P3 kelompok 1
-
Upload
hadyan-gilang -
Category
Documents
-
view
46 -
download
4
Transcript of P3 kelompok 1
BAB III
PERCOBAAN 3
PRASIKAP TRANSISTOR
3.1 Tujuan Percobaan
1. Untuk mengetahui daerah kerja transistor
2. Untuk menganalisa ketiga konfigurasi transistor
3. Untuk mempelajari arus pada kaki-kaki transisto
3.2 Alat dan Bahan
1. Digital Multimeter DT 9205 A
2. Jumpper
3. Transistor NPN
4. Supply tegangan DC
5. Proto Board
6. Resistor
3.3 Gambar Rangkaian
3.3.1 Gambar Rangkaian Percobaan Common Emitter
Gambar 3.1 Gambar Rangkaian Percobaan Common Emitter (CE)
3.3.2 Gambar Rangkaian Percobaan Common Collector
Gambar 3.2 Gambar Rangkaian Percobaan Common Collector (CC)
3.3.3 Gambar Rangkaian Percobaan Common Basis
Gambar 3.3 Gambar Rangkaian Percobaan Common Basis (CB)
3.4 Langkah Percobaan
3.4.1 Percobaan Transistor Konfigurasi Common Base
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Merangkaikan rangkaian transistor dan resistor seperti pada Proto board
3. Menyambungkan ground (warna hitam) dengan kaki transistor basis
4. Menyambungkan kaki transistor emitter dengan supply DC sebesar – 12 V
(warna biru)
5. Menyambungkan kaki transistor collector dengan suplly DC sebesar +5 V
(warna kuning)
6. Mengukur besar tegangan pada common emitter, common collector, dan
common basis menggunakan multimeter
7. Mencatat hasil pengukuran
3.4.2 Percobaan Transistor Konfigurasi Common Emitter
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Merangkaikan rangkaian transistor dan resistor seperti pada Proto board
3. Menyambungkan ground (warna hitam) dengan kaki transistor emitter
4. Menyambungkan kaki transistor basis dengan supply DC sebesar +5 V
(warna kuning)
5. Menyambungkan kaki transistor collector dengan suplly DC sebesar +12
V (warna merah)
6. Mengukur besar tegangan pada common emitter, common collector, dan
common basis menggunakan multimeter
7. Mencatat hasil pengukuran
3.4.3 Percobaan Transistor Konfigurasi Common Collector
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Merangkaikan rangkaian transistor dan resistor seperti pada Proto board
3. Menyambungkan ground (warna hitam) dengan kaki transistor kolektor
4. Menyambungkan kaki transistor basis dengan supply DC sebesar + 5 V
(warna kuning)
5. Menyambungkan kaki transistor emitter dengan suplly DC sebesar - 12 V
(warna biru)
6. Mengukur besar tegangan pada common emitter, common collector, dan
common basis menggunakan multimeter
7. Mencatat hasil pengukuran
3.5 Data Percobaan
3.5.1 Percobaan Konfigurasi Common Base
Tabel 3.1 Percobaan Transistor Konfigurasi Common Emitter
No Tegangan VB (V) VC (V) VE (V)
1
CE daerah hidup
RE = 200 K
RB = 1,8 K
RC = 20 K
5,3 11,56 4,7
2
CE daerah hidup
RE = 20 K
RB = 1,8 K
RC = 10 K
5,18 12.02 4,64
3
CE daerah jenuh
RE = 1,8 K
RB = 20 K
RC = 10 K
2 1,37 1,35
3.5.2 Percobaan Konfigurasi Common Emitter
Tabel 3.2 Percobaan Transistor Konfigurasi Common Collector
No Tegangan VB (V) VC (V) VE (V)
1
CC daerah mati
RE = 33 K
RB = 200 K
RC = 200 K
7,4 8 8,01
2
CC daerah mati
RE = 200 K
RB = 2 K
RC = 100 K
1,09 1,88 1,92
3
CC daerah jenuh
RE = 2 K
RB = 20 K
RC = 1,8 K
12,16 3,94 0,02
3.5.3 Percobaan Konfigurasi Common Collector
Tabel 3.3 Percobaan Transistor Konfigurasi Common Basis
No Tegangan VB VC VE
1
CB daerah mati
RE = 20 K
RB = 2 K
RC = 2 K
1,3 2 2
2
CB daerah hidup
RE = 10 K
RB = 1 K
RC = 47 K
-8,16 4,7 -11,66
3
CB daerah jenuh
RE = 1 K
RB = 2 K
RC = 470
-0,5 -1 -5,05
3.6 Analisa dan Pembahasan
Teori Singkat
Transistor adalah komponen aktif tiga terminal disebut transistor
persambungan bipolar (BJT). Ketiga terminal tersebut adalah Basis (B), Colektor
(C) dan Emitor (E). Terdapat dua jenis kontruksi dasar BJT (Bipolar Junction
Transistor) , yaitu jenis n-p-n dan jenis p-n-p dan dibuat dua buah bahan
semikonduktor dengan dua tipe berbeda (semi konduktor tipe –n dan semi
konduktor tipe –p) yang disusun demikian sehingga tipe –n mengapit tipe –p atau
sebaliknya. Apabila semi konduktor tipe –n yang mengapit tipe –p maka disebut
transistor NPN, dan sebaliknya apabila semi konduktor tipe –p yang mengapit tipe
–n maka disebut transistor PNP.
