P U T U S A N - pn-semarangkota.go.id · merek “IESQ” terutama pada adanya “persamaan...
Transcript of P U T U S A N - pn-semarangkota.go.id · merek “IESQ” terutama pada adanya “persamaan...
P U T U S A NNomor : 05/HAKI/M/2008/PN.NIAGA. Smg.
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Semarang, yang memeriksa dan
mengadili perkara-perkara pembatalan merek, pada peradilan tingkat pertama,
telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara antara :
Ary Ginanjar Agustian, beralamat di Jalan Pesona Khayangan Blok
CK/19, RT/RW 05/27, Kelurahan Mekar Jaya, Kecamatan Sukmajaya,
Kota Depok, Jawa Barat yang dalam hal ini diwakili dan memilih
tempat kediaman hukum di kantor kuasanya Bambang Suryowidodo, S.H, MH., dan M. Agus Imanuddin, S.H., Advokat dan Konsultan
Hukum dari Kantor Hukum Malaming, Imanuddin & Partners beralamat
di Patra Office Tower, Lantai 10 Suite 1035, Jalan Jenderal Gatot
Subroto Kav. 32-34, Jakarta, berdasarkan Surat Kuasa tanggal 14 Mei
2008 selanjutnya disebut sebagai Penggugat ;
M e l a w a n
Yayasan ELDATA, yang berkedudukan di Jl. Suronatan NG II/869
Ngampilan, Yogyakarta 5526 selanjutnya disebut Tergugat.
PENGADILAN NIAGA tersebut ; Telah membaca keseluruhan berkas dalam perkara ini ;
Telah mendengar kedua belah pihak yang berpekara di persidangan ;
Telah memperhatikan bukti-bukti dan segala sesuatu yang terjadi di
persidangan dengan seksama ;
TENTANG DUDUKNYA PERKARA
Menimbang, bahwa Penggugat dengan surat gugatannya yang dibuat dan
ditandatangani oleh kuasanya tersebut, tertanggal 2 Nopember 2007, yang
dimasukkan dan di daftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Niaga pada Pengadilan
1
Negeri Semarang pada tanggal 4 Nopember 2008 dan dicatat dalam register
Nomor : 05/HAKI/M/2008/PN.NIAGA. SMG., telah mendalilkan hal-hal sebagai
berikut :
I. Tentang ESQ
1. Bahwa Emotional Spiritual Quotient atau yang disingkat “ESQ” adalah
lembaga training membentuk karakter kepemimpinan yang digelar oleh
ESQ Leadership Centre (“ESQ LC”) dimana ESQ merupakan gabungan
emotional, spiritual dan quotient, yaitu kecerdasan emosi dan kecerdasan
spiritual yang dicetuskan oleh Penggugat dengan cara menggabungkan
antara kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emotional (EQ), dan
kecerdasan spritual (SQ) dalam satu konsep yang saling terintergasi yang
disebut ESQ;
2. Bahwa training ESQ dimulai dari buku yang dikarang oleh Penggugat dan
berawal dari suksesnya buku ESQ yang pertama, yang Hak Ciptanya telah didaftarkan dengan No.021991 dan kemudian Penggugat memulai suatu gerakan pencerahan serta dengan membesarnya jumlah pembaca buku itu, Penggugat kemudian mengemas suatu metode pelatihan agar sosialisasi materi buku tersebut bisa dilakukan secara lebih langsung dan mendalam kepada masyarakat (Bukti P-1);
3. Bahwa Penggugat melalui ESQ LC sejak tahun 2001 mulai melakukan
langkah nyata untuk mengubah masyarakat yang saat itu masih berorientasi
pada kecerdasan intelektual dan sekaligus melalui ESQ berinisiatif untuk
mengenalkan gabungan dua kecerdasan lain yaitu kecerdasan emosional
(EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ) yang harus ditekankan, didorong dan
dikibarkan sehingga orientasi perbaikan tidak hanya pada perbaikan fisik
namun juga emosi dan spiritual yang menjadi sumber penggerak dengan
tahapan: Pertama, kecerdasan spiritual harus menjadi pusat orbit yaitu
manusia harus tahu apa nilai dan prinsip hidup yang benar. Kedua, manusia
harus memiliki kecerdasan emosi, yaitu kemampuan untuk merasa apabila
keluar dari garis orbit (kepekaan sosial). Ketiga, harus memiliki kecerdasan
intelektual sehingga manusia berjalan pada garis orbitnya secara efektif dan
efisien, sehingga di tahun 2005 dengan upaya yang keras dan gigih,
akhirnya masyarakat mulai menyadari dan mau menerima keberadaan
2
ESQ;
4. Bahwa dengan mengenalkan kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual,
ESQ menghendaki perubahan masyarakat Indonesia menuju apa yang
dinamakan “Indonesia Emas” yaitu sebuah masyarakat Madani yang sadar
spiritual (SQ), mental yang tangguh (EQ), sekaligus mempunyai kecerdasan
intelektual yang tinggi (IQ);
5. Bahwa dalam pelaksananannya, Training ESQ bukan merupakan training
yang eksklusif akan tetapi ditujukan untuk semua golongan yang tersedia
dalam beberapa jenis dan harga yang berbeda, seperti Eksekutif,
Profesional, Reguler hingga Mahasiswa dengan harga yang sangat
terjangkau dan dalam pelaksanaannya disamping program tersebut ESQ
LC bersama dengan Alumni ESQ juga menyelenggarakan training ESQ
untuk paramedis maupun training ESQ secara cuma-cuma bagi berbagai
kalangan seperti Guru, Dhuafa dan Anak Yatim termasuk kepada aparat
dan keluarga dari penegak hukum. Selanjutnya dengan semakin
bertambahnya jumlah dan penyebaran Alumni, training ESQ gratis akan
dapat diberikan bagi kalangan masyarakat yang lebih luas lagi.
6. Bahwa didalam melakukan misinya, Penggugat menggunakan lembaga
ESQ LC yaitu suatu lembaga pelatihan SDM yang profesional dan
independen, seperti halnya lembaga sejenis misalnya 7 Habits, Asia Works,
Dale Carnegie. Oleh karenanya ESQ LC merupakan lembaga yang
Profesional Artinya ESQ LC memberikan manfaat bagi pengembangan
SDM dengan metode yang ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan.
Bahwa dalam menjalankan misinya ESQ LC merupakan lembaga yang
Independen artinya secara profesional ESQ LC harus mampu menghidupi
dirinya sendiri dengan aktivitas training yang dihasilkan, tidak tergantung
dari dana pihak ketiga, baik itu pinjaman bank, sumbangan alumni maupun
dana yang sifatnya bantuan;
7. Bahwa saat ini, ESQ LC sudah hadir hampir di 100 (seratus) kota dan
digerakkan oleh sekitar 400 karyawan mulai dari trainer sampai staf
pendukung dan akan terus bertambah kualitas dan kuantitasnya untuk
mendukung perluasan penyebaran ESQ Way 165 ke seluruh Indonesia;
8. Bahwa sebagai lembaga profesional ESQ LC juga harus mampu memiliki
sarana penunjang training yang sangat diperlukan untuk efektifitas training,
seperti: Proyektor, Sound System berkekuatan tinggi, Layar berukuran
3
besar, Multimedia, Audiovisual yang membutuhkan biaya operasional tidak
sedikit. Untuk itulah ESQ LC mengenakan biaya bagi peserta training,
selain untuk menjaga profesionalitasnya juga untuk mendukung
independensinya. Namun, diluar itu semua, dari hasil operasionalnya ESQ
LC bersama dengan Alumni mampu memberikan training gratis kepada
para guru, anak yatim dan kaum dhuafa serta serangkaian program-
program lainnya. Oleh karenanya biaya investasi training ESQ relatif murah,
jika dibandingkan training lainnya dengan fasilitas yang sama;
9. Bahwa untuk mempertahankan kualitas Pelatihan ESQ dalam mencapai
misinya, Penggugat melalui ESQ LC telah menerapkan sistem dan aturan
yang ketat terkait dengan penyampaian Metode Pelatihan ESQ dengan
standar dan quality control yang tinggi berdasarkan riset yang mendalam
termasuk didalam menentukan kualifikasi dari Trainier didalam pelaksanaan
pelatihan ESQ;
10.Bahwa dalam melakukan kegiatan Training-nya ESQ LC tidak hanya
melakukan kegiatan training di Indonesia tetapi telah melakukan kegiatan
traning ESQ di mancanegara yaitu di Inggris, Malaysia, Singapura,
Australia dan belanda;
II. Tentang Pendaftaran dan Kepemilikan Merek ESQ
11.Bahwa dengan telah dikenalnya Metode Training dengan nama “ESQ” dan
guna menjaga kualitas dari metode Pelatihan “ESQ” didalam mencapai
misinya, Penggugat telah mendaftarakan Merek “ESQ” pada Departemen
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Hak
Kekayaan Intelektual,
Direktorat Merk, dan telah mendapatkan haknya sebagaimana termaktub
dalam Sertifikat No. IDM000058588 tanggal 19 Desember 2005 atas nama
Penggugat untuk melindungi barang/jasa pada Kelas 41 berupa pendidikan,
penyediaan latihan, pengaturan dan penyelenggaraan konferensi-kongres-
seminar-simposium, penyelenggaraan pameran untuk tujuan kebudayaan
atau pendidikan, penerbitan buku-surat kabar-majalah dan kursus-kursus
(Bukti P-2)
12.Bahwa dengan diterimanya pendaftaran Merek ESQ tersebut secara
hukum Penggugat mempunyai hak tunggal dan sebagai pemilik eksklusif
4
untuk memakai merek “ESQ” di Indonesia guna membedakan kegiatan
Penggugat didalam melakukan kegiatan pendidikan, penyediaan latihan,
