Outlook Ekonomi Makro dan Kebijakan Fiskal 2018 · 5 BADAN KEBIJAKAN FISKAL KEMENTERIAN KEUANGAN RI...

25
Outlook Ekonomi Makro dan Kebijakan Fiskal 2018 Suahasil Nazara Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan

Transcript of Outlook Ekonomi Makro dan Kebijakan Fiskal 2018 · 5 BADAN KEBIJAKAN FISKAL KEMENTERIAN KEUANGAN RI...

Outlook Ekonomi Makrodan Kebijakan Fiskal 2018

Suahasil NazaraKepala Badan Kebijakan Fiskal

Kementerian Keuangan

2BADAN KEBIJAKAN FISKALKEMENTERIAN KEUANGAN RI

Fokus RAPBN 2018efisiensi dan kualitas belanja prioritas kemiskinan,

kesenjangan, & kesempatan kerjaReformasi penerimaan negara Pajak & PNBP

Jaga momentum ekonomi dan kepercayaan rakyat

Realisasi 2016

5,4

3,5

13.400

5,2

48

800

1.200

5,2

4,3

13.400

5,2

48

815

1.150

5,0

3,0

13.307

5,7

40

829

1.180

APBNP2017

APBN2018

• Perekonomian global mixed✓ Positif: perbaikan ekonomi AS✓ Negatif: moderasi tiongkok

• Permintaan domestik sehat

Perbaikan distribusi dan penguatan koordinasi menunjang inflasi yang terkendali

Persepsi positif investor menjaga arus modal masuk dan stabilitas nilai tukar, namun dampak kenaikan FFR perlu diwaspadai

• Masih adanya kekhawatiran over-supply produksi minyak dunia

• Lifting mempertimbangkan kapasitas produksi dan penurunan alamiah

ASUMSI MAKRO

INDONESIA

2018

3.6 3.7

2.2 2.0

4.64.9

6.46.2 6.0

5.6

5.0 4.9 5.0 5.25.4

0

1

2

3

4

5

6

7

8

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017p 2018p

Indonesia

Emerging Economies

World

Advanced Economies

Pertumbuhan Ekonomi Global (%)

Source: WEO Oct 2017 & MoF

Ekonomi global menunjukan potensi peningkatanNamun beberapa tantangan perlu menjadi perhatian

• Perekonomian diperkirakan akan meningkat. Namun beberapa tantangan global masihmembayangi

• China economic rebalancing, pergerakanharga komoditas, normalisasi kebijakan moneter, ageing population, proteksionisme, ketidakpastian geopolitik, perubahan iklim & bencana alam

©dooder- Freepik.com

4BADAN KEBIJAKAN FISKALKEMENTERIAN KEUANGAN RI

• Perbaikan perekonomian dunia ditopang oleh peningkatan global demand yang terindikasi pada peningkatanPMI dan Index Produksi khususnya Negara maju. Peningkatan PMI Manufaktur dunia yang mengisyaratkanpeningkatan permintaan ke depan

• Perbaikan permintaan global mendorong aktivitas perdagangan antar negara.

• Seiring meningkatnya permintaan dan perdagangan global, harga komoditas (khususnya minyak mentah dan logam) dan meningkat di 2016-2017

Sumber : CEICSumber : CEIC

-6.00

-4.00

-2.00

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

Jan

Mar

May Ju

l

Sep

No

v

Jan

Mar

May Ju

l

Sep

No

v

Jan

Mar

May Ju

l

Sep

2015 2016 2017

Indeks Produksi Negara Maju

AS Eropa Jepang

40

45

50

55

60

65

Jan

Mar

May Ju

l

Sep

No

v

Jan

Mar

May Ju

l

Sep

No

v

Jan

Mar

May Ju

l

Sep

No

v

2015 2016 2017

PMI Manufaktur

Global AS EU

Japan Tiongkok Korea

India

Pertumbuhan ekonomi dunia di 2017 membaik dibandingkan 2016Perbaikan kinerja ekonomi global diproyeksikan akan berlanjut di 2018

