p3gtk.kemdikbud.go.id · Web view2020/07/21  · , yaitu suatu filsafat bahwa “saya bisa menjadi...

28
SEKOLAH MEMBANGUN BUDAYA KREASI MELALUI GENERASI CINTA PRESTASI Oleh : DINA MARTHA TIRASWATI, M.Pd PENGAWAS SEKOLAH DINAS PENDIDIKAN JAWA BARAT (Disampaikan dalam Webinar GTK Kemdikbud Tanggal 21 Juli 2020)

Transcript of p3gtk.kemdikbud.go.id · Web view2020/07/21  · , yaitu suatu filsafat bahwa “saya bisa menjadi...

Page 1: p3gtk.kemdikbud.go.id · Web view2020/07/21  · , yaitu suatu filsafat bahwa “saya bisa menjadi lebih baik, kalau saya terus berusaha sehingga saya ingin terus mencari informasi

SEKOLAH MEMBANGUN BUDAYA KREASI MELALUI GENERASI CINTA PRESTASI

Oleh :

DINA MARTHA TIRASWATI, M.PdPENGAWAS SEKOLAH

DINAS PENDIDIKAN JAWA BARAT

(Disampaikan dalam Webinar GTK Kemdikbud Tanggal 21 Juli 2020)

BAB I

PENDAHULUAN

Page 2: p3gtk.kemdikbud.go.id · Web view2020/07/21  · , yaitu suatu filsafat bahwa “saya bisa menjadi lebih baik, kalau saya terus berusaha sehingga saya ingin terus mencari informasi

A. Latar belakang

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 merupakan

undang-undang yang mengatur sistem pendidikan yang ada di Indonesia. Dalam UU ini,

penyelenggaraan pendidikan wajib memegang beberapa prinsip antara lain pendidikan

diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan

menjunjung tinggi nilai hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai budaya, dan kemajemukan

bangsa dengan satu kesatuan yang sistemis dengan sistem terbuka dan multimakna. Selain

itu, di dalam penyelenggaraannya sistem pendidikan juga harus dalam suatu proses

pembudayaan dan pemberdayaan siswa yang berlangsung sepanjang hayat dengan memberi

keteladanan, membangun kemauan (niat, hasrat),dan mengembangkan kreativitas siswa

dalam proses pembelajaran melalui mengembangkan budaya membaca, menulis, dan

berhitung bagi segenap warga masyarakat dan memberdayakan semua komponen masyarakat

melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim

menjalankan mandat dari Presiden Joko Widodo untuk penyesuaian kurikulum, hal ini

bertujuan mewujudkan profil para pelajar di Indonesia. Mendukbud telah menetapkan enam

indikator sebagai profil pelajar Pancasila. Enam profil tersebut adalah pertama, bernalar

kritis agar bisa memecahkan masalah. Hal ini berhubungan dengan kemampuan kognitif.

Kedua, kemandirian, yaitu siswa secara independen termotivasi meningkatkan

kemampuannya, bisa mencari pengetahuan serta termotivasi. Ketiga, adalah kreatif, di mana

siswa bisa menciptakan hal baru, berinovasi secara mandiri, dan mempunyai rasa cinta

terhadap kesenian dan budaya. Keempat, gotong-royong, di mana siswa mempunyai

kemampuan berkolaborasi yang merupakan softskill utama yang terpenting di masa depan

agar bisa bekerja secara tim. Kelima, kebinekaan global yang merupakan upaya agar siswa

mencintai keberagaman budaya, agama dan ras di negaranya serta dunia, sekaligus

menegaskan mereka juga warga global. Keenam, berakhlak mulia. Di sinilah moralitas,

spiritualitas, dan etika berada. “Sudah pasti pendidikan karakter akan menjadi salah satu pilar

inti,

Dalam implementasinya Pelajar Pancasila mengerti akan keadilan sosial, spiritualitas,

punya rasa cinta kepada agama, manusia, dan cinta kepada alam serta punya kemampuan

tidak hanya untuk memecahkan masalah, tetapi dapat menciptakan hal-hal secara pro aktif

Page 3: p3gtk.kemdikbud.go.id · Web view2020/07/21  · , yaitu suatu filsafat bahwa “saya bisa menjadi lebih baik, kalau saya terus berusaha sehingga saya ingin terus mencari informasi

dan independen untuk menemukan cara-cara lain dan berbeda untuk bisa berinovasi dalam

sehari-harinya. Pelajar Pancasila mengetahui cara gotong royong sehingga harus tahu cara

berkolaborasi dan bekerjasama sesama siswa. Karena dalam kehidupan tidak akan ada

pekerjaan, dan aktivitas yang tidak membutuhkan gotong royong, tidak membutuhkan

kolaborasi apalagi di era industri 4.0. Saat ini, kolaborasi sudah menjadi hal yang penting di

era Industri 4.0, dimana teknologi yang semakin cepat berubah.

Kebhinekaan global adalah perasaan menghormati keberagaman. Kebhinekaan global

adalah toleransi terhadap perbedaan. Dengan pemahaman bisa menerima perbedaan, tanpa

rasa judgement, tanpa menghakimi, dan tidak merasa dirinya atau kelompoknya dia lebih baik

dari kelompok lain. itu makna kebhinekaan global. Saat ini dunia ini menjadi semakin kecil

karena informasi bisa diakses dimanapun. Kebhinekaan global menjadi hal yang penting dan

harus menjadi aspirasi sistem pendidikan. Bernalar kritis merupakan asesmen kompetens

seperti kemampuan beranalisa dan kemampuan memecahkan masalah-masalah yang nyata.

Kemampuan untuk berpikir secara kritis dan menimbang berbagai solusi untuk suatu

permasalahan, hal ini dapat menjadi tolok ukur bagi Kemendikbud dalam Kebijakan

Merdeka Belajar.

Pelajar Pancasila harus memiliki kemandirian. Penilaian terkait kemandirian bisa

diukur dengan indikator motivasi, dengan motivasi dalam hatinya atau harus terus didorong

dari luar. Kemandirian itu bertumpu dari namanya growth mindset, yaitu suatu filsafat bahwa

“saya bisa menjadi lebih baik, kalau saya terus berusaha sehingga saya ingin terus mencari

informasi lebih banyak, saya harus bekerja keras karena saya bisa menjadi lebih baik”,

dimana pengertian growth mindset adalah kunci mindset untuk kemandirian siswa.

