Osteology Extremitas

28
Komponen tulang Secara keseluruhan tubuh manusia terdiri kurang lebih 206 tulang Terbagi menjadi = Systema skeleton axiale = 80 tulang Systema skeleton apendiculare = 126 tulang a. Menurut morfologinya, tulang dibagi menjadi : Os longum Os breve Os planum Os pneumaticum Os irregular b. Menurut lokasinya Os humanum (tulang yang menyusun rangka) 1) Skeleton axial Cranium Skeleton trunci Columna vertebralis, costae & sternum 2) Sekeleton appendiculare Ekstremitas superior = cingulum membri superior Pars libera membri superioris

description

rangkuman

Transcript of Osteology Extremitas

Page 1: Osteology Extremitas

• Komponen tulang

Secara keseluruhan tubuh manusia terdiri kurang lebih 206 tulang

Terbagi menjadi =

Systema skeleton axiale = 80 tulang

Systema skeleton apendiculare = 126 tulang

a. Menurut morfologinya, tulang dibagi menjadi :

Os longum

Os breve

Os planum

Os pneumaticum

Os irregular

b. Menurut lokasinya

• Os humanum (tulang yang menyusun rangka)

1) Skeleton axial

Cranium

Skeleton trunci

Columna vertebralis, costae & sternum

2) Sekeleton appendiculare

Ekstremitas superior =

cingulum membri superior

Pars libera membri superioris

Page 2: Osteology Extremitas

Ekstremitas inferior =

Cingulum membri inferior

Pars libera membri inferior

Os sessamoidea (tulang yang terdapat pada ligamentum / tendo otot)

Ossa membri superioris

Tersusun atas =

1) cingulum membri superioris

2) ektremitas superior liberae

1. Cingulum membri superioris/shoulder gridle/pectoral gridle/ gelang bahu

Dibentuk oleh =

a. Clavicula

b. Scapula

A. Clavicula

Merupakan os longum yang membentuk bagian ventral cingulum membri superioris.

Page 3: Osteology Extremitas

Berfungsi sebagai penyanggah pada waktu lengan atas bergerak abduksi, menyalurkan gaya dari

lengan atas ke skeleton axiale, dan merupakan tempat perlekatan musculi.

tulang ini akan bersendian dengan sternum dan cartilage costalis I di medial, dan dengan

acromion di sebelah lateral.

Clavicula dibagi menjadi 2 ekstremitas (ekstremitas acromialis & ekstremitas sternalis) , 2 facies

(facies cranial & facies cauda), & 2 margo ( margo ventra/ & margo dorsal)

1) Ektremitas acromialis

Terdapat facies cranialis sebagai perlekatan = m. deltoideus & m. trapezius

Sedangkan facies caudal pada margo dorsalis terdapat tonjolan (tuberculum

conoideum/tuberositas coracoidea sebagai tempat perlekatan ligamentum conoideum.

Pada facies inferior ini terdapat dataran oval kecil untuk berartikulasi dengan acromion

scapulae.

Pada 1/3 medial dari margo ventralis untuk perlekatan m.pectoralis major. Sedangkan pada

bagian medial dari facies superior terdapat perlekatan m.sternocleidomastoideus.

2) Ekstremitas sternalis

Pada ujung ekstremitas ini terdapat facies articularis untuk bersendi dengan mannubrium

sterni. Bagian inferior facies articularis ini berbentuk daerah oval kecil untuk bersendi

dengan cartilage costalis pertama.

