Organisasi_Proyek_Konstruksi

download Organisasi_Proyek_Konstruksi

of 17

Transcript of Organisasi_Proyek_Konstruksi

  • 7/28/2019 Organisasi_Proyek_Konstruksi

    1/17

    1

    ORGANISASI PROYEK KONSTRUKSI

    A. PENDAHULUAN

    Secara umum perkembangan sektor konstruksi melaju dengan pesat. Jumlah

    kegiatan dalam proyek konstruksi semakin banyak dimana laju

    perkembangannya mengikuti perkembangan dana yang semakin meningkat

    dengan kendala waktu yang semakin singkat. Hal ini mengakibatkan banyak

    perubahan-perubahan dalam penyelenggaraan kegiatan proyek misalnya dalamperubahan teknologi pelaksanaannya, dalam pengadaan sumber daya proyek,

    misal pendanaan yang biasanya cukup diadakan oleh pihak-pihak utama yakni

    owner, konsultan perencana dan kontraktor seringkali tidak dapat sepenuhnva

    dipenuhi. Misalnya pengadaan dana yang biasanya diadakan oleh owner, akibat

    kebutuhan dana yang besar dilibatkan pihak-pihak seperti investor dan beberapa

    institusi keuangan untuk membantu owner dalam menyediakan dana, demikian

    juga tuntutan akan mutu pekerjaan proyek hares tetap dipertahankan. Akibatnva

    pihak-pihak terlibat akan lebih menkhususkan pada keahlian tertentu sehingga

    timbul pihak-pihak yang sudah spesialis. Contohnya akhir-akhir ini berkembang

    kontraktor-kontraktor spesialis untuk pekerjaan tertentu. Konsultan juga

    berkembang tidak hanya sebagai perencana tetapi timbul konsultan pengawas

    (supervisi), QS (Quantity Surveyor), dan Manajemen Konstruksi (CM).

    Untuk mencapai tujuan/ sasaran yang diinginkan perlu adanya kerja sama yang

    harmonis, kejelasan wewenang, tanggung jawab secara vertikal maupun

    horisontal bagi pihak-pihak yang terlibat dalam rangkaian kegiatan proyek

    konstruksi,mengikuti pola kerja tertentu, sehingga dibutuhkan tempat atau wadah

    kerja sama yang disebut organisasi

  • 7/28/2019 Organisasi_Proyek_Konstruksi

    2/17

    2

    B. ORGANISASI

    Bentuk organisasi akan terlihat dalam struktur organisasi. Secara fisik struktur

    organisasi dapat dinyatakan dalam bentuk gambaran grafik (bagan) yang

    memperlihatkan hubungan unit-unit organisasi dan garis wewenang yang ada,

    bagan ini merupakan suatu hasil keputusan tentang struktur organisasi yang

    bersangkutan yang sesuai dengan hubungan fungsi-fungsi dan hubungan-

    hubungan kontraktual, dll yang menyatakan keseluruhan kegiatan untuk

    mencapai suatu sasaran.

    Bagan biasanya disusun secara piramida, di bagian atas menyempit sedangkan

    bagian bawah melebar. Bagan tersebut memperlihatkan tingkatan-tingkatan

    yang ada dalam organisasi dan pendelegasian wewenang digambarkan dengan

    garis lurus dan koordinasi pekerjaan digambarkan dengan garis putus-putus.

    Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari penggunaan bagan organisasi,

    adalah:

    1. Bagan organisasi dapat memperlihatkan karakteristik utama dari

    organisasi yang bersangkutan.

    2. Bagan organisasi dapat memperlihatkan gambaran pekerjaan dan

    hubungan-hubungan yang ada dalam organisasi.3. Bagan organisasi dapat digunakan untuk merumuskan rencana kerja

    yang ideal sebagai pedoman untuk dapat mengetahui siapa bawahan dan

    siapa atasan.