Sejalan dengan pokok pikiran bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara

bahwa landasan pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan garis-garis

bangsanya (kultural dan nasional) dan ditujukan untuk keperluan peri kehidupan, yang dapat

mengangkat derajat negeri dan rakyatnya, sehingga bersamaan kedudukan dan pantas

bekerjasama dengan lain-lain bangsa untuk kemuliaan segenap manusia di seluruh dunia.

Tercapainya wellbeing pada kehidupan siswa dalam proses pembelajaran di sekolah

belum dipertimbangkan sebagai elemen kunci dalam dokumen-dokumen negara yang terkait

bidang pendidikan. Program kerja sekolah hendaknya sudah menelaah butir indikator

pendidikan untuk menciptakan ekosistem pendidikan dan kebudayaan yang berkarakter dan

berlandaskan gotong royong. Keberhasilan pendidikan karakter yang dapat dijadikan acuan

Page 4: p3gtk.kemdikbud.go.id · Web view2020/07/21  · , yaitu suatu filsafat bahwa “saya bisa menjadi lebih baik, kalau saya terus berusaha sehingga saya ingin terus mencari informasi

dalam penanaman nilai-nilai karakter pada siswa berujung mampu menjadikan kehidupan

siswa mencapai kesejahteraan dalam kehidupannya sehari-hari. Kesejahteraan disini mengacu

pada wellbeing yang diamanatkan badan dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

Tujuan pendidikan yang berfokus pada kesejahteraan siswa, membuat siswa memiliki

wisdom, lebih berpengetahuan, beretika, menjadi warga negara yang bertanggung jawab,

berpikir kritis, mampu dan termotivasi untuk menjadi pembelajar seumur hidup. Wellbeing

adalah seperangkat keterampilan yang bisa diajarkan. Jadi perhatian utama untuk semua

sekolah adalah bagaimana tujuan sekolah dapat mengembangkan rasa kesejahteraan siswa

mereka, bukan hanya kinerja akademis yang seringkali tidak mampu menjawab persoalan

hidup sehingga kelak mereka dapat berkembang dan makmur.

Implementasi wellbeing sasarannya dapat diterapkan dalam sekolah sebagai satuan

pendidikan, yang merujuk bahwa siswa yang mengalami hubungan positif dengan teman

sebaya dan guru akan mengalami kepuasan dan dukungan social sehingga akan mengalami

perasaan positif berada di sekolah yang berujung pada kesejahteraan optimal pada siswa.

Sekolah merupakan suatu sarana bagi kelompok individu untuk saling berinteraksi.

Kelompok individu sendiri merupakan sarana pembelajaran mengenai pengetahuan tentang

peran sosial dan batasan norma (Holander dalam Bachrie, 2009). Sekolah adalah sebuah

lembaga yang dalam prosesnya memiliki suatu sistem yang bertujuan untuk pendidikan.

Melalui pendidikan diharapkan manusia memperoleh keterampilan, pengetahuan dan

kecakapan dalam menjalani hidup bersama dalam masyarakat. Menurut UU Sistem

Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003 menuliskan “pembelajaran adalah proses interaksi

peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Oleh

karena itu, peran lingkungan belajar sangat besar dalam proses pendidikan. Lingkungan

belajar diharapkan dapat mensejahterakan siswa, sehingga dalam mengikuti proses

pembelajaran siswa dapat berkembang secara optimal serta mendapatkan hasil yang terbaik.

Lebih lanjut lagi, sekolah merupakan sarana yang potensial dalam membentuk

kepribadian individu, mengingat dampaknya bagi perkembangan remaja pada sejumlah aspek

kehidupan, seperti identitas diri, keyakinan akan kemampuan diri, gambaran mengenai

kehidupan, hubungan antar pribadi, batasan norma antara yang baik dan buruk serta konsep

akan sistem sosial selain keluarga sehingga keberadaan sekolah merupakan aspek yang

penting bagi setiap individu. Pada masa remaja, sekolah merupakan elemen yang penting

dalam proses perkembangan individu. Pada masa sekarang, pendidikan merupakan aspek

Page 5: p3gtk.kemdikbud.go.id · Web view2020/07/21  · , yaitu suatu filsafat bahwa “saya bisa menjadi lebih baik, kalau saya terus berusaha sehingga saya ingin terus mencari informasi

yang penting karena pendidikan menyiapkan remaja dalam pemilihan karir di masa depan

(Papalia, Olds, dan Feldman, 2009). Di Indonesia, anak usia remaja umumnya berada pada

Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan.

Sekolah sebagai salah satu lingkungan belajar yang berperan penting bagi siswa.

Sekolah sebagai pusat pendidikan memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan perannya

secara optimal untuk menyiapkan generasi muda sebelum terjun dalam masyarakat. Selama

proses pembelajaran disekolah melibatkan peran serta guru sebagai pendidik, siswa lain serta

seluruh elemen yang ada. Agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik maka antara

siswa, guru dan sekolah harus dapat saling bersinergi karena pembelajaran tidak hanya

terbatas kepada proses mentransfer ilmu pengetahuan terkait mata pelajaran, tetapi juga

pembelajaran untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh siswa secara optimal.

