebut harus digelontor. Karena aliran air buangan bersifat terbuka, makakedalamanaliran dalampipatidak bolehpenuh.Kedalamanaliran dalam pipa dibatasi 0,6 D sampai 0,8 D pada debit puncak. Jika kedalaman saluran sudah melebihi 0,8 diameter, maka diameter pipa harus diperbesar atau kemiringan saluran diperbesar (Hardjosuprapto, 2000).2.4.10. Pemilihan Bentuk dan Bahan SaluranBentuksaluranyang biasa dipergunakan untuk penyaluran air buangan adalahbulat danoval denganvariasinya.Sedangkanuntukpemilihanbahanpipa harus diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut : harus mengalirkan air buangan sebaik mungkin kekuatandandayatahanharus terjamin baik dari gaya dalam maupun gaya luar pipa mudah dalam pemasangan tahan terhadap penggerusan tahan terhadap korosi asam baik dari air buangan maupun air tanah ketersediannya di pasaran terjamin harus kedap air begitu juga dengan sambungannya harga pipa kondisi geologi dan topografiBeberapa jenis bahan pipa yang ada di pasaran adalah sebagai berikut :Iin NovitasariL2J00906233Perencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten Kebumen Besi dan baja seperti :o Cast Iron Pipe (CIP)o Ductilee Iron Pipe (DIP)o Fabricated Steel Pipe Asbestos Cement Pipe (ACP) Concrete Pipe (pipa beton) Clay Pipe (pipa tanah liat) Pipa plastik (PVC)Yang umum digunakan di Indonesia adalah : Pipa betonDari segi konstruksi cukup kokoh, kekasaran dianggap masih ditolerir, pemasanganmudah, persediaanbanyaknamunkurangtahanterhadappartikel yangbersifatkorosifdanmempunyai konsentrasiasam atau basayang tinggi, sehingga mempengaruhi umur pipa. Pipa Tanah LiatHanya digunakan untuk pipa persil dan service,karena diameter yang tersedia hanya untuk debit kecil, dari segi konstruksi kalah dibandingkan pipa beton tapi dari segi harga jauh lebih murah. Pipa PVCBanyak digunakan, tetapi diameter yang tersedia terbatas sehingga untuk debit yangbesar harus memakai pipa jenis lain. Selain masalah diamater, maka persyaratan lain dapat dipenuhi.Berdasarkanpertimbanganfaktor-faktor di atas, makadipilihjenispipayang akan digunakan dalam perencanaan ini adalah pipa dari jenis PVC. (Hardjosuprapto, 2000)Iin NovitasariL2J00906234Perencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten Kebumen2.4.11. Fungsi dan Ukuran Salurana. Pipa persilAdalahpipapenyalurairbuangandri rumahpenduduk, bangunanumumdan sebagainya ke pipa service. Diameter pipa ini ditetapkan minimal 4 inchi untuk dapat menyalurkanair buangan.Adapunsyarat yangperludiperhatikanpada sambungan ke rumah adalah :1) Sambungan jangan mengganggu jalannya aliran air buangan dalam jaringan pengumpul. Untuk itu penyambungan dilakukan menyerong dengan besar sudut maksimum 450.Apabila perbandingan antara debit dari rumahdengandebit saluranpengumpulkecil sekali, makapenyambungan dapat dilakukan secara tegak lurus.2) Sedapat mungkinsambungan-sambungandapat diperiksauntuk mempermudah pemeliharaan saluran.3) Air dalam jaringan pengumpul jangan sampai menahan air yang berasal dari rumahtangga, untukitusambungandari rumah-rumahharus diletakkan di atas permukaan aliran air kotor yang tertinggi.b. Pipa serviceAdalahpipapenyalurairbuanganyangmenghubungkanbeberapasambungan dari rumah tangga, bangunan umum atau pipa yang menampung aliran dari pipa persil yang merupakan sumber air buangan lainnya ke pipa lateral.Ukuran pipa serviceberkisar antara6-8inchi dandiharapkanmampumelayani sekitar 50 rumah. Biasanya pipa servis terbuat dari tanah liat atau PVC.c. Pipa lateralAdalah pipa penyaluran air buangan setelah pipa service untuk dialirkan ke pipa cabang. Ukuran pipa lateral tergantung dari jumlah pipa service yang dilayani. Untuksistemjaringankecil, pipaservice dapat berfungsisebagaipipa lateral, sedangkanuntukjaringanbesar pipalateral dapat berkembangmenjadi pipa cabang. Iin NovitasariL2J00906235Perencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten KebumenDiameterpipalateralbiasanya lebih besar dari 8 inchi, dan materialnya dapat dipilih yang sesuai. Bentuk saluran boleh bulat atau oval.d. Pipa cabangAdalah pipa penyaluran air buangan yang menampung air buangan dari pipa-pipa lateral yang selanjutnya dialirkan ke pipa induk. Bentuk saluran bulat atau oval.e. Pipa indukAdalah pipa penyaluran air buangan yang menampung air buangan dari pipa-pipa cabang menuju Instalasi Pengolah Air Buangan. Pipa ini merupakan penyaluran air buangan terakhir sebelum instalasi pengolah atau tempat pembuangan akhir. Ukuran pipa induk ini tergantung dari jumlah populasi daerah pelayanan.(Metcalf and Eddy, 1976)2.4.12. Kedalaman Pemasangan PipaKedalaman pemasangan pipa saluran air buangan tergantung dari fungsi pipa itu sendiri yang dibagi menjadi : pipa persil, pipa servis, dan pipa lateral. kedalaman awal pemasangan pipapersil = 0,45 meterservis = 0,60 meterlateral = 1,00 1,20 meter kedalaman akhir pemasangan pipakedalamanakhirpemasangan pipa air buangan disyaratkan tidak melebihi7 meter, jikapipasudahmelebihi 7meter harusdipergunakanpompauntuk menaikkan air buangan untuk mendapatkan kedalaman galian yang disyaratkan.