Otosklerosis
description
Transcript of Otosklerosis
OTOSKLEROSIS
Definisi
Otosklerosis adalah suatu penyakit pada tulang pada bagian telinga tengah khususnya pada
stapes yang disebabkan pembentukan baru tulang spongiosus dan sekitar jendela ovalis
sehingga dapat mengakibakan fiksasi pada stapes.(Brunner&Sudarth,2001)
Etiologi
a. Penyebab dari otosklerosis masih belum diketahui dengan jelas (idiopatik)
b. Pendapat umumnya diturunkan secara autosomal dominan.
c. Bukti ilmiah yang menyatakan adanya infeksi virus measles yang mempengaruhi
otosklerosis.
d. Beberapa berpendapat bahwa infeksi kronik measles di tulang merupakan
predisposisi pasien untuk terkena otosklerosis. Materi virus dapat ditemukan di
osteoblas pada lesi sklerotik.
I. Patofisiologi
Patofisiologi dari otosklerosis sangat kompleks. Kunci utama lesi dari
otosklerosis adalah adanya multifokal area sklerosis diantara tulang endokondral
temporal. Ada 2 fase patologik yang dapat diidentifikasi dari penyakit ini yaitu:
a. Fase awal otospongiotic
Gambaran histologis: terdiri dari histiosit, osteoblas, osteosit yang merupakan
grup sel paling aktif. Osteosit mulai masuk ke pusat tulang disekitar pembuluh
darah sehingga menyebabkan pelebaran lumen pembuluh darah dan dilatasi dari
sirkulasi. Perubahan ini dapat terlihat sebagai gambaran kemerahan pada
membran timpani.
Schwartze sign berhubungan dengan peningkatan vascular dari lesi yang
mencapai daerah permukaan periosteal. Dengan keterlibatan osteosit yang
semakin banyak, daerah ini menjadi kaya akan substansi dasar amorf dan
kekurangan struktur kolagen yang matur dan menghasilkan pembentukkan spongy
bone.
b. Fase akhir otosklerotik
Fase otosklerotik dimulai ketika osteoklas secara perlahan diganti oleh osteoblas
dan tulang sklerotik yang lunak dideposit pada area resorpsi sebelumnya. Ketika
proses ini terjadi pada kaki stapes akan menyebabkan fiksasi kaki stapes pada
fenestra ovale sehingga pergerakan stapes terganggu dan oleh sebab itu transmisi
suara ke koklear terhalang. Hasil akhirnya adalah terjadinya tuli konduktif.
Jika otosklerosis hanya melibatkan kaki stapes, hanya sedikit fiksasi yang
terjadi. Hal seperti ini dinamakan biscuit footplate. Terjadinya tuli sensorineural
pada otosklerosis dihubungkan dengan kemungkinan dilepaskannya hasil
metabolisme yang toksik dari luka neuroepitel, pembuluh darah yang terdekat,
hubungan langsung dengan lesi otosklerotik ke telinga dalam. Semuanya itu
menyebabkan perubahan konsentrasi elektrolit dan mekanisme dari membran
basal.
Kebanyakan kasus dari otosklerosis menyebabkan tuli konduktif atau
campur. Untuk kasus dari sensorineural murni dari otosklerosis itu sendiri masih
kontroversial. Kasus sensorineural murni karena otosklerosis dikemukakan oleh
Shambaugh Sr. tahun 1903. Tahun 1967, Shambaugh Jr. menyatakan 7 kriteria
untuk mengidentifikasi pasien yang menderita tuli sensorineural akibat koklear
otosklerosis:
a. Tanda Schwartze yang positif pada salah satu/ke dua telinga
b. Adanya keluarga yang mempunyai riwayat otosklerosis
c. Tuli sensorineural progressive pendengaran secara simetris, dengan fiksasi
stapes pada salah satu telinga
d. Secara tidak biasa adanya diskriminasi terhadap ambang dengar untuk tuli
sensorineural murni
e. Onset kehilangan pendengaran pada usia yang sama terjadinya fiksasi stapes
dan berjalan tanpa etiologi lain yang diketahui
f. CT-scan pada pasien dengan satu atau lebih kriteria yang menunjukan
demineralisasi dari kapsul koklear
g. Pada timpanometri ada fenomena on-off.
Tanda dan Gejala
a. Penurunan pendengaran secara progresif
b. Tinnitus (telinga berdenging)
c. vertigo
d. Ketulian 30-40 db (desible)
Epidemiologi
a. Ras
Beberapa studi menunjukan bahwa otosklerosis umumnya terjadi pada ras
Kaukasian. Sekitar setengahnya terjadi pada populasi oriental.
b. Faktor Keturunan
Otosklerosis biasanya dideskripsikan sebagai penyakit yang diturunkan secara
autosomal dominant.
c. Gender
Ratio otosklerosis antara pria:wanita 1:1.
d. Sejarah keluarga
Sekitar 60% dari pasien dengan klinikal otosklerosis dilaporkan memiliki keluarga
dengan riwayat yang sama.
Pemeriksaan Fisik dan Penunjang
a. Pemeriksaan Fisik
1) Inspeksi : Membran timpani biasanya normal pada sebagian besar kasus. Hanya
sekitar 10% yang menunjukan Schwartze Sign.
2) Palpasi : Tak adanya nyeri tekan.
3) Pada pemeriksaan garputala menunjukkan kesan tuli konduktif, memberi
gambaran hantaran tulang lebih kuat dari pada hantaran udara (rinne negative ).
4) Tes webber menunjukkan lateralisasi kearah telinga yang memiliki derajat
conduting hearing loss lebih besar.
b. Pemeriksaan Penunjang
1) Audiogram merupakan kunci penelusuran secara objektif dari otosklerosis.
Gambaran biasanya konduktif, tetapi dapat juga mixed atau sensorineural.
2) CT scan dapat mengidentifikasi pasien dengan vestibular atau koklear
otosklerosis.
Penatalaksanaan
Penyakit akan berkembang lebih cepat tergantung pada faktor lingkungan seperti
kehamilan. Gangguan pendengaran akan berhenti stabil maksimal pada 50-60 db.
a. Amplifikasi
Alat Bantu dengar baik secara unilateral atau bilateral dapat merupakan terapi
yang efektif. Beberapa pasien yang bukan merupakan kandidat yang cocok untuk
operasi dapat menggunakan alat bantu dengar ini.
b. Terapi Medikamentosa
Sodium florida 20-120 mg/hari.
c. Terapi Bedah
Pembedahan akan membutuhkan penggantian seluruh atau sebagian dari fiksasi
stapes (stapedectomy ).
Indikasi Bedah
1. Tipe otosklerosis oval window dengan berbagai variasi derajat fiksasi stapes
2. Otosklerosis atau fiksasi ligamen anularis oval window pada otitis media
kronis (sebagai tahapan prosedur)
3. Osteogenesis imperfekta
4. Beberapa keadaan anomali kongenital
5. Timpanosklerosis di mana pengangkatan stapes diindikasikan (sebagai
tahapan operasi)