60708090

100110120130140

Jan

-15

Ap

r-1

5

Jul-

15

Oct

-15

Jan

-16

Ap

r-1

6

Jul-

16

Oct

-16

Jan

-17

Ap

r-1

7

Jul-

17

Oct

-17

Indeks Harga Komoditas Global(2015 = 100)

Index Harga Komoditas GlobalMakanan dan PertanianLogamMinyak Mentah Dunia

Sumber : Bloomberg

5BADAN KEBIJAKAN FISKALKEMENTERIAN KEUANGAN RI

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diperkirakan Meningkat di 2018Pertumbuhan ekonomi telah mengalami rebound di tahun 2016 dan berlanjut ke 2017 serta 2018

• Konsumsi Rumah Tangga dan LNPRT (Proyeksi 2018 tumbuh: 5.1%)a. Peningkatan daya beli masyarakat melalui upaya menjaga stabilitas harga dan alokasi anggaran ketahanan panganb. Belanja Sosial masyarakat yang semakin efektif dengan perbaikan skema Belanja PKH, Rastra, KIP, Belanja Kesehatan.c. Persiapan pelaksanaan Asian Games dan Pemilu Presiden

• Konsumsi Pemerintah (Proyeksi 2018 tumbuh: 3.8%)a. Kebijakan belanja diarahkan untuk mengatasi ketimpanganb. Percepatan dan perbaikan pola penyerapan anggaran pemerintahc. Perbaikan pola belanja Pemerintah Daerahd. Dukungan peningkatan sumber-sumber penerimaan negara

• Investasi (Proyeksi 2018 tumbuh: 6.3%)a. Pembangunan infrastruktur dasar dan proyek fisik lainnya yang juga terfokus pada pemerataan antar wilayahb. Pengadaan mesin, perlengkapan dan peralatan industri baruc. Penguatan Capex dari Pasar Modal & Peningkatan peran Capex BUMN dan perusahaan swastad. Peningkatan penyaluran KMK dan KI

• Ekspor dan Impor (Proyeksi 2018 tumbuh: 5.1%-ekspor 4.5%-impor)a. Penambahan pasar ekspor baru & Peningkatan kerjasama bilateral untuk ekspor produk utama (bernilai tambah tinggi)

6BADAN KEBIJAKAN FISKALKEMENTERIAN KEUANGAN RI

Sumber : BPS, Bappenas & Kementerian Keuangan

▪ Sektor pertanian ditingkatkan melaluiprogram modernisasi dan penerapan teknologi tepat guna untuk meningkatkanproduktivitas pertanian

▪ Pendalaman industri berbasis sumber daya alam dengan hilirisasi

▪ Mendorong investasi di sektorpertambangan, khususnya di bidang energi

▪ Akselerasi pembangunan infrastruktur dan perbaikan iklim investasi terus dilakukan

▪ Produktivitas sektor jasa dijaga danditingkatkan, melalui:

a. Sektor konstruksi, transportasi, informasi-komunikasi untuk mendukung efisiensisistem logistik nasional

b. Mendorong perkembangan sektor jasa keuangan melalui kebijakan financial deepening & financial inclusion

Sektor Lapangan Usaha

Pertumbuhan PDB (%)

2015 2016APBNP 2017

Proyeksi 2018

1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 3,8 3,3 3,4 3,6

2. Pertambangan dan Penggalian -3,4 1,1 1,3 1,4

3. Industri Pengolahan 4,3 4,3 4,8 4,9

4. Pengadaan Listrik dan Gas 0,9 5,4 5,0 5,4

5.Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

7,1 3,6 4,0 5,4

6. Konstruksi 6,4 5,2 6,5 6,7

7. Perdagangan Besar dan Eceran 2,6 3,9 5,1 5,5

8. Transportasi dan Pergudangan 6,7 7,7 8,1 8,3

9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4,3 4,9 5,2 5,4

10. Informasi dan Komunikasi 9,7 8,9 10,1 10,5

11. Jasa Keuangan dan Asuransi 8,6 8,9 9,9 10,1

12. Real Estat 4,1 4,3 4,8 5,4

13. Jasa Perusahaan 7,7 7,4 7,4 7,6

14. Adm. Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 4,6 3,2 3,5 4,0

15. Jasa Pendidikan 7,3 3,8 4,1 4,3

16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 6,7 5,0 5,5 5,7

17 Jasa lainnya 8,1 7,8 8,1 8,2

Total PDB 4,9 5,0 5.2 5,4

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia berdasarkan sektorSektor informasi & komunikasi serta jasa keuangan merupakan sektor dengan pertumbuhan tertinggi