( Hardjosuprapto, 2000)2.4.13. Penempatan dan Pemasangan SaluranIin NovitasariL2J00906236Perencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten KebumenPerletakan pipa sangat tergantung terhadap beberapa faktor, yaitu : jaringan jalan yang ada jenis, kondisi dan topografi tanah yang dilalui sistem pemipaan yang ada (air minum, listrik, gas) bangunan yang akan dilayani (kapasitas dan letaknya) kedalaman saluran minimum adalah 1,00 meter pada level penanamannya (untuk pipa service) dan paling dalam 7,00 meter pada akhir saluran. apabila kedalaman ujung saluran telah mencapai 7,00 meter, maka aliran air buangan dalamsaluran harus dinaikkan dengan menggunakan pompa, sehingga aliran secara gravitasi dapat berlangsung. umumnya pipa dipasang pada pertengahan jalan karena tidak perlu membebaskantanahpenduduk, mengingat sifat aliran adalah terbuka sehingga galian kadang-kadang harus dalam untuk mendapatkan kecepatan yang direncanakan. namun untuk keadaan khusus, pemasangan pipa dapat di pinggir jalan jka bangunan pada salah satu sisi jalan jauh lebih banyak daripada sisi yang lainnya, lalu lintas kendaraan cukup ramai. bila beban penerimaan air buangan dari kanan dan kiri jalan sama dengan badan jalan cukup lebar, arus lalu lintas cukup padat maka saluran ditempatkan di dua tempat yaitu di kiri dan kanan jalan. di daerah pemukiman, bila terdapat brangang maka saluran ditempatkan di brangang-brangang belakang rumah.( Hardjosuprapto, 2000)a. Pipa servisPipa servis sebaiknya diletakkan di belakang rumah, karena pipa servis ini akanmenampungairbuangandari kamarmandi, tempatcuci, danlain-lainyang berada di bagian belakang rumah.Iin NovitasariL2J00906237Perencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten Kebumenb. Pipa lateralPipa lateral dan saluran umum lain ditempatkan di : tepi jalan di bawah trotoar untuk memudahkan penggalian di kemudian hari bila diperlukan terutama untuk pemeliharaan dan perbaikan di bawah jalan tepat di bagian tengah bila jalan tidak cukup lebar dan di kedua sisi jalan terdapat pemukiman yang sama padatnya jika kuantitas air buangan dari kedua sisi jalan tidak sama besarnya, maka pipa dipasang di sisi yang paling besar debit air buangannya tengah jalan, untuk jalan-jalan yang di kedua sisinya mempunyai jumlah rumah yang sama banyaknya dan elevasinya lebih tinggi dari jalan kedua sisi jalan, bila terdapat banyak rumah baik di kiri maupun di kanan jalan pada elevasi yang lebih tinggi, jika di sisi jalan terdapat perbedaan elevasi antara kedua sisinya.( Hardjosuprapto, 2000)2.4.14.Beban di Atas SaluranPipayangditanam didalam galian akan menerima beban akibat penimbunandan beban bergerak di atasnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya pembebanan pada saluran antara lain: Lebar galian Kedalaman pemasangan pipa Berat tanah penimbun Volume beban bergerak di atas saluran.(Hardjosuprapto, 2000)2.4.15. Syarat - Syarat PengaliranKecepatan aliran air buangan dalam saluran/pipa dipengaruhi oleh :Iin NovitasariL2J00906238Perencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten Kebumena. Debitb. Penampang pipa (digunakan penampang bulat lingkaran)c. Jenis dan kekasaran pipad. Kemiringan saluran pipaAliranair buangandalampipabersifat aliranterbuka(openchannel) dengan memanfaatkan gaya gravitasi. Hal ini yang harus diperhatikan dalam aliran air buangan ialah kecepatan aliran yang dapat menimbulkan kemungkinan-kemungkinan terjadinya pengendapan di dasar saluran dan terjadinya penggerusan.Karena hal tersebutdiatasmaka syarat-syarat pengaliran yang harus diperhatikan dalam perencanaan ini adalah :a. Umum Pengaliran air buangan dalam saluran harus secara gravitasi kecuali untuk keadaan yang tidak memungkinkan, diperbolehkan pengaliran dengan bertekanan, misalnya pada pipa siphon atau pemompaan. Pengaliran hampir selalu unsteady dan non uniform (tinggi air pada setiap titik pada saluran tidak selalu sama) Beban yang besar berupa zat-zat yang dapat mengendap, zat-zat terlarut dan benda-benda terapung harus dapat terbawa dan dihanyutkan oleh aliran air buangan sampai ke instalasi bangunan pengolah. Kecepatanaliranharus dapat memungkinkan terjadinya self cleaning dengan tidak menimbulkan kerusakan atau pengikisan pada permukaan saluran. Pengaliran air buangan harus tiba secepatnya sampai ke instalasi pengolahan untuk menghindari terjadinya pembusukan dan lamanya pengaliran air buangan dalam saluran tidak boleh lebih dari 18 jam.b. Kecepatan aliran maksimumKecepatan aliran maksimum ditetapkan sbb :Iin NovitasariL2J00906239Perencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten Kebumen Untuk aliran yang mengandung pasir, kecepatan maksimum (2.0 2.4) m/dt. Untuk aliran yang tidak mengandung pasir, kecepatan maksimum 3 m/dt.Batas di atas ditetapkan berdasarkan pertimbangan : Saluran harus dapat mengantarkan air buangan secepatnya menuju instalasi pengolahan. Pada kecepatan tersebut penggerusan terhadap pipa belumterjadi, sehingga ketahanan pipa dapat dijaga.c. Kecepatan aliran minimumKecepatanminimumyangdiizinkanadalahsebesar 60cm/dt dandiharapkan pada kecepatan ini aliran mampu untuk membersihkan diri sendiri. Pertimbangan lainadalahuntukmencegah air buanganterlalulama di dalampipa, sehingga dapat terjadi pengendapan dan penguraian dalamair buangan yang dapat menaikkan konsentrasi sulfur. Konsentrasi sulfur yang tinggi merupakan media yang baik untuk berkembang biaknya bakteri dan dapat mengubah sulfur menjadi sulfida yang dapat merusak pipa dan perlengkapannya.d. Kemiringan saluranDalam menentukan kemiringan saluran, untuk mendapatkan kecepatan membersihkan sendiri berdasarkan : kontrol sulfida, sesuai dengan Pameroy Index : z = 7500 kontrol endapan, sesuai dengan gaya geser kritis (c) yang dianjurkan = 0.38 kg/m2.e. Kedalaman aliranMengingataliranbuangan umumnya mengandungpartikelpadat (faecal)yang belumhancur maka harus diperhitungkan kedalaman aliran minimumyang dianggap mampu membawa partikel tersebut berenang mengikuti aliran pada saat kecepatan minimum.Iin NovitasariL2J00906240Perencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten KebumenKedalaman minimum (kedalaman berenang) untuk pipa PVC dicapai sebesar5 cm. Jika pada debit minimum tidak dicapai kedalaman berenang maka saluran harus digelontor. Untuk menjaga kondisi aliran tetap bersifat aliran terbuka,maka ditetapkan kedalaman maksimum 80 % dari kedalaman aliran penuh.