pengaturan dan penyelenggaraan konferensi-kongres-seminar-simposium,
penyelenggaraan pameran untuk tujuan kebudayaan atau pendidikan,
penerbitan buku-surat kabar-majalah dan kursus-kursus;
13.Bahwa selain terdaftar di Indonesia, Penggugat juga sedang melakukan
proses pendaftaran Merek “ESQ” di beberapa negara seperti Malaysia dan
lain lain.;
14.Bahwa Merk ESQ milik Penggugat tersebut merupakan merk yang telah
dikenal luas baik di Indonesia maupun di beberapa negara lain, antara lain
di Malaysia, Singapura, Belanda melalui promosi gencar yang dilakukan
oleh Penggugat dan ESQ
15.LC serta melalui kegiatan-kegiatan pelatihan yang dilakukan di negara-
negara tersebut;
III. Tentang Perbuatan Melawan Hukum Tergugat, Upaya Perlindungan Oleh Tergugat, Pengakuan Dan Itikad Tidak Baik Dari Tergugat
. Tentang Perbuatan Melawan Hukum Tergugat
16.Bahwa Tergugat telah secara melawan hukum menawarkan dan/atau
menyelenggarakan kegiatan atau jasa pelatihan dengan menggunakan
nama “IESQ”, yang serupa dan/atau sama pada pokoknya dengan merek
ESQ milik klien kami untuk jasa sejenis yaitu pelatihan atau “training” dan
karenanya telah melakukan perlanggaran atas merek milik klien kami (Bukti-
P3);
17.Bahwa secara hukum penyelenggaraan training yang dilakukan oleh
Tergugat tersebut dapat dikategorikan sebagai penggunaan merek yang
telah memenuhi unsur sebagaimana diatur dalam Pasal 6 dan Pasal 76
Undang Undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek (“Undang-undang
Merek”) yaitu menggunakan merek yang mempunyai persamaan pada
pokoknya dengan Merek ESQ milik Penggugat;
18.Bahwa sehubungan dengan hal tersebut ketentuan dalam Penjelasan Pasal
6 Undang-undang Merek menyatakan bahwa:
“Yang dimaksud dengan persamaan pada pokoknya, adalah kemiripan
5
yang disebabkan oleh adanya unsur-unsur yang menonjol antara Merek
yang satu dengan Merek yang lain, yang dapat menimbulkan kesan adanya
persamaan baik mengenai bentuk, cara penempatan, cara penulisan atau
kombinasi antara unsur-unsur ataupun persamaan bunyi ucapan, yang
terdapat dalam Merek-merek tersebut”
19.Bahwa adanya persamaan antara merek “ESQ” milik Penggugat dengan
merek “IESQ” terutama pada adanya “persamaan bunyi” yang dapat
menyesatkan khalayak ramai;
20.Bahwa persamaan bunyi antara merek “ESQ” yang telah secara sah
terdaftar atas nama Penggugat, dengan merek “IESQ” milik Tergugat, untuk
kegiatan pada kelas yang sama (kelas 41) telah nyata-nyata menyesatkan
khalayak yaitu dengan mempersamakan seolah-olah training yang
dilakukan oleh Tergugat adalah dengan training ESQ dimana baik dalam
berita-berita maupun pernyataan-pernyataan dari masyarakat selama ini
selalu “mempersamakan” antara training “IESQ” dengan “ESQ” (Bukti- P 4);
Dengan adanya image masyarakat yang mengira bahwa ESQ sama dengan
IESQ jelas menimbulkan kerugian pada Penggugat tidak hanya dari segi
materi namun juga dari tujuan ESQ karena ESQ mempunyai visi dan misi
serta target yang menjadi tujuan ESQ, sebagaimana tersebut diatas dimana
untuk mencapai tujuan tersebut ESQ mempunyai cara dan metode yang
baku dan tidak dapat ditambal-sulam atau diubah.
B. Tentang Upaya Perlindungan Yang Dilakukan Penggugat
21.Bahwa sehubungan dengan adanya dugaan pelanggaran atas merek milik
Penggugat oleh beberapa pihak, Penggugat telah membuat pengumuman
di 2 (dua) surat kabar yaitu harian Tempo dan Jawa Pos, yang intinya
pengumuman mengenai kepemilikan hak atas Merek ESQ dan sekaligus
peringatan kepada khalayak untuk tidak menggunakan Merek ESQ (Bukti P-
5 dan Bukti P-6);
22.Bahwa walaupun telah dibuat pengumuman pada khalayak pihak Tergugat
masih juga melakukan kegiatan training dengan menggunakan merek IESQ
yang secara kualifikasi mempunyai persamaan pada pokoknya dengan
merek ESQ sebagaimana dibuktikan dengan adanya penyesatan kepada
khalayak sebagaimana dibuktikan dengan (Bukti-P7);
6
23.Bahwa terkait dengan hal terebut, Penggugat melalui kuasa hukumnya
pada tanggal 10 Juni 2008 telah memberikan somasi kepada Tergugat
untuk menghentikan kegiatan pelatihan dengan merek “IESQ” sekaligus
mengingatkan bahwa tindakan tersebut dapat melanggar hak-hak dari
Penggugat sesuai dengan Undang-undang Merek (“Somasi”) (Bukti P-8);
C. Tentang Pengakuan Dan Itikad Tidak Baik Tergugat
24.Bahwa atas somasi tersebut Tergugat pada tanggal 18 Juni 2008 telah
membuat surat tanggapan (“Surat Tanggapan”) yang isinya antara lain:
a. Pernyataan maaf dari Tergugat kepada Penggugat terkait
dengan penggunaan merek IESQ oleh Tergugat;
b. Pernyataan bahwa Tergugat akan menghentikan untuk
melakukan kegiatan training dengan menggunakan merek
IESQ dan sekaligus pernyataan bahwa Tergugat akan
menggantinya dengan merek lain; dan
c. Undangan kepada pihak Penggugat dan kuasanya untuk
membicarakan permasalahan terkait dengan ESQ (Bukti
P-9);
25.Bahwa berdasarkan Surat Tanggapan tersebut Penggugat kemudian
menanggapi dengan penegasan atas pengakuan Tergugat dan niat
Tergugat untuk mengganti Merek ESQ sekaligus meminta kepada Tergugat
untuk menentukan jadwal dan tempat untuk membicarakan mengenai
masalah ESQ sesuai dengan permintaan Tergugat dalam Surat Tanggapan
(Bukti P-10);
26.Bahwa walaupun Penggugat telah beritikad baik untuk merealisasikan
permintaan Tergugat untuk melakukan pembicaraan mengenai masalah
training IESQ, Tergugat bukannya menanggapi dengan baik akan tetapi
Tergugat malah mengadakan training lanjutan pada tanggal 8-9 Agustus
2008, dengan masih menggunakan merek IESQ walaupun dalam Surat
Tanggapannya nya Tergugat telah mengakui kesalahannya serta telah
berniat untuk menghentikan penggunaan nama IESQ didalam kegiatan
pelatihannya;
27.Bahwa adanya tindakan Tergugat yang masih menggunakan merek IESQ
yang mempunyai persamaan pada pokoknya dengan merek ESQ setelah
7
Tergugat mengakui sendiri kesalahannya dan berjanji untuk mengganti
merek IESQ tersebut jelas-jelas menunjukan adanya “itikad tidak baik” dari
Tergugat;
II. Tentang Kerugian Penggugat
A. Kerugian Materil
28.Bahwa sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 76 Undang-undang Merek,
perbuatan yang dilakukan oleh tergugat dapat dikualifikasikan sebagai
perbuatan melawan hukum yang merugikan penggugat;
29.Bahwa kerugian-kerugian yang telah diderita oleh Penggugat dengan
adanya training IESQ yang mempunyai persamaan pada pokoknya dengan
merek ESQ yang dilakukan oleh Tergugat beberapa tahun ini menyebabkan
hilangnya kesempatan bagi Penggugat untuk memberikan Training ESQ di
banyak tempat di berbagai wilayah yang terutama disebabkan karena
beberapa pihak merasa bahwa training IESQ adalah sama dengan training
ESQ ataupun mempresepsikan bahwa kegiatan training IESQ yang
dilakukan oleh Tergugat selama beberapa tahun ini adalah sama dengan
training ESQ (vide Bukti P-4), diperkirakan sebesar lebih dari Rp.
1.000.000.000.000,- (satu milyar rupiah);
B. Kerugian Immateril
30.Bahwa selain kerugian-kerugian yang telah diderita oleh Penggugat secara
materil sebagaimana dinyatakan di atas, dengan memperhatikan upaya-
upaya dan tujuan dari dilakukannya Training ESQ akibat dari tindakan
Tergugat yang telah melakukan kegiatan training IESQ yang pada
kenyataannya mempunyai kesamaan dan selalu dipersamakan dengan
ESQ Penggugat juga mengalami kerugian immaterial terutama berupa
hilangnya kesempatan bagi Penggugat untuk tetap menerapkan standar
dan quality control atas pelaksanaan training ESQ guna mencapai target
misinya dan dengan adanya persepsi dari khalayak yang selalu
memperbandingkan dan mempersamakan antara Training ESQ yang
dilakukan ESQ LC dengan Training IESQ yang dilakukan Tergugat;
Bahwa, dalam jangka panjang, presepsi tersebut dapat berpotensi untuk
8
menghambat upaya menuju profesionalitas dan independensinya dari ESQ
LC, sebagai sarana dari Penggugat untuk melaksanakan misinya melalui
training ESQ, untuk lebih dapat mengembangkan pelaksanaan training ESQ
kepada segmen masyarakat yang lebih luas, yang selama ini dilakukan
dengan pola subsidi silang dan mememerlukan biaya operasional
khususnya terkait dengan kegiatan training gratis kepada para guru, anak
yatim dan kaum dhuafa sehingga kalau diperhitungkan kerugian immaterial
khususnya yang dapat digunakan untuk kepentingan subsidi atas kegiatan
training gratis tersebut selama beberapa tahun ini diperkirakan sekitar Rp.