7BADAN KEBIJAKAN FISKALKEMENTERIAN KEUANGAN RI

Faktor Pencapaian Sumber Pembiayaan InvestasiDiperlukan investasi yang besar dari semua komponen, baik Pemerintah maupun Non-Pemerintah

Perbankan

• Pada tahun 2016, KMK dan KI tumbuh 7% dan 8,6%. Pada tahun 2017 KMK dan KI harus tumbuh 11% dan 13%

• Pada tahun 2018, KMK dan KI harus tumbuh sekurangnya 13% dan 15%

Pasar Modal

• IPO Saham di tahun 2017-2018 masing-masing harus tumbuh sekurangnya 10% dan 15%

• Right Issue di tahun 2017 dan 2018 harus tumbuh sekurangnya 18% dan 20%

• Corporate Bonds, di tahun 2017 dan 2018 juga harus tumbuh sekurangnya 25% dan 27%

BUMN

• Pada tahun 2017 dan 2018, semua BUMN harus menghasilkan laba bersih

• Capex BUMN sekurangnya harus tumbuhsekurangnya 28% di 2017 dan tumbuh 30% di 2018

• Perlu penguatan setoran dividen dari anak perusahaan BUMN ke Induknya

PMA PMDN• Pada tahun 2017 & 2018, realisasi

Investasi Langsung harus tumbuh sekurangnya 22% dan 23%

Investasi Pemerintah• Mendorong alokasi belanja Pemda untuk

infrastruktur

8BADAN KEBIJAKAN FISKALKEMENTERIAN KEUANGAN RI

Kinerja ekspor diperkirakan meningkat seiring pertumbuhan permintaan globalReformasi kebijakan sektor energi mampu mengurangi tekanan defisit neraca migas

Dukungan program terkait ekspor• Upaya pengembangan pasar nontradisional dan produk manufaktur• Pengembangan ekspor dari sektor UMKM melalui program NIA

Impor akan meningkat seiring perbaikan ekonomi• Kebutuhan untuk investasi dan peningkatan produksi dalam negeri• Peningkatan terutama pada barang modal dan bahan baku

Penguatan Neraca Perdagangan Indonesia diperkirakan berlanjut didukung beberapa kebijakan• Paket-paket kebijakan ekonomi untuk memperkuat kinerja sektor riil• Penyederhanaan regulasi• Perbaikan Dwelling Time dan sislognas• Mendorong peran ekspor non komoditas primer

9BADAN KEBIJAKAN FISKALKEMENTERIAN KEUANGAN RI

Daya beli masyarakat menjadi faktor yang mempengaruhi konsumsiKonsumsi pada golongan masyarakat menengah dan inflasi yang stabil mendorong konsumsi nasional

• Usia produktif yang tinggi mendorong konsumsi RT

• Golongan kelompok menengah diperkirakan juga tetap meningkat sejalan peningkatan usia produktif

• Stabilitas harga adalah faktor utama, terutama harga bahan pokok bagi masyarakat rentan

• Konsumsi LNPRT juga diperkirakan mendukung kinerja konsumsi

• Asian Games, pilkada serentak 171 daerah dan kegiatan sosial baik keagamaan maupun sosial lainnya

Inflasi 2018 diperkirakan 3.5%, dipengaruhi oleh :

• Laju inflasi dapat dijaga stabil dan rendah selama duatahun terakhir (2016 dan 2017).

