P U T U S A N - pn-semarangkota.go.id · merek “IESQ” terutama pada adanya “persamaan...

35
P U T U S A N Nomor : 05/HAKI/M/2008/PN.NIAGA. Smg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Semarang, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara pembatalan merek, pada peradilan tingkat pertama, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara antara : Ary Ginanjar Agustian, beralamat di Jalan Pesona Khayangan Blok CK/19, RT/RW 05/27, Kelurahan Mekar Jaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat yang dalam hal ini diwakili dan memilih tempat kediaman hukum di kantor kuasanya Bambang Suryowidodo, S.H, MH., dan M. Agus Imanuddin, S.H., Advokat dan Konsultan Hukum dari Kantor Hukum Malaming, Imanuddin & Partners beralamat di Patra Office Tower, Lantai 10 Suite 1035, Jalan Jenderal Gatot Subroto Kav. 32-34, Jakarta, berdasarkan Surat Kuasa tanggal 14 Mei 2008 selanjutnya disebut sebagai Penggugat ; M e l a w a n Yayasan ELDATA, yang berkedudukan di Jl. Suronatan NG II/869 Ngampilan, Yogyakarta 5526 selanjutnya disebut Tergugat. PENGADILAN NIAGA tersebut ; Telah membaca keseluruhan berkas dalam perkara ini ; Telah mendengar kedua belah pihak yang berpekara di persidangan ; Telah memperhatikan bukti-bukti dan segala sesuatu yang terjadi di persidangan dengan seksama ; TENTANG DUDUKNYA PERKARA Menimbang, bahwa Penggugat dengan surat gugatannya yang dibuat dan ditandatangani oleh kuasanya tersebut, tertanggal 2 Nopember 2007, yang dimasukkan dan di daftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Niaga pada Pengadilan 1

Transcript of P U T U S A N - pn-semarangkota.go.id · merek “IESQ” terutama pada adanya “persamaan...

P U T U S A NNomor : 05/HAKI/M/2008/PN.NIAGA. Smg.

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Semarang, yang memeriksa dan

mengadili perkara-perkara pembatalan merek, pada peradilan tingkat pertama,

telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara antara :

Ary Ginanjar Agustian, beralamat di Jalan Pesona Khayangan Blok

CK/19, RT/RW 05/27, Kelurahan Mekar Jaya, Kecamatan Sukmajaya,

Kota Depok, Jawa Barat yang dalam hal ini diwakili dan memilih

tempat kediaman hukum di kantor kuasanya Bambang Suryowidodo, S.H, MH., dan M. Agus Imanuddin, S.H., Advokat dan Konsultan

Hukum dari Kantor Hukum Malaming, Imanuddin & Partners beralamat

di Patra Office Tower, Lantai 10 Suite 1035, Jalan Jenderal Gatot

Subroto Kav. 32-34, Jakarta, berdasarkan Surat Kuasa tanggal 14 Mei

2008 selanjutnya disebut sebagai Penggugat ;

M e l a w a n

Yayasan ELDATA, yang berkedudukan di Jl. Suronatan NG II/869

Ngampilan, Yogyakarta 5526 selanjutnya disebut Tergugat.

PENGADILAN NIAGA tersebut ; Telah membaca keseluruhan berkas dalam perkara ini ;

Telah mendengar kedua belah pihak yang berpekara di persidangan ;

Telah memperhatikan bukti-bukti dan segala sesuatu yang terjadi di

persidangan dengan seksama ;

TENTANG DUDUKNYA PERKARA

Menimbang, bahwa Penggugat dengan surat gugatannya yang dibuat dan

ditandatangani oleh kuasanya tersebut, tertanggal 2 Nopember 2007, yang

dimasukkan dan di daftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Niaga pada Pengadilan

1

Negeri Semarang pada tanggal 4 Nopember 2008 dan dicatat dalam register

Nomor : 05/HAKI/M/2008/PN.NIAGA. SMG., telah mendalilkan hal-hal sebagai

berikut :

I. Tentang ESQ

1. Bahwa Emotional Spiritual Quotient atau yang disingkat “ESQ” adalah

lembaga training membentuk karakter kepemimpinan yang digelar oleh

ESQ Leadership Centre (“ESQ LC”) dimana ESQ merupakan gabungan

emotional, spiritual dan quotient, yaitu kecerdasan emosi dan kecerdasan

spiritual yang dicetuskan oleh Penggugat dengan cara menggabungkan

antara kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emotional (EQ), dan

kecerdasan spritual (SQ) dalam satu konsep yang saling terintergasi yang

disebut ESQ;

2. Bahwa training ESQ dimulai dari buku yang dikarang oleh Penggugat dan

berawal dari suksesnya buku ESQ yang pertama, yang Hak Ciptanya telah didaftarkan dengan No.021991 dan kemudian Penggugat memulai suatu gerakan pencerahan serta dengan membesarnya jumlah pembaca buku itu, Penggugat kemudian mengemas suatu metode pelatihan agar sosialisasi materi buku tersebut bisa dilakukan secara lebih langsung dan mendalam kepada masyarakat (Bukti P-1);

3. Bahwa Penggugat melalui ESQ LC sejak tahun 2001 mulai melakukan

langkah nyata untuk mengubah masyarakat yang saat itu masih berorientasi

pada kecerdasan intelektual dan sekaligus melalui ESQ berinisiatif untuk

mengenalkan gabungan dua kecerdasan lain yaitu kecerdasan emosional

(EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ) yang harus ditekankan, didorong dan

dikibarkan sehingga orientasi perbaikan tidak hanya pada perbaikan fisik

namun juga emosi dan spiritual yang menjadi sumber penggerak dengan

tahapan: Pertama, kecerdasan spiritual harus menjadi pusat orbit yaitu

manusia harus tahu apa nilai dan prinsip hidup yang benar. Kedua, manusia

harus memiliki kecerdasan emosi, yaitu kemampuan untuk merasa apabila

keluar dari garis orbit (kepekaan sosial). Ketiga, harus memiliki kecerdasan

intelektual sehingga manusia berjalan pada garis orbitnya secara efektif dan

efisien, sehingga di tahun 2005 dengan upaya yang keras dan gigih,

akhirnya masyarakat mulai menyadari dan mau menerima keberadaan

2

ESQ;

4. Bahwa dengan mengenalkan kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual,

ESQ menghendaki perubahan masyarakat Indonesia menuju apa yang

dinamakan “Indonesia Emas” yaitu sebuah masyarakat Madani yang sadar

spiritual (SQ), mental yang tangguh (EQ), sekaligus mempunyai kecerdasan

intelektual yang tinggi (IQ);

5. Bahwa dalam pelaksananannya, Training ESQ bukan merupakan training

yang eksklusif akan tetapi ditujukan untuk semua golongan yang tersedia

dalam beberapa jenis dan harga yang berbeda, seperti Eksekutif,

Profesional, Reguler hingga Mahasiswa dengan harga yang sangat

terjangkau dan dalam pelaksanaannya disamping program tersebut ESQ

LC bersama dengan Alumni ESQ juga menyelenggarakan training ESQ

untuk paramedis maupun training ESQ secara cuma-cuma bagi berbagai

kalangan seperti Guru, Dhuafa dan Anak Yatim termasuk kepada aparat

dan keluarga dari penegak hukum. Selanjutnya dengan semakin

bertambahnya jumlah dan penyebaran Alumni, training ESQ gratis akan

dapat diberikan bagi kalangan masyarakat yang lebih luas lagi.

6. Bahwa didalam melakukan misinya, Penggugat menggunakan lembaga

ESQ LC yaitu suatu lembaga pelatihan SDM yang profesional dan

independen, seperti halnya lembaga sejenis misalnya 7 Habits, Asia Works,

Dale Carnegie. Oleh karenanya ESQ LC merupakan lembaga yang

Profesional Artinya ESQ LC memberikan manfaat bagi pengembangan

SDM dengan metode yang ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan.

Bahwa dalam menjalankan misinya ESQ LC merupakan lembaga yang

Independen artinya secara profesional ESQ LC harus mampu menghidupi

dirinya sendiri dengan aktivitas training yang dihasilkan, tidak tergantung

dari dana pihak ketiga, baik itu pinjaman bank, sumbangan alumni maupun

dana yang sifatnya bantuan;

7. Bahwa saat ini, ESQ LC sudah hadir hampir di 100 (seratus) kota dan

digerakkan oleh sekitar 400 karyawan mulai dari trainer sampai staf

pendukung dan akan terus bertambah kualitas dan kuantitasnya untuk

mendukung perluasan penyebaran ESQ Way 165 ke seluruh Indonesia;

8. Bahwa sebagai lembaga profesional ESQ LC juga harus mampu memiliki

sarana penunjang training yang sangat diperlukan untuk efektifitas training,

seperti: Proyektor, Sound System berkekuatan tinggi, Layar berukuran

3

besar, Multimedia, Audiovisual yang membutuhkan biaya operasional tidak

sedikit. Untuk itulah ESQ LC mengenakan biaya bagi peserta training,

selain untuk menjaga profesionalitasnya juga untuk mendukung

independensinya. Namun, diluar itu semua, dari hasil operasionalnya ESQ

LC bersama dengan Alumni mampu memberikan training gratis kepada

para guru, anak yatim dan kaum dhuafa serta serangkaian program-

program lainnya. Oleh karenanya biaya investasi training ESQ relatif murah,

jika dibandingkan training lainnya dengan fasilitas yang sama;

9. Bahwa untuk mempertahankan kualitas Pelatihan ESQ dalam mencapai

misinya, Penggugat melalui ESQ LC telah menerapkan sistem dan aturan

yang ketat terkait dengan penyampaian Metode Pelatihan ESQ dengan

standar dan quality control yang tinggi berdasarkan riset yang mendalam

termasuk didalam menentukan kualifikasi dari Trainier didalam pelaksanaan

pelatihan ESQ;

10.Bahwa dalam melakukan kegiatan Training-nya ESQ LC tidak hanya

melakukan kegiatan training di Indonesia tetapi telah melakukan kegiatan

traning ESQ di mancanegara yaitu di Inggris, Malaysia, Singapura,

Australia dan belanda;

