P U T U S A N - pt-medan.go.id filePT. NAULI SAWIT, beralamat di Jalan Pulau Irian Nomor 4, Kawasan...

30
Putusan nomor : 15/PDT/2015/PT.MDN Hal. 1 dari 30 Hal. P U T U S A N Nomor : 15/PDT/2015/PT MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara- perkara perdata pada tingkat banding telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara antara: PT. NAULI SAWIT, beralamat di Jalan Pulau Irian Nomor 4, Kawasan Industri Medan (KIM), selanjutnya disebut sebagai PEMBANDING semula TERGUGAT; Lawan KASMAN SIHOTANG, Umur 58 tahun, Agama Islam, Beralamat di Jalan Jermal VII No. 68 RT/RW I, Kelurahan Denai, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan, dalam jabatannya sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Daerah Himpunan Penerus Proklamasi Republik Indonesia 17-08-1945 (DPD HPP-45) Propinsi Sumatera Utara ; Dalam hal ini bertindak selaku penerima kuasa dari Warga Transmigrasi Umum/TSM, Non Transmigrasi dan Pengungsi Konflik Aceh yang berada di Kecamatan Andam Dewi, Kecamatan Sirandorung dan Kecamatan Manduamas, Kabupaten Tapanuli Tengah, Propinsi Sumatera Utara, sesuai dengan Surat Kuasa Khusus tertanggal 12 Nopember 2006, sebanyak 1.303 (seribu tiga ratus tiga) Kepala Keluarga ; Dalam hal ini diwakili oleh kuasa hukumnya ARYANTI OKTIVANI, SH, MASTIAR E. SIDABALOK, SH, ROSMAWATI, SH, dan GELORA DANIEL SIMBOLON, SH, Advokat pada Law Office ARYANTI OKTAVANI, SH 7 ASSOCIATES, berkantor di Jalan Pukat Banting II No. 2 Medan, berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor : 05/SK-AO/II/2014, tertanggal 12 Pebruari 2014, selanjutnya disebut sebagai TERBANDING semula PENGGUGAT ; Pengadilan Tinggi Tersebut :

Transcript of P U T U S A N - pt-medan.go.id filePT. NAULI SAWIT, beralamat di Jalan Pulau Irian Nomor 4, Kawasan...

Putusan nomor : 15/PDT/2015/PT.MDN

Hal. 1 dari 30 Hal.

P U T U S A N

Nomor : 15/PDT/2015/PT MDN

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara-

perkara perdata pada tingkat banding telah menjatuhkan putusan sebagai

berikut dalam perkara antara:

PT. NAULI SAWIT, beralamat di Jalan Pulau Irian Nomor 4, Kawasan

Industri Medan (KIM), selanjutnya disebut sebagai

PEMBANDING semula TERGUGAT;

Lawan

KASMAN SIHOTANG, Umur 58 tahun, Agama Islam, Beralamat di Jalan

Jermal VII No. 68 RT/RW I, Kelurahan Denai,

Kecamatan Medan Denai, Kota Medan, dalam

jabatannya sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan

Daerah Himpunan Penerus Proklamasi Republik

Indonesia 17-08-1945 (DPD HPP-45) Propinsi

Sumatera Utara ;

Dalam hal ini bertindak selaku penerima kuasa dari Warga Transmigrasi

Umum/TSM, Non Transmigrasi dan Pengungsi Konflik Aceh yang berada di

Kecamatan Andam Dewi, Kecamatan Sirandorung dan Kecamatan

Manduamas, Kabupaten Tapanuli Tengah, Propinsi Sumatera Utara, sesuai

dengan Surat Kuasa Khusus tertanggal 12 Nopember 2006, sebanyak 1.303

(seribu tiga ratus tiga) Kepala Keluarga ;

Dalam hal ini diwakili oleh kuasa hukumnya ARYANTI OKTIVANI, SH,

MASTIAR E. SIDABALOK, SH, ROSMAWATI, SH, dan GELORA DANIEL

SIMBOLON, SH, Advokat pada Law Office ARYANTI OKTAVANI, SH 7

ASSOCIATES, berkantor di Jalan Pukat Banting II No. 2 Medan, berdasarkan

Surat Kuasa Khusus Nomor : 05/SK-AO/II/2014, tertanggal 12 Pebruari 2014,

selanjutnya disebut sebagai TERBANDING semula PENGGUGAT ;

Pengadilan Tinggi Tersebut :

Putusan nomor : 15/PDT/2015/PT.MDN

Hal. 2 dari 30 Hal.

Telah membaca Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Medan nomor :

15/PDT/2015/PT-MDN tanggal 15 Januari 2015, serta berkas perkara

Pengadilan Negeri Medan nomor : 74/Pdt.G/2014/PN.Mdn, dan surat-surat yang

bersangkutan dengan perkara tersebut;

TENTANG DUDUK PERKARA

Menimbang, bahwa Penggugat dengan surat gugatannya bertanggal 17

Pebruari 2014, telah mengemukakan hal-hal sebagai berikut ;

1. Bahwa Penggugat adalah Warga Transmigrasi Umum, Transmigrasi

Swakarsa Mandiri, Non Transmigrasi dan Pengungsi Konflik

Aceh,selakupemegang hak atas lahan pemukiman Transmigrasi dan tanah

perladangan seluas ± 2.195,2 Ha (lebih kurang dua ribu seratus sembilan

puluh lima koma dua hektar), yang sekarang terletak di Kecamatan Andam

Dewi, Kecamatan Sirandorung dan Kecamatan Manduamas (Siambaton

Napa), Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara ;

2. Bahwa adapun tanah seluas ± 2.195,2 Ha (lebih kurang dua ribu seratus

sembilan puluh lima koma dua hektar) tersebut dahulunya merupakan

bagian dari tanah UlayatAdat Marga Raja Naiambaton yang secara turun-

temurun telah menjadi lingkungan hidup Masyarakat Adat Marga Raja

Naiambaton, yang juga turun-temurun dikuasai, diusahai dan dimanfaatkan

oleh Masyarakat Adat Marga Raja Naiambaton sebagai tempat mengambil

keperluan hidupnya sehari-hari, dengan menggunakan tatanan Hukum Adat

yang masih berlaku

dan ditaati oleh masyarakat Adat-nya dan keberadaan masyarakat Adat

Marga Raja Naiambaton dan wilayah yang dipercayai sebagai peninggalan

nenek moyang Marga Raja Naiambaton, masih diakui sampai saat ini;-

3. Bahwa batas-batas tanah Ulayat yang diwariskan oleh Raja Naiambaton di

Daerah Siambaton Napa, sesuai bukti-bukti sejarah yang masih ada

danberdasarkan hasil musyawarah Masyarakat Adat Raja-Raja Naiambaton

Se-Siambaton Napa di Uruk Paranginan Desa Manduamas Lama Kec.

Barus, Tapanuli Tengah, telah menetapkan batas-batas tanah Ulayat

sebagai berikut :

- Sebelah Timur : Barus Mudik – Sipaubat, terus ke Sigalang Barus.

- Sebelah Barat : Kup-kup Lae Cinendang / Perbatasan Wilayah

Sumatera Utara bagian Barat dengan Aceh.

- Sebelah Utara : Siambaton Dolok.

Putusan nomor : 15/PDT/2015/PT.MDN

Hal. 3 dari 30 Hal.

- Sebelah Selatan : Samudera Indonesia.

Adapun tanah seluas ± 2.195,2 Ha (lebih kurang dua ribu seratus sembilan

puluh lima koma dua hektar) tersebut terletak di dalam tanah Ulayat

masyarakat Adat Marga Raja Naiambaton;

4. Bahwa kondisi tanah Ulayat tersebut pada tahun 1930-an masih merupakan

hutan hujan tropis yang sangat subur dengan berbagai jenis tanaman

palma-nya,yang dijaga dan dimanfaatkan hasil hutannya olah masyarakat

Adat MargaNaiambaton dan sebagian lahan tersebut ada yang dibuka

masyarakat untuk dijadikan tempat tinggal dan tanah perladangan/sawah,

yang tujuannya semata-mata untuk kesejahteraanmasyarakatnya ;

5. Bahwa kemudian pada saat Pemerintahan Orde Baru tahun 1982-1983,

sebagian dari Tanah Ulayat Masyarakat Adat Naiambaton di wilayah

Siambaton Napa seluas ± 15.000 Ha (lima belas ribu hektar) diminta oleh

Pemerintah dengan tujuan untuk merealisasikan Program Nasional

Transmigrasi di wilayah Sumatera Utara ;

6. Bahwa untuk memperoleh lahan transmigrasi yang berasal dari tanah hak

Ulayat di wilayah Siambaton Napa tersebut, maka Pemerintah Daerah Tk.II

Tapanuli Tengah (Pemda Tk.II Tanteng) melakukan pendekatan kepada

Raja-raja Naiambaton agar tanah Ulayat mereka diijinkan menjadi lokasi

Transmigrasi dan atas permintaan tersebut Raja-raja Naiambaton tidak

keberatan dengan syarat Pemda Tk.II Tapanuli Tengahharus membayar

secara Adat pelepasan tanah Ulayat tersebut kepada Raja-raja Naiambaton;

7. Bahwa permintaan Raja-Raja Naiambaton tersebut dikabulkan Pemerintah,

untuk itu dilaksanakan acara Martonggo Raja dalam rangka Pesta

Pembauran Transmigrasi dan dirancanglah acara pembayaran adat kepada

Raja Adat dan Pengetua Siambaton Napa yang dilaksanakan oleh Pemda

Tk.II Tapteng dengan cara memotong 2 (dua) ekor kerbau dan diserahkan

kepada masing-masing Pemangku Adat, termasuk Boru-Bere, sebagai bukti

bahwa Masyarakat Adat Naiambaton Boru-Bere prinsipnya tidak keberatan

atas kedatangan warga transmigrasi yang akan memanfaatkan tanah Ulayat

milik mereka, adalah semata-mata untuk kemakmuran dan kesejahteraan

masyarakat;

8. Bahwa setelah selesai acara pembayaran Adat, kemudian Gubernur

Sumatera Utara mengeluarkan SuratKeputusan No.475.1.096/K/1982

tanggal 30 Januari 1982, tentang Pencadangan Areal untuk Pemukiman

Transmigrasi seluas 15.000 Hektar, dari luasan 15.000 Ha tersebut telah

Putusan nomor : 15/PDT/2015/PT.MDN

Hal. 4 dari 30 Hal.

diterbitkan 2 (dua) Surat Keputusan Hak Pengelolaan Lahan (SK HPL) oleh

Badan Pertanahan Nasional (BPN) seluas 8.000 Ha yang terdiri dari :

a. SK HPL No. : 12/HPL/DA 1986, tanggal 26 Februari 1986 seluas 4.000

Ha.

b. SK HPL No. : 14/PHL/DA/1986, tanggal 1 Maret 1986 seluas 4.000 Ha.

