P U T U S A N · 2016. 5. 19. · -1- SALINAN P U T U S A N Perkara Nomor 16/KPPU-M/2015 Komisi...
Transcript of P U T U S A N · 2016. 5. 19. · -1- SALINAN P U T U S A N Perkara Nomor 16/KPPU-M/2015 Komisi...
-1-
SALINAN
P U T U S A N
Perkara Nomor 16/KPPU-M/2015
Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya
disebut Komisi yang memeriksa Perkara Nomor 16/KPPU-M/2015 tentang
Laporan Keterlambatan Pemberitahuan terkait Dugaan Pelanggaran Pasal 29
ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Jo Pasal 6 Peraturan
Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010 dalam Pengambilalihan Saham PT Binsar
Natorang Energi oleh LG International Corp., yang dilakukan oleh: ------------
Terlapor, LG International Corp. yang beralamat di Kantor Pusat di LG
Twin Tower, 128, Yeoui-daero, Yeongdeungpo-gu, Seoul, 150-721, Korea
Selatan dan beralamat Kantor Perwakilan Jakarta di The City Center Tower
One, Batavia Building, 18 Floor, Suite 03-05, Jalan K.H. Mas Mansyur
Kavling 126, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia (selanjutnya disebut
“Terlapor”). --------------------------------------------------------------------------------
telah mengambil keputusan sebagai berikut: ---------------------------------------
Majelis Komisi: --------------------------------------------------------------------------
Setelah membaca Laporan Keterlambatan Pemberitahuan. ----------------
Setelah membaca Tanggapan Terlapor terhadap Laporan Keterlambatan
Pemberitahuan. --------------------------------------------------------------------
Setelah mendengar Keterangan dari Terlapor. --------------------------------
Setelah membaca Kesimpulan Hasil Persidangan dari Investigator. ------
Setelah membaca Kesimpulan Hasil Persidangan dari Terlapor.-----------
Setelah membaca surat-surat dan dokumen-dokumen dalam perkara
ini. ------------------------------------------------------------------------------------
TENTANG DUDUK PERKARA
1. Menimbang bahwa Komisi Pengawas Persaingan Usaha (“Komisi”) telah
melakukan penyelidikan terhadap pemberitahuan yang dilaporkan oleh
LG International Corp. berkaitan dengan Pengambilalihan Saham PT
Binsar Natorang Energi.-----------------------------------------------------------
2. Menimbang bahwa berdasarkan Laporan Penyelidikan diidentifikasi
keterlambatan pemberitahuan pengambilalihan saham PT Binsar
Natorang Energi oleh LG International Corp. ----------------------------------
3. Menimbang bahwa Komisi membuat Laporan Keterlambatan
Pemberitahuan yang disampaikan dan disetujui dalam Rapat Komisi. ---
4. Menimbang bahwa berdasarkan Rancangan Dugaan Pelanggaran Pasal
29 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Jo Pasal 6
Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010 dalam Pengambilalihan
Saham PT Binsar Natorang Energi oleh LG International Corp., Rapat
Komisi menyetujui Rancangan Laporan Dugaan Pelanggaran tersebut
menjadi Laporan Dugaan Pelanggaran. ----------------------------------------
5. Menimbang bahwa berdasarkan Laporan Dugaan Pelanggaran tersebut,
Ketua Komisi menetapkan Pemeriksaan Pendahuluan melalui
Penetapan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor
44/KPPU/Pen/XII/2015 tanggal 28 Desember 2015 tentang
Pemeriksaan Pendahuluan Perkara Nomor 16/KPPU-M/2015 terkait
Dugaan Pelanggaran Pasal 29 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1999 Jo Pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010
dalam Pengambilalihan Saham PT Binsar Natorang Energi oleh LG
International Corp., dan menetapkan LG International Corp. sebagai
Terlapor (vide bukti A1).-----------------------------------------------------------
6. Menimbang bahwa berdasarkan Penetapan Pemeriksaan Pendahuluan
tersebut, Ketua Komisi menetapkan pembentukan Majelis Komisi dan
menugaskan Panitera yang akan membantu Majelis Komisi untuk
melaksanakan tugas dan wewenangnya. ---------------------------------------
7. Menimbang bahwa berdasarkan Penetapan Pemeriksaan Pendahuluan
tersebut, Ketua Komisi menetapkan pembentukan Majelis Komisi
melalui Keputusan Komisi Nomor 21/KPPU/Kep.3/III/2016 tanggal 08
Maret 2016 tentang Penugasan Anggota Komisi sebagai Majelis Komisi
pada Pemeriksaan Pendahuluan Perkara Nomor 16/KPPU-M/2015 (vide
bukti A2). ----------------------------------------------------------------------------
8. Menimbang bahwa selanjutnya Majelis Komisi menerbitkan Keputusan
Majelis Komisi tentang Jangka Waktu Pemeriksaan Pendahuluan
Perkara Nomor 16/KPPU-M/2015, yang menetapkan jangka waktu
Pemeriksaan Pendahuluan paling lama 07 (tujuh) hari kerja terhitung
sejak tanggal 17 Maret 2016 sampai dengan tanggal 28 Maret 2016 (vide
bukti A4). ----------------------------------------------------------------------------
9. Menimbang bahwa Majelis Komisi telah menyampaikan Pemberitahuan
Pemeriksaan Pendahuluan, Petikan Penetapan Pemeriksaan
Pendahuluan, Petikan Surat Keputusan Majelis Komisi tentang Jangka
Waktu Pemeriksaan Pendahuluan, dan Surat Panggilan Sidang Majelis
Komisi yang dilampiri Laporan Keterlambatan Pemberitahuan kepada
Terlapor (vide bukti A5, A6, A7, A8). --------------------------------------------
10. Menimbang bahwa pada tanggal 17 Maret 2016 yang dihadiri oleh
Investigator dan Terlapor, Majelis Komisi melaksanakan Sidang Majelis
Komisi I Pemeriksaan Pendahuluan dengan agenda (vide bukti B1): ------
10.1. Pembacaan Laporan Keterlambatan Pemberitahuan oleh
Investigator kepada Terlapor. -------------------------------------------
10.2. Penyerahan dan/atau Pembacaan Tanggapan Laporan
Keterlambatan Pemberitahuan oleh Terlapor disertai penyerahan
daftar saksi dan/atau ahli beserta alat bukti dari Investigator
dan Terlapor kepada Majelis Komisi. ----------------------------------
11. Menimbang bahwa pada Sidang Majelis Komisi tanggal 17 Maret 2016,
Investigator membacakan Laporan Keterlambatan Pemberitahuan yang
pada pokoknya berisi hal-hal sebagai berikut (vide bukti I.1): -------------
A. Dugaan Pelanggaran -----------------------------------------------------------
11.1. Objek Perkara adalah Laporan Keterlambatan
Pemberitahuan terkait Dugaan Pelanggaran Pasal 29 ayat (1)
dan (2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Jo Pasal 6
Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010 dalam
Pengambilalihan Saham PT Binsar Natorang Energi oleh LG
International Corp. --------------------------------------------------
11.2. Dugaan Pelanggaran: Pasal 29 ayat (1) dan (2) Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1999. -------------------------------------
Pasal 29
(1) Penggabungan atau peleburan badan usaha, atau
pengambilalihan saham sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 28 yang berakibat nilai aset dan atau nilai
penjualannya melebihi jumlah tertentu, wajib
diberitahukan kepada Komisi, selambat-lambatnya 30
(tiga puluh) hari sejak tanggal penggabungan, peleburan
atau pengambilalihan tersebut.
(2) Ketentuan tentang penetapan nilai aset dan atau nilai
penjualan serta tata cara pemberitahuan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), diatur dalam Peraturan
Pemerintah.
Juncto Pasal 5 Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010 ---------
(1) Penggabungan Badan Usaha, Peleburan Badan Usaha, atau
Pengambilalihan saham perusahaan lain yang berakibat nilai
aset dan/atau nilai penjualannya melebihi jumlah tertentu wajib
diberitahukan secara tertulis kepada Komisi paling lama 30 (tiga
puluh) hari kerja sejak tanggal telah berlaku efektif secara
yuridis Penggabungan Badan Usaha, Peleburan Badan Usaha,
atau Pengambilalihan saham perusahaan. -------------------------------
(2) Jumlah tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
atas: -----------------------------------------------------------------------------------------
a. nilai aset sebesar Rp 2.500.000.000.000,00 (dua triliun lima
ratus miliar rupiah); dan/atau ----------------------------------------------
b. nilai penjualan sebesar Rp 5.000.000.000.000,00 (lima triliun
rupiah). --------------------------------------------------------------------------------
(3) Bagi Pelaku Usaha di bidang perbankan kewajiban
menyampaikan pemberitahuan secara tertulis sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) berlaku jika nilai aset melebihi
Rp 20.000.000.000.000,00 (dua puluh triliun rupiah). ----------------
(4) Nilai aset dan/atau nilai penjualan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dan ayat (3) dihitung berdasarkan penjumlahan
nilai aset dan/atau nilai penjualan dari: ------------------------------------
a. Badan Usaha hasil Penggabungan, atau Badan Usaha hasil
Peleburan, atau Badan Usaha yang mengambilalih saham
perusahaan lain dan Badan Usaha yang diambilalih; dan ----
b. Badan Usaha yang secara langsung maupun tidak langsung
mengendalikan atau dikendalikan oleh Badan Usaha hasil
Penggabungan, atau Badan Usaha hasil Peleburan, atau
Badan Usaha yang mengambilalih saham perusahaan lain
dan Badan Usaha yang diambilalih. -------------------------------------
Pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010 ----------------
Dalam hal Pelaku Usaha tidak menyampaikan pemberitahuan
tertulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) dan ayat (3),
Pelaku Usaha dikenakan sanksi berupa denda administratif sebesar
Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) untuk setiap hari
keterlambatan, dengan ketentuan denda administratif secara
keseluruhan paling tinggi sebesar Rp 25.000.000.000,00 (dua puluh
lima miliar rupiah). --------------------------------------------------------------------------
1. Bahwa LG International Corp. diduga melakukan
keterlambatan pemberitahuan pengambilalihan saham PT
Binsar Natorang Energi, yang pada pokoknya sebagai berikut: -
a. Bahwa pengambilalihan saham PT Binsar Natorang Energi
oleh LG International Corp. memenuhi kriteria
pemberitahuan yang wajib dilaporkan kepada KPPU. --------
b. Bahwa kewajiban tersebut harus telah dilaksanakan
selambat-lambatnya terhitung 30 (tiga puluh) hari kerja
sejak tanggal efektif yuridis pengambilalihan saham.---------
c. Bahwa pengambilalihan saham PT Binsar Natorang Energi
oleh LG International Corp. telah berlaku efektif secara
yuridis sejak tanggal 12 Juni 2014 berdasarkan Surat
Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia Nomor: AHU-13441.40.22.2014 perihal
Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan PT
Binsar Natorang Energi. Oleh karena itu, LG International
Corp. wajib untuk melakukan pemberitahuan selambat-
lambatnya pada tanggal 24 Juli 2014. --------------------------
d. Bahwa LG International Corp. baru melakukan
pemberitahuan kepada KPPU pada tanggal 27 Agustus 2014
dan telah didaftarkan dengan nomor register A13714. -------
e. Bahwa dengan demikian, LG International Corp. telah
melakukan keterlambatan selama 20 (dua puluh) hari kerja.
2. Tentang Latar Belakang Pengambilalihan Saham PT Binsar
Natorang Energi oleh LG International Corp. -----------------------
a. Bahwa sebelum LG International Corp. melakukan
pengambilalihan saham PT Binsar Natorang Energi, PT
Binsar Natorang Energi memilki pinjaman dari PT Energy
Jaya Persada, PT Bumi Sinergi Internasional, dan LG
International Corp. yang dipergunakan untuk pembiayaan
pengembangan awal proyek seperti Studi Kelayakan,
Perijinan, dan Kegiatan Survey yang dilakukan oleh PT
Binsar Natorang Energi (vide bukti penyelidikan B3).--------
b. Bahwa terkait dana yang dipinjamkan oleh PT Energy Jaya
Persada, PT Bumi Sinergi Internasional, dan LG
International Corp., selanjutnya PT Binsar Natorang Energi
mengkonversi hutang tersebut menjadi saham sebagaimana
diperjanjikan sebelumnya dalam suatu perjanjian (vide
bukti penyelidikan B3, C116). ------------------------------------
c. Bahwa karena ketertarikan LG International Corp. kepada
bisnis dari PT Binsar Natorang Energi yang sedang
mempersiapkan power plant Pembangkit Listrik Tenaga Air
(PLTA) Hasang di Kabupaten Toba Samosir, Sumatera
Utara, maka LG International Corp. membeli sejumlah
saham baru yang diterbitkan oleh PT Binsar Natorang
Energi (vide bukti penyelidikan B1, B3). ------------------------
d. Bahwa ketertarikan LG International Corp. sesuai dengan
keinginan PT Binsar Natorang Energi untuk mendapatkan
mitra bisnis dalam pengembangan bisnis Pembangkit
Listrik Tenaga Air di Kabupaten Toba Samosir, Sumatra
Utara (vide bukti penyelidikan B3). ------------------------------
e. Bahwa pengembangan PLTA Hasang 2014-2019 telah
dimasukkan kedalam pembiayaan proyek LG International
Corp. (vide bukti penyelidikan B3). ------------------------------
f. Bahwa yang dimaksud dari pembiayaan proyek (project
funding) adalah rencana pembiayaan melalui pinjaman
bank BUMN Korea Selatan tetapi dengan syarat proyek
tersebut sudah dimiliki oleh LG International Corp.
(vide bukti penyelidikan B3). --------------------------------------
3. Tentang Transaksi Pengambilalihan Saham PT Binsar Natorang
Energi ---------------------------------------------------------------------
a. Bahwa sebelum pengambilalihan saham PT Binsar
Natorang Energi oleh LG International Corp., saham dari PT
Binsar Natorang Energi sejumlah 95.000 lembar saham
atau setara dengan Rp. 9.500.000.000 (sembilan miliar lima
ratus juta rupiah) dimiliki oleh PT Energy Jaya Persada dan
5000 lembar saham atau setara dengan Rp. 500.000.000
(lima ratus juta rupiah) dimiliki oleh PT Bumi Sinergi
Internasional (vide bukti penyelidikan C116). ------------------
b. Bahwa total saham sebelum pengambilalihan saham
sebanyak 100.000 (seratus ribu) saham dengan total
nominal setara Rp. 10.000.000.000 (sepuluh miliar rupiah)
(vide bukti penyelidikan C116). -----------------------------------
c. Bahwa dengan demikian komposisi pemegang saham dari
PT Binsar Natorang Energi sebelum pengambilalihan saham
oleh LG International Corp. adalah 95% (sembilan puluh
lima persen) saham dimiliki oleh PT Energy Jaya Persada
dan 5% (lima persen) saham dimiliki oleh PT Bumi Sinergi
Internasional (vide bukti penyelidikan B3, C116). -------------
d. Bahwa pada tanggal 17 April 2014, PT Binsar Natorang
Energi meningkatkan modal dasar dari Rp. 10.000.000.000
(sepuluh miliar rupiah) menjadi Rp. 106.573.500.000
(seratus enam miliar lima ratus tujuh puluh tiga juta lima
ratus ribu rupiah) (vide bukti penyelidikan C116). ------------
e. Bahwa peningkatan modal dasar sebesar
Rp. 106.573.500.000 (seratus enam miliar lima ratus tujuh
puluh tiga juta lima ratus ribu rupiah) terbagi atas
1.065.753 (satu juta enam puluh lima ribu tujuh ratus lima
puluh tiga) lembar saham yang masing-masing saham
bernilai Rp. 100.000 (seratus ribu rupiah) (vide bukti
penyelidikan C116). -------------------------------------------------
f. Bahwa peningkatan modal dasar sebesar
Rp. 106.573.500.000 (seratus enam miliar lima ratus tujuh
puluh tiga juta lima ratus ribu rupiah) dilakukan oleh PT
Binsar Natorang Energi dengan menerbitkan saham baru
sebesar 965.735 (sembilan ratus enam puluh lima ribu
tujuh ratus tiga puluh lima) untuk diambil bagian oleh LG
International Corp. dan para pemegang saham dengan
rincian sebagai berikut (vide bukti penyelidikan C116): ------
- LG International Corp. sejumlah Rp. 54.352.500.000
(lima puluh empat miliar tiga ratus lima puluh dua juta
lima ratus ribu rupiah) yang terdiri dari 543.525 (lima
ratus empat puluh tiga ribu lima ratus dua puluh lima)
lembar saham. -------------------------------------------------
- PT Energy Jaya Persada sejumlah Rp. 37.392.300.000
(tiga puluh tujuh miliar tiga ratus sembilan puluh dua
juta tiga ratus ribu rupiah) yang terdiri dari 373.923
(tiga ratus tujuh puluh tiga ribu sembilan ratus dua
puluh tiga) lembar saham. -----------------------------------
- PT Bumi Sinergi Internasional sejumlah
Rp. 4.828.700.000 (empat miliar delapan ratus dua
puluh delapan juta tujuh ratus ribu rupiah) yang
terdiri dari 48.287 (empat puluh delapan ribu dua
ratus delapan puluh tujuh) lembar saham. ---------------
g. Bahwa dari modal dasar sebesar Rp. 106.573.500.000
(seratus enam miliar lima ratus tujuh puluh tiga juta lima
ratus ribu rupiah) disetor atau ditempatkan penuh kepada
persero oleh masing masing pemegang saham perseroan
dengan cara sebagai berikut (vide bukti penyelidikan C116):
- Rp. 10.000.000.000 (sepuluh miliyar rupiah)
merupakan setoran lama pemegang saham Perseroan;
- Rp. 37.392.300.000 (tiga puluh tujuh miliar tiga ratus
sembilan puluh dua juta tiga ratus ribu rupiah)
merupakan setoran saham hasil konversi utang
berdasarkan perjanjian tanggal 16 April 2014 antara
Perseroan dan PT Energi Jaya Persada. -------------------
- Rp. 4.828.700.000 (empat miliar delapan ratus dua
puluh delapan juta tujuh ratus ribu rupiah)
merupakan setoran saham hasil konversi utang
berdasarkan perjanjian tanggal 16 April 2014 antara
Perseroan dan PT Bumi Sinergi Internasional. -----------
- Rp. 6.598.900.000 (enam miliar lima ratus sembilan
puluh delapan juta sembilan ratus ribu rupiah)
merupakan setoran saham hasil konversi utang
berdasarkan perjanjian tanggal 17 April 2014 antara
Perseroan dan LG Internasional Corp. ---------------------
- Rp. 47.753.600.000 (empat puluh tujuh miliar tujuh
ratus lima puluh tiga juta enam ratus ribu rupiah)
merupakan setoran tunai kedalam rekening Perseroan
oleh LG International Corp. ----------------------------------
h. Bahwa komposisi kepemilikan saham perseroan setelah
pengambilalihan saham oleh LG International Corp. dan
pemegang saham lainnya sebagai berikut (vide bukti
penyelidikan B1, B3, C116): ---------------------------------------
- LG International Corp. sejumlah 543.525 (lima ratus
empat puluh tiga ribu lima ratus dua puluh lima)
saham dengan nilai nominal Rp. 54.352.500.000 (lima
puluh empat miliar tiga ratus lima puluh dua juta lima
ratus ribu rupiah) atau sejumlah 51% (lima puluh satu
persen). ----------------------------------------------------------
- PT Energy Jaya Persada sejumlah 468.923 (empat
ratus enam puluh delapan ribu sembilan ratus dua
puluh delapan ribu sembilan ratus dua puluh tiga)
saham dengan nilai nominal Rp. 46.892.300.000
(empat puluh enam miliar delapan ratus sembilan
puluh dua juta tiga ratus ribu rupiah) atau sejumlah
44% (empat puluh empat persen). --------------------------
- PT Bumi Sinergi Internasional sejumlah 53.287 (lima
puluh tiga ribu dua ratus delapan puluh tujuh) saham
dengan nilai nominal sebesar Rp. 5.328.700.000 (lima
miliar tiga ratus dua puluh delapan juta tujuh ratus
ribu rupiah) atau sejumlah 5% (lima persen).
i. Bahwa dengan memiliki saham sebesar 51% (lima puluh
satu persen), maka LG International Corp. menjadi
pengendali baru dari PT Binsar Natorang Energi. -------------
4. Tentang Badan Usaha Pengambilalih --------------------------------
a. Bahwa LG International Corp. merupakan badan usaha
yang melakukan pengambilalihan saham dengan
dikuasainya 51% (lima puluh satu persen) saham dari PT
Binsar Natorang Energi (vide bukti penyelidikan B1, B3). ---
b. Bahwa LG International Corp. merupakan perusahaan yang
didirikan pada tanggal 1 November 1953 berdasarkan
Hukum Negara Republik Korea Selatan (vide bukti
penyelidikan B3, C115). --------------------------------------------
c. Bahwa LG International Corp. terdaftar dalam bursa efek
Korea Selatan pada bulan Januari 1976 sebagai
perusahaan perdagangan umum berdasarkan peraturan
pemerintah Korea Selatan pada tanggal 12 November 1976.
LG International Corp. melakukan bisnis di bidang ekspor
impor, natural resources, pengembangan bisnis, energy, dan
kegiatan usaha lainnya (vide bukti penyelidikan B3, C115).
d. Bahwa susunan Direksi dan Komisaris dari LG
International Corp. saat ini terdiri dari 3 (tiga) Komisaris
dan 6 (enam) Direktur (vide bukti penyelidikan B3). ----------
e. Bahwa komposisi Pemegang Saham dari LG International
Corp. adalah (vide bukti penyelidikan B3, C114, C115): -----
1. Pemegang Saham Umum (public shareholders) sebesar
60,32%. -----------------------------------------------------------
2. Pemegang Saham Individual (Individual Major
Shareholders) sekitar 27,95%. --------------------------------
3. Dana Pensiun Nasional (National Pension Services)
sebesar 11,73%. -------------------------------------------------
f. Bahwa terkait Pemegang Saham Individual, seluruh
pemegang saham individual sebesar 27,95% dikuasai oleh
keluarga pemilik LG Group (vide bukti penyelidikan B3). ----
g. Bahwa pengambilan keputusan perusahaan diserahkan
sepenuhnya kepada rapat pemegang saham dan setiap
saham memiliki hak suara yang sama (vide bukti
penyelidikan B3). ----------------------------------------------------
h. Bahwa total aset dan penjualan dari LG International Corp.
secara global dirinci sebagai berikut (vide bukti
penyelidikan B3, C19, C20, C21): --------------------------------
Total 2011 2012 2013
Aset 38.737.502.720.000 44.766.423.660.000 56.304.999.635.000
Penjualan 109.656.778.560.000 115.527.616.680.000 139.379.159.870.000
i. Bahwa LG International Corp. melakukan kegiatan usaha di
Indonesia sebelum mengakuisisi PT Binsar Natorang Energi
melalui anak perusahaan (vide bukti penyelidikan B3, C19,
C20, C21, C114): ----------------------------------------------------
1. PT Batubara Global Energy. -----------------------------------
2. PT Mega Global Energy. ----------------------------------------
3. PT Megaprima Persada. -----------------------------------------
4. PT Ganda Alam Makmur. --------------------------------------
5. PT Green Global Lestari.----------------------------------------
6. PT Parna Argomas. ----------------------------------------------
7. PT Indonesia Renewable Resources. --------------------------
8. PT Tutui Batubara Utama. -------------------------------------
j. Bahwa share saham yang dikuasai LG International Corp.
dari anak perusahaan yang berdomisili dan melakukan
kegiatan bisnis di Indonesia adalah (vide bukti penyelidikan
B3, C19, C20, C21):-------------------------------------------------
Perusahaan Equity Interest (31 Des 2011)
Equity Interest (31 Des 2012)
Equity Interest (31 Des 2013)
PT Batubara Global Energy
100% 100% 100%
PT Mega Global Energy
100% 100% 100%
PT Megaprima Persada
75% 75% 75%
PT Ganda Alam
Belum anak perusahaan
60% 60%
Makmur
PT Green Global Lestari
100% 100% 100%
PT Parna Argomas
95% 95% 95%
PT Indonesia Renewable Resources
100% 100% 100%
PT Tutui Batubara Utama
75% 75% 75%
k. Bahwa sebagai informasi, PT Tutui Batubara Utama telah
dijual setelah LG International Corp. mengambilalih saham
PT Binsar Natorang Energi (vide bukti penyelidikan B3). ----
l. Bahwa kepemilikan saham oleh LG International Corp.
terhadap 8 (delapan) perusahaan tersebut yang melebihi
50%, menunjukkan LG International Corp. adalah sebagai
Pengendali. -----------------------------------------------------------
m. Bahwa nilai aset dan penjualan LG International Corp.
secara global berdasarkan Laporan Keuangan Consolidated
LG International Corp. and Its Subsidiaries adalah (vide
bukti penyelidikan B4, B5, B6, B7, B8, C19, C20, C21,
C121, C122, C123): ------------------------------------------------
Perusahaan 2011
Asset Revenue
PT Batubara Global
Energy
356.139.840.000 3.282.780.480.000
PT Mega Global Energy 341.714.240.000 1.067.564.960.000
PT Megaprima Persada 800.330.720.000 1.807.143.520.000
PT Ganda Alam Makmur 0 0
PT Green Global Lestari 178.979.360.000 0
PT Parna Argomas 473.614.400.000 29.423.520.000
PT Indonesia Renewable
Resources
449.702.400.000 19.262.880.000
PT Tutui Batubara
Utama
67.557.280.000 91.406.560.000
Total 2.668.038.240.000 6.297.581.920.000
Perusahaan 2012
Asset Revenue
PT Batubara Global
Energy
302.405.670.000 3.091.149.600.000
PT Mega Global Energy 240.062.550.000 0
PT Megaprima Persada 707.301.840.000 1.942.813.530.000
PT Ganda Alam Makmur 4.033.773.240.000 0
PT Green Global Lestari 462.706.230.000 0
PT Parna Argomas 709.559.340.000 40.734.330.000
PT Indonesia Renewable
Resources
445.919.460.000 26.593.350.000
PT Tutui Batubara
Utama
53.918.130.000 33.672.870.000
Total 6.955.646.460.000 5.134.963.680.000
Perusahaan 2013
Asset Revenue
PT Batubara Global
Energy
661.794.035.000 3.456.215.105.000
PT Mega Global Energy 59.976.275.000 0
PT Megaprima Persada 973.670.665.000 1.997.689.075.000
PT Ganda Alam Makmur 5.602.014.985.000 0
PT Green Global Lestari 592.258.500.000 0
PT Parna Argomas 815.227.085.000 4.231.565.760.000
PT Indonesia Renewable
Resources
220.093.880.000 25.803.075.000
PT Tutui Batubara
Utama
39.807.160.000 0
Total 8.964.842.585.000 9.711.273.015.000
n. Bahwa total penjualan PT Parna Argomas senilai
Rp. 4.231.565.760.000 diklarifikasi karena terdapat
kesalahan input dalam form notifikasi ke KPPU menjadi
Rp. 421.715.760.000 berdasarkan laporan keuangan yang
sudah diaudit (vide bukti penyelidikan B3, C19, C20, C21);
o. Bahwa nilai aset dan penjualan LG International Corp. yang
dihitung berdasarkan laporan keuangan masing masing
anak perusahaan yang melakukan kegiatan usaha di
Indonesia (vide bukti penyelidikan B4, B5, B6, B7, B8, C22,
C31, C32, C33, C34, C35, C42, C43, C44, C45, C49, C50,
C69, C74, C75, C79, C80, C83, C84, C87, C88, C89, C90,
C94, C95, C103, C104, C107, C121, C122, C123): -----------
Perusahaan
2011
Asset Revenue
PT Batubara
Global Energy
458.409.091.000 3.311.800.393.000
PT Mega Global
Energy
280.904.744.000 1.088.881.891.000
PT Megaprima
Persada
779.416.411.000 1.827.350.736.000
PT Ganda Alam
Makmur
299.635.910.000 0
PT Green Global
Lestari
572.771.818.000 0
PT Parna
Argomas
475.292.513.000 29.685.379.000
PT Indonesia
Renewable
Resources
446.784.665.960 19.432.384.511
PT Tutui
Batubara Utama
67.798.589.746 92.214.008.173
Total 3.381.013.742.706 6.369.364.791.684
Perusahaan
2012
Asset Revenue
PT Batubara
Global Energy
462.212.561.000 2.842.110.260.000
PT Mega Global
Energy
56.713.038.000 0
PT Megaprima
Persada
696.200.729.000 1.786.288.444.000
PT Ganda Alam
Makmur
838.160.204.000 0
PT Green Global
Lestari
774.356.733.000 0
PT Parna
Argomas
707.272.266.000 37.452.028.000
PT Indonesia
Renewable
Resources
446.892.487.791 24.446.963.226
PT Tutui
Batubara Utama
47.436.739.736 30.960.482.516
Total 4.029.244.758.527 4.721.258.177.742
Perusahaan
2013
Asset Revenue
PT Batubara
Global Energy
634.611.472.000 2.852.965.828.000
PT Mega Global
Energy
58.995.956.000 0
PT Megaprima
Persada
840.093.246.000 1.637.393.127.000
PT Ganda Alam
Makmur
494.244.749.000 0
PT Green Global
Lestari
829.381.333.000 0
PT Parna
Argomas
817.521.015.000 345.274.303.000
PT Indonesia
Renewable
Resources
223.286.014.313 21.128.629.614
PT Tutui
Batubara Utama
39.902.724.590 0
Total 3.936.036.509.903 4.856.761.887.614
p. Bahwa terdapat perbedaan nilai aset dan/atau nilai
penjualan dari LG International Corp. berdasarkan Laporan
Keuangan Consolidated LG International Corp. and Its
Subsidiaries dengan Laporan Keuangan masing masing
anak perusahaan yang melakukan kegiatan usaha di
Indonesia. ------------------------------------------------------------
5. Tentang Badan Usaha yang Diambilalih -----------------------------
a. Bahwa PT Binsar Natorang Energi adalah pelaku usaha
sebagai Badan Usaha yang diambilalih (vide bukti
penyelidikan B1, B3, C116). ---------------------------------------
b. Bahwa PT Binsar Natorang Energi merupakan perusahaan
yang didirikan berdasarkan Akta Notaris Nomor 10 tanggal
06 Maret 2008 yang dibuat dihadapan Notaris Rusnaldy,
S.H. Akta tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
dalam Surat Keputusan Nomor AHU-21249.AH.01.01
tertanggal 25 April 2008 (vide bukti penyelidikan C111). ----
c. Bahwa Anggaran Dasar perusahaan PT Binsar Natorang
Energi telah mengalami beberapa kali perubahan,
perubahan terakhir melalui Akta Notaris Nomor 44 tanggal
14 Mei 2014 yang dibuat dihadapan Notaris Jose Dimas
Satria, S.H., M.Kn (vide bukti penyelidikan C112, C116). ----
d. Bahwa kegiatan usaha PT Binsar Natorang Energi adalah
Pembangunan Konstruksi Pembangkit Listrik Tenaga Air di
Kabupaten Toba Samosir, Sumatra Utara (vide bukti
penyelidikan C111). -------------------------------------------------
e. Bahwa nilai penjualan dan aset PT Binsar Natorang Energi
tahun 2011–2013 yang dinyatakan dalam rupiah adalah
sebagai berikut (vide bukti penyelidikan B1, C11, C17): -----
Total 2011 2012 2013
Aset 19.461.497.632 45.020.033.643 67.972.486.971
Penjualan 0 0 0
f. Bahwa skema kepemilikan saham perusahaan PT Binsar
Natorang Energi sebelum diambilalih adalah sebagai berikut
(vide bukti penyelidikan C10): ------------------------------------
PT GLOBAL MULTI
INVESTAMA
PT GREEN VIEW
INDONESIA
PT TITAN MULTI POWER PT BUMI TOBASA HIDRO
PT ENERGY JAYA
PERSADA
PT BUMI SINERGI
INTERNASIONAL
PT BINSAR NATORANG
ENERGI
99,98%
99,99%
91,6%
95%
8,4%
5%
6. Tentang Badan Usaha Yang Terafiliasi dengan LG International
Corp. -----------------------------------------------------------------------
a. PT Batubara Global Energy ----------------------------------------
- Bahwa PT Batubara Global Energy merupakan
perusahaan yang didirikan berdasarkan Akta Nomor 12
tanggal 09 Agustus 2007 yang dibuat di hadapan Notaris
Marlon Silitonga, S.H. Anggaran dasar tersebut telah
disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Nomor
AHU-00974.AH.01.01 tanggal 8 Januari 2008 (vide bukti
penyelidikan C41, C70, C71). ---------------------------------
- Bahwa Akta PT Batubara Global Energy telah mengalami
beberapa kali perubahan, perubahan terakhir dilakukan
melalui Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum
Pemegang Saham PT Batubara Global Energy Nomor 01
tanggal 03 Februari 2014 yang dibuat dihadapan Notaris
Yunita Neni Susiandari, S.H., M.Kn. Perubahan akta
tersebut telah dicatat oleh Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia dan telah
diberitahukan melalui surat No: AHU-AH.01.10-05903
perihal Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data
Perseroan PT Batubara Global Energi tertanggal 20
Februari 2014 (vide bukti penyelidikan C38, C39). --------
- Bahwa komposisi pemegang saham PT Batubara Global
Energi pada tahun 2007 adalah 99,9% dikuasai oleh LG
International Corp. dan 0,1% dikuasai Young Jung
Moon, sedangkan untuk tahun 2014, komposisi
pemegang saham PT Batubara Global Energi menjadi
99,99% dikuasai oleh LG International Corp. dan 0,01%
dikuasai oleh LG International Singapore Pte. Ltd (vide
bukti penyelidikan C41, C70, C121). -------------------------
b. PT Mega Global Energy ---------------------------------------------
- Bahwa PT Mega Global merupakan perusahaan yang
didirikan berdasarkan Akta Notaris Nomor 05 tanggal 08
Januari 2008 yang dibuat di hadapan Notaris Marlon
Sitonga S.H. dan telah mendapatkan pengesahan dari
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia dengan Surat Keputusan tanggal 15 Februari
2008 Nomor AHU-07585.AH.01.01. (vide bukti
penyelidikan C65, C101, C102). ------------------------------
- Bahwa Anggaran Dasar PT Mega Global Energy telah
mengalami beberapa kali perubahan, perubahan
anggaran dasar yang terakhir adalah melalui Akta Nomor
31 tanggal 17 Maret 2014 yang dibuat dihadapan Notaris
Makmur Tridharma, S.H. Perubahan anggaran dasar
tersebut telah diterima dan dicatat oleh Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
melalui Surat Nomor AHU-AH.01.10-15297 (vide bukti
penyelidikan C62, C63). ----------------------------------------
- Bahwa dalam akta perubahan No. 35 tertanggal 27
Oktober 2011 yang dbuat dihadapan Notaris H. Yunardi,
S.H., pemegang saham PT Mega Global Energy adalah PT
Batubara Global Energy 99,95%, LG Intenational
Singapura PTE., LTD sebesar 0,05% (vide bukti
penyelidikan B4, C99).------------------------------------------
- Bahwa PT Batubara Global Energi dikendalikan oleh LG
International Corp. dengan penguasaan saham sebesar
99,99%. -----------------------------------------------------------
c. PT Megaprima Persada ---------------------------------------------
- Bahwa PT Megaprima Persada merupakan perusahaan
yang didirikan berdasarkan Akta Nomor 24A tanggal 22
Desember 2006 yang dibuat di hadapan Notaris Dinah,
S.H. dan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
melalui Surat Keputusan Nomor W7-05178.HT.01.01-
TH.2007 tanggal 08 Mei 2007 (vide bukti penyelidikan
C59, C60, C96). --------------------------------------------------
- Bahwa anggaran dasar tersebut telah mengalami
beberapa perubahan, perubahan terakhir melalui Akta
Nomor 03 tanggal 02 April 2014 yang dibuat dihadapan
Notaris Makmur Tridharma, S.H. (vide bukti
penyelidikan C58).-----------------------------------------------
- Bahwa Pemegang Saham PT Megaprima Persada Energy
sebelum pertengahan tahun 2014 (sebelum akuisisi PT
Binsar Natorang Energi oleh LG International Corp.)