II. Tentang Pendaftaran dan Kepemilikan Merek ESQ

11.Bahwa dengan telah dikenalnya Metode Training dengan nama “ESQ” dan

guna menjaga kualitas dari metode Pelatihan “ESQ” didalam mencapai

misinya, Penggugat telah mendaftarakan Merek “ESQ” pada Departemen

Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Hak

Kekayaan Intelektual,

Direktorat Merk, dan telah mendapatkan haknya sebagaimana termaktub

dalam Sertifikat No. IDM000058588 tanggal 19 Desember 2005 atas nama

Penggugat untuk melindungi barang/jasa pada Kelas 41 berupa pendidikan,

penyediaan latihan, pengaturan dan penyelenggaraan konferensi-kongres-

seminar-simposium, penyelenggaraan pameran untuk tujuan kebudayaan

atau pendidikan, penerbitan buku-surat kabar-majalah dan kursus-kursus

(Bukti P-2)

12.Bahwa dengan diterimanya pendaftaran Merek ESQ tersebut secara

hukum Penggugat mempunyai hak tunggal dan sebagai pemilik eksklusif

4

untuk memakai merek “ESQ” di Indonesia guna membedakan kegiatan

Penggugat didalam melakukan kegiatan pendidikan, penyediaan latihan,

pengaturan dan penyelenggaraan konferensi-kongres-seminar-simposium,

penyelenggaraan pameran untuk tujuan kebudayaan atau pendidikan,

penerbitan buku-surat kabar-majalah dan kursus-kursus;

13.Bahwa selain terdaftar di Indonesia, Penggugat juga sedang melakukan

proses pendaftaran Merek “ESQ” di beberapa negara seperti Malaysia dan

lain lain.;

14.Bahwa Merk ESQ milik Penggugat tersebut merupakan merk yang telah

dikenal luas baik di Indonesia maupun di beberapa negara lain, antara lain

di Malaysia, Singapura, Belanda melalui promosi gencar yang dilakukan

oleh Penggugat dan ESQ

15.LC serta melalui kegiatan-kegiatan pelatihan yang dilakukan di negara-

negara tersebut;

III. Tentang Perbuatan Melawan Hukum Tergugat, Upaya Perlindungan Oleh Tergugat, Pengakuan Dan Itikad Tidak Baik Dari Tergugat

. Tentang Perbuatan Melawan Hukum Tergugat

16.Bahwa Tergugat telah secara melawan hukum menawarkan dan/atau

menyelenggarakan kegiatan atau jasa pelatihan dengan menggunakan

nama “IESQ”, yang serupa dan/atau sama pada pokoknya dengan merek

ESQ milik klien kami untuk jasa sejenis yaitu pelatihan atau “training” dan

karenanya telah melakukan perlanggaran atas merek milik klien kami (Bukti-

P3);

17.Bahwa secara hukum penyelenggaraan training yang dilakukan oleh

Tergugat tersebut dapat dikategorikan sebagai penggunaan merek yang

telah memenuhi unsur sebagaimana diatur dalam Pasal 6 dan Pasal 76

Undang Undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek (“Undang-undang

Merek”) yaitu menggunakan merek yang mempunyai persamaan pada

pokoknya dengan Merek ESQ milik Penggugat;

18.Bahwa sehubungan dengan hal tersebut ketentuan dalam Penjelasan Pasal

6 Undang-undang Merek menyatakan bahwa:

“Yang dimaksud dengan persamaan pada pokoknya, adalah kemiripan

5

yang disebabkan oleh adanya unsur-unsur yang menonjol antara Merek

yang satu dengan Merek yang lain, yang dapat menimbulkan kesan adanya

persamaan baik mengenai bentuk, cara penempatan, cara penulisan atau

kombinasi antara unsur-unsur ataupun persamaan bunyi ucapan, yang

terdapat dalam Merek-merek tersebut”

19.Bahwa adanya persamaan antara merek “ESQ” milik Penggugat dengan

merek “IESQ” terutama pada adanya “persamaan bunyi” yang dapat

menyesatkan khalayak ramai;

20.Bahwa persamaan bunyi antara merek “ESQ” yang telah secara sah

terdaftar atas nama Penggugat, dengan merek “IESQ” milik Tergugat, untuk

kegiatan pada kelas yang sama (kelas 41) telah nyata-nyata menyesatkan

khalayak yaitu dengan mempersamakan seolah-olah training yang

dilakukan oleh Tergugat adalah dengan training ESQ dimana baik dalam

berita-berita maupun pernyataan-pernyataan dari masyarakat selama ini

selalu “mempersamakan” antara training “IESQ” dengan “ESQ” (Bukti- P 4);

Dengan adanya image masyarakat yang mengira bahwa ESQ sama dengan

IESQ jelas menimbulkan kerugian pada Penggugat tidak hanya dari segi

materi namun juga dari tujuan ESQ karena ESQ mempunyai visi dan misi

serta target yang menjadi tujuan ESQ, sebagaimana tersebut diatas dimana

untuk mencapai tujuan tersebut ESQ mempunyai cara dan metode yang

baku dan tidak dapat ditambal-sulam atau diubah.

B. Tentang Upaya Perlindungan Yang Dilakukan Penggugat

21.Bahwa sehubungan dengan adanya dugaan pelanggaran atas merek milik

Penggugat oleh beberapa pihak, Penggugat telah membuat pengumuman

di 2 (dua) surat kabar yaitu harian Tempo dan Jawa Pos, yang intinya

pengumuman mengenai kepemilikan hak atas Merek ESQ dan sekaligus

peringatan kepada khalayak untuk tidak menggunakan Merek ESQ (Bukti P-

5 dan Bukti P-6);

22.Bahwa walaupun telah dibuat pengumuman pada khalayak pihak Tergugat

masih juga melakukan kegiatan training dengan menggunakan merek IESQ

yang secara kualifikasi mempunyai persamaan pada pokoknya dengan

merek ESQ sebagaimana dibuktikan dengan adanya penyesatan kepada

khalayak sebagaimana dibuktikan dengan (Bukti-P7);

6

23.Bahwa terkait dengan hal terebut, Penggugat melalui kuasa hukumnya

pada tanggal 10 Juni 2008 telah memberikan somasi kepada Tergugat

untuk menghentikan kegiatan pelatihan dengan merek “IESQ” sekaligus

mengingatkan bahwa tindakan tersebut dapat melanggar hak-hak dari

Penggugat sesuai dengan Undang-undang Merek (“Somasi”) (Bukti P-8);

C. Tentang Pengakuan Dan Itikad Tidak Baik Tergugat

24.Bahwa atas somasi tersebut Tergugat pada tanggal 18 Juni 2008 telah

membuat surat tanggapan (“Surat Tanggapan”) yang isinya antara lain:

a. Pernyataan maaf dari Tergugat kepada Penggugat terkait

dengan penggunaan merek IESQ oleh Tergugat;

b. Pernyataan bahwa Tergugat akan menghentikan untuk

melakukan kegiatan training dengan menggunakan merek

IESQ dan sekaligus pernyataan bahwa Tergugat akan

menggantinya dengan merek lain; dan

c. Undangan kepada pihak Penggugat dan kuasanya untuk

membicarakan permasalahan terkait dengan ESQ (Bukti

P-9);

25.Bahwa berdasarkan Surat Tanggapan tersebut Penggugat kemudian

menanggapi dengan penegasan atas pengakuan Tergugat dan niat

Tergugat untuk mengganti Merek ESQ sekaligus meminta kepada Tergugat

untuk menentukan jadwal dan tempat untuk membicarakan mengenai

masalah ESQ sesuai dengan permintaan Tergugat dalam Surat Tanggapan

(Bukti P-10);

26.Bahwa walaupun Penggugat telah beritikad baik untuk merealisasikan

permintaan Tergugat untuk melakukan pembicaraan mengenai masalah

training IESQ, Tergugat bukannya menanggapi dengan baik akan tetapi

Tergugat malah mengadakan training lanjutan pada tanggal 8-9 Agustus

2008, dengan masih menggunakan merek IESQ walaupun dalam Surat

Tanggapannya nya Tergugat telah mengakui kesalahannya serta telah

berniat untuk menghentikan penggunaan nama IESQ didalam kegiatan

pelatihannya;

27.Bahwa adanya tindakan Tergugat yang masih menggunakan merek IESQ

yang mempunyai persamaan pada pokoknya dengan merek ESQ setelah

7

Tergugat mengakui sendiri kesalahannya dan berjanji untuk mengganti

merek IESQ tersebut jelas-jelas menunjukan adanya “itikad tidak baik” dari

Tergugat;

II. Tentang Kerugian Penggugat

A. Kerugian Materil

28.Bahwa sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 76 Undang-undang Merek,

perbuatan yang dilakukan oleh tergugat dapat dikualifikasikan sebagai

perbuatan melawan hukum yang merugikan penggugat;

29.Bahwa kerugian-kerugian yang telah diderita oleh Penggugat dengan

adanya training IESQ yang mempunyai persamaan pada pokoknya dengan

merek ESQ yang dilakukan oleh Tergugat beberapa tahun ini menyebabkan

hilangnya kesempatan bagi Penggugat untuk memberikan Training ESQ di

banyak tempat di berbagai wilayah yang terutama disebabkan karena

beberapa pihak merasa bahwa training IESQ adalah sama dengan training

ESQ ataupun mempresepsikan bahwa kegiatan training IESQ yang

dilakukan oleh Tergugat selama beberapa tahun ini adalah sama dengan

training ESQ (vide Bukti P-4), diperkirakan sebesar lebih dari Rp.

1.000.000.000.000,- (satu milyar rupiah);

B. Kerugian Immateril

30.Bahwa selain kerugian-kerugian yang telah diderita oleh Penggugat secara

materil sebagaimana dinyatakan di atas, dengan memperhatikan upaya-

upaya dan tujuan dari dilakukannya Training ESQ akibat dari tindakan

Tergugat yang telah melakukan kegiatan training IESQ yang pada

kenyataannya mempunyai kesamaan dan selalu dipersamakan dengan

ESQ Penggugat juga mengalami kerugian immaterial terutama berupa

hilangnya kesempatan bagi Penggugat untuk tetap menerapkan standar

dan quality control atas pelaksanaan training ESQ guna mencapai target

misinya dan dengan adanya persepsi dari khalayak yang selalu

memperbandingkan dan mempersamakan antara Training ESQ yang

dilakukan ESQ LC dengan Training IESQ yang dilakukan Tergugat;

Bahwa, dalam jangka panjang, presepsi tersebut dapat berpotensi untuk

8

menghambat upaya menuju profesionalitas dan independensinya dari ESQ

LC, sebagai sarana dari Penggugat untuk melaksanakan misinya melalui

training ESQ, untuk lebih dapat mengembangkan pelaksanaan training ESQ

kepada segmen masyarakat yang lebih luas, yang selama ini dilakukan

dengan pola subsidi silang dan mememerlukan biaya operasional

khususnya terkait dengan kegiatan training gratis kepada para guru, anak

yatim dan kaum dhuafa sehingga kalau diperhitungkan kerugian immaterial

khususnya yang dapat digunakan untuk kepentingan subsidi atas kegiatan

training gratis tersebut selama beberapa tahun ini diperkirakan sekitar Rp.