Gambar 3.4 Struktur Fisis Transistor tipe NPN
Gambar 3.5 Struktur Fisis Transistor tipe PNP
Kaki-kaki pada transistor :
Emiter : Pemancar muatan
Colector : Pengumpul muatan
Basis : Pengendali
(a) (b)
Gambar 3.6 Representasi rangkaian dari tipe transistor (a) PNP; (b) NPN
Tanda anak panah menunjukan arah aliran arus. Untuk jenis transistor P-
N-P , transistor transistor terdiri dari dua sambungan p-n yang berperilaku seperti
diode. Setiap diode diberi prasikap maju atau prasikap mundur. Demikian juga
untuk transistor n-p-n, transistor terdiri dari dua sambungan p-n yang berperilaku
seperti diode. Setiap diode dapat diberi prasikap maju atau prasikap mundur,
sehingga transistor dapat memiliki empat daerah kerja
Daerah kerja transistor ada 4 daerah yaitu :
Tabel 3.4 Daerah kerja transistor
No JE JC Keterangan
1 maju mundur Transistor pada daerah Jenuh
2 maju maju Transistor pada daerah Aktif
3 mundur maju Transistor pada daerah Anti Aktif
4 mundur mundur Transistor pada daerah Mati
Untuk daerah pada nomor 3 menyebabkan transistor bekerja menyalahi
aturan yaitu :
Emiter berfungsi sebagai pengumpul muatan
Kolektor berfungsi sebagai pemancar muatan
Komponen-komponen arus pada transistor :
Gambar 3.7 Komponen arus pada transistor
Gambar komponen arus diatas hanya berlaku apabila transistor PNP diberi
prasikap maju pada JE dan mundur pada JC
Hukum Khircoff arus pada Transistor :
I E+ I B+ I C=0
Pada Emiter :
I E−I pE−I nE=0
I E=I pE+ InE
Pada Basis :
I B+ I pB+ I nB−I pco−I nco=0
I B=−I pB−I nB+ I pco+ I nco
I B=−I pB−I nB+ I co
Pada Kolektor :
I C+ I pC−I co=0
I C=I co−I pc
Arus-arus InE, IpB, dan Ico nilainya sangat kecil sehingga :
I E≈ I pE
I C≈−I pC
Jika diambil : I pC=αI E , maka :
I C=I co−αI E atau
α=−I c−I co
I E dengan α adalah peroleh arus sinyal kecil (narrow signal current
gain), secara umum ditulis :
α=−I c−I co
I E−I Eo
Dengan IEo = nilai arus emiter awal sehingga I C=−αI E+ I co(1−e
V c
ηV T )
Konfigurasi untuk transistor dipengaruhi oleh arus-arus pada basis,
kolektor, dan emiter tidak hanya itu konfigurasi pada transistor ditandai dengan
tembok potensial yang meninggi / merendah. Jika arus pada kolektor lebih positif
dari pada basis JE akan maju maka tembok potensial merendah, untuk arus pada
kolektor lebih negatif dari pada basis maka JC mundur maka tembok potensial
meninggi.