adalah PT Batubara Global Energy 75% dan PT Multi
Mining Utama 24,08%, serta Soebali Sudjie 0,02%
berdasarkan akta Notaris No. 64 tanggal 26 Agustus
2011 yang dibuat dihadapan Notaris Surjadi, S.H.
(vide bukti penyelidikan B5, C97). ----------------------------
- Bahwa PT Batubara Global Energi dikendalikan oleh LG
International Corp. dengan penguasaan saham sebesar
99,99%. -----------------------------------------------------------
d. PT Ganda Alam Makmur -------------------------------------------
- Bahwa PT Ganda Alam Makmur merupakan perusahaan
yang didirikan berdasarkan Akta Notaris Nomor 01
tanggal 03 Januari 2005 yang dibuat dihadapan Notaris
Linaswati, S.H. Akta tersebut telah mendapatkan
pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia dalam Surat Keputusan Nomor C-
10451 HT.01.01.TH.2005 tanggal 18 April 2005
(vide bukti penyelidikan C23, C25, C91). --------------------
- Bahwa Anggaran Dasar PT Ganda Alam Makmur telah
mengalami beberapa kali perubahan, perubahan terakhir
dilakukan melalui Akta Notaris Nomor 05 tanggal 04
April 2014 yang dibuat dihadapan Notaris Arsin Effendy,
S.H. (vide bukti penyelidikan C24). ---------------------------
- Bahwa Pemegang Saham PT Ganda Alam Makmur
adalah LG International Corp. sebanyak 60% dan PT
Titan Minning Indonesia sebanyak 40% berdasarkan
Akta No. 22 tertanggal 19 Juli 2012 yang dibuat
dihadapan Notaris Engawati Gazali. S.H. (vide bukti
penyelidikan B6, C92).------------------------------------------
e. PT Green Global Lestari --------------------------------------------
- Bahwa PT Green Global Lestari merupakan perusahaan
yang didirikan berdasarkan Akta Notaris Nomor 65
tanggal 15 Desember 2009 yang dibuat dihadapan
Notaris Robert Purba, S.H. Anggaran dasar tersebut
telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia tanggal 11 Januari 2010 Nomor
AHU-01374.AH.01.01. (vide bukti penyelidikan C30,
C66). ---------------------------------------------------------------
- Bahwa Anggaran Dasar PT Green Global Lestari telah
mengalami beberapa perubahan, perubahan terakhir
melalui Akta Nomor 105 tanggal 20 Desember 2011 yang
dibuat dihadapan Notaris H. Warman, S.H. (vide bukti
penyelidikan C67).-----------------------------------------------
- Bahwa komposisi pemegang saham PT Green Global
Lestari pada tahun pendirian 2009 adalah 99,95%
dikuasai oleh LG International Corp. dan 0,05% dikuasai
oleh Yong Won Lee. Sedangkan komposisi pemegang
saham pada tahun 2014 berubah menjadi 99,99%
dikuasai oleh LG International Corp. dan 0.01% dikuasai
oleh Song Kwang Ryun (vide bukti penyelidikan C67,
C122). -------------------------------------------------------------
f. PT Parna Agromas ---------------------------------------------------
- Bahwa PT Parna Agromas yang sebelumnya dikenal
dengan PT Patriot Andalas merupakan perseroan
terbatas yang didirikan berdasarkan Akta Notaris Nomor
82 tanggal 12 November 1986 yang dibuat dihadapan
Notaris SP. Henny Shidki, S.H. Akta pendirian tersebut
telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik
Indonesia tanggal 18 Mei 1987 Nomor C2-3770-
HT.01.01.TH.1987 (vide bukti penyelidikan C57, C86). ---
- Bahwa PT Patriot Andalas berubah nama menjadi PT
Parna Agromas berdasarkan Akta Notaris Nomor 92
tanggal 12 November 2004 yang dibuat dihadapan
Notaris Esther Mercia Sulaiman, S.H. Perubahan
anggaran dasar tersebut telah disahkan oleh Menteri
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
dalam Surat Keputusan Nomor C-
02741.HT.01.04.TH.2005 tanggal 01 Februari 2005 dan
diumumkan dalam Berita Negara Nomor 98, Tambahan
Nomor 12670 tanggal 09 Desember 2005 (vide bukti
penyelidikan C55, C56). ----------------------------------------
- Bahwa Anggaran Dasar PT Parna Agromas telah
mengalami beberapa perubahan, perubahan terakhir
dilakukan melalui Akta Notaris Nomor 01 tanggal 03
Maret 2014 yang dibuat dihadapan Notaris Tanti Lena,
S.H., MKn. Perubahan anggaran dasar tersebut telah
disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
melalui Surat Keputusan Nomor AHU-00690.40.20.2014
tanggal 17 April 2014 (vide bukti penyelidikan C51, C52).
- Bahwa Pemegang Saham PT Parna Argomas di tahun
2014 (sebelum akuisisi PT Binsar Natorang Energi oleh
LG International Corp) adalah PT Green Global Lestari
sebanyak 95% dan nyonya Young Ly Hong sebanyak 5%
berdasarkan Akta nNotaris No. 119 tertanggal 30
November 2011 yang dibuat dihadapan Notaris H.
Warman, S.H. (vide bukti penyelidikan B7, C85). ----------
- Bahwa PT Green Global Lestari dikendalikan oleh LG
International Corp. dengan penguasaan saham sebesar
99,99%. -----------------------------------------------------------
g. PT Indonesia Renewable Resources ------------------------------
- Bahwa PT Indonesia Renewable Resources didirikan
pada tanggal 13 Oktober 2009 berdasarkan Akta Notaris
Nomor 48 yang dibuat dihadapan Notaris Robert Purba,
S.H. dan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
tanggal 11 November 2009 dengan Surat Keputusan
Nomor AHU-54783.AH.01.01 (vide bukti penyelidikan
C82). ---------------------------------------------------------------
- Bahwa Akta PT Indonesia Renewable Resources telah
mengalami beberapa perubahan, perubahan terakhir
dilakukan melalui Akta Notaris Nomor 29 tanggal 21 Mei
2014 yang dibuat dihadapan Notaris Arsin Effendy, S.H.
(vide bukti penyelidikan C81). ---------------------------------
- Bahwa Pemegang Saham PT Indonesia Renewable
Resources pada tahun 2014 (sebelum akuisisi PT Binsar
Natorang Energi oleh LG International Corp.) adalah LG
International Corp. sebesar 99,9%, dan Kim Sang Hwi
sebesar 0,1% berdasarkan Akta Notaris Arsin Effendi,
S.H. No. 29 tanggal 21 Mei 2014 (vide bukti penyelidikan
B8, C81). ----------------------------------------------------------
h. PT Tutui Batubara Utama -----------------------------------------
- Bahwa PT Tutui Batubara Utama adalah perusahaan
yang didirikan berdasarkan Akta Notaris Nomor 12
tanggal 09 Juli 2007 yang dibuat dihadapan Notaris
Marlon Silitonga, S.H. dan anggaran dasar tersebut telah
mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat
Keputusan Nomor W7-0972.HT.01.01.TH2007 tanggal 05
September 2007 (vide bukti penyelidikan C47, C76, C77).
- Bahwa Akta PT Tutui Batubara Utama telah mengalami
beberapa perubahan, perubahan terakhir dilakukan
melalui Akta Notaris Nomor 36 tanggal 05 April 2013
yang dibuat dihadapan Notaris Mala Mukti, S.H., LL.M.
(vide bukti penyelidikan C78). ---------------------------------
- Bahwa komposisi pemegang saham PT Tutui Batubara
Utama pada tahun pendirian 2007 adalah 60% dikuasai
oleh PT Kimco Energy Utama dan 40% dikuasai LG
International Corp., sedangkan untuk tahun 2014,
komposisi pemegang saham PT Tutui Batubara Utama
menjadi 75% dikuasai oleh LG International Corp. dan
25% dikuasai oleh PT Kimco Energy Utama berdasarkan
Akta Notaris Nomor 36 tanggal 05 April 2013 yang
dibuat dihadapan Notaris Mala Mukti, S.H., LL.M
(vide bukti penyelidikan C78, C123). -------------------------
7. Tentang Analisis Syarat Pemberitahuan Pengambilalihan
kepada Komisi ------------------------------------------------------------
a. Batasan Nilai ---------------------------------------------------------
- Bahwa Batasan Nilai untuk melakukan pemberitahuan
Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan Komisi
sebagaimana diatur dalam Pasal 5 ayat (2) PP Nomor
57/2010 adalah: -------------------------------------------------
Nilai aset badan usaha hasil penggabungan atau
peleburan atau pengambilalihan melebihi
Rp. 2.500.000.000.000,00 (dua triliun lima ratus
miliar rupiah); dan/atau -----------------------------------
Nilai penjualan (omzet) badan usaha hasil
penggabungan atau peleburan atau pengambilalihan
melebihi Rp. 5.000.000.000.000,00 (lima triliun
rupiah). --------------------------------------------------------
- Bahwa nilai penjualan dan/atau aset hasil
Penggabungan atau Peleburan atau Pengambilalihan
adalah jumlah nilai penjualan dan/atau aset yang
dihitung berdasarkan penjumlahan nilai penjualan
dan/atau aset tahun terakhir yang telah diaudit dari
masing masing pihak yang melakukan Penggabungan,
Peleburan, dan Pengambilalihan ditambah dengan nilai
penjualan dan/atau aset dari seluruh badan usaha yang
secara langsung maupun tidak langsung mengendalikan
atau dikendalikan oleh Badan Usaha yang melakukan
Penggabungan, Peleburan, dan Pengambilalihan (Perkom
Nomor 2 Tahun 2013). ------------------------------------------
- Bahwa dengan demikian, nilai aset dan/atau nilai
penjualan tidak hanya meliputi nilai aset dan/atau nilai
penjualan dari perusahaan yang melakukan
Penggabungan, Peleburan, dan Pengambilalihan, tetapi
juga nilai aset dan/atau nilai penjualan dari perusahaan
yang terkait secara langsung dengan perusahaan yang
bersangkutan secara vertikal, yaitu induk perusahaan
sampai dengan Badan Usaha Induk Tertinggi dan anak
perusahaan sampai dengan anak perusahaan yang
paling bawah (Perkom Nomor 2 Tahun 2013). --------------
- Bahwa nilai aset dan/atau nilai penjualan Badan Usaha
Tertinggi yang dihitung adalah nilai aset dan/atau nilai
penjualan seluruh anak perusahaan. Hal ini
dikarenakan secara ekonomi, nilai aset anak perusahaan
merupakan nilai aset dari induk perusahaan (Perkom
Nomor 2 Tahun 2013). ------------------------------------------
- Bahwa nilai aset yang dihitung adalah nilai aset yang
berlokasi di wilayah Indonesia. Sama halnya dengan nilai
penjualan, yang dihitung adalah nilai penjualan di
wilayah Indonesia (tidak termasuk export), baik yang
berasal dari dalam maupun penjualan yang bersumber
dari luar wilayah Indonesia. Dalam hal ini, nilai aset
atau nilai penjualan yang dihitung adalah nilai aset atau
nilai penjualan seluruh anak perusahaan secara
langsung atau tidak langsung dari Badan Usaha Induk
Tertinggi (Perkom Nomor 2 Tahun 2013). -------------------
- Bahwa dalam hal salah satu pihak yang melakukan
Penggabungan, Peleburan, dan Pengambilalihan
memiliki perbedaan yang signifikan antara nilai
penjualan dan/atau nilai aset tahun terakhir dengan
nilai penjualan dan/atau aset tahun sebelumnya
(terdapat selisih lebih besar dari 30%), maka nilai
penjualan dan/atau asetnya dihitung berdasarkan rata
rata nilai penjualan dan/atau aset 3 (tiga) tahun terakhir
(Perkom Nomor 2 Tahun 2013). -------------------------------
- Bahwa total nilai aset dan/atau nilai penjualan 3 tahun
terakhir dari LG International Corp yang dihitung
berdasarkan penjumlahan nilai aset dan/atau nilai
penjualan yang dinyatakan dalam rupiah dari anak
perusahaan yang melakukan kegiatan usaha di
Indonesia adalah (vide bukti penyelidikan B4, B5, B6,
B7, B8, C22, C31, C32, C33, C34, C35, C42, C43, C44,
C45, C49, C50, C69, C74, C75, C79, C80, C83, C84,
C87, C88, C89, C90, C94, C95, C103, C104, C107,
C121, C122, C123): ---------------------------------------------
Perusahaan
2011
Asset Revenue
PT Batubara
Global Energy
458.409.091.000 3.311.800.393.000
PT Mega Global
Energy
280.904.744.000 1.088.881.891.000
PT Megaprima
Persada
779.416.411.000 1.827.350.736.000
PT Ganda Alam
Makmur
299.635.910.000 0
PT Green Global
Lestari
572.771.818.000 0
PT Parna
Argomas
475.292.513.000 29.685.379.000
PT Indonesia
Renewable
Resources
446.784.665.960 19.432.384.511
PT Tutui
Batubara Utama
67.798.589.746 92.214.008.173
Total 3.381.013.742.706 6.369.364.791.684
Perusahaan
2013
Asset Revenue
PT Batubara
Global Energy
634.611.472.000 2.852.965.828.000
PT Mega Global
Energy
58.995.956.000 0
PT Megaprima
Persada
840.093.246.000 1.637.393.127.000
PT Ganda Alam
Makmur
494.244.749.000 0
PT Green Global
Lestari
829.381.333.000 0
PT Parna Argomas 817.521.015.000 345.274.303.000
PT Indonesia
Renewable
Resources
223.286.014.313 21.128.629.614
PT Tutui Batubara
Utama
39.902.724.590 0
Total 3.936.036.509.903 4.856.761.887.614
- Bahwa total nilai aset dan/atau nilai penjualan tahun
terakhir dari PT Binsar Natorang Energi yang dinyatakan
dalam rupiah adalah sebagai berikut (vide bukti
penyelidikan B1, C11, C17): -----------------------------------
Perusahaan
2012
Asset Revenue
PT Batubara
Global Energy
462.212.561.000 2.842.110.260.000
PT Mega Global
Energy
56.713.038.000 0
PT Megaprima
Persada
696.200.729.000 1.786.288.444.000
PT Ganda Alam
Makmur
838.160.204.000 0
PT Green Global
Lestari
774.356.733.000 0
PT Parna Argomas 707.272.266.000 37.452.028.000
PT Indonesia
Renewable
Resources
446.892.487.791 24.446.963.226
PT Tutui Batubara
Utama
47.436.739.736 30.960.482.516
Total 4.029.244.758.527 4.721.258.177.742
- Bahwa perbedaan antara nilai penjualan dan/atau nilai
aset tahun terakhir dengan nilai penjualan dan/atau
aset tahun sebelumnya tidak signifikan (tidak terdapat
selisih lebih besar dari 30%) dari badan usaha
pengambilalih LG International Corp. ------------------------
Perbedaan 2012-2013
Aset Penjualan
2,26% 2,87%
- Bahwa perbedaan antara nilai penjualan dan/atau nilai
aset tahun terakhir dengan nilai penjualan dan/atau
aset tahun sebelumnya signifikan (terdapat selisih lebih
besar dari 30%) dari badan usaha yang diambil alih PT
Binsar Natorang Energi. ----------------------------------------
Perbedaan 2012-2013
Aset Penjualan
50,98 % 0
- Bahwa dengan demikian nilai penjualan dan/atau
asetnya dihitung berdasarkan rata rata nilai penjualan
dan/atau aset 3 (tiga) tahun terakhir dari badan usaha
pengambilalih dengan badan usaha yang diambilalih. ----
- Bahwa rata rata nilai aset dan/atau nilai penjualan 3
(tiga) tahun terakhir dari Badan Usaha Pengambilalih LG
International Corp. adalah: ------------------------------------
Total 2011 2012 2013
Aset 19.461.497.632 45.020.033.643 67.972.486.971
Omset 0 0 0
Anak Perusahaan Rata Rata Aset 3
Tahun Terakhir
Rata Rata Penjualan 3 Tahun
Terakhir
PT Batubara Global Energy
518.411.041.333 3.002.292.160.333
PT Mega Global Energy 132.204.579.333 362.960.630.333
PT Megaprima Persada 771.903.462.000 1.750.344.102.333
PT Ganda Alam Makmur
544.013.621.000 0
PT Green Global Lestari
725.503.294.667 0
PT Parna Argomas 666.695.264.667 137.470.570.000
PT Indonesia
Renewable Resources
372.321.056.021 21.669.325.784
PT Tutui Batubara Utama
51.712.684.691 41.058.163.563
Total 3.782.765.003.712 5.315.794.952.347
- Bahwa rata rata nilai aset dan/atau nilai penjualan 3
(tiga) tahun terakhir dari Badan yang diambilalih PT
Binsar Natorang Energi adalah: -------------------------------
- Bahwa nilai penjualan gabungan dari badan usaha
pengambilalih dengan badan usaha yang diambilalih
sebesar Rp. 5.315.794.952.347 (lima triliun tiga ratus
lima belas miliar tujuh ratus sembilan puluh empat juta
sembilan ratus lima puluh dua ribu tiga ratus empat
puluh tujuh rupiah) telah melebihi batasan nilai
penjualan Rp. 5.000.000.000.000,00 (lima triliun
rupiah). -----------------------------------------------------------
- Bahwa nilai aset gabungan dari badan usaha
pengambilalih dengan badan usaha yang diambilalih
sebesar Rp. 3.826.916.343.127 (tiga triliun delapan
ratus dua puluh enam miliar sembilan ratus enam belas
juta tiga ratus empat puluh tiga ribu seratus dua puluh
tujuh rupiah) telah melebihi batasan nilai aset
Rp. 2.500.000.000.000,00 (dua triliun lima ratus miliar
rupiah. ------------------------------------------------------------
Rata Rata Aset 3 Tahun Terakhir
Rata Rata Penjualan 3
Tahun Terakhir
PT. Binsar Natorang
Energi
44.151.339.415 0
Total Aset Total Penjualan
LG International
Corp.
3.782.765.003.712 5.315.794.952.347
PT Binsar Natorang
Energi
44.151.339.415 0
Total 3.826.916.343.127 5.315.794.952.347
- Bahwa dengan adanya frasa kata hubung “dan atau”
pada batasan nilai sebagaimana diatur dalam Pasal 5
ayat (2) PP Nomor 57/2010 memiliki arti bersifat
kumulatif maupun sifat fakultatif yang berati bisa
keduanya atau salah satunya. --------------------------------
- Bahwa dengan melebihinya nilai aset dan/atau nilai
penjualan gabungan dari badan usaha pengambilalih
dengan badan usaha yang diambilalih dari batasan nilai,
maka LG International Corp. memiliki kewajiban untuk
melakukan pemberitahuan Pengambilalihan saham
kepada KPPU. ----------------------------------------------------
b. Penggabungan, Peleburan, dan Pengambilaihan antara
Perusahaan yang tidak Terafiliasi --------------------------------
- Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 7 PP Nomor
57/2010 diatur bahwa kewajiban menyampaikan
pemberitahuan secara tertulis tidak berlaku bagi Pelaku
Usaha yang melakukan Penggabungan Badan Usaha,
Peleburan Badan Usaha, atau Pengambilalihan saham
antarperusahaan yang terafiliasi. -----------------------------
- Bahwa berdasarkan penjelasan Pasal 7 PP Nomor
57/2010, yang dimaksud dengan “terafiliasi” adalah: ----
a. hubungan antara perusahaan, baik langsung
maupun tidak langsung, mengendalikan atau
dikendalikan oleh perusahaan tersebut. --------------
b. hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang
dikendalikan, baik langsung maupun tidak
langsung, oleh pihak yang sama; atau ---------------------
c. hubungan antara perusahaan dan pemegang saham
utama. ------------------------------------------------------------------
- Bahwa dengan demikian perlu terlebih dahulu untuk
diuraikan apakah ketentuan kewajiban menyampaikan
pemberitahuan secara tertulis ini berlaku atau tidak bagi
LG International Corp. ------------------------------------------
- Bahwa komposisi Pemegang Saham dari Badan Usaha
Pengambilalih LG International Corp. adalah (vide bukti
penyelidikan B3, C114, C115): --------------------------------
1. Pemegang Saham Umum (public shareholders)
sebesar 60,32%. --------------------------------------------
2. Pemegang Saham Individual (Individual Major
Shareholders) sekitar 27,95%.----------------------------
3. Dana Pensiun Nasional (National Pension Services)
sebesar 11,73%. --------------------------------------------
- Bahwa LG International Corp. melakukan kegiatan
usaha di Indonesia sebelum mengakuisisi PT Binsar
Natorang Energi melalui anak perusahaan (vide bukti
penyelidikan B3, C19, C20, C21, C114): --------------------
1. PT Batubara Global Energy. ------------------------------
2. PT Mega Global Energy. -----------------------------------
3. PT Megaprima Persada. -----------------------------------
4. PT Ganda Alam Makmur. ---------------------------------
5. PT Green Global Lestari. ----------------------------------
6. PT Parna Argomas. -----------------------------------------
7. PT Indonesia Renewable Resources.---------------------
8. PT Tutui Batubara Utama. --------------------------------
- Bahwa komposisi Pemegang Saham dari Badan Usaha
yang diambilalih PT Binsar Natorang Energi sebelum
pengambilalihan adalah (vide bukti penyelidikan B3,
C116): -------------------------------------------------------------
1. PT Bumi Sinergi International sebesar 5%. ------------
2. PT Energi Jaya Persada sebesar 95%. ------------------
- Bahwa berdasarkan komposisi kepemilikan saham dari
kedua perusahaan tersebut tidak ditemukan hubungan
afiliasi sebelum pengambilalihan saham (vide bukti
penyelidikan B3, C116). ----------------------------------------
- Bahwa dengan demikian maka kewajiban
menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada
KPPU berlaku bagi Badan Usaha Pengambilalih. ----------
d. Penggabungan, Peleburan, dan Pengambilaihan pada
perusahaan Joint Venture -----------------------------------------
- Bahwa dalam hal terjadi perubahan pengendali baik dari
nilai saham dan atau jumlah pengendali perusahaan
Joint Venture yang dikarenakan adanya tindakan
Penggabungan, Peleburan, dan Pengambilalihan, maka
tindakan tersebut tidak dikecualikan dari PP Nomor
57/2010. ----------------------------------------------------------
- Bahwa PT Binsar Natorang Energi bukan merupakan
perusahaan Joint Venture dari LG International Corp.
maupun anak perusahaannya (vide bukti penyelidikan
C116). -------------------------------------------------------------
e. Analisis Waktu Pemberitahuan -----------------------------------
- Bahwa pelaku usaha harus melakukan pemberitahuan
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal
Penggabungan, Peleburan, dan Pengambilalihan telah
berlaku efektif secara yuridis (Perkom Nomor 2 Tahun
2013). --------------------------------------------------------------
- Bahwa Tanggal Penggabungan, Peleburan, dan
Pengambilalihan telah berlaku efektif secara yuridis
untuk badan usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas,
sesuai dengan ketentuan dalam pasal 133 UU Nomor
40/2007 pada bagian penjelasan adalah tanggal (Perkom
Nomor 2 Tahun 2013): ------------------------------------------
Persetujuan Menteri atas perubahan Anggaran
Dasar dalam terjadi Penggabungan. --------------------
Pemberitahunan diterima Menteri baik dalam hal
terjadi perubahaan Anggaran Dasar sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 21 ayat (3) UU Nomor
40/2007 maupun yang tidak disertai perubahaan
Anggaran Dasar; dan --------------------------------------
Pengesahaan Menteri atas Akta Pendirian Perseroan
Terbatas dalam hal terjadi Peleburan. ------------------
- Bahwa jika salah satu pihak yang melakukan
Penggabungan, Peleburan, dan Pengambilalihan adalah
perseroan terbatas dan pihak lain adalah perusahaan
non-perseroan terbatas, maka pemberitahuan dilakukan
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal
ditandatanganinya pengesahan Penggabungan,
Peleburan, dan Pengambilalihan oleh para pihak. Adapun
tanggal pengesahaan adalah tanggal efektif suatu badan
usaha bergabung, melebur dan beralihnya kepemilikan
salah di perusahaan yang diambilalih (Perkom Nomor 2
Tahun 2013). ------------------------------------------------------
- Bahwa terkait layanan permohonan badan hukum di
Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum
Kementerian Hukum dan HAM digolongkan menjadi (vide
bukti penyelidikan B2): ------------------------------------------
1. Pengesahan untuk pendirian baru. -----------------------
2. Perubahan anggaran dasar tertentu, berdasarkan UU
Nomor 40 tahun 2007 pasal 21 ayat (1) dan ayat (2).
Perubahan anggaran dasar tertentu harus mendapat
persetujuan Menteri. ----------------------------------------
3. Pemberitahuan anggaran dasar selain pasal 21 ayat
(2) UU Nomor 40 tahun 2007, pemberitahuan
anggaran dasar ini cukup diberitahukan kepada
Menteri jadi tidak diperlukan persetujuan Menteri
dan perubahan data (Direksi/Komisaris, pengalihan
saham). --------------------------------------------------------
4. Pembubaran. -------------------------------------------------
- Bahwa berdasarkan pasal 21 ayat 2 UU Nomor 40 tahun
2007 persetujuan oleh Menteri tersebut meliputi (vide
bukti penyelidikan B2): ------------------------------------------
1. Nama perseroan, dan atau tempat kedudukan
perseroan. -----------------------------------------------------
2. Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha perseroan.
3. Jangka waktu berdirinya perseroan. ---------------------
4. Besarnya modal dasar. --------------------------------------
5. Pengurangan modal ditempatkan dan disetor. ----------
6. Status perseroan yang ditutup menjadi perseroan
terbuka atau sebaliknya. -----------------------------------
selain perubahan anggaran dasar tertentu tersebut di atas,
cukup diberitahukan kepada Menteri.---------------------------
- Bahwa pemberlakuan secara efektif untuk pengesahan,
pendirian baru, perubahan anggaran dasar tertentu,
perubahan anggaran dasar selain Pasal 21 ayat 2 UU
Nomor 40 tahun 2007, diatur sejak pengesahan atau
persetujuan Menteri sedangkan untuk perubahan data
perusahaan tidak diatur secara jelas dalam undang-
undang tersebut. Namun dalam Pasal 29 UU Perseroan
Terbatas diatur bahwa Menteri mempunyai kewajiban
mengelola daftar perseroan (nama Pemegang Saham,
Direksi/Komisaris) dan dalam Pasal 56 ayat (3) UU
Perseroan Terbatas, Direktur wajib melaporkan kepada
Menteri Hukum dan HAM terkait perubahan tersebut.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa berlaku efektif
perubahan data perseroan berlaku sejak diterbitkannya
surat penerimaan pemberitahuan perubahaan data
perseroan terbatas oleh Menteri Hukum dan HAM (vide
bukti penyelidikan B2). -----------------------------------------
- Bahwa berdasarkan Surat Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia nomor AHU-13441.40.22.2014 tanggal 12
Juni 2014 perihal Penerimaan Pemberitahuan
Perubahan Bahwa perubahaan akta karena akuisisi
saham masuk dalam kategori perubahan data
perusahaan karena terdapat perubahan saham dari
perusahaan tersebut (vide bukti penyelidikan B2). --------
- Bahwa data Perseroan PT Binsar Natorang Energi,
diketahui bahwa pengambilalihan saham perusahaan PT
Binsar Natorang Energi oleh LG International Corp.
berlaku efektif secara yuridis pada tanggal 12 Juni 2014
(vide bukti penyelidikan C4). ----------------------------------
- Bahwa LG International Corp. melakukan
Pemberitahuan secara tertulis ke KPPU terkait
pengambilalihan saham perusahaan PT Binsar Natorang
Energi oleh LG International Corp. pada tanggal 27
Agustus 2014 (vide bukti penyelidikan C17). ---------------
- Bahwa berdasarkan penghitungan hari kalender,
pemberitahuan pengambilalihan saham perusahaan PT
Binsar Natorang Energi seharusnya diberitahukan
kepada Komisi paling lambat pada tanggal 23 Juli 2014.