500.000.000,- (lima ratus juta rupiah)
31.Bahwa menurut Pasal 76 Undang-undang Merek, atas perbuatan melawan
hukum yang telah dilakukan oleh Tergugat tersebut, Penggugat berhak
menuntut agar :
a. Tergugat diperintahkan untuk menghentikan kegiatan
training dengan menggunakan merek sesuai dengan Bukti
P-3;
b. Putusan dalam perkara ini dapat dijalankan terlebih dahulu
meskipun Tergugat mengajukan upaya hukum
Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Penggugat mohon agar
Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Semarang memberikan putusan
sebagai berikut:
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
2. Menyatakan Penggugat satu-satunya pemilik dan pemegang hak khusus
atas merek “ESQ” dengan susunan, tata muka dan tata warna sesuai
dengan Bukti P-2;
3. Menyatakan bahwa Tergugat melakukan pelanggaran merek karena secara
melawan hukum dan tanpa hak telah menggunakan merek “IESQ” yang
sesuai dengan Bukti P-3 yang mempunyai persamaan pada pokoknya
dengan merek ESQ milik Penggugat;
4. Memerintahkan Tergugat untuk menghentikan kegiatan jasa training,
penyediaan latihan, pengaturan dan penyelenggaraan konferensi-kongres-
seminar-simposium, penyelenggaraan pameran untuk tujuan kebudayaan
atau pendidikan, penerbitan buku-surat kabar-majalah dan kursus-kursus
dengan menggunakan merek “IESQ” sesuai dengan bukti P-3 selambat-
lambatnya 7 (tujuh) hari setelah putusan ini diucapkan dengan ketentuan
9
Tergugat dihukum membayar uang paksa sebesar Rp.100.000.000,-
(seratus juta rupiah) sehari untuk tiap-tiap Tergugat lalai untuk tidak
mematuhi putusan Pengadilan;
5. Menghukum Tergugat membayar ganti rugi material sebesar
Rp.1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) dan ganti rugi immaterial sebesar
Rp. 500.000.000,- (lima ratus rupiah);
6. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara;
7. Menyatakan Putusan ini dapat dijalankan terlebih dahulu meskipun
Tergugat mengajukan suatu upaya hukum Uitvoerbaar eij voorrad
atau
Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-
adilnya (ex aquo et bono)
Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah ditetapkan, telah
datang dan menghadap di persidangan untuk Penggugat hadir kuasanya tersebut
di atas, sedangkan untuk Tergugat diwakili oleh Farhan Ali Rahman, S.Ked,
bertempat tinggal di Kauman GM I/ 243, Kota Yogyakarta dan M. Sayyid Fadli,
S.Ked, bertempat tinggal di Suronatan NG II / 869 Ngampilan Yogyakarta, berdasarkan
Surat kuasa khusus, tertanggal 18 November 2008 ;
Menimbang, bahwa pada permulaan sidang, Majelis Hakim telah berusaha
mendamaikan kedua belah pihak. Akan tetapi upaya perdamaian tersebut, tidak
berhasil dicapai oleh kedua belah pihak yang berperkara, maka pemeriksaan atas
perkara ini dimulai dengan dibacakannya surat gugatan Penggugat dipersidangan
oleh Hakim Ketua Majelis ;
Menimbang, bahwa atas pembacaan gugatan Penggugat tersebut,
Penggugat mengatakan pada pokoknya tetap pada dalil-dalil gugatannya semula
dan tidak akan melakukan perubahan apapun juga. Sedangkan, Tergugat
mengatakan pada pokoknya telah mengerti keseluruhan maksud dan isi gugatan
Penggugat, dan selanjutnya telah mengajukan jawabannya sebagai berikut :
I. Tentang Tergugat (Yayasan ELDATA)
1. Sejarah Yayasan ELDATA selaku Tergugat : Pada tanggal 23 September
2001 Pondok Pesantren Mahasiswa (PPM) At-Taqwa
10
menyelenggarakan wisuda santri angkatan I untuk program
Takhasus dan Ghairu Takhasus. Di sela-sela wisuda digulirkan gagasan
untuk membentuk sebuah wadah bagi alumni santri yang dipelopori
oieh Senat Santri. Selama kurang lebih satu semester semenjak
wisuda santri, konsep dan gagasan-gagasan tersebut dibahas.
Gagasan kuat adalah kegiatan yang bergerak di bidang dakwah.
Gagasan itu semakin mengkristal pada bulan maret 2002, dan akhirnya
setelah melalui pembahasan intensif disepakatilah Nama ELDATA (Lembaga Dakwah At-Taqwa). Pengukuhan berdirinya ELDATA
dilaksanakan dalam acara saresehan umum "MENGGAGAS PERAN
MAHASISWA DALAM DUNIA DAKWAH", pada tanggal 14 April 2002 di
Masjid At-Tagwa Suronatan NG 11 / 867 Yogyakarta dengan nara sumber
Ustadz Tulus Musthofa, Lc., dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga.
Seat ini, kepengurusan Tergugat di dominasi oleh para Mahasiswa/i di
Yogyakarta baik yang pernah terdaftar sebagai santri/santriwati Pondok
Pesantren Mahasiswa At-Tagwa atau bukan.
2. Tergugat clikukuhkan melalui Akta Notaris : Muchammad Agus Hanafi, SH.
No.2/2 Agustus 2006. Akte Yayasan seat ini sedang dalam proses
perbaikan dikarenakan ketua Yayasan Sebelumnya, Sdra Ahmad Muhajir,
S.Pd.I, mengundurkan diri dan digantikan oleh Sdra. Ust. H. Khaedar
Waluyo, S.Ag. setelah proses restrukturisasi selesai akan dilanjutkan
dengan pendaftaran Yayasan melalui Departemen Hukum dan HAM
Republik Indonesia Akte Yayasan terlampir (Lampiran 1).
3. Tergugat berkiprah di bidang dakwah, sosial, kesehatan, dan
pendidikan. Di bidang dakwah Tergugat bergerak dengan mengampu
beberapa desa binaan dakwah, kegiatan kajian keislaman baik internal
maupun ekstemal, dan pengelolaan Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA).
Bidang sosial diwujudkan dengan pengelolaan Panti Asuhan Putri Yatim
dan dhuafa. Untuk bidang kesehatan, Tergugat mengampu pengelolaan
klinik kesehatan, aksi dan bakti sosial kesehatan, khitanan masal, dan
edukasi kesehatan untuk masyarakat. Sementara untuk bidang pendidikan
berupa tim pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam bentuk Tim Trainer ELDATA.
11
4. Pendanaan Tergugat, selain berasal dari iuran rutin pengurus dan anggota
ditambah pula donasi dari para donatur, Berta dari sharing profit
(pembagian keuntungan) dari kegiatan pelatihanpelatihan Sumber
Daya Manusia (SDM) yang diselenggarakan oleh Tergugat dalam
bentuk Tim Trainer ELDATA. Sehingga Tergugat bukan merupakan suatu
entitas dengan kondisi keuangan yang memadai.
II. Tentang Tim Trainer ELDATA
1. Tim Trainer ELDATA sebagai bagian dari Tergugat berdiri sejak tahun
2003 yang di prakarsai oleh dr. Asad Ali, Farhan Ali Rahman, S.Ked, dan
Ahmad Muhajir, S.Pd.I. Tim yang bergerak dengan berlandaskan pads
nilai-nilai dakwah ini berkiprah dengan maksud agar masyarakat
mendapatkan sebuah bentuk pelatihan yang mampu memenuhi kebutuhan aqliyah, jasadiyah, maupun ruhiyah.
Tim ini bergerak dalam berbagai pelatihan in-door yang berbasis
multimedia berupa IESQ Training, AMT, Mutiara Hikmah, Sehat Bersama
Rasulullah, dan juga pelatihan out-door berupa Out Bound Training dan
Adventuring. Tim ini launching pertama kali dengan pelatihan IESQ
Training" di minitheatre Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pads tanggal 25 Oktober 2003.
2. Pendanaan bagi penyelenggaraan training yang diselenggarakan oleh Tim
Trainer ELDATA sejak awal didirikan hingga saat ini tidak memiliki tarif atau besaran nominal tertentu yang secara spesifik diatur oleh Tim
Trainer ELDATA. Pemenuhan financial ditekankan kepada kebutuhan
akomodasi dan transportasi selama kegiatan pelatihan, untuk biaya jasa
pelatihan serta besaran nominal yang ditanggung oleh tiap peserta ditentukan sepenuhnya oleh panitia pelaksana.
3. Keuangan yang tekumpul dari jasa pelatihan balk pelatihan in-door
maupun out-door kemudian didistribusikan bagi kas pengembangan Tim
Trainer ELDATA, Yayasan ELDATA, dan Panti Asuhan ELDATA.
III. Tentang IESQ Training
1. Pelatihan IESQ Training" saat itu merupakan hasil pemikiran dan
12
rumusan dari tim pemrakarsa dalam menyusun sebuah kurikulum
pelatihan in-door untuk pertama kalinya. Materi yang diangkat diambil dari
berbagai referensi buku bacaan, dengan tidak ada pengalaman bagi
tim pemrakarsa dalam mengikuti pelatihan serupa, khususnya
Training ESQ 165 Bapak Ary Ginanjar Agustian. Sehingga materi
dengan ragam kesederhanaannya tersebut memiliki orisinalitas ide
yang tidak memiliki kesamaan materi baik alur materi, titik tekan,
maupun nuanse training bila disandingkan dengan Training ESQ 165
Bapak Ary Ginanjar Agustian.
0. Pemberian nama saat itu didasarkan pada penyatuan masing-masing
fokus materi. Dimana format pelatihan terdiri atas tiga sessi dengan
spesialisasi permateri. Pembagiannya meliputi : Sessi fokus Intelektual
(dr. Asad Ali), sessi fokus Emotional (Farhan AR., S.Ked), dan Sessi
fokus Spiritual (Ahmed Muhajir, S.Pd.I). Dari tiga elemen materi dasar
tersebut akhirnya disusuniah nama yang memuat ketiganya menjadi :
Intellectual, Emotional, and Spiritual Quotient (IESQ) Training.
1. Pemberian nama merek pelatihan ini semata-mata sebagai bentuk
kesimpulan dari materi yang disampaikan, dengan tidak bermaksud
memanfaatkan nama ESQ 165 Bapak Ary Ginanjar Agustian untuk
kepentingan materi dan marketing.
2. Berdasarkan pernyataan gugatan yang tertulis; pada bagian 11 tentang
pendaftaran dan kepemilikan merek ESQ nomor 11 terkait dengan
pendaftaran merek "ESQ" pada Departemen Hukum dan HAM Republik
Indonesia, Dirjen HAKI, Direktorat Merk, dan telah mendapatkan
haknya sebagaimana termaktub dalam sertifikat no. IDM000058588
tanggal 19 December 2005, sedangkan launching pelatihan dengan
nama "IESQ Training' Tim Trainer ELDATA pertama kali pads tanggal
25 Oktober 2003.
3. Titik beret pelaksanaan pelatihan "IESQ Training" ini berorientasi pads
kegiatan dakwah dan bukan beratlentasi p ada bisnis.