B. Pendekatan masalah

Sekolah adalah pengalaman utama organisasi di kehidupan remaja. Kualitas sekolah

sangat mempengaruhi prestasi siswa yaitu peran aktif guru dalam memonitor performa siswa

dan adanya atmosfer sekolah yang baik. Sekolah juga harus menyesuaikan pengajaran dengan

kemampuan siswa agar siswa mampu mendapatkan hasil akademik yang lebih baik, Adapun

yang menjadi permasalahan adalah :

1. Bagaimana pengertian sejahtera menurut siswa?

2. Apa saja dimensi kesejahteraan siswa (wellbeing’s student)?

3. Bagaimana sekolah membangun budaya kreasi dari siswa?

C. Tujuan

Adapun tujuannya untuk sekolah membangun budaya kreasi melalui generasi cinta prestasi

melalaui :

1. Mengidentifikasikan pengertian kesejahteraan menurut siswa,

2. Dimensi-dimensi kesejahteraan siswa (wellbeing’s student)

3. Indikator-indikator kesejahteraan siswa (wellbeing’s student)

D. Manfaat

Sekolah mempunyai konsep wellbeing’s student untuk mengembangkan sekolah

berdasarkan orientasi pencapaian prestasi siswa berkontribusi dengan tingginya wellbeing’s

Page 6: p3gtk.kemdikbud.go.id · Web view2020/07/21  · , yaitu suatu filsafat bahwa “saya bisa menjadi lebih baik, kalau saya terus berusaha sehingga saya ingin terus mencari informasi

student, keterlibatan dengan sekolah, yang kemudian akan meningkatkan pencapaian prestasi

siswa.

BAB II

KAJIAN TEORI/KAJIAN PUSTAKA

Menurut Noble dan McGrath (dalam Noble dan McGrath, 2015), student wellbeing

merupaka keadaan emosianal berkelanjuan yang menujukkan karakteristik yaitu adanya

positivity (mood suasana hati) dan prilaku positif, hubungan positif dengan teman sebaya dan

guru, resiliensi diri dan sikap yang optimis dan kepuasan pada pengalaman belajar. Teori

student wellbeing ini memiliki 4 asepek yaitu positivity, resilence, selft-optimisation dan

satisfaction. Positivity dijelaskan secara sederhana sebagai keadaan atau karakter yang

positif. Nilai positif yang dapat diterima secara universal dimanapun. Istilah positif yang

digunakan termasuk didalamnya ada pemaknaaan positif dan prilaku optimis sehingga

menimbulkan emosi positif . Sekolah merupakan suatu arena bagi kelompok individu untuk

saling berinteraksi. Kelompok individu sendiri merupakan sarana pembelajaran mengenai

pengetahuan tentang peran sosial dan batasan norma (Holander dalam Bachrie, 2009).

Sekolah adalah sebuah lembaga yang dalam prosesnya memiliki suatu sistem yang bertujuan

untuk pendidikan. Melalui pendidikan diharapkan manusia memperoleh keterampilan,

pengetahuan dan kecakapan dalam menjalani hidup bersama dalam masyarakat.

Adapun Dimensi-dimensi Wellbeing disekolah yang dikembangkan oleh Konu dan Rimpela

memiliki empat dimensi, yakni meliputi having, loving, being, dan health dan berikut

penjelasannya:

a. Having (kondisi sekolah)

Kondisi tempat belajar meliputi lingkungan di dalam dan disekitar sekolah. Kondisi

disekitar sekolah diharapkan merupakan tempat yang nyaman untuk belajar, bebas dari

kebisingan, ventilasi yang baik, termasuk juga kurikulum, ukuran kelompok, jadwal pelajaran

dan hukuman serta peraturan sekolah. Aspek berikutnya meliputi pelayanan siswa, seperti

ada atau tidaknya kantin yang dirasakan nyaman oleh siswa, perpustakaan yang dapat

menunjang proses belajar, pelayanan kesehatan dan konseling di sekolah.

b. Loving (hubungan sosial)

Page 7: p3gtk.kemdikbud.go.id · Web view2020/07/21  · , yaitu suatu filsafat bahwa “saya bisa menjadi lebih baik, kalau saya terus berusaha sehingga saya ingin terus mencari informasi

Merujuk kepada lingkungan sosial belajar, hubungan siswa guru, hubungan dengan

teman sekelas, dinamika kelompok, kekerasan, kerja sama sekolah dengan rumah,

pengambilan keputusan di sekolah dan suasana dari keseluruhan organisasi sekolah. Iklim

sekolah dan iklim belajar mempunyai dampak pada kesejahteraan dan kepuasan siswa di

dalam sekolah. Hubungan yang baik dan suasana yang baik merupakan untuk

mempromosikan sumber manusia dalam masyarakat dan untuk meningkatkan prestasi di

sekolah. Model sekolah sejahtera, hubungan di antara sekolah dengan rumah ditempatkan

pada kategori hubungan sosial. Lebih lanjut, hubungan sekolah dengan lingkungan

masyarakat adalah penting (misal hubungan dengan masalah sosial dan sistem pelayanan

kesehatan). Hubungan siswa dengan guru merupakan peran penting dalam kesejahteraan di

sekolah.

c. Being (pemenuhan diri)

Merujuk pada masing-masing individu menghargai sebagai bagian berharga dari

masyarakat. Kesempatan untuk bekerja dengan penuh arti pada hidupnya dan untuk

kesenangan secara alami juga bagian penting sekali dari pemenuhan diri. Dalam konteks

sekolah, being dapat dilihat dengan bagaimana sekolah. menawarkan untuk pemenuhan diri.

Masing-masing siswa dapat mempertimbangkan sebagai anggota yang sama pentingnya dari

komunitas sekolah. Seharusnya memungkinkan masing-masing siswa untuk berpartisipasi

dalam pengambilan keputusan dari sekolahnya dan aspek lain dari sekolah yang berfokus

pada dirinya. Kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan siswa

merupakan lahan yang menarik bagi siswa

d. Health (status kesehatan)

Terdiri dari gejala fisik dan mental, demam, penyakit serta keadaan sakit yang lain.

Kemunculan gejala-gejala penyakit pada periode waktu tertentu menjadi tolak ukur dari

pengukuran health status siswa. Kesehatan mental siswa juga menjadi sesuatu yang diteliti

dalam kategori health status. Kecemasan yang ada saat siswa menjalani kehidupan sekolah

adalah contoh dari gejala mental yang diteliti.