Hari ke
Tanggal/Bulan
Hari ke
Tanggal/Bulan
Hari ke
Tanggal/Bulan
1 12/Juni 11 26/Juni 21 10/Juli
2 13/Juni 12 27/Juni 22 11/Juli
3 16/Juni 13 30/Juni 23 14/Juli
4 17/Juni 14 1/Juli 24 15/Juli
5 18/Juni 15 2/Juli 25 16/Juli
6 19/Juni 16 3/Juli 26 17/Juli
7 20/Juni 17 4/Juli 27 18/Juli
8 23/Juni 18 7/Juli 28 21/Juli
9 24/Juni 19 8/Juli 29 22/Juli
10 25/Juni 20 9/Juli 30 23/Juli
- Bahwa LG International Corp. terlambat melakukan
pemberitahuan kepada KPPU selama 20 (dua puluh) hari
kerja. --------------------------------------------------------------
Hari ke
Tanggal/Bulan Hari ke Tanggal/Bulan
1 24/Juli 11 14/Agustus
2 25/Juli 12 15/Agustus
3 4/Agustus 13 18/Agustus
4 5/Agustus 14 19/Agustus
5 6/Agustus 15 20/Agustus
6 7/Agustus 16 21/Agustus
7 8/Agustus 17 22/Agustus
8 11/Agustus 18 25/Agustus
9 12/Agustus 19 26/Agustus
10 13/Agustus 20 27/Agustus
- Bahwa sebagai catatan terdapat libur hari raya Idul Fitri
pada tanggal 28–29 Juli 2014 dan cuti bersama tanggal
30–31 Juli 2014 dan 01 Agustus 2014.----------------------
- Bahwa penghitungan 30 (tiga puluh) hari kerja
didasarkan pada Keputusan Bersama Menteri Agama,
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2013,
Nomor 335 Tahun 2013 Nomor 05/SKB/MENPAN-
RB/08/2013 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti
Bersama tahun 2014 (vide bukti penyelidikan C124). ----
8. Tentang Analisis Pemenuhan Unsur --------------------------------
a. Bahwa untuk membuktikan bahwa LG International
Corp. melanggar Pasal 29 UU Nomor 5/1999 jo. Pasal 6
PP Nomor 57/2010, terlebih dahulu dilakukan analisis
pemenuhan Pasal.------------------------------------------------
b. Bahwa unsur-unsur Pasal 29 ayat (1) UU Nomor 5/1999
adalah sebagai berikut: -----------------------------------------
- Penggabungan atau peleburan badan usaha, atau
pengambilalihan saham. -------------------------------------
- Nilai aset dan atau nilai penjualannya melebihi jumlah
tertentu.---------------------------------------------------------
- Wajib diberitahukan kepada Komisi selambat-
lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal
penggabungan, peleburan atau pengambilalihan
tersebut. --------------------------------------------------------
c. Unsur “Penggabungan atau Peleburan Badan Usaha, atau
pengambilalihan saham” ----------------------------------------
- Bahwa dalam unsur ini terdapat kata hubung “atau”.
- Bahwa dengan demikian, maka dalam unsur ini,
cukup salah satu dari: “Penggabungan”, atau
“Peleburan Badan Usaha”, atau “Pengambilalihan
saham” terpenuhi, maka telah terpenuhi unsur ini. ----
- Bahwa pada tanggal 27 Agustus 2014, KPPU menerima
pemberitahuan dari LG International Corp. yang
melakukan Pengambilalihan saham (akuisisi) PT
Binsar Natorang Energi (vide bukti penyelidikan C17).
- Bahwa dengan demikian unsur pengambilalihan
saham telah terpenuhi. ---------------------------------------
d. Unsur “nilai aset dan atau nilai penjualannya melebihi
jumlah tertentu” ---------------------------------------------------
- Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 29 ayat (2) UU
Nomor 5/1999, diatur bahwa Ketentuan tentang
penetapan nilai aset dan atau nilai penjualan serta tata
cara pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) tersebut diatas, diatur dalam Peraturan
Pemerintah. ----------------------------------------------------
- Bahwa sebagai peraturan pelaksana dari ketentuan
Pasal 29 UU Nomor 5/1999 tersebut di atas,
Pemerintah telah menerbitkan PP Nomor 57/2010 yang
didalamnya memuat mengenai nilai aset dan/atau nilai
penjualan yang melebihi jumlah tertentu. ----------------
- Bahwa nilai aset dan atau nilai penjualan melebihi
jumlah tertentu diatur dalam Pasal 5 ayat (2) PP Nomor
57/2010 yang menentukan: ---------------------------------
nilai aset sebesar Rp.2.500.000.000.000,00 (dua
triliun lima ratus miliar rupiah); dan/atau ------------
nilai penjualan sebesar Rp.5.000.000.000.000,00
(lima triliun rupiah). ---------------------------------------
- Bahwa nilai aset dan/atau nilai penjualan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) PP
Nomor 57/2010 tersebut di atas dihitung berdasarkan
penjumlahan nilai aset dan/atau nilai penjualan dari:
Badan Usaha hasil Penggabungan, atau Badan
Usaha hasil Peleburan, atau Badan Usaha yang
mengambilalih saham perusahaan lain dan Badan
Usaha yang diambilalih; dan -----------------------------
Badan Usaha yang secara langsung maupun tidak
langsung mengendalikan atau dikendalikan oleh
Badan Usaha hasil Penggabungan, atau Badan
Usaha hasil Peleburan, atau Badan Usaha yang
mengambilalih saham perusahaan lain dan Badan
Usaha yang diambilalih.-----------------------------------
- Bahwa penghitungan nilai aset dan/atau nilai
penjualan tersebut di atas untuk mengetahui apakah
nilai aset dan atau nilai penjualan melebihi jumlah
tertentu. --------------------------------------------------------
- Bahwa nilai aset dan atau nilai penjualan tersebut
menjadi hal menentukan apakah Pelaku Usaha wajib
atau tidak wajib untuk melaporkan ke KPPU. ------------
- Bahwa dengan adanya frasa kata hubung “dan atau”
memiliki arti memiliki sifat kumulatif maupun sifat
fakultatif yang berarti bisa keduanya atau salah
satunya. ---------------------------------------------------------
- Bahwa dengan demikian, yang menjadi faktor utama
dari unsur ini adalah melebihi atau tidak melebihi
jumlah tertentu yang telah ditentukan tersebut di atas.
- Bahwa berdasarkan ketentuan penghitungan nilai aset
dan/atau nilai penjualan diperoleh fakta-fakta bahwa
nilai aset dan/atau nilai penjualan badan usaha
pengambilalih dengan badan usaha yang diambilalih
sebesar Rp. 3.826.916.343.127 untuk nilai aset dan
Rp. 5.315.794.952.347 untuk nilai penjualan. -----------
- Bahwa dengan demikian pengambilalihan saham oleh
LG International Corp. telah melebihi jumlah tertentu
sebagaimana diatur dalam Pasal 5 PP Nomor 57/2010.
- Bahwa dengan demikian unsur “nilai aset melebihi
jumlah tertentu” dan unsur “nilai penjualan melebihi
jumlah tertentu” telah terpenuhi. -----------------------------
e. Unsur “wajib diberitahukan kepada Komisi selambat-
lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal
penggabungan, peleburan atau pengambilalihan tersebut”
- Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 5 ayat (1) PP
Nomor 57/2010 diatur bahwa pemberitahuan
Penggabungan Badan Usaha, Peleburan Badan Usaha,
atau Pengambilalihan saham perusahaan lain yang
berakibat nilai aset dan/atau nilai penjualannya
melebihi jumlah tertentu wajib diberitahukan secara
tertulis kepada KPPU paling lama 30 (tiga puluh) hari
kerja sejak tanggal telah berlaku efektif secara yuridis
Penggabungan Badan Usaha, Peleburan Badan Usaha,
atau Pengambilalihan saham perusahaan. ---------------
- Bahwa berdasarkan ketentuan tersebut, maka
pemberitahuan wajib dilakukan: ---------------------------
secara tertulis. ----------------------------------------------
paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak berlaku efektif.
berlaku efektif secara yuridis. ----------------------------
- Bahwa LG International Corp. memberitahukan secara
tertulis kepada KPPU pada tanggal 27 Agustus 2014
terkait Pengambilalihan Saham PT Binsar Natorang
Energi (vide bukti penyelidikan C17). ----------------------
- Bahwa dengan adanya frasa kata “sejak” maka
memiliki arti penghitungan 30 (tiga puluh) hari
dihitung sejak tanggal berlaku efektif secara yuridis.
- Bahwa berdasarkan ketentuan UU Nomor 40/2007,
tanggal telah berlaku efektif secara yuridis adalah 12
Juni 2014 sejak diterbitkannya Surat Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor AHU-
13441.40.22.2014 tanggal 12 Juni 2014 perihal
Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan
PT Binsar Natorang Energi (vide bukti penyelidikan
C4). --------------------------------------------------------------
- Bahwa berdasarkan telah berlaku efektif secara yuridis
perubahan data perseroan PT Binsar Natorang Energi,
maka Terlapor harus sudah melaporkan kepada KPPU
selambat-lambatnya pada tanggal 23 Juli 2014. --------
- Bahwa LG International Corp. terlambat melakukan
pemberitahuan kepada KPPU selama 20 (dua puluh)
hari kerja.-------------------------------------------------------
Hari
ke
Tanggal/Bulan Hari
ke
Tanggal/Bulan
1 24/Juli 11 14/Agustus
2 25/Juli 12 15/Agustus
3 4/Agustus 13 18/Agustus
4 5/Agustus 14 19/Agustus
5 6/Agustus 15 20/Agustus
6 7/Agustus 16 21/Agustus
7 8/Agustus 17 22/Agustus
8 11/Agustus 18 25/Agustus
9 12/Agustus 19 26/Agustus
10 13/Agustus 20 27/Agustus
- Bahwa dengan demikian unsur “wajib diberitahukan
kepada Komisi selambat-lambatnya 30 (tiga puluh)
hari sejak tanggal Penggabungan, Peleburan atau
Pengambilalihan tersebut” tidak dipenuhi oleh LG.
International Corp. --------------------------------------------
f. Bahwa Pasal 6 PP Nomor 57/2010 berbunyi sebagai
berikut: “Dalam hal Pelaku Usaha tidak menyampaikan
pemberitahuan secara tertulis sebagaimana dimaksud
dalam pasal 5 ayat (1) dan ayat (3), Pelaku Usaha
dkenakan sanksi berupa denda administratif sebesar
Rp. 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) untuk setiap
hari keterlambatan, dengan ketentuan denda
administratif secara keseluruhan paling tinggi sebesar
Rp. 25.000.000.000,00 (dua puluh lima milyar rupiah)”. -
g. Bahwa Pasal 6 PP Nomor 57/2010 mengatur mengenai
sanksi terhadap pelaku usaha yang melakukan
keterlambatan pemberitahuan Penggabungan, Peleburan,
Pengambilalihan kepada KPPU. --------------------------------
h. Bahwa berdasarkan analisis sebagaimana dijabarkan
diatas, LG International Corp. telah melakukan
pelanggaran terhadap Pasal 29 UU Nomor 5/1999, oleh
karena itu Pasal 6 PP Nomor 57/2010 telah dapat
dikenakan kepada LG International Corp. -------------------
12. Menimbang bahwa pada tanggal 28 Maret 2016 yang dihadiri oleh
Investigator dan Terlapor, Majelis Komisi melaksanakan Sidang Majelis
Komisi II Pemeriksaan Pendahuluan dengan agenda Penyerahan
Tanggapan Terlapor atas Laporan Keterlambatan Pemberitahuan serta
mengajukan daftar alat bukti berupa nama Saksi, nama Ahli, dan/atau
dokumen lainnya (vide bukti B2): -----------------------------------------------
13. Menimbang bahwa pada Sidang Majelis Komisi tanggal 28 Maret 2016,
Terlapor menyerahkan Tanggapan terhadap Laporan Keterlambatan
Pemberitahuan yang pada pokoknya berisi hal-hal sebagai berikut (vide
bukti T1.3): --------------------------------------------------------------------------
1. Bahwa LG International Corp. adalah perusahaan yang
menggunakan brand dan merek LG yang telah dikenal secara luas
dan telah mendunia. Dalam menjalankan bisnisnya, LG
International Corp. telah membuat aturan disiplin internal (code of
conduct) yang sangat ketat yang mewajibkan seluruh elemen dan
personal LG International Corp. untuk tunduk dan patuh atas
setiap hukum dan peraturan yang berlaku. Hal ini dikenal dengan
sebutan manajemen “Jeong-Do” (atau dalam terjemahan bahasa
Inggris adalah manajemen “Right Way”) yang mengatur seluruh
kegiatan manajemen LG International Corp. tanpa
mempertaruhkan integritas manajemen LG International Corp.
dalam mencapai dan mengejar prinsip pokok manajemen LG
International Corp.. Sebagai pelaksanaan nilai-nilai dari
manajemen Jeong-Do, LG International Corp. telah sukses dan
berhasil melalui pengembangan kemampuan secara konstan dan
berkesinambungan berdasarkan manajemen yang beretika. LG
International Corp. telah berupaya secara maksimal untuk
memajukan manajemen yang mandiri serta memiliki tanggung
jawab yang melekat. Perlu kami tekankan bahwa manajemen LG
International Corp. sangat menghargai dan menghormati hukum
dan peraturan yang berlaku di Indonesia dan berusaha keras
untuk selalu mematuhi dan mengikuti setiap peraturan yang ada
termasuk dalam hal ini Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999
tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak
Sehat yang implementasi dan pelaksanaannya diawasi oleh KPPU. -
2. Bahwa pada tahun 2014, manajemen LG International Corp.
diundang dan LG International Corp. tertarik untuk berinvestasi di
Indonesia. LG International Corp. melihat bahwa PT Binsar
Natorang Energi (“BNE”) dengan Hasang Hydro Power Project
(“Hasang Project”) adalah salah satu perusahaan yang potensial
mewujudkan cita-cita LG International Corp.. Keputusan LG
International Corp. untuk berpartisipasi di Proyek Hasang didasari
oleh adanya peluang bisnis dan untuk berkontribusi atas
kesejahteraan nasional dan perkembangan sosial di Indonesia
melalui pengembangan bisnis yang rasional dan berkelanjutan
dengan menyediakan sumber daya listrik yang stabil dan
berkelanjutan bagi masyarakat Indonesia. Proyek Hasang adalah
salah satu program percepatan (fast track) Pemerintah Republik
Indonesia dimana kewajiban PLN terhadap BNE berdasarkan PPA
akan dijamin dan didukung penuh oleh Kementrian Keuangan
Republik Indonesia berdasarkan Surat Jaminan Kelayakan Usaha
(SKJU)/Business Viability Guarantee Letter (BVGL). Sehubungan
dengan kewajiban pemberitahuan terkait akuisisi, pada awalnya,
LGI berpandangan bahwa transaksi pengambilalihan saham BNE
tidak memenuhi batasan nilai (threshold) yang ditentukan dalam
peraturan perundang-undangan. LG International Corp. keliru
memahami ketentuan mengenai batasan nilai (threshold) yang
ditentukan untuk dilaporkan kepada KPPU. Pada saat LG
International Corp. menyadari bahwa LG International Corp. wajib
untuk mengajukan pemberitahuan kepada KPPU, hal tersebut telah
terlambat. Namun, LG International Corp. dengan itikad baik tetap
berupaya melakukan seluruh upaya terbaiknya untuk tunduk dan
patuh pada peraturan tersebut meskipun terlambat. Perlu LG
International Corp. tekankan bahwa LG International Corp. tidak
memiliki agenda tersembunyi, niatan dan tujuan tertentu untuk
dengan sengaja melakukan pemberitahuan kepada KPPU dengan
terlambat. Akan tetapi, LG International Corp. tetap tunduk dan
patuh kepada peraturan dan hukum yang berlaku di Indonesia
dengan mengajukan pemberitahuan ke KPPU walaupun terlambat
menyampaikan pemberitahuan tersebut. Apabila LG International
Corp. sebagai pihak yang berupaya mematuhi hukum, dihukum
untuk membayar denda keterlambatan secara maksimal oleh KPPU
hal ini akan berdampak serius terhadap kemampuan finansial LG
International Corp. dalam mendukung BNE membangun Proyek
Hasang secara utuh dan menyeluruh. LG International Corp.
benar-benar ingin sekali mencapai kesuksesan dan tanpa
hambatan dalam bentuk apapun dalam melaksanakan Proyek
Hasang yang merupakan salah satu program fast track pemerintah
Indonesia. Secara singkat, Terlapor perlu sampaikan pembelaan
dan alasan LG International Corp. yang terlambat dalam
penyampaian pemberitahuan ke KPPU sehubungan dengan
pengambilalihan saham BNE, antara lain LG International Corp.:---
1. Bahwa dengan tidak sengaja terlambat menyampaikan laporan
atas pengambilalihan saham BNE. LG International Corp.
dengan itikad baik tetap melakukan pemberitahuan kepada
KPPU setelah pengambilalihan BNE berlaku efektif. --------------
2. Bahwa LG International Corp. memiliki kendala waktu yang
tidak sedikit dalam mempersiapkan dan melengkapi dokumen
yang disyaratkan oleh KPPU sehubungan dengan
pemberitahuan, termasuk daripadanya untuk mempersiapkan
Surat Kuasa yang harus dibuat dihadapan Notaris dan
dikonsularisasi oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di
Korea Selatan. ------------------------------------------------------------
Hal-hal di atas akan LG International Corp. uraikan secara rinci di
bawah ini. Lebih lanjut, LG International Corp. memiliki alasan yang
khusus dan sah untuk memohon pengesampingan sanksi atau sanksi
yang sangat minimum kepada LG International Corp. karena LG
International Corp. berkontribusi dalam program fast track pembangkit
listrik yang didukung oleh Pemerintah Republik Indonesia untuk
menyediakan kebutuhan energi nasional dan secara langsung telah
berkontribusi meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal dan
Indonesia. ---------------------------------------------------------------------------
1. Alasan Pertama ---------------------------------------------------------------
a. Bahwa LG International Corp. dengan tidak sengaja terlambat
mengajukan pemberitahuan atas pengambilalihan saham BNE
namun LG International Corp. dengan itikad baik tetap
melakukan pemberitahuan kepada KPPU setelah
pengambilalihan BNE berlaku efektif. ---------------------------------
b. Bahwa LG International Corp. dapat sampaikan bahwa
keterlambatan LG International Corp. dalam melakukan
pemberitahuan pengambilalihan saham BNE kepada KPPU
bukanlah hal yang disengaja. LG International Corp. tidak
memiliki intensi tersembunyi atau apapun sehubungan dengan
keterlambatan ini. Pada awalnya LG International Corp.
menganggap bahwa penyampaian pemberitahuan kepada KPPU
sehubungan dengan pengambilalihan saham BNE tidak wajib
karena LG International Corp. beranggapan bahwa batasan nilai
(threshold) transaksi yang diwajibkan untuk diberitahukan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan tidak
terpenuhi. ------------------------------------------------------------------
c. Bahwa awalnya, LG International Corp. berpandangan batasan
nilai akuisisi dihitung dari aset dan/atau turnovers nasional dari
BNE sebagai perusahaan target yang merupakan satu-satunya
anak perusahaan LG International Corp. yang bergerak dibidang
usaha pembangkit tenaga listrik dan tidak harus
memperhitungkan jumlah aset nasional dari anak perusahaan
LG International Corp. lainnya di Indonesia atau BNE dan anak
perusahaannya. Harap dicatat bahwa anak perusahaan lain LG
International Corp. di Indonesia tidak bergerak di bidang usaha
pembangkit tenaga listrik. Dengan perkataan lain, LG
International Corp. pada awalnya tidak memahami batasan nilai
akuisisi yang wajib untuk diberitahukan kepada KPPU. -----------
d. Bahwa walaupun LG International Corp. telah mengambil alih
51% saham BNE dari total saham yang diterbitkan BNE, perlu
dicatat bahwa LG International Corp. tidak mengontrol BNE
secara penuh. BNE secara bersama-sama dikelola oleh LG
International Corp. dan Titan Group sebagai mitra bisnis LG
International Corp. dan pemegang saham lainnya dari BNE. -----
e. Bahwa terlebih lagi, LG International Corp. adalah pemain baru
di bisnis pembangkit listrik dan BNE tidak memiliki pasar yang
dominan di bisnis pembangkit tenaga listrik di Indonesia.
Setelah transaksi akuisisi terjadi, LG International Corp. dan
pemegang saham yang sudah ada juga masih menjalankan
bisnis dan kegiatan operasional perusahaan secara bersama-
sama. Akuisisi ini bukan merupakan akuisisi dimana pihak
pengakuisisi memiliki kontrol mutlak atas bisnis dan operasi
dari BNE. Akuisisi BNE tidak menyebabkan atau memicu
monopoli atau praktik usaha tidak sehat dalam bentuk apapun
berdasarkan hukum persaingan usaha Indonesia. -----------------
f. Bahwa LG International Corp. terlambat menyadari bahwa
meskipun akuisisi BNE tidak menyebabkan atau memicu
tindakan monopoli atau praktik usaha tidak sehat di Indonesia
batasan nilai (threshold) akuisisi pemberitahuan tetap berlaku
dan penghitungannya bukan hanya berlaku atas aset nasional
dan/atau turnovers dari BNE saja, sangat disayangkan jangka
waktu pemberitahuan sepanjang 30 (tiga puluh) hari kerja
setelah akuisisi efektif telah lewat waktu. ----------------------------
2. Alasan Kedua ------------------------------------------------------------------
a. Bahwa LG International Corp. membutuhkan waktu yang tidak
sedikit dalam mempersiapkan dan melengkapi dokumen yang
disyaratkan oleh KPPU sehubungan dengan pemberitahuan.-----
b. Bahwa sedangkan LG International Corp. juga memiliki kendala
dalam mempersiapkan seluruh dokumen-dokumen pendukung
sebagai lampiran pendukung formulir pemberitahuan kepada
KPPU. Intinya, LG International Corp. memerlukan waktu
dalam mengumpulkan, mengkonsolidasikan dan melengkapi
dokumen yang sangat banyak dan kompleks yang diperlukan
dalam melakukan pemberitahuan kepada KPPU, termasuk
daripadanya Laporan Keuangan BNE, anak-anak perusahaan
tertentu dan surat kuasa. -----------------------------------------------
c. Bahwa berdasarkan alasan-alasan di atas, sebagaimana yang
akan kami mohonkan juga pada akhir surat jawaban ini, kami
memohon kepada Majelis Komisi untuk mengesampingkan
denda atas keterlambatan pemberitahuan ke KPPU atau setidak-
tidaknya memberikan denda yang sangat minimum sehubungan
dengan keterlambatan pemberitahuan atas akuisisi BNE. --------
Permohonan LG International Corp. untuk pengenyampingan atau
permohonan untuk denda minimum adalah berdasarkan: -----------------
1. Alasan Pertama atas Pengesampingan Denda atau Permohonan
Denda Minimum ---------------------------------------------------------------
a. Bahwa LG International Corp. telah berkontribusi dalam
mendukung program percepatan pembangunan tenaga listrik
guna memenuhi kebutuhan energi nasional dan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi nasional. ---------------------------------------
b. Bahwa LG International Corp. mohon perhatian Majelis Komisi
KPPU bahwa LG International Corp. sangat mendukung penuh
program Pemerintah Republik Indonesia dalam program
percepatan pembangunan pembangkit listrik yang bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan energi nasional. Proyek Hasang
yang dikerjakan oleh BNE adalah salah satu program prioritas
pemerintah sesuai dengan Peraturan Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor
15 Tahun 2010 Tentang Daftar Proyek-Proyek Percepatan
Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik yang Menggunakan
Energi Terbarukan, Batubara dan Gas Serta Transmisi Terkait,
dimana Proyek Hasang termasuk dalam daftar pembangunan
pembangkit listrik yang harus dipercepat dan menggunakan
energi terbarukan. Hal ini dikuatkan dan sejalan dengan
Pendapat Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor
23/KPPU/PDPT/X/2015 tertanggal 22 September 2015 tentang
Penilaian Atas Pemberitahuan Pengambilalihan Saham
Perusahaan PT Binsar Natorang Energi oleh LG International
Corp. (“Pendapat KPPU”) pada halaman 8-10. Selain itu,
program ini akan menopang pembangunan dan memacu
pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia dengan tingkat
pertumbuhan sebesar 6% pertahunnya. ------------------------------
c. Bahwa sebagai pelaku usaha yang mendukung program
pemerintah Indonesia, LG International Corp. berhak didukung
dan berhak atas perlindungan hukum karena LG International
Corp. telah melakukan kewajiban hukum yang ditentukan di
dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku di
Indonesia. ------------------------------------------------------------------
d. Bahwa LG International Corp. melalui anak perusahaannya
telah melakukan aksi yang konkrit untuk membantu
perekonomian setempat, antara lain: (i) merekrut tenaga kerja
lokal yang akan ditempatkan di sekitar pembangkit listrik, dan
(ii) membeli dan menggunakan bahan baku pendukung dari
masyarakat setempat atau supplier lokal guna mendukung
perekonomian setempat. -------------------------------------------------
e. Bahwa LG International Corp. tidak sengaja terlambat dalam
melakukan pemberitahuan kepada KPPU. Lebih lanjut sangat
tidak logis LG International Corp. untuk sengaja membuang-
buang uang yang seharusnya dapat dimanfaatkan dalam
mengembangkan bisnis pembangkit listrik di Indonesia untuk
membayar denda keterlambatan pemberitahuan. -------------------
2. Alasan Kedua atas Pengesampingan Denda atau Permohonan Denda
Minimum ------------------------------------------------------------------------
a. Bahwa Pendapat KPPU terkait konsultasi dan pemberitahuan
yang disampaikan Terlapor menyatakan tidak terdapat dugaan
praktik monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat yang
diakibatkan oleh pengambilalihan saham BNE. ---------------------
b. Bahwa perlu LG International Corp. sampaikan bahwa KPPU
telah melakukan penelitian dan kajian terhadap transaksi
pengambilalihan saham BNE oleh LG International Corp. sesuai
dengan Pendapat KPPU. Penilaian KPPU pada intinya
menyatakan bahwa pengambilalihan saham BNE oleh LG
International Corp. tidak terdapat dugaan praktek monopoli
dan/atau persaingan usaha tidak sehat. Untuk menghindari
keragu-raguan ijinkan kami kutip pendapat KPPU pada pada
halaman 11 sebagai berikut: --------------------------------------------
“IX. KESIMPULAN ------------------------------------------------------------------------
9.5 Bahwa dengan adanya Power Purchase Agreement antara
PT Binsar Natorang Energi dengan PT PLN (Persero) yang
menyatakan seluruh energi listrik yang dihasilkan oleh PT
Binsar Natorang Energi dijual seluruhnya kepada PT PLN
(Persero) dengan harga yang telah disepakati menunjukkan
PT Binsar Natorang Energi tidak memiliki kekuatan untuk
melakukan praktek monopoli dan/atau persaingan usaha
tidak sehat. --------------------------------------------------------------------------
X. PENDAPAT KOMISI --------------------------------------------------
Berdasarkan kesimpulan di atas, Komisi berpendapat tidak
terdapat dugaan praktek monopoli dan/atau persaingan
usaha tidak sehat yang diakibatkan oleh pengambilalihan
saham perusahaan PT Binsar Natorang Energi oleh LG
International Corp.” --------------------------------------------------------------
c. Bahwa berdasarkan pendapat KPPU di atas, jelas terbukti
pengambilalihan saham BNE oleh LG International Corp. tidak
terdapat dugaan praktek monopoli dan/atau persaingan usaha
tidak sehat. Hal ini penting dicatat, bahwa LG International
Corp. adalah pelaku usaha yang beritikad baik dalam
menjalankan bisnisnya di Indonesia. Hal ini dapat dilihat
berdasarkan penilaian KPPU yang berpendapat bahwa transaksi
yang LG International Corp. lakukan tidak melanggar hukum
persaingan usaha. --------------------------------------------------------
d. Bahwa sifat persaingan dalam industri pembangkit listrik adalah
competition for the market dimana LG International Corp. dan
pelaku usaha lain akan bersaing ketat untuk masuk ke pasar
pembangkit listrik. --------------------------------------------------------
3. Putusan-putusan KPPU mempertimbangkan alasan-alasan pelaku
usaha yang terlambat melakukan pemberitahuan dalam
memutuskan jumlah denda keterlambatan -------------------------------
a. Bahwa sangat adil dan beralasan Majelis Komisi
mempertimbangkan alasan-alasan LG International Corp. yang
terlambat melakukan pemberitahuan sehubungan dengan
akuisisi BNE. Apabila Majelis Komisi menghukum dan
menjatuhkan denda kepada LG International Corp. dengan
perhitungan maksimal sebesar Rp 1.000.000.000 (satu miliar
Rupiah) per hari dikalikan jumlah hari keterlambatan LG
International Corp., maka sudah dapat dipastikan bahwa LG
International Corp. akan mengalami kerugian yang besar dan
tidak dapat berkompetisi dengan pelaku usaha lainnya dengan
optimal. Dana yang seharusnya dapat dimanfaatkan LG
International Corp. untuk membantu memperkuat aspek
finansial perusahaan BNE dalam melakukan aksi korporasi
akan teralokasi untuk membayar denda keterlambatan. Hal ini
tentu akan mengurangi kemampuan LG International Corp.
dalam bersaing dengan pesaing lainnya di bisnis ini. --------------
b. Bahwa sebagaimana telah kami sampaikan di atas, LG
International Corp. sama sekali tidak memiliki niat dan
kesengajaan dalam mengajukan pemberitahuan kepada KPPU
melewati tenggat waktu yang ditentukan berdasarkan ketentuan
yang berlaku, namun LG International Corp. tetap beritikad baik
untuk mengajukan pemberitahuan kepada KPPU, karena LG
International Corp. pada dasarnya berupaya keras untuk
tunduk dan patuh atas setiap ketentuan hukum yang berlaku di
Indonesia termasuk hukum persaingan usaha. Kami mohon
agar Majelis Komisi KPPU Yang Terhomat dapat
mempertimbangkan upaya dan itikad baik LG International
Corp.. -----------------------------------------------------------------------
c. Bahwa LG International Corp. mencatat bahwa KPPU dalam
beberapa putusannya dapat memberikan pertimbangan alasan
pelaku usaha dan memberikan denda yang tidak maksimal.