500.000.000,- (lima ratus juta rupiah)

31.Bahwa menurut Pasal 76 Undang-undang Merek, atas perbuatan melawan

hukum yang telah dilakukan oleh Tergugat tersebut, Penggugat berhak

menuntut agar :

a. Tergugat diperintahkan untuk menghentikan kegiatan

training dengan menggunakan merek sesuai dengan Bukti

P-3;

b. Putusan dalam perkara ini dapat dijalankan terlebih dahulu

meskipun Tergugat mengajukan upaya hukum

Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Penggugat mohon agar

Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Semarang memberikan putusan

sebagai berikut:

1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;

2. Menyatakan Penggugat satu-satunya pemilik dan pemegang hak khusus

atas merek “ESQ” dengan susunan, tata muka dan tata warna sesuai

dengan Bukti P-2;

3. Menyatakan bahwa Tergugat melakukan pelanggaran merek karena secara

melawan hukum dan tanpa hak telah menggunakan merek “IESQ” yang

sesuai dengan Bukti P-3 yang mempunyai persamaan pada pokoknya

dengan merek ESQ milik Penggugat;

4. Memerintahkan Tergugat untuk menghentikan kegiatan jasa training,

penyediaan latihan, pengaturan dan penyelenggaraan konferensi-kongres-

seminar-simposium, penyelenggaraan pameran untuk tujuan kebudayaan

atau pendidikan, penerbitan buku-surat kabar-majalah dan kursus-kursus

dengan menggunakan merek “IESQ” sesuai dengan bukti P-3 selambat-

lambatnya 7 (tujuh) hari setelah putusan ini diucapkan dengan ketentuan

9

Tergugat dihukum membayar uang paksa sebesar Rp.100.000.000,-

(seratus juta rupiah) sehari untuk tiap-tiap Tergugat lalai untuk tidak

mematuhi putusan Pengadilan;

5. Menghukum Tergugat membayar ganti rugi material sebesar

Rp.1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) dan ganti rugi immaterial sebesar

Rp. 500.000.000,- (lima ratus rupiah);

6. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara;

7. Menyatakan Putusan ini dapat dijalankan terlebih dahulu meskipun

Tergugat mengajukan suatu upaya hukum Uitvoerbaar eij voorrad

atau

Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-

adilnya (ex aquo et bono)

Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah ditetapkan, telah

datang dan menghadap di persidangan untuk Penggugat hadir kuasanya tersebut

di atas, sedangkan untuk Tergugat diwakili oleh Farhan Ali Rahman, S.Ked,

bertempat tinggal di Kauman GM I/ 243, Kota Yogyakarta dan M. Sayyid Fadli,

S.Ked, bertempat tinggal di Suronatan NG II / 869 Ngampilan Yogyakarta, berdasarkan

Surat kuasa khusus, tertanggal 18 November 2008 ;

Menimbang, bahwa pada permulaan sidang, Majelis Hakim telah berusaha

mendamaikan kedua belah pihak. Akan tetapi upaya perdamaian tersebut, tidak

berhasil dicapai oleh kedua belah pihak yang berperkara, maka pemeriksaan atas

perkara ini dimulai dengan dibacakannya surat gugatan Penggugat dipersidangan

oleh Hakim Ketua Majelis ;

Menimbang, bahwa atas pembacaan gugatan Penggugat tersebut,

Penggugat mengatakan pada pokoknya tetap pada dalil-dalil gugatannya semula

dan tidak akan melakukan perubahan apapun juga. Sedangkan, Tergugat

mengatakan pada pokoknya telah mengerti keseluruhan maksud dan isi gugatan

Penggugat, dan selanjutnya telah mengajukan jawabannya sebagai berikut :

I. Tentang Tergugat (Yayasan ELDATA)

1. Sejarah Yayasan ELDATA selaku Tergugat : Pada tanggal 23 September

2001 Pondok Pesantren Mahasiswa (PPM) At-Taqwa

10

menyelenggarakan wisuda santri angkatan I untuk program

Takhasus dan Ghairu Takhasus. Di sela-sela wisuda digulirkan gagasan

untuk membentuk sebuah wadah bagi alumni santri yang dipelopori

oieh Senat Santri. Selama kurang lebih satu semester semenjak

wisuda santri, konsep dan gagasan-gagasan tersebut dibahas.

Gagasan kuat adalah kegiatan yang bergerak di bidang dakwah.

Gagasan itu semakin mengkristal pada bulan maret 2002, dan akhirnya

setelah melalui pembahasan intensif disepakatilah Nama ELDATA (Lembaga Dakwah At-Taqwa). Pengukuhan berdirinya ELDATA

dilaksanakan dalam acara saresehan umum "MENGGAGAS PERAN

MAHASISWA DALAM DUNIA DAKWAH", pada tanggal 14 April 2002 di

Masjid At-Tagwa Suronatan NG 11 / 867 Yogyakarta dengan nara sumber

Ustadz Tulus Musthofa, Lc., dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga.

Seat ini, kepengurusan Tergugat di dominasi oleh para Mahasiswa/i di

Yogyakarta baik yang pernah terdaftar sebagai santri/santriwati Pondok

Pesantren Mahasiswa At-Tagwa atau bukan.

2. Tergugat clikukuhkan melalui Akta Notaris : Muchammad Agus Hanafi, SH.

No.2/2 Agustus 2006. Akte Yayasan seat ini sedang dalam proses

perbaikan dikarenakan ketua Yayasan Sebelumnya, Sdra Ahmad Muhajir,

S.Pd.I, mengundurkan diri dan digantikan oleh Sdra. Ust. H. Khaedar

Waluyo, S.Ag. setelah proses restrukturisasi selesai akan dilanjutkan

dengan pendaftaran Yayasan melalui Departemen Hukum dan HAM

Republik Indonesia Akte Yayasan terlampir (Lampiran 1).

3. Tergugat berkiprah di bidang dakwah, sosial, kesehatan, dan

pendidikan. Di bidang dakwah Tergugat bergerak dengan mengampu

beberapa desa binaan dakwah, kegiatan kajian keislaman baik internal

maupun ekstemal, dan pengelolaan Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA).

Bidang sosial diwujudkan dengan pengelolaan Panti Asuhan Putri Yatim

dan dhuafa. Untuk bidang kesehatan, Tergugat mengampu pengelolaan

klinik kesehatan, aksi dan bakti sosial kesehatan, khitanan masal, dan

edukasi kesehatan untuk masyarakat. Sementara untuk bidang pendidikan

berupa tim pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam bentuk Tim Trainer ELDATA.

11

4. Pendanaan Tergugat, selain berasal dari iuran rutin pengurus dan anggota

ditambah pula donasi dari para donatur, Berta dari sharing profit

(pembagian keuntungan) dari kegiatan pelatihanpelatihan Sumber

Daya Manusia (SDM) yang diselenggarakan oleh Tergugat dalam

bentuk Tim Trainer ELDATA. Sehingga Tergugat bukan merupakan suatu

entitas dengan kondisi keuangan yang memadai.

II. Tentang Tim Trainer ELDATA

1. Tim Trainer ELDATA sebagai bagian dari Tergugat berdiri sejak tahun

2003 yang di prakarsai oleh dr. Asad Ali, Farhan Ali Rahman, S.Ked, dan

Ahmad Muhajir, S.Pd.I. Tim yang bergerak dengan berlandaskan pads

nilai-nilai dakwah ini berkiprah dengan maksud agar masyarakat

mendapatkan sebuah bentuk pelatihan yang mampu memenuhi kebutuhan aqliyah, jasadiyah, maupun ruhiyah.

Tim ini bergerak dalam berbagai pelatihan in-door yang berbasis

multimedia berupa IESQ Training, AMT, Mutiara Hikmah, Sehat Bersama

Rasulullah, dan juga pelatihan out-door berupa Out Bound Training dan

Adventuring. Tim ini launching pertama kali dengan pelatihan IESQ

Training" di minitheatre Fakultas Ekonomi Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pads tanggal 25 Oktober 2003.

2. Pendanaan bagi penyelenggaraan training yang diselenggarakan oleh Tim

Trainer ELDATA sejak awal didirikan hingga saat ini tidak memiliki tarif atau besaran nominal tertentu yang secara spesifik diatur oleh Tim

Trainer ELDATA. Pemenuhan financial ditekankan kepada kebutuhan

akomodasi dan transportasi selama kegiatan pelatihan, untuk biaya jasa

pelatihan serta besaran nominal yang ditanggung oleh tiap peserta ditentukan sepenuhnya oleh panitia pelaksana.

3. Keuangan yang tekumpul dari jasa pelatihan balk pelatihan in-door

maupun out-door kemudian didistribusikan bagi kas pengembangan Tim

Trainer ELDATA, Yayasan ELDATA, dan Panti Asuhan ELDATA.

III. Tentang IESQ Training

1. Pelatihan IESQ Training" saat itu merupakan hasil pemikiran dan

12

rumusan dari tim pemrakarsa dalam menyusun sebuah kurikulum

pelatihan in-door untuk pertama kalinya. Materi yang diangkat diambil dari

berbagai referensi buku bacaan, dengan tidak ada pengalaman bagi

tim pemrakarsa dalam mengikuti pelatihan serupa, khususnya

Training ESQ 165 Bapak Ary Ginanjar Agustian. Sehingga materi

dengan ragam kesederhanaannya tersebut memiliki orisinalitas ide

yang tidak memiliki kesamaan materi baik alur materi, titik tekan,

maupun nuanse training bila disandingkan dengan Training ESQ 165

Bapak Ary Ginanjar Agustian.

0. Pemberian nama saat itu didasarkan pada penyatuan masing-masing

fokus materi. Dimana format pelatihan terdiri atas tiga sessi dengan

spesialisasi permateri. Pembagiannya meliputi : Sessi fokus Intelektual

(dr. Asad Ali), sessi fokus Emotional (Farhan AR., S.Ked), dan Sessi

fokus Spiritual (Ahmed Muhajir, S.Pd.I). Dari tiga elemen materi dasar

tersebut akhirnya disusuniah nama yang memuat ketiganya menjadi :

Intellectual, Emotional, and Spiritual Quotient (IESQ) Training.