IV.Tentang Tanggapan Atas Somasi
13
1. sebagai tindak lanjut atas surat somasi dengan nomor 39/MIP-Al-
BAS/VI/2008, yang secara resmi kami terima pada hari Senin, 16 Juni
2008. Maka Yayasan menanggapi dengan mengirimkan surat jawaban
somasi dengan No : 001/8-1/DPH-ELDATA/XI/2008 pada tanggal 18
Juni 2008. Dengan pain penting pernyataan bahwa Tergugat akan
mengganti nama "IESQ Training" dengan merek lain.
2. Dengan itikad tersebut Tergugat secara sungguh-sungguh segera
melakukan evaluasi dan pembenahan secara internal.
V. Tentang Perubahan Nama Pelatihan
1. Sebagaimana itikad baik yang tercantum pada surat jawaban somasi
dengan No: 001/B-1/DPHELDATA/XI/2008, Tergugat secara serius
menanggapi untuk segera mencari nama baru atas pelatihan in-door
yang selama ini menggunakan Hama "IESQ Training'.
2. Perubahan nama ini tidak dapat berjalan secara cepat dikarenakan
harus diikuti pula dengan penyesuaian materi atas nama baru yang
ditetapkan. Penyesuaian materi ini merupakan suatu konsekuensi
atas perubahan nama tersebut, karena antara nama sebagai judul
pelatihan dengan materi yang tercakup didalamnya merupakan satu
bagian yang terintegrasi secara utuh.
3. Durasi waktu penyusunan nama dan materi baru ini semakin diperpanjang
karena secara internal Tergugat harus pula menyelesaikan proses
restrukturisasi kepengurusan dan menyelesaikan pengurusan wakaf
atas tanah dan bangunan untuk dipergunakan bagi Panti Asuhan yang
selama ini diampu oleh Tergugat.
4. Setelah melalui pembahasan mendalam baik secara internal oleh Tim
Trainer ELDATA serta secara umum bersama seluruh elemen di
Yayasan ELDATA Yogyakarta, maka pada hari jumat, tanggal 17 Oktober
2008, bersamaan dengan rapat Dewan Pengurus Harian (DPH)
diresmikan nama baru dengan Nama, Insan Quantum. Garis besar kurikulum materi terlampir (lampiran 2)
14
VI. Tentang Pelanggaran Atas Itikad baik Tergugat
1. Sebagaimana poin-poin itikad baik yang disampaikan, Tergugat lebih
mengedepankan penyelesaian secara moral dan kekeluargaan serta
pads proses perubahan nama pelatihan yang membutuhkan tenggang
waktu yang memadai. Mengingat bahwa segala bentuk kegiatan yang
dilaksanakan oleh Tergugat adalah sebagai kegiatan dakwah semata-
mata.
2. Tergugat membenarkan bahwa dalam rentang Juni 2008 sampai
November 2008 telah memenuhi undangan panitia untuk mengisi
pelatihan "IESQ Training' pada tanggal 8-9 Agustus 2008 yang
dilanjutkan dengan Training of Trainer (TOT) dalam format Out Bond
Training (0BT) pads tanggal 10 Agustus 2008, di Islamic Center
Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan, sebagaimana yang
disampaikan Penggugat.
0. Pelanggaran atas itikad balk yang dinyatakan Penggugat pada
gugatan poin C No. 25 dengan mendasarkan pads poin 2 diatas tidak
bisa dibenarkan. Karena itikad baik yang disampaikan Tergugat lebih mengacu pada janji untuk perubahan nama dan tidak secara
eksplisit untuk menghentikan training dengan merek "IESQ Training".
1. Hal tersebut dikarenakan ikatan selama rentang waktu ini masih
berupa ikatan tanggung jawab moral dan kekeluargaan, yang secara
hukum belum dinyatakan bahwa penggunaan nama "IESQ Training"
tersebut merupakan suatu pelanggaran. Tetap adanya pelaksanaan
training tersebut lebih pada ikatan baik dengan pihak panitia
penyelenggara yang telah memercayai training pada Tergugat.
5. Sehingga Tergugat menyatakan belum mencederai serta menyalahi
itikad baik yang pernah disampaikan. Terkait pernyataan Penggugat pada pemyataan poin C nomor 26 yang menyatakan bahwa Tergugat telah jelas-jelas menunjukan adanya "itikad tidak baik", tidak dapat
dibenarkan.
VII. Tentang Tanggapan Atas Gugatan
15
1. Tergugat menyayangkan sikap Penggugat yang tidak pernah
memberikan peringatan secara khusus atas kejadian yang disebutkan
pads poin VI nomor 2, tetapi langsung melayangkan gugatan secara
hukum.
2. Tergugat menegaskan it ikad baik untuk mengganti merek
"IESQ Training" dengan merealisasikannya melalui perubahan
nama pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan merek "Insan
Quantum".
0. Tergugat ingin secara sungguh-sutvgguh menempuh mediasi melalui
penyusunan akta perdamaian yang disepakati entara Tergugat dengan Penggugat Terlebih mengingat Tergugat dan Penggugat sama-sama lembaga yang didirikan untuk meningkatkan kualitas Sumber
Daya Manusia (SDM) yang berdasar pada nilai-nilai Islam yang sama-
sama mengajak pentingnya perdamaian dan persaudaraan.
0. Penghitungan kerugian materil sebesar Rp. 1.000.000.000,- (satu
milyar rupiah) dan kerugian immaterial sebesar Rp. 500.000.000,- (lima
ratus juta rupiah) merupakan penghitungan yang sangat berlebihan dan
tidak adil dalam konteks dakwah dan ukhuwah. Dinilai beriebihan karena
pelaksanaan "IESQ Training" selama kurun waktu 5 (lima) tahun dari
tahun 2003-2008 ini, sangat jauh di bawah pencapaian pengumpulan
angka nominal tersebut, dan tidak adil karena yang dijadikan dasar hanya
dari pihak Penggugat yang memang memiliki standar nominal yang
sangat tinggi dibandingkan dengan Tergugat.
Bahwa berdasarkan alasan-alasan yang sudah dikemukakan
Tergugat, Tergugat memohon kepada pengadilan Niaga pads Pengadilan
Negeri Semarang untuk memberikan keputusan sebagai berikut :
1. Menerima dan mengabulkan dalih-daiih Tergugat untuk seluruhnya.
2. Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya atau setidak-
tidaknya gugatan penggugat harus dinyatakan tidak dapat diterima.
3. Menghukum kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara ini.
Demikian tanggapan atas gugatan hukum yang diajukan dari Tergugat,
16
sebagai masukan kepada majelis hakim untuk memutuskan putusan seadil-
adilnya (ex aquo et bono) dengan berdasarkan kepada hati nurani dan
semangat kekeluargaan serta perdamaian (Islah).
Menimbang, bahwa atas jawaban Tergugat tersebut, Penggugat telah
menanggapinya dalam replik Penggugat. Begitu juga atas replik Penggugat juga
telah ditanggapi Tergugat dalam dupliknya. Selanjutnya, jawab jinawab tersebut,
telah tercatat dengan lengkap dan jelas sebagaimana terurai dalam berita acara
pemeriksaan perkara ini ;
Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil-dalil gugatannya Penggugat
telah mengajukan surat-surat bukti sebagai berikut :
1. Buku berjudul ESQ ( Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan
Spiritual) karangan Penggugat yang telah dipublikasikan dan didaftarkan
dalam Daftar Hak Cipta No No.021991 tanggal 11 Desember 2001 (diberi tanda P – 1) ;
2. Sertifikat Merek “ESQ” pada Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual,
Direktorat Merk, dan telah mendapatkan haknya sebagaimana termaktub
dalam Sertifikat No. IDM000058588 tanggal 19 Desember 2005 Untuk
Kelas 41 (diberi tanda P – 2) ;3. Sertifikat Merek “ESQ” pada Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual,
Direktorat Merk, dan telah mendapatkan haknya sebagaimana termaktub
dalam Sertifikat No. IDM000058588 tanggal 19 Desember 2005 Untuk
Kelas 41 (diberi tanda P – 3) ;4. Berita-berita maupun pernyataan-pernyataan dari masyarakat selama ini
selalu “mempersamakan” antara training “IESQ” dengan “ESQ” (diberi tanda P – 4) ;
5. Berita-berita maupun pernyataan-pernyataan dari masyarakat selama ini
selalu “mempersamakan” antara training “IESQ” dengan “ESQ” (diberi tanda P – 5) ;
6. Pengumuman di surat kabar harian Tempo tanggal 24 Maret 2008 (diberi
tanda P – 6) ;7. Pengumuman di surat kabar harian Tempo tanggal 31 Maret 2008 (diberi
tanda P – 7) ;
17
8. Somasi Penggugat kepada Tergugat tanggal 10 Juni 2008 tentang
penggunaan Merek ESQ (diberi tanda P – 8) ;
9. Surat tanggapan Tergugat tanggal 18 Juni 2008 atas Somasi dari Tergugat
(“Surat Tanggapan”) (diberi tanda P – 9) ; 10. Surat tanggapan Tergugat tanggal 18 Juni 2008 atas Somasi dari Tergugat
(“Surat Tanggapan”) (diberi tanda P – 10) ;11. Bukti adanya training lanjutan pada tanggal 8-9 Agustus 2008, dengan
masih menggunakan merek “IESQ” walaupun dalam Surat Tanggapan-nya
Tergugat telah mengakui kesalahannya serta telah berniat untuk
menghentikan penggunaan nama “IESQ” didalam kegiatan pelatihannya
(diberi tanda P – 11) ;12.Berita-berita maupun pernyataan-pernyataan dari masyarakat selama ini
selalu “mempersamakan” antara training “IESQ” dengan “ESQ”
13.Perjanjian Kerjasama antara Pengugat (yang diwakili oleh ESQ Training