Dalam putusan Perkara Nomor 01/KPPU-M/2014 antara PT
Muarabungo Plantation dan KPPU, transaksi akuisisi berlaku
efektif pada tanggal 15 Oktober 2012 dan kemudian PT
Muarabungo melaporkan kepada KPPU atas transaksi akuisisi
tersebut pada tanggal 18 Maret 2013. Sehingga total hari
keterlambatan adalah sebanyak 76 (tujuh puluh enam) hari
kerja. Dalam putusannya, KPPU menghukum PT Muarabungo
Plantation sebesar Rp. 1.000.000.000 (satu miliar Rupiah). ------
d. Bahwa selanjutnya, KPPU dalam Putusan Case Nomor
07/KPPU-M/2014, antara PT Tiara Marga Trakindo dan KPPU,
dimana KPPU menghukum PT Tiara Marga Trakindo sebesar
Rp. 1.000.000.000 (satu miliar Rupiah) meskipun total hari
keterlambatan mencapai 41 (empat puluh satu) hari kerja. -------
e. Bahwa dalam hal ini LG International Corp. terbukti telah
beritikad baik tetap melakukan pemberitahuan setelah transaksi
efektif, mendukung program pemerintah di bidang energi dan
total keterlambatan hari jauh di bawah para pihak yang disebut
di atas. Dengan demikian, sangat beralasan untuk KPPU
memberikan pengesampingan denda atau keringanan denda
kepada LG International Corp.. -----------------------------------------
f. Bahwa berdasarkan putusan-putusan KPPU di atas, jelas bahwa
KPPU dapat memberikan keringanan denda yang tidak
maksimal kepada pelaku usaha yang telah beritikad baik, dalam
hal ini, LG International Corp. telah beritikad baik
menyampaikan pemberitahuan kepada KPPU meskipun
terlambat. ------------------------------------------------------------------
4. LG International Corp. bersikap baik dan kooperatif selama proses
pemeriksaan --------------------------------------------------------------------
a. Bahwa LG International Corp., BNE dan anak-anak perusahaan
LG International Corp. sangat bersikap kooperatif dan baik
dalam memenuhi panggilan KPPU dan dalam setiap tahapan
proses pemeriksaan oleh Investigator KPPU. Direktur maupun
perwakilannya yang sah dari LG International Corp., BNE dan
anak-anak perusahaan LG International Corp. selalu hadir
dalam setiap proses pemeriksaan yang dijadwalkan okeh KPPU.
Selanjutnya, LG International Corp., BNE dan anak-anak
perusahaan LG International Corp. telah memenuhi seluruh
permintaan Investigator KPPU atas dokumen-dokumen
pendukung tertulis, informasi dan data yang diperlukan oleh
KPPU dalam melengkapi proses pemeriksaannya dan
Laporannya. Bahkan LG International Corp. secara aktif
menghubungi KPPU untuk menanyakan dokumen tambahan
apalagi yang diperlukan oleh KPPU sehubungan dengan
pemeriksaan ini. ----------------------------------------------------------
b. Bahwa selanjutnya, Terlapor mencadangkan hak-haknya untuk
mengajukan bukti, saksi maupun ahli yang diperlukan dalam
proses pemeriksaan perkara ini. Jumlah maupun nama saksi
atau ahli akan kami sampaikan kemudian (apabila ada). ---------
5. PETITUM ------------------------------------------------------------------------
a. Menerima seluruh alat bukti yang diajukan oleh Terlapor dalam
pemeriksaan perkara. ----------------------------------------------------
b. Memohon KPPU pengesampingan denda atau memberikan
keringanan denda atau tidak memberikan denda secara
maksimal sehubungan dengan keterlambatan LG International
Corp. dalam melakukan pemberitahuan kepada KPPU terkait
akuisisi PT Binsar Natoran Energi. ------------------------------------
c. Apabila Majelis Komisi KPPU Yang Terhormat berpendapat lain,
mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono). ------------
14. Menimbang bahwa setelah melakukan Pemeriksaan Pendahuluan,
Majelis Komisi menyusun Laporan Hasil Pemeriksaan Pendahuluan
yang disampaikan kepada Rapat Komisi. --------------------------------------
15. Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan terhadap Laporan Hasil
Pemeriksaan Pendahuluan, Rapat Komisi memutuskan untuk
dilakukan Pemeriksaan Lanjutan terhadap Perkara Nomor 16/KPPU-
M/2015. -----------------------------------------------------------------------------
16. Menimbang bahwa berdasarkan Keputusan Rapat Komisi, selanjutnya
Komisi menerbitkan Penetapan Komisi Nomor 14/KPPU/Pen/III/2016
tanggal 29 Maret 2016 tentang Pemeriksaan Lanjutan Perkara Nomor
16/KPPU-M/2015 (vide bukti A11). ---------------------------------------------
17. Menimbang bahwa untuk melaksanakan Pemeriksaan Lanjutan, Komisi
menerbitkan Keputusan Komisi Nomor 22/KPPU/Kep.3/III/2016
tanggal 29 Maret 2016 tentang Penugasan Anggota Komisi sebagai
Majelis Komisi pada Pemeriksaan Lanjutan Perkara Nomor 16/KPPU-
M/2015 (vide bukti A12). ---------------------------------------------------------
18. Menimbang bahwa Ketua Majelis Komisi Perkara Nomor 16/KPPU-
M/2015 menerbitkan Surat Keputusan Majelis Komisi Nomor
21/KMK/Kep/III/2016 tentang Jangka Waktu Pemeriksaan Lanjutan
Perkara Nomor 16/KPPU-M/2015, yaitu dalam jangka waktu paling
lama 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggal Pemeriksaan Lanjutan
dimulai, terhitung sejak tanggal 29 Maret 2016 sampai dengan tanggal
15 April 2016 (vide bukti A14). --------------------------------------------------
19. Menimbang bahwa Majelis Komisi telah menyampaikan Pemberitahuan
Pemeriksaan Lanjutan, Petikan Penetapan Pemeriksaan Lanjutan,
Petikan Surat Keputusan Majelis Komisi tentang Jangka Waktu
Pemeriksaan Lanjutan, dan Surat Panggilan Sidang Majelis Komisi
kepada para Terlapor (vide bukti A15, A16, A17, A18, A19, A20). ---------
20. Menimbang bahwa pada tanggal 31 Maret 2016, Majelis Komisi
melaksanakan Sidang Majelis Komisi dengan agenda pemeriksaan
Terlapor (vide bukti B3). ----------------------------------------------------------
21. Menimbang bahwa pada tanggal 04 April 2016, Majelis Komis
melaksanakan Sidang Majelis Komisi dengan agenda pemeriksaan Alat
Bukti berupa surat dan atau dokumen (Enzage) (vide bukti B4). ----------
22. Menimbang bahwa Majelis Komisi mempertimbangkan alat-alat bukti
berupa surat dan atau dokumen yang diajukan oleh pihak Investigator
sebagai berikut;---------------------------------------------------------------------
22.1. Berita Acara Penyelidikan PT Binsar Natorang Energi sebagai
Alat Bukti 1 (vide bukti B1). --------------------------------------------
22.2. Berita Acara Penyelidikan PT Mega Global Energy sebagai Alat
Bukti 2 (vide bukti B4). --------------------------------------------------
22.3. Berita Acara Penyelidikan PT Megaprima Persada sebagai Alat
Bukti 3 (vide bukti B5). --------------------------------------------------
22.4. Berita Acara Penyelidikan PT Ganda Alam Makmur sebagai Alat
Bukti 4 (vide bukti B6). --------------------------------------------------
22.5. Berita Acara Penyelidikan PT Parna Agromas sebagai Alat Bukti
5 (vide bukti B7). ----------------------------------------------------------
22.6. Berita Acara Penyelidikan PT Indonesia Renewable Resources
sebagai Alat Bukti 6 (vide bukti B8). -----------------------------------
22.7. Berita Acara Penyelidikan Direktorat Jenderal Administrasi
Hukum Umum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia sebagai Alat Bukti 7 (vide bukti B2). ----------
22.8. Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM tentang Persetujuan
Perubahan Badan Hukum Perseroan Terbatas PT Binsar
Natorang Energi Nomor AHU-03918.40.20.2014 sebagai Alat
Bukti 8 (vide bukti C1). --------------------------------------------------
22.9. Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar
PT Binsar Natorang Energi Nomor AHU-02949.40.21.2014
sebagai Alat Bukti 9 (vide bukti C2). -----------------------------------
22.10. Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan data perseroan PT
Binsar Natorang Energi Nomor AHU-13441.40.22.2014 sebagai
Alat Bukti 10 (vide bukti C3). -------------------------------------------
22.11. Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan data perseroan PT
Binsar Natorang Energi Nomor AHU-13441.40.22.2014 sebagai
Alat Bukti 11 (vide bukti C4). -------------------------------------------
22.12. Surat Keputusan Menteri hukum dan HAM tentang Persetujuan
Perubahan Badan Hukum Perseroan Terbatas PT Binsar
Natorang Energi Nomor AHU-03918.40.20.2014 sebagai Alat
Bukti 12 (vide bukti C5). -------------------------------------------------
22.13. Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar
PT Binsar Natorang Energi Nomor AHU-02949.40.21.2014
sebagai Alat Bukti 13 (vide bukti C6). --------------------------------
22.14. Ringkasan Eksekutif Pengambilalihan Sebagian Besar Saham PT
Binsar Natorang Energi oleh LG International Corp. sebagai Alat
Bukti 14 (vide bukti C7). ------------------------------------------------
22.15. Profil Perusahaan PT Binsar Natorang Energi sebagai Alat Bukti
15 (vide bukti C8). -------------------------------------------------------
22.16. Skema Kepemilikan Badan Usaha Tertinggi (BUIT) PT Binsar
Natorang Energi (setelah Akuisisi oleh LG International Corp.)
sebagai Alat Bukti 16 (vide bukti C9). ---------------------------------
22.17. Skema Kepemilikan Badan Usaha Induk Tertinggi (BUIT) PT
Binsar Natorang Enenrgi (sebelum Akuisisi oleh LG International
Corp.) sebagai Alat Bukti 17 (vide bukti C10). -----------------------
22.18. Laporan Keuangan PT Binsar Natorang Energi Tahun 2011-2013
sebagai Alat Bukti 18 (vide bukti C11).--------------------------------
22.19. The Seoul Civil District Court Commercial Registration Office
sebagai Alat Bukti 19 (vide bukti C12).--------------------------------
22.20. Skema Kepemilikan Badan Usaha Tertinggi (BUIT) LG
International sebagai Alat Bukti 20 (vide bukti C13). ---------------
22.21. Skema Kepemilikan Badan Usaha Induk Tertinggi (BUIT) LG
International Corp. dan Anak Perusahaan di Indonesia sebagai
Alat Bukti 21 (vide bukti C14). -----------------------------------------
22.22. Domestic Sales of LG International Corp. in Indonesia sebagai
Alat Bukti 22 (vide bukti C15). -----------------------------------------
22.23. Hasang HEPP Project Business Plans 2014-2019 sebagai Alat
Bukti 23 (vide bukti C16). -----------------------------------------------
22.24. Formulir Pemberitahuan Pengembilalihan Saham Perusahaan
(Form A1) sebagai Alat Bukti 24 (vide bukti C17). -------------------
22.25. Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan PT
Ganda Alam makmur Nomor AHU-06164.40.22.2014 sebagai
Alat Bukti 25 (vide bukti C18).------------------------------------------
22.26. Laporan Keuangan LG International Corp. 31 Desember 2011
sebagai Alat Bukti 26 (vide bukti C19).--------------------------------
22.27. Laporan Keuangan LG International Corp. 31 Desember 2012
dan 2011 sebagai Alat Bukti 27 (vide bukti C20). -------------------
22.28. Laporan Keuangan LG International Corp. 31 Desember 2013
dan 2014 sebagai Alat Bukti 28 (vide bukti C21). -------------------
22.29. Laporan Keuangan PT Ganda Alam Makmur Tahun 2013 dan
2012 sebagai Alat Bukti 29 (vide bukti C22).-------------------------
22.30. Akta Pendirian PT Ganda Alam Makmur Nomor 01 sebagai Alat
Bukti 30 (vide bukti C23). -----------------------------------------------
22.31. Akta Pernyataan Keputusan (Resolusi) Para Pemegang Saham PT
Ganda Alam Makmur Nomor 05 sebagai Alat Bukti 31 (vide bukti
C24). ------------------------------------------------------------------------
22.32. Surat Pengesahan Akta Pendirian Perseroan Terbatas Menteri
Hukum dan HAM Nomor C-10451 HT.01.01.TH.2005 sebagai
Alat Bukti 32 (vide bukti C25). -----------------------------------------
22.33. Salinan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham PT Green
Global Lestari Nomor 04 sebagai Alat Bukti 33 (vide bukti C26). -
22.34. Salinan Akta Jual Beli Saham Nomor 05 sebagai Alat Bukti 34
(vide bukti C27). -----------------------------------------------------------
22.35. Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM tentang Persetujuan
Perubahan Badan Hukum Perseroan Terbatas PT Green Global
Lesta Nomor AHU-06724.40.20.2014 sebagai Alat Bukti 35 (vide
bukti C28). -----------------------------------------------------------------
22.36. Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan PT
Green Global Lestari Nomor AHU-24995.40.22.2014 sebagai Alat
Bukti 36 (vide bukti C29). -----------------------------------------------
22.37. Akta Pendirian Perseroan Terbatas PT Green Global Lestari
Nomor 65 sebagai Alat Bukti 37 (vide bukti C30). -------------------
22.38. Laporan Keuangan PT Green Global Lestari Desember 2013 dan
2012 sebagai Alat Bukti 38 (vide bukti C31).-------------------------
22.39. Laporan Keuangan PT Green Global Lestari Desember 2012 dan
2011 sebagai Alat Bukti 39 (vide bukti C32).-------------------------
22.40. Laporan Keuangan PT Indonesia Renewable Resources Akhir
Desember 2013 dan 2012 sebagai Alat Bukti 40 (vide bukti C33).
22.41. Laporan Keuangan PT Indonesia Renewable Resources Akhir
Desember 2012 dan 2011 sebagai Alat Bukti 41 (vide bukti C34).
22.42. Laporan Keuangan PT Indonesia Renewable Resources Akhir
Desember 2011 dan 2010 sebagai Alat Bukti 42 (vide bukti C35).
22.43. Akta Pernyataan Keputusan (Resolusi) para Pemegang Saham PT
Indonesia Renewable Resources Nomor 29 sebagai Alat Bukti 43
(vide bukti C36). -----------------------------------------------------------
22.44. Akta Pendirian Perusahaan PT Indonesia Renewable Resources
Nomor 48 sebagai Alat Bukti 44 (vide bukti C37). -------------------
22.45. Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT
Batubara Global Energy Nomor 01 sebagai Alat Bukti 45 (vide
bukti C38). -----------------------------------------------------------------
22.46. Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan PT
Batubara Global Energy Nomor AHU-AH.01.10-05903 sebagai
Alat Bukti 46 (vide bukti C39). -----------------------------------------
22.47. Keputusan Menteri Hukum dan HAM tentang Pengesahan Badan
Hukum Perseroan Nomor AHU-0097.AH.01.01 Tahun 2008
sebagai Alat Bukti 47 (vide bukti C40).--------------------------------
22.48. Akta Pendirian Perseroan Terbatas PT Batubara Global Energy
Nomor 12 sebagai Alat Bukti 48 (vide bukti C41). -------------------
22.49. Consolidated Financial Statements PT Batubara Global Energy
and Subsidiaries 31 Desember 2012 dan 2011 sebagai Alat Bukti
49 (vide bukti C42). -------------------------------------------------------
22.50. Laporan Keuangan PT Batubara Global Energy 31 Desember
2013 dan 2012 sebagai Alat Bukti 50 (vide bukti C43). ------------
22.51. Financial Statements and Independent Auditor Report PT Tutui
Batubara Utama, for the Ended December 31, 2012 dan 2011
sebagai Alat Bukti 51 (vide bukti C44).--------------------------------
22.52. Financial Statements and Independent Auditor Report PT Tutui
Batubara Utama, for the Ended December 31, 2013 dan 2012
sebagai Alat Bukti 52 (vide bukti C45).--------------------------------
22.53. Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham PT Tutui
Batubara Utama Nomor 105 sebagai Alat Bukti 53 (vide bukti
C46). ------------------------------------------------------------------------
22.54. Akta Pendirian Perseroan Terbatas PT Tutui batubara Utama
Nomor 12 sebagai Alat Bukti 54 (vide bukti C47). -------------------
22.55. Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan PT
Tutui Batubara Utama Nomor AHU-11576.40.22.2014 sebagai
Alat Bukti 55 (vide bukti C48). -----------------------------------------
22.56. Laporan Keuangan PT Parna Argomas 31 Desember 2011 dan
2010 sebagai Alat Bukti 56 (vide bukti C49).-------------------------
22.57. Laporan Keuangan PT Parna Argomas 31 Desember 2013 dan
2012 sebagai Alat Bukti 57 (vide bukti C50).-------------------------
22.58. Salinan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham PT Parna
Argomas Nomor 01 sebagai Alat Bukti 58 (vide bukti C51). -------
22.59. Surat Persetujuan Perubahan Badan Hukum Perseroan Terbatas
PT Parna Agromas Nomor AHU-00690.40.20.2014 sebagai Alat
Bukti 59 (vide bukti C52). -----------------------------------------------
22.60. Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan PT
Parna Argomas Nomor AHU-03430.40.22.2014 sebagai Alat
Bukti 60 (vide bukti C53). -----------------------------------------------
22.61. Lampiran Keputusan Menteri Hukum dan HAM tentang
Persetujuan Perubahan Badan Hukum PT Parna Argomas Nomor
AHU-00690.40.20.2014 sebagai Alat Bukti 61 (vide bukti C54).--
22.62. Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Patriot Andalas Nomor 92
sebagai Alat Bukti 62 (vide bukti C55).--------------------------------
22.63. Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM Persetujuan Akta
Perubahan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas Menteri Hukum
dan HAM Nomor C-0271 HT.01.04.TH.2005 sebagai Alat Bukti
63 (vide bukti C56). -------------------------------------------------------
22.64. Salinan Akta PT Patriot Andalas Nomor 82 sebagai Alat Bukti 64
(vide bukti C57). -----------------------------------------------------------
22.65. Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Mega Prima Persada
Nomor 03 sebagai Alat Bukti 65 (vide bukti C58). -------------------
22.66. Akta Pendirian PT Megaprima Persada Nomor 24A sebagai Alat
Bukti 66 (vide bukti C59). -----------------------------------------------
22.67. Surat Pengesahan Akta Pendirian Perseroan Terbatas Menteri
Hukum dan HAM Nomor W7-05178 HT.01.01-TH.2007 sebagai
Alat Bukti 67 (vide bukti C60). -----------------------------------------
22.68. Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan PT
Megaprima Persada Nomor AHU-01688.40.22.2014 sebagai Alat
Bukti 68 (vide bukti C61). -----------------------------------------------
22.69. Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan PT
Mega Global Energy Nomor AHU-AH.01.10.15297 sebagai Alat
Bukti 69 (vide bukti C62). -----------------------------------------------
22.70. Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Mega Global Energy
Nomor 31 sebagai Alat Bukti 70 (vide bukti C63). -------------------
22.71. Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan PT
Mega Global Energy Nomor AHU-AH.01.10-8074 sebagai Alat
Bukti 71 (vide bukti C64). -----------------------------------------------
22.72. Akta Pendirian Perseroan Terbatas PT Mega Global Energy
Nomor 05 sebagai Alat Bukti 72 (vide bukti C65). -------------------
22.73. Akta Pendirian Perseroan Terbatas PT Green Global Lestari
Nomor 65 sebagai Alat Bukti 73 (vide bukti C66). -------------------
22.74. Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Green Global Lestari
Nomor 105 sebagai Alat Bukti 74 (vide bukti C67);. ----------------
22.75. Laporan Keuangan PT Green Global Lestari 31 Desember 2014
sebagai Alat Bukti 75 (vide bukti C68).--------------------------------
22.76. Laporan Keuangan PT Green Global Lestari 31 Desember 2012
dan 2011 sebagai Alat Bukti 76 (vide bukti C69). -------------------
22.77. Akta Pendirian Perseroan Terbatas PT Batubara Global Energy
Nomor 12 sebagai Alat Bukti 77 (vide bukti C70). -------------------
22.78. Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM tentang Pengesahan
Badan Hukum Perseroan PT Batubara Global Energy Nomor
AHU-00974.AH.01.01 Tahun 2008 sebagai Alat Bukti 78 (vide
bukti C71). -----------------------------------------------------------------
22.79. Akta Keputusan Para Pemegang Saham PT Batubara Global
Energy Nomor 144 sebagai Alat Bukti 79 (vide bukti C72). --------
22.80. Surat Penerimaan PT Batubara Global Energy Nomor AHU-
39412.40.22.2014 sebagai Alat Bukti 80 (vide bukti C73). --------
22.81. Laporan Keuangan PT Batubara Global Energy 31 Desember
2013 dan 2012 sebagai Alat Bukti 81 (vide bukti C74). ------------
22.82. Laporan Keuangan PT Batubara Global Energy 31 Desember
2012 dan 2011 sebagai Alat Bukti 82 (vide bukti C75). ------------
22.83. Akta Pendirian Perusahaan PT Tutui Batubara Utama Nomor 12
sebagai Alat Bukti 83 (vide bukti C76).--------------------------------
22.84. Surat Kemenkum HAM Pengesahan Akta Pendirian Perseroan
Terbatas PT Tutui Batubara Utama Nomor W7-09772 HT.01.01-
TH.2007 sebagai Alat Bukti 84 (vide bukti C77). --------------------
22.85. Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham PT Tutui
Batubara Utama Nomor 36 sebagai Alat Bukti 85 (vide bukti
C78). ------------------------------------------------------------------------
22.86. Laporan Keuangan PT Tutui Batubara Utama 31 Desember 2013
dan 2012 sebagai Alat Bukti 86 (vide bukti C79). -------------------
22.87. Laporan Keuangan PT Tutui Batubara Utama 31 Desember 2012
dan 2011 sebagai Alat Bukti 87 (vide bukti C80). -------------------
22.88. Akta Pernyataan Keputusan (Resolusi) Para Pemegang Saham PT
Indonesia Renewable Resources Nomor 29 sebagai Alat Bukti 88
(vide bukti C81). -----------------------------------------------------------
22.89. Akta Pendirian PT Indonesia Renewable Resources Nomor 48
sebagai Alat Bukti 89 (vide bukti C82).--------------------------------
22.90. Laporan keuangan PT Indonesia Renewable Resources 31
Desember 2013 dan 2012 sebagai Alat Bukti 90 (vide bukti C83).
22.91. Laporan Keuangan PT Indonesia Renewable Resources 31
Desember 2012 dan 2011 sebagai Alat Bukti 91 (vide bukti C84).
22.92. Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Prana Argomas Nomor 119
sebagai Alat Bukti 92 (vide bukti C85).--------------------------------
22.93. Akta Perseroan Terbatas PT Patriot Andalas Nomor 82 sebagai
Alat Bukti 93 (vide bukti C86). -----------------------------------------
22.94. Laporan Keuangan PT Parna Argomas 31 Desember 2013 dan
2012 sebagai Alat Bukti 94 (vide bukti C87). -------------------------
22.95. Laporan Keuangan PT Parna Argomas 31 Desember 2012 dan
2011 sebagai Alat Bukti 95 (vide bukti C88).-------------------------
22.96. Laporan Keuangan PT Ganda Alam Makmur 31 Desember 2013
dan 2012 sebagai Alat Bukti 96 (vide bukti C89). -------------------
22.97. Laporan Keuangan PT Ganda Alam Makmur 31 Desember 2012
dan 2011 sebagai Alat Bukti 97 (vide bukti C90). ------------------
22.98. Akta Pendirian PT Ganda Alam Makmur Nomor 01 sebagai Alat
Bukti 98 (vide bukti C91). ----------------------------------------------
22.99. Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham PT Ganda Alam
Mandiri Nomor 22 sebagai Alat Bukti 99 (vide bukti C92). -------
22.100. Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM tentang
Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan Nomor
AHU-39928.AH.01.01 Tahun 2012 sebagai Alat Bukti 100 (vide
bukti C93). ----------------------------------------------------------------
22.101. Laporan Keuangan PT Megaprima Persada 31 Desember 2013
dan 2012 sebagai Alat Bukti 101 (vide bukti C94). ----------------
22.102. Laporan Keuangan PT Megaprima Persada 31 Desember 2011
dan 2010 sebagai Alat Bukti 102 (vide bukti C95). ----------------
22.103. Akta Perseroan Terbatas PT Megaprima Persada Nomor 24A
sebagai Alat Bukti 103 (vide bukti C96). -----------------------------
22.104. Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham PT
Megaprima Persada Nomor 64 sebagai Alat Bukti 104 (vide
bukti C97). ----------------------------------------------------------------
22.105. Surat Keputusan Kemenkum HAM Persetujuan Perubahan
Anggaran Dasar Perseroan Nomor AHU-45225.AH.01.02 Tahun
2011 sebagai Alat Bukti 105 (vide bukti C98). ----------------------
22.106. Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham PT Mega Global
Energy Nomor 35 sebagai Alat Bukti 106 (vide bukti C99). ------
22.107. Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan data perseroan
PT Mega Global Energy Nomor AHU-AH.01.10-40740 sebagai
Alat Bukti 107 (vide bukti C100). -------------------------------------
22.108. Akta Pendirian Perseroan Terbatas PT Mega Global Energy
Nomor 05 sebagai Alat Bukti 108 (vide bukti C101). --------------
22.109. Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM tentang
Pengesahan Badan Hukum Perseroan Nomor AHU-
07585.AH.01.01.Tahun 2008 sebagai Alat Bukti 109 (vide bukti
C102).----------------------------------------------------------------------
22.110. Laporan Keuangan PT Mega Global Energy 31 Desember 2013
dan 2012 sebagai Alat Bukti 110 (vide bukti C103). ---------------
22.111. Laporan Kuangan PT Mega Global energy 31 Desember 2011
dan 2010 sebagai Alat Bukti 111 (vide bukti C104). ---------------
22.112. Laporan Keuangan LG International Corp. dan Anak
Perusahaan 31 Desember 2013 dan 2012 sebagai Alat Bukti
112 (vide bukti C105). --------------------------------------------------
22.113. Laporan Keuangan LG International Corp. dan Anak
Perusahaan 31 Desember 2012 dan 2011 sebagai Alat Bukti
113 (vide bukti C106). --------------------------------------------------
22.114. Summary Of Financial Statement from LGI Entities on 2011-
2013 (in IDR) sebagai Alat Bukti 114 (vide bukti C107). ----------
22.115. Kurs Transaksi Bank Indonesia 2013 sebagai Alat Bukti 115
(vide bukti C108). --------------------------------------------------------
22.116. Kurs Transaksi Bank Indonesia 2012 sebagai Alat Bukti 116
(vide bukti C109). --------------------------------------------------------
22.117. Kurs Transaksi Bank Indonesia 2011 sebagai Alat Bukti 117
(vide bukti C110). --------------------------------------------------------
22.118. Akta Pendirian Perseroan Terbatas PT Binsar Natorang Energi
Nomor 10 sebagai Alat Bukti 118 (vide bukti C111). --------------
22.119. Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Perubahan
Anggaran Dasar PT Binsar Natorang Energi Nomor 44 sebagai
Alat Bukti 119 (vide bukti C112). -------------------------------------
22.120. Ringkasan Anak Perusahaan LG Internasional sebagai Alat
Bukti 120 (vide bukti C113). -------------------------------------------
22.121. Corporate Profile LG International sebagai Alat Bukti 121 (vide
bukti C114). --------------------------------------------------------------
22.122. Articles of Incorporation LG International Corp. 2010 sebagai
Alat Bukti 122 (vide bukti C115). -------------------------------------
22.123. Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Perubahan
Anggaran Dasar PT Binsar Natorang Energi Nomor 44 sebagai
Alat Bukti 123 (vide bukti C116). -------------------------------------
22.124. Surat Kuasa LG International kepada ABNR untuk Melakukan
Notifikasi sebagai Alat Bukti 124 (vide bukti C117). ---------------
22.125. Surat PT Batubara Global Energy sebagai Alat Bukti 125 (vide
bukti C121). --------------------------------------------------------------
22.126. Surat PT Green Global Lestari sebagai Alat Bukti 126 (vide
bukti C122). --------------------------------------------------------------
22.127. Surat LG International Corp. sehubungan dengan PT Tutui
Batubara Energy sebagai Alat Bukti 127 (vide bukti C123); dan
22.128. Berita Acara Penyelidikan Terlapor LG International Corp.
sebagai Alat Bukti 129 (vide bukti B3). ------------------------------
23. Menimbang bahwa Majelis Komisi mempertimbangkan alat-alat bukti
berupa surat dan atau dokumen yang diajukan oleh Terlapor sebagai
berikut: ------------------------------------------------------------------------------
23.1. Notarial Certificate (Surat Kuasa) President Director LG
International Corp. (Chi-Ho Song) kepada Manager (Seong-Wook
Kwon) (vide bukti T1). ----------------------------------------------------
23.2. Notarial Certificate (Surat Kuasa) President Director LG
International Corp. (Chi-Ho Song) kepada Para Advokat dan
Pengacara pada Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro Law Firm
(Chandrawati Dewi, S.H., Herry Nuryanto Kurniawan, S.H.,
Teuku Ridzky F. Amin, S.H., LL.M, Bilal Anwari, S.H., LL.M,
M.E. Renintha Karina Widyaputri, S.H., Andhika Indrapraja,
S.H., Rainer Faustine Jonathan, S.H.) (vide bukti T2). -------------
23.3. Tanggapan LG International Corp. (Terlapor) dalam Perkara
Nomor 16/KPPU-M/2015 atas Laporan Dugaan Pelanggaran
Pasal 29 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999
Juncto Pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010
(vide bukti T3). ------------------------------------------------------------
24. Menimbang bahwa pada tanggal 06 April 2016, Majelis Komisi
melaksanakan Sidang Majelis Komisi dengan agenda Penyerahan
Kesimpulan Hasil Persidangan yang diajukan baik dari pihak
Investigator maupun pihak Terlapor (vide bukti B5). ------------------------
1. Menimbang bahwa Investigator menyerahkan Kesimpulan Hasil
Persidangan yang pada pokoknya memuat hal-hal sebagai berikut
(vide bukti I5): ------------------------------------------------------------------
I. OBYEK PERKARA ------------------------------------------------------------
Bahwa LG International Corp. diduga melakukan keterlambatan
pemberitahuan pengambilalihan saham PT Binsar Natorang
Energi, yang pada pokoknya sebagai berikut: ---------------------------
1. Bahwa pengambilalihan saham PT Binsar Natorang Energi oleh
LG International Corp. memenuhi kriteria pemberitahuan yang
wajib dilaporkan kepada KPPU. ---------------------------------------
2. Bahwa kewajiban tersebut harus telah dilaksanakan selambat-
lambatnya terhitung 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal
efektif yuridis pengambilalihan saham. ------------------------------
3. Bahwa pengambilalihan saham PT Binsar Natorang Energi oleh
LG International Corp. telah berlaku efektif secara yuridis sejak
tanggal 12 Juni 2014 berdasarkan Surat Direktorat Jenderal
Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor: AHU-
13441.40.22.2014 perihal Penerimaan Pemberitahuan
Perubahan Data Perseroan PT Binsar Natorang Energi. Oleh
karena itu, LG International Corp. wajib untuk melakukan
pemberitahuan selambat-lambatnya pada tanggal 24 Juli 2014.