Page 8: p3gtk.kemdikbud.go.id · Web view2020/07/21  · , yaitu suatu filsafat bahwa “saya bisa menjadi lebih baik, kalau saya terus berusaha sehingga saya ingin terus mencari informasi

BAB III

PEMECAHAN MASALAH DAN HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pemecahan Masalah

Konsep school wellbeing sebagai satu konsep tentang sekolah yang aman, nyaman,

dan menyenangkan. School wellbeing merujuk pada model konseptual wellbeing yang

dikemukakan oleh Allardt (Konu & Rimpelä, 2002). Selanjutnya Allardt mendefinisikan

wellbeing sebagai keadaan yang memungkinkan individu memuaskan kebutuhan-kebutuhan

dasarnya yang mencakup kebutuhan material maupun non-material (Allardt dalam Konu &

Rimpelä, 2002). Kebutuhan tersebut dibagi menjadi kategori having, loving dan being,

kemudian, dalam perkembangannya, menambahkan aspek health status ke dalam model

school wellbeing (Allardt dalam Konu & Rimpelä, 2002). Dimensi kondisi sekolah (school

conditions) tersusun dari beberapa variabel, diantaranya lingkup sekitar dan lingkungan

sekolah, mata pelajaran dan organisasi, jadwal pelajaran, ukuran kelompok/kelas, hukuman,

keamanan, pelayanan, pelayanan kesehatan, dan kantin. Dimensi hubungan sosial (social

relationships) meliputi variabel iklim sekolah, dinamika kelompok, hubungan guru-siswa,

hubungan teman sebaya, tidak ada bullying, dan hubungan sekolah dengan rumah yang

kooperatif, seperti keterlibatan orangtua (parent involvement). Dimensi sarana pemenuhan

diri (means for self-fulfilment) terdiri mendefinisikan dukungan sebagai sumber dan strategi

yang bertujuan untuk mempromosikan perkembangan, pendidikan, minat, dan kesejahteraan

personal dan yang meningkatkan fungsi individual. Dukungan dilihat sebagai hal penting

bagi seseorang untuk berpartisipasi dalam berbagai domain kehidupan, yang meliputi peran

sosial.

Menurut Larsen dan Dehle (2007) yang dimaksud dengan dukungan orangtua adalah

keterikatan emosional, mental dan psikologis yang terjalin secara naluriah di antara orangtua

dan anak. Dukungan orangtua terhadap anaknya akan Nampak ketika anak butuh perhatian,

kasih sayang, dan ketika anak menghadapi kesulitan. Schneider dan Lee (1990)

Page 9: p3gtk.kemdikbud.go.id · Web view2020/07/21  · , yaitu suatu filsafat bahwa “saya bisa menjadi lebih baik, kalau saya terus berusaha sehingga saya ingin terus mencari informasi

menghubungkan kesuksesan akademik siswa di Asia Timur dengan nilai dan aspirasi yang

mereka peroleh dari orang tuanya, dan juga pada aktivitas belajar di rumah dimana orangtua

mereka terlibat dalam belajarnya. Kenyataannya semua orangtua memiliki keinginan untuk

melakukan sesuatu yang terbaik bagi anak-anaknya sesuai dengan sumber-sumber yang

dimiliki. Tapi seberapa besar keefektifan dukungan orangtua bergantung pada banyak alasan

seperti etnis, penghasilan keluarga Menjaga citra diri positif merupakan motivator yang kuat

bagi perilaku, termasuk perilaku belajar.

Seperti yang sudah diketahui bahwa sekolah telah memiliki sebuah sistem yang

diterapkan. Berbagai inovasi program-program baru dibuat untuk meningkatkan mutu

sekolah yang digeneralisasikan dengan keberhasilan pendidikan yang diikuti oleh siswa

disekolah tersebut. Namun, program yang dibuat oleh sekolah dan dijalankan masih banyak

yang belum di evaluasi keberhasilannya. Sekolah cenderung menilai bagus atau tidaknya

suatu sekolah diukur dari bentuk fisik bangunan, fasilitas yang dimiliki, serta yang tidak

kalah penting adalah pandangan orang tua sehingga memilih sekolah yang bersangkutan

untuk tempat pendidikan anaknya.

Sedangkan seperti yang telah banyak orang tahu bahwa dalam dunia pendidikan siswa

adalah subyek utama, namun selama ini sekolah belum banyak melibatkan penilaian siswa

terkait dengan sistem pendidikan disekolah tempatnya belajar. Penilaian subjektif terhadap

kesejahteraan/ Wellbeing sekolah yang dilakukan oleh siswa perlu mendapatkan perhatian

sebagai strategi yang digunakan untuk mengevaluasi sekolah

Dalam strategi diperlukan adanya perencanaan. Untuk dapat melakukan evaluasi

berdasarkan konsep school wellbeing, maka yang harus dilakukan terlebih dahulu oleh

sekolah adalah memahami masing-masing aspek dalam school wellbeing yang kemudian

dapat disusun dalam kuesioner yang akan diisi oleh siswa. Selanjutnya hasil dari penelitian

tersebut dapat didiskusikan hasilnya untuk kemuadian dilakukan tindak lanjut sebagai

tanggapan dilakukannya evaluasi oleh siswa terhadap sekolah. Sekolah memberikan peluang

dan kesempatan untuk siswa mengeksplor dirinya, dimana dalam kegiatan tersebut

sepenuhnya dikerjakan oleh siswa dari mulai perencanaan sampai pelaksanaan.

Dalam proses mewujudkannya perlu peranan guru dimana, guru sebagai pendidik,

segingga ketrampilan yang perlu diajarkan pada pendidik adalah sebagai berikut: (1)

Pendidik memiliki keterampilan mengevaluasi diri dan berefleksi merencanakan peningkatan

kualitas diri untuk mencapai wellbeing, (2) Pendidik menyadari perannya sebagai role model

Page 10: p3gtk.kemdikbud.go.id · Web view2020/07/21  · , yaitu suatu filsafat bahwa “saya bisa menjadi lebih baik, kalau saya terus berusaha sehingga saya ingin terus mencari informasi

karakter bagi siswa dan orang sekelilingnya dan mampu melakukan asesmen penilaian

karakter, (3) Pendidik mampu membedakan komunikasi yang efektif dan tidak sesuai dengan

etika yang berlaku, (4) Pendidik mampu berkolaborasi dalam keberagaman sehingga tumbuh

sikap toleran terhadap perbedaan, (5) Pendidik memiliki keterampilan sebagai desainer

perubahan perilaku untuk mengenali keunikan potensi siswa, (6) Pendidik mampu

menerapkan prinsip coaching, (7) Pendidik mampu berkolaborasi merencanakan penerapan

ekosistem lingkungan sekolah yang menghasilkan kondisi wellbeing.