Page 4: Osteology Extremitas

B. Scapula

Merupakan os planum berbentuk segitiga membentuk bagian dorsal dari cingulum membri

superioris. Terletak pada dinding posterior thorax diantara costae II-VII. Tulang ini mempunyai 2

permukaan, yaitu:

1) Facies costalis/ anterior/ventralis

2) Facies dorsalis

1. Facies costalis= terdapat dataran yaitu fossa subscapularis. 2/3 medialnya untuk

perlekatan m.subscapularis

Page 5: Osteology Extremitas

2. Facies dorsalis= dibagi 2 oleh spina scapulae menjadi fossa supraspinata (atas)

merupakan daerah concave halus untuk perlekatan m.supraspinata & fossa infraspinata

(bawah) untuk perlekatan m.infraspinatus

Acromion membentuk puncak dari bahu. Facies cranialisnya convex, untuk perlekatan

sebagian m.trapezius & di tengah-tengahnya teerdapat facies articularis yang nantinya

akan bersendi dengan ekstremitas acromialis claviculae. Apex dari acromion untuk

perlekatan ligamentum coracoacromiale

Terdapat 3 margo , yaitu:

1) Margo superior terdapat bangunan incisura scapulae, dilalui n.suprascapularis

2) Margo lateralis ( axillaris) terdapat tuberositas infraglenoidalis sebagai origo dari caput

longum m.triceps brachii. 1/3 bagian caudal untuk perlekatan m.teres major dan

m.subscapularis

3) Margo medialis (vertebralis)

Tempat perlekatan m.serratus anterior, m.supraspinatus, m.infraspinatus, m.levator

scapulae, m.rhomboideus major, m.rhomboideus minor

Terdapat 3 angulus, yaitu:

1) Angulus superior (medialis) tempat perlekatan beberapa serabut m.levator scapulae

2) Angulus lateralis tempat perlekatan m.latissmus dorsi & m.teres minor selain itu juga

terdapat cavitas glenoidalis yang akan bersendi dengan humeri. Pinggir cavitas ini

dilengkapi cincin jaringan fibrocartilaginosa “labrum glenoidale” untuk memperluas &

memperdalam cavitas. Pada apexnya terdapat tuberositas supraglenoidalis yang dilekati

caput longum m.biceps brachii.

3) Angulus inferior mudah di palapasi sehingga dapat digunakan sebagai petunjuk posisi

costae VII & processus spinosus vertebrae thoracicae 7

Page 6: Osteology Extremitas
Page 7: Osteology Extremitas

extremitas superior liberae

Dibagi menjadi 3 bagian=

1) Regio brachium rangka brachii

2) Regio antebrachium rangka antebrachii

3) Regio manusrangka mani

a. Rangka brachii

Terdiri= 1 tulang os humerus. akan bersendi dengan scapula pada articulation humeri serta pada

radius dan ulna pada articulation cubiti

o Os hmerus

Merupakan os longum, yang dapat dibedakan ke dalam caput, corpus, dan condylus. Atau

dapat juga di bedakan menjadi epiphysis proximalis, diaphysis, dan epiphysis distalis.

1) Caput humeri bersendi dengan cavitas glenoidalis. Terdapat bangunan:

Collum anatomicum Memisahkan collum dengan tuberculi

Tuberculum major tempat perlekatan m.supraspinatus, m.infraspinatus, m.teres

minor

Tuberculum minor tempat perlekatan insertion tendo m.subscapularis

Sulcus intertubercularis memisahkan tuberculus minor dan tuberculus major, akan

dilalui tendo caput longum m.biceps brachii dan cabang a.circumflexa humeri

anterior/.

Collum chirurgicum tempat pertemuan antara caput dan corpus humeri # pada

tempat ini sering terjadi fraktur

Crista tuberculi majoris merupakan lanjutan dari tuberculum majus kea rah distal

untuk perlekatan tendo m.pectoralis major

Crista tuberculi minoris merupakan lanjutan dari tuberculum minus kea rah distal,

untuk perlekatan tendo m.latissimus dorsi

2) Corpus humeri

Page 8: Osteology Extremitas

Mempunyai 2 margines & 3 facies

Margo lateralis

Margo medialis

Facies anterior lateralis

Facies anterior medialis

Facies posterior

3) Condylus humeri

Bagian distal tulang ini berupa facies articularis lebar yang terbagi oleh sebuah crista

kecil menjadi 2

b. Rangka antebrachium

c. Rangka mani

extremitas superior liberae

Dibagi menjadi 3 bagian=

1) Regio brachium rangka brachii

2) Regio antebrachium rangka antebrachii

3) Regio manusrangka mani

a. Rangka brachii

Terdiri= 1 tulang os humerus. akan bersendi dengan scapula pada articulation humeri serta pada

radius dan ulna pada articulation cubiti

o Os hmerus

Merupakan os longum, yang dapat dibedakan ke dalam caput, corpus, dan condylus. Atau

dapat juga di bedakan menjadi epiphysis proximalis, diaphysis, dan epiphysis distalis.