    C. PEMBENTUKAN ORGANISASI PROYEK

    Organisasi proyek perlu dibentuk misalnya oleh pemilik (owner), konsultan atau

    kontraktor. Pada umumnya owner menentukan dalam menyusun serangkaiankebijaksanaan dan memilih bentuk organisasi provek yang tepat untuk

    mengelola proyek. Hal yang perlu diidentifikasikan saat pembentukan organisasi

    proyek .

    Tahapan proyek yang diberlakukan pada organisasi atau proyek

    Penetapan pihak- pihak yang terlibat secara fungsional dalam organisasi

    proyek, yaitu bagaimana hubungan antar pihak-pihak yang terlibat dan

    kapan (bilamana) keterlibatan pihak-pihak tersebut

    Disamping penetapan organisasi proyek, manajemen puncak juga akan

  • 7/28/2019 Organisasi_Proyek_Konstruksi

    3/17

    3

    mempengaruhibentuk organisasi manajemen proyek yang digunakan.

    Hubungan antara satu pihak dengan pihak yang lain dalam satu bagan

    organisasi dapat terdiri dari 2 hubungan kerja yaitu :

    1. Hubungan Fungsional

    Hubungan fungsional adalah hubungan sesuai fungsi masing-masing pihak

    yang terlibat dalam proyek, seperti hubungan antara konsultan perencana

    dan kontraktor. Misalnya ada tahap disain dimana konsultan perencana

    berfungsi sebagai perencana, kontraktor belum berfungsi. Demikian pula

    sebaliknya pada saat kontraktor berfungsi sebagai pelaksana konstruksi

    konsultan perencana sudah tidak berfungsi. Bila pada saat pelaksanaan

    konstruksi terdapat masalah yang berkaitan dengan perencanaan,

    penyelesaian masalah tergantung hubungan kerjasama (kontrak) antara

    pemilik dengan konsultan perencana dan kontraktor.

    2. Hubungan Kontrak

    Hubungan kerjasama (kontrak) adalah hubungan berdasarkan kontrak antara

    2 pihak atau lebih yang terlibat kerjasama.

    Kontrak merupakan kesepakatan (perjanjian) secara sukarela antara 2 pihakyang mempunyai kekuatan hukum. Kesepakatan ini dicapai setelah satu

    pihak penerima penawaran yang diajukan oleh pihak lain untuk melakukan

    sesuatu sebagaimana yang tercantum dalam penawaran.

    D. MACAM STRUKTUR ORGANISASI PROYEK

    Secara garis besar terdapat 2 macam bentuk organisasi pada proyek konstruksi,

    .yaitu :I. Berdasarkan hubungan kontrak / perjanjian kerjasamanya

    Struktur organisasi berdasarkan hubungan kontrak/ perjanjian kerjasamanya

    mengatur hubungan pihak-pihak yang terlibat dalam proyek misalnya

    hubungan antara owner, konsultan, dan kontraktor. Karena organisasi

    semacam ini mengatur hubungan antar pihak atau ekstemal pihak-pihak

    maka sering disebut pula sebagai organisasi ekstemal.

  • 7/28/2019 Organisasi_Proyek_Konstruksi

    4/17

    4

    1. Organisasi Tradisional

    Organisasi tradisional banyak/ biasa digunakan path proyek konstruksi

    dengan kondisi biasa,/ umum. Ide pembentukannya didasarkan pada

    pendekatan pembentukan organisasi terpisah (separation organkadon).

    Bentuk organisasi ini terdiri dari 3 pihak, yaitu : pemilik proyek .yang

    bertindak sebagai manajemen proyek konstruksi, konsultan disain

    sebagai perancang konstruksi dan di beberapa proyek juga terdapat

    konsultan pengawas sebagai pengawas pelaksanaan konstruksi dan

    kontraktor sebagai pelaksana konstruksi. Tahap proyek dipisah antara

    tahap disain dan tahap pelaksanaan kontruksi dan tahapan tersebut

    berlangsung secara berurutan (sequential). Hubungan kerjasama yang

    ada terdiri dan hubungan antara pemilik dengan konsultan dan pemilik

    dengan kontraktor. Bila konsultan bertindak sebagai pengawas, tanggung

    jawabnya hanya sebatas mengawasi agar sesuai dengan yang telah

    didisain tanpa memiliki wewenang merubah disain (harus ada persetujuan

    pemilik proyek).