9. Bahwa program Pembangunan dan Penempatan Transmigrasi diatas Hak

Pengelolaan Lahan (HPL) tersebut dimulai tahun 1983/1984 s/d 1997/1998

dan telah dimukimkan 2.514 KK (dua ribu lima ratus empat belas Kepala

Keluarga) termasuk Penggugat didalamnya, dengan total lahan HPL yang

dimanfaatkan di Kawasan Manduamas seluas 5.405,1 Ha (lima ribu

empat

ratus lima koma satu hektar) dan sisa HPL yang belum dimanfaatkan =

8.000 Ha – 5.405,1 Ha = 2.549,9 Ha (dua ribu lima ratus empat puluh

sembilan koma sembilan hektar) yang mana sisa HPL yang belum

dimanfaatkan tersebut menjadi wewenang Departemen Tenaga Kerja dan

Transmigrasi, sesuai dengan Undang-Undang No.5 Tahun 1960 tentang

Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria ;

10. Bahwa yang disebut warga Transmigrasi pada saat itu adalah peserta

Transmigrasi Umum yang berasal dari pulau jawa, Transmigrasi Swakarsa

Mandiri adalah anak/keluarga dari Transmigrasi Umum yang telah mandiri

dan bisa melepaskan diri dari orang tuanya, dan sebagian dari mereka

adalah Penggugat dalam perkara aquo ;

11. Bahwa selama program Pembangunan dan Penempatan Transmigrasi di

atas HPL tersebut berjalan, kepada peserta Transmigrasi

(Penggugat)diberikan legalitas kepemilikan lahan berupa Kartu Anggota

Transmigrasi Swakarsa Mandiri (TSM) dan Sertifikat Hak Milik sesuai SK

Kepala BPN No.21/KBPN/1989, tanggal 29 Nopember 1989, tentang

Perubahan Hak Pengelolaan menjadi Hak Milik atas tanah-tanah yang

diberikan kepada Transmigrasi ;

12. Bahwa peserta Transmigran (Penggugat) yang memiliki Sertifikat Hak

Pakai, masih diperlukan peningkatan status sertifikat dari Hak Pakai menjadi

Hak Milik, hingga pada sekitar tahun 1998secara bersama-sama

Penggugatmengembalikan/mengumpulkan sertifikat dan Kartu Anggota

Transmigrasi Swakarsa Mandiri (TSM)melalui Kepala Lorong atau Kepala

Desa untuk diurus peningkatan statusnya menjadi Sertifikat Hak Milik ke

Kanwil Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Sumatera

Utara

Putusan nomor : 15/PDT/2015/PT.MDN

Hal. 5 dari 30 Hal.

13. Bahwa setelah pengumpulan sertifikat ini, lama tidak terdengar mengenai

keberadaan sertifikat sehingga beberapa orang dari Penggugat mulai

menanyakannya kepada Kepala Lorong atau Kepala Desa yang

dijawab

bahwa sertifikat yang baru belum terbit sehingga Penggugat yang belum

mendapat sertifikat harus menunggu lagi, dan Penggugat tetap tekun dan

secara terus-menerus mengusahai dan mengerjakan lahan yang pada saat

itu masih berupa lahan gambut, dengan cara membersihkan lahan

kemudian menanam dan merawat tanaman palawija dan tanaman keras

lainnya yang menjadi sumber penghidupan sehari-hari Penggugat dan

keluarga Penggugat ;

14. Bahwa awal munculnya permasalahan tanah dalam perkara aquo, dimulai

padabulan Juni tahun 2004, dimana Tergugat (PT. NAULI SAWIT)

sebagaiperusahaan investor yang datang ke KabupatenTapanuli Tengah

dengan tujuan membuka lahan perkebunan sawit, akan tetapifaktanya

Tergugat bukan hanya membuka lahan perkebunan sawit, secara bertahap

Tergugat juga menyerobot ± 6.000 hektar lahan dibeberapa wilayah

Kecamatan di Kab. Tapanuli Tengah, dimana seluas 3.500 hektar dari 6.000

hektar itu sudah ditanami kelapa sawit, diserobot dan dirampas Tergugat

tanpa ganti rugi, sebelumnya 1.000 hektar dari yang sudah ditanami kelapa

sawit itu adalah lahan gambut yang dikelola masyarakat untuk ditanami

palawija, oleh karena itu kedatangan Tergugat sebagai Investor hanya

membawa mala petaka bagi masyarakat yang turun temurun lebih dahulu

menetap dan bercocok tanam ;

15. Bahwa dari luas ±6.000 hektar lahan yang diketahui telah diserobot oleh

Tergugat (PT. NAULI SAWIT) tersebut, seluas ± 2.195,2 Ha (lebih kurang

dua ribu seratus sembilan puluh lima koma dua hektar)termasuktanah milik

Penggugatyang terletak di Kecamatan Andam Dewi,Kecamatan

Sirandorung dan Kecamatan Manduamas (Siambaton Napa), Kabupaten

Tapanuli Tengah, PropinsiSumatera Utara, dengan rincian lahan yang

digugat (disebut objek perkara) dalam perkara aquo adalah :

- lahan masyarakat non transmigrasi : 1.124 hektar.

- lahan transmigrasi : 162,75 hektar.

- lahan anggota TSM : 358 hektar.

- lahan garapan pengungsi Aceh : 50,45 hektar.

- lahan di Kecamatan Andam Dewi : 500 hektar. +

total jumlah lahan yang diserobot : 2.195,2 hektar.

Putusan nomor : 15/PDT/2015/PT.MDN

Hal. 6 dari 30 Hal.

Bahwa tindakan dan perbuatan Tergugat (Ic. PT. NAULI SAWIT)

membuka lahan perkebunan sawit di tanah milik Penggugat adalah

berdalih dan berlindung pada Ijin Prinsip dan Ijin Lokasi yang diberikan

oleh Bupati Tapanuli Tengah, yaitu :

a) Surat Keputusan Bupati Tapanuli Tengah No.647/KPM-DP/TAHUN

2004, tanggal 09 Desember 2004 ; atas lahan seluas 2.890 Ha, yang

diperpanjang lewat Surat Keputusan Bupati No.02/II/PGT/TAHUN 2005,

untuk tanah yang berlokasi di Desa Saragi, Desa Sarma Nauli, Ds.

Pagaran Nauli, Desa Binjohara, Kecamatan Manduamas ;

b) Surat Keputusan Bupati Tapanuli Tengah No.649/KPM-DP/TAHUN

2004, dengan luas 3.166 Ha, yang keseluruhan tanah ini terletak di

Desa Sampang Maruhur Bajamas, Desa Masnauli, Kecamatan

Sirandorung.

16. Bahwa jelas terbukti, sebelum Ijin Prinsip dan Ijin Lokasi diterbitkan oleh

Bupati Tapanuli Tengah tanggal 09 Desember 2004, Tergugat (PT. NAULI

SAWIT) telah lebih dahulu menyerobot tanah dan merusak tanaman milik

Penggugat, oleh karena itu Tergugat dapat dikatagorikan sebagai

Perusahaan yang tidak beritikad baik, mengaku seolah-olah sebagai Investor

yang turut membangun ekonomi masyarakat, akan tetapi faktanya Tergugat

dengan semena-mena telah merampas paksa lahan-lahan masyarakat

setempat/warga Transmigran yang sudah lebih dahulu menguasai dan

mengusahai lahan tersebut;

17. Bahwa apabila diteliti lebih lanjut, ternyata ada areal seluas ± 666 hektar

terdapat di atas lahan HPL Transmigrasi, maka menurut peraturan dan

ketentuan hukum yang berlaku, Tergugat baru dapat melakukan aktivitas

diatas HPL setelah ada pelepasan dari Depnakertrans selaku pemegang

HPL, akan tetapi faktanya di lokasi objek terperkara, Tergugat terus

membabi buta melakukan aktivitas pembukaan lahan perkebunan sawit,

bahkan tanah yang bukan diperuntukkan Tergugat untuk membuka lahan

perkebunan sawit, ikut serobot, dirampas paksa dari masyarakat

(Penggugat) tanpa ada perlawanan berarti karena masyarakat (Penggugat)

diintimidasi oleh pihak yang ditugaskan oleh Tergugat ;

18. Bahwa setelah Tergugat berhasil menyerobot/merampas paksa tanah milik

Penggugat, selanjutnya Tergugat meratakan tanah ladang,sawah termasuk

sebagian daerah pemukiman penduduk, dan langsung dijadikan/diclaim

sebagai lahan milik Penggugat (PT. NAULI SAWIT)dan ditanami kelapa

sawit dilahan tersebut tanpa memperdulikan keberatan, protes dan hak-hak

Putusan nomor : 15/PDT/2015/PT.MDN

Hal. 7 dari 30 Hal.