4. Bahwa LG International Corp. baru melakukan pemberitahuan
kepada KPPU pada tanggal 27 Agustus 2014 dan telah
didaftarkan dengan nomor register A13714. ------------------------
5. Bahwa dengan demikian, LG International Corp. telah
melakukan keterlambatan selama 20 (dua puluh) hari kerja. ---
II. DUGAAN PELANGGARAN ---------------------------------------------------
LG International Corp. diduga telah melakukan pelanggaran Pasal
29 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 yang berbunyi:
(1) Penggabungan atau peleburan badan usaha, atau
pengambilalihan saham sebagaimana dimaksud dalam Pasal
28 yang berakibat nilai aset dan atau nilai penjualannya
melebihi jumlah tertentu, wajib diberitahukan kepada Komisi,
selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal
penggabungan, peleburan atau pengambilalihan tersebut. --------
(2) Ketentuan tentang penetapan nilai aset dan atau nilai
penjualan serta tata cara pemberitahuan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), diatur dalam Peraturan Pemerintah. -
Pejelasan Pasal: --------------------------------------------------------------
(1) Cukup jelas. ----------------------------------------------------------------------------
(2) Cukup jelas. ----------------------------------------------------------------------------
Jo. Pasal 6 PP Nomor 57/2010 yang berbunyi: -------------------------
Dalam hal Pelaku Usaha tidak menyampaikan pemberitahuan
secara tertulis sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (1) dan
ayat (3), Pelaku Usaha dikenakan sanksi berupa denda
administratif sebesar Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)
untuk setiap hari keterlambatan, dengan ketentuan denda
administratif secara keseluruhan paling tinggi sebesar
Rp. 25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar rupiah). -------------------
Pejelasan Pasal: -------------------------------------------------------------
Cukup jelas. ----------------------------------------------------------------------------------
III. FAKTA PERSIDANGAN -----------------------------------------------------
1. Tentang Latar Belakang Pengambilalihan Saham PT Binsar
Natorang Energi oleh LG International Corp. ---------------------
1.1. Bahwa sebelum LG International Corp. melakukan
pengambilalihan saham PT Binsar Natorang Energi,
PT Binsar Natorang Energi memilki pinjaman dari PT
Energy Jaya Persada, PT Bumi Sinergi Internasional,
LG International Corp. (vide bukti B1). --------------------
1.2. Bahwa terkait dana yang dipinjamkan oleh PT Energy
Jaya Persada, PT Bumi Sinergi Internasional, dan LG
International Corp., selanjutnya PT Binsar Natorang
Energi mengkonversi hutang tersebut menjadi saham
(vide bukti B1, C116). ----------------------------------------
1.3. Bahwa karena ketertarikan LG International Corp.
kepada bisnis dari PT Binsar Natorang Energi yang
sedang mempersiapkan power plant Pembangkit Listrik
Tenaga Air (PLTA) Hasang di Kabupaten Toba Samosir,
Sumatera Utara, maka LG International Corp. membeli
sejumlah saham baru yang diterbitkan oleh PT Binsar
Natorang Energi (vide bukti B1, C116). --------------------
2. Tentang Transaksi Pengambilalihan Saham PT Binsar
Natorang Energi --------------------------------------------------------
2.1. Bahwa sebelum pengambilalihan saham PT Binsar
Natorang Energi oleh LG International Corp., saham
dari PT Binsar Natorang Energi sejumlah 95.000
lembar saham atau setara dengan Rp. 9.500.000.000
(sembilan miliar lima ratus juta rupiah) dimiliki oleh
PT. Energy Jaya Persada dan 5000 lembar saham atau
setara dengan Rp. 500.000.000 (lima ratus juta rupiah)
dimiliki oleh PT Bumi Sinergi Internasional (vide bukti
C116). -----------------------------------------------------------
2.2. Bahwa total saham sebelum pengambilalihan saham
sebanyak 100.000 (seratus ribu) saham dengan total
nominal setara Rp. 10.000.000.000 (sepuluh miliar
rupiah) (vide bukti C116). ------------------------------------
2.3. Bahwa dengan demikian komposisi pemegang saham
dari PT Binsar Natorang Energi sebelum
pengambilalihan saham oleh LG International Corp.
adalah 95% (sembilan puluh lima persen) saham
dimiliki oleh PT Energy Jaya Persada dan 5% (lima
persen) saham dimiliki oleh PT Bumi Sinergi
Internasional (vide bukti B1, C116). -----------------------
2.4. Bahwa pada tanggal 17 April 2014, PT Binsar Natorang
Energi meningkatkan modal dasar dari
Rp. 10.000.000.000 (sepuluh miliar rupiah) menjadi
Rp. 106.573.500.000 (seratus enam miliar lima ratus
tujuh puluh tiga juta lima ratus ribu rupiah) (vide
bukti C116). ----------------------------------------------------
2.5. Bahwa peningkatan modal dasar sebesar
Rp. 106.573.500.000 (seratus enam miliar lima ratus
tujuh puluh tiga juta lima ratus ribu rupiah) terbagi
atas 1.065.735 (satu juta enam puluh lima ribu tujuh
ratus tiga puluh lima) lembar saham yang masing
masing saham bernilai Rp. 100.000 (seratus ribu
rupiah) (vide bukti C116). ------------------------------------
2.6. Bahwa peningkatan modal dasar sebesar
Rp. 106.573.500.000 (seratus enam miliar lima ratus
tujuh puluh tiga juta lima ratus ribu rupiah) dilakukan
oleh PT Binsar Natorang Energi dengan menerbitkan
saham baru sebesar 965.735 (sembilan ratus enam
puluh lima ribu tujuh ratus tiga puluh lima) untuk
diambil bagian oleh LG International Corp. dan para
pemegang saham dengan rincian sebagai berikut (vide
bukti C116): ----------------------------------------------------
1. LG International Corp. sejumlah Rp. 54.352.500.000
(lima puluh empat miliar tiga ratus lima puluh dua
juta lima ratus ribu rupiah) yang terdiri dari 543.525
(lima ratus empat puluh tiga ribu lima ratus dua
puluh lima) lembar saham. -------------------------------
2. PT Energy Jaya Persada sejumlah
Rp. 37.392.300.000 (tiga puluh tujuh miliar tiga
ratus sembilan puluh dua juta tiga ratus ribu
rupiah) yang terdiri dari 373.923 (tiga ratus tujuh
puluh tiga ribu sembilan ratus dua puluh tiga)
lembar saham. ----------------------------------------------
3. PT Bumi Sinergi Internasional sejumlah
Rp. 4.828.700.000 (empat miliar delapan ratus dua
puluh delapan juta tujuh ratus ribu rupiah) yang
terdiri dari 48.287 (empat puluh delapan ribu dua
ratus delapan puluh tujuh) lembar saham. ------------
2.7. Bahwa dari modal dasar sebesar Rp. 106.573.500.000
(seratus enam miliar lima ratus tujuh puluh tiga juta
lima ratus ribu rupiah) disetor atau ditempatkan
penuh kepada persero oleh masing masing pemegang
saham perseroan dengan cara sebagai berikut (vide
bukti C116): ----------------------------------------------------
1. Rp. 10.000.000.000 (sepuluh miliyar rupiah)
merupakan setoran lama pemegang saham
Perseroan. ---------------------------------------------------
2. Rp. 37.392.300.000 (tiga puluh tujuh miliar tiga
ratus sembilan puluh dua juta tiga ratus ribu
rupiah) merupakan setoran saham hasil konversi
utang berdasarkan perjanjian tanggal 16 April 2014
antara Perseroan dan PT. Energi Jaya Persada.-------
3. Rp. 4.828.700.000 (empat miliar delapan ratus dua
puluh delapan juta tujuh ratus ribu rupiah)
merupakan setoran saham hasil konversi utang
berdasarkan perjanjian tanggal 16 April 2014 antara
Perseroan dan PT. Bumi Sinergi Internasional. -------
4. Rp. 6.598.900.000 (enam miliar lima ratus sembilan
puluh delapan juta sembilan ratus ribu rupiah)
merupakan setoran saham hasil konversi utang
berdasarkan perjanjian tanggal 17 April 2014 antara
Perseroan dan LG Internasional Corp. ------------------
5. Rp. 47.753.600.000 (empat puluh tujuh miliar tujuh
ratus lima puluh tiga juta enam ratus ribu rupiah)
merupakan setoran tunai ke dalam rekening
Perseroan oleh LG International Corp. ------------------
2.8. Bahwa komposisi kepemilikan saham perseroan
setelah pengambilalihan saham oleh LG International
Corp. dan pemegang saham lainnya sebagai berikut
(vide bukti B1, C116): ----------------------------------------
1. LG International Corp. sejumlah 543.525 (lima ratus
empat puluh tiga ribu lima ratus dua puluh lima)
saham dengan nilai nominal Rp. 54.352.500.000
(lima puluh empat miliar tiga ratus lima puluh dua
juta lima ratus ribu rupiah) atau sejumlah 51% (lima
puluh satu persen). ----------------------------------------
2. PT Energy Jaya Persada sejumlah 468.923 (empat
ratus enam puluh delapan ribu sembilan ratus dua
puluh delapan ribu sembilan ratus dua puluh tiga)
saham dengan nilai nominal Rp. 46.892.300.000
(empat puluh enam miliar delapan ratus sembilan
puluh dua juta tiga ratus ribu rupiah) atau sejumlah
44% (empat puluh empat persen). -----------------------
3. PT Bumi Sinergi Internasional sejumlah 53.287 (lima
puluh tiga ribu dua ratus delapan puluh tujuh)
saham dengan nilai nominal sebesar
Rp. 5.328.700.000 (lima miliar tiga ratus dua puluh
delapan juta tujuh ratus ribu rupiah) atau sejumlah
5% (lima persen). -------------------------------------------
2.9. Bahwa dengan memiliki saham sebesar 51% (lima
puluh satu persen), maka LG International Corp.
menjadi pengendali baru dari PT Binsar Natorang
Energi. ----------------------------------------------------------
3. Badan Usaha Pengambilalih -----------------------------------------
3.1. Bahwa LG International Corp. merupakan badan usaha
yang melakukan pengambilalihan saham dengan
dikuasainya 51% (lima puluh satu persen) saham
dari PT Binsar Natorang Energi (vide bukti B1). -----------
3.2. Bahwa LG International Corp. merupakan perusahaan
yang didirikan pada tanggal 1 November 1953
berdasarkan Hukum Negara Republik Korea Selatan
(vide bukti C115). -----------------------------------------------
3.3. Bahwa LG International Corp. terdaftar dalam bursa
efek Korea Selatan pada bulan Januari 1976 sebagai
perusahaan perdagangan umum berdasarkan peraturan
pemerintah Korea Selatan pada tanggal 12 November
1976. LG International Corp. melakukan bisnis di
bidang ekspor impor, natural resources, pengembangan
bisnis, energi, dan kegiatan usaha lainnya (vide bukti
B1, C115). --------------------------------------------------------
3.4. Bahwa komposisi Pemegang Saham dari LG
International Corp. adalah (vide bukti C114, C115): -----
1. Pemegang Saham Umum (public shareholders)
sebesar 60,32%. --------------------------------------------
2. Pemegang Saham Individual (Individual Major
Shareholders) sekitar 27,95%.----------------------------
3. Dana Pensiun Nasional (National Pension Services)
sebesar 11,73%. --------------------------------------------
3.5. Bahwa total aset dan penjualan dari LG. International
Corp. secara global dirinci sebagai berikut
(vide bukti B1, C19, C20, C21): ------------------------------
Total 2011 2012 2013
Aset 38.737.502.720.000 44.766.423.660.000 56.304.999.635.000
Penjualan 109.656.778.560.000 115.527.616.680.000 139.379.159.870.000
3.6. Bahwa LG International Corp. melakukan kegiatan
usaha di Indonesia sebelum mengakuisisi PT Binsar
Natorang Energi melalui anak perusahaan (vide bukti
B1, C19, C20, C21, C114): ------------------------------------
1. PT Batubara Global Energy. ------------------------------
2. PT Mega Global Energy. -----------------------------------
3. PT Megaprima Persada. -----------------------------------
4. PT Ganda Alam Makmur. ---------------------------------
5. PT Green Global Lestari. ----------------------------------
6. PT Parna Argomas. -----------------------------------------
7. PT Indonesia Renewable Resources.---------------------
8. PT Tutui Batubara Utama. --------------------------------
3.7. Bahwa share saham yang dikuasai LG International
Corp. dari anak perusahaan yang berdomisili dan
melakukan kegiatan bisnis di Indonesia adalah (vide
bukti B1, C19, C20, C21): -------------------------------------
Perusahaan Equity Interest
(31 Des 2011)
Equity Interest
(31 Des 2012)
Equity Interest
(31 Des 2013)
PT Batubara
Global Energy
100% 100% 100%
PT Mega Global
Energy
100% 100% 100%
PT Megaprima
Persada
75% 75% 75%
PT Ganda Alam
Makmur
Belum anak
perusahaan
60% 60%
PT Green Global
Lestari
100% 100% 100%
PT Parna
Argomas
95% 95% 95%
PT Indonesia
Renewable
Resources
100% 100% 100%
PT Tutui
Batubara Utama
75% 75% 75%
3.8. Bahwa kepemilikan saham oleh LG International Corp.
terhadap 8 (delapan) perusahaan tersebut yang melebihi
50%, menunjukkan LG International Corp. adalah
sebagai Pengendali. ---------------------------------------------
3.9. Bahwa nilai aset dan penjualan LG International Corp.
secara global berdasarkan Laporan Keuangan
Consolidated LG International Corp. and Its Subsidiaries
adalah (vide bukti B1, C19, C20, C21, C121, C122,
C123): -------------------------------------------------------------
Perusahaan 2011
Asset Revenue
PT Batubara Global
Energy
356.139.840.000 3.282.780.480.000
PT Mega Global Energy 341.714.240.000 1.067.564.960.000
PT Megaprima Persada 800.330.720.000 1.807.143.520.000
PT Ganda Alam Makmur 0 0
PT Green Global Lestari 178.979.360.000 0
PT Parna Argomas 473.614.400.000 29.423.520.000
PT Indonesia Renewable
Resources
449.702.400.000 19.262.880.000
PT Tutui Batubara
Utama
67.557.280.000 91.406.560.000
Total 2.668.038.240.000 6.297.581.920.000
Perusahaan 2012
Asset Revenue
PT Batubara Global
Energy
302.405.670.000 3.091.149.600.000
PT Mega Global Energy 240.062.550.000 0
PT Megaprima Persada 707.301.840.000 1.942.813.530.000
PT Ganda Alam Makmur 4.033.773.240.000 0
PT Green Global Lestari 462.706.230.000 0
PT Parna Argomas 709.559.340.000 40.734.330.000
PT Indonesia Renewable
Resources
445.919.460.000 26.593.350.000
PT Tutui Batubara
Utama
53.918.130.000 33.672.870.000
Total 6.955.646.460.000 5.134.963.680.000
Perusahaan 2013
Asset Revenue
PT Batubara Global 661.794.035.000 3.456.215.105.000
Energy
PT Mega Global Energy 59.976.275.000 0
PT Megaprima Persada 973.670.665.000 1.997.689.075.000
PT Ganda Alam Makmur 5.602.014.985.000 0
PT Green Global Lestari 592.258.500.000 0
PT Parna Argomas 815.227.085.000 4.231.565.760.000
PT Indonesia Renewable
Resources
220.093.880.000 25.803.075.000
PT Tutui Batubara
Utama
39.807.160.000 0
Total 8.964.842.585.000 9.711.273.015.000
3.10. Bahwa total penjualan PT Parna Argomas senilai
Rp. 4.231.565.760.000 diklarifikasi karena terdapat
kesalahan input dalam form notifikasi ke KPPU menjadi
Rp. 421.715.760.000 berdasarkan laporan keuangan
yang sudah diaudit (vide bukti C19, C20, C21). -----------
3.11. Bahwa nilai aset dan penjualan LG International Corp.
yang dihitung berdasarkan laporan keuangan masing
masing anak perusahaan yang melakukan kegiatan
usaha di Indonesia (vide bukti B1, C22, C31, C32, C33,
C34, C35, C42, C43, C44, C45, C49, C50, C69, C74,
C75, C79, C80, C83, C84, C87, C88, C89, C90, C94,
C95, C103, C104, C107, C121, C122, C123) : -------------
Perusahaan 2011
Asset Revenue
PT Batubara Global
Energy
458.409.091.000 3.311.800.393.000
PT Mega Global
Energy
280.904.744.000 1.088.881.891.000
PT Megaprima
Persada
779.416.411.000 1.827.350.736.000
PT Ganda Alam
Makmur
299.635.910.000 0
PT Green Global
Lestari
572.771.818.000 0
PT Parna Argomas 475.292.513.000 29.685.379.000
PT Indonesia
Renewable Resources
446.784.665.960 19.432.384.511
PT Tutui Batubara 67.798.589.746 92.214.008.173
Utama
Total 3.381.013.742.706 6.369.364.791.684
Perusahaan 2013
Asset Revenue
PT Batubara Global
Energy
634.611.472.000 2.852.965.828.000
PT Mega Global
Energy
58.995.956.000 0
PT Megaprima
Persada
840.093.246.000 1.637.393.127.000
PT Ganda Alam
Makmur
494.244.749.000 0
PT Green Global
Lestari
829.381.333.000 0
PT Parna Argomas 817.521.015.000 345.274.303.000
PT Indonesia
Renewable Resources
223.286.014.313 21.128.629.614
PT Tutui Batubara
Utama
39.902.724.590 0
Total 3.936.036.509.903 4.856.761.887.614
3.12. Bahwa terdapat perbedaan nilai aset dan/atau nilai
penjualan dari LG International Corp. berdasarkan
Laporan Keuangan Consolidated LG International Corp.
and Its Subsidiaries dengan Laporan Keuangan masing
masing anak perusahaan yang melakukan kegiatan
usaha di Indonesia. ---------------------------------------------
Perusahaan 2012
Asset Revenue
PT Batubara Global
Energy
462.212.561.000 2.842.110.260.000
PT Mega Global
Energy
56.713.038.000 0
PT Megaprima
Persada
696.200.729.000 1.786.288.444.000
PT Ganda Alam
Makmur
838.160.204.000 0
PT Green Global
Lestari
774.356.733.000 0
PT Parna Argomas 707.272.266.000 37.452.028.000
PT Indonesia
Renewable
Resources
446.892.487.791 24.446.963.226
PT Tutui Batubara
Utama
47.436.739.736 30.960.482.516
Total 4.029.244.758.527 4.721.258.177.742
4. Badan Usaha yang Diambilalih --------------------------------------
4.1. Bahwa PT Binsar Natorang Energi adalah pelaku usaha
sebagai Badan Usaha yang diambilalih (vide bukti B1,
C116). -------------------------------------------------------------
4.2. Bahwa PT Binsar Natorang Energi merupakan
perusahaan yang didirikan berdasarkan Akta Notaris
Nomor 10 tanggal 6 Maret 2008 yang dibuat dihadapan
Notaris Rusnaldy, S.H. Akta tersebut telah mendapat
pengesahan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan
Nomor AHU-21249.AH.01.01 tertanggal 25 April 2008
(vide bukti C111). -----------------------------------------------
4.3. Bahwa Anggaran dasar perusahaan PT Binsar Natorang
Energi telah mengalami beberapa kali perubahan,
perubahan terakhir melalui Akta Notaris Nomor 44
tanggal 14 Mei 2014 yang dibuat dihadapan Notaris
Jose Dimas Satria, S.H., M.Kn (vide bukti C112, C116). -
4.4. Bahwa Kegiatan usaha PT Binsar Natorang Energi
adalah pembangunan konstruksi Pembangkit Listrik
Tenaga Air di Kabupaten Toba Samosir, Sumatra Utara
(vide bukti C111). -----------------------------------------------
4.5. Bahwa nilai penjualan dan aset PT Binsar Natorang
Energi tahun 2011–2013 yang dinyatakan dalam
rupiah adalah sebagai berikut (vide bukti B1, C11, C17):
Total 2011 2012 2013
Aset 19.461.497.632 45.020.033.643 67.972.486.971
Penjualan 0 0 0
4.6. Skema kepemilikan saham perusahaan PT Binsar
Natorang Energi sebelum diambilalih adalah sebagai
berikut (vide bukti C10). ---------------------------------------
PT GLOBAL MULTI
INVESTAMA
PT GREEN VIEW
INDONESIA
PT TITAN MULTI POWER PT BUMI TOBASA HIDRO
PT ENERGY JAYA
PERSADA
PT BUMI SINERGI
INTERNASIONAL
PT BINSAR NATORANG
ENERGI
99,98%
99,99%
91,6%
95%
8,4%
5%
5. Badan Usaha Yang Terafiliasi dengan LG International Corp. --
5.1. PT Batubara Global Energy -----------------------------------
5.1.1. Bahwa PT Batubara Global Energy merupakan
perusahaan yang didirikan berdasarkan Akta
Nomor 12 tanggal 9 Agustus 2007 yang dibuat di
hadapan Notaris Marlon Silitonga, S.H. Anggaran
dasar tersebut telah disetujui oleh Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Nomor
AHU-00974.AH.01.01 tanggal 8 Januari 2008
(vide bukti C41, C70, C71). --------------------------
5.1.2. Bahwa Akta PT Batubara Global Energy telah
mengalami beberapa kali perubahan, perubahan
terakhir dilakukan melalui Akta Pernyataan
Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT
Batubara Global Energy Nomor 1 tanggal 3
Februari 2014 yang dibuat dihadapan Notaris
Yunita Neni Susiandari, S.H., M.Kn. Perubahan
akta tersebut telah dicatat oleh Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia dan telah diberitahukan melalui surat
No: AHU-AH.01.10-05903 perihal Penerimaan
Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan PT
Batubara Global Energi tertanggal 20 Februari
2014 (vide bukti C38, C39). --------------------------
5.1.3. Bahwa komposisi pemegang saham PT Batubara
Global Energi pada tahun 2007 adalah 99,9%
dikuasai oleh LG International Corp. dan 0,1%
dikuasai Young Jung Moon, sedangkan untuk
tahun 2014, komposisi pemegang saham PT
Batubara Global Energi menjadi 99,99% dikuasai
oleh LG International Corp. dan 0,01% dikuasai
oleh LG International Singapore Pte. Ltd. (vide
bukti C41, C70, C121). -------------------------------
5.2. PT Mega Global Energy ----------------------------------------
5.2.1. Bahwa PT Mega Global merupakan perusahaan
yang didirikan berdasarkan Akta Notaris Nomor
5 tanggal 8 Januari 2008 yang dibuat di hadapan
Notaris Marlon Sitonga S.H. dan telah
mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
dengan Surat Keputusan tanggal 15 Februari
2008 Nomor AHU-07585.AH.01.01 (vide bukti
C65, C101, C102). -------------------------------------
5.2.2. Bahwa anggaran dasar PT Mega Global Energy
telah mengalami beberapa kali perubahan,
perubahan anggaran dasar yang terakhir adalah
melalui Akta Nomor 31 tanggal 17 Maret 2014
yang dibuat dihadapan Notaris Makmur
Tridharma, S.H. Perubahan anggaran dasar
tersebut telah diterima dan dicatat oleh
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia melalui Surat Nomor AHU-
AH.01.10-15297 (vide bukti C62,C63). -------------
5.2.3. Bahwa dalam akta perubahan No. 35 tertanggal
27 Oktober 2011 yang dbuat dihadapan Notaris
H. Yunardi, S.H., pemegang saham PT Mega
Global Energy adalah PT Batubara Global Energy
99,95%, LG Intenational Singapura PTE., LTD
sebesar 0,05% (vide bukti C99). ---------------------
5.2.4. Bahwa PT Batubara Global Energi dikendalikan
oleh LG International Corp. dengan penguasaan
saham sebesar 99,99%. -------------------------------
5.3. PT Megaprima Persada -----------------------------------------
5.3.1. Bahwa PT Megaprima Persada merupakan
perusahaan yang didirikan berdasarkan Akta
Nomor 24A tanggal 22 Desember 2006 yang
dibuat di hadapan Notaris Dinah, S.H. dan telah
mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
melalui Surat Keputusan Nomor W7-
05178.HT.01.01-TH.2007 tanggal 8 Mei 2007
(vide bukti C59, C60, C96). --------------------------
5.3.2. Bahwa anggaran dasar tersebut telah mengalami
beberapa perubahan, perubahan terakhir melalui
Akta Nomor 03 tanggal 2 April 2014 yang dibuat
dihadapan Notaris Makmur Tridharma, S.H
(vide bukti C58).----------------------------------------
5.3.3. Bahwa Pemegang Saham PT Megaprima Persada
Energy sebelum pertengahan tahun 2014
(sebelum akuisisi PT Binsar Natorang Energi oleh
LG International Corp.) adalah PT Batubara
Global Energy 75% dan PT Multi Mining Utama
24,08%, serta Soebali Sudjie 0,02% berdasarkan
akta Notaris No. 64 tanggal 26 Agustus 2011
yang dibuat dihadapan Notaris Surjadi, S.H
(vide bukti C97). ----------------------------------------
5.3.4. Bahwa PT Batubara Global Energi dikendalikan
oleh LG International Corp. dengan penguasaan
saham sebesar 99,99%. -------------------------------
5.4. PT Ganda Alam Makmur --------------------------------------
5.4.1. Bahwa PT Ganda Alam Makmur merupakan
perusahaan yang didirikan berdasarkan Akta
Notaris Nomor 1 tanggal 3 Januari 2005 yang
dibuat dihadapan Notaris Linaswati, S.H. Akta
tersebut telah mendapatkan pengesahan dari
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia dalam Surat Keputusan
Nomor C-10451 HT.01.01.TH.2005 tanggal 18
April 2005 (vide bukti C23, C25, C91). -------------
5.4.2. Bahwa anggaran dasar PT Ganda Alam Makmur
telah mengalami beberapa kali perubahan,
perubahan terakhir dilakukan melalui Akta
Notaris Nomor 5 tanggal 4 April 2014 yang
dibuat dihadapan Notaris Arsin Effendy, S.H.
(vide bukti C24).----------------------------------------
5.4.3. Bahwa Pemegang Saham PT Ganda Alam
Makmur adalah LG International Corp. sebanyak
60% dan PT Titan Minning Indonesia sebanyak
40% berdasarkan Akta No. 22 tertanggal 19 Juli
2012 yang dibuat dihadapan Notaris Engawati
Gazali. S.H. (vide bukti C92). ------------------------
5.5. PT Green Global Lestari ----------------------------------------
5.5.1. Bahwa PT Green Global Lestari merupakan
perusahaan yang didirikan berdasarkan Akta
Notaris Nomor 65 tanggal 15 Desember 2009
yang dibuat dihadapan Notaris Robert Purba,
S.H. Anggaran dasar tersebut telah mendapatkan
pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia tanggal 11 Januari 2010 Nomor AHU-
01374.AH.01.01 (vide bukti C30, C66). ------------
5.5.2. Bahwa anggaran dasar PT Green Global Lestari
telah mengalami beberapa perubahan,
perubahan terakhir melalui Akta Nomor 105
tanggal 20 Desember 2011 yang dibuat
dihadapan Notaris H. Warman, S.H. (vide bukti
C67). -----------------------------------------------------
5.5.3. Bahwa komposisi pemegang saham PT Green
Global Lestari pada tahun pendirian 2009 adalah
99,95% dikuasai oleh LG International Corp. dan
0,05% dikuasai oleh Yong Won Lee. Sedangkan
komposisi pemegang saham pada tahun 2014
berubah menjadi 99,99% dikuasai oleh LG
International Corp. dan 0.01% dikuasai oleh
Song Kwang Ryun (vide bukti C67, C122). --------
5.6. PT Parna Agromas ----------------------------------------------
5.6.1. Bahwa PT Parna Agromas yang sebelumnya
dikenal dengan PT Patriot Andalas merupakan
perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan
Akta Notaris Nomor 82 tanggal 12 November
1986 yang dibuat dihadapan Notaris SP. Henny
Shidki, S.H. Akta pendirian tersebut telah
disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik
Indonesia tanggal 18 Mei 1987 Nomor C2-3770-
HT.01.01.TH.1987 (vide bukti C57, C86). ---------
5.6.2. Bahwa PT Patriot Andalas berubah nama
menjadi PT Parna Agromas berdasarkan Akta
Notaris Nomor 92 tanggal 12 November 2004
yang dibuat dihadapan Notaris Esther Mercia
Sulaiman, S.H. Perubahan anggaran dasar
tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
dalam Surat Keputusan Nomor C-
02741.HT.01.04.TH.2005 tanggal 1 Februari
2005 dan diumumkan dalam Berita Negara
Nomor 98, Tambahan Nomor 12670 tanggal 9
Desember 2005 (vide bukti C55, C56). -------------
5.6.3. Bahwa anggaran dasar PT Parna Agromas telah
mengalami beberapa perubahan, perubahan
terakhir dilakukan melalui Akta Notaris Nomor
01 tanggal 3 Maret 2014 yang dibuat dihadapan
Notaris Tanti Lena, S.H., MKn. Perubahan
anggaran dasar tersebut telah disahkan oleh
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia melalui
Surat Keputusan Nomor AHU-00690.40.20.2014
tanggal 17 April 2014 (vide bukti C51, C52). ------
5.6.4. Bahwa Pemegang Saham PT Parna Argomas di
tahun 2014 (sebelum akuisisi PT Binsar
Natorang Energi oleh LG International Corp.)
adalah PT Green Global Lestari sebanyak 95%
dan nyonya Young Ly Hong sebanyak 5%
berdasarkan Akta nNotaris No. 119 tertanggal 30
November 2011 yang dibuat dihadapan Notaris
H. Warman, S.H. (vide bukti C85). ------------------
5.6.5. Bahwa PT Green Global Lestari dikendalikan oleh
LG International Corp. dengan penguasaan
saham sebesar 99,99%. -------------------------------
5.7. PT Indonesia Renewable Resources --------------------------
5.7.1. Bahwa PT Indonesia Renewable Resources
didirikan pada tanggal 13 Oktober 2009
berdasarkan Akta Notaris Nomor 48 yang dibuat
dihadapan Notaris Robert Purba, S.H. dan telah
mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
tanggal 11 November 2009 dengan Surat
Keputusan Nomor AHU-54783.AH.01.01 (vide
bukti C82). ----------------------------------------------
5.7.2. Bahwa Akta PT Indonesia Renewable Resources
telah mengalami beberapa perubahan,
perubahan terakhir dilakukan melalui Akta
Notaris Nomor 29 tanggal 21 Mei 2014 yang
dibuat dihadapan Notaris Arsin Effendy, S.H.
(vide bukti C81).----------------------------------------
5.7.3. Bahwa Pemegang Saham PT Indonesia
Renewable Resources pada tahun 2014 (sebelum
akuisisi PT Binsar Natorang Energi oleh LG
International Corp.) adalah LG International
Corp. sebesar 99,9%, dan Kim Sang Hwi sebesar
0,1% berdasarkan Akta Notaris Arsin Effendi,
S.H. Nomor 29 tanggal 21 Mei 2014 (vide bukti
C81). -----------------------------------------------------
5.8. PT Tutui Batubara Utama -------------------------------------
5.8.1. Bahwa PT Tutui Batubara Utama adalah
perusahaan yang didirikan berdasarkan Akta
Notaris Nomor 12 tanggal 9 Juli 2007 yang
dibuat dihadapan Notaris Marlon Silitonga, S.H.
dan anggaran dasar tersebut telah mendapatkan
pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia dalam Surat
Keputusan Nomor W7-0972.HT.01.01.TH2007
tanggal 5 September 2007 (vide bukti C47, C76,
C77). -----------------------------------------------------
5.8.2. Bahwa Akta PT Tutui Batubara Utama telah
mengalami beberapa perubahan, perubahan
terakhir dilakukan melalui Akta Notaris Nomor
36 tanggal 5 April 2013 yang dibuat dihadapan
Notaris Mala Mukti, S.H., LL.M. (vide bukti C78).