Center) dengan PT Republika Media Mandiri sehubungan dengan
pemuatan atau penayangan iklan tentang kegiatan “ESQ” No: SP.DIR-
RMM.04.02.2008 tertanggal 4 Februari 2008;
14.Rekapitulasi pengeluaran biaya iklan untuk pengenalan dan kegiatan “ESQ”
selama tahun 2007 dan 2008 dan sampel dari dokumen pembayaran biaya
pemasangan/penayangan iklan untuk pengenalan dan kegiatan “ESQ”
15.Bukti kegiatan dari Penggugat yang memberikan Training ESQ pada
khalayak tertentu semisal untuk kegiatan ESQ Peduli Pendidikan, Peduli
Kesehatan dan anak-anak
16.Bukti kegiatan dari Penggugat yang memberikan Training ESQ pada
khalayak tertentu semisal untuk kegitan ESQ Peduli Pendidikan, Peduli
Kesehatan dan anak-anak
Bukti-bukti surat tersebut telah diberi materai cukup dan telah disesuaikan dengan
aslinya ;
Menimbang, bahwa selain bukti-bukti surat tersebut Penggugat juga
mengajukan 2 (dua) orang saksi dan seorang saksi ahli yang memberikan
keterangannya dibawah disumpah, masing-masing pada pokoknya menerangkan
sebagai berikut :
1. AGUS HERY EDY WIBOWO
18
2. YOGI YOGA SWARA
Menimbang, bahwa Para Tergugat untuk memperkuat dalil-dalil
sangkalannya atas gugatan Penggugat tersebut, telah mengajukan bukti-bukti
surat berupa :
T. 1 dan T. 4
Menimbang, bahwa selain bukti-bukti surat tersebut, Tergugat untuk
membuktikan dalil-dalil sangkalannya juga telah mengajukan mengajukan 2 (dua)
orang saksi yang memberikan keterangannya di bawah sumpah, masing-masing
pada pokoknya telah menerangkan sebagai berikut :
1. Dr. HJ. TITI SETIAWATI 2. MOHAMMAD YUDAN FEBRIANTO
Menimbang, bahwa setelah kedua belah pihak mengajukan kesimpulannya,
selanjutnya mengatakan sudah tidak ada lagi sesuatu yang akan diajukannya lagi
dan mohon agar dijatuhkan Putusan atas perkaranya tersebut ;
Menimbang, bahwa selanjutnya terjadilah hal-hal sebagaimana tercacat
secara lengkap dalam Berita Acara Pemeriksaan perkara ini, yang untuk
singkatnya Putusan ini, keseluruhannya telah termuat dan merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dengan Putusan ini ;
TENTANG HUKUMNYA
Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah
sebagaimana tersebut di atas ;
Menimbang, bahwa Penggugat dalam gugatannya pada pokoknya telah
mendalilkan bahwa sebagai satu-satunya pemilik dan pemegang hak khusus atas merek “ESQ” dengan susunan, tata muka dan tata warna sesuai dengan
Bukti P-2, berpendapat bahwa Tergugat telah melakukan pelanggaran merek
karena secara melawan hukum dan tanpa hak telah menggunakan merek “IESQ” yang dipandangnya mempunyai persamaan pada pokoknya dengan
merek ESQ milik Penggugat. Oleh karena itu, Penggugat mohon agar Tergugat
menghentikan kegiatan jasa training, penyediaan latihan, pengaturan dan
penyelenggaraan konferensi, konggres, seminar, simposium, penyelenggaraan
19
pameran untuk tujuan kebudayaan atau pendidikan, penerbitan buku-surat kabar-
majalah dan kursus-kursus dengan menggunakan merek “IESQ” dan sejumlah
tuntutan lain sebagaimana telah termuat dalam petitum gugatannya ;
Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat tersebut, Tergugat telah
menyangkalnya yang pada pokoknya telah mengemukakan bahwa benar telah
menggunakan merek “IESQ” dalam kegiatan training, latihan, atau pendidikan.
Namum, materi yang digunakannya sangat berbeda dengan yang disampaikan
oleh Penggugat. Demikian pula kegiatannya tersebut, dimaksudkan sebagai
kegiatan dakwah dan ukuhwah semata tanpa tujuan komersial, sehingga tidaklah
adil kalau harus dihukum untuk mengganti kerugian sebagaimana didalilkan
Penggugat. Oleh karena itu Tergugat mohon gugatan Penggugat ditolak untuk
seluruhnya atau setidak-tidaknya gugatan Penggugat harus dinyatakan tidak
dapat diterima ;
Menimbang, bahwa kalaulah demikian pokok permasalahannya, maka yang
perlu dipertimbangkan secara khusus untuk, menuntaskan pokok permasalahan
perkara ini adalah :
1. Apakah benar Penggugat sebagai satu-satunya pemilik dan pemegang hak khusus atas merek “ESQ” sehingga patut mendapat perlindungan
hukum atas kepemilikan dan penggunaan mereknya tersebut ?
2. Apakah benar Tergugat telah melakukan pelanggaran merek karena
secara melawan hukum dan dengan etikad tidak baik telah menggunakan merek “IESQ” yang mempunyai persamaan pada pokoknya dengan merek ESQ milik Penggugat ?
3. Bagaimanakah tuntutan Penggugat yang menuntut agar Tergugat
menghentikan kegiatannya, membayar sejumlah ganti kerugian dan
sejumlah tuntutan lain mesti dituntaskan dalam perkara a quo ?
Menimbang, bahwa untuk membuktikan kebenaran dali-dalil gugatannya,
Penggugat telah mengajukan bukti surat yang diberi tanda P.1 sampai dengan P.
13. Selain itu, Penggugat juga mengajukan 2 (dua) orang saksi di bawah sumpah
yakni masing-masing bernama AGUS HERY EDY WIBOWO dan YOGI YOGA
SWARA.Sedangkan untuk memperkuat dali-dalil sangkalannya, Tergugat telah
mengajukan bukti surat yang diberi tanda T. 1 S/D T. 4 dan 2 (dua) orang saksi
dibawah sumpah masing-masing bernama Dr. Hj. TITI SETIAWATI dan
20
MOHAMMAD YUDAN FAHRIANTO ;
Menimbang, bahwa dalam dalil gugatannya Penggugat telah mendalilkan
bahwa Penggugat merupakan satu-satunya pemilik dan pemegang hak khusus atas merek “ESQ” dengan susunan, tata muka dan tata warna sesuai dengan
Bukti P-2. Oleh karenanya kini dipertimbangkan pokok permasalahan pertama
yakni apakah benar Penggugat merupakan pemegang hak khusus dan patut
mendapat perlindungan hukum atas kepemilikan dan pengguganaan mereknya
tersebut ?
Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan pengertian merek sebagaimana
diatur dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 Tentang Merek
adalah : “Tanda berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan
warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan
digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa”. Selanjutnya dalam
Pasal 2 disebutkan bahwa :”Merek sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini
meliputi Merek Dagang dan Merek Jasa ”;
Menimbang, bahwa syarat utama yang harus dipenuhi agar suatu tanda
dapat diterima sebagai suatu merek adalah bahwa tanda tersebut harus
mempunyai daya pembeda (distinctive, distinguish), karena fungsi pokok dari
suatu merek adalah untuk membedakan suatu produk atau jasa dengan produk
atau jasa lain yang sejenis. Ketentuan tentang suatu tanda harus memiliki daya
pembeda ini secara luas telah dianut oleh seluruh sistem hukum yang ada
diseluruh dunia yang juga dikenal dengan teori presumption of distinctivness.
Dalam hal ini tidak terkecuali Undang-Undang No.15 Tahun 2001 tentang Merek
menganut teori presumption of distinctivness yang terkandung dalam Pasal 5 huruf
(b) jo Pasal 6 ayat (1) dan (2) Undang-Undang No.15 Tahun 2001 ;
Menimbang, bahwa dengan demikian untuk memenuhi fungsi penggunaan
merek sebagai daya pembeda, suatu merek haruslah memiliki spesifikasi yang
mampu (capable) mengindikasikan adanya suatu hubungan atau koneksi antara
produsen barang/jasa dengan barang/jasa yang diproduksinya ;
Menimbang, bahwa dari bukti-bukti yang diajukan Penggugat ternyata telah
dapat dibuktikan bahwa Penggugat pada mulanya telah menciptakan metode
training Emotional Spiritual Quotient atau yang disingkat “ESQ”. (vide bukti P-1).
Selanjutnya dibentuklah lembaga training untuk membentuk karakter
21
kepemimpinan yang diadakan oleh ESQ Leadership Centre (“ESQ LC”), dimana
ESQ merupakan gabungan emotional, spiritual dan quotient, yaitu kecerdasan
emosi dan kecerdasan spiritual yang dicetuskan oleh Penggugat dengan cara
menggabungkan antara kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emotional (EQ),
dan kecerdasan spritual (SQ) dalam satu konsep yang saling terintergasi yang
disebut ESQ. Selanjutnya Penggugat mendaftarkan Merek “ESQ” pada Direktorat
Merk, dan telah mendapatkan Sertifikat No. IDM000058588 tanggal 19 Desember
2005 atas nama Penggugat untuk melindungi barang/jasa pada Kelas 41 berupa
pendidikan, penyediaan latihan, pengaturan dan penyelenggaraan konferensi-
kongres-seminar-simposium, penyelenggaraan pameran untuk tujuan kebudayaan
atau pendidikan, penerbitan buku-surat kabar-majalah dan kursus-kursus (Bukti P-
2). Oleh karena itulah dengan diterimanya pendaftaran Merek ESQ tersebut, maka
Penggugat mempunyai hak eksklusif untuk memakai merek “ESQ” di Indonesia.