1) Caput humeri bersendi dengan cavitas glenoidalis. Terdapat bangunan:

Page 9: Osteology Extremitas

Collum anatomicum Memisahkan collum dengan tuberculi

Tuberculum major tempat perlekatan m.supraspinatus, m.infraspinatus, m.teres

minor

Tuberculum minor tempat perlekatan insertion tendo m.subscapularis

Sulcus intertubercularis memisahkan tuberculus minor dan tuberculus major, akan

dilalui tendo caput longum m.biceps brachii dan cabang a.circumflexa humeri

anterior/.

Collum chirurgicum tempat pertemuan antara caput dan corpus humeri # pada

tempat ini sering terjadi fraktur

Crista tuberculi majoris merupakan lanjutan dari tuberculum majus kea rah distal

untuk perlekatan tendo m.pectoralis major

Crista tuberculi minoris merupakan lanjutan dari tuberculum minus kea rah distal,

untuk perlekatan tendo m.latissimus dorsi

2) Corpus humeri

Mempunyai 2 margines & 3 facies

Margo lateralis

Margo medialis

Facies anterior lateralis

Facies anterior medialis

Facies posterior

3) Condylus humeri

Bagian distal tulang ini berupa facies articularis lebar yang terbagi oleh sebuah crista

kecil menjadi 2, yaitu

Capitulum humeri

Trochlea humeri bagian proximalnya terdapat fossa coronoidea sebagai tempat

processus coronoideus ulnae selama antebrachium dalam posisi flexi. Bagian dorsal

trochlea terdapat fossa olecrani yang akan ditempati oleh olecranon ketika

antebrachium dalam posisi ekstensi. Antara fossa olecrani dan trochlea dibatasi

lamina tulang tipis yang terkadang berlubang menghasilkan foramen

supratrochleare

Terdapat 2 penonjolan tulang:

Epycondilus lateralis

Epycondilus medialis --. Terdapat sulcus nervi ulnaris yang dilalui oleh n.ulnaris

b. Rangka antebrachium

Page 10: Osteology Extremitas

a. Ulna

Merupakan os longum . ujung atasnya bersendi dengan humerus pada articulation cubiti

dan dengan caput radii pada articulatio radioulnaris proximal. Ujung distalnya bersendi

dengan radius pada atericulatio radioulnaris distalis. Dibedakan mejadi epiphysis proximalis,

corpus, epiphysis distalis

1) Epiphysis proximalis, terdapat bangunan penting:

Olecranon

Processus coronoideus

Incisura trochlearis

Incisura radialis

2) Corpus ulnae, terdapat 3 margines & 3 facies

Margo anterior

Margo posterior

Margo interosseua

Facies anterior

Facies posterior

3) Epiphysis distalis, terdapat banguna processus styloideus

b. radius

c. Rangka mani

Page 11: Osteology Extremitas

Ossa membri inferioris

Tersusun atas 2 kelompok tulang =

1) Cingulum membri inferioris

Page 12: Osteology Extremitas

2) Extremitas inferior liberae

1. Cingulum membri inferioris

Tersusun oleh pelvis, yang dibentuk oleh os sacrum dan os coxae.

Pelvis terbagi menjadi 2, yaitu:

a. Pelvis major pintu masuk ke dalam pelvis minor disebut aperture pelvis superior (aditus

pelvis)

b. Pelvis minor pintu keluar ke caudal disebut aperture pelvis inferior (exitus pelvis)

Batas antara pelvis major et minor adalah linea terminalis (linea innominata).