    Pada organisasi tradisional, dikenal adanya kontraktor utama. Pekerjaan

    konstruksi yang tidak dikcrjakan kontraktor utama disubkonkan kepadasub kontraktor atau kontraktor spesialis, dengan alasan bahwa sub

    kontraktor dapat melakukan pekerjaan spesialis tersebut dengan lebih

    cepat, biaya yang lebih murah dan mutu yang lebih balk jika dibandingkan

    dengan kontraktor utama. Hal ini disebabkan karena jenis kegiatan

    tersebut tidak biasa dilakukan oleh kontraktor utama (kontraktor utama

    tidak berpengalaman), kontraktor utama tidak memiliki sumber daya, baik

    tenaga kerja maupun peralatan.

  • 7/28/2019 Organisasi_Proyek_Konstruksi

    5/17

    5

    Organisasi Tradisional

    Skema Hubungan Bentuk Organisasi

    Hubungan Kontraktual

    Hubungan Fungsional

    2. Organisasi Swakelola (Own er-Buld er )

    Bentuk organisasi swakelola mirip dengan organisasi tradisional, hanya saja

    unit organisasi pemberi tugas (pemilik) konsultan dan kontraktor merupakan

    bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan organisasi pemilik proyek

    meskipun proyek telah selesai. Hal tersebut sekaligus menjelaskan bahwa

    ide pembentukan organisasi semacam ini didasarkan pada organisasi

    terpadu (integration of organisation). Dalam bentuk organisasi swakelola,

    tenaga kerja dan pengadaan bahan serta peralatan dapat dikontrakkankepada pemasok (supplier). Untuk proyek-proyek pemerintah bentuk

    organisasi swakelola hanya dilakukan untuk proyek kecil atau proyek darurat

    (misalnya proyek penanggulangan bencana alam).

    Tidak seperti organisasi tradisional, pelaksanaan tahapan kegiatan proyek

    pada organisasi semcam ini dapat dilakukan secara overlapping karena

    pemilik proyek berfungsi sekaligus sebagai konsultan dan kontraktor.

    Pemilik

    Konsultan Kontraktor

    Pemilik

    Konsultan KontraktorUtama

    SubKontraktor

    Kerja dengankemampuan

    sendiri

  • 7/28/2019 Organisasi_Proyek_Konstruksi

    6/17

    6

    Ciri-ciri organisasi semacam ini

    Pemilik proyck bertanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan

    proyek (bertindak juga sebagai konsultan perencana dan kontraktor)

    (owner reiponsibk for design and construction ). Pekerjaan dapat

    dilaksanakan dengan kemampuan sendiri secara fakultatif atau

    dilaksanakan kontrak*_or/ subkontraktor ( optional own forces uvrk

    contractor and subcontractors )

    Jenis kontrak yang diterapkan biasanya : hacaga tetap, haraga catuan,

    atau kontrak konstruksi yang dinegosiasikan. Uxedprice, unit price, or

    negotiated construction contracts).

    Organisasi Swakelola

    Skema Hubungan Bentuk Organisasi

    3. Organisasi Manajemen Konstruksi (Professional Construct ion

    Management)

    Perkembangan proyek konstruksi dengan dana yang semakin besar

    menyebabkan kegiatan didalam provek menjadi semakin banyak. Hal ini

    mengakibatkan pihak-pihak yang terlibat di dalam provek menjadi semakin

    banyak pula . Misalnya dengan semakin banyaknya kegiatan proyek maka

    dibutuhkan semakin banyak kontraktor spesialis. Oleh sebab itu owner tidak

    cukup mampu unruk mengelola proyeknya sendirian sehingga membutuhkan

    Pemilik

    Konsultan Kontraktor

    Pemilik

    DivisiPerencana

    DivisiPelaksana

    KontraktorSub

    Kontraktor

    Kerja dengankemampuansendiri

  • 7/28/2019 Organisasi_Proyek_Konstruksi

    7/17

    7

    pihak lain yang membantu dalam menggelola proyek yang disebut dengan

    pihak manajemen konstruksi.

