ot desa

3
Latar belakang munculnya desa Pemerintahan desa Kewenangan desa kebijakan pemerintahan desa Institusi/kelembagaan Peraturan desa Keuangan desa Sebagai tindak lanjut dari pencanangan otonomi daerah pada tanggal 1 januari 2001,maka dilaksanakan pula otonomi desa untuk setiap daerah kabupaten. Secra historikal desa merupakan cikal bakal terbentuknya masyarakat politik dan pemerintahan diindonesia jauh sebelum negara bangsa ini terbentuk.Sturktur sosial sejenis desa masyarakat adat, dan lain sebagainya telah menjadi institusi sosial yang mempunyai posisi sangat penting.desa merupakan institusi yang otonom dengan tradisi,adat istiadat dan hukumnya sendiriserta relatif mandiri.Hal ini antara lain ditunjukkan dengan tingkat keragaman yang membuat desa mungkin merupakan wujud BANGSA yang paling konkret. Sejalan dengan hadirnya negra modern, kemandirian dan kemampuan masyarakat desa mulai berkurang.Kondisi ini sangat kuat terlihat dalam orde baru yang berdasarkan uu no.5 tahun 1979 melakukan sentralisasi,birokratisasi,dan penyeragaman pemerintahan desa tanpa menghiraukan kemajemukan masyarakat adat dan pemerintahan asli,uu ini melakukan penyeragaman secar nasional.spirit ini kemudian tercermin dalam hampir semua kebijakan pemerintahan pusat yang terkait dengan desa. Pemberdayaan desa Tujuan utama dari pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah adalah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakatny.beragam usaha dari berbagai sektor terus dikembangkan dalam usaha pencapaian tersebut.namun demikian sering terjadi bahwa usaha dan minat baik tersebut tidak menacapai seluruh masyarakat terutama masyarakat dipedesaan.disamping itu banyak terjadi kerusakan lingkungan karena pendayagunaan yang berlabihan dalam mengejar target pembangunan tertentu dan juga terjadi pelanggaran norma-normakehidupan masyarakat dipedesaan. Kegagalan usaha tersebut dikarenakan pendekatan utama dalam pembangunan yang dilaksanakan justru memang tidak dilakukan pada masyarakat marginal dan masyarakat desa.perencanaan pembangunan yang ttidak memeperhatikan semua aspek dari pembangunan adalah perencanaan yang bersifat dari atas kebawah (top down planning),dimana pendekatan seperti itu hanya menjadikan masyarakat sasaran pembangunan bukan pelaku pembangunan. Mengingat dan menyadari adanya hambatan dan kegagalan pendekatan dan pembangunan yang bersifat cetak biru maka

description

A. PENDAHULUANSemua pengobatan modern berasal dari tradisi herbal kuno. Hal ini telah berkembang menghasilkan obat konvensional yang dikenal di negara Barat, yang menggunakan obat-obat sintesis dan senyawa alam yang diisolasi. Kini ekstrak tumbuhan jarang digunakan oleh dokter atau dirumah sakit, meskipun obat herbal populer di masyarakat dan perbaikan formulasinya telah menghasilkan gennerasi baru fitomedis yang lebih poten daripada yang sebelumnya dan juga telah distandarisasi secara kimia. Namun, perhatian terhadap sistem Oriental yang lebih kuno kembali muncul; hal ini sebagian disebabkan oleh ketidakpuasan akan pengobatan

Transcript of ot desa

Secra historikal desa merupakan cikal bakal terbentuknya masyarakat politik dan pemerintahan diindonesia jauh sebelum negara bangsa ini terbentuk.Sturktur sosial sejenis desa masyarakat adat, dan lain sebagainya telah menjadi institusi sosial yang mempun

Latar belakang munculnya desa

Pemerintahan desa

Kewenangan desa kebijakan pemerintahan desa

Institusi/kelembagaan

Peraturan desa

Keuangan desa

Sebagai tindak lanjut dari pencanangan otonomi daerah pada tanggal 1 januari 2001,maka dilaksanakan pula otonomi desa untuk setiap daerah kabupaten.

Secra historikal desa merupakan cikal bakal terbentuknya masyarakat politik dan pemerintahan diindonesia jauh sebelum negara bangsa ini terbentuk.Sturktur sosial sejenis desa masyarakat adat, dan lain sebagainya telah menjadi institusi sosial yang mempunyai posisi sangat penting.desa merupakan institusi yang otonom dengan tradisi,adat istiadat dan hukumnya sendiriserta relatif mandiri.Hal ini antara lain ditunjukkan dengan tingkat keragaman yang membuat desa mungkin merupakan wujud BANGSA yang paling konkret.

Sejalan dengan hadirnya negra modern, kemandirian dan kemampuan masyarakat desa mulai berkurang.Kondisi ini sangat kuat terlihat dalam orde baru yang berdasarkan uu no.5 tahun 1979 melakukan sentralisasi,birokratisasi,dan penyeragaman pemerintahan desa tanpa menghiraukan kemajemukan masyarakat adat dan pemerintahan asli,uu ini melakukan penyeragaman secar nasional.spirit ini kemudian tercermin dalam hampir semua kebijakan pemerintahan pusat yang terkait dengan desa.