5.8.3. Bahwa komposisi pemegang saham PT Tutui
Batubara Utama pada tahun pendirian 2007
adalah 60% dikuasai oleh PT Kimco Energy
Utama dan 40% dikuasai LG International Corp.,
sedangkan untuk tahun 2014, komposisi
pemegang saham PT Tutui Batubara Utama
menjadi 75% dikuasai oleh LG International
Corp. dan 25% dikuasai oleh PT Kimco Energy
Utama berdasarkan Akta Notaris Nomor 36
tanggal 5 April 2013 yang dibuat dihadapan
Notaris Mala Mukti, S.H., LL.M. (vide bukti C78,
C123). ----------------------------------------------------
IV. ANALISIS DUGAAN PELANGGARAN-------------------------------------
1. Analisis Syarat Pemberitahuan Pengambilalihan Kepada
Komisi --------------------------------------------------------------------
1.1. Batasan Nilai ----------------------------------------------------
1.1.1. Batasan Nilai untuk melakukan pemberitahuan
Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan
Komisi sebagaimana diatur dalam Pasal 5 ayat
(2) PP Nomor 57/2010 adalah:-----------------------
(1) Nilai aset badan usaha hasil penggabungan
atau peleburan atau pengambilalihan
melebihi Rp. 2.500.000.000.000,00 (dua
triliun lima ratus miliar rupiah dan/atau. ---
(2) Nilai penjualan (omzet) badan usaha hasil
penggabungan atau peleburan atau
pengambilalihan melebihi Rp.
5.000.000.000.000,00 (lima triliun rupiah).
1.1.2. Nilai penjualan dan/atau aset hasil
Penggabungan atau Peleburan atau
Pengambilalihan adalah jumlah nilai penjualan
dan/atau aset yang dihitung berdasarkan
penjumlahan nilai penjualan dan/atau aset
tahun terakhir yang telah diaudit dari masing
masing pihak yang melakukan Penggabungan,
Peleburan, dan Pengambilalihan ditambah
dengan nilai penjualan dan/atau aset dari
seluruh badan usaha yang secara langsung
maupun tidak langsung mengendalikan atau
dikendalikan oleh Badan Usaha yang melakukan
Penggabungan, Peleburan, dan Pengambilalihan
(Perkom Nomor 2 Tahun 2013). ---------------------
1.1.3. Dengan demikian, nilai aset dan/atau nilai
penjualan tidak hanya meliputi nilai aset
dan/atau nilai penjualan dari perusahaan yang
melakukan Penggabungan, Peleburan, dan
Pengambilalihan, tetapi juga nilai aset dan/atau
nilai penjualan dari perusahaan yang terkait
secara langsung dengan perusahaan yang
bersangkutan secara vertikal, yaitu induk
perusahaan sampai dengan Badan Usaha Induk
Tertinggi dan anak perusahaan sampai dengan
anak perusahaan yang paling bawah (Perkom
Nomor 2 Tahun 2013). --------------------------------
1.1.4. Nilai aset dan/atau nilai penjualan Badan Usaha
Tertinggi yang dihitung adalah nilai aset
dan/atau nilai penjualan seluruh anak
perusahaan. Hal ini dikarenakan secara
ekonomi, nilai aset anak perusahaan merupakan
nilai aset dari induk perusahaan. (Perkom Nomor
2 Tahun 2013). -----------------------------------------
1.1.5. Nilai aset yang dihitung adalah nilai aset yang
berlokasi di wilayah Indonesia. Sama halnya
dengan nilai penjualan, yang dihitung adalah
nilai penjualan di wilayah Indonesia (tidak
termasuk export), baik yang berasal dari dalam
maupun penjualan yang bersumber dari luar
wilayah Indonesia. Dalam hal ini, nilai aset atau
nilai penjualan yang dihitung adalah nilai aset
atau nilai penjualan seluruh anak perusahaan
secara langsung atau tidak langsung dari Badan
Usaha Induk Tertinggi (Perkom Nomor 2 Tahun
2013). ----------------------------------------------------
1.1.6. Dalam hal salah satu pihak yang melakukan
Penggabungan, Peleburan, dan Pengambilalihan
memiliki perbedaan yang signifikan antara nilai
penjualan dan/atau nilai aset tahun terakhir
dengan nilai penjualan dan/atau aset tahun
sebelumnya (terdapat selisih lebih besar dari
30%), maka nilai penjualan dan/atau asetnya
dihitung berdasarkan rata rata nilai penjualan
dan/atau aset 3 (tiga) tahun terakhir (Perkom
Nomor 2 Tahun 2013). --------------------------------
1.1.7. Bahwa total nilai aset dan/atau nilai penjualan 3
(tiga) tahun terakhir dari LG International Corp.
yang dihitung berdasarkan penjumlahan nilai
aset dan/atau nilai penjualan yang dinyatakan
dalam rupiah dari anak perusahaan yang
melakukan kegiatan usaha di Indonesia adalah
(vide bukti B1, C22, C31, C32, C33, C34, C35,
C42, C43, C44, C45, C49, C50, C69, C74, C75,
C79, C80, C83, C84, C87, C88, C89, C90, C94,
C95, C103, C104, C107, C121, C122, C123): -----
Perusahaan 2011
Asset Revenue
PT Batubara Global
Energy
458.409.091.000 3.311.800.393.000
PT Mega Global
Energy
280.904.744.000 1.088.881.891.000
PT Megaprima Persada 779.416.411.000 1.827.350.736.000
PT Ganda Alam
Makmur
299.635.910.000 0
PT Green Global
Lestari
572.771.818.000 0
PT Parna Argomas 475.292.513.000 29.685.379.000
PT Indonesia
Renewable Resources
446.784.665.960 19.432.384.511
PT Tutui Batubara
Utama
67.798.589.746 92.214.008.173
Total 3.381.013.742.706 6.369.364.791.684
Perusahaan 2012
Asset Revenue
PT Batubara Global
Energy
462.212.561.000 2.842.110.260.000
PT Mega Global
Energy
56.713.038.000 0
PT Megaprima
Persada
696.200.729.000 1.786.288.444.000
PT Ganda Alam
Makmur
838.160.204.000 0
PT Green Global
Lestari
774.356.733.000 0
PT Parna Argomas 707.272.266.000 37.452.028.000
PT Indonesia
Renewable Resources
446.892.487.791 24.446.963.226
PT Tutui Batubara
Utama
47.436.739.736 30.960.482.516
Total 4.029.244.758.527 4.721.258.177.742
Perusahaan 2013
Asset Revenue
PT Batubara Global
Energy
634.611.472.000 2.852.965.828.000
PT Mega Global
Energy
58.995.956.000 0
PT Megaprima
Persada
840.093.246.000 1.637.393.127.000
PT Ganda Alam
Makmur
494.244.749.000 0
PT Green Global
Lestari
829.381.333.000 0
PT Parna Argomas 817.521.015.000 345.274.303.000
PT Indonesia
Renewable Resources
223.286.014.313 21.128.629.614
PT Tutui Batubara
Utama
39.902.724.590 0
Total 3.936.036.509.903 4.856.761.887.614
1.1.8. Bahwa total nilai aset dan/atau nilai penjualan
tahun terakhir dari PT Binsar Natorang Energi
yang dinyatakan dalam rupiah adalah sebagai
berikut (vide bukti B1, C11, C17): ------------------
Total 2011 2012 2013
Aset 19.461.497.632 45.020.033.643 67.972.486.971
Penjualan 0 0 0
1.1.9. Bahwa perbedaan antara nilai penjualan
dan/atau nilai aset tahun terakhir dengan nilai
penjualan dan/atau aset tahun sebelumnya
tidak signifikan (tidak terdapat selisih lebih besar
dari 30%) dari badan usaha pengambilalih LG
International Corp. ------------------------------------
perbedaan 2012-2013
aset penjualan
2,26% 2,87%
1.1.10. Bahwa perbedaan antara nilai penjualan
dan/atau nilai aset tahun terakhir dengan nilai
penjualan dan/atau aset tahun sebelumnya
signifikan (terdapat selisih lebih besar dari 30%)
dari badan usaha yang diambilalih PT Binsar
Natorang Energi. ---------------------------------------
perbedaan 2012-2013
aset penjualan
50,98 % 0
1.1.11. Bahwa dengan demikian nilai penjualan
dan/atau asetnya dihitung berdasarkan rata rata
nilai penjualan dan/atau aset 3 (tiga) tahun
terakhir dari badan usaha pengambilalih dengan
badan usaha yang diambilalih. ----------------------
1.1.12. Bahwa rata rata nilai aset dan/atau nilai
penjualan 3 (tiga) tahun terakhir dari Badan
Usaha Pengambilalih LG International Corp.
adalah: ---------------------------------------------------
Anak Perusahaan Rata Rata Aset 3
Tahun Terakhir
Rata Rata
Penjualan 3 Tahun
Terakhir
PT Batubara Global
Energy
518.411.041.333 3.002.292.160.333
PT Mega Global Energy 132.204.579.333 362.960.630.333
PT Megaprima Persada 771.903.462.000 1.750.344.102.333
PT Ganda Alam
Makmur
544.013.621.000 0
PT Green Global
Lestari
725.503.294.667 0
PT Parna Argomas 666.695.264.667 137.470.570.000
PT Indonesia
Renewable Resources
372.321.056.021 21.669.325.784
PT Tutui Batubara
Utama
51.712.684.691 41.058.163.563
Total 3.782.765.003.712 5.315.794.952.347
1.1.13. Bahwa rata rata nilai aset dan/atau nilai
penjualan 3 (tiga) tahun terakhir dari Badan
yang diambilalih PT Binsar Natorang Energi
adalah: ---------------------------------------------------
Rata Rata Aset 3
Tahun Terakhir
Rata Rata
Penjualan 3 Tahun Terakhir
PT. Binsar Natorang
Energi
44.151.339.415 0
1.1.14. Bahwa nilai penjualan gabungan dari badan
usaha pengambilalih dengan badan usaha yang
diambilalih sebesar Rp. 5.315.794.952.347 (lima
triliun tiga ratus lima belas miliar tujuh ratus
sembilan puluh empat juta sembilan ratus lima
puluh dua ribu tiga ratus empat puluh tujuh
rupiah) telah melebihi batasan nilai penjualan
Rp. 5.000.000.000.000,00 (lima triliun rupiah). --
1.1.15. Bahwa nilai aset gabungan dari badan usaha
pengambilalih dengan badan usaha yang
diambilalih sebesar Rp. 3.826.916.343.127 (tiga
triliun delapan ratus dua puluh enam miliar
sembilan ratus enam belas juta tiga ratus empat
puluh tiga ribu seratus dua puluh tujuh rupiah)
telah melebihi batasan nilai aset
Rp. 2.500.000.000.000,00 (dua triliun lima ratus
miliar rupiah. -------------------------------------------
Total Aset Total Penjualan
LG International
Corp
3.782.765.003.712 5.315.794.952.347
PT. Binsar Natorang
Energi
44.151.339.415 0
Total 3.826.916.343.127 5.315.794.952.347
1.1.16. Bahwa dengan adanya frasa kata hubung “dan
atau” pada batasan nilai sebagaimana diatur
dalam Pasal 5 ayat (2) PP Nomor 57/2010
memiliki arti bersifat kumulatif maupun sifat
fakultatif yang berati bisa keduanya atau salah
satunya. -------------------------------------------------
1.1.17. Bahwa dengan melebihinya nilai aset dan/atau
nilai penjualan gabungan dari badan usaha
pengambilalih dengan badan usaha yang
diambilalih dari batasan nilai, maka LG
International Corp. memiliki kewajiban untuk
melakukan pemberitahuan Pengambilalihan
saham kepada KPPU. ----------------------------------
1.2. Penggabungan, Peleburan, dan Pengambilalihan antara
perusahaan yang tidak terafiliasi ----------------------------
1.2.1. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 7 PP Nomor
57/2010 diatur bahwa kewajiban menyampaikan
pemberitahuan secara tertulis tidak berlaku bagi
Pelaku Usaha yang melakukan Penggabungan
Badan Usaha, Peleburan Badan Usaha, atau
Pengambilalihan saham antar perusahaan yang
terafiliasi. ------------------------------------------------
1.2.2. Bahwa berdasarkan penjelasan Pasal 7 PP Nomor
57/2010, yang dimaksud dengan “terafiliasi”
adalah: ---------------------------------------------------
a. hubungan antara perusahaan, baik langsung
maupun tidak langsung, mengendalikan atau
dikendalikan oleh perusahaan tersebut. --------
b. hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang
dikendalikan, baik langsung maupun tidak
langsung, oleh pihak yang sama atau. ---------
c. hubungan antara perusahaan dan pemegang
saham utama. ---------------------------------------
1.2.3. Bahwa dengan demikian perlu terlebih dahulu
untuk diuraikan apakah ketentuan kewajiban
menyampaikan pemberitahuan secara tertulis ini
berlaku atau tidak bagi LG International Corp. ---
1.2.4. Bahwa komposisi Pemegang Saham dari Badan
Usaha Pengambilalih LG International Corp.
adalah (vide bukti C114, C115): ---------------------
1. Pemegang Saham Umum (public shareholders)
sebesar 60,32%. -------------------------------------
2. Pemegang Saham Individual (Individual Major
Shareholders) sekitar 27,95%. --------------------
3. Dana Pensiun Nasional (National Pension
Services) sebesar 11,73%. -------------------------
1.2.5. Bahwa LG International Corp. melakukan
kegiatan usaha di Indonesia sebelum
mengakuisisi PT Binsar Natorang Energi melalui
anak perusahaan (vide bukti B1, C19, C20, C21,
C114): ----------------------------------------------------
1. PT Batubara Global Energy. -----------------------
2. PT Mega Global Energy. ----------------------------
3. PT Megaprima Persada. ----------------------------
4. PT Ganda Alam Makmur. --------------------------
5. PT Green Global Lestari. ---------------------------
6. PT Parna Argomas. ----------------------------------
7. PT Indonesia Renewable Resources. -------------
8. PT Tutui Batubara Utama. ------------------------
1.2.6. Bahwa komposisi Pemegang Saham dari Badan
Usaha yang diambilalih PT Binsar Natorang
Energi sebelum pengambilalihan adalah (vide
bukti B1, C116):----------------------------------------
1. PT Bumi Sinergi International sebesar 5%. -----
2. PT Energi Jaya Persada sebesar 95%. -----------
1.2.7. Bahwa berdasarkan komposisi kepemilikan
saham dari kedua perusahaan tersebut tidak
ditemukan hubungan afiliasi sebelum
pengambilalihan saham (vide bukti B1, C116). ---
1.2.8. Bahwa dengan demikian maka kewajiban
menyampaikan pemberitahuan secara tertulis
kepada KPPU berlaku bagi Badan Usaha
Pengambilalih. ------------------------------------------
1.3. Penggabungan, Peleburan, dan Pengambilalihan pada
perusahaan Joint Venture-------------------------------------
1.3.1. Bahwa dalam hal terjadi perubahan pengendali
baik dari nilai saham dan atau jumlah
pengendali perusahaan Joint Venture yang
dikarenakan adanya tindakan Penggabungan,
Peleburan, dan Pengambilalihan, maka tindakan
tersebut tidak dikecualikan dari PP Nomor
57/2010. ------------------------------------------------
1.3.2. Bahwa PT Binsar Natorang Energi bukan
merupakan perusahaan Joint Venture dari LG
International Corp. maupun anak
perusahaannya (vide bukti C116). ------------------
2. Analisis Waktu Pemberitahuan -------------------------------------
2.1. Bahwa pelaku usaha harus melakukan pemberitahuan
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal
Penggabungan, Peleburan, dan Pengambilalihan telah
berlaku efektif secara yuridis (Perkom Nomor 2 Tahun
2013). -------------------------------------------------------------
2.2. Bahwa Tanggal Penggabungan, Peleburan, dan
Pengambilalihan telah berlaku efektif secara yuridis
untuk badan usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas,
sesuai dengan ketentuan dalam pasal 133 UU Nomor
40/2007 pada bagian penjelasan adalah tanggal
(Perkom Nomor 2 Tahun 2013): ------------------------------
Persetujuan Menteri atas perubahan Anggaran
Dasar dalam terjadi Penggabungan. --------------------
Pemberitahunan diterima Menteri baik dalam hal
terjadi perubahaan Anggaran Dasar sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 21 ayat (3) UU Nomor
40/2007 maupun yang tidak disertai perubahaan
Anggaran Dasar dan. --------------------------------------
Pengesahaan Menteri atas Akta Pendirian Perseroan
Terbatas dalam hal terjadi Peleburan. ------------------
2.3. Bahwa jika salah satu pihak yang melakukan
Penggabungan, Peleburan, dan Pengambilalihan adalah
perseroan terbatas dan pihak lain adalah perusahaan
non-perseroan terbatas, maka pemberitahuan dilakukan
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal
ditandatanganinya pengesahan Penggabungan,
Peleburan, dan Pengambilalihan oleh para pihak.
Adapun tanggal pengesahaan adalah tanggal efektif
suatu badan usaha bergabung, melebur dan beralihnya
kepemilikan salah di perusahaan yang diambilalih
(Perkom Nomor 2 Tahun 2013). ------------------------------
2.4. Bahwa terkait layanan permohonan badan hukum di
Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum
Kementerian Hukum dan HAM digolongkan menjadi: ---
1. pengesahan untuk pendirian baru. ---------------------
2. perubahan anggaran dasar tertentu, berdasarkan
UU Nomor 40 tahun 2007 pasal 21 ayat (1) dan ayat
(2). Perubahan anggaran dasar tertentu harus
mendapat persetujuan Menteri.--------------------------
3. pemberitahuan anggaran dasar selain pasal 21 ayat
(2) UU Nomor 40 tahun 2007, pemberitahuan
anggaran dasar ini cukup diberitahukan kepada
Menteri jadi tidak diperlukan persetujuan Menteri
dan perubahan data (Direksi/Komisaris, pengalihan
saham).-------------------------------------------------------
4. pembubaran. ------------------------------------------------
2.5. Bahwa berdasarkan pasal 21 ayat 2 UU No. 40 tahun
2007 persetujuan oleh Menteri tersebut meliputi: --------
1. nama perseroan, dan atau tempat kedudukan
perseroan. ---------------------------------------------------
2. maksud dan tujuan serta kegiatan usaha perseroan.
3. jangka waktu berdirinya perseroan. ---------------------
4. besarnya modal dasar. ------------------------------------
5. pengurangan modal ditempatkan dan disetor. --------
6. status perseroan yang ditutup menjadi perseroan
terbuka atau sebaliknya. ----------------------------------
selain perubahan anggaran dasar tertentu tersebut di
atas, cukup diberitahukan kepada Menteri. ---------------
2.6. Bahwa pemberlakuan secara efektif untuk pengesahan,
pendirian baru, perubahan anggaran dasar tertentu,
perubahan anggaran dasar selain Pasal 21 ayat 2 UU
Nomor 40 tahun 2007, diatur sejak pengesahan atau
persetujuan Menteri sedangkan untuk perubahan data
perusahaan tidak diatur secara jelas dalam undang-
undang tersebut. Namun dalam Pasal 29 UU Perseroan
Terbatas diatur bahwa Menteri mempunyai kewajiban
mengelola daftar perseroan (nama Pemegang Saham,
Direksi/Komisaris) dan dalam Pasal 56 ayat (3) UU
Perseroan Terbatas, Direktur wajib melaporkan kepada
Menteri Hukum dan HAM terkait perubahan tersebut.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa berlaku efektif
perubahan data perseroan berlaku sejak diterbitkannya
surat penerimaan pemberitahuan perubahaan data
perseroan terbatas oleh Menteri Hukum dan HAM.-------
2.7. Bahwa perubahaan akta karena akuisisi saham masuk
dalam kategori perubahan data perusahaan karena
terdapat perubahan saham dari perusahaan tersebut. --
2.8. Bahwa berdasarkan Surat Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia nomor AHU-13441.40.22.2014
tanggal 12 Juni 2014 perihal Penerimaan
Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan PT Binsar
Natorang Energi, diketahui bahwa pengambilalihan
saham perusahaan PT Binsar Natorang Energi oleh LG
International Corp. berlaku efektif secara yuridis pada
tanggal 12 Juni 2014 (vide bukti C4). -----------------------
2.9. Bahwa LG International Corp. melakukan
Pemberitahuan secara tertulis ke KPPU terkait
pengambilalihan saham perusahaan PT Binsar Natorang
Energi oleh LG International Corp. pada tanggal 27
Agustus 2014 (vide bukti C17). -----------------------------
2.10. Bahwa berdasarkan penghitungan hari kalender,
pemberitahuan pengambilalihan saham perusahaan
PT Binsar Natorang Energi seharusnya diberitahukan
kepada Komisi paling lambat pada tanggal 23 Juli
2014. ------------------------------------------------------------
Hari ke
Tanggal/Bulan
Hari ke
Tanggal/Bulan
Hari ke
Tanggal/Bulan
1 12/Juni 11 26/Juni 21 10/Juli
2 13/Juni 12 27/Juni 22 11/Juli
3 16/Juni 13 30/Juni 23 14/Juli
4 17/Juni 14 1/Juli 24 15/Juli
5 18/Juni 15 2/Juli 25 16/Juli
6 19/Juni 16 3/Juli 26 17/Juli
7 20/Juni 17 4/Juli 27 18/Juli
8 23/Juni 18 7/Juli 28 21/Juli
9 24/Juni 19 8/Juli 29 22/Juli
10 25/Juni 20 9/Juli 30 23/Juli
2.11. Bahwa LG International Corp. terlambat melakukan
pemberitahuan kepada KPPU selama 20 (dua puluh)
hari kerja.-------------------------------------------------------
Hari ke
Tanggal/Bulan Hari ke
Tanggal/Bulan
1 24/Juli 11 14/Agustus
2 25/Juli 12 15/Agustus
3 4/Agustus 13 18/Agustus
4 5/Agustus 14 19/Agustus
5 6/Agustus 15 20/Agustus
6 7/Agustus 16 21/Agustus
7 8/Agustus 17 22/Agustus
8 11/Agustus 18 25/Agustus
9 12/Agustus 19 26/Agustus
10 13/Agustus 20 27/Agustus
2.12. Bahwa sebagai catatan terdapat libur hari raya Idul
Fitri pada tanggal 28 – 29 Juli 2014 dan cuti bersama
tanggal 30 – 31 Juli 2014 dan 1 Agustus 2014.----------
2.13. Bahwa penghitungan 30 (tiga puluh) hari kerja
didasarkan pada Keputusan Bersama Menteri Agama,
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 5
Tahun 2013, Nomor 335 Tahun 2013 Nomor
05/SKB/MENPAN-RB/08/2013 tentang Hari Libur
Nasional dan Cuti Bersama tahun 2014 (vide bukti
C124). -----------------------------------------------------------
V. Analisis Pemenuhan Unsur----------------------------------------------
1. Bahwa untuk membuktikan bahwa LG International Corp.
melanggar Pasal 29 UU Nomor 5/1999 jo. Pasal 6 PP Nomor
57/2010, terlebih dahulu dilakukan analisis pemenuhan
Unsur Pasal. -----------------------------------------------------------
2. Bahwa unsur-unsur Pasal 29 ayat (1) UU Nomor 5/1999
adalah sebagai berikut: ----------------------------------------------
2.1. Penggabungan atau peleburan badan usaha, atau
pengambilalihan saham. -------------------------------------
2.2. Nilai aset dan atau nilai penjualannya melebihi jumlah
tertentu.---------------------------------------------------------
2.3. Wajib diberitahukan kepada Komisi selambat-
lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal
penggabungan, peleburan atau pengambilalihan
tersebut. --------------------------------------------------------
3. Unsur “Penggabungan atau Peleburan Badan Usaha, atau
pengambilalihan saham” --------------------------------------------
3.1. Bahwa dalam unsur ini terdapat kata hubung “atau”. -
3.2. Bahwa dengan demikian, maka dalam unsur ini,
cukup salah satu dari: “Penggabungan”, atau
“Peleburan Badan Usaha”, atau “Pengambilalihan
saham” terpenuhi, maka telah terpenuhi unsur ini. ----
3.3. Bahwa pada tanggal 27 Agustus 2014, KPPU menerima
pemberitahuan dari LG International Corp. yang
melakukan Pengambilalihan saham (akuisisi) PT
Binsar Natorang Energi (vide bukti C17). -----------------
3.4. Bahwa dengan demikian unsur pengambilalihan
saham telah terpenuhi. ---------------------------------------
4. Unsur “nilai aset dan atau nilai penjualannya melebihi
jumlah tertentu” ------------------------------------------------------
4.1. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 29 ayat (2) UU
Nomor 5/1999, diatur bahwa Ketentuan tentang
penetapan nilai aset dan atau nilai penjualan serta tata
cara pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) tersebut diatas, diatur dalam Peraturan
Pemerintah. ----------------------------------------------------
4.2. Bahwa sebagai peraturan pelaksana dari ketentuan
Pasal 29 UU Nomor 5/1999 tersebut di atas,
Pemerintah telah menerbitkan PP Nomor 57/2010 yang
didalamnya memuat mengenai nilai aset dan/atau nilai
penjualan yang melebihi jumlah tertentu. ----------------
4.3. Bahwa nilai aset dan atau nilai penjualan melebihi
jumlah tertentu diatur dalam Pasal 5 ayat (2) PP Nomor
57/2010 yang menentukan: ---------------------------------
a. nilai aset sebesar Rp.2.500.000.000.000,00 (dua
triliun lima ratus miliar rupiah) dan/atau. ------------
b. nilai penjualan sebesar Rp.5.000.000.000.000,00
(lima triliun rupiah). ---------------------------------------
4.4. Bahwa nilai aset dan/atau nilai penjualan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) PP
Nomor 57/2010 tersebut diatas dihitung berdasarkan
penjumlahan nilai aset dan/atau nilai penjualan dari: -
a. Badan Usaha hasil Penggabungan, atau Badan
Usaha hasil Peleburan, atau Badan Usaha yang
mengambilalih saham perusahaan lain dan Badan
Usaha yang diambilalih dan. -----------------------------
b. Badan Usaha yang secara langsung maupun tidak
langsung mengendalikan atau dikendalikan oleh
Badan Usaha hasil Penggabungan, atau Badan
Usaha hasil Peleburan, atau Badan Usaha yang
mengambilalih saham perusahaan lain dan Badan
Usaha yang diambilalih.-----------------------------------
4.5. Bahwa penghitungan nilai aset dan/atau nilai
penjualan tersebut di atas untuk mengetahui apakah
nilai aset dan atau nilai penjualan melebihi jumlah
tertentu.---------------------------------------------------------
4.6. Bahwa nilai aset dan atau nilai penjualan tersebut
menjadi hal menentukan apakah Pelaku Usaha wajib
atau tidak wajib untuk melaporkan ke KPPU. ------------
4.7. Bahwa dengan adanya frasa kata hubung “dan atau”
memiliki arti memiliki sifat kumulatif maupun sifat
fakultatif yang berarti bisa keduanya atau salah
satunya. ---------------------------------------------------------
4.8. Bahwa dengan demikian, yang menjadi faktor utama
dari unsur ini adalah melebihi atau tidak melebihi
jumlah tertentu yang telah ditentukan tersebut di atas.
4.9. Bahwa berdasarkan ketentuan penghitungan nilai aset
dan/atau nilai penjualan diperoleh fakta-fakta bahwa
nilai aset dan/atau nilai penjualan badan usaha
pengambilalih dengan badan usaha yang diambilalih
sebesar Rp. 3.826.916.343.127 untuk nilai aset dan
Rp. 5.315.794.952.347 untuk nilai penjualan. -----------
4.10. Bahwa dengan demikian pengambilalihan saham oleh
LG International Corp. telah melebihi jumlah tertentu
sebagaimana diatur dalam Pasal 5 PP Nomor 57/2010.
4.11. Bahwa dengan demikian unsur “nilai aset melebihi
jumlah tertentu” dan unsur “nilai penjualan melebihi
jumlah tertentu” telah terpenuhi. --------------------------
5. Unsur “wajib diberitahukan kepada Komisi selambat-
lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal penggabungan,
peleburan atau pengambilalihan tersebut” -----------------------
5.1. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 5 ayat (1) PP
Nomor 57/2010 diatur bahwa pemberitahuan
Penggabungan Badan Usaha, Peleburan Badan Usaha,
atau Pengambilalihan saham perusahaan lain yang
berakibat nilai aset dan/atau nilai penjualannya
melebihi jumlah tertentu wajib diberitahukan secara
tertulis kepada KPPU paling lama 30 (tiga puluh) hari
kerja sejak tanggal telah berlaku efektif secara yuridis
Penggabungan Badan Usaha, Peleburan Badan Usaha,
atau Pengambilalihan saham perusahaan. ---------------
5.2. Bahwa berdasarkan ketentuan tersebut, maka
pemberitahuan wajib dilakukan: ---------------------------
a. secara tertulis. ----------------------------------------------
b. paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak berlaku efektif.
c. berlaku efektif secara yuridis. ----------------------------
5.3. Bahwa LG International Corp. memberitahukan secara
tertulis kepada KPPU pada tanggal 27 Agustus 2014
terkait Pengambilalihan Saham PT Binsar Natorang
Energi (vide bukti C17). --------------------------------------
5.4. Bahwa dengan adanya frasa kata “sejak” maka
memiliki arti penghitungan 30 (tiga puluh) hari
dihitung sejak tanggal berlaku efektif secara yuridis. ---
5.5. Bahwa berdasarkan ketentuan UU Nomor 40/2007,
tanggal telah berlaku efektif secara yuridis adalah 12
Juni 2014 sejak diterbitkannya Surat Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor AHU-
13441.40.22.2014 tanggal 12 Juni 2014 perihal
Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan
PT Binsar Natorang Energi (vide bukti C4). ---------------
5.6. Bahwa berdasarkan telah berlaku efektif secara yuridis
perubahan data perseroan PT Binsar Natorang Energi,
maka Terlapor harus sudah melaporkan kepada KPPU
selambat-lambatnya pada tanggal 23 Juli 2014. --------
5.7. Bahwa LG International Corp. terlambat melakukan
pemberitahuan kepada KPPU selama 20 (dua puluh)
hari kerja.-------------------------------------------------------
Hari ke
Tanggal/Bulan Hari ke
Tanggal/Bulan
1 24/Juli 11 14/Agustus
2 25/Juli 12 15/Agustus
3 4/Agustus 13 18/Agustus
4 5/Agustus 14 19/Agustus
5 6/Agustus 15 20/Agustus
6 7/Agustus 16 21/Agustus
7 8/Agustus 17 22/Agustus
8 11/Agustus 18 25/Agustus
9 12/Agustus 19 26/Agustus
10 13/Agustus 20 27/Agustus
5.8. Bahwa dengan demikian unsur “wajib diberitahukan
kepada Komisi selambat-lambatnya 30 (tiga puluh)
hari sejak tanggal Penggabungan, Peleburan atau
Pengambilalihan tersebut” tidak dipenuhi oleh LG
International Corp. --------------------------------------------
6. Bahwa Pasal 6 PP Nomor 57/2010 berbunyi sebagai berikut:
“Dalam hal Pelaku Usaha tidak menyampaikan
pemberitahuan secara tertulis sebagaimana dimaksud dalam
pasal 5 ayat (1) dan ayat (3), Pelaku Usaha dkenakan sanksi
berupa denda administratif sebesar Rp. 1.000.000.000,00
(satu milyar rupiah) untuk setiap hari keterlambatan, dengan
ketentuan denda administratif secara keseluruhan paling
tinggi sebesar Rp. 25.000.000.000,00 (dua puluh lima milyar
rupiah)”. ----------------------------------------------------------------
7. Bahwa Pasal 6 PP Nomor 57/2010 mengatur mengenai
sanksi terhadap pelaku usaha yang melakukan
keterlambatan pemberitahuan Penggabungan, Peleburan,
Pengambilalihan kepada KPPU. ------------------------------------
8. Bahwa berdasarkan analisis sebagaimana dijabarkan diatas,
LG International Corp. telah melakukan pelanggaran
terhadap Pasal 29 UU No. 5/1999, oleh karena itu Pasal 6 PP
Nomor 57/2010 telah dapat dikenakan kepada LG
International Corp. ---------------------------------------------------
VI. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI -----------------------------------
Berdasarkan fakta-fakta selama pemeriksaan, alat-alat bukti,
dan analisis terhadap fakta-fakta sebagaimana diuraikan
tersebut di atas maka Tim Investigator menyimpulkan dan
menyatakan: ---------------------------------------------------------------
1. Terlapor telah terbukti secara sah dan meyakinkan
melanggar Pasal 29 UU Nomor 5/1999 jo. Pasal 6 PP Nomor
57/2010.--------------------------------------------------------------
2. Meminta kepada Yang Mulia Majelis Komisi Perkara KPPU
Nomor 16/KPPU-M/2015 untuk memberikan sanksi kepada
Terlapor sebagaimana diatur dalam UU Nomor 5/1999 jo.