(Hardjosuprapto, 2000)2.4.16. Bangunan PelengkapBangunan pelengkap adalah semua bangunan yang ikut mengambil bagian dalammenunjang kelancaran perjalanan air buangan di dalamsistem penyaluran air buangan.a. ManholeManholeberfungsisebagai tempatuntukmemeriksaataumemperbaiki serta membersihkan saluran dari kotoran yang terbawa aliran.Mengingat fungsinyatersebut, makamanholeharus direncanakandenganbaiksehingga dapat memberikan kemudahan bagi petugas dalammelaksanakan tugasnya. Penempatan manhole ditetapkan pada tempat-tempat tertentu, yaitu : pada perubahan arah aliran (belokan > 22,5o baik horisontal maupun vertikal, pertemuan saluran) pada perubahan diameter saluran pada perubahan kemiringan saluran pada jarak tertentu seperti tercantum di bawah ini :Tabel 2.4 Jarak ManholeDiameter Jarak Antar ManholeInch Millimeter meter82020050025 7575 100Iin NovitasariL2J00906241Perencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten Kebumen30407501000100 125125 150( Hardjosuprapto, 2000)Kriteria ManholeAgar manhole berfungsi sesuai dengan peruntukannya, maka manhole harus memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut : manhole harus bersifat padat dinding dan fondasi harus bersifat kedap air manhole harus tahan terhadap gaya luar luas manhole harus cukup dimasuki operator bahan manhole beton atau pasangan batu bata/kali, jika kedalaman lebih dari 2,5 meter harus menggunakan beton bertulang bagian atas manhole harus fleksibel tutup manhole harus mudah diperbaikiManhole dapat terdiri dari beberapa bentuk penampang, yaitu :a) Penampang empat persegi panjangUmumnya digunakan untuk manhole dengan kedalaman kecil dan direncanakan tidak untuk dimasuki operator. Manhole jenis ini untuk ditempatkan pada tempat yang tidak akan dikenai beban yang terlalu besar.b) Penampang bulatUntuk manhole yang mempunyai ukuran lebih besar digunakan bentuk penampang bulat, karena konstruksinya yang lebih kuat sehingga menahan beban lebih besar dibandingkan bentuk empat persegi panjang.( Hardjosuprapto, 2000)Iin NovitasariL2J00906242Perencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten KebumenKomponen lain yang perlu diperhatikan Pintu masuk manholeHarus dapat memberikankeleluasaanbagi petugas untukmasuksehubungan dengan tugasnya. Mempunyai daya tahan memikul beban sesuai dengan tugasnya. Sambungan antara frame dan tutup harus baik. Tertutup rapat, sehingga aliran air dari luar dapat dicegah kecuali untuk manhole yang dilengkapi dengan ventilasi udara yang berguna untuk mengeluarkan gas serta miniature keseimbangan tekanan udara. Tangga manholeUntukmanholeyangdalamharusdilengkapidengantanggasehinggapetugas dapat mencapai dasar manhole Dasar manholeDasar manholedilengkapi dengansaluranyangakanmeneruskanaliranair buangan. Bentuk setengah lingkaran atau berbentuk huruf U. lantai kerja yang terletak di sisi saluran direncanakan hingga memberikan kemudahan bagi petugas dalam melaksanakan tugasnya. Diameter manholeDiameter manhole tergantung pada kedalaman manhole.Ukuran manhole disyaratkan supaya mudah dimasuki pekerja dalampemeliharaan saluran, diameter manhole bervariasi sesuai dengan kedalaman manhole.Tabel 2.5 Diameter ManholeKedalaman (m) Diameter (m)< 0,80,8 2,1> 2,10,751,001,5( Hardjosuprapto, 2000)Iin NovitasariL2J00906243Perencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten Kebumenb. Drop ManholeDropmanholeberfungsi samadenganmanhole, hanyapemakaiannya berbeda karena drop manhole dipakai untuk pertemuan saluran yang mempunyai perbedaan ketinggian relatif besar. Tujuan dipergunakannya drop manhole adalah untuk menghindari splushing/penceburan air buangan yang dapat merusak saluran, akibat penggerusan dan pelepasan H2S. Pengertian perbedaan ketinggian inisebenarnyarelatif. Adayangmenganjurkanperbedaantinggi minimum60 cm, sementara ada yang menganjurkan angka 90 cm ( Hardjosuprapto, 2000).c. Ventilasi UdaraBerfungsi untuk mengeluarkan gas yang terbentuk dalam pipa dan untuk mengukur tekananudaradalamsaluranataumanholemenjadi samadengan tekananluar. Ventilasi udaramembutuhkanwaktulebihdari 18jamhingga sampai ke instalasi pengolahan karena selama waktu tersebut diperkirakan dapat terjadi gas-gasyangberbahayabagi kesehatandandapat mempengaruhi daya tahan pipa. Penempatan ventilasi udara pada tutup manhole dan diusahakan dapat mencegah infiltrasi aliran dari luar.Jarak pemasangan ventilasi udara dihitung dengan rumus :X = V * tDimana :X = jarak ventilasi udara (m)V = kecepatan aliran (m/dt)t = waktu (18 * 3600 dt)Dalam kenyataannya karena pada pengaliran ada hambatan dan gangguan makapersamaandi atas harus dikoreksi karenaadanyapengendapandalam saluran dapat mempercepat terjadinya penguraian ( Hardjosuprapto, 2000).Iin NovitasariL2J00906244Perencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten Kebumend. Terminal CleanoutBangunan terminal cleanout mempunyai