1. Pemberian nama merek pelatihan ini semata-mata sebagai bentuk

kesimpulan dari materi yang disampaikan, dengan tidak bermaksud

memanfaatkan nama ESQ 165 Bapak Ary Ginanjar Agustian untuk

kepentingan materi dan marketing.

2. Berdasarkan pernyataan gugatan yang tertulis; pada bagian 11 tentang

pendaftaran dan kepemilikan merek ESQ nomor 11 terkait dengan

pendaftaran merek "ESQ" pada Departemen Hukum dan HAM Republik

Indonesia, Dirjen HAKI, Direktorat Merk, dan telah mendapatkan

haknya sebagaimana termaktub dalam sertifikat no. IDM000058588

tanggal 19 December 2005, sedangkan launching pelatihan dengan

nama "IESQ Training' Tim Trainer ELDATA pertama kali pads tanggal

25 Oktober 2003.

3. Titik beret pelaksanaan pelatihan "IESQ Training" ini berorientasi pads

kegiatan dakwah dan bukan beratlentasi p ada bisnis.

IV.Tentang Tanggapan Atas Somasi

13

1. sebagai tindak lanjut atas surat somasi dengan nomor 39/MIP-Al-

BAS/VI/2008, yang secara resmi kami terima pada hari Senin, 16 Juni

2008. Maka Yayasan menanggapi dengan mengirimkan surat jawaban

somasi dengan No : 001/8-1/DPH-ELDATA/XI/2008 pada tanggal 18

Juni 2008. Dengan pain penting pernyataan bahwa Tergugat akan

mengganti nama "IESQ Training" dengan merek lain.

2. Dengan itikad tersebut Tergugat secara sungguh-sungguh segera

melakukan evaluasi dan pembenahan secara internal.

V. Tentang Perubahan Nama Pelatihan

1. Sebagaimana itikad baik yang tercantum pada surat jawaban somasi

dengan No: 001/B-1/DPHELDATA/XI/2008, Tergugat secara serius

menanggapi untuk segera mencari nama baru atas pelatihan in-door

yang selama ini menggunakan Hama "IESQ Training'.

2. Perubahan nama ini tidak dapat berjalan secara cepat dikarenakan

harus diikuti pula dengan penyesuaian materi atas nama baru yang

ditetapkan. Penyesuaian materi ini merupakan suatu konsekuensi

atas perubahan nama tersebut, karena antara nama sebagai judul

pelatihan dengan materi yang tercakup didalamnya merupakan satu

bagian yang terintegrasi secara utuh.

3. Durasi waktu penyusunan nama dan materi baru ini semakin diperpanjang

karena secara internal Tergugat harus pula menyelesaikan proses

restrukturisasi kepengurusan dan menyelesaikan pengurusan wakaf

atas tanah dan bangunan untuk dipergunakan bagi Panti Asuhan yang

selama ini diampu oleh Tergugat.

4. Setelah melalui pembahasan mendalam baik secara internal oleh Tim

Trainer ELDATA serta secara umum bersama seluruh elemen di

Yayasan ELDATA Yogyakarta, maka pada hari jumat, tanggal 17 Oktober

2008, bersamaan dengan rapat Dewan Pengurus Harian (DPH)

diresmikan nama baru dengan Nama, Insan Quantum. Garis besar kurikulum materi terlampir (lampiran 2)

14

VI. Tentang Pelanggaran Atas Itikad baik Tergugat

1. Sebagaimana poin-poin itikad baik yang disampaikan, Tergugat lebih

mengedepankan penyelesaian secara moral dan kekeluargaan serta

pads proses perubahan nama pelatihan yang membutuhkan tenggang

waktu yang memadai. Mengingat bahwa segala bentuk kegiatan yang

dilaksanakan oleh Tergugat adalah sebagai kegiatan dakwah semata-

mata.

2. Tergugat membenarkan bahwa dalam rentang Juni 2008 sampai

November 2008 telah memenuhi undangan panitia untuk mengisi

pelatihan "IESQ Training' pada tanggal 8-9 Agustus 2008 yang

dilanjutkan dengan Training of Trainer (TOT) dalam format Out Bond

Training (0BT) pads tanggal 10 Agustus 2008, di Islamic Center

Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan, sebagaimana yang

disampaikan Penggugat.

0. Pelanggaran atas itikad balk yang dinyatakan Penggugat pada

gugatan poin C No. 25 dengan mendasarkan pads poin 2 diatas tidak

bisa dibenarkan. Karena itikad baik yang disampaikan Tergugat lebih mengacu pada janji untuk perubahan nama dan tidak secara

eksplisit untuk menghentikan training dengan merek "IESQ Training".

1. Hal tersebut dikarenakan ikatan selama rentang waktu ini masih

berupa ikatan tanggung jawab moral dan kekeluargaan, yang secara

hukum belum dinyatakan bahwa penggunaan nama "IESQ Training"

tersebut merupakan suatu pelanggaran. Tetap adanya pelaksanaan

training tersebut lebih pada ikatan baik dengan pihak panitia

penyelenggara yang telah memercayai training pada Tergugat.

5. Sehingga Tergugat menyatakan belum mencederai serta menyalahi

itikad baik yang pernah disampaikan. Terkait pernyataan Penggugat pada pemyataan poin C nomor 26 yang menyatakan bahwa Tergugat telah jelas-jelas menunjukan adanya "itikad tidak baik", tidak dapat

dibenarkan.

VII. Tentang Tanggapan Atas Gugatan

15

1. Tergugat menyayangkan sikap Penggugat yang tidak pernah

memberikan peringatan secara khusus atas kejadian yang disebutkan

pads poin VI nomor 2, tetapi langsung melayangkan gugatan secara

hukum.

2. Tergugat menegaskan it ikad baik untuk mengganti merek

"IESQ Training" dengan merealisasikannya melalui perubahan

nama pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan merek "Insan

Quantum".

0. Tergugat ingin secara sungguh-sutvgguh menempuh mediasi melalui

penyusunan akta perdamaian yang disepakati entara Tergugat dengan Penggugat Terlebih mengingat Tergugat dan Penggugat sama-sama lembaga yang didirikan untuk meningkatkan kualitas Sumber

Daya Manusia (SDM) yang berdasar pada nilai-nilai Islam yang sama-

sama mengajak pentingnya perdamaian dan persaudaraan.

0. Penghitungan kerugian materil sebesar Rp. 1.000.000.000,- (satu

milyar rupiah) dan kerugian immaterial sebesar Rp. 500.000.000,- (lima

ratus juta rupiah) merupakan penghitungan yang sangat berlebihan dan

tidak adil dalam konteks dakwah dan ukhuwah. Dinilai beriebihan karena

pelaksanaan "IESQ Training" selama kurun waktu 5 (lima) tahun dari

tahun 2003-2008 ini, sangat jauh di bawah pencapaian pengumpulan

angka nominal tersebut, dan tidak adil karena yang dijadikan dasar hanya

dari pihak Penggugat yang memang memiliki standar nominal yang

sangat tinggi dibandingkan dengan Tergugat.

Bahwa berdasarkan alasan-alasan yang sudah dikemukakan

Tergugat, Tergugat memohon kepada pengadilan Niaga pads Pengadilan

Negeri Semarang untuk memberikan keputusan sebagai berikut :

1. Menerima dan mengabulkan dalih-daiih Tergugat untuk seluruhnya.

2. Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya atau setidak-

tidaknya gugatan penggugat harus dinyatakan tidak dapat diterima.

3. Menghukum kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara ini.

Demikian tanggapan atas gugatan hukum yang diajukan dari Tergugat,

16

sebagai masukan kepada majelis hakim untuk memutuskan putusan seadil-

adilnya (ex aquo et bono) dengan berdasarkan kepada hati nurani dan

semangat kekeluargaan serta perdamaian (Islah).

Menimbang, bahwa atas jawaban Tergugat tersebut, Penggugat telah

menanggapinya dalam replik Penggugat. Begitu juga atas replik Penggugat juga

telah ditanggapi Tergugat dalam dupliknya. Selanjutnya, jawab jinawab tersebut,

telah tercatat dengan lengkap dan jelas sebagaimana terurai dalam berita acara

pemeriksaan perkara ini ;

Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil-dalil gugatannya Penggugat

telah mengajukan surat-surat bukti sebagai berikut :

1. Buku berjudul ESQ ( Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan

Spiritual) karangan Penggugat yang telah dipublikasikan dan didaftarkan

dalam Daftar Hak Cipta No No.021991 tanggal 11 Desember 2001 (diberi tanda P – 1) ;

2. Sertifikat Merek “ESQ” pada Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual,

Direktorat Merk, dan telah mendapatkan haknya sebagaimana termaktub

dalam Sertifikat No. IDM000058588 tanggal 19 Desember 2005 Untuk

Kelas 41 (diberi tanda P – 2) ;3. Sertifikat Merek “ESQ” pada Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual,

Direktorat Merk, dan telah mendapatkan haknya sebagaimana termaktub

dalam Sertifikat No. IDM000058588 tanggal 19 Desember 2005 Untuk

Kelas 41 (diberi tanda P – 3) ;4. Berita-berita maupun pernyataan-pernyataan dari masyarakat selama ini

selalu “mempersamakan” antara training “IESQ” dengan “ESQ” (diberi tanda P – 4) ;

5. Berita-berita maupun pernyataan-pernyataan dari masyarakat selama ini

selalu “mempersamakan” antara training “IESQ” dengan “ESQ” (diberi tanda P – 5) ;

6. Pengumuman di surat kabar harian Tempo tanggal 24 Maret 2008 (diberi

tanda P – 6) ;7. Pengumuman di surat kabar harian Tempo tanggal 31 Maret 2008 (diberi

tanda P – 7) ;

17

8. Somasi Penggugat kepada Tergugat tanggal 10 Juni 2008 tentang

penggunaan Merek ESQ (diberi tanda P – 8) ;

9. Surat tanggapan Tergugat tanggal 18 Juni 2008 atas Somasi dari Tergugat

(“Surat Tanggapan”) (diberi tanda P – 9) ; 10. Surat tanggapan Tergugat tanggal 18 Juni 2008 atas Somasi dari Tergugat