B. Hasil dan Pembahasan

School wellbeing adalah penilaian subjektif siswa terhadap keadaan sekolahnya yang

meliputi having, loving, being, dan health Konsep wellbeing itu sendiri berasal dari khasanah

tradisi sosiologi (Allardt dalam Alanen,etal., 2002). Allardt mendefinisikan wellbeing sebagai

sebuah keadaan yang memungkinkan individu untuk memenuhi kebutuhan dasarnya (dalam

Konu & Rimpelä, 2002).

Having mengacu kepada keadaan material dan non-material, misalnya keadaan bangunan dan

lingkungan sekolah atau bentuk punishment yang diberikan kepada siswa. Loving mengacu

kepada kebutuhan untuk menjalin hubungan dengan orang lain dan membentuk identitas

sosial, misalnya bagaimana keadaan iklim sekolah, hubungan siswa dengan guru, dan

hubungan siswa dengan siswa. Kemudian, being merupakan kebutuhan untuk pertumbuhan

sosial, misalnya kemungkinan siswa untuk berkreativitas, penghargaan siswa di sekolah,

bimbingan dan dorongan yang diberikan pada siswa. Yang terakhir, health merupakan

simtom fisik dan mental yang mencakup penyakit ringan hingga penyakit kronis

Sekolah memperhatikan hakikatnya sebagai lingkungan belajar. Lingkungan yang

tepat untuk belajar siswa adalah lingkungan yang dapat memberikan kenyamanan. Peran

siswa sebagai subyek pendidikan dalam sekolah perlu mendapatkan perhatian lebih. Proses

pembelajaran disekolah sebaiknya juga memperhatikan sudut pandang siswa mengenai

sekolah. Karena keberhasilan pendidikan yang diperoleh oleh siswa adalah keberhasilan bagi

sekolah itu sendiri.

Bagi siswa SMK yang sudah memasuki masa remaja sudah mampu untuk memilih

serta menilai berbagai hal termasuk menilai sekolah tempatnya belajar. Ketakutan akan

berubahnya pandangan orang lain tentang penilaian yang diberikan oleh sekolah serta

ketakutan akan kurangnya animo masyarakat sehingga tidak lagi mempercayakan pendidikan

putra-putrinya untuk memperoleh pendidikan di sekolah tersebut perlu mendapatkan

Page 11: p3gtk.kemdikbud.go.id · Web view2020/07/21  · , yaitu suatu filsafat bahwa “saya bisa menjadi lebih baik, kalau saya terus berusaha sehingga saya ingin terus mencari informasi

perbaikan. Pandangan tersebut perlu diluruskan sebab jika sekolah masih memiliki ketakutan

akan penilaian siswa terhadap sekolah, maka ketercapaian tujuan pendidikan tidak akan

pernah benar-benar dapat dicapai.

Kesejahteraan siswa di sekolah bisa optimal jika ada dukungan eksternal, yaitu

suasana sekolah, hubungan sosial di sekolah, kesempatan aktualisasi diri dan layanan

kesehatan bagi siswa. Dengan mengembangkan program ekstrakurikuler sesuai minat dan

kreasi siswa, selanjutnya sekolah memberikan kesempatan untuk mengeksplor kreativitas

siswa dengan menggelar acara Kerennya Indonesiaku yang dilaksanalan setiap tanggal 28

Oktober, Indonesia Berkaraker pada setiap tanggal 10 November, Pemilihan Maheswara

Maheswari setiap bulan September, Expo Siswa Kreatif setiap bulan Januari dan SMK

Fashion Weekend disetiap bulan Februari. Dimana dalam kegiatan ini banyak melibatkan

peranan siswa serta adanya kolaborasi antara sekolah dengan instansi terkait dan Dunia

Insustri/Dunia Usaha.

Selanjutnya untuk meningkatkan wellbeing sekolah perlu peran serta guru dan

dukungan suasana sekolah. Karena sekolah merupakan sarana yang potensial dalam

membentuk kepribadian individu. Suasana sekolah bisa mempengaruhi perkembangan siswa

antara lain pada aspek identitas diri, keyakinan akan kemampuan diri, gambaran mengenai

kehidupan, hubungan antar pribadi, batasan norma antara yang baik dan buruk, serta konsep

akan sistem sosial.

Hal ini menunjukkan bahwa wellbeing student mempunyai peran penting dalam

mengembangkan karakter siswa dan kesejahteraan siswa di sekolah dapat dilihat dari aspek,

antara lain: terbebas dari gangguan pada saat belajar, terhindar dari rasa kesepian di sekolah,

terhindar dari kekerasan orang lain, mendapatkan bantuan jika menemui kesulitan, memiliki

teman baik di sekolah,

Salah satu SMK binaan yang telah berhasil membentuk ekosistem sekolah dengan

mengimplemensaikan wellbeing’s student adalah SMK Pariwisata Metland. SMK Metland

didirikan pada tahun 2014, lembaga pendidikan ini dibawah naungan PT. Metropolitan Land,

Tbk. SMK Metland terletak di Jalan Taman Metro Raya Metland Transyogi, CIleungsi-

Kabupaten Bogor- Jawa Barat. Lokasinya sangat strategis karena berada dekat kawasan

niaga, seperti Mall, Perumahan, Supermarket, dan juga Sekolah swasta yang lain. SMK

Metland merupakan salah satu SMK Pariwisata pertama yang ada di Wilayah Cileungsi

dangan membuka program awal Jurusan Perhotelan dan Tata Boga. Kemudian pada tahun

Page 12: p3gtk.kemdikbud.go.id · Web view2020/07/21  · , yaitu suatu filsafat bahwa “saya bisa menjadi lebih baik, kalau saya terus berusaha sehingga saya ingin terus mencari informasi

2016 membuka program studi baru jurusan multimedia dan Akuntansi. Pada tahun 2018

menambah program keahlian Desain Komunikasi Visual (DKV) dan Sistim Informasi,

Jaringan dan Aplikasi (SIJA). Dimana Program Keahlian SIJA dengan lama belajar 4 tahun

dan pada tahun 2019 membuka jurusan baru perhotelan program 4 tahun belajar yaitu

Manajemen Perhotelan (MPH). Jadi keseluruhan ada 7 Program Keahlian dan ada 24

rombongan belajar. Siswa SMK Metland berasal dari wilayah Cileungsi dan sekitarnya

dengan latar belakang ekonomi yang beraneka ragam, sebagian ada yang menengah keatas

dan ada juga yang menengah kebawah. Pada tahun pembelajaran 2020/2021 jumlah siswa

untuk kelas X 243 siswa, kelas XI 198 siswa dan kelas XII 217 siswa.