Penggugat dan tanpa membayar ganti kerugian yang timbul karena

perusakan dan perampasan tanah,tanaman dan bangunan milik

Penggugatdiatas tanah seluas ± 2.195,2 Ha (lebih kurang dua ribu seratus

sembilan puluh lima koma dua hektar) ;

19. Bahwa ada pula sebagian masyarakat (Penggugat) mencoba berani

menuntut Tergugat agar mengembalikan tanah yang diserobot dan

mengganti rugi tanaman yang dirusak dengan menunjukkan bukti sertifikat

hak milik, akan tetapi Tergugat melalui petugas/managemen-nya yang dulu

dikenal bernama Akiong, sering mendengar kata-kata arogan dengan nada

mengancam, antara lain kata-kata : “Kamu terima ganti rugi atau tidak, lahan

tetap akan dikerjakan oleh Perusahaan. Kalau ada yang keberatan, silahkan

adukan ke Polisi”. Kata-kata arogan ini membuat masyarakat (Penggugat)

yang posisinya lemah merasa takut dan terpaksa menyerahkan sertifikatnya,

meskipun pada awalnya mereka tidak berminat menjual tanahnya kepada

Perusahaan (Tergugat), akan tetapi mereka tidak punya pilihan lain,

terpaksa melepaskan, daripada tanahnya diambil alih begitu saja oleh

Tergugat tanpa ganti rugi sama sekali;

20. BahwaPenggugat lebih teraniaya lagi ketika harga tanah juga ditentukan

sepihak oleh Tergugat dan Penggugat hanya menerima yang diberikan

Tergugat, dimana saat itu harga tanah yang bersertifikat dihargai Tergugat

sebesar Rp.1.500.000;- (satu juta lima ratus ribu rupiah), sekalipun nilainya

murah itupun belum tentu diterima penuh, karena masih banyak dari

Penggugat yang hanya menerima panjarnya saja dengan janji nanti akan

dibayar kemudian, akan tapi sisa uang yang dijanjikan tersebut tidak

pernah dibayarkan lagi oleh Tergugat ;

21. Bahwa terhadap penyerobotan tanah yang dialami khusus warga pengungsi

(Penggugat) dari Aceh Selatan di Kecamatan Manduamas, latar belakang

kedatangan mereka adalah konflik Aceh 1979, mereka memasuki daerah

perbatasan Tapanuli Tengah, Sumut dengan Aceh Selatan sebagai tempat

aman yang paling dekat dengan cara menelusuri sungai Tapus, dengan

jumlah pengungsi 180 KK (seratus delapan puluh kepala keluarga) dan

mereka oleh Pemda Tk. II yang dipimpin Bupati Tapanuli Tengah pada

waktu itu diberikan lahan seluas 2 Ha (dua hektar) per Kepala Keluarga

untuk diusahai ;

22. Bahwa pada awalnya mereka murni dilihat sebagai pengungsi, karena itu

penampungan mereka dipandang sebagai tindakan sosial, akan tetapi

dengan adanya program transmigrasi oleh Pemerintah, pengungsi ini

Putusan nomor : 15/PDT/2015/PT.MDN

Hal. 8 dari 30 Hal.

dimasukkan menjadi peserta program transmigrasi, yang dikenal masyarakat

setempat dengan nama “Trans Sosial” atau “Trans Tambahan” ;

23. Bahwa konflik Aceh kembali berkecamuk pada tahun 1997 dan kembali

orang Kristen yang masih tinggal di Aceh Selatan diusir, sehingga mereka

mengungsi meninggalkan kampung dan semua ladangnya memasuki daerah

perbatasan Sumut- Aceh di Desa Napa Saragi dan pengungsi Gelombang

ke-II ini berjumlah 100 KK (seratus kepala keluarga) dan kepada mereka

juga diberikan lahan 2 Ha (dua hektar) per-kepala keluarga untuk ditempati

dan diusahai ;

24. Bahwa masyarakat setempat menganggap para pengungsi Aceh ini sebagai

Penggarap karena mereka memang tidak masuk dalam program

transmigrasi, sedangkan masyarakat adat setempat tidak

mempermasalahkan kehadiran mereka disitu dan tidak mempermasalahkan

tanah garapan pengungsi ini.

Pengungsi ini memang tidak memiliki bukti hak milik atas tanahnya,

namanya juga penggarap awal, namun mereka mengusahai secara aktif

tanah mereka, baik berupa persawahan maupun perladangan sebagai

tempat mencari nafkah sehari-hari, sampai saat Tergugat (PT. NAULI

SAWIT) datang merampas dan mengambil alih paksa tanah mereka;

25. Bahwa bukti-bukti kuat penyerobotan tanah milik Penggugat yang dilakukan

oleh Tergugat, dapat dilihat dari Surat Badan Pertanahan Nasional Republik

Indonesia yang ditujukan kepada Kepala Kanwil BPN Propinsi Sumatera

Utara Nomor : 307.330.1-DII.3, tanggal 5 Februari 2008, perihal Pengukuran

Bidang Tanah atas nama PT. NAULI SAWIT (Tergugat), yang menegaskan

agar Peta Bidang Tanah atas nama PT. NAULI SAWIT tidak diterbitkan

sebelum adanya penyelesaian atas permasalahan bidang tanah dengan

Penggugat ;

26. Bahwa demikian pula Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten

Tapanuli Tengah mengeluarkan Surat tanggal 4 Juni 2008, Nomor :

170/624/2008, yang ditujukan kepada Kepala Kanwil BPN Propinsi Sumatera

Utara, perihal Penangguhan Penerbitan Hak Guna Usaha (HGU) PT. NAULI

SAWIT, yang menegaskan agar BPN Propinsi Sumatera Utara tidak

menerbitkan / memberikan izin HGU yang dimohonkan PT. NAULI SAWIT

sebelum ada penyelesaian dengan masyara kat pemilik tanah di Kecamatan

Sirandorung dan Kecamatan Manduamas ;

27. Bahwa meskipun telah berkali-kali Penggugat melakukan upaya untuk

mempertahankan hak Penggugat, termasuk upaya negoisasi dengan

Putusan nomor : 15/PDT/2015/PT.MDN

Hal. 9 dari 30 Hal.

Tergugat (PT. NAULI SAWIT) sendiri, upaya perundingan melaluiPemda

Tk.II Tapanuli Tengah, DPRD Tapanuli Tengah dan Instansi terkait,telah

disarankan dan dihimbau kepada Tergugat (PT. NAULI SAWIT) segera

menyelesaikan sengketa lahan dengan Penggugat, akan tetapi semua saran

dan himbauan bahkan undangan rapat dengar pendapat dengan DPRD

Tapanuli Tengah sebagai upaya untuk menjembatani penyelesian sengketa

tanah antara Penggugat dengan Tergugat, semua itu dikesampingkan dan

sama sekali tidak dihiraukan oleh Tergugat, seolah-olah Tergugat adalah

badan hukum yang kebal hukum ;

28. Bahwa akibat tindakan dan perbuatan Tergugat yang menyerobot dan

menguasai lahan milik Penggugat seluas ± 2.195,2 Ha (lebih kurang dua ribu

seratus sembilan puluh lima koma dua hektar) selama ± 9 (sembilan) tahun,

akibatnya masyarakat (Penggugat) tidak memiliki tempat tinggal dan tanah

ladang untuk ditanami sebagai sumber penghasilan dan penghidupan

sehari-hari bahkan lebih parah lagi, akibat penyerobotan lahan oleh Tergugat

dan dijadikan perkebunan kelapa sawit, telah ikut mempengaruhi perubahan

ekosistem hingga terganggunya habitat di wilayah Penggugat, sedangkan

akibatnya langsung dirasakan masyarakat (termasuk Penggugat) yang

berdomisili di pinggiran perkebunan dan bukan dirasakan oleh Tergugat

(PT. NAULI SAWIT) ;

29. Bahwa penderitaan demi penderitaan yang dialami Penggugat tersebut,

tidak pernah menjadi perhatian Tergugat meskipun Penggugat berkali-kali

melakukan unjuk rasa di depan pabrik kelapa sawit (PKS) milik Tergugat

sampai dengan dimediasikan oleh Bupati Tapanuli Tengah dan aparat

kepolisian setempat, akan tetapi tetap saja Tergugat menutup sebelah mata

terhadap keberatan-keberatan Penggugat, dan tidak menanggapinya secara

serius ;

30. Bahwa sedangkan sejarahnya tanah tersebut asal-usulnya dari tanah Ulayat

Masyarakat Adat Marga Raja-Raja Naiambaton, yang rela dan ikhlas

diberikan agar dijadikan tempat tinggal, ladang/kebun dan persawahan oleh

warganya maupun warga Transmigrasi dan pengungsi konflik Aceh, dan

hasilnya pun menjadi sumber penghidupan sehari-hari adalah semata-mata

untuk kesejahteraan masyarakat di wilayahnya, dan bukan untuk

kepentingan Perusahaan-Perusahaan Investor yang tujuannya hanya

mengejar keuntunganperusahaan semata ;

31. Bahwa Penggugat yang selama ini dengan itikad baik juga melakukan upaya

hukum melalui aparat penegak hukum agar dapat dikembalikannya

Putusan nomor : 15/PDT/2015/PT.MDN

Hal. 10 dari 30 Hal.

tanah-tanah Penggugat atau setidak-tidaknya diganti rugi, akan tetapi fakta

yang diterima masyarakat (Penggugat) selama mempertahankan hak-hak

atas tanah tersebut adalah perlakuan secara kasar dan tidak manusiawi,

dimana masyarakat (Penggugat) yang berani bicara/menentang, langsung

ditangkap bahkan bisa sampai dipenjara tanpa bukti-bukti hukum yang kuat,

bahkan sampai ada masyarakat yang meninggal dunia dalam

memperjuangkan hak atas tanah tersebut, sehingga masyarakat

(Penggugat) tidak dapat berbuat banyak, karena aparat penegak hukum

bukan memihak kepada rakyat akan tetapi memihak kepada Tergugat (PT.

NAULI SAWIT) ;

32. Bahwa akibat tindakan dan perbuatan Tergugat yang menyerobot tanah

rakyat secara melawan hukum dan termasuk memperlakukan masyarakat

(Penggugat) dengan kasar, menginterogasi, menteror dan mengintimidasi

masyarakat (Penggugat), bahkan Tergugat mampu melakukan tindak

kekerasan pemukulan dan penangkapan maupun penahanan yang tidak

jelas dasar hukumnya, maka masyarakat (Penggugat) jelas mengalami

tekanan fisik maupun tekanan batin karena selalu ditakut-takuti akan

ditangkap dan disandera bahkan yang sudah terjadi adalahmasyakarat akan

dipukuli, bahkan ditikam oleh orang yang tidak bertanggung-jawab ;

33. Bahwa perjuangan Penggugat yang tidak henti-hentinya tersebut

disampaikan pula kepada Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas

HAM), dan telah ditanggapi sebagaimana Surat Komnas HAM.RI Nomor :

1.263/K/PMT/VI/2010, tanggal 3 Juni 2010,ditujukan kepada Kapolda Sumut

perihal Permasalahan Sengketa Tanah Transmigrasi di Kabupaten Tapanuli

Tengah antara Penggugat dengan PT. NAULI SAWIT (Tergugat), yang

isinya meminta kepada Kapolda Sumut untuk segera melakukan

penyelidikan dan penyidikan proyustisia terkait temuan/hasil investigasi

Komnas HAM, terhadap tindakan yangdilakukan oleh Tergugat (PT. NAULI

SAWIT), berupa tindak pidana :

a. Perampasan dan atau penyerobotan hak milik berupa tanah

warga transmigrasi yang dilakukan oleh PT. NAULI SAWIT (Tergugat);

b. Penggelapan atau penipuan sertifikat hak milik warga transmigrasi

yang turut dilakukan oleh PT. NAULI SAWIT (Tergugat) ;

c. Tindak kekerasan dan atau penganiayaan serta perusakan lahan

tanaman warga yang dilakukan oleh para karyawan atau orang yang

dipekerjakan PT. NAULI SAWIT (Tergugat) terhadap warga

transmigran ;

Putusan nomor : 15/PDT/2015/PT.MDN

Hal. 11 dari 30 Hal.