(“Surat Tanggapan”) (diberi tanda P – 10) ;11. Bukti adanya training lanjutan pada tanggal 8-9 Agustus 2008, dengan

masih menggunakan merek “IESQ” walaupun dalam Surat Tanggapan-nya

Tergugat telah mengakui kesalahannya serta telah berniat untuk

menghentikan penggunaan nama “IESQ” didalam kegiatan pelatihannya

(diberi tanda P – 11) ;12.Berita-berita maupun pernyataan-pernyataan dari masyarakat selama ini

selalu “mempersamakan” antara training “IESQ” dengan “ESQ”

13.Perjanjian Kerjasama antara Pengugat (yang diwakili oleh ESQ Training

Center) dengan PT Republika Media Mandiri sehubungan dengan

pemuatan atau penayangan iklan tentang kegiatan “ESQ” No: SP.DIR-

RMM.04.02.2008 tertanggal 4 Februari 2008;

14.Rekapitulasi pengeluaran biaya iklan untuk pengenalan dan kegiatan “ESQ”

selama tahun 2007 dan 2008 dan sampel dari dokumen pembayaran biaya

pemasangan/penayangan iklan untuk pengenalan dan kegiatan “ESQ”

15.Bukti kegiatan dari Penggugat yang memberikan Training ESQ pada

khalayak tertentu semisal untuk kegiatan ESQ Peduli Pendidikan, Peduli

Kesehatan dan anak-anak

16.Bukti kegiatan dari Penggugat yang memberikan Training ESQ pada

khalayak tertentu semisal untuk kegitan ESQ Peduli Pendidikan, Peduli

Kesehatan dan anak-anak

Bukti-bukti surat tersebut telah diberi materai cukup dan telah disesuaikan dengan

aslinya ;

Menimbang, bahwa selain bukti-bukti surat tersebut Penggugat juga

mengajukan 2 (dua) orang saksi dan seorang saksi ahli yang memberikan

keterangannya dibawah disumpah, masing-masing pada pokoknya menerangkan

sebagai berikut :

1. AGUS HERY EDY WIBOWO

18

2. YOGI YOGA SWARA

Menimbang, bahwa Para Tergugat untuk memperkuat dalil-dalil

sangkalannya atas gugatan Penggugat tersebut, telah mengajukan bukti-bukti

surat berupa :

T. 1 dan T. 4

Menimbang, bahwa selain bukti-bukti surat tersebut, Tergugat untuk

membuktikan dalil-dalil sangkalannya juga telah mengajukan mengajukan 2 (dua)

orang saksi yang memberikan keterangannya di bawah sumpah, masing-masing

pada pokoknya telah menerangkan sebagai berikut :

1. Dr. HJ. TITI SETIAWATI 2. MOHAMMAD YUDAN FEBRIANTO

Menimbang, bahwa setelah kedua belah pihak mengajukan kesimpulannya,

selanjutnya mengatakan sudah tidak ada lagi sesuatu yang akan diajukannya lagi

dan mohon agar dijatuhkan Putusan atas perkaranya tersebut ;

Menimbang, bahwa selanjutnya terjadilah hal-hal sebagaimana tercacat

secara lengkap dalam Berita Acara Pemeriksaan perkara ini, yang untuk

singkatnya Putusan ini, keseluruhannya telah termuat dan merupakan bagian yang

tidak terpisahkan dengan Putusan ini ;

TENTANG HUKUMNYA

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah

sebagaimana tersebut di atas ;

Menimbang, bahwa Penggugat dalam gugatannya pada pokoknya telah

mendalilkan bahwa sebagai satu-satunya pemilik dan pemegang hak khusus atas merek “ESQ” dengan susunan, tata muka dan tata warna sesuai dengan

Bukti P-2, berpendapat bahwa Tergugat telah melakukan pelanggaran merek

karena secara melawan hukum dan tanpa hak telah menggunakan merek “IESQ” yang dipandangnya mempunyai persamaan pada pokoknya dengan

merek ESQ milik Penggugat. Oleh karena itu, Penggugat mohon agar Tergugat

menghentikan kegiatan jasa training, penyediaan latihan, pengaturan dan

penyelenggaraan konferensi, konggres, seminar, simposium, penyelenggaraan

19

pameran untuk tujuan kebudayaan atau pendidikan, penerbitan buku-surat kabar-

majalah dan kursus-kursus dengan menggunakan merek “IESQ” dan sejumlah

tuntutan lain sebagaimana telah termuat dalam petitum gugatannya ;

Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat tersebut, Tergugat telah

menyangkalnya yang pada pokoknya telah mengemukakan bahwa benar telah

menggunakan merek “IESQ” dalam kegiatan training, latihan, atau pendidikan.

Namum, materi yang digunakannya sangat berbeda dengan yang disampaikan

oleh Penggugat. Demikian pula kegiatannya tersebut, dimaksudkan sebagai

kegiatan dakwah dan ukuhwah semata tanpa tujuan komersial, sehingga tidaklah

adil kalau harus dihukum untuk mengganti kerugian sebagaimana didalilkan

Penggugat. Oleh karena itu Tergugat mohon gugatan Penggugat ditolak untuk

seluruhnya atau setidak-tidaknya gugatan Penggugat harus dinyatakan tidak

dapat diterima ;

Menimbang, bahwa kalaulah demikian pokok permasalahannya, maka yang

perlu dipertimbangkan secara khusus untuk, menuntaskan pokok permasalahan

perkara ini adalah :

1. Apakah benar Penggugat sebagai satu-satunya pemilik dan pemegang hak khusus atas merek “ESQ” sehingga patut mendapat perlindungan

hukum atas kepemilikan dan penggunaan mereknya tersebut ?

2. Apakah benar Tergugat telah melakukan pelanggaran merek karena

secara melawan hukum dan dengan etikad tidak baik telah menggunakan merek “IESQ” yang mempunyai persamaan pada pokoknya dengan merek ESQ milik Penggugat ?

3. Bagaimanakah tuntutan Penggugat yang menuntut agar Tergugat

menghentikan kegiatannya, membayar sejumlah ganti kerugian dan

sejumlah tuntutan lain mesti dituntaskan dalam perkara a quo ?

Menimbang, bahwa untuk membuktikan kebenaran dali-dalil gugatannya,

Penggugat telah mengajukan bukti surat yang diberi tanda P.1 sampai dengan P.

13. Selain itu, Penggugat juga mengajukan 2 (dua) orang saksi di bawah sumpah

yakni masing-masing bernama AGUS HERY EDY WIBOWO dan YOGI YOGA

SWARA.Sedangkan untuk memperkuat dali-dalil sangkalannya, Tergugat telah

mengajukan bukti surat yang diberi tanda T. 1 S/D T. 4 dan 2 (dua) orang saksi

dibawah sumpah masing-masing bernama Dr. Hj. TITI SETIAWATI dan

20

MOHAMMAD YUDAN FAHRIANTO ;

Menimbang, bahwa dalam dalil gugatannya Penggugat telah mendalilkan

bahwa Penggugat merupakan satu-satunya pemilik dan pemegang hak khusus atas merek “ESQ” dengan susunan, tata muka dan tata warna sesuai dengan

Bukti P-2. Oleh karenanya kini dipertimbangkan pokok permasalahan pertama

yakni apakah benar Penggugat merupakan pemegang hak khusus dan patut

mendapat perlindungan hukum atas kepemilikan dan pengguganaan mereknya

tersebut ?

Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan pengertian merek sebagaimana

diatur dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 Tentang Merek

adalah : “Tanda berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan

warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan

digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa”. Selanjutnya dalam

Pasal 2 disebutkan bahwa :”Merek sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini

meliputi Merek Dagang dan Merek Jasa ”;

Menimbang, bahwa syarat utama yang harus dipenuhi agar suatu tanda

dapat diterima sebagai suatu merek adalah bahwa tanda tersebut harus

mempunyai daya pembeda (distinctive, distinguish), karena fungsi pokok dari

suatu merek adalah untuk membedakan suatu produk atau jasa dengan produk

atau jasa lain yang sejenis. Ketentuan tentang suatu tanda harus memiliki daya

pembeda ini secara luas telah dianut oleh seluruh sistem hukum yang ada

diseluruh dunia yang juga dikenal dengan teori presumption of distinctivness.

Dalam hal ini tidak terkecuali Undang-Undang No.15 Tahun 2001 tentang Merek

menganut teori presumption of distinctivness yang terkandung dalam Pasal 5 huruf

(b) jo Pasal 6 ayat (1) dan (2) Undang-Undang No.15 Tahun 2001 ;

Menimbang, bahwa dengan demikian untuk memenuhi fungsi penggunaan

merek sebagai daya pembeda, suatu merek haruslah memiliki spesifikasi yang

mampu (capable) mengindikasikan adanya suatu hubungan atau koneksi antara

produsen barang/jasa dengan barang/jasa yang diproduksinya ;

Menimbang, bahwa dari bukti-bukti yang diajukan Penggugat ternyata telah

dapat dibuktikan bahwa Penggugat pada mulanya telah menciptakan metode

training Emotional Spiritual Quotient atau yang disingkat “ESQ”. (vide bukti P-1).

Selanjutnya dibentuklah lembaga training untuk membentuk karakter

21

kepemimpinan yang diadakan oleh ESQ Leadership Centre (“ESQ LC”), dimana

ESQ merupakan gabungan emotional, spiritual dan quotient, yaitu kecerdasan

emosi dan kecerdasan spiritual yang dicetuskan oleh Penggugat dengan cara

menggabungkan antara kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emotional (EQ),

dan kecerdasan spritual (SQ) dalam satu konsep yang saling terintergasi yang

disebut ESQ. Selanjutnya Penggugat mendaftarkan Merek “ESQ” pada Direktorat

Merk, dan telah mendapatkan Sertifikat No. IDM000058588 tanggal 19 Desember

2005 atas nama Penggugat untuk melindungi barang/jasa pada Kelas 41 berupa

pendidikan, penyediaan latihan, pengaturan dan penyelenggaraan konferensi-

kongres-seminar-simposium, penyelenggaraan pameran untuk tujuan kebudayaan

atau pendidikan, penerbitan buku-surat kabar-majalah dan kursus-kursus (Bukti P-

2). Oleh karena itulah dengan diterimanya pendaftaran Merek ESQ tersebut, maka

Penggugat mempunyai hak eksklusif untuk memakai merek “ESQ” di Indonesia.