• Laju inflasi inti diperkirakan mengalami trenpeningkatan seiring dengan: proyeksi membaiknyaperekonomian global peningkatan harga komoditasglobal, dan peningkatan permintaan domestik

• Gangguan iklim yang menimbulkan tekanan padavolatile food diprediksi relatif minimal di tahun 2018

• Pembangunan infrastruktur mendukung peningkatankapasitas produksi dan perbaikan sistem distribusi

• Kebijakan administered price akan ditataimplementasinya sehingga reformasi struktural dalamrangka mencapai efisiensi ekonomi jangka panjangdapat tercapai

• Pembenahan tata niaga komoditas volatile food

10BADAN KEBIJAKAN FISKALKEMENTERIAN KEUANGAN RI

Nilai Tukar Rupiah/US$ diproyeksikan mencapai Rp13,400/US$Perbaikan kinerja ekonomi domestik mendorong sentimen positif investor

• Tingkat volatilitas nilai tukar Rupiah tetap terjaga pada tingkat yang rendah

• Kinerja perekonomian nasional yang relatif lebih baik : akselerasi proyek infrastruktur, keberhasilan program pengampunan pajak, terjaganya tingkat inflasi, dan penurunan defisit transaksi berjalan

• Penguatan ekonomi Amerika yang berkontribusi positif dalam kinerja ekspor lndonesia(cadangan devisa), serta

• Masih berlangsungnya Quantitative Easing yang diberlakukan oleh ECB dan BoJ

• Potensi kenaikan suku bunga The Fed yang diperkirakan akan dilaksanakan beberapakali sepanjang 2017-18

• Perbaikan ekonomi AS mendorong flight to quality dalam jangka panjang (estimasipertumbuhan PDB riil, tingkat inflasi, dan bunga obligasi 10Y meningkat)

• Kebijakan perdagangan AS di bawah pemerintahan baru, rebalancing ekonomi Tiongkok, dan ketidakpastian permasalahan geopolitik, terutama antara AS denganKorea Utara

Faktor-faktorpenguatan nilaitukar Rupiah

Faktor risikopelemahan nilaitukar Rupiah

11BADAN KEBIJAKAN FISKALKEMENTERIAN KEUANGAN RI

Rata-rata Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan diperkirakan 5.2% pada 2018Dipengaruhi faktor domestik maupun eksternal

Faktor Domestik

• Risiko kenaikan suku bunga acuan AS akan memperkecil ruang bagi BI untuk menurunkan suku bunga lebih jauh

• Implementasi berbagai paket kebijakan Pemerintah untuk meningkatkan investasi, mengendalikan inflasi, dan menjaga kondisi fiskal yang sehat

• Sentimen positif terhadap kebijakan front loadingdan peningkatan intensitas penerbitan SPN, serta daya serap pemodal lembaga domestik yang relatif meningkat

Faktor Global• Kebijakan fiskal ekspansif di AS

mendorong peningkatan suku bunga acuan AS di periode ke depan sehingga berpotensi memicu tekanan pada capital flow

• Namun demikian, dikarenakan kondisi likuiditas global masih cukup tinggi akibat kebijakan quantitative easing di Uni Eropa dan Jepang, dampak kenaikan FFR diperkirakan tidak sampai memicu outflow

12BADAN KEBIJAKAN FISKALKEMENTERIAN KEUANGAN RI

Rata-rata harga ICP 2018 diperkirakan sebesar US$48/barelKesepakatan kuota minyak OPEC dan peningkatan permintaan mendorong peningkatan harga

Faktor faktor yang mempengaruhi outlook harga minyak mentah:

• Konsensus perkiraan harga minyak dunia sebagai acuan pada kisaran US$ 55 – 60 per barel• Pemulihan pertumbuhan ekonomi global akan berdampak pada peningkatan permintaan energi

termasuk minyak mentah dunia• Diperkirakan akan terjadi peningkatan pasokan

a. Beberapa negara Non-OPEC memanfaatkan momentum pemangkasan produksi untukmeningkatkan jumlah pengeboran

b. Meningkatnya pemanfaatan sumber energi alternatif

13BADAN KEBIJAKAN FISKALKEMENTERIAN KEUANGAN RI

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diperkirakan Meningkat di 2018mempertimbangkan kapasitas produksi dan tingkat penurunan alamiah lapangan migas yang ada, penambahanproyek yang akan on stream, serta rencana kegiatan produksi yang dilaksanakan oleh KKKS