34. Bahwa dengan demikian tindakan Tergugat sejak tahun 2004 yang

menyerobot, merampas paksa tanah milik Penggugat dan kemudian

menanam kelapa sawit diatas tanah milik Penggugat hanya berdasarkan Ijin

Prinsip dan Ijin Lokasi dari Bupati Tapanuli Tengah danTergugat belum

memiliki Peta Lokasi maupun Hak Guna Usaha serta belum mendapat Ijin

Pelepasan Lahan dari Depnakertrans, oleh karena itu jelas tindakan dan

perbuatan Tergugat yang menyerobot, merampas paksa

kemudianmenguasai dan menanam kelapa sawit diatas lahan Penggugat

seluas ±2.195,2 Ha (lebih kurang dua ribu seratus sembilan puluh lima koma

dua hektar), adalah merupakan tindakan dan perbuatan melawan hukum

(Onrechtmatige Daad), oleh karena itu wajar dan pantas apabila Tergugat

dihukum untuk mengosongkan dan mengembalikan tanah tersebut kepada

Penggugat secara baik tanpa syarat apapun ;

35. Bahwa kemudian tindakan dan perbuatan yang dilakukan Tergugat yang

merampas dan menguasai tanah Penggugat seluas ±2.195,2 Ha (lebih

kurang dua ribu seratus sembilan puluh lima koma dua hektar)selama ± 9

(sembilan) tahun lamanya tanpa ganti rugi atau ganti rugi yang selayaknya,

maka jelas tindakan dan perbuatan Tergugat tersebut adalah tindakan dan

perbuatan melawan hukum yang menimbulkan kerugian kepada Penggugat,

baik kerugian secara materil maupun moril, yang apabila diuraikan adalah

sebagai berikut :

A. Kerugian secara Materil.

a) Bahwa tanah Penggugat seluas ±2.195,2 Ha (lebih kurang dua ribu

seratus sembilan puluh lima koma dua hektar)yang semula

merupakan tanah Ulayat Masyarakat Adat Marga Raja

Siambatonyang diminta Pemerintah untuk dijadikan lahan

transmigrasi dan kemudian oleh Pemerintah diberikan alas hak nya

berupaSertifikat Hak Milik, kartu Anggota TSM, dan bukti Surat

Keterangan kepada masyarakat,jelas satusnya adalahtanah milik

Penggugat yang selama ini dikuasai dan ditanami sawit oleh

Tergugat sejak tahun 2004 sampai dengan gugatan ini

diajukan(tahun 2013) adalah selama ± 9 (sembilan) tahunlamanya ;-

b) Bahwa dengan demikian apabila dihitung kerugian Penggugat

selama ± 9 (sembilan) tahun selama dikuasainya tanah Penggugat

oleh Tergugat dengan menanam tanaman kelapa sawit diatas tanah

seluas ± 2.195,2 Ha (lebih kurang dua ribu seratus sembilan puluh

lima koma dua hektar), maka selama 9 (sembilan) tahun tanah

Putusan nomor : 15/PDT/2015/PT.MDN

Hal. 12 dari 30 Hal.

tersebut tidak dapat diusahai dan dimanfaatkan oleh Penggugat,

sedangkan apabila tanah tersebut dimanfaatkan untukpersawahan

atau perladangan sebagai tempat bercocok tanam guna memenuhi

kebutuhan hidup sehari-hari yang dihitung setiap bulan rata-rata

per-kepala keluarga bisa memiliki penghasilan

hinggaRp.2.000.000,- (dua juta rupiah) setiap bulan-nya ;-

c) Bahwa apabila dihitung total kerugian materil yang diderita

Penggugat selama ± 9 (sembilan) tahun, dengan penghasilan rata-

rata perbulan sebesar Rp.2.000.000,- per-KK, adalah sebagai

berikut :

- Kerugian perbulan = Rp.2.000.000,- untuk 1kepala keluarga

(KK).

- Kerugian pertahun = Rp.2.000.000,- untuk 1 KK x 12 bulan.

= Rp.24.000.000,- (dua puluh empat juta

rupiah) per-KK

Maka kerugian selama 9 (sembilan) tahun yang merupakan sumber

penghidupan dan penghasilan Penggugat yang telah diserobot dan

dirampas paksa Tergugat, adalah sebagai berikut :

= Rp.24.000.000,- x1.303KK x 9 tahun

= Rp.281.448.000.000,-(dua ratus delapan puluh satu milyar

empat-ratus empat puluh delapan juta rupiah).

B. Kerugian secara Moril.

a) Bahwa akibat tindakan dan perlakuan Tergugat kepada Penggugat

sejak tahun 2004 sampai dengan tahun 2013, Tergugat selalu

melakukan tindakan diluar aturan hukum, yaitu secara bertahap dan

terus-menerus menyerobot, merampas paksa tanah Penggugat

untuk ditanami sawit,mengintimidasi dan menakut-nakuti

Penggugat, serta tidak segan-segan melakukan tindakan kekerasan

secara fisik kepada Penggugat, akhirnya Penggugat merasa shock,

trauma atas kejadian yang dilakukan oleh Tergugat, dan juga

menginjak harkat dan martabat Penggugat selama 9 (sembilan)

tahun lamanya, yaitu sejak tahun 2004 sampai dengan sekarang ;

b) Maka kerugian moril yang diderita Penggugat selama Tergugat

memperlakukan Penggugat yang menguasai tanah secara paksa

dan melanggar hak asasi manusia (Penggugat) serta membuka

lahan perkebunan sawit tanpa menghiraukan dampak negatif

Putusan nomor : 15/PDT/2015/PT.MDN

Hal. 13 dari 30 Hal.

terhadap ekosistem dan habitat yang akibatnya dirasakan langsung

oleh Penggugat, apabila dinilai kerugian moril Penggugat per-

Kepala Keluarga adalah sebesar Rp.200.000.000,- (dua ratus juta

rupiah) x 1.303 Kepala Keluarga adalah sebesar

Rp.260.600.000.000,- (dua ratus enam puluh milyar enam ratus juta

rupiah), adalah kerugian Penggugat secara moril sejak tahun 2004

sampai dengan sekarang ;

36. Bahwa dengan demikian total jumlah kerugian yang dialami oleh Penggugat

baik kerugian materil maupun moril adalah sebagai berikut :

a. Kerugian Materil = Rp.281.448.000.000,-

b. Kerugian Moril = Rp. 260.600.000.000,-

________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________+

Jumlah Total = Rp.542.048.000.000,-

Terbilang lima ratus empat puluh duamilyar empat puluh delapanjuta

rupiah,adalah merupakan kerugian materil dan moril yang dialami oleh

Penggugat ;

37. Bahwa untuk itu Penggugat mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa

dan mengadili perkara aquo ini agar berkenan menghukum Tergugat untuk

membayar kerugian materil maupun moril yang diderita Penggugat adalah

sebesar Rp.542.048.000.000,- (lima ratus empat puluh dua milyarempat

puluh delapan juta rupiah) secara utuh, tunai dan seketika kepada

Penggugat ;

38. Bahwa Penggugat mohon kepada Majelis Hakim agar menghukum Tergugat

supaya menghentikan dan tidak melakukan kegiatan dan aktifitas di areal

tanah seluas ±2.195,2 Ha (lebih kurang dua ribu seratus sembilan puluh lima

koma dua hektar), baik setelah gugatan ini didaftarkan ke Kepaniteran

Pengadilan Negeri Medan, sampai dengan gugatan ini mempunyai kekuatan

hukum tetap ;

39. Bahwa Penggugat adalah pemilik sah atas tanah seluas ±2.195,2 Ha (lebih

kurang dua ribu seratus sembilan puluh lima koma dua hektar) yang saat ini

ditanami kelapa sawit oleh Tergugat (PT. NAULI SAWIT), berlokasi di

Kecamatan Andam Dewi, Kecamatan Sirandorung dan Kecamatan

Manduamas, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, yang asal-

usulnya adalah tanah Ulayat Masyarakat Adat Raja-Raja Naiambaton ;

40. Bahwa oleh karena itu sangat wajar dan pantas menurut hukum apabila

tanah seluas ± 2.195,2 Ha (lebih kurang dua ribu seratus sembilan puluh

lima koma dua hektar) dikembalikan/diserahkan kembali kepada Penggugat

Putusan nomor : 15/PDT/2015/PT.MDN

Hal. 14 dari 30 Hal.

sebagai Pemilik yang sah dan dilindungi oleh Undang-Undang maupun

Hukum, untuk itu mohon kepada Majelis Hakim agar Penggugat dapat

diberikan izin untuk menguasai hak atas tanah seluas ± 2.195,2 Ha (lebih

kurang dua ribu seratus sembilan puluh lima koma dua hektar) kembali

secara de facto yang merupakan milik Penggugat baik sekarang maupun

untuk dikemudian hari ;

41. Bahwa Penggugat khawatir terhadap itikad tidak baik dari Tergugat untuk

mengalihkan tanah seluas ±2.195,2 Ha (lebih kurang dua ribu seratus

sembilan puluh lima koma dua hektar) kepada pihak lain, maka itu

Penggugat mohon kepada Majelis Hakim Yang Mulia untuk meletakkan Sita

Jaminan (Conservatoir Beslag) terhadap tanah seluas±2.195,2 Ha (lebih

kurang dua ribu seratus sembilan puluh lima koma dua hektar), yang terletak

di Kecamatan Andam Dewi, Kecamatan Sirandurong dan Kecamatan

Manduamas, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara ;