Disamping itu, meperhatikan bukti-bukti tentang aktifitas Penggugat dalam

menggunakan Merek ESQ tersebut, maka dapatlah disimpulkan merek Penggugat

tersebut telah dikenal luas di masyarakat (Vide Bukti P-1, P-2, P-4, P-11 dan P-

12) ;

Menimbang, bahwa dengan demikian berdasarkan pertimbangan hukum di

atas, maka sesuai dengan sistem perlindungan hukum yang telah ditentukan

dalam UU No. 15 Tahun 2001 tentang Merek yang menentukan perlindungan hak

atas merek diberikan hanya berdasarkan adanya pendaftaran (sistem konstitutif

berdasarkan first to file system), artinya perlindungan diberikan kepada siapa yang

mendaftar lebih dahulu, maka dengan telah terdaftar dan diperolehnya sertifikat

merek “ESQ” tersebut, Penggugat patut mendapatkan perlindungan hukum secara

eksklusif atas kepemilikan dan penggunaan merek “ESQ” tersebut ;

Menimbang, bahwa selanjutnya kini dipertimbangkan pokok permasalahan

berikutnya yakni apakah benar Tergugat telah melakukan pelanggaran merek karena secara melawan hukum dan dengan etikad tidak baik telah menggunakan merek “IESQ” yang mempunyai persamaan pada pokoknya dengan merek ESQ milik Penggugat. Oleh karena Pasal 76 ayat (1) UU No. 15 Tahun 2001

tentang Merek mengatur Pemilik merek terdaftar dapat mengajukan gugatan

terhadap pihak lain yang secara tanpa hak menggunakan merek yang mempunyai

persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya untuk barang atau jasa sejenis

berupa gugatan ganti kerugian dan atau penggunaan merek tersebut ;

22

Menimbang, bahwa dalam Pasal 6 Undang-Undang No.15 Tahun 2001

secara implisit telah mengatur tentang rincian faktor yang menimbulkan terjadinya

persamaan atau similarity impression yaitu persamaan pandangan (visual

similarity), persamaan dalam bunyi (similarity in sound), persamaan ucapan

(similarity in phonetic) atau persamaan dalam kemasan (similarity in packaging),

persamaan dengan orang terkenal (similarity in personality) dalam suatu merek.

Namun demikian dalam praktiknya, masih terdapat ketidakjelasan karena secara

teoritispun terdapat berbagai-bagai doktrin persamaan dibidang merek ini dengan

pendekatan yang berbeda-beda. Dimana dua diantaranya adalah Doktrin

Persamaan Secara Menyeluruh (entireties similar) dan Doktrin Kemiripan (identical

with, nearly resembles);

Menimbang, bahwa doktrin Persamaan Secara Menyeluruh menilai apakah

suatu merek memiliki persamaan pada pokoknya dengan melalui pendekatan

perbandingkan antara keduanya untuk mencari apakah terdapat faktor-faktor

sebagai berikut:

a. persamaan bentuk, komposisi, kombinasi, unsur-unsur, bunyi dan ucapan ;

b. jenis barang/jasa yang sama atau paling tidak harus mengenai jenis barang

yang berada dalam satu kelas ;

c. memiliki persamaan jalur pemasaran yang meliputi wilayah geography yang

sama (the same common market place).

Sedangkan ‘doktrin kemiripan sangat dekat’ (nearly resembles theory) menilai

adanya suatu persamaan berdasarkan beberapa patokan yaitu: terdapat kemiripan

yang sangat dekat (very nearly resembles) antara satu merek dengan merek lain

sehingga sulit dibedakan antara keduanya dan potensial membingungkan

konsumen (likely to deceive or cause confusion). (Lihat Rocque Reynolds, Natalie

Stoianoff, Intellectual Property (Text and Essential Cases), The Federation Press,

Sydney, 2002 hal 409 dan M.Yahya Harahap, Tinjauan Merek Secara Umum,

Penerbit PT.Citra Aditya, Bandung, hal.289-290, 306) ;

Menimbang, bahwa jika Pasal 6 ayat (1) huruf a Undang-Undang No.15

Tahun 2001 dikaji lebih lanjut, ternyata Undang-Undang Merek Indonesia secara

implisit menganut doktrin tertua yaitu ‘Persamaan Secara Menyeluruh’ (entireties

similar theory) dimana dalam Bab Penjelasan Pasal 6 ayat (1) disebutkan bahwa:

“Yang dimaksud dengan persamaan pada pokoknya adalah kemiripan yang

23

disebabkan oleh adanya unsur-unsur yang menonjol antara Merek yang

lain, yang dapat menimbulkan kesan adanya persamaan baik mengenai

bentuk, cara penempatan, cara penulisan atau kombinasi antara unsur-

unsur ataupun persamaan bunyi ucapan yang terdapat dalam merek-merek

tersebut.”

Oleh karena itulah untuk menuntaskan perkara ini, sebelum majelis hakim

mempertimbangkan apakah benar Tergugat telah melakukan perbuatan melawan

hukum dan etikad tidak baik yang merugikan Penggugat dan atau telah melakukan

pelanggaran hak merek karena menggunakan merek yang mempunyai persamaan

pada pokoknya dengan merek Penggugat, tentunya dipandang perlu terlebih

dahulu diteliti dan dipertimbangkan apakah benar terdapat persamaan pada

pokoknya atau secara keseluruhan antara merek Penggugat dengan merek yang

digunakan Tergugat tersebut. Untuk itu, Majelis Hakim akan menggunakan

pendekatan-pendekatan perbandingan (comparing and contrasting) sebagai

berikut:

a. Faktor persamaan bentuk, komposisi, kombinasi, unsur-unsur, bunyi dan

ucapan di antara merek „ESQ” milik Penggugat dengan merek “IESQ” yang

digunakan Tergugat ;

b. Faktor produk atau jasa sejenis atau berada dalam satu kelas antara merek

milik Penggugat dengan merek yang digunakan Tergugat ;

c. Faktor kesamaan jalur pemasaran yang meliputi wilayah geography yang

sama (the same common market place) antara merek yang dimiliki

Penggugat dengan merek yang digunakan Tergugat ;

Menimbang, bahwa memperhatikan bukti Penggugat tertanda bukti P. 2

tentang sertifikat merek yang telah didaftarkan oleh Penggugat dan bukti P. 1 s/d

P. 13 serta keterangan saksi Penggugat masing-masing : AGUS HERY EDY

WIBOWO dan YOGI YOGA SWARA ternyata telah dapat membuktikan bahwa

Penggugat telah mendaftarkan dan menggunakan kata „ESQ” untuk melindungi

barang dan jasa di kelas 41. Dan ataupun kata „ESQ” tersebut, ternyata memang

telah sering dan pertama kali digunakannya karena merupakan kependekan dari

Emotional Spiritual Quotient atau yang disingkat “ESQ”. Hal itu merupakan metode

training untuk membentuk karakter kepemimpinan yang diselenggarakan oleh ESQ

Leadership Centre (“ESQ LC”). Dimana ESQ merupakan gabungan emotional,

spiritual dan quotient, yaitu kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual yang

dicetuskan oleh Penggugat dengan cara menggabungkan antara kecerdasan

24

intelektual (IQ), kecerdasan emotional (EQ), dan kecerdasan spritual (SQ) dalam

satu konsep yang saling terintergasi yang disebutnya ESQ. Disamping itu, ternyata

dari bukti-bukti Penggugat tersebut terutama bukti P-3 dan keterangan para saksi

dari Penggugat Tergugat juga telah dapat dibuktikan bahwa Tergugat telah

menawarkan dan/atau menyelenggarakan kegiatan atau jasa pelatihan dengan

menggunakan nama “IESQ” ;

Menimbang, bahwa selain itu manakala bukti-bukti Penggugat dimaksud

dibandingkan dengan bukti Tergugat tertanda T- 1 s/d T-4 dan keterangan saksi

Dr. Hj. TITI SETIAWATI dan MOHAMMAD YUDAN FAHRIANTO, ternyata justru

juga telah dapat dibuktikan bahwa memang Tergugat telah melakukan kegiatan

training dengan menggunakan tampilan merek “IESQ”. Tampilan merek Tergugat

tersebut, dipandang mempunyai persamaan pada pokoknya dengan merek

Penggugat karena pada keduanya terdapat kesamaan bentuk, komposisi,

kombinasi, unsur-unsur, bunyi dan ucapan di antara kedua merek tersebut ;

Menimbang, bahwa prinsip dasar yang terkandung dalam UU No. 15 tahun

2001 tentang Merek adalah adanya suatu prinsip etikad baik dalam pendaftaran

dan penggunaan suatu merek. Oleh karena itu, seseorang yang mendaftarkan dan

atau menggunakan mereknya harus secara layak dan jujur serta tanpa ada niat

apapun untuk membonceng, meniru atau menjiplak ketenaran merek pihak lain

demi kepentingan usahanya yang berakibat kerugian pada pihak lain itu atau

menimbulkan persaingan curang. Dengan demikian, terdapat hal pokok untuk

menentukan adanya sutu perbuatan melawan hukum dan itikad tidak baik yaitu

adanya niat untuk kepentingan usaha pendaftar dan pengguna suatu merek untuk

merugikan pihak lain ;

Menimbang, bahwa bahwa prinsip etikad baik berhubungan dengan prinsip

duty of care yaitu suatu kewajiban untuk bertindak secara hati-hati, yang kadang-

kadang dirumuskan juga sebagai suatu kewajiban atau keharusan, yang diakui

oleh hukum, yang mensyaratkan agar supaya seseorang bertindak sesuai dengan

suatu ukuran tingkah laku tertentu ” a certain standard of conduct “ untuk

melindungi orang-orang lain terhadap suatu resiko yang menurut nalar sebenarnya

tidak perlu terjadi (unreasonable risk) ;

Menimbang, bahwa ada 2 (dua) ukuran yang dapat dipergunakan untuk

menentukan apakah seseorang telah bertindak hati-hati (etikad baik) yang

25

mungkin dapat merugikan seseorang lain, yaitu seseuai dengan asas “The

neigbour principle” (sesama kita) dan “The area of risk principle” (asas ruang

lingkup) yang pada kedua asas tersebut terkadung ukuran standar tingkah laku

tertentu yang harus dipenuhi yakni manusia senantiasa bertindak sesuai dengan

nalar, seseorang yang bertindak sesuai dengan akal sehat, ukuran standar perihal

tingkah laku yang dikehendaki oleh masyarakat, harus merupakan suatu ukuran

obyektif dan tidak merupakan sesuatu yang bersifat subyektif, penilaian yang

bersifat individual, sifat-sifat baik dan sifat-sifat buruk si pelaku tidak merupakan

faktor yang menentukan, karena ukuran itu, sedapat mungkin sama dan berlaku

bagi semua orang, karena hukum tidak membeda-bedakan orang, walaupun

ukuran itu harus juga memperhatikan faktor-faktor yang ada pada diri si pelaku,

kesanggupannya untuk mengatasi resiko yang nyata dan keadaan yang

meliputinya ;