Disamping itu, meperhatikan bukti-bukti tentang aktifitas Penggugat dalam
menggunakan Merek ESQ tersebut, maka dapatlah disimpulkan merek Penggugat
tersebut telah dikenal luas di masyarakat (Vide Bukti P-1, P-2, P-4, P-11 dan P-
12) ;
Menimbang, bahwa dengan demikian berdasarkan pertimbangan hukum di
atas, maka sesuai dengan sistem perlindungan hukum yang telah ditentukan
dalam UU No. 15 Tahun 2001 tentang Merek yang menentukan perlindungan hak
atas merek diberikan hanya berdasarkan adanya pendaftaran (sistem konstitutif
berdasarkan first to file system), artinya perlindungan diberikan kepada siapa yang
mendaftar lebih dahulu, maka dengan telah terdaftar dan diperolehnya sertifikat
merek “ESQ” tersebut, Penggugat patut mendapatkan perlindungan hukum secara
eksklusif atas kepemilikan dan penggunaan merek “ESQ” tersebut ;
Menimbang, bahwa selanjutnya kini dipertimbangkan pokok permasalahan
berikutnya yakni apakah benar Tergugat telah melakukan pelanggaran merek karena secara melawan hukum dan dengan etikad tidak baik telah menggunakan merek “IESQ” yang mempunyai persamaan pada pokoknya dengan merek ESQ milik Penggugat. Oleh karena Pasal 76 ayat (1) UU No. 15 Tahun 2001
tentang Merek mengatur Pemilik merek terdaftar dapat mengajukan gugatan
terhadap pihak lain yang secara tanpa hak menggunakan merek yang mempunyai
persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya untuk barang atau jasa sejenis
berupa gugatan ganti kerugian dan atau penggunaan merek tersebut ;
22
Menimbang, bahwa dalam Pasal 6 Undang-Undang No.15 Tahun 2001
secara implisit telah mengatur tentang rincian faktor yang menimbulkan terjadinya
persamaan atau similarity impression yaitu persamaan pandangan (visual
similarity), persamaan dalam bunyi (similarity in sound), persamaan ucapan
(similarity in phonetic) atau persamaan dalam kemasan (similarity in packaging),
persamaan dengan orang terkenal (similarity in personality) dalam suatu merek.
Namun demikian dalam praktiknya, masih terdapat ketidakjelasan karena secara
teoritispun terdapat berbagai-bagai doktrin persamaan dibidang merek ini dengan
pendekatan yang berbeda-beda. Dimana dua diantaranya adalah Doktrin
Persamaan Secara Menyeluruh (entireties similar) dan Doktrin Kemiripan (identical
with, nearly resembles);
Menimbang, bahwa doktrin Persamaan Secara Menyeluruh menilai apakah
suatu merek memiliki persamaan pada pokoknya dengan melalui pendekatan
perbandingkan antara keduanya untuk mencari apakah terdapat faktor-faktor
sebagai berikut:
a. persamaan bentuk, komposisi, kombinasi, unsur-unsur, bunyi dan ucapan ;
b. jenis barang/jasa yang sama atau paling tidak harus mengenai jenis barang
yang berada dalam satu kelas ;
c. memiliki persamaan jalur pemasaran yang meliputi wilayah geography yang
sama (the same common market place).
Sedangkan ‘doktrin kemiripan sangat dekat’ (nearly resembles theory) menilai
adanya suatu persamaan berdasarkan beberapa patokan yaitu: terdapat kemiripan
yang sangat dekat (very nearly resembles) antara satu merek dengan merek lain
sehingga sulit dibedakan antara keduanya dan potensial membingungkan
konsumen (likely to deceive or cause confusion). (Lihat Rocque Reynolds, Natalie
Stoianoff, Intellectual Property (Text and Essential Cases), The Federation Press,
Sydney, 2002 hal 409 dan M.Yahya Harahap, Tinjauan Merek Secara Umum,
Penerbit PT.Citra Aditya, Bandung, hal.289-290, 306) ;
Menimbang, bahwa jika Pasal 6 ayat (1) huruf a Undang-Undang No.15
Tahun 2001 dikaji lebih lanjut, ternyata Undang-Undang Merek Indonesia secara
implisit menganut doktrin tertua yaitu ‘Persamaan Secara Menyeluruh’ (entireties
similar theory) dimana dalam Bab Penjelasan Pasal 6 ayat (1) disebutkan bahwa:
“Yang dimaksud dengan persamaan pada pokoknya adalah kemiripan yang
23
disebabkan oleh adanya unsur-unsur yang menonjol antara Merek yang
lain, yang dapat menimbulkan kesan adanya persamaan baik mengenai
bentuk, cara penempatan, cara penulisan atau kombinasi antara unsur-
unsur ataupun persamaan bunyi ucapan yang terdapat dalam merek-merek
tersebut.”
Oleh karena itulah untuk menuntaskan perkara ini, sebelum majelis hakim
mempertimbangkan apakah benar Tergugat telah melakukan perbuatan melawan
hukum dan etikad tidak baik yang merugikan Penggugat dan atau telah melakukan
pelanggaran hak merek karena menggunakan merek yang mempunyai persamaan
pada pokoknya dengan merek Penggugat, tentunya dipandang perlu terlebih
dahulu diteliti dan dipertimbangkan apakah benar terdapat persamaan pada
pokoknya atau secara keseluruhan antara merek Penggugat dengan merek yang
digunakan Tergugat tersebut. Untuk itu, Majelis Hakim akan menggunakan
pendekatan-pendekatan perbandingan (comparing and contrasting) sebagai
berikut:
a. Faktor persamaan bentuk, komposisi, kombinasi, unsur-unsur, bunyi dan
ucapan di antara merek „ESQ” milik Penggugat dengan merek “IESQ” yang
digunakan Tergugat ;
b. Faktor produk atau jasa sejenis atau berada dalam satu kelas antara merek
milik Penggugat dengan merek yang digunakan Tergugat ;
c. Faktor kesamaan jalur pemasaran yang meliputi wilayah geography yang
sama (the same common market place) antara merek yang dimiliki
Penggugat dengan merek yang digunakan Tergugat ;
Menimbang, bahwa memperhatikan bukti Penggugat tertanda bukti P. 2
tentang sertifikat merek yang telah didaftarkan oleh Penggugat dan bukti P. 1 s/d
P. 13 serta keterangan saksi Penggugat masing-masing : AGUS HERY EDY
WIBOWO dan YOGI YOGA SWARA ternyata telah dapat membuktikan bahwa
Penggugat telah mendaftarkan dan menggunakan kata „ESQ” untuk melindungi
barang dan jasa di kelas 41. Dan ataupun kata „ESQ” tersebut, ternyata memang
telah sering dan pertama kali digunakannya karena merupakan kependekan dari
Emotional Spiritual Quotient atau yang disingkat “ESQ”. Hal itu merupakan metode
training untuk membentuk karakter kepemimpinan yang diselenggarakan oleh ESQ
Leadership Centre (“ESQ LC”). Dimana ESQ merupakan gabungan emotional,
spiritual dan quotient, yaitu kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual yang
dicetuskan oleh Penggugat dengan cara menggabungkan antara kecerdasan
24
intelektual (IQ), kecerdasan emotional (EQ), dan kecerdasan spritual (SQ) dalam
satu konsep yang saling terintergasi yang disebutnya ESQ. Disamping itu, ternyata
dari bukti-bukti Penggugat tersebut terutama bukti P-3 dan keterangan para saksi
dari Penggugat Tergugat juga telah dapat dibuktikan bahwa Tergugat telah
menawarkan dan/atau menyelenggarakan kegiatan atau jasa pelatihan dengan
menggunakan nama “IESQ” ;
Menimbang, bahwa selain itu manakala bukti-bukti Penggugat dimaksud
dibandingkan dengan bukti Tergugat tertanda T- 1 s/d T-4 dan keterangan saksi
Dr. Hj. TITI SETIAWATI dan MOHAMMAD YUDAN FAHRIANTO, ternyata justru
juga telah dapat dibuktikan bahwa memang Tergugat telah melakukan kegiatan
training dengan menggunakan tampilan merek “IESQ”. Tampilan merek Tergugat
tersebut, dipandang mempunyai persamaan pada pokoknya dengan merek
Penggugat karena pada keduanya terdapat kesamaan bentuk, komposisi,
kombinasi, unsur-unsur, bunyi dan ucapan di antara kedua merek tersebut ;
Menimbang, bahwa prinsip dasar yang terkandung dalam UU No. 15 tahun
2001 tentang Merek adalah adanya suatu prinsip etikad baik dalam pendaftaran
dan penggunaan suatu merek. Oleh karena itu, seseorang yang mendaftarkan dan
atau menggunakan mereknya harus secara layak dan jujur serta tanpa ada niat
apapun untuk membonceng, meniru atau menjiplak ketenaran merek pihak lain
demi kepentingan usahanya yang berakibat kerugian pada pihak lain itu atau
menimbulkan persaingan curang. Dengan demikian, terdapat hal pokok untuk
menentukan adanya sutu perbuatan melawan hukum dan itikad tidak baik yaitu
adanya niat untuk kepentingan usaha pendaftar dan pengguna suatu merek untuk
merugikan pihak lain ;
Menimbang, bahwa bahwa prinsip etikad baik berhubungan dengan prinsip
duty of care yaitu suatu kewajiban untuk bertindak secara hati-hati, yang kadang-
kadang dirumuskan juga sebagai suatu kewajiban atau keharusan, yang diakui
oleh hukum, yang mensyaratkan agar supaya seseorang bertindak sesuai dengan
suatu ukuran tingkah laku tertentu ” a certain standard of conduct “ untuk
melindungi orang-orang lain terhadap suatu resiko yang menurut nalar sebenarnya
tidak perlu terjadi (unreasonable risk) ;
Menimbang, bahwa ada 2 (dua) ukuran yang dapat dipergunakan untuk
menentukan apakah seseorang telah bertindak hati-hati (etikad baik) yang
25
mungkin dapat merugikan seseorang lain, yaitu seseuai dengan asas “The
neigbour principle” (sesama kita) dan “The area of risk principle” (asas ruang
lingkup) yang pada kedua asas tersebut terkadung ukuran standar tingkah laku
tertentu yang harus dipenuhi yakni manusia senantiasa bertindak sesuai dengan
nalar, seseorang yang bertindak sesuai dengan akal sehat, ukuran standar perihal
tingkah laku yang dikehendaki oleh masyarakat, harus merupakan suatu ukuran
obyektif dan tidak merupakan sesuatu yang bersifat subyektif, penilaian yang
bersifat individual, sifat-sifat baik dan sifat-sifat buruk si pelaku tidak merupakan
faktor yang menentukan, karena ukuran itu, sedapat mungkin sama dan berlaku
bagi semua orang, karena hukum tidak membeda-bedakan orang, walaupun
ukuran itu harus juga memperhatikan faktor-faktor yang ada pada diri si pelaku,
kesanggupannya untuk mengatasi resiko yang nyata dan keadaan yang
meliputinya ;
Menimbang, bahwa disisi lain yang dimaksud dengan perbuatan melawan
hukum sebagaimana dirumuskan dalam pasal 1365 KUHPerdata adalah :“Tiap