    Organisasi manajeman konstruksi berkaitan dengan tim manajemen proyek

    terdiri dan manajer proyek (professional construction manajemen ) dan pihak-

    pihak lain (kontraktor, konsultan disain, dan sebagainya ), yang mempunyai

    tugas mengelola proyek secara terpadu dari perencanaan proyek (project

    planning), disain, dan pelaksanaan konstruksi. Hubungan kontrak antara

    pihak yang terlibat dalam tim manajemen provek bertujuan meminimalkan

    hubungan timbal balik di dalam tim manajemen proyek.

    Pelaksanaan tahapan pada organisasi semacam ini memungkinkan

    dilaksanakan secara overlappingkarena pelaksanaan proyek seperti desain

    dan pelaksanaan konstruksinva sudah terpadu di bawah koordinasi

    manajemen konsruksi. Dengan keterlibatan beberapa kontraktor spesialis,

    pihak manajemen konstruksi mengkoordinasikan agar desain pekerjaan yang

    satu dapat langsung dikerjakan oleh kontraktor spesialis yang satu tanpa

    menunggu keseluruhan desain selesai. Pelaksanaan semacam ini melakukan

    satu kali pengadaan konsultan dan beberapa kali pengadaan kontraktor

    spesialis. Cara pengadaan konsultan dan kontraktor semacam ini disebutdengan pendekatan paket pekerjaan.

    Manajemen konstruksi merupakan suatu perusahaan atau organisasi khusus

    yang melaksanakan praktek manajemen konstruksi, yaitu :

    1. Bekerja bersama-sama pemilik proyek dan konsultan disain mulai awal

    provek dan membuat rekomendasi penyempurnaan disain (agar benar-

    benar memenenuhi kebutuhan/ mutu pemilik), pemilikan teknologi dan

    metoda konstruksi, membuat jadwal konstruksi dan studi ekonomipelaksanaan dan seterusnya ).

    2. Mengusulkan alternatif disain dan metoda pelaksanaan konstruksi yang

    tepat dan membuat analisa dampak altenatif tersebut terhadap biaya

    dan jadwal konstruksi.

    3. Memantau perkembangan proyek sedemikian rupa sehingga tidak

    melampui target yang telah ditetapkan pemilik proyek .

    4. Koordinasi pengadaan peralatan dan bahan dan seluruh kegiatan

    kontraktor. Koordinasi hal-hal yang berkaitan dengan pembayaran

  • 7/28/2019 Organisasi_Proyek_Konstruksi

    8/17

    8

    angsuran, perubahan, tuntutan (datms) dan pemeriksaan agar sesuai

    dengan persyaratan disain.

    5. Melaksanakan dukungan/ pelayanan yang berkaitan dengan proyek dan

    dibutuhkan pemilik proyek. Misalnya koordinasi permohonan izin-izin

    seperti IMB.

    Ciri-ciri organisasi semacam ini :

    Manager konstruksi umumnya bertindak sebagai wakil dari pemilik.

    (constructon manager usually acting as agent for owner).

    Tim meliputi kelompok yang terdiri dari pemilik dan manajer konstruksi,

    perencana dan kontraktor.