Menimbang, bahwa disisi lain yang dimaksud dengan perbuatan melawan

hukum sebagaimana dirumuskan dalam pasal 1365 KUHPerdata adalah :“Tiap

perbuatan melawan hukum yang membawa kerugian kepada orang lain

mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti

kerugian tersebut” ;

Menimbang, bahwa dengan demikian ada 4 (empat) unsur untuk

menentukan adanya suatu perbuatan melawan hukum yaitu adanya unsur

perbuatan melawan hukum, kerugian, kesalahan dan hubungan causal antara

perbuatan melawan hukum tersebut dengan kerugian ;

Menimbang, bahwa sedangkan mengenai apakah yang dimaksud dengan

perbuatan melawan hukum itu sendiri, menurut Yurisprudensi tetap di Indonesia

adalah perbuatan (atau tidak berbuat) yang memenuhi kriteria :

1. Bertentangan dengan kewajiban hukum si pelaku, atau ;

2. Melanggar hak subjektif orang lain, atau ;

3. Melanggar kaedah tata susila, atau ;

4. Bertentangan dengan azaz kepatutan, ketelitian serta sikap hati-hati yang

seharusnya dimiliki seseorang dalam pergaulan dengan sesama warga

masyarakat atau terhadap harta benda orang lain ;

Menimbang, bahwa keempat kriteria tersebut menggunakan kata “atau”

dengan demikian untuk adanya suatu perbuatan melawan hukum tidak

26

disyaratkan adanya keempat kriteria tersebut secara kumulatif, tetapi dengan

dipenuhinya salah satu kriteria itu secara alternatif telah terpenuhi pula syarat

suatu perbuatan melawan hukum (Setiawan, SH, Empat Kriteria Perbuatan

Melawan Hukum Perkembangannya dalam Yurisprudensi, diterbitkan Team

Pengkajian Hukum Mahkamah Agung RI tahun 1991 halaman 121) ;

Menimbang, bahwa selain itu perlulah diperhatikan, bahwa suatu perbuatan

yang bertentangan dengan kewajiban hukum si pelaku dipandang sebagai suatu

perbuatan melawan hukum, masih diperlukani syarat-syarat lain yang harus

dipenuhi yaitu :

a. Bahwa dengan pelanggaran tersebut kepentingan Penggugat tercancam ;

b. Bahwa kepentingan Penggugat dilindungi oleh peraturan yang dilanggar

(Schutznormtheorie) ;

c. Bahwa tidak terdapat alasan pembenar menurut hukum ;

Menimbang, bahwa perbuatan melawan hukum melanggar hak subyektif

orang lain haruslah diartikan, manakala perbuatan tersebut telah melanggar hak

subyektif seseorang, yaitu suatu kewenangan khusus seseorang yang diakui

hukum, yang diberikan kepadanya demi kepentingannya termasuk hak-hak

kebendaan, in casu mengenai kepemilikan dan penggunaan merek “ESQ” yang

melekat pada diri Penggugat, selaku pihak yang mempunyai kedudukan hukum

dan kapasitas hukum serta berhak bertindak selaku pemilik dan pengguna merek

tersebut ;

Menimbang, bahwa berdasarkan keseluruhan bukti-bukti yang diajukan

Penggugat di persidangan maupun Pengakuan Tergugat ternyata telah didapat

suatu fakta bahwa Tergugat telah menawarkan dan/atau menyelenggarakan

kegiatan atau jasa pelatihan dengan menggunakan nama “IESQ” (Vide bukti- P3).

Fakta tersebut merupakan hal yang sangat esensial dan penting untuk

menuntaskan pokok masalah ini, dengan kata lain hal tersebut dapat dipakai untuk

menentukan tindakan para pihak dalam melakukan perbuatan hukumnya,

sehingga berdasarkan fakta tersebut, pada akhirnya dapat disimpulkan kebenaran

dalil-dalil gugatan Penggugat dan ataupun sangkalan para Tergugat ;

Menimbang, bahwa sesuai dengan lingkup pokok masalah perkara ini,

untuk menentukan apakah tindakan Tergugat adalah suatu perbuatan melawan

27

hukum yang merugikan Penggugat, tentunya selain diperhatikan unsur-unsur dan

kriteria serta syarat adanya suatu perbuatan melawan hukum dan etikad baik

sebagaimana telah dipertimbangkan di bagian awal Putusan ini, yang utama dan

harus dipertimbangkan adalah adanya kewajiban yang bertimbal balik dan

seimbang antara Penggugat selaku pihak yang telah memiliki merek “ESQ”

apakah telah melaksanakan tugasnya dengan etikad baik (in goodfaith) dan

penuh tanggung jawab (and with full sense of responsibility), dalam hubungannya

dengan tindakan Tergugat yang telah secara sepihak telah menggunakan merek

“IESQ” untuk dipakai kelas yang sama yakni di kelas 41, sebagai derivative action

yang lahir dari alas hak utama ( a primary right ) selaku pihak yang berkepentingan

atas merek tersebut ;

Menimbang, bahwa tindakan Penggugat yang telah memiliki sertifikat merek

“ESQ”, mengumumkan dan memperingatkan khalayak umum untuk tidak

menggunakan mereknya terlebih lagi telah mengirimkan somasi kepada Tergugat

agar tidak menggunakan mereknya (Vide Bukti P-1 s/d P.13). Namum, Tergugat

ternyata malahan terus menawarkan dan/atau menyelenggarakan kegiatan atau

jasa pelatihan dengan menggunakan nama “IESQ” jelas melanggar hak subyektif

Penggugat, sebab Tergugat sejak semula telah mengetahui bahwa tindakannya

tersebut, jelas bertentangan dan melanggar hak subyektif Penggugat selaku

pemilik merek ESQ yang sudah dikenalnya dan bertentangan dengan asas

kepatutan, ketelitian serta sikap hati-hati yang seharusnya dimiliki seseorang

dalam pergaulan dengan sesama warga masyarakat atau terhadap harta benda

orang lain ;

Menimbang, bahwa dengan demikian alasan Tergugat bahwa tindakannya

dilakukan sebagai suatu tindakan untuk dakwa dan ukhuwah serta tidak bertujuan

komersial haruslah ditolak, karena dari bukti-bukti yang diajukan Penggugat jelas

Tergugat dalam melaksanakan kegiatannya tersebut memungut sejumlah uang.

Oleh karena itu tindakannya jelas bertentangan dengan hukum dan tidak dapat

dibenarkan, karena maksud-maksud yang baik, harus diwujudkan dengan cara-

cara yang baik dan tidak bertentangan dengan hukum, agar diperoleh hasil yang

baik ;

Menimbang, bahwa dengan demikian dari bukti-bukti yang diajukan oleh

para pihak, maka dapatlah disimpulkan bahwa perbuatan Tergugat tersebut

28

bertentangan dengan perlindungan hak atas merek “ESQ” yang telah dimiliki

Penggugat untuk melindungi barang atau jasa pada Kelas 41 berupa pendidikan,

penyediaan latihan, pengaturan dan penyelenggaraan konferensi, konggres,

seminar, simposium, penyelenggaraan pameran untuk tujuan kebudayaan atau

pendidikan, penerbitan buku-surat kabar-majalah dan kursus-kursus. Sebab,

Penggugat terlebih dahulu mendaftarkan dan menggunakannya merek “ESQ”

tersebut. Dengan demikian juga dari keseluruhan bukti-bukti yang ada ternyata

dapat dibuktikan bahwa Penggugat sesungguhnya merupakan pengguna pertama

sekaligus pemilik yang sah dari merek terdaftar “ESQ”. Disisi lain, Tergugat

dipandang gagal untuk membuktikan bahwa kegiatan yang diselenggarakannya

tersebut ternyata berbeda dengan barang dan atau jasa di kelas 41 ;

Menimbang, bahwa berdasarkan kenyataan ini, manakala perbuatan

Tergugat diuji berdasarkan ketentuan Pasal 15 ayat (2) dari TRIPs Agreement)

yang berlaku secara Internasional di negara–negara yang memberlakukan TRIPs

Agreement dalam peraturan Hak Kekayaan atas Intelektualnya, termasuk

Indonesia yang merupakan salah satu negara anggota Wold Trade Organization

serta mengadoptir TRIPs Agreement melalui UU No. 7 Tahun 1994 dan UU Merek

No. 15 Tahun 2001 tentang Merek (vide Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5 dan Pasal 6

yang merupakan bentuk pelaksanaan dari Pasal 15, Pasal 16 dan Pasal 17 dari

TRIPs Agreement). Majelis Hakim berpendapat, oleh karena Penggugat

berdasarkan bukti P-1 s/d P-13 dan keterangan saksi-saksinya telah berhasil

membuktikan bahwa Penggugat telah mempergunakan kata “ESQ” sebagai

mereknya tersebut, jauh sebelum digunakan Tergugat. Apalagi kata “ESQ”

merupakan kependekan dari metode training yang pertama kali diciptakan dan

lazim digunakan dan merupakan kependekan dari Emotional Spiritual Quotient,

maka manakala Tergugat menggunakan merek “IESQ” dalam kegiatan

penyelenggaraan trainingnya jelas dimaksudkan untuk meniru dan atau

membonceng ketenaran merek milik Penggugat ;

Menimbang, bahwa dengan demikian Penggugat telah dapat membuktikan

sebagai pemilik yang sah, pemakai pertama, pemegang hak khusus atas Merek

“ESQ” Dan memperhatikan yurisprudensi Mahkamah Agung RI No. 1486/K/1991

tanggal 14 November 1995 serta Pasal 6 bis ayat (3) dari Convention of Paris for

Protection of Industrial Property of 20 th, March 1883 yang menyangkut unsur

29

adanya hal-hal yang bertentangan dengan kesusilaan dan ketertiban umum

termasuk pula itikad tidak baik, Tergugat dipandang memiliki etikad tidak baik

dalam menggunakan mereknya, karena dilakukan dengan cara yang tidak layak

dan jujur sebab berusaha membonceng, meniru atau menjiplak merek pihak lain,

yang telah lebih dahulu dipergunakan dan didaftarkan oleh penggugat. Tindakan

Tergugat tersebut dipandang sebagai suatu tindakan untuk menguntungkan

kepentingan usahanya semata yang dapat membawa kerugian pada pihak lain

atau menimbulkan kondisi persaingan curang, mengecoh atau menyesatkan

konsumen ;