Sudut yang dibentuk symphysis osseum pubis pada laki-laki disebut angulus pubis sedangkan

pada wanita disebut arcus pubis.

Perbedaan pelvis antara laki & perempuan

No Per

bed

aan

Laki

-

laki

Per

em

pua

n

1 Din

din

g

pel

vis

Ver

tica

l

Lebi

h

leb

ar

&

pipi

h

2 Adit

us

pel

vis

Ga

mb

ara

n

jant

ung

Lebi

h

oval

Page 13: Osteology Extremitas

3 Arc

us

pub

is

Ang

ulus

pub

is

(50-

80)0

Arc

us

pub

is

(>1

00)0

4 Inci

sur

a

isch

iadi

ca

maj

or

Leb

ih

keci

l

Lebi

h

bes

ar

5 Spi

na

isch

iadi

ca

Leb

ih

lanc

ip &

me

non

jol

pen

dek

6 Jara

k

tub

er

isch

iadi

cu

m

dex

ter

et

sini

Leb

ih

pen

dek

Lebi

h

pan

jan

g

Page 14: Osteology Extremitas

ster

Ukuran-ukuran panggul :

a. Ukuran bagian luar

1. Distantia spinarum

2. Distantia cristanum

3. Conjugate diagonalis

b. Ukuran bagian dalam :

1. Aditus pelvis

a. Conjugate vera anatomica

b. Conjugate vera obstetrica

c. Diameter transvera

d. Diameter olique

2. Exitus pelvis

a. Diameter recta

b. Diameter transversa

Macam-macam bentuk panggul :

o Gynecoid (wanita)

o Android (laki-laki)

o Anthropoid (kera)

o Pletipelloid (pipih)

Struktur anatomis cingulum membri inferioris dibentuk oleh tulang pelvis yang terdiri dari

sepasang os coxae & 1 os sacrum. Os coxae termasuk extremitas inferior, sedangkan os sacrum

termasuk pembentuk columna vertebralis.

Os coxae terdiri atas os pubis, os ischii, & os ilii. Ketiganya bersatu di acetabulum

Acetabulum dengan caput femoris membentuk articulatio coxae, tipe amphiarthrosis

Cara menetukan arah os coxae :

Page 15: Osteology Extremitas

a. Acetabulum selalu terletak dilateral

b. Os pubis selalu terletak di anterior

c. Foramen obturatum selalu terletak di inferior

Os coxae

Foramen obturatum : dilalui a/v obturatoria & n.obturatorius

Fossa iliaca :

Crista iliaca

Facies auricularis osis ilii

SIAS

SIAI

SIPS

SIPI

Spina ischiadica

Eminentia iliopubica

Pecten ossis pubis

Facies symphysialis

Tuber ischiadicum

Fossa acetabuli

Facies lunata

Incisura acetabuli

Limbus acetabuli

Linea terminalis

Page 16: Osteology Extremitas

2). Extremitas inferior liberae/ pars libera membri inferior

Terdiri atas regio femur, regio patella, regio cruris, dan regio pedis

a. Regio femur

Merupakan os longum, terbagi menjadi epiphysis proximalis, diaphysis, & epiphysis distalis

1). Epiphysis proximalis

* caput ossis femoris

* fovea capitis femoris

* collum ossis femoris

* trochanter major

* trochanter minor

* linea intertrochanterica

* crista intertrochanterica

* tuberculum quadratum

* fossa trochanterica

2). Diaphysis

* linea aspera

*tuberositas glutea

*linea pectinea

* facies poplitea/ planum popliteum

3). Epiphysis distalis

* condylus medialis et lateralis

* fossa intercondylaris

* facies patellaris ossis femur

Page 17: Osteology Extremitas

* articulatio genu

Menentukan arah femur :

- Caput ossis femoris selalu terletak di sebelah medial

- Linea intertrochanterica & facies patellaris selalu terletak di anterior

- Facies poplitea & condylus medialis et lateralis terletak di posterior

b. Regio patella

Merupakan os sesamoidea. Berbentuk segitiga dengan basis terletak di sebelah proximal dan

apex terletak di sebelah distal, bagian ventral lebih convex/ cembung. Os patella dibungkus oleh

tendo m.quadriceps femoris.