perbuatan melawan hukum yang membawa kerugian kepada orang lain
mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti
kerugian tersebut” ;
Menimbang, bahwa dengan demikian ada 4 (empat) unsur untuk
menentukan adanya suatu perbuatan melawan hukum yaitu adanya unsur
perbuatan melawan hukum, kerugian, kesalahan dan hubungan causal antara
perbuatan melawan hukum tersebut dengan kerugian ;
Menimbang, bahwa sedangkan mengenai apakah yang dimaksud dengan
perbuatan melawan hukum itu sendiri, menurut Yurisprudensi tetap di Indonesia
adalah perbuatan (atau tidak berbuat) yang memenuhi kriteria :
1. Bertentangan dengan kewajiban hukum si pelaku, atau ;
2. Melanggar hak subjektif orang lain, atau ;
3. Melanggar kaedah tata susila, atau ;
4. Bertentangan dengan azaz kepatutan, ketelitian serta sikap hati-hati yang
seharusnya dimiliki seseorang dalam pergaulan dengan sesama warga
masyarakat atau terhadap harta benda orang lain ;
Menimbang, bahwa keempat kriteria tersebut menggunakan kata “atau”
dengan demikian untuk adanya suatu perbuatan melawan hukum tidak
26
disyaratkan adanya keempat kriteria tersebut secara kumulatif, tetapi dengan
dipenuhinya salah satu kriteria itu secara alternatif telah terpenuhi pula syarat
suatu perbuatan melawan hukum (Setiawan, SH, Empat Kriteria Perbuatan
Melawan Hukum Perkembangannya dalam Yurisprudensi, diterbitkan Team
Pengkajian Hukum Mahkamah Agung RI tahun 1991 halaman 121) ;
Menimbang, bahwa selain itu perlulah diperhatikan, bahwa suatu perbuatan
yang bertentangan dengan kewajiban hukum si pelaku dipandang sebagai suatu
perbuatan melawan hukum, masih diperlukani syarat-syarat lain yang harus
dipenuhi yaitu :
a. Bahwa dengan pelanggaran tersebut kepentingan Penggugat tercancam ;
b. Bahwa kepentingan Penggugat dilindungi oleh peraturan yang dilanggar
(Schutznormtheorie) ;
c. Bahwa tidak terdapat alasan pembenar menurut hukum ;
Menimbang, bahwa perbuatan melawan hukum melanggar hak subyektif
orang lain haruslah diartikan, manakala perbuatan tersebut telah melanggar hak
subyektif seseorang, yaitu suatu kewenangan khusus seseorang yang diakui
hukum, yang diberikan kepadanya demi kepentingannya termasuk hak-hak
kebendaan, in casu mengenai kepemilikan dan penggunaan merek “ESQ” yang
melekat pada diri Penggugat, selaku pihak yang mempunyai kedudukan hukum
dan kapasitas hukum serta berhak bertindak selaku pemilik dan pengguna merek
tersebut ;
Menimbang, bahwa berdasarkan keseluruhan bukti-bukti yang diajukan
Penggugat di persidangan maupun Pengakuan Tergugat ternyata telah didapat
suatu fakta bahwa Tergugat telah menawarkan dan/atau menyelenggarakan
kegiatan atau jasa pelatihan dengan menggunakan nama “IESQ” (Vide bukti- P3).
Fakta tersebut merupakan hal yang sangat esensial dan penting untuk
menuntaskan pokok masalah ini, dengan kata lain hal tersebut dapat dipakai untuk
menentukan tindakan para pihak dalam melakukan perbuatan hukumnya,
sehingga berdasarkan fakta tersebut, pada akhirnya dapat disimpulkan kebenaran
dalil-dalil gugatan Penggugat dan ataupun sangkalan para Tergugat ;
Menimbang, bahwa sesuai dengan lingkup pokok masalah perkara ini,
untuk menentukan apakah tindakan Tergugat adalah suatu perbuatan melawan
27
hukum yang merugikan Penggugat, tentunya selain diperhatikan unsur-unsur dan
kriteria serta syarat adanya suatu perbuatan melawan hukum dan etikad baik
sebagaimana telah dipertimbangkan di bagian awal Putusan ini, yang utama dan
harus dipertimbangkan adalah adanya kewajiban yang bertimbal balik dan
seimbang antara Penggugat selaku pihak yang telah memiliki merek “ESQ”
apakah telah melaksanakan tugasnya dengan etikad baik (in goodfaith) dan
penuh tanggung jawab (and with full sense of responsibility), dalam hubungannya
dengan tindakan Tergugat yang telah secara sepihak telah menggunakan merek
“IESQ” untuk dipakai kelas yang sama yakni di kelas 41, sebagai derivative action
yang lahir dari alas hak utama ( a primary right ) selaku pihak yang berkepentingan
atas merek tersebut ;
Menimbang, bahwa tindakan Penggugat yang telah memiliki sertifikat merek
“ESQ”, mengumumkan dan memperingatkan khalayak umum untuk tidak
menggunakan mereknya terlebih lagi telah mengirimkan somasi kepada Tergugat
agar tidak menggunakan mereknya (Vide Bukti P-1 s/d P.13). Namum, Tergugat
ternyata malahan terus menawarkan dan/atau menyelenggarakan kegiatan atau
jasa pelatihan dengan menggunakan nama “IESQ” jelas melanggar hak subyektif
Penggugat, sebab Tergugat sejak semula telah mengetahui bahwa tindakannya
tersebut, jelas bertentangan dan melanggar hak subyektif Penggugat selaku
pemilik merek ESQ yang sudah dikenalnya dan bertentangan dengan asas
kepatutan, ketelitian serta sikap hati-hati yang seharusnya dimiliki seseorang
dalam pergaulan dengan sesama warga masyarakat atau terhadap harta benda
orang lain ;
Menimbang, bahwa dengan demikian alasan Tergugat bahwa tindakannya
dilakukan sebagai suatu tindakan untuk dakwa dan ukhuwah serta tidak bertujuan
komersial haruslah ditolak, karena dari bukti-bukti yang diajukan Penggugat jelas
Tergugat dalam melaksanakan kegiatannya tersebut memungut sejumlah uang.
Oleh karena itu tindakannya jelas bertentangan dengan hukum dan tidak dapat
dibenarkan, karena maksud-maksud yang baik, harus diwujudkan dengan cara-
cara yang baik dan tidak bertentangan dengan hukum, agar diperoleh hasil yang
baik ;
Menimbang, bahwa dengan demikian dari bukti-bukti yang diajukan oleh
para pihak, maka dapatlah disimpulkan bahwa perbuatan Tergugat tersebut
28
bertentangan dengan perlindungan hak atas merek “ESQ” yang telah dimiliki
Penggugat untuk melindungi barang atau jasa pada Kelas 41 berupa pendidikan,
penyediaan latihan, pengaturan dan penyelenggaraan konferensi, konggres,
seminar, simposium, penyelenggaraan pameran untuk tujuan kebudayaan atau
pendidikan, penerbitan buku-surat kabar-majalah dan kursus-kursus. Sebab,
Penggugat terlebih dahulu mendaftarkan dan menggunakannya merek “ESQ”
tersebut. Dengan demikian juga dari keseluruhan bukti-bukti yang ada ternyata
dapat dibuktikan bahwa Penggugat sesungguhnya merupakan pengguna pertama
sekaligus pemilik yang sah dari merek terdaftar “ESQ”. Disisi lain, Tergugat
dipandang gagal untuk membuktikan bahwa kegiatan yang diselenggarakannya
tersebut ternyata berbeda dengan barang dan atau jasa di kelas 41 ;
Menimbang, bahwa berdasarkan kenyataan ini, manakala perbuatan
Tergugat diuji berdasarkan ketentuan Pasal 15 ayat (2) dari TRIPs Agreement)
yang berlaku secara Internasional di negara–negara yang memberlakukan TRIPs
Agreement dalam peraturan Hak Kekayaan atas Intelektualnya, termasuk
Indonesia yang merupakan salah satu negara anggota Wold Trade Organization
serta mengadoptir TRIPs Agreement melalui UU No. 7 Tahun 1994 dan UU Merek
No. 15 Tahun 2001 tentang Merek (vide Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5 dan Pasal 6
yang merupakan bentuk pelaksanaan dari Pasal 15, Pasal 16 dan Pasal 17 dari
TRIPs Agreement). Majelis Hakim berpendapat, oleh karena Penggugat
berdasarkan bukti P-1 s/d P-13 dan keterangan saksi-saksinya telah berhasil
membuktikan bahwa Penggugat telah mempergunakan kata “ESQ” sebagai
mereknya tersebut, jauh sebelum digunakan Tergugat. Apalagi kata “ESQ”
merupakan kependekan dari metode training yang pertama kali diciptakan dan
lazim digunakan dan merupakan kependekan dari Emotional Spiritual Quotient,
maka manakala Tergugat menggunakan merek “IESQ” dalam kegiatan
penyelenggaraan trainingnya jelas dimaksudkan untuk meniru dan atau
membonceng ketenaran merek milik Penggugat ;
Menimbang, bahwa dengan demikian Penggugat telah dapat membuktikan
sebagai pemilik yang sah, pemakai pertama, pemegang hak khusus atas Merek
“ESQ” Dan memperhatikan yurisprudensi Mahkamah Agung RI No. 1486/K/1991
tanggal 14 November 1995 serta Pasal 6 bis ayat (3) dari Convention of Paris for
Protection of Industrial Property of 20 th, March 1883 yang menyangkut unsur
29
adanya hal-hal yang bertentangan dengan kesusilaan dan ketertiban umum
termasuk pula itikad tidak baik, Tergugat dipandang memiliki etikad tidak baik
dalam menggunakan mereknya, karena dilakukan dengan cara yang tidak layak
dan jujur sebab berusaha membonceng, meniru atau menjiplak merek pihak lain,
yang telah lebih dahulu dipergunakan dan didaftarkan oleh penggugat. Tindakan
Tergugat tersebut dipandang sebagai suatu tindakan untuk menguntungkan
kepentingan usahanya semata yang dapat membawa kerugian pada pihak lain
atau menimbulkan kondisi persaingan curang, mengecoh atau menyesatkan
konsumen ;
Menimbang, bahwa dengan demikian Penggugat telah berhasil
membuktikan kebenaran dalil-dalil gugatannya mengenai adanya perbuatan
melawan hukum dan etikad tidak baik yang telah dilakukan Tergugat, dan
sebaliknya Tergugat telah tidak berhasil membuktikan kebenaran dalil-dalil
sangkalannya ;
Menimbang, bahwa oleh karena itu kini dipertimbangkan satu persatu
petitum Penggugat sebagai berikut :
Menimbang, bahwa petitum Penggugat point 1 (satu), oleh karena petitum
ini berkaitan dengan petitum yang selanjutnya, maka akan dipertimbangkan pada
bagian akhir nanti, setelah petitum yang lain dipertimbangkan ;
Menimbang, bahwa mengenai petitum ke 2 (dua) dan ke 3 (tiga) agar
dinyatakan bahwa Penggugat satu-satunya pemilik dan pemegang hak khusus
atas merek “ESQ” dengan susunan, tata muka dan tata warna sesuai dengan Bukti
P-2 dan Tergugat melakukan pelanggaran merek karena secara melawan hukum
dan tanpa hak telah menggunakan merek “IESQ” yang sesuai dengan Bukti P-3
yang mempunyai persamaan pada pokoknya dengan merek ESQ milik Penggugat.