Pemberdayaan desa

Tujuan utama dari pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah adalah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakatny.beragam usaha dari berbagai sektor terus dikembangkan dalam usaha pencapaian tersebut.namun demikian sering terjadi bahwa usaha dan minat baik tersebut tidak menacapai seluruh masyarakat terutama masyarakat dipedesaan.disamping itu banyak terjadi kerusakan lingkungan karena pendayagunaan yang berlabihan dalam mengejar target pembangunan tertentu dan juga terjadi pelanggaran norma-normakehidupan masyarakat dipedesaan.

Kegagalan usaha tersebut dikarenakan pendekatan utama dalam pembangunan yang dilaksanakan justru memang tidak dilakukan pada masyarakat marginal dan masyarakat desa.perencanaan pembangunan yang ttidak memeperhatikan semua aspek dari pembangunan adalah perencanaan yang bersifat dari atas kebawah (top down planning),dimana pendekatan seperti itu hanya menjadikan masyarakat sasaran pembangunan bukan pelaku pembangunan.

Mengingat dan menyadari adanya hambatan dan kegagalan pendekatan dan pembangunan yang bersifat cetak biru maka perlu suatu alternatif paradigma pembangunan yang baru. Pendekatan ini didasarkan pada pengalaman desa-desa yang masyarakatnya secara efektif dalam mengelola sumber daya yang ada didesa tersebut dan lingkungannya.

Desa yang otonom akan memberi ruang gerak yang luas pada perencana pembangunan yang merupakan kebutuhan nyata masyarakat dan tidak banyak terbebani oleh program-program kerja dari berbagai instansi dan pemerintah. Apabila otonomi desa benar-benar terwujud, maka tidak akan terjadi urbanisasi tenaga kerja potensial kekota untuk menyerbu lapangan kerja disektor informal.

Untuk melakukan otonomi desa, maka segenap potensi desa baik berupa kelembagaan,sda dam sdm harus dioptimalkan.untuk itu tahap awal ketiga potensi tersebut harus diidentifikasi terlebih dahulu baik segi kulitas maupun kuantitas.

Ketiga potensi itu saling berkaitan dan saling ketergantungan. Potensi alam yang besar dan bernilai tidak akan bertahan lama apabila tidak dimanfaatkan secara baik dan benar.pengelolaan yang baik adalah pengelolaan yang berprinsip pada pembangunan yang berkesinambungan dan kelestarian lingkungan.untuk itu dituntut sumber daya manusia yang terampil dan inovatif sehingga dapat memanfaatkan dan memperbarui potensi alam. Tetapi pada realitanya sumberdaya yang demikian masih langka didesa,karena lebih menekankan pembangunan fisik yang tidak diimbangi dengan pembangunan sumber daya manusianya.

Kondisi yang seperti ini harus segera diatasi membuat wadah untuk sdm yang ada yang mampu ikut serta dan dalam proses menuju desa yang otonom.pengelolaan sumber daya alam harus berbasis kemasyarakatan dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran yang merupakan syarat utama dalam otonomi desa.

Potensi yang juga harus dikembangkan adlah dari segi kelembagaan,perlunya dibentuk kelembagaan sosial yang menjadi wadah aspirasi bagi masyarakat bahkan menjadi yang mendorong dinamika masyarakat desa. Dengan demikian penguatan kelambagaan sangat menentukan untuk menuju desa otonom.

Otonomi desa

Otonomi desa merupakan otonomi yang asli,bulat,dan utuh serta bukan pemberian dari pemerintah, sebaliknya pemerintah berkewajiban menghormati otonomi asli yang dimiliki oleh desa tersebut.

Sebagai kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai susunan asli berdasarkan hak istimewa, maka desa dapat melakukan perbuatan baik hukum publik maupun hukum perdata, memiliki kekayaan, harta benda serta dapat dituntut dan menuntut dimuka pengadilan.

Sebagai wujud emokrasi, maka di desa dibentuk badan perwakilan desa yang berfungsi sebagai lembaga legislatif dan pengawas terhadap pelaksanna peraturan desa, anngaran pendapatan dan belanja desa serta keputusan kepala desa. Untuk itu kepala desa dengan persetujuan badan perwakilan desa mempunyai kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum dan mengadakan perjanjian yang saling menguntungkan dengan pihak lain.menetapkan sumber-sumber pendapatan desa,menerima sumbangan dari pihak ketiga dll. Kemudian berdasarkan hak atas asal usul desa bersangkutan. Kepala desa dapat mendamaikan perkara atau sengketa yang terjadi diantara warganya.

Pelaksanaan hak,wewenang, dan kebebasan otonomi ddesa menuntut tanggung jawab untuk memelihara integritas ,persatuan dan kesatuan bangsa.