Os patella berhubungan dengan :

- Tuberositas tibiae melalui ligamentum patella

- Permukaan posteriornya berhubungan dengan facies articularis patellaris ossis

femoris

- Di sebelah dorsal terdapat facies articularis lateralis et medialis

c. Regio cruris

Terdiri atas os tibia & os fibula, keduanya termasuk os longum

1). Os tibia

Cara menentukan arah tulang :

- os tibia terletak lebih medial daripada os fibula

- tuberositas tibiae terletak di anterior & malleolus medialis ossis tibiae terletak di medial

- incisura fibulris ossis tibiae terletak di lateral.

Bagian-bagian os tibia

a. Epiphysis proximalis

a.i. Condylus medialis et lateralis

a.ii. Eminentia intercondylaris

a.iii. Facies articularis fibularis ossis tibiae

Page 18: Osteology Extremitas

b. Diaphysis

- Tuberosistas tibiae

- Linea musculi solei

- Crista interossea

c. Epiphysis distalis

- Malleolus medialis

- Sulcus malleolaris

- Facies articularis inferior ossis tibiae

- Incisura fibularis ossis tibiae

2). Os fibula

Menentukan letaknya :

- Facies articularis capitis fibulae terletak di medial untuk dapat bersendi

dengan os tibiae

- Malleolus lateralis terletak di lateral

Bangunan pentingnya :

- Caput fibulae

- Apex capitis fibulae

- Facies articularis capitis fibulae

- Crista interossea

- Malleolus lateralis

- Facies articularis malleoli lateralis

- Fossa malleoli lateralis

- Sulcus malleolaris

d. Regio pedis

Terdiri dari :

Ossa tarsalia os, talus, os calcaneus, os naviculare, os cuneiforme I,II,III.

Ossa metatarsalia ( dari medial ke lateral) hallux, secundus, tertius, qurtus, minimus. Masing-

masing memiliki bagian –bagian caput, corpus & basis. Pada metatarsals V terdapat tempat

perlekatan m.peroneus brevis

Ossa digitorum pes phalanx proximal, phalanx media, phalanx distal

Pada phalanx halux terdapat sepasang tulang kecil di sekitarnya yang merupakan ossa

sesamoidea

Page 19: Osteology Extremitas

Linea amputation copart = articulatio trasitransversa antara os talus drngan os naviculare & antara

os calcaneus dengan os cuboideum

Linea amputation lisfranc = articulatio arsometatarsales antara os cuneiforme dengan os

metatarsals & antara os cuboideum dengan os metatarsals

Page 20: Osteology Extremitas

Osteoporosis adalah penyakit tulang sistemik yang ditandai oleh penurunan densitas massa tulang dan

perburukan mikroarsitektur tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Pada tahun 2001,

National Institute of Health (NIH) mengajukan definisi baru osteoporosis sebagai penyakit tulang

sistemik ysng ditandai oleh compromised bone strength sehingga tulang mudah patah. (IPD).

Semakin banyaknya usia lanjut di Indonesia, yang diperkirakan mencapai sekitan 16 juta pada abad

ke-21, membuat penderita osteoporosis betambah banyak. Prevalensi osteoporosis di Indonesia lebih

tinggi dibandingkan dengan Belanda.

Penyebab:

Pada dasarnya, osteoporosis terjadi karena ketidakseimbangan proses oteoblastik dengan proses

oteoklastik. Dengan kata lain, aktivitas osteoklas lebih tinggi daripada osteoblas.