Konfigurasi Transistor
Konfigurasi Transistor ada 3 macam :
1. Transistor dengan konfigurasi basis bersama (CB)
Pada konfigurasi ini dapat diketahui dengan melihat basis sebagai acuan
tegangan atau basis yang diketanahkan.
2. Transistor dengan konfigurasi emitter bersama (CE)
Dalam hal ini emitor sebagai acuan tegangan atau yan diketanahkan
karena emitter terangkai pada masukan dan keluaran.
3. Transistor dengan konfigurasi kolektor bersama (CC)
Dengan kolektor sebagai acuan tegangan (V=0).
Gambar 3.8 Transistor dengan konfigurasi emiter bersama
(Common emitter)
Gambar 3.9 Transistor dengan konfigurasi basis bersama
(Common Base)
Gambar 3.10 Transistor dengan konfigurasi kolektor bersama
(Common Collector)
Tabel 3.5 Watak transistor
Watak CE CC CB
Masukan VBE=F(iB,VCE)│VCETetap VBC=F(iB,VEC)│VECTetap VBB=F(iE,VCB)│VCBTetap
Keluaran IC=F(iB,VCE) │IBTetap IE=F(iB,VEC) │IBTetap IC=F(iE,VCB) │IETetap
Grafik
Watak
masukan
Grafik
Watak
keluaran
Untuk analisis pada rangkaian transistor ada 2 yaitu :
1. Analisis statis (DC) atau analisis prasikap (biasing) yaitu analisis untuk
menentukan titik kerja transistor yang dinginkan atau analisis untuk
memberi prasikap pada transistor.
2. Analisis dinamis (AC) yaitu analisis untuk mencari keluaran bila
masukannya sinyal berfrekuensi.
Pada analisis statis (DC) pada rangkaian transistor dimaksudkan intuk
memberi prasikap transistor yaitu transistor tersebut akan dipekerjakan
pada daerah apa apakah daerah aktiv, daerah jenuh, ataupun daerah mati,
dan selanjutnya titi kerja transistor dapat ditentukan. Titik kerja transistor
biasanya ditandai dengan symbol Q (Operating Point / Quotient Point /
titik terang ).
4.6.1 Perhitungan Arus Transistor
4.6.1.1 Konfigurasi Common Emitter
Contoh Perhitungan
Tabel Perhitungan I B, I C, I E Rangkaian
Transistor Konfigurasi Common Emitter
Pengukuran
Tabel Hasil Perhitungan Pengukuran
Data Percobaan
Tabel Perbandingan Arus Kaki
Transistor Perhitungan dan Pengukuran
Tabel Perbandingan V CE, V CB, dan V BE
Pengukuran dan Perhitungan
Penjelasan Tabel
4.6.1.2 Konfigurasi Common Collector
Contoh Perhitungan
Tabel Perhitungan I B, I C, I E Rangkaian
Transistor Konfigurasi Common
Collector
Pengukuran
Tabel Hasil Perhitungan Pengukuran
Data Percobaan
Tabel Perbandingan Arus Kaki
Transistor Perhitungan dan Pengukuran
Tabel Perbandingan V CE, V CB, dan V BE
Pengukuran dan Perhitungan
Penjelasan Tabel
4.6.1.3 Konfigurasi Common Base
Contoh Perhitungan
Tabel Perhitungan I B, I C, I E Rangkaian
Transistor Konfigurasi Common Base
Pengukuran
Tabel Hasil Perhitungan Pengukuran
Data Percobaan
Tabel Perbandingan Arus Kaki
Transistor Perhitungan dan Pengukuran
Tabel Perbandingan V CE, V CB, dan V BE
Pengukuran dan Perhitungan
Penjelasan Tabel
4.6.2 Perhitungan Daya pada Masing-masing Kaki Transistor
4.6.2.1 Konfigurasi Common Emitter
Tabel Data Percobaan Karakteristik
Transistor Rangkaian Common Emitter
Contoh Perhitungan
Tabel Hasil Perhitungan Daya Kaki
Transistor
4.6.2.2 Konfigurasi Common Collector
Tabel Data Percobaan Karakteristik
Transistor Rangkaian Common
Collector
Contoh Perhitungan