Menimbang, bahwa dengan demikian Penggugat telah berhasil

membuktikan kebenaran dalil-dalil gugatannya mengenai adanya perbuatan

melawan hukum dan etikad tidak baik yang telah dilakukan Tergugat, dan

sebaliknya Tergugat telah tidak berhasil membuktikan kebenaran dalil-dalil

sangkalannya ;

Menimbang, bahwa oleh karena itu kini dipertimbangkan satu persatu

petitum Penggugat sebagai berikut :

Menimbang, bahwa petitum Penggugat point 1 (satu), oleh karena petitum

ini berkaitan dengan petitum yang selanjutnya, maka akan dipertimbangkan pada

bagian akhir nanti, setelah petitum yang lain dipertimbangkan ;

Menimbang, bahwa mengenai petitum ke 2 (dua) dan ke 3 (tiga) agar

dinyatakan bahwa Penggugat satu-satunya pemilik dan pemegang hak khusus

atas merek “ESQ” dengan susunan, tata muka dan tata warna sesuai dengan Bukti

P-2 dan Tergugat melakukan pelanggaran merek karena secara melawan hukum

dan tanpa hak telah menggunakan merek “IESQ” yang sesuai dengan Bukti P-3

yang mempunyai persamaan pada pokoknya dengan merek ESQ milik Penggugat.

Berdasarkan keseluruhan pertimbangan hukum tersebut di atas, maka petitum ini

dapatlah dikabulkan ;

Menimbang, bahwa terhadap petitum ke 4 (empat) dipertimbangkan secara

khusus sebagai berikut :

- Bahwa mengenai tuntutan agar memerintahkan Tergugat untuk

30

menghentikan kegiatan jasa training, penyediaan latihan, pengaturan dan

penyelenggaraan konferensi-kongres-seminar-simposium, penyelenggaraan

pameran untuk tujuan kebudayaan atau pendidikan, penerbitan buku-surat

kabar-majalah dan kursus-kursus dengan menggunakan merek “IESQ”

sesuai dengan bukti P-3. Setelah memperhatikan ketentuan Pasal 76 ayat

(1) sub b jo Pasal 78 jo Pasal 6 UU No. 15 Tahun 2001 tentang Merek dan

keseluruhan pertimbangan hukum tersebut di atas, maka petitum ini

dapatlah dikabulkan;

- Bahwa akan tetapi terhadap petitum yang mohon agar hal tersebut

dilakukan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah putusan ini diucapkan,

setelah memperhatikan makna dan dimensi perkara aquo, maka petitum ini

dapatlah dikabulkan setelah Putusan ini mempunyai kekuatan hukum tetap ;

- Sedangkan terhadap tuntutan agar Tergugat dihukum membayar uang

paksa sebesar Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah) sehari untuk tiap-tiap

Tergugat lalai untuk tidak mematuhi putusan Pengadilan. Oleh karena

eksekusi putusan ini sesungguhnya merupakan suatu eksekusi riil agar

Tergugat dihukum untuk tidak melakukan suatu perbutan tertentu, maka

petitum ini dapatlah dikabulkan. Namum, besarnya uang paksa dimaksud

ditentukan menurut asas keadilan dan kedudukan yang seimbang antara

Penggugat dan Tergugat. Oleh karena itulah petitum ini dapatlah dikabulkan

sebagian sejumlah bunyi amar Putusan ini nanti ;

Menimbang, bahwa sedangkan mengenai petitum ke 5 (lima) agar Tergugat

dihukum untuk membayar ganti rugi material sebesar Rp.1.000.000.000,- (satu

milyar rupiah) dan ganti rugi immaterial sebesar Rp. 500.000.000,- (lima ratus

rupiah), dipertimbangkan secara khusus sebagai berikut :

- Bahwa gugatan ganti kerugian dalam pelanggaran merek memang diatur

dalam pasal 76 ayat (1) UU No. 15 Tahun 2001 tentang Merek. Namum

sayangnya sampai saat ini, dalam praktik peradilan belum ada suatu

putusan pengadilan yang dapat dijadikan pedoman untuk mengabulkan

gugatan ganti kerugian dimaksud. Oleh karena itulah sesuai dengan praktik

peradilan perdata manakala tuntutan ganti kerugian materiil tidak dirinci

secara jelas, berapa sesungguhnya kerugian yang nyata-nyata dialami oleh

Penggugat maka tuntutan dimaksud haruslah ditolak ;

- Sedangkan mengenai ganti kerugian immateriil, oleh karena besarnya tidak

31

mungkin dapat ditentukan, namum sesuai dengan ajaran perbuatan

melawan hukum, maka terhadap Tergugat yang telah dinyatakan melakukan

perbuatan melawan hukum terhadap Penggugat, dan membawa kerugian

bagi Penggugat, tuntutan semacam ini patut dan layak untuk dikabulkan.

Namum besarnya haruslah sesuai dengan kedudukan dan kemampuan

para pihak secara seimbang, oleh karena itulah dengan berpedoman pada

prinsip keadilan yang senyatanya, besarnya ganti kerugian ini ditentukan

dengan memperhatikan reputasi Penggugat sebagai suatu penemu metode

training “ESQ” yang aktif melakukan training dan mempunyai reputasi cukup

baik dan ternama di bidangnya khususnya di Indonesia, dalam relevansinya

dengan kualitas Tergugat yang telah melakukan perbuatan melawan hukum

tersebut, maka tuntutan ini dapat dan layak dikabulkan sebagaimana bunyi

amar putusan ini nanti ;

Menimbang, bahwa sedangkan terhadap petitum ke 6 (enam) mengenai

ganti rugi pengongkosan biaya yang telah dikeluarkan oleh Penggugat

sehubungan dengan perkara aquo. Oleh karena pada asasnya berperkara

dikenakan biaya dan Tergugat dinyatakan sebagai pihak yang kalah, maka

tuntutan ini patut dan layak untuk dikabulkan seluruhnya ;

Menimbang, bahwa demikian pula petitum ke 7 (tujuh) yang menuntut agar

putusan ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu (serta merta), haruslah

dipertimbangkan secara seksama, dengan cara memeriksa dalil-dalil gugatan

Penggugat dan jawaban Tergugat serta keseluruhan lampiran bukti yang

diajukannya dalam relevansinya dengan urgensi untuk dapat dikabulkannya suatu

tuntutan serta merta dimaksud. Dalam berbagai ketentuan yang mengatur tuntutan

serta merta antara lain diatur, bahwa putusan serta merta harus didasarkan pada

surat bukti yang diajukan sebagai bukti untuk membuktikan dalil gugatannya (yang

disangkal oleh pihak lawan), adalah sebuah akta authentik atau akta dibawah

tangan yang diakui isi dan tanda tangannya oleh Tergugat. Oleh karena itulah

setelah Majelis Hakim mempelajari dengan seksama pokok permasalahan ini, dan

memperhatikan berbagai ketentuan peraturan perundang-undangan yang

mengatur tuntutan serta merta serta bukti-bukti Penggugat untuk mengajukan

tuntutan serta merta dimaksud, maka petitum ini haruslah ditolak ;

Menimbang, bahwa dengan demikian gugatan Penggugat haruslah

32

dikabulkan untuk sebahagian dan ditolak untuk yang selain dan selebihnya dan

oleh karena Penggugat dalam gugatannya antara lain mohon agar dijatuhkan

putusan yang seadil-adilnya, maka dengan tidak merubah esensi petitum

Penggugat, redaksional petitum Penggugat perlu dirubah agar putusan ini dapat

dieksekusi dengan baik ;

Memperhatikan, Pasal 76 jo Pasal 6 UU No. 15 Tahun 2001 Tentang Merek

dan peraturan perundangan lain yang bersangkutan ;

M e n g a d i l i

1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebahagian

;

2. Menyatakan Penggugat satu-satunya pemilik dan

pemegang hak khusus atas merek “ESQ” dengan

susunan, tata muka dan tata warna sesuai dengan

Bukti P-2 ;

3. Menyatakan bahwa Tergugat melakukan

pelanggaran merek karena secara melawan hukum

dan tanpa hak telah menggunakan merek “IESQ”

yang sesuai dengan Bukti P-3 yang mempunyai

persamaan pada pokoknya dengan merek ESQ

milik Penggugat;

4. Memerintahkan Tergugat untuk menghentikan

kegiatan jasa training, penyediaan latihan,

pengaturan dan penyelenggaraan konferensi,

konggres, seminar, simposium, penyelenggaraan

pameran untuk tujuan kebudayaan atau pendidikan,

penerbitan buku-surat kabar-majalah dan kursus-

kursus dengan menggunakan merek “IESQ” sesuai

dengan bukti P-3 setelah putusan ini mempunyai

kekuatan hukum tetap, dengan ketentuan Tergugat

dihukum membayar uang paksa sebesar

Rp.1.000.000,00 (satu juta Rupiah) sehari,

manakala Tergugat lalai untuk tidak mematuhi

putusan Pengadilan tersebut ;

33

5. Menghukum Tergugat membayar ganti rugi

immaterial sebesar Rp. 100.000.000,00- (Seratus

juta Rupiah) ;

6. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya

perkara ini sejumlah Rp. ;

7. Menolak gugatan Penggugat untuk yang selain dan

selebihnya ;

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawarahan Majelis Hakim

Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Semarang, pada hari Kamis, tanggal 5

Februari 2009 oleh kami : SETIYA BUDI, SH.MH, selaku Hakim Ketua Majelis,Drs.

AMIN SEMBIRING, SH. MH., dan KURNIA YANI DARMONO, SH., M.Hum

masing-masing sebagai Hakim Anggota, Putusan mana pada hari : Kamis, tanggal

12 Februari 2009 diucapkan di depan persidangan yang terbuka untuk umum oleh

Majelis Hakim tersebut di atas, dengan didampingi oleh ALI NURYAHYA, SH.,

Panitera Pengganti pada Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri

Semarang, .............................kuasa Penggugat dan.......................... kuasa

Tergugat.

34

35