Menopaouse. Sebagian besar penderita osteoporosis pada usia lanjut adalah perempuan

pascamenopause. Bebrapa factor yang memudahkan terjadinya osteoporosis pada perempuan

pascamenopuse antara lain penurunan kadar estrogen ds

Page 21: Osteology Extremitas

endospora berfungsi sebagai struktur pelindung untuk kelangsungan hidup organisme

Tidak memiliki peran dalam reproduksi

Page 22: Osteology Extremitas

Penghalang berkembang sebagai mantel spora yang dibentuk untuk melindungi DNA sel dan protein

penting dari kondisi lingkungan yang merugikan (pemanasan yang berlebihan, pengeringan, radiasi,

kandungan gizi yang rendah, dll)

Beberapa endospora yang terlihat dalam sel vegetatif;

Lain muncul di luar sel vegetatif bila konten selular yang mengelilingi suatu hancur endospora (lisis).

Para endospora terletak di luar sel disebut spora bebas

PEWARNAAN

Sebuah endospora secara struktural dan kimiawi lebih kompleks daripada sel vegetatif itu berasal dari

Sebagian besar sel vegetatif yang stainable dengan standar solusi pewarna cair, namun endospora

memiliki penghalang permeabilitas yang mencegah pewarna masuk kecuali penghalang ini dihancurkan

oleh

panas, bahan kimia (asam), sinar ultraviolet, atau pecah mekanis

menggunakan metoda:

Schaeffer-Fulton

Dorner

DORNER METHODECarbolfuchsin stain

Decolorizing pelarut (asam-alkohol)

Page 23: Osteology Extremitas

Counterstain (Nigrosin solusi)

Sel vegetatif tidak berwarna, endospora berwarna merah, dan latar belakang hitam.

Schaeffer-Fulton

Malachite green stain

decolorizing agen

air ledeng

safranin counterstain

Udara kering dan panas memperbaiki organisme pada slide kaca dan tutup dengan selembar kertas

blotting atau toweling dipotong agar sesuai slide.

Lengkapilah kertas blotting dengan larutan malachite noda hijau dan kukus selama 5 menit, menjaga

kelembaban kertas dan menambahkan lebih pewarna sesuai kebutuhan. Atau, slide dapat dikukus

selama wadah air mendidih.

Cuci slide dalam air keran.

Counterstain dengan safranin selama 30 detik. Cuci dengan air keran, menghapuskan kering.

Periksa geser di bawah lensa minyak imersi (1.000 X) untuk kehadiran endospora. Endospora adalah sel

vegetatif hijau dan terang berwarna merah kecoklatan menjadi merah muda.

Page 24: Osteology Extremitas

Neisser staining

Pewarnaan menurut Neisser adalah tes untuk kehadiran polifosfat disimpan dalam sel (= bahan

penyimpanan). Metode ini adalah bantuan yang sangat diperlukan untuk identifikasi strain tertentu dari

bakteri berfilamen. Selanjutnya, metode pewarnaan dapat membuat Bio-P bakteri, bertanggung jawab

untuk menghilangkan fosfat biologis, terlihat.

diperlukan solusi

Solusi 1:

Bagian A: 0,1 g Metilen Biru, 5 mL Etanol 95%, 100 mL air suling.

Bagian B: Crystal Violet (10% b / v Ethanol 95%) 3,3 mL, 6,7 mL Etanol 95%, 100 mL air suling

Campur 2 bagian volume Bagian A dan 1 bagian Volume Bagian B: Siapkan bulanan segar

Solusi 2:

Bismark Brown (1% b / v berair) 33,3 Ml

Air mL 66,7 Distilasi

Page 25: Osteology Extremitas

Pewarnaan Prosedur

Siapkan smear tipis pada slide mikroskop dan menyeluruh udara kering. Jangan memanaskan

memperbaiki.

Stain 30 detik dengan Solusi 1;, bilas 10 detik dengan air

Stain 1 menit dengan Solusi 2, bilas dengan air; blot kering

Periksa di bawah minyak imersi pada perbesaran 1000x dengan pencahayaan langsung (Brightfield) tidak

fase kontras. Biru-violet positif (baik seluruh sel atau butiran intraseluler, kuning-coklat adalah negatif