fungsi sebagai berikut : lubang tempat penyisipan alat pembersih ke dalam saluran pipa tempat penggelontoran saluran, yaitu dengan memasukkan air dari ujung bagian atas terminal cleanout.Bangunanini terdiri dari pipadengandiameter tertentu yangsesuai dengan diameter saluran, disambungkan vertikal dengan menggunakan Y connection dan bend, dan bagian atasnya ditutup dengan frame yang terbuat dari besi tuang.Biasanya bangunan ini terletak pada bagian awal saluran, yaitu pada pipa service dan mempunyai jarak ke manhole sekitar 50-70 meter ( Hardjosuprapto, 2000).e. Tikungan (Bend)Berfungsi untuk membelokkan arah aliran, banyak dipakai pada pertemuan antara lateral dengan service pipe, lateral dengan sub main pipe atau karena mengikuti belokan pada arah jalan.Mengingat padatikungankehilanganenergi cukupbesar, makaperlu diperhatikan beberapa persyaratan dalam merencanakan tikungan, yaitu : tidak boleh terjadi perubahan diameter atau kemiringan pembuatan dinding saluran selicin mungkin harus ada manhole untuk pemeriksaan radius minimum belokan diameter saluran( Hardjosuprapto, 2000)f. Transition dan JunctionTransition adalah keadaan terjadinya perubahan diameter saluran. Junction adalah tempat penggabungan beberapa buah saluran. Pada transition dan Iin NovitasariL2J00906245Perencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten Kebumenjunctionpipeterjadi kehilanganenergi sehinggadalamperencanaannyaperlu diperhatikan : pembuatan dinding harus sedini mungkin pada junction diusahakan kecepatan aliran seragam dan perubahan arah aliran terlalu tajam harus ada manhole untuk pemeriksaan( Hardjosuprapto, 2000)g. Bangunan PenggelontorBangunan Penggelontor adalah bangunan yang dapat mengumpulkan air serta dilengkapi dengan peralatan untukkeperluanpenggelontor yangdapat bekerja secara otomatis atau manual. Air untuk keperluan penggelontoran dapat berasal dari PAM, air sungai, waduk atau sumber lainnya, asal memenuhi syarat sebagai air penggelontor, yaitujernih, tidakmengandungpartikel padat atau koloidadantidakbersifat asamataubasa. Padawaktupenggelontoranharus diperhitungkan kecepatan gelombang aliran penggelontoran yang aman terhadap pipa sehingga dapat dicegah pukulan air yang besar terhadap pipa atau terjadinya water hammer. Faktor yang perlu diperhatikan dalam merencanakan penggelontoran : air penggelontor harus bersih, tidak mengandung lumpur atau pasir dan tidak asam, basa, atau asin. Air penggelontor tidak boleh mengotori saluranUntukpenggelontoranpasasistempenyaluranairbuangan, sumberair penggelontor diambil dari saluranair minum(PDAM), selainkontinuitasnya kebersihannya pun terjamin.a. Fungsi Bangunan Penggelontor mencegah pengendapan kotoran dalam saluranIin NovitasariL2J00906246Perencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten Kebumen mencegah pembusukan kotoran padat dalam saluran menjaga kedalaman air dalm saluran agar tercapai kedalaman berenangb. Jenis Penggelontoran Sistem kontinuPenggelontorandengansistemkontinudilakukanterusmenerusdengandebit konstan, dalamperencanaandemensi saluran tambahan debitair buangan dari penggelontoran harus diperhitungkan. Sistem PeriodikPenggelontoran dengan sistem periodik dilakukan secara berkala/periodik pada kondisi aliran minimum. Penggelontoran dengan sistem periodik paling sedikit dilakukan dengan sistem periodik paling sedikit dilakukan sekali dalam sehari.Volume air penggelontor tergantung pada : diameter saluran yang digelontor pajang pipa yang digelontor kedalaman minimum aliran pada pipa yang digelontor kedalaman gelontor yang dinginkanVolume air yang diperlukan dalam penggelontoran diformulasikan sebagai :Vgelontor = L (Agel Amin)Dimana :Vgelontor = volume air penggelontor (m/det)L = panjang pipa yang digelontor (m)Agel= Luas penampang basah saat penggelontoran (m2)Amin= Luas penampang basah pada aliran minimum (m2)( Hardjosuprapto, 2000)Iin NovitasariL2J00906247Perencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten Kebumenh. Sambungan RumahSambunganrumahadalahcabangataupertemuanantarasaluranair buangan dari rumah dengan saluran utama.Pertemuan tersebut adalah pertemuan antarapipapersil denganpipaserviceatauantarapipaservicedenganpipa lateral.Faktor-faktor yang harus diperhatikan pada sambungan rumah adalah : Air buangan dari sambungan rumah tidak boleh mengganggu kelancaran aliran air pada saluran utama. Jika air buangandari sambunganrumahmasuksecara horisontal kedalam saluran utama, diusahakan sudut pertemuan tidak lebih besar dari 45 derajat. Jika air buangan dari sambungan rumah masuk secara vertikal ke dalam saluran utama air buangan tidak boleh mengalir melalui dinding saluran untuk menghindari terjadinya kerak pada dinding sekitar sambungan. Diameter sambungan rumah 100 atau 150 milimeter dengan kemiringan saluran 2 % atau 1 % jika terpaksa.( Hardjosuprapto, 2000)Iin NovitasariL2J00906248Perencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten KebumenBAB IIIMETODOLOGI PERENCANAAN3.1. TUJUAN PERENCANAANTujuan perancangan sistem penyaluran air buangan di Kecamatan Gombongadalah sebagai berikut:1. Menganalisis dan mengevaluasi sistem penyaluran air buangan dan permasalahan yang ditimbulkan.2. Membuatperhitungan teknis yangmeliputi debit air bersih dan buangan yang dihasilkan untuk menentuan dimensi saluran.3. Menentukan rencana penangananpermasalahandalamsistempenyaluranair buangan.4. Menentukanbangunan-bangunanpelengkapyangdiperlukan untukmenunjang penyaluran air buangan di Kecamatan Gombong.5. Membuat desain sistem penyaluran air buangan secara utuh dan sistematis. 