    Organisasi Manajemen Konstruksi

    Skema Hubungan Bentuk Organisasi

    Hub KontraktualHub. Fungsional

    4. Organisasi Turnkey

    Pada proyek-proyek tertentu pemilik proyek memiliki keterbatasan

    kemampuan teknis dan biaya untuk merealisasikan suatu proyek, dan untuk

    Pemilik

    Konsultan Kontraktor

    Pemilik

    Konsultan ManajemenKonstruksi

    Konsultan Kontraktor

    Manajemen Konstruksi

  • 7/28/2019 Organisasi_Proyek_Konstruksi

    9/17

    9

    mengatasi masalah tersebut pemilik proyek menyerahkan tanggung jawab

    disain dan pelaksanaan konstruksi (termasuk pembiayaan) pada suatu

    organisasi (investor, kontraktor); pengaturan seperti hal tersebut dinamakan

    proyek atau organisasi turnkey. Ide dasar pembentukan organisasi turnkey

    didasarkan pada organisasi terpadu (integration of organization) yang

    menyerahkan semua kegiatan (disain dan pelaksanaan konstruksi) pada satu

    pihak. Di Indonesia telah lama dilakukan proyek secara turnkey seperti

    proyek-proyek industri dan jalan tol.

    Pada organisasi semacam ini perencanaan menjadi tanggung jawab

    kontraktor sesuai kontrak antara kontraktor dengan pemilik, dalam hal ini

    kontraktor menjadi konsultan perencana.

    Tidak seperti proyek konstruksi tradisional, pelaksanaan tahapan proyek

    pada organisasi semacam ini memungkinkan dilaksanakan secara

    overlapping karena tanggung jawab desain dan pelaksanaan konstruksi

    sudah pada satu pihak. Ketika tahap pengadaan konsultan dan kontraktor,

    pengadaannya cukup dllakukaan satu kali yaitu sebelum tahap perencanaan/

    desain dimulai. Pendekatan desain dan pelaksanaan konstruksi sekaligus

    atau biasa dikenal dengan pendekatan merancang dan melaksanakan.

    Ciri-ciri organisasi semacam ini :

    Satu perusahaan yang bertanggung jawab balk untuk perencanaan

    maupun pelaksanaan konstniksi (single firm responsible for both design

    and construction ).

    Ada keterlibatan subkontraktor-subkontraktor spesialis (specialty

    subcontractors) Jenis kontrak yang diterapkan pada bentuk organisasi seperti ini adalah

    harga tetap, harga maximum bergaransi, atau kontrak konstruksi disain

    dengan biaya tambah upah tetap (fixed price, guaranteed maximum

    price, or cost plus a fee design-construction contract) .

  • 7/28/2019 Organisasi_Proyek_Konstruksi

    10/17

    10

    Organisasi Turnkey

    Skema Hubungan Bentuk Organisasi

    Hub Kontraktual

    Hub. Fungsional

    II. Berdasarkan strukturnya

    Struktur organisasi berdasarkan strukturnya mengatur hubungan antar pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan proyek konstruksi di dalam (internal) suatu

    perusahaan, sering disebut pula sebagai organisasi internal. Bentuk

    organisasi internal ini sangat bervariasi, didasarkan pada lingkup pekerjaan,

    skala pekerjaan, spesialisasi pekerjaan, juga kemudahan koordinasi, cara

    pengendalian, pendelegasian wewenang, dan lain-lain.

    1. Organisasi garis (line) / Satuan TugasDengan adanya item kegiatan proyek yang semakin bertambah dan

    beraneka ragam menyebabkan pimpinan proyek mengalami kesulitan

    dalam mengelola proyek. Untuk itu kemudian timbul ide untuk

    medelegasikan kewenangan kepada level dibawahnya yang bersifat

    mandiri (independent organization) sehingga pimpinan proyek lebih

    mudah dalam melakukan pengaturan.

    Pemilik

    Konsultan Kontraktor

    Pemilik

    Konsultan Kontraktor Utama

    Sub Kontraktor Kerja dengankemampuansendiri

    Investor/ Konsultan-

    Kontraktor

    Konsultan - Kontraktor

  • 7/28/2019 Organisasi_Proyek_Konstruksi

    11/17

    11

    Dalam organisasi ini terdapat garis wewenang yang menghubungkan

    langsung secara vertikal antara atasan dan bawahan sejak dari pimpinan

    tertinggi sampai pada jabatan terendah. Setiap kepala unit bertanggung

    jawab melaporkan kepada unit yang lebih tinggi satu tingkat diatasnya

    Kegiatan-kegiatan dilakukan oleh seluruh bagian berkaitan langsung

    dengan pencapaian tujuan organisasi. Struktur ini biasanya diterapkan

    pada organisasi yang kecil dan aktivitasnya sederhana.