42. Bahwa Penggugat juga mohon kepada Majelis Hakim, agar menghukum

Tergugat atau orang lain yang mendapat hak dari Tergugat, baik secara

tertulis maupun lisan segala surat-surat yang diterbitkan oleh Tergugat atau

orang yang mendapat hak dari Tergugat atas tanah seluas ±2.195,2 Ha

(lebih kurang dua ribu seratus sembilan puluh lima koma dua hektar)

maupun sebagian dari tanah seluas ±2.195,2 Ha (lebih kurang dua ribu

seratus sembilan puluh lima koma dua hektar) baik surat yang telah

diterbitkan maupun yang akan diterbitkan, baik sekarang maupun yang

timbul di kemudian hari, untuk membatalkan atau setidak-tidaknya

menyatakan tidak berkekuatan hukum ;

43. Bahwa untuk itu Penggugat mohon kepada Majelis Hakim agar menghukum

Tergugat maupun orang lain yang mendapat hak dari Tergugat, agar

menyerahkan tanah seluas ±2.195,2 Ha (lebih kurang dua ribu seratus

sembilan puluh lima koma dua hektar) ataupun sebagian dari tanah seluas

±2.195,2 Ha (lebih kurang dua ribu seratus sembilan puluh lima koma dua

hektar) dengan baik kepada Penggugat tanpa syarat apapun ;

44. Bahwa Penggugat juga mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa

dan mengadili perkara ini, agar Tergugat dihukum untuk membayar

dwangsom sebesar Rp.100.000.000,-(seratus juta rupiah) per-hari, apabila

Tergugat lalai untuk menyerahkan tanah seluas ±2.195,2 Ha (lebih kurang

dua ribu seratus sembilan puluh lima koma dua hektar) berikut yang ada di

atasnya dan juga ganti rugi baik materil maupun moril, setelah perkara ini

mempunyai kekuatan hukum tetap dan mengikat ;

Putusan nomor : 15/PDT/2015/PT.MDN

Hal. 15 dari 30 Hal.

45. Bahwa Penggugat juga mohon kepada Majelis Hakim agar Tergugat

dihukum untuk membayar ongkos perkara yang timbul dalam perkara ini,

baik tingkat pertama, banding maupun kasasi ;

46. Bahwa Penggugat juga mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan

mengadili perkara ini agar dapat menjalankan putusan dengan serta merta

walaupun ada Verzet, Banding maupun Kasasi (Uit Voorbaar Bij Voorraad) ;

Berdasarkan alasan-alasan tersebut diatas, Penggugat mohon kepada

Bapak Ketua Pengadilan Negeri Medan, agar memanggil para pihak yang

berperkara serta menetapkan hari persidangan seraya mengambil keputusan

yang amarnya berbunyi sebagai berikut :

P R I M E R :

1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya ;

2. Menyatakan sah dan berharga Sita Jaminan yang telah diletakkan di dalam

perkara ini ;

3. Menyatakan demi hukum bahwa Penggugat yaitu masyarakat Transmigrasi/

TSM, Non transmigrasi dan Pengungsi konflik Aceh sebanyak 1.303 Kepala

Keluarga (Penggugat) adalah pemilik sah atas objek perkara berupa tanah

seluas ± 2.195,2 Ha (lebih kurang dua ribu seratus sembilan puluh lima

koma dua hektar), asal-usulnya dari tanah Ulayat Masyarakat Adat Raja-

Raja Naiambaton yang sekarang terletak di Kecamatan Andam Dewi,

Kecamatan Sirandurong dan Kecamatan Manduamas, Kabupaten Tapanuli

Tengah, Propinsi Sumatera Utara;

4. Menyatakan demi hukum bahwa tindakan dan perbuatan Tergugat sejak

tahun 2004 yang menyerobot, merampas paksa tanah milik Penggugat dan

kemudian menanami dengan kelapa sawit di atas tanah Penggugat seluas

±2.195,2 Ha (lebih kurang dua ribu seratus sembilan puluh lima koma dua

hektar), yang terletak di Kecamatan Andam Dewi, Kecamatan Sirandurong

dan Kecamatan Manduamas, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera

Utara,tanpa alas hak yang sah menurut hukum, adalah tindakan dan

perbuatan melawan hukum (Onrechtmatige Daad) ;

5. Menghukum Tergugat untuk menghentikan segala kegiatan dan tidak

melakukan aktifitas di areal tanah terperkara seluas ± 2.195,2 Ha (lebih

kurang dua ribu seratus sembilan puluh lima koma dua hektar), baik setelah

gugatan ini didaftarkan ke Kepaniteran Pengadilan Negeri Medan, sampai

dengan gugatan ini mempunyai kekuatan hukum tetap ;

6. Menghukum Tergugat untuk mengosongkan dan menyerahkan tanah seluas

± 2.195,2 Ha (lebih kurang dua ribu seratus sembilan puluh lima koma dua

Putusan nomor : 15/PDT/2015/PT.MDN

Hal. 16 dari 30 Hal.

hektar), yang terletak di Kecamatan Andam Dewi, Kecamatan Sirandurong

dan Kecamatan Manduamas, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara,

berikut tanaman yang ada diatasnya secara baik dan seketika kepada

Penggugat ;

7. Menghukum Tergugat agar membayar ganti rugi materil sebesar

Rp.281.448.000.000,- (dua ratus delapan puluh satu milyar empat ratus

empat puluhdelapanjutarupiah) danganti kerugian moril sebesar

Rp.260.600.000.000,- (dua ratus enam puluh milyar enam ratus juta rupiah),

sehingga jumlah kerugian materil dan moril sebesarRp.542.048.000.000,-

(lima ratus empat puluh dua milyarempat puluh delapan juta rupiah) secara

utuh, tunai dan seketika kepada Penggugat ;

8. Menghukum Tergugat untuk membayar dwangsoom sebesar

Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah) perhari apabila Tergugat lalai untuk

melaksanakan isi putusan ini ;

9. Menghukum Tergugat atau orang lain yang mendapat hak dari Tergugat baik

secara langsung maupun tidak langsung, baik sebagian maupun

keseluruhan atas tanah terperkara, untuk segera mengosongkan dan

menyerahkan kembali tanah terperkara kepada Penggugat ;

10. Menyatakan demi hukum bahwa segala surat-surat yang ditimbulkan/

diterbitkan oleh Tergugat atau orang lain yang mendapatkan hak dari

Tergugat, atas penguasaan tanah terperkara dalam perkara aquo,

dinyatakan batal demi hukum atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak

mempunyai kekuatan hukum;

11. Menghukum Tergugat atau orang lain yang mendapatkan hak daripadanya

untuk mematuhi isi putusan ini untuk seluruhnya ;

12. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya-biaya yang timbul dalam

perkara ini ;

13. Menyatakan bahwa putusan ini dapat dijalankan dengan serta merta

walaupun ada Verzet, Banding maupun Kasasi ;

S U B S I D E R :

Bahwa apabila Bapak Majelis Hakim Yang Terhormat berpendapat lain

dalam perkara ini mohon putusan yang seadil-adilnya ( Ex Aequo Et Bono ).

Menimbang, bahwa terhadap surat gugatan Penggugat tersebut,

Tergugat telah mengajukan Jawabannya bertanggal 13 Agustus 2014, yang

pada pokoknya sebagai berikut :

I. Dalam Eksepsi

Putusan nomor : 15/PDT/2015/PT.MDN

Hal. 17 dari 30 Hal.

Eksepsi Relatif

A. Pengadilan Negeri Medan Tidak Berwenang Mengadili Gugatan Dalam

Perkara ini, akan tetapi merupakan kewenangan Pengadilan Negeri

Sibolga.

1. Bahwa Kedudukan Hukum Tergugat di Jalan Pendidikan, Kelurahan

Bajamas Kecamatan Sirandorung Kode Pos 22565, Kabupaten

Tapanuli Tengah Propinsi Sumatera Utara yang merupakan wilayah

Hukum Ketua Pengadilan Negeri Sibolga,bukan di Medan yang

merupakan kewenangan Pengadilan Negeri Medan, sesuai dengan

Akta Berita Acara, Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Besar,

Tanda Daftar Perusahaan (TDP) PT.Nauli Sawit dan Kop Surat

(Terlampir bukti yang telah dinazegelend dan dilegalisir).

2. Bahwa Penggugat mengajukan gugatan terhadap Tergugat selaku

subjek hukum Badan Hukum dengan alamat JL. Pulau Irian No.4,

Kawasan Industri Medan (KIM) dan selanjutnya dilakukan perubahan

berdasarkan perbaikan gugatan tanggal 13 Maret 2014, alamat

Tergugat Jl.Pulau Irian No.4, Kawasan Industri Medan (KIM),

Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan, Kode Pos

20242, Telpon 061-6857275, sehingga mengajukan Gugatan ke

Pengadilan Negeri Medan.

3. Bahwa alamat Jl.Pulau Irian No.4, Kawasan Industri Medan (KIM)

adalah alamat dari PT.Eracipta Binakarya (bukan alamat Tergugat),

itupun masuk wilayah hukum Kabupaten Deli Serdang (bukan Kota

Medan) dan merupakan kewenangan dari Pengadilan Negeri Lubuk

Pakam, sebab Jl.Pulau Irian No.4 Kawasan Industri Medan

(KIM) I termasuk dalam wilayah hukum Desa Saentis, Kecamatan

Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang, Kode Pos 20371, sesuai

dengan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) PT. Eracipta Binakarya,

Surat Keterangan Domilisi Kepala Desa Saentis, Surat Keterangan

dari PT.KIM Medan selaku pengelola Kawasan Industri Medan dan

Kop Surat (Terlampir bukti yang telah dinazegelend dan dilegalisir)

4. Bahwa selanjutnya dalil gugatan Penggugat pada pokoknya tentang

benda tidak bergerak atau tanah seluas lebih kurang 2.195,2 Ha yang

terletak di Kecamatan Andam Dewi, Kecamatan Sirandorung dan

Kecamatan Manduamas (Siambaton Napa) Kabupaten Tapanuli

Tengah, Sumatera Utara.

Putusan nomor : 15/PDT/2015/PT.MDN

Hal. 18 dari 30 Hal.