3.2. TEMPAT DAN WAKTU PERENCANAANPerencanaansistemPenyaluranAir Buanganini dirancanguntukdaerah pelayanan Kecamatan Gombong.Waktu perencanaan dilakuan selama 3 bulan terhitung dari bulan Oktober sampai dengan Desember 2011.3.3. METODE PERENCANAANSecara garis besar, perencanaan sistemPenyaluran Air Buangan ini merupakanperencanaansaluran, baiksaluranindukmaupunsalurancabang. Disamping itu juga akan direncanakan bangunan pelengkap dan sistem pemeliharaan saluran buangan.Iin NovitasariL2J00906249Perencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten KebumenMetode perencanaan sistem Penyaluran air buangan ini, meliputi:1.Persiapan Mengumpulkanpermasalahanpenyaluranair buanganyangmeliputi data populasi, kepadatan dan juga dengan perkembangannya. Mengumpulkan data dan laporan yang berkaitan dengan penyaluran air buanganantaralain:petadaerahseluasbatasadministratifkotatermasuk catchment area yang mempengaruhi, peta daerah pengaliran dari peta topografi, peta tata guna lahan, peta hidrologi dan hidrogeologi daerah perencanaan studi. Mengevaluasi dan menganalisa permasalahan serta memproses data tersebut dalam bentuk perencanaan. 2.Pembuatan Outline Plan Penyaluran Air Buangan Membuat proyeksi pelayanan. Membuat rencana penanganan permasalahan meliputi sistem penyaluran serta pentahapan penentuan prioritas dan rencana pelaksanaannya seperti penentuan sistem yang akan digunakan on site atau off site. Membuat perhitungan teknis yang meliputi debit air bersih dan buangan yang dihasilkan dan juga penentuan dimensi saluran.3.Pengerjaan Perencanaan Teknis Mengevaluasi, menganalisadanmengolahdatasertainformasi yangtelah dikumpulkan secara sistematik dari berbagai alternatif pemecahan persoalan banjir dan genangan pada daerah yang diidentifikasi. Menganalisa secara sistematik penyusunan prioritas dan pentahapan rencana. Menganalisis secara sistematik jenis konstruksi yang dilaksanakan serta mengadakan perhitungan hidrologi, hidrolika, stuktur mekanika untuk menentukan dimensi saluran dan juga bangunan pelengkap.3.4. TEKNIK PENGUMPULAN DATAa. Pengumpulan Data sekunderData Literatur, jurnal, makalah dan laporan perencanaan.Iin NovitasariL2J00906250Perencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten KebumenData berupa debit air buangan dalam pipa persil, pipa service, dan pipa lateral.Datadimensi saluran, slopesaluran, dankecepatanair buanganyang sesuai Data monografi Kecamatan Gombong.Databangunan-bangunanpelengkapyangdiperlukanuntukmenunjang penyaluran air buangan di Kecamatan Gombong.Data kondisi sistem penyaluran air buangan di lapangan untuk dibandingkan dengan kondisi perancangan.b. Pengumpulan data PrimerData-data yang diperoleh dari kantorKecamatan Gombong kemudian diolah dalam bentuk perhitungan dan dianalisa untuk mendapatkan data-data sekunder. Data primer tersebut diantaranya:a. Data kondisi fisik daerah perencanaan,meliputi posisi geografi, batas administrasi, kondisi iklim, topografi, hidrologi dan hidrogeologi serta tata guna lahan. b. Data kependudukan c. Data fasilitas yang tersedia3.5. TEKNIK PENGOLAHAN DATA Pengolahan data dalam perencanaan sistem Penyaluran Air Buangan Kecamatan Gombongini menggunakan beberapa tahap perhitungan yang disesuaikan dengan metode perencanaan. Tahap tahap perhitungan tersebut meliputi:a) Perhitungan jumlah penduduk b) Perhitungan debit airbuanganc) Perhitungan dimensi saluran air buangand) Perhitungan debit penggelontoran3.6. Metode Pelaksanaan PerencanaanIin NovitasariL2J00906251Perencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten KebumenPerencanaan sistemPenyaluran Air BuanganKecamatan Gombongini merupakan pekerjaan individual, dimana metode pelaksanaannya dari sub perencanaan penyaluran air buangan di Kecamatan Gombong sebagai berikut: a) Tahap persiapan Survei dan pengumpulan data Penyusunan BAB Pendahuluan dan Tinjauan Pustaka Penyusunan BAB Metodologi Perencanaanb) Tahap Pembuatan OutLine plan Perhitungan proyeksi pelayanan Perhitungan debit air buangan Perhitungan penggelontoran c)Tahap Pengerjaan Perencanaan Perhitungan dimensi saluran Penentuan bangunan pelengkap dan analisa perencanaan Perencanaan pemeliharaan saluran Iin NovitasariL2J00906252Perencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten KebumenBAB IVGAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN4.1 UMUMSecara astronomis Kabupaten Kebumen terletak antara 727'sampai dengan 750 LintangSelatandan10922' sampai dengan10950 Bujur Timur.Secara administrasi Kabupaten Kebumen memiliki luas wilayah sebesar 128.111,50 hektar. Kabupaten Kebumen terdiri dari 26 kecamatan, 11 kelurahan,449 desa, 1930 Rukun Warga dan 7.127 Rukun Tetangga.Berikut adalah batas Kabupaten Kebumen: Utara Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara. Timur Kabupaten Purworejo Selatan Samudra Indonesia Barat Kabupaten Cilacap dan BanyumasDaerahproyekpenyaluranairbuanganakandilakukandi KecamatanGombong Kabupaten Kebumen.Sebelummerencanakan jaringan air buangan, kita harus meninjau dari aspek fisik meliputi posisi geografi, batas-batas administrasi, kondisi iklim, topografi, hidrologi dan geohidrologi serta tata guna lahan, keberadaan sumber mata air yang ada di kedua kelurahan tersebut. Disamping itu juga ditinjau dari aspek Iin NovitasariL2J00906253Perencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten Kebumensosial ekonomi yangsecara keseluruhanakan diperlukan untuk mendukung perencanaan penyaluran air buangan pada daerah pelayanan. Gambar 4.1 Peta Kabupaten KebumenSumber: BPS Kebumen, 2010Dalammerencanakan sistem penyaluran air buangan, kita harus mengetahui terlebih dahulugambaranumumdaerahperencanaanyaituKecamatanGombongyangdi tinjaudari aspekfisikmeliputi posisi geografi, batas-batas administrasi, kondisi iklim, topografi, hidrologi dan geohidrologi serta tata guna lahan, keberadaan sumber mataairyang ada saatini. Disamping itu juga ditinjau dari aspek sosial ekonomi yangkesemuanyaakandiperlukanuntukmendukungperencanaanpenyediaanair bersih pada daerah pelayanan.Iin NovitasariL2J00906254Perencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten Kebumen4.2 PETA LOKASIGambar 4.2 Peta Kecamatan GombongSumber : Data Monografi Kecamatan Gombong, 20084.1.ASPEK FISIKIdentifikasi potensi danmasalahfisikmerupakanpenilaianterhadapkemampuan ataudayadukunglahankotaterhadappengembangankegiatanperkotaan.Dalam menentukan kesesuain lahan fisik tersebut, faktor-faktor ruang fisik harus diperhitungkan secara komprehensif.4.1.1. Kondisi Geografi dan Batas AdministrasiAdapun batas-batas wilayah Kecamatan Gombong yaitu :Sebelah utara : Kecamatan Sempor dan KaranggayamSebelah selatan : Kecamatan KurawasanSebelah barat : Kecamatan Sempor dan Kecamatan KuwarasanSebelah timur : Kecamatan Karanganyar, Adimulyo dan KuwarasanIin NovitasariL2J00906255Perencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten KebumenSecara administratif KecamatanGombongmemiliki luas wilaya 19.480km2dan terdiri dari 2 Kelurahan dan 12 Desa serta81 RT dan 287 RW. 4.1.2. KlimatologiKecamatan Gombong mempunyai iklim tropis dan suhu udara rata-rata pada tahun 2010adalah34,00C. Suhuterendah terjadi bulanAgustusyaitusekitar23,20C. Banyaknya curah hujan rata-rata di Kecamatan Gombong yaitu 4.100,21 mm/tahun dan hari hujan hanya 172 hari. Kelembapan udara rata-rata setahun adalah 85,83% dan kecepatan angin 1,59 m/det.4.1.3. TopografiWilayahKecamatanGombongberadapadaketinggianrata-rata25meter di atas permukaanlaut dengankemiringanlerengbervariasi dari 0%- 45%.Bentuk wilayah Kecamatan Gombong dapat digolongkan sebagai dataran rendah. Di selatan daerah Kecamatan Gombong terdapat rangkaian pegunungan kapur yang membujur hingga panta selatan.4.1.4. Tata guna LahanPenggunaan lahan yang paling besar di wilayah Kecamatan Gombong adalah untuk pemukiman, perkantoran, perdagangan dan lain-lain yaitu sekitar 45,89 %. Selebihnyalahanbanyakdigunakansebagai lahansawahsebesar 1.054,00atau sekitar 54,11; lahankering894,00atau sekitar 45,89%dari seluruh lahandi KecamatanGombongyaitu19.480 km2.Lahankeringdigunakan untuk bangunan baik perumahan, perdagangan maupun perkantoran, tegalan, hutan negara, tegalan, tanaman kayu-kayuan dan sebagainya. (BPS Kab.Kebumen, 2010)4.2.ASPEK SOSIAL4.2.1. KependudukanIin NovitasariL2J00906256Perencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten KebumenPendudukmerupakanindikator untukmelihat danmengkaji sampai sejauhmana pertumbuhan dan perkembangan di wilayah perencanaan.Jumlah penduduk Kecamatan Gombong pada akhir tahun 2010 adalah 48.936 orang dengan jumlah KK sebesar 12.238KK .(BPS Kab. Kebumen, 2010)4.3.Sarana Dan Prasarana4.3.1. Fasilitas PendidikanFasilitas pendidikan Kecamatan Gombong dapat dilihat pada tabel di berikut ini:Tabel 4.1Fasilitas Pendidikan Kecamatan GombongTahun 2010Fasilitas JumlahTaman Kanak-kanak 24SD/Sederajat 37SLTP/Sederajat10SLTA/Sederajat 8Perguruan Tinggi/Akademi 1Sumber : BPS Kab. Kebumen, 20104.3.2. Fasilitas PeribadatanFasilitas peribadatan di Kecamatan Gombong dapat dilihat pada tabel berikut ini:Tabel 4.2Fasilitas Peribadatan Kecamatan Gombong Tahun 2010 Fasilitas JumlahMasjid 45Musholla 129Gereja 11Klenteng 1Vihara 2 Sumber : Data Monografi Kecamatan Gombong, 2010Iin NovitasariL2J00906257Perencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten Kebumen4.3.3. Fasilitas KesehatanFasilitas kesehatan di Kecamatan Gombong dapat dilihat pada tabel berikut ini:Tabel 4.3Fasilitas Kesehatan di Kecamatan GombongTahun 2010 Fasilitas JumlahRumah Sakit Umum 5Puskesmas 4Poliklinik 0Posyandu 85 Sumber : BPS Kab. Kebumen, 20104.3.4. Fasilitas PerdaganganFasilitas perdagangan yang ada di Kecamatan Gombong berupa toko / kios, pasar umumdanminimarketyangletaknyamenyebardi sekitarpemukimanpenduduk maupun daerah perdagangan. `Tabel 4.4Fasilitas Perdagangan Kecamatan GombongTahun 2010Fasilitas JumlahPasar Umum 1Mini market 0Toko/warung 47Sumber : BPS Kab Kebumen 20103.4.5. Fasilitas PerindustrianKecamatan Gombong memiliki fasilitas perindustrian seperti tercantum dalam tabel berikut ini:Tabel 4.5Fasilitas Perindustrian Kecamatan Gombong 2010Fasilitas JumlahIndustri Besar 1Industri Menengah 2Industri Kecil 76Industri Rumah Tangga 820Sumber: BPS Kab.Kebumen 2010BAB VANALISIS DAN HASIL PERHITUNGAN RANCANGANIin NovitasariL2J00906258Perencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten KebumenPerancangansistem penyaluran air buangan akan membahas mengenai layout dan perhitungan-perhitungan yang berkenaan dengan penyaluran air buangan. Perhitungan-perhitungan tersebut meliputi : Kebutuhan air bersih penduduk daerah layanan Perhitungan debit air buangan Perhitungan dimensi saluran Perhitungan debit penggelontoran5.1 LAYOUT RENCANAGaris besar rencana merupakan langkah-langkah yang akan ditempuh