Pasal 6 PP Nomor 57/2010 sesuai Ketentuan Pasal 47 UU
Nomor 5/1999. ------------------------------------------------------
atau
Apabila Majelis Komisi Yang Terhormat berpendapat lain, maka
kami mohon putusan seadil-adilnya (ex aequo et bono). ------------
1. Menimbang bahwa Terlapor menyerahkan Kesimpulan Hasil
Persidangan yang pada pokoknya memuat hal-hal sebagai
berikut (vide bukti T4): ---------------------------------------------
I. RINGKASAN HASIL PEMERIKSAAN LANJUTAN
TERHADAP PIHAK TERLAPOR -------------------------------
1. Pada hari Kamis, 31 Maret 2016, KPPU memanggil
LG International Corp. untuk menghadap Majelis
Komisi KPPU dalam rangka proses pemeriksaan LG
International Corp. sebagai Pihak Terlapor.
Ringkasan dari proses pemeriksaan silang
sebagaimana dinyatakan dalam bukti B-3 yang
terlampir dalam berkas perkara pada intinya sebagai
berikut: -------------------------------------------------------
1.1. Komposisi pemegang saham pada PT Binsar
Natorang Energi (“BNE atau “Binsar”) sebelum
transaksi akuisisi adalah: (i) PT Energi Jaya
Persada dengan kepemilikan saham sebesar
95%; dan (ii) PT Bumi Sinergi Internasional
dengan kepemilikan saham sebesar 5%. Pihak
Terlapor telah mengakuisisi saham sebesar 51%
dengan cara menyetorkan sejumlah uang yang
merubah komposisi pemegang saham saat itu.
Setelah akuisisi, PT Energi Jaya Persada dan PT
Bumi Sinergi Internasional masing-masing
memiliki saham sebesar 44% dan 5% pada
BNE. ----------------------------------------------------
1.2. Sebelum tanggal 12 Juni 2014, sebagai tanggal
berlaku efektifnya akuisisi, Pihak Terlapor tidak
memiliki saham pada BNE. Pihak Terlapor, LG
International Corp. dan anak-anak
perusahaannya di Indonesia, tidak memiliki
saham baik secara langsung maupun tidak
langsung pada BNE serta tidak ada hubungan
afiliasi. --------------------------------------------------
1.3. Pihak Terlapor menyadari bahwa penyampaian
pemberitahuan mengenai akusisi merupakan
suatu keharusan jauh setelah diterbitkannya
surat keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia tanggal 12 Juni 2014. --------------------
1.4. Alasan utama mengapa LG International Corp.
terlambat melakukan pemberitahuan mengenai
akuisisi BNE kepada KPPU karena: ---------------
1.4.1. Pertama, LGI tidak mengetahui dengan
baik batasan nilai (threshold)
pemberitahuan sebagaimana diatur
berdasarkan Peraturan KPPU. Ini
merupakan pengalaman pertama bagi
LG International Corp. melakukan
investasi di bidang infrastruktur
ketenagalistrikan di Indonesia dan serta
melaksanakan persiapan dan pengajuan
notifikasi ke KPPU sehubungan dengan
akuisisi. Pada awalnya, Pihak Terlapor
menganggap bahwa akuisisi atas BNE
tidak memenuhi batasan nilai (threshold)
yang dipersyaratkan dan LG
International Corp. percaya bahwa LG
International Corp. tidak melakukan
praktek anti-monopoli. Setelah
mempelajari lebih lanjut peraturan
terkait, Pihak Terlapor berpendapat
batasan nilai (threshold) tersebut telah
terlewati. Segera setelah LG
International Corp. menyadari kondisi
ini, LG International Corp. kemudian
sesegera mungkin mempersiapkan
seluruh dokumen pendukung yang
dipersyaratkan untuk pemberitahuan. --
1.4.2. Kedua, terdapat hari libur nasional Idul
Fitri yang panjang di Indonesia dan di
Korea pada saat-saat yang penting
tersebut. Akibatnya, Pihak Terlapor
kesulitan untuk mempersiapkan dan
mengumpulkan seluruh dokumen yang
dipersyaratkan yang sangat banyak
untuk penyampaian pemberitahuan ke
KPPU, seperti laporan keuangan
perusahaan-perusahaan terkait yang
telah diaudit, Surat Kuasa, dan lain-lain.
1.5. Pihak Terlapor sedang dalam fase awal
penyelesaian Hasang Hydro Power Project
(“Proyek Hasang”). Oleh karenanya, Pihak
Terlapor memohon kebijaksanaan Majelis
Komisi untuk memberikan pengesampingan
denda atau keringanan denda berdasarkan
alasan-alasan sebagai berikut: ---------------------
1.5.1. LG International Corp. tidak memiliki
agenda terselubung sehubungan dengan
keterlambatan menyampaikan
pemberitahuan kepada KPPU. -------------
1.5.2. Proyek Hasang didukung oleh
Pemerintah Indonesia sebagai salah satu
proyek percepatan. LG International
Corp. telah menandatangani Perjanjian
Pembelian Tenaga Listrik (Power
Purchase Agreement atau “PPA”) dengan
PLN dan Surat Jaminan Kelayakan
Usaha diperkirakan akan segera
diperoleh. -------------------------------------
1.5.3. LG International Corp. berharap dapat
mencapai kesuksesan dalam
melaksanakan Proyek Hasang dengan
BNE tanpa adanya halangan. -------------
1.5.4. Kemudian, LG International Corp. telah
melakukan upaya terbaiknya untuk
memenuhi seluruh ketentuan hukum
dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku di Indonesia pada setiap
waktu dan tetap dengan itikad baik
menyampaikan pemberitahuan
sekalipun telah terlambat. -----------------
2. Berdasarkan alasan dan argumen di atas yang kami
sampaikan kepada Majelis Komisi dalam perkara ini,
terbukti bahwa Pihak Terlapor berhak untuk
memohon kepada Majelis Komisi KPPU yang
terhormat untuk memberikan pengesampingan
denda atau untuk menjatuhkan denda minimum
atas keterlambatan penyampaian pemberitahuan
mengenai akusisi BNE. ------------------------------------
II. KESIMPULAN SECARA LENGKAP ---------------------------
Berdasarkan tanggapan yang diajukan oleh Pihak
Terlapor dan Penyidik KPPU, keterangan para pihak
yang diberikan selama proses pemeriksaan, dan bukti-
bukti yang diajukan selama proses persidangan, dapat
disimpulkan sebagai berikut: ---------------------------------
1. LG International Corp. adalah perusahaan yang
menggunakan brand dan merek LG yang telah
dikenal secara luas dan telah mendunia. Dalam
menjalankan bisnisnya, LG International Corp. telah
membuat aturan disiplin internal (code of conduct)
yang sangat ketat yang mewajibkan seluruh elemen
dan personal LGI untuk tunduk dan patuh atas
setiap hukum dan peraturan yang berlaku. Hal ini
dikenal dengan sebutan manajemen “Jeong-Do”
(atau dalam terjemahan bahasa Inggris adalah
manajemen “Right Way”) yang mengatur seluruh
kegiatan manajemen LG International Corp. tanpa
mempertaruhkan integritas elemen LG International
Corp. dalam mencapai dan mengejar prinsip pokok
manajemen LG International Corp.. ---------------------
2. Sebagai pelaksanaan nilai-nilai dari manajemen
Jeong-Do, LG International Corp. telah sukses dan
berhasil melalui pengembangan kemampuan secara
konstan dan berkesinambungan berdasarkan
manajemen yang beretika. LG International Corp.
telah berupaya secara maksimal untuk memajukan
manajemen yang mandiri serta memiliki tanggung
jawab yang melekat. Perlu kami tekankan bahwa
manajemen LG International Corp. sangat
menghargai dan menghormati hukum dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku di Indonesia dan
berusaha keras untuk selalu mematuhi dan
mengikuti setiap peraturan yang ada termasuk
dalam hal ini Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999
Tentang Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan
Usaha Tidak Sehat yang implementasi dan
pelaksanaannya diawasi oleh KPPU. --------------------
3. Sebagai latar belakang, manajemen LG International
Corp. diundang dan LG International Corp. tertarik
untuk berinvestasi di Indonesia pada tahun 2014.
LG International Corp. melihat bahwa BNE dengan
Proyek Hasang adalah salah satu perusahaan yang
sangat potensial mewujudkan cita-cita LG
International Corp.. ----------------------------------------
4. Keputusan LG International Corp. untuk
berpartisipasi di Proyek Hasang didasari oleh adanya
peluang bisnis dan untuk berkontribusi atas
kesejahteraan nasional dan perkembangan sosial di
Indonesia Indonesia melalui pengembangan bisnis
yang rasional dan berkelanjutan dengan
menyediakan sumber daya listrik yang stabil dan
berkelanjutan bagi masyarakat Indonesia.-------------
5. Terbukti bahwa Proyek Hasang adalah salah
program percepatan yang didukung oleh pemerintah
Republik Indonesia sesuai dengan Peraturan Menteri
Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1 Tahun
2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 15 Tahun
2010 tentang Daftar Proyek-Proyek Percepatan
Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik Yang
Menggunakan Energi Terbarukan, Batubara Dan
Gas Serta Transmisi Terkait (“Peraturan Menteri
Energi dan Sumber Daya Mineral No. 1 Tahun
2012”). Lebih lanjut, BNE dan PLN telah menetapkan
kerjasama mereka dengan menandatangani PPA.
Selanjutnya, Proyek tersebut akan dijamin dan
didukung penuh oleh Kementerian Keuangan
Republik Indonesia berdasarkan Surat Jaminan
Kelayakan Usaha (SJKU)/Business Viability
Guarantee Letter (BVGL), yang diperkirakan akan
segera diterbitkan. -----------------------------------------
6. Pada awalnya, LG International Corp. berpandangan
bahwa transaksi akuisisi BNE tidak memenuhi
batasan nilai (threshold) yang ditentukan dalam
peraturan perundang-undangan. Setelah LG
International Corp. mempelajari lebih lanjut
ketentuan mengenai batas nilai (threshold) yang
ditentukan untuk dilaporkan kepada KPPU, LG
International Corp. menyadari bahwa
pemberitahuan mengenai akuisisi atas BNE
diwajibkan. Pada saat LG International Corp.
menyadari bahwa LG International Corp. wajib
untuk mengajukan pemberitahuan kepada KPPU,
hal tersebut telah sangat terlambat. Namun, LG
International Corp. dengan itikad baik tetap
mencoba memberikan upaya terbaiknya untuk
tunduk, patuh, dan taat pada peraturan tersebut
dengan mengajukan formulir pemberitahuan dan
dokumen-dokumen yang dipersyaratkan pada
tanggal 27 Agustus 2014 kepada KPPU meskipun
telah terlambat. ---------------------------------------------
7. Terbukti bahwa LG International Corp. tidak
memiliki agenda, niatan, dan tujuan tersembunyi
tertentu untuk dengan sengaja terlambat
menyampaikan pemberitahuan kepada KPPU
sehubungan dengan akuisisi BNE. Akan tetapi, LG
International Corp. tetap tunduk dan patuh kepada
peraturan dan hukum yang berlaku di Indonesia
dengan mengajukan pemberitahuan ke KPPU
walaupun terlambat menyampaikan pemberitahuan
tersebut. -----------------------------------------------------
8. Kemampuan finansial LG International Corp. untuk
secara utuh dan menyeluruh mendukung BNE
membangun Proyek Hasang akan secara signifikan
terpengaruh jika Yang Terhormat Majelis Komisi
KPPU memutuskan untuk menghukum LG
International Corp. untuk membayar denda yang
besar. LG International Corp. benar-benar ingin
sekali mencapai kesuksesan dan tanpa hambatan
dalam bentuk apapun dalam melaksanakan Proyek
Hasang yang merupakan salah satu program fast
track pemerintah Indonesia. ------------------------------
9. Secara singkat, LG International Corp. perlu
menyampaikan pembelaan dan alasan
keterlambatan dalam menyampaikan pemberitahuan
ke KPPU sehubungan dengan akuisisi BNE, antara
lain fakta bahwa LG International Corp.:---------------
(i) dengan tidak sengaja terlambat menyampaikan
laporan atas akuisisi saham BNE. LG
International Corp. dengan itikad baik tetap
melakukan pemberitahuan kepada KPPU setelah
akuisisi BNE berlaku efektif. -------------------------
(ii) LG International Corp. memiliki kendala waktu
yang tidak sedikit dalam mempersiapkan dan
melengkapi dokumen yang disyaratkan oleh
KPPU sehubungan dengan proses
pemberitahuan, termasuk daripadanya untuk
mempersiapkan laporan keuangan LG
International Corp. dan anak-anak
perusahaannya yang telah diaudit, BNE dan
anak-anak perusahaannya, Surat Kuasa yang
harus dibuat dihadapan notaris dan
dikonsularisasi oleh Kedutaan Besar Republik
Indonesia di Korea Selatan, dan dokumen
pendukung lainnya.Apalagi terdapat libur
panjang di Indonesia dan Korea Selatan di saat
yang penting pada waktu yang bersamaan. -------
Hal-hal di atas akan LG International Corp. uraikan
secara rinci di bawah ini. Lebih lanjut, LG International
Corp. juga perlu untuk menegaskan alasan khusus dan
sah mereka untuk memohon Majelis Komisi KPPU Yang
Terhormat untuk mengesampingkan denda atau untuk
menjatuhkan sanksi yang sangat minimum karena LG
International Corp. telah memberikan kontribusi yang
signifikan untuk mendukung Pemerintah Indonesia
dalam program percepatan (fast track) di bidang
ketenagalistrikan untuk memenuhi kebutuhan energi
nasional dan untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi Indonesia. ---------------------------------------------
ALASAN PERTAMA ---------------------------------------------------------
LGI TIDAK SENGAJA ATAU TIDAK BERNIAT
MENGAJUKAN PEMBERITAHUAN ATAS
PENGAMBILALIHAN SAHAM BNE TERLAMBAT NAMUN
LG INTERNATIONAL CORP. DENGAN ITIKAD BAIK TETAP
MELAKUKAN PEMBERITAHUAN KEPADA KPPU SETELAH
PENGAMBILALIHAN BNE BERLAKU EFEKTIF ------------------
1. Terbukti bahwa keterlambatan LG International
Corp. dalam melakukan pemberitahuan kepada
KPPU mengenai akuisisi saham BNE bukanlah hal
yang disengaja. LG International Corp. tidak
memiliki agenda atau intensi tersembunyi
sehubungan dengan keterlambatan ini. Pada
awalnya LG International Corp. menganggap bahwa
penyampaian pemberitahuan kepada KPPU
sehubungan dengan pengambialihan saham BNE
tidak wajib karena LG International
Corp.beranggapan bahwa batasan nilai (threshold)
transaksi tidak terpenuhi. -------------------------------
2. LG International Corp. berpandangan batasan nilai
akuisisi dihitung dari aset dan/atau turnovers
nasional dari BNEI sebagai perusahaan target yang
merupakan satu-satunya anak perusahaan LG
International Corp. yang bergerak di bidang usaha
pembangkit tenaga listrik), dan tidak harus
memperhitungkan jumlah aset nasional dari anak
perusahaan LG International Corp. lainnya di
Indonesia atau BNE dan anak perusahaannya.
Harap dicatat bahwa anak perusahaan lain LG
International Corp. di Indonesia tidak bergerak di
bidang usaha pembangkit tenaga listrik. Dengan
perkataan lain, LG International Corp. pada awalnya
tidak memahami batasan nilai akuisisi yang wajib
untuk diberitahukan kepada KPPU. --------------------
3. Walaupun LG International Corp. telah mengakuisisi
51% saham BNE dari total saham yang diterbitkan
BNE, perlu dicatat bahwa LG International Corp.
tidak mengontrol BNE secara penuh, BNE secara
bersama-sama dikelola oleh LG International Corp.
dan Titan group sebagai mitra bisnis LG
International Corp. dan pemegang saham lainnya
dari BNE. ----------------------------------------------------
4. Terlebih lagi, LG International Corp. adalah pemain
baru di bisnis pembangkit listrik dan BNE tidak
memiliki pasar yang dominan di bisnis pembangkit
tenaga listrik di Indonesia. Setelah transaksi akuisisi
terjadi, LG International Corp. dan pemegang saham
yang sudah ada juga masih menjalankan bisnis dan
kegiatan operasional perusahaan secara bersama-
sama. Akuisisi ini bukan merupakan akuisisi di
mana pihak pengakuisisi memiliki kontrol mutlak
atas bisnis dan operasi dari BNE. Akuisisi BNE tidak
menyebabkan atau memicu monopoli atau praktik
usaha tidak sehat dalam bentuk apapun
berdasarkan hukum persaingan usaha Indonesia. ---
5. LG International Corp. terlambat menyadari bahwa
meskipun akuisisi BNE tidak menyebabkan atau
memicu tindakan monopoli atau praktik usaha tidak
sehat di Indonesia batasan nilai (threshold) akuisisi
pemberitahuan tetap berlaku dan penghitungannya
bukan hanya berlaku atas aset nasional dan/atau
turnovers dari BNE saja tetapi untuk seluruh
perusahaan yang dikendalikan, sangat disayangkan
bahwa pengajuan pemberitahuan ke KPPU harus
dilakukan lebih dari 30 hari kerja sejak tanggal
efektif transaksi akuisisi. ---------------------------------
ALASAN KEDUA -------------------------------------------------------------
LG INTERNATIONAL CORP. MEMBUTUHKAN WAKTU
YANG TIDAK SEDIKIT DALAM MEMPERSIAPKAN DAN
MELENGKAPI DOKUMEN YANG DISYARATKAN OLEH
KPPU SEHUBUNGAN DENGAN PEMBERITAHUAN------------
1. Terbukti bahwa LG International Corp. menghadapi
kendala dalam mengumpulkan dan mempersiapkan
seluruh dokumen pendukung untuk menyampaikan
pemberitahuan kepada KPPU. Pada dasarnya, LG
International Corp. memerlukan waktu dalam
mengumpulkan, mengkonsolidasikan dan
melengkapi dokumen yang sangat banyak dan
kompleks yang diperlukan dalam melakukan
pemberitahuan kepada KPPU, termasuk daripadanya
laporan keuangan BNE yang telah diaudit, dan
laporan keuangan LG International Corp. dan anak-
anak perusahaannya yang telah diaudit, dan surat
kuasa yang harus dinotarisasi di hadapan notaris
publik dan dikonsulerisasi oleh KBRI Indonesia di
Korea Selatan. Pada waktu yang bersamaan,
terdapat hari libur nasional Idul Fitri yang panjang
di Indonesia dan di Korea Selatan. Tidak mungkin
LG International Corp. dapat mengumpulkan dan
mempersiapkan dokumen-dokumen tersebut dalam
kurun waktu tersebut. ------------------------------------
2. Berdasarkan alasan-alasan di atas, sebagaimana
yang akan kami mohonkan juga pada akhir surat
jawaban ini, kami memohon kepada Majelis Komisi
untuk memberikan pengesampingan denda atas
keterlambatan pemberitahuan ke KPPU atau untuk
menjatuhkan denda yang sangat minimum
sehubungan dengan keterlambatan pemberitahuan
ke KPPU mengenai akuisisi BNE. ------------------------
Permohonanan kami untuk pengenyampingan denda
atau permohonan untuk denda minimum adalah
berdasarkan alasan-alasan sebagai berikut: ---------------
ALASAN PERTAMA ATAS PENGESAMPINGAN DENDA
ATAU PERMOHONAN DENDA MINIMUM --------------------------
LG INTERNATIONAL CORP. TELAH BERKONTRIBUSI
MENDUKUNG PROGRAM PEMERINTAH INDONESIA
TERKAIT PERCEPATAN PEMBANGUNAN PEMBANGKIT
LISTRIK GUNA MEMENUHI KEBUTUHAN ENERGI
NASIONAL DAN MENINGKATKAN PERTUMBUHAN
EKONOMI INDONESIA-----------------------------------------------------
1. LG International Corp. terbukti mendukung penuh
program Pemerintah Republik Indonesia dalam
program percepatan pembangunan pembangkit
listrik yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
energi nasional. Proyek Hasang yang dikerjakan oleh
BNE adalah salah satu program prioritas pemerintah
Indonesia dan diatur berdasarkan Peraturan Menteri
Energi Dan Sumber Daya Mineral Nomor 1 Tahun
2012 sebagaimana disebutkan di atas, dimana
Proyek Hasang termasuk dalam daftar
pembangunan pembangkit listrik yang harus
dipercepat dan menggunakan energi yang
terbarukan. Hal ini telah dikuatkan dan sejalan
dengan Pendapat Komisi Pengawas Persaingan
Usaha Nomor 23/KPPU/PDPT/X/2015 tertanggal 22
September 2015 Tentang Penilaian Atas
Pemberitahuan Pengambilalihan Saham Perusahaan
PT Binsar Natorang Energi Oleh LG International
Corp. (“Pendapat KPPU”) pada halaman 8-10. Selain
itu, program ini akan menopang pembangunan dan
memacu pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia
dengan tingkat pertumbuhan sebesar 6% per
tahunnya. ----------------------------------------------------
2. Bahwa sebagai pelaku usaha yang mendukung
program pemerintah Indonesia, LG International
Corp. berhak didukung dan berhak atas
perlindungan hukum karena LGI telah melakukan
kewajiban hukum yang ditentukan di dalam
peraturan perundang-undangan yang berlaku di
Indonesia. ----------------------------------------------------
3. Terbukti bahwa LG International Corp. melalui anak
perusahaannya telah melakukan aksi yang konkrit
untuk membantu perekonomian setempat, antara
lain: (i) merekrut tenaga kerja lokal yang akan
ditempatkan disekitar pembangkit listrik; atau (ii)
membeli dan menggunakan bahan baku pendukung
dari masyarakat setempat atau supplier lokal guna
mendukung perekonomian setempat. ------------------
4. Terbukti bahwa LG International Corp. tidak sengaja
terlambat dalam melakukan pemberitahuan kepada
KPPU. Lebih lanjut sangat tidak logis bagi LG
International Corp. untuk sengaja agar membayar
denda dimana dana tersebut dapat dimanfaatkan
dan dialokasikan untuk mengembangkan bisnis
pembangkit listrik di Indonesia. -------------------------
ALASAN KEDUA ATAS PENGESAMPINGAN DENDA ATAU
PERMOHONAN DENDA MINIMUM ------------------------------------
PENDAPAT KPPU TERKAIT KONSULTASI DAN
PEMBERITAHUAN YANG DISAMPAIKAN TERLAPOR
MENYATAKAN TIDAK TERDAPAT DUGAAN PRAKTIK
MONOPOLI DAN/ATAU PERSAINGAN USAHA TIDAK
SEHAT YANG DIAKIBATKAN OLEH PENGAMBILALIHAN
SAHAM BNE ------------------------------------------------------------------ .
1. Terbukti bahwa penilaian di Pendapat KPPU pada
intinya menyatakan bahwa akuisisi saham BNE oleh
LG International Corp. tidak terdapat dugaan
praktek monopoli dan/atau persaingan usaha tidak
sehat. Untuk menghindari keragu-raguan ijinkan
kami kutip pendapat KPPU pada halaman 11
sebagai berikut: ---------------------------------------------
“IX. KESIMPULAN ------------------------------------------------------
9.5 Bahwa dengan adanya Power Purchase
Agreement antara PT Binsar Natorang Energi dengan
PT PLN (Persero) yang menyatakan seluruh energy
listrik yang dihasilkan oleh PT Binsar Natorang Energi
dijual seluruhnya kepada PT PLN (Persero) dengan
harga yang telah disepakati menunjukkan PT Binsar
Natorang Energi tidak memiliki kekuatan untuk
melakukan praktek monopoli dan/atau persaingan
usaha tidak sehat. ----------------------------------------------------
X. PENDAPAT KOMISI -----------------------------------------------
Berdasarkan kesimpulan di atas, Komisi berpendapat
tidak terdapat dugaan praktek monopoli dan/atau
persaingan usaha tidak sehat yang diakibatkan oleh
pengambilalihan saham perusahaan PT Binsar
Natorang Energi oleh LG International Corp.” -------------
Berdasarkan Pendapat KPPU di atas, terbukti bahwa
akuisisi saham BNE oleh LG International Corp.
bukan merupakan praktek monopoli dan/atau
persaingan usaha tidak sehat. Hal ini penting
dicatat, bahwa LG International Corp. adalah pelaku
usaha yang beritikad baik dalam menjalankan
bisnisnya di Indonesia. Hal ini dapat dilihat
berdasarkan penilaian KPPU yang berpendapat
bahwa transaksi yang LG International Corp.
lakukan tidak melanggar hukum persaingan usaha.
Juga, sekalipun telah terlambat, LG International
Corp. tetap dengan sukarela menyampaikan
pemberitahuan kepada KPPU mengenai akuisisi
BNE. ----------------------------------------------------------
Putusan-Putusan KPPU Mempertimbangkan Alasan-
Alasan Pelaku Usaha Yang Melakukan Pemberitahuan
Dalam Memutuskan Jumlah Denda Keterlambatan ------
1. Sangat adil dan beralasan apabila Majelis Komisi
KPPU mempertimbangkan alasan-alasan LG
International Corp. di atas. Apabila Majelis Komisi
KPPU memutuskan menghukum dan menjatuhkan
sanksi kepada LG International Corp. dengan
perhitungan maksimal denda sebesar
Rp. 1.000.000.000 (satu miliar Rupiah) per hari
dikalikan dengan jumlah hari keterlambatan LG
International Corp., maka sudah dapat dipastikan
LG International Corp. akan mengalami kerugian
yang besar dan tidak dapat berkompetisi dengan
pelaku usaha lainnya dengan optimal di Indonesia.
Dana yang seharusnya dapat dimanfaatkan dan
dialokasikan oleh LG International Corp. untuk
memperkuat aspek finansial perusahaan BNE dan
pengembangan akan teralokasi untuk sepenuhnya
membayar denda yang timbul dari keterlambatan
penyampaian pemberitahuan. Hal ini tentu akan
mengurangi kemampuan LG International Corp.
untuk bersaing dengan pesaing lainnya di bisnis ini.
2. Sebagaimana telah kami sampaikan di atas, LG
International Corp. sama sekali tidak memiliki niat
atau agenda tersembunyi untuk dengan sengaja
terlambat mengajukan pemberitahuan kepada KPPU
melewati tenggat waktu yang ditentukan. Namun
demikian, LG International Corp. tetap
menyampaikan pemberitahuan kepada KPPU,
karena LG International Corp. pada dasarnya
berupaya keras untuk tunduk, patuh, dan taat pada
setiap ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia.
Kami mohon agar Majelis Komisi KPPU Yang
Terhormat dapat mempertimbangkan upaya dan
itikad baik LG International Corp.. ----------------------
3. LG International Corp. mencatat bahwa KPPU dalam
beberapa putusannya dapat memberikan
pertimbangan atas alasan pelaku usaha dan tidak
menjatuhkan denda maksimal. Sebagai rujukan,
KPPU dalam Putusan Perkara Nomor 01/KPPU-
M/2014 antara PT Muarabungo Plantation sebagai
Terlapor dan KPPU, transaksi akuisisi berlaku efektif
pada tanggal 15 Oktober 2012 dan kemudian PT
Muarabungo Plantation melaporkan kepada KPPU
atas transaksi akusisi tersebut pada tanggal 18
Maret 2013. Sehingga total hari keterlambatan
adalah sebanyak 76 (tujuh puluh enam) hari kerja.
Dalam putusannya KPPU menghukum PT
Muarabungo Plantation sebesar Rp. 1.000.000.000
(satu miliar Rupiah). ---------------------------------------
4. KPPU dalam putusan Perkara Nomor 07/KPPU-
M/2014 tertanggal 3 Juni 2014 antara PT Tiara
Marga Trakindo sebagai Terlapor dan KPPU, dimana
KPPU menghukum PT Tiara Marga denda sebesar
Rp.1.000.0000.0000 (satu miliar Rupiah) meskipun
total hari keterlambatan mencapai 41 (empat puluh
satu) hari kerja. ---------------------------------------------
5. Keterlambatan LG International Corp. jauh dibawah
total hari keterlambatan perusahaan-perusahaan
tersebut di atas. Sehingga sangat berdasar dan
beralasan bagi Majelis Komisi untuk mengabulkan
permohonan LG International Corp. atas
pengesampingan denda atau denda yang sangat
minimum. ----------------------------------------------------
6. Dalam hal ini LG International Corp. terbukti telah
telah beritikad baik tetap melakukan pemberitahuan
setelah transaksi efektif secara hukum.
Sebagaimana disampaikan di atas, LG International
Corp. mendukung program pemerintah dibidang
energi dan total keterlambatan hari jauh di bawah
para pelaku usaha yang disebut di putusan atas.
Dengan demikian, sangat beralasan dan sah untuk
LG International Corp. memohon kepada KPPU
untuk memberikan pengesampingan denda, atau
keringanan denda kepada LG International Corp.. ---
7. Berdasarkan putusan-putusan KPPU di atas, jelas
bahwa KPPU dapat memberikan keringanan denda
yang tidak maksimal kepada pelaku usaha yang
telah beritikad baik, dalam hal ini, LG International
Corp. telah beritikad baik menyampaikan
pemberitahuan kepada KPPU meskipun terlambat. --
LG International Corp. bersikap baik dan kooperatif
selama proses pemeriksaan -----------------------------------
1. LG International Corp., BNE dan anak-anak
perusahaan mereka sangat bersikap kooperatif
dalam setiap tahapan proses pemeriksaan oleh
Penyidik KPPU. Direktur maupun perwakilannya
yang sah dari LG International Corp., BNE dan
anak-anak perusahaan LG International Corp. selalu
hadir dalam setiap proses pemeriksaan yang
dijadwalkan oleh KPPU. Selanjutnya, LG
International Corp., BNE dan anak-anak perusahaan
LG International Corp. telah memenuhi seluruh
persyaratan Penyidik KPPU untuk menyampaikan
dokumen-dokumen pendukung tertulis, informasi
dan data yang diperlukan oleh KPPU dalam
melengkapi proses pemeriksaannya dan Laporannya.