    Organisasi line sering disebut juga organisasi .komando/militer/bentuk

    lurus. Tipe line ini merupakan tipe yang paling tua dan paling sederhana.

    Berbagai tipe yang lain inerupakan pengembangan lebih lanjut dari tipe

    line. Organisasi ini hanya dapat berjalan dengan baik apabila pimpinan

    mempunyai manajerial yang baik, karena semua kemajuan dan

    kemunduran tergantung di tanngan pimpinan.

    Ciri-ciri Organisasi Line

    Hubungan antara atasan dan bawahan masih bersifat langsung

    melalui satu garis wewenang

    Jumlah karyawan sedikit, sehingga dinamakan organisasi sederhana

    Pimpinan dan karyawan saling mengenal dan dapat berhubungan

    setiap hari kerja

    Pucuk pimpinan biasanya pemilik perusahaan

    Pucuk pimpinandipandang sebagai sumber kekuasaan tunggal

    Tingkat spesialisasi tidak begitu tinggi

    Tujuan organisasi sederhana

    Kelebihan Organisasi Line

    Kesatuan pimpinan terjamin sepenuhnya, karena pimpinan berada

    dalam satu tangan

    Disiplin dan militarisi pekerja umumnya tinggi

    Koordinasi relatif mudah dilaksanakan

    Proses pengambilan keputusan dan intruksi berjalan cepat dan tidak

    bertele-tale

    Garis pimpinan tegas, tidak mungkin terjadi kesimpangan karena

  • 7/28/2019 Organisasi_Proyek_Konstruksi

    12/17

    12

    pemimpin berhubungan langsung dengan karyawan

    Rasa solidaritas karyawan umumnya tinggi

    Pengendalian secara ketat pada setiap keryawan dapat dilaksanakan

    Kelemahan Organisasi Line

    Tujuan pribadi pimpinan seringkali tidak dapat dibedakan dengan

    kepentingan organisasi.

    Ada kecenderungan pimpinan untuk bertindak otoriter dan diktator

    Organisasi secara keseluruhan bergantung pada satu orang

    Adanya rangkap jabatan dalam pekerjaan sehingga tidak efesien

    Kurang tersedianya staf ahli

    Kemungkinan pekerjaan dilaksanakan kurang sempurna.

    Bakat para bawahan sulit untuk berkembang karena sukar untuk

    mengambil inisiatif sendiri.

    Timbulnya birokrasi, yaitu lambatnya jalan pekerjaan dan tanggung

    jawab karena banyaknya tangga-tangga organisasi yang harus

    dilewati.

    Tidak adanya kerja sama antara bagian-bagian yang sederajat dalam

    organisasi tersebut.

    Organisasi Garis / Satuan Tugas

    Owner

    Project Manager

    DesainManager

    Support Service ConstructionManager

  • 7/28/2019 Organisasi_Proyek_Konstruksi

    13/17

    13

    2. Organisasi Fungsional

    Organisasi fungsional yaitu organisasi yang memiliki susunan dari satuan-

    satuan yang menangani tugas-tugas spesifik sesuai dengan kebutuhan

    organisasi dan dilengkapi sub ordinal.

    Ciri-Ciri organisasi fungsional :

    Pembagian tugas dapat dibedakan secara jelas dan tegas.

    Dalam pelaksanaan kegiatan tidak banyak memerlukan koordinasi,

    karena koordinasi dilaksanakan oleh pimpinan tingkat atas.

    Pembagian unit-unit organisasi berdasarkan spesialisasi kegiatan.

    Para pembantu pimpinan atau pimpinan unit mempunyai wewenang

    memberikan perintah langsung pada unit-unit bawahan masing-

    masing.