Upaya pencapaian target lifting minyak dan gas bumi 2018:• Mendorong KKKS untuk melaksanakan program kerja utama, seperti pengeboran

sisipan, kerja ulang dan perawatan sumur• Melakukan optimalisasi produksi melalui pemanfaatan teknologi seperti Enhance Oil

Recovery baik sekunder maupun tersier• Memperbaiki iklim investasi mendorong peningkatan kegiatan eksplorasi berkelanjutan,

menyederhanakan proses perijinan• Mempercepat realisasi proyek pengembangan dengan menyederhanakan proses

perizinan dan persetujuan rencana pengembangan (plan of development)• Memonitor pelaksanaan proyek on-stream agar dapat tepat waktu. Beberapa proyek

lapangan migas yang akan on-stream antara lain: Lapangan Jangkrik, Madura BD, serta Blok Wasambo

lifting minyak bumi 2018 : 800 ribu barrel/harilifting gas bumi 2018 : 1200 barrel eq/hari

14BADAN KEBIJAKAN FISKALKEMENTERIAN KEUANGAN RI

15BADAN KEBIJAKAN FISKALKEMENTERIAN KEUANGAN RI

20162017

APBN-P2018APBN

% Pertumbuhan 2018dibandingkan APBN-P 2017LKPP

A. Pendapatan Negara dan Hibah 1,555.90 1,736.10 1,894.7 9.1%

I. Penerimaan Dalam Negri 1,546.90 1,733.00 1,893.5 9.3%

1. Perpajakan 1,284.90 1,472.70 1,618.1 9.9%

2. PNBP 262 260.2 275.4 5.8%

II. Hibah 9 3.1 1.2 -61.3%

B. Belanja 1,864.30 2,133.30 2,220.7 4.1%

I. Belanja Pemerintah Pusat 1,154.00 1,367.00 1,454.5 6.4%

1. Belanja K/L 684.2 773.1 847.4 9.6%

2. Belanja Non K/L 469.8 593.9 607.1 2.2%

II. TKDD 710.3 766.3 766.2 0.0%

C. Surplus (Defisit) -308.3 -397.2 -325.9 -18.0%

% PDB -2.49 -2.92 -2.19

D. Pembiayaan 334.9 397.2 325.9 -18.0%

APBN 2018

PNBP 2018 : Rp275,4 Triliun

• Automatic Exchange of Information (AEoI)• Data & Sistem Informasi Perpajakan : up to date

dan terintegrasi (e-filing, e-form dan e-faktur• Kepatuhan Wajib Pajak• Insentif Perpajakan• SDM dan regulasi : Peningkatan Pelayanan dan

efektifitas organisasi

Penerimaan Perpajakan2015 : Rp1.240,4 Triliun

2016 : Rp1.285,0 Triliun

2017 : Rp1.472,7 Triliun

2018 : Rp1.618,1 Triliun • Revisi UU PNBP dan PP tentang jenis dan tarif PNBP

• Efisiensi dan efektifitas pengelolaan SDA• Peningkatan kinerja BUMN• Efisiensi operasional PNBP• Revisi kontrak efisiensi cost recovery• Menggali potensi baru• Perbaikan Pelayanan Publik

• Penerimaan Pajak Rp. 1.424

• PPh Migas Rp. 38,1

• Pajak Non-Migas Rp. 1.385,9

• Kepabeanan & Cukai Rp. 194,1

Kebijakan PenerimaanMengoptimalkan potensi ekonomi dan langkah reformasi perpajakan

Copyright @freepik.com

2015Rp1.183,3 T

2016Rp1.154,0 T

2017 (Outlook)Rp1.343,1 T

2018Rp1.454,5 T

Belanja Pemerintah Pusat

diarahkan untuk pembangunan infrastruktur, pengurangan kemiskinan dan pengangguran, dalamrangka pemerataan pembangunan dan perbaikankonektivitas

Belanja K/L 2018

Rp847,4 T• Perencanaan berbasis kinerja sejalan

dengan prioritas pembangunan• Efisiensi belanja operasional• Proses pelelangan yang lebih awal