dalam perencanaan saluran air buangan diKecamatan Gombong, garis besar tersebut meliputi:5.1.1. Pemilihan Lokasi Pengolahan Air BuanganLokasi pengolahanair buanganKecamatanGombongditempatkandi tanah kosong yang nantinya setelah diolah, efluen akan dibuang ke sungai. Pertimbanganpemilihantempat tersebut adalahdari segi topografi. Lokasi pengolahan berada pada ketinggian paling rendah dibandingkan dengan lokais lain di daerah perencanaan5.1.2. Layout Jaringan PerpipaanJaringan perpipaan diletakkan pada jalur jalan yang melewati daerah pelayanan. Perlengkapan saluran seperti manhole diletakkan pada belokan dan junction, sedangkan penempatan manhole pada pipa lurus diletakkan pada jarak tertentu sesuai dengan kepadatan tertinggi5.2 PERHITUNGAN DEBIT AIR BUANGANIin NovitasariL2J00906259Perencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten KebumenPerhitungan debit air buangan meliputi perhitungan pipa servis, pipa lateral dan pipa induk.5.2.1. Perhitungan Debit Air Buangan Domestik5.2.1.1. Perhitungan Sewerage ConventionalContoh perhitungan sewerage konvensional yaitu pada pipa p-1 di nodal 1 ke nodal 2 dengan jenis pipa servis.1. Perhitungan jumlah penduduk yang dilayani :Jumlah Penduduk = jumlah SR x 5 orang = 289 x 5 orang = 1445 orang2. Kebutuhan air bersih domestik (Q Domestik) :Q Domestik = jumlah penduduk terlayani x kebutuhan air bersih/org/hari= 1445 orang x 130 liter/orang/hari = 1445 orang x 0,0015 liter/orang/detik= 2,1675liter/detik3. Kebutuhan air non domestik (Q Non Domestik) :Q Non Domestik = 0 liter/detik4. Total kebutuhan air bersih (Q Total) :Q Total = Q Domestik + Q Non Domestik = 2,1675liter/detik + 0 liter/detik = 2,1675liter/detik5. Perhitungan debit air buangan (Q AB):Q AB = Q Total x 80 %= 2,1675liter/detik x 80 % 1,734 liter/detikQAB Total = 1,734 liter/detik6. Perhitungan debit minimum air buangan (Q AB Min):Q AB Min = 0,2 x ((P+Pe)/1000)1,2 x 0,8 x Q AB= 0,2 x (1445 +0/1000)1,2 x 0,8 x 1,734 liter/detik 0,43 liter/detikKet : Pe = Q non domestik/Q domestik7. Perhitungan debit infiltrasi (Q Inf):Iin NovitasariL2J00906260Perencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten KebumenQ Inf = (0,2 x Q AB) + (L/1000xqinf) = (0,2 x 1,734 liter/detik) + (1462,5/1000x2) = 3,2718 liter/detik8. Perhitungan debit puncak (Q Peak) :Q Peak = 3,2 x Q AB5/6 + Q Inf = 3,2 x 1,734 5/6 (liter/detik) + 3,2718 liter/detik 8,334liter/detik5.2.1.2 Perhitungan Self Cleaning VelocityPerhitungankondisiself cleansingvelocityberfungsi sebagai pengecekan kondisi perpipaaneksistingterhadapkontrol sulfidadankontrol endapandengan menghitungkecepatanterhadappengikisanlendir yangditimbulkanolehbakteri sulfida dan kecepatan yang dapat membersihkan endapan yang ada pada dasar pipa. Perhitunganself cleansing velocitydilakukan untuk penyaluran dengan sistem sewerage conventional.Kecepatan aliran disyaratkan 0,6-3 m/dt. Contoh perhitungan pada pipa p-1 yang mengalirkan air buangan dari nodal a ke nodal b yaitu sebagai berikut:Diketahui: Diameter = 200 mm = 0,2 mE BOD= 228,571 . 1,078 mg/lZ = 1462,5n = 0,015Maka:Perhitungan untuk kontrol sulfida dan endapan ini ditentukan dengan bantuan komputer dengan cara: 1. Menentukanperbandingankedalamanair padakondisi aliranpeakdanaliran penuh (d/D). Nilai d/D ini juga berfungsi untuk menentukan kedalaman berenang minimum sehingga dapat diketahui pipa mana yang tidak memenuhi kedalaman berenangminimumsehingga harus digelontor. Batasan kedalaman berenang yang diijinkan adalah 0,6-0,8 dari ukuran diameter. Nilai d/D yang dimasukan adalah 0.6 dari diameter.Iin NovitasariL2J00906261Perencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten Kebumen2. Padasaatnilaid/Dinidimasukkan makanilaikecepatan sulfida dan endapan dapat langsung dicek apakah sudah masuk dalam range 0,6-3 m/dt atau belum. Jika belum berarti nilai d/D harus diubah sampai mendapatkan range kecepatan pipa tersebut memenuhi kecepatan self cleansing. Setelah dicek, maka kecepatan sulfida (V H2S) dan kecepatan endapan (V END) masing-masing adalah 1,74 m/s dan 1,11 m/s.3. Menghitung nilaidengan rumus := 1-2 (d/D)= 1-2 (0,6) = -0,24. Menghitungperbandinganluassaluranpadaaliranpeakdenganaliranpenuh A/Af = 1 cos-1- 1. 21 = 14 , 31 cos-1(0) - 14 , 31.-0,22) 2 , 0 ( 1 = 0,6275. Menghitung luas penampang saluran pada kondisi peak. Rumus:A = A/Af x luas = A/Af x x d2/4= 0,627 x ( x 3,14 x (0,12)2) = 0,026. Menghitung perbandingan keliling basah pada aliran peak dengan aliran penuh (P/Pf). Rumus:P/Pf = 1 x cos-1 = 14 , 31 x cos-1 (-0,2) = 0,5647. Menghitung keliling basah pada aliran peak (P). Rumus:P = P/Pf x keliling = P/Pf x ( D) = 0,564 x (3,14 x 0,12) = 0,358. Menghitung perbandingan jari-jari saluran pada aliran peak dengan aliran penuh. Rumus:R/Rf = A/Af x (P/Pf)-1= 0,627 x (0,564)-1 = 1,1119. Menghitung kecepatan saluran pada aliran peak dengan aliran penuh. Rumus:Iin NovitasariL2J00906262Perencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten KebumenV/Vf = (R/Rf)2/3 = (1,111)2/3 = 1,07210. Menghitung perbandingan debit peak dengan debit penuh (Q/Qf). Rumus:Q/Qf = A/Af x V/Vf = 0,627 x 1,072 = 0,67211. Menghitung debit air buangan pada aliran peak(Q). Rumus:Q = Q peak/(Q/Qf)= 3,95/ 0,672 = 5,872/dt12. Menghitung lebar permukaan air pada aliran peak (W). Rumus:W = D/2 x (1-(2x d/D)2)0,5 = (0,12/2) x (1-(2x0,6)2)0,5 = 0,19613. Menghitung kemiringan saluran berdasarkan persamaan kontrol sulfida. Rumus:S H2S = 23 / 1) (. 3