    Pada struktur fungsional setiap bagian bertanggungjawab atas satu macam

    fungsi tertentu dan pada fungsinya itu kewenangannya menjangkau bagian-

    bagian yang ada dibawahnya menunjukkan bagian yang dimiliki sebuah

    bagian yang menjangkau bagian-bagian lain pada sebuah organisasi.

    3. Organisasi Matriks

    Akibat perkembangan proyek yang membutuhkan dana besar menyebabkan

    kegiatan proyek tersebut semakin banyak pula. Hal ini menyebabkan

    kebutuhan jumlah personil bertambah sehingga kemudian terjadi pemakaian

    bersama personil di beberapa tempat. Oleh sebab itu kemudian timbul

    organisasi matriks yang memungkinkan personil untuk bekerja dengan dua

    arah tanggung jawab secara vertikal dan horizontal sehingga menyebabkanpemakaian personil itu lebih efisien.

    Matriks adalah suatu desain struktural yang menugaskan para spesialis dari

    departemen-departemen fungsional tertentu untuk bekerja pada satu tim

    yang dipimpin oleh seorang pimpinan proyek Organisasi matriks disebut juga

    "project organization" (organisasi proyek). Karena proyek mempunyai jangka

    waktu tertentu, maka diperlukan suatu metode manajemen dan

    pengorganisasian yang tidak mengganggu struktur organisasi dan

  • 7/28/2019 Organisasi_Proyek_Konstruksi

    14/17

    14

    mempertahankan tingkat efisiensi. Dalam organisasi matriks, personalia

    fungsional yang ditugaskan dalam suatu proyek bekerja pada fungsionalnya.

    Sebagai contoh : seorang manager diberi kekuasaan dan tanggung jawab

    untuk memenuhi tujuan-proyek, seperti kualitas, masalah pembiayaan, masa

    penyelesaian, dan lain-lain. Maka manager mempunyai kewenangan untuk

    menugaskan dan menilai karyawan fungsional yang bekerja pada proyek,

    setelah proyek selesai karyawan fungsional akan kembali ke bagian-bagian

    fungsionalnya masing-masing.

    Ciri Organisasi Matriks

    Para pegawai dalam struktur organisasi matriks mempunyai 2 orangatasan yaitu departemen fungsional dan manager proyek

    Digunakan dalam skala proyek yang besar.

    Adanya saling ketergantungan di antara departemen

    Organisasi matriks merupakan gabungan organisasi fungsional dan

    organisasi satuan tugas. Kelemahan organisasi matriks adalah tidak jelas

    pertangungjawaban bawahan atas pekerjaannya karena tidak dapat

    dibedakan hal-hal yang bersifat manajerial dan fungsional. Pada gambar

    dapat dilihat contoh organisasi matriks.

    Organisasi Matriks

    OwnerCoorporate

    Accountability

    CoorporateAccountability

    Desain

    Division

    Project

    Manager

    Construction

    Division

    Desain

    ManagerContruction

    Manager

    Project Project

    Accountability

  • 7/28/2019 Organisasi_Proyek_Konstruksi

    15/17

    15

    4. Organisasi Garis dan Staf

    Seperti penjelasan pada organisasi matriks, dengan peningkatan dana

    proyek mengakibatkan kegiatan proyek semakin banyak pula. Hal ini akan

    menambah beban pekerjaan bagi para personilnya. Untuk meningkatkan

    mutu pekerjaan, personil tidak dapat bekerja sendiri seperti pada organisasi

    fungsional tetapi membutuhkan saran/ bantuan dari seorang staf sehingga

    timbullah organisasi garis dan staf.

    Pada organisasi garis dan staf terdapat dua kelompok orang-orang yang

    berpengaruh dalam menjalankan organisasi. Orang yang melaksanakan

    tugas pokok organisasi dalam rangka pencapaian tugas, yang digambarkan

    dengan garis. Orang yang melakukan tugasnya berdasarkan keahlian yang

    dimilikinya, orang ini hanya berfungsi untuk memberikan saran-saran kepada

    unit operasional.orang-orang tersebut disebut staf.