Bahkan LG International Corp. secara aktif
menghubungi KPPU untuk menanyakan dokumen
tambahan apalagi yang diperlukan oleh KPPU
sehubungan dengan pemeriksaan ini. ------------------
2. LG International Corp. tidak mempersulit dan
berbelit-belit proses pemeriksaan perkara dan LG
International Corp. mengakui kesalahan yang
terlambat menyampaikan pemberitahuan dan hal ini
secara tegas dan jelas telah diapresiasi oleh Ketua
Majelis Komisi Yang Terhormat di proses
persidangan. ------------------------------------------------
3. LG International Corp. hendak menyimpulkan
bahwa sangat wajar dan berdasar bila Majelis Komisi
memberikan pengesampingan denda atas
keterlambatan penyampaian pemberitahuan
mengenai akuisisi BNE atau untuk menjatuhkan
denda minimum berdasarkan alasan-alasan sebagai
berikut: -------------------------------------------------------
3.1. Pertama, LG International Corp. tidak memiliki
maksud untuk terlambat menyampaikan
pemberitahuan mengenai akuisisi saham BNE.
LG International Corp. telah dengan itikad baik
tetap mencoba menyampaikan pemberitahuan
kepada KPPU sekalipun akuisisi tersebut telah
berlaku efektif. ----------------------------------------
3.2. Kedua, LG International Corp. menghadapi
kendala dalam mempersiapkan dan melengkapi
dokumen-dokumen yang dipersyaratkan oleh
KPPU sehubungan dengan pemberitahuan
tersebut, termasuk mempersiapkan laporan
keuangan LG International Corp. dan anak-
anak perusahaannya yang telah diaudit, BNE
dan anak-anak perusahaannya, Surat Kuasa
yang harus dikonsulerisasi oleh KBRI Indonesia
di Korea Selatan, dan dokumen pendukung
lainnya.-------------------------------------------------
3.3. Ketiga, Pihak Terlapor mengalami kesulitan
untuk mempersiapkan seluruh dokumen yang
dipersyaratkan untuk penyampaian
pemberitahuan ke KPPU karena pada saat itu
terdapat hari libur nasional Idul Fitri yang
panjang di Indonesia dan di Korea Selatan pada
saat yang bersamaan. -------------------------------
3.4. Keempat, LG International Corp. tidak
mengetahui dengan baik batasan nilai
(threshold) pemberitahuan sebagaimana diatur
berdasarkan Peraturan KPPU karena ini
merupakan kali pertama LG International Corp.
melakukan investasi pada infrastruktur
ketenagalistrikan di Indonesia.---------------------
3.5. Kelima, LG International Corp. tidak melakukan
praktik anti-monopoli apapun berdasarkan
Pendapat KPPU. --------------------------------------
3.6. Keenam, LG International Corp. sangat
kooperatif selama proses pemeriksaan di KPPU.
3.7. Ketujuh, LG International Corp. mendukung
Pemerintah Indonesia dalam program
percepatan di Bidang Energi. -----------------------
Berdasarkan alasan-alasan sebagaimana telah
diuraikan di atas, LG International Corp. mohon kepada
Majelis Komisi KPPU Yang Terhormat untuk memutus
perkara berdasarkan hal-hal berikut ini: -------------------
III. PETITUM ---------------------------------------------------------
1. Menerima setiap alat bukti yang diajukan oleh Pihak
Terlapor dalam perkara ini. -------------------------------
2. Memohon Majelis Komisi KPPU untuk memberikan
pengesampingan denda atau memberikan
keringanan denda atau tidak memberikan denda
secara maksimal sehubungan dengan keterlambatan
LG International Corp. dalam melakukan
pemberitahuan kepada KPPU terkait akuisisi saham
BNE. ----------------------------------------------------------
Atau
Apabila Majelis Komisi KPPU Yang Terhormat
berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya
(ex aequo et bono). ----------------------------------------------
2. Menimbang bahwa setelah berakhirnya jangka waktu
Pemeriksaan Lanjutan, Komisi menerbitkan Penetapan
Komisi Nomor 21/KPPU/Pen/IV/2016 tanggal 18 April
2016 tentang Musyawarah Majelis Komisi Perkara Nomor
16/KPPU-M/2015 (vide bukti A22). ------------------------------
3. Menimbang bahwa untuk melaksanakan Musyawarah
Majelis Komisi, Komisi menerbitkan Keputusan Komisi
Nomor 30/KPPU/Kep.3/IV/2016 tanggal 18 April 2016
tentang Penugasan Anggota Komisi sebagai Majelis Komisi
pada Musyawarah Majelis Komisi Perkara Nomor 16/KPPU-
M/2015 (vide bukti A23). ------------------------------------------
4. Menimbang bahwa Majelis Komisi telah menyampaikan
Pemberitahuan Musyawarah Majelis Komisi dan Petikan
Penetapan Musyawarah Majelis kepada Terlapor (vide bukti
A25, A26). ------------------------------------------------------------
5. Menimbang bahwa setelah melaksanakan Musyawarah
Majelis Komisi, Majelis Komisi menilai telah memiliki bukti
dan penilaian yang cukup untuk mengambil putusan. -------
TENTANG HUKUM
Setelah mempertimbangkan Laporan Keterlambatan Pemberitahuan,
Tanggapan Terlapor terhadap Laporan Keterlambatan Pemberitahuan,
keterangan Terlapor, surat-surat dan atau dokumen, Kesimpulan Hasil
Persidangan yang disampaikan baik oleh Investigator maupun Terlapor
(fakta persidangan), Majelis Komisi menilai, menganalisis, menyimpulkan
dan memutuskan perkara berdasarkan alat bukti yang cukup tentang telah
terjadi atau tidak terjadinya pelanggaran terhadap Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1999 yang diduga dilakukan oleh para Terlapor dalam Perkara Nomor
16/KPPU-M/2015. Dalam melakukan penilaian dan analisis, Majelis Komisi
menguraikan dalam beberapa bagian, yaitu: ---------------------------------------
1. Tentang Terlapor. -------------------------------------------------------------------
2. Tentang Dugaan Pelanggaran. ---------------------------------------------------
3. Tentang Aspek Formil. -------------------------------------------------------------
4. Tentang Nilai Aset dan Nilai Penjualan setelah Pengambilalihan Saham.
5. Tentang Keterlambatan Melakukan Pemberitahuan Kepada Komisi. ------
6. Tentang Pemenuhan Unsur Pasal 29 Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1999. ---------------------------------------------------------------------------------
Berikut uraian masing-masing bagian sebagaimana tersebut di atas: ----------
1. Tentang Terlapor --------------------------------------------------------------------------
Terlapor, LG International Corp., yang beralamat di Kantor Pusat di LG
Twin Tower, 128, Yeoui-daero, Yeongdeungpo-gu, Seoul, 150-721, Korea
Selatan dan beralamat Kantor Perwakilan Jakarta di The City Center
Tower One, Batavia Building, 18 Floor, Suite 03-05, Jalan K.H. Mas
Mansyur Kavling 126, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia.
LG International Corp. terdaftar dalam bursa efek Korea Selatan pada
bulan Januari 1976 sebagai perusahaan perdagangan umum
berdasarkan peraturan pemerintah Korea Selatan pada tanggal 12
November 1976. LG International Corp. melakukan bisnis di bidang
ekspor impor, natural resources, pengembangan bisnis, energi, dan
kegiatan usaha lainnya. ------------------------------------------------------------
2. Tentang Dugaan Pelanggaran ----------------------------------------------------
Dugaan Pelanggaran Pasal 29 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1999 yang dilakukan oleh Terlapor adalah Keterlambatan
Pemberitahuan terkait Dugaan Pelanggaran Pasal 29 ayat (1) dan (2)
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Jo Pasal 6 Peraturan Pemerintah
Nomor 57 Tahun 2010 dalam Pengambilalihan Saham PT Binsar
Natorang Energi oleh LG International Corp.. ----------------------------------
3. Tentang Aspek Formil -------------------------------------------------------------
3.1. Ketentuan Pasal 5 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun
2010 diatur bahwa pemberitahuan penggabungan, peleburan atau
pengambilalihan saham yang berakibat nilai aset dan/atau nilai
penjualannya melebihi jumlah tertentu wajib diberitahukan secara
tertulis kepada Komisi paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak
tanggal berlaku efektif secara yuridis. -------------------------------------
3.2. Berdasarkan Pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010,
dalam hal tidak menyampaikan pemberitahuan secara tertulis
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1), dikenakan sanksi
berupa denda administratif sebesar Rp. 1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah) untuk setiap hari keterlambatan, dengan ketentuan
denda administratif secara keseluruhan paling tinggi sebesar
Rp. 25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar rupiah). ----------------
3.3. Bahwa berdasarkan komposisi pemegang saham dari Badan Usaha
yang diambilalih PT. Binsar Natorang Energi dan Badan Usaha
Pengambilalih LG International Corp. tidak ditemukan hubungan
afiliasi sebelum pengambilalihan saham, dengan demikian maka
kewajiban menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada
KPPU berlaku bagi Badan Usaha Pengambilalih. ------------------------
4. Tentang Nilai Aset dan Nilai Penjualan Pengambilalihan Saham ----------
4.1. Berdasarkan Pasal 5 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 57
Tahun 2010 menyatakan bahwa batasan nilai aset dan/atau nilai
penjualannya untuk melakukan pemberitahuan Penggabungan
Badan Usaha, Peleburan Badan Usaha dan Pengambilalihan saham
perusahaan lain kepada Komisi apabila: ----------------------------------
4.1.1. Nilai aset sebesar Rp 2.500.000.000.000,00 (dua triliun lima
ratus miliar rupiah); dan atau --------------------------------------
4.1.2. Nilai penjualan sebesar Rp 5.000.000.000.000,00 (lima
triliun rupiah). --------------------------------------------------------
4.2. Nilai aset atau nilai penjualan yang dihitung sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010
di atas dihitung berdasarkan nilai aset atau nilai penjualan dari:
4.2.1. Badan Usaha hasil Penggabungan, atau Badan Usaha hasil
Peleburan, atau Badan Usaha yang mengambilalih saham
perusahaan lain dan Badan Usaha yang diambilalih; dan ----
4.2.2. Badan Usaha yang secara langsung maupun tidak langsung
mengendalikan atau dikendalikan oleh Badan Usaha hasil
Penggabungan, atau Badan Usaha hasil Peleburan, atau
Badan Usaha yang mengambillalih saham perusahaan lain
dan Badan Usaha yang diambilalih. -------------------------------
4.3. Nilai penjualan dan/atau aset hasil Penggabungan atau Peleburan
atau Pengambilalihan adalah jumlah nilai penjualan dan/atau aset
yang dihitung berdasarkan penjumlahan nilai penjualan dan/atau
aset tahun terakhir yang telah diaudit dari masing masing pihak
yang melakukan Penggabungan, Peleburan, dan Pengambilalihan
ditambah dengan nilai penjualan dan/atau aset dari seluruh badan
usaha yang secara langsung maupun tidak langsung mengendalikan
atau dikendalikan oleh Badan Usaha yang melakukan
Penggabungan, Peleburan, dan Pengambilalihan diatur dalam
Perkom Nomor 2 Tahun 2013. ----------------------------------------------
4.4. Dengan demikian, nilai aset dan/atau nilai penjualan tidak hanya
meliputi nilai aset dan/atau nilai penjualan dari perusahaan yang
melakukan Penggabungan, Peleburan, dan Pengambilalihan, tetapi
juga nilai aset dan/atau nilai penjualan dari perusahaan yang
terkait secara langsung dengan perusahaan yang bersangkutan
secara vertikal, yaitu induk perusahaan sampai dengan Badan
Usaha Induk Tertinggi dan anak perusahaan sampai dengan anak
perusahaan yang paling bawah diatur dalam Perkom Nomor 2
Tahun 2013. --------------------------------------------------------------------
4.5. Nilai aset dan/atau nilai penjualan Badan Usaha Tertinggi yang
dihitung adalah nilai aset dan/atau nilai penjualan seluruh anak
perusahaan. Hal ini dikarenakan secara ekonomi, nilai aset anak
perusahaan merupakan nilai aset dari induk perusahaan diatur
dalam Perkom Nomor 2 Tahun 2013. --------------------------------------
4.6. Nilai aset yang dihitung adalah nilai aset yang berlokasi di wilayah
Indonesia. Sama halnya dengan nilai penjualan, yang dihitung
adalah nilai penjualan di wilayah Indonesia (tidak termasuk export),
baik yang berasal dari dalam maupun penjualan yang bersumber
dari luar wilayah Indonesia. Dalam hal ini, nilai aset atau nilai
penjualan yang dihitung adalah nilai aset atau nilai penjualan
seluruh anak perusahaan secara langsung atau tidak langsung dari
Badan Usaha Induk Tertinggi diatur dalam Perkom Nomor 2 Tahun
2013. ----------------------------------------------------------------------------
4.7. Dalam hal salah satu pihak yang melakukan Penggabungan,
Peleburan, dan Pengambilalihan memiliki perbedaan yang signifikan
antara nilai penjualan dan/atau nilai aset tahun terakhir dengan
nilai penjualan dan/atau aset tahun sebelumnya (terdapat selisih
lebih besar dari 30%), maka nilai penjualan dan/atau asetnya
dihitung berdasarkan rata rata nilai penjualan dan/atau aset 3
(tiga) tahun terakhir diatur dalam Perkom Nomor 2 Tahun 2013. ----
4.8. Bahwa rata-rata nilai aset 3 (tiga) tahun terakhir dari Badan Usaha
Pengambilalih LG International Corp. adalah sebesar
Rp. 3.782.765.003.712,00 (tiga triliun tujuh ratus delapan puluh
dua miliar tujuh ratus enam puluh lima juta tiga ribu tujuh ratus
dua belas rupiah) dan nilai penjualan 3 (tiga) tahun terakhir dari
Badan Usaha Pengambilalih LG International Corp. adalah sebesar
Rp. 5.315.794.952.347,00 (lima triliun tiga ratus lima belas miliar
tujuh ratus sembilan puluh empat juta sembilan ratus lima puluh
dua ribu tiga ratus empat puluh tujuh rupiah). --------------------------
4.9. Bahwa rata-rata nilai aset 3 (tiga) tahun terakhir dari Badan Usaha
yang diambil alih PT Binsar Natorang Energi adalah sebesar
Rp. 44.151.339.415,00 (empat puluh empat miliar seratus lima
puluh satu juta tiga ratus tiga puluh sembilan ribu empat ratus
lima belas rupiah). ------------------------------------------------------------
4.10. Bahwa perhitungan nilai aset dan/atau nilai penjualan gabungan
diperoleh fakta-fakta bahwa nilai aset dan/atau nilai penjualan
Badan Usaha Pengambilalih dengan Badan Usaha yang diambil alih
sebesar Rp. 3.826.916.343.127,00 (tiga triliun delapan ratus dua
puluh enam miliar sembilan ratus enam belas juta tiga ratus empat
puluh tiga ribu seratus dua puluh tujuh rupiah) untuk nilai aset
dan Rp. 5.315.794.952.347,00 (lima triliun tiga ratus lima belas
miliar tujuh ratus sembilan puluh empat juta sembilan ratus lima
puluh dua ribu tiga ratus empat puluh tujuh rupiah) untuk nilai
penjualan. ----------------------------------------------------------------------
4.11. Bahwa Majelis Komisi berpendapat nilai aset dan nilai penjulan
gabungan setelah Terlapor melakukan pengambilalihan saham telah
memenuhi batas minimal nilai aset dan nilai penjualan gabungan
yang wajib dilaporkan kepada Komisi, sesuai dengan ketentuan
Pasal 29 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999
juncto Pasal 5 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010.
5. Tentang Keterlambatan Melakukan Pemberitahuan Kepada Komisi----
5.1. Berdasarkan ketentuan Pasal 5 ayat (1) Peraturan Pemerintah
Nomor 57 Tahun 2010 diatur bahwa pemberitahuan penggabungan,
peleburan atau pengambilalihan saham yang berakibat nilai aset
dan/atau nilai penjualannya melebihi jumlah tertentu wajib
diberitahukan secara tertulis kepada Komisi paling lama 30 (tiga
puluh) hari kerja sejak tanggal berlaku efektif secara yuridis. ---------
5.2. Bahwa LG International Corp. memberitahukan secara tertulis
kepada KPPU pada tanggal 27 Agustus 2014 terkait pengambilalihan
saham PT Binsar Natorang Energi (vide bukti C17). ---------------------
5.3. Bahwa berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas, tanggal telah berlaku efektif
secara yuridis adalah 12 Juni 2014 sejak diterbitkannya Surat
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor AHU-
13441.40.22.2014 tanggal 12 Juni 2014 perihal Penerimaan
Pemberitahuan Data Perseroan PT Binsar Natorang Energi (vide
bukti C4). -----------------------------------------------------------------------
5.4. Bahwa berdasarkan telah berlaku efektif secara yuridis perubahan
data perseroan PT Binsar Natorang Energi, maka Terlapor harus
sudah melaporkan kepada KPPU selambat-lambatnya pada tanggal
23 Juli 2014. -------------------------------------------------------------------
5.5. Bahwa Investigator dalam Kesimpulannya menyatakan terdapat
keterlambatan pemberitahuan penggabungan, peleburan dan
pengambilalihan seham PT Binsar Natorang Energi oleh LG
International Corp. kepada Komisi, selama 20 (dua puluh) hari kerja
sebagaimana ditunjukkan dalam tabel berikut di bawah ini: ----------
Hari
ke
Tanggal/Bulan Hari
ke
Tanggal/Bulan
1 24/Juli 11 14/Agustus
2 25/Juli 12 15/Agustus
3 4/Agustus 13 18/Agustus
4 5/Agustus 14 19/Agustus
5 6/Agustus 15 20/Agustus
6 7/Agustus 16 21/Agustus
7 8/Agustus 17 22/Agustus
8 11/Agustus 18 25/Agustus
9 12/Agustus 19 26/Agustus
10 13/Agustus 20 27/Agustus
5.6. Bahwa Terlapor dalam Keterangannya pada Sidang Majelis Komisi
tanggal 31 Maret 2016 dan Kesimpulannya telah mengakui terjadi
Keterlambatan Pemberitahuan atau notifikasi kepada Komisi yaitu
pada tanggal 27 Agustus 2014 dan mengakui dugaan pelanggaran
sebagai dimaksud dalam Laporan Dugaan Pelanggaran (vide bukti
B3 dan T5). ---------------------------------------------------------------------
5.7. Bahwa Majelis Komisi sependapat dengan Kesimpulan Investigator
dan Kesimpulan Terlapor mengenai adanya keterlambatan
pemberitahuan penggabungan, peleburan dan pengambilalihan
saham PT Binsar Natorang Energi oleh LG International Corp.
kepada Komisi selama 20 (dua puluh) hari kerja. ------------------------
6. Tentang Pemenuhan Unsur Pasal 29 Undang-undang Nomor 5 Tahun
1999 ---------------------------------------------------------------------------------------------
6.1. Menimbang bahwa Pasal 29 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999
berbunyi sebagai berikut: ----------------------------------------------------
(1) “Penggabungan atau Peleburan badan Usaha, atau
pengambilalihan saham sebagaimana dimaksud dalam pasal 28
yang berakibat nilai asset dan atau nilai penjualannya melebihi
jumlah tertentu, wajib memberitahukan kepada Komisi
selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal
penggabungan, peleburan, atau pengambilalihan tersebut)” --------
(2) “Ketentuan tentang penetapan nilai aset dan atau nilai penjualan
serta tata cara pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) diatur dalam Peraturan Pemerintah.----------------------------
6.2. Unsur Pengambilalihan Saham sebagaimana dimaksud dalam Pasal
29 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999. --------------------------------
6.2.1. Bahwa Pasal 28 ayat (2) menyatakan ”Pelaku usaha dilarang
melakukan pengambilalihan saham perusahaan lain apabila
tindakan tersebut dapat mengakibatkan terjadinya praktek
monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat”. -----------------
6.2.2. Bahwa pasal 28 ayat (3) menyatakan “Ketentuan lebih lanjut
mengenai penggabungan atau peleburan badan usaha yang
dilarang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dan
ketentuan mengenai pengambilalihan saham perusahaan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur dalam
peraturan pemerintah”.-----------------------------------------------
6.2.3. Bahwa yang dimaksud peraturan pemerintah adalah
Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010. ------------------
6.2.4. Bahwa yang dimaksud dengan pengambilalihan berdasarkan
Pasal 1 ayat 3 Peraturan Pemerintah Nomor 57 tahun 2010
adalah “perbuatan hukum yang dilakukan oleh pelaku usaha
untuk mengambilalih saham badan usaha yang
mengakibatkan beralihnya pengendalian atas badan usaha
tersebut. ----------------------------------------------------------------
6.2.5. Bahwa berdasarkan uraian pada butir 4 tentang hukum,
telah terjadi pengambilalihan saham PT Binsar Natorang
Energi oleh Terlapor yang mengakibatkan beralihnya
pengendalian atas PT Binsar Natorang Energi berdasarkan
pemberitahuan kepada KPPU pada tanggal 27 Agustus 2014
(vide bukti C17). ------------------------------------------------------
6.2.6. Bahwa dengan demikian unsur pengambilalihan saham
terpenuhi. -------------------------------------------------------------
6.3. Unsur Nilai Aset atau Nilai Penjualan yang Melebihi Jumlah
Tertentu. ------------------------------------------------------------------------
6.3.1. Bahwa berdasarkan pasal 29 ayat (2) Undang-Undang Nomor
5 Tahun 1999, ketentuan tentang penetapan nilai asset dan
atau nilai penjualan serta tatacara pemberitahuan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dalam
Peraturan Pemerintah. -----------------------------------------------
6.3.2. Bahwa sebagai peraturan pelaksana dari ketentuan Pasal 29
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tersebut di atas,
Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor
57 Tahun 2010 yang didalamnya memuat mengenai nilai
aset dan/atau nilai penjualan yang melebihi jumlah tertentu.
6.3.3. Bahwa nilai aset dan atau nilai penjualan melebihi jumlah
tertentu diatur dalam Pasal 5 ayat (2) PP Nomor 57/2010
yang menentukan: ----------------------------------------------------
a. Nilai aset sebesar Rp. 2.500.000.000.000,00 (dua triliun
lima ratus miliar rupiah); dan/atau ---------------------------
b. Nilai penjualan sebesar Rp. 5.000.000.000.000,00 (lima
triliun rupiah). ----------------------------------------------------
6.3.4. Bahwa nilai aset dan/atau nilai penjualan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) Peraturan Pemerintah
Nomor 57 Tahun 2010 tersebut di atas dihitung berdasarkan
penjumlahan nilai aset dan/atau nilai penjualan dari: --------
a. Badan Usaha hasil Penggabungan, atau Badan Usaha
hasil Peleburan, atau Badan Usaha yang mengambilalih
saham perusahaan lain dan Badan Usaha yang
diambilalih; dan --------------------------------------------------
b. Badan Usaha yang secara langsung maupun tidak
langsung mengendalikan atau dikendalikan oleh Badan
Usaha hasil Penggabungan, atau Badan Usaha hasil
Peleburan, atau Badan Usaha yang mengambilalih saham
perusahaan lain dan Badan Usaha yang diambilalih. -----
6.3.5. Bahwa berdasarkan ketentuan penghitungan nilai aset
dan/atau nilai penjualan penggabungan diperoleh fakta-
fakta bahwa nilai aset dan/atau nilai penjualan badan usaha
pengambilalih dengan badan usaha yang diambilalih sebesar
Rp. 3.826.916.343.127 (tiga triliun delapan ratus dua puluh
enam miliar sembilan ratus enam belas juta tiga ratus empat
puluh tiga ribu seratus dua puluh tujuh rupiah) untuk nilai
aset dan Rp. 5.315.794.952.347 (lima triliun tiga ratus lima
belas miliar tujuh ratus sembilan puluh empat juta sembilan
ratus lima puluh dua ribu tiga ratus empat puluh tujuh
rupiah) untuk nilai penjualan. -------------------------------------
6.3.6. Bahwa dengan demikian unsur nilai aset dan atau nilai
penjualan yang melebihi jumlah tertentu terpenuhi. ----------
6.4. Unsur Keterlambatan Melakukan Pemberitahuan kepada Komisi. ---
6.4.1. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 5 ayat (1) PP Nomor
57/2010 diatur bahwa pemberitahuan Penggabungan Badan
Usaha, Peleburan Badan Usaha, atau Pengambilalihan
saham perusahaan lain yang berakibat nilai aset dan/atau
nilai penjualannya melebihi jumlah tertentu wajib
diberitahukan secara tertulis kepada KPPU paling lama 30
(tiga puluh) hari kerja sejak tanggal telah berlaku efektif
secara yuridis Penggabungan Badan Usaha, Peleburan Badan
Usaha, atau Pengambilalihan saham perusahaan. --------------
6.4.2. Bahwa LG International Corp. memberitahukan secara
tertulis kepada KPPU pada tanggal 27 Agustus 2014 terkait
Pengambilalihan Saham PT Binsar Natorang Energi (vide
bukti C17). -------------------------------------------------------------
6.4.3. Bahwa berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor
40/2007 tentang Perseroan Terbatas, tanggal telah berlaku
efektif secara yuridis adalah 12 Juni 2014 sejak
diterbitkannya Surat Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia Nomor AHU-13441.40.22.2014 tanggal 12 Juni
2014 perihal Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data
Perseroan PT Binsar Natorang Energi (vide bukti C4). ----------
6.4.4. Bahwa berdasarkan telah berlaku efektif secara yuridis
perubahan data perseroan PT Binsar Natorang Energi, maka
Terlapor harus sudah melaporkan kepada KPPU selambat-
lambatnya pada tanggal 23 Juli 2014. ----------------------------
6.4.5. Bahwa berdasarkan analisis sebagaimana dijabarkan di atas,
LG International Corp. telah melakukan pelanggaran
terhadap Pasal 29 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999,
oleh karena itu Pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 57
Tahun 2010 telah dapat dikenakan kepada LG International
Corp., dengan demikian unsur keterlambatan melakukan
pemberitahuan kepada Komisi terpenuhi. -----------------------
7. Tentang Pertimbangan Majelis Komisi Sebelum Memutus ----------------
Menimbang bahwa dalam mengenakan sanksi denda bagi Terlapor,
Majelis Komisi memperhitungkan hal-hal sebagai berikut: -------------------
7.1. Bahwa berdasarkan Pasal 36 huruf l dan Pasal 47 ayat (1) Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1999, Komisi berwenang menjatuhkan
sanksi berupa tindakan administratif terhadap pelaku usaha yang
melanggar ketentuan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999. ---------
7.2. Bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 6 Peraturan Pemerintah
Nomor 57 Tahun 2010 berbunyi sebagai berikut: “Dalam hal Pelaku
Usaha tidak menyampaikan pemberitahuan secara tertulis
sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (1) dan ayat (3), Pelaku
Usaha dikenakan sanksi berupa denda administratif sebesar
Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) untuk setiap hari
keterlambatan, dengan ketentuan denda administratif secara
keseluruhan paling tinggi sebesar Rp. 25.000.000.000,00 (dua puluh
lima miliar rupiah)”. ------------------------------------------------------------
7.3. Bahwa menurut Pedoman Pasal 47 Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1999 (selanjutnya disebut “Pedoman Pasal 47”) tentang Tindakan
Administratif, denda merupakan usaha untuk mengambil
keuntungan yang didapatkan oleh pelaku usaha yang dihasilkan
dari tindakan anti persaingan. Selain itu denda juga ditujukan
untuk menjerakan pelaku usaha agar tidak melakukan tindakan
serupa atau ditiru oleh calon pelanggar lainnya. -------------------------
7.4. Bahwa Majelis Komisi menetapkan lamanya hari keterlambatan
pemberitahuan pengambilalihan saham PT Binsar Natorang Energi
oleh LG International Corp. adalah selama 20 (dua puluh) hari. ------
7.5. Bahwa Pasal 6 PP Nomor 57/2010 mengatur “Dalam hal Pelaku
Usaha tidak menyampaikan pemberitahuan secara tertulis
sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (1) dan ayat (3), Pelaku
Usaha dikenakan sanksi berupa denda administratif sebesar
Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) untuk setiap hari
keterlambatan. ----------------------------------------------------------------------------------
7.6. Bahwa atas dasar ketentuan tersebut, maka LG International Corp.
dapat dikenakan denda atas keterlambatan pemberitahuan
pengambilalihan saham PT Binsar Natorang Energi oleh LG
International Corp. sebesar: -------------------------------------------------
- (20 hari x Rp. 1.000.000.000,00 = Rp 20.000.000.000,00)
7.7. Bahwa oleh karena Majelis Komisi menilai Terlapor telah bersikap
kooperatif, beritikad baik dan mengakui terjadinya keterlambatan
melakukan pemberitahuan kepada Komisi maka Majelis Komisi
memberikan keringanan denda berupa pengurangan jumlah denda
yang dikenakan sebesar 60% (enam puluh persen). ---------------------
8. Tentang Diktum Putusan dan Penutup ---------------------------------------
Menimbang bahwa berdasarkan fakta-fakta, penilaian, analisis dan
kesimpulan di atas, serta dengan mengingat Pasal 43 ayat (3) Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1999, Majelis Komisi: ---------------------------------
MEMUTUSKAN
1. Menyatakan bahwa Terlapor terbukti secara sah dan meyakinkan
melanggar Pasal 29 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 juncto
Pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010. --------------------
2. Menghukum Terlapor membayar denda sebesar Rp. 8.000.000.000,00
(delapan miliar rupiah) yang harus disetor secara langsung atau
melalui bagian dari kelompok usaha Terlapor yang berada di
Indonesia, ke Kas Negara sebagai setoran pendapatan denda
pelanggaran di bidang persaingan usaha Satuan Kerja Komisi
Pengawas Persaingan Usaha melalui bank Pemerintah dengan kode
penerimaan 423755 (Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang
Persaingan Usaha). ------------------------------------------------------------------
3. Memerintahkan Terlapor melakukan pembayaran denda, melaporkan
dan menyerahkan salinan bukti pembayaran denda tersebut ke KPPU.
Demikian putusan ini ditetapkan melalui musyawarah dalam Sidang Majelis
Komisi pada hari Jumat tanggal 22 April 2016 oleh Majelis Komisi yang
terdiri dari Kamser Lumbanradja, M.B.A. sebagai Ketua Majelis Komisi;
Dr. Drs. Chandra Setiawan, M.M., Ph.D., dan Dr. Sukarmi, S.H., M.H.
masing-masing sebagai Anggota Majelis Komisi, dan dibacakan di muka
persidangan yang dinyatakan terbuka untuk umum pada hari Selasa
tanggal 26 April 2016, dengan dibantu oleh Ita Damayanti Wulansari, S.E.,
Febby Kristantri, S.Sos, M.E. dan Rosanna Sarita, S.H. masing-masing
sebagai Panitera.
Ketua Majelis Komisi,
Ttd
Kamser Lumbanradja, M.B.A.
Anggota Majelis Komisi,
Ttd
Dr. Drs. Chandra Setiawan, M.M., Ph.D.
Anggota Majelis Komisi,
Ttd
Dr. Sukarmi, S.H., M.H.
Panitera,
ttd
Ita Damayanti Wulansari, S.E.
Ttd
Febby Kristantri, S.Sos, M.E.
Ttd
Rosanna Sarita, S.H.
Salinan sesuai dengan aslinya,
SEKRETARIAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA
Direktur Persidangan
M. Hadi Susanto