,_

W Qp ZP EBOD = 23 / 18196 , 0 ) 95 , 3 ( 1462,5354 , 0 07 , 1 571 , 228 3

,_

x xx x x = 0,0323214. Kemudian dilakukan pengecekan kecepatan aliran pada kondisi aliran peak.v H2S = n1 R2/3S1/2= n1.2 / 13 / 2.SPA

,_

v H2S = 015 , 01.2 / 13 / 2) 03232 , 0 .(35 , 002 , 0

,_

= 1,74 m/dt (OK)15. Menghitung kemiringan saluran berdasarkan persamaan kontrol endapan:S END = 0,1094.13 / 168 / 3) ( /

,_

Qp Rf RmS END = 0,1094.13 / 168 / 3) 95 , 3 ( 111 , 133 , 0

,_

= 0,01316. Kemudian dilakukan pengecekan kecepatan aliran pada kondisi aliran peak.v END = n1 R2/3S1/2= n1.2 / 13 / 2.SPA

,_

Iin NovitasariL2J00906263Perencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten Kebumenv END = 015 , 01.2 / 13 / 2) 013 , 0 .(35 , 002 , 0

,_

= 1,11 m/dt (OK)Kecepatan aliran pada kondisi peak harus berada pada dalam range kecepatan 0,6-3 m/dt. Jika lebih dari 3 m/dt maka dibutuhkan diameter yang lebih besar, dan jikakecepatankurangdari 0,6m/dt makadibutuhkandiameter yanglebihkecil. Hasil perhitunganself cleaningvelocityselengkapnyadapat dilihat padabagian lampiran.5.2.2 Perhitungan Slope Pipa dan Kecepatan AirSlope pipa dapat ditentukan dengan membagi beda tinggi elevasi pipa pada bagianhuludanbagian hilirdenganjarakpipaataudengankata lain, slopepipa dapatdihitungdengan menggunakan rumus : S = beda tinggielevasipipa / jarak pipa. Sedangkan untuk menghitung kecepatan air, digunakan rumus V = 1/n x R2/3 x S1/2, denganketeranganbahwaR menunjukkan jari-jarihidrolisdannmerupakan koefisien Manning.5.2.2.1 Slope Pipa dan Kecepatan Air untuk Sewerage ConventionalContoh perhitungan adalah pipa 1 yang menghubungkan nodal 1 dan nodal 2, yaitu sebagai berikut :Diketahui :Elevasi pipa awal= 2,38 mElevasi pipa akhir= 1,3 m Beda tinggi elevasi pipa= 1,08 mPanjang pipa = 1462,5mMaka,Slope pipa (S)= beda tinggi elevasi pipa / jarak pipa= mm5 , 146208 , 1 0,00738 m/mBerdasarkan tinjauan pustaka, kecepatan air (v air) adalah berada dalam range kecepatan sebesar 0,6 3 m/dt. Iin NovitasariL2J00906264Perencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten Kebumenv air = n1 R2/3S1/2= n1.2 / 13 / 2.SPA

,_

v air = 015 , 01.2 / 13 / 2) 00738 , 0 .(35 , 002 , 0

,_

0,83 m/dt (OK)5.2.3. PenggelontoranPenggelontoran dilakukanhanyauntuk jenis pelayanansewerage conventional. Penggelontorandilakukanuntukmencegahterjadinyaendapandan menjagaterpenuhinyakedalamanberenang. Penggelontorandilakukanhanyajika debit air buangan sedang dalamkondisi minimum. Kondisi ini menyebabkan ketinggian berenang padatan minimumpada pipa (d/D= 0,6) tidak tercapai. Penggelontoran ini termasuk jenis penggelontoran berkala, sehingga dilakukan rutin pada waktu-waktu tertentu. Penggelontoran dilakukan sehari sekali.Contoh perhitungan debit air gelontor misalnya pada pipa1yang menghubungkan nodal 1 dan nodal 2, seperti dibawah ini :1. Menentukan nilai Q min/Qf, untuk pipa 1, Q min/Qf = 0,01022. Menentukan nilai d min/D diperoleh dari mengeplotkan nilai Qmin/Qf ke monogram. Untuk pipa 1, nilai d min/D = 0,083. Menghitung nilai min dengan rumus min = 1-2 (d min/D)Untuk pipa 1, nilai min = 0,844. Menentukan nilai d min, yang didapat dengan rumus :d min = d min/D x 10min DJika d min kurang dari 5 cm, maka dibutuhkan penggelontoran. Untuk pipa 1, nilai d min yang diperoleh = 1,6 cm, sehingga diperlukan penggelontoran.5. Menentukan nilai asumsi untuk dg. Angka yang diambil adalah 7,6 cm.6. Menghitung nilai gel dengan rumus gel = 1 2 (d gel/D)Nilai dgel/Ddiperoleh dari membagi nilai d gel dengan diameter pipaUntuk pipa 1, d gel/D = 0,383.Menghitung perbandingan luas penampang saluran pada aliran gelontor dengan aliran penuh. Rumus : Agel/Af = 1/3,14x cos-1 gel 1/3,14 x gel (1 gel 2)0,5Iin NovitasariL2J00906265Perencanaan Penyaluran Air BuanganKecamatan Gombong, Kabupaten KebumenUntuk pipa 1, Agel/Af = 0,344. Menghitung luas penampang saluran pada kondisi peak. Rum