5. Bahwa sesuai dengan ketentuan formal dalam Hukum Acara

Perdata yang berlaku (Vide Pasal 142 ayat (5) Rbg dan 118 ayat (3)

Hir, apabila objek sengketa gugatan tentang benda tidak bergerak,

maka diajukan di wilayah tempat benda tidak bergerak itu terletak

dan dalam perkara a quo objek sengketa gugatan Penggugat adalah

tentang tanah seluas lebih kurang 2.195,2 Ha yang terletak di

Kecamatan Andam Dewi, Kecamatan Sirandorung dan Kecamatan

Manduamas (Siambaton Napa) Kabupaten Tapanuli Tengah,

Sumatera Utara, sehingga sangat beralasan hukum gugatan

Penggugat diajukan ke Pengadilan Negeri Sibolga yang merupakan

wilayah hukum tempat letak benda tidak bergerak tersebut.

6. Bahwa selanjutnya sesuai dengan ketentuan Hukum Acara Perdata

yang berlaku, Pasal 142 R.Bg/Pasal 118 HIR pada ayat (1), diatur : „

Gugatan Perdata yang dalam tingkat pertama masuk wewenang

Pengadilan Negeri, harus diajukan dengan surat gugatan yang

ditanda tangani oleh Penggugat atau oleh orang yang dikuasakan

menurut pasal 147 R.Bg/pasal 123 HIR Kepada Ketua Pengadilan

Negeri yang didalam daerah hukumnya terletak tempat tinggal

Tergugat atau tempat Tergugat sebenarnya berdiam ;

7. Bahwa Tergugat kedudukan hukumnya dan atau tempat Tergugat

berdiam selaku Subjek Hukum Badan Hukum adalah di Kabupaten

Tapanuli Tengah sesuai dengan Akte Pendirian Tergugat dan

dokumen atau legalitas Tergugat lainnya, dengan demikian Gugatan

Penggugat sepatutnya diajukan didepan Pengadilan Negeri Sibolga

dan oleh karena itu berdasarkan dalil-dalil hukum tersebut diatas

sepatut dan sewajarnya Gugatan Penggugat dimajukan dan diperiksa

oleh Pengadilan Negeri Sibolga, sehingga sangat beralasan hukum

Majelis Hakim membuat Putusan Sela dan menyatakan Pengadilan

Negeri Medan tidak berwenang untuk memeriksa perkara a quo

sehingga Gugatan Penggugat dinyatakan tidak dapat diterima. (N.O).

B. Tentang Surat Kuasa Khusus tanggal 12 Nopember 2006 dari 1.303 KK

di Kecamatan Andam Dewi, Kecamatan Sirandorung dan Kecamatan

Manduamas Kabupaten Tapanuli Tengah Propinsi Sumatera Utara tidak

sah.

1. Bahwa Penggugat mendalilkan dalam Gugatannya halaman (1)

dimana inpersoon Kasman Sihotang yang kapasitasnya Ketua Umum

Dewan Pimpinan Daerah Himpunan Pengurus Proklamasi Republik

Putusan nomor : 15/PDT/2015/PT.MDN

Hal. 19 dari 30 Hal.

Indonesia 17 Agustus 1945 (DPD HPP 45) Propinsi Sumatera Utara

menerima kuasa dari 1.303 KK yang berada di Kecamatan Andam

Dewi, Kecamatan Sirandorung dan Kecamatan Manduamas

Kabupaten Tapanuli Tengah Propinsi Sumatera Utara tanggal 12

Nopember 2006.

2. Bahwa gugatan Penggugat dimajukan dan didaftarkan di Pengadilan

Negeri Medan tanggal 18 Pebruari 2014 sehingga terdapat selisih

waktu 8 (delapan) tahun sejak menerima Kuasa dari masyarakat,

kemudian inpersoon Kasman Sihotang memberikan Kuasa kepada

Advokat dan

mendaftarkan gugatannya ke Pengadilan Negeri Medan, sehingga

dengan selisih waktu panjang tersebut dapat dipastikan adanya

Kepala Keluarga yang telah meninggal dunia dan tentu Surat Kuasa

yang telah diberikan tersebut menjadi batal dengan sendirinya atau

batal demi hukum dan Saudara Kasman Sihotang tidak memiliki hak

untuk dan atas nama warga memberikan kuasa kepada seorang

Advokat guna mengajukan gugatan dalam perkara aquo.

3. Bahwa oleh karena Surat Kuasa Khusus tanggal 12 Nopember 2006

tidak sah maka menjadi tidak sah Surat Kuasa Khusus Penggugat

tanggal 12 Pebruari 2014 guna mengajukan gugatan perkara perdata

a quo ke Pengadilan Negeri Medan, sehingga sangat beralasan

hukum Gugatan Penggugat dinyatakan tidak dapat diterima.

C. Ketua Umum Dewan Pimpinan Daerah Himpunan Pengurus Proklamasi

Republik Indonesia 17 Agustus 1945 (DPD HPP 45) Propinsi Sumatera

Utara tidak berkwalitas untuk dan atas nama warga mengajukan dan atau

memberikan Kuasa guna mengajukan Gugatan ke Pengadilan Negeri

Medan tentang pertanahan.

1. Bahwa Penggugat mendalilkan dalam Gugatannya halaman (1)

sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Daerah Himpunan Pengurus

Proklamasi Republik Indonesia 17 Agustus 1945 (DPD HPP 45)

Propinsi Sumatera Utara, yang menerima Kuasa dari 1.303 KK di

Kecamatan Andam Dewi, Kecamatan Sirandorung dan Kecamatan

Manduamas Kabupaten Tapanuli Tengah Propinsi Sumatera Utara..

2. Bahwa Organisasi yang dipimpin oleh Penggugat in persoon (Kasman

Sihotang) adalah yang berkaitan dengan Proklamasi Republik

Indonesia dan tidak jelas menyebutkan dalam Anggaran Dasar

Putusan nomor : 15/PDT/2015/PT.MDN

Hal. 20 dari 30 Hal.

maupun Anggaran Rumah Tangganya bertujuan untuk kepentingan

pertanahan masyarakat atau rakyat Indonesia.

3. Bahwa terhadap gugatan Perdata yang berkaitan dengan atas nama

masyarakat, telah ada Putusan hukum yang sama yakni Putusan

Pengadilan Negeri Pelalawan No.04/Pdt.G/2012/PN.Plw tertanggal 13

Juni 2012 dan telah berkekuatan hukum yang tetap menyatakan

Gugatan Penggugat tidak dapat diterima dengan pertimbangan

hukumnya halaman (4) menyebutkan :

- Didalam Akte Pendirian Yayasan Riau Madani No.29 tanggal 19

Oktober 2009 yang dibuat dihadapan Notaris Ridnofendi SH,

disebutkan tujuan Yayasan Riau Madani adalah dalam bidang

sosial dan bidang kemanusiaan.

- Yayasan Riau Madani selaku organisasi yang berbadan hukum

tidak dapat dianggap dan dipandang dengan tegas tujuan

didirikannya organisasi untuk kepentingan pelestarian hutan

dalam Anggaran Dasarnya sebagaimana diamanatkan Pasal 73

ayat (2) UU No.41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan.

- Yayasan Riau Madani tidak memenuhi persyaratan formal

dalam kapasitas Penggugat sebagai sebuah organisasi yang

mempunyai kompeten untuk mengajukan Gugatan dalam

perkara Kehutanan.

4. Bahwa berdasarkan alasan-alasan hukum dan Putusan Pengadilan

Negeri Pelalawan tersebut diatas serta agar tidak ada perlakuan dan

pertimbangan hukum yang berbeda atas permasalahan yang sama

terhadap Gugatan yang mengatasnamakan masyarakat, maka secara

hukum patut dimohonkan kepada Majelis Hakim dalam perkara a quo

membuat PUTUSAN SELA sebelum dilanjutkan pemeriksaan tentang

pokok perkara, untuk selanjutnya mengabulkan Eksepsi Tergugat dan

menyatakan Gugatan Penggugat tidak dapat diterima (N.O) karena

Penggugat tidak berkwalitas dalam mengajukan Gugatan dalam

perkara ini.

D. Gugatan Penggugat kurang pihak.

1. Bahwa Penggugat mendalilkan dalam gugatannya point (1) s/d.(15)

adanya pihak-pihak yakni masyarakat adat Naiambaton di wilayah

Siambaton Tapanuli Tengah, yang seharusnya mengacu kepada

Peraturan Pemerintah yang berlaku yang mengatur tanah ulayat,

kemudian ada Pemerintah Daerah Tingkat II Tapanuli Tengah,

Putusan nomor : 15/PDT/2015/PT.MDN

Hal. 21 dari 30 Hal.

Gubernur Sumatera Utara, BPN Tapanuli Tengah dan pihak

Transmigrasi.

2. Bahwa seharusnya menurut hukum, Penggugat menggugat pihak-

pihak Pemerintah sebagai pihak yang turut digugat sebagai Tergugat

sehingga jelas dan terang duduk permasalahan gugatan Penggugat,

apalagi berkaitan dengan surat-surat yang diterbitkan dan karena

tidak digugat, maka Gugatan Penggugat kurang pihak, sehingga

sangat beralasan hukum Majelis Hakim menyatakan Gugatan

Penggugat tidak dapat diterima.

II. Dalam Pokok Perkara

1. Bahwa apa yang telah didalilkan dalam Eksepsi juga merupakan

dalil-dalil Dalam Pokok Perkara, sehingga tidak perlu diulang kembali

karena merupakan satu kesatuan dalam dalil Pokok Perkara ini;

2. Bahwa Tergugat menolak seluruh dalil-dalil Gugatan Penggugat

kecuali sepanjang yang diakui secara tegas dalam Jawaban Dalam

Pokok Perkara ini.

3. Bahwa tidak benar dan tidak jelas serta tidak memiliki dasar hukum

dalil gugatan Penggugat point (1) s/d.(5) dengan alasan hukum

sebagai berikut :

3.1. Bahwa Penggugat mendalilkan pada point (1) halaman (2)

selaku pemegang hak atas objek sengketa tanah seluas ±

2.195,2 Ha yang merupakan lahan transmigrasi, tetapi tidak

jelas dan tidak ada dasar alas haknya, sehingga dikatakan

secara hukum sebagai pemegang hak atas tanah.

3.2. Bahwa Penggugat mendalilkan pada point (2) tanah objek

sengketa sebagai tanah ulayat adat Marga Raja Naimbaton

yang secara turun temurun dikuasai, diusahai dan

dimanfaatkan oleh masyarakat adat, sedangkan pada point (1)

mendalilkan sebagai lahan transmigrasi, sehingga dalil

Penggugat saling bertentangan satu dan lainnya tentang

status tanah objek sengketa, demikian juga tidak ada dasar

alas hak atau Keputusan dari Pemerintah Daerah setempat

menyatakan bahwa tanah objek sengketa sebagai tanah

ulayat.