    Ciri Organisasi Garis dan Staff

    Terdapat spesialisasi yang beraneka ragam yang diperlukan secara

    maksimal.Dalam melaksanakan tugasnya, anggota garis dapat meminta

    pengarahan serta informasi dari staf.

    Pengarahan yang diberikan staf dapat dijadikan pedoman bagi pelaksana.

    Staf mempunyai pengaruh yang besar dalam pelaksanaan pekerjaan

    Organisasi Garis dan Staff

    Owner

    Desaindivision

    Project Manager ConstructionDivision

    DesainManager

    Support Service ConstructionManager

  • 7/28/2019 Organisasi_Proyek_Konstruksi

    16/17

    16

    E. KONSEP- KONSEP MANAJEMEN KONSTRUKSI

    Dalam perkembangannya proyek konstruksi memerlukan pendanaan yang

    makin besar dan demikian pula dalam pengelolaan proyek akan semakin

    kompleks. Kendala terhadap penyediaan dana, saat ini dapat diatasi oleh pemilik

    dengan beberapa konsep pendekatan dan dengan bentuk organisasi ekternal

    yang didssarkan pada penyedia dana (investor) yang sekaligus sebagai

    pelaksana jasa konstruksi yaitu :

    1. Konsep build, own, operate, transfer (BOOT) atau BOO

    Konsep semacam ini seringkali disebut sebagai konsep proyek konsesi. Pada

    konsep semacam ini terdapat invetor sebagai pemilik sementara yang

    melakukan pembangunan (build), pemiiikan (own), pengoperasian (operate)

    clan serah terima (transfer) proyek kepada pemilik tetap. Awal mula

    timbulnya konsep semacam ini karena pemilik tetap mengalami kesulitan

    mendanai proyek sehingga memberikan kewenangan kepada investor/

    pemilik sementara untuk melakukan pembangunan dan kemudian

    mengoperasiikan proyek sampai masa konsesi berakhir. Dengan demikian

    pemilik sementara/ investor bertanggung jawab mulai dari desain,pelaksanaan konstruksi sampai dengan pengoperasiannya sehingga dapat

    memperoleh keuntungan untuk pengembalian biaya investasi. Berakhirnya

    masa konsesi ditandai dengan serah terima proyek kepada pemilik tetap.

    Pada konsep BOOT studi kelayakan proyek biasa dilakukan oleh pemilik

    sementara/ investor sedangkan pada turnkeybisa dilakukan oleh owner.

    2. Konsep engineering, procurement, construction (EPC)Pada konsep semacam ini, pemilik proyek tidak menyerahkan tanggung

    jawab kegiatan desain (engineering) kepada konsultan dan tidak

    menyerahkan kegiatan pengadaan material/ peralatan (procurement) dan

    kegiatan pelaksanaan konstruksi kepada kontraktor. Pada proyek semacam

    ini pemilik proyek menyerahkan tanggung jawabnya kepada satu pihak yang

    disebut kontraktor EPC.

  • 7/28/2019 Organisasi_Proyek_Konstruksi

    17/17

    17

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Iman Soeharto, 1997, Manajemen Proyek dari Konseptual SampaiOperasional, Erlangga, Jakarta.

    2. Barrie, Paulson, Sudinarto, 1993, Profesional Contruction Management /Manajemen konstruksi profesionalo

    3. Norman Foster,1972, Construction Estmates4. R chudley,1997,Construction Teknology 35. R chudley,1997,Construction Teknology 46. Husaini Usman, 2002,Manajemen Konstruksi7. Istimawan Dipohusodo , 1996, Manajemen Proyek dan Konstruksi jilid 1

    dan jilid 2, Kanisius Jakarta8. Rochany Natawidjana,Siti Nurasiyah, Bahan Kuliah Manajemen Proyek,

    UPI, 2009.9. Wulfram L Ervianto, 2004, Teori Aplikasi Manajemen Proyek Konstruksi,

    Andi Yogyakarta10. Universitas Tarumanegara, 1998, Ilmu Manajemen Kontruksi untuk

    Perguruan Tinggi, Jakarta.