Belanja Non K/L 2018 Rp607,1 T• Subsidi ebih tepat

sasaran

• Diarahkan untuk masyarakat miskin

• Pengendalian inflasi

• Pengendalian beban biaya bunga

• Memperdalam pasar SBN

• Pengendalian tambahan utang

• Sinergi bansos dan transfer ke daerah

• Pengendalian kebutuhan pokok

• Peningkatan produktifitas pangan

Kebijakan BelanjaUntuk pembangunan berkelanjutan dan menciptakan iklim usaha yang produktif

• Program perlindungan sosial(PKH)

• Perluasan Bantuan Pangan non Tunai (BPNT)

• Pelayanan Kesehatan• Pendidikan• Program Indonesia Pintar

Kemiskinan

dan KesenjanganPertanian• Peningkatan pangan dan

pembangunan sarpras• Pengembangan

hortikultura

Pariwisata• Pengembangan

destinasi wisata• Promosi pariwisata

Perikanan• Peningkatan daya saing

produk olahan perikanan

• Bantuan kapal• Kelestarian lingkungan

Sektor Unggulan

• Pembangunan Jalan• Peningkatan konektivitas• Pembangunan Irigasi

• Peningkatan Rasio Elektrifikasi

• Pembangunan Rusun

Infrastruktur

Aparatur Negara danPelayanan Masyarakat

• Pencapaian MEF tahap2 dan pengembanganindustri pertahanan

• KeamananPemeliharaankeamanan dan ketertiban dan penyelidikan/ penyidikan pidana

• Penyelenggaran pilkada2018 dan persiapanpemilu 2019.

PertahananKeamanan danDemokrasi• Reformasi birokrasi

untuk meningkatkankualitas pelayanan publik

• Kesejahteraan aparatur dan pensiunan

• Perbaikan sistem dan manfaat pensiun aparatur negara

• Kenaikan uang lauk paukTNI/Polri.

0%

5%

10%

15%

20%

25%

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Energy Subsidy Infrastructure

Infrastruktur 130.9%

Source: MoF

Meningkatkan kualitas belanja untuk meningkatkan daya saingInfrastruktur dan Sumber Daya Manusia

Subsidi Energi

73.0%

Δ 2018 : 2014

• Upaya peningkatan kualitasbelanja dipusatkan padapengalokasian pada jalurproduktif sepertiinfrastruktur, program sosial, dan subsidi yang ditargetkandengan lebih baik

• Indonesia berkomitmenuntuk memperkuat kualitasmasyarakatnya melaluibelanja pendidikan dankesehatan yang baik

• Alokasi pendidikan dankesehatan akandipertahankan

Δ 2018 : 2014

Rp 410.7 T

Rp 94.5 T

Persentase anggaran untuk subsidi energi terhadap total belanja negara terus menurun, sejalan dengan komitmen pemerintah untuk meningkatkan belanja infrastruktur

18.5%

4.3%

Alokasi terhadap total Belanja

2013:

Rp155,9 T

2014:

Rp154,7 T

2015:

Rp256,1 T

2016:

Rp269,1 T

2017 (outlook):

Rp388,3 T

2018:

Rp410,7 T

Anggaran Infrastruktur untuk pemerataan pembangunan dan konektivitasMengejar ketertinggalan (gap) Indonesia terhadap penyediaan infrastruktur

Copyright freepik.com @Vectorarte

Pendidikan

• 20% dari Belanja• Kartu Indonesia Pintar• Peningkatan Fasilitas Sekolah• Beasiswa (Bidik Misi, LPDP)• Bantuan Operasional Sekolah

(BOS)

• 5% dari Belanja• Program Indonesia sehat• Peningkatan Fasilitas Kesehatan • Imunisasi nasional• Penyelenggaraan jaminan

kesehatan nasional (BPSJ)

© hamdanhasan.deviantart.com

Kesehatan

Anggaran prioritas untuk penciptaaan sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas

Mempertahankan alokasi khusus untuk Kesehatan dan Pendidikan

Copyright @freepik.com

Dana Bagi hasil (Rp89,2 T) dan Dana Alokasi Umum (Rp401,5 T) digunakan 25% untuk

belanja infrastruktur.

Dana Insentif Daerah (Rp8,5 T) untuk perbaikankinerja pengelolaan keuangan, pelayanan

pemerintahan umum, pelayanan dasar publik, dan kesejahteraan.