3.3. Bahwa demikian juga batas-batas tanah objek sengketa

merupakan batas-batas yang sesuka hati Penggugat saja

untuk membuatnya dan tidak mengandung logika akal sehat

Putusan nomor : 15/PDT/2015/PT.MDN

Hal. 22 dari 30 Hal.

batas-batas tanah saja tidak diketahui berapa meter panjang

dan lebarnya tetapi Penggugat dapat menghitung luasnya ±

2.195,2 Ha.

3.4. Bahwa selanjutnya juga sangat mengherankan dalil Penggugat

point (4) dan (5) sebab Penggugat mengakui tanah ± 2.195,2

Ha tanah ulayat dan tahun 1982 s/d.1983 diminta Pemerintah

seluas 15.000 Ha untuk program transmigrasi diwilayah

Sumatera Utara, dengan demikian membingungkan berapa

sebenarnya luas tanah ulayat, sehingga tidak jelas gugatan

Penggugat.

3.5. Bahwa Penetapan satu wilayah menjadi tanah ulayat adalah

berdasarkan Penetapan Pemda (Bupati, Walikota dan DPRD

Kabupaten/Kota Setempat) dan bukan hanya diklaim sebagai

tanah ulayat.

4. Bahwa tidak jelas tenggang waktu kejadian yang didalilkan

Penggugat dalam Gugatannya pada point (6) dan (7) halaman (3),

sehingga diduga hanya merupakan karangan Penggugat saja.

5. Bahwa terhadap dalil gugatan Penggugat point (8) s/d.(11), Tergugat

memberikan bantahan sebagai berikut :

5.1. Bahwa tidak jelas perhitungan luas yang didalilkan Penggugat

dalam gugatannya dan berkaitan dengan objek sengketa seluas

± 2.195,2 Ha.

5.2. Bahwa dalam dalil point (8) jika dihubungan dengan point (5)

halaman (2) dengan jelas disebutkan Pemerintah meminta lahan

15.000 Ha untuk Transmigrasi dan diberikan oleh masyarakat

hukum adat dan ditegaskan dalam SK Gubernur Sumatera Utara

No.475.1.096/K/1982 tanggal 30 Januari 1982.

5.3.Bahwa dari luas 15.000 Ha tersebut diterbitkan 2 (dua) buah SK

HPL (Hak Pengelolaan) oleh BPN seluas 8.000 Ha, sehingga

luas (15.000 Ha – 8.000 Ha) terdapat sisa 7.000 Ha, kemana dan

kepada siapa peruntukkan sisa 7.000 Ha tidak jelas dalam

gugatan Penggugat dan apakah sisa 7.000 Ha tersebut

didalamnya objek sengketa seluas ± 2.195,2 Ha yang dimaksud

Penggugat dalam gugatannya juga tidak jelas.

5.4.Bahwa dalam dalil Gugatan point (9) halaman (3) disebutkan

program transmigrasi terhadap hak pengelolaan tersebut pada

Putusan nomor : 15/PDT/2015/PT.MDN

Hal. 23 dari 30 Hal.

tahun 1983/1984 s/d.1997 s/d.1998 telah dilakukan terhadap

2.514 KK termasuk Penggugat didalamnya 1.303 KK.

5.5.Bahwa luas lahan yang diperuntukkan kepada 2.514 KK tersebut

termasuk Penggugat didalamnya Penggugat 1.303 KK dikawasan

Manduamas seluas 5.405,1 Ha, sehingga terdapat sisa luas

lahan (8.000 ha -5.405,1 Ha) yakni seluas 2.549,9 Ha dan

sisa luas tersebut tidak dimanfaatkan serta merupakan

kewenangan dari Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi

sesuai dengan UUPA sebagaimana pengakuan Penggugat pada

dalil gugatannya point (9).

5.6.Bahwa dengan demikian terjawab bahwa objek sengketa yang

didalilkan Penggugat dalam gugatannya lebih kurang ± 2.195,2

Ha tersebut adalah tanah didalam luas 5.405,1 Ha dikawasan

Manduamas yang merupakan warga Transmigrasi.

5.7.Bahwa berdasarkan dalil Penggugat point (10) dan (11) sebagai

warga Transmigrasi Penggugat diberikan legalitas kepemilikan

lahan berupa Kartu Anggota Transmigrasi Swakarsa Mandiri

(TSM) dan Sertipikat Hak Milik sesuai dengan SK Kepala BPN

No.21/K BPN/1989 tanggal 29 Nopember 1989, sehingga dapat

disimpulkan terdapat 1.303 KK Kartu Anggota Transmigrasi

Swakarsa Mandiri dan Sertipikat Hak Milik, sehingga menjadi

kewajiban hukum bagi Penggugat untuk membuktikannya

didepan persidangan adanya bukti tersebut sebagai legalitas dan

legal standing dalam perkara a quo.

6. Bahwa tidak benar dan bertolak belakang dalil Penggugat point (12)

dan (13) dengan point (11), sebab pada point (11) Penggugat dengan

tegas menyatakan diberikan Sertipikat Hak Milik, kemudian pada

point (12) menyatakan memiliki Sertipikat Hak Pakai, tidak jelas dan

membingungkan dalil gugatan Penggugat serta tidak ada logika

hukumnya peningkatan status Sertipikat Hak Pakai menjadi Hak Milik

adalah kewenangan dari Kanwil Departemen Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Propinsi Sumatera Utara, apalagi melalui Kepala

Lorong atau Kepala Desa.

7. Bahwa sangat tidak jelas dan tidak berdasarkan hukum dalil gugatan

Penggugat point (14) s/d.(47) dengan dalil bantahan sebagai berikut :

7.1. Bahwa sangat tidak berdasarkan atas hukum atau tidak jelas

dalil gugatan Penggugat point (14), menyatakan Tergugat ditahun

Putusan nomor : 15/PDT/2015/PT.MDN

Hal. 24 dari 30 Hal.

2004 menyerobot lahan 6.000 Ha dibeberapa Kecamatan di

Kabupaten Tapanuli Tengah (Kecamatan apa, tidak jelas),

sedangkan dalil Gugatan Penggugat atas tanah seluas ± 2.195,2

Ha .

7.2.Bahwa tidak benar dalil Penggugat point (15), dari luas 6.000 Ha

tersebut, tanah seluas ± 2.195,2 Ha adalah tanah milik

Penggugat yang terletak di Kecamatan Andam Dewi, Kecamatan

Sirandorung dan Kecamatan Manduamas, Kabupaten Tapanuli

Tengah Propinsi Sumatera Utara, sebab sangat bertentangan

dengan dalil Penggugat pada point (9) halaman (3) yang

menyatakan di Manduamas lahan HPL yang dimanfaatkan seluas

5.405,1 Ha dan berdasarkan dalil point (11) halaman (3) dengan

tegas menyatakan telah memiliki Sertipikat Hak Milik dan oleh

karena itu sangat beralasan hukum Majelis Hakim menolak dalil

tersebut.

7.3.Bahwa demikian juga dalil Penggugat yang menyatakan luas

lahan ± 2.195,2 H tersebut adalah :

- Lahan masyarakat non Transmigrasi 1.124 Ha.

- Lahan Transmigrasi 162,75 Ha

- Lahan Anggota TSM 358 Ha

- Lahan Garapan Pengungsi Aceh 50,45 Ha

- Lahan Kecamatan Andam Dewi 500 Ha

Karena berdasarkan dalil-dalil gugatan Penggugat pada point (9)

Penggugat adalah Para Transmigrasi yang merupakan bagian

dari 2.514 KK, sehingga bagaimana mungkin ada lahan non

transmigrasi, garapan pengungsi Aceh dan lainnya.

7.4.Bahwa benar Tergugat mempunyai ijin lokasi sebagaimana dalil

Penggugat pada point (16), serta atas pengakuan Penggugat

tersebut maka secara hukum Tergugat memiliki dasar

penguasaan atas lahan yang dikuasai oleh Tergugat yang

diterbitkan oleh Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah dan

sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku dan akan

dibuktikan oleh Tergugat pada proses pembuktian surat nantinya.

7.5.Bahwa tidak benar dalil Gugatan Penggugat pada point (17)

s/d.(20) yang menyatakan Tergugat melakukan penyerobotan ,

apalagi perampasan dan tidak ada ganti rugi, karena

berdasarkan ijin lokasi yang dimiliki Tergugat, Tergugat memiliki

Putusan nomor : 15/PDT/2015/PT.MDN

Hal. 25 dari 30 Hal.

hak untuk melakukan ganti rugi kepada pemilik tanah yang

berada dalam ijin lokasi, sehingga Tergugat melakukan upaya

ganti rugi dengan cara jual beli tanah dengan pihak pemilik tanah

dan Penggugat mengakui dalam dalil gugatannya point (21)

halaman (6).

7.6.Bahwa tidak benar dalil Penggugat pada point (21) s/d.(35),

sebab Tergugat telah melakukan upaya hukum dengan jual beli

atas tanah yang berada dalam ijin lokasi dengan pemilik tanah

dan menjadi beban pembuktian bagi Penggugat untuk

membuktikan dalil gugatannya tersebut dan tidak ada satupun

dalil Penggugat yang dapat membuktikan bahwa Tergugat

melakukan perbuatan melawan hukum diatas tanah seluas ±

2.195,2 Ha yang didalilkan Penggugat dalam gugatannya, maka

tidak ada kewajiban hukum bagi Tergugat untuk mengosongkan

dan mengembalikan tanah seluas ± 2.195,2 Ha kepada

Penggugat.

7.7.Bahwa oleh karena Tergugat memiliki legalitas selaku Badan

Hukum dan atas penguasaan tanah atas lahan Kebun Kelapa

Sawit milik Tergugat sesuai dengan proses dan prosedur hukum

yang berlaku, maka sangat beralasan hukum Tergugat menolak

seluruh dalil Penggugat pada point (36) s/d.(47) tentang

pembayaran ganti kerugian, penghentian kegiatan perusahaan,

kepemilikan lahan, sita jaminan, pembatalan surat-surat yang

dimiliki Tergugat, penyerahan tanah, dwangsom, ongkos perkara

yang timbul dan putusan serta merta karena tidak memiliki dasar

hukum, dengan demikian sangat beralasan hukum Majelis Hakim

menolak seluruh petitum Gugatan Penggugat termasuk petitum

Subsider.