Berdasarkan keseluruhan pertimbangan hukum tersebut di atas, maka petitum ini
dapatlah dikabulkan ;
Menimbang, bahwa terhadap petitum ke 4 (empat) dipertimbangkan secara
khusus sebagai berikut :
- Bahwa mengenai tuntutan agar memerintahkan Tergugat untuk
30
menghentikan kegiatan jasa training, penyediaan latihan, pengaturan dan
penyelenggaraan konferensi-kongres-seminar-simposium, penyelenggaraan
pameran untuk tujuan kebudayaan atau pendidikan, penerbitan buku-surat
kabar-majalah dan kursus-kursus dengan menggunakan merek “IESQ”
sesuai dengan bukti P-3. Setelah memperhatikan ketentuan Pasal 76 ayat
(1) sub b jo Pasal 78 jo Pasal 6 UU No. 15 Tahun 2001 tentang Merek dan
keseluruhan pertimbangan hukum tersebut di atas, maka petitum ini
dapatlah dikabulkan;
- Bahwa akan tetapi terhadap petitum yang mohon agar hal tersebut
dilakukan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah putusan ini diucapkan,
setelah memperhatikan makna dan dimensi perkara aquo, maka petitum ini
dapatlah dikabulkan setelah Putusan ini mempunyai kekuatan hukum tetap ;
- Sedangkan terhadap tuntutan agar Tergugat dihukum membayar uang
paksa sebesar Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah) sehari untuk tiap-tiap
Tergugat lalai untuk tidak mematuhi putusan Pengadilan. Oleh karena
eksekusi putusan ini sesungguhnya merupakan suatu eksekusi riil agar
Tergugat dihukum untuk tidak melakukan suatu perbutan tertentu, maka
petitum ini dapatlah dikabulkan. Namum, besarnya uang paksa dimaksud
ditentukan menurut asas keadilan dan kedudukan yang seimbang antara
Penggugat dan Tergugat. Oleh karena itulah petitum ini dapatlah dikabulkan
sebagian sejumlah bunyi amar Putusan ini nanti ;
Menimbang, bahwa sedangkan mengenai petitum ke 5 (lima) agar Tergugat
dihukum untuk membayar ganti rugi material sebesar Rp.1.000.000.000,- (satu
milyar rupiah) dan ganti rugi immaterial sebesar Rp. 500.000.000,- (lima ratus
rupiah), dipertimbangkan secara khusus sebagai berikut :
- Bahwa gugatan ganti kerugian dalam pelanggaran merek memang diatur
dalam pasal 76 ayat (1) UU No. 15 Tahun 2001 tentang Merek. Namum
sayangnya sampai saat ini, dalam praktik peradilan belum ada suatu
putusan pengadilan yang dapat dijadikan pedoman untuk mengabulkan
gugatan ganti kerugian dimaksud. Oleh karena itulah sesuai dengan praktik
peradilan perdata manakala tuntutan ganti kerugian materiil tidak dirinci
secara jelas, berapa sesungguhnya kerugian yang nyata-nyata dialami oleh
Penggugat maka tuntutan dimaksud haruslah ditolak ;
- Sedangkan mengenai ganti kerugian immateriil, oleh karena besarnya tidak
31
mungkin dapat ditentukan, namum sesuai dengan ajaran perbuatan
melawan hukum, maka terhadap Tergugat yang telah dinyatakan melakukan
perbuatan melawan hukum terhadap Penggugat, dan membawa kerugian
bagi Penggugat, tuntutan semacam ini patut dan layak untuk dikabulkan.
Namum besarnya haruslah sesuai dengan kedudukan dan kemampuan
para pihak secara seimbang, oleh karena itulah dengan berpedoman pada
prinsip keadilan yang senyatanya, besarnya ganti kerugian ini ditentukan
dengan memperhatikan reputasi Penggugat sebagai suatu penemu metode
training “ESQ” yang aktif melakukan training dan mempunyai reputasi cukup
baik dan ternama di bidangnya khususnya di Indonesia, dalam relevansinya
dengan kualitas Tergugat yang telah melakukan perbuatan melawan hukum
tersebut, maka tuntutan ini dapat dan layak dikabulkan sebagaimana bunyi
amar putusan ini nanti ;
Menimbang, bahwa sedangkan terhadap petitum ke 6 (enam) mengenai
ganti rugi pengongkosan biaya yang telah dikeluarkan oleh Penggugat
sehubungan dengan perkara aquo. Oleh karena pada asasnya berperkara
dikenakan biaya dan Tergugat dinyatakan sebagai pihak yang kalah, maka
tuntutan ini patut dan layak untuk dikabulkan seluruhnya ;
Menimbang, bahwa demikian pula petitum ke 7 (tujuh) yang menuntut agar
putusan ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu (serta merta), haruslah
dipertimbangkan secara seksama, dengan cara memeriksa dalil-dalil gugatan
Penggugat dan jawaban Tergugat serta keseluruhan lampiran bukti yang
diajukannya dalam relevansinya dengan urgensi untuk dapat dikabulkannya suatu
tuntutan serta merta dimaksud. Dalam berbagai ketentuan yang mengatur tuntutan
serta merta antara lain diatur, bahwa putusan serta merta harus didasarkan pada
surat bukti yang diajukan sebagai bukti untuk membuktikan dalil gugatannya (yang
disangkal oleh pihak lawan), adalah sebuah akta authentik atau akta dibawah
tangan yang diakui isi dan tanda tangannya oleh Tergugat. Oleh karena itulah
setelah Majelis Hakim mempelajari dengan seksama pokok permasalahan ini, dan
memperhatikan berbagai ketentuan peraturan perundang-undangan yang
mengatur tuntutan serta merta serta bukti-bukti Penggugat untuk mengajukan
tuntutan serta merta dimaksud, maka petitum ini haruslah ditolak ;
Menimbang, bahwa dengan demikian gugatan Penggugat haruslah
32
dikabulkan untuk sebahagian dan ditolak untuk yang selain dan selebihnya dan
oleh karena Penggugat dalam gugatannya antara lain mohon agar dijatuhkan
putusan yang seadil-adilnya, maka dengan tidak merubah esensi petitum
Penggugat, redaksional petitum Penggugat perlu dirubah agar putusan ini dapat
dieksekusi dengan baik ;
Memperhatikan, Pasal 76 jo Pasal 6 UU No. 15 Tahun 2001 Tentang Merek
dan peraturan perundangan lain yang bersangkutan ;
M e n g a d i l i
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebahagian
;
2. Menyatakan Penggugat satu-satunya pemilik dan
pemegang hak khusus atas merek “ESQ” dengan
susunan, tata muka dan tata warna sesuai dengan
Bukti P-2 ;
3. Menyatakan bahwa Tergugat melakukan
pelanggaran merek karena secara melawan hukum
dan tanpa hak telah menggunakan merek “IESQ”
yang sesuai dengan Bukti P-3 yang mempunyai
persamaan pada pokoknya dengan merek ESQ
milik Penggugat;
4. Memerintahkan Tergugat untuk menghentikan
kegiatan jasa training, penyediaan latihan,
pengaturan dan penyelenggaraan konferensi,
konggres, seminar, simposium, penyelenggaraan
pameran untuk tujuan kebudayaan atau pendidikan,
penerbitan buku-surat kabar-majalah dan kursus-
kursus dengan menggunakan merek “IESQ” sesuai
dengan bukti P-3 setelah putusan ini mempunyai
kekuatan hukum tetap, dengan ketentuan Tergugat
dihukum membayar uang paksa sebesar
Rp.1.000.000,00 (satu juta Rupiah) sehari,
manakala Tergugat lalai untuk tidak mematuhi
putusan Pengadilan tersebut ;
33
5. Menghukum Tergugat membayar ganti rugi
immaterial sebesar Rp. 100.000.000,00- (Seratus
juta Rupiah) ;
6. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya
perkara ini sejumlah Rp. ;
7. Menolak gugatan Penggugat untuk yang selain dan
selebihnya ;
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawarahan Majelis Hakim
Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Semarang, pada hari Kamis, tanggal 5
Februari 2009 oleh kami : SETIYA BUDI, SH.MH, selaku Hakim Ketua Majelis,Drs.
AMIN SEMBIRING, SH. MH., dan KURNIA YANI DARMONO, SH., M.Hum
masing-masing sebagai Hakim Anggota, Putusan mana pada hari : Kamis, tanggal
12 Februari 2009 diucapkan di depan persidangan yang terbuka untuk umum oleh
Majelis Hakim tersebut di atas, dengan didampingi oleh ALI NURYAHYA, SH.,
Panitera Pengganti pada Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri
Semarang, .............................kuasa Penggugat dan.......................... kuasa
Tergugat.
34