DAK Fisik Rp62,4 T & DAK Non-Fisik Rp123,5 T

Transfer ke Daerah dan Dana Desa pada APBN 2018 naik karena meningkatnya pendapatan negara yang dibagihasilkan

• Reformulasi Dana Desa dengan semakin fokus untuk pengentasan kemiskinan, memerhatikan pemerataan &keadilan

• Afirmasi kepada desa tertinggal dan sangat tertinggal dengan jumlah penduduk miskin tinggi

• Memperbaiki ketimpangan antardesa dalam alokasi dana desa dengan indeks gini yang rendah

Transfer ke Daerah Rp706,2 T

Dana Desa Rp. 60 T

Fokus untuk meningkatkan kualitas layanan publik di daerah, menciptakan kesempatan kerja, mengentaskan kemiskinan, dan mengurangi ketimpangan antardaerah

Produktif : utang untukkegiatan produktif; akselerasiprioritas pembangunan nasional, pendidikan, kesehatan, infrastruktur Pembangunan daerah

Efisiensi : Rasio pembayaran bunga utang terhadap outstanding utang rendah.

Hati-hati menjaga rasio utangterhadap PDB.

Dengan defisit yang rendah Indonesia mampu tumbuh tinggitingkat defisit APBN tahun 2018 adalah 2,19 persen

*LKPP **Outlook ***APBN

3.8 3.3

1.7 1.2

9.0

5.6

1.5

4.8

2.2 2.7 2.1

-0.6

2.2 2.10.8 1.1

0.51.3

3.3

1.0

-0.6 -0.7 -1.1-1.6 -1.7 -2.1 -2.7 -2.8 -3.1 -3.1 -3.3

-4.3 -4.4

-6.2 -6.4 -6.7-8.0

-6.0

-4.0

-2.0

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

Sau

di A

rab

ia

Ko

rea

Ru

ssia

Ger

man

y

Ch

ina

Ind

on

esia

Can

ada

Turk

ey

Arg

enti

na

Au

stra

lia

Sou

th A

fric

a

Ital

y

Mex

ico

Bra

zil

Fran

ce

Un

ited

Kin

gdo

m

Jap

an

Un

ited

Sta

tes

Pertumbuhan PDB Surplus/Defisit Fiskal

Sumber: World Economic Outlook – IMF April 2017, CEIC, Kemenkeu diolah

Rata-rata defisit & pertumbuhan satu dekade terakhir

Defisit Indonesia terhadap PDB

2014*: 2,14%, 2015*: 2,58%

2016*: 2,49%* , 2017**: 2,67%

2018*** 2,19%

Indonesia adalah negara dengan defisityang rendah namun mempunyaipertumbuhan ekonomi yang tinggi. Defisit anggaran digunakan denganproduktif untuk menciptakanpertumbuhan

Pemerintah akan menjaga defisit dan utang pada tingkat yang terkendali dan sesuai dengan amanat Undang –

Undang (defisit dan rasio utang masing-masing di bawah 3% dan 60% terhadap PDB)

Kebijakan pembiayaan juga mendorong kinerja investasi pemerintah yang produktif serta tepat sasaran, serta

mengoptimalkan pembiayaan yang inovatif dan kreatif dengan tetap menjaga

kehati-hatian

Indonesia saat ini memiliki peringkat investment grade (layak investasi) dari lembaga pemeringkat utama dunia. Hal ini

menunjukan bahwa Indonesia dianggap mempunyai kemampuan bayar yang tinggi dengan risiko gagal bayar yang sangat rendah

Rasio utang terhadapPDB dan tingkat utangper kapita Indonesiamerupakan salah satuyang paling rendah

Pemerintah akan terus melakukanreformasi perpajakan untukmeningkatkan penerimaan negara dan menjaga keberlangsungan(sustainabilitas) keuangan negarauntuk menciptakan ketahanan dan kesinambungan fiskal.

Kebijakan pembiayaan/utang diarahkan agar tercipta disiplin dan kesinambungan fiskal untuk mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan

Copyright @freepik.com

Pembiayaan anggaran dilaksanakan hati-hati dan produktif

Terima Kasih