Dalam visi sekolah yaitu “Menjadi lembaga pendidikan vokasional yang

menanamkan nilai pancasila dan mempersiapkan siswanya memiliki kompetensi industri

berstandar internasional, sehingga lulusannya memiliki hard skill, soft skill & performa

karakter unggul yang mampu bersaing dalam kompetisi global” dan misi sekolah diantaranya

adalah “Menanamkan nilai-nilai religius, integritas, kerja keras, pantang menyerah,

profesional dan entrepreneurship” dan “Menguatkan pembinaan karakter & moral pancasila

kepada guru, agar bisa mengembangkan nilai keteladanan bagi siswanya”. Dengan visi dan

misi sekolah ini semua warga sekolah akan mempunyai arah yang jelas dan bersama-sama

mencapai tujuan sekolah.

Untuk mengiimplementasikan visi misi sekolah diperlukan kesamaan langkah dimana

didalamnya mempunyai nilai-nilai dan kultur sekolah yang dikembangkan melalui

GENERASI CINTA PRESTASI, dengan harapan siswa mempunyai rasa cinta pada Tuhan,

orang tua, guru, budaya dan bangsa serta teman dan dirinya sendiri. Lingkungan sekolah

mempunyai ekositem yang baik tentu akan membuat siswa merasa nyaman sehingga bisa

meraih PRESTASI, yang mempunyai pengertian Percaya diri yang kuat, Riang dan selalu

optimis, Empati, Sehat jiwa raga, Tidak mudah menyerah dan putus asa, Amanah sebagai

pemimpin, Siap menjadi pribadi yang mandiri dan Inovatif dalam karya yang bermanfaat.

Dengan membentuk Generasi Cinta Presatasi tentunya sekolah memberikan ruang dan

kesempatan bagi siswa dalam kegiatan yang menunjukkan kreatifitas siswa. Ekstrakurikuler

menjadi wadah yang tepat bagi siswa dalam mengisi kegiatan di sekolah. SMK Pariwisata

Metland mempunyai agenda menampilakan ekspresi siswa secara rutin yang diselenggarakan

di Mall Metropolitan Cileungsi, dimana kegiatan ini disaksikan tidak hanya siswa saja tapi

juga dari masyarakat lainnya, hal ini bisa menjadikan siswa lebih percaya diri.

Page 13: p3gtk.kemdikbud.go.id · Web view2020/07/21  · , yaitu suatu filsafat bahwa “saya bisa menjadi lebih baik, kalau saya terus berusaha sehingga saya ingin terus mencari informasi

Demikian juga dengan dukungan faktor eksternal yaitu dari orang tua siswa, yang

diawali dengan membangun kominikasi yang baik antara sekolah dengan orang tua siswa.

Sehingga orang tua tahu pelayanan sekolah tehadap putra-putrinya termasuk pencapaian

prestasi akademis dan kreatifitas siswa yang positif. Selanjutnya sekolah juga membangun

komunikasi yang baik dengan instasi pendidikan, instansi terkait lainnya dan Dunia

Usaha/Dunia Industri (DU/DI).

Membangun kolaborasi dengan komunitas pendidikan yang meliputi SMK lainnya,

Pergurun Tinggi dan lembaga pendidikan dari luar negeri juga diperlukan untuk

meningkatkan kompetensi siswa dan membuka peluang kepada siswa untuk melanjutkan

pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Serta membangun kebermaknaan sekolah dan

mempunyai imbas ke lingkungan sekitar juga untuk lingkungan pendidikan pada umumnya.

Berikut ini Tabel Data Kondisi siswa berdasarkan dimensi wellbeing’s student di SMK

Pariwisata Metland, tahun 2020.

POINT ITEM Keterangan

Having a. Prestasi Akademik (80%)b. Situasi Belajar

(75%)

- Prestasi akademik yang diatas KKM / Rata-rata

- Dikategorikan baik dilihat fasilitas dan kenyamanan belajar.

Loving a. Hubungan sosial dengan Guru & Staff (80%)

b. Hubungan sosial dengan Teman (80%)

c. Parenting (80%)

- Sebagian besar siswa memiliki relasi yang baik dengan Guru/Pegawai.

- Sebagian besar siswa memiliki relasi yang baik dengan temannya.

- Ada kerjasama yang kooperatif antara Sekolah dengan Orangtua Siswa.

Being a. Ekstrakulikuler (40%)b. Organisasi (40%)c. Prestasi/Karya (60%)

- Rata-rata siswa memilih kegiatan ekskul sesuai dengan minatnya.

- Memilih organisasi sesuai dengan ketertarikan.

- Untuk Tektif menghasilkan seperti Film, Aplikasi software, Desain.

- Untuk Culinary seperti membuat produk Makanan & Kue.

Health a. Kesehatan Jasmani (80%)b. Kesehatan Psikis

(70 %)

- Hampir semua bisa dikatakan sehat secara jasmani.

- Ada sebagian kecil siswa yang mengalami masalah yang membuat trauma dan tertekan.

Page 14: p3gtk.kemdikbud.go.id · Web view2020/07/21  · , yaitu suatu filsafat bahwa “saya bisa menjadi lebih baik, kalau saya terus berusaha sehingga saya ingin terus mencari informasi

Dimensi kesejahteraan siswa yang berkaitan dengan adanya perasaan nyaman dalam

relasi interpersonal dengan di lingkungan sekolah, baik teman, guru, maupun staf sekolah.