Berdasarkan uraian hukum tersebut diatas dimohonkan agar kiranya

Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan menerima dalil-dalil Jawaban Tergugat

dan selanjutnya menolak Gugatan Penggugat untuk keseluruhannya.

Membaca turunan resmi Putusan Pengadilan Negeri Medan nomor :

74/Pdt.G/2014/PN.Mdn tanggal 5 September 2014, yang amarnya berbunyi

sebagai berikut :

- Menerima eksepsi Tergugat ;

- Menyatakan Pengadilan Negeri Medan tidak berwenang untuk mengadili

perkara perdata Nomor : 74/Pdt.G/2014/PN. Mdn ;

Putusan nomor : 15/PDT/2015/PT.MDN

Hal. 26 dari 30 Hal.

- Menghukum Penggugat membayar untuk membayar biaya perkara sejumlah

Rp. 1.106.000,-(satu juta seratus enam ribu rupiah) ;

Membaca Akte Banding yang dibuat oleh : Panitera Pengadilan Negeri

Medan yang menerangkan bahwa Kuasa Hukum Pembanding semula Tergugat,

pada hari Selasa tanggal 23 September 2014, telah mengajukan permohonan

banding terhadap putusan Pengadilan Negeri Medan nomor :

74/Pdt.G/2014/PN.Mdn tanggal 5 September 2014, permohonan banding mana

telah dengan sempurna diberitahukan kepada Kuasa Hukum Terbanding

semula Penggugat pada tanggal 27 Nopember 2014;

Membaca, memori banding yang diajukan oleh Kuasa Hukum

Pembanding semula Tergugat tertanggal 9 Oktober 2014, yang diterima di

Kepaniteraan Pengadilan Negeri Medan pada tanggal 9 Oktober 2014, memori

banding mana telah dengan sempurna diberitahukan dan diserahkan kepada

Terbanding semula Tergugat dan kepada Kuasa Hukum Terbanding semula

Penggugat pada tanggal 27 Nopember 2014;

Membaca Relas Pemberitahuan Untuk Melihat, Membaca dan

Memeriksa Berkas Perkara Pengadilan Negeri Medan, yang disampaikan

kepada Kuasa Hukum Pembanding semula Tergugat, dan kepada Kuasa

Hukum Terbanding semula Penggugat masing-masing pada tanggal 10

Desember 2014, yang menerangkan bahwa dalam tenggang waktu 14 (empat

belas) hari setelah tanggal pemberitahuan tersebut kepada kedua belah pihak

berperkara telah diberi kesempatan untuk memeriksa dan mempelajari berkas

perkara nomor : 74/Pdt.G/2014/PN.Mdn, sebelum berkas perkara tersebut

dikirim ke Pengadilan Tinggi;

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUMNYA;

Menimbang, bahwa permohonan banding yang diajukan oleh Kuasa

Hukum Pembanding semula Tergugat telah diajukan dalam tenggang waktu dan

menurut tata cara serta memenuhi syarat-syarat yang ditentukan Undang-

Undang, oleh karenanya permohonan banding tersebut secara formal dapat

diterima;

Menimbang, bahwa memori banding yang diajukan oleh memori banding

yang diajukan oleh Kuasa Hukum Pembanding semula Tergugat tertanggal 9

Oktober 2014 pada prinsipnya adalah memohon agar Pengadilan Tinggi

memperrbaiki putusan Pengadilan Negeri Medan nomor :

Putusan nomor : 15/PDT/2015/PT.MDN

Hal. 27 dari 30 Hal.

74/Pdt.G/2014/PN.Mdn tanggal 5 September 2014, dan menjatuhkan putusan

dengan amar putusan sebagai berikut :

Dalam Eksepsi :

- Menerima eksepsi Pembanding seluruhnya, khususnya eksepsi point (A,B

dan C);

- Menyatakan gugatan Terbanding tidak dapat diterima (N.O) atau

Dalam Pokok Perkara :

- Menolak gugatan Terbanding untuk seluruhnya;

- Menghukum Terbanding untuk membayar biaya perkara yang timbul dalam

perkara ini;

Menimbang, bahwa terhadap memori banding dari Pembanding semula

Tergugat tersebut, Terbanding semula Penggugat tidak ada mengajukan kontra

memori banding;

Menimbang, bahwa Majelis Hakim Tingkat Banding setelah mencermati

dengan seksama memori banding yang diajukan oleh Kuasa Hukum

Pembanding semula Tergugat, ternyata tidak ada memuat hal-hal baru yang

dapat membatalkan putusan Pengadilan tingkat pertama, melainkan hanya

merupakan pengulangan atas hal-hal yang sudah dikemukakan dalam jawab-

menjawab atau pada kesimpulan masing-masing pihak, yang satu dan lainnya

sudah dipertimbangkan oleh Majelis Hakim Tingkat Pertama dengan baik dan

benar, oleh karena itu memori banding dari Kuasa Hukum Pembanding semula

Tergugat tersebut harus ditolak;

Menimbang, bahwa Majelis Hakim Tingkat Banding setelah membaca,

meneliti dan mempelajari dengan seksama berkas perkara dan surat-surat yang

berhubungan dengan perkara ini, turunan resmi putusan Pengadilan Negeri

Medan nomor : 74/Pdt.G/2014/PN.Mdn tanggal 5 September 2014, serta

memori banding yang diajukan oleh Kuasa Hukum Pembanding semula

Tergugat tertanggal 9 Oktober 2014, berpendapat alasan dan pertimbangan

hukum yang telah diambil oleh Majelis Hakim Tingkat Pertama dalam

putusannya berkenaan dengan hal-hal yang disengketakan oleh kedua belah

pihak, telah tepat dan benar menurut hukum, maka Majelis Hakim Tingkat

Banding mengambil alih alasan dan pertimbangan hukum Majelis Hakim Tingkat

Pertama yang dipandang sudah tepat, benar dan beralasan menurut hukum

tersebut dan menjadikannya sebagai alasan dan pertimbangannya sendiri

Putusan nomor : 15/PDT/2015/PT.MDN

Hal. 28 dari 30 Hal.

dalam mengadili perkara ini ditingkat banding, dengan tambahan pertimbangan

sebagai berikut :

- Bahwa terbukti dan ternyata surat kuasa khusus inperson Terbanding

semula Pengguat tertanggal 12 Nopember 2006 dari 1.303 kepala keluarga

di Kecamatan Andam Dewi, Kecamatan Sirandorung dan Kecamatan

Manduamas kabupaten Tapanuli Tengah Propinsi Sumatera Utara adalah

tidak sah;

- Bahwa gugatan Terbanding semula Pengguat dimajukan dan didaftarkan di

Pengadilan Negeri Medan tanggal 18 Februari 2014 sehingga terdapat

selisih waktu 8 (delapan) tahun sejak menerima kuasa dari masyarakat;

- Bahwa sesuai dengan ketentuan Hukum Acara Perdata yang berlaku, Pasal

142 R.Bg/Pasal 118 HIR pada ayat (1), diatur : „ Gugatan Perdata yang

dalam tingkat pertama masuk wewenang Pengadilan Negeri, harus diajukan

dengan surat gugatan yang ditanda tangani oleh Penggugat atau oleh orang

yang dikuasakan menurut pasal 147 R.Bg/pasal 123 HIR Kepada Ketua

Pengadilan Negeri yang didalam daerah hukumnya terletak tempat tinggal

Tergugat atau tempat Tergugat sebenarnya berdiam;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, maka

Putusan Pengadilan Negeri Medan nomor : 74/Pdt.G/2014/PN.Mdn tanggal 5

September 2014, yang dimintakan banding tersebut dapat dipertahankan dalam

peradilan tingkat banding dan haruslah dikuatkan;

Menimbang, bahwa oleh karena Terbanding semula Penggugat tetap

dipihak yang kalah, baik dalam peradilan tingkat pertama maupun dalam

peradilan tingkat banding, maka semua biaya perkara dalam kedua tingkat

peradilan tersebut dibebankan kepadanya;

Memperhatikan KUHPerdata dan R.B.g, serta peraturan-peraturan

hukum lainnya yang bersangkutan dalam perkara ini;

M E N G A D I L I :

- Menerima permohonan banding dari Kuasa Hukum Pembanding semula

Tergugat;

Putusan nomor : 15/PDT/2015/PT.MDN

Hal. 29 dari 30 Hal.

- Menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Medan nomor :

74/Pdt.G/2014/PN.Mdn tanggal 5 September 2014, yang dimohonkan

banding tersebut;

- Menghukum Terbanding semula Penggugat untuk membayar biaya

perkara dalam kedua tingkat peradilan, yang dalam tingkat banding

ditetapkan sebesar Rp.150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah);

Demikian diputus dalam musyawarah Majelis Hakim Pengadilan Tinggi

Medan pada hari Kamis tanggal 12 Maret 2015 oleh Kami : DAHLIA

BRAHMANA, SH.MH. Hakim Pengadilan Tinggi Medan sebagai Hakim Ketua

Majelis, AMRIL, SH.MHum. dan MARYANA, SH.MH. masing-masing sebagai

Hakim Anggota, yang ditunjuk untuk memeriksa dan mengadili perkara tersebut

ditingkat banding, berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Medan

tanggal 15 Januari 2015, nomor : 15/PDT/2015/PT.MDN, putusan tersebut

diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari Kamis tanggal 19 Maret

2015, oleh Hakim Ketua Majelis dengan didampingi Hakim-Hakim Anggota serta

RAMADHAN TARIGAN sebagai Panitera Pengganti pada Pengadilan Tinggi

Medan, tanpa dihadiri oleh kedua belah pihak berperkara.

Hakim Anggota, Hakim Ketua,

ttd ttd

1. AMRIL, SH.MHum. DAHLIA BRAHMANA, SH.MH.

ttd

2. MARYANA, SH.MH.

Panitera Pengganti,

ttd

RAMADHAN TARIGAN

Perincian Biaya :

1. Meterai Rp. 6.000,-

2. Redaksi Rp. 5.000,-

Putusan nomor : 15/PDT/2015/PT.MDN

Hal. 30 dari 30 Hal.

3. Pemberkasan Rp 139.000,-

Jumlah Rp. 150.000,-

Untuk salinan sesuai dengan aslinya.

PANITERA,

Hj. MERI ULFA, SH.MH.

NIP. 195703011985032002.