Kesejahteraan yang berkaitan dengan kepuasan kognitif, seperti memecahkan masalah dan

berprestasi akademik Mendapat nilai bagus, rajin belajar, bisa mengerjakan tugas sulit dari

guru. Kesejahteraan yang berkaitan dengan emosi positif gembira, semangat, optimis juga

tertekan karena banyak masalah, merasa putus asa. Kesejahteraan dalam

perkembangan/pertumbuhan pribadi yang berhubungan dengan identitas, kemandirian,

integritas pribadi diberi kebebasan untuk menentukan yang terbaik, merasa berharga/dihargai

diakui kemampuannya. Kesejahteraan yang berhubungan dengan perasaan tercukupinya

keutuhan fisik terutama kesehatan dan material seperti misalnya: kecukupan materi,

kesehatan, keamanan lingkungan rumah dan sekolah, kenyamanan lingkungan sekolah.

Kesejahteraan yang berkaitan dengan semangat untuk berhubungan dan mendekatkan diri

kepada Tuhan menjalankan ibadah secara rutin (misalnya sholat, berdoa). Perestasi

akademik dapat dilihat dari data alumni SMK Pariwisata Metland, yang bisa menjadikan

tolok ukur keberhasilan dari proses pembelajaran, serta hasil upaya guru dalam peranannya

sebagai pendidik dan lingkungan sekolah yang mendukung proses dalam keseharianya siswa

berada di sekolah.

Gambar Diagram Data Lulusan SMK Pariwisata Metland Tahun 2019-2020

Page 15: p3gtk.kemdikbud.go.id · Web view2020/07/21  · , yaitu suatu filsafat bahwa “saya bisa menjadi lebih baik, kalau saya terus berusaha sehingga saya ingin terus mencari informasi

Diagram diatas menunjukkan adanya peningkatan prestasi akademik, dan menuju

kesejahteraan siswa dengan membangun ekosistem sekolah yang saling mendukung,

menghargai dan terbuka; mengembangkan nilai-nilai prososial; menyediakan lingkungan

belajar yang aman; meningkatkan pembelajaran sosial-emosional; menggunakan pendekatan

berbasis kekuatan; menumbuhkan rasa kebermaknaan dan tujuan; dan mendorong siswa

untuk bergaya hidup sehat.

Rasa sejahtera siswa yang tinggi memiliki keterkaitan dengan peningkatan hasil

akademik siswa, Hal tersebut menunjukkan jika upaya peningkatan kesejahteraan siswa

merupakan faktor yang sangat penting untuk diwujudkan pihak sekolah. wellbeing siswa

dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah faktor sosial (hubungan sosial dan

peran sosial). Individu yang lebih sering terlibat dalam hubungan sosial serta memiliki peran

sosial yang baik memiliki tingkat kepuasan hidup yang lebih tinggi. Lebih lanjut, peran sosial

individu di lingkungan tempat dirinya berada dapat meningkatkan wellbeing dan menurunkan

tingkat stres yang dimiliki.

Untuk kesejahtera berfokus pada dua aspek kesejahteraan sekolah, yaitu, menikmati

sekolah diman berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu sangat bergantung

pada proses belajar yang dialami siswa di sekolah. Oleh karena itu sekolah perlu menciptakan

kondisi yang nyaman, menyenangkan dan tidak membosankan. wellbeing dapat digunakan

untuk mendapatkan gambaran bagaimana meningkatkan kesejahteraan siswa di sekolah.

Tujuan utamanya adalah tidak hanya sekedar pemenuhan kesejahteraan siswa saja, melainkan

juga pemenuhan akan prestasi, potensi, serta kemampuan fisik maupun mental siswa.

Aspirasi siswa merupakan salah satu faktor internal yang mempengaruhi motivasi

belajar siswa, dimana aspirasi merupakan harapan atau keinginan siswa akan sesuatu

keberhasilan atau prestasi tertentu. Aspirasi akan menggerakkan aktivitas dari siswa dalam

mencapai tujuan tertentu.. Aspirasi siswa merupakan faktor yang penting dalam motivasi

belajar, dengan adanya aspirasi yang dimiliki oleh siswa maka menimbulkan motivasi untuk

meraih apa yang diharapkannya, serta kemampuan siswa juga turut mempengaruhi tinggi

rendahnya motivasi belajar siswa. Keinginan siswa dalam mencapai tujuannya perlu disertai

dengan kemampuan untuk mencapainya. Kemampuan siswa meliputi beberapa aspek psikis

yang ada di dalam diri siswa, misalnya pengamatan, perhatian, dan fantasi. Kemampuan akan

memperkuat motivasi belajar siswa dalam mencapai tujuan belajarnya

Page 16: p3gtk.kemdikbud.go.id · Web view2020/07/21  · , yaitu suatu filsafat bahwa “saya bisa menjadi lebih baik, kalau saya terus berusaha sehingga saya ingin terus mencari informasi

Untuk meningkatkan peluang agar siswa dapat sukses secara akademik, guru harus

membangun hubungan personal yang suportif, penuh dengan kehangatan emosi, dan

hubungan yang bermakna dengan siswa. Hubungan guru-siswa yang positif dicirikan melalui

komunikasi terbuka, dukungan akademik dan sosial yang eksis antara guru dan siswa.

Hubungan guru-siswa menjadi penting terutama selama awal masa remaja, ketika siswa

beralih ke jenjang SMK. Siswa lebih mungkin untuk mau terlibat secara emosional dan

intelektual di dalam kelas ketika mereka memiliki hubungan positif dengan gurunya. Oleh

karena itu guru harus membangun hubungan positif dengan siswanya agar siswa dapat

menikmati keuntungan seperti munculnya rasa senang dan meningkatnya minat siswa berada

di dalam kelas.

Kunci keberhasilan penanaman nilai karakter terletak pada keteladanan para pendidik

di sekolah bersama dengan orangtua di rumah. Dalam konteks pendidikan karakter di

sekolah, maka yang harus disasar terlebih dahulu adalah penguatan kapasitas kualitas mental

para pendidik untuk mampu berkolaborasi menciptakan ekosistem lingkungan sekolah untuk

mencapai kondisi wellbeing, yaitu faktor kunci yang berpengaruh terhadap keberhasilan

siswa. Wellbeing sangat berperan dalam memaksimalkan pertumbuhan baik siswa dan

pendidik, dimana sekolah merupakan sarana yang potensial dalam membentuk kepribadian

individu karena siswa yang sehat, merasa bahagia dan sejahtera dalam mengikuti pelajaran di

kelas, dapat belajar secara efektif dan memberi kontribusi positif pada sekolah dan lebih luas

lagi pada komunitas Sebaliknya, meskipun program pendidikan karaker sudah dijalankan

namun kondisi sekolahnya tidak menyenangkan, menekan, dan membosankan akan menjadi

sumber stres yang signifikan dan menjadi wellbeing negatif karena siswa terserang rasa

cemas sehingga mengurangi kualitas hidup bagi siswa.

Page 17: p3gtk.kemdikbud.go.id · Web view2020/07/21  · , yaitu suatu filsafat bahwa “saya bisa menjadi lebih baik, kalau saya terus berusaha sehingga saya ingin terus mencari informasi

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Sekolah merupakan sarana yang potensial dalam membentuk karakter individu siswa

melalui merdeka belajar dengan adanya Kebebasan untuk berinovasi, kebebasan untuk

belajar dengan mandiri dan kreatif. Dampaknya bagi perkembangan remaja sangat besar

sehingga keberadaan sekolah merupakan aspek yang penting bagi setiap individu. Pada masa

remaja, sekolah merupakan elemen yang penting dalam proses perkembangan individu.

Sekolah dengan berbagai program yang telah dibuat selalu melakukan evaluasi yang

melibatkan pihak-pihak penentu kemajuan sekolah tersebut. Sekolah sebagai lingkungan

belajar tentunya harus memberikan kesejahteraan bagi siswa sehingga strategi dengan

menggunakan konsep wellbeing student dirasakan tepat untuk dilakukan.

Program sekolah dibuat secara utuh dimana ekosistem sekolah dapat mendukung

proses implementasi dimensi wellbeing’s student. Untuk meningkatkan wellbeing di sekolah ,

dapat dilawali dengan menciptakan suasana sekolah yang penuh loving yaitu dengan menjaga

komunikasi yang baik antara guru dengan siswa, antara guru dengan orangtua, guru dengan

masyarakat dan guru dengan organisasi profesi. Guru juga mencipatakan suasana sekolah

penuh having yaitu dengan melengkapi sarana prasarana dan media pembelajaran. Guru

mempunyai program yang baik agar sekolah bisa menjadi being tempat siswa dalam

meunjukkan kreativitas dirinya dan sekolah menjamin kondisdi healt bagi siswa secara fisik

dan mentalnya.

Sekolah dapat dijadikan sebagai wadah untuk mengeksplor keterampilan dan

kreativitas yang menjadikan siswa lebih percaya diri diimbangi dengan prestasi akademis

Page 18: p3gtk.kemdikbud.go.id · Web view2020/07/21  · , yaitu suatu filsafat bahwa “saya bisa menjadi lebih baik, kalau saya terus berusaha sehingga saya ingin terus mencari informasi

yang baik. Program sekolah dibuat secara utuh dimana ekosistem sekolah harus mendukung

proses wellbeing’s student. Demikian juga untuk mengukur kesejahteraan sekolah serta dapat

membantu sekolah untuk memperbaiki diri. Tidak hanya dalam hal prestasi terkait materi

akademis, tetapi juga dalam karakter siswa, termasuk siswa SMK yang berada pada masa

penentuan untuk mempersiapkan masa depannya sehingga sekolah juga merupakan eleman

yang penting dalam perkembangan individu dimana melalaui generasi cinta prestasi dapat

mewujudkan profil Pelajar Pancasila

B. Saran

Seluruh warga sekolah menetapkan standar kelulusan yang mencakup Hard Skill,

Soft Skill & Performa Karakter Unggul dan ditindaklnjuti dengan menyusun program yang

berorientasi pada konsep wellbeing’s student. Sekolah hendaknya terus membangun

ekosistim dalam memberikan layanan yang baik kepada siswa dari segi pengetahuan,

keterampilan atau personalnya, sehingga siswa merasa nyaman di sekolah. Sekolah harus

mampu menjadi wadah bagi siswa dalam membantu mengatasi permasalahan siswa dan

mampu mengarahkan siswa dalam mengembangkan bakat dan potensinya menjadi lebih baik

dan positif. menuju kesejahteraan siswa di sekolah.

******

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, J.N, (2010), “Penggunaan School Well-Being Pada Sekolah Menengah Atas (SMA) Bertaraf Internasional Sebagai Barometer Evaluasi Sekolah”, Jurnal UI Untuk Bangsa Seri Sosial dan Humaniora, Volume 1, Desember 2010.

Jurnal Kajian Wellbeing dalam peencanaan kebijakan Pendidikan. Kilas Pendidikan edissi 16, tanngal 18 Juli 2018

Konu, A.,& Rimpelӓ, M. (2002). Well-beig in schools: a conceptual model. Health Promotion International Vol.17, No.1. Oxford: Oxford University Press.

Setyawan, I & Dewi, K.S., (2015). Kesejahteraan Sekolah Ditinjau Dari Orientasi Belajar Mencari Makna Dan Kemampuan Empati Siswa Sekolah Menengah Atas. Jurnal Psikologi Undip Vol.14 No.1 April 2015, 9-20

Page 19: p3gtk.kemdikbud.go.id · Web view2020/07/21  · , yaitu suatu filsafat bahwa “saya bisa menjadi lebih baik, kalau saya terus berusaha sehingga saya ingin terus mencari informasi

SEMINAR PSIKOLOGI & KEMANUSIAAN © 2015 Psychology Forum UMM, ISBN: 978-979-796-324-8415

Undang-undang No. 23 Tahun 2003 tentang Perlindungan Anak.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Victorian Government. (2010). The Effectiveness of Student Wellbeing Programs and Services. Februari 2010. Victorian Auditor- General’s Report. Diunduh pada tanggal 2 Juli 2020 dari http://www.audit.vic.gov.au/publications/2009-10/290110-Student-Wellbeing-Full-Report.pdf.

https://www.kompas.com/edu/read/2020/03/12/093000071/apa-itu-pelajar-pancasila-tujuan-sekolah-penggerak-dari-nadiem-makarim?page=all.